efektivitas unit pelaksanaan teknis pusat (uptp) balai
TRANSCRIPT
ii
EFEKTIVITAS UNIT PELAKSANAAN TEKNIS PUSAT (UPTP)
BALAI LATIHAN KERJA MENTERI KETENAGAKERJAAN
DALAM MENGATASI PENGANGGURAN
DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
SYAMSIR
NIM 105711115216
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
EFEKTIVITAS UNIT PELAKSANAAN TEKNIS PUSAT (UPTP)
BALAI LATIHAN KERJA MENTERI KETENAGAKERJAAN
DALAM MENGATASI PENGANGGURAN
DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
SYAMSIR
NIM 105711115216
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iv
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini ku persembahkan sebagai bentuk tanggung jawab dan
ungkapan terima kasihku kepada kedua orang tua, saudara tercinta.
Terimakasih banyak atas ketulusan, kasih sayang, nasihat, dan doa yang
senantiasa dipanjatkan kepada Allah yang mengiringi setiap langkahku
dalam meraih keberhasilan.
MOTTO
Bumi bukanlah tempat ajang perlombaan,
tak ada yang terlampau cepat pun tak ada yang lamban
Semua tepat, sesuai porsinya.
Be your best self
v
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866 972 Makassar
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Penelitian : Efektivitas Unt Pelaksanaan Teknis Pusat (UPTP) Balai
Latihan Kerja Makassar Dalam Mengatasi Pengangguran Di Kota
Makassar
Nama Mahasiswa : Syamsir
No. Stambuk/NIM : 105711115216
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diteliti, diperiksa dan diajukan di
depan panitia penguji skripsi Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari Jum'at 6 November 2020
Makassar, 9 November 2020
Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Hj. Arniati, SE., M.Si Masrullah, SE. ,M.Ak
NIDN : 0907037104 NIDN : 0923089201
Mengetahui,
Dekan, Ketua Program Studi
Ismail Rasulong, SE., MM Hj. Naidah, SE., M.Si
NBM : 903078 NBM : 710 551
vi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866 972Makassar
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi atas Nama SYAMSIR, NIM :105711115216, diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 255/05/A-4-II/X/40/2020,Tanggal 20 Rabiul Awal 1442 H / 6 November 2020 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 20 Rabiul Awal 1442 H 6 November 2020 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas ujian : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (..................)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (..................)
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM (..................)
(Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR, SE., MM (..................)
2. Dr. Akhmad, SE., M.Si (..................)
3. Asdar, SE.,M.Si (..................)
4. Abdul Muttalib, SE.,MM (..................)
Mengesahkan
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Ismail Rasulong, SE., M.M
NBM : 903078
vii
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866 972 Makassar
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Syamsir
Stambuk : 105711115216
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Dengan Judul : Efektivitas Unt Pelaksanaan Teknis Pusat (UPTP) Balai
Latihan Kerja Makassar Dalam Mengatasi Pengangguran
Di Kota Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar
Makassar, 9 November 2020
Yang Membuat Pernyataan
SYAMSIR
Diketahui Oleh:
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi
Ismail Rasulong, SE., MM Hj. Naidah, SE., M.Si NBM: 903078 NBM : 710 551
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.
Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang
Efektivitas Unit pelaksanaan Teknis Pusat (UPTP) Balai Latihan Kerja
Makassar Menteri Ketenagakerjaan Dalam Mengatasi Angka
Pengangguran Di Kota Makassar Skripsi yang penulis buat ini bertujuan
untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Syarifuddin dan ibu Nursida yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa
tulus tak pamrih dan saudara-saudarku tercinta yang senantiasa mendukung
dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. dan seluruh keluarga
besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah
diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. dan Dian Amalia
Ramhadaniyang saya sayangi selalu menemani dan membantu baik
pemikiran dan pengarahan penyusunan skripsi serta memberi semangat.
Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan
cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
ix
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu
pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak
disampaikan dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse M, Ag Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar
3. Ibu Hj. Naidah, SE. M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Muhammadiyah Makassar, sekaligus Ibu Dr. Hj. Arniati SE,
M. Sisebagai pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Proposal dapat
diselesaikan.
4. Bapak Masrullah, SE. M.Ak, selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian Proposal.
5. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
6. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi
Pembangunan angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak
sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
8. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan
x
dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Proposal
ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak
utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan
saran dankritikannya demi kesempurnaan Proposal ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, 07 September 2020
Syamsir
xi
ABSTRAK
Syamsir 2020. Dengan judul skripsi Efektivitas Unit Pelaksanaan Teknis Pusat
(UPTP) Balai Latihan Kerja Makassar Menteri Ketenagakerjaan Dalam
Mengatasi Pengangguran Di Kota Makassar Universitas Muhammadiyah
Makassar. Di bimbing oleh pembimbing I Arniati dan pembimbing II Masrullah
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Efektivitas UPTP (BLK)
Balai Latihan Kerja Dalam Mengatasi Pengangguran Di Kota Makassar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, data yang digunakan
yaitu data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pegawai di UPTP
BLK Makassar dan data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan
penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara,
observasi dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan efektifvitas dalam mengatasi angka
pengangguran di kota Makassar dan dapat disimpulkan bahwa Balai Latihan
Kerja cukup efektif dalam mengatasi pengangguran. Hal tersebut dilihat dari table
4.3 yang cukup efektif dalam mengatasi pengangguran di kota Makassar dengan
hasil penelitian dari tahun 2017-2019 jumlah peserta pelatihan di UPTP BLK
Makassar yaitu 49,25%
Kata kunci :Pengangguran, Efektivitas, dan pengangguran.
xii
ABSTRACT
Syamsir 2020. With the title of thesis, the effectiveness of the Central Technical
Implementation Unit (UPTP), Makassar Work Training Center, the Minister of
Manpower in Overcoming Unemployment in Makassar City, Muhammadiyah
University of Makassar. Supervised by mentor I Arniati and mentor II Masrullah
The purpose of this study is to determine the effectiveness of the UPTP
(BLK) Work Training Center in Overcoming Unemployment in Makassar City.
This study uses qualitative research methods, the data used are primary data
obtained from interviews with employees at UPTP BLK Makassar and secondary
data obtained from agencies related to research. The technique of collecting data
using interview, observation and documentation methods. The data analysis
method used is descriptive qualitative.
The results of this study indicate effectiveness in overcoming
unemployment in the city of Makassar and it can be concluded that the Job
Training Center is quite effective in overcoming unemployment. This can be seen
from table 4.3 which is quite effective in overcoming unemployment in the city of
Makassar with the results of research from 2017-2019 that the number of training
participants at UPTP BLK Makassar is 49.25%
Key words: unemployment, effectiveness, and unemployment.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................v
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................vi
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iv
ABSTRAK BAHASA INDONESIA .......................................................................x
ABSTRACT ........................................................................................................vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................6
A. Tinjauan Teori....................................................................................................6
1. Efektivitas ....................................................................................................6
2. UPTP BLK (Balai Latihan Kerja).................................................................10
3. Pengangguran ...........................................................................................15
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................................19
xiv
C. Kerangka Pikir ................................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................24
A. Jenis Penelitian .............................................................................................24
B. Lokasi Penelitian............................................................................................24
C. Sumber data……………… ............................................................................24
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................25
E. Teknik Analisis Data.......................................................................................26
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS PENELITIAN ....................................27
A. Gambaran Umum UPTP BLK Makassar ........................................................27
B. Hasil Penelitian ...............................................................................................41
C. Pembahasan ..................................................................................................45
BAB V KESIMPULAN…………………………………………… ……..………….46
A. Kesimpulan .....................................................................................................46
B. Saran ..............................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................54
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memliki
penduduk yang banyak. Indonesia juga mempunyai populasi penduduk
generasi muda sebab setengah dari total penduduk Indonesia berusia kurang
dari 30 tahun. Jika kedua potensi itu dikombinasikan, indikasinya Indonesia
adalah negara yang mempunyai kekuatan tenaga kerja yang sangat besar,
yang bisa berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan. Maka diperlukan
lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya namun pada kenyataannya saat
ini, indonesia masih mempunyai masalah terkait ketenaga kerjaan ini yaitu
pengangguran. Angka pengangguran di Indonesia saat ini masih tinggi dan
mengalami kenaikan. Badan Pusat. Statistik (BPS) Indonesia mengatakan
bahwa angka pengangguran naik dari 320 juta orang selama satu tahun,
terhitung dari Agustus 2014 ke periode yang sama Agustus 2015.
Pengangguran adalah istilah untuk individu yang tidak memiliki pekerjaan
sama sekali ataupun sedang mencari kerja yang layak. Besarnya angka
Pengangguran dikarenakan jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang tersedia. Pengangguran menjadi masalah dalam
perekonomian Indonesia karena dengan banyaknya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat semakin berkurang sehingga dapat
menyebabkan munculnya kemiskinan baru serta masalah sosial masyarakat
lainnya.
Dalam hal ini, pemerintah memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan
rakyat yang relevan dengan UUD 1945 Pasal 33 yakni sebagai dasar untuk
1
2
mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, melalui
peranan dan keberpihakan negara dalam meningkatkan taraf hidup rakyat.
Tujuan pembangunan nasional serta pasal 33 UUD 1945 mengenai akan
berhasil di implementasikan apabila pemerintah dan masyarakat saling
bersinergi dalam proses pembangunan, termasuk di bidang kesejahteraan
sosial.
Permasalahan yang paling menonjol di Indonesia dari krisis ekonomi di
tahun 1997-1998 adalah salah satunya bidang ketenagakerjaan. Kelebihan
jumlah tenaga kerja di Indonesia tidak seimbang dengan kesempatan kerja
yang tersedia, sehingga menimbulkan masalah yang serius dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia. Kurangnya kesempatan kerja dan
terlebih sejak masa krisis 1997-1998 tersebut diiringi dengan maraknya
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini menimbulkan dampak masalah
seperti pengangguran.
Laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi memperlihatkan masih
tingginya tingkat kelahiran di Indonesia. Persoalan lain yang dihadapi dibidang
ketenagakerjaan adalah minimnya kualitas pekerja di Indonesia, walaupun
jumlah pekerja yang berpendidikan tinggi (SMA ke atas) cenderung meningkat
dari tahun ketahun. Hal yang mendasar bagi kehidupan setiap orang adalah
bekerja, dimana dengan bekerja orang akan dapat memenuhi kebutuhan
kehidupannya. Tingkat penggangguran di Indonesia sangat tinggi dan tidak
sebanding dengan lapangan kerja yang disediakan sejalan dengan
meningkatnya jumlah lulusan pendidikan sekolah. Hal seperti pengangguran
ini mengharuskan pemerintah mengambil solusi agar para lulusan sekolah
memiliki keterampilan, sehingga tenaga kerja yang dihasilkan memiliki
3
pengetahuan serta keahlian yang baik dan memiliki kesempatan yang banyak
untuk mendapatkan pekerjaan. Maka dari itu anak-anak yang putus sekolah
sekarang bisa mengikuti pelatihan kerja agar pekerjaannya lebih bermanfaat
dan tidak menjurus ke arah yang buruk.
