pedoman pemenuhan-snp-sma

166
PEDOMAN PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)/MADRASAH ALIYAH (MA) PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA

Upload: kangyosep-azhar

Post on 20-Mar-2017

310 views

Category:

Education


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman pemenuhan-snp-sma

PEDOMAN PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)/MADRASAH ALIYAH (MA)

PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKANBADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2012KATA PENGANTAR

Page 2: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Pembinaan satuan pendidikan untuk mampu memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) terus dilakukan oleh pemerintah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 3 ayat (2) memberi rambu-rambu bahwa dalam peningkatan mutu dilakukan atas dasar prinsip keberlanjutan, terencana, dan sistematis dengan kerangka waktu dan target capaian yang jelas. Dalam rangka memenuhi ketentuan tersebut, khususnya dalam memperkuat kerangka waktu dan target-target capaiannya, dipandang perlu untuk disusun buku pedoman tentang pemenuhan standar nasional pendidikan pada satuan pendidikan.

Penyusunan pedoman ini dimaksudkan sebagai upaya akselerasi peningkatan mutu pendidikan melalui pemenuhan delapan Standar Nasional Pendidikan oleh setiap satuan pendidikan. Harapannya, melalui pedoman ini satuan pendidikan mulai merintis pembudayaan mutu di lingkungannya masing-masing. Sebenarnya, budaya peningkatan mutu mulai tampak setelah diterapkannya instrumen utama dalam pelaksanaan SPMP yaitu Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Dalam implementasinya, EDS telah banyak membantu semua pihak dalam melakukan program monitoring sekolah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah atau dikenal dengan istilah Monitoring Sekolah oleh Pemerintah daerah (MSPD) yang dilaksanakan oleh para Pengawas Pendidikan. MSPD merupakan instrumen utama Evaluasi Diri Kota/Kabupaten (EDK) sebagai dasar penyusunan program peningkatan mutu pendidikan di wilayah tersebut.

Pedoman ini disusun dengan memperhatikan berbagai peraturan dan produk hukum yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Hal yang membedakannya barangkali terletak pada tujuan, ruang

1 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 3: Pedoman pemenuhan-snp-sma

lingkup, dan sasarannya. Tujuan pedoman ini adalah untuk memberi pedoman bagi semua satuan pendidikan dalam mememenuhi SNP dengan rincian langkah-langkah pemenuhan, personil yang dapat dilibatkan, waktu atau durasi, dan hasil yang ditargetkan. Sasaran utamanya adalah agar satuan pendidikan dapat mencapai SNP dalam waktu yang terukur. Panduan yang bersifat rinci akan dimuat pada panduan lainnya.

Akhirnya dengan adanya pedoman ini, kiranya semua pihak dapat memanfaatkannya dengan baik terutama bagi para pemangku kepentingan di satuan pendidikan dan bagi semua pihak yang terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan di lingkungan pemerintah daerahnya masing-masing. Terima kasih.

Jakarta, 2012

2 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 4: Pedoman pemenuhan-snp-sma

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN

A. RasionalB. TujuanC. Dasar Hukum

BAB II ACUAN MUTU PENDIDIKANA. Definisi Mutu PendidikanB. Siklus Mutu PendidikanC. Standar Nasional Pendidikan sebagai Acuan Mutu Pendidikan

BAB III PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Penjaminan Mutu PendidikanB. Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan PendidikanC. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Pendidikan dalam Penjaminan

Mutu PendidikanD. Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan

PendidikanE. Tahapan dan waktu Pencapaian Mutu Pendidikan pada Setiap

SNP

BAB IV PELEMBAGAAN PENJAMINAN MUTU PADA TINGKAT SMA/MAA. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan di tingkat

Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/kota, Penyelenggara, dan Masyarakat

B. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan pada Tingkat Satuan Pendidikan

3 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 5: Pedoman pemenuhan-snp-sma

BAB V PENUTUPBAB I

PENDAHULUAN

A. RasionalPenjaminan mutu pendidikan adalah serentetan proses dalam

sistem yang saling berkaitan untuk mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan data tentang program atau kegiatan pendidikan dalam mencapai mutu pendidikan. Proses penjaminan mutu diawali dari mengidentifikasi aspek pencapaian dan prioritas peningkatan, penyediaan data sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan mutu berkelanjutan. Pencapaian mutu pendidikan untuk pendidikan dasar dan menengah dikaji berdasarkan delapan standar nasional pendidikan dari Badan Standar nasional Pendidikan (BSNP). Penjaminan mutu secara langsung tentu saja memiliki kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan.

Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah di Indonesia berkaitan dengan tiga aspek utama yaitu: (1) pengkajian mutu pendidikan, (2) analisis dan pelaporan mutu pendidikan, dan (3) peningkatan mutu dan penumbuhan budaya peningkatan mutu yang berkelanjutan. Khususnya pada aspek pertama, secara sederhana diartikan bahwa dalam aspek pengkajian mutu pendidikan di dalamnya perlu ada pemetaan dan penetapan langkah yang perlu dilakukan untuk pencapaian mutu. Kegiatan pemetaan salah satunya melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan instrumen lain yang dapat menambah informasi tentang profil sekolah. Adapun kegiatan penetapan langkah pencapaian mutu

4 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 6: Pedoman pemenuhan-snp-sma

adalah rencana sistematis, rasional, dan terukur serta dirumuskan oleh satuan pendidikan untuk memenuhi pencapaian mutu pendidikan.

Untuk mencapai mutu, ternyata tidak setiap satuan pendidikan mampu melakukannya. Banyak faktor yang menjadi kendala dan penghambat sehingga mereka tidak mampu melakukannya. Berdasarkan hasil penelitian secara mendalam, salah satu sebabnya adalah karena budaya penjaminan mutu di satuan pendidikan relatif sangat lemah. Secara operasional, jika ingin membina budaya penjaminan mutu di setiap satuan pendidikan maka dipandang perlu memberi petunjuk atau panduan pencapaian mutu yang lebih rinci yaitu berdasarkan pada pencapaian setiap komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Hasil riset menunjukkan bahwa sekolah dan madrasah merupakan pihak yang memberikan kontribusi terbesar terhadap proses dan hasil penjaminan mutu dan peningkatan mutu pendidikan, sedangkan masyarakat, penyelenggara pendidikan, dan pemerintah daerah memberikan fasilitasi dalam pelaksanaan penjaminan mutu tersebut. Oleh karena itu, sekolah dan madrasah perlu diberdayakan dan didukung dalam usahanya menciptakan budaya mutu. Pihak masyarakat perlu didorong agar secara aktif mendukung program sekolah dan madrasah. Adapun pihak pemerintah daerah perlu ditingkatkan upaya koordinasinya agar mereka menyusun program dan penganggaran penjaminan mutu sebagai prioritas utamanya.

B. TujuanTujuan umum penyusunan pedoman pemenuhan SNP pada

satuan pendidikan ini adalah untuk memberikan acuan bagi satuan pendidikan dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan secara

5 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 7: Pedoman pemenuhan-snp-sma

sinergis dan berkelanjutan melalui pemenuhan SNP oleh satuan pendidikan.

Secara khusus pedoman ini bertujuan untuk:1. memberi penjelasan tentang indikator esensial pada delapan

Standar Nasional Pendidikan yang diuraikan berdasarkan argumentasi perlunya pemenuhan indikator esensial, langkah pemenuhannya, waktu dan durasi implementasi pemenuhannya, dan hasil yang dapat diukur.

2. mengatur peran dan tanggung jawab setiap unsur organisasi pada satuan pendidikan dan pihak terkait lainnya untuk mencapai mutu pendidikan berdasarkan acuan mutu delapan Standar Nasional Pendidikan.

3. memberi petunjuk pengelolaan dan koordinasi penjaminan mutu pendidikan yang diawali dari pemetaan mutu pendidikan dengan berbagai penggunaan instrumen, pemenuhan standar yang mengacu pada SNP atau Standar mutu pendidikan di atas SNP, serta evaluasi mutu pendidikan.

C. Dasar Hukum1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301),

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496),

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi (SI),

6 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 8: Pedoman pemenuhan-snp-sma

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, dan

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12/2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah,

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13/2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah,

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16/2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru,

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19/2007 Tentang Standar Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah,

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan,

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA),

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah,

12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah,

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25/2008 Tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah,

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 26/ 2008 Tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah,

15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27/2008 Tentang

7 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 9: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Konselor,16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009

Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan,17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009

Tentang Standar Biaya Operasi Non Personalia Tahun 2009.

8 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 10: Pedoman pemenuhan-snp-sma

BAB IIACUAN MUTU PENDIDIKAN

A. Definisi Mutu PendidikanAda tiga konsep dasar yang perlu dibedakan dalam peningkatan

mutu yaitu kontrol mutu (quality control), jaminan mutu (quality assurance) dan mutu terpadu (total quality). Kontrol mutu secara historis merupakan konsep mutu yang paling tua. Kegiatannya melibatkan deteksi dan eliminasi terhadap produk-produk gagal yang tidak sesuai dengan standar. Tujuannya hanya untuk menerima produk yang berhasil dan menolak produk yang gagal. Dalam dunia pendidikan, kontrol mutu diimplementasikan dengan melaksanaan ujian sumatif dan ujian akhir. Hasil ujian dapat dijadikan sebagai bahan untuk kontrol mutu.

Jaminan mutu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan sejak awal proses produksi. Jaminan mutu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin proses produksi agar dapat menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi tertentu. Jaminan mutu adalah sebuah cara menghasilkan produk yang bebas dari cacat dan kesalahan. Lanjutan dari konsep jaminan mutu adalah Total Quality Management (TQM) yang berusaha menciptakan sebuah budaya mutu dengan cara mendorong semua anggota stafnya untuk dapat memuaskan para pelanggan. Dalam konsep TQM pelanggan adalah raja. Inilah yang merupakan pendekatan yang sangat populer termasuk dalam dunia pendidikan. Sifat TQM adalah perbaikan yang terus menerus untuk memenuhi harapan pelanggan.

9 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 11: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Dalam TQM, mutu adalah kesesuaian fungsi dengan tujuan, kesesuaian dengan spesifikasi dan standar yang ditentukan, sesuai dengan kegunaannya, produk yang memuaskan pelanggan, sifat dan karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Sistem manajemen mutu pendidikan adalah suatu sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan satuan pendidikan dalam penetapan kebijakan, sasaran, rencana dan proses/prosedur mutu serta pencapaiannya secara berkelanjutan (continous improvement).

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang berlaku saat ini bertumpu kepada tanggung jawab tiap pemangku kepentingan pendidikan untuk menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan. Implementasi SPMP terdiri atas rangkaian proses/tahapan yang secara siklik dimulai dari (1) pengumpulan data, (2) analisis data, (3) pelaporan/pemetaan, (4) penyusunan rekomendasi, dan (5) upaya pelaksanaan rekomendasi dalam bentuk program peningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan tahapan-tahapan di atas dilaksanakan secara kolaboratif antara satuan pendidikan dengan pihak-pihak lain yang terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan) yaitu penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan pemerintah.

SPMP berbasis pada data dan pemetaan yang valid, akurat, dan empirik. Data yang dikumpulkan oleh sekolah dapat diperoleh dari hasil akreditasi sekolah, sertifikasi guru, ujian nasional, dan profil sekolah. Selain itu Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan instrumen implementasi SPMP yang dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan sebagai salah satu program akseleratif dalam peningkatan kualitas

10 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 12: Pedoman pemenuhan-snp-sma

pengelolaan dan layanan pendidikan (Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010; Prioritas Nomor 2. Pendidikan).

B. Alur Penjaminan Mutu Pendidikan

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) merupakan alur siklus yang terpadu dan berkelanjutan. Siklus tersebut dapat menyatukan dan mengarahkan pelaksanaan penjaminan mutu secara internal dan eksternal. Adapun skema alur penjaminan mutu pendidikan adalah sebagai berikut:

Gambar: Alur Siklus Penjaminan Mutu Pendidikan

Bagan alir di atas dapat diterangkan sebagai berikut:

11 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 13: Pedoman pemenuhan-snp-sma

1. Lingkaran besar merupakan siklus Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) di sekolah. Kegiatan yang esensialnya terdiri dari lima langkah yaitu pengembangan standar mutu, penetapan standar, perencanaan pemenuhan, pemenuhan standar, dan auidit/evaluasi.

2. Pada langkah pemenuhan standar, pihak sekolah tidak mampu melakukannya sendiri karena banyak komponen yang bukan merupakan kewenangannya dan perlunya ketentuan standarisasi dari pihak eksternal. Oleh karena itu dalam pemenuhan standar dan audit/evaluasi dibutuhkan pedoman pemenuhan mutu yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP).

3. Pedoman pemenuhan mutu menjadi acuan dalam melakukan Monitoring Sekolah oleh Pemerintah daerah (MSPD). Kerangka kegiatan MSPD juga didasarkan pada SNP dan hasil Audit/evaluasi internal pihak sekolah. Hasil MSPD dapat dijadikan peta mutu dan atau profil mutu yang dapat digunakan untuk rencana intervensi pemerintah dan pemerintah daerah.

4. Intervensi pemerintah dan pemerintah daerah meliputi semua tahapan penjaminan mutu di sekolah sebagaimana terlihat dalam lingkaran besar pada gambar di atas.

5. Ketika sinergitas kegiatan penjaminan mutu telah dilakukan oleh sekolah di satu sisi dan intervensi pemerintah di pihak lain, maka pada dasarnya sekolah layak mendapat status terakreditasi.

C. Standar Nasional Pendidikan sebagai Acuan Mutu Pendidikan

12 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 14: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Acuan mutu yang digunakan untuk pencapaian atau pemenuhan mutu pendidikan pada satuan pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan standar-standar lain yang disepakati oleh kelompok masyarakat. Standar nasional pendidikan adalah standar yang dibuat oleh pemerintah, sedangkan standar lain adalah standar yang dibuat oleh satuan pendidikan dan/atau lembaga lain yang dijadikan acuan oleh satuan pendidikan. Standar-standar lain yang disepakati oleh kelompok masyarakat digunakan setelah SNP dipenuhi oleh satuan pendidikan sesuai dengan kekhasan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

SNP sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan peraturan perundangan lain yang relevan yaitu kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP dipenuhi oleh satuan atau program pendidikan dan penyelenggara satuan atau program pendidikan secara sistematis dan bertahap dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau program pendidikan.

Terdapat delapan SNP yaitu:1. Standar Isi2. Standar Proses3. Standar Kompetensi Lulusan4. Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan5. Standar Sarana dan Prasarana6. Standar Pengelolaan7. Standar Pembiayaan8. Standar Penilaian

13 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 15: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Delapan SNP di atas memiliki keterkaitan satu sama lain dan sebagian standar menjadi prasyarat bagi pemenuhan standar yang lainnya. Dalam kerangka sistem, komponen input sistem pemenuhan SNP adalah Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan Prasarana (Sarpras), dan Standar Pembiayaan. Bagian yang termasuk pada komponen proses adalah Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Evaluasi, sedangkan bagian yang termasuk pada komponen output adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Berikut ini disajikan kaitan antara SNP.

Gambar: Kaitan antar Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Setiap standar memiliki indikator ketercapaiannya dan setiap indikator merupakan acuan mutu pendidikan di Indonesia. Berikut ini

14 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 16: Pedoman pemenuhan-snp-sma

adalah daftar indikator pemenuhan standar sebagai acuan mutu yang harus diupayakan dipenuhi oleh setiap sekolah di berbagai jenjang dan jenis pendidikan.

TABEL 1.KOMPONEN, SUB-KOMPONEN DAN INDIKATOR

PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) PADA JENJANG SD/MI

1. STANDAR ISI

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial1 Kerangka dasar, dan

struktur kurikulum1.1.Pengembangan

kurikulum1.1.1 Sekolah melaksanakan pengembangan

kurikulum dengan melibatkan unsur guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan nara sumber, dan pihak-pihak lain yang terkait.

1.1.2 Sekolah, mengembangkan kurikulum berdasarkan acuan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dalam Standar Isi.

1.2 Struktur kurikulum 1.2.1 Kurikulum sekolah mencakup kelima kelompok mata pelajaran dengan karakteristiknya masing-masing sesuai dengan Standar Isi.

1.3.Beban belajar 1.3.1. Sekolah menerapkan beban belajar sesuai dengan Standar Isi

1.4.Muatan Lokal 1.4.1 Kurikulum sekolah dibuat dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, dan usia peserta didik.

2. Pengembangan diri peserta didik

2.1 Layanan bimbingan dan konseling

2.1.1 Sekolah melakukan kegiatan pelayanan konseling yang diperuntukkan bagi semua peserta didik yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta.didik

2.1.2 Sekolah melaksanakan kegiatan BK secara terprogram, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut.

2.2 Kegiatan ekstra kurikuler

2.2.1 Sekolah melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler secara terprogram, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut.

2.2.2 Sekolah melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler bagi semua siswa sesuai dengan minat dan bakat dan kondisi sekolah

15 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 17: Pedoman pemenuhan-snp-sma

2. STANDAR PROSES

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial1. Perencanaan 1.1. Kualitas silabus 1.1.1 Kegiatan untuk merencanakan

pembelajaan1.1.2 Kepemilikan silabus1.1.3 Komponen silabus1.1.4 Keterkaitan antar komponen dalam silabus

1.2 Kualitas RPP 1.2.1 Kepemilikan RPP1.2.2 Komponen RPP1. 2.3 Keterkaitan antar komponen RPP1.2.4 Keterkaitan RPP dengan silabus1.2.5 Kelayakan kegiatan pembelajaran

1.3 Sumber Belajar 1.3.1 Ketersedian buku teks, buku panduan, sumber belajar lain

1.3.2 Pemanfaatan buku teks, buku panduan, sumber belajar lain

2. Pelaksanaan Pembelajaran

2.1 Kualitas Pengelolaan kelas

2.1.1 Pengelolaan kelas

2.2 Pelaksanaan Pembelajaran

2.2.1 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP untuk pendahuluan

2.2.2 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP untuk inti

2.2.3 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP untuk penutup

3 Pemantauan, Pengawasan, dan Evaluasi

3.1 Pelaksanaaan Pemantauan, Pengawasan, dan Evaluasi

3.1.1 Pelaksanaan Pemantauan, Pengawasan, dan Evaluasi (persiapan, proses, penilaian)

3.1.2Tindak Lanjut

3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial1 Cerdas, berpengetahuan,

berkepribadian, berakhlak mulia, serta siap hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

1.1 Percaya diri dan bertanggung

1.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab

1.2 Biasa berbagai sumber belajar

1.2.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui program pembiasaan untuk mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar

1.3 Berprestasi 1.3.1 Sekolah memiliki prestasi yang ditunjukkan dengan tingkat kelulusan dan rata-rata nilai US/UN yang tinggi

1.4 Produktif dan bertanggung jawab

1.4.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mengenal pemanfaatan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

1.5 Biasa hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan sportif

1.5.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman

16 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 18: Pedoman pemenuhan-snp-sma

1.6 Siap melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

1.6.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar agar mampu menguasai pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

1.7 Berkomunikasi secara efektif dan santun

1.7.1 Siswa memperoleh pengalaman dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun

2 Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia

2.1 Melaksanakan ajaran agama

2.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk melaksanakan ajaran agama dan akhlak mulia

2.2 Berakhlak mulia 2.2.1 Siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik setelah belajar akhlak mulia sesuai ajaran agama yang dianutnya

3 Memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

3.1 Menghargai keberagaman

3.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi.

3.2 Menegakkan aturan 3.2.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.

3.3 Bekerjasama dan tolong-menolong

3.3.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (hanya untuk SD).

3.4 Berpartisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat

3.4.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI.

3.5 Cinta dan bangga terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia

3.5.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia.

4 Berfikir logis dan analisis 4.1 Belajar iptek secara efektif

4.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar iptek secara efektif.

4.2 Mengenali dan menganalisis gejala alam dan social

4.2.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mengenali dan menganalisis gejala alam dan sosial.

