efektivitas pembelajaran kooperatif model make...

119
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam Al Syukro Ciputat) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh : Febriyani Rofiqoh NIM: 106015000700 JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H /2010 M

Upload: doanhanh

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A

MATCH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam Al Syukro Ciputat)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

Febriyani Rofiqoh

NIM: 106015000700

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H /2010 M

Page 2: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

ii

ABSTRAK

Febriyani Rofiqoh, Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Make aMatch Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS(Penelitian Tindakan Kelas Di Smp Islam Al Syukro Ciputat). Skripsi,Jurusan Pendidikan IPS, Program Studi Ekonomi, Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan efektifitas pembelajaran kooperetif model Make a Matchdalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dan persepsisiswa tentang penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a Match dalampembelajaran IPS. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al Syukro Ciputatdari Oktober sampai November 2010. Metode penelitian ini menggunakan metodepenelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus dan setiap siklusmeliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen yangdigunakan adalah tes (pre test dan post tes), teknik analisis data denganmenggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan untukmendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran di kelas berupa observasi dan hasilwawancara. Sedangkan teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan hasiltes setiap siklus dilihat dari N-Gain. Siklus akan berhenti jika indikatorkeberhasilan telah tercapai.

Hasil analisis data dari hasil belajar siswa menunjukan adanya peningkatan hasilbelajar pada setiap siklus. Ditunjukan dengan nilai rata-rata N-gain pada siklus 1sebesar 47%, sedangkan siklus 2 menjadi 65%, dan pada siklus 3 meningkatmenjadi 77%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berhasilmeningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada babhakekat manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi melalui pembelajarankooperatif model Make a Match.

Kata kunci: Hasil Belajar siswa , Pembelajaran Kooperatif Model Make a Match

Page 3: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

iii

ABSTRACT

Febriyani Rofiqoh, Cooperative Learning effectiveness Model Make a. MatchIn Increase Student Studying Result On IPS'S Subject (Action researchbrazes At SMP Al Syukro Ciputat's Islam). Paper, IPS'S Education majors,Study’s program Economy, Tarbiyah's Knowledge faculty and teachership,Countries Islamic university Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research intent cooperative learning effectiveness model Make a. Match inincrease student studying result on IPS'S subject and student perception about co-operative learning purpose model Make a. Match in IPS'S learning. This researchis executed at SMP Al Syukro Ciputat's Islam of October until November 2010.This observational method utilize action research method brazes (PTK) one thatconsisting of three cycles and each cycle cover planning, performing, observation,and reflection. Instrument that is utilized is essay (pre is test and post essays),analysis’s tech data by use of tech qualitative and quantitative. Qualitative tech isutilized to describe learning performing at brazes as observation and interviewresult. Meanwhile analysis’s tech quantitative data by use of result essays eachcycle be seen of N Gain. Cycle will stop if success indicator was reached.

Analysis’s result data of student studying result point out marks sense result step-up study on each cycle. At indication with average value N gain on cycle 1 as bigas 47%, meanwhile cycle 2 as 65%, and on cycle 3 worked up as 77%. This ob-servational result can be concluded that successful increase activity and studentstudying result on IPS'S subject on human essence chapter as creature social andeconomic via cooperative learning model Make a. Match.

Key word: Students Learned result, Cooperative learning Model Make a. Match

Page 4: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

iv

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhTiada kata yang paling indah dan bermakna selain untaian kata syukur

kehadirat zat yang maha agung dan maha perkasa, yang memberikan nikmat

sehat, nikmat iman dan islam kepada hamba-Nya yang taat. Shalawat dan salam

semoga tetap dicurahkan atas keharibaan Nabi ahhirul zaman “ushwah hasanah”yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, Nabi Muhammad SAW, keluarga,

sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis bersyukur karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya dapat

diselesaikan dengan baik dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan (S.Pd) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan

dorongan semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Kedua orang tua Ayahanda (Arif Rahman, S.Ag) dan Ibunda (Tiharsih)

tercinta yang telah mendidik, mengajar dan memberikan kepercayaan kepada

penulis untuk melangkah lebih jauh, menyelesaikan skripsi tepat pada

waktunya, yang selalu berdo’a dalam setiap hela napas dan sujudnya, yangselalu membanggakan dan mendukung penulis mempunyai kepercayaan diri

yang sangat tinggi serta selalu optimis dalam menjalani hidup.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta

memberi restu kepada penulis guna menyusun skripsi ini sebagai syarat untuk

memperoleh gelar sarjana.

3. Drs. H. Nurochim, MM, ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang telah mengajar dan memberikan

bimbingan dengan sabar, dan senantiasa memberikan suport dalam

menyelasaikan skripsi ini.

4. Seluruh bapak/ibu dosen dan sekretaris program studi Pendidikan IPS

khususnya bapak Dr. Iwan Purwanto M. Pd, terimakasih atas ilmu yang

diberikan selama perkuliahan.

Page 5: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

v

5. Dr. Muhamad Arif, M.Pd, pembimbing yang telah meluangkan waktu,

tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dengan sabar dan mengarahkan

sampai selesaian skripsi ini.

6. Bapak kepala sekolah, Guru, serta Staf SMP Islam Al Syukro Ciputat,

khususnya Bapak Kosaman SE, selaku guru IPS yang telah banyak membantu

penulis selama penelitian.

7. Kakak-kakakku (St.Nurjalilah, S.Hi dan suami, St.Nurika Fofiyah, S.Pd.I dan

suami, S.Pd.I, M.Farid Firdaus, S.Pd.I dan istri, M.Fahrul Rohman, S.Kom)

yang senantiasa selalu memberikan do’a, cinta, harapan, motivasi dan

semangat yang diberikan, terima kasih atas segalanya.

8. Keponakan-keponakanku (Ziya, Ziddan, Fatih) yang selalu memberikan

keceriaan dan kegembiraan kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat terbaikku Gossip makker (Best (Qq), Evi, Tami, Amel, Ani,

Reni, Bariyah, Deby, Rifa, Lia, Sri, Leni, Inta), dan kelurga kecilku dikosan

(Neng dan Ais). Yang tidak akan pernah terlupakan kenangan yang sudah kita

lewati bersama ”Succses for All”.

10. Semua teman-teman seperjuangan jurusan IPS angkatan 2006, serta semua

pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung

dalam penulisan skripsi ini hingga selesai.

Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah

SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, Desember 2010

Penulis

Febriyani Rofiqoh

Page 6: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ...............................................................................................viii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 8

D. Perumusan Masalah ................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8

BAB II: KAJIAN TEORI

A. Efektifitas ................................................................................... 9

1. Pengertian Efektifitas ........................................................... 9

2. Macam-macam Persfektif Efektifitas................................... 12

B. Pembelajaran Kooperatif............................................................ 12

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif.................................... 12

2. Macam-macam Pembelajaran Kooperatif............................ 13

3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif........................................ 14

4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ......................................... 15

5. Peran Guru Dalam Pembelajaran Kooperatif....................... 15

6. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif......................... 16

7. Prinsip-prinsip Asas Pembelajaran Kooperatif .................... 17

8. Pembelajaran Kooperatif Model Make a Match ............... 18

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model Make

a Match ........................................................................... 18

Page 7: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

vii

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Model Make

a Match............................................................................ 18

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

Model Make a Match .................................................... 19

C. Hakikat Belajar Siswa ................................................................ 20

1. Definisi Belajar .................................................................... 20

2. Teori-teori Belajar................................................................ 21

3. Jenis-jenis Belajar ................................................................ 24

4. Ciri-ciri Belajar ................................................................... 25

5. Belajar Sebagai Suatu Proses ............................................... 26

D. Hakekat Hasil Belajar ............................................................... 26

1. Definisi Hasil Belajar .......................................................... 26

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... 28

E. Pendidikan IPS .......................................................................... 28

1. Hakekat dan Pendidikan IPS................................................ 28

2. Kompetensi Pendidikan IPS................................................. 30

3. Karakteristik Pendidikan IPS ............................................... 31

4. Fungsi dan Tujuan Pendidikan IPS...................................... 31

F. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan..................................... 32

G. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan.......................... 33

H. Hipotesis Tindakan..................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ....................................................................... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 35

C. Metode Penelitian Dan Rancangan Siklus Penelitian ................ 36

D. Subjek atau Partisipasi yang Terlibat dalam Penelitian ............. 38

E. Peran Penelitian dalam Penelitian.............................................. 38

F. Tahapan Intervensi dalam Penelitian ......................................... 38

G. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan............................... 39

H. Data dan Sumber Data .............................................................. 39

Page 8: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

viii

I. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 40

J. Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data .................................. 40

K. Validitas Isi ................................................................................ 44

L. Analisis Data dan Intervensi Hasil Analisis............................... 46

M. Tindak Lanjut / Pengembangan Perencanaan Tindakan ............47

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL

ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data............................................................................ 48

B. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................... 49

C. Interpretasi Analisis Kegiatan Pembelajaran ............................. 49

D. Analisis Data .............................................................................. 65

E. Pembahasan Hasil Temuan ........................................................ 67

F. Keterbatasan Peneliti.................................................................. 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 70

B. Saran .......................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72

LAMPIRAN

Page 9: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan masalah paling penting dan aktual sepanjang

zaman, karena kemajuan suatu bangsa dan negara tidak terlepas dari

keberhasilan di sektor pendidikan suatu bangsa tersebut. Dapat dilihat dalam

sejarah dan masa kini bahwa peradaban yang maju pada suatu bangsa dan

Negara tidak terlepas dari peran pendidikan yang maju pula.

Melalui pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang

dapat dijadikan tuntunan dalam kehidupan dan dengan pendidikan orang

menjadi maju dan mampu mengelola alam yang dikaruniakan Allah SWT

dengan baik. Hal-hal tersebut sesuai dengan visi pendidikan nasional yaitu

terwujudnya masyarakat indonesia yang damai, demokratis, berakhlak,

berkeahlian, berdaya saing tinggi, maju dan sejahtera dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang didukung oleh manusia-manusia yang sehat,

mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berdasarkan

hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki

etos kerja tinggi serta disiplin.

Redja Mulyahardjo mengatakan bahwa:

“Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar yangberlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhipertumbuhan individu. Dan dalam arti sempit pendidikan adalahpengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembagapendidikan formal. Dan segala pengaruh yang diupayakan sekolah

Page 10: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

2

terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agarmempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuhterhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.”1

Pendidikan adalah suatu proses yang berfungsi membimbing siswa

dalam kehidupan sesuai dengan tugas dan perkembangannya yang harus

dijalani oleh peserta didik, pendidikan juga merupakan suatu usaha sadar yang

teratur dan sistematik, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi

tanggung jawab untuk membuat peserta didik agar mempunyai sifat atau tabiat

sesuai dengan cita-cita pendidikan.

Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.2

Ngalim Purwanto menyatakan bahwa “Pendidikan ialah pimpinan

yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam

pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi

masyarakat.”3

Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh

ilmu pengetahuan dan dalam proses tersebut seseorang haruslah belajar karena

hal tersebut sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia itu sendiri.

Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia,

maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh

hasil yang baik pula. Dalam rangka meningkatkan pendidikan di Indonesia

1 Redja Mulyahardjo, pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),h. 8

2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional Pasal 1 Ayat 1 (Bandung: Citra Umbara, 2006), hal. 71-72

3 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2004), Cet. ke- 16, hal. 10

Page 11: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

3

serta menumbuhkan suatu sistem pembelajaran yang berkualitas, maka sistem

pembelajaran tersebut harus menuju pada proses belajar yang kompetitif dan

mandiri, karena salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan

kemampuan siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang

apa yang diperbuat atau apa yang diyakini.

Semua yang diperoleh siswa tersebut didapat dari peran seorang

guru. Semua orang percaya bahwa guru memiliki andil yang sangat besar

terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam

membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya

secara optimal.

Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan

kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik. Agar dapat mengembangkan

potensi secara optimal, dalam hal ini guru harus kreatif, profesional, dan

menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagi berikut:

1. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.2. Tema, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan dan bagi para

peserta didik.3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani

peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat

mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikansaran pemecahannya.

5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.6. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik,

orang lain, dan lingkungannya.7. Mengembangkan kreatifitas.4

Perkembangan ilmu, teknologi dan arus globalisasi telah membawa

perubahan dihampir setiap aspek kehidupan manusia. Dalam rangka

menghadapi berbagai perubahan dan permasalahan tersebut diperlukan sumber

daya manusia yang berkualitas, yang antara lain melalui pembaharuan sistem

pendidikan dan khususnya pembelajaran ilmu-ilmu sosial (IPS) yang lebih

bermakna. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan sosial

4 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 36

Page 12: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

4

mengisyaratkan bahwa pendidikan IPS mesti senantiasa melakukan langkah

pengembangan guna menjawab permasalahan yang ada dalam masyarakat.

Banyak pandangan yang muncul seputar permasalahan yang ada dalam

pendidikan IPS itu sendiri, di antaranya ada pihak yang mengkritisi strategi

atau pendekatan yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Ada yang

mengkritisi dari sudut materi yang diajarkan yang sering kali missmacth

dengan realitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan yang

demikian setidaknya munculnya asumsi dalam diri siswa bahwa IPS

merupakan bidang studi yang menjemukan, kurang menantang minat belajar,

bahkan dipandang sebagai ilmu pengetahuan kelas dua. Hal ini sesuai dengan

apa yang diutarakan oleh Syafruddin Nurdin mengutip pendapat Nu’man

Sumantri bahwa “Pelajaran IPS yang diberikan di sekolah-sekolah sangat

menjemukan dan membosankan. Hal ini disebabkan penyajiannya bersifat

monoton dan ekspositoris, sehingga siswa kurang antusias yang dapat

mengakibatkan pelajaran kurang menarik”.5

Permasalahan pembelajaran tersebut berdampak pada minat dan

motivasi siswa untuk belajar menjadi berkurang, dan pembelajaran menjadi

tidak bermakna bagi siswa, sehingga mengakibatkan kurang aktifnya siswa

dalam pembelajaran berlangsung. Hal tersebut terjadi karena model

pembelajaran yang diimplementasikan di sekolah-sekolah saat ini pada

umumnya masih bersifat konvensional. Disebabkan karena sejauh ini

pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai

perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru

sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama

strategi belajar.

Dalam pembelajaran IPS diperlukan juga efektivitas, efektivitas belajar

IPS adalah hasil akhir yang diterima setelah mengalami proses belajar

mengajar IPS yang tidak hanya diarahkan pada penguasaan materi saja, tetapi

juga menyentuh ranah kognitif, afektif, dan juga psikomotorik dalam

5 Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman IndividuSiswa dalam Bebasis Kompetensi, ( Jakarta: Ciputat Press, 2005), Cet.I h.7

Page 13: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

5

mewujudkan nilai-nilai positif. Efektivitas proses belajar mengajar

menekankan pada suatu usaha yang akan melahirkan aktifitas belajar yang

efektif. Belajar yang efektif merupakan suatu aktifitas belajar yang optimal

pada diri siswa. Menciptakan kondisi belajar yang efektif bagi siswa sangat

bergantung kepada cara mengelola kegiatan belajar mengajar yang

memungkinkan siswa dapat belajar sebaik mungkin berdasarkan

kemampuannya.

Permasalahan di atas menimbulkan pertanyaan, yakni bagaimana

menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang

diajarkan di dalam mata pelajaran IPS, sehingga semua siswa dapat

menggunakan dan mengingatnya lebih lama konsep tersebut. Bagaimana

mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan

membentuk satu pemahaman yang utuh.

Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya

inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber

daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada

faktor guru.

Dalam proses belajar mengajar, terdapat sebuah ungkapan populer

bahwa metode lebih penting dari materi. Demikian urgennya metode dalam

proses pendidikan dan pengajaran, sehingga sebuah proses belajar mengajar

(PBM) bisa dikatakan tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak

menggunakan metode yang tepat. Karena metode menempati posisi kedua

terpenting setelah tujuan dari sederetan komponen-komponen pembelajaran,

yakni: tujuan, metode, materi, media, dan evaluasi.

Oleh karena itu pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan

karakteristik siswa, materi, dan kondisi lingkungan di mana pengajaran

berlangsung. Basyirudin Usman menyatakan bahwa “Bila ditinjau lebih teliti

sebenarnya keunggulan suatu metode terletak pada beberapa faktor yang

berpengaruh, antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi dan kondisi,

Page 14: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

6

kemampuan dan kepribadian guru, serta sarana dan prasarana yang

digunakan.”6

Seorang pendidik dituntut agar cermat dalam memilih dan menetapkan

metode apa yang tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran pada

peserta didik, karena dalam proses belajar mengajar (PBM) dikenal ada

beberapa macam metode.

Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukanbeberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungproses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atausiswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawabpertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisabekerja kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Merekacenderung belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangunsendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri. Karenasiswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yangdipelajari. Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa ternyatadengan pendekatan pembelajaran seperti itu hasil belajar siswa dirasa belummaksimal.

Belajar mengajar merupakan proses kegiatan yang tidak dapatdipisahkan dari pembelajaran. Dan proses tersebut dapat dilandaskan padasuatu sistem yang baik dengan memilih metode yang sesuai agar dapatmenentukan keberhasilan siswa. Keberhasilan proses belajar mengajardipengaruhi banyak faktor, diantaranya pemilihan metode mengajar, minatsiswa terhadap materi yang diajarkan dan peranan guru dalam mengatasikesulitan belajar siswa.

Pada saat ini antusias siswa untuk belajar mata pelajaran IPS masih

rendah, selain itu kurangnya keterampilan guru dalam mengembangkan

pendekatan dan metode atau model pembelajaran, sehingga fokus

pembelajaran hanya terpusat pada guru (teacher centered) dan kurang ada

partisipasi siswa yang berarti. Untuk mengatasi masalah di atas diperlukan

tindakan kelas. Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa “Tindakan kelas yaitu

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

6 Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Intermasa,2002), Cet.1,h.32

Page 15: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

7

tindakan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru

yang dilakukan oleh siswa”.7

E. Mulyasa mengatakan bahwa:“Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besaruntuk meningkatkan pembelajaran apabila di implementasikan denganbaik dan benar. Melalui penelitian guru dapat berkreasi danmengembangkan kemampuan secara mandiri dalam meningkatkankualitas pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan kualitaspembelajaran yang bersinambungan, baik kualitas hasil maupunprosesnya secara bersamaan”.8

Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengaitkan materi teori

dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah

peneliti mencoba mengembangkan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran

dengan model Make a Match melalui penelitian tindakan kelas.

Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam model, salah satu

model pembelajaran kooperatif yang ingin penulis sampaikan adalah Make a

Match . Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif

berkomunikasi dengan guru atau siswa lainnya di dalam kelas, sehingga

terjadilah suatu pembelajaran yang hidup di dalam kelas. Pada model ini

setiap siswa dituntut untuk memberikan saran, pendapat, ide, bahkan, untuk

menjawab soal yang diberikan guru, dengan cara mangangkat atau

mengajukan kartu yang diberikan guru pada setiap siswa.

Berdasarkan analisis di atas penulis berinisiatif untuk melakukan

eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a

Match dan diharapkan dengan model tersebut dapat meningkatkan hasil

belajar siswa mata pelajaran IPS. Dan dari latar belakang di atas penulis

ingin melakukan penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPS” (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam Al Syukro

Ciputat)

7 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.38 E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009), h.8

Page 16: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat

diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Siswa menganggap pelajaran IPS menjemukan dan membosankan

2. Guru belum menjalankan dan mempraktekan model pembelajaran

yang sesuai dengan materi.

3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS yang kurang

memuaskan.

4. Belum diketahuinya efektifitas belajar siswa dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif model Make a Match.

