edukasi promkes

6
Definisi Edukasi Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik  belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri (  self  direction), aktif memberikan informasi- informasi atau ide baru (Craven dan Hirnle, 1996 dalam Suliha, 2002). Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Setiawati, 2008). Definisi di atas menunjukkan bahwa edukasi adalah suatu proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok, atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu dan dari tidak mampu mengatasi kesehatan sendiri menjadi mandiri (Suliha,2002). Dalam keperawatan, edukasi merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Pelaksanaan edukasi dalam keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran dengan langkah- langkah sebagai berikut: pengkajian kebutuhan belajar klien, penegakan diagnosa keperawatan,  perencanaan edukasi, implementasi edukasi, evaluasi edukasi, dan dokumentasi edukasi (Suliha, 2002). Tujuan Edukasi Menurut Notoatmodjo (1997) tujuan edukasi adalah: a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.  b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat. c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada. Tujuan edukasi di atas pada dasarnya dapat disimpulkan untuk mengubah  pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri, dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai (Suliha, 2002). Dalam kesehatan , tujuan edukasi adalah untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan (Suliha, 2002).

Upload: angga-buledhbuledh-perdana

Post on 15-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mid wifery and healthy

TRANSCRIPT

Definisi EdukasiEdukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self direction), aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru (Craven dan Hirnle, 1996 dalam Suliha, 2002). Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Setiawati,2008).Definisi di atas menunjukkan bahwa edukasi adalah suatu proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok, atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu dan dari tidak mampu mengatasi kesehatan sendiri menjadi mandiri (Suliha,2002). Dalam keperawatan, edukasi merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.Pelaksanaan edukasi dalam keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran dengan langkah- langkah sebagai berikut: pengkajian kebutuhan belajar klien, penegakan diagnosa keperawatan, perencanaan edukasi, implementasi edukasi, evaluasi edukasi, dan dokumentasi edukasi (Suliha, 2002).

Tujuan EdukasiMenurut Notoatmodjo (1997) tujuan edukasi adalah:a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompokmengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.

Tujuan edukasi di atas pada dasarnya dapat disimpulkan untuk mengubahpemahaman individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agarmenjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri, dalam mencapaitujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yangada dengan tepat dan sesuai (Suliha, 2002).

Dalam kesehatan , tujuan edukasi adalah untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan (Suliha, 2002).

Pentingnya Edukasi dalam KesehatanPentingnya edukasi dalam kesehatan dapat digambarkan seperti yangdikemukakan Notoatmodjo (1997) tentang hubungan status kesehatan, perilakudan edukasi dengan memodifikasi konsep Blum dan Green seperti pada gambarberikut ini:

Keturunan

Pelayanan Status Kesehatan LingkunganKesehatan

Perilaku

Proses Perubahan

Predisposing Factors Enabling Factors Reinforcing Factors(Pengetahuan, Sikap, (Ketersediaan Sumber Daya) (sikap dan perilaku Tradisi,dan nilai) Petugas Kesehatan )

Komunikasi Penyuluhan Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan training Pemasaran Sosial Pengembangan

Edukasi

( dalam kesehatan )

Gambar 1. Hubungan Status Kesehatan, Perilaku, dan Edukasi

Skema tersebut menggambarkan empat faktor yang mempengaruhi Status Kesehatan individu dan masyarakat. Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi dan saling berinteraksi satu sama lain.

a. Faktor keturunan: merupakan kondisi yang ada pada manusia serta organ manusia yang ada, misalnya pada keluarga yang menderita diabetes.b. Faktor pelayanan kesehatan: petugas kesehatan berupaya dan bertanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan pada individu dan masyarakat, mutu pelayanan yang profesional akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat.c. Faktor perilaku: perilaku bisa dari individu tersebut dan dapat pula dipengaruhi dari luar misalnya pengaruh dari budaya, nila-nilai ataupun keyakinan yang ada dalam masyarakat.d. Faktor lingkungan: suatu kondisi atau lingkungan yang menggambarkan lingkungan kehidupan manusia yang dihubungkan dengan status kesehatan meliputi: perumahan, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan kotoran manusia, halaman rumah, selokan, kandang hewan dan ventilasi (Suliha, 2002).

Pendidikan Kesehatan Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu sendiri terjadi proses pertumbuhan perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi menjadi mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri. Selanjutnya dalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan pokok yang saling berkaitan yaitu: (Natoatmodjo, 2004)

1) Persoalan masukan (input) yang menyangkut sasaran belajar itu sendiri dengan latar belakangnya, 2) Proses (process) yaitu mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan pada diri subyek belajar, dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor antara lain subjek belajar, pengajar, metode dan teknik belajar, alat bantu belajar dan materi yang dipelajari, 3) Keluaran (out put) adalah merupakan hasil belajar.

