edisi i / maret 2014 -...

20
Topik Utama Sasaran Kerja PNS (SKP) Gankan DP-3 PNS 7 Pengesahan Undang-undang Aparatur Sipil Negara (ASN) 8 Tips Sehat Yuk Keep Smile 15 Suara Widyaiswara Persepsi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 9 Manajemen Krisis Transportasi Akibat Bencana Banjir 11 Pembinaan SDM Transportasi Indonesia 17 Website hp://ppsdma.bpsdm.dephub.go.id EDISI I / MARET 2014

Upload: trinhdan

Post on 30-May-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

Topik Utama

Sasaran Kerja PNS (SKP)

Gantikan DP-3 PNS 7

Pengesahan Undang-undang

Aparatur Sipil Negara (ASN) 8

Tips Sehat

Yuk Keep Smile 15

Suara Widyaiswara

Persepsi Pengadaan Barang dan Jasa

Pemerintah 9

Manajemen Krisis Transportasi

Akibat Bencana Banjir 11

Pembinaan SDM Transportasi

Indonesia 17

Website

http://ppsdma.bpsdm.dephub.go.id

EDISI I / MARET 2014

Page 2: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

SALAM REDAKSI Pembaca buletin Aparatur yang budiman

Salam hangat dari kami,

Puji Syukur, segenap tim redaksi buletin Aparatur kembali hadir kehadapan pembaca dengan me-nyuguhkan berbagai berita menarik seputar perkembangan di lingkungan Kementerian Perhub-ungan, antara lain mengenai Penilaian Kinerja me-lalui SKP, disahkannya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, Jadwal Diklat 2014 di PPSDMAP .

Selain berita aktual tersebut, kami juga menghadir-kan artikel kesehatan, karya tulis widyaiswara dan staf di lingkungan Pusbang SDM Aparatur Perhub-ungan, serta foto-foto rekam kegiatan di PPSDMAP.

Akhirnya kepada seluruh pembaca, kami ucapkan selamat menikmati sajian berita dari kami, semoga buletin ini mampu menjadi teladan. Saran dan kritiknya pun kami nanti, demi perbaikan dan

kemajuan.

Susunan Redaksi

Pengarah

Ir. Maryati Karma, MM.

Penanggung Jawab

Drs. Aan Sunandar, MM

Syafek Jamhari M.Pd

Ir. Edi Santosa, MM

Dra. Sri Lestari

Redaktur

M. Tadjudin, S.Sos

Drs. Soedarto, M.Si.

Editor

Dr. Budi S. Martono, SH, M.Si., M.Hum

Dra. Fifi Prihandayani

Desain Grafis/Fotographer

Dwi Yanti M.,S.Kom, MT

Nur Hidayati, A.Md.

Sekretariat

Titik Ismiyati

Syafilia Indarti

Alamat redaksi :

Pusbang SDM Aparatur Perhub-

ungan

Jl. Raya Parung KM 26—Bogor 16310

Telp : 0251-7540092/ 7540093

Fax : 0251-7540191/ 7540094

Website : ppsdma.bpsdm.dephub.go.id

01 Cover : 02 Salam redaksi 03 Lakukan yang mudah, jangan hanya memilih yang

mudah 04 Penawaran Diklat Tahun 2014 07 Sasaran Kerja PNS (SKP) Gantikan DP-3 PNS 08 Pengesahan Undang-undang Aparatur Sipil Negara

(ASN) 09 Persepsi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 11 Manajemen Krisis Transportasi Akibat Bencana Banjir 15 Yuk Keep Smile 17 Pembinaan SDM Transportasi Indonesia 18 Pojok Konsepsi 19 Rekam Kegiatan Januari - Februari 2014

Redaksi menerima kontribusi tulisan dari pegawai Pusbang SDM Aparatur Perhubungan, karyawan

PPSDMAP atau pihak lain yang relevan dengan semangat buletin PPSDMAP dengan syarat diketik

rapi dengan spasi ganda, maksimal 2000 karakter ( setengah halaman ) dengan disertai identitas diri

penulis.

DAFTAR ISI

Page 3: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

LAKUKAN DENGAN MUDAH,

BUKAN MEMILIH HANYA YANG MUDAH

Apel pagi merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap senin pagi di

lingkungan PPSDMAP. Tujuan diadakannya apel pagi adalah untuk melakukan

koordinasi dari pimpinan kepada seluruh jajaran

pegawai di PPSDMAP terkait pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi.

Apel pagi pada tanggal 30 Desember 2013

terasa berbeda karena merupakan apel pagi ter-

akhir di tahun 2013 dan walaupun ditengah rintik

hujan tidak menyurutkan semangat seluruh peg-

awai yang mengikuti apel.

Isi pengarahan pada apel kali ini adalah

menyambut tahun 2014 diharapkan seluruh

pegawai tetap mempertahankan kedisiplinan,

profesionalitas kerja, dan lakukan pekerjaan

dengan cara yang mudah tapi jangan memilih

hanya pada pekerjaan yang mudah. Pada hal terakhir dari pengarahan Kepala

Pusbang SDM Aparatur Perhubungan memberikan penjelasan, maksud dari

lakukan dengan mudah bukan memilih hanya yang mudah adalah lakukan peker-

jaan yang sudah menjadi tupoksi dengan cara yang semudah mungkin dengan

hasil maksimal, bukan hanya mau menerima pekerjaan yang mudah tapi pekerjaan

yang rumit ditinggalkan.

Page 4: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Perhubungan,

bersama ini dengan hormat diberitahukan bahwa Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Apa-

ratur Perhubungan telah menyusun Agenda Diklat Tahun 2014 yang meliputi Diklat Kepemimpinan,

Diklat Prajabatan, Diklat Teknis, dan Diklat Fungsional. Berikut daftar diklat dan rencana jadwal

pelaksanaan diklat.

NO Nama Diklat Jumlah Angkatan Rencana Pelaksanaan

DIKLAT STRUKTURAL

1. Kepemimpinan Tk.III 4 angkatan,

@30 orang

17 Feb s.d. 24 Juni 10 Maret s.d. 15 Juli 21 April s.d. 26 Agt. 2 Juni s.d. 7 Oktober

2. Kepemimpinan Tk.IV 11 angkatan,

@30 orang

17 Februari s.d. 1 Juli 3 Maret s.d. 15 Juli (2 angkt) 24 Maret s.d. 19 Agt (2 angkt) 14 April s.d. 2 Sept. (2 angkt) 5 Mei s.d. 15 Sept. (2 angkt) 2 Juni s.d. 14 Okt. (2 angkt)

3. Prajabatan Gol. I dan II 14 angkatan,

@40 orang

1 s.d. 19 April (2 angkt) 28 April s.d. 16 Mei (2 angkt) 2 s.d. 20 Juni 9-27 Juni 16 Juni s.d. 4 Juli 30 Juni s.d. 18 Juli

4. Prajabatan Gol. III 5 angkatan,

@40 orang

1 s.d. 24 April 7 s.d. 30 April 16 Juni s.d. 9 Juli 23 Juni s.d. 16 Juli

DIKLAT FUNGSIONAL

1. Analis Kepegawaian Tk.Terampil 1 angkatan, @30 orang

10 s.d. 26 Maret

2. Analis Kepegawaian Tk.Ahli 1 angkatan, @30 orang

10 Maret s.d. 2 April

3. Arsiparis Tk.Terampil 2 angkatan, @30 orang

17 Maret s.d. 14 April 1 s.d. 29 April

4. Pranata Humas Tk.Ahli 1 angkatan, @30 orang

1 s.d. 29 April

5. Pranata Komputer Tk.Terampil 1 angkatan, @30 orang

25 Agt s.d. 22 Sept

6. Pranata Komputer Tk.Ahli 1 angkatan, @30 orang

13 Okt s.d. 10 Nov

Page 5: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

NO Nama Diklat Jumlah Angkatan Rencana Pelaksanaan

DIKLAT TEKNIS

1. Teknis Transportasi Tk.Dasar 25 angkatan, @30 orang

18 s.d. 30 Agustus (3 angkt) 1 s.d 13 September (3 angkt) 8 s.d. 20 September (3 angkt) 15 s.d. 27 September (2 angkt) 29 Sept s.d. 11 Okt (3 angkt) 6 s.d. 18 Okt (3 angkt) 27 Okt s.d. 8 Nop (3 angkt) 10 s.d 22 Nov (3 angkt) 17 s.d. 29 Nov (2 angkt) 24 Nov s.d. 6 Des (2 angkt)