5 Memiliki rasa seni dan memahami budaya

5.1 Mengekspresikan seni dan budaya

5.1.1 Siswa memperoleh pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.

6 Sehat jasmani dan rohani serta sportif

6.1 Bugaran jasmani serta hidup sehat

6.1.1 Mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani serta pola hidup sehat

6.2 Menjaga tubuh serta lingkungan

6.2.2 Siswa memahami perawatan tubuh serta lingkungan, mengenal berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta menjauhi narkoba

17 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 19: Pedoman pemenuhan-snp-sma

4. STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK)

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial1 Guru 1.1 Kualifikasi guru 1.1.1 Guru mempunyai kualifikasi minimal

1.1.2. Jumlah guru memenuhi persyaratan minimal

1.2 Kompetensi guru 1.2.1 Guru mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan

2 Tenaga kependidikan 2.1 Kualifikasi tenaga kependidikan

2.1.1 Kepala sekolah mempunyai kualifikasi pendidikan minimal

2.1.2 Tenaga administrasi mempunyai kualifikasi pendidikan minimal

2.1.3 Tenaga perpustakaan mempunyai kualifikasi pendidikan minimal

2.1.4 Sekolah mempunyai penjaga sekolah2.2 Kompetensi tenaga

kependidikan2.2.1 Kepala sekolah mempunyai kompetensi

yang dipersyaratkan2.2.2 Tenaga perpustakaan mempunyai

kompetensi yang dipersyaratkan

5. STANDAR SARANA PRASARANA

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial1 Lahan 1.1 Luas lahan

m2/Siswa, Jumlah Rombongan belajar, Siswa, Guru

1.1.1 Luas lahan sekolah sesuai dengan SNP

2 Ruang Kelas 2.1 Perabot yang dimiliki ruang kelas

2.1.1 Perabot yang dimiliki ruang kelas sesuai dengan SNP

3 Kondisi ruang kelas 3.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang kelas untuk belajar

3.1.1 Kelayakan/kenyaman ruang kelas untuk belajar

4 Ruang Perpustakaan 4.1 Buku perpustakaan 4.1.1 Buku perpustakaan sesuai dengan standar yang berlaku

5 Perabotan perpustakaan 5.1 Ketersediaan peralatan multimedia

5.1.1 Ketersediaan peralatan multimedia di ruang perpustakaan

6 Kondisi ruang perpustakaan

6.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang perpustakaan untuk belajar

6.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang perpustakaan untuk belajar

7 Laboratorium/ Bengkel 7.1 Peralatan pendidikan di laboratorium IPA

7.1.1 Peralatan pendidikan di laboratorium IPA lengkap

7.2 Peralatan pendidikan di laboratorium Fisika

7.2.1 Peralatan pendidikan di laboratorium Fisika lengkap

7.3 Peralatan pendidikan di laboratorium Kimia

7.3.1 Peralatan pendidikan di laboratorium kimia lengkap

18 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 20: Pedoman pemenuhan-snp-sma

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial7.4 Peralatan pendidikan

di laboratorium Biologi

7.4.1 Peralatan pendidikan di laboratorium biologi lengkap

7.5 Peralatan pendidikan di laboratorium Bahasa

7.5.1 Peralatan pendidikan di laboratorium bahas lengkap

7.6 Peralatan pendidikan di laboratorium IPS

7.6.1 Peralatan pendidikan di laboratorium IPS lengkap

7.7 Peralatan pendidikan di laboratorium TIK

7.7.1 Peralatan pendidikan di laboratorium TIK lengkap

7.8 Peralatan kerja di ruang bengkel

7.8.1 Peralatan kerja di ruang bengkel lengkap

8 Ruang Kerja Pimpinan 8.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang kerja pimpinan

8.1.1 Kelayakan ruang kerja pimpinan

8.2 Kelengkapan sarana ruang kerja pimpinan

8.1.2 Kelengkapan sarana ruang kerja pimpinan

9 Ruang Kerja Guru 9.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang kerja guru

9.1.1 Kelayakan ruang kerja guru

9.2 Kelengkapan sarana kerja guru

9.2.1 Kelengkapan saran ruang kerja guru

10 Tempat Ibadah 10.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang ibadah

10.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang ibadah

10.2 Kelengkapan sarana ruang ibadah

10.2.1 Kelengkapan sarana ruang ibadah

11 Ruang Jamban 11.1 Kelayakan/ kenyamanan jamban

11.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang jamban

11.2 Kelengkapan sarana jamban

11.2.1 Kelengkapan sarana jamban

12 Ruang UKS 12.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang UKS

12.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang UKS

12.2 Kelengkapan sarana ruang UKS

12.2.1 Kelengkapan sarana ruang UKS

13 Ruang Konseling 13.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang konseling

13.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang konseling

13.2 Kelengkapan sarana konseling

13.2.1 Kelengkapan sarana ruang konseling

14 Tempat bermain/OR 14.1 Kelayakan/ kenyamanan tempat bermain/OR

14.1.1 Kelayakan/kenyamanan tempat bermain/OR

14.2 Kelengkapan sarana tempat bermain/OR

14.2.1 Kelengkapan sarana tempat bermain/OR

15 Ruang Sirkulasi 15.1 Kelayakan/ 15.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang sirkulasi

19 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 21: Pedoman pemenuhan-snp-sma

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensialkenyamanan ruang sirkulasi

15.2 Kelengkapan sarana ruang sirkulasi/ penghubung antar bangunan

15.2.1 Kelengkapan sarana ruang sirkulasi

16 Pencemaran 16.1 Pencemaran lingkungan

16.1.1 Pencemaran lingkungan

16.2 Kelengkapan sarana drainase, pembungan limbah, perindang

16.2.1 Kelengkapan sarana drainase, pembuangan limbah, pepohonan (perindang)

6. STANDAR PENGELOLAAN

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial1 Perencanaan Program 1.1 Sosialisasi visi, misi

dan tujuan sekolah1.1.1 Sosialisasi visi, misi dan tujuan sekolah

dilakukan kepada semua warga sekolah.1.1.2 Warga sekolah memahami visi, misi dan

tujuan sekolah1.1.3 Sosialisasi KTSP sekolah dilakukan

kepada semua warga sekolah1.2 Kepemilikan rencana

kerja sekolah1.2.1 Sekolah memiliki dokumen rencana kerja

sekolah dalam bentuk RKS (Rencana Kerja Sekolah 4-tahunan) dan RKA-S (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) atau rencana kerja tahunan)

1.2.2 Penyusunan rencana kerja sekolah (RKS) memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah, disetujui oleh Dewan Pendidik, dan disahkan berlakunya oleh Dinas Pendidikan kab/kota atau oleh penyelenggara sekolah bagi sekolah swasta

1.2.3 Rencana kerja sekolah mendukung pengembangan karir guru

1.3 Program peningkatan mutu sekolah

1.3.1 Sekolah melaksanakan program peningkatan mutu sekolah

1.3.2 Penyusunan program peningkatan mutu sekolah mendasarkan pada: hasil evaluasi diri, hasil akreditasi sekolah, dan hasil kelulusan siswa.

2 Pelaksanaan Rencana Kerja

2.1 Realisasi visi dan misi ke dalam rencana kerja sekolah

2.1.1 Sekolah merealisasikan visi dan misi ke dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan PTK, dan Pelaksanaan kegiatan kesiswaan.

2.2 Sekolah menyusun pedoman pengelolaan

2.2.1 Sekolah menyusun pedoman-pedoman pengelolaan sekolah

20 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 22: Pedoman pemenuhan-snp-sma

sekolah2.3 Sekolah menciptakan

lingkungan yg kondusif untuk kegiatan pembelajaran

2.3.1 Budaya dan lingkungan sekolah kondusif untuk pembelajaran.

2.4 Sekolah menyediakan akses laporan pengelolaan keuangan sekolah secara transparan dan akuntabel

2.4.1 Warga sekolah dapat mengakses laporan pengelolaan keuangan sekolah secara transparan dan akuntabel

2.5 Sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain

2.5.1 Sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain untuk mendukung implementasi rencana kerja sekolah

3 Pengawasan dan Evaluasi

3.1 Sekolah melakukan evaluasi rencana kerja sekolah 2 kali setahun

3.1.1 Sekolah melakukan evaluasi rencana kerja sekolah minimal 1 kali per tahun

3.1.2 Program supervisi dan evaluasi meliputi: pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut

3.2 Sekolah melakukan sosialisasi hasil pelaksanaan program sekolah

3.2.1 Sekolah mensosialisasikan laporan hasil pelaksanaan program sekolah

3.2.2 Sekolah melakukan tindak lanjut hasil evaluasi pelaksanaan program/kegiatan sekolah.

3.3 Kepala sekolah melakukan evaluasi pendayagunaan pendidik

3.3.1 Sekolah melakukan evaluasi pendayagunaan pendidik pada setiap akhir semester

3.3.2 Sekolah melakukan evaluasi pendayagunaan tenaga kependidikan pada setiap akhir semester

3.4 Sekolah sudah melakukan akreditasi sesuai dengan peraturan yang berlaku

3.4.1 Sekolah mengikuti akreditasi oleh BAN-SM untuk menentukan status akreditasi sekolah

3.5 Pelibatan /Partisipasi Warga sekolah

3.5.1 Guru dilibatkan dalam perumusan visi, misi dan tujuan, serta penyusunan rencana kerja sekolah.

3.6 Kepala sekolah menerapkan kepemimpinan yang efektif

3.6.1 Sesuai kompetensinya kepala sekolah dapat dijadikan teladan bagi semua warga sekolah

3.6.2 Kepemimpinan sekolah mampu menerapkan cirri-ciri kepemimpinan yang efektif.

4 Sistem informasi manajemen

4.1 Sekolah menerapkan sistem informasi manajemen yang mudah diakses oleh warga sekolah

4.1.1 Warga sekolah, mudah mengakses informasi dan pengaduan terkait dengan pengelolaan sekolah.

21 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 23: Pedoman pemenuhan-snp-sma

7. STANDAR PEMBIAYAAN

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial1 Penyusunan Program

Pembiayaan1.2. RAPBS dan RAKS

disusun bersama-sama dengan Komite Sekolah dan mempertimbangkan kemampuan ekonomi orang tua siswa

1.2.1. Ada unsur masyarakat yang berpartisipasi dalam rapat penetapan besaran pembiayaan yang harus ditanggung oleh orang tua murid

2 Penetapan besaran biaya operasi non personalia, ATS dan BAHP

2.1. Besaran Standar Biaya Operasi Nonpersonalia

2.1.1. Besaran biaya operasi nonpersonalia dihitung berdasarkan standar biaya per sekolah/program keahlian

2.1.2. Besaran biaya operasi nonpersonalia dihitung berdasarkan standar biaya per rombongan belajar

2.1.3. Besaran biaya operasi nonpersonalia dihitung berdasarkan standar biaya per peserta didik

2.1.4. Sekolah menghitung besaran persentase minimum biaya ATS berdasarkan standar pembiayaan

2.1.5. Sekolah menghitung besaran persentase minimum biaya BAHP berdasarkan standar pembiayaan

2.2. Realisasi Besaran Pembiayaan selain Operasi Non personalia, ATS dan BAHP

2.2.1. Sekolah menghitung besaran biaya operasi selain biaya operasi non personalia, ATS dan BAHP

2.3. Realisasi Pengelolaan Pembiayaan Operasi Nonpersonalia

2.3.1. Kemudahan mengakses dokumen pengelolaan pembiayaan sekolah

2.4. Realisasi Perolehan Dana Pembiayaan Sekolah

2.4.1. Besaran peroleh dana yang berrsumber dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, orang tua siswa, dan masyarakat

3 Pelaporan Pengelolaan Program Pembiayaan

3.1. Dokumen Laporan Pembiayaan Operasi Nonpersonalia

3.1.1.Sekolah menyusun laporan pengelolaan pembiayaan

3.1.2.Kemudahan akses terhadap laporan pengelolaan keuangan

8. STANDAR PENILAIAN

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial

22 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 24: Pedoman pemenuhan-snp-sma

1 Teknik, mekanisme dan prosedur penilaian

1.1. Teknik-teknik penilaian

1.1.1.Guru membuat rancangan penilaian yang menggunakan berbagai teknik penilaian, misal tes untuk prestasi belajar, pengamatan untuk perilaku, lembar penilaian untuk proses pencapaian kompetensi

1.2. Prosedurpenillaian 1.2.1.Guru menyusun instrumen yang memenuhi syarat substansi, konstruksi, dan bahasa

1.2.2.Satuan pendidikan melakukan validitas empiric terhadap instrument penilaian

1.2.3. Satuan pendidikan memiliki instrumen yang berkualitas

2 Pelaksanaanpenilaian 2.1. Penilaian oleh pendidik

2.1.1. Siswa menerima informasi hasil ulangan harian

2.1.2.Guru menyampaikan hasil penilaian akhir kepada peserta didik dalam bentuk satu nilai disertai deskripsi

2.1.3.Guru memberikan remidi pada siswa yang belum mencapai KKM

2.1.4.Guru menggunakan berbagai teknik penilaian untuk menilai hasil belajar kognitif, keterampilan, dan afektif

2.1.5.Guru menggunakan berbagai teknik untuk menilai hasil belajar kognitif siswa

2.1.7.Guru mengolah/ menganalisis hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar siswa

2.1.8. Guru memanfaatkan hasil penilaian2.1.9.Setiap akhir semester, guru melaporkan

hasil penilaian2.1.10.Guru melaporkan hasil penilaian akhlak

kepada guru agama2.1.11.Guru melaporkan hasil penilaian

kepribadian kepada guru PKN2.2. Penilaian oleh

sekolah2.2.1. Satuan pendidikan mengadakan rapat

dewan guru untuk menentukan nilai akhir peserta didik (termasuk kenaikan kelas dan kelulusan)

2.2.2.Satuan pendidikan melaksanakan: kriteria kenaikan kelas, KKM

2.2.3. Satuan pendidikan melaporkan hasil penilaian setiap akhir semester kepada semua orangtua/wali siswa.

2.3. Penilaian oleh Pemerintah

2.3.1.Satuan pendidikan memanfatkan hasil UN untuk seleksi masuk,

2.3.2. Satuan pendidikan memiliki rata-rata UN setinggi UN SSN

2.3.3. Satuan pendidikan memanfaatkan hasil analisis daya serap

23 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 25: Pedoman pemenuhan-snp-sma

3 Pemantauan penilaian yang berkualitas dan tindaklanjutnya

3.1.Pemantauan penilaian yang berkualitas

3.1.1.Pemantauan terahadap kualitas soal

3.1.2.Pemantauan terhadap pelaksanaan ujian

Satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SNP, dapat mengembangkan standar yang lebih tinggi lagi yaitu berupa:

1. Standar mutu di atas SNP yang dapat diadopsi dan/atau diadaptasi dari standar internasional.

2. Standar mutu di atas SNP yang berbasis pada keunggulan dan spesifikasi tertentu.

24 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 26: Pedoman pemenuhan-snp-sma

BAB IIIPENJAMINAN MUTU PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Penjaminan mutu pada tingkat satuan pendidikan yang dimaksud dalam bab ini adalah upaya pemenuhan standar nasional pendidikan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil pemetaan mutu satuan pendidikan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi kekurangan sekolah dalam SNP. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan instrument evaluasi diri sekolah (EDS). Berdasarkan hasil EDS kemudian dilihat lebih rinci saran upaya pemenuhan yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan dalam bab ini. Perlu dipertegas, bahwa upaya pemenuhan SNP oleh SD/MI yang dibuat dalam manual ini merupakan upaya pembimbingan yang memungkinkan untuk digunakan oleh sekolah, jika situasi dan kondisinya sesuai dan memungkinkan untuk diimplementasikan oleh sekolah. Namun demikian, sekolah dapat membuat upaya yang berbeda dengan apa yang disarankan dalam manual ini sepanjang upaya tersebut normatif dan tidak melanggar aturan yang berlaku.

A. Tujuan Penjaminan Mutu PendidikanPenjaminan mutu pendidikan berdasarkan Permen Nomor 63

Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Berdasarkan peraturan di atas, tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik

25 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 27: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP. Adapun tujuan antara pada penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya SPMP yang di dalamnya termasuk:

1. terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal;

2. pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal pada satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah;

3. ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal;

4. terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal yang dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau program pendidikan;

5. terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan tersambung yang menghubungkan satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah.

Berdasarkan pada ketentuan di atas, kegiatan penjaminan mutu pendidikan pada lingkungan pendidikan formal dan jenjang pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi kegiatan:

1. Pengisian evaluasi diri sekolah oleh satuan pendidikan. Proses ini menghasilkan profil mutu sekolah;

2. Penyusunan rencana pemenuhan SNP atau rencana peningkatan mutu sekolah, baik dalam kurun waktu jangka

26 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 28: Pedoman pemenuhan-snp-sma

menengah (4 tahunan) atau tahunan dalam bentuk rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS);

3. Sekolah melaksanakan rencana pemenuhan SNP atau rencana peningkatan mutu sekolah berdasarkan situasi dan kondisi sekolah;

4. Kepala sekolah dan pihak terkait mengevaluasi proses pememuhan SNP oleh satuan pendidikan atau kegiatan peningkatan mutu yang dilakukan oleh sekolah. Dari proses ini, sekolah mendapatkan informasi mengenai tingkat ketercapaian, faktor pendukung dan penghambat upaya pemenuhan SNP;

5. Kepala sekolah dan pihak terkait melakukan perencanaan ulang kegiatan pemenuhan SNP untuk kemudian dilakukan perbaikan berkelanjutan.

Tahapan kegiatan ini dilakukan secara berulang. Pada waktu sekolah sudah memenuhi SNP, sekolah harus meningkatkan standar mutu sekolah di atas SNP.

27 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 29: Pedoman pemenuhan-snp-sma

C. Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan PendidikanSesuai dengan peraturan yang berlaku, penjaminan mutu

pendidikan dilakukan atas dasar prinsip:1. berbasis pada hasil pemetaan,2. terencana dan sistematis, 3. dalam kerangka waktu yang rasional dan pasti,4. memiliki target capaian mutu yang jelas dan terukur,5. terbuka dan disempurnakan secara berkelanjutan, serta 6. menghormati otonomi satuan pendidikan;

D. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Pendidikan dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

Satuan pendidikan merupakan pelaksana penjaminan mutu memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut:

1. Melakukan evaluasi diri sebagai dasar perencanaan program pemenuhan dan peningkatan mutu secara internal, dan sebagai informasi bagi unit lain guna mendukung pemenuhan standar mutu pendidikan.

2. Melaksanakan proses pemenuhan Standar Nasional Pendidikan sebagai perwujudan dari penjaminan mutu pendidikan.

3. Menyusun pelaporan pemetaan mutu satuan pendidikan kepada pemangku kepentingan di tingkay satuan pendidikan, pengelola program, dan Dinas pendidikan Kabupaten/Kota.

4. Menyediakan data bagi pihak lain guna kepentingan akreditasi, kebijakan peningkatan mutu pendidikan, fasilitasi, pemenuhan standar, perencanaan program, dan audit kinerja.

28 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 30: Pedoman pemenuhan-snp-sma

E. Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan PendidikanSatuan pendidikan sebagai pelaksana penjaminan mutu melakukan penjaminan mutu sesuai dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Pemetaan MutuPemetaan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan, diartikan sebagai informasi tentang pencapaian delapan standar nasional pendidikan, dimulai dengan:a. Menjaring dan mengumpulkan informasi mutu pendidikan

pada tingkatsatuan pendidikan, dengan tahapan sebagai berikut:1) Membentuk tim untuk penjaringan atau pengumpulan

data mutu pendidikan atau data pencapaian delapan standar nasional pendidikan.

2) Mengisi instrument untuk menjaring data tentang mutu pendidikan seperti instrument Evaluasi Diri Sekolah (EDS).

3) Memasukan data dari instrument ke format data mutu pendidikan;

4) Memelihara data yaitu mengecek kebenaran data mutu pendidikan yang dilengkapi dengan bukti-bukti, dan menjaga kemutahiran data.

5) Mengolah data mutu pendidikan menjadi informasi mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan, untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS);

29 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 31: Pedoman pemenuhan-snp-sma

6) Menyiapkan data mutu pendidikan kepada unit/instansi yang memerlukan untuk membantu pengembangan satuan pendidikan;

7) Menyampaikan data mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan kepada penyelenggara sekolah ke dinas pendidikan kabupaten/kota; MA ke kementrian agama kabupaten/kota).

b. Menyusun profil mutu SD/MI dengan tahapan berikut:1) Satuan Pendidikan menentukan acuan mutu pendidikan

sebagai acuan atau patok duga (benchmark), baik Standar Pelayanan Minimal dan atau Standar Nasional Pendidikan.

2) Mengolah data mutu pendidikan menjadi profil mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

3) Profil mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan berisi kesenjangan antara keadaan nyata posisi setiap Standar di satuan pendidikan dengan 8 Standar Nasional Pendidikan;

4) Menyampaikan laporan profil mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota; MA ke kementrian agama kabupaten/kota.

2. Pemenuhan Standar Nasional Pendidikana. Menggunakan profil mutu pendidikan sebagai dasar

penyusunan program peningkatan mutu pendidikan atau upaya pemenuhan standar mencapai standar yang dijadikan acuan, dan tertuang dalam Rencana Kegiatam

30 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 32: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Sekolah (4 tahunan) dan/atau RKAS. Minimal berisi komponen standar yang akan dipenuhi oleh satuan pendidikan dan komponen yang akan diusulkan pemenuhannya oleh penyelenggara pendidikan dan/atau pemerintah kabupaten/kota, provinsi, dan pemerintah.

b. Melakukan perbaikan mutu pendidikan atau upaya pemenuhan standar mencapai standar yang dijadikan acuan berdasarkan program yang telah direncanakan (RKS atau RKAS).

3. Pemantauana. Pemantauan dilakukan oleh satuan pendidikan dengan cara

pengecekan keterlaksanaan pemenuhan standar, dan mencatat penyebab berbagai kendala dalam pemenuhan standar.

b. Melakukan penilain internal terhadap pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan.

4. Pelaporana. Menuliskan pelaksanaan peningkatan mutu atau

pemenuhan stándar pada tahun berjalan, dan menjadi dasar untuk penyusunan program untuk tahun berikutnya.

b. Menyampaikan laporan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, atau provinsi/pusat untuk dijadikan bahan menyusun program peningkatan mutu atau pemenuhan standar pada satuan pendidikan yang menjadi binaannya.

c. Melakukan pemutakhiran data mutu pendidikan setelah pelaksanaan program peningkatan mutu.

31 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 33: Pedoman pemenuhan-snp-sma

5. Pengembangan Standar di atas SNPSatuan pendidikan yang telah mencapai atau memenuhi

standar tertentu sebagai acuan mutu pendidikan ini dapat mengembangkan ke standar yang lebih tinggi. Sebagai contoh, dari SNP menjadi SNP plus atau standar lainnya sebagai acuan mutunya yang sesuai dengan kemampuan dan visi satuan pendidikan.

32 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 34: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Gambar: Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan

33 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Pemetaan Mutu 1. Menjaring dan mengumpulkan informasi mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan

2. Menyusun profil mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan

Pemenuhan Standar Nasional

Pendidikan

Pemantauan

1. Menggunakan profil mutu pendidikan untuk dasar penyusunan program peningkatan mutu pendidikan atau upaya pemenuhan standar mencapai standar yang dijadikan acuan, dan tertuang dalam Rencana Kerja Sekolah (4 tahunan) dan/atau Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS)

2. Melakukan perbaikan mutu pendidikan atau upaya pemenuhan standar mencapai standar yang dijadikan acuan berdasarkan program yang telah direncanakan (RKS atau

Melakukan penilain internal terhadap pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan

Pelaporan

Pengembangan Standar di atas

SNP

a. Menuliskan pelaksanaan peningkatan mutu atau pemenuhan standar pada tahun berjalan, dan menjadi dasar untuk penyusunan program untuk tahun berikutnya.

b. Menyampaikan laporan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, atau provinsi/pusat untuk dijadikan bahan menyusun program peningkatan mutu atau pemenuhan standar pada satuan pendidikan yang menjadi binaannya.

c. Melakukan pemutakhiran data mutu pendidikan setelah pelaksanaan program peningkatan mutu.

Satuan pendidikan yang telah mencapai atau memenuhi standar tertentu sebagai acuan mutu pendidikan dapat mengembangkan ke standar yang lebih tinggi.

Page 35: Pedoman pemenuhan-snp-sma

F. Tahapan dan Waktu Pencapaian Mutu Pendidikan pada setiap SNP

Pada bagian ini dijelaskan tahapan dan waktu pencapaian mutu pendidikan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada setiap SNP. Berikut adalah tabel tahapan dan waktu pemenuhan SNP.

34 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 36: Pedoman pemenuhan-snp-sma

TABEL LANGKAH PEMENUHAN SNP PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MA1. STANDAR ISI

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

Sekolah melaksanakan pengembangan kurikulum dengan melibatkan unsur guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan nara sumber, dan pihak-pihak lain yang terkait.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang memiliki prinsip otonomi yang menuntut partisipasi warga sekolah dan semua stakeholder pada tingkat satuan pendidikan. Arah dan kebijakan KTSP serta keberhasilannya ditentukan oleh kerjasama semua pihak yang terkait

Melakukan sosialisasi tentang kebijakan KTSP.