5. Belum diketahuinya persepsi siswa tentang penggunaan

pembelajaran kooperatif model Make a Match dalam pembelajaran

IPS.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat lebih terarah, jelas dan tidak meluas, maka

penulis membatasi masalah ini difokuskan pada:

1. Efektivitas pembelajaran kooperatif model Make a Match dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

2. Persepsi siswa tentang penggunaan pembelajaran kooperatif model

Make a Match dalam pembelajaran IPS.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana efektifitas pembelajaran kooperetif model Make a

Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPS?

2. Bagaiamana persepsi siswa tentang penggunaan pembelajaran

kooperatif model Make a Match dalam pembelajaran IPS?

Page 17: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

9

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran kooperetif model

Make a Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS.

2. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang penggunaan

pembelajaran kooperatif model Make a Match dalam

pembelajaran IPS.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat

bagi:

1. Guru, dapat menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a

Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Siswa, dapat mempermudah dalam memahami pelajaran IPS, dan

dapat meningkatkan hasil belajar.

3. Peneliti, memberikan wawasan pengetahuan peneliti tentang

efektifitas pembelajaran kooperatif model Make a Match dalam

meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS.

4. Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan

dan wawasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta

kualitas pembelajaran IPS.

Page 18: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

10

BAB II

KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN

KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan

pendidikan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Menurut Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia “Efektivitas berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,

kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Sedangkan

menurut etimologi efektif adalah bentuk kata benda (noun) dari kata sifat

(adjective).” 9

Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas

mencakup faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan

demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena

mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam

mencapai sasaran. Dalam dunia pendidikan, efektivitas dapat ditinjau dari

2 segi, yaitu: dari segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivitas

belajar murid.

9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 1982)

Page 19: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

11

Madyo mengatakan bahwa “Efektivitas mengajar guru terutama

menyangkut kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat

dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid terutama menyangkut

tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan

mengajar dan belajar yang ditempuh.”10

Untuk tercapainya pembelajaran yang efektif, perlu

dipertimbangkan hal-hal berikut:

a. Penguasaan bahan pelajaran.

b. Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki

siswa.

c. Variasi metode.

d. Seorang guru harus selalu menambah ilmunya agar dapat

meningkatkan kemampuannya mengajar.

e. Guru harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual,

sehingga akan menimbulkan rangsangan yang efektif bagi

belajar siswa.

f. Guru harus berani memberikan pujian, karena pujian yang

diberikan dengan tepat dapat memotivasi belajar siswa dengan

positif.

g. Guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara

individual.

Menurut Slameto bahwa untuk meningkatkan cara belajar yang

efektif perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

a. Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam dirisiswa itu sendiri, contohnya kesehatan, keamanan,ketenteraman, dan sebagainya. Siswa dapat belajar denganbaik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat dipenuhi.

b. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadisiswa. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkunganyang baik dan teratur.

c. Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabiladapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar

10 Madyo, et. al, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang: Efftah Offset, 1990), cet ke-1, h.63

Page 20: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

12

diperlukan untuk dapat mencapai hasil belajar semaksimalmungkin.11

Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar.

Dalam belajar, siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya.

Untuk tuntutan itu guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai fasilitator

untuk siswa, maka ketika guru mengajar, guru juga harus mengajar dengan

efektif.

Mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar

siswa yang efektif pula. Belajar yang dimaksud adalah suatu aktivitas

mencari, menemukan dan melihat pokok masalah.

Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat

sebagai berikut:

a. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.b. Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu

mengajar.c. Guru harus memberikan motivasi pada siswa.d. Kurikulum yang baik dan seimbang.e. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual.f. Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di

sekolah.g. Pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, guru perlu

memberikan masalah-masalah yang merangsang siswa untukberpikir.

h. Semua pelajaran yang diberikan pada siswa perludiintegrasikan.

i. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupanyang nyata di masyarakat.

j. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikebebasan pada siswa untuk dapat menyelidiki sendiri,mengamati sendiri, belajar sendiri, dan mencari pemecahanmasalah sendiri.12

Fakta yang terjadi di kelas menuntut guru untuk tidak lagi mengajar

dengan sistem lama (konvensional). Karena kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi, maka guru harus dapat memanfaatkan kemajuan iptek

tersebut untuk meningkatkan cara mengajar agar lebih efektif.

11 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,2003), Cet. ke-4, h. 74-76

12 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 92-95

Page 21: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

13

Sedangkan efektivitas belajar murid, terutama menyangkut sejauh

mana tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan yang telah dicapai

melalui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.

Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

efektivitas itu berkaitan dengan terlaksanannya semua tugas serta terca-

painya tujuan. Dan secara umum bahwa efektivitas berarti ketercapaian

suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

2. Macam-macam Persfektif Efektifitas

Menurut F.X Suwarto bahwa terdapat beberapa perspektif tentang

keefektifan. Di antaranya adalah:

a. Keefektifan individu yaitu menekankan pelaksanaan tugas-tugas dan tanggung jawab individu pekerja atau anggotaorganisasi dari suatu oarganisasi.

b. Keefektifan kelompok yaitu jumlah sumbangan darikeseluruhan anggota kelompok.

c. Keefektifan organisasi yaitu fungsi dari keefektifan individudan kelompok, bahwa organisasi dapat memperoleh tingkatprestasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah prestasimasing-masing bagian yang ada dalam organisasi.13

Dapat disimpulkan bahwa keefektifan individu yaitu tanggung

jawab individu, dan kelompok yaitu sumbangan dari keseluruhan anggota

kelompok, sedangkan keefektifan organisasi yaitu fungsi dari keefektifan

individu dan kelompok.

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Anita lie mengatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif dengan

istilah pembelajaran gotong-royang. Yaitu sistem pembelajaran yang

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan

siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.” 14

13 www..clr. ui. Id., 20 November 200814 Isjono, Cooperatif Learning, (Bandung: Alfa Beta, 2010), Cet 3, h.16

Page 22: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

14

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang

saat ini digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang

berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang

ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama

dengan orang lain, siswa yang agresif yang tidak peduli pada orang lain.

Arief Achmad menyatakan bahwa:“Metode pembelajaran cooperative learning beranjak dari dasarpemikiran (getting better together) yang menekankan padapemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yangkondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkanpengetahuan, sikap nilai, serta keterampilan-keterampilan sosialyang bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat.”15

Menurut Isjono bahwa:

“Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajattetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras, dan satusama lain saling membantu. Menurut isjono bahwa Tujuandibentuknya kelompok tersebut adalah Untuk memberikankesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktifdalam proses berfikir dan kegiatan belajar”.16

Dengan demikian pembelajaran kooperatif membuat siswa bukan

hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses

pembelajaran, melainkan siswa juga dituntut untuk belajar dalam

kelompoknya dengan cara belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus

mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain.

2. Macam-macam Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari model yang dikembangkan dalam

pembelajaran koopertaif, yaitu:

a. Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu metode belajardimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu

15Arief Ahmad, Implementasi Model Cooperative Dalam Pembelajaran IPS,(google;http//www.dunia guru.com/indek)

16Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Konsep,Landasan Teoritis-Praktis Dan Implementasi, Jakarta: Perpustakan Nasional,Desember 2007),h.41

Page 23: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

15

kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor darisiswa.

b. Jigsaw, dalam model ini guru membagi satuan informasi yangbesar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnyaguru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatifyang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggotabertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.

c. Model Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipeatau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaanstatus, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya danmengandung unsur permainan dan reinforcement

d. Model pembelajaran Make a Match artinya modelpembelajaran mencari pasangan. Setiap siswa mendapatsebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencaripasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Dalampembelajaran kooperatif model Make a Match siswa belajarbersama dalam kelompok-kelompok kecil dan salingmembantu satu sama lain. .17

3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif sangat menekankan adanya kerja sama

siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi ketika proses

pembelajaran berlangsung. Ibrahim dan Warsono mengungkapkan bahwa

ada beberapa unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa merekasehidup sepenanggungan bersama.

b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalamkelompoknya, seperti milik mereka sendiri.

c. Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam memilikitujuan yang sama.

d. Siswa harusnya membagi tugas dan tanggung jawab yang samadiantara anggota kelompoknya.

e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah ataupenghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggotakelompoknya.

f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkanketermpilan untuk belajar bersama selama proses pembelajaranberlangsung.

17Triyanto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, h. 49-63

Page 24: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

16

g. Siswa mempertanggung jawabkan secara individual materi yangditanganinya dalam kelompok kooperatif. 18

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif di atas akan membuat siswa

bertanggung jawab terhadap kelompoknya dan terhadap dirinya, karena

setiap siswa dituntut untuk memberikan yang terbaik untuk kelompoknya

sehingga siswa termotivasi untuk belajar demi kemajuan kelompoknya dan

dirinya yang pada akhirnya dapat mendapatkan hasil belajar yang

memuaskan.

4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disampaikan Ibrahim dan

Anwar Holil sebagai berikut:

a. Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam

tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik.

b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut

ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun

ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan

peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi

untuk bekerja, saling bergantung satu sama lain atas tugas-

tugas bersama.

c. Tujuan penting ketiga adalah mengajarkan kepada siswa

keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini

penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih

kurang dalam keterampilan sosial.

5. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif

Peranan guru dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai

fasilitator, motivator dan manajer belajar. Pemberian bantuan secara

scaffolding sangat diperlukan. Scaffolding adalah pemberian sejumlah

18Warsono, Penerapan Prinsip CTL dalam Pembelajaran, (Jurnal pendidikan dankebudayaan Vidya karya, th.XXII,no.2, Oktober 2003), h.138

Page 25: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

17

bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian

menguranginya dan memberi kesempatan kepada anak untuk mengambil

alih tanggung jawab saat mereka mampu. Bantuan tersebut berupa petunjuk

peringatan, dorongan, menguraikan masalah pada langkah-langkah

pemecahan, memberi contoh, ataupun hal-hal yang memungkinkan siswa

tumbuh mandiri.

6. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut :

Tabel 2.1

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1Menyampaikan tujuandan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan yang ingindicapai pada pelajaran tersebut dan motivasi siswabelajar.

Fase-2Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa denganjalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3MengorganisasikanSiswa ke dalamkelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caramembentuk kelompok belajar dan membantu setiapkelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase-4Membimbingkelompok bekerja danbelajar

Guru membimbing kelompok belajar pada saatmereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materiyang telah dipelajari atau meminta setiap kelompokuntuk mempresentasikan hasil kerja mereka.

Fase-6Memberikanpenghargaan

Guru mencari cara-cara untuk Menghargai baik.upaya maupun hasil belajar individu dankelompok. 19

19Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (konsep,landasan teoritis-praktis dan implementasi, Jakarta: Perpustakan Nasional,Desember 2007), h.48-49

Page 26: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

18

7. Prinsip-prinsip Asas Pembelajaran Kooperatif

Menurut Ramlah mengatakan bahwa, setiap melaksanakan

pembelajaran secara kooperatif, seseorang guru itu perlu mengetahui

prinsip-prinsip asas yang terdapat dalam pembelajaran tersebut. Terdapat 7

prinsip asas dalam pembelajaran kooperatif yaitu :

a. Saling kebergantungan positifSetiap anggota bekerjasama kearah mencapai matlamat yangsama melalui tujuan yang serupa, pembagian kerja atau tugasanyang sama rata.

b. Ketergantungan individuSetiap pelajar merasa nasib mereka adalah serupa dan salingbergantung antara satu sama lain untuk mencapai sesuatu.

c. Interaksi serentakYang dimaksudkan dengan interaksi serentak ialah apabilapelajar-pelajar bekerja atau terlibat secara serentak dalamkumpulan kooperatif mereka. Interaksi serentak jugamempertingkatkan penglibatan aktif setiap murid danmempertingkatkan potensi belajar setiap pelajar.

d. Penglibatan seksamaSetiap siswa dalam kelompok mesti melibatkan diri secaraseksama dengan menjadi siswa yang aktif dalam prosespembejaran.

e. Interaksi bersemukaKoperatif yang berkesan memerlukan pelajar-pelajarnya bekerjasecara bersemuka dengan cara yang positif.

f. Kemahiran sosialSiswa memerlukan kemahiran sosial untuk melancarkan prosespembelajaran dan membentuk pelajar menjadi ahli masyarakatyang interpersonal

g. Pemprosesan kumpulanDi akhir pembelajran koperatif, pelajar akan membuat refleksitentang sejauh mana keberhasilan pengajaran dan pembelajarandalam tugasan akademik dan sosial.20

Dapat simpulkan bahwa prinsip-prinsip asas pembelajaran koop-

eratif yaitu Saling kebergantungan positif, ketergantungan individu, in-

teraksi serentak, penglibatan seksama, interaksi serantak, kemahiran sosial,

dan pemprosesan kumpulan. Di akhir pembelajran koperatif, pelajar akan

20 Isjoni, Pembelajaran Visioner (Perpaduan Indonesia-Malaysia), (Yogyakarta: PustakaPelajar, Mei 2007), hal. 37-38

Page 27: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

19

membuat refleksi tentang sejauh mana keberhasilan pengajaran dan

pembelajaran.

8. Pembelajaran Kooperatif Model Make a Match

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model Make a Match

Tarmizi mengatakan banhwa “Model pembelajara Make a Match

artinya model pembelajaran mencari pasangan. Setiap siswa mendapat

sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari

pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang”.21

Pembelajaran kooperatif model Make a Match merupakan salah

satu model pembelajaran yang kooperatif. Dalam pembelajaran

kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan

saling membantu satu sama lain.

Pembelajaran kooperatif model Make a Match atau mencari

pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulan

model ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai

suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Model Make a Match

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif model Make a Match

adalah sabagai berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsepatau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soaldan bagian lainnya kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soalatau jawaban.

3. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yangdipegang.

4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengankartunya. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunyasebelum batas waktu diberi poin.

5. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartutemannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu

21 Tarmizi, Wordpress.com/2008/12/03/Pembelajaran kooperatif ‘’Make a Match’’.

Page 28: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

20

jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakatibersama.

6. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswamendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikianseterusnya.

7. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yangmemegang kartu yang cocok.

8. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulanterhadap materi pelajaran.22

Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas,

guru menerapkan pembelajaran kooperatif model Make a Match.

Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari

pasangan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat

mencocokan kartu diberi poin.

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Model

Make a Match

Dari pembelajaran kooperatif model Make a Match memberikan

kelebihan di antaranya:

1. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.

2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik

perhatian siswa.

3. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Tidak ada model pembelajaran yang sempurna. Tiap-tiap model

pembelajaran pasti ada kelemahan dan kekurangannya, begitu pula

pembelajaran kooperatif model Make a Match. Beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam model ini :

1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan

2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu

banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.

3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.

22 Tarmizi, Wordpress.com/2008/12/03/Pembelajaran kooperatif ‘’Make a Match’’.

Page 29: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

21

C. Hakekat Belajar

1. Definisi Belajar

Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan

manusia sehari-hari. Menurut pengertian secara psikologis, belajar

merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Menurut Slameto bahwa: “Belajar atau yang disebut juga dengan learning adalah perubahanyang secara relatif berlangsung lama pada prilaku yang diperolehdari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentukperilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia.Belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkun-gan”.23

Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “Belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ”.24

Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah

mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus

secara relatif bersifat menetap dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang

saat ini nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.

Skinner berpandangan bahwa “Learning is a pocess of progressive

behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa

“belajar itu merupakan suatu proses adaptasi prilaku yang bersifat

progresif. Dari adanya belajar bersifat progresif, adanya ke arah yang lebih

baik dari keadaan sebelumnya”.25

23 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2003), Cet. ke-4,h.2

24 Zikri Neni Iska, sikologi (Jakarta: Kzi Brother’s, 2006), h. 7625 Bimo Walgito,Pengantar Psikologi umum,(Yogyakarta:Andi Offset,2004),h.166

Page 30: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

22

Ngalim Purwanto mengatakan bahwa “Belajar merupakan suatu

perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah

kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada kemungkinan mengarah

kepada tingkah laku yang lebih buruk”.26

Henry E. Garrett mengatakan bahwa“ laerning is the process which,

as a result of training and experience, leads to new or chenged responses”.

Bahwa “Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu

lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada

perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang

tertentu”.27

Sejalan dengan perumusan diatas, ada pula tafsiran lain tentang

belajar yang menyatakan, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dibanding dengan

pengertian pertama maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni

perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaianya.

Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan

lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman-

pengalaman belajar.

2. Teori-teori Belajar

Teori ialah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli. Pendapat

ahli yang bersifat teoritis itu berisi konsep dan prinsip. Setiap teori belajar

dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilaku individu dalam proses

belajar. Kajian tersebut pada intinya menyangkut dua hal:

a. Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atassejumlah kemampuan potensial (daya-daya).

b. Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatusistem energi yakni suatu sistem tenaga yang dinamis yangberupaya memelihara keseimbangan dalam merespon sistemenergi lain sehingga ia dapat berinteraksi melalui organ rasa.28

26 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),h.85

27Aminuddin Rasyad, Teori belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Uhamka press,2003),h.2928 Yudhi Munadi , Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, 2008), Cet.

ke-1, hal. 21

Page 31: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

23

Dengan demikian, teori-teori belajar yang dimaksud diartikan

dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip tentang belajar. Berikut

merupakan macam-macam teori belajar:

a. Teori Gestalt

Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman.

“Teori ini sering disebut Organism Psychology atau Field

Psychology atau Insight Full Learning. Teori ini berpendirian bahwa

keseluruhan itu lebih penting dari bagian-bagian/unsur-

unsurnya”.29Menurut pandangan teori ini, manusia adalah organisme

yang aktif berusaha mencapai tujuan, bahwa individu itu bertindak

atas berbagai pengaruh baik dari dalam maupun dari luar diri

individu.

Oleh karena itu, menurut teori Gestalt belajar itu bukan hanya

sekedar proses asosiasi antara stimulus dengan respon yang

diperkuat dengan koneksi-koneksi atau conditioning dengan melalui

latihan-latihan atau ulangan-ulangan, akan tetapi menurut teori ini

belajar itu terjadi jika ada pemahaman (insight).

Dengan demikian cara belajar menurut teori Gestalt harus

dilakukan dengan sadar dan bertujuan serta dengan potensi dan

motivasi yang dimiliki orang yang belajar berupaya memperoleh

insight (pemahaman) tentang masalah yang dipelajari.

Teori Gestalt ini digunakan selain untuk memperoleh

penguasaan pengetahuan yang bersifat pemahaman, analisis sintesis

dan evaluasi, juga teori ini akhirnya diharapkan dapat mencapai

tujuan pembentukan kemampuan problem solving, agar siswa kelak

mampu memecahkan setiap masalah yang dihadapi dengan baik.

b. Teori Belajar Menurut J. Bruner

Bruner mengatakan bahwa:

29 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan……, h. 71-72

Page 32: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

24

“Belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang, tetapiuntuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupasehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Dalamproses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiapsiswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaankemampuan”.30

Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang

dinamakan “discovery learning environment”, ialah lingkungan di

mana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru

yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah

diketahui.

c. Teori Belajar Menurut Piaget

Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada

anak-anak adalah sebagai berikut:

1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda denganorang dewasa.

2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahaptertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.

3) Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itumelalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untukberlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalusama pada setiap anak

4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh empat faktor,yaitu:a) Kemasakanb) Pengalamanc) Interaksi sosiald) Equilibration (proses dari ketiga faktor di atas bersama

sama untuk membangun dan memperbaiki strukturmental).31

d. Teori Belajar R. Gagne

Gagne memberikan dua definisi, yaitu:

30 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2003), Cet. ke-4,h.11

31 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor…., h. 12-13

Page 33: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

25

1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasidalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkahlaku.

