edisi i / maret 2014 -...
TRANSCRIPT
Topik Utama
Sasaran Kerja PNS (SKP)
Gantikan DP-3 PNS 7
Pengesahan Undang-undang
Aparatur Sipil Negara (ASN) 8
Tips Sehat
Yuk Keep Smile 15
Suara Widyaiswara
Persepsi Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah 9
Manajemen Krisis Transportasi
Akibat Bencana Banjir 11
Pembinaan SDM Transportasi
Indonesia 17
Website
http://ppsdma.bpsdm.dephub.go.id
EDISI I / MARET 2014
SALAM REDAKSI Pembaca buletin Aparatur yang budiman
Salam hangat dari kami,
Puji Syukur, segenap tim redaksi buletin Aparatur kembali hadir kehadapan pembaca dengan me-nyuguhkan berbagai berita menarik seputar perkembangan di lingkungan Kementerian Perhub-ungan, antara lain mengenai Penilaian Kinerja me-lalui SKP, disahkannya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, Jadwal Diklat 2014 di PPSDMAP .
Selain berita aktual tersebut, kami juga menghadir-kan artikel kesehatan, karya tulis widyaiswara dan staf di lingkungan Pusbang SDM Aparatur Perhub-ungan, serta foto-foto rekam kegiatan di PPSDMAP.
Akhirnya kepada seluruh pembaca, kami ucapkan selamat menikmati sajian berita dari kami, semoga buletin ini mampu menjadi teladan. Saran dan kritiknya pun kami nanti, demi perbaikan dan
kemajuan.
Susunan Redaksi
Pengarah
Ir. Maryati Karma, MM.
Penanggung Jawab
Drs. Aan Sunandar, MM
Syafek Jamhari M.Pd
Ir. Edi Santosa, MM
Dra. Sri Lestari
Redaktur
M. Tadjudin, S.Sos
Drs. Soedarto, M.Si.
Editor
Dr. Budi S. Martono, SH, M.Si., M.Hum
Dra. Fifi Prihandayani
Desain Grafis/Fotographer
Dwi Yanti M.,S.Kom, MT
Nur Hidayati, A.Md.
Sekretariat
Titik Ismiyati
Syafilia Indarti
Alamat redaksi :
Pusbang SDM Aparatur Perhub-
ungan
Jl. Raya Parung KM 26—Bogor 16310
Telp : 0251-7540092/ 7540093
Fax : 0251-7540191/ 7540094
Website : ppsdma.bpsdm.dephub.go.id
01 Cover : 02 Salam redaksi 03 Lakukan yang mudah, jangan hanya memilih yang
mudah 04 Penawaran Diklat Tahun 2014 07 Sasaran Kerja PNS (SKP) Gantikan DP-3 PNS 08 Pengesahan Undang-undang Aparatur Sipil Negara
(ASN) 09 Persepsi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 11 Manajemen Krisis Transportasi Akibat Bencana Banjir 15 Yuk Keep Smile 17 Pembinaan SDM Transportasi Indonesia 18 Pojok Konsepsi 19 Rekam Kegiatan Januari - Februari 2014
Redaksi menerima kontribusi tulisan dari pegawai Pusbang SDM Aparatur Perhubungan, karyawan
PPSDMAP atau pihak lain yang relevan dengan semangat buletin PPSDMAP dengan syarat diketik
rapi dengan spasi ganda, maksimal 2000 karakter ( setengah halaman ) dengan disertai identitas diri
penulis.
DAFTAR ISI
LAKUKAN DENGAN MUDAH,
BUKAN MEMILIH HANYA YANG MUDAH
Apel pagi merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap senin pagi di
lingkungan PPSDMAP. Tujuan diadakannya apel pagi adalah untuk melakukan
koordinasi dari pimpinan kepada seluruh jajaran
pegawai di PPSDMAP terkait pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi.
Apel pagi pada tanggal 30 Desember 2013
terasa berbeda karena merupakan apel pagi ter-
akhir di tahun 2013 dan walaupun ditengah rintik
hujan tidak menyurutkan semangat seluruh peg-
awai yang mengikuti apel.
Isi pengarahan pada apel kali ini adalah
menyambut tahun 2014 diharapkan seluruh
pegawai tetap mempertahankan kedisiplinan,
profesionalitas kerja, dan lakukan pekerjaan
dengan cara yang mudah tapi jangan memilih
hanya pada pekerjaan yang mudah. Pada hal terakhir dari pengarahan Kepala
Pusbang SDM Aparatur Perhubungan memberikan penjelasan, maksud dari
lakukan dengan mudah bukan memilih hanya yang mudah adalah lakukan peker-
jaan yang sudah menjadi tupoksi dengan cara yang semudah mungkin dengan
hasil maksimal, bukan hanya mau menerima pekerjaan yang mudah tapi pekerjaan
yang rumit ditinggalkan.
Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Perhubungan,
bersama ini dengan hormat diberitahukan bahwa Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Apa-
ratur Perhubungan telah menyusun Agenda Diklat Tahun 2014 yang meliputi Diklat Kepemimpinan,
Diklat Prajabatan, Diklat Teknis, dan Diklat Fungsional. Berikut daftar diklat dan rencana jadwal
pelaksanaan diklat.
NO Nama Diklat Jumlah Angkatan Rencana Pelaksanaan
DIKLAT STRUKTURAL
1. Kepemimpinan Tk.III 4 angkatan,
@30 orang
17 Feb s.d. 24 Juni 10 Maret s.d. 15 Juli 21 April s.d. 26 Agt. 2 Juni s.d. 7 Oktober
2. Kepemimpinan Tk.IV 11 angkatan,
@30 orang
17 Februari s.d. 1 Juli 3 Maret s.d. 15 Juli (2 angkt) 24 Maret s.d. 19 Agt (2 angkt) 14 April s.d. 2 Sept. (2 angkt) 5 Mei s.d. 15 Sept. (2 angkt) 2 Juni s.d. 14 Okt. (2 angkt)
3. Prajabatan Gol. I dan II 14 angkatan,
@40 orang
1 s.d. 19 April (2 angkt) 28 April s.d. 16 Mei (2 angkt) 2 s.d. 20 Juni 9-27 Juni 16 Juni s.d. 4 Juli 30 Juni s.d. 18 Juli
4. Prajabatan Gol. III 5 angkatan,
@40 orang
1 s.d. 24 April 7 s.d. 30 April 16 Juni s.d. 9 Juli 23 Juni s.d. 16 Juli
DIKLAT FUNGSIONAL
1. Analis Kepegawaian Tk.Terampil 1 angkatan, @30 orang
10 s.d. 26 Maret
2. Analis Kepegawaian Tk.Ahli 1 angkatan, @30 orang
10 Maret s.d. 2 April
3. Arsiparis Tk.Terampil 2 angkatan, @30 orang
17 Maret s.d. 14 April 1 s.d. 29 April
4. Pranata Humas Tk.Ahli 1 angkatan, @30 orang
1 s.d. 29 April
5. Pranata Komputer Tk.Terampil 1 angkatan, @30 orang
25 Agt s.d. 22 Sept
6. Pranata Komputer Tk.Ahli 1 angkatan, @30 orang
13 Okt s.d. 10 Nov
NO Nama Diklat Jumlah Angkatan Rencana Pelaksanaan
DIKLAT TEKNIS
1. Teknis Transportasi Tk.Dasar 25 angkatan, @30 orang
