efektivitas media pembelajaran ipa terpadu berbasis...

180
i EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN IPA TERPADU BERBASIS ANDROID TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI CAHAYA DAN ALAT OPTIK PADA SISWA KELAS VIII MTS NU UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: JILAN RIZKIANA PANGESTUTI NIM. 23060160016 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN 2019

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

54 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

i

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BERBASIS ANDROID TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

MATERI CAHAYA DAN ALAT OPTIK PADA SISWA

KELAS VIII MTS NU UNGARAN

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh:

JILAN RIZKIANA PANGESTUTI

NIM. 23060160016

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2019

ii

i

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BERBASIS ANDROID TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

MATERI CAHAYA DAN ALAT OPTIK PADA SISWA

KELAS VIII MTS NU UNGARAN

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh:

JILAN RIZKIANA PANGESTUTI

NIM. 23060160016

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2019

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Dosen IAIN Salatiga

Persetujuan Pembimbing

Hal : Naskah Skripsi

Lamp : 4 eksemplar

Saudari : Jilan Rizkiana Pangestuti

Kepada:

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamualaikum. Wr.Wb.

Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami

kirimkan naskah skripsi saudara/saudari:

Nama : Jilan Rizkiana Pangestuti

NIM : 23060150016

Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Judul : EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BERBASIS ANDROID TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

MATERI CAHAYA DAN ALAT OPTIK PADA SISWA KELAS

VIII MTS NU UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019.

Dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya segera

dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 14 Juli 2019

Pembimbing

Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

NIP. 19740630 200912 1001

iii

iv

DEKLARASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Jilan Rizkiana Pangestuti

NIM : 23060150016

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain

yang berpendapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 14 Juli 2019

Yang menyatakan

Jilan Rizkiana P.

NIM. 23060150016

v

MOTTO

من جد وجد“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan

(kesusksesan)”

من صرب ظفر“Barang siapa yang bersabar, maka dia akan beruntung”

من سار عىل ادلرب وصل

“Barang siapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai (pada tujuannya)”

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kelimpahan rahmat serta karunia-Nya,

skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua Orang Tuaku Bapak Ismuji dan Ibu Tri Haryanti tercinta, yang

senantiasa mendoakan, mendidik, merawat, mencurahkan kasih sayang dan

memberikan dukungan penuh dalam menggapai cita-citaku. Semoga Allah

SWT. Senantiasa memberikan keberkahan dalam setiap langkah keluarga

kita.

2. Keempat adikku tercinta, introvet boy Wisnu Akbar fastawa, si ganteng

Irsyad Tuwassi’ul Arzaqi, hitam-manisku M. Ramadhan Musyafa, dan si

bungsu Lambang Anugrah Pamungkas, semoga selalu diberikan kesehatan

serta kemudahan dalam menuntut ilmu dunia maupun akhirat, dan selalu

berada di bawah lindungan-Nya.

3. Kakak-kakak sepupuku tersayang, Ika Suryaningsih, Syarifatun Inayah, Mei

Indriyani, Febri Rahayu, dan Siti Tutur Resmi, yang selalu mengingatkan

dikala berjalan kearah yang salah tanpa tujuan. Semoga selalu diberikan

kelancaran dalam segala urusannya.

4. Keluarga besar Karmidi Squad Gedang Anak, yang senantiasa mencurahkan

doa-doa nya untuk kelancaran dan keberkahan mencari ilmu di IAIN Salatiga.

5. Keluarga besar Simbah Harjo Utomo, yang senantiasa memberikan semangat

dukungan moril dan riil dalam mengejar impian dan cita-citaku, semoga

diberikan kelancaran dalam segala urusannya.

vii

6. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi,

semoga selalu diberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran dalam

mengemban tugas-tugas beliau.

7. Bapak Arif Billah, M.Pd. dan Ibu Anggun Zuhaida, M.Pd. selaku dosen

Tadris IPA yang selalu mendampingi dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat

demi terwujudnya sampai tahap saat ini.

8. Keluarga besar Scientist In Laga yang tidak dapat disebutkan satu persatu

mulai dari dosen pembimbing, dosen pengajar, adik-adik tingkat yang telah

menyalurkan ilmu selama kurang lebih 4 tahun terakhir ini semoga ilmu yang

didapatkan menjadi amal ibadah dari beliau-beliau sekalian.

9. Keluarga besar MTs NU Ungaran, kepala sekolah, jajaran staf kepengurusan

serta para guru pengajar yang telah memberikan motivasi dukungan dan ijin

melakukan penelitian, hingga dapat menghasilkan karya tulis berwujud

skripsi ini dengan baik.

10. Sahabat-sahabat tersayangku, Iwan, Yanto, Zaeni, Ulia, Choti, Marya, Intan,

Ayuk, Intan Sari, Eva, Zuni dan Faridah yang selalu menjadi penyemangat

untuk kemudian menjadi kehidupan remaja menuju dewasaku ini indah

dengan arti persahabatan yang bak seperti keluarga sendiri. Semoga diberikan

kesuksesan dalam meraih impian dan cita-citanya.

11. Teman-temanku mulai dari bangku TK hingga perkuliahan ini yang

senantiasa memberikan semangat dan doanya.

12. Terakhir kepada semua pihak yang selalu penulis repotkan dalam hal apapun

terlebih dalam penyusunan skripsi ini.

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang

telah senantiasa memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas Media Pembelajaran IPA

Terpadu Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Cahaya dan Alat Optik

Pada Siswa Kelas VIII MTs NU Ungaran Tahun Pelajaran 2018/2019” dengan baik.

Sebagaimana skripsi ini diajukan dan disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Tadris Ilmu

Pengetahuan Alam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir kelak.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini adanya keterbatasan dan

banyak kekurangan, jauh dari kata sempurna. Dalam penyusunan skripsi ini penulis

mengakui banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S1 Tadris

Ilmu Pengetahuan Alam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

ix

4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S1 Tadris

Ilmu Pengetahuan Alam Institut Agama Islam Negeri Salatiga periode 2015-

2019 sekaligus dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan ilmu,

bimbingan dan arahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Arif Billah, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik tahun 2015-

2018 yang selalu memberikan bimbingan, arahan serta motivasi.

6. Ibu Rini Verary Shanti, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik saat ini

yang telah memberikan bimbingan serta arahnnya.

7. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa, semangat,

dukungan serta motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.

8. Sahabat dan Teman-teman yang telah memberikan semangat dan turut

membantu dalam selesainya Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini, oleh karena itu dalam kesempatam kali ini penulis

mengharapkan kritik dan saran sehingga penulis dapat memperbaiki penyusunan

suatu karya tulis ilmiah yang akan datang dan menjadi lebih baik lagi. Penulis

memohon maaf atas segala kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam

skripsi ini. Menjadi harapan besar bagi penulis skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi pembaca sekalian.

Salatiga, 14 Juli 2019

Jilan Rizkiana P.

NIM. 23060150016

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... iii

HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN ........................................................... iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

ABSTRAK .......................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

C. Tujuan penelitian ......................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

1. Manfaat Teoritis ..................................................................................... 9

2. Manfaat Praktis ...................................................................................... 9

E. Definisi Operasional................................................................................... 10

1. Efektivitas ............................................................................................ 10

2. Media Pembelajaran ............................................................................. 11

3. Android ................................................................................................ 11

4. Alat Optik Mata Manusia ..................................................................... 12

5. Pembelajaran IPA Terpadu .................................................................. 12

6. Hasil Belajar ......................................................................................... 12

F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12

xi

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 14

A. Landasan Teori ........................................................................................... 14

1. Efektivitas ........................................................................................... 14

2. Media pembelajaran ............................................................................. 16

3. Android ................................................................................................. 25

4. Media Pembelajaran Powerpoint ......................................................... 32

5. Hasil Belajar Kognitif .......................................................................... 33

6. Alat Optik pada Mata Manusia ............................................................ 35

B. Kajian Pustaka ............................................................................................ 48

C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 54

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 56

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 57

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 57

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 58

C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 61

1. Populasi ................................................................................................ 61

2. Sampel .................................................................................................. 61

D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 62

E. Instrumen Penelitian................................................................................... 62

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................................... 65

1. Uji Validitas ......................................................................................... 65

2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 67

3. Taraf Kesukaran ................................................................................... 68

4. Daya Pembeda ...................................................................................... 69

G. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 70

1. Teknik Tes ............................................................................................ 70

2. Dokumentasi ....................................................................................... 71

H. Teknik Analisi Data ................................................................................... 71

1. Uji Normalitas ...................................................................................... 72

2. Uji Homogenitas .................................................................................. 73

3. Uji-t ...................................................................................................... 74

xii

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA .................................................... 76

A. Deskripsi Data ............................................................................................ 76

1. Hasil Belajar Awal (Pretest) ................................................................ 77

2. Hasil Belajar Akhir (Posttest) .............................................................. 81

B. Analisis Data .............................................................................................. 85

1. Uji Coba Instrumen .............................................................................. 85

2. Analisis Data ........................................................................................ 88

C. Pembahasan ................................................................................................ 94

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 97

A. Kesimpulan ................................................................................................ 97

B. Saran .......................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 99

LAMPIRAN ....................................................................................................... 102

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kerangka Penelitian ............................................................................... 55

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................. 58

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................... 60

Tabel 3.3 Kisi-Kisi dan Indikator Instrumen Soal ................................................. 64

Tabel 3.4 Kategori Validitas .................................................................................. 66

Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran .................................................................. 68

Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda ........................................................................ 69

Tabel 4.1 Hasil Belajar Awal (Pretest) Kelas Kontrol dan Eksperimen................ 77

Tabel 4.2 Keragaman Hasil Belajar Pretest Ranah Kognitif

Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................................................. 78

Tabel 4.3 Analisis Hasil Belajar Pretest Ranah Kognitif

Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................................................. 79

Tabel 4.4 Hasil Belajar Akhir (Posttest) Kelas Kontrol dan Eksperimen ............. 81

Tabel 4.5 Analisis Hasil Belajar Posttest Ranah Kognitif

Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................................................. 83

Tabel 4.6 Kategori Validitas .................................................................................. 85

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Butir Soal dengan SPSS 16.0 .................................. 86

Tabel 4.8 Analisis Data Uji Validitas Soal ............................................................ 87

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal dengan SPSS 16.0 .............................. 88

Tabel 4.10 Kriteria Tingkat Reliabel ..................................................................... 88

Tabel 4.11 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal .............................................. 89

Tabel 4.12 Kategori Daya Pembeda....................................................................... 89

Tabel 4.13 Hasil Uji Pembeda Butir Soal .............................................................. 90

Tabel 4.14 Uji Normalitas dengan SPSS 16.0 ....................................................... 91

Tabel 4.15 Normalitas Kelas Kontrol dan Eksperimen ......................................... 92

Tabel 4.16 Test of Homogeneity of Variances ....................................................... 92

Tabel 4.17 Hasil Uji-t ............................................................................................. 94

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Depan Media Pembelajaran Interaktif ............................... 30

Gambar 2.2 Tampilan Home Media Pembelajaran Interaktif ................................ 31

Gambar 2.3 Tampilan Ikon Media Pembelajaran Interaktif .................................. 31

Gambar 2.4 Bagian-bagian Mata ........................................................................... 36

Gambar 2.5 Mata penderita Miopi ......................................................................... 42

Gambar 2.6 Mata penderita Hipermetropi ............................................................. 43

Gambar 2.7 Kacamata cembung dan cekung ......................................................... 44

Gambar 2.8 Mata penderita Astigmatisma ............................................................ 44

Gambar 2.9 Kondisi mata penderita katarak .......................................................... 45

Gambar 2.10 Penderita Buta Warna....................................................................... 46

Gambar 2.11 Contoh untuk Uji Ishihara ................................................................ 46

Gambar: 2.12 Penderita Mata Juling ...................................................................... 47

Gambar: 2.13 Penderita Kertomalasia ................................................................... 48

Gambar 4.1 Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen......................................... 80

Gambar 4.2 Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol .............................................. 80

Gambar 4.3 Frekuensi Nilai Prostest Kelas Eksperimen ....................................... 84

Gambar 4.4 Frekuensi Nilai Prostest Kelas Kontrol ............................................ 84

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Responden Kelas Kontrol dan Eksperimen ................ 102

Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ........................................................................... 103

Lampiran 3 RPP Kelas Eksperimen ..................................................................... 114

Lampiran 4 Soal Pre-Test dan Post-Test .............................................................. 124

Lampiran 5 Kunci Jawaban .................................................................................. 129

Lampiran 6 Hasil Lembar Jawaban Kelas Kontrol .............................................. 130

Lampiran 7 Hasil Lembar Jawaban Kelas Eksperimen ....................................... 131

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Soal .................................................................... 132

Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Soal ................................................................ 133

Lampiran 10 Hasil Uji Daya Pembeda Soal ........................................................ 134

Lampiran 11 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal .................................................. 136

Lampiran 12 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 138

Lampiran 13 Hasil Uji Homogenitas ................................................................... 138

Lampiran 14 Hasil Uji T-Test .............................................................................. 139

Lampiran 15 Materi Media PowerPoint .............................................................. 140

Lampiran 16 Foto Kegiatan ................................................................................. 144

Lampiran 17 Surat Penelitian ............................................................................... 148

Lampiran 18 Lembar Konsultasi Pembimbing .................................................... 149

Lampiran 19 Surat Kredit Kegiatan ..................................................................... 152

Lampiran 20 Surat Pengajuan Pembimbing ......................................................... 158

Lampiran 21 Surat Pernyataan Publikasi Skripsi ................................................. 159

Lampiran 22 Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................... 160

Lampiran 23 Identitas Mahasiswa ....................................................................... 161

xvi

ABSTRAK

Rizkiana Pangestuti, Jilan. 2019. Efektivitas Media Pembelajaran IPA Terpadu

Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Cahaya dan Alat

Optik Pada Siswa Kelas VIII MTs NU Ungaran Tahun Pelajaran

2018/2019. Skripsi: Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Kata Kunci: efektivitas, media pembelajaran, IPA terpadu dan hasil belajar.

Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui keefektivitasan

media pembelajaran IPA terpadu berbasis android terhadap hasil belajar

IPA materi cahaya dan alat optik. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa

kelas VIII MTs NU Ungaran tahun pelajaran 2018/2019.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi

experiment. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII,

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik

Simple Random Sampling. Kelas VIII A sebagai kelas kontrol dengan

menggunakan media pembelajaran Powerpoint dan kelas VIII C sebagai

kelas eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran berbasis

Android. Teknik pengumpulan data dengan tes berupa soal pilihan ganda

dan metode pengambilan data dilakukan pretest-posttest soal, yang telah

di uji keabsahannya melalui uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran

dan daya pembeda soal. Adapun teknik analisis data penelitian adalah

dengan uji t-test menggunakan program SPSS 16.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan nilai thitung (-13,801) ˂ ttabel (2,001)

dan P Value (0,000) ˂ 0,05, maka hipotesis Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran IPA terpadu berbasis

android efektif terhadap hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik

pada kelas VIII di MTs NU Ungaran Tahun Pelajaran 2018/2019.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses mempersiapkan kualitas manusia

dan mengantarkan manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

yang dapat diimplementasikan dalam sebuah pembangunan karakter bangsa.

Selain itu, pendidikan menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan

kepribadian, peradaban, dan kemajuan bangsa di masa yang akan datang.

Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

(1) berbunyi bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pemerintah Indonesia terus berupaya memperbaiki pendidikan yang

masih belum ideal untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan salah

satunya dengan penerapan Kurikulum 2013, pemerintah mengharapkan

Kurikulum 2013 ini mampu menjadi wadah untuk mengembangkan dan

meningkatkan kualitas pendidikan berbasis kompetensi dan karakter.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan untuk

menyempurnakan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) 2006 yang dianggap belum mampu menjawab tantangan

2

perkembangan zaman. Tujuan dari Kurikulum 2013 adalah untuk mengatasi

masalah dan tantangan berupa kompetisi riil yang dibutuhkan oleh dunia kerja,

globalisasi ekonomi pasar bebas, membangun kualitas manusia Indonesia yang

berakhlak mulia dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan

pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik pada Kurikulum 2013 menekankan

dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan ilmiah. Adapun pendekatan saintifik dalam pembelajaran meliputi

sebagai berikut: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,

menyimpulkan, dan mengomunikasikan dalam semua mata pelajaran (Saputro,

2017: 6).

Pelaksanaan dalam pendidikan selalu menghadapi kendala misalnya

dalam hal rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan di

Indonesia dapat dilihat dari survei yang dilakukan oleh Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMSS), pada bidang Sains Indonesia

mendapatkan skor 397 dengan memperoleh nomor urut 45 dari 48 negara pada

tahun 2015.

Rendahnya hasil belajar sains disebabkan karena kurang tepatnya

penggunaan media pembelajaran yang dipilih dalam proses pembelajaran,

kurikulum yang padat, dan kurangnya keselarasan siswa itu sendiri, atau sifat

konveksional dimana siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran secara

langsung (Suharsimi, 2012: 71).