2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilanyang diperoleh dari instruksi.

Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajarioleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut “Thedomains of learning”.

1) Keterampilan motoris (motor skill).2) Informasi verbal.3) Kemampuan intelektual.4) Strategi kognitif.5) Sikap.32

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan

membuat tafsirannya tentang belajar. Dalam uraian ini guna

melengkapi dan memperluas pandangan kita tentang belajar. Maka,

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (learning is defined as the modification or

sterngthening of behavior through experiencing). Menurut

pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan

bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan

tetapi lebih luas dari itu. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil

latihan melainkan pertian sangat berbeda dengan pengertian lama

tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh

pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan

kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.

3. Jenis-jenis Belajar

Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan

yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik

dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan

perubahan tingkah laku yang diharapkan. Jenis belajar ini muncul dalam

32 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2003), Cet. ke-4,h.13-15

Page 34: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

26

dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga

bermacam-macam:

a) Belajar Abstrak, ialah belajar yang menggunakan cara-caraberfikir abstrak tujuannya adalah untuk memperoleh pemahamandan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.

b) Belajar keterampilan, adalah belajar dengan menggunakangerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot. Tujuanya adalah memperoleh danmenguasai keterampilan jasmaniah tertentu.

c) Belajar sosial, ialah belajar memahami masalah-masalah danteknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannyaadalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalammemecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga,persahabatan, dan yang bersifat kemasyarakatan.

d) Belajar pemecahan masalah, adalah belajar menggunakanmetode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis,teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperolehkemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalahsecara rasional dan tuntas.

e) Belajar rasional, adalah belajar dengan menggunakankemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai denganakal sehat). Tujuannya adalah untuk memperoleh anekaragamkecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.

f) Belajar kebiasaan, ialah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telahada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dankebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positifdalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.33

4. Ciri-ciri Belajar

William Burton menyimpulkan bahwa, uraiannya tentang prinsip-

pinsip belajar sebagai berikut :

a) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, danmelampau (under going).

b) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagikehidupan murid.

c) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuanmurid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.

33 Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru,(Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1995), h. 122

Page 35: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

27

d) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikandengan kematangan murid.

e) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui statusdan kemajuan.

f) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbinganyang merangsang dan membimbing tanpa tekanan danpaksaan.34

5. Belajar Sebagai Suatu Proses

Dari bermacam-macam definisi yang telah dipaparkan di atas dapat

dikemukakan bahwa pada umumnya para ahli melihat belajar itu sebagai

suatu proses. Prosesnya sendiri tidak menampak, yang tampak adalah hasil

dari proses. Karena belajar merupakan suatu proses, maka dalam belajar

adanya masukan, yaitu yang akan diproses dan adanya hasil dari proses

tersebut. Apabila hal ini digambarkan, maka akan didapati skema sebagai

berikut:

Masukan (input ) proses hasil (output)

Dari bagan tersebut menurut Bimo Walgito bahwa “Belajar

merupakan sesuatu yang terjadi dalam diri individu yang disebabkan

karena latihan atau pengalaman, dan hal ini menimbulkan perubahan dalam

perilaku”.35 Banyak faktor yang mempengaruhi belajar. Semua ini

berinteraksi proses belajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil

balajar.

D. Hakekat Hasil Belajar

1. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil adalah suatu istilah

yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dicapai seseorang setelah

melakukan suatu usaha. Muhibbin Syah mengatakan bahwa “Belajar

merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

34 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Bumi Aksara,2003),h. 3135 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi umum, (Yogyakarta:Andi Offset,2004), h.169

Page 36: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

28

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif”.36 Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil

menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam

selang waktu tertentu.

Soedijarto menyatakan bahwa, hasil belajar adalah “Tingkat

penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar

mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.”37

Adapun Briggs menyatakan bahwa hasil belajar merupakan

“Seluruh kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar

mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan

menggunakan tes hasil belajar.”38

Nana sudjana mengemukakan bahwa hasil belajar ialah

“Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia terima

pengalaman belajar.”39 Dengan demikian hasil belajar mempunyai

pengaruh besar dalam perkembangan mental setiap siswa.

Menurut Dimyati bahwa ”Hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”.40 Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diberikan kesimpulkan

penulis bahwa hasil belajar ialah perubahan sikap atau perilaku siswa

akibat menjalani proses belajar dan perubahan perilaku siswa tersebut

disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang

diberikan dalam proses belajar mengajar. Dimana perubahan itu terjadi

pada perubahan intelektual, perubahan pribadi siswa maupun perubahan

dalam pengetahuan terutama penguasaan materi.

36 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1993), Cet. II, h. 437 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2009), h. 238 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar,.........,h. 239 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar,........,h. 440 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2009),

h.3

Page 37: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

29

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pada dasarnya hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan siswa itu

saja, akan tetapi masih terdapat hal lain yang juga menjadi faktor penentu

yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan siswa. Secara

garis besar, faktor tersebut dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:

a. Faktor internal atau faktor yang terdapat di dalam diri pesertadidik, dan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktorfisiologis dan psikologis. Adapun yang termasuk faktor fisiologisantara lain kondisi kesehatan, kebugaran fisik dan kondisi pancainderanya terutama penglihatan dan pendengaran. Sedangkanyang dikategorikan sebagai faktor psikologis seperti minat,bakat, intelegensi dan kebiasaan belajar.

b. Faktor eksternal atau faktor yang terdapat di luar peserta didik,dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor lingkungan daninstrumental. Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadidua bagian, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor lingkungansosial. Yang termasuk faktor lingkungan alam seperti keadaansuhu dan kelembaban udara. Sedangkan yang termasuk faktorlingkungan sosial baik berwujud manusia atau representasinyatermasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasilbelajar. Faktor instrumental ini terdiri dari media pembelajaran,kurikulum pembelajaran serta model pembelajaran yangdigunakan. 41

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di

sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu sendiri (internal)

dan kualitas pembelajaran (eksternal). Dan secara keseluruhan sangat

berkaitan erat dan saling mendukung satu sama lain.

E. Pendidikan IPS

1. Hakekat dan Pengertian IPS

Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai

hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan

dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1957. Dalam dokumen

kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang

41 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. I, h. 59

Page 38: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

30

diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sapriya

mengatakan bahwa “Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata

pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi

serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya”.42

Dalam kajian IPS, terdapat beberapa istilah yang kadang-kadang diartikan secara tumpang tindih antara satu dengan yang lainnya.Istilah-istilah tersebut adalah Studi Sosial (Social Studies), ilmu-ilmu sosial (social science) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS).Meskipun pada masing-masing istilah sama-sama terdapat kata-katasosial, tetapi dalam pengertian dan maknanya ada perbedaan. 43

Studi Sosial (Social Studies) merupakan studi yang mengkaji dan

menelaah gejala-gejala serta masalah-masalah sosial yang berhubungan

dengan perkembangan dan struktur kehidupan manusia. Studi sosial juga

lebih menekankan pada pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan untuk

pengembangkan pengetahuan, ketahuilah, nilai-nilai serta partisipasi sosial.

IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta

menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari

berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial

adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks

sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai

anggota masyarakat.

IPS adalah pelajaran yang merupakan suatu fusi atau paduan dari

sejumlah mata pelajaran social merupakan suatu pelajaran yang

menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu-ilmu sosial.

Azis Wahab mengatakan bahwa “IPS adalah sejumlah konsep mata

pelajaran sosial dan ilmu lainnya yang dipadukan berdasarkan prinsip-

prinsip pendidikan yang bertujuan membahas masalah sosial atau

42Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), h. 7

43Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang memperhatikan Keragaman IndividuSiswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, h.20

Page 39: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

31

bermasyarakat dan kemasyarakatan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus

pendidikan melalui program pengajaran IPS pada tingkat persekolahan.”44

Kita telah sepakat, bahwa ruang lingkup IPS itu tidak lain adalah

kehidupan sosial manusia masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat inilah

yang menjadi sumber utama IPS. Aspek kehidupan sosial apapun yang

kita pelajari apakah itu hubungan sosial, ekonomi, budaya kejiwaan,

sejarah, geografi, ataukah itu politik, bersumber dari masyarakat. Sebagai

contoh, secara langsung kita mengamati, mempelajari, bahkan mengalami

aspek kehidupan sosial yang kita sebut ekonomi, tidak terlepas dari

masyarakat. Atau dengan kata lain, aspek ekonomi ini bersumber di

masyarakat pemenuhan kebutuhan pokok, hubungan kegiatan ekonomi

seperti perdagangan, proses produksi, semua terjadi di masyarakat.

Dengan demikian, masyarakat ini menjadi sumber materi IPS.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sosial

merupakan mata pelajaran bagi siswa sekolah dasar dan menegah dan

mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat. Dapat penulis pahami

bahwa ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan

fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari

aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. Yang termasuk di dalamnya

memiliki keterpaduan satu sama lain dan mendukung sehingga diharapkan

memberikan pengetahuan yang komperhensif.

b. Kompetensi Pendidikan IPS

Kecakapan proses yang dikembangkan berdasarkan rasional bahwa

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang multi disiplin,

terdiri dari beberapa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan

humaniora, yang mempelajari interaksi manusia dengan alam dan

lingkungan masyarakat.

44Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, (Departemen PendidikanNasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan LanjutanPertama, 2005), h. 3

Page 40: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

32

c. Karakteristik Pendidikan IPS

Proses pembelajaran ekonomi diupayakan agar dilakukan secara

terpadu. Selain itu, perlu dipilih materi pelajaran yang sesuai, baik ditinjau

dari tingkat kemampuan berfikir siswa maupun dari sudut lingkungan fisik

dan psikis peserta didik.

Dengan memperhatikan persoalan di atas, IPS memiliki

karakteristik seperti:

a) Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktistentang peristiwa, gejala dan masalah sosial daripada bidangteori keilmuan

b) Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan padaketerpaduan aspek-aspek kehidupan sosial daripada aspek-aspekyang terpisah satu sama lain

c) Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagaiinduknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagaisumber materinya

d) Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objekstudi, laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkuppenelaahannya.45

d. Fungsi dan Tujuan Pendidikan IPS

Syafrudin Nurdin mengatakan bahwa “Ilmu pengetahuan sosial

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap, dan nilai

sebagai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya“.46

Sapriya mengatakan bahwa:“Tujuan utama IPS ialah untuk mengembangkan potensi pesertadidik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segalaketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalahyang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupunyang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakalaprogram-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secarabaik”.47

45 Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, (Departemen PendidikanNasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan LanjutanPertama, 2005), H. 10

46 Syafrudin Nurdin,Yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam KurikulumBerbasis Kompetensi, h.24

47Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), h. 42

Page 41: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

33

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai peserta didik

sebagai individu, agar nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat

dengan baik.

F. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian

yang relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian ini dirujuk

pada skripsi:

1. Heru Subrata, pada makalah jurusan bahasa yang berjudul

“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Bercerita Berpasangan

Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas VII”. Hasil

penelitian tersebut dengan adanya model pembelajaran kooperatif

tipe bercerita berpasangan siswa dapat lebih aktif. Di samping itu,

pembelajaran ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk

diskusi, bertanya, maupun mengeluarkan pendapat serta

berinteraksi dengan siswa yang menjadikan siswa aktif dalam

kelas. Serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Turyanto, jurusan pendidikan IPA di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta program S1. Penelitian tersebut berjudul “Efektifitas

Penggunaan Media Permainan Kartu dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Tata Nama Senyawa Kimia

Sederhana”. Hasil penelitian tersebut dapat meningkatkan hasil

belajar, siswa juga termotivasi dan aktif dalam proses pembelajaran

menggunakan media permainan kartu pada konsep tata nama

senyawa kimia.

Dari hasil bahasan yang relevan di atas bahwa pembelajaran

kooperatif tipe bercerita berpasangan dengan pembelajaran kooperatif model

Make a Match sama dengan model pembelajaran mencari pasangan. Dan

Page 42: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

34

sama halnya dengan media permainan kartu, yakni model pembelajaran

kooperatif Make a Match yang digunakan media kartu yang berupa soal atau

jawaban. Dari kedua hasil relevan tersebut terdapat persamaan dengan model

pembelajaran kooperatif model Make a Match. Hasil penelitian tersebut dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa juga termotivasi serta aktif dalam

proses pembelajaran.

G. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Agar penelitian ini terlaksana dengan baik, maka sangat diperluakan

konsep perencanaan tindakan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan

penelitian. Dengan adanya konsep konsep perencanaan tindakan yang telah

dibuat sebelum melaksanakan penelitian, diharapkan yang akan dilaksanakan

berjalan sesuai dengan rencana. Pada penelitian ini konsep perencanaan

tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tahap-tahap Kegiatan

No TAHAPAN KEGIATAN1. Analisis Kebutuhan a. Observasi sebelum kegiatan pembelajaran

berlangsung.b. Wawancara dengan guru IPS seputar pelajaran IPS.c. Wawancara dengan beberapa siswa mengenai

pembelajaran IPS.2. Temuan awal a. Kesulitan siswa dalam mempelajari dan memahami

pelajaran IPS.b. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

3. Diagnosa a. Pembalajaran kooperatif model Make a Matchdapat mengatasi kesulitan guru dalam kesulitansiswa memahami pelajaran IPS.

b. Dengan pembelajaran kooperatif model Make aMatch dapat meningkat hasil belajar siswa

4. Monitoring danevaluasi keberhasilanproses pembelajaran

a. Pada saat melaksanakan aktifitas mengajar penelitidilakukan bersamaan dengan aktifitas pembelajarandi kelas dalam arti peneliti melakukan observasi.

b. Memberikan tes kemampuan akhir (postest)5. Refleksi proses

pembelajarana. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh

pada setiap siklus.b. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

Penulisan Laporan Penelitian

Page 43: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

35

H. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran model Make a

Match diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPS.

Page 44: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan pembelajaran kooperatif

model Make a Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran

IPS dan persepsi siswa tentang penggunaan pembelajaran kooperatif model

Make a Match dalam pembelajaran IPS.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al Syukro yang berlokasi di

Ciputat yang beralamat di Jl. Otista Raya Gg. H. Ma’ung No.30 Ciputat,

Tangerang Selatan. Adapun penelitian ini dilakukan pada semester ganjil (I)

mulai pada bulan April 2010 - Nopember 2010.

Tabel 3.1Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian April Mei Sept Okt Nop Des

Penyusunan Proposal Penelitian √ √

Penyusunan Instrumen Penelitian √

Penyusunan Data Penelitian √ √

Pengolahan Data dan Analisis Data √

Penyusunan Laporan Penelitian √

Page 45: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

37

Dalam pelaksanaannya, penelitian ini akan dilakukan beberapa tahap

sebagai berikut:

a. Menjalankan pembelajaran kooperatif model Make a Match di

kelas VII SMP Islam Al-Syukro Ciputat.

b. Pengambilan data yaitu nilai hasil belajar dari penyebaran pre test

dan post test.

C. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas

(PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas dan secara bersama. Metode penelitian kelas ini dilakukan pada

pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model

Make a Match untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Secara etimologis, ada istilah yang berhubungan dengan penelitian

tindakan kelas (PTK), yakni:

1. Penelitian, menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatuobjek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentuuntuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalammeningkatkan mutu suatu hal yang menarik dan penting bagipeneliti.

2. Tindakan, menunjukan pada suatu gerak kegiatan yang sengajadilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentukrangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas,tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudahlama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yangdimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yangdalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guruyang sama pula.48

Rancangan Siklus Penelitian:

1. PerencanaanPerencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untukperbaikan pembelajaran. Dalam perencanaan bukan hanya berisi tentangtujuan atau kompetensi yang harus dicapai akan tetapi juga harus lebihditonjolkan oleh guru dalam proses pembelajaran, ini berarti perencanaan

48 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 3

Page 46: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

38

yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya dalam prosespembelajaran.

2. TindakanPelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guruberdasarkan perencanaan yang telah disusun. Sebelum memulai prosesbelajar mengajar, peneliti sekaligus guru melakukan tes kemampuan awal(pre test) siswa mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari.

3. Observasi (Pengamatan)Observasi, dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang prosespembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telahdisusun. Melalui pengumpulkan informasi, observer dapat mencatatberbagai kelemahan dan kelebihan guru dalam melaksanakan tindakan,sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksiuntuk penyusunan rencana ulang memasuki siklus berikutnya.

4. RefleksiRefleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakanguru selama tindakan. Dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagaikekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalampenyusunan rencana ulang. 49

Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus dapat digambarkan

sebagai berikut :

Siklus I

siklus II

Desain tindakan kelas. 50

49 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: Kencana,2009 ),h.7850 Suharsimi Arikunto,Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: PT Bumi Aksara,2009),h.74

permasalahan Perencanaantindakan I

Pelaksanaantindakan I

pelaksanaantindakan II

Refleksi II

Refleksi I

Perencanaantindakan II

Observasi(Penagamatan) I

Observasi(Pengamatan) II

Dilanjutkan kesiklus berikutnya.

Apabilapermasalahanbelumterselesaikan

Permaslahanbaru hasilrefleksi

Page 47: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

39

D. Subjek atau Partisipasi yang Terlibat dalam Penelitian

Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VII

SMP Islam Al Syukro Ciputat. Adapun jumlah siswa yang menjadi subjek

penelitian sebanyak 20 orang, yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 12

siswa laki-laki.

E. Peran Peneliti dalam Penelitian

Proses penelitian ini posisi peneliti sekaligus sebagai guru. Peneliti

dibantu oleh guru bidang studi sebagai observer, yang menyaksikan segala

aktifitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match.

F. Tahapan Intervensi Tindakan

Prosedur tindakan yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Peneliti membuat acuan program pembelajaran dengan pembelajaram

kooperatif model Make a Match pada pokok bahasan manusia sebagai

makhluk sosial dan makhluk ekonomi.

2. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, guru memberikan tes

kemampuan awal (pre test) kepada siswa.

3. Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran materi yang

diberikan pada siswa.

4. Guru menjelaskan materi yang akan dibahas sesuai kompetensi dasar yang

ingin dicapai.

5. Guru menjelaskan materi pelajaran

6. Guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab.

7. Guru mengadakan permainan yang sesuai dengan materi pembelajarannya,

sebelum memulai permainannya guru memberi arahan atau aturan

permainannya.

8. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya

kartu jawaban.

Page 48: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

40

9. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau

jawaban.

10. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.

11. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

12. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

13. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya

(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan

hukuman, yang telah disepakati bersama.

14. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran.

15. Tes kemampuan akhir setelah pembelajaran (post test)

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan peneliti adalah :

1. Tercipta kelompok belajar yang aktif

2. Situasi belajar yang menyenangkan

3. Hasil belajar siswa meningkat

H. Data dan Sumber Data

Adapun data yang digali adalah berkaitan dengan:

a. Proses pembelajaran berlangsung pada siswa kelas VII SMP Islam Al

Syukro Ciputat.

b. Hasil pembelajaran kooperatif model Make a Match yang diperoleh dari

hasil tes yang diberikan sebelum pembelajaran (pre test) dan setelah

pembelajaran (post test).

c. Persepsi siswa tentang penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a

Match dalam pembelajaran IPS diperoleh dari observasi dan wawancara.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan

untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran setiap siklus berupa

Page 49: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

41

observasi dan hasil wawancara. Sedangkan teknik analisis data kuantitatif

dengan menggunakan hasil tes setiap siklus dilihat dari N-Gain. Siklus akan

berhenti jika indikator keberhasilan telah tercapai.

I. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

tes sebagai instrumen penelitian. Jenis tes yang digunakan tes prestasi

(achievement test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian

seseorang setelah mempelajari sesuatu. Jadi tes ini diberikan setelah siswa

yang dimaksud mempelajari hal-hal yang diteskan dalam hal ini

menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Macth.

1. Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti

melakukan tes kemampuan awal (pree test) siswa mengenai pokok

bahasan yang akan dipelajari.

2. Guru memberikan tes akhir (post test) kepada siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar dengan pembelajaran koopertaif

model Make a Macth.

3. Guru sekaligus peneliti menilai hasil tes, kemudian dimasukan ke

dalam blanko untuk selanjutnya dilakukan analisis data dan

mempersiapkan laporan penelitian.

4. Observasi selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung.

5. Wawancara persepsi siswa tentang pembelajaran kooperatif model

Make a Match dalam pembelajaran IPS.

J. Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data

a. Tes (pre test dan post tes)

Menurut Ngalim Purwanto bahwa:

Pre test, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, danbertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswaterhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan) yangakan diajarkan. Dalam hal ini fungsi pre test adalah untuk melihatsampai dimana keefektifan pengajaran, setelah hasil pre test tersebutnantinya dibandingkan dengan hasil post test.

Page 50: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

42

Post test, yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuanpengajaran. Tujuan post test adalah untuk mengetahui sampaidimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuanmaupun keterampilan) yang telah diajarkan. 51

Seperti telah dikatan di atas, jika hasil post test dibandingkan dengan

hasil pre test, maka keduanya dapat berfungsi untuk mengukur sampai

sejauh mana keefektifan pelaksanaan program pengajaran.

Lembar tes tertulis ini berupa pre test dan post test. Soal-soal pada

pokok bahasan yang di pelajari berbentuk pilihan ganda. Tes ini diberikan

kepada siswa kelas VII sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match untuk

memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan sesudah aktivitas

siswa saat proses pembelajaran.

Tes penggunaan (kognitif), yang berupa tes tertulis yang diberikan

kepada siswa yang termuat dalam bentuk soal objektif.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Soal Instrumen

StandarKompetensi

KompetensiDasar

Indikator Nomor Soal Jumlah

3. Mema-hami usahamanusiamemenuhikebutuhan

3.1Mendeskripsikan manusiasebagaimakhluksosial danekonomi yangbermoraldalammemenuhikebutuhan

• Mendeskripsikanhakekat manusiasebagai makhluksosial danmakhluk ekonomiyang bermoral

• Mengidentifikasimakna manusiasebagai makhluksosial danmakhluk ekonomiyang bermoral

• Mengidentifikasifaktor-faktor yangmempengaruhikebutuhan

1, 2, 3, 4, 5

6, 7, 8, 9,10

11, 12, 13,14, 15, 16,17, 18, 19,20

5

5

10

51M. Ngalim Purwanto,.Prinsip-prinsip dan Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT RemajaRosdakarya,2004) h.28

Page 51: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

43

manusia3.2 Mengiden-

tifikasihubunganantarakelangkaansumber dayadankebutuhanmanusiayang tidakterbatas

• Mengidentifikasijenis-jeniskebutuhan hidupmanusia

• Menjelaskanprilaku manusiadalammemanfaatkansumber dayayang terbatasuntuk memenuhikebutuhanhidupnya

1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9,10,11,12,13,14

15, 16, 17,18, 19, 20

11

9

3.3 Mengiden-tifikasitindakanekonomiberdasarkanmotif danprinsipekonomidalamberbagaikegiatansehari-hari

• Mendeskripsikanmanusia dalambekerjasma untukmemenuhikebutuhanhidupnya

• Mendeskripsikanperilaku manusiadalammemanfaatkansumber dayayang terbatasuntuk memenuhikebutuhanhidupnya

• Mendeskripsikanberbagai tindakaekonomi rasionalyang dilakukanmanusia

1, 2, 3, 4,5

6, 7, 8, 9, 10,11, 12, 13,14

15,16,17, 18,19, 20

5

9

6

b. Observasi (Catatan Lapangan)

Observasi, dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses

pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah

disusun. Observasi diperlukan untuk merekam kejadian-kejadian selama

proses pembelajaran berlangsung.

Page 52: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

44

Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi

Rumusanmasalah

Kegiatan Indikator Sumber

Pelaksanaanpembelajaran

1. Kegiatan pembukaana. Apersepsib. Memotivasi siswac. Memberikan pre testd. Menyampaikan tujuan

pembelajaran2. Kegiatan inti

a. Menjelaskan materipelajaran

b. Siswa menanyakan hal-hal yang kurangdipahami

c. Guru dan siswa salingmelakukan tanya jawab

d. Menggunakan alat ataumedia pembelajaran

e. Menggunakanpembelajaran kooperatifmodel Make a Match

f. Menjawab pertanyaanatau menanggapi siswa

g. Kualitas interaksipembelajaran

h. Kualitas pengelolaankelas

3. Penutupa. Menyimpulkan hasil

pembelajaranb. Memberikan gambaran

berikutnyac. Menutup kegiatan

pembelajaran

1. Efektifitaspembelajarankooperetifmodel Make aMatch dalammeningkatkanhasil belajarsiswa padamata pelajaranIPS.

2. Persepsi siswatentangpenggunaanpembelajarankooperatifmodel Make aMatch dalampembelajaranIPS

Penilaian(evaluasi)pembelajaran

Proses evaluasi pemberian tesberupa soal pre tes dan post test

Siswakelas VIISMPIslam AlSyukro

3. Wawancara pada awal dan akhir siklus

Pedoman wawancara dengan guru menitikberatkan pada tanggapan

dan kendala-kendala yang dialami dalam penerapan rencana pembelajaran

Page 53: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

45

dan cara penyelesaiannya. Pedoman wawancara dengan siswa

menitikberatkan pada penggunaan pembelajaran koopreatif model Make a

Match. Serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara

Rumusanmasalah

kegiatan Indikator No.Item Sumber

Perencanaanpembelajaran

1. Tujuan pembelajaran.2. Menentukan srategi

pembelajaran.3. Menentukan metode

dan sumber belajar.

1,2,3

Pelaksanaanpembelajaran

1. Kegiatan pembelajarana. Pembukaanb. Kegiatan intic. Penutup/refleksi

2. Media dan sumberbelajar yangdigunakan.

3. Penggunaanpembelajarankooperatif model Makea Match

4,5,6,7,8,9

,10,11,12,

13,14,

15,16

1. Efektifitaspenggunaanpembelajarankooperetifmodel Make aMatch dalammeningkatkanhasil belajariswa pada matapelajaran IPS.

Penilaianpembelajaran

Proses evaluasipemberian tes berupasoal pre tes dan post test

17,18,19

Guru dan

Siswa

2. Persepsisiswa tentangpembelajarankooperatifmodel Makea MatchdalampembelajaranIPS

Pelaksanaanpembelajaran

Penggunaanpembelajarankooperatif model Makea Match

1,2,3,4,5,6

,7,8,9

Siswa

K. Validitas Isi

Sukardi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan validitas isi ialah

“Derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan subtansi yang ingin di ukur.

Page 54: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

46

Kadang-kadang validitas isi juga disebut face validity atau validitas wajah.

Walaupun hal tersebut masih meragukan, karena validitas wajah hanya

menggambarkan derajat dimana sebuah tes tampak mengukur, tetapi tidak

diukur”.52 Proses ini sering digunakan sebagai awal menyaring dalam tes

pilihan.

Validitas isi juga mempunyai peran yang sangat penting untuk tes

pencapaian atau achievement test. Validitas isi pada umumnya ditentukan

melalui pertimbangan para ahli. Tidak ada formula matematis untuk

menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukan secara pasti. Tetapi untuk

memberikan gambaran bagaimana suatu test divalidasi dengan menggunakan

validitas isi, pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara seperti berikut.

Para ahli, pertama diminta untuk mengamat secara cermat semua item dalam

tes yang hendak divalidasi. Kemudian mereka diminta untuk mengoreksi

semua item-item yang telah dibuat. Dan pada akhir perbaikan, mereka juga

diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana tes tersebut

menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur.

Materi yang akan dilaksanakan pada penelitian ini dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match di antaranya

adalah sebagai berikut:

a. Pada siklus 1 tentang Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan

makhluk ekonomi yang bermoral.

b. Pada siklus 2 tentang kebutuhan manusia

52 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h.123

Page 55: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

47

c. Pada siklus 3 tentang ilmu ekonomi, perilaku manusia dalam

bekerjasama, dan perilaku manusia dalam pemanfaatan sumber

daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sebelum pre test dan post test diberikan kepada siswa terlebih dahulu

soal tersebut diamati oleh ahlinya sebelum setiap siklus dilaksanakan. Dari

setiap siklus siswa diberikan 20 butir soal. Untuk dilihat apakah soal-soal

tersebut sudah bisa dianggap valid dan tidak keluar dari materi yang akan

diberikan, maka peneliti meminta para ahli untuk mengamati butir-butir soal

tersebut yang sudah dibuat dengan indikator dan tujuan yang ingin dicapai.

Dengan demikian, soal sudah bisa dianggap valid. Dan dapat digunakan untuk

tes yang akan diberikan kepada siswa kelas VII SMP Islam Al Syukro.

Menggunakan validitas isi tidak ada formula matematis untuk menghitung dan

tidak ada cara untuk menunjukan secara pasti.

L. Analisis Data dan Interpretasi

Pengujian teknik analisa data menggunakan analisis deskriptif dari tiap

siklus dan dengan menggunakan N Gain untuk melihat selisih antara pre test

dan post test pada setiap siklus, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada

setiap siklus. Penelitian ini dianggap berhasil jika setelah dilakukan tindakan

terjadi peningkatan hasil belajar pada materi.

Untuk mengetahui peningkatan skor pre test dan post test

menggunakan rumus Normalized Gain:

pretestSkorIdealSkor

pretestSkorPostestSkorGainN

−−=

Apakah model Make a Match yang digunakan efektif atau tidak dalam

penelitian ini, maka digunakan tafsiran persentase efektifitas untuk rata-rata

Normalized gain adalah :

Page 56: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

48

Tabel 3.5

Persentase N-Gain. 53

Persentase (%) Tafsiran

Kurang 0, 40

0,40 - 0,55

0,56 - 0,75

0,76 - 1,00

Tidak Efektif

Kurang Efektif

Cukup Efektif

Efektif

M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan

Apabila setelah tindakan pertama siklus 1 selesai dilakukan dan hasil

yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan peningkatan hasil

belajar siswa. Maka, akan ditindaklanjut dengan melakukan tindakan

selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Tetapi jika setelah

penelitian tindakan kelas tersebut selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan

tercapai, maka penelitian akan diakhiri atau dihentikan. Peneliti berharap agar

pembaca dan juga guru dapat melanjutkan penelitian ini dan juga menerapkan

model-model pembelajaran yang dapat membuat siswa semakin aktif sehingga

tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

53 Turyanto , “Efektifitas Penggunaan Media Permainan Kartu dalam MeningkatkanHasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Tata Nama Senyawa Kimia Sederhana”.skripsi UINSyarif Hidayatullah Jakarta,(Jakarta: Perpustakaan UIN Jakarta,2008), h. 35

Page 57: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

49

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL

ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Islam Al Syukro Ciputat

Jumlah siswa pada kelas VII SMP Islam Al syukro Ciputat

berjumlah 20 orang yang terdiri dari 8 perempuan dan 12 laki-laki. Pada

penelitian ini, siswa kelas VII berperan sebagai subyek penelitian.54

2. Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan selama empat kali pertemuan atau

lebih dari satu bulan pada bulan Oktober - November. Kemudian materi

yang diajukan pada penelitian ini adalah IPS pada bab Manusia sebagai

makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Dari hasil pengamatan peneliti

dapat diketahui situasi kelas dapat tergolong kelas yang ramai atau gaduh.

Respon siswa dalam proses pembelajaran biasa-biasa saja tidak ada yang

aktif mengemukakan pendapat, malah kebanyakan siswa acuh tak acuh

terhadap pelajaran IPS. Dengan karakteristik yang berbeda-beda, ada

siswa yang pendiam, ada siswa yang selalu bikin gaduh, dan ada siswa

yang aktif dalam pembelajaran. Siswa memiliki latarbelakang keluarga

54 Dokumen sekolah, Observasi Sebelum Penelitian , SMP Islam Al Syukro Ciputat,2010

Page 58: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

50

dengan ekonomi menengah ke atas. Hal ini kemungkinan menyebabkan

perilaku siswa yang cenderung kurang peduli terhadap guru.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Sebelum siswa belajar siswa diberikan tes kemampuan awal (pre test),

yaitu tes yang dilakukan sebelum siswa memperoleh materi pelajaran.

Kemudian tes kemampuan akhir (post test), yaitu untuk mengukur

kemampuan siswa setelah diberikan materi dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif model Make a Match. Masing-masing test diperiksa

atau dikoreksi untuk mengetahui hasil belajar.

Kemudian dari hasil belajar tersebut dibandingkan apakah telah terjadi

peningkatan hasil belajar atau tidak. Apabila hasil belajar yang diperoleh tidak

sesuai dengan kiteria yang diharapkan maka akan dilanjutkan ke siklus

selanjutnya sebagai perbaikan pembelajaran.

Data hasil penelitian juga diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh

peneliti agar dapat mengevaluasi kegiatan pembelajaran sehingga dapat

memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas agar berjalan lebih baik.

Selanjutnya diberikan lembar wawancara kepada siswa dan guru mengenai

penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a Match dalam pelajaran

IPS.

C. Interpretasi Hasil Analisis Kegiatan Pembelajaran

1. Tindakan Pembelajaran Silklus 1

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, maka ada

beberapa rencana tindakan yang diberikan pada siklus 1, yaitu:

1) Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Materi yang akan dilaksanakan pertemuan pertama ini tentang

Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk

ekonomi yang bermoral.

Page 59: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

51

2) Membuat lembar observasi untuk setiap pertemuan yang

memuat tujuan pembelajaran, keterlaksanaan oleh guru,

kemampuan dan keterampilan guru, keterlaksanaan oleh siswa,

keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dan interaksi guru

dengan siswa.

3) Membuat media kartu berpasang-pasang yang berisi

pertanyaan dan jawaban.

4) Menyiapkan sumber belajar.

5) Membuat alat evaluasi berupa soal tes bentuk pilihan ganda

yang akan diberikan di awal dan di akhir siklus.

b. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 21

Oktober 2010. Sebelum pelajaran dimulai, peneliti yang bertindak sebagai

guru, terlebih dahulu menarik perhatian siswa dengan cara menjelaskan

tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kemudian guru mencoba

berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari kegiatan manusia sebagai

makhluk sosial dan ekonomi. Sebelum dilanjutkan pada penjelasan materi,

guru memberikan pre test berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum

mendapatkan materi. Siswa diberikan waktu 10 menit untuk

menyelesaikan soal tersebut.

Setelah pre test selesai guru menjelaskan tentang hakekat manusia

sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral, empat aspek dalam

tindakan ekonomi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan

manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

Kegiatan berikutnya setelah siswa memahami materi yang telah

disampaikan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Kemudian salah satu murid bertanya, Dhinar: apa makna bahwa manusia

sebagai makhluk sosial dan ekonomi? Guru menjawab: Sebagai manusia

sejak kita dilahirkan ke muka bumi ini hingga dewasa, kehidupan manusia

Page 60: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

52

yang satu tidak dapat dilepaskan dari peran bantuan manusia yang lain,

kita hidup di dunia tidak akan bisa hidup sendiri. Seperti kita hidup dalam

lingkungan masyarakat mempunyai tetangga saling berinteraksi satu sama

lainnya dan saling membutuhkan. Terutama dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Hal ini menunjukan bahwa manusia selain sebagai makhluk

sosial, juga sebagai makhluk ekonomi dengan hasratnya memenuhi

kebutuhannya yang beragam dan tidak terbatas. Itulah bahwa manusia

sebagai makhluk sosial dan ekonomi.

Kemudian guru bertanya kembali kepada siswa apakah masih ada

pertanyaan jika tidak ada kita akan memulai permainan dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match. Sebelum

dimulai guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghafal

catatan yang telah dipelajari hari ini setelah itu guru menjelaskan

bagaimana cara permainan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

model Make a Match.

Pada model ini Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi

beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu

bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban, Setiap siswa

mendapat satu buah kartu, tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari

kartu yang dipegang, setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai

kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban), Setiap siswa yang dapat

mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, Setelah satu

babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari

sebelumnya, Demikian seterusnya.

c. Data Hasil Belajar Siklus 1

Data hasil belajar diperoleh dari nilai pre test dan post test yang

diberikan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran berlangsung.

Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 61: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

53

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1

Siklus 1No Nama Siswa

Pre test Post testN Gain

1 Arifatiq umara 65 80 0,52 Askinah Sandiah 45 70 0,53 Anisa Nurfadillah 85 90 0,34 Angga Reksa 60 75 0,45 Azka Nisail Kamilah 60 85 0,66 Bintang 10 55 0,57 Dhinar Trias Dewantary 75 90 0,68 Esa Bayu Rianto 70 90 0,79 Fadila Bunga 65 80 0,510 Fikri Daris A 40 70 0,411 Kusuma Panji 35 60 0,312 Lintang Mutiara Dini 80 85 0,313 Muhammad Ilham 80 95 0,814 M. Ikbal Naufal 55 70 0,315 Rashida An’am Shaliha 60 85 0,616 Rahman Hadiyanto 20 55 0,517 Razak 30 60 0,518 Salsabila Sadya 70 85 0,519 Syafri 60 70 0,320 Viru 50 70 0,4Jumlah 795 1520 9,5Rata-rata 39,75 76 0,47

Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh

siswa pada saat pree test adalah 10. Sedangkan nilai terendah pada saat

postest sebesar 55. Nilai tertinggi pada pre test adalah 80, sedangkan pada

skor postest sebesar 95. Dari tabel tersebut bisa kita lihat sebagian besar

siswa hasil belajarnya meningkat.

Untuk hasil belajar siklus 1 diperoleh rata-rata N gain sebesar 47%

ini berarti pembelajaran kooperatif model Make a Match yang digunakan

belum efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang

memperhitungkan ketuntasan hasil belajar sesuai dengan tabel tafsiran

N-gain. Dengan demikian indikator keberhasilan peneliti ini belum

tercapai. Untuk itu perlu adanya perbaikan-perbaikan dari kekurangan

Page 62: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

54

yang terdapat pada siklus 1 untuk kegiatan disiklus 2 dan seterusnya.

Dengan adanya perbaikan, diharapkan efektifitas penggunaan

pembelajaran kooperatif model Make a Match dapat tercapai.

d. Observasi dan Analisis

Pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Dimana,

peneliti dibantu oleh guru IPS untuk melakukan pengamatan terhadap

aktifitas siswa dan peneliti sebagai guru selama proses pembelajaran. Data

dari hasil observasi menunjukan bahwa guru membuat rencana

pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran. Walaupun masih ada

sedikit penyimpangan yang dilakukan oleh guru dari skenario yang ada.

Hal ini dikarenakan ada beberapa hal yang berada diluar perkiraan.

Mengenai kemampuan peneliti dalam mengondisikan kelas, guru

cukup tegas dalam menghadapi siswa walaupun masih ada yang

mengobrol. Guru belum bisa mengondisikan kelas secara maksimal. Hal

ini disebabkan siswa belum pernah mendapat model pembelajaran bermain

sambil belajar, sehingga ada beberapa siswa yang masih bingung. Dari

lembar observasi, untuk proses pembelajaran masih kurang khususnya

waktu untuk mengerjakan soal post test hal ini dikarenakan banyak waktu

yang terbuang untuk pembelajaran kooperatif model Make a Match yang

akan digunakan pada penelitian ini. Siswa masih belum memahami cara

penggunaannya. Sehingga guru harus memberi penjelasan ulang mengenai

cara penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a Match.