18 s.d. 30 Agustus (3 angkt) 1 s.d 13 September (3 angkt) 8 s.d. 20 September (3 angkt) 15 s.d. 27 September (2 angkt) 29 Sept s.d. 11 Okt (3 angkt) 6 s.d. 18 Okt (3 angkt) 27 Okt s.d. 8 Nop (3 angkt) 10 s.d 22 Nov (3 angkt) 17 s.d. 29 Nov (2 angkt) 24 Nov s.d. 6 Des (2 angkt)
2. Perencanaan Transportasi 4 angkatan,
@30 orang
10 Feb s.d. 15 Maret 9 Juni s.d. 12 Juli 18 Agt s.d. 19 September 1 Sept s.d. 4 Oktober
3. Keselamatan Transportasi 4 angkatan,
@30 orang
17 Feb s.d. 17 Maret 9 Juni s.d. 7 Juli 25 Agt s.d. 22 Sept. 8 Sept. s.d. 6 Oktober
4. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Tk.Dasar
23 angkatan,
@30 orang
10 s.d. 15 Februari (3 angkt) 17 s.d. 22 Februari (2 angkt) 24 Feb s.d. 1 Maret (3 angkt) 3 s.d. 8 Maret (3 angkt) 10 s.d. 15 Maret (2 angkt) 24 s.d. 29 Maret (2 angkt) 21 s.d. 26 April (2 angkt) 5 s.d. 10 Mei (2 angkt) 19 s.d. 24 Mei (2 angkt) 7 s.d. 12 Juli (2 angkt)
5. Bendahara Pengeluaran 5 angkatan,
@30 orang
10 s.d. 26 Februari 11 s.d. 28 Maret 2 s.d. 18 Juni (2 angkt) 25 Agt s.d. 10 Sept
6. Akuntansi Kementerian/Lembaga 2 angkatan, @30 orang
17 s.d. 29 Maret 23 Juni s.d. 5 Juli
7. Bendahara Penerimaan 5 angkatan,
@30 orang
17 s.d. 21 Februari 17 s.d. 21 Maret (2 angkt) 21 s.d. 25 April 19 s.d. 23 Mei
8. Pejabat Pembuat Komitmen 3 angkatan,
@30 orang
3 s.d. 7 Februari 3 s.d. 7 Maret 19 s.d. 23 Mei
9. Kuasa Pengguna Anggaran 2 angkatan,
@30 orang
3 s.d. 7 Februari 3 s.d. 7 Maret
10. Pengelolaan BMN 6 angkatan,
@30 orang
3 s.d. 17 Februari 24 Feb s.d. 10 Maret 8 s.d. 22 September (2 angkt) 29 Sept s.d. 13 Okt (2 angkt)
NO Nama Diklat Jumlah Angkatan Rencana Pelaksanaan
DIKLAT TEKNIS
11. Penyusunan RENSTRA dan AKIP 4angkatan,
@ 30 orang
17 s.d. 21 Februari 2 s.d. 6 Juni 23 s.d. 27 Juni
12. Analisis Jabatan 2 angkatan,
@ 30 orang
2 s.d. 7 Juni 7 s.d. 12 Juli
13. Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja 2 angkatan,
@ 30 orang
2 s.d. 6 Juni 7 s.d. 11 Juli
14. Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja
Pemerintah
2 angkatan,
@ 30 orang
8 s.d. 20 September 6 s.d. 18 Oktober
15. Pengelolaan Perpustakaan 2 angkatan,
@ 30 orang
15 Sept s.d 1 Okt 13 s.d. 29 Ok
16. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Tingkat Manajerial
1 angkatan,
@ 30 orang
2 s.d. 5 Juni
17. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Tingkat Pelaksana
4 angkatan,
@ 30 orang
9 s.d. 13 Juni (2 angkt) 23 s.d. 27 Juni (2 angkt)
18. Dasar-dasar AMDAL 4 angkatan, @ 30 orang
7 s.d. 11 Juli (2 angkt) 18 s.d. 22 Agustus (2 angkt)
19. Peningkatan Kompetensi Barjas 24 angkatan,
@30 orang
10 s.d. 15 Februari (3 angkt) 17 2.d. 22 Februrari (3 angkt) 24 Feb s.d. 1 Maret (3 angkt) 10 s.d. 15 Maret (3 angkt) 5 s.d. 10 Mei (3 angkt) 19 s.d. 24 Mei (3 angkt) 25 s.d. 30 Agustus 1 s.d. 6 September (2 angkt) 22 s.d. 27 Oktober (2 angkt)
20. Management of Training (MOT) 1 angkatan, @30 orang
8 s.d. 20 September
21. Training Officer Course (TOC) 1 angkatan, @30 orang
18 s.d. 30 Agustus
SASARAN KERJA PNS (SKP) GANTIKAN DP-3
Penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai merupakan proses
kegiatan yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat
pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja (perfomance
appraisal) seorang pegawai. Dilingkungan Pegawai Negeri
Sipil dikenal dengan DP-3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan) yang diatur dalam PP 10 Tahun 1979.
Kenyataan empirik menunjukkan proses penilaian pelaksa-
naan pekerjaan PNS cenderung terjebak ke dalam proses
formalitas. DP3-PNS dirasa telah kehilangan arti dan makna
substantif, tidak berkait langsung dengan apa yang telah
dikerjakan PNS. DP3-PNS secara substantif tidak dapat
digunakan sebagai penilaian dan pengukuran seberapa
besar produktivitas dan kontribusi PNS terhadap organisasi.
Seberapa besar keberhasilan dan atau kegagalan PNS
dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.
Penilaian DP3-PNS, lebih berorientasi
pada penilaian kepribadian (personality)
dan perilaku (behavior) terfokus pada
pembentukan karakter individu dengan
menggunakan kriteria behavioral, belum
terfokus pada kinerja, peningkatan hasil,
produktivitas (end result) dan pengem-
bangan pemanfaatan potensi.
Beberapa tinjauan terkait dengan imple-
mentasi DP-3 PNS selama ini, proses
penilaian lebih bersifat rahasia, sehingga
kurang memiliki nilai edukatif, karena hasil
penilaian tidak dikomunikasikan secara
terbuka. Selain itu, pengukuran dan
penilaian prestasi kerja tidak didasarkan
pada target goal (kinerja standar/
harapan), sehingga proses penilaian cenderung terjadi bias
dan bersifat subyektif (terlalu pelit/murah), nilai jalan tengah
dengan rata-rata baik untuk menghindari nilai “amat baik”
atau “kurang”, apabila diyakini untuk promosi dinilai tinggi,
bila tidak untuk promosi cenderung mencari alasan untuk
menilai “sedang” atau “kurang”. Dalam hal Atasan langsung
sebagai pejabat penilai, ia hanya sekedar menilai, belum/
tidak memberi klarifikasi hasil penilaian dan tidak lanjut
penilaian.
Maka, setelah dilakukan proses kajian yang panjang dan
mendalam mengenai DP-3 PNS, maka durumuskan metode
baru dalam melihat kinerja PNS melalui pendekatan metode
SKP (Sasaran Kerja PNS). Melalui metode ini, Penilaian pres-
tasi kerja PNS secara sistemik menggabungkan antara
penilaian Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil dengan
penilaian perilaku kerja. Penilaian prestasi kerja terdiri dari
dua unsur yaitu SKP dan Perilaku Kerja dengan bobot
penilaian unsur SKP sebesar 60 % dan perilaku kerja sebesar
40 %.