3

Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran salah satunya yaitu

melalui penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan

seperangkat alat bantu yang dapat digunakan sebagai sumber belajar oleh guru

dalam menyampaikan materi kepada siswa secara efektif dan efisien. Media

pembelajaran juga dapat membantu siswa berkonsentrasi dan fokus terhadap

materi pelajaran.

Menurut Asyar (2011) dalam hal pemanfaatan media pembelajaran,

selain kreativitas pendidik, pertimbangan instruksional juga menjadi salah satu

faktor yang menentukan. Penggunaan media pembelajaran berkaitan erat dengan

peningkatan kualitas belajar sehingga dapat meningkatkan hasil kognitif pada

siswa. Saat ini guru belum mampu menggunakan media pembelajaran secara

optimal, tanpa mempertimbangkan kemudahan penggunaan serta keefektivan

dan keefisienan.

Media pembelajaran memiliki manfaat khusus yang dapat dijadikan

pertimbangan sebagai bahan penelitian, diantaranya: (1) Penyampaian materi

dapat diseragamkan, (2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (3) Proses

belajar siswa, mahasiswa lebih interaktif, (4) Jumlah waktu belajar mengajar

dapat dikurangi, (5) Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, (6)

Kualitas belajar siswa, mahasiswa dapat ditingkatkan, (7) Peran guru dapat

berubah kearah yang positif dan lebih produktif.

Dunia pendidikan, dalam perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi telah mendorong penciptaan inovasi-inovasi pembelajaran yang

dapat menjadi solusi untuk menfasilitasi siswa untuk dapat belajar dimana saja

4

dan kapan saja tanpa dibatasi ruang dan waktu dengan mudah dan terjangkau

(Rukhiyat, 2014: 108).

Perkembangan media saat ini tidak hanya media cetak dan media

berbasis komputer saja, tetapi sudah mulai merambah pada media berbasis

perangkat mobile atau yang sering disebut dengan mobile learning. Kemampuan

dan teknologi telepon genggam sebagai media komunikasi dan informasipun

terus meningkat dan berinovasi sehingga saat ini kita lebih mengenalnya sebagai

smartphone. Operating System (OS) yang terdapat pada smartphone-pun

bermunculan dengan versi yang berbeda dan memiliki keunggulannya masing-

masing. Beberapa OS yang familiar di tengah masyarakat Indonesia saat ini

adalah Android, iOS, Windows Phone, Java ME, Symbian, Blackberry, dan

Samsung. Beberapa dekade terakhir, kepemilikan smartphone semakin

meninggkat. Hal ini disebabkan semakin terjangkaunya harga perangkat-

perangkat ini dalam lingkungan masyarakat. Semakin banyaknya masyarakat

yang memiliki dan menggunakan perangkat mobile, maka akan membuka

peluang penggunaan perangkat berteknologi dalam dunia pendidikan.

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena tanpa melalui

pendidikan, proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan sulit untuk

diwujudkan. Demikian pula dengan sains sebagai bentuk pengetahuan ilmiah

dalam pencapaiannya harus melalui proses pendidikan yang ilmiah pula. Oleh

karena itu, Islam menekankan akan pentingnya belajar baik melalui aktivitas

membaca, menelaah, meneliti segala sesuatu yang terjad di alam raya ini.

5

Belajar adalah suatu aktivitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak

tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa

untuk mencapai hasil yang optimal. Jadi, belajar merupakan perubahan yang

relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari

pengalaman atau latihan yang diperkuat (Ramayulis, 2002: 14).

Pandangan Al-Qur’an terhadap aktivitas pembelajaran, antara lain dapat

dilihat dalam kandungan ayat 31-33 surah Al-Baqarah:

ن كنت ؤلء ا آ دم الساء كمها ثم عرضهم عىل الملئكة فقال آنبئون بأساء ه وعلم

مك آنت العلمي الحكمي ۞ قال ي آ دم نممتنا ا لم ما عل

بحانك ل عل لنا ا صادقي ۞ قالوا س

وآعل ما والر م اوا ن آعل غيب السمم قال آلم آقل لك ا ائ ا آنبأه بأس م فلمم آنبئم بأسائ

تبدون وما كنت تكتمون ۞

“Dan dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya,

kemudian diperlihatkan kepada malaikat seraya berfirman, “Sebutkan kepada-

Ku nama semua (benda) ini, jika kamu memang orang-orang yang benar! ۞

Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa

yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah yang Maha

Mengetahui, Maha Bijaksana” ۞ Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah

kepada mereka nama-nama itu!” Setelah Adam menyebutkan nama-nama benda

itu, Allah berfirman, “Bukanlah telah Ku katakan kepadamu bahwa

6

sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan Aku mengetahui apa

yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?” ۞ (Baqarah: 31-33).

Ramayulis menjelaskan di dalam bukunnya “Bahwa Allah telah

mengajarkan berbagai konsep dan pengertian serta memperkenalkan kepada

nabi Adam AS sejumlah nama-nama benda alam (termasuk lingkungan) sebagai

salah satu sumber pengetahuan yang dapat diungkapkan melalui bahasa. Dengan

demikian maka nabi Adam AS telah diajarkan menangkap konsep dan

memaparkannya kepada pihak lain. Nabi Adam AS pada saat itu telah menguasai

simbol sebagai saran berfikir (termasuk menganalisis), dan dengan simbol itu ia

bisa berkomunikasi menerima transformasi pengetahuan, ilmu, internalisasi nilai

dan sekaligus melakukan telaah ilmiah” (Ramayulis: 21).

Penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar dan proses

pembelajaran merupakan aktivitas yang melekat secara intern maupun harfiah

dalam diri manusia. Sebagai mana Allah telah menugaskan kepada kita yaitu

para manusia untuk menjadi khalifah di bumi, dan yang paling penting manusia

tidak bisa dan tidak pasti terlibat secara alamiah dengan proses pembelajaran.

Peneliti telah melakukan wawancara dengan salah satu guru dari MTs

NU Ungaran, permasalahan yang sering kali dihadapi adalah rendahnya hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini disebabkan karena siswa kurang

memahami konsep materi yang telah di ajarkan oleh guru mata pelajaran.

Kurangnya pemahaman konsep pada materi yang dipelajari dikarenakan oleh

salah satunya yaitu rendahnya minat siswa dalam mata pelajaran IPA. Minat

siswa yang dinilai rendah merupakan hal yang perlu kita perhatikan sebagai

7

bahan acuan dalam meningkatkan hasil belajar IPA terhadap materi pelajaran

sehingga dapat di tindaklanjuti oleh setiap tenaga pendidik kedepannya.

Topik alat optik mata manusia merupakan salah satu materi yang

diajarkan di bangku SMP/MTs kelas VIII semester 2. Salah satu masalah yang

sering muncul pada setiap tahun yang dihadapi oleh pendidik dalam

pembelajaran alat optik mata manusia adalah penguasaan konsep yang dicapai

siswa masih rendah. Ditambahnya dengan media pembelajaran yang dapat

dibilang kurang optimal dalam penggunaan pemanfaatanya. MTs NU Ungaran

sendiri belum terdapat media pembelajaran yang mampu meningkatkan kualitas

belajar siswa pada materi cahaya dan alat optik. Namun, terdapat laboraturim

komputer yang sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran dalam

proses belajar mengajar.

Berbagai fenomena empirik yang telah dikemukakan di atas, sehingga

penulis dapat merumuskan judul penelitian yaitu: “Efektivitas Media

Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar IPA

Materi Cahaya dan Alat Optik Pada Siswa Kelas VIII MTs NU Ungaran

Tahun Pelajaran 2018/2019”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas, maka penulis

mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

8

1. Bagaimana hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik melalui media

pembelajaran powerpoint pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran tahun

pelajaran 2018/2019?

2. Bagaimana hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik melalui media

pembelajaran IPA Terpadu berbasis Android pada siswa kelas VIII MTs NU

Ungaran tahun pelajaran 2018/2019?

3. Apakah media pembelajaran IPA Terpadu berbasis Android efektif terhadap

hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs

NU Ungaran tahun pelajaran 2018/2019?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh

penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik melalui media

pembelajaran powerpoint pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran tahun

pelajaran 2018/2019.

2. Mengetahui hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik melalui media

pembelajaran IPA Terpadu berbasis Android pada siswa kelas VIII MTs NU

Ungaran tahun pelajaran 2018/2019.

3. Mengetahui efektivitas media pembelajaran IPA Terpadu berbasis Android

terhadap hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas

VIII MTs NU Ungaran tahun pelajaram 2018/2019.

9

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang terkait, baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan dampak positif dalam usaha untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan alam, khususnya yang berkaitan dengan

perkembangan kemajuan teknologi dalam pendidikan di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak, diantaranya:

a. Bagi Guru

Adanya pemanfaatan media pembelajaran IPA Terpadu berbasis

android pada materi cahaya dan alat optik dapat memperbaiki

pembelajaran IPA di dalam kelas dan sebagai alat bantu mengajar untuk

guru dan calon guru.

b. Bagi Siswa

Adanya pemanfaatan media pembelajaran IPA Terpadu berbasis

android dapat menjadi salah satu metode pembelajaran yang mampu

meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat mencapai tingkat

kompetensi yang diharapkan dan menumbuhkan ketertarikan siswa

pada mata pelajaran IPA.

10

c. Bagi Sekolah

Adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan media

pembelajaran alternatif bagi sekolah untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Dengan menerapkan media pembelajaran berbasis android

khususnya pada pembelajaran IPA Terpadu.

d. Bagi Peneliti

Pengalaman secara langsung dalam melakukan pembelajaran IPA

menggunakan media pembelajaran IPA Terpadu berbasis android, dapat

menjadikannya sebagai acuan agar dapat membuat media pembelajaran

yang lebih efektif dan efisien, serta berkontribusi dalam dunia

pendidikan.

e. Bagi Mahasiswa

Adanya hasil penelitian ini dapat menjadikannya sebagai bahan

referensi dalam mengukur keefektivan penggunaan media pembelajaran

berbasis android.

E. Definisi Operasional

Istilah-istilah yang perlu didefinisikan secara operasional dalam penelitian

ini antara lain:

1. Efektivitas

Efektivitas adalah taraf tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan.

Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran

yang telah ditetapkannya.

11

Oleh karena itu tingkat efektivitas dapat diukur dan dilihat dari ketercapaian

tujuan dari program tersebut.

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk

menyalurkan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar

yang disengaja, bertujuan dan terkendali.

Dapat dikatakan media pembelajaran merupakan salah satu perangkat

penting dalam proses belajar yang berguna sebagai sumber pesan dan materi

oleh guru kepada siswa secara efisien dan efektif.

3. Android

Android adalah nama dari salah satu varian sistem operasi yang berbasis

kernel lnux yang khusus diperuntukkan untuk perangkat telepon selular

dengan fitur layar sentuh (Touchscreen).

Telepon selular yang bersistem operasikan android merupakan telepon

selular yang paling diminati oleh masyarakat, karena android menyediakan

kelebihan seperti sifat open source yang memberikan kebebasan para

pengembang aplikasi sehingga dapat menciptakan aplikasi unik sesuai

keinginan.

4. Alat Optik Mata Manusia

Alat optik mata manusia merupakan sub tema dari alat optik pada bab 5 pada

buku siswa ilmu pengetahuan alam kelas VIII untuk SMP/MTs yang

didalamnya menjelaskan mengenai macam-macam alat optik. Mata manusia

12

merupakan salah satu alat optik yang ada pada anggota tubuh manusia yang

berfungsi sebagai alat indera.

5. Pembelajaran IPA Terpadu

Pembelajaran IPA terpadu adalah pembelajaran yang memadukan beberapa

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam tiap pertemuannya.

Pembelajaran IPA dikatakan terpadu apabila dalam pembelajaran terdapat

bagian yang diintegrasikan/dipadukan.

Oleh karena itu pembelajaran IPA terpadu merupakan suatu proses

pembelajaran yang menghubungkan atau menyatupadukan berbagai ilmu

bidang kajian IPA menjadi satu kesatuan bahasan.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar bukanlah suatu ukuran, tetapi dapat diukur setalah melakukan

kegiatan belajar. Keberhasilan seseorang dalam mengikuti program

pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar seseorang tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari bagian awal,

bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo,

judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

penelitian, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,

daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak.

Adapun sistematika bagian inti dari skripsi terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I pendahuluan, pada bab ini memuat uraian yang berisi latar belakang

13

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi

operasional, dan sistematika penulisan.

Bab II landasan teori berisi tentang landasan teori (telaah teoritik

terhadap pokok permasalahan/variabel penelitian), kajian pustaka (kajian

terdahulu), dan hipotesis penelitian.

Bab III metode penelitian membahas tentang jenis penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen

penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode pengumpulan data dan teknik

analisis data.

Bab IV deskripsi dan analisis data. Pada bab ini memuat uraian yang

berisi tentang deskripsi data, analisis data dengan adanya uji coba instrumen

dan analisis data yang diperoleh ketika penelitian serta pembahasan dari

penelitian yang dilakukan.

Bab V penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bab ini menjadi

pokok bahasan penting dimana hasil dari penelitian yang dilakukan akan

disimpulkan dengan menelaah hasil yang diperoleh.

Selanjutnya pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-

lampiran dan daftar riwayat hidup peneliti.

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Efektivitas

a. Pengertian Efektivitas

Menurut J.M. Echols dalam Yulitta (2004: 16) istilah

efektivitas berasal dari bahasa inggris “efectivity” (kata sifat) yang

berarti dengan hasil baik, dengan berhasil, efektif. Sedangkan dalam

kamus kontemporer efektivitas sama dengan keefektivan yang

berarti usaha atau tindakan yang membawa hasil. Efektivitas

merupakan suatu pengukuran dalam arti tercapaianya tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya, maka efektivitas dapat di definisikan dengan

melakukan pekerjaan yang benar (Drucker dalam Bram, 2005: 4).

Menurut Arikunto (2012: 51) efektivitas berarti berhasil atau

tepat guna. Efektivitas adalah taraf tercapainya suatu tujuan yang telah

ditentukan. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai

tidaknya sasaran yang telah ditetapkannya.

Secara umum para ahli sepakat mendefinisikan efektivitas

sebagai tingkat pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Efektivitas juga bisa diartikan sebagai pengukuran

keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

15

Oleh karena itu tingkat efektivitas dapat diukur dan dilihat dari

ketercapaian tujuan dari suatu program tersebut.

b. Efektivitas Pembelajaran

Kata efektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2019)

diartikan sebagai dapat membawa hasil, berhasil guna, dan adanya

akibat. Suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuan

yang ingin dicapai. Menciptakan kondisi belajar yang efektif penting

dilakukan oleh guru, hal ini mengingat belajar yang efektif dapat

membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan

sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Pembelajaran

yang efektif tidak hanya dilihat dari hasil evaluasi yang dicapai oleh

peserta didik, tetapi juga mampu memberikan pemahaman yang baik,

ketekunan dalam belajar, kedisiplinan, semangat tinggi serta rasa

senang dan nyaman saat belajar maupun mempelajari sesuatu.

Efektivitas media pembelajaran sendiri diartikan suatu

bentuk pengukuran terhadap perubahan-perubahan hasil belajar

setelah peserta didik mendapatkan perlakuan semu berupa

eksperimentasi dari media pembelajaran yang digunakan.

Menurut Mulyasa (2008: 82) menyatakan bahwa efektivitas

adalah adanya kesesuaian antara orang yang melakukan tugas dengan

sasaran yang dituju. Bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan

dan manfaatkan sumber daya dalam usaha untuk mewujudkan tujuan

16

operasional. Sehingga efektivitas pembelajaran dapat diartikan sebagai

sejauh mana suatu pembelajaran mencapai tujuan yang direncanakan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai

keefektivan suatu media pembelajaran tergantung dari hasil yang

telah dicapai, artinya media pembelajaran dikatakan efektif jika hasil

belajar yang telah dicapai menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.

Tingkat keefektivan suatu media dapat dilihat dari tingkat

pemahaman peserta didik melalui hasil belajar yang telah dicapai.

Semakin besar perubahan hasil belajar yang telah tercapai, maka

semakin besar pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan,

semakin tinggi pula efektivitas media pembelajaran yang digunakan.

2. Media Pembelajaran

a. Definisi Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin adalah bentuk jamak

dari kata medium yang secara harfiah berarti sesuatu yang berada di

tengah (antara dua pihak), perantara, atau pengantar. Dalam bahasa

Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim

kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) dalam Azhar Arsyad

(2009: 3) mengatakan bahwa “Media apabila dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi

yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan,

atau sikap”.

17

Yusuf Hadi Miarso dalam bukunya Rusman (2013: 160) yang

menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

digunakan untuk menyalurkan serta dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, betujuan dan

terkendali.