Dari hasil belajar siswa pada siklus 1 sebagaimana terlihat pada

tabel menunjukan bahwa, sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat.

Hal ini bisa dilihat dari skor pre test dan post test yang terdapat pada tabel

hasil belajar siswa di silkus 1. Meskipun demikian, belum ada siswa yang

mencapaian ketuntasan hasil belajarnya. Selain itu, rata-rata N-gain pada

sikulus 1 hanya mencapai 47%. Hal ini menunjukkan penggunaan

pembelajaran kooperatif model Make a Match pada siklus 1 baru mencapai

tingkat belum efektif.

Page 63: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

55

e. Tahap Refleksi

Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis pada siklus I.

Berdasarkan hasil analisis pada observasi ditemukan beberapa kekurangan

yang ada pada siklus I, yaitu :

1) Kurang meratanya peneliti membimbing saat pembelajaran

berlangsung.

2) Kurang profesionalnya peneliti mengendalikan keadaan kelas

yang sulit diatasi karena banyak siswa yang kurang

memperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung.

3) Kurangnya peneliti untuk mengatur waktu menjelaskan materi

yang disampaikan sehingga banyak siswa belum memahami

materi pembelajaran.

4) Kurang kondusifnya siswa pada saat mencari pasangan antara

jawaban dan pertanyaan dikarenakan kurang pahamnya

beberapa siswa bagaimana cara penggunaan pembelajaran

kooperatif model Make a Match.

Pada tahap ini berdasarkan hasil analisis pada observasi ditemukan

beberapa kelebihan yang ada pada siklus 1, yaitu:

1) Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

model Make a Match membuat suasana menyenangkan dalam

belajar IPS.

2) Aktifnya siswa pada saat siswa mencari pasangan pertanyaan

dan jawaban yang sudah ditangan mereka masing-masing yang

telah dibagikan kepada seluruh siswa oleh peneliti.

3) Mudahnya peneliti dibagian mana siswa kurang memahami

materi yang sudah disampaikan sehingga diakhir pembelajaran

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a

Match. peneliti dapat menyimpulkan kembali materi-materi

mana yang harus dijelaskan kembali dalam menyimpulkan

materi sehingga tidak harus terlalu banyak menghabiskan

waktu untuk menjelaskan kembali.

Page 64: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

56

Untuk memperbaiki kekurangan yang ada di siklus 1, dalam

tahap refleksi peneliti beserta guru kelas memperoleh kesepakatan

tentang hal-hal sebagai berikut:

a) Agar suasana kelas menjadi lebih kondusif, peneliti yang

bertindak sebagai guru, memberikan pengurangan poin

kepada siswa yang berbuat gaduh.

b) Guru lebih memperjelas penyampaian materi, yaitu

penyampaian materi yang tidak terlalu cepat dan suara yang

lebih lantang.

c) Lebih memperhatikan siswa secara keseluruh dengan cara

berkeliling di kelas.

d) Mengajak siswa agar lebih konsentrasi dalam belajar.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus 2

Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus 1, maka

dilakukan penelitian kedua. Peneliti pada siklus ini tetap menggunakan

model pembelajaran kooperatif model Make a Match.

a. Tahap Perencanaan

Pada pembelajaran di siklus 2, ada beberapa perencanaan yang

dipersiapkan oleh peneliti diantaranya:

1) Menyusun kembali scenario pembelajaran yang akan

dilaksanakan pada pertemuan kedua. Membuat kembali

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi tentang

kebutuhan manusia.

2) Menyiapkan alat bantu dan sumber belajar.

3) Menyiapkan media kartu berpasang-pasangan yang berisi

pertanyaan dan jawaban.

4) Membuat soal pilihan ganda yang akan diberikan di awal

pembelajaran dan di akhir pembelajaran pada akhir siklus 2.

Page 65: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

57

5) Menyiapkan lembar observasi proses pembelajaran, yang akan

menjadi acuan tentang proses pembelajaran selama siklus 2.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada siklus ini guru melaksanakan rambu-rambu pembelajaran yang

telah direncanakan pada scenario pembelajaran, memberikan peringatan

kepada siswa yang membuat suasana kelas menjadi gaduh yaitu dengan

memberikan pengurangan poin. Selain itu guru lebih memantau kegiatan

pembelajaran yang dilakukan siswa pada saat guru menjelaskan materi

yang sedang berlangsung. Serta lebih mengarahkan siswa agar lebih

konsentrasi dalam proses pembelajaran berlangsung.

Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai. Selanjutnya guru memberikan 20 butir soal pre test

kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa waktu yang

diberikan untuk mengerjakan soal-soal tersebut adalah 10 menit.

Pada kegiatan inti, guru mengulas sedikit materi kembali pertemuan

sebelumnya dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Guru

menanyakan kembali apa hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan

ekonomi yang bermoral. Dan ada siswa yang menjawabnya dengan benar.

Kemudian guru menjelaskan materi selanjutnya pada pertemuan kedua.

Guru menjelaskan tentang kebutuhan manusia adalah setiap keinginan

manusia baik berupa barang maupun jasa yang dapat memberi rasa puas

baik jasmani maupun rohani demi kelangsungan hidupnya. Penggolongan

kebutuhan manusia antara lain Kebutuhan manusia menurut intensitas ada

tiga yaitu Kebutuhan primer, Kebutuhan skunder, dan Kebutuhan tersier.

Kebutuhan manusia menurut waktunya ada dua yaitu: Kebutuhan sekarang

dan Kebutuhan yang akan datang. Kebutuhan manusia menurut sifatnya,

ada dua yaitu: Kebutuhan material atau kebutuhan jasmani dan Kebutuhan

immaterial atau kebutuhan rohani. Kebutuhan manusia menurut

subyeknya, ada dua yaitu: Kebutuhan individu dan Kebutuhan kolektif.

Page 66: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

58

Selanjutnmya setelah pembahasan selesai guru bertanya kembali

kepada siswa apakah ada yang kurang jelas dari materi yang kita pelajari

hai ini? jika tidak ada, kita akan memulai permainan dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif model Make a Match. Sebelum dimulai guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghafal catatan yang telah

dipelajari hari ini setelah itu guru menjelaskan bagaimana cara permainan

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match. Pada

model ini guru menyiapkan media kartu yang berisi beberapa konsep atau

topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan

bagian lainnya kartu jawaban, setiap siswa mendapat satu buah kartu, tiap

siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang, setiap

siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya (soal jawaban), setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya

sebelum batas waktu diberi poin, setelah satu babak kartu dikocok lagi

agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya , Demikian

seterusnya.

Diakhir pembelajaran, guru mengulas kembali materi tersebut dan

meminta siswa untuk memberikan kesimpulan. Setelah itu peneliti dan

siswa menyimpulkan bersama setelah pembelajaran selesai. Kegiatan

selanjutnya pemberian soal kepada siswa. Masing-masing siswa

mendapatkan 20 butir soal pilihan ganda yang sama seperti soal yang

diberikan sebelum pembelajaran pada awal pembelajaran. Pemberian soal

ini dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah

mendapatkan materi.

c. Data Hasil Belajar Siklus 2

Data hasil belajar diperoleh dari nilai pre test dan postest yang

diberikan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran pada pertemuan

kedua. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 67: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

59

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2

Siklus IINo Nama SiswaPre test Post test

N-Gain

1 Arifatiq umara 35 60 0,42 Askinah Sandiah 50 80 0,63 Anisa Nurfadillah 40 85 0,84 Angga Reksa 35 70 0,75 Azka Nisail Kamilah 40 90 0,96 Bintang 20 60 0,57 Dhinar Trias Dewantary 45 95 0,98 Esa Bayu Rianto 65 85 0,69 Fadila Bunga 35 85 0,810 Fikri Daris A 50 65 0,311 Kusuma Panji 30 65 0,512 Lintang Mutia Dini 50 85 0,713 Muhammad Ilham 45 75 0,614 M. Ikbal Naufal 50 75 0,615 Rashida An’am Shaliha 40 95 116 Rahman Hadiayanto 25 65 0,617 Razak 25 65 0,418 Salsabila Sadya 40 90 0,919 Syakri 45 70 0,720 Viru 30 60 0,5

Jumlah 1115 1525 13Rata-rata 55,75 76,25 0,65

Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh

siswa pada saat pre test adalah 20. Sedangkan nilai terendah pada saat post

test sebesar 60. Nilai tertinggi pada pre test adalah 65, sedangkan pada

skor post test sebesar 95. Dari tabel tersebut bisa kita lihat sebagian besar

siswa hasil belajarnya meningkat.

Untuk hasil belajar siklus 2 diperoleh rata-rata N gain sebesar 65%.

ini berarti pembelajaran kooperatif model Make a Match yang digunakan

cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang

memperhitungkan ketuntasan hasil belajar sesuai dengan tabel tafsiran N-

gain. Dengan demikian indikator keberhasilan peneliti ini sedikit akan

tecapai. Untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus 3 mencoba

menyempurnakan dan memperbaiki dari kekurangan yang terdapat pada

Page 68: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

60

disiklus 2. Dengan adanya perbaikan sekali lagi, diharapkan efektifitas

penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a Match dapat tercapai

dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Observasi dan Analisis

Pengamatan pembelajaran pada siklus 2 masih berorientasi pada

aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Selain aktifitas

siswa, juga ada beberapa hal yang dilakukan pengamatan seperti,

persiapan guru sebelum mengajar, media dan sumber yang digunakan.

Data dari hasil siklus 2 menunjukan bahwa, guru membuat rencana

pembelajaran sebelum rencana pembelajaran sebelum melaksanakan

pembelajaran. Pada siklus 2, guru sudah melaksanakan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat.

Kemampuan peneliti dalam mengondisikan kelaspun mengalami

sedikit peningkatan. Suasana kelas sudah lebih tenang dibandingkan pada

proses pembelajaran disiklus 1. Hal ini disebabkan, guru memberi point

kepada siswa yang membuat gaduh dan yang tidak memperhatikan,

sehingga mereka menjadi lebih tenang. Dan waktu untuk proses

pembelajaran sudah cukup. Karena dibandingkan pada siklus 1 banyak

waktu yang terbuang akibat siswa tidak memperhatikan dan keadaan kelas

gaduh. Sehingga guru harus menjelaskan berulang-ulang. Pada siklus 2 ini

menyampaian guru lebih jelas dan dimengerti. Karena penjelasannya tidak

secepat pertemuan sebelumnya. Suara guru sudah menjadi pusat perhatian

semua siswa, sehingga menarik perhatian siswa untuk memperhatikan

penjelasan guru. Siswa juga sudah mulai faham dengan penggunaan

pembelajaran kooperarif model Make a Match.

Sesuai data yang diperoleh, siswa terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Guru melakukan interaksi dengan siswa memberikan

pertanyaan. Interaksi lainnya bisa dilihat dari bantuan dan bimbingan guru

pada siswa. Guru berkeliling di kelas untuk melihat pekerjaan siswa dan

memberikan bantuan jika siswa mengalami kesulitan.

Page 69: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

61

Hasil belajar siswa pada siklus 2 sebagaimana terlihat pada tabel

menunjukan bahwa, sebagian siswa hasil belajarnya mulai meningkat. Hal

ini bisa dilihat dari skor pre test dan post test yang terdapat pada tabel

hasil belajar di siklus 2. Untuk perolehan rata-rata N-gain pada siklus 2

mencapai 65%. Hal ini menunjukan penggunaan pembelajara kooperatif

model Make a Match pada siklus 2 baru mencapai tingkat cukup efektif.

e. Tahap Refleksi

Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru pengajar setelah

melakukan analisis setelah siklus 2. Beberapa hal yang harus diperbaiki

dalam siklus 2, antara lain :

1) Perlu ditingkatkan bimbingan dan arahan pada saat siswa

mengerjakan tugas agar tidak menimbulkan kegaduhan di dalam

kelas.

2) Peningkatan pengawasan dari peneliti, dengan memantau lebih

dekat kepada siswa yang sering membuat kegaduhan. Hal ini

dilakukan untuk mengurangi siswa yang mengobrol dan

bercanda pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

3) Perlu diatur lebih tertib ketika siswa bertanya kepada guru.

4) Perlu diberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam

kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif model Make a Match. Sehingga tidak

hanya siswa berkemampuan lebih saja yang dominan dalam

kegiatan pembelajaran berlangsung.

5) Perlu diatur secara profesional pembagian waktu selama proses

pembelajaran berlangsung. Agar dapat mencapai semua

indikator yang akan disampaikan pada siklus 2.

Berdasarkan observasi dan analisis dari siklus 2 terhadap proses

pembelajaran dan hasil belajar IPS, ternyata proses pembelajaran pada

siklus 2 cukup baik. Untuk aktifitas dan respon positif pada siswa disiklus

2 cukup baik dibandingkan dengan siklus 1. Selain itu hasil belajar siswa

Page 70: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

62

di siklus 2 cukup meningkat, dimana rata-rata N-gain yang diperoleh

mencapai 65% dari 47% di siklus 1.

3. Tindakan Pembelajaran Silklus 3

Siklus 3 ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap

tindakan yang dilakukan pada siklus 2. Tindakan pada siklus 3 diarahkan

pada efektifitas siswa dalam mengoptimalisasikan proses pembelajaran

dan meningkatkan hasil belajar siswa.

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan ulang dibuat setelah melakukan refleksi terhadap siklus

kedua. Dalam pembuat perencanaan pada siklus 3 tidak jauh berbeda

dengan tahap pada siklus sebelumnya yaitu Ada beberapa perencanaan

yang disiapkan oleh peneliti diantaranya :

1) Menyusun kembali scenario pembelajaran yang akan

dilaksanakan pada pertemuan kedua. Membuat kembali rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi tentang ilmu ekonomi.

2) Menyiapkan alat bantu dan sumber belajar.

3) Menyiapkan media kartu berpasang-pasangan yang berisi

pertanyaan dan jawaban.

4) Membuat soal pilihan ganda yang akan diberikan di awal

pembelajaran dan di akhir pembelajaran pada akhir siklus 3.

5) Menyiapkan lembar observasi proses pembelajaran, yang akan

menjadi acuan tentang proses pembelajaran selama siklus 3.

b. Tahap Pelaksanaan

1). Pertemuan 1

Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai. Selanjutnya guru memberikan

20 butir soal pre test kepada siswa untuk mengetahui kemampuan

Page 71: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

63

awal siswa waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal-soal

tersebut adalah 10 menit.

Setelah itu guru memberikan apersepsi dan motivasi.

Apersepsi yang diberikan berupa penjelasan singkat tentang materi

pada siklus 2 pada materi sekiranya kurang dimengerti oleh siswa.

Penjelasan materi dilanjutkan pada pembahasan selanjutnya

tentang ilmu ekonomi, Perilaku manusia dalam bekerjasama, dan

Perilaku manusia dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada pertemuan pertama ini guru hanya sampai menjelaskan

materi. Untuk masuk pada pembelajaran kooperatif model Make a

Match dan post test dilanjutkan pada pertemuan berikutnya

dikarenakan keterbatasan waktu selama proses pembelajaran

berlangsung.

2). Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua, guru mengulas kembali materi yang

disampaikan pada pertemuan pertama. Kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada pembahasan yang

belum dimengerti oleh siswa. Setelah pembahasan selesai dan tidak

ada yang bertanya lagi guru melanjutkan pada permainan

pembelajaran kooperatif model Make a Match. Guru tidak harus

menjelaskan kembali bagaimana cara pembelajaran kooperaitf

model Make a Match karena karena dilihat dari siklus 2 siswa

sudah memahaminya.

Pada akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan dari

hasil diskusi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model

Make a Match. Setelah itu pada akhir siklus 3 guru memberikan

post test pada siswa. Post test dilakukan untuk mengetahui

efektifitas dari tindakan yang dilakukan pada siklus 3.

Page 72: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

64

c. Data Hasil Belajar Siklus 3

Data hasil belajar diperoleh dari nilai pretest dan postest yang

diberikan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran. Hasil belajar

siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa pada Siklus 3

Siklus IIINo Nama SiswaPre test Post test

N- Gain

1 Arifatiq umara 35 80 0,72 Askinah Sandiah 45 75 0,63 Anisa Hurfadillah 40 90 0,834 Angga Reksa 35 80 0,75 Azka Nisail Kamilah 65 90 0,86 Bintang 35 80 0,77 Dhinar Trias Dewantary 60 100 18 Esa Bayu Rianto 70 100 19 Fadila Bunga 30 75 0,8310 Fikri Daris A 35 80 0,711 Kusuma Panji 30 75 0,6412 Lintang Mutiara Dini 65 90 0,7313 Muhammad Ilham 50 95 0,914 M. Ikbal Naufal 65 90 0,7115 Rashida An’am Shaliha 60 100 116 Rahman Hadiyanto 40 85 0,7517 Razak 30 70 0,618 Salsabila Sadya 45 85 0,819 Syafri 40 85 0,7520 Viru 30 70 0,6

Jumlah 905 1695 15,34Rata-rata 45,25 84,75 0,77

Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh

siswa pada saat pre test adalah 30. Sedangkan nilai terendah pada saat

post test sebesar 70. Nilai tertinggi pada skor pretest adalah 70,

sedangkan pada skor post test sebesar 100. Dari tabel tersebut bisa kita

lihat semua siswa hasil belajarnya meningkat.

Untuk hasil belajar siklus 3 diperoleh rata-rata N-gain sebesar 77%.

Nilai tersebut menunjukan penggunaan pembelajaran kooperatif model

Make a Match efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang

Page 73: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

65

memperhitungkan ketuntasan hasil belajar. Dengan demikian indikator

keberhasilan penelitian ini sudah tercapai dan tidak perlu dilanjutkan ke

siklus berikutnya.

d. Observasi dan Analisis

Proses pembelajaran pada siklus 3 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan siklus 2. Beberapa peningkatan tersebut antara lain:

a) Suasana kelas lebih tertib, keadaan siswa menjadi lebih

terkendali, dan siswa lebih konsentrasi dalam pembelajaran.

b) Siswa sudah mulai memahami tahapan dalam belajar yang

digunakan.

c) Alokasi waktu mengerjakan soal, diskusi dan menyimpulkan

pembelajaran lebih optimal karena didukung siswa yang cukup

kondusif dalam belajar.

d) Hasil belajar siswa pada siklus 3 sebagaimana terlihat pada tabel

menunjukkan bahwa, sebagian besar siswa hasil belajarnya

meningkat. Hal ini bisa dilihat dari skor pre test dan post test

untuk perolehan rata-rata N-gain pada siklus 3 mencapai 77%.

dengan demikian penggunaan model pembelajaran Make a

Match efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa yang

memperhitungkan ketuntasan hasil belajar.

e. Tahap Refleksi

Berdasarkan observasi dan analisis dari siklus 3 terhadap proses

pembelajaran dan hasil belajar IPS, ternyata proses pembelajaran pada

siklus 3 lebih baik. Untuk aktifitas dan respon positif siswa disiklus 3 lebih

baik dibandingkan dengan siklus 1 dan siklus 2. Selain itu hasil belajar

siswa juga meningkat, di mana rata-rata N-gain yang diperoleh dari siklus

1 (47%) dan siklus 2 (65%), sedangkan siklus 3 (77%). Rata-rata N-gain di

siklus 3 menunjukan bahwa, penggunaan pembelajaran kooperatif model

Make a Match efektif dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajarnya.

