education for baby

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan hidup sehat dimulai sejak bayi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas otak pada masa dewasa. Supaya terciptanya bayi yang sehat maka dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar – benar sesuai dengan prosedur kesehatan. Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan peningkatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke – 5 dan hari ke – 7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negative dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat mengakibatkan kematian. Tujuan Perawatan Tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat

Upload: nilaw39

Post on 26-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bayi

TRANSCRIPT

Page 1: education for baby

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan hidup sehat  dimulai sejak bayi karena pada masa ini

terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas otak pada

masa dewasa. Supaya  terciptanya bayi yang sehat maka dalam perawatan tali

pusat pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar – benar sesuai dengan

prosedur kesehatan. Perawatan tali pusat adalah melakukan  pengobatan dan

peningkatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi.

Dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih dan terhindar

dari infeksi tali pusat.

Perawatan tali pusat yang baik  dan benar akan menimbulkan dampak

positif yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke – 5 dan hari ke – 7 tanpa ada

komplikasi, sedangkan dampak negative dari perawatan tali pusat yang tidak

benar  adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat

mengakibatkan kematian. Tujuan Perawatan Tali pusat adalah untuk

mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir  penyakit ini

disebabkan karena masuknya spora  kuman tetanus kedalam tubuh melalui

tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat – obatan,  bubuk atau daun –

daun  yang ditaburkan ke tali  pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi.

[2]

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah berhasilnya penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa

mampu memberikan penanganan tentang perawatan dan pemotongan tali

pusat pada bayi baru lahir.

2. Tujuan Khusus

a) Dapat menjelaskan pengertian tali pusat

b) Dapat menyebutkan penyebab dari tali pusat

Page 2: education for baby

c) Dapat menjabarkan patofisiologi tali pusat

d) Dapat menyebutkan pencegahan infeksi tali puat

e) Dapat menyebutkan penatalaksanaan tali pusat

C. Manfaat

Dengan adanya makalah ini, maka dapat memberikan manfaat serta

pengetahuan  yang berguna bagi mahasiswa dalam memahami tentang

pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir.

 

 

 

 

 

Page 3: education for baby

BAB II

LANDASAN TEORI

 

A. Pengertian

Tali pusat atau Umbilical cord  adalah  saluran kehidupan bagi janin

selama  dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah

yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat – zat gizi dan oksigen janin.

Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus

dipotong dan diikat atau dijepit.[3]

1. Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta

sampai daerah umbilicalis fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada

perbatasan tersebut. Funiculus umbilicalis secara normal berinersi

dibagian tengah plasenta.

2. Bentuk : Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari

tengah plasenta sampai ke umbilicalis fetus dan mempunyai sekitar 40

puntiran spiral.

3. Ukuran : Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya 40 – 50 cm dan

diameternya 1 – 2 cm, hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik

plasenta keluar dari rahim ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika

jumlah air ketuban pada kehamilan trimester pertama dan kedua relative

banyak. Jika oligohidromnion dan janin kurang gerak ( pada kelainan

motorik janin ), maka umumnya tali pusat lebih pendek. Kerugian tali

pusat terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan disekitar leher atau tubuh

janin atau menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi pembuluh

darah khususnya pada saat persalinan.

 

 

 

Page 4: education for baby

B. Struktur tali pusat[4]

1. Amnion : Menutupi funiculus umbilicalis dan merupakan lanjutan amnion

yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion

melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit

maupun membran amnion berasal dari ectoderm.

2. Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan

duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung

pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan

plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus

umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili

korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit)

dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi

relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin

bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut yaitu :

a) Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke

sistem peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di

dalam spatium choriodeciduale.

b) Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari

fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam

peredaran darah maternal untuk di ekskresikan.

c) Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang

mengelilingi pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli

Warthon merupakan subtansi seperti jeli, juga berasal dari

mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi

pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian

makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga

dapat membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini

akan mengembang jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-

kadang terkumpul sebagai gempalan kecil dan membentuk simpul

palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang

menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi tebal atau tipis.

Page 5: education for baby

C. Fungsi Tali Pusat[5]

1. Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh

janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi

dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui

vena umbilicalis.

2. Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon

dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.