Dengan adanya pelatihan kerja yang berkualitas, calon tenaga kerja
dapat bersaing untuk memperoleh kesempatan kerja yang tersedia, serta
dapat menciptakan lapangan kerja baik secara mandiri atau berkelompok
sesuai dengan bidangnya masing-masing, hal ini dapat meningkatkan
produktivitas pada perekonomian di suwesi selatan. Maka dari itu Balai
Latihan Kerja (BLK) merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas
SDM agar dapat bersaing memperoleh pasar kerja sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran,
khususnya bagi masyarakat yang hanya memiliki tingkat pendidikan setara
dengan SD, SLTP dan SMA/SMK, yang biasanya memiliki keterampilan
rendah dan tidak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Balai Latihan Kerja (BLK) adalah prasarana dan sarana tempat
pelatihan untuk mendapatkan keterampilan atau yang ingin mendalami
keahlian dibidangnya masing-masing. Salah satunya BLK yang ada di Kota
makassar merupakan wadah pengembangan sumber daya manusia yang
diharapkan dapat mentransfer pengetahuan, keterampilan kerja. Dengan
kurikulum dan program yang ada, Balai Latihan Kerja (BLK) dapat menarik
minat masyarakat untuk menjadi peserta pelatihannya. Berdasarkan uraian
diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan pelatihan kerja merupakan salah satu
solusi untuk mengurangi jumlah pengangguran.
4
UPTP Balai Pelatihan Ketenagakerjaan sebagai pelaksana teknis Menteri
Provinsi Ketenagakerjaan sulawesi selatan menyelenggarakan pelatihan
keterampilan untuk mengatasi angka pengangguran dan menciptakan tenaga
kerja mandiri dan terampil di Provinsi sulawesi selatan.
Manajemen pemerintahan dimaksudkan sebagai pengaturan usaha
atau kegiatan dilakukan oleh organisasi pemerintahan guna tercapainya
tujuan daerah dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki
secara efisien dan efektif. Berbagai masalah manajemen pemerintahan yang
dihadapi oleh daerah – daerah di Indoensia termasuk kota makassar adalah
terkait dengan inefisiensi penggunaan sumber daya dan pembentukan
program yang tidak efektif. Kemudian mengingat adanya masalah
pengangguran yang membutuhkan perhatian khusus karena masalah ini
merupakan masalah klasik yang tak berujung, sehingga perlu dilakukan
gebrakan melalui manajemen pemerintahan yang baik dan benar. Apalagi
upaya yang dilakukan pemerintah dalam persoalan pengganguran dari waktu
ke waktu ditempuh melalui berbagai pendekatan pembangunan bertumpu
pada pertumbuhan ekonomi (production- contered development).Terdapat
alternatif atau solusi untuk mengurangi tingkat pengangguran, melalui
berbagai program pendidikan dan latihan yang selaras dengan tuntutan
perkembangan pembangunan dan teknologi agar dapat didayagunakan
seefektif dan semaksimal mungkin. Dengan demikian penulis tertarik untuk
meneliti “ Efektivitas Unit Pelaksanaan Teknis Pusat (UPTP) Balai Latihan
Kerja Menteri Ketenagakerjaan Dalam Mengatasi Pengangguran Di Kota
Makassar”.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu, Bagaimana efektivitas UPTP (Unit Pelaksanaan
Teknis Pusat) Balai Latihan Kerja Menteri Ketenagakerjaan dalam mengatasi
pengangguran di kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut, Untuk mengetahui Efektivitas UPTP (Unit Pelaksanaan
Teknis Pusat) dalam mengatasi pengangguran di kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan
baiksecara teoritis maupun secara praktis.
1. Secara teoritis
Manfaat diadakannya penelitian ini di harapkan dapat memberikan
sumbangan pengetahuan dalam bidang studi ekonomi pembangunan
khususnya dalam kajian UPTP (Unit Pelaksanaan Teknis Pusat) Balai
Latihan Kerja dalam mengatasi pengangguran di Kota Makassar.
2. Secara praktis.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk kepada
semua pihak terutama UPTD UPTP (Unit Pelaksanaan Teknis Pusat) Balai
Latihan kerja Makassar, dan peminat pelatihan kepada masyarakat.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Efektivitas
Menurut Ritno H. Rondonuwu dkk (Rondonuwu, 2015) efektivitas
adalah pencapaian hasil dari pelaksanaan program yang dibuat dengan
target yang telah ditetapkan. Efektivitas juga dapat diartikan sebagai
perbandingan antara outcome dengan output. Semakin besar peranan
output terhadap pencapaian suatu tujuan, maka suatu organisasi atau
program dapat dikatakan efektif. Maka untuk melihat efektivitas UPTP
BLK,penulis menggunakan 8 (delapan) indikator efektivitas yang
dikemukakan oleh Sondang P. Siagian (Siagian, 1984) yang terdiri dari
adanya kejelasan tujuan dicapai yang akan dicapai, adanya kejelasan
strategi dalam upaya mencapai tujuan, melakukan analisa dan perumusan
kebijaksanaan yang mantap, membuat perencanaan yang matang,
menyusun program secara tepat,menyediakan sarana dan prasarana kerja,
pelaksanaan yang bersifat efektif dan efisien, dan melakukan pengawasan
dan pengendalian yang bersifat mendidik.
Efektivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari
kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa
diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan.
Siagian (2002:151) mengatakan bahwa efektivitas adalah tercapainya
suatu sasaran yang telah ditentukan pada waktunya dengan menggunakan
sumber-sumber data tertentu yang dialokasikan untuk menjalankan
kegiatan-kegiatan
66
7
Menurut Gibson dalam (Herbani Pasolong, 2010:4) efektivitas adalah
pencapaian sasaran menunjukan derajat efektivitas. Efektivitas adalah suatu
pengukuran terhadap penyelesaian suatu pekerjaan tertentu dalam suatu
organisasi (Kumorotomo, 2005:362).
Menurut Keban mengatakan bahwa suatu organisasi dapat dikatakan
efektif kalau tujuan organisasi atau nilai-nilai sebagaimana ditetapkan dalam
visi tercapai (Herbani Pasolong, 2010:4). Menurut Steers (1985:2), efektivitas
adalah tujuan akhir oleh sebagian besar organisasi setidaknya secara teoritis.
Steers mengakui bahwa adanya ketidaksepakatan para ahli dalam
menemukan definisi yang jelas dan tepat untuk mengartikan efektivitas secara
kongkrit. Steers (1985:206) mengemukakan ada lima indicator untuk
mengukur efektivitas, yaitu: a) kemampuan menyesuaikan diri (keluwesan), b)
produktivitas, c) kepuasan kerja, d) kemampuan berlaba, e) pencarian sumber
daya. Gie menyatakan bahwa efektivitas adalah keadaan atau kemampuan
kerja yang dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan nilai guna yang
diharapkan (Priansa,2013:11). Sedangkan menurut Epstein efektivitas adalah
pengukuran metode untuk memeriksa seberapa baik pertemuan publik itu
dimaksudkan untuk memenuhi tujuan (Rusli, 2013:11). Gibson dalam (Priansa,
2013:11) menyatakan efektivitas adalah konteks perilaku organisasi yang
merupakan hubungan antara produksi, kualitas efisiensi, fleksibilitas,
kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan.
8
Gibson dalam (Priansa, 2013:11) mengungkapkan tiga pendekatan
mengenai efektivitas, yaitu:
a. Pendekatan tujuan.
Pendekatan tujuan untuk mendefinisikan dan mengevaluasi
efektivitas, merupakan pendekatan tertua dan paling luas digunakan.
Menurut pendekatan ini, keberadaan organisasi dimaksudkan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Pendekatan tujuan menekankan peranan
sentral dari pencapaian tujuan sebagai kriteria untuk menilai efektivitas
serta mempunyai pengaruh yang kuat atas pengembangan teori dan praktik
manajemen dan perilaku organisasi, tetapi sulit memahami bagaimana
melakukannya.Alternatif terhadap pendekatan tujuan ini adalah pendekatan
teori system.
b. Pendekatan teori system.
Teori system menekankan pada pertahanan elemen dasar
masukan, proses, pengeluaran dan mengadaptasi terhadap lingkungan
yang lebih luas yang menopang organisasi. Teori ini menggambarkan
hubungan organisasi terhadap system yang lebih besar, dimana organisasi
menjadi bagiannya. Konsep organisasi sebagian suatu sistem yang
berkaitan dengan sistem yang lebih besar memperkenalkan pentingnya
umpan balik yang ditujukan sebagai informasi mencerminkan hasil dari
suatu tindakan atau serangkaian tindakan oleh seseorang, kelompok atau
organisasi. Teori sistem juga menekankan pentingnya umpan balik
9
informasi mencerminkan hasil dari suatu tindakan atau serangkaian
tindakan oleh seseorang, kelompok atau organisasi.
c. Pendekatan Multiple Constituensy.
Pendekatan ini adalah perspektif yang menekankan pentingnya
hubungan relatif di antara kepentingan kelompok dan individual dalam
suatu organisasi. Berdasarkan pendapat para ahli dapat diketahui bahwa
efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu
memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam
mencapai sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas adalah
merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktivasi-aktivasi yang telah
dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu
organasasi menurut Richard M Steers (1985:9) dalam Rusli Isa (Isa, 2009)
adalah sebagai berikut:
1) Karakteristik organisasi Dalam organisasi terdapat suatu hubungan
yang memiliki sifat yang relative tetap, dimana organisasi terdiri dari
susunan beberapa sumber daya manusia yang ditempatkan pada
posisi tertentu dalam melakukan pekerjaan dengan berorientasi pada
tugas dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.
2) Karakteristik Lingkungan terdiri dari dua aspek, aspek pertama adalah
lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada di luar organisasi.
10
Lingkungan ekstern ini memiliki pengaruh yang besar terhadap
kelancaran pencapaian tujuan organisasi.Selanjutnya aspek kedua
adalah lingkungan intern yaitu lingkungan yang berasal dari
dalamorganisasi itu sendiri. Lingkungan intern ini merupakan kunci dari
pelaksanaan pencapaian tujuan suatu organisasi, dimana tujuan
organisasi akan tercapai apabila didalam organisasi tersebut terdapat
iklim kerja yang berorientasi pada tujuan utama organisasi itu sendiri.