Untuk mengawali langkah dalam implementasi penerapan
SKP di lingkungan Pusbang SDM Aparatur Perhubungan,
maka diselenggarakan sosialisasi tata cara penyusunan
Sasaran Kerja PNS pada senin (30/12/2013) dengan pema-
teri Kabag Organisasi dan Tata Laksana Biro Kepegawaian
Kementerian Perhubungan, Bapak Drs. Anggiro, M.Si di
Ruang Minitheatre PPSDMAP. Acara tersebut diikuti oleh
Kepala Pusbang SDM Aparatur Perhubungan, para Pejabat
Struktural , Pejabat Fungsional, dan seluruh staf.
Acara sosialiasi dibuka langsung oleh Kepala PPSDMAP
Ir.Maryati Karma MM.. Agenda penting dalam penyeleng-
garaan sosialiasi ini adalah untuk memberikan informasi
dan contoh cara penyusunan Sasaran Kerja Pegawai
Negeri Sipil (SKP) pada seluruh pegawai, untuk selanjutnya
dijadikan prototipe
pada seluruh pega-
wai karena pada
tahun 2013 Kemen-
terian Perhubungan
telah menggunakan
sistem SKP ini dalam
penilaian kinerja
pegawai.
Penilaian SKP meli-
puti aspek-aspek:
Kuantitas, Kualitas,
Waktu, dan/atau
Biaya. Sementara
Penilaian perlaku
kerja meliputi unsur:
Orientasi Pelayanan,
Integritas, Komitmen, Disiplin, Kerjasama, dan Kepemimpi-
nan. SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari dan
digunakan sebagai dasar penilaian prestasi kerja.
Selain melakukan Kegiatan Tugas Jabatan yang sudah
menjadi tugas dan fungsi, apabila seorang pegawai mem-
iliki tugas tambahan terkait dengan jabatan, maka dapat
dinilai dan ditetapkan menjadi tugas tambahan. PNS yang
melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpi-
nan/ pejabat penilai yang berkaitan dengan tugas pokok
jabatan, hasilnya dinilai sebagai bagian dari capaian SKP.
Selain tugas tambahan, PNS yang telah menunjukkan
kreatifitas yang bermanfaat bagi organisasi dalam
melaksanakan tugas pokok jabatan, hasilnya juga dapat
dinilai sebagai bagian dari capaian SKP.
PENGESAHAN UNDANG-UNDANG
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN
Belum genap 30 hari setelah UU ten-
tang Aparatur Sipil Negara (ASN)
disahkan DPR pada 19 Desember 2013,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
telah menandatangani UU tersebut
pada tanggal 15 Januari 2014, dengan
nomor 5. UU ini menggantikan Undang-
Undang nomor 8 tahun 1974 juncto
Undang-Undang nomor 43 tahun 1999
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
Substansi yang terkandung dalam UU
ASN ini, antara lain memuat perubahan-perubahan dalam sistem manajemen kepegawaian
aparatur sipil Negara secara keseluruhan, mulai dari sistem perencanaan, pengadaan, pengem-
bangan karier/promosi, penggajian, serta sistem dan batas usia pensiun. Perubahan itu
didasarkan pada sistem merit, yang mengedepankan prinsip profesionalisme/kompetensi,
kualifikasi, kinerja, transparansi, obyektivitas, serta bebas dari intervensi politik dan KKN.
Perjalanan panjang Undang-Undang Aparatur Sipil Negara selama hampir tiga tahun akhirnya
berbuah manis. Dengan berlakunya Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang ASN ini,
pegawai negeri sipil (PNS) yang pensiun per Februari 2014 otomatis diperpanjang dua tahun.
UU ASN telah melalui 84 rapat, antara lain rapat para menteri yang dipimpin Wakil Presiden,
rapat pejabat senior Kementerian terkait, dan tiga rapat terbatas kabinet yang dipimpin oleh
Presiden. Pemerintah membutuhkan 2,5 tahun untuk menyiapkan RUU ASN sebelum akhirnya
sampai di meja DPR-RI, yang akhirnya menjadi RUU inisiatif DPR.
Dalam pembangunan Sumber Daya Manusia Aparatur Negara di tahun 2012, ASN memiliki
kekuatan dan kemampuan terbatas, karena asas merit tidak dilaksanakan secara efektif dalam
manajemen SDM ASN. Hal itu ditunjukkan dengan rendahnya integritas, pengembangan kapa-
sitas tidak dilaksanakan, kesejahteraan rendah, dan tidak berkeadilan.
Menuju tahun 2025, apalagi setelah disahkannya UU ASN, aparatur negara memiliki kekuatan
dan kemampuan profesional kelas dunia, berintegritas tinggi, non parsial dalam melaksanakan
tugas, berbudaya kerja tinggi, dan kesejahteraan tinggi. Serta dipercaya publik dengan
dukungan SDM unggulan di bawah kepemimpinan presiden. 19 Peraturan Pemerintah dan 4
Perpres yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian
Sumber : http://www.menpan.go.id/berita-terkini/2197-uu-asn-dundangkan-per-15-januari
Kenapa kita melakukan pengadaan barang/jasa? Ini
adalah pertanyaan awal yang harus kita pahami filoso-
finya secara jelas sebelum melaksanakan pengadaan.
Mungkin saja banyak jawaban yang akan muncul
dengan berbagai variasi. Namun semua bermuara pada
pemenuhan want (keinginan) atau need (kebutuhan).
Apakah karena kita menginginkan barang/jasa atau
karena kita membutuhkan barang/jasa. Mengambil
definisi dari berbagai sumber Keinginan adalah kebu-
tuhan manusia yang dibentuk berdasarkan kultur dan
kepribadian sedangkan kebutuhan didefinisikan sebagai
pemenuhan rasa kekurangan.
Hal ini bisa dilihat lebih keatas lagi terkait visi dan misi
organisasi. Visi pada dasarnya adalah keinginan. Karena
sifatnya keinginan maka visi ada pada tataran kebijakan
atau penetapan sasaran. Kemudian misi sifatnya kebu-
tuhan yang batasannya adalah pencapaian keinginan
dalam porsi tertentu atau masuk pada tataran teknis.
Dapat diasumsikan bahwa misi merupakan satu atau
serangkaian indikator utama dari usaha pencapaian visi.
Dari sini yang menjadi ukuran adalah performance
atau ukuran kualitatif dari barang/jasa
Ruang lingkup pengadaan barang/jasa dalam skema
pelaksanaan APBN berada pada tataran teknis setelah
perencanaan, pemrograman dan penganggaran yaitu
pengadaan, pelaksanaan kontrak dan pembayaran dan
penyerahan. Untuk itu proses pengadaan barang/jasa
harus dimulai dari kebutuhan yang ditetapkan pada
dokumen anggaran dalam rangka memenuhi program
pembangunan yang telah direncanakan lewat penyusu-
nan APBN, Dalam kerangka ini semestinya segala aktifi-
tas pengadaan barang/jasa tidak lepas dari upaya pen-
capaian sasaran yang telah ditetapkan. Baik dari sisi
kualitas, kuantitas, waktu dan biaya. Peran perencanaan
pengadaan menjadi sangat penting baik perencanaan
umum dan perencanaan pelaksanaan pengadaan.
Pada prinsipnya kegiatan pengadaan barang/jasa terdiri
dari perkalian antara harga satuan dan volume kemudi-
an disandingkan dengan sasaran yang mau dicapai. Jadi
dapat kita ambil satu benang merah bahwa harga satu-
an dikalikan volume bertujuan mencari barang/jasa se-
dangkan sasaran bertujuan mencapai kebutuhan yang
telah ditetapkan.