D. Sirkulasi Tali Pusat[6]

Fetus yang sedang membesar di dalam uterus ibu mempunyai dua

keperluan yang sangat penting dan harus dipenuhi, yaitu bekalan oksigen dan

nutrien serta penyingkiran bahan kumuh yang dihasilkan oleh sel-selnya. Jika

keperluan ini tidak dapat dipenuhi, fetus akan menghadapi masalah dan

mungkin maut. Struktur yang bertanggung jawab untuk memenuhi keperluan

fetus ialah plasenta. Plasenta yang terdiri daripada tisu fetus dan tisu ibu

terbentuk dengan lengkapnya pada ujung minggu yang ke-16 kehamilan.

Pada plasenta banyak terdapat unjuran seperti “Jari” atau vilus tumbuh

dari membran yang menyelimuti fetus dan menembusi dinding uterus, yaitu

endometrium. Endometrium pada uterus adalah kaya dengan aliran darah ibu.

Di dalarn vilus terdapat jaringan kapilari darah fetus. Darah yang kaya

dengan oksigen dan nutrien ini dibawa melalui vena umbilicalis yang

terdapat di dalam tali pusat ke fetus. Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus

dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat mengandungi bahan

kumuh seperti karbon dioksida dan urea. Bahan kumuh ini akan meresap

merentas membran dan memasuki darah ibu yang terdapat di sekeliling vilus.

Pertukaran oksigen, nutrien, dan bahan kumuh lazimnya berlaku melalui

proses resapan. Dengan cara ini, keperluan bayi dapat dipenuhi.

Walaupun darah ibu dan darah fetus dalam vilus adalah begitu rapat,

tetapi kedua-dua darah tidak bercampur kerana dipisahkan oleh suatu

membran. Oksigen, air, glukosa, asid amino, lipid, garam mineral, vitamin,

hormon, dan antibodi dari darah ibu perlu menembus membran ini dan

Page 6: education for baby

memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam vilus. Selain oksigen dan

nutrien, antibodi dari darah ibu juga meresap ke dalarn darah fetus melalui

plasenta. Antibodi ini melindungi fetus dan bayi yang dilahirkan daripada

jangkitan penyakit.

E. Kelainan Letak Tali Pusat[7]

Tali pusat secara normal berinersi di bagian sentral kedalam permukaan

fetal plasenta. Namun, ada beberapa yang memiliki kelainan letak seperti:

1. Insersi tali pusat Battledore @ pada kasus ini tali pusat terhubung kepaling

pinggir plasenta seperti bet tenis meja. Kondisi ini tidak bermasalah

kecuali sambungannya rapuh.

2. Insersi tali pusat Velamentous @ tali pusat berinsersi kedalam membran

agak jauh dari pinggir plasenta. Pembuluh darah umbilikus melewati

membran mulai dari tali pusat ke plasenta. Bila letak plasenta normal,

tidak berbahaya untuk janin, tetapi tali pusat dapat terputus bila dilakukan

tarikan pada penanganan aktif di kala tiga persalinan.

F. Etiologi

1. Lama waktu Terlepasnya Tali Pusat

Tali pusat orok berwarna kebiru-biruan dan panjang sekitar 2,5 – 5

cm segera setelah dipotong. Penjepit tali pusat digunakan untuk

menghentikan perdarahan. Penjepit tali pusat ini dibuang ketika tali

pusat sudah kering, biasanya sebelum ke luar dari rumah sakit atau

dalam waktu dua puluh empat jam hingga empat puluh delapan jam

setelah lahir. Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi

(umbilical stump), akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri

dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada juga yang baru lepas setelah 4

minggu.

Tali pusat sebaiknya dibiarkan lepas dengan sendirinya. Jangan

memegang-megang atau bahkan menariknya. Bila tali pusat belum juga

puput setelah 4 minggu, atau adanya tanda-tanda infeksi, seperti;

Page 7: education for baby

pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya berwarna merah, keluar cairan

yang berbau, ada darah yang keluar terus- menerus, bayi demam tanpa

sebab yang jelas maka kondisi tersebut menandakan munculnya penyulit

pada neonatus yang disebabkan oleh tali pusat.

