efek latihan kegel terhadap pemenuhan

Upload: amhar-syukur-rizki

Post on 16-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Prioritas Masalaha. Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.KRITERIA SKORE PEMBENARANSifat masalah(bobot 1)Skala :3 : Aktual2 : Resiko1 : Sejahtera 2/3 x 1 = 2/3 Tn. T dan keluarga mengetahui bahwa Tn. T memiliki penyakit linu pada kakinya dan pernah hampir jatuh.Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)Skala :2 : Mudah1 : Sebagian0 : Tidak dapat 1/2 x 2 = 1 Keluarga mengatakan Tn. T sering tidak mau diajak ke tempat pelayanan kesehatan, kecuali benar-benar parah. Tn. T merasa masih dapat beraktivitas sehingga sering tidak mau dibantu dalam beraktivitas. Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1)3 : Tinggi2 : Cukup1 : Rendah 3/3 x 1 = 1 Keluarga mengatakan jika Tn. T tidak banyak melakukan aktivitas dan banyak beristirahat maka penyakit Tn. T dapat terminimalisir.Menonjolnya masalah (bobot 1)2 : Berat, segera ditangani1 : Tidak perlu segera ditangani0 : tidak dirasakan 0/2 x 1 = 0 Keluarga mengatakan hanya satu kali Tn. T pernah hampir jatuh dan Tn. T sudah bisa mengimbangkan tubuhnya untuk berjalan walaupun lambat.Total 2 2/3

TRANSCRIPT

EFEK LATIHAN KEGEL TERHADAP PEMENUHANKEBUTUHAN ELIMINASI URINE (INKONTINENSIA URINE)

1. Pengertian Latihan kegel (kegel exercise) adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia bila dilaksanakan dengan tepat dan terarah (Depkes RI, 1994). Latihan kegel merupakan aktifitas fisik dalam suatu program yang dilakukan secara berulang-ulang guna meningkatkan kebugaran tubuh (Newman,1993). Latihan Kegel adalah Latihan yang di berikan secara mendasar terdiri dari 3 tahap, yaitu pemanasan, latihan inti, dan pendinginan (Rauben, 1995). Latihan Kegel merupakan Latihan yang dilakukan dapat meningkatkan mobilitas kandung kemih(kane, dkk, 1996). Latihan Kegel bermanfaat untuk menurunkan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine pada lansia (Mc Cormick, 1992). Inkontinensia urine merupakan eliminasi urine dari kandung kemih yang tidak terkendali atau terjadi diluar keinginan. Ketidak mampuan menahan urine dalam kandung kemih setelah usia dari toilet training.

2.Klasifikasia) Tujuan dan metode Latihan Kegel (Kozier, 1995)Tujuan:1. Meningkatkan tonus otot kandung kemih dan kekuatan otot dasar panggul serta sfingter uretra agar dapat tertutup dengan baik.2. Menigkatkan efisiensi serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit3. Meningkatkan aliran darah ke ginjal4. Memperpanjang interval waktu berkemih sehingga lansia dapat menahan sensasi untuk berkemih sebelum waktunya. Metode Latihan1. berdiri atau duduk dengan kaki terbuka2. Kontraksikan atau pejamkan rektum, uretra dan vagina lalu tahan dengan hitungan 3-5 detik3. Lakukan setiap kontraksi 10 kali dengan frekuensi 5 kali sehari4. Anjurkan Lansia untuk mencoba memulai dengan membuang air seni dan menghentikan laju urine pada pertengahan. b) Metode Bladder Retraining (Kozier,1995) 1. Anjurkan Lansia untuk miksi atau buang air seni pada waktu sesuai dengan jadwal meskipun ada sensasi untuk berkemih atau tudak ada karena hal ini akan membantu meningkatkan tonus otot kandung kemih dan kontrol volunter.2. Jika Lansia mampu untuk mengontrol miksinya, interval jadwal miksi bisa diperpanjang.3. Berikan minum sebanyak 150-200 ml 1, 5 jam sebelum miksi dan 2 jam menjelang tidur.4. Hindarkan minuman yang mengandung stimulan seperti teh, kopi, dan minuman beralkohol.5. Berikan dorongan positif dengan memodifikasi tingkah laku dan libatkan keluarga dalam perawatan lansia

