efek farmakologis temulawak

3
Efek farmakologis Temulawak Antibakteri Temulawak bersifat bakteriostatik atau antibakteri pada mikroba jenis staphyllococcus dan salmonella. Sifat antibakteri yang dimiliki temulawak dipicu karena adanya kandungan curcuminoid di dalamnya. Curcuminoid adalah kelompok senyawa fenolik yang terkandung dalam rimpang tanaman famili Zingiberaceae, termasuk temu giring. Curcuminoid terdiri dari curcumin, demethoxy-curcumin, dan Bis- demetoxy-curcumin, dan mempunyai aktivitas antibakteria. Gambar 1. Struktur (a) Kurkumin (b) demethoxy-curcumin (c) Bis- demetoxy-curcumin Antikanker Zat aktif antikanker yang dikandung temulawak telah banyak diketahui, yaitu curcumin. Curcumin mempunyai kemampuan untuk memacu sel T dan sel B, sehingga mempunyai prospek cukup baik untuk meningkatkan sistem imum (Varalakshmi dkk, 2008). Sel kanker dikenal sebagai nonself yang bersifat antigenic pada sistem imun sehingga akan menimbulkan respon imun seluler maupun humoral. Fungsi primer dari sitem imun adalah untuk mengenal dan

Upload: farisa-imansari

Post on 18-Jan-2016

136 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Teknologi Herbal

TRANSCRIPT

Page 1: Efek farmakologis Temulawak

Efek farmakologis Temulawak

Antibakteri

Temulawak bersifat bakteriostatik atau antibakteri pada mikroba jenis

staphyllococcus dan salmonella. Sifat antibakteri yang dimiliki temulawak dipicu

karena adanya kandungan curcuminoid di dalamnya. Curcuminoid adalah kelompok

senyawa fenolik yang terkandung dalam rimpang tanaman famili Zingiberaceae,

termasuk temu giring. Curcuminoid terdiri dari curcumin, demethoxy-curcumin, dan

Bis-demetoxy-curcumin, dan mempunyai aktivitas antibakteria.

Gambar 1. Struktur (a) Kurkumin (b) demethoxy-curcumin (c) Bis-demetoxy-curcumin

Antikanker

Zat aktif antikanker yang dikandung temulawak telah banyak diketahui, yaitu

curcumin. Curcumin mempunyai kemampuan untuk memacu sel T dan sel B,

sehingga mempunyai prospek cukup baik untuk meningkatkan sistem imum

(Varalakshmi dkk, 2008). Sel kanker dikenal sebagai nonself yang bersifat antigenic

pada sistem imun sehingga akan menimbulkan respon imun seluler maupun humoral.

Fungsi primer dari sitem imun adalah untuk mengenal dan mendegradasi antigen

asing (nonself) yangtibul dalam tubuh. Institut Nasional Kanker telah mencoba

mengembangkan bahan ini dalam uji klinis anti kanker (Kelloff, 2000). Efek

antioksidan dari curcumin dapat menghambat proliferasi sel tumor, kanker usus besar

dan kanker payudara, sehingga temulawak bersifat antikanker.

Antioksidan

Curcuminoid terdiri dari curcumin, demethoxy-curcumin, dan Bis-demetoxy-

curcumin. Keberadaan gugusan phenolik pada ketiga senyawa tersebut dilaporkan

juga menyebabkan aktivitas antioksidan yang kuat pada sistem biologis (Ahsan,

Page 2: Efek farmakologis Temulawak

1998), sehingga dapat mencegah penyakit- penyakit yang berhubungan dengan reaksi

peroksidasi. Efek antioksidan dari curcumin dapat menghambat proliferasi sel tumor,

kanker usus besar dan kanker payudara. Selain itu, minyak atsiri yang terkandung

dalam temulawak memiliki kandungan flavonoid yang juga bersifat antioksidan.

Hipokolesterolemik

Hipokolestrolemik memiliki arti kadar kolesterol darah yang rendah.

Curcumin merupakan zat aktif yang memiliki efek hipokolesterolemia (Rao, 1985).

Melalui aktivitas hipokolesterolemik Curcumin, temulawak dapat menurunkan kadar

kolesterol total, dan mempunyai indikasi meningkatkan kadar lipoprotein densitas

tinggi (HDL) kolesterol.

Anti-Inflamasi

Curcumin, zat warna kuning alami yang diperbolehkan untuk pewarna

makanan ini telah cukup lama dikenal sebagai obat inflamasi atau anti radang.

Melalui aktivitas anti-inflamasinya, temulawak efektif untuk mengobati penyakit

radang sendi, rematik, atau artritis rematik.

Daftar Pustaka:

Cahyono, Bambang; Huda, M.D.Khoirul; dkk. (2011). Pengaruh Proses Pengeringan

Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza ROXB) Terhadap Kandungan dan

Komposisi Kurkuminoid. Reaktor, Vol.13 No. 3 pp 165-171.

Said, Ahmad. Khasiat & Manfaat Temulawak. PT. Sinar Wadja Lestari.

Munir, Mis.Bakhul. 2012. Formulasi Tablet Efervesen Ekstrak Temulawak (Curcuma

xanthorriza Roxb).[skripsi]. Depok: Universitas Indonesia

Martawiguna, Aulia.Ahimsa. 2006. Perbedaan Efek Tapak Dara (Catharanthus roseus)

Dan Temulawak (Curcuma xanthorhiza) Terhadap Sebukan Sel Mononuklear Pada

Adenocarcinoma Mammae Mencit C3H. [Artikel Ilmiah]. Semarang: Universitas

Diponegoro.