2. Perencanaan Transportasi 4 angkatan,

@30 orang

10 Feb s.d. 15 Maret 9 Juni s.d. 12 Juli 18 Agt s.d. 19 September 1 Sept s.d. 4 Oktober

3. Keselamatan Transportasi 4 angkatan,

@30 orang

17 Feb s.d. 17 Maret 9 Juni s.d. 7 Juli 25 Agt s.d. 22 Sept. 8 Sept. s.d. 6 Oktober

4. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Tk.Dasar

23 angkatan,

@30 orang

10 s.d. 15 Februari (3 angkt) 17 s.d. 22 Februari (2 angkt) 24 Feb s.d. 1 Maret (3 angkt) 3 s.d. 8 Maret (3 angkt) 10 s.d. 15 Maret (2 angkt) 24 s.d. 29 Maret (2 angkt) 21 s.d. 26 April (2 angkt) 5 s.d. 10 Mei (2 angkt) 19 s.d. 24 Mei (2 angkt) 7 s.d. 12 Juli (2 angkt)

5. Bendahara Pengeluaran 5 angkatan,

@30 orang

10 s.d. 26 Februari 11 s.d. 28 Maret 2 s.d. 18 Juni (2 angkt) 25 Agt s.d. 10 Sept

6. Akuntansi Kementerian/Lembaga 2 angkatan, @30 orang

17 s.d. 29 Maret 23 Juni s.d. 5 Juli

7. Bendahara Penerimaan 5 angkatan,

@30 orang

17 s.d. 21 Februari 17 s.d. 21 Maret (2 angkt) 21 s.d. 25 April 19 s.d. 23 Mei

8. Pejabat Pembuat Komitmen 3 angkatan,

@30 orang

3 s.d. 7 Februari 3 s.d. 7 Maret 19 s.d. 23 Mei

9. Kuasa Pengguna Anggaran 2 angkatan,

@30 orang

3 s.d. 7 Februari 3 s.d. 7 Maret

10. Pengelolaan BMN 6 angkatan,

@30 orang

3 s.d. 17 Februari 24 Feb s.d. 10 Maret 8 s.d. 22 September (2 angkt) 29 Sept s.d. 13 Okt (2 angkt)

Page 6: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

NO Nama Diklat Jumlah Angkatan Rencana Pelaksanaan

DIKLAT TEKNIS

11. Penyusunan RENSTRA dan AKIP 4angkatan,

@ 30 orang

17 s.d. 21 Februari 2 s.d. 6 Juni 23 s.d. 27 Juni

12. Analisis Jabatan 2 angkatan,

@ 30 orang

2 s.d. 7 Juni 7 s.d. 12 Juli

13. Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja 2 angkatan,

@ 30 orang

2 s.d. 6 Juni 7 s.d. 11 Juli

14. Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja

Pemerintah

2 angkatan,

@ 30 orang

8 s.d. 20 September 6 s.d. 18 Oktober

15. Pengelolaan Perpustakaan 2 angkatan,

@ 30 orang

15 Sept s.d 1 Okt 13 s.d. 29 Ok

16. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Tingkat Manajerial

1 angkatan,

@ 30 orang

2 s.d. 5 Juni

17. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Tingkat Pelaksana

4 angkatan,

@ 30 orang

9 s.d. 13 Juni (2 angkt) 23 s.d. 27 Juni (2 angkt)

18. Dasar-dasar AMDAL 4 angkatan, @ 30 orang

7 s.d. 11 Juli (2 angkt) 18 s.d. 22 Agustus (2 angkt)

19. Peningkatan Kompetensi Barjas 24 angkatan,

@30 orang

10 s.d. 15 Februari (3 angkt) 17 2.d. 22 Februrari (3 angkt) 24 Feb s.d. 1 Maret (3 angkt) 10 s.d. 15 Maret (3 angkt) 5 s.d. 10 Mei (3 angkt) 19 s.d. 24 Mei (3 angkt) 25 s.d. 30 Agustus 1 s.d. 6 September (2 angkt) 22 s.d. 27 Oktober (2 angkt)

20. Management of Training (MOT) 1 angkatan, @30 orang

8 s.d. 20 September

21. Training Officer Course (TOC) 1 angkatan, @30 orang

18 s.d. 30 Agustus

Page 7: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

SASARAN KERJA PNS (SKP) GANTIKAN DP-3

Penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai merupakan proses

kegiatan yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat

pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja (perfomance

appraisal) seorang pegawai. Dilingkungan Pegawai Negeri

Sipil dikenal dengan DP-3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan) yang diatur dalam PP 10 Tahun 1979.

Kenyataan empirik menunjukkan proses penilaian pelaksa-

naan pekerjaan PNS cenderung terjebak ke dalam proses

formalitas. DP3-PNS dirasa telah kehilangan arti dan makna

substantif, tidak berkait langsung dengan apa yang telah

dikerjakan PNS. DP3-PNS secara substantif tidak dapat

digunakan sebagai penilaian dan pengukuran seberapa

besar produktivitas dan kontribusi PNS terhadap organisasi.

Seberapa besar keberhasilan dan atau kegagalan PNS

dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.

Penilaian DP3-PNS, lebih berorientasi

pada penilaian kepribadian (personality)

dan perilaku (behavior) terfokus pada

pembentukan karakter individu dengan

menggunakan kriteria behavioral, belum

terfokus pada kinerja, peningkatan hasil,

produktivitas (end result) dan pengem-

bangan pemanfaatan potensi.

Beberapa tinjauan terkait dengan imple-

mentasi DP-3 PNS selama ini, proses

penilaian lebih bersifat rahasia, sehingga

kurang memiliki nilai edukatif, karena hasil

penilaian tidak dikomunikasikan secara

terbuka. Selain itu, pengukuran dan

penilaian prestasi kerja tidak didasarkan

pada target goal (kinerja standar/

harapan), sehingga proses penilaian cenderung terjadi bias

dan bersifat subyektif (terlalu pelit/murah), nilai jalan tengah

dengan rata-rata baik untuk menghindari nilai “amat baik”

atau “kurang”, apabila diyakini untuk promosi dinilai tinggi,

bila tidak untuk promosi cenderung mencari alasan untuk

menilai “sedang” atau “kurang”. Dalam hal Atasan langsung

sebagai pejabat penilai, ia hanya sekedar menilai, belum/

tidak memberi klarifikasi hasil penilaian dan tidak lanjut

penilaian.

Maka, setelah dilakukan proses kajian yang panjang dan

mendalam mengenai DP-3 PNS, maka durumuskan metode

baru dalam melihat kinerja PNS melalui pendekatan metode

SKP (Sasaran Kerja PNS). Melalui metode ini, Penilaian pres-

tasi kerja PNS secara sistemik menggabungkan antara

penilaian Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil dengan

penilaian perilaku kerja. Penilaian prestasi kerja terdiri dari

dua unsur yaitu SKP dan Perilaku Kerja dengan bobot

penilaian unsur SKP sebesar 60 % dan perilaku kerja sebesar

40 %.