Melakukan rapat koordinasi untuk menyusun KTSP

Menyusun draft KTSP oleh 2 – 3 orang guru yang memiliki wawasan tentang KTSP

Melaksanakan musyawarah untuk mengambil keputusan tentang isi dan struktur KTSP.

Hasil keputususan ditinjau kembali di setiap awal tahun.

Guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, nara sumber, dan pihak-pihak lain yang terkait.

Awal tahun Tersedianya Dokumen KTSP (buku I)

Sekolah, mengembangkan kurikulum berdasarkan acuan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dalam Standar Isi.

Standar isi merupakan bagaian inti dari struktur kurikulum (KTSP) yang ditampilkan dalam bentuk mata pelajaran sesuai standar yang berlaku dan muatan lokal. Pengembangan mata pelajaran diuraikan dalam bentuk silabus dan RPP.

Melakukan analisis terhadap standar isi

Melakukan analisis kebutuhan untuk pengembangan KTSP yang relevan dengan visi dan misi sekolah, pembiayaan, dan kondisi lingkungan

Menetapkan kebijakan tentang struktur kurikulum (susunan mata pelajaran, jumlah jam pelajaran, jadwal, dan tenaga pendidik).

Merencanakan pencapaian tujuan sekolah sesuai visi dan misinya dipertimbangkan dari formasi atau struktur mata pelajaran yang akan disampaikan

Guru, Wakasek Kurikulum (atau Tim Pengembang Kurikulum), dan Kepala Sekolah

Setiap awal semester

Tersedianya Dokumen KTSP (buku I)

Terjaminnya relevansi antara visi, misi, tujuan, dan struktur mata pelajaran yang diberikan.

Kurikulum sekolah mencakup kelima kelompok mata pelajaran dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan

Kajian terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Memasukkan lima kelompok mata

Kepala Sekolah, Guru, Wakasek Kurikulum (atau Tim Pengembang Kurikulum).

Setiap awal semester

Tersedianya Dokumen KTSP (buku I)

Terjaminnya relevansi antara visi, misi, dan

35 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 37: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

karakteristiknya masing-masing sesuai dengan Standar Isi.

umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; kelompok mata pelajaran estetika; kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Dengan demikian menjadi persyaratan wajib yang harus dipenuhi oleh setiap penyelenggaraan pendidikan

pelajaran pada kerangka KTSP yang dibuat.

Menetapkan sebaran jumlah jam pelajaran untuk lima kelompok mata pelajaran sesuai dengan visi dan misi sekolah dengan tetap sesuai dengan ketentuan dan rambu-rambu yang berlaku

Mendiskusikan indikator pencapaian tujuan dari masing-masing kelompok mata pelajaran

Sosialisasi kepada guru untuk memperhatikan tujuan pokok kelima kelompok mata pelajaran.

tujuan dengan indikator pencapaian dari lima kelompok mata pelajaran.

Tersosialisasinya tujuan kelompok mata pelajaran yang relevan dengan visi dan misi sekolah

Sekolah menerapkan beban belajar sesuai dengan Standar Isi

Kurikulum dikembangkan dengan sejumlah prinsip yaitu diantaranya memperhatikan kebutuhan kehidupan, menyeluruh, dan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Oleh karrena itu perlu diatur beban belajar supaya dapat memberi pelayanan kepada peserta didik secara proprsional sesuai usia dan tingkat perkembangannya

Kajian terhadap lampiran Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 tentang Standar Isi

Memasukkan keterangan beban belajar pada KTSP Buku I

Sosialisasi kepada guru, siswa, dan orang tua peserta didik tentang beban mengajar dalam berbagai bentuk kesempatan pertemuan.

Kepala Sekolah, Guru, Wakasek Kurikulum (atau Tim Pengembang Kurikulum)

Awal tahun Tersedianya Dokumen KTSP (buku I)

Tersosialisasinya beban belajar kepada siswa dan orang tua siswa.

Kurikulum sekolah dibuat dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, dan usia peserta didik.

Lampiran Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 tentang Standar Isi mengatakan bahwa pengembangan KTSP harus memperhatikan prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Hal ini perlu dijadikan rambu-rambu karena esensi dari KTSP bersifat otonomi dan kontekstual dengan keadaan lingkungan

Kajian terhadap lampiran Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 tentang Standar Isi

Memasukkan prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada naskah KTSP (Buku I) yang tercermin dalam visi dan misi sekolah serta muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan

Kepala Sekolah, Guru, Wakasek Kurikulum (atau Tim Pengembang Kurikulum), dan komite sekolah.

Di awal semester

Tersedianya Dokumen KTSP (buku I)

Tersosialisasinya tentang visi, misi, dan kebijakan sekolah yang telah mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, dan usia

36 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 38: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

sekitarnya. Sosialisasi kepada guru, siswa, dan orang tua peserta didik tentang visi, misi, dan kebijakan sekolah yang telah mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, dan usia peserta didik.

peserta didik. Bentuk sosialisasinya dapat berupa poster, spanduk, dan dalam berbagai pertemuan.

Sekolah melakukan kegiatan pelayanan konseling yang diperuntukkan bagi semua peserta didik yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta.didik

Kegiatan BK memiliki kedudukan yang sangat penting dalam membina peserta didik untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi dan bakat yang dimilikinya. Selain itu BK memiliki perananan yang penting untuk membantu peserta didik dalam mengatasi masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta.didik.

Menganalisis permasalahan siswa. Menyusun program BK berdasarkan

hasil analisis Menganalisis kebutuhan bakat dan

minat siswa Menetapkan jadwal rutin pelayanan

BK. Penyediakan buku pemantauan

perkembangan belajar siswa. Membuat daftar giliran layanan BK

untuk semua siswa (bersifat rutin) dan mencatat kasus pelayanan bagi siswa yang membutuhkan

Melaporkan perkembangan kemajuan siswa secara terbatas dalam waktu tertentu dihadapan kepala sekolah dan pengawas.

Kepala Sekolah dan guru BK

Harian Deskripsi identifikasi potensi dan permasalahan perkembangan peserta didik

Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan

Daftar hadir harian layanan BK yang memuan nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

Sekolah melaksanakan kegiatan BK secara terprogram, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut.

Program BK merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum dan layanan pendidikan. Oleh karen aitu menjadi indikator mutu karena merupakan kelengkapan dalam membina siswa. Bukti kegiatan BK dapat direkam sesuai panduan yang tersedia.

Menyusun program BK berdasarkan hasil analisis

Menganalisis kebutuhan bakat dan minat siswa

Menyusun program kerja BK dalam satu tahun berjalan

Melakukan layanan BK Melakukan evaluasi terhadap

efektivitas program BK tiap bulan. Membuat program tindak lanjut sesuai

program dan memperhatikan hasil evaluasi bulanan.

Kepala Sekolah dan guru BK

Bulanan Deskripsi identifikasi potensi dan permasalahan perkembangan peserta didik

Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan

Laporan bulanan hasil evaluasi layanan BK.

Sekolah Kegiatan ekstrakurikuler merupakan Menganalisis kebutuhan bakat dan Guru yang dipilih untuk Bulanan Deskripsi identifikasi

37 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 39: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler secara terprogram, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut.

bagian dari kegiatan pengembangan dalam struktur KTSP. Keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari kedudukan KTSP itu sendiri.

minat siswa Menganalisis potensi dan kompetensi

guru untuk pemenuhan kebutuhan program ekstrakurikuler.

Menetapkan jadwal kegiatan ektrakurikuler dan jenis ekstrakurikuler yang akan dibina

Melakukan pembinaan kegiatan ektrakurikuler

Melaporkan perkembangan kemajuan siswa dalam kegiatan ektrakurikuler.

Melakukan tindak lanjut untuk peningkatan mutu kegiatan ektrakurikuler dengan memasukkan program pada tahun berikutnya atau melakukan perbaikan secara spontan setelah ditemukan peluang untuk pengembangan

membina kegiatan ektrakurikuler

potensi peserta didik kaitannya dengan kegiatan ektrakurikuler

Program kurikuler yang sekurang-kurangnya membuat nama kegiatan, tujuan, target, langkah pembinaan ekstrakurikuler, dan dampak yang diharapkan (pembinaan karakter, kewirausahaan, dan prestasi).

Daftar hadir guru pembina dan peserta didik.

Agenda kegiatan ektrakurikuler yang memuat hari/tanggal, jumlah siswa, guru pembina, dan isi kegiatan ektrakurikuler

Sekolah melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler bagi semua siswa sesuai dengan minat dan bakat dan kondisi sekolah

Kegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang tidak terstruktur dalam mata pelajaran tetapi sangat berpengaruh terhadap pembinaan peserta didik sebagai manusia seutuhnya karena dikembangkan sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Oleh karena itu perlu dikembangkan secara sungguh-sungguh.

Menganalisis potensi dan kompetensi guru untuk pemenuhan kebutuhan program ekstrakurikuler.

Menetapkan jadwal kegiatan ektrakurikuler dan jenis ekstrakurikuler yang akan dibina

Melakukan pembinaan kegiatan ektrakurikuler

Melaporkan perkembangan kemajuan siswa dalam kegiatan ektrakurikuler.

Guru yang dipilih untuk membina kegiatan ektrakurikuler

Bulanan Deskripsi identifikasi potensi peserta didik kaitannya dengan kegiatan ektrakurikuler

Program kurikuler yang sekurang-kurangnya membuat nama kegiatan, tujuan, target, langkah pembinaan ekstrakurikuler, dan dampak yang diharapkan (pembinaan karakter,

38 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 40: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

kewirausahaan, dan prestasi).

Daftar hadir guru pembina dan peserta didik.

Agenda kegiatan ektrakurikuler yang memuat hari/tanggal, jumlah siswa, guru pembina, dan isi kegiatan ektrakurikuler

2. STANDAR PROSESINDIKATOR

PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

Kegiatan untuk merencanakan pembelajaan

Kepemilikan silabus

Komponen silabus Keterkaitan antar

komponen dalam silabus

Silabus merupakan perencanaan pembelajaran yang harus disediakan oleh guru sesuai perundang-undangan yang berlaku. Secara teoritis, silabus dapat dijadikan dokumen mutu yang berfungsi sebagai bagian perencanaan, penilaian, dan bahan acuan (base line) untuk mencapai derajat kompetensi yang lebih tinggiKualitas dari silabus harus dikontrol oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan, atau salah seorang yang dipercaya sebagai ahli untuk mengawal kualitas silabus. Hal ini dilakukan karena silabus tidak hanya sekedar ada secara administratif tetapi juga harus mememuhi komponen yang berkualitas dan memiliki Keterkaitan

Workshop penyamaan persepsi tentang format silabus sesuai ketentuan yang berlaku dan relevansi muatan silabus dengan visi sekolah

Penyusunan draft silabus oleh masing-masing guru

Review draft silabus melalui wokshop sehingga menghasilkan isi silabus yang inovatif sesuai standar proses.

Pendokumentasian silabus yang berlaku untuk tahun berjalan

Harus diusahakan ada salah seorang ahli yang bertanggungjawab sebagai nara sumber/fasilitator dalam pengembangan silabus

Guru dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum,dan kepala sekolah

Awal tahun Silabus untuk masing-masing mata pelajaran yang telah dilelegalisasi oleh kepala sekolah yang sebelumnya telah di periksa oleh tim ahli.

39 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 41: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

antar komponen dalam silabus. Kepemilikan RPP Komponen RPP Keterkaitan antar

komponen RPP Keterkaitan RPP

dengan silabus Kelayakan

kegiatan pembelajaran

RPP merupakan perencanaan pembelajaran yang harus disediakan oleh guru sesuai perundang-undangan yang berlaku. Secara teoritis, RPP merupakan kelengkapan guru profesional sebelum melaksanakan proses pembelajaran di kelas.Kualitas dari RPP harus dikontrol oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan, atau salah seorang yang dipercaya sebagai ahli untuk mengawal kualitas RPP. Kualitas RPP antara lain dicirikan oleh kelengkapan komponen RPP dengan indikator yang terukur dan skenario pembelajaran yang mendorong siswa aktif. Selai itu terdapat keterkaitan antar komponen RPP dan keterkaitan RPP dengan silabus.

Wokshop penyaman persepsi tentang format RPP sesuai ketentuan yang berlaku dan pemuatan inovasi pembelajaran yang aktif dan kontekstual

Penyusunan draft RPP oleh guru untuk seluruh pertemuan yang akan dilakukan

Review dan penyelarasan draft RPP oleh guru sebelum mengajar sehingga melahirkan RPP yang kontekstual baik waktu dan tempat

Pendokumentasian RPP yang berlaku untuk tahun berjalan.

Harus diusahakan ada salah seorang ahli yang bertanggungjawab sebagai nara sumber/fasilitator dalam penyusunan RPP

Guru dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, kepala sekolah

Awal tahun ajaran RPP untuk setiap kali pertemuan yang dipisahkan masing-masing mata pelajaran dan guru yang telah dilelegalisasi oleh kepala sekolah yang sebelumnya telah di periksa oleh ahlinya

Ketersedian buku teks, buku panduan, sumber belajar lain

Pemanfaatan buku teks, buku panduan, sumber belajar lain

Buku teks, buku panduan, dan sumber belajar lainnya merupakan bagian terpenting sebagai mendukung kegiatan pembelajaran. Kedudukan sumber belajar yang berupa buku teks dan lainnya sama dengan kedudukan guru.

Rapat koordinasi untuk mencantumkan mata anggaran pada RKS untuk menyediakan berbagai sumber belajar atau mengusulkan pengadaannya kepada pihak dinas pendidikan dan dunia industri.

Membuat aturan tentang optimasi pemanfaatan buku dan sumber belajar lainnya baik dalam kegiata belajar di kelas maupun di luar kelas

Mensosialisasikan budaya baca dan pemanfaatan sumber belajar di sekolah dan di luar lingkungan sekolah.

Guru dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, kepala sekolah

Setiap Awal Tahun Daftar inventaris judul dan jumlah eksemplar

Bukti fisik buku dan sumber belajar lain yang tercatat.

Aturan pemanfaatan buku teks, buku panduan, sumber belajar lain

Pengelolaan kelas Pengelolaan kelas merupakan kegiatan inti dari standar proses. Efektivitas pendidikan salah satunya ditentukan

Menyiapkan ruang kelas dan perlengkapannya sebaik mungkin sesuai strandar sarana dan prasarana

Guru dan kepala sekolah

Setiap akhir pekan Daftar hadir guru di kelas dalam bentuk agenda pembelajaran

40 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 42: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

oleh efektivitas pengelolaan kelas. Dengan demikian, pengelolaan kelas harus diperhatikan dengan seksama dalam peningkatan mutu pendidikan dan keterampilan pengelolaan kelas merupakan ukuran terhadap tingkat kompetensi dan profesionalisme guru.

pendidikan Guru mereview skenario

pembelajaran yang telah disusunnya pada RPP

Menyiapakan berbagai bahan ajar dan sumber belajar

Guru melaksanakan pembelajaran Secara rutin di akhir pekan, salah

seorang guru menyampaikan pengalamannya di kelas di depan guru-guru lain dalam kerangka kegiatan lesson study.

Agenda pertemuan lesson study di akhir pekan (jam yang digunakan setelah proses pembelajaran dan atau pada waktu jam ekstrakurikuler)

Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP untuk pendahuluan

Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP untuk inti

Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP untuk penutup

Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP baik pada tahap pendahuluan, inti, maupun penutup sangat penting karena RPP yang telah disusun tidak bermakna apapun jika guru tidak melaksanakannya di kelas. Oleh karena itu kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP perlu diperhatikan dengan baik.

Sebelum masuk kelas, guru membaca kembali RPP yang telah disusunnya terutama pada komponen langkah-langkah pembelajaran dan indikatir pencapaiannya.

Mengapresiasi tahap inti pada skenario pembelajaran dengan kerangka aspek eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Guru melakasanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang disusunya

Melakukan refleksi segera setelah selesai melakukan pembelajaran sehingga dapat ditentukan tingkat kesesuaian antara RPP dengan pelaksanaanya di kelas.

Guru Setiap akhir jam pembelajaran di setiap kelas

Naskah RPP Catatan akhir (anekdot)

pembelajaran yang dibuat oleh guru dengan memuat keterangan nama mata pelajaran, jam pelajaran, temuan di kelas, rencana perbaikan di masa yang akan datang.

Pelaksanaan Pemantauan, Pengawasan, dan Evaluasi (persiapan, proses, penilaian).

Kegiatan Pemantauan, Pengawasan, dan Evaluasi (persiapan, proses, penilaian), dan tindak lanjut merupakan kegiatan supervisi yang bermanfaat untuk peningkatan mutu proses pembelajaran

Penyebaran angket penggalian masalah pembelajaran.

Analisis kebutuhan supervisi pembelajaran

Observasi kelas setiap penampilan guru sekurang-kurangnya dilakukan 1 kali dalam satu semester

Refleksi langsung antara kepala

Kepala sekolah 1 semester Angket Laporan singkat analisis

kebutuhan Lembaran observasi

yang teriisi Catatan refleksi Laporan hasil supervisi

akademik

41 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 43: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

sekolah dengan guru yang bersangkutan

Tindak lanjut Tindak lanjut hasil supervisi merupakan implementasi peningkatan mutu. Dengan demikian memiliki kedudukan yang sangat penting dalam proses peningkatan mutu.

Rekapitulasi data hasil observasi kelas

Laporan dan ulasan hasil observasi kelas

Pembinaan dan peningkatan proses pembelajaran minimal 1 kali di akhir semester dipimpin oleh kepala sekolah (dapat menghadirkan nara sumber dari luar).

Memberi tugas pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran

Kepala Sekolah dan Guru

1 semester Laporan analisis obervasi kelas

Daftar hadir peserta Pembinaan dan peningkatan proses pembelajaran.

Notulen kegiatan pembinaan guru

3. STANDAR KOMPETENSI LULUSANINDIKATOR

PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab

Tujuan pendidikan salah satunya menumbuhkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab. Sikap percaya diri adalah modal untuk menumbuhkan keberanian untuk melakukan sesuatu yang dianggap benar bagi dirinya, namun untuk memupuk percaya diri perlu dibarengi dengan rasa tanggung jawab agar percaya diri peserta didik adalah yang bertanggung jawab.

Merancang kegiatan yang membuka peluang bagi peserta didik merasakan pengalamannya untuk mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri.

Membina sikap percaya diri dan bertanggung jawab di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan

Kepala Sekolah, guru, dan guru BK

Mingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program

layanan BK untuk satu tahun berjalan

Daftar hadir harian layanan BK yang memuat nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

42 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 44: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

bimbingan BK secara berkelanjutan Terus memantau hasil pembinaan

sikap percaya diri dan bertanggung jawab peserta didik melalui catatan BK.

Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui program pembiasaan untuk mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar

Keterampilan peserta didik untuk mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar merupakan kunci dari segala proses pembelajaran. Jika peserta didik mampu mencari informasi/ pengetahuan sendiri maka ia akan berkembang sesuai minat dan potensi yang dimilikinya

Merancang kegiatan yang membuka peluang bagi peserta didik meningkatkan keterampilan mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri.

Membina keterampilan mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut dapat dilakukan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan

Terus memantau hasil pembinaan keterampilan mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut peserta didik melalui catatan BK.

Kepala Sekolah, guru, dan guru BK

Mingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program

layanan BK untuk satu tahun berjalan

Daftar hadir harian layanan BK yang memuat nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

Sekolah memiliki prestasi yang ditunjukkan dengan tingkat kelulusan dan rata-rata nilai US/UN yang tinggi

Kelulusan dan nilai rata-rata US/UN merupakan indikator mutu pendidikan yang dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran. Dengan hasil ujian yang diperoleh, kita dapat menarik kesimpulan tentang keberhasilan sistem pendidikan yang diselenggarakan di sekolah

Menganalisis potensi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik.

KKM dijadikan acuan untuk melakukan penilaian harian, tengah semester, dan akhir semester sehingga tingkat kelulusan dan rata-rata nilai US/UN dapat dipantau.

KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan.

Guru Awal semester Surat keputusan dan lampiran tentang penetapan KKM

43 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 45: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mengenal pemanfaatan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

Pengalaman belajar untuk mengenal pemanfaatan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab merupakan salah satu pilar dalam pembelajaran siswa aktif baik PAKEM maupun Contextual Teaching Learning (CTL). Dengan selalu mendorong peserta didik untuk memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab diharapkan akan terjadi akselerasi peningkatan mutu pendidikan.

Merancang kegiatan yang membuka peluang bagi peserta didik untuk mengenal pemanfaatan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri.

Membina pemanfaataan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab keterampilan mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut dapat dilakukan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan

Terus memantau hasil pembinaan mengenal pemanfaatan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab melalui catatan BK.

Kepala Sekolah, guru, dan guru BK

Mingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program

layanan BK untuk satu tahun berjalan

Daftar hadir harian layanan BK yang memuat nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman

Kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman adalah tujuan umum dari seluruh proses pendidikan. Kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman adalah keterampilan hidup bagi peserta didik sebagai bekal hidupnya.

Merancang kegiatan yang membuka peluang bagi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri.

Membina kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman dapat dilakukan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan

Terus memantau hasil pembinaan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman melalui catatan BK.

Kepala Sekolah, guru, dan guru BK

Mingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program

layanan BK untuk satu tahun berjalan

Daftar hadir harian layanan BK yang memuat nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

Siswa memperoleh pengalaman belajar

Tujuan pokok dari pendidikan adalah menyiapkan peserta didik untuk dapat

Merancang kegiatan agar iswa memperoleh pengalaman belajar yang

Guru Akhir semester Jadwal pengayaan dan remedial

44 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 46: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

agar mampu menguasai pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

hidup di masyarakat (bekerja) dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan demikian menguasai pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi adalah komponen yang paling penting.

disiapkan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Rancangannya dituangkan dalam KTSP yaitu dalam kalender penddikan

Membina pengalaman belajar yang disiapkan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dapat dilakukan di ruang kelas dan kegiatan remedial serta pengayaan

Terus memantau hasil pembinaan di berbagai kesempatan.

Daftar hadir siswa dan guru dalam kegiatan pengayaan dan remedial.