Barang dan Jasa mempunyai definisi dan pengertian
tersendiri, dimana hal ini tercantum dengan sangat jelas
dalam Perpres 54 tahun 2010 beserta perubahannya
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Barang
adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak ber-
wujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau di-
manfaatkan oleh Pengguna Barang.
Kemudian terkait jasa diklasifikasikan kedalam 3 term
utama yaitu, Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang
berhubungan dengan tindakan pelaksanaan konstruksi
bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
Jasa Lainnya adalah Jasa yang membutuhkan kemam-
puan tertentu yang mengutamakan keterampilan
(skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah
dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Kon-
sultansi, pelaksanaan pekerjaan Konstruksi dan penga-
daan barang.
Jasa Konsultan sebagai jasa layanan profesional yang
membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang
keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir
(brainware).
Dari definisi tersebut dapat kita simpulkan dua kata
dasar terkait barang dan jasa. Kata dasar tersebut ada-
lah benda (thing) dan tindakan (Action). Dengan
demikian barang dapat didefinisikan secara sederhana
sebagai setiap benda baik berwujud maupun tidak ber-
wujud, bergerak maupun tidak bergerak yang dapat
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaat-
kan oleh Pengguna Barang. Kemudian jasa sebagai se-
tiap tindakan dalam rangka menghasilkan output baik
berupa benda maupun rangkaian tindakan dengan
mengandalkan keahlian dan/atau keterampilan.
Pendefinisian ini sangat penting dalam mengenal
lebih jauh tentang barang/jasa yang diperlukan. Keti-
ka memerlukan sebuah barang/jasa maka tentu
sudah harus bisa di-forcasting (diperkirakan) hal-hal
penting apa saja yang diperlukan terkait benda/
output seperti karakteristik, fungsi dan lainnya.
Kemudian disisi yang lain juga harus mempertim-
bangkan tindakan apa saja yang diperlukan dalam
rangka mendapatkan benda/output yang kita per-
lukan. Identifikasi barang/jasa harus dibangun dari
pertanyaan-pertanyaan dalam formulasi 5 W + 1H .
What, When, Where, Who, Why dan How.
Proses pengadaan barang/jasa terdiri dari empat
tahapan utama yaitu persiapan, pelaksanaan, kontrak
dan serah terima pekerjaan. Identifikasi barang/jasa
berada dalam ranah persiapan, sehingga menjadi san-
gat penting menjawab pertanyaan tersebut dengan
singkat, tepat, menyeluruh, jelas dan konsisten.
Penting dalam artian untuk menentukan metode pen-
gadaan yang digunakan, metode penyampaian doku-
men penawaran dari penyedia, metode evaluasi,
rancangan kontrak dan proses serah terima serta
penggunaan barang/jasa. Misal kita membutuhkan
sebuah pulpen maka kita harus mampu mengidentifi-
kasi pulpen yang mampu memenuhi needs kita. Ja-
waban atas pertanyaan apakah terbuat dari plastik
atau besi, akan menentukan evaluasi yang kita
gunakan. Pulpen dari besi biasanya dipilih karena
lebih tahan lama dibanding berbahan plastik. Apabila
kebutuhan terkait pulpen bersifat short term seperti
hanya untuk pelatihan temporer maka berbahan plas-
tik tentu lebih efisien dibanding berbahan besi. Ber-
beda kalau kebutuhan pemakaian untuk menunjang
pekerjaan rutin maka berbahan besi tentu lebih efisien
dan efektif. Demikian juga jawaban atas kapan, di-
mana, siapa user dan penyedia, untuk tujuan apa dan
bagaiamana menggunakan dan mendapatkan harus
dapat dijawab dengan efektif pada tahap persiapan.
Sebelum terlalu dalam membicarakan tentang im-
plikasi dari identifikasi barang/jasa perlu juga kita
perjelas definisi dasar barang/jasa dahulu. Jadi dapat
disimpulkan bahwa barang adalah kombinasi dari
benda dan tindakan dalam komposisi yang lebih
sederhana. Artinya dalam pengadaan barang, tingkat
kompleksitas tindakan lebih rendah dibanding penga-
daan jasa. Hal ini dikarenakan pada pengadaan ba-
rang, benda sudah dapat kita identifikasi hasilnya
segera saat pelaksanaan pengadaan dan/atau kontrak
ditandatangani.
Sedangkan jasa adalah kombinasi benda/output dan
tindakan dalam komposisi yang lebih kompleks. Iden-
tifikasi hasil dari sebuah jasa tidak bisa dilihat dari
benda/outputnya saja tapi juga harus dilihat dari
kualitas tindakan yang diberikan.
Misalkan Jasa Konstruksi terkait bangunan, kita tidak bisa
serta merta melihat konstruksi pada saat kontrak namun
memerlukan proses mewujudkannya. Kemudian pada
saat gedung terwujud kita juga harus menilai kualitas
teknis bangunan termasuk umur teknis dan masa pemeli-
haraan. Kompleksitas benda menentukan kompleksitas
tindakan dan juga menentukan kompleksitas kualifikasi
penyedia yang kita perlukan. Sehingga apabila empat
kategori besar barang/jasa pada Perpres 54 beserta peru-
bahannya kita susun dalam skala kompleksitas, akan ter-
susun struktur sebagai berikut yaitu pengadaan barang,
konstruksi, jasa lainnya dan jasa konsultansi. Apabila ska-
la ini kita terapkan pada metode pengadaan maka pen-
gadaan barang, konstruksi dan jasa lainnya termasuk
dalam kategori pelelangan atau mengkompetisikan
penyedia yang mampu mengadakan barang/jasa. Ukuran
utama yang dipakai adalah barang/jasanya sedang kuali-
fikasi penyedia kemudian. Untuk jasa konsultansi yang
notabene memerlukan kompleksitas tindakan yang ting-
gi, tentu menuntut kualifikasi penyedia yang tinggi pula.
Sehingga akan lebih efektif kalau diterapkan metode
seleksi. Akan sangat panjang membahas implikasi dari
proses identifikasi barang/jasa terhadap keseluruhan
proses pengadaan barang/jasa pemerintah. Paling tidak
ini menunjukkan urgensi proses identifikasi dalam proses
pengadaan barang/jasa dalam rangka memenuhi sasaran
kebutuhan atau needs pemerintah. Yang ujungnya juga
berdampak pada kualitas sasaran pembangunan. Sa-
yangnya banyak yang tidak mau menginvestasikan wak-
tu, tenaga dan fikiran dalam proses ini. Ini karena semua
orientasi hanya pada output bukan outcame bahkan
benefit. Adalah pilihan yang sangat mudah ketika kita
dihadapkan dengan pertanyaan apakah ingin sulit diawal
tapi mudah dan gampang pada proses akhir. Atau mu-
dah diawal tapi menimbulkan kesulitan besar di akhir.
Sekali lagi ini kembali pada keputusan kita.
Penulis : Ade Darmawan Pello, S.SiT - Widyaiswara Pertama
A. Latar Belakang
Secara geografis Indonesia termasuk negara rawan atas bencana, berbagai peristiwa bencana telah terjadi serta
memporak porandakan beberapa daerah di Indonesia, ahir-ahir ini bencana yang terjadi diawal 2014 adalah; banjir
Jakarta, banjir Pantai Utara (Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon), banjir Jawa Tengah (Kendal, Batang, Sema-
rang), banjir bandang Manado, Gunung Meletus Merapi dan Sinabung, gempa Kebumen Jawa Tengah dan beberapa
peristiwa lain sebelumnya yang bisa dicatat mulai dari bencana tsunami Aceh tahun 2004, tsunami Pangandaran Jawa
Barat tahun 2006, gempa Yogyakarta tahun 2006, gempa Padang tahun 2009, banjir bandang Wasior Papua tahun
2010, gunung meletus Merapi Yogyakarta 2010, gempa Simeuleu Aceh 2010, gunung meletus Sinabung Sumatera
Utara 2010, banjir Bandung 2012, banjir Jakarta 2013, dan lain-lain.Sehingga dapat disimpulkan bahwa bencana di
Indonesia terulang setiap tahun dan selalu terjadi.