Untuk mengawali langkah dalam implementasi penerapan

SKP di lingkungan Pusbang SDM Aparatur Perhubungan,

maka diselenggarakan sosialisasi tata cara penyusunan

Sasaran Kerja PNS pada senin (30/12/2013) dengan pema-

teri Kabag Organisasi dan Tata Laksana Biro Kepegawaian

Kementerian Perhubungan, Bapak Drs. Anggiro, M.Si di

Ruang Minitheatre PPSDMAP. Acara tersebut diikuti oleh

Kepala Pusbang SDM Aparatur Perhubungan, para Pejabat

Struktural , Pejabat Fungsional, dan seluruh staf.

Acara sosialiasi dibuka langsung oleh Kepala PPSDMAP

Ir.Maryati Karma MM.. Agenda penting dalam penyeleng-

garaan sosialiasi ini adalah untuk memberikan informasi

dan contoh cara penyusunan Sasaran Kerja Pegawai

Negeri Sipil (SKP) pada seluruh pegawai, untuk selanjutnya

dijadikan prototipe

pada seluruh pega-

wai karena pada

tahun 2013 Kemen-

terian Perhubungan

telah menggunakan

sistem SKP ini dalam

penilaian kinerja

pegawai.

Penilaian SKP meli-

puti aspek-aspek:

Kuantitas, Kualitas,

Waktu, dan/atau

Biaya. Sementara

Penilaian perlaku

kerja meliputi unsur:

Orientasi Pelayanan,

Integritas, Komitmen, Disiplin, Kerjasama, dan Kepemimpi-

nan. SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari dan

digunakan sebagai dasar penilaian prestasi kerja.

Selain melakukan Kegiatan Tugas Jabatan yang sudah

menjadi tugas dan fungsi, apabila seorang pegawai mem-

iliki tugas tambahan terkait dengan jabatan, maka dapat

dinilai dan ditetapkan menjadi tugas tambahan. PNS yang

melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpi-

nan/ pejabat penilai yang berkaitan dengan tugas pokok

jabatan, hasilnya dinilai sebagai bagian dari capaian SKP.

Selain tugas tambahan, PNS yang telah menunjukkan

kreatifitas yang bermanfaat bagi organisasi dalam

melaksanakan tugas pokok jabatan, hasilnya juga dapat

dinilai sebagai bagian dari capaian SKP.

Page 8: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

PENGESAHAN UNDANG-UNDANG

APARATUR SIPIL NEGARA (ASN

Belum genap 30 hari setelah UU ten-

tang Aparatur Sipil Negara (ASN)

disahkan DPR pada 19 Desember 2013,

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

telah menandatangani UU tersebut

pada tanggal 15 Januari 2014, dengan

nomor 5. UU ini menggantikan Undang-

Undang nomor 8 tahun 1974 juncto

Undang-Undang nomor 43 tahun 1999

tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Substansi yang terkandung dalam UU

ASN ini, antara lain memuat perubahan-perubahan dalam sistem manajemen kepegawaian

aparatur sipil Negara secara keseluruhan, mulai dari sistem perencanaan, pengadaan, pengem-

bangan karier/promosi, penggajian, serta sistem dan batas usia pensiun. Perubahan itu

didasarkan pada sistem merit, yang mengedepankan prinsip profesionalisme/kompetensi,

kualifikasi, kinerja, transparansi, obyektivitas, serta bebas dari intervensi politik dan KKN.

Perjalanan panjang Undang-Undang Aparatur Sipil Negara selama hampir tiga tahun akhirnya

berbuah manis. Dengan berlakunya Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang ASN ini,

pegawai negeri sipil (PNS) yang pensiun per Februari 2014 otomatis diperpanjang dua tahun.

UU ASN telah melalui 84 rapat, antara lain rapat para menteri yang dipimpin Wakil Presiden,

rapat pejabat senior Kementerian terkait, dan tiga rapat terbatas kabinet yang dipimpin oleh

Presiden. Pemerintah membutuhkan 2,5 tahun untuk menyiapkan RUU ASN sebelum akhirnya

sampai di meja DPR-RI, yang akhirnya menjadi RUU inisiatif DPR.

Dalam pembangunan Sumber Daya Manusia Aparatur Negara di tahun 2012, ASN memiliki

kekuatan dan kemampuan terbatas, karena asas merit tidak dilaksanakan secara efektif dalam

manajemen SDM ASN. Hal itu ditunjukkan dengan rendahnya integritas, pengembangan kapa-

sitas tidak dilaksanakan, kesejahteraan rendah, dan tidak berkeadilan.

Menuju tahun 2025, apalagi setelah disahkannya UU ASN, aparatur negara memiliki kekuatan

dan kemampuan profesional kelas dunia, berintegritas tinggi, non parsial dalam melaksanakan

tugas, berbudaya kerja tinggi, dan kesejahteraan tinggi. Serta dipercaya publik dengan

dukungan SDM unggulan di bawah kepemimpinan presiden. 19 Peraturan Pemerintah dan 4

Perpres yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian

Sumber : http://www.menpan.go.id/berita-terkini/2197-uu-asn-dundangkan-per-15-januari

Page 9: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

Kenapa kita melakukan pengadaan barang/jasa? Ini

adalah pertanyaan awal yang harus kita pahami filoso-

finya secara jelas sebelum melaksanakan pengadaan.

Mungkin saja banyak jawaban yang akan muncul

dengan berbagai variasi. Namun semua bermuara pada

pemenuhan want (keinginan) atau need (kebutuhan).

Apakah karena kita menginginkan barang/jasa atau

karena kita membutuhkan barang/jasa. Mengambil

definisi dari berbagai sumber Keinginan adalah kebu-

tuhan manusia yang dibentuk berdasarkan kultur dan

kepribadian sedangkan kebutuhan didefinisikan sebagai

pemenuhan rasa kekurangan.

Hal ini bisa dilihat lebih keatas lagi terkait visi dan misi

organisasi. Visi pada dasarnya adalah keinginan. Karena

sifatnya keinginan maka visi ada pada tataran kebijakan

atau penetapan sasaran. Kemudian misi sifatnya kebu-

tuhan yang batasannya adalah pencapaian keinginan

dalam porsi tertentu atau masuk pada tataran teknis.

Dapat diasumsikan bahwa misi merupakan satu atau

serangkaian indikator utama dari usaha pencapaian visi.

Dari sini yang menjadi ukuran adalah performance

atau ukuran kualitatif dari barang/jasa

Ruang lingkup pengadaan barang/jasa dalam skema

pelaksanaan APBN berada pada tataran teknis setelah

perencanaan, pemrograman dan penganggaran yaitu

pengadaan, pelaksanaan kontrak dan pembayaran dan

penyerahan. Untuk itu proses pengadaan barang/jasa

harus dimulai dari kebutuhan yang ditetapkan pada

dokumen anggaran dalam rangka memenuhi program

pembangunan yang telah direncanakan lewat penyusu-

nan APBN, Dalam kerangka ini semestinya segala aktifi-

tas pengadaan barang/jasa tidak lepas dari upaya pen-

capaian sasaran yang telah ditetapkan. Baik dari sisi

kualitas, kuantitas, waktu dan biaya. Peran perencanaan

pengadaan menjadi sangat penting baik perencanaan

umum dan perencanaan pelaksanaan pengadaan.

Pada prinsipnya kegiatan pengadaan barang/jasa terdiri

dari perkalian antara harga satuan dan volume kemudi-

an disandingkan dengan sasaran yang mau dicapai. Jadi

dapat kita ambil satu benang merah bahwa harga satu-

an dikalikan volume bertujuan mencari barang/jasa se-

dangkan sasaran bertujuan mencapai kebutuhan yang

telah ditetapkan.