Ega Rima W. menyebutkan dalam bukunya (2016: 3)

menyebutkan bahwa “Media pembelajaran merupakan alat dan teknik

yang digunakan sebagai perantara komunikasi seorang guru dengan

siswa. Media pembelajaran digunakan dalam rangka mengefektifkan

komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses

pembelajaran di sekolah”.

Berdasarkan pengertian media pembelajaran yang di kemukakan

oleh para ahli, disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah salah

satu perangkat penting yang menjadi sarana maupun prasarana dalam

proses belajar yang berguna sebagai sumber pesan dan materi oleh guru

kepada siswa secara efisien dan efektif demi tercapainya tujuan belajar.

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Menurut Gerlach dan Ely dalam buku Azhar Arsyad (2011: 12),

ada tiga ciri sebuah media dapat dikatakan sebagai media pembelajaran,

yaitu:

1) Fiksatif

18

Media merekam, menyimpan, melestarikan dan

merekomendasikan suatu peristiwa atau obyek. Obyek atau

kejadian yang sudah direkam dengan format media yang ada, dapat

digunakan setiap saat, bahkan dapat ditransfer ke dalam format

lainnya.

2) Manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena

media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu

lama dapat disajikan dalam waktu sekejap. Kejadian yang

berlangsung begitu cepat, dapat disajikan kepada siswa dalam

waktu yang lambat.

3) Distributif

Memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditranspostasikan

melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan

kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang

relatif sama mengenai kejadian itu.

c. Jenis Media Pembelajaran

Berdasarkan klasifikasinya, media pembelajaran memiliki

karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik tersebut dapat dilihat melalui

tampilan media yang disajikan.

Menurut Azhar Arsyad (2009: 29) “Dalam perkembangannya

media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi”. Begitu pula

media pembelajaran ditampilkan menurut kemampuan media tersebut

19

untuk memberi atau membangkitkan rangsangan indera penglihatan,

pendengaran, pengecapan maupun penciuman. Dari karakteristik media

pembelajaran yang terus seiring dengan perkembangan jaman, maka

guru dapat memilih menggunakan suatu media pembelajaran yang

menyesuaikan situasi pembelajaran.

Ega Rima W. (2016: 4-8), mengklasifikasikan media

pembelajaran berdasarkan karakteristik atau fitur spesifik yang dimiliki

oleh sebuah media pembelajaran, diantaranya:

1) Media Visual

Sebuah media yang memiliki beberapa unsur berupa garis, bentuk,

warna dan tekstur dalam penyajiannya. Media visual dapat

menampilkan keterkaitan isi materi yang ingin disampaikan.

2) Audio Visual

Media yang dapat menampilkan unsur gambar dan suara secara

bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi.

Media ini dapat mengungkapkan obyek dan peristiwa seperti

keadaan yang sesungguhnya.

3) Komputer

Komputer merupakan sebuah perangkat yang memiliki aplikasi-

aplikasi menarik yang dapat dimanfaatkan oleh guru atau siswa

dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran

berbasis komputer merupakan sebuah kegiatan yang menggunakan

software.

20

4) Microsoft Power Point

Microsoft Power Point merupakan salah satu aplikasi atau

perangkat lunak yang diciptakan khusus untuk menangani

perancangan presentasi grafis dengan mudah dan cepat. Aplikasi

ini sangat populer dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan.

5) Internet

Internet merupakan salah satu media komunikasi yang banyak

digunakan untuk beberapa kepentingan. Internet juga dapat

membantu dalam membuka wawasan dan pengetahuan siswa.

6) Multimedia

Multimedia merupakan perpaduan berbagai bentuk elemen

informasi yang digunakan sebagai sarana menyampaikan tujuan

tertentu. Elemen informasi yang dimaksud diantaranya teks, grafis,

foto, animasi, audio, dan video.

Sedangkan menurut Cecep dan Bambang (2013: 29), media

pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi dapat

dikelompokkan menjasi empat kelompok, yaitu:

1) Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau

menyampaikan materi seperti buku dan materi bisual statis, terutama

melalui proses percetakan mekanis atau fotografis. Teknologi ini

menghasilkan materi dalam bentuk salinan cetak

21

2) Media hasil teknologi Audio Visual

Teknik audio visual merupakan cara menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis

dan elektronik. Ciri utama media ini sebagai berikut:

a) Menyajikan visualisasi dinamis.

b) Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan.

c) Merupakan representasi fisik dari gagasan abstrak.

d) Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan

kognitif.

e) Umumnya berorientasi pada guru dengan keterlibatan siswa

rendah.

3) Media hasil teknologi berbasis komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang

berbasis micro-processor.

4) Media hasil gabungan Taknologi Cetak dan Komputer

Teknologi gabungan adalah cara untuk menyampaikan materi yang

menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang

dikendalikan oleh komputer.

d. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

22

Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi yang

dikemukakan oleh para ahli diantaranya, fungsi media pembelajaran

menurut Sutikno (2013: 107) diuraikan sebagai berikut:

1) Membantu mempercepat pemahaman siswa dalam proses

pembelajaran.

2) Menperjelas penyajian siswa.

3) Mengatasi keterbatasan ruang.

4) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.

5) Waktu pembelajaran yang bisa disesuaikan.

6) Mengurangi kebosanan siswa dalam proses pembelajaran.

7) Meningkatkan motivasi belajar siswa.

8) Melayani ragam gaya belajar siswa.

9) Meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Levie dan Lentz dalam Arsyad (2011: 16-17) mengemukakan

empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

1) Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi

pelajaran yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan dalam

materi pelajaran.

2) Fungsi afektif, fungsi media visual dapat terlihat dari tingkat

kenikmatan siswa, menggugah perasaan, respon ketika proses

belajar mengajar berlangsung.

23

3) Fungsi kognitif, media visual dapat mengungkapkan bahwa

lambang visual atau gambar memperlancar tujuan untuk

memahami dan mengingat informasi yang terkandung dalam

gambar.

4) Fungsi kompensatoris, fungsi media adalah untuk

mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan

memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan

secara verbal.

Arsyad (2011: 25-27) mengungkapkan manfaat praktis dari

penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, sebagai

berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses

dan hasil belajar;

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian anak sehingga menimbulkan motivasi belajar, interaksi

yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya;

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,

dan waktu;

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.

Pemanfaatan media pembelajaran merupakan salah satu cara

untuk memotivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat para

24

ahli yang menyatakan fungsi dari media pembelajaran, yaitu: (1)

menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada

isi pelajaran, (2) menumbuhkan motivasi belajar siswa, dan (3)

meningkatkan motivasi belajar siswa. Sehingga proses pembelajaran di

kelas menjadi menarik, menyenangkan, dan siswa akan lebih

memahami materi yang disampaikan.

Melalui pemanfaatan penggunaan media pembelajaran secara

baik dan maksimal, seorang pendidik tidak lagi menjadi satu-satunya

sumber belajar secara langsung bagi siswa. Berdasarkan pengertian dan

fungsi penggunaan media pembelajaran di atas, diperoleh bahwa media

pembelajaran yaitu sarana dan prasarana guna membantu dalam

menyampaikan pelajaran agar lebih mudah dalam proses pembelajaran

demi tercapainya tujuan belajar.

e. Karakteristik Pembelajaran Interaktif

Menurut Daryanto (2010: 114-117), Teknik penggunaan media

pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu:

1) Penggunaan media berdasrakan tempat

a) Penggunaan di kelas

Guru ketika merencanakan media harus melihat tujuan yang akan

dicapai, materi pembelajaran mendukung dan strategi belajar

mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.

b) Penggunaan di luar kelas

25

Media yang digunakan diluar kelas tidak secara langsung

dikendalikan oleh guru atau melalui pengontrolan oleh orang tua

siswa.

2) Variasi Penggunaan media

a) Media digunakan secara perorangan

Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk penggunaan

yang jelas sehingga orang dapat menggunakan secara mandiri.

b) Media digunakan secara berkelompok

Pembelajaran dapat berlangsung dengan jumlah siswa yang cukup

banyak atau kelompok. Media dirancang untuk digunakan juga

memerlukan buku petunjuk. Buku petunjuk ini ditujukan kepada

kelompok tutor atau guru.

3. Android

a. Pengertian Android

Android adalah nama dari salah satu varian sistem operasi yang

berbasis kernel linux yang khusus diperuntukkan untuk perangkat

telepon selular dengan fitur layar sentuh (Touchscreen), contohnya

sepeti smartphone serta tablet (Budisetyo, 2018: 1).

Menurut Ditto (2016: 38), sistem operasi dapat diilustrasikan

sebagai jembatan antara device dan penggunanya, sehingga pengguna

dapat berinteraksi dengan device-nya dan menjalankan aplikasi-aplikasi

yang tersedia pada device.

26

Android juga merupakan sebuah platform terbuka yang

memungkinkan pengembang menciptakan aplikasi sesuai dengan

keinginan mereka. Android dapat di distribusikan dengan dua jenis, (1)

yang mendapat dukungan penuh dari google atau Google Mail Service

(GMS), (2) yang tidak mendapat dukungan langsung dari google atau

Open Headset Distribution (OHD). Android mempunyai aplikasi-

aplikasi yang mempunyai cara kerja dan fungsi yang berbeda dengan

tujuan yang sama yaitu dapat mempermudah pekerjaan manusia.

Menurut Arif Akhbarul (2013: 4-5), komponen aplikasi merupakan

bagian penting dari sebuah android. Setiap komponen mempunyai

fungsi yang berbeda, dan akan berkaitan maupun berhubungan antara

komponen satu dengan komponen yang lainnya. Berikut ini komponen

aplikasi yang harus diketahui, yaitu:

1) Activities

Activity merupakan satu halaman antarmuka yang bisa digunakan

oleh user untuk berinteraksi dengan aplikasi. Biasanya dalam satu

activity terdapat button, spinner, list view, edit text, dan sebagainya.

2) Services

Services merupakan komponen aplikasi yang dapat berjalan secara

background, aplikasi pemutar musik atau radio juga memanfaatkan

servis supaya aplikasinya bisa tetap berjalan meskipun pengguna

melakukan aktivitas dengan aplikasi lain.

3) Contact Provider

27

Untuk mengelola data sebuah aplikasi, misalnya kontak telepon.

Siapapun bisa membuat aplikasi Android dan dapat mengakses

kontak yang tersimpan pada sistem Android.

4) Broadcast Receiver

Sebagai bahasa terjemahan yaitu penerima pesan. Kasus baterai

lemah merupakan kasus yang sering dialami handphone Android.

Sistem Android dirancang untuk menyampaikan “pengumuman”

secara otomatis jika baterai habis maupun lemah.

Android merupakan sistem operasi yang dirancang oleh salah satu

pemilik situs terbesar di dunia. Seiring berjalannya waktu, Android

telah berevolusi menjadi sistem yang luar biasa yang telah diminati oleh

banyak pengguna smartphone karena memiliki banyak kelebihan.

Namun, dibalik popularitasnya platform android yang disebut sebagai

teknologi tercanggih ini pastilah memiliki kekurangan.

Menurut Zuliana dan Irwan P. (2013: 2), berikut adalah kelebihan

dan kelemahan Android:

1) Kelebihan Android

a) Complet Platform (Lengkap)

Para pengembang dapat melakukan pendekatan yang komprehensif

ketika sedang mengembangkan platform android.

b) Open Source Platform (Bersifat Terbuka)

Android yang berbasis linux yang bersifat terbuka (Open Source)

maka dengan mudah akan dapat dikembangkan oleh siapa saja.

28

c) Free Platform

Android merupakan platform yang bebas untuk para pengembang.

Tidak ada biaya untuk membayar 35 lisensi atau biaya royalti.

d) Sistem Aplikasi Merakyat

Ponsel Android tentu berbeda dengan IPhone Operating System

(IOS) yang terbatas pada gadget dari Apple, maka Android punya

banyak produsen, dengan gadget andalan masing-masing.

2) Kelemahan Android

a) Android selalu terhubung dengan Internet. Handphone

bersistem Android ini sangat memperlukan koneksi internet

yang aktif.

b) Banyaknya iklan yang terpampang di atas atau di bawah

aplikasi. Walaupun tidak ada pengaruhnya dengan aplikasi

yang sedang dipakai tetapi iklan ini sangat mengganggu.

c) Tidak hemat daya beterai.

b. Media Pembelajaran Berbasis Android

Media pembelajaran dapat dibuat dan dirancang sesuai dengan

perkembangan teknologi yang berkembang saat ini. Media

pembelajaran berbantukan teknologi dan informasi (TIK) dapat

digunakan untuk menjadikan pembelajaran menjadi menarik dan

memberikan dampak yang positif terhadap performa akademik berupa

motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik (Chuang, 2014).

29

Dalam PP No 32 Tahun 2013 pasal 19 ayat (1) disebukan bahwa

“kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi

peserta didik”. Dari uraian diatas, media pembelajaran berbantukan

teknologi dan informasi (TIK) dapat menjadi salah satu bagian fasilitas

yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Perkembangan media pembelajaran saat ini tidak hanya media

cetak saja, tetapi sudah mulai merambah pada media pembelajaran

berbasis perangkat mobile atau yang sering disebut dengan mobile

learning. Perangkat mobile yang saat ini mengalami tren perkembangan

yang sangat pesat adalah android. Penggunaan android di Indonesia

pada tahun 2018 mencapai 66% dari seluruh pengguna smartphone

(Pew Research Center, 2018).

Media pembelajaran berbasis android merupakan media yang

diperuntukkan bagi peserta didik dengan menggabungkan unsur teks,

gambar dan suara ke dalam suatu perangkat yang hampir pada saat ini

digunakan oleh peserta didik yaitu smartphone dengan sistem operasi

android. Penggunaan media pembelajaran sejenis ini berpotensi untuk

membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif

dan motivasi belajar peserta didik. Serta memungkinkan peserta didik

belajar tidak terbatas oleh waktu dan tempat dengan aplikasi yang

menarik.

30

Informasi yang didapat lebih mudah dipahami dengan cara

menvisualisasikannya menjadi gambar bergerak atau simbol yang

terlihat seperti nyata dan jelas. Salah satu topik pada mata manusia

pelajaran IPA akan menjadikan aplikasi ini sebagai sumber ilmu yang

menarik dan efisien. Semakin banyaknya masyarakat yang memiliki

dan menggunakan perangkat smartphone dengan sistem operasi

android membuka peluang penggunaan perangkat teknologi bergerak

dalam dunia pendidikan. Dibawah ini adalah tampilan media

pembelajaran interaktif IPA Terpadu materi alat optik mata manusia.

Gambar 2.1 Tampilan depan Media Pembelajaran Interaktif

Sumber: (Billah, 1: 2018)

31

Gambar 2.2 Tampilan Home

Media Pembelajaran Interaktif IPA

Sumber: (Billah, 2: 2018)

Gambar 2.3 Tampilan Ikon

Media Pembelajaran Interaktif IPA

Sumber: (Billah : 2018)

Media pembelajaran interaktif yang digunakan oleh peneliti

merupakan sebuah aplikasi android yang diperuntukkan bagi siswa

sekolah menengah pertama. Media pembelajaran ini diberi nama media

pembelajaran interaktif alat optik mata manusia. Media pembelajaran

dibuat dan dikembangkan oleh salah satu dosen IAIN Salatiga yaitu

32

Arif Billah, M.Pd. Pembuatan media pembelajaran interaktif berbasis

Android yang pemilihan materi sesuai dengan Kurikulum 2013. Dalam

penerapan Kurikulum 2013 dimana siswa dituntut untuk aktif dalam

proses pembelajaran di kelas. Dengan adanya media pembelajaran

berbasis Android, dimaksudkan dapat membantu siswa dalam proses

kegiatan belajar mengajar yang aktif dan belajar mandiri.

4. Media Pembelajaran Berbasis Powerpoint

Microsoft Powerpoint atau Microsoft Office Powerpoint adalah sebuah

program komputer yang digunakan untuk mempresentasikan suatu materi

yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam satu kesatuan paket aplikasi

perkantoran. Microsoft Powerpoint merupakan program aplikasi yang

digunakan untuk membuat presentasi yang berupa teks, tebal, gambar,

grafik diagram dan sebagainya (Gunawan, 2009: 334).

Menurut Purnomo (2007: 1) Powerpoint adalah program aplikasi yang

banyak digunakan untuk keperluan presentasi, baik berupa seminar, promo

sebuah produk, maupun kegiatan yang bersifat ilmiah yang melibatkan

banyak peserta.

Aplikasi ini sangat banyak dan mudah untuk digunakan, apalagi oleh

kalangan perkantoran atau pebisnis, para pendidik, peserta didik dan

trainer. Proses pendidikan dan pembelajaran, guru sebagai tenaga pendidik

juga bisa menggunakan program powerpoint sebagai media untuk

menyampaikan materi pembelajaran. Mempresentasikan materi dalam

33

powerpoint, tentunya harus menggunakan komponen lainya seperti LCD

dan komputer ataupun Laptop. Tanpa adanya komponen tersebut, maka data

powerpoint yang telah dirancang tidak dapat disajikan di depan peserta

didik.

5. Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Menurut

Nana Sudjana (2014: 3), Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih

luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Dimyati dan

Mudjiono dalam bukunya mengatakan hasil belajar merupakan hasil dari

suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar (2013: 3-4).

Benjamin S. dikutip dalam buku (Dimyati dan Mudjiono, 2013: 26-27)

menyebutkan 6 jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan

dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang

hal yang dipelajari.

c. Penerapan, mencakup menerapkan kemampuan metode dan kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

34

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan

baik.

e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

Sedangkan menurut David R. Krathwohl (2002: 214), dimensi proses

kognitif dibagi menjadi enam kategori yaitu:

a. Mengingat (C1), proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang

dibutuhkan dari memori jangka panjang, pengetahuan yang dibutuhkan

meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif,

atau kombinasi dari beberapa pengetahuan ini.

b. Memahami (C2), yaitu mengkontruksi makna dari materi pembelajaran,

termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.

c. Mengaplikasikan (C3), yaitu menerapkan atau menggunakan suatu

prosedur dalam keadaan tertentu.

d. Menganalisis (C4), yaitu memecah materi menjadi bagian-bagian

penyusunnya dan menentukan hubungan antar bagian-bagian tersebut

dan keseluruhan struktur atau tujuan.

e. Mengevaluasi (C5), yaitu mengambil keputusan berdasarkan kriteria

atau standar.

f. Mencipta (C6), yaitu memadukan pengetahuan yang diterima untuk

membuat suatu produk yang baru dan orisinil.

35

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta

didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan

tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar

dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan

data pembuktian yang menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam

penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif IPA tingkat SMP/MTs

yang mencakup empat tingkatan yaitu dari C1 hingga C4.

6. Alat Optik pada Mata Manusia

Mata merupakan salah satu organ yang dimiliki oleh manusia. Mata

berfungsi sebagai indera penglihatan. Bagian depan bola mata mempunyai

kelengkungan yang lebih cembung sehingga terdapat bentuk dengan dua

kelengkungan berbeda. Diameter bola mata manusia ± 2,5cm. Struktur bola

mata terdiri atas tiga lapisan yang memiliki fungsi berbeda. Tiga lapisan

tersebut adalah Sklera (lapisan luar), Koroid (lapisan tengah), dan Retina

(lapisan dalam).

36

Gambar 2.3 Bagian-bagian Mata

Sumber: Billah, 3: 2018

A. Bagian-bagian Mata Manusia:

Organ ini tersusun atas beberapa bagian yang berbeda yang masing-

maisng bagian memiliki fungsi yang berbeda pula. Berikut adalah bagian-

bagian mata beserta dengan fungsinya:

1. Kornea

Kornea adalah selaput bening mata yang bersifat tembus cahaya dan

merupakan lapisan jaringan yang menutup bola mata sebelah depan.

Kornea termasuk bagian dari sklera yang berada di depan. Fungsi kornea

antara lain:

a. Melindungi bagian yang sensitif yang berada dibelakang, dan

b. Membantu lensa mata dalam membiaskan dan memfokuskan

bayangan pada retina.

2. Iris

37

Iris termasuk bagian dari koroid yang berada di belakamg kornea. Iris

mempunyai permukaan yang relatif datar dengan celah yang berbentuk

bukat di tengahnya, yang diseut dengan pupil. Iris merupakan bagian

berwarna pada mata. Warna biru, coklat, maupun hitam mata seseorang

sesuai warna iris yang dimilikinya. Fungsi iris antara lain:

a. Melindungu refleksi cahaya dalam mata, dan

b. Mengendalikan lebar pupil dalam mengatur banyaknya cahaya yang

masuk ke dalam bola mata, saat terang iris akan mempersempit

pupil, dan disaat gelap maka iris akan memperlebar pupil.

3. Pupil

Pupil adalah lubang atau celah yang terletak di pusat iris. Lebar celah

pupil diatur oleh iris. Lubang ini akan nampak berwarna hitam karena

cahaya yang terserap masuk ke dalam mata. Setelah cahaya melewati

kornea, selanjutnya cahaya akan menuju ke pupil. Fungsi pupil antara

lain untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya

yang masuk redup, otot-otot iris akan berkontraksi sehingga celah pupil

akan melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Berlaku

sebaliknya, jika cahaya yang terang masuk melalui celah pupil maka

pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau

tidak berlebihan.

38

4. Aqueous Humor

Aqueous humor adalah cairan bening yang dihasilkan oleh badan

silindris dan mengisi bagian depan lensa. Cairan ini terletak diantara

lensa mata dan kornea. Fungsi dari aqueous humor ini antara lain:

a. Menjaga tekanan

b. Memberi nutrisi bagi mata

c. Ikut membiaskan cahaya yang masuk ke mata, dan

d. Menjaga bentuk kantong depan bola mata.

5. Otot Siliaris

Otot siliaris adalah Cincin dari otot lurik yang lembut yang berada di

mata manusia. Otot siliaris berfungsi membantu lensa mata dalam

menipis (memipih) dan menebal (mencembung) menyesuaikan jarak

benda yang dilihat. Saat mata melihat benda jauh, otot siliaris

mengendur sehingga akan menyebabkan lensa mata menipis, dan

sebaliknya.

6. Lensa Mata

Lensa mata berupa lensa bikonveks (cembung depan-belakang), tidak

memiliki warna dan hampir transparan sempurna dengan memiliki tebal

sekitar 4 mm dan berdiameter 9 mm. Lensa mata berfungsi untuk

membiaskan dan memfokuskan cahaya yang masuk agar tepat di retina.

Lensa mata dapat menebal dan menipis menyesuaikan jarak banda yang

dilihat. Kemampuan lensa mata untuk menebal dan menipis disebut

dengan daya akomodasi.

39

7. Retina

Retina atau selaput jala merupakan lapisan terdalam mata yang banyak

mengandung sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya (fotoreseptor).

Fungsi retina antara lain menerima cahaya yang terfokus dari lensa dan

tempat terbentuknya bayangan. Di dalam retina, cahaya diubah menjadi

sinyal yang akan dikirimkan ke otak. Ada dua jenis sel fotoreseptor yaitu

sel batang dan sel kerucut.

a. Sel Kerucut (Konus)

Sel kerucut peka terhadap intensistas cahaya yang tinggi, oleh

karena itu sel kerucut tidak berfungsi pada penglihatan di malam

hari. Sel kerucut terdiri dari sel yang peka terhadap warna merah,

biru dan hijau. Retina mata pada manusia mengandung sekitar 6 juta

sel kerucut.

b. Sel Batang (Basil)

Sel batang peka terhadap rangsang intensitas cahaya rendah dan

tidak peka terhadap warna. Sel-sel batang mengandung pigmen yang

disebut rodopsin, yaitu senyawa vitamin A dan protein.

Pembentukan kembali rodopsin memerlukan waktu yang disebut

adaptasi gelap atau adaptasi rodopsin.

8. Sklera

Sklera merupakan jaringan ikat pembungkus lapisan luar bola mata.

Jaringan ikat ini kuat dan memiliki warna putih, dan merupakan bagian

terluar yang melindungi bola mata. Fungsi sklera diantaranya:

40

a. Melindungai struktur mata yang sangat halus, dan

b. Membantu mempertahankan bentuk biji mata.

9. Koroid

Koroid merupakan lapisan tengah yang mengandung pembuluh darah

dan pigmen. Pembuluh darah mensuplai mutrisi bagi mata dan pigmen

berfungsi menyerap refleksi cahaya pada mata.

10. Vitreous Humor

Vitreous humor adalah cairan yang mengisi bagian belakang lensa mata

(isi bola mata). Fungsi dari vitreous humor adalah menjaga bentuk dan

tekanan bola mata. Viterous humor mengandung air sekitar 99%. Sisa

1% meliputi dua komponen, kolagen dan asam hialuronat, yang

memberi bentuk dan konsistensi mirip gel karena kemampuannya

mengikat banyak air.

11. Saraf Optik

Saraf optik adalah saraf yang mengatur indera penglihatan. Saraf optik

berfungsi mengirim informasi yang dihasilkan oleh retina menuju otak.

12. Bintik Kuning

Bintik kuning (Makula lutea) adalah bagian retina yang memiliki

pigmen kuning dan terdapat fovea sentralis yang mengandung sel konus

dan sangat peka dalam menerima rangsangan cahaya.

13. Bintik Buta

Bintik buta adalah bagian yang tidak mengandung sel-sel fotoreseptor.

Bintik buta adalah daerah awal saraf optik meninggalkan bola mata.

41

Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak

menanggapi rangsangan cahaya.

B. Proses Melihat

Tahapan jalannya rangsangan berupa cahaya masuk ke mata

kemudian dikirimkan ke otak adalah sebagai berikut:

1. Cahaya dipantulkan oleh benda di tangkap mata, kemudian

menembus kornea, aqueous humor, dan diteruskan ke pupil.

2. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus

lensa mata dan vitreous humor.

3. Daya akomodasi lensa pada mata mengatur pembiasan dan

pemfokusan cahaya agar bayangan benda jatuh tepat di bintik kuning

pada retina.

4. Pada retina, cahaya akan diterima oleh sel kerucut dan sel batang

kemudian terbentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil.

5. Oleh sel-sel khusus di retina, bayangan diubah menjadi sinyal

elektrik (implus), lalu impuls ini dikirim ke otak melalui saraf optik.

6. Impuls akan diterjemahkan oleh otak sehingga kita bisa mengetahui

apa yang kita lihat.

C. Gangguan pada Mata

Mata dapat mengalami adanya gangguan penglihatan. Gangguan

pada penglihatan adalah suatu keadaan mata yang dinilai tidak normal

atau diluar dari mata normal dalam proses melihat. Dibawah ini adalah

beberapa gangguan pada mata manusia:

42

1. Rabun Jauh (Miopi)

Penderita miopi tidak mampu melihat benda yang berada pada jarak

jauh dengan jelas, dia dapat melihat benda jauh pada jarak tertentu

kurang dari tak hingga. Hal ini dikarenakan bayangan yang terbentuk

jatuh di depan retina. Kacamata negatif (lensa cekung) dapat

menolong penderita miopi karena lensa cekung akan dapat membuat

cahaya menyebar sebelum cahaya masuk ke mata. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat ada gambar dibawah ini:

Gambar 2.4 Mata penderita Miopi

Sumber:(https://www.google.com/Mata-penderita-miopi.jpg)

Titik Jauh (PR) < tak hingga

Rumus kekuatan lensa kacamatanya: P = − 𝟏𝟎𝟎𝑷𝑹

Keterangan:

P = Kekuatan lensa (dioptri)

PR = Punctum Remotun (Titik Jauh)

2. Rabun Dekat (Hipermetropi)

Penderita hipermetropi tidak mampu melihat benda yang berada

pada jarak dekat dengan jelas, dia dapat melihat benda dekat dengan

jelas pada jarak tertentu (lebih dari 25 cm). Hal ini dikarenakan

43

bayangan yang terbentuk jauh di belakang retina. Kacamata positif

(lensa cembung) dapat menolong penderita hipermetropi karena

lensa cembung akan dapat mengumpulkan cahaya sebelum masuk

ke mata. Dengan demikian, bayangan yang jelas terbentuk di retina.

Gambar 2.5 Mata penderita Hipermetropi

Sumber:(https://www.google.com/Mata-penderita-hipermetropi.jpg)

Titik Dekat (PP) > 25 cm

Rumus kekuatan lensa kacamatanya: P = 𝟏𝟎𝟎𝒔 - 𝟏𝟎𝟎𝑷𝑷

Keterangan:

P = kekuatan lensa (dioptri)

PP = Punctum Proximum (Titik Dekat)

s = jarak benda dari mata (cm), (s = 25 cm)

3. Rabun Tua (Presbiopi)

Presbiopi (rabun tua) biasanya dipengaruhi faktor usia. Presbiopi

dapat disebabkan karena berkurangnya daya akomodasi mata. Mata

tidak mampu melihat dengan jelas benda berjarak dekat maupun

jauh. Titik Jauhnya (PR) < tak berhingga, dan titik dekatnya (PP) >

25 cm. Presbiopi dapat dibantu dengan menggunakan kacamata

rangkap (bifokal), yaitu kacamata cembung dan cekung.

44

Gambar 2.6 Kacamata cembung dan cekung

Sumber: (http://obatmatapresbiopialami.shorturlgoogle.com/)

4. Astigmatisma

Astigmatisma atau mata silindris terjadi karena bentuk kornea atau

lensa mata yang terlalu cembung di salah satu sisinya. Akibatnya,

sebuah titik akan dapat terlihat sebagai garis. Sehingga tidak dapat

memberikan gambaran atau bayangan garis vertikal dengan

horisontal secara bersamaan. Penderita astigmatisma dibantu dengan

kacamata berlensa silinder.

Gambar 2.7 Mata penderita Astigmatisma

Sumber:(https://www.google.com/Mata-penderita-astimatisma.jpg)

5. Katarak

Katarak atau bular mata merupakan salah satu gangguan penglihatan

yang ditandai dengan mengeruhnya lensa mata sehingga menghalangi

masuknya cahaya pada retina. Kondisi ini umumnya terjadi pada lansia,

dan bisa terjadi pada salah satu ataupun kedua mata sekaligus. Meski

45

demikian, katarak bukan jenis penyakit menular. Kelainan pada mata

ini dapat diatasi dengan prosedur operasi sederhana.

Gambar 2.8 Kondisi mata penderita katarak

Sumber: Billah, 5: 2018

6. Glaukoma

Glaukoma disebabkan oleh peningkatan abnormal pada tekanan fluida

mata, dapat menyebabkan pengurangan suplai darah ke mata sehingga

membuat kebutaan. Kerusakan mata yang ditimbulkan oleh glaukoma

pada umumnya tidak dapat diobati secara total (penglihatan tidak bisa

sepenuhnya normal kembali). Beberapa pengobatan yang dapat

dilakukan untuk megurangi tekanan intraokular pada mata dan

mencegah meluasnya kerusakan pada mata antara lain melalui obat

tetes mata, obat-obatan yang diminum, pengobatan laser, atau prosedur

operasi.

7. Buta Warna

46

Buta warna merupakan suatu kelainan mata disebabkan

ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu warna

tertentu. Gangguan ini bersifat menurun.

Gambar 2.9 Penderita Buta

Warna

Sumber: Billah, 6: 2018

Buta warna dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ada buta warna total

dan buta warna sebagian. Buta warna total hanya mampu melihat warna

hitam dan putih saja, sedangkan buta warna sebagian tidak dapat

melihat warna tertentu, diantaranya merah, hijau, ataupun biru. Salah

satu cara untuk menguji buta warna atau tidaknya seseorang adalah Uji

Ishihara.

Gambar 2.10 Contoh untuk Uji Ishihara

Sumber: (https://www.uji-kepekaan-mata-terhadap-warna-tes-

ishihara)

47

8. Juling

Juling (Strabismus) adalah kelainan mata yang disebabkan oleh

ketidakserasian otot-otot mata. Pada anak-anak, strabismus dapat

dipicu oleh mata yang bekerja terlalu berat dalam mengatasi masalah

penglihatan, seperti rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme.

Gambar: 2.11 Penderita Mata

Juling

Sumber: Billah, 7: 2018

Penyebab mata juling yang terjadi saat dewasa, antara lain: Botulisme,

Cedera pada mata, Cedera kepala, Stroke, Sindrom Guillain-Barre,

Penyakit Grave, dan Diabetes. Salah satu pengobatan mata juling

adalah dengan prosedur operasi.

9. Keratomalasia

Keratomalasia (Xeroftalmia, Keratis Xerotik) merupakan suatu kondisi

dimana kornea mengering dan keruh karena kekurangan vitamin A,

kalori, dan protein. Biasanya keratomalasia menyerang kedua mata.

Gejalanya, pada awal ditandai dengan berkurangnya penglihatan saat

keadaan gelap, mata menjadi kering (xeroftalmia), disertai pula dengan

48

pembentukan kerutan, kekeruhan dan perlunakan kornea yang disebut

dengan keratomalasia.

Gambar: 2.12 Penderita

Kertomalasia

Sumber: Billah, 8: 2018

Kekurangan vitamin A yang parah pada konjugtiva menunjukkan

adanya endapan kering dan berbusa yang berwarna abu-keperakan. Bila

tidak dilakukan pengobatan yang tepat maka perlunakan kornea bisa

mengakibatkan infeksi, perubahan jaringan yang bersifat degeneratif,

dan mengalami perforasi, sehingga menyebabkan kebuatan.