Siswa memperoleh pengalaman dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun

Kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun akan menjadi ukuran keberhasilan pendidikan karakter. Selain itu, kemampuan berkomunikasi adalah tujuan utama dari pendidikan karena itu perlu dijadikan indikator pemenuhan standar nasional pendidikan

Merancang kegiatan agar iswa memperoleh pengalaman belajar berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun Rancangannya dituangkan dalam KTSP yaitu dalam kalender penddikan

Membina pengalaman belajar berkomunikasi dapat dilakukan di ruang kelas, kegiatan ektrakurikuler, dan kegiatan remedial serta pengayaan.

Terus memantau hasil pembinaan di berbagai kesempatan.

Guru Akhir semester Jadwal pengayaan dan remedial

Jadwal kegiatan ekstrakurikuler yang relevan

Daftar hadir siswa dan guru dalam kegiatan pengayaan dan remedial.

Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk melaksanakan ajaran agama dan akhlak mulia

Melaksanakan ajaran agama dan akhlah mulia merupakan salah satu tujuan pendidikan di Indonesia yang berketuhanan yang mahaesa. Jika peserta didik tidak memperoleh pengalaman belajar melaksanakan ajaran agama dan akhlak mulia dapat dikatakan kegiatan pembelajaran gagal total. Hal ini karena tujuan pendidikan nasional dilandasi oleh salah satu sila Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa.

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik melaksanakan ajaran agama dan akhlah mulia. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri.

Membina peserta didik melaksanakan ajaran agama dan akhlah mulia melalui kegiatan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan

Kepala Sekolah, guru, dan guru BK

Mingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program

layanan BK untuk satu tahun berjalan

Daftar hadir harian layanan BK yang memuat nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

45 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 47: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.

Siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik setelah belajar akhlak mulia sesuai ajaran agama yang dianutnya

Untuk dapat menjalankan ajaran agamanya, peserta didik perlu dibekali dengan pengetahuan, sikap, dan pembiasaan perilaku yang terkait dengan ajaran agamanya. Sebaliknya pembelajaran ajaran agama yang dianturnya akan membina pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik. Dengan demikian kedua pihak saling mempengaruhi.

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik melaksanakan ajaran agama dan akhlah mulia yang sekalus menambah pengetahuan, sikap, dan perilaku baiknya. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam strukur kurikulum (pendidikan agama) dan pengembangan diri.

Membina peserta didik melaksanakan ajaran agama dan akhlah mulia melalui kegiatan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan

Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.

Kepala Sekolah, guru, dan guru BK

Mingguan Dokumen KTSP (buku I) Silabus dan RPP

pendidikan agama Dokumen program

layanan BK untuk satu tahun berjalan

Daftar hadir harian layanan BK yang memuat nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi.

Indonesia merupakan negara yang multikultur, multi agama, bangsa, suku dan ras. Pendidikan di Indonesia memiliki misi untuk membina peserta didik agar memiliki jiwa saling menghargai antar warga negara yang berbeda agama, bangsa, suku, dan ras.

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi.Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri.

Pemberian peluang untuk memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi melalui kegiatan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan

Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.

Kepala Sekolah, guru, dan guru BK

Mingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program

layanan BK untuk satu tahun berjalan

Jadwal kegiatan ektrakurikuler yang menunjukkan kegiatan saling menghargai antar siswa dengan berbagai latar belakang.

Siswa memperoleh Kehidupan di masyarakat penuh dengan Merancang kegiatan yang memberi Kepala Sekolah, guru, Mingguan Dokumen KTSP (buku I)

46 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 48: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

pengalaman belajar untuk berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.

aturan-aturan sosial. Pendidikan memiliki misi menyiapkan peserta didik untuk dapat hidup di masyarakat yang penuh aturan-aturan sosial. Oleh karena itu dianggap penting dijadikan indikator mutu pendidikan.

kesempatan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar untuk berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri.

Pemberian peluang untuk memperoleh pengalaman belajar berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial melalui kegiatan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan

Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.

dan guru BK Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan

Jadwal kegiatan ektrakurikuler yang menunjukkan kegiatan pembiasaan berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan social.

Siswa memperoleh pengalaman belajar bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (hanya untuk SD).

Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak dapat sendiri tetapi harus bekerjasama dalam kelompok dan tolong-menolong. Dalam rangka membina sikap saling bekerjasama dan tolong menolong maka dianggap perlu memasukkan sebagai indikator peningkatan mutu lulusan

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri.

Pemberian peluang untuk memperoleh pengalaman belajar berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial melalui kegiatan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan yang terintegrasi dan terjadwal

Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.

Kepala Sekolah, guru, dan guru BK

Mingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program

layanan BK untuk satu tahun berjalan

Jadwal kegiatan ektrakurikuler yang menunjukkan kegiatan pembiasaan saling tolong menolong dan bekerjasama.

Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat

Pendidikan salah satunya memiliki misi untuk tetap menjaga keutuhan sebuah negara. Dengan demikian mutu lulusan

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk partisipasi siswa dalam kehidupan

Kepala Sekolah, guru, dan guru BK

Mingguan Dokumen KTSP (buku I) Jadwal kegiatan

ektrakurikuler yang

47 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 49: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI.

perlu memberi peluang pembinaan agar siswa mampu partisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI.

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI.. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri dan pendidikan karater

Melaksanakan pendidikan yang terintegrasi dengan semua mata pelajaran dan kegiatan ektrakurikuler

Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.

menunjukkan kegiatan latihan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI seperti pramuka, paskibra, PMR, dan lain-lain.

Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia.

Pendidikan salah satunya memiliki misi untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia. Dengan demikian perlu dijadikan indikator mutu lulusan

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk belajar menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri dan pendidikan karater.

Melaksanakan pendidikan yang terintegrasi dengan semua mata pelajaran dan kegiatan ektrakurikuler

Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.

Kepala Sekolah, guru, dan guru BK

Mingguan Dokumen KTSP (buku I) Jadwal kegiatan

ektrakurikuler yang menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia seperti pramuka, paskibra, PMR, dan lain-lain.

Siswa memperoleh pengalaman belajar iptek secara efektif.

Tujuan pendidikan adalah mengembangan ilmu pengetahuan dan tekologi yang disampaikan dengan pendekatan siswa aktif. Oleh karena itu Siswa memperoleh pengalaman belajar iptek secara efektif dijadikan indikator mutu lulusan.

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk belajar iptek secara efektif. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada silabus dan RPP pada mata pelajaran yang relevan.

Melaksanakan pembelajaran aktif pada setiap mata plajaran yang relevan dengan penyampaian mata iptek.

Guru Mingguan Silabus dan RPP

Siswa memperoleh Belajar untuk mengenali dan Merancang kegiatan yang memberi Guru Mingguan Silabus dan RPP

48 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 50: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

pengalaman belajar untuk mengenali dan menganalisis gejala alam dan sosial.

menganalisis gejala alam dan social dapat menyiapkan peserta didik hidup di masyarakat dengan penuh wawasan. Keterampilan menganalisis gejala alam dan social akan membantu mempertahankan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya.

kesempatan peserta didik untuk mengenali dan menganalisis gejala alam dan social. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada silabus dan RPP pada mata pelajaran yang relevan.

Melaksanakan pembelajaran aktif pada setiap mata plajaran yang relevan.

Siswa memperoleh pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.

Belajar untuk memperoleh pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya dapat menyiapkan peserta didik untuk mengembangan potensi dan bakat seni di masyarakat. Selain itu, melatih keterampilan dalam mengembangkan budaya luhur.

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu pada pengembangan diri, memasukkan pada silabus dan RPP pada mata pelajaran yang relevan.

Melaksanakan pembelajaran aktif pada setiap mata plajaran yang relevan.

Guru Mingguan Dokumen KTSP (Buku I) Silabus dan RPP

Mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani serta pola hidup sehat

Belajar untuk mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani serta pola hidup sehat dapat menyiapkan peserta didik untuk mengembangan potensi dan bakat olah raga di masyarakat.

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani serta pola hidup sehat. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu pada pengembangan diri, memasukkan pada silabus dan RPP pada mata pelajaran yang relevan.

Melaksanakan pembelajaran aktif pada setiap mata plajaran yang relevan.

Guru Mingguan Dokumen KTSP (Buku I) Silabus dan RPP

Siswa memahami perawatan tubuh serta lingkungan, mengenal berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta menjauhi narkoba

Belajar untuk memahami perawatan tubuh serta lingkungan, mengenal berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta menjauhi narkoba dapat menyiapkan peserta didik hidup sehat dan terhindar dari bahaya narkoba dan obat-obatan yang berbahaya.

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk memahami perawatan tubuh serta lingkungan, mengenal berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta menjauhi narkoba. Rancangan diawali dengan mencantumkannya

Guru Mingguan Dokumen KTSP (Buku I) Silabus dan RPP

49 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 51: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI PEMENUHAN HASIL

pada KTSP yaitu pada pengembangan diri, memasukkan pada silabus dan RPP pada mata pelajaran yang relevan.

Melaksanakan pembelajaran aktif pada setiap mata plajaran yang relevan.

4. STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

Guru mempunyai kualifikasi minimal

Tuntutan sebagai guru profesional harus memenuhi persyaratan sesuai PP no. 74 th. 2008 tentang Guru dan Dosen dan Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Kepala sekolah dan pengawas mendorong guru yang belum S1/DIV untuk melanjutkan studi yang sesuai.

Kepala sekolah dan guru mengajukan beasiswa untuk studi S1/DIV.

Kepala sekolah, guru, pengawas

4,5 tahun Kualifikasi pendidikan guru S1/DIV dibuktikan dengan ijazah

Guru melanjutkan studi S1/DIV dengan biaya beasiswa (Pemda, Pemprov, Pusat, pihak lainnya)

Jumlah guru memenuhi persyaratan minimal

Pemenuhan jumlah guru yang sesuai dengan rombongan belajar/mata pelajaran memberikan dukungan kebermutuan layanan pembelajaran

Kepala sekolah mengajukan penambahan jumlah guru kepada pemerintahan kab./kota melalui dinas pendidikan kab./kota;

Jika pengajuan ini belum direspon, padahal sekolah membutuhkan penambahan guru, kepala sekolah bersama dengan komite sekolah dan guru-guru melakukan rapat untuk mempertimbangkan perekrutan guru honorer yang dibiayai dari dana sekolah

Kepala sekolah membuka komunikasi dengan kepala sekolah lain di sekitar

Kepala sekolah, komite sekolah

Menjelang awal tahun ajaran baru

Semua kebutuhan guru untuk rombongan belajar yang ada di sekolah dapat terpenuhi

50 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 52: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

sekolah, jika ada kelebihan jumlah guru/guru yang kekurangan jam mengajar, dapat diberi jadwal pada sekolah tersebut.

Guru mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan

Bagian dari tuntutan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasu Akademik dan Kompetensi Guru

Untuk mendapatkan kebermutuan dalam memberikan layanan pembelajaran bagi peserta didik

Kepala sekolah melakukan penilaian kompetensi guru (PKG)

Kepala sekolah bersama komite sekolah menyusun dan mengesahkan program peningkatan kompetensi guru untuk satu tahun.

Kepala sekolah dan guru-guru melaksanakan program peningkatan kompetensi guru.

Kepala Sekolah, Guru, komite sekolah

Sepajang tahun ajaran

Kompetensi guru yang kurang (hasil dari PKG) dapat ditingkatkan

Guru memiliki kebiasaan untuk mengimplementasikan kemampuannya dalam layanan bagi peserta didik.

Kepala sekolah memiliki kualifikasi pendidikan minimal

Merupakan syarat formal yang harus dipenuhi dari Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah

Kepala sekolah melanjutkan studi S1/D4;

Mengajukan bea siswa S1/D4 ke Pemerintahan kab./kota atau ke Pusat atau perusahaan sekitar melalui program CSR

Kepala sekolah Sepanjang tahun ajaran

Kepala sekolah dapat menyelesaikan studi, minimal S1/D4.

Konselor mempunyai kualifikasi pendidikan minimal

Tenaga Administrasi mempunyai kualifikasi pendidikan minimal

Tenaga perpustakaan mempunyai kualifikasi minimal

Tenaga

Merupakan syarat formal yang harus dipenuhi dari Permendiknas No. 24 tahun 2008 tentang Standar TAS/M, Permendiknas No. 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan sekolah/ Madrasah, Permendiknas No. 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/ Madrasah, Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor

TAS, Pustakawan, Laboran, dan Konselor melanjutkan studi sesuai dengan tuntutan permendiknas (SMA/SMK, D3, S1/D4)

Kepala sekolah mendorong dan memfasilitasi TAS, Pustakawan, Laboran, Konselor untuk melanjutkan studi sesuai dengan kualifikasi pada masing-masing Permendiknas.

Jika sekolah merekrut tenaga honorer untuk TAS, Pustakawan, Laboran, Konselor, diusahakan untuk merekrut yang sudah memenuhi kualifikasi.

Kepala Sekolah, TAS, Pustakawan, Laboran, Konselor

1 – 4 tahun TAS, Pustakawan, Laboran, Konselor memiliki kualifikasi yang sesuai dengan Permendiknas, yaitu:TASD = SMK/sederajatTASMP = D3TASMA/K = S1/D4Kepala perpustakaan (pendidik) = S1/D4Kepala perpustakaan (Non-pendidik) = D2 Ilmu perpustakaanTenaga perpustakaan = SMA/sederajatKepala Laboratorium (pendidik) = S1/D4Kepala Laboratorium (laboran)

51 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 53: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

laboran mempunyai kualifikasi minimal

= D3Teknisi Laboratorium = D2Laboran sekolah = SMA/SederajatKonselor = S1

Sekolah mempunyai penjaga sekolah

Untuk memelihara dan menjaga sekolah dari gangguan sosial, bencana, dan lingkungan sekitar.

Jika memungkinkan, Kepala sekolah merekrut satu atau beberapa penjaga sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah

Kepala sekolah mengajukan pemenuhan tenaga penjaga sekolah kepada Pemerintah daerah kab./kota.

Kepala sekolah Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki penjaga sekolah sesuai kebutuhan

Kepala Sekolah mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan

Mengelola dan memimpin sekolah merupakan hal yang kompleks dilihat dari urusan-urusan dan masalah-masalah yang harus ditangani dan dipecahkan oleh seorang kepala sekolah, karena itu, tanpa penguasaan kompetensi yang disyaratkan dalam Permendikan No. 13 tahun 2007, kemajuan sekolah akan sangat lambat, bahkan sekolah tidak akan berhasil mencapai visi dan misinya

Kepala sekolah melakukan penilaian diri sendiri untuk mengetahui sejuahmana sudah/belum menguasai kompetensi yang disyaratkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara refleksi diri atau pengisian daftar checklist, atau bertanya kepada warga sekolah mengenai kekurangan kepala sekolah.

Kepala sekolah menyusun rencana pengembangan profesi secara berkelanjutan

Kepala sekolah mengimplementasikan program/kegiatan pengembangan diri melalui berbagai bentuk dan jenis kegiatan seperti: 1) mengikuti kegiatan pengembangan profesi di K3S atau MKKS. 2) meminta dibina secara langsung oleh pengawas pada kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai, dll.

Kepala sekolah Sepanjang tahun ajaran

Kepala sekolah menguasai kompetensi yang dipersyaratkan

Konselor mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan

Layanan tenaga konselor berkaitan langsung dengan pengembangan atau pemecahan masalah peserta didik, sehingga kompetensi yang harus dimiliki

Tenaga konselor melakukan penilaian kompetensi sebagai konselor, baik melalui pengisian instrument, penilaian dari kepala sekolah, penilaian

Kepala Sekolah, Tenaga konselor

Sepanjang tahun ajaran

Kompetensi tenaga konselor sekolah terus meningkat stiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan/hasil pemetaan

52 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 54: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

harus betul-betul dikuasai. Jika tidak, maka tindakan yang dilakukan oleh konselor akan sangat beresiko menyebabkan disorientasi kepribadian peserta didik.

pengawas, atau pihak lain yang dianggap kompeten.

Tenaga konselor menyusun rencana pengembangan keprofesian untuk satu tahun ajaran yang dilakukan setiap tahunnya.

Tenaga konselor melaksanakan program/kegiatan pengembangan kompetensi melalui berbagai cara, misalnya: penelitian tindakan, pembinaan oleh kepala sekolah, pembinaan oleh pengawas, MGMP BK, dll.

kompetensi.

Tenaga perpustakaan mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan

Pengelolaan perpustakaan merupakan kegiatan yang secara langsung berkaitan dengan penyediaan atau fasilitasi belajar peserta didik, khususnya di ruang perpustakaan. Untuk memberikan dukungan yang optimal, diperlukan layanan yang professional, karenanya tenaga perpustakaan sekolah haruslah orang-orang yang memiliki kompetensi sebagaimana dipersyaratkan dalam Permendiknas No. 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan sekolah/ Madrasah

Pustakawan sekolah/madrasah melakukan penilaian kompetensi sebagai tenaga perpustakaan sekolah/madrasah, baik melalui pengisian instrument, penilaian dari kepala sekolah, penilaian pengawas, atau pihak lain yang dianggap kompeten.

Pustakawan sekolah/madrasah menyusun rencana pengembangan keprofesian untuk satu tahun ajaran yang dilakukan pada setiap tahunnya.

Pustakawan sekolah/madrasah melaksanakan program/kegiatan pengembangan kompetensi melalui berbagai cara, misalnya: workshop pengembangan layanan perpustakaan, pembinaan langsung dari KS, pembinaan langsung dari pengawas, mengikuti kegiatan asosiasi pustakawan sekolah/madrasah, pelatihan ICT untuk tenaga perpustakaan, dll.

Kepala sekolah, tenaga perpustakaan sekolah/ madrasah

Sepanjang tahun ajaran

Kompetensi yang belum dikuasai oleh pustakawan sekolah dapat dikuasai secara bertahap dalam setiap tahunnya sesuai dengan hasil pemetaan kompetensi

53 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 55: Pedoman pemenuhan-snp-sma

5. STANDAR SARANA DAN PRASARANA

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

Luas lahan sekolah sesuai dengan SNP

Untuk kepentingan pelayanan yang memadai bagi peserta didik dan proses kerja bagi PTK, lahan sekolah harus distandarkan

Kepala sekolah dan komite sekolah membandingkan lahan yang dimiliki sekolah dengan SNP sesuai jenjang sekolah

Kepala sekolah menyusun kebutuhan penambahan lahan sekolah disertai dengan rencana desain pengembangan sarana dan prasarana sekolah

Kepala sekolah dan komite sekolah mengajukan pemenuhan lahan sekolah sesuai dengan SNP ke pemerintah kab./kota atau pihak-pihak yang berkepentingan

Kepala sekolah. komite sekolah

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki desain pengembangan sarana dan prasana sekolah

Sekolah melakukan pengajuan pemenuhan lahan sekolah kepada berbgai pihak terkait

Sekolah memiliki lahan sekolah sesuai dengan SNP

Perabot yang dimiliki ruang kelas sesuai dengan SNP

Pemenuhan perabot yang dibutuhkan sesuai SNP akan memberikan kenyamanan bagi peserta didik dalam KBM

Kepala sekolah dan komite sekolah mengidentifikasi perabor masing-masing kelas yang dimiliki sekolah kemudian membandingkannya dengan kebutuhan bagi peserta didik yang ada.

Kepala sekolah menyusun kebutuhan penambahan atau pemeliharaan perabot kelas sesuai kebutuhan

Kepala sekolah dan komite sekolah mengajukan pemenuhan perabot kelas sesuai dengan SNP ke pemerintah kab./kota atau pihak-pihak yang berkepentingan

Kepala sekolah. komite sekolah

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki rincian kebutuhan perabot kelas yang sudah dimiliki dan belum dimiliki

Sekolah melakukan pengajuan pemenuhan perabot kelas yang belum dimiliki kepada berbgai pihak terkait

Sekolah memiliki kelengkapan perabot kelas sesuai dengan SNP

Kelayakan/kenyaman ruang kelas untuk

Kelayakan kelas merupakan pra-syarat bagi keberhasilan belajar siswa

Sekolah memprogramkan kenyamanan sekolah dalam RKAS

Sekolah menyusun aturan mengenai

Kepala sekolah, penjaga sekolah, peserta didik, guru

Penyusunan RKAS dan sepanjang tahun

Sekolah dapat melakukan program kenyamanan kelas

54 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 56: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

belajar kenyamanan ruang kelas Warga sekolah melakukan

pemeliharaan terhadap fasilitas ruang kelas sesuai dengan perannya masing-masing

Kepala sekolah mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kenyamanan ruang kelas

Lingkungan kelas dirasakan nyaman oleh peserta didik dan guru untuk proses pembelajaran

Diketahuinya kondisi kenyamanan lingkungan kelas

Buku perpustakaan sesuai dengan standar yang berlaku

untuk mencapai mutu hasil belajar peserta didik, sekolah harus melengkapi kebutuhan belajar peserta didik, khususnya buku-buku perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta didik

Kepala sekolah mengidentifikasi jumlah buku yang ada dan kebutuhan buku perpustakaan yang belum dimiliki

Kepala sekolah bersama komite sekolah menyusun proporal untuk pemenuhan buku yang dibutuhkan di perustakaan

Kepala sekolah dan komite sekolah mengajukan pemenuhan kebutuhan buku perpustakaan kepada berbagai pihak terkait.

Kepala sekolah, komite sekolah, pustakawan

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki informasi mengenai kondisi buku di perpustakaan dan kebutuhannya

Sekolah memiliki proposal pemenuhan buku perpustakaan

Buku-buku yang dibutuhkan di perpustakaan sekolah lengkap sesuai kebutuhan

Ketersediaan peralatan multimedia di ruang perpustakaan

Peralatan multimedia di perpustakaan diperlukan untuk mendukung layanan sumber belajar secara online atau sumber belajar yang bebasis teknologi informasi, seperti penggunaan BSE, sumber belajar bahasa inggris dll.

Kepala sekolah dan komite sekolah menganalisis kebutuhan peralatan multimedia di perpustakaan

Kepala sekolah dan komite sekolah menyusun proporal untuk pemenuhan kebutuhan multimedia di perpustakaan kepada berbagai pihak terkait

Kepala sekolah dan komite sekolah mengajukan pemenuhan kebutuhan peralatan multi media di perpustakaan kepada berbagai pihak terkait.

