efek pemberian obat kemoterapi

5
Efek pemberian obat kemoterapi Obat keoterapi diberikan pada seseorang bertujuan untuk menekan pertumbuhan jaringan kanker yang terdapat dalam tubuh manusia, obat kemoterapi yang diberikan pada penderita kanker akan menyebar ke seluruh tubuh pasien sehingga dapat membunuh sel-sel kanker yang jauh dari tumor primernya, karena mekanisme kerja obat kemoterapi yang tidak spesifik hanya pada jaringan kanker memnyebabkan berbagai pengaruh terhadap jaringan normal dalam tubuh manusia. Kemoterapi diberikan untuk meningkatkan penanganan lokoregional sel tumor sehingga menekan kemungkinan terjadinya metastase jaringan kanker, kemoterapi dapat diberikan secara tunggal maupun bersamaan dengan obat lainnya. Berdasarkan tujuan pemberiannya kemoterapi dibedan menjadi 4 kelompok yaitu : 1. Terapi induksi : adalah kemoterapi yang diberikan sebagai satu-satunya pengobatan unutk keganasan yang telah menyebar dan keganasan tanpa pilihan pengobatan lainnya 2. Terapi neoadjuvan : adalah kemoterapi yang diberikan sebelum pembedahan unutk mengecilkan ukuran tumor 3. Terapi adjuvant : adalah kemoterapi yang diberikan setelah pembedahan unutk mengurangi penyebaran dan kekambuhan 4. Terapi pengobatan setempat : adalah kemoterapi yang langsung disuntikkan ke jaringan tumor, misalnya pada kasus kanker hati

Upload: su-soediartawan

Post on 12-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

costra

TRANSCRIPT

Efek pemberian obat kemoterapiObat keoterapi diberikan pada seseorang bertujuan untuk menekan pertumbuhan jaringan kanker yang terdapat dalam tubuh manusia, obat kemoterapi yang diberikan pada penderita kanker akan menyebar ke seluruh tubuh pasien sehingga dapat membunuh sel-sel kanker yang jauh dari tumor primernya, karena mekanisme kerja obat kemoterapi yang tidak spesifik hanya pada jaringan kanker memnyebabkan berbagai pengaruh terhadap jaringan normal dalam tubuh manusia.

Kemoterapi diberikan untuk meningkatkan penanganan lokoregional sel tumor sehingga menekan kemungkinan terjadinya metastase jaringan kanker, kemoterapi dapat diberikan secara tunggal maupun bersamaan dengan obat lainnya. Berdasarkan tujuan pemberiannya kemoterapi dibedan menjadi 4 kelompok yaitu :

1. Terapi induksi : adalah kemoterapi yang diberikan sebagai satu-satunya pengobatan unutk keganasan yang telah menyebar dan keganasan tanpa pilihan pengobatan lainnya

2. Terapi neoadjuvan : adalah kemoterapi yang diberikan sebelum pembedahan unutk mengecilkan ukuran tumor

3. Terapi adjuvant : adalah kemoterapi yang diberikan setelah pembedahan unutk mengurangi penyebaran dan kekambuhan

4. Terapi pengobatan setempat : adalah kemoterapi yang langsung disuntikkan ke jaringan tumor, misalnya pada kasus kanker hati