Sebagai kawasan yang rentan terhadap bencana alam di Indonesia, aparat pemerintah khususnya Aparatur Perhub-
ungan berkesempatan untuk belajar dari setiap bencana yang terjadi dan kini saatnya bergerak untuk saling mem-
bangun, mempersiapkan secara sistematis terhadap mitigasi bencana, termasuk dari sektor transportasi.
Oleh karena itulah bila ingin menjadi manajer dijajaran trans-
portasi yang andal, aparatur perhubungan mesti berprinsip
“siap menghadapi kondisi terburuk”. Dengan demikian, bila
kondisi terburuk itu terjadi, segera dapat bertindak untuk
mengatasinya. Karena segala resiko sudah perhitungkan
secara matang sebelumnya.
B. Banjir dan Longsor
Banjir adalah bencana alam yang sudah akrab dengan sebagi-
an masyarakat Indonesia karena peristiwa kelebihan air ini rutin
terjadi disetiap awal tahun dikarenakan memang secara umum
Indonesia mengalami dua musim yaitu musim penghujan yang
biasanya datang dari bulan Oktober sampai Maret, serta
musim kemarau dari bulan April sampai September.
Banjir diperkotaan secara umum dimulai dari urbanisasi yang
terus terjadi dimana penduduk dari desa berbondong-bondong pindah kekota dan kota terus berkembang dengan
memberikan konsekuensi peningkatan kebutuhan, dan satu kebutuhan utama adalah lahan untuk aktifitas semua
kegiatan yang menyebabkan perubahan land-use (tata guna lahan) yang sangat terpengaruh, multi player effect dari
aktifitas pada hakekatnya menimbulkan peningkatan bencana khususnya ancaman banjir baik dari segi kuantitas mau-
pun kualitas yaitu mulai dari meluasnya daerah genangan air, peningkatan tingginya kedalaman air, besaran debit air,
maupun waktu tinggal air. Hal ini terjadi dikarenakan berkurangnya ruang terbuka hijau serta meningkatnya ruang
terbangun atau dengan kata lain peningkatan penduduk mengakibatkan peningkatan lahan terbangun sekaligus pengu-
rangan ruang terbuka hijau. Serta perlu diketahui bahwa interaksi masyarakat dalam suatu kota atau wilayah akan
sangat erat berhubungan dengan transportasi sebab dengan kepadatan penduduk yang tinggi akan membutuhkan
infrastruktur transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakatnya sehingga apabila terjadi banjir maka penyelenggaraan
transportasi akan kena dampak langsung baik terhadap prasarana transportasi (jalan, jembatan, dermaga sungai, jalan
rel, bandar udara), sarana transportasi (kendaraan bermotor, sepeda motor, kapal sungai) maupun operasionalnya
(pelayanan atau penyelenggaraan transportasi).
Karakteristik kota lainnya di Indonesia yang sering kena banjir karena dilalui sungai besar atau kota itu sendiri berada
dipinggiran sungai serta tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan penduduk sehingga disekitar sungai
tumbuh dan berkembangnya menjadi wilayah kota. Persoalan banjir seperti ini tidak hanya oleh perubahan tata guna
lahan semata tetapi oleh terlewatinya oleh sungai besar yang membelah kota atau adanya Daerah Aliran Sungai
(DAS), beberapa kota di Indonesia yang dilalui oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cukup besar, diantaranya;
a) Kota Samarinda dengan Sungai Mahakam.
b) Kota Pontianak dengan Sungai Kapuas.
c) Kota Banjarmasin dengan Sungai Barito.
d) Kota Pekanbaru dengan Sungai Siak.
e) Kota Palembang dengan Sungai Musi.
f) Kabupaten Indragili Hulu dan Kabupaten Kampar dengan Sungai Kampar.
g) Kabupaten Rokan Hulu dan Rokan Hilir dengan Sungai Rokan.
h) Kabupaten Bojonegoro dengan Sungai Bengawan Solo.
i) Kabupaten Karawang dengan Sungai Citarum
Bersamaan dengan curah hujan yang mengakibatkan banjir,
ada dampak lainnya dari hujan yaitu tanah longsor. Tanah
longsor biasanya terjadi di daerah curam kemiringannya
atau daerah pegunungan, maka degan kondisi daerah terse-
but akan semakin makin besar kemungkinan terjadinya
tanah longsor. Luncuran tanah pada saat terjadi tanah long-
sor dapat menimbun segala sesuatu yang ada di bawahnya.
Tanah longsor disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya
adalah;
a) Kerusakan hutan karena hutan yang berada di lereng
pegunungan berguna untuk mengikat tanah serta jika
tidak ada pepohonan maka tanah akan larut saat hujan.
Bila hujan lebat, maka tanah di lereng pegunungan atau
daerah curam akan runtuh.
b) Banjir juga dapat menghanyutkan tanah serta merusak
segala sesuatu yang ada diatasnya.
c) Penyebab lain tanah longsor adalah gempa bumi, kare-
na gempa dengan kekuatan besar dapat meruntuhkan
tanah.
d) Beban bangunan dilereng-lereng pegunungan juga
dapat mengakibatkan tanah longsor.
Tanah longsor sangat merugikan karena longsoran tanah
dapat menimbun bangunan, merusak jalan, dan bangunan
lainnya. Tanah longsor tidak hanya merusak harta benda,
tetapi juga membahayakan jiwa manusia serta mengakibat-
kan korban jiwa
C. Dampak Banjir Dan Longsor Terhadap Penyelenggaraan
Transportasi.
Dengan tergenangnya daratan oleh banjir dan didaratan
tersebut terdapat prasarana transportasi (jalan, jembatan, rel
kereta, dermaga sungai, bandar udara, pelabuhan) serta
terjadinya longsor terutama pada prasarana transportasi
darat, maka dampak banjir dan longsor terhadap penye-
lenggaraan transportasi adalah sebagai berikut;
1) Dampak Banjir Terhadap Penyelenggaraan Transportasi
a) Terganggunya kinerja penyelenggaraan atau operasional
transportasi saat terjadinya banjir. Prasarana transportasi
yang terkena banjir praktis tidak dapat digunakan se-
hingga pola operasi transportasi menjadi terganggu
sampai ahirnya terjadi kemacetan karena prasarana
transportasi kena banjir. Dengan terendamnya prasarana
transportasi pada beberapa bagian wilayah, maka diper-
lukan alternatif jaringan transportasi lainnya guna tetap
terselenggaranya operasional transportasi, juga dalam
rangka evakuasi korban maupun pendistribusian logistik
bagi para korban banjir.
b) Sarana transportasi darat (kendaraan bermotor, sepeda
motor, kereta api) yang terendam air banjir akan butuh
perawatan ekstra pasca banjir atau sarana transportasi
tersebut menjadi rusak, sehingga butuh perawatan atau
perbaikan terhadap sarana transportasi yang kena banjir.
c) Banjir yang menyebabkan tanah longsor terutama long-
sor yang mengakibatkan rusaknya jalan, jembatan, dan
jalur rel kereta api akan memutuskan jalur transportasi,
sehingga diperlukan kecepatan perbaikan bagi lokasi
jalan atau jembatan dan atau jalur kereta api yang kena
longsor, atau dicarikan jalur alternatif agar lalu lintas
tetap lancar.
d) Dampak banjir bagi transportasi adalah menurunnya
kinerja transportasi secara keseluruhan dalam melayani
suatu wilayah atau daerah.
e) Dampak banjir adalah terganggunya pasokan bahan
maupun kebutuhan akan barang bagi kebutuhan
masyarakat, termasuk terganggunya perjalanan bagi
masyarakat untuk melakukan aktivitas kesehariannya.