c) Teknik merangsang Reflex berkemih (Carpenito,2000)1. Anjurkan Lansia mengambil posisi Setengah duduk2. Mengetuk secara Langsung kandung kemih 7-8 kali setiap 5 detik dengan menggunakan 1 tangan3. Pindahkan rangsangan diatas kandung kemih untuk menentukan sisi yang paling berhasil4. Lanjutkan rangsangan sampai mulai aliran yang baik5. Tunggu kira-kira 1 menit, Ulangi Rangsangan sampai kandung kemih kosong. Bila dilakukan rangsangan atu atua 2 kali tetapi tidak ada respon, maka tidak ada lagoi urine yang akan dikeluaran.

T Bentuk-bentuk inkontinensiaAda 5 tipe inkonteninsia urine, yaitu: Inkontinensia stres yaitu kehilangan urine yang tidak disadari kurang dari 50 ml akibat dari peningkatan mendadak pada tekanan intra abdomen.. Inkontinensia reflek yaitu kehilangan urine yang tidak disadari bila volumetertentu telah dicapai, terjadi pada interval yang diperkirakan. Inkontinensia didesak (overflow) yaitu kehilangan urine yang tidak disadari terjadi segera setelah terjadi desakan harus segera berkemih. Inkontinensia fungsional yaitu kehilangan yang tidak disadari dan tidak dapat diperkirakan dari urine. Inkontinensia total yaitu kehilangan urine yang terus menerus dan tidak dapat diperkirakan.

3. EtiologiLatihan kegel dilakukan bila terjadi inkontinensia urine.Penyebab utama dari inkonteninsia urine diantaranya: - infeksi- cerebral clauding- gangguan jalur dari syaraf pusat(lesi kortek)- lesi neuron atas- lesi motor neuron bawah- kerusakan jaringan

4. Pengaruh Latihan Kegel terhadap pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Urine (hasil Penelitian , Nursalam, ketut dira )

Pengaruh Latihan Kegel

Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine yang diidentifikasi meliputi: Merasa sulit Menahan kencing Kelemahan otot pelvis Mengeluarkan urine padahal tidak mau berkemih Kesulitan untuk memulai berkemih (retensi) Mengompol Pada malam hari Berkemih setiap 1 jam atau kurang dari 1 jam Berkemih pada malam hari lebih dari 4 kali Mengompol pada saat batuk atau tertawa Keluarnya urine secara menetes6. Komplikasi Perubahan Yang terjadi pada hampir seluruh organ tubuh termasuk organ berkemih adalah dampak dari proses menua, lemahnya otot dasar panggul yang menyangga , kandung kemih dam sfingter uretra, timbulnya kontraksi yang tidak terkontrol pada kandung kemih yang menimbulkan rangsangan untuk berkemih sebelum waktunya, dan pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna, semua iti dapat menyebabkan gangguan eliminasi urine (inkontinensia urine). Terjadi penurunan tonus otot kandung kemih, peningkatan stasis dari urine, dan peningkatan risiko terjadi batu ginjal.

7. Prosedur Diagnostik Pemeriksaan diagnostik harus mencakup evaluasi faal ginjal. Dapat dilakukan melalui urinalisis, kultur urine, urea nitrogen darah,kratinin serum dan kreatinin clearence. Pemeriksaan cystrometik dialksanakan untuk evaluasi tonus kandung kemih.

8. Terapi dan Penatalaksanaan Keperawatan Penanganan Inkontinensia urine bergantung pada faktor penyebab yang mendasarinya, penyebab yang bersifat reversible yang kita kenal dengan singkatan DIAPPERS,yaitu: Delirium, infeksi saluran kemih, atrofik vaginitis atau uretritis, pharmacologic agent (agen farmakologi; preparat anti kolinergik, sedatif, alkohol, analgesik, diuretik, relaksan otot, preparat adrenegik), phisicologik faktor (faktor psikologik, defresi, regresi), excesive urine production (asupan cairan yang berlebihan, kelainan endokrin yang menyebabkan diuresis) restricted activity (aktivitas yang terbatas), dan stool impaction (impaksi fekal) (AHCPR,1992). Setelah semua hal itu diatasi, pola urinasi urine pasien kembali normal.