Kepala sekolah, komite sekolah, pustakawan

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki informasi mengenai kondisi peralatan multimedia di perpustakaan dan kebutuhannya

Sekolah memiliki proposal pemenuhan peralatan multimedia di perpustakaan

Peralatan multimedia yang dibutuhkan di perpustakaan sekolah lengkap sesuai kebutuhan

55 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 57: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

Kelayakan/kenyamanan ruang perpustakaan untuk belajar

Kelayakan ruang perpustakaan untuk belajar merupakan pra-syarat bagi keberhasilan belajar siswa di perpustakaan

Sekolah memprogramkan kenyamanan ruang perpustakaan dalam RKAS

Pustakawan menyusun aturan mengenai kenyamanan ruang perpustakaan

Warga sekolah melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas ruang perpustakaan sesuai dengan perannya masing-masing

Kepala sekolah mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kenyamanan ruang perpustakaan untuk belajar peserta didik

Kepala sekolah, penjaga sekolah, peserta didik, pustakawan

Penyusunan RKAS dan sepanjang tahun

Sekolah dapat melakukan program kenyamanan perpustakaan

Lingkungan perpustakaan dirasakan nyaman oleh peserta didik dan guru untuk proses pembelajaran

Diketahuinya kondisi kenyamanan lingkungan perpustakaan

Peralatan pendidikan di laboratorium IPA lengkap

Kelengkapan peralatan di laboratorium akan memudahkan peserta didik dan guru dalam proses praktikum

Kepala sekolah dan komite sekolah menganalisis kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium IPA

Kepala sekolah dan komite sekolah menyusun proporal untuk pemenuhan kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium IPA kepada berbagai pihak terkait

Kepala sekolah dan komite sekolah mengajukan pemenuhan kebutuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium IPA kepada berbagai pihak terkait.

Kepala sekolah, penjaga sekolah, laboran, guru IPA

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki informasi mengenai kondisi peralatan peralatan laboratorium di laboratorium IPA dan kebutuhannya

Sekolah memiliki proposal pemenuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium IPA

Peralatan yang dibutuhkan di laboratorium IPA lengkap sesuai kebutuhan

Peralatan pendidikan di laboratorium Fisika lengkap

Kelengkapan peralatan di laboratorium akan memudahkan peserta didik dan guru dalam proses praktikum

Kepala sekolah dan komite sekolah menganalisis kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium Fisika

Kepala sekolah dan komite sekolah menyusun proporal untuk pemenuhan kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium Fisika

Kepala sekolah, penjaga sekolah, laboran, guru IPA (fisika)

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki informasi mengenai kondisi peralatan peralatan laboratorium di laboratorium Fisika dan kebutuhannya

Sekolah memiliki

56 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 58: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

kepada berbagai pihak terkait Kepala sekolah dan komite sekolah

mengajukan pemenuhan kebutuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium Fisika kepada berbagai pihak terkait.

proposal pemenuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium Fisika

Peralatan yang dibutuhkan di laboratorium Fisika lengkap sesuai kebutuhan

Peralatan pendidikan di laboratorium kimia lengkap

Kelengkapan peralatan di laboratorium akan memudahkan peserta didik dan guru dalam proses praktikum

Kepala sekolah dan komite sekolah menganalisis kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium Kimia

Kepala sekolah dan komite sekolah menyusun proporal untuk pemenuhan kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium kimia kepada berbagai pihak terkait

Kepala sekolah dan komite sekolah mengajukan pemenuhan kebutuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium kimia kepada berbagai pihak terkait.

Kepala sekolah, penjaga sekolah, laboran, guru IPA (kimia)

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki informasi mengenai kondisi peralatan peralatan laboratorium di laboratorium kimia dan kebutuhannya

Sekolah memiliki proposal pemenuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium kimia

Peralatan yang dibutuhkan di laboratorium kimia lengkap sesuai kebutuhan

Peralatan pendidikan di laboratorium biologi lengkap

Kelengkapan peralatan di laboratorium akan memudahkan peserta didik dan guru dalam proses praktikum

Kepala sekolah dan komite sekolah menganalisis kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium biologi

Kepala sekolah dan komite sekolah menyusun proporal untuk pemenuhan kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium biologi kepada berbagai pihak terkait

Kepala sekolah dan komite sekolah mengajukan pemenuhan kebutuhan peralatan peralatan laboratorium di

Kepala sekolah, penjaga sekolah, laboran, guru IPA (biologi)

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki informasi mengenai kondisi peralatan peralatan laboratorium di laboratorium biologi dan kebutuhannya

Sekolah memiliki proposal pemenuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium biologi

57 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 59: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

laboratorium biologi kepada berbagai pihak terkait.

Peralatan yang dibutuhkan di laboratorium biologi lengkap sesuai kebutuhan

Peralatan pendidikan di laboratorium bahas lengkap

Kelengkapan peralatan di laboratorium akan memudahkan peserta didik dan guru dalam proses praktikum

Kepala sekolah dan komite sekolah menganalisis kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium bahasa

Kepala sekolah dan komite sekolah menyusun proporal untuk pemenuhan kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium bahasa kepada berbagai pihak terkait

Kepala sekolah dan komite sekolah mengajukan pemenuhan kebutuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium bahasa kepada berbagai pihak terkait.

Kepala sekolah, penjaga sekolah, laboran, guru Bahasa (inggris, Indonesia, daerah)

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki informasi mengenai kondisi peralatan peralatan laboratorium di laboratorium bahasa dan kebutuhannya

Sekolah memiliki proposal pemenuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium bahasa

Peralatan yang dibutuhkan di laboratorium bahasa lengkap sesuai kebutuhan

Peralatan pendidikan di laboratorium IPS lengkap

Kelengkapan peralatan di laboratorium akan memudahkan peserta didik dan guru dalam proses praktikum

Kepala sekolah dan komite sekolah menganalisis kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium IPS

Kepala sekolah dan komite sekolah menyusun proporal untuk pemenuhan kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium IPS kepada berbagai pihak terkait

Kepala sekolah dan komite sekolah mengajukan pemenuhan kebutuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium IPS kepada berbagai pihak terkait.

Kepala sekolah, penjaga sekolah, laboran, guru IPS

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki informasi mengenai kondisi peralatan peralatan laboratorium di laboratorium IPS dan kebutuhannya

Sekolah memiliki proposal pemenuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium IPS

Peralatan yang dibutuhkan di laboratorium IPS lengkap sesuai kebutuhan

58 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 60: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

Peralatan pendidikan di laboratorium TIK lengkap

Kelengkapan peralatan di laboratorium akan memudahkan peserta didik dan guru dalam proses praktikum

Kepala sekolah dan komite sekolah menganalisis kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium TIK

Kepala sekolah dan komite sekolah menyusun proporal untuk pemenuhan kebutuhan peralatan laboratorium di laboratorium TIK kepada berbagai pihak terkait

Kepala sekolah dan komite sekolah mengajukan pemenuhan kebutuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium TIK kepada berbagai pihak terkait.

Kepala sekolah, penjaga sekolah, laboran, guru TIK

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki informasi mengenai kondisi peralatan peralatan laboratorium di laboratorium TIK dan kebutuhannya

Sekolah memiliki proposal pemenuhan peralatan peralatan laboratorium di laboratorium TIK

Peralatan yang dibutuhkan di laboratorium TIK lengkap sesuai kebutuhan

Peralatan kerja di ruang bengkel lengkap

Kelengkapan peralatan di ruang bengkel akan memudahkan peserta didik dan guru dalam proses praktikum

Kepala sekolah dan komite sekolah menganalisis kebutuhan peralatan di ruang bengkel

Kepala sekolah dan komite sekolah menyusun proporal untuk pemenuhan kebutuhan peralatan di ruang bengkel kepada berbagai pihak terkait

Kepala sekolah dan komite sekolah mengajukan pemenuhan kebutuhan peralatan peralatan di ruang bengkel kepada berbagai pihak terkait.

Kepala sekolah, penjaga sekolah, guru praktik, teknisi bengkel

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki informasi mengenai kondisi peralatan di ruang bengkel dan kebutuhannya

Sekolah memiliki proposal pemenuhan peralatan di ruang bengkel

Peralatan yang dibutuhkan di ruang bengkel lengkap sesuai kebutuhan

Kelayakan ruang kerja pimpinan

Kelayakan ruang kerja KS menjadi unsur pendukung bagi keberhasilan kerja kepala sekolah, dan menjadi ruang untuk penerimaan tamu sekolah

Kepala sekolah menganalisis kebutuhan ruang kerja bagi kepala sekolah

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk program peningkatan kualitas ruang kerja melalui pembangunan ruang kerja KS atau

Kepala sekolah, komite sekolah

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melaksanakan program peningkatan kelayakan ruang kerja kepala sekolah

Sekolah memiliki ruang kerja pimpinan sekolah yang layak untuk bekerja

59 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 61: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

renovasi ruang kerja KS Penajaga sekolah melakukan

perawatan terhadap ruang kerja kepala sekolah secara rutin

Mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelayakan sekolah

Kelengkapan sarana ruang kerja pimpinan

Kelengkapan ruang kerja KS menjadi unsur pendukung bagi keberhasilan kerja kepala sekolah, dan menjadi ruang untuk penerimaan tamu sekolah

Kepala sekolah menganalisis kebutuhan kelengkapan ruang kerja kepala sekolah

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk program peningkatan kualitas ruang kerja melalui melengkapi perabotan ruang kerja KS

Mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelengkapan sekolah

Kepala sekolah, komite sekolah

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melakukan pemenuhan kebutuhan ruang kerja kepala sekolah

Ruang kerja pimpinan sekolah nyaman untuk bekerja

Kelayakan ruang kerja guru

Kelayakan ruang kerja guru menjadi unsur pendukung untuk keberhasilan kerja guru

Kepala sekolah dan guru menganalisis kebutuhan ruang kerja guru

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk program peningkatan kualitas ruang kerja guru melalui pembangunan ruang kerja guru atau renovasi ruang kerja guru

Penajaga sekolah melakukan perawatan terhadap ruang kerja guru secara rutin

Mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelayakan ruang kerja guru

Kepala sekolah, komite sekolah, guru

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melaksanakan program peningkatan kelayakan ruang kerja guru

Sekolah memiliki ruang kerja guru yang layak untuk bekerja

Kelengkapan saran ruang kerja

Kelengkapan ruang kerja guru menjadi unsur pendukung bagi keberhasilan kerja

Kepala sekolah dan guru menganalisis kebutuhan

Kepala sekolah, komite sekolah, guru

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melakukan pemenuhan

60 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 62: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

guru guru kelengkapan ruang kerja guru Membuat keputusan bersama antara

kepala sekolah dengan komite sekolah untuk program peningkatan kualitas ruang kerja melalui melengkapi perabotan ruang kerja guru

Mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelengkapan ruang kerja guru

kebutuhan ruang kerja guru

Ruang kerja guru nyaman untuk bekerja

Kelayakan/kenyamanan ruang ibadah

Kelayakan/kenyaman ruang ibadah menjadi unsur penting untuk meningkatkan praktik ibadah warga sekolah di ruang ibadah

Kepala sekolah dan warga sekolah menganalisis kebutuhan ruang ibadah

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk program peningkatan kualitas ruang ibadah melalui pembangunan atau renovasi ruang ibadah

Warga sekolah melakukan perawatan terhadap ruang ibadah secara rutin sesuai dengan perannya masing-masing

Mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelayakan ruang ibadah

Warga sekolah Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melaksanakan program peningkatan kelayakan ruang ibadah

Sekolah memiliki ruang ibadah yang layak/nyaman untuk ibadah warga sekolah

Kelengkapan sarana ruang ibadah

Kelengkapan sarana ruang iabadah menjadi unsur pendukung untuk motivasi beribadah di ruang ibadah

Kepala sekolah dan warga sekolah menganalisis kebutuhan kelengkapan ruang ibadah

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk program peningkatan kualitas ruang kerja melalui melengkapi kelengkapan ibadah di ruang ibadah

Mengevaluasi keterlaksanaan

Warga sekolah Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melakukan pemenuhan kebutuhan ruang ibadah

Ruang ibadah sekolah nyaman untuk dijadikan tempat ibadah

61 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 63: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

program pemenuhan kelengkapan ruang sarana di ruang ibadah

Kelayakan/kenyamanan ruang jamban

Kelayakan/kenyaman ruang jamban menjadi unsur penting untuk meningkatkan praktik hidup sehat di sekolah

Kepala sekolah dan warga sekolah menganalisis kebutuhan ruang jamban

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk program peningkatan kualitas ruang jamban melalui pembangunan atau renovasi ruang jamban

Warga sekolah melakukan perawatan terhadap ruang jamban secara rutin sesuai dengan perannya masing-masing

Mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelayakan ruang jamban

Warga sekolah Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melaksanakan program peningkatan kelayakan ruang jamban

Sekolah memiliki ruang jamban yang layak/nyaman

Kelengkapan sarana jamban

Kelengkapan sarana jamban menjadi unsur pendukung untuk meningkatkan praktik hidup sehat di sekolah

Kepala sekolah dan warga sekolah menganalisis kebutuhan kelengkapan sarana jamban

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk program peningkatan kualitas jamban melalui melengkapi kelengkapan sarana jamban

Mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelengkapan sarana jamban

Warga sekolah Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melakukan pemenuhan kebutuhan ruang jamban

Sarana jamban sekolah nyaman untuk digunakan oleh warga sekolah

Kelayakan/kenyamanan ruang UKS

Kelayakan/kenyaman ruang UKS menjadi unsur penting untuk meningkatkan praktik hidup sehat di sekolah

Kepala sekolah dan warga sekolah menganalisis kebutuhan ruang UKS

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk program peningkatan kualitas ruang UKS melalui pembangunan atau renovasi ruang

Warga sekolah Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melaksanakan program peningkatan kelayakan ruang UKS

Sekolah memiliki ruang UKS yang layak/nyaman

62 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 64: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

UKS Warga sekolah melakukan

perawatan terhadap ruang UKS secara rutin sesuai dengan perannya masing-masing

Kepala sekolah mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelayakan ruang UKS

Kelengkapan sarana ruang UKS

Kelengkapan sarana ruang UKS menjadi unsur pendukung untuk meningkatkan praktik hidup sehat di sekolah

Kepala sekolah dan warga sekolah menganalisis kebutuhan kelengkapan sarana UKS

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk program peningkatan kualitas ruang UKS melalui melengkapi kelengkapan sarana UKS

Mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelengkapan sarana UKS

Warga sekolah Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melakukan pemenuhan kebutuhan ruang UKS

Sarana UKS sekolah nyaman untuk digunakan oleh warga sekolah

Kelayakan/kenyamanan ruang konseling

Kelayakan/kenyaman ruang konseling menjadi unsur penting dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling peserta didik dan guru BK

Kepala sekolah dan warga sekolah menganalisis kebutuhan ruang konseling

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk program peningkatan kualitas ruang konseling melalui pembangunan atau renovasi ruang konseling

penjaga sekolah melakukan perawatan terhadap ruang konseling secara rutin

Kepala sekolah mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelayakan ruang konseling

Kepala sekolah, komite sekolah, guru BK, penjaga sekolah

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melaksanakan program peningkatan kelayakan ruang konseling

Sekolah memiliki ruang konseling yang layak/nyaman

Kelengkapan Kelengkapan sarana konseling menjadi Kepala sekolah dan warga sekolah Kepala sekolah, komite Sepanjang Sekolah dapat

63 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 65: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

sarana ruang konseling

unsur penting dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling peserta didik dan guru BK

menganalisis kebutuhan kelengkapan sarana konseling

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk melengkapi kelengkapan sarana ruang konseling

Mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelengkapan sarana ruang konseling

sekolah, guru BK tahun ajaran melakukan pemenuhan kebutuhan ruang konseling

Sarana konseling sekolah nyaman untuk digunakan oleh peserta didik dan guru BK

Kelayakan/kenyamanan tempat bermain/OR

Kelayakan/kenyaman tempat bermain/OR menjadi unsur penting dalam layanan kepada peserta didik

Kepala sekolah dan warga sekolah menganalisis kebutuhan tempat bermain/OR

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk pembangunan atau renovasi tempat bermain/OR

Warga sekolah melakukan perawatan terhadap tempat bermain/OR secara rutin sesuai dengan perannya masing-masing

Kepala sekolah mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelayakan tempat bermain/OR

Kepala sekolah, komite sekolah, guru olahraga, penjaga sekolah

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melaksanakan program peningkatan kelayakan tempat bermain/ OR

Sekolah memiliki tempat bermain/OR yang layak/nyaman

Kelengkapan sarana tempat bermain/OR

Kelengkapan sarana tempat bermain/OR menjadi unsur penting dalam layanan kepada peserta didik

Kepala sekolah dan warga sekolah menganalisis kebutuhan kelengkapan tempat bermain/OR

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk melengkapi kelengkapan sarana tempat bermain/OR

Mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelengkapan sarana tempat bermain/OR

Kepala sekolah, komite sekolah, guru olahraga

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melakukan pemenuhan kebutuhan tempat bermain/OR

Sarana tempat bermain/OR sekolah nyaman untuk digunakan oleh peserta didik dan guru OR

Kelayakan/kenyamanan

Kelayakan/kenyaman ruang sirkulasi akan mempermudah layanan bagi peserta didik

Kepala sekolah dan warga sekolah menganalisis kebutuhan ruang

Kepala sekolah, komite sekolah, guru olahraga,

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melaksanakan program

64 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 66: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

ruang sirkulasi dalam mencari sumber belajar sirkulasi Membuat keputusan bersama antara

kepala sekolah dengan komite sekolah untuk pembangunan atau renovasi ruang sirkulasi

Warga sekolah melakukan perawatan terhadap ruang sirkulasi secara rutin sesuai dengan perannya masing-masing

Kepala sekolah mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelayakan ruang sirkulasi

penjaga sekolah peningkatan kelayakan ruang sirkulasi

Sekolah memiliki ruang sirkulasi yang layak/nyaman

Kelengkapan sarana ruang sirkulasi

Kelengkapan ruang sirkulasi akan mempermudah layanan bagi peserta didik dalam mencari sumber belajar

Kepala sekolah dan pustakawan sekolah menganalisis kebutuhan kelengkapan ruang sirkulasi

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk melengkapi kelengkapan sarana ruang sirkulasi

Mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelengkapan sarana ruang sirkulasi

Kepala sekolah, komite sekolah, pustakawan

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melakukan pemenuhan kebutuhan ruang sirkulasi

Sarana ruang sirkulasi sekolah nyaman untuk digunakan oleh peserta didik dan pustakawan

Pencemaran lingkungan

Sekolah yang bebas dari pencemaran lingkungan merupakan salah satu bentuk pengkondisian hidup sehat bagi peserta didik

Kepala sekolah dan warga sekolah menganalisis pencemaran lingkungan sekolah

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk penanganan pencemaran lingkungan sekolah, semisal dengan memprogramkan sekolah hijau

Warga sekolah melakukan penanganan pencemaran lingkungan sekolah secara rutin sesuai dengan perannya masing-masing

Warga sekolah Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melaksanakan program pencegahan pencemaran lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah layak/nyaman sebagai tempat belajar bagi peserta didik

65 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 67: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

Kepala sekolah mengevaluasi keterlaksanaan program penanganan pencemaran lingkungan sekolah

Kelengkapan sarana drainase, pembuangan limbah, pepohonan (perindang)

Kelengkapan sarana drainase, pembuangan limbah, pepohonan (perindang) memberikan kenyamanan bagi warga sekolah untuk tinggal di sekolah

Kepala sekolah dan warga sekolah menganalisis kebutuhan sarana drainase, pembuangan limbah, pepohonan (perindang)

Membuat keputusan bersama antara kepala sekolah dengan komite sekolah untuk melengkapi kelengkapan sarana drainase, pembuangan limbah, pepohonan (perindang)

Mengevaluasi keterlaksanaan program pemenuhan kelengkapan sarana sarana drainase, pembuangan limbah, pepohonan (perindang)

Warga sekolah Sepanjang tahun ajaran

Sekolah dapat melakukan pemenuhan kebutuhan sarana drainase, pembuangan limbah, pepohonan (perindang)

Lingkungan sekolah nyaman bagi warga sekolah

6. STANDAR PENGELOLAAN

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

Sosialisasi visi, misi dan tujuan sekolah dilakukan kepada semua warga sekolah.

Visi, misi, dan tujuan sekolah merupakan rujukan utama dalam penyusunan rencana kerja jangka pendek, menengah maupun panjang

Visi, misi, dan tujuan sekolah dirumuskan bersama antara sekolah dengan para pemangku kepentingan

PTK di sekolah, komite sekolah, pemangku kepentingan sekolah, missal: alumni, DU/DI, dll.

Satu bulan Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah yang dimiliki bersama oleh sekolahd an para pemangku kepentingan

Warga sekolah memahami visi, misi dan tujuan

Visi, misi, dan tujuan sekolah yang tidak dipahami tidak akan memberikan energy untuk pencapaian visi dan tujuan dan

Visi, misi, dan tujuan sekolah dirumuskan bersama antara sekolah dengan para pemangku kepentingan

PTK di sekolah, komite sekolah,

1 bln Semua/kecenderungan warga sekolah dapat berkontribusi untuk

66 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 68: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

sekolah pelaksanaan misi-misi sekolah pencapaian visi dan tujuan sekolah, dan mengimplementasikan misi sekolah karena mereka memahami visi, misi, dan tujuan sekolah

Sosialisasi KTSP sekolah dilakukan kepada semua warga sekolah

KTSP merupakan produk bersama yang mencerminkan layanan pokok sekolah bagi peserta didiknya. Karena itu, semua pihak yang terlibat dengan penyelenggaraan sekolah ybs harus mengetahui dan memahami informasi yang tertuang dalam KTSP dengan baik

Supaya tidak terjadi pemaknaan yang berbeda atau salah terhadap hal-hal yang harus dilakukan oleh berbagai pihak dalam memberikan layanan bagi peserta didik, khususnya layanan pendidikan.

Supaya semua orang yang berkepentingan dapat ikut berkontribusi terhadap penyelenggaraan sekolah secara proporsional sesuai dengan perannya masing-masing.

KTSP dibuat dalam versi ringkas (resume) dan versi lengkap. Versi ringkas diperuntukan bagi masyarakat umum, sedangkan versi lengkap diperuntukan bagi pengelola sekolah.

Minimal satu tahun satu kali, pihak sekolah wajib mengundang para pemangku kepentingan (stakeholders) untuk melakukan proses sosialisasi KTSP.

Jika sekolah memiliki website, proses sosialisasi dapat dilakukan melalui pengunduhan di website sekolah.

Jika sekolah memiliki Koran/majalah sekolah, sosialisasi dapat dilakukan melalui perantara Koran/majalah sekolah.