2) Dampak Tanah Longsor Terhadap Penyelenggaraan
Transportasi
a) Tanah longsor sering terjadi pada transportasi darat
(angkutan jalan dan angkutan kereta api) dimana suatu
ruas jalan maupun jalan rel yang mengalami tanah long-
sor akan menyebabkan terputusnya lalu lintas sehingga
akan terjadi gangguan perjalanan maupun pendistri-
busian barang yang berasal maupun menuju daerah yang
jalannya terjadi tanah longsor.
b) Prasarana transportasi jalan atau kereta api yang terputus
akibat tanah longsor mengakibatkan turunnya kinerja
transportasi berarti pelayanan transportasi menurun
dengan terganggunya lalu lintas untuk angkutan
penumpang maupun barang.
D. Penanganan Transportasi dari Dampak Banjir Dan
Tanah Longsor
Upaya penanggulangan bencana banjir perlu dipahami
sejak dini. Untuk itu, semua pihak harus memahami
dasar-dasar dalam penanganan bencana banjir serta
tanah longsor khususnya dari sisi transportasi. Mana-
jemen transportasi terhadap banjir dan tanah longsor
merupakan bagian dari pengelolaan sumberdaya trans-
portasi untuk mengharmoniskan serta mengintegrasi-
kan prasarana, sarana, serta penyelenggaraan trans-
portasi dari akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi.
Adapun pengendalian transportasi dari dampak banjir
dan tanah longsor adalah sebagai berikut :
1) Penanganan Transportasi Dari Dampak Banjir ;
a) Menginventarisasi prasarana transportasi (jalan,
jembatan, jalan rel, landasan pacu, terminal,
dermaga sungai) yang tahun-tahun sebelumnya
kena banjir, sebagai pembanding untuk persiapan
menghadapi banjir yang akan datang, diwujudkan
dalam peta prasarana transportasi kena banjir
serta peta jaringan transportasi aman dari banjir.
b) Membuat catatan tentang kerusakan yang terjadi
tahun sebelumnya pada prasarana transportasi,
guna mengetahui kondisi kerusakannya serta cara
-cara perbaikannya.
c) Evaluasi dan analisis daerah genangan banjir,
terutama didaerah atau wilayah administratif
sesuai dengan kewenangan penanganan.
d) Evaluasi dan analisis jaringan transportasi (jalan
dan jembatan, jalan rel) yang tidak kena banjir
untuk mempersiapkan evakuasi banjir serta alter-
natif mempersiapkan prasarana transportasi (jalan,
jembatan) yang termasuk daerah aman.
e) Penanganan transportasi pada kondisi darurat
banjir;
f) Penempatan tenaga pengatur lalu lintas dan
tenaga evakuasi atau search and resque (SAR).
g) Penempatan peralatan pengatur lalu lintas
(rambu portable, traffic cone, pos pengatur).
h) Penempatan peralatan evakuasi (mobil derek,
perahu dayung, perahu karet, speed boat, baju
pelampung, jas hujan).
i) Koordinasi penanggulangan banjir, karena pe-
nanggulangan banjir melibatkan banyak pihak
serta banyak instansi yang terkait maka koordinasi
melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Daerah (BNPBD) merupakan forum yang tepat
untuk bekerja secara baik dan terkoordinasi.
j) Penyuluhan banjir pada masyarakat, pihak yang ber-
wenang atau instansi terkait untuk selalu melakukan
pembinaan, pengendalian, pengawasan, penanggu-
langan terhadap banjir. Kegiatan penyuluhan berupa
cara menghindari bahaya banjir supaya kerugian yang
timbul tidak terlalu besar.
k) Asuransi, prasarana dan sarana transportasi dapat
diasuransikan karena akan menanggung pergantian
kerugian akibat bencana banjir pada prasarana mau-
pun sarana transportasi.
l) Membuat standar operation prosedure (SOP) pe-
nanganan transportasi dari dampak banjir atau kega-
watdaruratan transportasi
2) Penanganan Transportasi Dari Dampak Tanah Longsor
a)Begitu mendapat informasi terjadinya prasarana trans-
portasi terkena tanah longsor, maka dilakukan chek ke
lapangan untuk mengetahui kondisi yang terjadi serta
mengumpulkan data-data untuk menjadi bahan pe-
nanganan atau pengendalian transportasi terhadap
dampak prasarana transportasi yang kena tanah long-
sor.
b)Segera menginformasikan terjadinya tanah longsor
(lokasi/tempat) kepada unit operasional transportasi
(terminal, jembatan timbang, stasiun kereta, bandar
udara, pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut) dan
media masa agar pemakai jasa transportasi
menghindari prasarana transportasi yang kena tanah
longsor dan sekaligus memberitahukan jaringan alter-
natif transportasi sebagai jalur alternatif untuk lalu
lintas menuju atau ke daerah lokasi tanah longsor, agar
masyarakat mengetahui untuk menghindari lokasi
terjadinya tanah longsor.
c)Membantu mengendalikan lalu lintas dilokasi ter-
jadinya prasarana transportasi yang kena tanah long-
sor, serta membantu memperlancar rekontruksi perbai-
kan prasarana transportasi yang kena tanah longsor.
Pada hakekatnya pengendalian banjir dan tanah long-
sor merupakan sesuatu yang komplek karena melibat-
kan banyak disiplin ilmu tehnik, seperti; hidrologi, teknik
sungai, sistem drainase, rekayasa pengendalian banjir
dan tanah longsor, morfologi dan sedimentasi dll.
Disamping itu suksesnya program pengendalian banjir
dan tanah longsor juga tergantung dari aspek lainnya
yang menyangkut ekonomi, sosial, lingkungan, kelem-
bagaan, institusi dan lain-lain. Serta adanya dukungan
political will yang kuat dari pimpinan pemerintah pusat
(Presiden, Menteri, Kepala Lembaga/Badan) maupun
pemerintah daerah (Gubernur, Bupati, Walikota) serta
legislatif (DPR/DPRD).
E. Sarana Transportasi Untuk Mitigasi Bencana Banjir Dan Longsor
1) Sarana Transportasi Untuk Mitigasi Banjir
a) Rakit
b) Perahu Karet
c) Boat/Speed Boat
d) Kendaraan Amfibi
e) Hovercraft
f) Pesawat Terbang Air Atau Float Plane/Sea Plane
2) Sarana Transportasi Untuk Mitigasi Tanah Longsor
Sarana transportasi untuk mitigasi tanah longsor yang
paling utama adalah alat berat, merupakan alat yang
digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan
pekerjaan konstruksi. Tujuan dari penggunaan alat-alat
berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam
mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharap-
kan dapat tercapai dengan lebih mudah dalam waktu
yang relatif lebih singkat, sehingga dapat membantu pe-
nanganan mitigasi tanah longsor, yaitu
a) Dozer atau Bulldozer
b) Excavator
c) Loader
d) Shovel
e) Roller
Referensi
1. Mitigasi; Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita, Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial
dan Bencana, 2010.