2. Lilitan Tali pusat pada janin

Adanya lilitan tali pusat di leher dalam kehamilan menurutnya, pada

umumnya tidak menimbulkan masalah. Namun dalam proses persalinan

dimana mulai timbul kontraksi rahim dan kepala janin mulai turun dan

memasuki rongga panggul, maka lilitan tali pusat menjadi semakin erat

dan menyebabkan penekanan atau kompresi pada pembuluh-pembuluh

darah tali pusat. Akibatnya, suplai darah yang mengandung oksigen dan

zat makanan ke janin akan berkurang, yang mengakibatkan janin

menjadi sesak atau hipoksia. Kemungkinan sebab lilitan tali pusat pada

janin :

a) Usia kehamilan ® Kematian bayi pada trimester pertama atau kedua

sering disebabkan karena puntiran tali pusat secara berulang-ulang

ke satu arah. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui

tali pusat tersumbat total. Karena dalam usia kehamilan tersebut

umumnya bayi masih bergerak dengan bebas. Hal tersebut

menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami

kekurangan oksigen.

b) Polihidramnion kemungkinan bayi terlilit tali pusat semakin

meningkat.

c) Panjangnya tali pusat ® dapat menyebabkan bayi terlilit. Panjang

tali pusat bayi rata-rata 50 sampai 60 cm. Namun, tiap bayi

mempunyai panjang tali pusat berbeda-beda. Panjang pendeknya

tali pusat tidak berpengaruh terhadap kesehatan bayi, selama

sirkulasi darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tidak terhambat.

Page 8: education for baby

3. Tanda-Tanda Bayi Terlilit Tali Pusat :

Beberapa hal yang menandai bayi terlilit tali pusat, yaitu:

a) Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun

bagian terendah janin (kepala atau bokong) belum memasuki pintu

atas panggul perlu dicurigai adanya lilitan tali pusat.

b) Pada janin letak sungsang atau lintang yang menetap meskipun

telah dilakukan usaha untuk memutar janin (Versi luar/knee chest

position) perlu dicurigai pula adanya lilitan tali pusat.

c) Dalam kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color

doppler dan USG 3 dimensi dapat dipastikan adanya lilitan tali

pusat.

d) Dalam proses persalinan pada bayi dengan lilitan tali pusat yang

erat, umumnya dapat dijumpai dengan tanda penurunan detak

jantung janin di bawah normal, terutama pada saat kontraksi rahim.

4. Infeksi Tali Pusat (Tetanus Neonatorum)[8]

Pengertian Adalah penyakit yang diderita oleh bayi baru lahir

(neonatus). Tetanus neonatorum penyebab kejang yang sering dijumpai

pada BBL yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi

disebabkan infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi akibat

pemotongan tali pusat atau perawatan tidak aseptic (Ilmu Kesehatan

Anak, 1985)

a) Penyebabnya adalah hasil klostrodium tetani (Kapitaselekta, 2000)

bersifat anaerob, berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan

dapat mengeluarkan toksin yang dapat mengahancurkan sel darah

merah, merusak lekosit dan merupakan tetanospasmin yaitu toksin

yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan

spasme otot. (Ilmu KesehatanAnak,1985)

b) Penyebab tetanus neonatorum adalah clostridium tetani yang

merupakan kuman gram positif, anaerob, bentuk batang dan

ramping. Kuman tersebut terdapat ditanah, saluran pencernaan

Page 9: education for baby

manusia dan hewan. Kuman clostridium tetani membuat spora yang

tahan lama dan menghasilkan 2 toksin utama yaitu tetanospasmin

dan tetanolysin.

G. Patofisiologi

1. Proses Pembentukan Tali Pusat Pada Janin

Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan

angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan

connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat. Pada tahap awal

perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang

berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom

ekstraembrional pada tali pusat.

Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus

(intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin

yang telah membesar.Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai

kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga

korion, yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup

bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan korion.

2. Penatalaksanaan

a) Persiapan Alat yang Diperlukan

1) Teknik Memotong Tali Pusat

- Arteri klem 2 buah

- Gunting Steril 1 buah

- Sarung Tangan Steril 1 pasang

- Benang steril pengikat pusat 1 helai

- Selimut Kering dan bersih 1 buah

- Perlak pengalas 1 buah

Dengan menggunakan klem DTT, lakukan penjepitan tali pusat

dengan klem pada sekitar 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi.

Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi

tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan

Page 10: education for baby

pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2 cm

dari tempat jepitan pertama pada sisi atau mengarah ke ibu. Pegang tali

pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali

pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat di

antara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting disinfeksi

tingkat tinggi atau steril.