Page 74: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

66

Dengan demikian, indikator pada penelitian ini sudah tercapai sehingga

penelitian tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

D. Analisis Data

1. Efektifitas Pembelajaran kooperetif Model Make a Match dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS.

Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti mendapatkan hasil

penelitian dari lembar observasi dan wawancara. Lembar observasi

digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas belajar siswa. Pada setiap

siklus peneliti didampingi oleh guru IPS. Data tersebut dianalisis pada

setiap siklus dan lembar observasi untuk menilai kualitas guru untuk

mendapatkan data mengenai kesiapan dan pelaksanaan mengajar guru.

Dari tabel hasil belajar siswa, dapat dilihat bahwa untuk rata-rata

N-gain di siklus 1 hanya 47% ini dan rata-rata N-gain di siklus 2 mencapai

65%, sedangkan rata-rata N-gain untuk siklus 3 mencapai sebesar 77%.

Dengan demikian, pembelajaran kooperatif model Make a Match sudah

efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Selain data yang diperoleh dari lembar observasi, penelitian ini

juga diperkuat dengan hasil wawancara. Wawancara dilakukan sebelum

tindakan dan setelah tindakan.

Adapun hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran. Hasil

wawancara yang dilakukan peneliti sebelum tindakan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Guru menentukan srategi pembelajaran pada saat prosespembelajaran berlangsung.

b. Metode yang sering digunakan pada saat mengajar adalahmetode ceramah, tanya jawab dan praktek.

c. Guru jarang menggunakan model pembelajaran kooperatifd. Guru memotivasi belajar siswa dengan memberikan apersiasi

yaitu dalam bentuk tepuk tangan dan pujian.

Page 75: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

67

e. Menurut pendapat guru, menggunakan pembelajarankooperatif model Make a Match membuat proses pembelajaranmenjadi lebih menarik dan membuat siswa lebih aktif.55

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3,

hasil wawancara yang diperoleh memiliki perubahan pada pendapat guru

terhadap pelajaran IPS. Pada wawancara yang dilakukan setelah tindakan

dapat dirangkum sebagai berikut:

a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Makea Match memacu semangat siswa dalam belajar IPS.

b. Keaktifan subyek sangat jauh berbeda dengan pembelajaransebelum tindakan yang hanya menggunakan model ceramah.

c. Beberapa siswa mengaku tidak takut lagi untuk bertanyakepada guru karena mereka menyadari bahwa tanpa bertanyamereka akan semakin ketinggalan dari siswa yang lain.

d. Siswa terlihat senang saat belajar dan meningkatnya hasilbelajar siswa pada mata pelajaran IPS.56

2. Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model

Make a Match dalam Pembelajaran Ips.

Dari hasil observasi pada siklus 1, siswa cukup senang dan

semangat belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model

Make a Match. Walaupun masih banyak kekurangan pada siklus 1

dikarenakan banyak siswa yang belum begitu paham bagaimana

menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match. Mulai

terlihat pada siklus 2 terjadi peningkatan efektifitas siswa dalam proses

pembelajaran , hal ini terjadi karena sudah pahamnya siswa menggunakan

pembelajaran kooperatif model Make a Match. Sehingga, keadaan kelas

cukup tertib dan terkendali. Dilihat dari Proses pembelajaran pada siklus 3

lebih mengalami peningkatan. Suasana kelas lebih tertib, keadaan siswa

menjadi lebih terkendali, dan siswa lebih konsentrasi dalam pembelajaran.

Siswa sudah mulai memahami tahapan dalam belajar yang digunakan.

55 Kosaman (Guru IPS), Wawancara Sebelum Tindakan, SMP Islam Al Syukro Ciputat,Oktober 2010

56 Kosaman (Guru IPS) dan Siswa, Wawancara Setelah Tindakan, SMP Islam Al SyukroCiputat, November 2010

Page 76: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

68

Dari hasil wawancara kepada siswa mengenai persepsi siswa

tentang penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a Match selama

siklus 1, 2, dan 3 dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Seluruh siswa menyukai pelajaran IPS dengan menggunakanpembelajaran kooperatif model Make a Match.

b. Hampir seluruh siswa mengakui lebih mudah memahamipelajaran dengan pembelajaran kooperatif model Make aMatch ini. Hal ini terbukti dari nilai post test siswa yangsemakin mengalami peningkatan dari hasil belajar.

c. Seluruh siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakanpembelajaran kooperatif model Make a Match.

d. Siswa lebih mudah berkonsentrasi dan bersemangat dalambelajar menggunakan pembelajaran kooperatif model Make aMatch dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya.57

E. Pembahasan Hasil Temuan

Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa

menyenangi proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif model Make a Match. Rasa senang terhadap suatu pembelajaran

akan meningkatkan efektivitas belajar Siswa. Pada siklus 1 dari hasil

pengamatan siswa cukup senang dan semangat belajar dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif model Make a Match. Walaupun masih banyak

kekurangan pada siklus 1 dikarenakan banyak siswa yang belum begitu

paham bagaimana menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a

Match. Mulai terlihat pada siklus 2 terjadi peningkatan efektifitas siswa

dalam proses pembelajaran, hal ini terjadi karena sudah pahamnya siswa

menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match. Sehingga,

keadaan kelas cukup tertib dan terkendali dibandingkan dengan siklus 1

dengan keadaan kelas yang gaduh dan susah di kendalikan. Dilihat dari

Proses pembelajaran pada siklus 3 sudah lebih mengalami peningkatan

dibandingkan dengan siklus 2. Suasana kelas lebih tertib, keadaan siswa

menjadi lebih terkendali, dan siswa lebih konsentrasi dalam pembelajaran.

57 Siswa kelas VII, Wawancara Setelah Tindakan, SMP Islam Al Syukro Ciputat,November 2010

Page 77: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

69

Siswa sudah mulai memahami tahapan dalam belajar yang digunakan,

Alokasi waktu mengerjakan soal, diskusi dan menyimpulkan pembelajaran

lebih optimal karena didukung siswa yang cukup kondusif dalam belajar.

Selain proses pembelajaran, hasil belajar juga termasuk aspek yang

diteliti. hasil belajar siswa pada siklus 1, diperoleh nilai paling rendah pada

saat pre test dan post test adalah 10 dan 55. Nilai tertinggi pada pre test dan

post test adalah 80 dan 95. Dan hasil belajar pada siklus 2, diperoleh nilai

paling rendah pada saat pre test dan post test adalah 20 dan 60. Nilai tertinggi

pada pre test dan postest adalah 65 dan 95. Sedangkan hasil belajar pada

siklus 3, diperoleh nilai paling rendah pada saat pre test dan post test adalah

30 dan 70. Nilai tertinggi pada pre test dan postest adalah 70 dan 100. Dari

tabel hasil belajar siklus 1, siklus2, dan siklus 3, dapat dilihat bahwa untuk

rata-rata N-gain di siklus 1 hanya 47% ini dan rata-rata N-gain di siklus 2

mencapai 65%, sedangkan rata-rata N-gain untuk siklus 3 mencapai sebesar

77%. Dengan demikian, penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a

Match disiklus 1 belum efektif, di siklus 2 cukup efektif, sedangkan di siklus

3 sudah efektif.

Adanya peningkatan hasil belajar di siklus 3 dikarenakan adanya

perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan oleh guru terhadap

kekurangan yang terdapat disiklus 1 dan siklus 2. Dengan adanya refleksi

menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik. Selain itu, siswa juga

lebih memperhatikan penjelasan dari guru, sehingga siswa lebih memahami

materi yang disampaikan. Pemahaman yang baik membawa pengaruh

terhadap hasil belajar mereka, dimana hasil belajar lebih optimal dan

meningkat.

Hasil temuan lapangan telah diperkuat dari hasil penelitian sebelumnyayang pernah dilakukan oleh Widyaningsih, dkk (2008) yangmelakukan penelitian dengan judul “Cooperative Learning sebagaiModel Pembelajaran Alternatif untuk Meningkatkan Motivasi Siswapada Mata Pelajaran Matematika”. Penelitian Widyaningsihmengambil pembelajaran kooperatif model Make a Match. PenerapanCooperative Learning menurut hasil penelitian Widyaningsih dapat

Page 78: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

70

disimpulkan bahwa pelaksanaan cooperative learning dalampembelajaran dapat menggunakan berbagai model serta efektif jikadigunakan dalam suatu periode waktu tertentu. Susana positif yangtimbul dari cooperative learning memberikan kesempatan kepadasiswa untuk mencintai pelajaran dan guru. Dalam kegiatan-kegiatanyang menyenangkan siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar danberpikir.58

F. Keterbatasan Peneliti

Setelah didapatkan hasil dari penelitian yang dilakukan, maka peneliti

menguraikan beberapa keterbatasan di dalam pelaksanaannya, diantaranya

adalah:

1. Keterbatasan peneliti tidak dapat mengikuti proses pembelajaran

dengan guru yang bersangkutan dalam jangka waktu yang panjang.

2. Pengelolaan waktu karena kegiatan pembelajaran membutuhkan

tahapan-tahapan yang biasanya menghabiskan waktu yang lama.

3. Penelitian ini hanya dilakukan di SMP Islam Al Syukro Ciputat

maka hasil penelitian ini belum tentu sama jika dilakukan di

sekolah lainnya.

58Widyaningsih, Wahyu. 2008. Kel. 3 Cooperative Learning sebagai ModelPembelajaran Alternatif untuk Meningkatkan Motivasi Siswa pada Mata Pelajaran Matematika.Makalah dipbulikasikan melalui http://tpcommunity05.blogspot.com.

Page 79: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

71

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dilihat dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan di

SMP Islam Al syukro Ciputat tentang efektifitas pembelajaran kooperatif

model Make a Match yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka

dapat disimpulkan:

1. Pembelajaran kooperatif model Make a Match ini dapat meningkatkan

efektifitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar

siswa yang meningkat, ditunjukkan dengan nilai rata-rata N gain pada

siklus 1 sebesar 47%, sedangkan siklus 2 menjadi 65%, dan pada siklus 3

meningkat menjadi 77%.

2. Persepsi siswa tentang penggunaan pembelajaran kooperatif model

Make a Match dalam pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa

dan siswa menjadi lebih aktif. Hampir seluruh siswa mengakui lebih

mudah memahami pelajaran dengan pembelajaran kooperatif model

Make a Match ini dan menyukainya.

Berdasarkan kesimpulan di atas, dianggap berhasil meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada bab hakekat

manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi melalui pembelajaran kooperatif

model Make a Match.

Page 80: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

72

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka maka penulis mangajukan

beberapa saran agar menjadi masukan yang berguna, diantaranya:

1. Diharapkan bagi para pendidik dapat memilih metode atau cara mengajar

yang tepat, agar dapat memicu semangat dan aktivitas belajar siswa, serta

menumbuhkan minat dan motivasi dalam mengikuti pelajaran, sehingga

pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Guru juga harus terus mencoba dan menggali model pembelajaran lainnya

agar lebih variatif dan menciptakan suasana belajar yang kondusif yang

pada akhirnya berpengaruh positif pada hasil belajar siswa.

3. Siswa hendaknya lebih aktif lagi dalam berpartisipasi saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung dengan cara menggunakan referensi dan alat

pembelajaran yang tersedia.

4. Pihak sekolah hendaknya lebih memperhatikan kelengkapan pembelajaran

di sekolah dalam upaya menunjang kegiatan proses belajar mengajar.

5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah

pembelajaran kooperatif model Make a Match dapat diterapkan dan

memberi hasil yang baik pada mata pelajaran IPS dengan topik yang

berbeda.

Page 81: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

73

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka, 1982

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara,2003

Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, Departemen PendidikanNasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah DirektoratPendidikan Lanjutan Pertama, 2005

Isjoni. Pembelajaran Visioner (Perpaduan Indonesia-Malaysia), Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007

Madyo, et. Al. Dasar-dasar Pendidikan, Semarang: Efftah Offset, cet ke-1, 1990

Mulyahardjo, Redja pengantar. Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2002

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2009

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, Cet.ke-1, 2008

Neni, Iska Zikri. sikologi , Jakarta: Kzi Brother’s, 2006

Nurdin, Syafruddin. Model Pembelajaran yang Memperhatikan KeragamanIndividu Siswa dalam Bebasis Kompetensi, Jakarta: Ciputat Press, Cet.I,2005

Nursid, Sumaatdja. Konsep Dasar IPS, Jakarta: Universitas Terbuka,2003

Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-prinsip dan Evaluasi Pengajaran, Bandung: PTRemaja Rosdakarya,2004

______________, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, Cet. ke- 16, 2004

______________, Psikologi Pendidikan ,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000

Rasyad, Aminuddin. Teori belajar dan Pembelajaran, Jakarta: UhamkaPress,2003

Page 82: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

74

Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya ,Cet. I,1995

Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana,2009

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta, cet.ke-4 2003

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PTRemaja Rosdakarya,2009

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 1995

Trianto. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik,(Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasi), Jakarta:Perpustakan Nasional, 2007

Turyanto. Efektifitas Penggunaan Media Permainan Kartu dalam MeningkatkanHasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Tata Nama Senyawa KimiaSederhana, 2008

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1, Bandung: Citra Umbara, 2006.

Usman, Basyirudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam,Jakarta: PTIntermasa,Cet.1, 2002

Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi umum, Yogyakarta:Andi Offset,2004

Warsono. Penerapan Prinsip CTL dalam Pembelajaran, Jurnal Pendidikan danKebudayaan Vidya karya, th.XXII,no.2, 2003

Yuwono, GB. Pedoman Umum Ejaan Indonesia Yang Telah Disempurnakan,Surabaya: Indah, 1990

Arief, Ahmad, Implementasi Model Cooperative Dalam Pembelajaran IPS,(google;http//www.dunia guru.com/indek)

Tarmizi. Wordpress.com/2008/12/03/Pembelajaran kooperatif ‘’Make A Match’’.

Widyaningsih, Wahyu. 2008. Kel. 3 Cooperative Learning sebagai ModelPembelajaran Alternatif untuk Meningkatkan Motivasi Siswa pada MataPelajaran Matematika. Makalah dipbulikasikan melaluihttp://tpcommunity05.blogspot.com.

Page 83: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

75

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Islam Al-Syukro

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / 1

Standar Kompetensi : 3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan

Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskrepsikan manusia sebagai makhluk sosial

dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi

kebutuhan

Indikator : - Mendeskripsikan hakekat manusia sebagai

makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral.

- Mengidentifikasi makna manusia sebagai makhluk

sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral.

- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

kebutuhan manusia

Alokasi Waktu : 2 jam ( 1 x pertemuan )

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

• Siswa dapat menjelaskan hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan

ekonomi yang bermoral.

• Siswa dapat menjelaskan makna manusia sebagai makhluk sosial dan

makhluk ekonomi yang bermoral.

• Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhuan

manusia

B. URAIAN MATERI

• Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral

Keinginan merupakan hasrat akan pemuas kebutuhan yang

spesifik,sedangkan kebutuhan merupakian keinginan atas barang dan jasa

yang dapat memberikan kepuasan untuk kelangsungan hidup. Hasrat

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut manusia sebagai

makhluk ekonomi. Dalam memenuhi kebutuhan, manusia tidak dapat

Page 84: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

76

melakukannya sendiri, namun memerlukan bantuan orang lain disebut

manusia sebagai makhluk sosial.

Manusia meskipun tidak memiliki kesempurnaan dalam segala

tindakannya, namun sebagai makhluk ekonomi, dalam bertindak ekonomi

setidaknya memiliki empat aspek berikut :

1. Rasionalitas (akal sehat), ialah sebagai kemampuan untuk

berfikir baik dan berlatih mengambil keputusan yang tepat.

2. Kepentingan pribadi, manusia sebagai homo economicus

memiliki kepentingan pribadi yang melekat kental pada dirinya

masing-masing.

3. Moral, manusia dalam memenuhi kebutuhannya, harus

mempertimbangkan aspek-aspek moral.

4. Informasi, untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan

baik, dibutuhkan informasi yang benar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan manusia dalam

memenuhi kebutuhan adalah sebagai berikut :

1. Tempat tinggal

2. Pendidikan

3. Usia

4. Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia.

C. METODE PEMBELAJARAN

• Ceramah bervariasi

• Tanya jawab

• Make A Macth

• Observasi / pengamatan

D. MEDIA PEMBELAJARAN

Media yang dipakai atau digunakan dalam pembelajaran ini yaitu:

• Kartu yang berisi soal dan jawaban

• Media yang sudah ada seperti papan tulis dan spidol yang dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya.

E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :

Pertemuan I :

1. Pendahuluan

• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

Page 85: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

77

• Guru dengan apersepsi tentang kegiatan materi yang sedang di bahas

• Guru menjelaskan materi yang akan dibahas sesuai kompetensi dasar

yang ingin dicapai.

2. Kegiatan Inti:

• Guru membagikan soal pre test

• Guru membagikan lembar materi kepada peserta didik

• Guru menjelaskan materi pelajaran

• Guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab

• Guru mengadakan permainan yang sesuai dengan materi

pembelajarannya, sebelum memulai permainannya guru memberi

arahan atau aturan permainannya.

3. Penutup:

• Guru memberikan lembar soal post test

• Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengklasifikasi, kesimpulan

dan diakhiri dengan salam.

F. SUMBER PEMBELAJARAN

• Buku IPS SMP kelas VII bse, penerbit Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

• PSB (panduan siswa berprestasi), rangkuman materi dan pelatihan.