Kepala sekolah, guru-guru, komite sekolah

Menjelang atau awal tahun ajaran

Stakeholders sekolah dapat dengan mudah menerima dan memahami informasi yang terkandung dalam KTSP

Sekolah memiliki dokumen rencana kerja sekolah dalam bentuk RKS dan RKAS

Penyusunan rencana program merupakan salah satu dari fungsi manajemen sekolah

RKS dan RKAS merupakan pedoman bagi semua warga sekolah dalam mengelola dan mengembangkan sekolah untuk mencapai visi dan misi sekolah

RKS dan RKAS menjadi salah satu rujukan dalam proses evaluasi

Sekolah menyelenggarakan workshop untuk menyusun rencana kerja sekolah bersama dengan stakeholders dalam bentuk RKS dan RKAS

Kepala sekolah, komite sekolah, unsur peserta didik, unsur PTK lainnya, pengawas, dan pihak-pihak yang dinilai sekolah berkontribusi dalam mengelola sekolah, seperti DU/DI, tokoh masyarakat yg tidak masuk dalam

Antara 1 - 4 hari Stakeholder skolah terlibat dalam penyusunan RPS dan RKAS

Sekolah memiliki dokumen RKS dan RKAS yang merupakan produk bersama

67 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 69: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

keberhasilan program kerja/kegiatan sekolah dalam setiap tahunnya.

komite sekolah, dll.

Penyusunan RKS memperhatikan pertimbangan komite sekolah, disetujui oleh Dewan Pendidikan, dan disahkan berlakunya oleh Dinas Pendidikan kab./kota atau oleh penyelenggara sekolah bagi sekolah swasta

Komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan kab./kota, atau yayasan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pengelolaan sekolah. Karena itu RKS dan RAKS perlu untuk diberikan pertimbangan oleh unsur-unsur tersebut.

Sekolah merupakan bagian dari komunitas yang lebih besar, seperti masyarakat kelurahan, kecamatan, dst.

Penyusunan/workshop/lokakarya RKS dan RKAS melibatkan para stakeholders sekolah

Pengesahan RPS dan RKAS mencantumkan “mengetahui” pihak komite sekolah, dewan pendidikan, dan dinas pendidikan kab./kota atau pihak yayasan (khusus bagi sekolah swasta).

Kepala sekolah, komite sekolah

Antara 1 - 4 hari RKS dan RKAS dibuat secara bersama dengan melibatkan stakeholder sekolah

RKS dan RKAS ditandatangani oleh komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan kab./kota atau yayasan (khusus sekolah swasta)

Rencana kerja sekolah mendukung pengembangan karir guru

Guru yang berkualitas merupakan kunci utama keberhasilan sekolah dalam memberikan layanan pokok (pembelajaran/KBM). Pengembangan karir guru merupakan salah satu upaya untuk menjadikan guru memiliki motivasi yang tinggi dalam memberikan layanan yang professional kepada peserta didik dan berbagai pihak terkait.

Kepala sekolah dan guru mengusulkan untuk memasukan program kerja pengembangan karir guru ke dalam RKS dan RKAS.

Sekolah harus membuat indikator keberhasilan pengembangan karir guru untuk kepentingan pencapaian, evaluasi pencapaian dan tindaklanjut dari evaluasi tersebut.

Kepala sekolah, guru Ketika penyusunan RKS dan RKAS

Dalam RKS dan RKAS mencantumkan program pengembangan karir guru

Kegiatan pengembangan karir guru didukung oleh kepala sekolah

Kegiatan pengembangan karir guru didukung oleh pendanaan sekolah

Sekolah melaksanakan program peningkatan mutu sekolah

Program yang diselenggarakan oleh sekolah harus berorientasi mutu bukan sekedar pelaksanaan program tanpa ada orientasi peningkatan mutu. Hal ini dikarenakan proses manajemen sekolah diorientasikan untuk pencapaian tujuan secara efektif dan efisien

Penyusunan program–program sekolah didasarkan pada masalah-masalah dan tantangan-tantangan yang dihadapi sekolah.

Sekolah menyusun indikator kebermutuan sekolah/pemenuhan standar nasional pendidikan yang dijadikan sebagai acuan dalam upaya pemenuhan SNP.

Warga sekolah (KS, guru, TAS, pustakawan, laboran, konselor, penjaga sekolah, komite sekolah, peserta didik)

Sepanjang tahun ajaran

Dalam satu tahun ajaran, sekolah mampu melaksanakan program peningkatan mutu yang tertuang dalam RKAS lebih dari 80%.

Mutu/prestasi akademik dan non akademik sekolah (guru, siswa,

68 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 70: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

Kepala sekolah mempertimbangkan dampak mutu ketika memutuskan program atau kegiatan yang akan dilakukan

Pengelolaan program dan kegiatan dilakukan secara transparan sehingga banyak orang/pihak yang akan memberikan pemikiran untuk kebermutuannya.

KS) terus meningkat dari tahun ke tahun

Penyusunan program peningkatan mutu sekolah mendasarkan pada: hasil evaluasi diri, hasil akreditasi sekolah, dan kelulusan siswa

Untuk kesinambungan program dan hasil yang lebih baik, penyusunan program peningkatan mutu perlu mengggunakan hasil evaluasi diri, akreditasi sekolah, dan kelulusan siswa.

Sekolah melakukan EDS dan mengolahnya menjadi profil mutu sekolah

Berdasarkan profil mutu sekolah kemudian disusun program kerja jangka menengah (RKS-4 tahunan) dan tahunan (RKAS).

Kepala sekolah, komite sekolah, unsur peserta didik, unsur orang tua,

1 bulan Program peningkatan mutu sekolah didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan up todate

RKS dan RKAS

Sekolah merealisasikan visi dan misi ke dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan PTK, dan pelaksanaan kegiatan kesiswaan

Pencapaian visi dan misi sekolah tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah (parsial). Semua kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan upaya pencapaian visi dan misi sekolah. Demikian halnya pengelolaan PTK dan kesiswaan merupakan bagian dari manajemen sekolah yang tujuan intinya adalah bagaimana mencapai visi dan misi sekolah.

Kepala sekolah bersama komute sekolah dan guru-guru membuat indikator keberhasilan visi sekolah sebagai acuan untuk mengetahuai ketercapaian visi sekolah.

Kepala sekolah melakukan rapat sekolah untuk membahas upaya pencapaian visi sekolah melalui peran dan tugas masing-masing orang di sekolah.

Kepala sekolah memberikan penguatan kepada warga sekolah mengenai pentingnya kebermutuan layanan pokok sekolah, yaitu ”pendidikan bagi peserta didik yang dirancang oleh guru dan difasilitasi oleh sekolah”

Kepala sekolah, guru, peserta didik, komite sekolah, unsur orang tua,

Sepanjang tahun ajaran

KBM yang dilaksanakan sesuai atau mencerminan upaya pencapaian visi dan misi sekolah.

PTK memiliki kemampuan dalam memberikan layanan bagi peserta didik dan stakeholders lainnya

Program kesiswaan dapat memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik secara memadai.

69 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 71: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

Untuk menstimulasi motivasi warga sekolah dalam pencapaian visi dan misi sekolah, kepala sekolah dapat membuat program pemeliharaan dan peningkatan kinerja bagi warga sekolah, seperti dalam bentuk: pemilihan siswa terbaik untuk setiap semester, pemilihan guru terbaik, pemberian penghargaan kepada warga sekolah yang berprestasi, dll.

Sekolah menyusun pedoman-pedoman pengelolaan sekolah

Pedoman pengelolaan memberikan kemudahan bagi warga sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk mencapai tujuan sekolah

Kepala sekolah memberikan petunjuk kepada penanggungjawab program/ kegiatan untuk menyusun atau mengembangkan pedoman-pedoman yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kerja masing-masing (menyusun POS)

Jika POS ini sudah ada, kepala sekolah melakukan kajian mengenai efektifitas POS dan kemudian memperbaiki hal-hal yang dianggap lemah/kurang.

Kepala sekolah Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki dokumen-dokumen POS, khususnya dalam implementasi layanan pokok sekolah.

Budaya dan lingkungan sekolah kondusif untuk pembelajaran

Pembelajaran sebagai layanan pokok sekolah tidak akan tercapai secara efektif jika budaya dan lingkungan sekolah tidak kondusif. Terlebih jika sekolah memiliki kondisi toxic culture (mindset, kebiasaan, dan artifac/simbol-simbol yang bertentangan dengan proses pendidikan)

Kepala sekolah menjadi teladan dalam perilaku ideal yang diharapkan

Sekolah mengeluarkan aturan tata tertib yang dilaksanakan secara konsisten, baik untuk PTK maupun peserta didik.

Penataan lingkungan sekolah dan kelas diakukan dengan memperhatikan kenyamanan psikis, sosial, dan budaya belajar bagi peserta didik

Kepala sekolah dan semua warga sekolah

Sepanjang tahun ajaran

Secara psikis, social, dan budaya, Lingkungan sekolah nyaman untuk belajar bagi peserta didik dan nyamana untuk bekerja bagi PTK

Warga sekolah dapat mengakses

Transaparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan merupakan

Jika memungkinkan semua PTK dan komite sekolah diberikan photo copy

PTK di sekolah Sepanjang tahun ajaran

Warga sekolah dapat terlibat dalam menentukan anggaran

70 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 72: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

laporan pengelolaan keuangan sekolah secara transparan dan akuntabel

bagian dari indikator good governance.

Transparansi dan akuntabilitas akan memicu profesionalitas yang lebih tinggi dalam pelaksanaan setiap pekerjaan yang dilakukan

RKAS RKAS ditempel di mading atau pada

media yang digunakan oleh warga sekolah

Sekolah mengeluarkan laporan keuangan bulanan, tiga bulanan, semesteran, dan tahunan yang dipublikasikan secara rutin kepada warga sekolah, baik melalui rapat, media madding atau media yang paling memunginkan digunakan oleh sekolah

Setiap anggaran yang digunakan oleh sekolah disertai oleh pertanggungajawaban, baik secara adeministratif dat/atau kesepakatan bersama (pihak sekolah dengan komite sekolah).

dan dengan mudah mengakses informasi mengenai pengelolaan keuangan sekolah (baik dalam proses penganggaran, penggunaan, maupun pertanggyngjawaban)

Sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain untuk mendukung implementasi rencana kerja sekolah

Pengelolaan sekolah sangat tidak mungkin dilakukan hanya oleh kepala sekolah dan guru, tetapi harus melibatkan pihak lain di luar sekolah, seperti orang tua, DU/DI, dan para pemangku kepentingan lainnya.

Sumber daya sekolah amat sangat terbatas, sedangkan sumber daya masyarakat di sekitar sekolah itu tidak terbatas.

Kepala sekolah mengidentifikasi pihak-pihak yang potensial untuk menjadi mitra sekolah dalam mencapai visi dan misi sekolah, baik secara perorangan, kelompok, maupun organisasi.

Kepala sekolah menjalin/membuka pembicaraan dengan stakeholders untuk kerjasama yang mutualisme

Sekolah mengirimkan secara berkala informasi mengenai perkembangan sekolah kepada stakeholders.

Sekolah mengadakan pertemuan secara berkala dengan pihak-pihak yang dianggap potensial, untuk memelihara dan meningkatkan komitmen dalam pencapaian visi

Kepala sekolah, komite sekolah

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki kesepahaman dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait (eksternal) dalam mencapai tujuan sekolah.

71 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 73: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

bersama sekolahSekolah melakukan evaluasi rencana kerja sekolah minimal 1 kali per tahun

Evaluasi rencana kerja dilakukan untuk mengetahui tingkat ketercapaian rencana, sehingga dapat dilakukan tindak lanjut untuk perbaikan atau peningkatan

Pada setiap akhir semester dilakukan rapat evaluasi bersama mengenai capaian kinerja PTK dan kinerja sekolah

Berdasarkan evaluasi tersebut, jika diperlukan, rencana kerja sekolah direvisi/diperbaiki/disesuaikan

PTK, komite sekolah Setiap akhir semester

Sekolah memiliki rencana tindak untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh masing-masing maupun oleh satuan pendidikan

Program supervisi dan evaluasi meliputi: pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut

Pelaksanaan supervisi jika tidak dibarengi dengan tindaklanjut, tidak akan memberikan perbaikan pada proses pembelajaran.

Kepala sekolah membuat program supervisi tahunan untuk semua guru. Setiap guru minimal mengalami proses supervise sebanyak 3 kali untuk melihat apakah tindak lanjut yang dilakukan berhasil atau tidak

Kepala Sekolah, guru Sepanjang tahun ajaran

Guru mengalami perbaikan/peningkatan dalam layanan pembelajaran

Sekolah mensosialisasikan laporan hasil pelaksanaan program sekolah

Hasil evaluasi program kerja sekolah merupakan informasi penting yang harus diketahui oleh warga sekolah untuk ditindaklanjuti oleh warga sekolah melalui proses perbaikan atau peningkatan (continuous improvement)

Setiap akhir semester kepala sekolah mengadakan rapat dengan PTK dan komite sekolah untuk membahas laporan hasil pelaksanaan program sekolah.

Program kerja sekolah yang tidak sesuai/tidak memungkinkan dicapai direvisi

PTK, komite sekolah Setiap akhir semester

PTK dan komite sekolah memahami tingkat capaian, kendala, dan pemecahan masalah yang harus diambil ke depannya

Program kerja sekolah yang telah direvisi, jika ada kebutuhan untuk revisi program kerja

Sekolah melakukan tindak lanjut hasil evaluasi pelaksanaan program/kegiatan sekolah

Tindaklanjut merupakan upaya pemecahan masalah atau peningkatan mutu, tanpa tindak lanjut, maka evaluasi dapat dikatakan tidak memiliki makna apa-apa.

Kepala sekolah, guru, pustawakan, laboran, TAS menganalisis hasil evaluasi terhadap pelaksanaan program kerja sekolah

Melakukan perencanaan ulang/penyesuaian terhadap program kerja yang belum direalisasikan dan dirasakan perlu untuk direvisi

Merancang program kerja untuk tahun ajaran selanjutnya yang didasarkan pada hasil evaluasi hasil

PTK Setiap akhir semester dan Sepanjang tahun ajaran

PTK termotivasi untuk bekerja lebih baik

PTK yang kinerjanya rendah dapat meningkatkan kinerjanya secara bertahap

72 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 74: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

pelaksanaan program kerja yang telah lalu.

Memberikan reward kepada PTK atas capaian keberhasilan kerja sesuai ketentuan sekolah

Melakukan pembinaan kepada PTK yang kinerjanya rendah

Sekolah melakukan evaluasi pendayagunaan pendidik pada setiap akhir semester

Proses kerja guru perlu dianalisis dalam proses pencapaian tujuan. Apakah efektif atau tidak? Proses evaluasi ini dilakukan untuk membandingkan antara apa yang dilakukan dengan apa yang direncanakan atau membandingkan apa yang diharapkan dengan apa yang menjadi kenyataan dari guru-guru di sekolah

Menjelang tengah semester dan akhir semester kepala sekolah dan guru melakukan analisis terhadap capaian KKM peserta didik.

Berdasarkan capaian KKM siswa ini, kepala sekolah berdiskusi dengan guru-guru mengenai apa yang menjadi kendala bagi guru dalam KBM dan apa yang harus diperbaiki.

Kepala sekolah dan guru membandingkan efektifitas beban kerja guru dengan ketercapaian KKM pada masing-masing kelas/mata pelajaran.

Kepala sekolah dan guru membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap proses kerja yang telah dilakukan, misal: beban kerja guru terlalu berat, sehingga banyak tugas-tugas siswa yang tidak terperiksa. Dll.

KS, guru Menjelang tengah dan akhir semester

Kepala sekolah dan guru mengalami proses evaluasi bersama terhadap efektivitas KBM dan beban kerja guru

Sekolah memiliki informasi mengenai capaian KKM dan efektivitas beban kerja guru

Sekolah melakukan evaluasi pendayagunaan tenaga kependidikan pada setiap akhir semester

Proses kerja tenaga kependidikan perlu dianalisis dalam proses pencapaian tujuan. Apakah efektif atau tidak? Proses evaluasi ini dilakukan untuk membandingkan antara apa yang dilakukan dengan apa yang direncanakan atau membandingkan apa yang diharapkan dengan apa yang menjadi kenyataan dari tenaga kependidikan di sekolah

Menjelang tengah semester dan akhir semester kepala sekolah dan tenaga kependidikan sekolah melakukan analisis terhadap implementasi tupoksi masing-masing

Berdasarkan implementasi tupoksi masing-masing, kepala sekolah berdiskusi dengan tenaga kependidikan (TK) mengenai apa

KS, pustakawan, laboran, TAS, konselor

Menjelang tengah dan akhir semester

Kepala sekolah dan mengalami proses evaluasi bersama terhadap implementasi Tupoksi masing-masing, beban kerja, dan daya dukung kerja masing-masing

Sekolah memiliki

73 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 75: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

yang menjadi kendala bagi TK dalam melaksanakan tupoksinya dan apa yang harus diperbaiki kemudian.

Kepala sekolah dan TK sekolah membandingkan efektifitas beban kerja masing-masing TK dengan ketercapaian target kerja masing-masing.

Kepala sekolah dan TK membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap proses kerja yang telah dilakukan, misal: implementasi pelayanan pustakawan terkendala oleh kemampuan pustakawan dalam menyusun buku-buku refensi. Dll.

informasi mengenai capaian kerja masing-masing TK dan efektivitas beban kerja TK

Sekolah mengikuti akreditasi oleh BAN-SM untuk melakukan status akreditasi sekolah

Akreditasi diperlukan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban sekolah terhadap para pemangku kepentingan

Akreditasi diperlukan untuk kepentingan sekolah dalam mengeluarkan izajah bagi peserta didik

Akreditasi diperlukan untuk berbagai kepentingan pengelolaan sekolah, seperti pembinaan oleh kepala sekolah dan pengawas, dll.

Kepala sekolah mengadakan rapat sekolah untuk membahas proses akreditasi sekolah dan penyusunan tim akreditasi sekolah

Kepala sekolah menyusun tim akreditasi sekolah yang dikukuhkan melalui surat keputusan KS mengenai tim akreditasi sekolah

Kepala sekolah memfasilitasi tim akreditasi untuk melakukan tugas-tugasnya.

Tim akreditasi menyiapkan semua persyaratan untuk akreditasi, seperi pengisian EDS, dll sesuai petunjuk akreditasi BAN-SM

Kepala sekolah memeriksa persiapan syarat-syarat untuk diakreditasi yang sudah disiapkan oleh tim akreditasi sekolah.

Jika dinilai sudah memenuhi

Warga sekolah Sesuai kebutuhan

Sekolah memiliki SK tim akreditasi sekolah

Sekolah memiliki sejumlah persyaratan untuk akreditasi sekolah

Sekolah memiliki nilai akreditasi sekolah yang dikeluarkan oleh BAN-SM

74 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 76: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

berbagai persyaratan akreditasi, Kepala sekolah mengajukan, melalui dinas pendidikan kab./kota untuk dilakukan proses akreditasi.

Guru dilibatkan dalam perumusan visi, misi dan tujuan serta penyusunan rencana kerja sekolah

Keterlibatan guru dalam perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah perlu karena guru menjadi bagian penting dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah.

Pelibatan guru akan menguatkan komitmen guru dalam proses pencaaian visi, misi, dan tujuan sekolah

Pelibatan guru dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah akan mengakibatkan iklim sekolah menjadi lebih terbuka dan terbangunnya tim kerja sekolah yang lebih solid.

Kepala sekolah menampung semua aspirasi guru untuk perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah

Kepala sekolah menghadirkan guru-guru dalam rapat penyusunan visi, misi, dan tujuan sekolah

KS, guru Menjelang awal tahun ajaran baru (penyusunan RPS/RKS)

Aspirasi guru-guru dapat diidentifikasi oleh kepala sekolah

Sekolah memiliki rumusan visi, misi, dan tujuan sekolah

Sesuai kompetensinya kepala sekolah dapat dijadikan teladan bagi semua warga sekolah

Keteladanan kepala sekolah merupakan bagian dari proses pendidikan di sekolah, khususnya bagi peserta didik.

Perilaku teladan kepala sekolah menjadi perilaku pembanding bagi warga sekolah dalam menjalankan tupoksi masing-masing

Keteladanan lebih bermakna/efektif dalam proses kepemimpinan kepala sekolah dibandingkan perintah atau petunjuk lisan

Kepala sekolah melakukan evaluasi diri terhadap proses kepemimpinannya secara berkala, seperti seminggu sekali

Kepala sekolah mendengarkan suara-suara warga sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai proses kepemimpinannya

Perilaku kepala sekolah konsisten dalam menjalankan aturan-aturan sekolah

KS Sepanjang tahun ajaran

Perilaku kepala sekolah mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah

Warga sekolah menghormati kepemimpinan KS karena kesesuaian antara perilaku keseharian KS dengan nilai yang dianut

Kepemimpinan sekolah mampu menerapkan ciri-ciri kepemimpinan

Kepemimpinan sekolah yang efektif menjadi kunci untuk kinerja sekolah, kinerja guru, kinerja tenaga kependidikan sekolah dalam mencapai visi, misi, dan

Kepala sekolah secara konsisten menjaga kesesuaian antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan dalam proses

KS Sepanjang tahun ajaran

Warga sekolah dapat mengikuti kepemimpinan kepala sekolah

Perilaku kepala sekolah

75 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 77: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

yang efektif tujuan sekolah kepemimpinannya Kepemimpinan kepala sekolah

dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah

jadi teladan bagi warga sekolah

Warga sekolah mudah mengakses informasi dan pengaduan terkait dengan pengelolaan sekolah

Kemudahan mengakses informasi dan pengaduan terkait dengan pengelolaan sekolah merupakan bagian dari indikasi good governance.

Kemudahan mengakses informasi dan pengaduan terkait dengan pengelolaan sekolah akan membuka peluang yang lebih besar dalam proses peningkatan mutu secara berkelanjutan

Kemudahan mengakses informasi dan pengaduan terkait dengan pengelolaan sekolah akan mempermudah kepala sekolah dan warga sekolah lainnya untuk memperbaiki kekurangannya

Kepala sekolah bersama dengan warga sekolah membuat mekanisme pengaduan terhadap pengelolaan sekolah, seperti menggunakan kotapengaduan, SMS, email, dll.