B. Kajian Pustaka

Berikut adalah penelitian-penelitian yang relevan terkait dengan yang akan

di teliti:

1. Rofifah Nur Mufidah (2014) melakukan penelitian yang berjudul

“Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Android Aritmatika

Digital dalam Model Discovery Based Learning Terhadap Prestasi Belajar

Sistem Komputer Kelas X Multimedia SMKN 6 Surakarta” melakukan

pendekatan quasi eksperimental. Teknik penguumpulan data menggunakan

metode tes untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar, sedangkan metode

observasi untuk mengetahui perbedaan aktivitas. Hasil dari penelitian ini

adalah dengan metode tes penggunaan media pembelajaran berbasis

android dengan model discovery based learning lebihi efektif, dengan

49

peningkatan nilai gain sebesar 0,70. Sedangkan pembelajaran konvensional

memberikan peningkatan 0,40. Terdapat perbedaan aktivitas siswa, kelas

eksperimen dengan presentase 79,75% termasuk ke dalam aktivitas siswa

kategori baik dan kelas kontrol dengan presentase 63,50% yang termasuk

ke dalam kategori aktivitas siswa cukup.

2. Subono (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas

Penggunaan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Mata Pelajaran

Sistem Kendali Elektronik di SMK Negeri 2 Sragen” menggunakan metode

eksperimen dengan dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen

masing-masing 30 orang siswa. Teknik pengumpulan data dengan metode

tes dan angket. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan media

pembelajaran multimedia interaktif lebih baik dari pada media konvensional

dengan nilai perbandingan kelas eksperimen rata-rata sebesar 82,17.

Sedangkan kelas kontrol rata-rata sebesar 68,33. Hal ini membuktikan

bahwa pembelajaran menggunakan multimedia interaktif lebih efektif

dibandingkan media konvensional.

3. Asih Nur Bayani (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas

Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer pada Materi Suhu

dan Kalor untuk Siswa Kelas X” menggunakan metode kuasi eksperimen

(eksperimen semu) dengan desain penelitian Randomized Cobtrol Group

Pretest-Postes Design dilaksanakan di SMA N Kebakkramat. Teknik

pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dengan 2 kelas

yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol diberikan perlakuan

50

dengan menggunakan media powerpoint sedangkan kelas eksperimen

diberikan perlakukan menggunakan media CAI (Computer Assisted

Instruction). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen

tes pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor gain

ternormalisasi pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol,

sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media CAI (Computer

Assisted Instruction) efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif

siswa pada materi suhu dan kalor.

4. Dhian Yogo Prabowo, Eko Supraptono dan Roni Syafi’i (2016) dalam

penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Aplikasi Berbasis Android

Menggunakan API Gesture untuk Mengenal Aksana Korea” telah

mengembangkan aplikasi yang dapat meningkatkan hasil belajar mengenal

aksara Hangeul. Metode yang digunakan adalah Research and Development

(R&D) dengan desain penelitian one shot case study dengan jumlah 45

siswa. Teknik analisis yang digunakan yaitu Uji-t dalam menguji hipotesis

dan Uji-Gain dalam mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah

menggunakan aplikasi android. Hasil dari penelitian ini bahwa dalam Uji-t

penggunaan aplikasi android lebih besar dari 80, dalam Uji-Gain

memperoleh angka 59,57% berada dalam rentang 0,3 ≤ g ≤ 0,7

dikategorikan sedang, dan dengan menggunakan aplikasi berbasis android

ini siswa merasa senang dan tertarik. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan

aplikasi berbasis android untuk mengenal aksara korea efektif dalam

meningkatkan hasil belajar dan minat siswa.

51

5. Joko Handhika (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas

Media Pembelajaran IM3 ditinjau dari Motivasi Belajar” melakukan

penelitian eksperimen terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen I dengan

menggunakan media pembelajaran IM3 berbasis flash, sedangkan kelas

eksperimen II diberikan perlakuan media pembelajaran Ms.Powerpoint.

Didapat hasil rata-rata prestasi siswa kelas eksperimen I lebih baik (80,625)

dibandingkan dengan rata-rata prestasi siswa kelas eksperimen II

menggunakan powerpoint (76,176). Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan

bahwa penggunaan media pembelajaran IM3 efektif untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dibandingkan dengan media pembelajaran powerpoint.

6. Yogo D.Prasetyo, dkk. (2015) dalam penelitian mereka yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android

Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMA” melakukan penelitian

quasi eksperimen dengan menggunakan dua kelas di SMAN 1 Banguntapan,

Yogyakarta, yaitu kelas eksperimen diberikan media pembelajaran berbasis

android dan kelas kontrol dengan media konvensional. Didapat dari

penelitian ini kelas eksperimen rata-rata nilai lebih besar sebesar 80,021

sedangkan kelas kontrol rata-rata nilai mencapai 77,183. Ini membuktikan

bahwa media pembelajaran kimia berbasis android dapat memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa

SMA.

7. Mia Aina (2013) dalam penelitianya yang berjudul “ Efektivitas

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Pembelajaran IPA-BIOLOGI dalam

52

Meningkatakan Motivasi Belajar Siswa Pria dan Wanita SMP 19 Kota

Jambi” melakukan penelitian True Eksperiment Design dengan desain

penelitian Pretest-Postet Control Group Design, analisis data menggunakan

Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Regresi Sederhana, Uji Beda, Uji

Koordinasi dan Uji Anova Dua Jalur. Dari hasil penelitian data dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemanfaatan multimedia interaktif

pembelajaran IPA-Biologi terhadap kemampuan kognitif siswa pria dan

wanita dan terdapat interaksi antara pemanfaatan multimedia interaktif dan

motivasi siswa pria dan wanita SMP 19 Kota Jambi.

8. Abu Yazid Bustomi (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Aplikasi

Pembelajaran Pasca Indra pada Manusia Berbasis Android” melakukan

penelitian dengan model Multimedia Development Life Cycle (MDLC).

Pengambilan data dengan 3 metode yaitu, wawancara, observasi dan

dokumentasi. Hasil penelitian ini berupa aplikasi pembelajaran panca indra

pada manusia berbasis android dan dinyatakan kayak dengan metode

kuisioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi teknologi

multimedia yang memiliki potensi besar dalam mewujudkan tujuan proses

belajar mengajar.

9. Fatma Sukmawati (2016) dalam penelitianya yang berjudul

“Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Biologi SMP Berbasis Android

untuk Bekal Menghadapi UAN di SMP Islam Bakti 1 Surakarta” telah

mengembangkan aplikasi pembelajaran biologi SMP berbasis android

untuk bekal menghadapi UAN di SMP Islam Bakti 1 Surakarta.

53

Pengembangan media pembelajaran ini, dilakukan beberapa tahap. Model

pengembangan yang digunakan mengacu pada model pengembangan

ADDIE yaitu, analysis, design, develpoment, implementation dan

evaluation. Hasil pengembangan berupa aplikasi Android yang memuat

materi biologi SMP, bisa dijadikan salah satu alternatif bagi siswa SMP

dalam mempelajari biologi SMP.

10. Retno Dian Anggraeni dan Rudy Kustijono (2013) dalam penelitianya yang

berjudul “Pengembangan Media Animasi Fisika pada Materi Cahaya

dengan Aplikasi Flash Berbasis Android” telah mengembangkan sebuah

aplikasi Flash berbasis android pada materi cahaya untuk dipergunakan

sebagai media pembelajaran animasi menarik kelas VIII. Jenis penelitian

yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan, dengan langkah

penelitian meliputi tahap studi pendahuluan, yaitu studi pustaka, survei

lapangan, dan penyusunan draf produk, serta tahap pengembangan dengan

uji coba terbatas. Hasil dari penelitian ini adalah dalam mengembangan

media animasi fisika dengan aplikasi flash berbasis android harus

memperhatikan; kesesuaian dengan tema, penampilan avatar, kombinasi

warna teks dengan background, pergerakan obyek, kemampuan media

menyesuaikan ukuran layar, dan penggunaan bahasa. Penilaian dari ahli

materi dan ahli media menyatakan bahwa media sangat baik (91,03%) dan

respon siswa terhadap media adalah sangat baik (91,72%). Dari hasil

penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan media animasi

54

fisika pada materi cahaya dengan aplikasi flash berbasis android sangat baik

untuk penggunaannya.

Adanya penelitian-penelitian yang relevan di atas maka, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa selama ini belum ada yang mengkaji mengenai

efektivitas media interaktif IPA Terpadu berbasis android terhadap hasil

belajar IPA materi alat optik mata manusia. Penelitian yang peneliti lakukan

sekarang adalah meneliti keefektivitasan suatu media pembelajaran berbasis

andorid yang berjudul “Efektivitas Media Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis

Android Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Cahaya dan Alat Optik pada

Siswa Kelas VIII MTs NU Ungaran tahun pelajaran 2018/2019”.

C. Kerangka Berfikir

Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu keterbatasan

pendidik dalam menyampaikan informasi maupun keterbatasan jam pelajaran

di kelas. Media berfungsi sebagai sumber informasi materi pembelajaran

maupun sebagai sumber soal latihan. Kenyataan yang telah banyak terjadi pada

kalangan peserta didik saat ini salah satunya yaitu, ketika datang sebuah soal

yang di kiranya sukar mereka akan langsung mencari jawaban yang bukan lagi

membuka buku pelajaran maupun catatan melainkan dengan mencari jawaban

di dunia maya atau sosial media berupa google.

Media pembelajaran berbasis android menjadi salah satu alternarif media

pembelajaran yang cukup baik. Dengan pemanfaatan android sebagai media

pembelajaran akan dapat membantu meningkatkan pemahaman peserta didik

55

karena cara belajar yang efisien, lebih di kira efektif dan tidak membutuhkan

waktu yang terikat seperti dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Apabila

peserta didik dapat meningkatkan pemahaman akan mata pelajaran maka akan

meningkat pula hasil belajar pada ranah kognitif.

Hasil belajar dikatakan efektif apabila memenuhi syarat ketuntasan belajar,

yaitu jika peserta didik mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau

dnegan mencapai tujuan pembelajaran minimal 75% dari seluruh tujuan

pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik

yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 70% sekurang-kurangnya

85% dari jumlah peserta didik yang ada di dalam kelas tersebut. Adapun

kerangka berpikir dalam penelitian seperti:

Group Pretest Treatment Posstest

Experiment Group T1 X1 T2

Control Group T1 X2 T2

Tabel 2.1 Kerangka Berpikir

Sumber: Sugiyono, 2014: 112

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua kelas. Kelas pertama

sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Kelas

eksperimen merupakan kelas dengan perlakuan media pembelajaran berbasis

android pada materi cahaya dan alat optik. Kelas kontrol merupakan kelas

dengan media powerpoint pada materi cahaya dan alat optik di MTs NU

Ungaran.

56

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hasil kajian pustaka dan kerangka pemikiran diatas maka

dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah:

Ho: Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA terpadu berbasis

android tidak efektif terhadap hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik

pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.

Ha: Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA terpadu berbasis

android efektif terhadap hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada

siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.

57

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan

uji statistik data numerik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

Kuasi Eksperimen (Quasi Experiment), adalah penelitian yang mendekati

percobaan sungguhan dimana peneliti tidak memungkinkan untuk

mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan kecuali dari

beberapa variabel tersebut.

Pelaksanaan penelitian ini, sampel akan di bagi menjadi dua yaitu

kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan

media pembelajaran berbasis android dan kelompok kontrol diberikan

perlakuan dengan menggunkaan media powerpoint. Kemudian setelah

diberikan perlakuan kedua kelompok tersebut diberikan tes akhir.

Selanjutnya skor tes tersebut di analisis untuk menguji hipotesis penelitian.

Sehingga dapat diketahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar peserta

didik pada materi yang di teliti antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol.

Desain penelitian yang digunakan yaitu Control-Group Pretest-Posttest

Design yaitu terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian

diberi pre-tes untuk mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pre-tes yang baik

58

adalah apabila nilai kelompok eksperimen dan nilai kelompok kontrol

tidak berbeda secara signifikan.

Secara rinci desain Control Group Pretest-Posttest Design dengan

menggunakan model rancangan eksperimen ini dapat disajikan

sebagai berikut:

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian

Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 X2 O4

Sumber: Sugiyono, 2014: 112

Keterangan:

X1 : Perlakuan dengan media pembelajaran berbasis android

X2 : Perlakuan dengan media pembelajaran berbasis

powerpoint

O1 dan O3 : Tes Awal

O2 dan O4 : Tes Akhir

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs NU Ungaran Kabupaten

Semarang pada mata pelajaran IPA-Fisika materi cahaya dan alat optik.

Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Maret sampai

dengan bulan Juni 2019.

59

Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yakni tahap persiapan, tahap

pelaksanaan serta tahap pengolahan data dan penyusunan laporan.

Penjelasan dari tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan permohonan

pembimbing, pengajuan proposal penelitian, penyusunan materi

pembelajaran, penyusunan media pembelajaran berbasis android,

validasi materi, penyusunan RPP, LKS dan instrumen tes kognitif oleh

ahli serta perizinan penelitian. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan

selama bulan Maret pada tahun 2019.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan pemilihan sampel dan

pengambilan data, meliputi uji coba instrumen serta pelaksanaan

penelitian dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media

berbasis android pada materi cahaya dan alat optik. Kegiatan ini

dilakukan bulan April pada tahun 2019.

3. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan

Pada tahap ini, dilakukan analisis data hasil penelitian, penarikan

kesimpulan dan penyusunan laporan hasil penelitian. Kegiatan ini

dilakukan pada bulan Mei hingga selesai. Adapun jadwal pelaksanaan

penelitian secara terperinci terdapat pada tabel berikut:

60

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan penelitian

No Tahap

Pelaksanaan

Maret April Mei Juni

Min

ggu 1

-2

Min

ggu 3

-4

Min

ggu 1

-2

Min

ggu 3

-4

Min

ggu 1

-2

Min

ggu 3

-4

Min

ggu 1

-2

Min

ggu 3

-4

1. Persiapan

Pengajuan judul

Permohonan pembimbing,

Pengajuan proposal

penelitian

Penyusunan materi

Penyusunan media

Validasi materi

Penyusunan RPP

Penyusunan LKS dan

Instrument tes kognitif

Validasi instrumen oleh

ahli

Izin penelitian

2. Pelaksanaan

Uji Coba Instrumen

Pelaksanaan Penelitian

3. Analisan Data

4. Pembuatan Laporan

Final Laporan

Konsultasi dan Revisi

Ujian Skripsi

61

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Budiyono (2018: 40) populasi adalah keseluruhan objek

yang diteliti. Jadi populasi adalah keseluruhan objek penelitian nilai-

nilai gejala atau peristiwa sebagai yang sumber data yang jumlahnya

banyak. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs

NU Ungaran tahun pelajaran 2018/2019. Populasi penelitian merupakan

total keseluruhan jumlah peserta didik kelas VIII MTs NU Ungaran

Tahun Pelajaran 2018/2019 adalah 185 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki populasi (2012: 118). Pernyataan di atas

dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari jumlah dan wakil

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang sedikit. Pada

penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik simple random

sampling.

Menurut Sugiyono (2001: 57) teknik simple random sampling

adalah teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu. Melalui teknik ini, maka setiap kelas yang berada dalam

populasi dapat terjangkau dan memperoleh kesempatan yang sama

sebagai sampel penelitian.

62

Teknik pengambilan sampel penelitian ini yaitu mengambil dua

kelas dari keseluruhan kelas yang ada, dengan rinciannya sebagai

berikut satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai

kelas kontrol. Telah terpilih kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan kelas

VIII C sebagai kelas eksperimen.

D. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 166) variabel adalah objek penelitian yang

bervariasi. Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber obyek pengamatan

dan sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Ada dua

variabel dalam penelitian ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas.

Menurut Deni (2016: 109) Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Media pembelajaran berbasis android dan media Powerpoint sebagai

variabel bebas. Sedangkan variabel terikatnya yaitu hasil belajar IPA materi

alat optik mata manusia pada siswa kelas VIII dalam ranah kognitif.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Budiyono (2018: 51) instrumen yang baik harus valid dan

reliabel. Kecuali itu, instrumen-instrumen yang baik harus terdiri dari butir-

butir yang baik pula. Persyaratan butir yang baik, tergantung kepada jenis

63

instrumen yang dipilih. Menurut Sukardi (2009: 75) fungsi instrumen

penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti

sudah menginjak pada langkah pengumpulan data di lapangan.

Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas satu instrumen yaitu

instrumen penelitian kognitif. Pengukuran ranah kognitif menggunakan

test. Adapun langkah-langkah penyusunan test sebagai berikut:

a) Spesifikasi materi berdasarkan kurikulum

b) Pembuatan alat ukur sesuai indikator

c) Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan

d) Soal-soal yang disusun mengangkut soal-soal yang mencakup 4 jenjang

yaitu C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4

(analisis).

e) Penyusunan butir soal

f) Pengujian kesahihan butir soal dilakukan dengan uji validitas dan uji

reabilitas

Instrumen teknik tes yang berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui

keefektivitasan media pembelajaran IPA terpadu berbasis android terhadap

hasil belajar ipa materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU

Ungaran tahun pelajaran 2018/2019 menggunakan tes bersifat soal pilihan

ganda yang berjumlah 20 butir. Soal yang sama diberikan kepada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Sebelum instrumen penelitian ini layak digunakan sebagai alat

pengumpul data, maka terlebih dahulu harus diuji cobakan melalui uji

64

validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran dan uji daya pembeda. Soal

yang diujikan berjumlah 35 butir soal. Kisi-kisi instrumen tes yang

dugunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi-kisi dan Indikator Instrumen Soal

No Indikator

Aspek Kognitif

Jml

C1 C2 C3 C4

1 Menyebutkan

struktur dan fungsi

bagian mata

manusia

1*, 2, 4,

5, 6

5

2 Menjelaskan

prinsip kerja mata

manusia

3, 7 35* 3

3 Menyelidiki

pembentukan

bayangan pada

mata manusia

11* 8 29* 3

4 Membedakan

pengamatan tanpa

akomodasi dan

dengan akomodasi

maksimum

10* 9, 26 20 4

5 Menjelaskan

gangguan pada

mata manusia

13, 14,

15, 17*,

27, 31*

12, 30,

32*,

33*

16*, 18*,

19*,

21*,

22,

23,

24,

25,

28*,

34

20

Jumlah 13 9 6 7 35

Persentase 37,14% 25,72% 17,14% 20% 100%

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

65

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data atau mengukur itu valid. Meteran yang valid dapat

digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang

alat untuk mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika

digunakan untuk mengukur berat (Sugiyono. 2016: 121).

Menurut (Arikunto, 2010: 211) sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur yang diinginkan. Sebuah instrumen dapat

dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

validitas yang dimaksud. Instrumen teknik tes ini, dilakukan beberapa

pengujian antara lain:

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya

instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas yang rendah.

Kriteria soal dalam sebuah penelitian yang valid akan digunakan

penelitian, sedangkan soal yang tidak valid akan di buang atau didrop.

Jadi validitas suatu instrumen berhubungan dengan tingkat akurasi dari

suatu alat ukur mengukur apa yang akan diukur.

Hasil validitas lapangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus

product moment dari Pearson. Uji validitas dilakukan untuk

66

memandingkan hasil perhitungan rxy dengan rtabel pada tafar signifikansi

5% dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat

kebebasan yaitu dk = n-2. Ketentuan kategori validitas lapangan

didasarkan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kategori Validitas

Ketentuan Nilai rtabel Kategori

rhitung ≥ rtabel Valid

rhitung ˂ rtabel Tidak Valid

Pada soal-soal yang berbentuk objektif, skor item diberikan 1 point

jika jawaban benar dan 0 jika jawaban salah. Syarat minimum untuk

dianggap memenuhi syarat adalah apabila rtabel = 0,334. Uji validitas

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Package

Social Science (SPSS) 16.0 for windows dengan kriteria uji bila

correlated item-total correlation lebih besar dibandingkan dengan

0,334 maka data merupakan valid.

67

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keajegan atau kestabilan dari hasil

pengukuran. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan

ajeg memberikan data sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2012: 100).

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu

informasi cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data. Uji reliabilitas instrumen diperlukan untuk

mendapatkan data sesuai dengan menggunakan program Statistical

Package Social Scienci (SPSS) 16.0 for Windows dengan menggunakan

metode “Alpha Cronbach” yang diukur berdasarkan skala Alpha

Cronbach’s mulai dari 0 sampai 1. Uji reliabilitas dalam penelitian ini

dilakukan untuk menguji instrumen tes hasil belajar. Instrumen

dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka

digunakan untuk kemantapan alpha yang diinterpretasikan sebagai

berikut:

a. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai 0,20 berarti kurang reliabel.

b. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai 0,40 berarti agak reliabel.

c. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai 0,60 berarti cukup reliabel.

d. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai 0,80 berarti reliabel.

e. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai 1,00 berarti sangat reliabel.

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada

sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan

menjumlah skor setiap nomor soal (Sugiyono, 2014:192).

68

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam

menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan

dengan betul. Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab

dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi. Taraf kesukaran

tes dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus (Arikunto, 2016:176)

Keterangan:

P = taraf kesukaran tes

B = subjek yang menjawab benar

J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes

Tingkat kesukaran yang baik adalah P= 0,5

Tingkat kesukaran (p) sebenarnya merupakan nilai rata-rata dari

kelompok peserta tes. Oleh karena itu, tingkat kesukaran (p) sebenarnya

adalah rata-rata dari suatu distribusi skor kelompok dari suatu soal

(Surapranata, 2004:19). Tingkat kesukaran biasanya dibedakan menjadi

tiga kategori seperti nampak pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.6 Kategori Tingkat Kesukaran

Nilai p Kategori

p ˂ 0.3 Sukar

0.3 ≤ p ≤ 0.7 Sedang

p ˃ 0.7 Mudah

Sumber: Surapranata, 2004:21

69

4. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2016:177), yang dimaksud dengan daya

pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan antara

subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai. Rumus yang

digunakan setiap butir tes adalah:

Keterangan:

D = daya pembeda butir soal

BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

JA = banyaknya subjek kelompok atas

BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab benar

JB = banyaknya subjek kelompok bawah.

Daya Pembeda ini dapat dilihat pada SPSS 16.0 dari nilai pearson

correlation uji validitas. Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan

pada Tabel 3.6 berikut ini (Arikunto, 2010:177):

Tabel 3.7 Kategori Daya Pembeda

Daya Pembeda (D) Kategori

0,00 – 0,20 Buruk

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

Sumber: Arikunto, 2010:177

70

G. Metode Pengumpulan Data

1. Teknik Tes

Menurut Sugiyono, Tes merupakan pengukuran yang objektif dan

standar (2016: 243). Tes banyak digunakan dalam penelitian tindakan

kelas, atau penelitian tindakan yang berwujudkan meningkatkan

kemampuan kognitif siswa. Teknik tes digunakan untuk mengambil

data tentang hasil belajar ranah kognitif. Tes berbentuk tes obyektif

yaitu bentuk pilihan ganda (Multiple Choice Test). Tes pilihan ganda

biasanya dengan jumlah 35 butir soal yang disusun berdasarkan kisi-kisi

instrumen yang mencakup tingkat pemahaman kognitif siswa yaitu C1

(pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4 (analisis). Dengan

taraf kesukaran yaitu mudah, sedang dan sulit.

Pengumpulkan data yang di perlukan adalah instrumen tes dalam

ranah kognitif siswa berupa tes tertulis disusun oleh peneliti berdasarkan

materi cahaya dan alat optik. Instrumen tes terlebih dahulu

dikonsultasikan kepada ahli sebelum diuji cobakan kepada peserta didik,

dalam penelitian ini adalah pembimbing. Instrumen tes direvisi sesuai

dengan koreksi dan saran yang diberikan kemudian di uji cobakan

kepada siswa dengan kelas yang tidak menjadi sampel dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini adalah soal tes Pre-test (tes awal) dan Post-test (tes akhir). Tes awal

diberikan sebelum proses pembelajaran berlangsung, ini bertujuan

untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tes akhir diberikan setelah

71

proses pembelajaran berlangsung, ini bertujuan untuk mengetahui

keberhasilan penerapan media pembelajaran berbasis android mata

pelajaran IPA. Tes yang digunakan sebanyak 35 butir soal. Uji

instrumen tes menggunakan uji validasi, uji reliabilitas, taraf kesukaran

dan daya pembeda. Didapat 20 butir soal yang siap menjadi instrumen

dalam penelitian.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang

tertulis. Pelaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-

benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat, catatan harian, dsb (Arikunto, 2010: 201).

Dokumentasi adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data

dengan cara melihat secara nyata hasil belajar peserta didik MTs NU

Ungaran dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis Android maupun konvensional. Dalam penelitian

ini, dengan menggunakan metode dokumentasi peneliti mendapatkan:

a. Data nilai tes

b. Foto-foto kegiatan belajar mengajar

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan uji-t. Uji-t adalah salah satu teknik analisis data yang

72

digunakan untuk menguji kesamaan dua rata-rata, yang digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara dua buah data.

Penelitian ini menggunakan 2 sampel sehingga untuk pengujian

hipotesis dilakukan dengan metode independent sample t test untuk menguji

perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang menggunakan media

pembelajaran berbasis android dengan peserta didik yang menggunakan

media pembelajaran powerpoint. Kriteria penetapan dan penolakan

hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan analisis uji-t. Ada beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi sebelum uji-t dilakukan, antara lain:

1. Uji Normalitas

Menurut Sugiyono (2007:159) Uji normalitas ini digunakan

untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi

yang terdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan untuk

uji normalitas adalah rumus Kolmogorv-Smirnov, yaitu:

Keterangan:

KS = harga Kolmogorv-Smirnov yang dicari

n1 = jumlah sampel yang diperoleh

n2 = jumlah sample yang diharapkan

Uji normalitas tidak hanya menggunakan rumus Kolmogorv-

Smirnov, tetapi uji normalitas dapat menggunakan rumus Shapiro

Wilk. Uji Shapiro Wilk adalah sebuah metode atau rumus

73

perhitungan sebaran data yang dibuat oleh Shapiro dan Wilk.

Metode ini adalah metode uji normalitas yang efektif dan valid

digunakan untuk sampel berjumlah kecil.

2. Uji Homogenitas

Menurut Winarsunu (2017:100) Uji homogenitas digunakan

untuk menguji apakah dalam sebuah model t-test data homogen atau

tidak. Apabila homogenitas terpenuhi maka peneliti dapat

melakukan pada tahap analisa data lanjutan, apabila tidak maka

harus ada pembetulan-pembetulan metodologis. Adapun rumus

untuk menguji homogenitas adalah:

Peneliti menggunakan progam komputer SPSS 16.0 for windows

untuk memudahkan perhitungan dalam penelitian. Taraf signifikasi

yang digunakan adalah 𝛼 = 0,05. Uji homogenitas menggunakan

SPSS 16.0 One Way Anova dengan kriteria yang digunakan untuk

mengambil kesimpulan apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel maka

memiliki varian yang homogen. Akan tetapi apabila Fhitung lebih

besar dari Ftabel, maka varian tidak homogen (Sugiyono, 2014:276).

74

3. Uji t

Pengujian hipotesis dengan bantuan SPSS adalah Independent

Sample T Test. Independent Sample T Test digunakan untuk menguji

signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Tes ini juga digunakan

untuk menguji pengaruh variabel independent terhadap variabel

dependent. Adapun rumus uji-t sebagai berikut:

dengan

Keterangan:

= Rata-rata pada distribusi sampel 1

= Rata-rata pada distribusi sampel 2

= Nilai varian pada distribusi sampel 1

= Nilai varian pada distribusi sampel 2

= Jumlah individu pada sampel 1

= Jumlah individu pada sampel 2

Hipotesisnya dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji

dua pihak). Menurut Sugiyono (2014:120) H0 : μ1 = μ2 tidak ada

perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Ha : μ1 ≠ μ2 ada perbedaan

peningkatan hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Keterangan:

75

μ1 : Rata-rata kemampuan awal hasil belajar IPA materi cahaya dan

alat optik dengan menggunakan media pembelajaran power point

μ2 : Rata-rata kemampuan awal hasil belajar IPA materi cahaya dan

alat optik menggunakan media pembelajaran berbasis android

Hipotesis dalam uji t ini membandingakan antara t hitung

dengan t tabel. Apabila terdapat nilai t hitung positif maka t hitung

˃ t tabel dapat dikatakan ada perbedaan bermakna. Apabila nilai t

hitung negatif, dapat dikatakan ada perbeadaan bermakna jika t

hitung ˂ t tabel (Sugiyono, 2001: 56).

Kesimpulannya Ho ditolak apabila nilai signifikansi < 0,05

dan Ho diterima apabila nilai signifikansi ≥ 0,05. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA terpadu

berbasis android tidak efektif terhadap hasil belajar IPA materi

cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.

Ha: Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA terpadu

berbasis android efektif terhadap hasil belajar IPA materi

cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.

76

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

Peneliti melakukan pengambilan data yang diperlukan dengan

adanya sampel dari suatu sekolahan. Penelitian dilakukan di MTs NU

Ungaran pada tahun 2019 dengan dua sampel kelas yang terdiri dari kelas

VIII A dan kelas VIII C. Berlaku ketentuan bahwa kelas VIII A yang

berjumlah 30 peserta didik sebagai kelas kontrol dan kelas VIII C dengan

jumlah 30 peserta didik sebagai kelas eksperimen. Pengambilan data

dilakukan pada tanggal 19 Maret sampai 22 April 2019.

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media

pembelajaran berbasis android dan media powerpoint. Sedangkan variabel

terikatnya adalah hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada siswa

kelas VIII dalam ranah kognitif.

Data yang dideskripsikan berupa data hasil belajar awal (pretest) dan

hasil belajar akhir (posttest). Hasil pengambilan data tersebut kemudian

dihitung adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar pada

peserta didik untuk mengetahui keefektivitasan penggunaan media

pembelajaran berbasis android mata pelajaran IPA Terpadu materi cahaya

dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran Tahun Pelajaran

2018/2019.

77

1. Hasil Belajar Awal (Pretest)

Data hasil pretest peserta didik diperoleh sebelum peserta didik

mendapat perlakuan. Pengambilan data ini dilakukan pada 2 kelas yaitu

kelas kontrol yang berjumlah 30 peserta didik sama dengan kelas

eksperimen. Didapatkan data hasil belajar awal kelas kontrol dan kelas

eksperiemen adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Belajar Awal (Pretest) Kelas Kontrol

Dan Eksperimen

No Pretest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

1 30 45

2 35 55

3 40 40

4 20 35

5 40 40

6 20 45

7 25 55

8 35 60

9 55 60

10 60 40

11 30 35

12 40 40

13 40 40

14 35 40

15 55 45

16 35 45

17 35 45

18 45 50

19 40 50

20 40 55

21 45 65

22 50 50

78

23 50 55

24 55 40

25 60 45

26 65 40

27 40 40

28 35 45

29 35 50

30 45 50

Adapun rata-rata hasil belajar awal (Pretest) mata pelajaran IPA

yang telah dihitung dengan perhitungan statistik menggunakan bantuan

SPSS 16.0 for windows, adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2 Keragaman Hasil Pretest ranah Kognitif kelas

kontrol dan eksperimen

Kelas Media

Pembelajaran

Hasil

Belajar

Rata-

Rata

Med Min Maks

Kontrol Powerpoint Kognitif 41.16 40 20 65

Eksperimen Android Kognitif 46.66 45 35 65

Tabel 4.3 Analisis Hasil Pretest ranah kognitif pada

kelas kontrol dan eksperimen

Statistics

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

N Valid 30 30

Missing 0 0

Mean 41.1667 46.6667

Median 40.0000 45.0000

Mode 35.00a 40.00

Std. Deviation 11.34744 7.69385

Variance 128.764 59.195

Minimum 20.00 35.00

Maximum 65.00 65.00

Sum 1235.00 1400.00

79

Berdasarkan dari tabel di atas, dapat diinterpretasikan hasil belajar

awal (pretest) peserta didik pada aspek kognitif, kelas kontrol maupun

kelas eksperimen tidak signifikan perbedaannya yaitu nilai rata-rata

sebesar 41,16 : 46,66. Jika dilihat dari standar deviasinya kelas

eksperimen lebih kecil di bandingakan dengan kelas kontrol, yaitu

7,693 untuk kelas eksperimen dan 11,347 untuk kelas kontrol.

Dapat diketahui bahwa frekuensi nilai terendah sampai nilai

tertinggi. Berikut disajikan grafik frekuensi nilai pretest kelas kontrol

dan kelas eksperimen.

Gambar 4.1 Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen

80

Gambar 4.2 Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol

Gambar 4.1 menunjukkan frekuensi pada kelas eksperimen bahwa

nilai 40 mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 9 peserta didik. Sedangkan

pada gambar 4.2 menunjukkan frekuensi pada kelas kontrol dengan

nilai 35 dan 40 mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 7 peserta didik. Hal

ini menunjukkan bahwa setelah proses pembelajaran, kemampuan

belajar IPA peserta didik kelas kontrol lebih bervariasi jika

dibandingkan dengan kemampuan kelas eksperimen.

2. Hasil Belajar Akhir (Posttest)

Data hasil posttest peserta didik diperoleh setelah peserta didik

mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan media

pembelajaran berbasis android untuk kelas eksperimen dan

pembelajaran menggunakan media pembelajaran powerpoint untuk

81

kelas kontrol. Didapatkan hasil belajar akhir (Posttest) kelas kontrol

dan kelas eksperimen sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Akhir (Posttest) Kelas Kontrol

dan Eksperimen

No Posttest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

1 70 80

2 75 80

3 70 70

4 65 65

5 80 65

6 80 85

7 80 70

8 75 75

9 70 75

10 70 75

11 70 75

12 70 80

13 75 80

14 70 70

15 75 70

16 60 65

17 70 70

18 70 75

19 70 75

20 65 80

21 80 85

22 80 85

23 75 90

24 65 95

25 80 70

26 80 60

27 80 75

82

28 80 60

29 70 75

30 75 75

Adapun data yang didapat yaitu rata-rata hasil belajar akhir (posttest)

yang telah dihitung dengan perhitungan statistik dengan bantuan SPSS

16.0 for windows, adalah sebagai berikut.