Barang dan Jasa mempunyai definisi dan pengertian

tersendiri, dimana hal ini tercantum dengan sangat jelas

dalam Perpres 54 tahun 2010 beserta perubahannya

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Barang

adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak ber-

wujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat

diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau di-

manfaatkan oleh Pengguna Barang.

Kemudian terkait jasa diklasifikasikan kedalam 3 term

utama yaitu, Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang

berhubungan dengan tindakan pelaksanaan konstruksi

bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.

Jasa Lainnya adalah Jasa yang membutuhkan kemam-

puan tertentu yang mengutamakan keterampilan

(skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah

dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Kon-

sultansi, pelaksanaan pekerjaan Konstruksi dan penga-

daan barang.

Jasa Konsultan sebagai jasa layanan profesional yang

membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang

keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir

(brainware).

Dari definisi tersebut dapat kita simpulkan dua kata

dasar terkait barang dan jasa. Kata dasar tersebut ada-

lah benda (thing) dan tindakan (Action). Dengan

demikian barang dapat didefinisikan secara sederhana

sebagai setiap benda baik berwujud maupun tidak ber-

wujud, bergerak maupun tidak bergerak yang dapat

diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaat-

kan oleh Pengguna Barang. Kemudian jasa sebagai se-

tiap tindakan dalam rangka menghasilkan output baik

berupa benda maupun rangkaian tindakan dengan

mengandalkan keahlian dan/atau keterampilan.

Page 10: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

Pendefinisian ini sangat penting dalam mengenal

lebih jauh tentang barang/jasa yang diperlukan. Keti-

ka memerlukan sebuah barang/jasa maka tentu

sudah harus bisa di-forcasting (diperkirakan) hal-hal

penting apa saja yang diperlukan terkait benda/

output seperti karakteristik, fungsi dan lainnya.

Kemudian disisi yang lain juga harus mempertim-

bangkan tindakan apa saja yang diperlukan dalam

rangka mendapatkan benda/output yang kita per-

lukan. Identifikasi barang/jasa harus dibangun dari

pertanyaan-pertanyaan dalam formulasi 5 W + 1H .

What, When, Where, Who, Why dan How.

Proses pengadaan barang/jasa terdiri dari empat

tahapan utama yaitu persiapan, pelaksanaan, kontrak

dan serah terima pekerjaan. Identifikasi barang/jasa

berada dalam ranah persiapan, sehingga menjadi san-

gat penting menjawab pertanyaan tersebut dengan

singkat, tepat, menyeluruh, jelas dan konsisten.

Penting dalam artian untuk menentukan metode pen-

gadaan yang digunakan, metode penyampaian doku-

men penawaran dari penyedia, metode evaluasi,

rancangan kontrak dan proses serah terima serta

penggunaan barang/jasa. Misal kita membutuhkan

sebuah pulpen maka kita harus mampu mengidentifi-

kasi pulpen yang mampu memenuhi needs kita. Ja-

waban atas pertanyaan apakah terbuat dari plastik

atau besi, akan menentukan evaluasi yang kita

gunakan. Pulpen dari besi biasanya dipilih karena

lebih tahan lama dibanding berbahan plastik. Apabila

kebutuhan terkait pulpen bersifat short term seperti

hanya untuk pelatihan temporer maka berbahan plas-

tik tentu lebih efisien dibanding berbahan besi. Ber-

beda kalau kebutuhan pemakaian untuk menunjang

pekerjaan rutin maka berbahan besi tentu lebih efisien

dan efektif. Demikian juga jawaban atas kapan, di-

mana, siapa user dan penyedia, untuk tujuan apa dan

bagaiamana menggunakan dan mendapatkan harus

dapat dijawab dengan efektif pada tahap persiapan.

Sebelum terlalu dalam membicarakan tentang im-

plikasi dari identifikasi barang/jasa perlu juga kita

perjelas definisi dasar barang/jasa dahulu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa barang adalah kombinasi dari

benda dan tindakan dalam komposisi yang lebih

sederhana. Artinya dalam pengadaan barang, tingkat

kompleksitas tindakan lebih rendah dibanding penga-

daan jasa. Hal ini dikarenakan pada pengadaan ba-

rang, benda sudah dapat kita identifikasi hasilnya

segera saat pelaksanaan pengadaan dan/atau kontrak

ditandatangani.

Sedangkan jasa adalah kombinasi benda/output dan

tindakan dalam komposisi yang lebih kompleks. Iden-

tifikasi hasil dari sebuah jasa tidak bisa dilihat dari

benda/outputnya saja tapi juga harus dilihat dari

kualitas tindakan yang diberikan.

Misalkan Jasa Konstruksi terkait bangunan, kita tidak bisa

serta merta melihat konstruksi pada saat kontrak namun

memerlukan proses mewujudkannya. Kemudian pada

saat gedung terwujud kita juga harus menilai kualitas

teknis bangunan termasuk umur teknis dan masa pemeli-

haraan. Kompleksitas benda menentukan kompleksitas

tindakan dan juga menentukan kompleksitas kualifikasi

penyedia yang kita perlukan. Sehingga apabila empat

kategori besar barang/jasa pada Perpres 54 beserta peru-

bahannya kita susun dalam skala kompleksitas, akan ter-

susun struktur sebagai berikut yaitu pengadaan barang,

konstruksi, jasa lainnya dan jasa konsultansi. Apabila ska-

la ini kita terapkan pada metode pengadaan maka pen-

gadaan barang, konstruksi dan jasa lainnya termasuk

dalam kategori pelelangan atau mengkompetisikan

penyedia yang mampu mengadakan barang/jasa. Ukuran

utama yang dipakai adalah barang/jasanya sedang kuali-

fikasi penyedia kemudian. Untuk jasa konsultansi yang

notabene memerlukan kompleksitas tindakan yang ting-

gi, tentu menuntut kualifikasi penyedia yang tinggi pula.

Sehingga akan lebih efektif kalau diterapkan metode

seleksi. Akan sangat panjang membahas implikasi dari

proses identifikasi barang/jasa terhadap keseluruhan

proses pengadaan barang/jasa pemerintah. Paling tidak

ini menunjukkan urgensi proses identifikasi dalam proses

pengadaan barang/jasa dalam rangka memenuhi sasaran

kebutuhan atau needs pemerintah. Yang ujungnya juga

berdampak pada kualitas sasaran pembangunan. Sa-

yangnya banyak yang tidak mau menginvestasikan wak-

tu, tenaga dan fikiran dalam proses ini. Ini karena semua

orientasi hanya pada output bukan outcame bahkan

benefit. Adalah pilihan yang sangat mudah ketika kita

dihadapkan dengan pertanyaan apakah ingin sulit diawal

tapi mudah dan gampang pada proses akhir. Atau mu-

dah diawal tapi menimbulkan kesulitan besar di akhir.

Sekali lagi ini kembali pada keputusan kita.