3) Karakteristik pekerja Karakteristik pekerja dalam suatu organisasi
merupakan faktor penentu dalam keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi. Dalam diri setiap individu akan ditemukan banyak
perbedaan, oleh karena itu perlu adanya kesadaran setiap individu
akan perbedaan tersebut sehingga proses pencapaian tujuan
organisasi tidak terhalangi oleh perbedaan ini.
4) Kebijakan dan praktik manajemen. Praktik manajemen merupakan
mekanisme kerja yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi.
Kebijakan dan praktek manajemen merupakan media bagi pimpinan
untuk mengarahkan setiap kegiatan yang dilakukan agar tetap
berorientasi pada tujuan organisasi.
Dalam perhitungan presentase efektivitas, di kategorikan efektif
apabilah mencapai minimal persen dan maksimal 100 persen (sugiyono:2010).
Selain itu skala dan skalifikasi pengukuran kinerja instansi pemerintah dan di
sajikan sebagai berikut:
11
Table 2.1
Skala dan klasifikasi pengukuran efektifitas kinerja instansi pemerintah
Pengukuran ketetapan (%) Kriteria kefektifan
≤ 20% Sangat tidak efektif
21% - 40% Tidak efektif
41% - 60% Cukup efektif
61% - 80% Efektif
Sumber: depdagri, permendagri, tahun 2011
2. UPTP BLK (Balai Latihan Kerja)
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 yang
menjelaskan tentang Pembentukan Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis
Pusat, Unit Pelaksana Teknis pusat (UPTP) merupakan suatu organisasi yang
melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional dan kegiatan yang
bersifat teknis penunjang tertentu pada suatu daerah. Kegiatan teknis
operasional bertugas untuk melakukan kegiatan teknis tertentu yang
berhubungan dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan
kegiatan teknis penunjang bertugas untuk melaksanakan kegiatan teknis yang
bertujuan untuk mendukung pelaksanaan tugas dari organanisasi induknya.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 8 Tahun 2017 yang
menjelaskan tentang Balai Latihan Kerja yang disingkat dengan BLK,
merupakan suatu wadahuntuk menyelenggarakan proses kegiatan pelatihan
kerja bagi peserta yang mengikuti pelatihan kerja sehingga dengan adanya
pelatihan ini peserta dapat menguasai suatu jenis kompetensi kerja tertentu
12
yang nantinya dapat dijadikan bekal bagi dirinya untuk memasuki pasar kerja
atau berwirausaha sendiri.
Sesuai dengan amanat UU no 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan, bahwa pelatihan kerja diselanggarakan dan di arahkan untuk
membekali, mengingatkan dan mengembangkan kompetensi kerja guna
meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan tenaga kerja.
Untuk kota makassar BLK disebut dengan UPTP BLK yang pada saat
ini berada dibawah naungan Kementrian ketenagakerjaan, Tenaga Kerja
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Makssar. Dimana sejak adanya
otonomi daerah, dilakukan perubahan sistem pembinaan Balai Latihan Kerja
yang sebelumnya bersifat sentralisasi dengan berlandaskan pada undang-
undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, kemudian diubah
menjadi desentralisasi dengan berlandaskan pada undang-undang nomor 32
tahun 2004 yang kemudian diubah menjadi undang-undang nomor 23 tahun
2014. Dengan adanya perubahan sistem pembinaan BLK ini mengakibatkan
hampir seluruh BLK yang awalnya dikelola oleh pemerintah pusat, pada saat
ini diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah daerah. Dengan adanya
perubahan ini beban pembiayaan operasional pada BLK, biaya pelatihan kerja
serta perawatannya menjadi beban Pemerintah daerah.
Adapun Efektivitas UPTP BLK Kota Makassar yaitu:
a. Adanya kejelasan tujuan yang akan dicapai Berdasakan penelitian yang
telah dilakukan pada UPTP Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Makassar,
peneliti melihat telah adanya kejelasan tujuan yang hendak dicapai oleh
13
UPTP BLK ini, yaitu bertujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja,
dimana tenaga kerja memiliki kompetensi dalam bidang tertentu yang dapat
dijadikan bekal untuk memasuki pasar kerja atau industry maupun
berwirausaha sendiri. Pencapaian tujuan ini dapat dilihat dari hasil
kompetensi yang dilakukan oleh peserta pelatihan, yang mana dari hasil ini
peserta pelatihan mengalami peningkatan kualitas yang cukup baik. Selain
itu pencapaian tujuan juga dapat dilihat dari pernyataan peserta pelatihan
lulusan UPTP BLK yang mengatakan bahwa mereka mengalami
peningkatan pengetahuan dan keterampilan setelah mengikuti pelatihan
kerja pada UPTP BLK. Kemudian pencapaian tujuan juga dilihat dari
pernyataan pihak industry tempat peserta lulusan UPTP BLK bekerja yang
mengatakan bahwa lulusan UPTP BLK memiliki kualitas kerja yang bagus,
dimana mereka lebih terampil dibanding karyawan lainnya yang tidak
mengikuti pelatihan sebelumnya.
b. Adanya kejelasan strategi dalam upaya mencapai tujuan Agar dapat
meningkatkan kualitas tenaga kerja UPTP BLK memiliki strategi yaitu
dengan melakukan pelatihan kerja yang sesuai dengan standar pelatihan
kerja dan dilakukan oleh instruktur pelatihan yang berkompeten
dibidangnya.
c. Melakukan analisa dan perumusan kebijaksanaan yang mantap dalam
rangka mencapai tujuan, UPTP BLK membuat kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang berkaitan dengan pelatihan yaitu seperti membuat
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RENLAKGIAT) Pelatihan, kemudian
14
membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk mengatasi kendala yang
terdapat pada UPTP BLK seperti kendala kurangnya instruktur, BLK
membuat keijksanaan dengan cara meminta bantuan kepada instruktur
swasta dan instruktur yang sudah pensiun untuk melakukan pelatihan dan
untu permasalahan kurangnya sarana pelatihan BLK membuat
kebijaksanan dengan cara mengubah metode pengajaran dan menyewa
peralatan pelatihan dari pihak luar atau swasta. Sehingga dengan adanya
kebijaksanaan ini kegiatan pelatihan kerja dapat tetap terlaksana.
d. Membuat perencanaan yang matang UPTP BLK juga memiliki memiliki
perencanan yang matang yaitu dengan membuat RENLAKGIAT Pelatihan
setiap tahunnya, dimanadalam RENLAKGIAT Pelatihan ini dibuat
perencanan program pelatihan yang akan dilakukan, jangka waktu
pelaksanaan rekrutmen peserta pelatihan, jangka waktu pelaksanaan
pelatihan, jumlah paket pelatihan, dan jenis pelatihan yang akan dilakukan.
e. Menyusun program secara tepat UPTP BLK melakukan penyusunan
program pelatihan kerja dengan berdasarkan pada minat calon peserta
pelatihan dan berdasarkan Training Need Analysis (TNA) yang dilakukan
dengan industry yang akan menggunakan jasa lulusan UPTP BLK.Training
Need Analysis (TNA) ini dilakukan dengan cara membagikan kusioner atau
wawancara pada industri, sehingga dapat diketahui kebutuhan tenaga kerja
di industri tersebut.
f. Menyediakan sarana dan prasarana kerja dalam melaksanakan program
pelatihan kerja, UPTP BLK menyediakan sarana dan prasarana pelatihan
15
seperti bahan pelatihan, peralatan pelatihan, workshop pelatihan, gudang
penyimpanan barang dan lain-lain. Hanya saja sarana dan prasarana yang
terdapat pada UPTP BLK masih kurang memadai, hal ini dapat dilihat dari
sarana pelatihan yang terdapat pada masing- masing kejuruan yang
mengalami kerusakan, baik kerusakan dalam kategori ringan, sedang,
maupun berat. Selanjutnya masih terdapat kekurangan sarana pelatihan
pada beberapa kejuruan dan sub kejuruan.
g. Pelaksanaan yang bersifat efektif dan efisien UPTP BLK melaksanakan
program pelatihan kerja dengan efektif dan efisien, dimana pelatihan kerja
dilakukan dengan tahapan-tahapan yang jelas yaitu mulai dari pembukaan
pelatihan, pelaksanaan pelatihan, penutupan pelatihan, dan proses
monitoring dan evaluasi.
h. Melakukan pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik UPTP
BLK melakukan pengawasan dalam bentuk monitoring yang dilakukan
dengan 2 (dua) tahap yaitu pada saat pelaksanaan pelatihan kerja dan
setelah pelatihan kerja. Pelaksanaan monitoring pada saat pelaksanaan
pelatihan bertujuan untuk mengetahui apakah peserta pelatihan sudah
terlayani oleh instruktur pelatihan. Sedangkan pelaksanaan monitoring yang
dilakukan pada saat sesudah pelatihan bertujuan untuk melihat bagaimana
perkembangan peserta setelah mengikuti pelatihan.
3. Pengangguran
Menurut Hartini dan G. Kartasapoetra (Hariadi, 2009: 22)
pengangguran adalah suatu kenyataan apabila orang atau tenaga kerja tidak
16
mendapatkan pekerjaan. Sedangkan menurut Suroto (1992: 29)
pengangguran adalah orang yang mampu bekerja, tidak mempunyai pekerjaan
dan ingin bekerja atau baik secara aktif, maupun pasif mencari pekerjaan.
Manning dan Efendi (Syamsi, 2009:4), mengatakan jumlah pengangguran dan
setengah pengangguran yang besar dan semakin meningkat, proporsi tenaga
kerja yang bekerja pada sektor industri dikota hampir tidak dapat bertambah
dan malahan mungkin semakin berkurang, jumlah penduduk dan dan tingkat
pertumbuhannya sudah begitu pesat sehingga pemerintah tidak mampu
memberikan pelayanan kesehatan, pertumbuhan, transportasi yang memadai.
Menurut Sodono Sukirno (2006), pengangguran adalah suatu keadaan
di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Pengangguran adalah masalah
makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan
merupakan yang paling berat.
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15
sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum
mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti
ibu rumah tangga, siswa sekolan SMP, SMA, mahasiswa perguruan tinggi,
dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan
pekerjaan. Setengah Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang
bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Setengah
pengangguran dibagi menjadi dua kelompok : Setengah Penganggur
Terpaksa, yaitu mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal dan masih
17
mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain. Setengah
Penganggur Sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal
tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain,
misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar.
Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal
dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga
merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi
beras, gula, minyak, pakaian, listrik, air bersih dan sebagainya setiap hari, tapi
mereka tidak mempunyai penghasilan. Oleh karena itu, apa pun alasan dan
bagaimanapun kondisi Indonesia saat ini masalah pengangguran harus dapat
diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal
27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan dapat
ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu :
a. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan
jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa
bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka
panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat
tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya. Mendorong
terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang
menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah
yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi
18
pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS
dan pihak lainnya.
b. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan
kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai
prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan
membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun
tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, dan sumber
daya manusia.
c. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan
penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek)
Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan
terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus secara teknis dan
rinci.
d. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena
terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik
Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal
itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang
pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan
kerja.
e. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya
daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-
promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing,
19
mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan
dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan
banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
f. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki
keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan.
Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih
efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara
bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT.
PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
g. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan
menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan
sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan
mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan
difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.
h. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri.
Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri.
Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat dilakukan dan
diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
i. Segera harus disempurnakan kurikulum dan Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas
pendidikan yang berorientasi kompetensi. Karena sebagian besar para
penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap
menghadapi dunia kerja.
20
j. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia
mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa
lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim dan
agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik
dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif.
B. Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan dari penelitian-penelitian yang
sudah di lakukan dengan kaitannya dengan Efektifitas UPTP dalam mengatasi
angka pengangguran.
Tabel. 2.2
Penelitian terdahulu
No Nama/ tahun Judul Metode Hasil
1 Yulzain, F &
Jumiati (2019)
Efektivitas UPTD Balai
Latihan Kerja (BLK)
dalam Meningkatkan
Kualitas Tenaga Kerja
di UPTD BLK
Kabupaten Padang
Pariaman
Metode yang di
gunakan adalah
metode kualitatif
UPTD BLK
Kabupaten Padang
Pariaman cukup
efektif dalam upaya
meningkatkan
kualitas tenaga
kerja karena selaras
dengan indikator
efektivitas, UPTD
BLK memiliki
kejelasan tujuan
21
yang akan dicapai,
memiliki kejelasan
strategi dalam
upaya mencapai
tujuan,
melakukananalisa
dan perumusanke
bijaksanaan yang
mantap,membuat
perencanaan yang
matang, menyusun
program secara
tepat, menyediakan
sarana dan
prasarana kerja,
pelaksanaan yang
bersifat efektif dan
efisien.
2 Indrin Hanifa
(2018)
Kinerja dinas tenaga
kerja dan transmigrasi
dalam melaksnakan
program pengurangan
Metode yang di
gunakan adalah
pendekatan
kualitatif kuantitatif
Efektivitas suatu
organisasi dalam
melaksanakan
sebuah program
ataupun kegiatan.
22
angka pengangguran Dari hasil penelitian
dinas tenaga kerja
dapat di katakan
baik dan sesuai
tujuan.
3 Hermes
Saroha (2015)
Strategi Dinas Tenaga
Kerja Dalam Mengatasi
Masalah Pengangguran
Di Kota Pekanbaru
Metode yang di
gunakan adalah
metode deskriptif
kualitatif.
Dengan cara
melaksanakan
pelatihan dan
keterampilan dan
dapat membentuk
skill atau ke ahlian
yang di miliki.
4
Intan
Damayanti
(2017)
Manajemen UPTD BLK
kabupaten kudus
dalam meningkatkan
keterampilan
masyarakat
Metode yang di
gunakan adalah
metode kualitatif
Unit pengelola teknis
daerah Balai Latihan
Kerja (UPTD BLK)
Kabupaten Kudus
merupakan sebuah
organisasi
pemerintahan
daerah yang berada
dibawah naungan
dinas tenaga kerja,
23
perindustrian,
koperasi, dan usaha
kecil menengah
(Disnaker Perinkop
Dan Ukm ). UPTD
BLK kabupaten
kudus mengelola
urusan
ketenagakerjaan
khususnya
pelatihan, sertifikasi,
dan penempatan
tenaga kerja.
24
5 Rina Nur
Azizah Dan
Rini Aristin
(2018)
Strategi dinas sosial
tenaga kerja dan
transmigrasi Kabupaten
Sampang dalam
mengurangi angka
pengangguran melalui
metode balanced
scorecard
Metode yang
digunakan dalam
penelitian ini
adalah berupa
studi kasus, yaitu
metode
pengumpulan data
dengan mengambil
beberapa elemen
untuk diteliti,
kesimpulan yang
ditarik hanya
berlaku untuk
elemen-elemen
yang diteliti.
Peningkatan
pemahaman
memberikan
pelayanan,
meningkatkan
pemahaman dalam
memberikan
pelayanan terhadap
kegiatan program
pelatihan sehingga
mampu
menciptakan
lapangan pekerjaan
sendiri dengan
memiliki skill yang
diperolehnya.
C. Kerangka Pikir
UPTP Balai Latihan Kerja kota Makassar adalah instansi pemerintahan
yang dinaungi langsung oleh Menteri ketenagakerjaan atau biasa di singkat
dengan disnaker. Dalam tugasnya UPTP (Balai Latihan Kerja) Kota Makassar
bertujuan untuk mengatasi pengangguran di kota Makassar Bahwa dalam
mengatasi pengangguran, UPTP kota Makassar mengeluarkan kebijakan atau
25
program dalam menunjang tujuannya. Untuk melihat tingkat keberhasilan dari
kebijakan atau program yang di keluarkan oleh UPTP Balai Latihan Kerja di kota
Makassar maka diperlukan realisasi yang berhasil terserap di lapangan pekerjaan
dan target dalam mengatasi pengangguran di kota Makassar. Berdasarkan
realisasi dan target maka dapat di ketahui tingkat Efektivitas Unit pelaksanaan
Teknis Pusat (UPTP) Balai Latihan Kerja Menteri ketenagakerjaan Dalam
Mengatasi Pengangguran Di Kota Makassar.
Gambar 2.1 Skema kerangka piker
Kebijakan UPTP dalam mengatasi
angka pengangguran di Kota
Makassar
Target Realisasi
UPTP BALAI LATIHAN KERJA KOTA MAKASSAR
Efektivitas
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Model penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu strategi
yang menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, dan tentang suatu
fenomena yang terjadi pada sekitar kita karena setiap tahunya angka
pengangguran semakin meningkat terkhususnya di kota Makassar.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan adalah melakukan
kegiatan lapangan guna untuk memperoleh berbagai data dari informasi yang
dilakukan. Jadi penelitian bertujuan untuk mencari data dari lapangan untuk
mengetahui bagaimana Efektivitas UPTPBalai Latihan Kerja dalam mengatasi
angka pengangguran di kota Makassar.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan UPTPBLK yang tepatnya berada di Kota
Makassar di Jl. Taman Makam Pahlawan No. 4 Makassar 90233. Adapun waktu
yang kami rencanakan dalam penelitian ini adalah kurang lebih (dua) bulan
Agustus sampai Oktober 2020.
C. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data sebagai berikut:
1. Data primer, yaitu berbagai informasi dan keterangan yang diperoleh
langsung dari sumbernya, yaitu para pihak yang dijadikan informan penelitian.
2426
27
Data primer merupakan data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya,
baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh berdasarkan studi kepustakaan
yaitu penelitian bahan pustaka, yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti sebagai bahan referensi untuk menujang keberhasilan penelitian.
3. Data ini dapat diperoleh dari berbagai buku yang berisi teori kebijakan publik,
teori implementasi kebijakan publik serta berbagai dokumen dan tulisan, dan
juga data lainnya yang relevan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian
inimenggunakan beberapa teknik, yaitu:
1. Teknik Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
percakapan kepada informan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara mendalam adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang
yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan
sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam
adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.
28
2. Teknik Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain
panca indera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu,
observasi adalah kemampuan seseorang untukmenggunakan pengamatannya
melalui hasil kerja pancaindera mata serta dokumentasi dapat dibantu dengan
pancaindera lainnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
observasi partisipasi dalam melakukan penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu pengumpulan data sekunder.
Studidiartikan sebagai teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis
yang diterbitkan oleh lembaga penelitian, baik berupa prosedur, peraturan-
peraturan, gambar, foto atau dokumen elektronik (rekaman).
4. Penarikan kesimpulan atau Verifikasi
Verifikasi dapat dilakukan dengan singkat yaitu dengan cara
mengumpulkan data baru. Dalam pengambilan keputusan, didasarkan pada
reduksi data dan penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang
diangkat dalam penelitian.
Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi dan terkait.
Pertama-tama peneliti melakukanobservasi di lapangan, setelah melakukan
observasi selanjutnya melakukan wawancara di UPTP BLK (Balai Latihan
Kerja) dari hasil wawancara peneliti dapat mengumpulkan data. Karena data
yang dikumpulkan banyak, maka diadakan reduksi data. Setelah di reduksi
29
kemudian diadakan sajian data. Selain itu pengumpulan data juga digunakan
untuk penyajian data. Apabila ketiga tahapan tersebut selesai dilakukan, maka
diambil kesimpulan.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan secara induktif, yaitu mulai dari lapangan atau
fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis,
menafsir dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan. Analisis
data di dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah model
interaktif, yang terdiri dari komponen pokok berupa:
1. Pengumpulan Data
Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai
dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan.
2. Reduksi Data
Yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Dimana
reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
mennggolongkan, mengarahkanmembuang yang tidak perlu menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi.