Obat kemoerapi tidak bekerja secara selektif hanya pada jaringan kanker melainkan juga pada jaringan dan sel normal yang ada dalam tubuh, sehingga akan mengakibatkan berbagai gangguan fungsi pada tubuh manusia. Menurut Bowden et al (1998) sistem hematopoetik, system gastrointestinal dan system integument adalah system yang memiliki pertumbuhan sel yang cepat dan sangat mungkin untuk mengalami efek samping dari kemoterapi. Depresi sumsum tulang belakang, kerontokan rambut, diare, mual, muntah dan masalah kulit adalah sebagian masalah yang dapat dilihat pada pasien yang mendapatkan obat kemoterapi, selain itu menurut Gedaly duff et al (2006) setelah mendapat kemoterapi anak-anak juga dapat mengalami gangguan tidur, nyeri, dan kelemahan (fatigue).Pada system integument obat kemoterapi akan mengakibatkan hacurnya pertumbuhan sel-sel rambut dan kuku, sehingga sangat sering dijumpai pasien yang menjalani pengobatan kemoterapi akan mengalami kebotakkan maupun perubahan warna dan struktur rambut, selain itu pada kuku pasien akan megalami kelambatan dalam pertumbuhan jika dibadingkan dengan keadaan normal.Pada system gastrointestinal obat kemoterapi akan mempengaruhi mukosa oral dan dinding saluracerna, sehingga dapat menimbulkan berkurangnya nafsu makan, mual ,muntah, dan diare. Pada mukosa oral obat kemoterapi akan merusak sel-sel mukosa sehingga akan terjadi perlukaan pada mukosa oral yang akan menyebabkan mukoitis sehingga akan mengakibatkan penurunan nafsu makan, selain itu sensasi rasa pada lidah juga akan berkurang sehingga setiap makanan yang dimakan pasien kan terasa hambar. Agen kemoterapi dapat menstimulus sel enterochromaffin dalam saluran cerna unutk melepaskan serotonin sehingga kan berlanjut unutk mengaktifkan lajur aferen vegal yang akan mengaktifasi pusat muntah dan menyebabkan respon emetic atau muntah. Kerusakan pada dinding saluran cerna akan mengakibatkan terjadinya diare pada pasien yang menjalani kemoterapi, dengan adanya berbagai pengaruh obat kemoterapi pada system gastrointestinal akan mengakibatkan penurunan asupan nutrisi pasien, dan dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan kurangnya nutrisi dan bahkan dapat berakibat pada gizi buruk. Pengaruh lain dari kemoterapi adalah pada keseimbangan cairan dan elektrolit pasien, menurut penelitian yang dilakukan oleh Susanto Nugroho terdapat peningkatan signifikan level serum potasium (p=0,035) dan fosfor (p=0,039) pada pasien anak yang menjalani kemoterapi induksi, sebaliknya terdapat penurunan signifikan kadar calcium serum (p=0,008). Disamping itu juga ditemukan peningkatan kadar asam urat dan ureum serum tetapi tidak signifikan.Pada system hematopoetik obat kemoterapi juga ikut merusak proses pembentukan sel darah baik sel darah merah maupun sel darah putih. Berkurangnya sel darah putih di dalam tubuh mengakibatkan system pertahanan alamiah tubuh menjadi berkurang sehingga pasien dengan kemoterapi sangat rentan terhadap resiko infeksi. Kemudian dengan beruragnya pembentukan sel darah merah akan mengakibatkan transport nutrisi dan oksigen ke seluruh jaringan tubh akan berkurang sehingga akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pasien. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi dkk tentang gangguan hematologi akibat kemoterapi pada anak dengan leukemia menunjukkan dari 17 pasien yang telah menjalani kemoterapi fase induksi dan konsolidasi, diperoleh 8 pasien (47,1%) yang mengalami anemia, 6 pasien (35,3%) mengalami anemia dan trombositopenia, tidak ada pasien (0%) mengalami trombositopenia saja, serta 3 pasien (17,6%) tidak mengalami gangguan tersebut.Selain menimbulkan efek pada 3 sistem tubuh diatas menurut American cancer society kemoterapi yang diberikan kepada pasien kanker juga dapat menimbulkan kelemahan dan gangguan pada saraf pusat. Dengan adanya gangguan pada pemenuhan gizi dan transport nutrient oleh darah tubuh tidak akan mendapatkan asupan nutrisi yang adekuat untuk membentuk ATP sebagai sumber energi, dengan demikian tubuh akan merasa lelah. Selain efek jangka pendek pemberian kemoterapi kan berpengaruh dalam jangka panjang salah satunya adalah pada system saraf pusat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ketur Ariawati dkk mengenai toksisitas kemoterapi pada pasian LLA di RSUP Sanglah Denpasar dengan 41 pasien didapatkan 7 orang dengan neuropati perifer setelah pemberian vinkristin kedua.Daftar pustaka

American Cancer Society, 2014,Childhood Leukemia OverviewAmerican Cancer Society, 2015, Chemotherapy Drugs: How They WorkAriawati, Ketut dkk, 2007, Bagian IKA Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RS Sanglah Denpasar Toksisitas Kemoterapi pada Fase Induksi dan Profilaksis SSP dengan Metotreksat 1 gramNugroho, Susanto, 2010, Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Gangguan Keseimbangan Elektrolit Sesudah Kemoterapi Induksi Remisi pada Anak dengan Leukemia Limfoblastik AkutPinontoan, Eunike dkk, Pengaruh Kemoterapi Terhadap Profil Hematologi Pada Penderita Leukemia Limfoblastik Akut