Pendidikan kesehatan pada dasarnya ialah suatu proses mendidik individu/masyarakat supaya mereka dapat memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi. Seperti halnya proses pendidikan lainya, pendidikan kesehatan mempunyai unsur masukan-masukan yang setelah diolah dengan teknik-teknik tertentu akan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan harapan atau tujuan kegiatan tersebut. Dengan demikian pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang dinamis. Tidak dapat disangkal pendidikan bukanlah satu-satunya cara mengubah perilaku, tetapi pendidikan juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam perubahan pengetahuan setiap individu (Sarwono, 2004). Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan, dan merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang berwawasan luas.

Menurut Green & Keruter (2000), pendidikan kesehatan merupakan proses yang menghubungkan informasi kesehatan dengan praktek kesehatan. Cara penyampaian informasi dalam kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dengan melibatkan ilmu lain termasuk psikologi sosial yang diperlukan ketika melakukan promosi (Kemm and Close, 1995).

Tujuan pendidikan kesehatan reproduksi yang disampaikan kepada remaja adalah untuk memberikan informasi tentang fungsi organ reproduksi yang mengalami perubahan secara fisik dan juga perubahan psikologis sesuai dengan kehidupan di lingkungan sosial budayanya. Hal ini dilakukan agar pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi meningkat, karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku. Adanya pendidikan kesehatan reproduksi yang disampaikan di sekolah sangat diharapkan oleh remaja (Devy dkk, 2001). Dengan pengetahuan tentang reproduksi yang cukup, diharapkan remaja tidak mengalami penyimpangan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya. Sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupannya, diharapkan remaja dapat lebih bertanggung jawab terhadap perilakunya. Sebagai indikator yang dapat diperoleh

Sebagai indikator yang dapat diperoleh dalam mencapai keberhasilan suatu proses pendidikan kesehatan adalah adanya peningkatan pengetahuan dan sikap individu yang diaplikasikan dalam perilaku (Sadiman, 2002). Hal ini dapat diartikan bahwa dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi kepada remaja, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan mengubah sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi.

Media Pendidikan Kesehatan Dalam proses belajar, pengetahuan seseorang akan diterima dengan melibatkan semua panca indera. Semakin banyak panca indera yang dilibatkan dalam menerima sesuatu, semakin kompleks pengetahuan yang didapatkan. Untuk mendapatkan pengetahuan yang kompleks dalam proses belajar diperlukan penggunaan media sebagai alat bantu yang disebut media komunikasi (Arsyad, 2005).

Media pendidikan kesehatan adalah alat bantu pendidikan dalam bidang kesehatan yang tersedia secara tepat, baik dalam jumlah maupun mutu yang sangat membantu kelancaran dan keberhasilan tingkat proses pendidikan (Mudyahardjo, 2001). Media pendidikan merupakan material data dalam berbagai bentuk yang dapat dipergunakan dalam penyampaian pesan yang berupa kertas, transparansi, disc, pita perekam dan sebagainya (Greenwood, 2004). Menurut Arsyad (2005), apabila penggunaan media benar-benar dipahami, akan mendukung peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai. Selain itu media dapat digunakan dalam proses pendidikan dan dibutuhan untuk meminimalkan hambatan serta kesulitan dalam pelaksanaan proses pendidikan, termasuk hambatan kultural (Sadiman dkk, 2002).

Adapun upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pendidikan perlu adanya perencanaan dalam pembuatan media. Suleman (1998) menjelaskan bahwa penulisan media yang baik dilakukan melalui beberapa tahaan yaitu: 1) Menetapkan dan menganalisa target sasaran. 2) Menetapkan masalah dan topic pesan. 3) Menentukan tujuan. 4) Menetapkan jenis dan strategi pesan. 5) Penulisan dan evaluasi sebagai langkah terakhir perencanaan media. Dengan demikian penggunaan media dapat memberikan andil dalam pencapaian tujuan komunikasi berupa perubahan sikap (attitude change), pendapat (opinion change), perilaku (behavior change) dan perubahan sosial (social change) (Suleman, 1998).

Media Booklet Booklet merupakan media termasuk dalam kategori media lini bawah (below the line media). Sesuai sifat yang melekat pada media lini bawah, pesan yang ditulis pada media tersebut berpedoman pada beberapa kriteria yaitu: menggunakan kalimat pendek, sederhana, singkat, ringkas, menggunakan huruf besar dan tebal. Selain itu penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt, dikemas menarik dan kata yang digunakan ekonomis (Suleman, 1998).

Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet sebagai saluran, alat bantu, sarana dan sumber daya pendukungnya untuk menyampaikan pesan harus menyesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan.

Menurut Kemm dan Close (1995) booklet memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1. Dapat dipelajari setiap saat, karena disain berbentuk buku. 2. Memuat informasi relatif lebih banyak dibandingkan dengan poster.

Menurut Ewles (1994) Media booklet memiliki keunggulan sebagai berikut : 1. Klien dapat menyesuaikan dari belajar mandiri. 2. Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai. 3. Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman. 4. Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan. 5. Mengurangi kebutuhan mencatat. 6. Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif murah. 7. Awet 8. Daya tampung