2. Rekayasa dan Manajemen Banjir Kota, Robert J.Kodoatie, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2013.
3. Rencana Aksi Nasional Dalam Menghadapi Perubahan Iklim, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007.
4. Rencana Aksi Nasional Pengurangan risiko Bencana 2006-2009, Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Nasional Penanganan Bencana, 2006.
5. www.wikipedia.org.
Penulis : HARYO SATMIKO, ATD — Widyaiswara Madya
Kendaraan Amfibi
Pesawat Terbang Air Hovercraft
Excavator
Rakit Boat / Spead Boat
Yuk Keep Smile…..
Pusbang SDM Aparatur Perhubungan
Hari Jumat tanggal 24 Januari 2014 menjelang sore adalah hari yang bersejarah bagi
segenap pegawai Pusbang SDM Aparatur Perhubungan , karena hari itu Tunjangan
Kinerja (TUNKIN) cair alias keluar, semua tersenyum sumringah. Tunkin yang selama ini
menjadi isu aktual dikalangan Kampus Pusbang SDM Aparatur Perhubungan berubah menjadi hal yang nyata.
Senang hati ini melihat suasana kantor dihari Jumat sore itu, pegawai tidak ada yang bersedih semuanya tampak ceria,
tersenyum, semangat, sambil bercanda ria, oh... alangkah indahnya bila suasana di Lingkungan Kantor Pusbang SDM
Aparatur Perhubungan selalu tercipta demikian. Dampak sosial dari realisasi tunkin ini juga terlihat dan dimanfaatkan
oleh teman-teman untuk menawarkan produk-produk yang mungkin secara kebutuhan, bukan termasuk kebutuhan
pokok yang mendesak, tetapi karena waktunya bertepatan dengan cairnya tunjangan kinerja itu maka untuk ungkapan
kebahagiaan, teman-teman terutama kaum ibu-ibu, semarak melakukan transaksi . Luar biasa.....tersenyuuuuuummm.
Kata orang senyum itu adalah ibadah . Hadapilah harimu dengan senyuman karena senyum merupakan ekspresi wajah
yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata.
Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagiaan dan rasa senang. Senyum itu datang dari rasa kebahagian
atau kesengajaan karena adanya sesuatu yang membuat dia senyum, Seseorang sendiri kalau senyum umumnya ber-
tambah baik raut wajahnya atau menjadi lebih cantik dari pada saat merengut ataupun terdiam tanpa senyum.
Disamping senyum itu ibadah ,senyum ternyata mempunyai manfaat dan jenisnya lho, mau tahu???
Berikut manfaat senyum, selain sebagai sebuah pesan tentang ke-
percayaan (trustworthiness), keramahan (attractivity) yang di adop
dari beberapa sumber :
a. Senyum membuat anda lebih menarik
Orang yang banyak tersenyum memiliki daya tarik. Orang yang
suka tersenyum membuat perasaan orang di sekitarnya nyaman
dan senang. Orang yang selalu merengut, cemburut, mengerutkan
kening, dan menyeringai membuat orang-orang disekeliling tidak
nyaman, dn menciptakan kegelisahan bagi diri sendiri. Dipastikan
orang yang banyak tersenyum memiliki banyak jaringan per-
temanan.
b. Senyum mengubah perasaan
Jika Anda sedang sedih, cobalah tersenyum. Senyuman akan
membuat perasaan menjadi lebih baik. Menurut penelitian,
senyum bisa memperdayai tubuh sehingga perasaan berubah.
c. Senyum menular
Ketika seseorang tersenyum, ia akan membuat suasana menjadi
lebih riang. Orang disekitar Anda pasti akan ikut tersenyum dan
merasa lebih bahagia.
d. Senyum menghilangkan stress
Stres bisa terlihat di wajah. Senyuman bisa menghilangkan mimik
lelah, bosan, dan sedih. Ketika anda stres,ambil waktu untuk
tersenyum. Senyuman akan mengurangi stres dan membuat
pikiran lebih jernih.
e. Senyum meningkatkan imunitas
Senyum membuat sistem imun bekerja lebih baik. Fungsi imun
tubuh bekerja maksimal saat seseorang merasa rileks. Menurut penelitian, flu dan batuk bisa hilang dengan senyum.
f. Senyum menurunkan tekanan darah
Coba Anda mencatat tekanan darah saat anda tidak tersenyum dan catat lagi tekanan darah saat anda tersenyum saat
diperiksa. Tekanan darah saat Anda tersenyum pasti lebih seimbang.
g. Senyum melepas endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin
Senyum ibarat obat alami. Senyum bisa menghasilkan endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin. Ketiganya ada-
lah hormon yang bisa mengendalikan rasa sakit.
h. Senyum membuat awet muda
Senyuman menggerakkan banyak otot .
Akibatnya otot wajah terlatih sehingga anda
tidak perlu melakukan face lift. Dijamin
dengan banyak tersenyum Anda akan terlihat
lebih awet muda.
i. Senyum membuat Anda kelihatan sukses
Orang yang tersenyum terlihat lebih percaya
diri,terkenal, dan bisa diandalkan. Pasang
senyum saat rapat atau bertemu dengan klien.
Pasti kolega Anda akan melihat Anda lebih
baik.
j. Senyum membuat orang berpikir positif
Coba lakukan ini : pikirkan hal buruk sambil
tersenyum. Pasti susah. Penyebabnya, ketika
Anda tersenyum,tubuh mengirim sinyal “hidup adalah baik”. Sehingga saat tersenyum, tubuh menerimanya sebagai
anugrah.
Jenis-jenis senyum :
a. Senyum Gembira
Senyum ini adalah ungkapan dari perasaan gembira yang amat besar. Kedua tepi mulut naik ke atas hingga tam-
paklah tepi gusi atas yang menonjol itu. Kulit di sekitar mata menyatu dan masuk ke dalam. Semakin kuat
perasaan gembira di hati, semakin jelas pula senyum ini.
b. Senyum Simpul
Senyum ini terlihat ketika mulut tertarik ke atas, sementara kedua bibirnya masih tetap tertutup. Senyum ini biasa
terjadi ketika taka da orang yang bisa mengawasinya. Senyum ini kegembiraan, tapi kecil.
c. Senyum Palsu
Senyum ini terlihat sebagai senyum yang sangat tidak sebanding dengan senyum yang sebenarnya. Senyum ini
hanya untuk membohongi orang lain. Senyum ini berlangsung lebih lama dari senyum yang sesungguhnya, dan
melebar ke seluruh raut muka dengan amat lamban.
d. Senyum Lebar
Senyum ini terlihat dangan terbukanya dua barisan gigi atas dan bawah. Biasanya muncul sebelum tertawa terba-
hak-bahak. Dalam senyum ini taka da hubungannya dengan mata.
e. Senyum Getir
Senyum ini adalah senyum pura-pura yang tak lain hanya ungkapan rasa pahit di hati. Senyum ini hanya berguna
bagi orang lain. Senyum ini dengan mudah terbuka hanya pada bentuk yang amat terbatas dan cenderung pada
salah satu sisi saja. Separuh mulut tersenyum dan separuh yang lain mengulum kegetiran.
f. Senyum Malu
Senyum ini terbentuk dengan terbukanya barisan gigi atas. Senyum ini muncul ketika seseorang merasa malu
kepada orang lain. Senyum ini juga memperlihatkan mata yang malu-malu disertai pipi yang merah merona.