3. Penyajian Data
Penyajian data berupa sekumpulan informasi yang telah tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
30
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Gambaran Umum Unit Pelaksanaan Teknis Pusat Balai Latihan Kerja
Makassar
1. Profil UPTP Balai Latihan Kerja Makassar
Lembaga-lembaga pelatihan pada era otonomi daerah dan beberapa
organisasi pemerintah yang dulunya menjadi perpanjangan tangan Pemerintah
Pusat saat otonomi ini menjadi bagian dan kewenangan pemerintah
daerah.Dengan demikian seluruh operasional dan kebijakan organisasi
menjadi kewenangan serta berdasarkan peraturan daerah. Demikian juga Unit
Pelaksanaan Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja Makassar sejak berlakunya
otonomi daerah kota Makassar dan keberadaan UPT Balai Latihan Kerja
secara organisasi menjadi bagian dari instansi teknis.
a. BLK Makassar di resmikan pada tanggal 30 maret 1997 Oleh Presiden
Republik Indonesia, bapak Soeharto. Pada awalnya lembaga pelatihan ini
bernama Pusat Latihan Tenaga kerja (PLKI) yang didirikan atas
kerjasama antara pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah
Jepang.
b. Pada tahun 1978, PLKI Makassar berubah menjadi BLKI Makassar. 2006,
BLKI Makassar menjadi unit pelaksanaan teknis pusat dibawah
Kementrian Tenaga Kerja.
c. Tahun 2015, dikeluarkan peraturan Menteri Ketenegakerjaan nmor 21
tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksanaan teknis
30
31
teknis bidang pelatihan kerja sehingga nama BLKI Makassar menjadi BLK
Makassar.
d. Regulasi peraturan Menteri Ketenagakerjaan nonmor 21 tahun 2015
mengalami perubahan/atau revisi menjadi peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang
perubahan kedua atas peraturan menteri ketenagakerjaan nomor 21
tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksanaan teknis di bidang
pelatihan kerja.
e. Balai latihan kerja Makassar telah di sertifikasi ISO 9001 : 2008 untuk
bidang sistem manajemen mutu
UPTP Balai Latihan Kerja Makassar merupakan unit pelaksanaan
teknis di bidang pelatihan di bawah dan bertanggung jawab serta dibina
langsung oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Program kerja di UPTP Balai
Latihan Kerja adalah memberikan pelatihan keterampilan kerja kepada
masyarakat yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan
pasar kerja. UPTP Balai Latihan Kerja hadir sebagai salah satu upaya
pemerintah dalam rangka menciptakan tenaga kerja yang terampil,
mengurangi pengangguran, dan pengembangan sumber daya
manusia,pembangunan ketenagakerjaan yang diarahkan pada pembentukan
tenagaprofesional yang mandiri, beretos kerja tinggi dan produktif.
2. Sasaran, Tujuan, Motto Dan Janji Pelayanan
Program dan kegiatan UPTP Balai Latihan Kerja Makassar memiliki
Sasaran, tujuan, motto dan Janji Pelayanan sebagai berikut:
32
a. Sasaran
Terwujudnya tenaga kerja kompeten yang berdaya saing melalui
pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi.
b. Tujuan
1. Menyelanggarakan dan mengembangkan program pelatihan sesuai
kebutuhan pasar kerja
2. Penguatan instusi bidang pelatihan dan pengembangan tempat uji
kompetensi.
3. Menyelanggarakan dan mengembangkan sistem, metode pelatihan, dan
serta sertifikasi kompetensi.
4. Membangun jejaring dengan stakeholder bidang ketenagakerjaan.
c. Motto
Menjadikan anda kompeten untuk bekerja.
d. Janji Pelayanan
Memberikan pelatihan kerja sampai kompeten adalah kewajiban kami.
3. Kebijakan Mutu
Selabagai salah satu unit pelatihan dibawah naungan Kementerian
Ketenagakerjaan Republik Indonesia, BLK Makassar bertekad menjadi
lembaga pelatihan keterampilan yang mandiri dan tangguh dalam program
pelatihan yang dapat memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja. Untuk
mencapai sasaran tersebut, kami seluruh jajaran manajemen, instruktur dan
staff BLK Makassar berkomitmen untuk:
33
a. Memahami dan melaksanakan visi dan misi, yang telah di sepakati
bersama dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi masing-masing pegawai, dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan.
b. Melaksanakan dan mengembangkan sistem, metode pelatihan berbasis
kompetensi, secara konsisten, untuk meningkatkan mutu pelatihan,
membentuk kepribadian peserta pelatihan yang tangguh,disiplin, mandiri,
dan bertanggung jawab.
c. Meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha dan industri, dalam rangka
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja kompeten, lulusan BLK Makassar.
4. Struktur Organisasi Balai Latihan Kerja
Dalam melaksanakan tugas BLK Makassar diatur dalam struktur
organisasi sesuai peraturan menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia no.
7 tahun 2019 tentang perubahan kedua atas peraturan Menteri
Ketenagakerjaan nomor 21 tahun 2015 tentang organisasi dan tata cara kerja
unit pelaksanaan teknis bidang pelatihan kerja terdiri dari:
a. Kepala Blk Makassar
b. Sub Bagian Tata Usaha
c. Seksi Program Dan Evaluasi
d. Seksi Pemberdayaan
e. Kelompok Jabatan Fungsional
34
Gambar 4.1: struktur organisai BLK Makassar
Berdasarkan struktur diatas makan pembagian tugas atau peran sebagai
berikut:
a. Kepala BLK Makassar
Tugas Kepala BLK makassar yaitu melaksanakan sebagaimana
teknik di tentukan dan melakukan kebijakan teknis operasional pelatihan
kerja dibidang industri.
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Sub bagian tata usaha bertugas menyiapkan rencana kerja dan
kepengelolaan administrasi kepegewaian, keuangan, perlengkapan dan
rumah tangga atau surat penyuratan Balai Latihan Kerja Makassar.
KEPALA BLK MAKASSAR
KEPALA SUB BAGIAN TATA
USAHA
KEPALA SEKSI PROGRAM
DAN EVALUASI
KEPALA SEKSI
PENYELANGGARA
KEPALA SEKSI
PEMBERDAYAAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
35
c. Seksi Program Dan Evaluasi
Seksi program dan evaluasi bertugas melakukan pemyusunan
rencana, program dan anggaran, pengelolaan dan penyajian data dan
informasi serta pelaksanaan informasi serta pelaksanaan evaluasi dan
penyusunan laporan di bidang pelatihan kerja industri.
d. Seksi penyelanggara
Seksi penyelanggara mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan pelatihan dan uji kompetensi di bidang pelatihan kerja industri
e. Kepala seksi pemberdayaan
Kepala seksi pemerdayaan melakukan tugas pelayanan konsultasi,
promosi dan pemasaran serta kerjasama kelembagaan di bidang pelatihan
kerja industri.
5. Program pelatihan kerja BLK Makassar
Sistem Dan Metode
Sistem yang yang di terapkan adalah sistem pelatihan berbasis
kompetensi yang selanjutnya disebut PBK yaitu pelatihan yang menitik
beratkan pada penguasaan kiemampuan kerja yang mencakup pengetahuan,
keterampila dan sikap sesuai dengan standar yang di tetapkan dan
persyaratan di tempat kerja.
a. Program Pelatihan Berbasis Kompetensi (APBN)
Program ini di peruntukan untuk pencari kerja dan putus sekolah
dengan sumber pembiayaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN). Pelatihan di laksanakan di dalam ataupun di luar BLK dengan
36
program dan pelatihan yang di butuhkan pasar kerja dalam mengatasi
angka pengangguran.
b. Program Pelatihan Berbasis Kompetensi (SWADANA)
Program pelatihan di selanggarakan melalui kerjasama individu
(perorangan) maupun kelompok pihak ketiga baik itu industri,
instansi/lembaga ataupun umum.
1) Program pelatihan kerja di sususn berdasarkan SKKNI, dan atau standar
khusus
2) Program pelatihan kerja di susun secara berjenjang atau tidak berjenjang
3) Program pelatihan kerja yang di susun berjenjang mengacu pada jenjang
SKKNI
4) Program pelatihan kerja yang di susun tidak berjenjang berdasrkan unit
kompetensi atau kelompok unit kompetensi (berbasis pengguna)
c. Uji Kompetensi/Test Competence
Ditujukan untuk peserta lulusan pelatihan dan perusahaan/industri
baik perorangan maupun kolektif untuk mendapatkan sertifikasi profesi
keterampuilan, apakah sudah/belum kompeten di bidangnya. Kejuruan
yang telah membuka uji kompetensi (UJK), antara lain: teknik otomotif,
teknik manufaktur, teknik las, teknik listrik, teknik refrigation, teknik
elektronik, teknik bangunan, teknik imformasi dan komunikasi, bisnis dan
manajemen, germen apparel, perhotelan, dan tata kecantikan.
37
6. Kejuruan Pelatihan Kerja UPTP Balai Latihan Kerja Makassar atau
Program Sertifikasi Profesi
BLK makassar telah memiliki lisensi sebagai tempat uji
kompetensi (TUK) dan lembaga sertifikasi profesi BLK Makassar sesuai
standar untuk bidang kompetensi.
UPTP BLK Makassar sebagai penyelenggara pelatihan kerja untuk
mengatasi pengangguran di kota Makassar memiliki berbagai bidang kejuruan
pelatihan kerja yang dapat dipilih sesuai minat masyarakat. Masyarakat akan
dilatih di berbagai bidang keterampilan/keahlian industri baik yang bersifat
teknis maupun non teknis. Adapun bidang kejuruan dan sub kejuruan yang
ada di UPTP BLK Makassar yaitu:
Tabel 4.1
Kejuruan dan sub kejuaruan yang ada di UPTP BLK Makassar
No Kejuruan Sub Kejuruan
1. Teknik otomotif Pemeliharaan Kendaraan Ringan Sistem
Injeksi
Pemeliharaan Berkala Kendaraan Ringan
Pebaikan Body Kendaraan Ringan
Service Sepeda Motor Injeksi
2 Teknik manufaktur Pengoperasian mesin bubut dan frais
kompleks
Pengoperasian mesin bubut dan frais
38
Pembuatan model 3D dan CAD
Pengoperasian mesin milling CNC
Pengoperasian mesin bubut CNC
3 Teknik las Pengelasan GMAW 3G
Pengelasan GTAW 3G
Pengelasan kombinasi SMAW dan GTAW
6G
Pengelasan SMAW 3G
Pengelasan SMAW 6G
4 Teknik listrik Operator otomasi industri
Pemasangan listrik bangunan sederhana
Operator otomatis PLC
Operator kelistrikan dan pencumatik PLC
Teknisi PLC
5 Teknik elektronika Teknisi audio video
Teknisi telepon seluler (reparasi perangkat
lunak)
Teknisi telepon seluler (reparasi perangkat
lunak)
6 Teknik pendingin
dan tata udara
Teknik lemari pendingin
Perawatan AC SPLIT
Pemeliharaan dan perbaikan pendingin
komersial industri
39
7 Teknik bangunan Juru ukur (SURVEYOR)
Juru gambar arsitektur
Operaor cabinet marketing
Mengerjakan finishing
8 Garmen apparel Penjaitan pakaian dengan mesin
Pembuatan hiasan busana dan mesin bordur
manual
Assistant operator costume made wanita
Assistant pembuat pakaian
Menjahit pakaian sesuai style
9 Teknologi informasi
dan komunikasi
Pembuatan desain grafis
Perakitan komputer
Practical office advance
Computer operator assistant
10 Bisnis dan
manajemen
Pengelolaan admistrasi perkantoran
Tenaga pemasar operasional
Teknisi akuntansi yunior
Pelayanan pelangganan
Sakretaris
Junior Administrative Assistant (JAA)
Bahasa
11 Tata kecantikan Tata rias kecantikan
40
12 Pariwisata Penyediaan layanan makanan dan minuman
Front office receptionist
Penyiapan kamar untuk tamu
Di lihat dari data diatas, UPTP BLK Makassar memiliki 12 kejuruan
dan 49 sub kejuruan. Berikut ini penjelasan kejuruan yang ada di UPTP BLK
Makassar yaitu:
a. Teknik otomotif
Teknik otomotif adalah suatu cabang ilmu teknik mesin yang
mempelajari tentang bagaimana merancang. Membuat dan
mengembangkan alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin,
terutama sepeda motor, mobil, bis dan truk. Teknik otomotif
menggabungkan elmen-elemen pengetahuan mekanika, listrik, elektronik,
keselamatan lingkungan dan serta matematika.
b. Teknik manufaktur
Teknik manufaktur yang berhubungan dengan berbagai praktik
manufaktur serta penelitian dan pengembangan sistem, proses, mesin, alat,
dan perlengkapan teknik manufaktur berhubungan dengan mesin yang
mengubah bahan mentah menjadi produk baru.
c. Teknik las
Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan
logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi
dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau logam penambah dan
menghasilkan sambungan yang kontinu. Lingkup penggunaan teknis
41
pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan,
jembatan,rangka baja, bejana tekan, pipa saluran dan sebagainya.