Penulis : Ade Darmawan Pello, S.SiT - Widyaiswara Pertama

Page 11: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

A. Latar Belakang

Secara geografis Indonesia termasuk negara rawan atas bencana, berbagai peristiwa bencana telah terjadi serta

memporak porandakan beberapa daerah di Indonesia, ahir-ahir ini bencana yang terjadi diawal 2014 adalah; banjir

Jakarta, banjir Pantai Utara (Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon), banjir Jawa Tengah (Kendal, Batang, Sema-

rang), banjir bandang Manado, Gunung Meletus Merapi dan Sinabung, gempa Kebumen Jawa Tengah dan beberapa

peristiwa lain sebelumnya yang bisa dicatat mulai dari bencana tsunami Aceh tahun 2004, tsunami Pangandaran Jawa

Barat tahun 2006, gempa Yogyakarta tahun 2006, gempa Padang tahun 2009, banjir bandang Wasior Papua tahun

2010, gunung meletus Merapi Yogyakarta 2010, gempa Simeuleu Aceh 2010, gunung meletus Sinabung Sumatera

Utara 2010, banjir Bandung 2012, banjir Jakarta 2013, dan lain-lain.Sehingga dapat disimpulkan bahwa bencana di

Indonesia terulang setiap tahun dan selalu terjadi.

Sebagai kawasan yang rentan terhadap bencana alam di Indonesia, aparat pemerintah khususnya Aparatur Perhub-

ungan berkesempatan untuk belajar dari setiap bencana yang terjadi dan kini saatnya bergerak untuk saling mem-

bangun, mempersiapkan secara sistematis terhadap mitigasi bencana, termasuk dari sektor transportasi.

Oleh karena itulah bila ingin menjadi manajer dijajaran trans-

portasi yang andal, aparatur perhubungan mesti berprinsip

“siap menghadapi kondisi terburuk”. Dengan demikian, bila

kondisi terburuk itu terjadi, segera dapat bertindak untuk

mengatasinya. Karena segala resiko sudah perhitungkan

secara matang sebelumnya.

B. Banjir dan Longsor

Banjir adalah bencana alam yang sudah akrab dengan sebagi-

an masyarakat Indonesia karena peristiwa kelebihan air ini rutin

terjadi disetiap awal tahun dikarenakan memang secara umum

Indonesia mengalami dua musim yaitu musim penghujan yang

biasanya datang dari bulan Oktober sampai Maret, serta

musim kemarau dari bulan April sampai September.

Banjir diperkotaan secara umum dimulai dari urbanisasi yang

terus terjadi dimana penduduk dari desa berbondong-bondong pindah kekota dan kota terus berkembang dengan

memberikan konsekuensi peningkatan kebutuhan, dan satu kebutuhan utama adalah lahan untuk aktifitas semua

kegiatan yang menyebabkan perubahan land-use (tata guna lahan) yang sangat terpengaruh, multi player effect dari

aktifitas pada hakekatnya menimbulkan peningkatan bencana khususnya ancaman banjir baik dari segi kuantitas mau-

pun kualitas yaitu mulai dari meluasnya daerah genangan air, peningkatan tingginya kedalaman air, besaran debit air,

maupun waktu tinggal air. Hal ini terjadi dikarenakan berkurangnya ruang terbuka hijau serta meningkatnya ruang

terbangun atau dengan kata lain peningkatan penduduk mengakibatkan peningkatan lahan terbangun sekaligus pengu-

rangan ruang terbuka hijau. Serta perlu diketahui bahwa interaksi masyarakat dalam suatu kota atau wilayah akan

sangat erat berhubungan dengan transportasi sebab dengan kepadatan penduduk yang tinggi akan membutuhkan

infrastruktur transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakatnya sehingga apabila terjadi banjir maka penyelenggaraan

transportasi akan kena dampak langsung baik terhadap prasarana transportasi (jalan, jembatan, dermaga sungai, jalan

rel, bandar udara), sarana transportasi (kendaraan bermotor, sepeda motor, kapal sungai) maupun operasionalnya

(pelayanan atau penyelenggaraan transportasi).

Karakteristik kota lainnya di Indonesia yang sering kena banjir karena dilalui sungai besar atau kota itu sendiri berada

dipinggiran sungai serta tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan penduduk sehingga disekitar sungai

tumbuh dan berkembangnya menjadi wilayah kota. Persoalan banjir seperti ini tidak hanya oleh perubahan tata guna

lahan semata tetapi oleh terlewatinya oleh sungai besar yang membelah kota atau adanya Daerah Aliran Sungai

(DAS), beberapa kota di Indonesia yang dilalui oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cukup besar, diantaranya;

a) Kota Samarinda dengan Sungai Mahakam.

b) Kota Pontianak dengan Sungai Kapuas.

c) Kota Banjarmasin dengan Sungai Barito.

d) Kota Pekanbaru dengan Sungai Siak.

e) Kota Palembang dengan Sungai Musi.

f) Kabupaten Indragili Hulu dan Kabupaten Kampar dengan Sungai Kampar.

g) Kabupaten Rokan Hulu dan Rokan Hilir dengan Sungai Rokan.

h) Kabupaten Bojonegoro dengan Sungai Bengawan Solo.

i) Kabupaten Karawang dengan Sungai Citarum

Page 12: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

Bersamaan dengan curah hujan yang mengakibatkan banjir,

ada dampak lainnya dari hujan yaitu tanah longsor. Tanah

longsor biasanya terjadi di daerah curam kemiringannya

atau daerah pegunungan, maka degan kondisi daerah terse-

but akan semakin makin besar kemungkinan terjadinya

tanah longsor. Luncuran tanah pada saat terjadi tanah long-

sor dapat menimbun segala sesuatu yang ada di bawahnya.

Tanah longsor disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya

adalah;

a) Kerusakan hutan karena hutan yang berada di lereng

pegunungan berguna untuk mengikat tanah serta jika

tidak ada pepohonan maka tanah akan larut saat hujan.

Bila hujan lebat, maka tanah di lereng pegunungan atau

daerah curam akan runtuh.

b) Banjir juga dapat menghanyutkan tanah serta merusak

segala sesuatu yang ada diatasnya.

c) Penyebab lain tanah longsor adalah gempa bumi, kare-

na gempa dengan kekuatan besar dapat meruntuhkan

tanah.

d) Beban bangunan dilereng-lereng pegunungan juga

dapat mengakibatkan tanah longsor.

Tanah longsor sangat merugikan karena longsoran tanah

dapat menimbun bangunan, merusak jalan, dan bangunan

lainnya. Tanah longsor tidak hanya merusak harta benda,

tetapi juga membahayakan jiwa manusia serta mengakibat-

kan korban jiwa

C. Dampak Banjir Dan Longsor Terhadap Penyelenggaraan

Transportasi.

Dengan tergenangnya daratan oleh banjir dan didaratan

tersebut terdapat prasarana transportasi (jalan, jembatan, rel

kereta, dermaga sungai, bandar udara, pelabuhan) serta

terjadinya longsor terutama pada prasarana transportasi

darat, maka dampak banjir dan longsor terhadap penye-

lenggaraan transportasi adalah sebagai berikut;

1) Dampak Banjir Terhadap Penyelenggaraan Transportasi

a) Terganggunya kinerja penyelenggaraan atau operasional

transportasi saat terjadinya banjir. Prasarana transportasi

yang terkena banjir praktis tidak dapat digunakan se-

hingga pola operasi transportasi menjadi terganggu

sampai ahirnya terjadi kemacetan karena prasarana

transportasi kena banjir. Dengan terendamnya prasarana

transportasi pada beberapa bagian wilayah, maka diper-

lukan alternatif jaringan transportasi lainnya guna tetap

terselenggaranya operasional transportasi, juga dalam

rangka evakuasi korban maupun pendistribusian logistik

bagi para korban banjir.

b) Sarana transportasi darat (kendaraan bermotor, sepeda

motor, kereta api) yang terendam air banjir akan butuh

perawatan ekstra pasca banjir atau sarana transportasi

tersebut menjadi rusak, sehingga butuh perawatan atau

perbaikan terhadap sarana transportasi yang kena banjir.

c) Banjir yang menyebabkan tanah longsor terutama long-

sor yang mengakibatkan rusaknya jalan, jembatan, dan

jalur rel kereta api akan memutuskan jalur transportasi,

sehingga diperlukan kecepatan perbaikan bagi lokasi

jalan atau jembatan dan atau jalur kereta api yang kena

longsor, atau dicarikan jalur alternatif agar lalu lintas

tetap lancar.

d) Dampak banjir bagi transportasi adalah menurunnya

kinerja transportasi secara keseluruhan dalam melayani

suatu wilayah atau daerah.

e) Dampak banjir adalah terganggunya pasokan bahan

maupun kebutuhan akan barang bagi kebutuhan

masyarakat, termasuk terganggunya perjalanan bagi

masyarakat untuk melakukan aktivitas kesehariannya.