Tabel 4.5 Analisis Hasil Posttest ranah kognitif pada

kelas kontrol dan eksperimen

Statistics

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

N Valid 30 30

Missing 0 0

Mean 73.1667 75.0000

Median 72.5000 75.0000

Mode 70.00 75.00

Std. Deviation 5.64516 8.20008

Variance 31.868 67.241

Minimum 60.00 60.00

Maximum 80.00 95.00

Sum 2195.00 2250.00

Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil belajar akhir (posttest) yang

diperoleh peserta didik menunjukkan hasil pencapaian nilai rata-rata

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 75:73.

Sedangkan untuk nilai minimum kelas eksperimen dan kelas kontrol

memiliki nilai yang sama, yaitu 60. Standar deviasi kelas eksperimen

83

yang lebih tinggi dibandingakan kelas kontrol yaitu nilai kelas

eksperimen 8,200 dan kelas kontrol 5,645.

Dan diketahui frekuensi nilai terendah dan nilai tertinggi kelas

eksperimen maupun kelas kontrol disajikan pada gambar 4.3 dan

gambar 4.4 dibawah ini.

Gambar 4.3 Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Gambar 4.4 Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol

84

Gambar 4.3 dan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa kelas eksperimen

memiliki nilai maksimum yaitu 95 dengan seorang peserta didik dan

frekuensi tertinggi pada nilai 75 sebanyak 9 peserta didik. Sedangkan

nilai maksimum pada kelas kontrol yaitu 80 dengan 9 peserta didik dan

mendapatkan frekuensi tertinggi sebanyak 11 peserta didik pada nilai

70. Nilai minimum yang dicapai pada setiap kelas sama yaitu dengan

nilai 60.

B. Analisis Data

1. Uji Coba Instrumen

a. Validitas

Uji validitas dilakukan untuk memandingkan hasil

perhitungan rxy dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan

terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat

kebebasan yaitu dk = n-2. Ketentuan kategori validitas lapangan

didasarkan sebagai berikut:

Tabel 4.6 Kategori Validitas

Ketentuan Nilai rtabel Kategori

rhitung ≥ rtabel Valid

rhitung ˂ rtabel Tidak Valid

Sebelum diadakan penelitian, peneliti menguji cobakan

instrumen penelitian terlebih dahulu. Tes tertulis dalam penelitian ini

berbentuk pilihan ganda dengan 35 butir soal. Setelah soal-soal

tersebut disetujui oleh pembimbing dan guru mata pelajaran

selanjutnya soal-soal tersebut diuji cobakan kepada peserta didik

85

dengan kelas yang berbeda selain kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Berdasarkan uji validitas soal yang diujikan pada kelas

VIII B MTs NU Ungaran dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0

for windows didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Butir Soal dengan SPSS 16.0

No.

Soal rhitung rtabel Kategori Keterangan

1 0.231 0.334 Tidak Valid Drop

2 0.556 0.334 Valid Pakai

3 0.695 0.334 Valid Pakai

4 0.357 0.334 Valid Pakai

5 0.345 0.334 Valid Pakai

6 0.695 0.334 Valid Pakai

7 0.753 0.334 Valid Pakai

8 0.427 0.334 Valid Pakai

9 0.426 0.334 Valid Pakai

10 0.154 0.334 Tidak Valid Drop

11 0.297 0.334 Tidak Valid Drop

12 0.637 0.334 Valid Pakai

13 0.351 0.334 Valid Pakai

14 0.547 0.334 Valid Pakai

15 0.510 0.334 Valid Pakai

16 0.288 0.334 Tidak Valid Drop

17 0.243 0.334 Tidak Valid Drop

18 0.127 0.334 Tidak Valid Drop

19 0.278 0.334 Tidak Valid Drop

20 0.370 0.334 Valid Pakai

21 0.225 0.334 Tidak Valid Drop

22 0.527 0.334 Valid Pakai

23 0.422 0.334 Valid Pakai

24 0.695 0.334 Valid Pakai

25 0.524 0.334 Valid Pakai

26 0.330 0.334 Valid Pakai

27 0.402 0.334 Valid Pakai

28 0.101 0.334 Tidak Valid Drop

29 0.317 0.334 Tidak Valid Drop

30 0.363 0.334 Valid Pakai

31 0.090 0.334 Tidak Valid Drop

32 0.318 0.334 Tidak Valid Drop

33 0.106 0.334 Tidak Valid Drop

86

34 0.660 0.334 Valid Pakai

35 0.280 0.334 Tidak Valid Drop

Sumber:Data Peneliti

Tabel 4.8 Analisis Data Uji Validitas Soal

Tingkat

Kevalidan Nomor Soal Total

Persentase

(%)

Valid 2,3,4,5,6,7,8,9,12,13,14,15,

20,22,23,24,25,26,27,30,34 21 60%

Tidak Valid 1,10,11,16,17,18,19,21,28,

29,31,32,33,35 14 40%

Jumlah 35 100%

Tabel 4.7 dan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa persentase 60%

dengan jumlah soal 21 butir dinyatakan valid dan terdapat 14 butir

soal dengan persentase 40% dinyatakan tidak valid. Kategori

validitas diketahui bahwa jika rhitung ≥ rtabel maka akan dikatakan

valid dan jika rhitung ˂ rtabel maka dikatakan tidak valid. Namun,

peneliti hanya mengambil 20 butir soal karena sudah mencapai

indikator yang ingin dicapai.

b. Reliabilitas

Berdasarkan hasil analisis terhadap 21 butir soal yang

dikatakan valid, kemudian dilakukan uji reliabilitas dengan statistika

menggunakan SPSS 16.0 for windows maka diperoleh hasil

reliabilitas seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Soal

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.720 36

87

Dari tabel 4.9 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar

0,720 nilai ini kemudian masukkan dalam kriteria tingkat reliabilitas

seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Kriteria Tingkat Reliabel

Nilai Alpha Cronbach’s Tingkat Reliabel

0,00 – 0,20 Kurang Reliabel

0,21 – 0,40 Agak Reliabel

0,41 – 0,60 Cukup Reliabel

0,61 – 0,80 Reliabel

0,81 – 1,00 Sangat Reliabel

Maka uji reliabilitas ini didapatkan bahwa nilai 0,720

termasuk kriteria tingkat reliabel dimana soal dikatakan reliabel.

c. Tingkat Kesukaran

Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran pada uji coba

tes tertulis dalam ranah kognitif dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows diperoleh hasil tingkat kesukaran soal seperti pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.11 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal

No Kriteria Nomor Soal Jmlh Presentase

(%)

1 Mudah 1,10,11,16,17,18,20,

28,31,33,35 11 31,43%

2 Sedang 2,4,5,8,9,13,15,19,21,

23,26,27,29,30,32 15 42,86%

3 Sukar 3,6,7,12,14,22,24,25,

34 9 25,71%

Total 35 100%

Tabel 4.11 disimpulkan bahwa terdapat 11 butir soal

persentase 31,43% termasuk soal mudah, dan sebanyak 15 butir soal

88

dikatakan sedang. Selanjutnya sebanyak 9 butir soal dengan

persentase paling kecil yaitu 25,71% dikatakan soal sukar.

d. Daya Pembeda

Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada Tabel

4.12 berikut ini (Arikunto, 2011:177):

Tabel 4.12 Kategori Daya Pembeda

Daya Pembeda (D) Kategori

0,00 – 0,20 Buruk

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

Sumber: Arikunto, 2011:177

Berdasarkan dengan kategori daya pembeda di atas, peneliti

mendapatkan hasil uji daya pembeda pada 35 butir soal. Berikut ini

adalah tabel hasil uji pembeda butir soal dengan menggunakan rhitung.

Tabel 4.13 Hasil Uji Pembeda Butir Soal

Kriteria Daya

Pembeda Nomor Soal Jmlh

Persentase

(%)

Baik Sekali 7,20 2 5,71%

Baik 2,3,6,8,9,12,14,15,22

,23,24,25,34 13 37,14%

Cukup 1,4,5,11,13,16,17,19,

21,26,27,29,30,32,35 15 42,86%

Buruk 10,18,28,31,33 5 14,29%

Total 35 100%

Dilihat dari tabel 4.13 kriteria daya pembeda paling tinggi

jumlahnya sebanyak 15 butir soal pada kriteria cukup, selanjutnya

89

sebanyak 13 butir soal pada kriteria baik. Kriteria buruk lebih

banyak butir soal yang mencakup kedalamnya sebanyak 5 soal

dibandingkan dengan kriteria baik sekali hanya diperoleh sebanyak

2 butir soal.

2. Analisis Data (Tes)

Analisis data yang digunakan untuk menguji data yaitu dengan

menggunakan uji-t. Pengujian menggunakan uji-t terdapat syarat-syarat

yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum pengujian. Adapun

pengujian prasyarat analisis dilakukan sebelum melakukan analisis

data. Hasil uji prasyarat analisis diasjikan berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov-

Smirnov perhitungannya dengan bantuan program komputer SPSS

16.0. untuk mengetahui normal tidaknya adalah jika sig ˃ 0,05 maka

normal dan jika sig ˂ 0,05 dapat dikatakan tidak normal. Caranya

adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

Ho : Tidak ada perbedaan penggunaan media pembelajaran IPA

Terpadu berbasis android dengan penggunaan media pembelajaran

powerpoint terhadap hasil belajar IPA

90

Ha : Ada perbedaan penggunaan media penggunaan media

pembelajaran IPA Terpadu berbasis android dengan penggunaan

media pembelajaran powerpoint terhadap hasil belajar IPA.

Adapun hasil perhitungan yang diperoleh sebagai berikut:.

Tabel 4.14 Uji Normalitas dengan SPSS 16.0

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-

Smirnova Sha piro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil

Posttest

Kontrol .186 30 .010 .924 30 .342

Eksperimen .167 30 .033 .960 30 .316

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber:SPSS 16.0

Tabel 4.15 Normalitas kelas Kontrol dan Eksperimen

Kelas rhitung rtabel Keterangan

Kontrol 0,342 0,05 Normal

Eksperimen 0,316 0,05 Normal

Berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa semua data

yang berasal dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen

terdistribusi normal. Kelas kontrol dengan rhitung 0,342 dan kelas

eksperimen dengan rhitung 0,316 dengan ˃ rtabel 0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji ini juga digunakan sebagai syarat dalam analisis

independen sampel t-test dan Anova. Untuk mengetahui homogen

atau tidaknya didapat jika nilai sig. ˃ 0,05 maka dikatakan

91

terdistribusi homogen sedangkan jika nilai sig. ˂ 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa tidak terdistribusi homogen. Berikut adalah hasil

uji homogenitas dengan menggunakan perhitungan berbantukan

SPSS 16.0:

Tabel 4.16 Test of Homogeneity of Variances

Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Pretest .901 7 20 .525

Posttest 2.181 7 20 .081

Berdasarkan tabel 4.16 didapat nilai sig. hasil Pretest dan

Posttest yang berasal dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen

diperoleh F hitung nya 0,901 dan 2,181˂ F tabel (3,492) dan

signifikansi (0,525 dan 0,081) ˃ 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa data terdistribusikan homogen.

c. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis telah diuraikan pada landasan teori serta

kerangka berfikir dalam penelitian. Hipotesisnya dirumuskan dalam

bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak). Hipotesis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Ho: Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA terpadu

berbasis android tidak efektif terhadap hasil belajar IPA materi

cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.

92

Ha: Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA terpadu

berbasis android efektif terhadap hasil belajar IPA materi

cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.

Kesimpulannya Ho ditolak apabila nilai signifikansi < 0,05 dan

Ho diterima apabila nilai signifikansi ≥ 0,05. Dengan ketentuan

apabila terdapat nilai t hitung positif maka t hitung ˃ t tabel dapat

dikatakan efektif. Apabila nilai t hitung negatif, dapat dikatakan

efektif jika t hitung ˂ t tabel. Perhitungan dilakukan dengan

memanfaatkan program SPSS 16.0, sebagai berikut.

Tabel 4.17 Hasil Uji-t

Hasil Belajar Mean df thitung ttabel

Sig. (2-

tailed)

Ket

Post

test

Kontrol 46,66 58 -13,801 2.001

.000

Ho

Ditolak Eksperimen

75.00 58 .000

Berdasarkan tabel 4.17 di atas, menunjukkan hasil belajar

Posttest siswa dengan thitung -13,801 ˂ ttabel 2,001 dan P Value (0,000)

˂ 0,05. Maka dapat diputus kan bahwa Ho ditolak sehingga Ha dapat

diterima. Keputusan tersebut membuktikan bahwa Pembelajaran

menggunakan media pembelajaran IPA terpadu berbasis android

efektif terhadap hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada

siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.

93

C. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran IPA

Terpadu berbasis Android lebih efektif digunakan untuk pembelajaran IPA

materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran

dibandingkan dengan media pembelajaran menggunakan Powerpoint.

Keunggulan yang dimiliki oleh media pembelajaran IPA materi cahaya dan

alat optik mata manusia ini antara lain: (1) tampilan yang menarik, (2)

memungkinkan siswa secara langsung berinteraksi dengan media, (3)

mempermudah dalam belajar dikarenakan efisien waktu, dan (4) di

Indonesia sudah sebagian besar siswa yang duduk dibangku sekolah

menengah pertama telah memilki Handphone bersistem Android. Lebih

menariknya suatu media pembelajaran maka akan menarik minat siswa pula

dalam menggunakan media tersebut. Hal ini membuat pembelajaran yang

menggunakan multimedia lebih efektif dan makin digemari oleh banyak

kalangan siswa.

Kajian pustaka yang telah peneliti paparkan pada bab dua memiliki

kesamaan dalam metode yang digunakan, teknik pengambilan sampel,

maupun dalam menganalisis data hasil penelitian. Penggunaan media

pembelajaran yang berbasis android tidak banyak ditemukan dalam

penelitian-penelitian yang dimaksudkan hampir sama dalam penelitian ini.

Media pembelajaran yang berbasiskan android dalam penelitian ini

sangatlah berbeda dari media-media yang di paparkan dalam kajian pustaka.

Perbedaan ini berdasarkan dalam jangka waktu yang digunakan dalam

94

proses pembelajaran, dan materi yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan materi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam menerapkan

Kurikulum 2013 terbaru.

Media pembelajaran IPA Terpadu berbasis android ini memiliki

fitur-fitur tampilan lebih menarik dan menampilkan gambaran nyata

mengenai mata manusia dibandingkan dengan aplikasi-aplikasi

pembelajaran yang sudah ada. Biasanya guru menunjukkan menggunakan

torso (alat bantu) sebagai media. Namun dengan adanya media

pembelajaran IPA Terpadu materi cahaya dan alat optik ini, siswa lebih

tertarik dan meningkatkan hasil belajar IPA. Media pembelajaran ini, juga

menuntut siswa untuk aktif dalam berinteraksi dengan guru, maupun teman

sekelas. Karena kelebihan dari media pembelajaran IPA Terpadu ini adalah

mereka dapat mengakses aplikasi ini hanya dengan satu klik di Playstore.

Dengan begitu siswa sudah bisa menikmati pembelajaran sekaligus

permainan dalam media tersebut sehingga tidak mudah merasakan bosan.

Rasa bosan inilah yang sering dijumpai di dalam kelas yang masih

menggunakan media pembelajaran konvensional maupun Powerpoint

sekalipun. Guru yang dapat berbicara di depan, siswa mendengarkan dan

nantinya akan timbul rasa bosan kemudian berdampak ketidak nyamanan

pada suatu mata pelajaran. Menurunnya minat siswa untuk belajar akan

berdampak pula dengan menurunnya hasil belajar siswa itu sendiri. Untuk

meningkatkan hasil belajar siswa maka guru harus dapat melihat peluang

yang bagus untuk menjadikan media pembelajaran berbasis android sebagai

95

sumber pembelajaran yang lebih menarik. Penggunaan media pembelajaran

IPA Terpadu berbasis Android efektif terhadap hasil belajar IPA materi

cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran 2018/2019.

Hal tersebut senada dengan hasil penelitian Saputro, B. et. al. (2019)

yang menunjukkan bahwa pembelajaran tafsir sains terpadu berbasis

program studi efektif terhadap hasil belajar. Hasil penelitian lainnya oleh

Saputro, B. et. al. (2019) menunjukkan bahwa tahapan konsep isyarat ilmiah

efektif terhadap hasil belajar tafsir sains terpadu.

96

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil uji dan analisis data pada efektivitas media

pembelajaran IPA Terpadu berbasis Android terhadap hasil belajar IPA

materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran tahun

pelajaran 2018/2019, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas kontrol

dengan menggunakan media pembelajaran Powerpoint memiliki nilai

rata-rata Pretest 41,16 dan nilai rata-rata Posttest 73,16, nilai tertinggi

80 dan nilai terendah mencapai 60.

2. Hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas

eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran berbasis

Android memiliki nilai rata-rata Pretest 46,66 dan nilai rata-rata Posttest

75,00, nilai tertinggi mencapai 95 dan nilai terendah 60.

3. Media pembelajaran IPA Terpadu berbasis Android efektif

terhadap hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas

VIII MTs NU Ungaran dengan nilai thitung -13,801 ˂ ttabel 2,001 dan P

Value (0,000) ˂ 0,05, maka hipotesis Ha diterima.

97

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa media interaktif IPA berbasis Android dapat menarik

siswa untuk lebih giat dalam belajar, dan dapat menjadikan media

pembelajaran ini sebagai alat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh

karena itu, terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru mata pelajaran IPA agar dapat menggunakan media

interaktif IPA terpadu berbasiskan Android sebagai bahan ajarnya

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada siswa agar bertindak lebih aktif dalam proses pembelajaran

sehingga guru mampu menilai dimana letak ketidakpahaman siswa

dalam menerima pembelajaran.

3. Kepada peneliti agar mampu mengembangkan serta mengevaluasikan

penelitian yang serupa dengan sampel yang lebih luas lagi sehingga

dapat menjadi media pembelajaran interaktif yang menjadi rujukan.

98

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Kuantitatif Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. KBBI Darling. Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, (Online),

(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/efektif., diakses pada tanggal 19 Juni

2019).

Billah, Arif. 2018. Konsep Dasar Fisika: Untuk Mahasiswa PGMI/PGSD dan

Pendidik Mata Pelajaran IPA. Surakarta: Oase Pustaka.

Billah, Arif. 2018. Media Pembelajaran Interaktif Alat Optik Mata Manusia.

Salatiga: RUSH Media.

Bram, Yudi Farola. 2005. Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Stratergi

Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT Rambang Dengan

Menggunakan Metode CPIC Model. Jurnal Manajemen dan Bisnis

Sriwijaya Vol 3 No. 6. Hlm. 1-23.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Dimyati, dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fatimah, dan Nani Ratnaningsih. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran

Menggunakan Software Adobe Flash Professional CS6 pada Materi Gula

dan Hasil Olahnya. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Teknik Boga Vol 6 No.

1.

Harjanto, Arif. 2014. Rancang Bangun Computer Assited Instruction (CAI)

Sebagai Media Pembelajaran Dalam Mata Pelajaran Fisika Sekolah

Menengah Atas. Semarang: JSINBIS (Jurnal Sistem Informasi Bisnis), Vol

1 No. 3. Hlm 177-122.

Huda, Arif Akhbarul. 2013. LIVE Coding 9 Aplikasi Android Buatan Sendiri.

Surakarta: Penerbit Andi.

99

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum

2013: Memahami Berbagai Aspek Dalam Ilmu Kurikulum 2013. Jakarta:

Pena.

Khairuman, dkk. 2017. Pengembangan Media Animasi Interaktif Pada Materi Laju

Reaksi. Mataram: Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen”. Vol.3

No.1. Hlm. 267-273.

Mulyasa, Enco. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan

Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mukhammad, dkk. 2016. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Cross

Platform Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas VIII Semester II di SMP N

3 Malang. Malang: Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran. Vol. 1.

No.1. Hlm. 330-337.

Murtadla, Muthahhari. 2002. Manusia dan Alam Semesta. Jakarta: Lentera.

Nova Dela I.S. 2011. Pemanfaatan Media Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Pada SMP Negeri 5 Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial

UNNES.

Rahmawan P, Ditto. 2016. Pengembangan Game Edukatif Berbasis Android

Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi Di Kelas XII IPS SMA Negeri 1

Imogiri Pada Materi Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa. Skripsi.

Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UNY.

Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Rayanda A. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: GP.

Press.

Rima Wati, Ega. 2016. Ragam Media Pembelajaran. Surabaya: Kata Pena.

Rusman. 2013. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran

Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Saputro, Budiyono. 2014. Pembelajaran IPA Terpadu Pendekatan Praktikum.

Salatiga: STAIN Salatga Press.

Saputro, Budiyono. 2017. Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial

Keagamaan Masyarakat Kampung Mualaf. Jakarta: Rajawali Pers.

Saputro, B., Mas’ud, M., Saputro, H. & Kuswaya A. 2019. Learning effectiveness of Departement-Based Integrated Science Interpretation. IOP Conf. Series:

Journal of Physics: conf.series 1233(2019)012082: 1-8.

100

Saputro, B., Marjuni, K.N., Kuswaya, A., Saputro, H. & Fadly, W. 2019.

Developing Stages For The Scientific Cues Consept in The Intregated

Science Tafseer Learning Model. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia: 8(1):

63-74.

Satyaputra dan Aritonang. 2014. Beginning Android Programming with ADT

Budle. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sudjana, Nana. 2014. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Perkasa

Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi

Hasil Tes. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sutikno, M. Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Tri Mulyani, dkk. 2015. Implementasi Pendekatan Scientifik Dengan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah (Based Problem Learning) Dalam

Peningkatan Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sruweng

Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Winarsunu, Tulus. 2017. Statistika dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan.

Malang: UMM Press.

Zuliana dan Irwan Padli. 2013. Aplikasi Pusat Panggilan Tindakan Kriminal di

Kota Medan Berbasis Android. Jurnal Nasional Informatika 2013. IAIN

Sumatera Utara Medan Hlm 1-8.

101

LAMPIRAN 1 DAFTAR NAMA RESPONDEN KELAS KONTROL DAN

EKSPERIMEN

NAMA RESPONDEN

No.

Absen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

1 ABDULFATAH IBNU ZAKI ACHIRA FERY HAPSARI

2 ABELLINA LANGGENG P. ADHTYA ULLIN WAHYU

3 AIRLANGGA ADITYA CAESAR P.

4 AJI MUHAMMAD RIZKI AGRESTINA SETEVANI P.

5 ANDIKA RYAN EFENDI AMANDA CHERLIA PUTRI

6 ANISA MAY RAHMAWATI ANDRE SUKO AMANDO

7 ARYA SETYA AGUNG ARDIAN RIZKI IRAWAN

8 ASRIL FAHRI RAMADHAN ARISTA DWI PUTRI SABILA

9 AZLA NADIYA R. ARLENSKY AVALLEN

10 CITRA DILA ANTONITA AUDIA KEENAN FARI Z A.F

11 DIMAS AULIA RARASWATI

12 ALFITA RIFQI AGNIA AZYNADDIN RIDHO R.

13 ERLANGGA NUR M. CHUSNULMUARIF

14 FAJAR ARDIYANSYAH F.K DEVA AMANDA AULIA

15 FERRY JATI KUSUMA DWI PANCA NEGARA

16 ILHAM AKKBAR R. DWI SEPTIA ANASTASYA

17 KEYSA CHIKAL NA SEKHA ERLINDA CANDRAWATI

18 MAULANA CHABIBIL ULA ERNI SEPTIYANINGSIH

19 M. MIFTAKHUL HUDA FAHMI WAFAUSHOLA

20 MUHAMAD ALWI ASGAF GEGER MUJI NUGROHO

21 MUHAMMAD DIMAS AL K. HELGA LAUDA ADINATA

22 MUHAMMAD HAIKAL A. HILDA DAMAYANTI

23 MUHAMMAD IQBAL Z. IKA ISMATULHAWA

24 MUHAMMAD WAHYU P. INTAN RIZQIANA

25 M. RAMDHAN MUSTOFA ISSAR PRASETYO SADEWO

26 NAJWA HENNI SYAFAATI MARETHA AKHIFATUL

27 NEO GOHAN SAPUTRA MUHAMMAD ABDUL AZIZ

28 NIKEN ARTA PRIMA M. RAIHAN ALHUDA

29 OKY AFIF FERDINAN RAFLI ARIF ADITYA

30 OLIVIA ARTANTI RIKA AMALIA ROSA

102

LAMPIRAN 2 RPP Kelas Kontrol

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

LAMPIRAN 3 RPP Kelas Eksperimen

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

LAMPIRAN 4 SOAL PRE-TEST dan POST-TEST

124

125

126

127

128

LAMPIRAN 5 KUNCI JAWABAN

UJI SOAL

1. D

2. C

3. C

4. D

5. C

6. D

7. D

8. A

9. C

10. C

11. A

12. D

13. B

14. B

15. C

16. B

17. D

18. D

19. D

20. B

21. A

22. C

23. D

24. B

25. C

26. D

27. D

28. A

29. D

30. A

31. C

32. B

33. C

34. A

35. B

Soal PrePost-Test

1. C

2. C

3. D

4. D

5. D

6. A

7. C

8. C

9. B

10. D

11. B

12. B

13. C

14. D

15. B

16. C

17. D

18. D

19. A

20. A

131

LAMPIRAN 6 LEMBAR JAWABAN KELAS KONTROL

132

LAMPIRAN 7 LEMBAR JAWABAN KELAS EKSPERIMEN

133

LAMPIRAN 8 HASIL UJI VALIDITAS SOAL

HASIL UJI VALIDITAS SOAL

No.

Soal rhitung rtabel Keterangan

1 0.231 0.334 Tidak Valid

2 0.556 0.334 Valid

3 0.695 0.334 Valid

4 0.357 0.334 Valid

5 0.345 0.334 Valid

6 0.695 0.334 Valid

7 0.753 0.334 Valid

8 0.427 0.334 Valid

9 0.426 0.334 Valid

10 0.154 0.334 Tidak Valid

11 0.297 0.334 Tidak Valid

12 0.637 0.334 Valid

13 0.351 0.334 Valid

14 0.547 0.334 Valid

15 0.510 0.334 Valid

16 0.288 0.334 Tidak Valid

17 0.243 0.334 Tidak Valid

18 0.127 0.334 Tidak Valid

19 0.278 0.334 Tidak Valid

20 - 0.334 Valid

21 0.225 0.334 Tidak Valid

22 0.527 0.334 Valid

23 0.422 0.334 Valid

24 0.695 0.334 Valid

25 0.524 0.334 Valid

26 0.330 0.334 Valid

27 0.402 0.334 Valid

28 0.101 0.334 Tidak Valid

29 0.317 0.334 Tidak Valid

30 0.363 0.334 Valid

31 0.090 0.334 Tidak Valid

32 0.318 0.334 Tidak Valid

33 0.106 0.334 Tidak Valid

34 0.660 0.334 Valid

35 0.280 0.334 Tidak Valid

134

LAMPIRAN 9 HASIL UJI RELIABILITAS SOAL

HASIL UJI RELIABILITAS SOAL

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.720 36

135

LAMPIRAN 10 HASIL UJI DAYA PEMBEDA SOAL

HASIL UJI DAYA PEMBEDA SOAL

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal1 18.0750 29.507 .154 .807

Soal2 18.5250 27.538 .490 .795

Soal3 18.7250 27.538 .647 .791

Soal4 18.4250 28.558 .274 .804

Soal5 18.2750 28.717 .255 .805

Soal6 18.7250 27.487 .660 .791

Soal7 18.7500 27.423 .724 .790

Soal8 18.3750 28.189 .345 .801

Soal9 18.4750 28.256 .337 .801

Soal10 18.0000 29.846 .108 .808

Soal11 18.1250 29.087 .226 .805

Soal12 18.7000 27.600 .595 .793

Soal13 18.4500 28.613 .265 .804

Soal14 18.6250 27.830 .474 .796

Soal15 18.5750 27.840 .446 .797

Soal16 18.1500 29.156 .200 .806

Soal17 18.0000 29.487 .218 .805

Soal18 17.9500 30.049 .083 .808

Soal19 18.2250 29.051 .200 .807

Soal20 18.0750 33.558 -.765 .834

136

Soal21 18.2000 29.292 .157 .808

Soal22 18.6250 27.779 .485 .796

Soal23 18.5000 28.256 .340 .801

Soal24 18.7250 27.384 .687 .790

Soal25 18.6500 28.028 .447 .797

Soal26 18.2500 28.705 .263 .804

Soal27 18.2250 28.435 .324 .802

Soal28 18.0250 30.076 .030 .810

Soal29 18.2750 28.922 .215 .806

Soal30 18.4750 28.512 .287 .803

Soal31 18.0750 29.969 .043 .811

Soal32 18.4750 28.820 .228 .806

Soal33 17.9750 30.025 .069 .809

Soal34 18.7250 27.743 .594 .793

Soal35 18.1750 29.071 .210 .806

137

LAMPIRAN 11 HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL

HASIL TINGKAT KESUKARAN SOAL

Statistics

N

Mean Valid Missing

Soal1 40 0 .8250

Soal2 40 0 .3750

Soal3 40 0 .1750

Soal4 40 0 .4750

Soal5 40 0 .6250

Soal6 40 0 .1750

Soal7 40 0 .1500

Soal8 40 0 .5250

Soal9 40 0 .4250

Soal10 40 0 .9000

Soal11 40 0 .7750

Soal12 40 0 .2000

Soal13 40 0 .4500

Soal14 40 0 .2750

Soal15 40 0 .3250

Soal16 40 0 .7500

Soal17 40 0 .9000

Soal18 40 0 .9500

Soal19 40 0 .6750

138

Soal20 40 0 .8250

Soal21 40 0 .7000

Soal22 40 0 .2750

Soal23 40 0 .4000

Soal24 40 0 .1750

Soal25 40 0 .2500

Soal26 40 0 .6500

Soal27 40 0 .6750

Soal28 40 0 .8750

Soal29 40 0 .6250

Soal30 40 0 .4250

Soal31 40 0 .8250

Soal32 40 0 .4250

Soal33 40 0 .9250

Soal34 40 0 .1750

Soal35 40 0 .7250

139

LAMPIRAN 12 HASIL UJI NORMALITAS

HASIL UJI NORMALITAS

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-

Smirnova Sha piro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil

Posttest

Kontrol .186 30 .010 .924 30 .342

Eksperimen .167 30 .033 .960 30 .316

a. Lilliefors Significance Correction

LAMPIRAN 13 HASIL UJI HOMOGENITAS

HASIL UJI HOMOGENITAS

Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Pretest .901 7 20 .525

Posttest 2.181 7 20 .081

140

LAMPIRAN 14 HASIL UJI T-TEST

HASIL UJI T-TEST

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hasil_Posttest Kelas_Kontrol 30 46.6667 7.69385 1.40470

Kelas_Eksperimen 30 75.0000 8.20008 1.49712

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Hasil_

Post

test

Equal

variances

assumed

.070 .792 -13.801 58 .000 -28.33333 2.05294 -32.44274 -24.22393

Equal

variances

not

assumed

-13.801 57.766 .000 -28.33333 2.05294 -32.44309 -24.22357

141

LAMPIRAN 15 MATERI MEDIA POWERPOINT

Materi Media Powerpoint

142

143

144

145

LAMPIRAN 16 FOTO KEGIATAN

Gambar 1. Pembelajaran Kelas Kontrol

Gambar 2. Pengerjaan Soal Post-Test Kelas Kontrol

146

Gambar 3. Pengerjaan Soal Pre-Test Kelas Kontrol

Gambar 4. Pembelajaran IPA dengan Media berbasis Android

147

Gambar 5. Pembelajaran IPA dengan Media berbasis Android

Gambar 6. Percobaan Pengerjaan Soal lewat aplikasi

148

Gambar 7. Pembelajaran sebelum Uji Soal

Gambar 8. Pengerjaan Soal guna Uji Instrumen

149

LAMPIRAN 17 SURAT PENELITIAN

150

LAMPIRAN 18 LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING

151

152

153

LAMPIRAN 19 SURAT KREDIT KEGIATAN

154

155

156

157

158

159

LAMPIRAN 20 SURAT PENGAJUAN PEMBIMBING

160

LAMPIRAN 21 SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI

161

LAMPIRAN 22 SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN

162

LAMPIRAN 23 IDENTITAS MAHASISWA

CURRICULUM VITAE

Nama : Jilan Rizkiana Pangestuti

Tempat,Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 12 Februari 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : RT 04/RW 01 Gedang Anak, Kec.

Ungaran Timur,

Kab. Semarang

Nomor Telepon : 085640067267

Email : [email protected]

Pendidikan Terakhir : SMA Islam Bina Insani, Susukan

RIWAYAT PENDIDIKAN

JENJANG NAMA SEKOLAH TAHUN LULUS

TK-RA RA AL Hikmah Gedang Anak 2003

SD/MI MI Hidayatul Athfal Gedang Anak 2009

SMP/MTs MTs NU Ungaran 2012

SMA/SMK/MA SMA Islam Bina Insani Susukan 2015

PERKULIAHAN IAIN Salatiga Sekarang

PENGALAMAN ORGANISASI

NAMA ORGANISASI JABATAN PERIODE

OSIS Pengurus 2013/2014

PRAMUKA Pradana Putri 2013/2014

HMJ Pengurus 2015/2016

HMJ Bendahara 2016/2017

TEENEFOUR Wakil Ketua Umum 2017-Sekarang

WARESAGA Sekretaris 2018-Sekarang

1

1