Asuhan Keperawatan Inkontinensia Urine1. Pengkajian Identitas klien Riwayat kesehatan keluarga Riwayat kesehatan Klien Kaji dan catat pola berkemih pasien, waktu, jumlah urine, cairan , waktu masukan cairan diikuti dengan berkemih2. Diagnosa Keperawatan Inkontinensia streess b/d perubahan degeneratif atau kelemahan pada otot pelvik dan penyokong struktural sekunder terhadap menopouse, melahirkan, kegemukan, atau prosedur bedah yang mempengaruhi struktur vesikourinaria yang normal.Tujuan: Setelah implementasi program latihan kandung kemih, pasien menjadi kontinen intervensi: Lakukan Program Latihan kandung kemihImplementasi: 1. Kaji dan catat pola berkemih pasien2. Tentukan lama waktu diantara berkemih untuk memperkirakan berapa lama pasien dapat menahan urine.3. Bantu pasien dalam menjadwalkan waktu untuk pengosongan kandung kemih4. Ajarkan pasien teknik yang menguatkan sfingter dan penyokong struktural kandung kemih.Penyuluhan Pasien Latihan Kegel atau otot pelvisTujuan :untuk menguatkan dan mempertahankan tonus otot pubokogsigeal yang menyangga organ- organ pelvis. Melakukan latihan ini secara teratur dapat mengurangi atau mencegah inkontinensia stress dan prolaps uterus, meningkatkan sensansi selama hububgan sexual, dan mempercepat penyembuhan pascapartum1. Bentuk kesadaran tentang fungsi otot pelvis dengan mengintruksikan pasien wanita untuk menarik ke dalam otot-otot pervaginal dan sfingter ani ini seperti ketika menahan urine atau defekasi, tetapi tanpa mengontraksikan otot-otot abdomen, bokong, atau paha bagian dalam.2. Intruksikan pasien wanita untuk menahan kontraksi otot-otot sampai 10 detik, diikuti dengan periode relaksasi setidaknya selama 10 detik.3. Nasihatkan pasien wanita untuk melakukan latihan ini 30-80 kali sehari(Urinary incontinence in adults: Clinical practice Guideline. Departement of healthand human services, Rockvill, MD, Maret 1992 ) Inkontinensia dorongan b/d iritasi iritasi kandung kemih atau penurunan kapasitas kandung kemih sekunder terhadap tindakan radiasi untuk kandung kemih, ISK, konsentrasi urine meningkat, penggunaan kafein atau alkohol, Tujuan : setelah implemantasi program toilet training, pasien menjadi kontinen.Implementasi : 1. Kaji dan catat pola kebiasaan dalam berkemih, termasuk frekuensi dan waktu episode inkontinen2. Taati program toileting3. Anjurkan pasien untuk mengurangi masukan cairan dalam beberapa jamsebelum waktu tidur dan untuk berkemih sebelum tidur. Inkontinensia fungsional b/d defisit mobilitas, sensori, atau kognitif dan perubahan lingkunganTujuan: setelah implementasi program latihan kebiasaan , pasien menjadi kontinenImplementasi: 1. Kaji dan catat pola berkemih pasien2. Tentukan halangan lingkungan yang akan mencegah pasien dari toiletingdengan tepat dan melakukan intervensi yang sesuai.3. kaji status usus pasien terhadap kemungkinan konstipasi yang menyebabkan mengedan dan tonus sfingter yang melemah.

Daftar PustakaBrunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Barbara C. Long.1996. Perawatan medikal Bedah. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendekatan Keperawatan.Hamilton, Persis Mary.1995. Dasar- dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Swearingen, 2000. Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta EGCNursalam. 2006. Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

SENAM KEGEL SEBAGAI TERAPI NON-FARMAKOLOGY PADA INKONTINENSIA URINE galischa | 19.46 | I.INKONTINENSIA URINE a.Pengertian

Inkontinensia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk menahan atau bahkan merasakan adanya sensasi untuk berkemih. Haltersebut sering kali terjadi akibat berkurangnya kekuatan dan regangan otot dasarpanggul yang kemudian mengakibatkan penurunan kemampuan otot tersebut dalam menyokong spinchter pada urethra dan rectum, vagina dan bladder. Akibatnya ketika bladder dalam keadaan penuh, kemampuan spinchter untuk menutup dan menahan reflek miksi menjadi berkurang sehingga menyebabkan terjadinya pengeluaran urine secara tiba-tiba dan tidak terkontrol.