Kepala sekolah mengumumkan (lisan/tulisan) mengenai keterbukaan informasi terkait dengan pengelolaan sekolah kepada para pemangku kepentingan sekolah

Kepala sekolah/pihak yang ditugaskan merespon pengaduan-pengaduan yang masuk ke sekolah

Kepala sekolah Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki mekanisme pengaduan terkait dengan pengelolaan sekolah

Sekolah menyediakan media pengaduan

Warga sekolah dapat memberikan masukan, koreksi, gagasan dengan mudah untuk perbaikan dan peningkatan mutu sekolah

Iklim organisasi (sekolah) terbuka

7. STANDAR PEMBIAYAAN

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

Ada unsur masyarakat yang berpartisipasi dalam rapat penetapan besaran pembiayaan yang harus ditanggung oleh orang tua

Keterlibatan masyarakat dalam penetapan biaya sekolah merupakan bagian penting dari penguatan komitmen (rasa memiliki) masyarakat terhadap sekolah

Penyusunan RKS dan RKAS dilakukan dengan mengundang/menghadirkan unsur-unsur Kepala sekolah, guru, komite sekolah, perwakilan orang tua, tokoh masyarakat, aparat RT, RW, Kelurahan, dan stakeholders lainnya yang memungkinkan

Kepala sekolah, guru, komite sekolah, perwakilan orang tua, tokoh masyarakat, aparat RT, RW, Kelurahan

Lokakarya/ rapat penyusunan RKAS/RKT

Masyarakat memiliki komitmen yang lebih tinggi untuk kemajuan sekolah

Ada kesepakatan warga sekolah dan stakeholders sekolah mengenai besaran biaya per bulan yang harus

76 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 78: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

murid ditanggung orang tua siswa/wali murid untuk biaya operasional sekolah

Besaran biaya operasi non-personalia dihitung berdasarkan standar biaya per sekolah/ program keahlian

Setiap pengeluaran biaya oleh sekolah harus didasarkan pada pertimbangan rasional dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara internal maupun eksternal sekolah, karenanya biaya yang dikeluarkan harus mengikuti standar yang berlaku atau yang diberlakukan oleh sekolah sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah

Sebelum sekolah mengalokasikan biaya operasi non-personalia, terlebih dahulu dianalisis standar biaya per sekolah/program keahlian

Rapat penyusunan RKAS menyetujui besaran biaya operasi non personalia berdasarkan standar biaya per sekolah/program studi

Kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah

Pada saat penyusunan RKAS

RKAS disusun dengan mengikuti standar biaya yang berlaku

Sekolah memiliki besaran biaya operasi non personalia berdasarkan standar biaya persekolah/ program keahlian

Besaran biaya operasi non-personalia dihitung berdasarkan standar biaya per rombongan belajar

Besaran biaya yang dihitung berdasarkan perbandingan dengan rombel akan mempermudah sekolah dan stakeholders dalam menilai efektiftas dan efisiensi biaya sekolah

Sebelum sekolah mengalokasikan biaya operasi non-personalia, terlebih dahulu dianalisis standar biaya per rombel

Rapat penyusunan RKAS menyetujui besaran biaya operasi non personalia berdasarkan standar biaya per rombel

Kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah

Pada saat penyusunan RKAS

RKAS disusun dengan mengikuti standar biaya yang berlaku

Sekolah memiliki informasi mengenai satuan biaya operasi non-personalia per rombel

Besaran biaya operasi non-personalia dihitung berdasarkan standar biaya per peserta didik

Besaran biaya yang dihitung berdasarkan perbandingan dengan peserta didik akan mempermudah sekolah dan stakeholders dalam menilai efektiftas dan efisiensi biaya sekolah

Sebelum sekolah mengalokasikan biaya operasi non-personalia, terlebih dahulu dianalisis standar biaya per peserta didik

Rapat penyusunan RKAS menyetujui besaran biaya operasi non personalia berdasarkan standar biaya per peserta didik

Kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah

Pada saat penyusunan RKAS

RKAS disusun dengan mengikuti standar biaya yang berlaku

Sekolah memiliki informasi mengenai satuan biaya operasi non-personalia per peserta didik

Sekolah menghitung besaran persentase minimum biaya ATS berdasarkan standar

Setiap pengeluaran biaya oleh sekolah harus didasarkan pada pertimbangan rasional dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara internal maupun eksternal sekolah, karenanya biaya yang dikeluarkan harus mengikuti standar yang berlaku atau yang diberlakukan oleh sekolah sesuai

Sebelum sekolah mengalokasikan biaya ATS, terlebih dahulu dianalisis standar pembiayaan yang berlaku/diberlakukan

Rapat penyusunan RKAS menyetujui persentase minimum biaya ATS berdasarkan standar

Kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah

Pada saat penyusunan RKAS

RKAS disusun dengan mengikuti standar biaya yang berlaku

Persentase biaya ATS ditetapkan berdasarkan standar pembiayaan

77 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 79: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

pembiayaan dengan aturan yang ditetapkan pemerintah pembiayaan yang berlaku/diberlakukan

Sekolah menghitung besaran persentase minimum biaya BAHP berdasarkan standar pembiayaan

Setiap pengeluaran biaya oleh sekolah harus didasarkan pada pertimbangan rasional dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara internal maupun eksternal sekolah, karenanya biaya yang dikeluarkan harus mengikuti standar yang berlaku atau yang diberlakukan oleh sekolah sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah

Sebelum sekolah mengalokasikan biaya BAHP, terlebih dahulu dianalisis standar pembiayaan yang berlaku/diberlakukan

Rapat penyusunan RKAS menyetujui persentase minimum biaya BAHP berdasarkan standar pembiayaan yang berlaku/diberlakukan

Kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah

Pada saat penyusunan RKAS

RKAS disusun dengan mengikuti standar biaya yang berlaku

Persentase biaya BAHP ditetapkan berdasarkan standar pembiayaan

Sekolah menghitung besaran biaya operasi selain biaya operasi non personalia, ATS, dan BAHP

Untuk kepentingan pengelolaan keuangan sekolah, sekolah harus menghitung semua pengeluaran sekolah untuk setiap tahunnya.

Rapat RKAS menganalisis kebutuhan biaya selain biaya operasi non personalia, ATS, dan BAHP

Rapat RAKS menetapkan biaya sekolah selain biaya operasi non personalia, ATS, dan BAHP

Kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah

Pada saat penyusunan RKAS

RKAS mengalokasi dana untuk membiayai operasi sekolah selain biaya operasi operasi non personalia, ATS, dan BAHP

Kemudahan mengakses dokumen pengelolaan pembiayaan sekolah

Akses dokumen keuangan sekolah yang mudah bagi pihak-pihak berkepentingan merupakan bagian dari implementasi transaparansi (good governance)

Kepala sekolah dan bendahara sekolah mempublikasikan dokumen RKAS kepada warga sekolah

Kepala sekolah dan bendahara sekolah mempublikasikan laporan keuangan sekolah secara berkala. Misal per tiga bulan sekali, per semester sekali, dsb.

Kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah

Sepanjang tahun ajaran

Warga sekolah dapat dengan mudah mengakses dokumen pengelolaan keuangan sekolah

Besaran perolehan dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat, Pemerrintahan Provinsi, Pemerintahan Kab./Kota, orang tua siswa, dan

Penyusunan keuangan sekolah harus mengidentifikasi semua pemasukan keuangan sekolah, sehingga sekolah dapat dengan mudah memetakan pemenuhan kebutuhan biaya operasional & investasi sekolah ketika menyusun RKAS

Dalam penyusunan RKAS, Kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah mengidentifikasi besaran semua pemasukan keuangan sekolah secara komprehensif

Dalam penyusunan RKAS diketahui ancangan jumlah pemasukan keuangan sekolah secara keseluruhan dan per sumber pemasukan

Kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah

Pada saat penyusunan RKAS

Dokumen RKAS mencantumkan rencana pemasukan keuangan sekolah per sumber masukan dan secara keseluruhan

78 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 80: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

masyarakatSekolah menyusun laporan pengelolaan pembiayaan

Laporan pembiayaan merupakan bagian dari akuntabilitas pengelolaan keuangan sekolah, yang akan digunakan untuk kepentingan internal dan eksternal sekolah.

Setiap uang yang dikeluarkan sekolah disertai dengan bukti otentik

Setiap realisasi pengeluaran dan pemasukan keuangan sekolah direkap sesuai dengan ketentuan akuntasi yang berlaku

sekolah menyusun laporan keuangan beradasarkan sistem akuntansi keuangan Negara

Kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah, departemen/ program studi masing-masing, PTK

Sepanjang tahun ajaran

Sekolah memiliki laporan pengelolaan keuangan sekolah

Kemudahan akses terhadap laporan pengelolaan keuangan

Kemudahan akses informasi pengelolaan keuangan merupakan bagian dari good governance.

Kemudahan akses informasi pengelolaan keuangan akan membangun “kepercayaan” dan komitmen (rasa memiliki) para pemangku kepentingan terhadap sekolah

Kepala sekolah dan bendahara sekolah mempublikasikan dokumen RKAS kepada warga sekolah

Kepala sekolah dan bendahara sekolah mempublikasikan laporan keuangan sekolah secara berkala. Misal per tiga bulan sekali, per semester sekali, dsb.

Kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah

Sepanjang tahun ajaran

Warga sekolah dapat dengan mudah mengakses dokumen pengelolaan keuangan sekolah

8. STANDAR PENILAIAN

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

Guru membuat rancangan penilaian yang menggunakan berbagai teknik penilaian, misal tes untuk prestasi belajar, pengamatan untuk perilaku,

Untuk memperoleh data pengukuran dengan hasil yang tepat dibutuhkan teknik penilaian yang valid dan reliabel. Dengan demikian setiap penilaian harus dirancang dengan memperhatikan berbagai teknik penilaian.

Workshop penyamaan persepsi tentang teknik-teknik penilaian yang sesuai dengan data hasil belajar yang akan diperoleh.

Penyusunan buku panduan tentang teknik penalaian yang berlaku di sekolah

Review draft panduan teknik penilaian melalui wokshop sehingga menghasilkan model yang

wakasek bidang kurikulum dan guru

Awal tahun Sekolah memiliki buku panduan tentang teknik penilaian sesuai dengan karakter hasil belajar mata pelajaran.

79 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 81: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

lembar penilaian untuk proses pencapaian kompetensi

mengandung unsur inovatif sesuai standar penilaian.

In House Traning bagi semua guru dalam menggunakan teknik-teknik penilaian

Guru menyusun instrumen yang memenuhi syarat substansi, konstruksi, dan bahasa

Instrumen penilaian yang dikembangkan oleh guru akan lebih bermakna dan tepat sasaran dalam pengukuran hasil belajar. Dengan demikian dianggap penting dan dijadikan indikator pemenuhan standar penilaian jika instrumen dikembangkan oleh masing-masing guru.

Workshop penyamaan persepsi tentang pengembangan instrumen penilaian yang memenuhi syarat substansi, konstruksi, dan bahasa.

Masing-masing guru mengembangkan instrumen pada setiap mata pelajaran yang diampu.

Uji coba instrumen yang bekerjasama dengan sekolah lain untuk menjaga reliabilitas dan validitas alat ukur (khusus untuk instrumen ujian akhir semester)

Pemanfataan instrumen dalam kegiatan evauasi

Pendokumentasian instrumen sebagai bank soal sekolah.

Guru Awal tahun Sekolah memiliki instrumen atau bank soal yang dibuat oleh guru.

Satuan pendidikan melakukan validitas empirik terhadap instrument penilaian

Instrumen yang baik adalah instrumen yang memiliki tingkat validitas yang baik dan teruji secara empirik.

Workshop penyamaan persepsi tentang pengujian validasi instrumen.

Uji coba instrumen yang bekerjasama dengan sekolah lain untuk menjaga validitas alat ukur (khusus untuk instrumen ujian akhir semester)

Pemanfataan instrumen dalam kegiatan evaluasi.

Pendokumentasian instrumen sebagai bank soal sekolah.

Guru Awal tahun Sekolah memiliki instrumen atau bank soal yang dibuat oleh guru.

Satuan pendidikan memiliki instrumen yang berkualitas

Persyaratan instrumen yang baik adalah yang mampu mengukur dari apa yang akan diukur, memiliki daya pembeda, dan reliabel.

Workshop penyamaan persepsi tentang kriteria instrumen yang baik.

Guru mengembangkan instrumen Uji coba instrumen yang bekerjasama

dengan sekolah lain untuk menjaga

Guru Awal tahun Sekolah memiliki instrumen atau bank soal yang dibuat oleh guru.

80 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 82: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

validitas alat ukur (khusus untuk instrumen ujian akhir semester)

Pemanfataan instrumen dalam kegiatan evaluasi.

Pendokumentasian instrumen sebagai bank soal sekolah.

Siswa menerima informasi hasil ulangan harian

Tujuan dari kegiatan evaluasi adalah mengukur kemampuan atau kompetensi peserta didik. Oleh karena itu peserta didik berhak memperoleh informasi tentang hasil-hasil ulangan umum.

Setelah melakukan ulangan, guru memeriksa lembar jawaban

Mengolah data hasil ulangan menjadi infrormasi yang bermakna bagi peserta didik.

Membagian hasil ulangan kepada peserta didik setelah data hasil ulangan direkap oleh guru

Guru Harian Siswa menerima informasi hasil ulangan harian yang dibuktikan dengan pengumuman pada papan pengumuman.

Guru menyampaikan hasil penilaian akhir kepada peserta didik dalam bentuk satu nilai disertai deskripsi

Kompetensi peserta didik yang diukur memiliki berbagai dimensi. Nilai yang dikeluarkan mengandung makna yang multitafsir oleh karena itu perlu dijelaskan dari makna nilai tersebut.

Setelah melakukan ulangan, guru memeriksa lembar jawaban

Mengolah data hasil ulangan menjadi infrormasi yang bermakna bagi peserta didik.

Membagian hasil ulangan kepada peserta didik setelah data hasil ulangan direkap oleh guru. Pada nilai dijelaskan tentang makna dari nilai-nilai tersebut

Guru Harian Siswa menerima informasi hasil ulangan harian yang dilengkapi dengan deskripsi makna nilai ulangan.

Guru memberikan remidi pada siswa yang belum mencapai KKM

Pembelajaran memiliki prinsip ketuntasan. Setiap peserta didik berhak memperoleh pelayanan guru jika mereka belum mencapai KKM melalui remidi. Tujuan remidi adalah memberi kesempatan bagi peserta didik untuk menuntaskan KKM

Setelah melakukan ulangan, guru memeriksa lembar jawaban

Mengolah data hasil ulangan menjadi infrormasi yang bermakna bagi peserta didik.

Membagian hasil ulangan kepada peserta didik setelah data hasil ulangan direkap oleh guru.

Guru memberi kegiata remidi terhadap pokok bahasan yang belum berhasil dicapoi siswa pada waktu yang telah ditentukan

Guru Harian Jadwal remedialLaporan kegiatan remedia yang membuat tanggal, waktu, tempat, materi yang disampaikan, jumlah peserta didik, dan guru mengajar.

81 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 83: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

Guru menggunakan berbagai teknik penilaian untuk menilai hasil belajar kognitif, keterampilan, dan afektif

Untuk memperoleh data pengukuran dengan hasil yang tepat sesuai aspek kognitif, afektif, dan keterampilan dibutuhkan teknik penilaian yang valid dan reliabel. Dengan demikian setiap penilaian harus dirancang dengan memperhatikan berbagai teknik penilaian dan aspek yang akan dinilai

Workshop penyamaan persepsi tentang teknik-teknik penilaian yang sesuai dengan data hasil belajar yang akan diperoleh (kognitif, afektif, dan psikomotor)

Penyusunan buku panduan tentang teknik penalaian yang berlaku di sekolah

Review draft panduan teknik penilaian melalui wokshop sehingga menghasilkan model yang mengandung unsur inovatif sesuai standar penilaian.

In House Traning bagi semua guru dalam menggunakan teknik-teknik penilaian

wakasek bidang kurikulum dan guru

Awal tahun Sekolah memiliki buku panduan tentang teknik penilaian sesuai dengan karakter hasil belajar mata pelajaran.

Guru mengolah/ menganalisis hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar siswa

Analisis hasil penilaian merupakan tindak lanjut upaya monitoring dan laporan hasil belajar untuk kegiatan perbaikan, mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar. Analisis hasil penilaian merupakan pemaknaan dari pengumpulan dokumen hasil penilaian.

Workshop penyamaan persepsi tentang analisis hasil penilaian untuk kegiatan perbaikan, mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar siswa

Melakukan analisis hasil penilaian oleh masing-masing guru.

Kajian analisis hasil penilaian melalui wokshop sehingga menghasilkan keputusan untuk melakukan perbaikan.

Pendokumentasian hasil penilaian kegiatan perbaikan.

wakasek bidang kurikulum dan guru

Akhir tahun Setiap guru memiliki dokumen hasil analisis penilaian dan dokumen hasil untuk kegiatan perbaikan.

Guru memanfaatkan hasil penilaian

Hasil penilaian memiliki banyak manfaat, yaitu tidak sekedar mengukur kompetensi siswa tetapi cerminan dari rangkaian proses pembelajaran. Oleh karena itu hasil penilaian harus dimaknai dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran dan laporan kepada pihak-pihak terkait.

Setelah melakukan ulangan, guru memeriksa lembar jawaban

Mengolah data hasil ulangan menjadi infrormasi yang bermakna bagi peserta didik.

Memanfaatkan data hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran di masa yang akan datang.

Pe Pendokumentasian hasil penilaian

Guru Akhir tahun Setiap guru memiliki dokumen hasil analisis penilaian dan dokumen hasil untuk kegiatan perbaikan.

82 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 84: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

untuk dibandingkan dengan hasil penilaian yang akan datang.

Setiap akhir semester, guru melaporkan hasil penilaian

Melaporkan hasil penilaian merupakan bagian dari pelaksanaan prinsip akuntabilitas dalam pendidikan.

Setelah melakukan ulangan, guru memeriksa lembar jawaban

Mengolah data hasil ulangan menjadi infrormasi yang bermakna bagi peserta didik.

Melaporkan hasil penilaian kepada pihak sekolah yang selanjutnya disampaikan kepada para stakeholder terkait.

Guru Akhir tahun Setiap guru memiliki dokumen hasil analisis penilaian dan dokumen hasil penilaian dalam bentuk laporan.

Guru melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru agama

Penilaian akhlak menjadi sangat penting untuk disaampaikan kepada guru agama agar dapat ditindaklanjuti perbaikan dan pembinaan secara terarah

Setelah melakukan penilaian aspek akhlak (yang terkait dengan mata pelajaran), melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru agama)

Melaporkan hasil penilaian akh;lak kepada pihak sekolah.

Guru Akhir tahun Setiap guru memiliki dokumen hasil penilaian akhlakGuru agama mnerima laporan dalam bentuk deskripsi akhlak yang perlu diperbaiki.

Guru melaporkan hasil penilaian kepribadian kepada guru PKN

Penilaian kepribadian menjadi sangat penting untuk disaampaikan kepada guru PKn agar dapat ditindaklanjuti perbaikan dan pembinaan secara terarah

Setelah melakukan penilaian aspek kepribadian (yang terkait dengan mata pelajaran), melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru PKn.

Melaporkan hasil penilaian akh;lak kepada pihak sekolah.

Guru Akhir tahun Setiap guru memiliki dokumen hasil penilaian akhlakGuru PKn menerima laporan dalam bentuk deskripsi akhlak yang perlu diperbaiki.

Satuan pendidikan mengadakan rapat dewan guru untuk menentukan nilai akhir peserta didik (termasuk kenaikan kelas dan kelulusan)

Nilai akhir peserta didik merupakan putusan yang akan dipublikasikan secara luas dan akan menjadi laporan kemajuan peserta didik bagi orang tuanya masing-masing karena itu perlu dirapatkan oleh dewan guru.

Rapat koordinasi menentukan nilai akhir peserta didik

Menetapkan kelulusan Mempublikasikan kepada pihk terkait

dan orang tua siswa

Kepala Sekolah, Guru BK dan Guru kelas/mata pelajaran

Akhir semester Notulensi rapat dewan guru dalam menentukan nilai akhir peserta didik (termasuk kenaikan kelas dan kelulusan)

Satuan pendidikan melaksanakan:

Kriteria kenaikan kelas dan KKM menjadi acuan dalam menentukan lulusan dan menjadi target bagi semua siswa dalam

Rapat koordinasi menentukan kriteria kenaikan kelas dan KKM

Mempublikasikan kepada pihk terkait

Kepala Sekolah, Guru BK dan Guru kelas/mata pelajaran

Awal semester Notulensi rapat dewan guru tentang kriteria kenaikan kelas dan KKM.

83 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 85: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

kriteria kenaikan kelas, KKM

mencapai ketuntasan belajar karena itu sekolah harus memfasilitasi dengan baik pencapaian setiap mata pelajaran.

dan orang tua siswa tentang kriteria kenaikan kelas dan KKM

Ketetapan kriteria kenaikan kelas dan KKM dalam surat keputusan

Satuan pendidikan melaporkan hasil penilaian setiap akhir semester kepada semua orangtua/wali siswa.

Nilai akhir peserta didik merupakan putusan hasil belajar yang perlu diketahui oleh peserta didik dan orang tuanya karena orang tua/wali adalah pihak yang “menitipkan” pendidikan anak-anaknya kepada pihak sekolah

Rapat koordinasi menentukan nilai akhir peserta didik

Menetapkan kelulusan Menyampaikan hasil penilaian kepada

orang tua siswa

Kepala Sekolah, Guru BK dan Guru kelas/mata pelajaran

Akhir semester Notulensi rapat dewan guru dalam menentukan nilai akhir peserta didik

Dokumentasi serah terima dokumen hasil penilaian kepada orang tua siswa

Satuan pendidikan memanfatkan hasil UN untuk seleksi masuk,

Hasil Ujian Nasional dari sekolah pada jenjang dibawahnya perlu menjadi acuan seleksi masuk sebagai bentuk kepercayaan antar sekolah, lebih selektif, dan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan.

Menetapkan kriteria hasil UN dari sekolah pada jenjang dibawahnya yang dapat diterima.

Melaksanakan seleksi administratif berdasarkan hasil UN

Melaksanakan seleksi akademik jika dianggap perlu sesuai kebijakan sekolah masing-masing.

Kepala sekolah dan guru Awal tahun ajaran

Dikumen ketetapan kriteria hasil UN yang yang dapat diterima.

Satuan pendidikan memiliki rata-rata UN setinggi UN SSN

Sekolah Standar Nasional merupakan sekolah yang telah memenuhi persyaratan minimal dala penyelenggaraan pendidikan. Dengan demikian secara rasional akan mebghasilkan lulusan yang berkualitas yang ditunjukkan dengan rata-rata UN sama denga atau lebih tinggi dari standar.