Setelah selesai digunting segera ikat tali pusat bayi dengan benang

pusat, ikatan harus kecang dengan simpul mati.Setelah memotong tali

pusat, ganti handuk basah dan selimuti bayi dengan selimut atau kain

yang bersih dan kering. Pastikan bahwa kepala bayi terselimuti dengan

baik. (Sumber: Martin, 1996)

3. Perawatan Tali Pusat

Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan,

penyelenggaraan (Kamisa, 1997). Perawatan tali pusat tersebut

sebenarnya juga sederhana. Hal yang paling terpenting dalam

membersihkan tali pusat adalah :

a) Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering.

b) Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun

sebelum membersihkan tali pusat.

c) Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan

dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air

hangat. Alasannya, untuk menjaga tali pusat tetap kering. Bagian

yang harus selalu dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan

atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, Anda harus sedikit

mengangkat (bukan menarik) tali pusat. Tali pusat harus

dibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari.

d) Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena

akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya

tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa

ditutup tutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas tali pusat

Page 11: education for baby

dengan kain kasa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat

terkena udara dengan leluasa.

4. Pencegahan

Pencegahan agar tali pusat tidak infeksi yaitu dengan cara pemberian

toxoid tetanus kepada ibu hamil 3 x berturut – turut pada trimester ke – 3

dikatakan sangat bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum.

Pemotongan tali pusat harus menggunakan alat yang steril dan perawatan

tali pusat selanjutnya.

H. Menunda Pemotongan Tali Pusat

“Ilmu pengetahuan pasti berubah, setiap saat setiap waktu ilmu

pengetahuan selalu berkembang sesuai dengan tuntutan jaman.

Kejadian inipun tak luput terjadi pada perkembangan ilmu kebidanan.

fenomena tentang standarisasi Asuhan Persalinan Normal (APN) yang

selalu mengalami perubahan pada setiap item-nya menjadi bukti dari

pernyataan diatas.”

Dari tahun ke tahun (2001-sekarang) langkah-langkah yang tertuang

dalam APN selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Alasannya hanya satu yaitu mencari metode standarisasi

pelayanan yang terbaik dan sempurna dalam pertolongan persalinan. Awal

mulanya pada tahun 2001, APN terdiri dari 60 Langkah, tanpa manajemen

asfiksia, kemudian tahun 2006 terjadi perubahan yaitu di masukkannya

manajemen asfiksia pada 60 langkah tersebut, dan pada tahun 2008 ini dari

60 langkah berubah menjadi 58 langkah dan ditambahkan tentang Inisiasi

Menyusui Dini (IMD) pada langkah-langkahnya.

Fenomena ini memaksa kita untuk berfikir bahwa adakah kemungkinan

bahwa langkah-langkah APN akan berubah lagi?? Tentunya

berdasarkan evidence based yang up to date. Fenomena lain yang terjadi di

Indonesia antara lain tingginya angka morbiditas maupun mortalitas pada

bayi. Salah satunya yang disebabkan karena Asfiksia Hyperbillirubinemia/

bayi kuning/ icterik neonatorum selain itu juga meningkatnya dengan tajam

Page 12: education for baby

kejadian autis pada anak-anak di Indonesia tahun ke tahun tanpa kita tahu

pemicu penyebabnya.

Lalu, apa hubungannya dengan standart di Asuhan Persalinan

Normal..??? Salah satu asumsi sementara atas kasus fenomena diatas adalah

karena adanya ICC (Imediettly Cord Clamping) di langkah APN yaitu 1

menit setelah bayi lahir. Benar atau tidaknya asumsi tersebut, beberapa hasil

penelitian dari journal-journal internasional dibawah ini mungkin bisa

menjawab pertanyaan di atas.

Kinmond, S. et al. (1993). Umbilical Cord Clamping and preterm infants:

A randomized trial. BMJ 306 (6871): 172-175.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pada bayi premature, ketika

pemotongan tali pusat ditunda paling sedikit 30 menit atau lebih, maka bayi

akan :

1. Menunjukkan penurunan kebutuhan untuk transfuse darah

2. Terbukti sedikit mengalami gangguan pernafasan

3. Hasil test menunjukkan tingginya level oksigen

4. Menunjukkan indikasi bahwa bayi tersebut lebih viable dibandingkan

dengan bayi yang dipotong tali pusatnya segera setelah lahir

5. Mengurangi resiko perdarhan pada kala III persalinan

6. Menunjukkan jumlah hematocrit dan hemoglobin dalam darah yang

lebih baik.