Inkontinensia Urine dibagi menjadi berbagai jenis sesuai dengan manifestasi dan faktor penyebabnya. Jenis-jenis inkontinensia urine tersebut diantaranya adalah :1.Inkontinensia Fungsional

Ketidakmampuan seseorang untuk menahan miksi dan mencapai toilet tepat waktu ketika merasakan adanya sensasi berkemih. Namun pada jenis inkontinensia ini bladder (kandung kemih) dan control spincter uretra dalam keadaan normal.2.Inkontinensia Over Flow

Adalah inkontinensia yang terjadi akibat kehilangan urine akibat adanya over distensi dan obstruksi yang terjadi pada bladder.

3.Inkontinensia Reflex

Adalah kehilangan urine secara tidak disadari pada interval yang dapat diprediksi (regular) ketika jumlah urine pada bladder mencapai sebuah volume tertentu. Biasanya berhubungan dengan adanya kerusakan syaraf spinal.

4.Inkontinensia Stress

Yakni pengeluaran urine secara tiba-tiba akibat aktifitas yang dapat meningkatkantekanan intra abdomen. Contoh : mengejan, batuk, tertawa dsb. Biasanya berhubungan dengan adanya kelemahan otot pelvis dan kerusakan spincter.

5.Inkontinensia Total

Kehilangan urine secara kontinyu, tidak dapat diprediksi. Alirannya konstan dan tidak disadari karena adanya kerusakan secara menyeluruh.

6.Inkontinensia Urge

Adalah inkontinensia yang ditandai dengan keluarnya urin secara segera setelah adanya sensasi yang kuat yang sifatnya urgensi untuk dihindari.biasanya terjadi pada lansia, dan berhubungan dengan kerusakan CNS (Central Nervous System)(Smeltzer, Suzanne C.,2001). II.SENAM KEGEL

a.Pengertian

Senam Kegel atau disebut juga dengan Kegel exercise merupakan sebuah latihan yang dilakukan dengan mengkontraksikan dan merelaksasikan otot dasar panggulPuboccoccygeus(PC) atauPelvic floor muscle.Latihan ini pertama kali dicetuskan oleh Arnold H.Kegel pada tahun 1948. Semenjak itu Latihan otot dasar panggul ini banyak dipraktekan salah satunya adalah sebagai terapi non-farmakologi dan non-pembedahan pada kasus inkontinensia urine(Yoon, Hae S et al.,2002)

b.Manfaat Ada berbagai manfaat yang dapat kita peroleh dengan melakukan aktifitas senam Kegel secara teratur, secara umum manfaat tersebut diantaranya adalah :1. Meningkatkan kekuatan otot dasar panggul untuk berkontraksi2. Meningkatkan ketegangan dan kemampuan regangan pada otot dasar panggul3. Membantu mencegah terjadinya atropi4. Menjaga lapisan endopelvic dan keutuhan saraf (pada otot dasar pangggul)