• Buku Ekonomi, penerbit Yudistira

G. PENILAIAN :

1. Teknik Penilaian

Tes Tertulis

2. Bentuk Instrumen :

Tes pilihan ganda

3. Soal /Instrumen :

Tes pilihan ganda:

Terlampir

Mengetahui,

Guru mata pelajaran Peneliti

Kosaman, SE Febriyani Rofiqoh

Page 86: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

78

Lampiran 3Nama :Kelas :

Berilah tanda silang pada jawaban yang tepat dibawah ini !1. Salah satu masalah yang dihadapi manusia yang paling kompleks adalah

masalah....a. Perdagangan c. Ekonomib. Perindustrian d. Harta

2. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia sibuk mencari....a. Penghasilan c. Gelarb. Status sosial d. pujian

3. Komponen jasmani memerlukan kebutuhan jasmani atau kebutuhan tubuhyang berwujud seperti ....a. Makan, minum, pakaian, rumahb. Agama, siraman rohani, rekreasic. Perasaan, akal, dan narulid. Ketenangan, kesenangan, kenikmatan

4. Hakikat manusia adalah manusia,kecuali....a. Sosial c. Ekonomib. Individu d. Hemat

5. Manusia sebagai makhluk ekonomi disebut ....a. Homo economicus c. oikonomiab. Homo d. economicus

6. Salah satu sifat manusia adalah....a. Selalu mengalah c. Tidak pernah merasa puasb. Menerima takdir d. Selalu puas

7. Keinginan merupakan...a. Hasrat berusaha sekuat tenagab. Hasrat persaingan dengan manusia lainc. Hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifikd. Hasrat ingin berlomba memperoleh kemakmuran

8. Kebutuhan manusia semakin bertambah seiring dengan ....a. Pergaulan manusia c. Perputaran waktub. Perkembangan zaman d. Pengadaan industri

9. Orang yang sebagian besar kebutuhanya dapat terpenuhi dapat dikatakan....a. Hartawan c. Makmurb. Dermawan d. pemurah

10. Karena manusia mempunyai kebutuhan yang hampir sama, maka diperlukanadanya suatu ....a. Permusuhan c. Reaksib. Perebutan d. Interaksi

11. Faktor – faktor yang mempengaruhi keinginan manusia dalam memenuhikebutuhan,kecuali ....a. Tempat tinggal c. Usiab. Pendidikan d. Moral

Page 87: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

79

12. Manusia yang dapat memenuhi kebutuhan hanya sebagian kecil saja,cenderung berpenghasilan ....a. Cukup c. Tinggib. Rendah d. Tidak tentu

13. Manusia yang bertempat tinggal di daerah tropis , umumnya membutuhkanmakanan yang berkalori ....a. Tinggi c. Sedangb. Rendah d. Sangat tinggi

14. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin ..... dan bervariasi keinginandalam memenuhi kebutuhannya.a. Besar c. Sedangb. Kecil d. sangat rendah

15. Hasrat manusia memerlukan bantuan orang lain disebut ....a. Manusia sebagai makhluk politikb. Manusia sebagai makhluk individuc. Manusia makhluk sosiald. Manusia makhluk ekonomi

16. Kebutuhan primer adalah kebutuhan ....a. Pokok c. Tambahanb. Selingan d. berguna

17. Untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan baik dan lengkap agarpilihan yang ditetapkan mempunyai nilai guna yang besar sehinggamanfaatnya juga besar , dibutuhkan .....a. Moral c. Informasib. Kepentingan pribadi d. rasionalitas

18. Keinginan atas barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan untukkelangsungan hidup, disebut ...a. Keinginan c. Kemauanb. Kebutuhan d. kepuasan

19. Kemampuan untuk berfikir baik dan berlatih mengambil keputusan yang tepatdisebut ....a. Moral c. Kepentingan pribadib. Informasi d. Rasionalitas (akal sehat)

20. Aspek moral dan akhlak sangat diperlukan saat manusia menjalankanfungsinya sabagai makhluk ...a. Sosial dan ekonomi c. Budayab. Individu d. Bersama

Page 88: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

80

Lampiran 4

Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1

Siklus 1No Nama Siswa

Pre test Post testN Gain

1 Arifatiq umara 65 80 0,5

2 Askinah Sandiah 45 70 0,5

3 Anisa Nurfadillah 85 90 0,3

4 Angga Reksa 60 75 0,4

5 Azka Nisail Kamilah 60 85 0,6

6 Bintang 10 55 0,5

7 Dhinar Trias Dewantary 75 90 0,6

8 Esa Bayu Rianto 70 90 0,7

9 Fadila Bunga 65 80 0,5

10 Fikri Daris A 40 70 0,4

11 Kusuma Panji 35 60 0,3

12 Lintang Mutiara Dini 80 85 0,3

13 Muhammad Ilham 80 95 0,8

14 M. Ikbal Naufal 55 70 0,3

15 Rashida An’am Shaliha 60 85 0,6

16 Rahman Hadiyanto 20 55 0,5

17 Razak 30 60 0,5

18 Salsabila Sadya 70 85 0,5

19 Syafri 60 70 0,3

20 Viru 50 70 0,4

Jumlah 795 1520 9,5

Rata-rata 39,75 76 0,47

Page 89: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

81

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Islam Al-Syukro

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / II

Alokasi Waktu : 2 jam ( 1 x pertemuan )

Standar Kompetensi : 3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan

Kompetensi Dasar : 3.2 Mengidentifikasi hubungan antara kelangkaan

sumber daya dan kebutuhan manusia yang tidak

terbatas.

Indikator• Mengidentifikasi jenis-jenis kebutuhan hidup manusia.

• menjelaskan perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang

terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

• Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis kebutuhan hidup manusia.

• Siswa dapat menjelaskan perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber

daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

E. URAIAN MATERI

• Jenis-jenis kebutuhan manusia

1. Kebutuhan manusia menurut intensitas

a. Kebutuhan primer (kebutuhan pokok)

b. Kebutuhan sekunder (kebutuhan tambahan biasa)

c. Kebutuhan tersier (kebutuhan kemewahan)

2. Kebutuhan manusia menurut waktunya

a. Kebutuhan sekarang

b. Kebutuhan kelak

3. Kebutuhan manusia menurut sifatnya

a. Kebutuhan material atau kebutuhan jasmani

Page 90: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

82

b. Kebutuhan immaterial atau kebutuhan rohani

4. Kebutuhan manusia menurut subyeknya atau kelompok manusia

yang membutuhkan kebutuhan itu

a. Kebutuhan individu (kebutuhan pribadi)

b. Kebutuhan kolektif (kebutuhan kelompok)

F. METODE PEMBELAJARAN :

• Ceramah bervariasi

• Tanya jawab

• Make A Macth

• Observasi / pengamatan

D. MEDIA PEMBELAJARAN

Media yang dipakai atau digunakan dalam pembelajaran ini yaitu:

• Lembar materi yang dibagikan kepada para peserta didik

• Kertas origami yang berisi soal dan jawaban

• Media yang sudah ada seperti papan tulis dan spidol yang dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya.

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :

Pertemuan I :

1. Pendahuluan

• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

• Guru dengan apersepsi tentang kegiatan materi yang ingin di bahas

• Guru menjelaskan materi yang akan dibahas sesuai kompetensi dasar

yang ingin dicapai.

2. Kegiatan Inti :

• Guru membagikan lembar soal pre test

• Guru menjelaskan materi pelajaran

• Guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab

• Guru mengadakan permainan yang sesuai dengan materi

pembelajarannya, sebelum memulai permainannya guru memberi

arahan atau aturan permainannya.

Page 91: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

83

3. Penutup:

• Guru memberikan lembar soal post test.

• Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengklasifikasi, kesimpulan

dan diakhiridengan salam.

I. SUMBER PEMBELAJARAN

• Buku IPS SMP kelas VII bse, penerbit Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

• PSB (panduan siswa berprestasi), rangkuman materi dan pelatihan.

• Buku Ekonomi, penerbit Yudistira

J. PENILAIAN :

1. Teknik Penilaian

Tes Tertulis

2. Bentuk Instrumen :

Tes pilihan ganda

3. Soal /Instrumen :

Tes pilhan ganda:

Terlampir

Ciputat,.........2010

Mengetahui,

Guru mata pelajaran Peneliti

Kosaman, SE Febriyani Rofiqoh

Page 92: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

84

SUBYEKNYA

Penggolongan kebutuhanindividu dan kelompokmerupakan penggolongankebutuhan menurut ...

SIFATNYA

Kebutuhan jasmani danrohani merupakanpenggolongan kebutuhanmenurut ....

TERSIER

Kebutuhan akankemewahan dapat disebutjuga kebutuhan ....

Manjadi 4, yaitu:1. Intensitasnya2. Waktunya3. Sifatnya4. Subyeknya

Kebutuhan manusiadigolongkan menjadi,sebutkan ....

Page 93: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

85

Lampiran 7

Nama :Kelas :Berilah tanda silang pada jawaban yang tepat di bawah ini !

1. Setiap keinginan manusia baik berupa barang dan jasa yang dapat memberikanrasa puas baik jasmani dan rohani demi kelangsungan manusia, disebut ....a. Keinginan c. Kebutuhanb. Sekunder d. Primer

2. Kebutuhan yang dipenuhi sebagai pelengkap kebutuhan pokok adalahkebutuhan ....a. Tersier c. Sekunderb. Kelak d. primer

3. Kebutuhan yang akan dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunderterpenuhi adalah ....a. Rohani c. Kelakb. Tersier d. Jasamani

4. Rumah merupakan tempat tinggal yang nyaman bagi keluarga untukmemenuhi kebutuhan ....a. Primer c. Skunderb. Tersier d. Kelak

5. Kebutuhan sekunder sama dengan kebutuhan ....a. Kebutuhan pokok c. Kebutuhan sekarangb. Kebutuhan tambahan biasa d. kebutuhan kelak

6. 1. Kulkas 4. meja2. kasur 5. lemari3. AC 6. Mesin cuciBerdasarkan data tersebut yang merupakan barang untuk memenuhikebutuhan sekunder adalah ....a. 1,2,3 c. 1,4,6b. 2,3,4 d. 2,4,5

7. Adanya kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang, merupakanpenggolongan kebutuhan menurut ....a. Kepentingannya c. Waktunyab. Subyeknya d. Sifatnya

8. Minum bagi orang yang kehausan tidak dapat ditawar lagi, merupakankebutuhan ....a. Yang akan datang c. Jasmanib. Sekarang d. Rohani

Page 94: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

86

9. Bagi masyarakat desa menyimpan padi di gudang untuk musim gugur, untukmemenuhi kebutuhan ....a. Primer c. Sekarangb. Kolektif d. Yang akan datang

10. Kebutuhan yang digunakan untuk kepentingan jasmani atau raga disebutkebutuhan ....a. Material c. Kolektifb. Immaterial d. Kelak

11. Kebutuhan yang dipergunakan untuk kepentingan rohani yang dapat memberirasa puas nyaman pada jiwa manusia adalah kebutuhan ....a. Material c. Kolektifb. Immaterial d. Individu

12. Kebutuhan yang sangat dipengaruhi oleh bakat, minat, dan hoby merupakankebutuhan ....a. Individu c. Sekunderb. Kolektif d. Indivdu

13. Kebutuhan yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan orang banyakadalah kebutuhan ....a. Manusia c. Jasmanib. Individu d. Kelompok

14. Kebutuhan sekarang dan kebutuhan kelak merupakan penggolongankebutuhan menurut ....a. Intensitasnya c. Waktunyab. Subyeknya d. Sifatnya

15. Kebutuhan manusia pada dasarnya bersifat ....a. Terbatas c. Tidak terbatasb. Sangat terbatas d. Sedikit sakali

16. Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga adalah ....a. Topi untuk maenc. Obat untuk nenek yang sedang sakitb. Sepeda untuk keliling kotac. Mesin cuci untuk ibu

17. Penggolongan kebutuhan individu dan kebutuhan kelompok, merupakanpenggolongan kebutuhan menurut ....a. Intensitasnya c. Subyeknyab. Waktunya d. Sifatnya

18. 1. Rekreasi 4. Pakaian2. Pengajian 5. Sepatu3. kesenian 6. Asuransi

Page 95: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

87

Berdasarkan data tersebut yang merupakan barang untuk memenuhikebutuhan material Adalah ....a. 1,2,3 c. 2,4,5b. 2,3,4 d. 4,5,6

19. Kebutuhan akan kemewahan dapat disebut juga kebutuhan ....a. Sekunder c. Kolektifb. Primer d. Tersier

20. Kebutuhan jasmani dan rohani merupakan penggolongan kebutuhanmenurut....a. Sifatnya c. Waktunyab. Intensitasnya d. subyeknya

KUNCI JAWABAN

1. C 6. D 11. B 16. C2. C 7. C 12. A 17. C3. B 8. B 13. D 18 . A4. A 9. D 14. C 19. D5. B 10.A 15. C 20. A

Page 96: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

88

Lampiran 8

Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2

Siklus IINo Nama Siswa

Pre test Post testN-Gain

1 Arifatiq umara 35 60 0,4

2 Askinah Sandiah 50 80 0,6

3 Anisa Nurfadillah 40 85 0,8

4 Angga Reksa 35 70 0,7

5 Azka Nisail Kamilah 40 90 0,9

6 Bintang 20 60 0,5

7 Dhinar Trias Dewantary 45 95 0,9

8 Esa Bayu Rianto 65 85 0,6

9 Fadila Bunga 35 85 0,8

10 Fikri Daris A 50 65 0,3

11 Kusuma Panji 30 65 0,5

12 Lintang Mutia Dini 50 85 0,7

13 Muhammad Ilham 45 75 0,6

14 M. Ikbal Naufal 50 75 0,6

15 Rashida An’am Shaliha 40 95 1

16 Rahman Hadiayanto 25 65 0,6

17 Razak 25 65 0,4

18 Salsabila Sadya 40 90 0,9

19 Syakri 45 70 0,7

20 Viru 30 60 0,5

Jumlah 1115 1525 13

Rata-rata 55,75 76,25 0,65

Page 97: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

89

Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Islam Al-Syukro

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / III

Alokasi Waktu : 2 jam ( 1 x pertemuan )

Standar Kompetensi : 3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan

Kompetensi Dasar : 3.2 Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan

motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan

sehari-hari

INDIKATOR• Mendiskripsikan manusia dalam bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.

• Mendeskripsikan perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber daya

yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

• Mendeskripsikan berbagai tindakan ekonomi rasional yang dilakukanmanusia.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

• Siswa dapat Mendiskripsikan manusia dalam bekerjasama untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.

• Siswa dapat mendeskripsikan perilaku manusia dalam memanfaatkan

sumberdaya yang trebatasbuntuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

• Siswa dapat mendeskripsikan berbagai tindakan ekonomi rasional yangdilakukan.

B. URAIAN MATERI

1. Perilaku manusia dalam bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya

Page 98: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

90

Hubungan prilaku kerjasama biasanya didasarkan pada maksud dan

tujuan yang dinginkan ,yaitu :

a. Kerjasama yang menguntungkan

b. Kerjasama untuk kepentingan bersama

c. Kerjasama yang saling menghormati

2. Perilaku manusia dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan

Sumber daya ekonomi dapat dikelompokan ke dalam sumber daya

alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan sumber daya

keahlian (kewirausahaan). Sumber daya manusia sangat terbatas

jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan dengan

manusia. Kondisi seperti itulah menyebabkan ketidakseimbangan.

Ketidakseimbangan inilah yang disebut kelangkaan.

3. Ilmu ekonomi

Istilah ekonomi berasal dari kata yunani oikonomia, yaitu dari kata

oikos dan nomos.oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti mengatur.

Jadi oikonomia adalah mengatur rumah tangga. Ilmu ekonomi adalah Ilmu

yang mempelajari usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

C. METODE PEMBELAJARAN

• Ceramah bervarias

• Tanya jawab

• Make A Macth

• Observasi / pengamatan

D. MEDIA PEMBELAJARAN

Media yang dipakai atau digunakan dalam pembelajaran ini yaitu:

• Lembar materi yang dibagikan kepada para peserta didik

• Kertas origami yang berisi soal dan jawaban

• Media yang sudah ada seperti papan tulis dan spidol yang dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya.

K. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :

Pertemuan I :

Page 99: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

91

1. Pendahuluan

• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

• Guru dengan apersepsi tentang kegiatan materi yang ingin di bahas

• Guru menjelaskan materi yang akan dibahas sesuai kompetensi dasar yang

ingi dicapai.

2. Kegiatan Inti

• Guru membagikan lembar soal pre test

• Guru menjelaskan materi pelajaran

• Guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab

• Guru mengadakan permainan yang sesuai dengan materi

pembelajarannya, sebelum memulai permainannya guru memberi arahan

atau aturan permainannya.

3. Penutup :

• Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengklasifikasi, kesimpulan dan

diakhiridengan salam.

L. SUMBER PEMBELAJARAN

• Buku IPS SMP kelas VII bse, penerbit Pusat Perbukuan DepartemenPendidikan Nasional.

• PSB (panduan siswa berprestasi), rangkuman materi dan pelatihan.• Buku Ekonomi, penerbit Yudistira

M. PENILAIAN :

1. Teknik Penilaian 3. Soal /Instrumen

Tes Tertulis Tes Uraian

2. Bentuk Instrumen :

Tes pilihan ganda Ciputat, ...........2010

Mengetahui,

Guru mata pelajaran Peneliti

Kosaman, SE Febriyani Rofiqoh

Page 100: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

92

Lampiran 10

Media Kartu Pembelajaran Kopeeratif Model Make A Match Siklus 3SOAL JAWABAN

Ilmu yang mempelajariusaha-usaha manusia untukmemenuhi kebutuhannyaadalah ....

Mengatur rumahtanggadisebut juga .... OIKONOMIA

Bentuk kerjasama yangpaling baik dalam memenuhikebutuhan adalah ....

Suatu sikap atau perbuatanmanusia dalam usahanyauntuk mencapaikemakmuran disebut ....

TINDAKAN EKONOMI

ILMU EKONOMI

Sumber daya ekonomi dapatdikelompokan ke dalamsumber daya ....

Sumber daya alam,sumberdaya manusia, dan sumberdaya modal

Kerja sama untukkebpentingan bersama

Tidak dapat diperbaharui

Minyak bumi merupakansumber daya alam yang ....

Dalam pemanfaatan sumberdaya alam kita harusmelakukan ....

PENGHEMATAN

KEGIATAN EKONOMIMenghasilkan, memakai,dan menyebarkantermasuk....

Page 101: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

93

Lampiran 11

Nama :Kelas :

Berilah tanda silang pada jawaban yang benar di bawah ini !1. Berikut ini fungsi manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi

kecuali......a. Saling berbagi ilmu dan pengetahuanb. Saling tolong-menolong dan bahu membahu dalam kegiatan sehari-

haric. Mementingkan diri sendiri dalam kehidupannyad. Menjaga dan memupuk harga diri setiap pihak dalam melakukan

kerjasama2. Adanya gotong royong, kegiatan kebersihan lingkungan dan kegiatan

penghijauan adalah contoh dari....a. Kerjasama saling menghormatib. Kerjasama untuk kepentingan bersamac. Kerjasama yang saling menguntungkand. Kerjasama masyarakat

3. Perusahaan kecil dapat mendukung perusahaan besar dengan memasarkanhasil produksi perusahaan besar. Bentuk kerjasama ini untuk kepentingan....a. Individu c. Bersamab. Masing-masing d. Orang lain

4. Bentuk kerja sama yang paling baik dalam memenuhi kebutuhan adalah ....a. Kerjasama yang saling menghormatib. Kerjasama untuk kepentingan bersamac. Kerjasama yang saling menguntungkand. Kerjasama yang saling merugikan

5. Sumber daya ekonomi dapat dikelompokan ke dalam sumber daya, kecuali....a. Sumber daya alam c. Sumber daya modalb. Sumber daya manusia d. Sumber daya listrik

6. Sumber daya ekonomi sangat terbatas, kondisi ini menyebabkan terjadinyaketidakseimbangan yang disebut ....a. Kebutuhan c. Kelangkaanb. Keutuhan d. Keahlian

7. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang ....a. Dapat diperbaharui c. Dapat dikendalikanb. Tidak dapat diperbaharui d. Tidak dapat diolah

Page 102: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

94

8. Dalam pemanfaatan sumber daya alam kita harus melakukan.....a. Pemborosan c. Penghematanb. Kepuasan d. Penghabisan

9. Masalah kesuksesan dan kegagalan merupakan persoalan yang selaluharus di atasi untuk ....a. Berusaha c. Putus asab. Mengalah d. Bertengkar

10. Menghasilkan, memakai dan menyebarkan termasuk.....a. Kegiatan produksi c. Kegiatan konsumsib. Kegiatan sumber daya alam d. Kegiatan ekonomi

11. Untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat perlu dilakukan ....a. Produksi, distribusi, konsumsi c. Sandang, pangan, papanb. Primer, skunder, tersier d. Bunga, modal,kekayaan

12. Barang yang dapat digunakan untuk memproduksi barang lain disebutbarang ....a. Produksi c. Mentahb. Konsumsi d. Jadi

13. Barang yang lansung dapat digunakan atau dipakai untuk memenuhikebutuhan manusia disebut ....a. Produksi c. Konsumsib. Distribusi d. Kelangkaan

14. Manusia tidak pernah merasa puas karena kebutuhannya .....a. Terbatas c. Tidak terpenuhib. Terjangkau d. Tidak terbatas

15. Kebutuhan manusia tidak terbatas karena disebabkan adanya , kecuali ....a. Pertambahan penduduk c. Kemajuan teknologib. Aturan d. Peningkatan kebudayaan semakin

baik16. Kemajuan teknologi turut mendorong meningkatnya....