Mempelajari ketetapan batas kelulusan UN

Mengembangkan estimasi kisi-kisi soal UN

Mengembangkan instrumen (soal) yang setara UN

Tryout untuk peserta didik yang akan menghadpi UN

Guru Awal semester Kisi kisi-kisi soal estimasi UN

instrumen (soal) yang setara UN

jadwal tryout untuk peserta didik yang akan menghadpi UN

Satuan pendidikan memanfaatkan hasil analisis daya serap

Daya serap peserta didik terhadap isi materi pelajaran dapat dijadikan estimasi terhadap penguasaan kompetensi. Daya serap diukur melalui test. Hasil analisis data tentang daya serap sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pembelajaran supaya dapat mencapai

Mengembangkan instrumen penilaian yang didasarkan pada tingkat kesulitan UN.

Melaksanakan test Pengolahan hasil tes yang diarahkan

pada pengukuran daya serap matei ajar

Wakasek kurikulum dan guru

Akhir semester Kisi kisi-kisi soal estimasi UN

instrumen (soal) yang setara UN

Deskripsi analisis daya serap.

84 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 86: Pedoman pemenuhan-snp-sma

INDIKATOR PEMENUHAN

STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL WAKTU/DURASI

PEMENUHAN HASIL

KKM dan kelulusan UN. Laporan dan tindak lanjutPemantauan terahadap kualitas soal

Kualitas soal memiliki kedudukan yang penting dalam mengukur keberhasilan belajar. Kualitas soal ditentukan oleh tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan kualitas distraktor (pilihan ganda). Setiap soal yang dikembangkan harus dipantau agar mampu megukur apa yang akan diukur. Soal yang kualitas rendah harus dibuang dan tidak perlu digunakan.

Memerika dan mereview setiap kisi-kisi soal yang dikembangkan oleh guru

Memeriksa dan mereview setiap butir soal yang dikembangkan oleh guru atau pihak lain

Melakukan uji coba kualitas soal Melakukan dkumentasi soal dalam

bank soal milik sekolah

Wakasek kurikulum dan Guru

Awal semester Kisi-kisi soal dan butir soal yang dikembangkan oleh guru

Berita acara review kisi-kisi dan butir soal

Pemantauan terhadap pelaksanaan ujian

Pemantauan pelaksanaan ujian merupakan bagian yang sangat menentukan dalam kegiatan penilaian. Jika pelaksanaan ujian tidak tertib, banyak kecurangan, dan dengan suasana yang tidak kondusif maka hasil ujian dianggap tidak sah. Oleh karena ini perlu pemantauan yang ketat dalam penyelenggaraan ujian

Membentuk panitia penyelenggaraan tes

Menggandakan soal sesuai jumlah siswa

Menetapkan jadwal ujian yan berisi tanggal/hari, waktu, tempat, mata ujian, dan pengawas ujian.

Membuat pedoman atau ketentuan penyelenggaraan ujian

Setiap pengawas membuat surat pernyataan untuk berlaku jujur, disiplin, menjaga ketertiban, serta tidak melakukan tindakan yang mengarah pada perbuatan membantu siswa dalam pengerjaan soal selama ujian berlangsung.

Melaksanakan ujian dengan tertib Memeriksa hasil ujian, mengolah, dan

melaporkan.

Guru Akhir semester Panduan penyelenggaraan ujian

Surat pernyataan pengawas di atas materai

Sampel soal dan lembar jawaban

85 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 87: Pedoman pemenuhan-snp-sma

BAB IV PELEMBAGAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU

PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Pelembagaan penjaminan mutu pada tingkat satuan pendidikan adalah penyusunan Gugus Kendali Mutu (GKM) pada tingkat sekolah dan penyusunan tugas pokok dari masing-masing bagian di tingkat satuan pendidikan untuk pemenuhan standar nasional pendidikan atau penjaminan mutu pendidikan. Oleh karena itu perlu memperhatikan kebijakan usaha peningkatan mutu yang berlaku secara nasional, provinsi, dan kabupaten/kota karena banyak kegiatan yang bukan merupakan kewenangan bagi satuan pendidikan. Berikut adalah pelembagaan penjaminan mutu yang perlu dilakukan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan penyelenggara satuan atau program pendidikan, serta satuan pendidikan.

A. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan di tingkat Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/kota, Penyelenggara, dan MasyarakatLembaga penjaminan mutu di tingkat pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota mengukuti prosuder yang berlaku sebagaimana tata organisasi yang sah berdasarkan perundang-undangan. Tugas dan fungsi pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam penjaminan mutu pendidikan adalah: 1. Penetapan regulasi penjaminan mutu pendidikan oleh Pemerintah,

pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota berdasarkan peraturan perundang-undangan.Peraturan penjaminan mutu pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah dapat berupa peraturan pemerintah dan atau peraturan

86 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 88: Pedoman pemenuhan-snp-sma

menteri pendidikan nasional. Peraturan penjaminan mutu pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah propinsi dapat berbentuk peraturan gubernur tentang penjaminan mutu pendidikan yang berlaku di provinsi dengan tidak bertentangan dengan peraturan yang ada di atasnya. Peraturan penjaminan mutu pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota dapat berbentuk peraturan bupati/walikota tentang penjaminan mutu pendidikan yang berlaku di kabupaten/kota dengan tidak bertentangan dengan peraturan yang ada di atasnya.

2. Penetapan Standar Mutu PendidikanStandar Mutu pendidikan untuk tingkat nasional mengacu pada delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam bentuk Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Standar mutu pendidikan untuk tingkat pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sekurang-kurangnya mengacu pada delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan dapat melebihi dari SNP dengan mengacu pada keunggulan lokal dan standar internasional.

3. Pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan.a. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh pemerintah berupa

bantuan, fasilitasi, saran/arahan dan atau bimbingan diberikan kepada satuan pendidikan yang bukan menjadi kewenangannya.Pemberian bantuan dapat berupa (1) Peningkatan standar Pendidik dan tenaga Kependidikan, (2) Sarana dan Prasarana, (3) Biaya pendidikan (operasional), dan (4) Membangun sistem informasi pendidikan.Pemberian Fasilitasi dapat berupa menampung semua usulan bantuan pemenuhan standar dari satuan pendidikan yang bukan

87 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 89: Pedoman pemenuhan-snp-sma

binaanya yang berada di kabupaten/kota dan menyampaikan kepada instansi terkait.Pemberian arahan/saran dapat berupa pemberian rekomendasi kepada satuan pendidikan dan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam peningkatan mutu; mulai dari pemetaan sampai pemenuhan standar; Menyampaikan hasil UN dan Akreditasi.Pemberian bimbingan dapat berupa pendampingan (bimbingan teknis) bersama pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota dalam peningkatan mutu; mulai dari pemetaan sampai pemenuhan standar

b. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh pemerintah provinsi berupa bantuan, fasilitasi, saran/arahan dan atau bimbingan diberikan kepada satuan pendidikan yang bukan menjadi kewenangannya.Pemberian bantuan dalam bentuk non-fisik dapat berupa: (1) Peningkatan standar Pendidik dan tenaga Kependidikan, (2) Penyusunan POS peningkatan penjaminan mutu kepada pemerintah kabupaten/ kota, dan (3) Biaya pendidikan (operasional)Pemberian Fasilitasi dapat berupa menampung semua usulan bantuan pemenuhan standar dari satuan pendidikan yang bukan binaanya dari kabupaten-kota dan menyampaikan kepada pemerintah dan/atau instansi terkait.Pemberian arahan/saran dapat berupa pemberian rekomendasi hasil pemetaan mutu pendidikan kepada satuan pendidikan dan pemerintah kabupaten/kota dalam peningkatan mutu; mulai dari pemetaan sampai pemenuhan standar (baik SPM dan kemudian SNP).

88 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 90: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Pemberian bimbingan dapat berupa pendampingan (bimbingan teknis) bersama pemerintah kepada pemerintah kabupaten/kota dalam peningkatan mutu; mulai dari pemetaan sampai pemenuhan standar.

c. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten atau kota berupa bantuan, fasilitasi, saran/arahan dan atau bimbingan diberikan kepada satuan pendidikan yang bukan menjadi kewenangannya.Pemberian bantuan dapat berupa: (1) Peningkatan kompetensi Pendidik dan tenaga Kependidikan, (2) Sarana dan Prasarana, (3) Biaya pendidikan (operasional).Pemberian Fasilitasi dapat berupa menampung semua usulan bantuan pemenuhan standar dari satuan pendidikan yang bukan binaanya dan menyampaikan kepada pemerintah provinsi, pemerintah dan instansi terkait.Pemberian arahan/saran dapat berupa pemberian rekomendasi hasil pemetaan mutu pendidikan kepada satuan pendidikan dalam peningkatan mutu; mulai dari pemetaan sampai pemenuhan standar (baik SPM dan kemudian SNP).Pemberian bimbingan dapat berupa pendampingan (bimbingan teknis) kepada satuan pendidikan dalam peningkatan mutu; mulai dari pemetaan sampai pemenuhan standar, dan penyusunan Prosedur Operasional Standar (POS) peningkatan penjaminan mutu kepada satuan pendidikan.Penyusunan Program kerja peningkatan mutu, penyusunan rencana strategis satuan pendidikan.

d. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat seperti halnya Yayasan berupa bantuan, fasilitasi, saran/arahan dan atau bimbingan

89 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 91: Pedoman pemenuhan-snp-sma

diberikan kepada satuan pendidikan yang bukan menjadi kewenangannya, dapat berupa (1) Penyediaan Pendidik, (2) Pemberian Sarana dan Prasarana, penggunaan secara bersama sarana dan prasarana, (3) Pemberian bantuan biaya pendidikan.

e. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh masyarakat kepada satuan pendidikan berupa bantuan dan/atau saran/arahan dapat berupa fisik dan non fisik yang sifatnya tidak mengikat.

3. P4. Supervisi dan/atau pengawasan

a. Supervisi dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah mulai tahap pemetaan, penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Supervisi dilakukan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota.Pengawasan dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah mulai tahap pemetaan, penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Pengawasan dilakukan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota.

b. Supervisi dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah provinsi mulai tahap pemetaan, penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Supervisi dilakukan bersama-sama pemerintah kepada pemerintah kabupaten dan kota dan satuan pendidikan yang menjadi kewenangannya.Pengawasan dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah mulai tahap pemetaan, penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Pengawasan dilakukan kepada satuan pendidikan yang menjadi kewenangannya.

90 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 92: Pedoman pemenuhan-snp-sma

c. Supervisi dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan kota mulai tahap pemetaan, penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Supervisi dilakukan pemerintah kabupaten dan kota ke satuan pendidikan yang menjadi kewenangannya.Pengawasan dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan kota mulai tahap pemetaan, penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Pengawasan dilakukan kepada satuan pendidikan yang menjadi kewenangannya.

d. Supervisi dan/atau pengawasan dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan (yayasan) mulai tahap pemetaan, penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Supervisi dilakukan ke satuan pendidikan yang menjadi kewenangannya.

e. Pengawasan dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat mulai tahap pemetaan, penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Pengawasan dilakukan kepada satuan pendidikan.

5. Penetapan Prosedur Operasional Standar (POS)POS penjaminan mutu yang ditetapkan oleh penyelenggara satuan pendidikan, pemerintah kabupaten-kota, pemerintah provinsi dan pemerintah minimal berisi; langkah, apa, siapa, bagaimana, dan kapan mengimplementasikan penjaminanmutu pendidikan sesuai dengan kewenangannya.

CONTOH POS PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI SD/MILangkah Siapa

PelaksanaSiapa

Sasaran Metode Kapan(Waktu)

HasilDokumen

Sosialisasi Standar (SPM dan SNP)

Pengawas,Kepala Sekolah

Guru-Guru dan anggota

Rapat Tahunan

Awal Tahun Ajaran

Daftar hadir,Materi sosialisasi

91 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 93: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Langkah SiapaPelaksana

SiapaSasaran Metode Kapan

(Waktu)Hasil

DokumenKomite sekolah.

Workshop AtauAwal Tahun Anggaran

Pemetaan mutu;Pengisian instrument:Pemasukan data;Pembinaan pengisian instrument penjaminan mutu pendidikanAnalisis dataPengiriman data

Kepala sekolah,Perwakilan dari Guru-Guru dan anggota Komite sekolah

Kepala sekolah,

guru, peserta didik,

orang tua, komite

sekolah, pustakawan, laboran,

TAS

Pengisian instrument penjaminan mutu;

Pedoman pengisian EDS

Awal Tahun Ajarandanakhir tahun ajaran

Instrument yg sudah diisi, profil mutu sekolah

Pemenuhan standar;Menyusun rencana peningkatan mutu berdasarkan pemetaan mutu;Pelaksanaan pemenuhan standar

Kepala sekolah,semua guru

Guru mata pelajaran, guru BK

Analisis dokumen 1 KTSP;Analisis silabus;Analisis RPP;Analisis capaian akademik siswa

Menjelang awal tahun ajaran baru

Dokumen KTSP dan kelangkapan-nya yang telah dikembangkan

PemantauanPelaksanaan pemenuhan standar

Pengawas;Kepala sekolah;Komite sekolah

Kepala sekolah; guru; pustakawan; laboran; TAS; siswa

Observasi; wawancara; studi dokumen; pengisian instrument pemantauan

Sepanjang tahun ajaran

Laporan hasil pemantauan pemenuhan SNP/ peningkatan mutu sekolah

Penilaian pelaksanaan

Pengawas;Kepala sekolah; Komite sekolah

Kepala sekolah; guru; pustakawan; laboran; TAS; siswa

Observasi; wawancara; studi dokumen; pengisian instrument pemantauan

Akhir semester

Laporan hasil penilaian terhadap pelaksanaan pemenuhan SNP

92 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 94: Pedoman pemenuhan-snp-sma

B. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan pada Tingkat Satuan Pendidikan

Pelembagaan penjaminan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan pada dasarnya merupakan pengaturan tata kelola pada satuan pendidikan dalam pemenuhan SNP di sekolah/madrasah bersangkutan. Dalam struktur organisasi pencapaian mutu pendidikan, satuan pendidikan merupakan lembaga yang langsung berinteraksi dengan peserta didik. Walaupun demikian, satuan pendidikan adalah struktur yang paling penting karena merupakan unit yang langsung bersentuhan dengan peningkatan mutu pendidikan secara langsung.

1. Organisasi Penjaminan Mutu pada tingkat Satuan PendidikanPeningkatan mutu pada level satuan pendidikan merupakan

tanggungjawab langsung dari kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer sekolah. Karena itu, organisasi penjaminan mutu pada satuan pendidikan berada langsung di bawah tanggungjawab kepala sekolah. Dalam hal ini, tanggungjawab kepala sekolah dalam penjaminan mutu adalah bertanggungjawab atas terlaksananya:a. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi kurikulum

tingkat satuan pendidikan, dan pelaporan KTSP; (mencakup: SI, SKL, Standar Proses, Standar Penilaian).

b. Pemetaan kebutuhan PTK, pengajuan kebutuhan PTK, penugasan PTK, penilaian PTK, pembinaan dan pengembangan PTK, pelaporan PTK sekolah.

c. Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah, penyusunan desain pengembangan sarana dan prasarana sekolah (jangka panjang dan jangka pendek), pengajuan pemenuhan sarana dan prasarana sekolah yang dibutuhkan kepada berbagai pihak terkait, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah, pemantauan sarana dan prasarana sekolah, pelaporan sarana dan prasarana sekolah.

93 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 95: Pedoman pemenuhan-snp-sma

d. Penyusunan rencana kerja dan anggaran sekolah, pedayagunaan keuangan sekolah secara efektif untuk layanan KBM dan pendukungnya, transparansi pengelolaan keuangan sekolah, pertanggungjawaban keuangan sekolah, pelaporan keuangan sekolah kepada pemangku kepentingan sekolah.

e. Perencanaan program kerja sekolah, pelaksanaan program-program kerja sekolah, pengawasan dan evaluasi program sekolah, kepemimpinan sekolah, sistem informasi sekolah, dan penilaian khusus sekolah.

Organisasi penjaminan mutu pada satuan pendidikan dapat berupa tim sekolah yang secara khusus ditugaskan sebagai gugus kendali mutu. Organisasi ini secara langsung berada di bawah kepala sekolah. Namun demikian, keberadaan gugus kendali mutu dalam bentuk tim mutu sekolah harus mempertimbangkan kondisi nyata sekolah. Semisal pada SD yang hanya memiliki jumlah guru terbas, tim ini tidak memungkinkan untuk dibuat, tetapi fungsi-fungsi gugus kendali mutu ini dapat ditangani secara langsung oleh kepala sekolah. Dengan demikian, yang menjadi acuan dalam pengembangan organisasi penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan bukanlah keberadaan sub organisasi sekolah (tim mutu sekolah secara khusus) tetapi lebih kepada bagaimana sistem penjaminan mutu dapat berjalan dalam penyelenggaraan keseharian sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki peranan penting untuk keberlangsungan sistem penjaminan mutu sekolah. Untuk memahami sistem penjaminan mutu sekolah, lihak kembali BAB III Bagian D “Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan.”

2. Mekanisme peningkatan mutu pendidikan atau pemenuhan standar oleh satuan pendidikan

94 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

RKAS

RKS

Evaluasi ketercapaian

Implementasi peningkatan

mutuMenyusun rencana

peningkatan mutu atau

pemenuhan standar

Informasi dari hasil pemetaan

(profil mutu sekolah)

Page 96: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Gambar: mekanisme peningkatan mutu pendidikan oleh satuan pendidikan

Upaya pemenuhan SNP dalam rangka penjaminan mutu oleh satuan pendidikan dapat dilakukan secara langsung (feed forward) setelah diketahui adanya kekurangan dalam pemenuhan SNP. Semisal, jika hasil supervise kepala sekolah mendapati informasi bahwa implementasi pembelajaran guru-guru belum sesuai dengan standar proses. Dalam hal ini, kepala sekolah dapat secara langsung melakukan tindakan peningkatan mutu melalui teknik supervisi yang dianggap paling tepat. Artinya tidak harus ada perubahan pada RKAS.

Jika pemenuhan SNP dinilai oleh kepala sekolah atau tim mutu sekolah sebagai suatu hal yang berat, massal/kolektif, memiliki dimensi waktu jangka panjang (tidak mendesak), dan memerlukan dukungan sumber daya yang besar maka upaya pemenuhan mutu sebaiknya dilakukan dengan terlebih dahulu memasukkan program/kegiatan pemenuhan mutu kepada RKAS (baik melaui revisi ataupun pada tahun berikutnya). Kedua hal ini dapat dilihat secara jelas pada gambar di atas.

3. Ruang lingkup kegiatan peningkatan mutu pendidikan atau pemenuhan standar oleh satuan pendidikan

95 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Evaluasi ketercapaian

Page 97: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Dalam kerangka pemenuhan standar, satuan pendidikan hendaknya melakukan sekurang-kurangnya kegiatan pokok berikut ini:a. menyediakan sumber daya pendidikan seperti penyediaan tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan, penyediaan sarana dan prasarana, penyediaan biaya pendidikan (operasional dan investasi) pada satuan pendidikan yang menjadi kewenangannya, menyusun regulasi dan atau menyusun prosedur operasional standar (POS), melakukan organisasi dan menyusun rencana strategis satuan atau program pendidikan.

b. Penyediaan program penjaminan mutu pendidikan sebagaimana ketentuan Permen Nomor 63 tahun 2009 yaitu dituangkan dalam rencana strategis satuan atau program pendidikan yang menetapkan target-target terukur capaian mutu pendidikan secara tahunan dan sejalan dengan Rencana Strategis Pendidikan Penyelenggara satuan atau program pendidikan yang bersangkutan, Rencana Strategis Pendidikan Kabupaten atau Kota yang bersangkutan, Rencana Strategis Pendidikan Provinsi yang bersangkutan, dan Rencana Strategis Pendidikan Nasional.

c. memenuhi SPM dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak ditetapkannya izin prinsip pendirian/pembukaan dan operasi satuan atau program pendidikan; secara bertahap dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau program pendidikan memenuhi SNP; dan secara bertahap satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SPM dan SNP dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan pendidikan memenuhi standar mutu di atas SNP yang dipilihnya.

d. melayani audit kinerja penjaminan mutu yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota sesuai kewenangannya.

96 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 98: Pedoman pemenuhan-snp-sma

e. melakukan jejaring yaitu satuan atau program pendidikan mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan dalam jejaring yang menghubungkan antara penyelenggara satuan pendidikan; pemerintah kabupaten atau kota yang bersangkutan; pemerintah provinsi yang bersangkutan; Kementerian Agama, bagi satuan atau program pendidikan agama dan keagamaan; dan kementerian/lembaga lain penyelenggara satuan atau program pendidikan.

97 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 99: Pedoman pemenuhan-snp-sma

BAB VPENUTUP

Mutu pendidikan di Indonesia sebagaimana dimaklumi masih cukup memprihatinkan. Di luar berbagai prestasi akademis yang telah diraih oleh anak Indonesia di berbagai lomba ilmiah tingkat dunia, kita masih menghadapi masalah persebaran mutu pendidikan yang disebabkan oleh standar nasional Pendidikan yang belum dapat dipenuhi oleh pihak sekolah. Untuk itu, peningkatan mutu pendidikan masih merupakan salah satu program utama yang menjadi fokus perhatian Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan.

Buku manual mutu ini diharapkan dapat dijadikan acuan sekolah untuk mencapai standar nasional pendidikan. Walaupun masih diakui bahwa taraf kemampuan sekolah/madrasah sangat beragam dan barangkali tidak semua sekolah/madrasah mampu mengukuti ketentuan pedoman ini. Namun besar harapan, secara bertahap sekolah memiliki program yang lebih nyata untuk pencapai SNP sesuai dengan harapan sekolah/madrasah, orang tua, dan pemerintah.

98 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 100: Pedoman pemenuhan-snp-sma

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku:Juran, Joseph M. & Godfrey, A. Blanton. (1998). Juran’s Quality Handbook.

USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.Sallis, Edward. (2002). TQM in Education. Third Edition. London: Kogan Page

Ltd.

Referensi Peraturan Perundang-undangan:Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Program

Percepatan PembangunanPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang

Standar Isi (SI)Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12/2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13/2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16/2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19/2007 Tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25/2008 Tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 26/ 2008 Tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27/2008 Tentang Standar

99 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Page 101: Pedoman pemenuhan-snp-sma

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi KonselorPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang

Sistem Penjaminan Mutu PendidikanPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 Tentang

Standar Biaya Operasi Non Personalia Tahun 2009Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301)

100 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1