(Cammu, H et al.,2000).c.Praktek senam Kegel Menurut Arnold H.Kegel (1948) Terapi fisiologi terhadap otot genital ini terbagi menjadi dua fase atau langkah, yaitu:1.Spesific muscle education, merupakan langkah pertama dan yang paling penting pada edukasi untuk terapi otot.Sebaga tenaga kesehatan yang pertama kali kita lakukan adalah dengan ,member pengertian kepada dan meningkat kesadaran pasien terkait dengan pentingnya fungsi pubococcygeal yang berperan sebagai poros semua penyokong dan struktur sphincter pada pelvis.2.Latihan tahanan dan perpanjangan kedalam pada pubococcygeal, senam kegel sangat mudah dilakukan di mana saja dan bahkan tanpa seorang pun tahu. Untuk mempraktekan senam tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :1.Langkah pertama, posisi duduk, berdiri atau berbaring, cobalah untuk mengkontraksikan otot panggul dengan cara yang sama ketika kita menahan kencing, 2.Kita harus dapat merasakan otot panggul Anda meremas uretra dan anus (Apabila otot perut atau bokong juga mengeras berarti kita tidak berlatih dengan otot yang benar), 3.Ketika kita sudah menemukan cara yang tepat untuk mengkontraksikan otot panggul maka lakukan kontraksi selama 10 detik, kemudian istirahat selama 10 detik, 4.Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai 10-15 kali per sesi.Untuk mendapatkan hasil yang efektif sebaiknya latihan ini dilakukan minimal tiga kali sehari. Dimana latihan kegel hanya efektif bila dilakukan secara teratur dan baru terlihat hasilnya 8-12 minggu setelah latihan. Tetapi ada juga sumber yang menyebutkan bahwa sebaiknya program latihan otot dasar panggul dilakukan minimal mencapai 8 kali kontraksi dan dilakukan tiga kali setiap hatinya. III.MANFAAT SENAM KEGEL PADA INKONTINENSIA URINE Otot dasar panggul terdiri dari tiga lembaran otot yang masing-masing menempel pada Bladder (Kandung kemih), vagina dan rectum (Bent, Alfred E., 2008). Bagian akhir dari urethra disokong secara adekuat oleh endopelvic fascia dan kontraksi musculus levator ani bekerja mengatur suplai saraf secara normal. Senam otot dasar panggul ini mampu menguatkan muskulus levator ani, menjaga lapisan endopelvic dan keutuhan saraf yang dapat meningkatkan kesadaran dari otot dasar panggul untuk menyesuaikan transmisi dari tekanan abdominal, serta meningkatkan kemampuan otot tersebut dalam menyokong bladder,vagina,dan rectum yang kemudian dapat meningkatkan kemampuan tahanan pada sphincter urethra sehingga mampu meningkatkan periode kontinen terhadap urine. Selain itu tujuan terapetik lainnya dari latihan Kegel ini adalah untuk mengajarkan perineal lockatau bagaimana caranya mengunci perineum. Dimana kemampuan dari perineum untuk mengunci spincternya,dan kemampuan otot levator ani untuk berkontraksi terus mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia dan proses degeneratif. Oleh karena itu senam Kegel tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan, ketegangan serta mencegah terjadinya atropi (Cammu, H et al.,2000). Latihan otot dasar panggul (senam Kegel) ditemukan sebagai salah satu manajemen non pembedahan yang terbukti efektif untuk mengatasi jenis inkontinensia stress dan Inkontinensia Urge(Yoon, Hae S et al.,2002).Karena inkontinensia Stress itu sendiri bisa terjadi akibat adanya kelemahan otot pelvis dan kelemahan sphincter sehingga tidak mampu untuk menahan reflek berkemih ketika terjadi peningkatan tekanan intra abdomen. Sedangkan pada inkontinensia Urge terjadi akibat adanya ketidak mampuan untuk menahan keluarnya urin ketika rangsangan untuk berkemih tersebut datang secara tiba-tiba. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa Kegel excercises secara signifikan dapat meningkatkan kekuatan dan ketegangan pada otot dasar panggul setelah 5 sampai 6 minggu dilakukan dengan jumlah latihan sebanyak 50-60 kali secara teratur, dimana jumlah latihan kontraksi otot panggul sebanyak 24 sampai 160 kali setiap harinya sangat disarankan (E.Bent, Alfred.,2008). Pada jenis Stress inkontinensia, pelatihan otot dasar panggul sebaiknya dilakukan sedikitnya selama tiga bulan dan merupakan tata laksana lini pertama yang aman dan efektif. Sedangkan pada Urge inkontinensia atau kombinasi pelatihan ini sebaiknya dilakukan paling sedikit 6 bulan (Iman S, Budi.,2008). Walaupun tingkat kesembuhan inkontinensia dengan intervensi Kegel exercise masih rendah, yakni hanya 12,5% namun dari observasi yang telah dilakukan pada berbagai kasus inkontinensia didapatkan bahwa senam Kegel dapat meningkatkan durasi waktu kontraksi dan tegangan rata-rata otot pelvis (panggul), yang mengindikasikan bahwa terjadi perkembangan dan penyesuaian yang baik pada otot dasar panggul dengan intervensi tersebut(Yoon, Hae S et al.,2002). Alfred E.Bent (2008) mengungkapkan bahwa tingkat keefektivan senam kegel dalam meningkatkan kekuatan otot panggul setelah 16,6 bulan latihan yakni mencapai 45% dimana kombinasi antara senam Kegel dengan stimulasi elektrik juga dilaporkan dapat menurunkan periode miksi dan nokturia.