a. Kebutuhan manusia c. Pendudukb. Kelangkaan d. Kekayaan

17. Suatu sikap atau perbuatan manusia dalam usahanya untuk mencapaikemakmurandisebut ....a. Tindakan ekonomi c. Ilmu ekonomib. Prinsip ekonomi d. Politik ekonomi

18. Mengatur rumah tangga disebut juga ....a. Oikonomia c. Oikosb. Nomos d. homo economicus

Page 103: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

95

19. Ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia untuk memenuhikebutuhannya adalah ..a. Tindakan ekonomi c. Ilmu ekonomib. Prinsip ekonomi d. Politik ekonomi

20. Suatu studi mengenai individu dan masyarakat membuat pilihan denganatau tanpa penggunaan uang, pendapatan ini dikemukakan oleh ....a. Adam smith c. Aristotelesb. Paul A. Samuelson d. Darwin

KUNCI JAWABAN1. C 6. C 11. A 16. A2. B 7. B 12. A 17. A3. C 8. C 13. C 18. A4. A 9. A 14. D 19. C5. D 10. D 15. B 20. B

Page 104: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

96

Lampiran 12

Hasil Belajar Siswa pada Siklus 3

Siklus IIINo Nama Siswa

Pre test Post testN- Gain

1 Arifatiq umara 35 80 0,7

2 Askinah Sandiah 45 75 0,6

3 Anisa Hurfadillah 40 90 0,83

4 Angga Reksa 35 80 0,7

5 Azka Nisail Kamilah 65 90 0,8

6 Bintang 35 80 0,7

7 Dhinar Trias Dewantary 60 100 1

8 Esa Bayu Rianto 70 100 1

9 Fadila Bunga 30 75 0,83

10 Fikri Daris A 35 80 0,7

11 Kusuma Panji 30 75 0,64

12 Lintang Mutiara Dini 65 90 0,73

13 Muhammad Ilham 50 95 0,9

14 M. Ikbal Naufal 65 90 0,71

15 Rashida An’am Shaliha 60 100 1

16 Rahman Hadiyanto 40 85 0,75

17 Razak 30 70 0,6

18 Salsabila Sadya 45 85 0,8

19 Syafri 40 85 0,75

20 Viru 30 70 0,6

Jumlah 905 1695 15,34

Rata-rata 45,25 84,75 0,77

Page 105: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

97

Lampiran 13

LEMBAR OBSERVASI KELASNama sekolah :Hari/Tanggal :Mata Pelajaran :Pertemuan ke :Materi pokok :

No Aspek yang diamati NilaiI Membuka Pelajaran 1 2 3 4

1. Apersepsi2. Memotivasi siswa3. Memberikan pre test4. Menyampaikan tujuan pembelajaran

II Kegiatan Inti5. Menjelaskan materi pelajaran6. Siswa menanyakan hal-hal yang kurang dipahami7. Guru dan siswa saling melakukan tanya jawab8. Menggunakan alat atau media pembelajaran9. Menggunakan pembelajaran kooperatif model

“Make A Match”10.Menjawab pertanyaan atau menanggapi siswa11.Kualitas interaksi pembelajaran12.Kualitas pengelolaan kelas

III Kegiatan Penutup13.Menyimpulkan hasil pembelajaran14.Memberikan gambaran berikutnya15.Menutup kegiatan pembelajaran

IV Penilaian Evaluasi16.pemberian tes berupa soal pre tes dan post test

Keterangan skala penilaian1 : tidak baik 3 : baik2 : kurang baik 4 : sangat baikKategori penilaian total :20 – 35 : tidak baik36 – 50 : cukup51 – 65 : baik66 – 80 : sangat baik

Ciputat,...............2010

Pengamat

Kosaman, SE

Page 106: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

98

Lampiran 13

PEDOMAN WAWANCARA GURU

Hari / Tanggal : Senin, 12 Oktobber 2010

Nama Responden : Kosaman, SE

Nama Sekolah : SMP Islam Al Syukro Ciputat

Tujuan wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran IPS

pada kelas yang akan diteliti

Daftar pertanyaan wawancara guru sebelum tindakan:

1. Apakah bapak selalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai?

2. Sebelum kegiatan berlangsung, persiapan apa saja yang terlebih dahulu

lukukan?

3. Metode apa saja yang sering Anda gunakan pada pembelajaran IPS?

4. Apakah siswa memperhatikan materi yang Anda sampaikan saat belajar IPS?

5. Apakah upaya yang Anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak

memperhatikan materi yang Anda sampaikan?

6. Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang Anda sampaikan?

7. Bagaimana sikap siswa pada saat Anda meminta siswa untuk menjawab soal

IPS di papan tulis?

8. Apakah Anda sering memberikan reward (hadiah) pada siswa yang berhasil

menjawab soal dengan benar?

9. Apakah selama ini siswa mengalami kesulitan belajar?

10. Bagaimana cara Anda mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa?

11. Apakah dalam setiap pembelajaran siswa menunjukkan keaktifan dan

kesenangannnya pada pelajaran IPS?

12. Berapa persen siswa yang aktif dalam kelas?

13. Apakah siswa sering mengeluh tentang pelajaran IPS?

14. Hal apa saja yang sering dikeluhkan oleh siswa?

15. Apa tanggapan Anda terhadap keluhan siswa tersebut?

Page 107: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

99

16. Apakah Anda pernah mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif?

17. Berdasarkan pengalaman Anda, apa tanggapan Anda mengenai metode yang

akan saya terapkan?

18. Apakah pembelajaran kooperatif model Make A Macth ini cocok diterapkan

pada kelas yang Anda ajarkan?

19. Untuk mengetahui kemajuan dan pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran IPS, apakah pada awal dan akhir pembelajaran selalu

memberikan pre test dan post test ?

Page 108: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

100

PEDOMAN WAWANCARA SISWA

Wawancara dilaksanakan pada:

Hari / Tanggal : Senin, 12 Oktober 2010

Nama Responden : Siswa kelas VII

Nama Sekolah : SMP Islam Al Syukro Ciputat

Tujuan Wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal siswa dalam belajar IPS

Daftar pertanyaan wawancara siswa sebelum tindakan:

1. Apa yang kamu rasakan saat belajar IPS?

2. Apa yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar IPS?

3. Apakah saat belajar IPS kamu dapat berkonsentrasi dengan baik?

4. Bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran IPS?

5. Bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal IPS yang kamu anggap sulit?

6. Apakah menurut kamu pelajaran IPS penting untuk dipelajari?

7. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar IPS?

8. Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, ceramah, diskusi kelompok

atau yang lain? Mengapa?

Page 109: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

101

PEDOMAN WAWANCARA GURU

Hari / Tanggal : Selasa, 17 November 2010

Nama Responden : Kosaman, SE

Nama Sekolah : SMP Islam Al Syukro Ciputat

Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada

setelah tindakan dalam meningkatkan efektivitas belajar

IPS siswa

Daftar pertanyaan wawancara guru setelah tindakan:

1. Apakah menurut Anda penggunaan pembelajaran kooperatif model Make A

Macth ini cocok diterapkan pada pembelajaran IPS?

2. Materi apa yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran IPS dengan

pembelajaran kooperatif model Make A Macth ini?

3. Apakah ada kemungkinan anda menerapkan kooperatif model Make A Macth

ini dikelas yang Anda ajarkan?

4. Berdasarkan pengamatan yang Anda lakukan apakah terdapat kemajuan dalam

belajar IPS siswa setelah dilakukan pembelajaran kooperatif model Make A

Macth ini?

5. Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama Anda melakukan

pengamatan?

6. Bagaimana menurut Anda tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran IPS?

7. Apakah ada keluhan dari siswa tentang model pembelajaran IPS ini?

8. Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran IPS ini?

9. Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penggunaan pembelajaran koopeartif

model Make A Macth ini?

10. Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan ini?

Page 110: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

102

PEDOMAN WAWANCARA SISWA

Wawancara dilaksanakan pada:

Hari / Tanggal : Selasa, 17 November 2010

Nama Responden : Siswa kelas VII

Nama Sekolah : SMP Islam Al Syukro Ciputat

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui persepsi siswa tentang penggunaan

pembelajaran kooperatif model Make A Match dalam

pembelajaran IPS

Daftar pertanyaan wawancara siswa setelah tindakan:

1. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan menggunakan kooperatif

model Make A Macth ini?

2. Apa yang kamu rasakan belajar IPS dengan menggunkan kooperatif model

Make A Macth?

3. Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti biasa seperti

ceramah dan diskusi kelompok atau pembelajaran kooperatif model Make A

Macth? mengapa?

4. Bagian mana yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari Make A Macth ini?

5. Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar IPS dengan menggunakan

kooperatif model Make A Macth ini?

6. Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan menggunakan

kooperatif model Make A Macth ini?

7. Apakah model Make A Macth ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari

IPS?

8. Apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran kooperatif model Make

A Macth ini?

9. Apa kamu memiliki saran terhadap pembelajaran IPS menggunakan

kooperatif model Make A Macth agar menjadi lebih baik? Apa saran kamu?

Page 111: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

103

KUTIPAN HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara dengan guru sebelum tindakan

Peneliti : Apakah bapak selalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai?

Guru : kadang-kadang saja

Peneliti : Sebelum kegiatan berlangsung, persiapan apa saja yang terlebih dahulu

lukukan?

Guru : Persiapan yang saya lakukan pertama persiapan program yang jelas

diantaranya ya membuat pada awal tahun pelajaran baru atau pada

awal semester dan membuat silabus sekaligu RPP.

Peneliti : Metode apa saja yang sering Anda gunakan pada pembelajaran IPS?

Guru : Ceramah dan praktek

Peneliti : Bagaimana cara yang dilakukan bapak dalam membuka kegiatan

pembelajaran?

Guru : Biasanya saya melakukan pembiasaan kelas yaitu dengan membuka

pelajaran yang diawali dengan do’a bersama dan dilanjutkan denganmengabsen siswa

Peneliti : Apakah siswa memperhatikan materi yang Anda sampaikan saat

belajar IPS?

Guru : Siswa sangat memperhatikan materi yang saya disampaikan

Peneliti : Apakah upaya yang Anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak

memperhatikan materi yang Anda sampaikan?

Guru : Memindahkan siswa duduk paling depan jika siswa yang tidak

memperhatikan

Peneliti : Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang Anda sampaikan?

Guru : Aktif beberapa siswa saja

Peneliti : Bagaimana sikap siswa pada saat Anda meminta siswa untuk

menjawab soal IPS di papan tulis?

Guru : Baik-baik saja menanggapinya

Peneliti : Apakah Anda sering memberikan reward (hadiah) pada siswa yang

berhasil menjawab soal dengan benar?

Page 112: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

104

Guru : Tidak pernah, saya hanya memberikan epersiasi yaitu dalam bentuk

tepuk tangan dan pujian. Tetapi dengan hadiah belum mencobanya.

Peneliti : Apakah selama ini siswa mengalami kesulitan belajar?

Guru : Ada hanya beberapa siswa

Peneliti : Bagaimana cara Anda mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh

siswa?

Guru : Kita harus lebih memperhatikan lagi siswa yang kemampuannya masih

kurang dalam menerima pelajaran

Peneliti : Apakah dalam setiap pembelajaran siswa menunjukkan keaktifan dan

kesenangannnya pada pelajaran IPS?

Guru : Menunjukan, tetapi terkadang terlihat bosan dan terlihat senang.

Peneliti : Apakah siswa sering mengeluh tentang pelajaran IPS?

Guru : Kadang-kadang mereka mengeluh jika materi yang diajarkan kurang

dipahaminya.

Peneliti : Hal apa saja yang sering dikeluhkan oleh siswa?

Guru : Cara belajar yang membosankan

Peneliti : Apa tanggapan Anda terhadap keluhan siswa tersebut?

Guru : Mencari solusi bagaiman cara pembelaran yang baik agar siswa tidak

jenuh dan membosankan.

Peneliti : Apakah Anda pernah mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif?

Guru : Pernah, tapi tidak maksimal karena ada beberpa anak yang

mengandalkan kepada teman yang pintar

Peneliti : Berdasarkan pengalaman Anda, apa tanggapan Anda mengenai metode

yang akan saya terapkan?

Guru : Boleh, silahkan diterapkan

Peneliti : Apakah model pembelajaran Make A Macth ini cocok diterapkan pada

kelas yang Anda ajarkan?

Guru : Cocok-cocok saja

Peneliti : Untuk mengetahui kemajuan dan pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran IPS, apakah pada awal dan akhir pembelajaran selalu

memberikan pre test dan post test?

Guru : Tidak pernah paling hanya di akhir pembelajaran saja memberikan

ulangan harian.

Page 113: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

105

PEDOMAN WAWANCARA GURU

Hasil wawancara dengan guru setelah tindakan:

Peneliti : Apakah menurut Anda penggunaan model pembelajaran Make A

Macth ini cocok diterapkan pada pembelajaran IPS?

Guru : Cocok sekali, mengaktifkan siswa

Peneliti : Materi apa yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran IPS

dengan model pembelajaran Make A Macth ini?

Guru : Materi apa saja cocok

Peneliti : Apakah ada kemungkinan anda menerapkan model Make A Macth ini

dikelas yang Anda ajarkan?

Guru : Bagus, respak dengan siswa bisa diterapkan

Peneliti : Berdasarkan pengamatan yang Anda lakukan apakah terdapat

kemajuan dalam belajar IPS siswa setelah dilakukan model

pembelajaran Make A Macth ini?

Guru : Ada

Peneliti : Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama Anda melakukan

pengamatan?

Guru : Siswa lebih aktif dan siswa harus mampu mengingat materi setelah

pembelajaran

Peneliti : Bagaimana menurut Anda tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran

IPS?

Peneliti : Cukup tanggap dan senang

Peneliti : Apakah ada keluhan dari siswa tentang model pembelajaran IPS ini?

Guru : Tidak ada

Peneliti : Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran IPS ini?

Guru : Suka, dengan model pembelajaran ini siswa bisa bermain sambil

belajar

Peneliti : Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan pembelajaran

kooperatif model Make A Macth ini?

Page 114: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

106

Guru : Kekurangannya hanya diwaktu saja kita harus bisa mengatur waktu agr

tidak habis waktunya pada permainan pembelajaran kooperatif model

Make A Macth. Kelebihannya bagus karena dapat merangsang siswa

dan siswa aktif dalam pembelajaran yang sedang berlansung

Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan

ini?

Guru : Solusinya sedikit saja harus bisa mengatur waktu sebisa mungkin agar

agar tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Page 115: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

107

KUTIPAN HASIL WAWANCARA SISWA

Hasil wawancara dengan siswa sebelum tindakan:

Peneliti : Apa yang kamu rasakan saat belajar IPS?

Siswa 1 : Menyenangkan

Siswa 2 : Senang

Siswa 3 : Biasa aja

Peneliti : Apa yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar

IPS?

Siswa 1 : Gurunya asik

Siswa 2 : Gurunya asik dan gaul

Siswa 3 : Tergantung gurunya

Siswa 4 : Senang karena bisa mengerti

Peneliti : Apakah saat belajar IPS kamu dapat berkonsentrasi dengan baik?

Siswa 1 : ya, konsentrasi

Siswa 2 : Lumayan konsentrasi

Siswa 3 : Lumayan

Peneliti : Bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran

IPS?

Siswa 1 : Sedih

Siswa 2 : Sedih

Siswa 3 : Gelisah

Peneliti : Bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal IPS yang kamu anggap

sulit?

Siswa 1 : Tidak, karena sudah dijelaskan terlebih dahulu

Siswa 2 : Berusaha sampai bisa

Siswa 3 : Lihat catatan

Peneliti : Apakah menurut kamu pelajaran IPS penting untuk dipelajari?

Siswa 1 : Penting untuk kehidupan sosial dan untuk masa depan ketika dewasa

Siswa 2 : Penting

Siswa 3 : Penting untuk kehidupan kita

Page 116: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

108

Peneliti : Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar IPS?

Siswa 1 : Kelasnya tenang

Siswa 2 : Yang happy aja

Siswa 3 : Ada bercanda dan ada serius

Peneliti : Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, ceramah, diskusi

kelompok atau yang lain? Mengapa?

Siswa 1 : Diskusi kelompok karena lebih asik

Siswa 2 : dijelaskan untuk dicatat, agar belajarnya lebih gampang tidak harus

melihat buku cetak.

Siswa 3 : Belajar sambil bermain, karena pelajaran yang kita pelajari tidak

dipaksa masuk otak

Page 117: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

109

KUTIPAN HASIL WAWANCARA SISWA

Wawancara kepada beberapa siswa yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran

Nama Sekolah : SMP Islam Al syukro

Tujuan Wawancara : Mengetahui persepsi siswa tentang penggunaan

pembelajaran kooperatif model “Make A Match” dalam

pembelajaran IPS

Wawancara siswa setelah tindakan:

Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan menggunakan

model Make A Macth ini?

Siswa 1 : ya, dengan begitu kita bisa lebih teliti

Siswa 2 : ya, dengan begitu kita teliti dan lebih akrab

Siswa 3 : ya, menyukainya

Peneliti : Apa yang kamu rasakan belajar IPS dengan menggunkan model

Make A Macth?

Siswa 1 : Menyenangkan

Siswa 2 : Senang dan seru

Siswa 3 : Menyenangkan

Peneliti : Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti biasa

seperti ceramah dan diskusi kelompok atau pembelajaran kooperatif

model Make A Macth? mengapa?

Siswa 1 : Semuanya suka

Siswa 2 : semuanya tapi lebih suka model make a match jadi belajar lebih

gampang

Siswa 3 : Model make a match

Peneliti : Bagian mana yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari Make A

Macth ini?

Siswa 1 : menemukan pasangannya

Siswa 2 : Bagian mencari pasangan jawaban atau pertanyaan

Siswa 3 : Kadang-kadang g dapat pasangan

Page 118: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

110

Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar IPS dengan

menggunakan model Make A Macth ini?

Siswa 1 : Terasa lebih seru dan ceria

Siswa 2 : Lebih beda dari yang lain

Siswa 3 : Lebih senang dan seru

Peneliti : Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan

menggunakan model Make A Macth ini?

Siswa 1 : Ada, caranya lebih seru

Siswa 2 : Ya ada

Siswa 3 : Ada, lebih teliti

Peneliti : Apakah model Make A Macth ini memotivasi kamu untuk lebih

mempelajari IPS?

Siswa 1 : Ya, lebih menyenangkan

Siswa 2 : insya Allah iya

Siswa 3 : Ya, sangat memotivasi

Peneliti : Apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran model Make A

Macth ini?

Siswa 1 : Kadang-kadang bosen dan Kadang-kadang seru

Siswa 2 : kekurangnya sebel kalau belum menemukan pasangan, kelebihannya

lebih seru

Siswa 3 : Kadang-kadang menyenangkan dan kadang bosen

Peneliti : Apa kamu memiliki saran terhadap pembelajaran IPS menggunakan

model Make A Macth agar menjadi lebih baik? Apa saran kamu?

Siswa 1 : Menggunakan model make a match lebih ditingkatkan lagi

Siswa 2 : Saran saya, kertas jangan warna biru terus dan dihias agar lebih aktif

Siswa 3 : Jangan terlalu jauh dipisah dari pasanganya.

Page 119: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21537/1/FEBRYANI... · MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam

111

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Febriayani Rofiqoh

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 18 Februari 1988

NIM : 106015000700

Jurusan/Prodi : Pendidikan IPS

Judul Skripsi : “Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Model Make a

Match dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran IPS ”

Dosen Pembimbing : Dr. Muhammad Arif, M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil

karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya

tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 05 November 2010Mahasiswa Ybs,

Febriyani RofiqohNIM: 106015000700