Birth –Brain Injury caused by Umbilical Cord Clamping: From

Imbecility and Cerebral Palsy to Minimal Mental Retardation, By

George Malcom Morley, MB ChB FACOG. Dec

2007, http://www.cordclamp.com

Dalam journal ilmiah ini dikatakan bahwa Seluruh proses biasanya

terjadi dalam beberapa menit setelah kelahiran dan pada saat bayi mulai

menangis dan kulitnya berwarna merah muda, prosesnya sudah komplit.

Menjepit dan memotong tali pusat pada saat-saat proses sedang transformasi

dari sirkulasi oxygen janin menjadi sistem sirkulasi dewasa/bayi sangat

menggangu sistem pendukung kehidupan ini dan bisa menyebabkan

Page 13: education for baby

penyakit serius. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa saat talipusat

dilakukan pengekleman, Pulse rate dan Cardiac Out Put berkurang 50%.

Mengapa??? Karena 50% dari vena yang kembali ke jantung telah di

matikan (clamped off. Banyak sekali akibat yang tidak menguntungkan pada

pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir dan dalam penelitian ini

dikatakan resiko untuk terjadinya brain-injury, cerebral palsy, asfixyia, autis,

kejadian bayi kuning bahkan anemia pada bayi sangatlah banyak.

Hurtado EK et al. Early Childhood anemia and mild to moderate

mental retardation. Am J Clin Nut. 1999; 69 (1): 115-119 ** Hack M, et

al., Outcomes in Young Adulthood for Very Low Birth-weight

Infants. New England J Med, Vol. 346. No.3, Jan, 2002:149-

17**A.J.Chien, Znet Commentary, February 06,

Tanpa patokan normal, penjepitan tali pusat sebelum plasenta lahir dan

penyakit yang menyertai dianggap normal pada kelahiran bayi normal pada

hal hampir semua bayi premature mengalami anemia dan asfiksia dan nanti

di sekolah ditemukan keterlambatan mental seperti autis, kekerasan,

dysleksia atau ADD. Semua kasus diatas harus menerima perawatan

standard dianjurkan oleh medis.

Memotong tali pusat sedini mungkin sudah menjadi kebiasaan dalam

praktek obstetrik memulai kurang lebih 20 tahun yang lalu. Angka kelainan

mental ringan dewasa ini terus menurus meningkat, dari tahun 2004 terdapat

475.000 penyandang autis di Indonesia. Ditengarai, setiap hari satu dari 150

anak yang lahir menderita autis. Padahal, pada tahun 1970-an anak

penyandang autis satu dibanding 10.000 kelahiran. (Biro Sensus Amerika

2004)

Late vs Early Clamping of the Umbilical Cord in Full-term

Neonates: Systematic Review and Meta-analysis of Controlled Trials, by

Eillen K. Hutton PhD. JAMA. 2007;297:1241-1252; Van Rheenen PF,

Gruschke S, Brabin BJ.Delayed umbilical cord clamping for reducing

anaemia in low birthweight infants. BMJ. 2006;333:954-958.

Page 14: education for baby

Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa dengan penundaan

pemotongan tali pusat dapat:

1. Peningkatan kadar hematokrit dalam darah.

2. Peningkatan kadar hemoglobin dalam darah.

3. Penurunan angka Anemia pada bayi

4. Penurunan resiko jaundice/bayi kuning

Mencermati dari hasil-hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa

pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir sangat tidak menguntungkan

baik bagi bayi maupun bagi ibunya. Namun dalam praktek APN dikatakan

bahwa pemotongan tali pusat dilakukan 1 menit setelah bayi lahir. Dari situ

kita bisa lihat betapa besarnya resiko kerugian, kesakitan maupun kematian

yang dapat terjadi???. Di Indonesia praktek penundaan pemotongan tali

pusat telah lama di lakukan di Yayasan Bumi Sehat Bali pimpinan dari ibu

Robin Lim.

 

 

 

 

 

Page 15: education for baby

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tali pusat atau Umbilical cord  adalah  saluran kehidupan bagi janin

selama  dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah

yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat – zat gizi dan oksigen janin.

Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan,

penyelenggaraan. Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga sederhana.

B. Saran

Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam

penelitian,akan pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan

khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak

dalam upaya penurunan AKI dan AKB.

 

Page 16: education for baby

DAFTAR PUSTAKA

- http://pujihastutikeni.wordpress.com/2014/04/29/evidenced-based-

memotong-tali-pusat

- http://bidankita.com/?q=article/tunda-potong-tali-pusat-mengapa-tidak (tgl

07102014, 9:56 pm)