Pelatihan kerjayang diberikan adalah las industri.
d. Teknik listrik
Teknik listrik adalah salah satu bidang ilmu teknik mengenai
aplikasi listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Teknik listrik
melibatkan konsep, perancangan, pengembangan, dan produksi perangkat,
listrik dan elektronik yang dibutuhkan oleh masyarakat.
e. Teknik pendingin dan tata udara
Teknik pendingin adalah usaha untuk mempertahankan suhu
rendah yaitu suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai
tempratur kelembaban yang sesuai dengan kondisi yang di persyaratkan
terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu.
f. Teknik elektronika
Teknik elektronika adalah cabang ilmu dari teknik elektro yang
memanfaatkan komponen listrik nonlinear dan aktif (seperti perangkat semi
konduktor, terutama transistor, dioda, dan sirkuit terintegrasi) untuk
merancang sirkuit elektronika, perangkat VLSI, dan sistem perangkat
lainnya. Khusus disiplin ini biasanya didasarkan pada papan sirkuit cetak.
Elektronika adalah sub bidang dalam subjek akademik teknik listrik
yang lebih luas tetapi menunjukkan bidang teknik yang luas terutama
mencakup sub bidang lainnya, seperti elektronika analog, elektronika
konsumen, sistem benam, dan elektronika daya. Teknik elektronika
42
berkaitan dengan penerapan aplikasi, prinsip, dan algoritma yang
dikembangkan dalam banyak bidang terkait, contohnya ilmu fisika, teknik
radio, teknik telekomunikasi, sistem kendali, pemrosesan sinyal, teknik
sistem, teknik komputer, teknik instrumentasi, kendali daya listrik, robot, dan
masih banyak lagi.
g. Tekni bangunan
Teknik Bangunan adalah bidang teknik yang berhubungan dengan
analisa desain struktur bangunan, menilai suatu kekokohan dan
kemampuan bangunan untuk memuat beban. Jurusan ini merupakan
cabang dari Teknik Sipil.
h. Teknik informasi dan komunikasi
Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses penggunaan sebagai alat bantu manipulasi dan pengelolaan
informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memperoses dan
mentransfer data mentranfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Jadi
teknologi informasi dan komunikasi mengandung pengertian luas yaitu
segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan,
pemindahan informasi antarmedia. Sub kejuruan dari TIK yaitu
komputer/Office Tools, design grafis dan teknisi komputer.
i. Bisnis dan manajemen
Manajemen bisnis adalah suatu kegiatan dalam merancang,
mengelola dan mengoperasikan sebuah usaha atau bisnis yang mencakup
43
semua pengaturan baik dari dalam proses pengerjaan, pengelolaan sampai
cara mencapai suatu tujuan bisnis yang diinginkan.
j. Garmen apparel
Mengoperasikan mesin-mesin jahit garmen, melakukan semua
proses jahit, kompeten mengidentifikasi mesin yang baik dan menerapkan
standar kualitas produk.
k. Pariwisata
Pariwisata adalah perjalanan wisata yang dilakukan secara berkali-
kali atau berkeliling-keliling, baik secara terencana maupun tidak terencana
yang dapat menghasilkan pengalaman total bagi pelakunya. Dari
pengertian tersebut terlihat bahwa kegiatan wisata merupakan bagian dari
kegiatan pariwisata, karena kegiatan pariwisata merupakan kegiatan jamak
dari kegiatan wisata itu sendiri.
l. Tata kecantikan
Tata kecantikan merupakan seni mempercantik dan memperindah
penampilan wajah. Tata kecantikan berfungsi untuk mengubah (makeover)
kekurangan-kekurangan yang ada ke arah yang lebih cantik dan sempurna.
Berbagai trik merias wajah dapat dilakukan untuk menyulap nwajah menjadi
istimewa. Proses untuk menguasai kemampuan make-over, memerlukan
pengetahuan, keahlian, ketelitian, kreatifitas, serta terus bereksperimen
untuk mendapatkan hasil optimal.
44
B. Hasil penelitian
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil peneltian ini yaitu,
efektivitas UPTP BLK menteri ketenagakerjaan dalam mengatasi angka
penganggura di kota Makassar, di mana penelitian menggunakan metode
kualitatif yang dapat di paparkan, menjelaskan, menggambarkan dan menggali
berdasarkan apa yang di ucapkan melalui wawancara dan observasi.
1. Deskriptif karakteristik informan penelitian
Jumlah imforman dalam penelitian ini adalah sebanyak 3 orang, yang terdiri
dari kepala Kasubag TU yang bernama Murtono Anja A,Md, kemudian Yudha
Prawira Putra seabagai staff TU, dan Andi Musakkir.
Berdasarkan wawancara yang di lakukan peneliti terhadap imforman
atau hasi wawancara dengan narasumber sebagai berikut :
a. Seleksi peserta dan syarat untuk mendaftar di BLK Makassar
Adapun syarat untuk masuk di BLK Makassar menyiapkan foto copy
terakhir, foto copy kk dan ktp, pas foto, mengisi formulir. Setelah mendaftar
dan memenuhi persyaratan semua calon peserta harus mengikuti seleksi,
dan di adakan penyaringan calon peserta yang telah terdaftar, sehingga
didapatkan peserta yang memenuhi kriteria baik dalam hal standar jumlah
maupun kemampuan. Berdasarkan hasil wawancara yang di kemukakan
oleh salah satu imforman yaitu :
“Dalam seleksi peserta ada beberapa tahap yaitu ujian tertulis dan tes
wawancara hal ini di lakukan kesusaian antara latar belakang pendidikan
dan kejuruan, sehingga dalam pelatihan dapat berjalan dengan baik”
(Murtono Anja A,Md) tanggal kamis,10 september 2020.
45
Hal yang sama pula yang di kemukakan bapak Yudha Prawira Putra
selaku staff kasubag TU:
“Sesuai yang di adakan oleh UPTP BLK Makassar melalui tes tertulis dan
wawancara, BLK Makassar ini di bawah naungan langsung dari
kementerian ketenaga kerjaan dan bahkan bekerja sama dengan pihak
perusahaan dan kependidikan universitas atau sekolah yang berada di
Sulawei Selatan terkhususnya di kota Makassar sehingga dalam praktek
tidak mengalami kesulitan dalam pelatihan ataupun mencari kerja
(wawancara dengan Yudha Prawira Putra)” tanggal senin, 14 september
2020.
Dalam hasil wawancara dapat di simpulkan bahwa seleksi peserta
memiliki beberapa tahap yaitu tes tertulis dan wawancara agar`pelatihan
sesuai dengan program yang di pilih.
“Bila jumlah peserta yang lulus melebihi dari 20 orang maka sisanya menunggu
atau bisa di katakan cadangan atau menunggu sampai paket pelatihan di buka
kembali”
“Setiap kejuruan dapat menampung hanya 16 orang, jika yang mendaftar
melebihi dari jumlah tersebut maka akan di seleksi dengan nilai yang tertingi”
Berdasarkan hasil wawancara dapat di simpulkan, daya tampung
setiap jurusan maksimal 16 orang sehingga yang tidak lulus harus menunggu
hingga pendaftaran terbuka kembali.
b. Metode pelatihan
Metode pelatihan yang di gunakan dalam proses pelatihan ini
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan shop talk. Di BLK ini
diadakan evaluasi yang di pakai dalam pelatihan dengan tes terakhir
komprhensif dengan menggunakan tes tertulis, berdasarkan wawancara di
lapangan oleh imforman yaitu:
46
“Jadi dalam hal ini pedoman 20% teori dan 80% praktek. Dalam
pelaksanaannya selalu didasarkan pada kebutuhan masingmasing kejuruan
yang memang berbeda. Seperti pada kejuruan otomotif dimana 10% teori dan
90% praktek dan dikejuruan aneka kejuruan khususnya sub kejuruan menjahit
dan bordir 25% teori dan 75% praktek. Namun perbedaan ini bukan masalah
karena setiap instruktur di masing-masing kejuruan berhak untuk menentukan
seberapa banyak teori yang dibutuhkan dan seberapa banyak praktek yang
harus dilakukan.” (Wawancara dengan Andi Musakkir) tanggal jumat, 18
september 2020.
“Tiap kejuruan memiliki cara yang berbeda dalam pemberian materi dan
praktiknya. Tapi, disetiap pelatihan memang lebih mengutamakan praktik agar
para peserta dapat memahami materi dan dapat mempraktekkannya
langsung”
c. Biaya pelatihan
Berdasarkan hasil wawancara maka di peroleh informasi tentang
biaya pelatihan BLK Makassar yang mengemukakan tentang sumber biaya
pelatihan yaitu:
“Program ini di peruntukan untuk pencari kerja dengan sumber biaya dari
Anggara Belanja Negara (APBN). Pelatihan di laksanakan di dalam ataupun di
luar BLK dengan program dan kurikulum yang di susun dengan kebutuhan
pasar kerja. (wawancara dengan Yudha Prawira Putra) tanggal senin, 21
september 2020.