Nah sekarang , kira-kira senyum yang mana ya, yang biasa menghiasi hari-harimu? Apa pun itu, asal jangan senyum
palsu ya! Kalau senyum palsu berarti kita membohongi diri kita sendiri dan orang lain. Senyumlah yang tulus. Karena
senyum yang tulus akan menenteramkan hati. Jadi tunggu apalagi, jangan tersenyum saat tunkin cair saja tapi
tersenyumlah ketika kamu mulai membuka mata. Percaya deh, otak pasti akan tersugesti untuk berpikir positif sepan-
jang hari. Beda kalau bangun pagi kamu sudah manyun, lihatlah, kamu pasti akan merasa terbebani sepanjang hari. So,
berikanlah senyum mu untuk diri sendiri dan orang lain meskipun banyak masalah yang menghadapi dirimu, tentu saja
dengan memberikan senyum pada tempat dan suasana yang tepat. Jika berlebihan, maka orang lain akan menganggap
Kamu kurang waras.
Penulis : Bandiah,S.Pd.— Widyaiswara Muda
Sumber :
http://senang-baca.blogspot.com/2012/05/rahasia-dan-manfaat-senyuman.html#ixzz2rBfaWb9Z
http://www.omdading.com/2012/03/manfaat-senyum-yang-perlu-diketahui.html
Sumber Daya Manusia merupakan unsur yang sangat
penting dalam penyelenggaraan transportasi, dalam hal ini
untuk menjalankan peran transportasi dalam kehidupan
bangsa dan negara yaitu sebagai urat nadi kehidupan
ekonomi, sosial budaya, politik, dan pertahanan keamanan.
Terwujudnya pelayanan transportasi yang andal, berdaya
saing dan memberikan nilai tambah, sangat ditentukan oleh
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia sebagai
pelaksananya. Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang
perhubungan dalam hal ini berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya
Manusia Bidang Transportasi disebut dengan SDM
Transportasi memegang peranan penting dalam pelayanan
jasa transportasi dan bersentuhan langsung dengan
masyarakat pengguna jasa transportasi. Mereka mencakup
sumber daya manusia yang menjalankan fungsi sebagai
regulator, penyedia jasa
transportasi, dan tenaga
kerja di bidang transportasi.
Diperlukan sinergi antara
pemerintah pusat dalam hal
ini Kementerian Perhubungan
dengan pemerintah daerah,
yaitu Dinas Perhubungan di
tingkat provinsi dan kabu-
p a t e n / k o t a u n t u k
mewujudkan pelayanan jasa
transportasi yang mem-
berikan kenyamanan kepada
para pengguna jasa trans-
portasi, yang secara tidak
langsung akan menjaga urat nadi pembangunan menuju
masyarakat Indonesia yang lebih makmur. Untuk
mewujudkan keinginan masyarakat dan stakeholder yang
terkait dengan transportasi dan perhubungan, maka diper-
lukan adanya SDM transportasi yang dalam hal ini diwakili
oleh staf baik di Kementerian maupun di Dinas Perhubungan
yang mampu menjalankan tugas dengan baik, memiliki kom-
petensi dan dedikasi serta beretika sehingga memunculkan
image bahwa pegawai tersebut profesional .
Berdasarkan fenomena dan isu yang berkembang, banyak
pegawai yang bekerja secara tidak professional. Faktor-
faktor yang menghambat profesionalisme kerja pegawai
khususnya SDM transportasi adalah:
Pengawasan pimpinan yang kurang
Kurangnya koordinasi dan perhatian personal antara
atasan dan bawahan
Kondisi sosial ekonomi yang terbatas, sehingga men-
dorong tindak kecurangan
Tingkat pengetahuan dan pemahaman tupoksi yang
kurang sehingga terkesan asal-asalan dalam
melaksanakan tugas
Oleh karena itu, langkah-langkah konkret, lugas dan berani
yang harus di ambil diantaranya:
Melakukan pengawasan secara terstruktur dalam pelaksa-
naan pekerjaan di lapangan
Menyiapkan petunjuk teknis dan job description yang jelas
agar petugas di lapangan tidak mengalami kebingunan
Mekanisme pelaksanaan tugas, pelaporan dan per-
tanggungjawaban harus jelas dan ada rekaman data
Peningkatan dan pengembangan kualitas SDM meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku melalui
jalur formal
Memberikan penyuluhan, bimbingan teknis maupun pelati-
han mengenai teknik menjadi staf yang profesional
Komitmen pimpinan untuk memberikan keteladanan kepa-
da staf dibawahnya agar ada
sinergitas antara pimpinan dan
bawahan menuju terwujudnya
pelayanan aparatur pemerintah
yang profesional
Pemberian renumerasi untuk
kesejahteraan pegawai agar
tidak ada lagi pelanggaran
dalam pelaksanaan tugas
Pengusulan pengangkatan
pegawai baru untuk formasi
Calon Pegawai Negeri (CPNS)
baik dari tenaga honorer mau-
pun pelamar umum sehingga
terpenuhi kebutuhan pegawai khususnya yang bertugas di
lapangan (petugas retribusi, petugas pengujian kendaraan
bermotor dan petugas jembatan timbang)
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan
merujuk kepada data dan fakta dilapangan pegawai belum
melaksanakan tugas dengan profesional. Masih banyak pelang-
garan dan bentuk penyimpangan sehingga masyarakat umum
dengan mudah melihat dan merasakan ketidaknyamanan baik
sebagai pengguna jasa maupun sebagai individu yang berhak
menilai kinerja aparatur pemerintah yang dituntut memberikan
pelayanan secara prima, tuntas dan bebas KKN (Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme) serta bertanggung jawab dan terpercaya
(akuntable).
Solusi pemecahan masalah diantaranya menyelenggarakan
pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan tentang bagaima-
na menjadi staf yang profesional dan mampu melaksanakan
tugas dengan penuh tangggung jawab. Hal ini bisa terlaksana
dalam wujud kerjasama dengan Badan Diklat Daerah atau
dengan Badan Pengembangan SDM Perhubungan, Kementerian
Perhubungan. Juga perlu adanya bimbingan, pengawasan dan
teladan dari pimpinan agar staf yang dilapangan mampu
mengimplementasikan dan menterjemahkan kewajiban dengan
professional.
Penulis : Yohanes Nugraha, S.Or.— Widyaiswara Muda
PEMBINAAN SDM TRANSPORTASI INDONESIA
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.
Referensi : Undang Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Butir 1.
PELAYARAN
adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan,
keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritime.
Referensi : Undang Undang RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Butir 1.
PENERBANGAN
adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat
udara, Bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan kea-
manan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.
Referensi : Undang Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan Butir 1.
PERKERETAAPIAN
adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya
manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan
transportasi kereta api.
Referensi : Undang Undang RI Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian Butir 1.
LALU LINTAS
adalah adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan
Referensi : Undang Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Butir 1
PERAIRAN INDONESIA
adalah laut teritorial Indonesia beserta perairan kepulauan dan perairan
pedalamannya
Referensi : Undang Undang RI Nomor 17 Tahun 2008
Tentang Pelayaran, Butir 2
WILAYAH UDARA
adalah wilayah kedaulatan udara di wila-
yah daratan dan perairan Indonesia
Referensi : Undang Undang RI Nomor 1 Tahun 2009
Tentang Penerbangan Butir 2
Penulis : Dr. BUDI S. MARTONO, SH, M. Si., M. Hum
— Widyaiswara Utama
Pembukaan DTSS KPA, DTSS PPK & Pengelola BMN
Angkatan I PPSDMAP, 3 Februari 2014
Visitasi Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Surabaya
Diklat Kepemimpinan Tk.III Angkt.29