2) Dampak Tanah Longsor Terhadap Penyelenggaraan

Transportasi

a) Tanah longsor sering terjadi pada transportasi darat

(angkutan jalan dan angkutan kereta api) dimana suatu

ruas jalan maupun jalan rel yang mengalami tanah long-

sor akan menyebabkan terputusnya lalu lintas sehingga

akan terjadi gangguan perjalanan maupun pendistri-

busian barang yang berasal maupun menuju daerah yang

jalannya terjadi tanah longsor.

b) Prasarana transportasi jalan atau kereta api yang terputus

akibat tanah longsor mengakibatkan turunnya kinerja

transportasi berarti pelayanan transportasi menurun

dengan terganggunya lalu lintas untuk angkutan

penumpang maupun barang.

Page 13: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

D. Penanganan Transportasi dari Dampak Banjir Dan

Tanah Longsor

Upaya penanggulangan bencana banjir perlu dipahami

sejak dini. Untuk itu, semua pihak harus memahami

dasar-dasar dalam penanganan bencana banjir serta

tanah longsor khususnya dari sisi transportasi. Mana-

jemen transportasi terhadap banjir dan tanah longsor

merupakan bagian dari pengelolaan sumberdaya trans-

portasi untuk mengharmoniskan serta mengintegrasi-

kan prasarana, sarana, serta penyelenggaraan trans-

portasi dari akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi.

Adapun pengendalian transportasi dari dampak banjir

dan tanah longsor adalah sebagai berikut :

1) Penanganan Transportasi Dari Dampak Banjir ;

a) Menginventarisasi prasarana transportasi (jalan,

jembatan, jalan rel, landasan pacu, terminal,

dermaga sungai) yang tahun-tahun sebelumnya

kena banjir, sebagai pembanding untuk persiapan

menghadapi banjir yang akan datang, diwujudkan

dalam peta prasarana transportasi kena banjir

serta peta jaringan transportasi aman dari banjir.

b) Membuat catatan tentang kerusakan yang terjadi

tahun sebelumnya pada prasarana transportasi,

guna mengetahui kondisi kerusakannya serta cara

-cara perbaikannya.

c) Evaluasi dan analisis daerah genangan banjir,

terutama didaerah atau wilayah administratif

sesuai dengan kewenangan penanganan.

d) Evaluasi dan analisis jaringan transportasi (jalan

dan jembatan, jalan rel) yang tidak kena banjir

untuk mempersiapkan evakuasi banjir serta alter-

natif mempersiapkan prasarana transportasi (jalan,

jembatan) yang termasuk daerah aman.

e) Penanganan transportasi pada kondisi darurat

banjir;

f) Penempatan tenaga pengatur lalu lintas dan

tenaga evakuasi atau search and resque (SAR).

g) Penempatan peralatan pengatur lalu lintas

(rambu portable, traffic cone, pos pengatur).

h) Penempatan peralatan evakuasi (mobil derek,

perahu dayung, perahu karet, speed boat, baju

pelampung, jas hujan).

i) Koordinasi penanggulangan banjir, karena pe-

nanggulangan banjir melibatkan banyak pihak

serta banyak instansi yang terkait maka koordinasi

melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Daerah (BNPBD) merupakan forum yang tepat

untuk bekerja secara baik dan terkoordinasi.

j) Penyuluhan banjir pada masyarakat, pihak yang ber-

wenang atau instansi terkait untuk selalu melakukan

pembinaan, pengendalian, pengawasan, penanggu-

langan terhadap banjir. Kegiatan penyuluhan berupa

cara menghindari bahaya banjir supaya kerugian yang

timbul tidak terlalu besar.

k) Asuransi, prasarana dan sarana transportasi dapat

diasuransikan karena akan menanggung pergantian

kerugian akibat bencana banjir pada prasarana mau-

pun sarana transportasi.

l) Membuat standar operation prosedure (SOP) pe-

nanganan transportasi dari dampak banjir atau kega-

watdaruratan transportasi

2) Penanganan Transportasi Dari Dampak Tanah Longsor

a)Begitu mendapat informasi terjadinya prasarana trans-

portasi terkena tanah longsor, maka dilakukan chek ke

lapangan untuk mengetahui kondisi yang terjadi serta

mengumpulkan data-data untuk menjadi bahan pe-

nanganan atau pengendalian transportasi terhadap

dampak prasarana transportasi yang kena tanah long-

sor.

b)Segera menginformasikan terjadinya tanah longsor

(lokasi/tempat) kepada unit operasional transportasi

(terminal, jembatan timbang, stasiun kereta, bandar

udara, pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut) dan

media masa agar pemakai jasa transportasi

menghindari prasarana transportasi yang kena tanah

longsor dan sekaligus memberitahukan jaringan alter-

natif transportasi sebagai jalur alternatif untuk lalu

lintas menuju atau ke daerah lokasi tanah longsor, agar

masyarakat mengetahui untuk menghindari lokasi

terjadinya tanah longsor.

c)Membantu mengendalikan lalu lintas dilokasi ter-

jadinya prasarana transportasi yang kena tanah long-

sor, serta membantu memperlancar rekontruksi perbai-

kan prasarana transportasi yang kena tanah longsor.

Pada hakekatnya pengendalian banjir dan tanah long-

sor merupakan sesuatu yang komplek karena melibat-

kan banyak disiplin ilmu tehnik, seperti; hidrologi, teknik

sungai, sistem drainase, rekayasa pengendalian banjir

dan tanah longsor, morfologi dan sedimentasi dll.

Disamping itu suksesnya program pengendalian banjir

dan tanah longsor juga tergantung dari aspek lainnya

yang menyangkut ekonomi, sosial, lingkungan, kelem-

bagaan, institusi dan lain-lain. Serta adanya dukungan

political will yang kuat dari pimpinan pemerintah pusat

(Presiden, Menteri, Kepala Lembaga/Badan) maupun

pemerintah daerah (Gubernur, Bupati, Walikota) serta

legislatif (DPR/DPRD).

Page 14: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

E. Sarana Transportasi Untuk Mitigasi Bencana Banjir Dan Longsor

1) Sarana Transportasi Untuk Mitigasi Banjir

a) Rakit

b) Perahu Karet

c) Boat/Speed Boat

d) Kendaraan Amfibi

e) Hovercraft

f) Pesawat Terbang Air Atau Float Plane/Sea Plane

2) Sarana Transportasi Untuk Mitigasi Tanah Longsor

Sarana transportasi untuk mitigasi tanah longsor yang

paling utama adalah alat berat, merupakan alat yang

digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan

pekerjaan konstruksi. Tujuan dari penggunaan alat-alat

berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam

mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharap-

kan dapat tercapai dengan lebih mudah dalam waktu

yang relatif lebih singkat, sehingga dapat membantu pe-

nanganan mitigasi tanah longsor, yaitu

a) Dozer atau Bulldozer

b) Excavator

c) Loader

d) Shovel

e) Roller

Referensi

1. Mitigasi; Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita, Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial

dan Bencana, 2010.