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat di simpulkan biaya di
tanggung oleh APBN dalam naungan kementerian ketebagakerjaan
d. Peran UPTP BLK dalam mengatasi pengangguran
Peran balai latihan kerja Makassar merupakan serangkaian kegiatan
yang dilakukan BLK berupa pelaksanaan tugas dan fungsinya demi mencapai
tujuan, didirikannya BLK yaitu untuk menghasilkan tenaga kerja dan para
pencari kerja yang berkualitas dan kompetitif melalui pelatihan,sertifikasi
47
kompetensi dan penempatan tenaga kerja. Berdasarkan hasil wawancara
dengan informan, mengemukakan bahwa:
“BLK berperan untuk memberikan kursus atau pelatihan pada masyarakat yang
telah putus sekolah atau yang belum mendapatkan pekerjaan dengan
meningkatkan keterampilan dalam berbagai jurusan yang tersedia sehingga
mereka yang telah mendapatkan pelatihan mampu menciptakan lapangan
pekerjaan atau bekerja pada perusahan industri serta menyediakan fasilitas
belajar seperti penyediaan alat tulis kantor,penyediaan tenaga pengajar,
penyediaan kurikulum dan penyediaan metode pelatihan.” (Wawancara
dengan Murtono Anja A,Md) tanggal rabu, 23 september 2020.
“Sebagai instruktur didirikannya balai latihan kerja ini memberi peluang bagi
masyarakat untuk meningkatkan keterampilan, apalagi target kita itu
masyarakat yang sudah putus sekolah atau yang sedang cari pekerjaan. Disini
tersedia banyak jurusan yang nantinya bisa mendukung masyarakat untuk
membuka lapangan pekerjaan” (Wawancara dengan Yudha Prawira Putra)
tanggal jumat, 25 september 2020.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan, bahwa
peran balai latihan kerja yaitu memberikan kursus atas pelatihan berbasis
kompetensi terhadap angkatan kerja yang putus sekolah atau yang belum
mendapatkan pekerjaan serta memberikan keterampilan di berbagai kejuruan
sehingga mampuuntuk melakukan kerja sendiri atau berwirausaha.
e. Efektivitas BLK Makassar dalam mengatasi angka pengangguran.
Sejalan dengan peran BLK dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja
peserta dilihat secara berhasil atau tidak berhasilnya dengan melihat indikator
kualitas kerja yang mengacu pada kualitas sumber daya manusia.
48
1) Realisasi pelatihan UPTP BLK Makassar tahun 2017-2019.
Table 4.2
Daftar peserta pelatihan institusional
Tahun Jumlah
Pendaftar Lulus seleksi
2017 1089 712
2018 875 513
2019 987 874
Sumber: data sekunder diolah UPTP BLK Makassar
Table 4.3
Daftar peserta pelatihan Non institusional
Tahun Jumlah
Pendaftar Lulus seleksi
2017 614 497
2018 573 416
2019 540 432
Sumber: data sekunder diolah UPTP BLK Makassar
2) Monitoring
Sejalan dengan peran BLK dengan meningkatkan kualitas tenaga
kerja peserta di lihat secara berhasil atau tidak berhasilnya kualitas dan
sumber tenaga manusia. Monitoring pelatihan di lakukan BLK Makassar untuk
melihat efektif setidaknya pelatihan baik pelatihan institusional maupun non
institusional, dalam wawancara informan mengemukakan.
“Monitoring di lakukan agar dapat melihat apakah lulusan dari pelatihan sudah
atau belum bekerja, biasanya untuk melihat hasil pelatihan kita memiliki jangka
waktu pelaksanaan monitoring minimal 1 tahun, karena banyaknya alumni
49
yang sudah bekerja baik di kota Makassar, sulawesi selatan dan seuluruh
wilayah indonesia bahkan keluar negeri (wawancara dengan Murtono Anja
A,Md)” tanggal senin 28 september 2020.
“monitoring dilaksanakan pada setiap tahun anggarannya untuk melihat hasil pelatihan tahun sebelumnya, lulusan 2017 akan dimonitoring pada tahun anggaran 2018, lulusan 2018 akan dimonitoring pada tahun anggaran 2019 dan begitu seterusnya” (Wawancara dengan Murtono Anja A,Md) tanggal 28 September 2020
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
monitoring dilakukan dalam jangka waktu maksimal 1 tahun setelah pelatihan
selesai dalam prosedur pelaksanaan monitoring dilakukan pada pelatihan
konstitusional dan non-konstitusional, informan mengemukakan bahwa :
“biasanya pada pelatihan konstitusional kami memberikan blanko yang didalamnya berisi informasi peserta yang sudah lulus apakah sudah bekerja atau belum. Blanko nantinya dikembalikan pada kami dalam jangka waktu maksimal 1 tahun atau segera dikembalikan setelah mereka bekerja sedangkan pada pelatihan non konstitusional kami akan mendatangi langsung tempat dilaksanankannya pelatihan.” (Wawancara dengan Murtono Anja A,Md ) tanggal 28 September 2020
Dari hasil monitoring imforman dapat dapat hasil dari monitoring yang
di lakukan pada tahun 2017-2019.
Tabel 4.3
Jumlah lulusan tahun anggaran 2017-2019 yang dapat di monitoring.
Tahun Jumla lulusan Jumlah yang dapat di monitoring
Presentase (%)
2017 1212 647 52, 7
2018 938 477 50, 7
2019 1287 569 43, 5
Jmlh 3437 1963 49, 25%
Sumber: data sekunder dari BLK Makassar
50
Dari jumlah peserta yang lulus apakah semua dapat termonitor
imforman mengukakan bahwa:
“tidak semua peserta dapat dimonitor karena beberapa peserta yang telah lulus tidak mengembalikan blanko dan juga tidak melapor pada kami” (Wawancara dengan Yudha Prawira Putra) Tanggal 29 September 2020
“belum termonitor semuanya, kendalanya berada pada peserta pelatihan. Mereka ada yang langsung merantau atau juga mengembangkan potensinya sehingga yang termonitor cuma sebagian saja” (Wawancara dengan Yudha Prawira Putra) tanggal 29 September 2020
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dari hasil
monitoring sudah berjalan cukup efektif dapat dilihat dari hasil presentase jumlah
peserta yang lulus dapat terserap dalam dunia kerja yang diukur sesuai dengan
skala dan klasifikasi efektifitas pada tabel 2.1, dimana jika mencapai 41%-60%
dikatakan cukup efektif.
C. Pembahasan
Efektivitas UPTP BLK Makassar dalam mengatasi pengangguran ada
beberapa aspek untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam
meningkatkan sumber daya manusia di UPTP BLK Makassar terdapat beberapa
penunjang.
1. Seleksi Peserta
Seleksi peserta yang dilakukan oleh UPTP BLK Makassar dilakukan memiliki
beberapa tahap yaitu tes tertulis dan wawancara, hal ini dilakukan agar
kemampuan dan keterampilan peserta pelatihan sesuai dengan program yang
dipilih. Hal ini sejalan yang dikemukakan oleh Murtono Anja A,Md bahwa
seleksi peserta dilakukan dengan tes tertulis dan wawancara agar tepat
sasaran dan berdampak baik bagi peserta pelatihan.
51
Metode pelatihan lebih banyak praktek di bandingkan pendalam teori yang di
kemukakann oleh Andi Musakkir bahwa metode pelatihan yang di berikan
berupa pengetahuan dalam berbagai hal yang sebagian besar melakukan
praktek langsung.
2. Biaya pelatihan
Biaya pelatihan berasal dari anggaran pemerintah yaitu APBN karena dana ini
sangat menunjang yang di peruntukan untuk mencari kerja. Pelatihan di
laksanakan di dalam ataupun di luar ruangan dengan program di susun sesuai
kebutuhan pasarkerja yang di kemukakan oleh Yudha Prawira Putra.
3. Peran pelatihan kerja
Peran UPTP BLK Makassar yaitu memberikan kursus atau pelatihan berbasis
kompetensi terhadap angkatan kerja yang putus sekolah atau yang belum
mendapatkan pekerjaan serta memberikan keterampilan di berbagai kejuruan
sehingga mampu berwirausaha mandiri. Hal ini sejalan dengan
Yulzain,F&Jumiati(2019) Efektivitas UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) dalam
Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di UPTD BLK Kabupaten Padang
Pariaman. Di mana para siswa pelatihan dapat mengikuti jurusan pelatihan
dengan bermacam-macam jurusan lainnya.
4. Efektivitas UPTP BLK Makassar
Adapun efektivitas UPTP BLK Makassar sebagai berikut:
a. Realisasi
Berdasarkan tingkat kemauan masyarakat cukup tinggi dalam
meningkatkan keterampilan, sejalan dengan efektivitas UPTP BLK
52
Makassar dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja peserta pelatihan. Hal
ini di kemukakan oleh Intan Damayanti (2017) Manajemen UPTD BLK
kabupaten kudus dalam meningkatkan keterampilan masyarakat, yaitu
meningkatkan kualitas. Unit pengelola teknis daerah Balai Latihan Kerja
(UPTD BLK) Kabupaten Kudus merupakan sebuah organisasi
pemerintahan daerah yang berada dibawah naungan dinas tenaga kerja,
perindustrian, koperasi, dan usaha kecil menengah (Disnaker Perinkop Dan
Ukm ). UPTD BLK kabupaten kudus mengelola urusan ketenagakerjaan
khususnya pelatihan, sertifikasi, dan penempatan tenaga kerja
b. Target
1. terserap di dunia kerja dan monitoring di lakukan jangka waktu
maksimal tahun setelah pelatihan konstitusional dan non konstitusional
agar dapat melihat UPTP BLK Makassar telah berjalan efektif atau tidak
dengan melihat berapa yang terserap di dunia kerja dalam Negeri atau
di luar Negeri.
2. Di lihat dari tabel 4.3 di atas di ketahui bahwa jumlah lulusan peserta
pelatihan anggaran 2017 yang dapat terserap dunia kerja sebanyak
647 orang atau 52,7% serta pelatihan anggaran 2018 sebanyak 477
orang atau 50, 7% begitupun dengan pelatihan anggaran 2019
sebanyak 569 orang atau 43, 5% atau secara keseluruhan selama
setahun 2017-2019 yaitu 49,25% (cukup efektif)
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas
balai latihan kerja Makassar dalam mengatasi pengangguran perlu
53
meningkatkan sumber daya manusia di UPTP BLK Makassar melakukan
beberapa tahap dalam seleksi peserta yaitu tes tertulis dan wawancara. Metode
pelatihan yang dilakukan sesuai dengan kurikulum pelatihan yaitu jam pelajaran
praktek lebih banyak dibandingkan dengan teori. Biaya pelatihan yang berasal
dari APBN dan sudah berjalan dengan dilihat dari kejuruan yang di
selenggarakan tiap tahunnya kualitas instruktur dengan pelatihan yang tersedia
sudah sesuai dengan latar belakang pendidikan formal sehingga dapat
memberikan materi pelatihan secara efektif. Peran balai latihan kerja sudah
berjalan efektif dilihat dari sarana dan prasarana yang telah diberikan UPTP
BLK Makassar dalam melakukan pelatihan. Pelaksanaan monitoring yang
dilakukan oleh UPTP BLK Makassar terhadap lulusan sudah berjalan efektif
meskipun masih ada kendala. Hal ini dapat dilihat bahwa sudah separuh lebih
lulusan yang dapat bekerja sesuai keahlian yang dia dapat di BLK Makassar
Berdasarkan uraian efektivitas balai latihan kerja dalam mengatasi
angka pengangguran di kota makassar sesuai teori yang dikemukakan oleh
Menurut Gibson dalam (Herbani Pasolong, 2010:4) efektivitas adalah
pencapaian sasaran menunjukan derajat efektivitas. Efektivitas adalah suatu
pengukuran terhadap penyelesaian suatu pekerjaan tertentu dalam suatu
organisasi (Kumorotomo, 2005:362).
Efektivitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam
mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara tepat. Tingkat efektivitas dapat
diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan
hasil nyata yang telah diwujudkan, namun jika hasil pekerjaan dan tindakan
54
yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai maka
hal itu dikatakan tidak efektif, Menurut Ritno H. Rondonuwu dkk (Rondonuwu,
2015) efektivitas adalah pencapaian hasil dari pelaksanaan program yang
dibuat dengan target yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat di
ketahui bahwa salah satu upaya yang terus dilakukan pemerintah untuk
mengatasi dan mengurangi masalah pengangguran adalah dengan memberikan
pelatihan kerja. Pelatihan kerja merupakan bagian dari pendidikan dan
umumnya dilakukan oleh sebuah industri untuk meningkatkan keamampuan
karyawannya. Dewasa ini, pelatihan kerja tidaklagi hanya diberikan pada
karyawan suatu perusahaan, tetapi juga terbuka untuk masyarakat umum.
Tempat pelatihan kerja pun sudah sangat berkembang, terbukti dengan adanya
lembaga-lembaga kursus milik swasta yang bersifat bisnis yang menawarkan
pelatihan kerja pada masyarakat untuk mendapatkan keahlian atau
keterampilan.
Adapula lembaga milik pemerintah yang ditunjuk untuk melaksanakan
program pelatihan kerja bagi masyarakat umum yaitu, UPTD BLK. UPTD-BLK
merupakan suatu tempat untuk penyelenggaran pelatihan kerja bagi masyarakat
yang menjadi peserta pelatihannya agar mereka mampu menguasai suatu
keahlian atau keterampilan tertentu untuk bekal mereka dalam mencari
pekerjaan atau membuka usaha mandiri dan untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. UPTP BLK terdapat diseluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali di
kota Makassar.
55
UPTP BLK makassar hadir salah satu upaya untuk mengatasi
pengangguran di kota makassar. Untuk mengatasi pengangguran pemerintah
melakukan upaya yaitu, melakukan pelatihan terhadap masyarakat untuk
mengasah keahlian dibidang nya masing-masing dengan berbagai kejuruan dan
di tawarkan ke masyarakat. Pelatihan kerja yang di lakukan UPTP BLK
Makassar merupakan pelatihan kerja yang berbasis kompetensi yang akan
membentuk masyarakat agar kompeten dan berdaya saing tinggi di dalam
negeri atau di luar negeri.
56
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan mengenai efektivitas dalam mengatasi
angka pengangguran dapat di simpulkan bahwa Balai Latihan Kerja sudah
cukup efektif dalam mengatasi angka pengangguran di kota Makassar di lihat
dari tabel 4.3 yang cukup efektif dalam mengatasi pengangguran di kota
Makassar dan penjelasan hasil penelitian dari tahun 2017-2019 jumlah
peserta pelatihan di UPTP BLK Makassar yaitu 49,25%.
B. Saran
Setelah melakukan pembahasan dan pengambilan kesimpulan guna
melengkapi hasil penelitian, maka penulis memberikan saran bagi
Pemerintah, BLK Makassar, dan bagi peneliti. Adapun saran-saran yang
perlu di sampaikan sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah
Bagi pemerintah daerah dalam upaya meningkatnya kualitas pelatihan
kerja agar menambah anggaran terhadapa UPTP BLK Makassar
supayab mencakup angkatan kerja yang putus sekolah.
2. Bagi UPTP BLK Makassar
Di harapkan kedepannya pihak UPTP BLK Makassar mampu menjalin
pihak kerja sama agar mampu menyalurkan tenaga kerja yang kompeten
dan di harapkan juga dapat menambah instruktur dan jumlah pegawai
agar dapat memperlancar proses pelatihan.
56
57
3. Bagi peneliti
Untuk peneliti selanjutnya di harapkan mampu mengembangkan
penelitian untuk bisa mengembangkan kemampuan yang ada Di Balai
Latihan Kerja.
58
DAFTAR PUSTAKA
Doni, joni, priansa, dan swatnno. 2013. Manajemen Sdm Dalam Organisasi Public,
Dan Bisnis Bandung
Gibson. M 2008. Manajemen S umber Daya Manusia. Cetakan Kedua Jakarta
Erlangga
Hermes saroha. 2015. Strategi Dinas Tenaga Kerja Dalam Mengatasi Masalah
Pengangguran Di Kota Pekanbaru. JOM FISIP Vol 2 No: 2- Oktober 2015
Halaman 1-15
Hartini dan G. Kartasapoetra (1992) (Hariadi, 2009: 22) Kamus Sosiologi Dan
Kependudukan, Penerbit Aksara Solo
Intan Damayanti. 2017. Manajemen Uptd Blk Kabupaten Kudus Dalam
Meningkatkan Keterampilan Masyarakat.
Indri hanifa. 2018. Kinerja dinas tenaga kerja dan transmigrasi dalam melaksanakan
program penguranganan pengangguran. Jurnal GOVERNANSI p-ISSN 2442-
3971; e-ISSN 2549-7138 Volume 4 Nomor 1, April 2018. Hal (21-32)
Kumorotomo, wahyudi 2005 etika Administrasi Negara.Pt Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Manning, Chris Dan Tadjuddin Noer Effendi 1996 Urbanisasi Pengangguran, Dan
Sektor Informal Di Kota Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Pasolong, herbani. 2010.Teori Administrasi Public Alfabeta Bandung
Rusli, budiman 2013 Kebijakan Public Membangun Pelayanan Public Yang
Responsif, Bandung Hakim Publisher.
Rondonuwu H. Ritno dkk. 2015 Analisis Efesiensi Dan Efektivitas Pengelolaan
Keuangan Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Minahasa
Jurnal MBA 23. Vol. 3 no 4. ISSN: 2303-1174
Rina Nur Azizah Dan Rini Aristin. 2018. Strategi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Kabupaten Sampang Dalam Mengurangi Angka Pengangguran
Melalui Metode Balanced Scorecard. ISSN 2088-7469 (Paper) ISSN 2407-
6864 (Online) Volume 8 Nomor 2 (2018). Hal (186-197)
Steers, Richard. M 1985 Efektivitas Organisasi Kaidah PeriLaku (Alih Bahasa
Magdalena). Jakarta, Erlangga.
59
Suroto 1996 Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Kesempatan
Kerja.Yogyakarta: UGM Press.
Siagian s. p. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja.Jakarta Rineka Cipta.
Suwarni,2015 Pembuatan Website Pengolahan Data Pelatihan Balai Pelatihan
Ketenagakerjaan Pada Disnaker trans Jawa Barat
Sukirno Sadono (20016) Ekonomi Pembangunan Edisi Kedua.Kencana Jakarta.
Yulzain. F. Jumiati. 2019. Efektivitas Uptd Balai Latihan Kerja (Blk) Dalam
Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja Di Uptd Blk Kabupaten Padang
Pariaman. Volume 1 Nomor: 4 Tahun 2019 ISSN : 2684-818X (Online), ISSN :
2338-7378 (Print), http://jmiap.ppj.unp.ac.id. Hal (12-19)
60
L
A
M
P
I
R
A
N
61
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk Pegawai Uptp Blk Makassar
A. BIAYA PELATIHAN
1. Darimanakah sumber dana untuk menyelanggarakan pelatihan ?
2. Apakah peserta di pungut biaya ?
3. Adakah kendala terkait dengan biaya dalam pelatihan ?
B. SELEKSI PESERTA
1. Apakah semua jurusan dilakukan proses seleksi ?
2. Pertimbangan apa saja yang menjadi dasar kelulusan seleksi
peserta ?
3. Berapa daya tampung ruang yang bisa diserap ditiap kejuruan?
4. Apa saja kendala dalam pelaksanaan proses seleksi peserta ?
C. PELAKSANAAN PELATIHAN
1. Bagaimana metode penyampaian materi yang digunakan oleh
instruktur?
2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam penyampaian materi ?
3. Bagaimana respon dari peserta pelatihan terhadap materi yang
disampaikan oleh instruktur ?
4. Bagaimana perbandingan antara penyampaian praktek dan
teorinya ?
D. MONITORING
1. Pelaksanan monitoring
a. Apakah tujuan dilaksanakan monitoring pelatihan ?
b. Bagaimana ketentuan batas waktu pelaksanaan monitoring yang
efektif ?
c. Siapakah yang melaksanakan monitoring pelatihan ?
d. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan monitoring
?
2. HASIL MONITORING
a. Bagaimanakah hasil monitoring dari pelatihan ini ?
b. Apakah semua lulusan sudah termonitor ?
62
Lokasi Penelitian
KANTOR UPTP BLK MAKASSAR
63
WAWANCARA
64
RIWAYAT HIDUP
SYAMSIR, lahir pada tanggal 19 Agustus 1997 di
desa lembang, kecematan kajang kab. Bulukumba
Provinsi Sulawesi Selatan, anak pertama dari dua
bersaudara yang merupakan buah cinta dari
pasangan Syarifuddin dan Nursida. Penulis memulai
jenjang pendidikan formal dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 111 kassi buta
pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2010. Ditahun yang sama, penulis
melanjutkan di SMPN 20 Bulukumba dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun
yang sama pula, penulis melanjutkan pendidikannya di SMKN 7 BULUKUMBA
dan tamat pada tahun 2016. Setelah tamat SMA penulis langsung melanjutkan
pendidikan di Perguruan Tinggi melalui penerimaan mahasiswa jalur online
dan terdaftar sebagai mahasiswa program studi strata satu Jurusan Ilmu
Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pada tahun 2020 penulis mendapatkan gelar
(strata satu) S.1 Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Efektivitas Unt
Pelaksanaan Teknis Pusat (UPTP) Bala Latihan Kerja Makassar Dalam
Mengatasi Pengangguran Di Kota Makassar. Semoga dengan hasil penelitian
ini bermanfaat bagi para pembaca dan penulis dapat mengimplementasikan
ilmu yang didapatkan dari Universitas Muhammadiyah Makassar di
masyarakat.