2. Rekayasa dan Manajemen Banjir Kota, Robert J.Kodoatie, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2013.

3. Rencana Aksi Nasional Dalam Menghadapi Perubahan Iklim, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007.

4. Rencana Aksi Nasional Pengurangan risiko Bencana 2006-2009, Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Nasional Penanganan Bencana, 2006.

5. www.wikipedia.org.

Penulis : HARYO SATMIKO, ATD — Widyaiswara Madya

Kendaraan Amfibi

Pesawat Terbang Air Hovercraft

Excavator

Rakit Boat / Spead Boat

Page 15: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

Yuk Keep Smile…..

Pusbang SDM Aparatur Perhubungan

Hari Jumat tanggal 24 Januari 2014 menjelang sore adalah hari yang bersejarah bagi

segenap pegawai Pusbang SDM Aparatur Perhubungan , karena hari itu Tunjangan

Kinerja (TUNKIN) cair alias keluar, semua tersenyum sumringah. Tunkin yang selama ini

menjadi isu aktual dikalangan Kampus Pusbang SDM Aparatur Perhubungan berubah menjadi hal yang nyata.

Senang hati ini melihat suasana kantor dihari Jumat sore itu, pegawai tidak ada yang bersedih semuanya tampak ceria,

tersenyum, semangat, sambil bercanda ria, oh... alangkah indahnya bila suasana di Lingkungan Kantor Pusbang SDM

Aparatur Perhubungan selalu tercipta demikian. Dampak sosial dari realisasi tunkin ini juga terlihat dan dimanfaatkan

oleh teman-teman untuk menawarkan produk-produk yang mungkin secara kebutuhan, bukan termasuk kebutuhan

pokok yang mendesak, tetapi karena waktunya bertepatan dengan cairnya tunjangan kinerja itu maka untuk ungkapan

kebahagiaan, teman-teman terutama kaum ibu-ibu, semarak melakukan transaksi . Luar biasa.....tersenyuuuuuummm.

Kata orang senyum itu adalah ibadah . Hadapilah harimu dengan senyuman karena senyum merupakan ekspresi wajah

yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata.

Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagiaan dan rasa senang. Senyum itu datang dari rasa kebahagian

atau kesengajaan karena adanya sesuatu yang membuat dia senyum, Seseorang sendiri kalau senyum umumnya ber-

tambah baik raut wajahnya atau menjadi lebih cantik dari pada saat merengut ataupun terdiam tanpa senyum.

Disamping senyum itu ibadah ,senyum ternyata mempunyai manfaat dan jenisnya lho, mau tahu???

Berikut manfaat senyum, selain sebagai sebuah pesan tentang ke-

percayaan (trustworthiness), keramahan (attractivity) yang di adop

dari beberapa sumber :

a. Senyum membuat anda lebih menarik

Orang yang banyak tersenyum memiliki daya tarik. Orang yang

suka tersenyum membuat perasaan orang di sekitarnya nyaman

dan senang. Orang yang selalu merengut, cemburut, mengerutkan

kening, dan menyeringai membuat orang-orang disekeliling tidak

nyaman, dn menciptakan kegelisahan bagi diri sendiri. Dipastikan

orang yang banyak tersenyum memiliki banyak jaringan per-

temanan.

b. Senyum mengubah perasaan

Jika Anda sedang sedih, cobalah tersenyum. Senyuman akan

membuat perasaan menjadi lebih baik. Menurut penelitian,

senyum bisa memperdayai tubuh sehingga perasaan berubah.

c. Senyum menular

Ketika seseorang tersenyum, ia akan membuat suasana menjadi

lebih riang. Orang disekitar Anda pasti akan ikut tersenyum dan

merasa lebih bahagia.

d. Senyum menghilangkan stress

Stres bisa terlihat di wajah. Senyuman bisa menghilangkan mimik

lelah, bosan, dan sedih. Ketika anda stres,ambil waktu untuk

tersenyum. Senyuman akan mengurangi stres dan membuat

pikiran lebih jernih.

e. Senyum meningkatkan imunitas

Senyum membuat sistem imun bekerja lebih baik. Fungsi imun

tubuh bekerja maksimal saat seseorang merasa rileks. Menurut penelitian, flu dan batuk bisa hilang dengan senyum.

f. Senyum menurunkan tekanan darah

Coba Anda mencatat tekanan darah saat anda tidak tersenyum dan catat lagi tekanan darah saat anda tersenyum saat

diperiksa. Tekanan darah saat Anda tersenyum pasti lebih seimbang.

g. Senyum melepas endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin

Senyum ibarat obat alami. Senyum bisa menghasilkan endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin. Ketiganya ada-

lah hormon yang bisa mengendalikan rasa sakit.

Page 16: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

h. Senyum membuat awet muda

Senyuman menggerakkan banyak otot .

Akibatnya otot wajah terlatih sehingga anda

tidak perlu melakukan face lift. Dijamin

dengan banyak tersenyum Anda akan terlihat

lebih awet muda.

i. Senyum membuat Anda kelihatan sukses

Orang yang tersenyum terlihat lebih percaya

diri,terkenal, dan bisa diandalkan. Pasang

senyum saat rapat atau bertemu dengan klien.

Pasti kolega Anda akan melihat Anda lebih

baik.

j. Senyum membuat orang berpikir positif

Coba lakukan ini : pikirkan hal buruk sambil

tersenyum. Pasti susah. Penyebabnya, ketika

Anda tersenyum,tubuh mengirim sinyal “hidup adalah baik”. Sehingga saat tersenyum, tubuh menerimanya sebagai

anugrah.

Jenis-jenis senyum :

a. Senyum Gembira

Senyum ini adalah ungkapan dari perasaan gembira yang amat besar. Kedua tepi mulut naik ke atas hingga tam-

paklah tepi gusi atas yang menonjol itu. Kulit di sekitar mata menyatu dan masuk ke dalam. Semakin kuat

perasaan gembira di hati, semakin jelas pula senyum ini.

b. Senyum Simpul

Senyum ini terlihat ketika mulut tertarik ke atas, sementara kedua bibirnya masih tetap tertutup. Senyum ini biasa

terjadi ketika taka da orang yang bisa mengawasinya. Senyum ini kegembiraan, tapi kecil.

c. Senyum Palsu

Senyum ini terlihat sebagai senyum yang sangat tidak sebanding dengan senyum yang sebenarnya. Senyum ini

hanya untuk membohongi orang lain. Senyum ini berlangsung lebih lama dari senyum yang sesungguhnya, dan

melebar ke seluruh raut muka dengan amat lamban.

d. Senyum Lebar

Senyum ini terlihat dangan terbukanya dua barisan gigi atas dan bawah. Biasanya muncul sebelum tertawa terba-

hak-bahak. Dalam senyum ini taka da hubungannya dengan mata.

e. Senyum Getir

Senyum ini adalah senyum pura-pura yang tak lain hanya ungkapan rasa pahit di hati. Senyum ini hanya berguna

bagi orang lain. Senyum ini dengan mudah terbuka hanya pada bentuk yang amat terbatas dan cenderung pada

salah satu sisi saja. Separuh mulut tersenyum dan separuh yang lain mengulum kegetiran.

f. Senyum Malu

Senyum ini terbentuk dengan terbukanya barisan gigi atas. Senyum ini muncul ketika seseorang merasa malu

kepada orang lain. Senyum ini juga memperlihatkan mata yang malu-malu disertai pipi yang merah merona.

Nah sekarang , kira-kira senyum yang mana ya, yang biasa menghiasi hari-harimu? Apa pun itu, asal jangan senyum

palsu ya! Kalau senyum palsu berarti kita membohongi diri kita sendiri dan orang lain. Senyumlah yang tulus. Karena

senyum yang tulus akan menenteramkan hati. Jadi tunggu apalagi, jangan tersenyum saat tunkin cair saja tapi

tersenyumlah ketika kamu mulai membuka mata. Percaya deh, otak pasti akan tersugesti untuk berpikir positif sepan-

jang hari. Beda kalau bangun pagi kamu sudah manyun, lihatlah, kamu pasti akan merasa terbebani sepanjang hari. So,

berikanlah senyum mu untuk diri sendiri dan orang lain meskipun banyak masalah yang menghadapi dirimu, tentu saja

dengan memberikan senyum pada tempat dan suasana yang tepat. Jika berlebihan, maka orang lain akan menganggap

Kamu kurang waras.

Penulis : Bandiah,S.Pd.— Widyaiswara Muda

Sumber :

http://senang-baca.blogspot.com/2012/05/rahasia-dan-manfaat-senyuman.html#ixzz2rBfaWb9Z

http://www.omdading.com/2012/03/manfaat-senyum-yang-perlu-diketahui.html

Page 17: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

Sumber Daya Manusia merupakan unsur yang sangat

penting dalam penyelenggaraan transportasi, dalam hal ini

untuk menjalankan peran transportasi dalam kehidupan

bangsa dan negara yaitu sebagai urat nadi kehidupan

ekonomi, sosial budaya, politik, dan pertahanan keamanan.

Terwujudnya pelayanan transportasi yang andal, berdaya

saing dan memberikan nilai tambah, sangat ditentukan oleh

kualitas dan kuantitas sumber daya manusia sebagai

pelaksananya. Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang

perhubungan dalam hal ini berdasarkan Peraturan

Pemerintah No.51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya

Manusia Bidang Transportasi disebut dengan SDM

Transportasi memegang peranan penting dalam pelayanan

jasa transportasi dan bersentuhan langsung dengan

masyarakat pengguna jasa transportasi. Mereka mencakup

sumber daya manusia yang menjalankan fungsi sebagai

regulator, penyedia jasa

transportasi, dan tenaga

kerja di bidang transportasi.

Diperlukan sinergi antara

pemerintah pusat dalam hal

ini Kementerian Perhubungan

dengan pemerintah daerah,

yaitu Dinas Perhubungan di

tingkat provinsi dan kabu-

p a t e n / k o t a u n t u k

mewujudkan pelayanan jasa

transportasi yang mem-

berikan kenyamanan kepada

para pengguna jasa trans-

portasi, yang secara tidak

langsung akan menjaga urat nadi pembangunan menuju

masyarakat Indonesia yang lebih makmur. Untuk

mewujudkan keinginan masyarakat dan stakeholder yang

terkait dengan transportasi dan perhubungan, maka diper-

lukan adanya SDM transportasi yang dalam hal ini diwakili

oleh staf baik di Kementerian maupun di Dinas Perhubungan

yang mampu menjalankan tugas dengan baik, memiliki kom-

petensi dan dedikasi serta beretika sehingga memunculkan

image bahwa pegawai tersebut profesional .

Berdasarkan fenomena dan isu yang berkembang, banyak

pegawai yang bekerja secara tidak professional. Faktor-

faktor yang menghambat profesionalisme kerja pegawai

khususnya SDM transportasi adalah:

Pengawasan pimpinan yang kurang

Kurangnya koordinasi dan perhatian personal antara

atasan dan bawahan

Kondisi sosial ekonomi yang terbatas, sehingga men-

dorong tindak kecurangan

Tingkat pengetahuan dan pemahaman tupoksi yang

kurang sehingga terkesan asal-asalan dalam

melaksanakan tugas

Oleh karena itu, langkah-langkah konkret, lugas dan berani

yang harus di ambil diantaranya:

Melakukan pengawasan secara terstruktur dalam pelaksa-

naan pekerjaan di lapangan

Menyiapkan petunjuk teknis dan job description yang jelas

agar petugas di lapangan tidak mengalami kebingunan

Mekanisme pelaksanaan tugas, pelaporan dan per-

tanggungjawaban harus jelas dan ada rekaman data

Peningkatan dan pengembangan kualitas SDM meliputi

pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku melalui

jalur formal

Memberikan penyuluhan, bimbingan teknis maupun pelati-

han mengenai teknik menjadi staf yang profesional

Komitmen pimpinan untuk memberikan keteladanan kepa-

da staf dibawahnya agar ada

sinergitas antara pimpinan dan

bawahan menuju terwujudnya

pelayanan aparatur pemerintah

yang profesional

Pemberian renumerasi untuk

kesejahteraan pegawai agar

tidak ada lagi pelanggaran

dalam pelaksanaan tugas

Pengusulan pengangkatan

pegawai baru untuk formasi

Calon Pegawai Negeri (CPNS)

baik dari tenaga honorer mau-

pun pelamar umum sehingga

terpenuhi kebutuhan pegawai khususnya yang bertugas di

lapangan (petugas retribusi, petugas pengujian kendaraan

bermotor dan petugas jembatan timbang)

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan

merujuk kepada data dan fakta dilapangan pegawai belum

melaksanakan tugas dengan profesional. Masih banyak pelang-

garan dan bentuk penyimpangan sehingga masyarakat umum

dengan mudah melihat dan merasakan ketidaknyamanan baik

sebagai pengguna jasa maupun sebagai individu yang berhak

menilai kinerja aparatur pemerintah yang dituntut memberikan

pelayanan secara prima, tuntas dan bebas KKN (Korupsi, Kolusi

dan Nepotisme) serta bertanggung jawab dan terpercaya

(akuntable).

Solusi pemecahan masalah diantaranya menyelenggarakan

pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan tentang bagaima-

na menjadi staf yang profesional dan mampu melaksanakan

tugas dengan penuh tangggung jawab. Hal ini bisa terlaksana

dalam wujud kerjasama dengan Badan Diklat Daerah atau

dengan Badan Pengembangan SDM Perhubungan, Kementerian

Perhubungan. Juga perlu adanya bimbingan, pengawasan dan

teladan dari pimpinan agar staf yang dilapangan mampu

mengimplementasikan dan menterjemahkan kewajiban dengan

professional.

Penulis : Yohanes Nugraha, S.Or.— Widyaiswara Muda

PEMBINAAN SDM TRANSPORTASI INDONESIA

Page 18: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.

Referensi : Undang Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Butir 1.

PELAYARAN

adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan,

keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritime.

Referensi : Undang Undang RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Butir 1.

PENERBANGAN

adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat

udara, Bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan kea-

manan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.

Referensi : Undang Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan Butir 1.

PERKERETAAPIAN

adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya

manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan

transportasi kereta api.

Referensi : Undang Undang RI Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian Butir 1.

LALU LINTAS

adalah adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan

Referensi : Undang Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Butir 1

PERAIRAN INDONESIA

adalah laut teritorial Indonesia beserta perairan kepulauan dan perairan

pedalamannya

Referensi : Undang Undang RI Nomor 17 Tahun 2008

Tentang Pelayaran, Butir 2

WILAYAH UDARA

adalah wilayah kedaulatan udara di wila-

yah daratan dan perairan Indonesia

Referensi : Undang Undang RI Nomor 1 Tahun 2009

Tentang Penerbangan Butir 2

Penulis : Dr. BUDI S. MARTONO, SH, M. Si., M. Hum

— Widyaiswara Utama

Page 19: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan

Pembukaan DTSS KPA, DTSS PPK & Pengelola BMN

Angkatan I PPSDMAP, 3 Februari 2014

Visitasi Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Surabaya

Diklat Kepemimpinan Tk.III Angkt.29

Page 20: EDISI I / MARET 2014 - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2014/12/Buletin-1.pdf · Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di lingkungan