buletin komisariat itb februari 2014

12
E F A T A 28 FEBRUARI 2014 BULETIN KOMISARIAT ITB GMKI Cabang Bandung

Upload: tougoss-samosir

Post on 29-Mar-2016

250 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ini adalah karya kedua dari Divisi Kominfo GMKI Komisariat ITB

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Komisariat ITB Februari 2014

E F A T A

28 FEBRUARI 2014

BULETIN KOMISARIATITB

GMKI Cabang Bandung

Page 2: Buletin Komisariat ITB Februari 2014

Shalom!!

Nuansa cinta yang melekat di bulan Februari menjadi

moment yang dinanti oleh semua insan manusia khususnya

kaum remaja. 14 Februari tanggal indah untuk kita

mengungkapkan rasa sayang kita kepada sesama, orang tua,

kekasih biasanya mawar merah dan coklat menjadi lambang

tanda kasih sayang yang diberikan.

Bicara tentang cinta atau kasih sayang sering kita

terperangkap dalam zona berpikir yang dangkal, seperti tidak

punya pacar jadi tidak merayakan hari kasih sayang, padahal

kasih sayang itu bukan hanya kepada pacar, bisa kepada teman,

orang tua. Manusia memiliki rasa yang diungkapkan melalui

cinta, kadang cinta itu membuat kita tersipu-sipu, tersenyum,

menangis dan hampir lupa makan. Cinta kepada negara juga

harus kita perbanyak, cinta kepada almamater juga harus kita

perbanyak, apalagi cinta kepada Tuhan kita harus yang lebih

utama.

Harapan saya dengan terbitnya buletin ini lebih

memberi warna di kehidupan percintaan kita pribadi, menambah

rasa kasih sayang kita kepada sesama, dengan artikel-artikel

yang bagus menambah referensi kita tentang cinta. Cinta yang

kekal cinta Tuhan kepada umatnya. Akhir kata selamat

merayakan bulan penuh kasih sayang, nyatakanlah cinta anda

sebelum menyesal dikemudian hari.

KATA SAMBUTAN

KOMISARIAT ITB | 1

Joshua A NainggolanKetua GMKI Komisariat ITB

Sanjes M SaragihKetua GMKI Cabang Bandung

Shalom !!

Tidak terasa 2 bulan telah kita lewati di tahun 2014 ini. 2

bulan ini memang sangat berat bagi bangsa ini, mulai dari bencana

Gunung Sinabung yang tidak kunjung berhenti, banjir Jakarta, dan

Gunung Kelud yang baru saja meletus yang debu vulkanik dapat kita

rasakan di kampus tercinta kita ini. Masih banyak lagi bencana-

bencana alam yang terjadi dari Sabang sampai Merauke, yang

mungkin media saja tidak dapat meliput semuanya . Tapi dari

bencana-bencana tersebut kita harus terus mengucap syukur atas

kasih setia Tuhan yang tiada hentinya. Melalui bencana-bencana

yang Tuhan ijinkan untuk terjadi, Tuhan punya rencana untuk

membangun bangsa ini. Melalui bencana-bencana tersebut, karakter

bangsa ini terbentuk secara perlahan, orang-orang mulai berbondong-

bondong untuk saling membantu, lewat aksi sosial, dukungan dana ,

maupun doa. Melalui bencana-bencana ini, Tuhan mempersatukan

bangsa ini, dan mengokohkannya. Melalui buletin ini kami mengajak

teman-teman mahasiswa Kristen semua untuk menggagas dan

bergerak untuk bangsa kedepannya, marilah kita semakin peka

terhadap bangsa ini, terus semangat dalam segala jenis pelayanan

yang Tuhan sudah berikan, sehingga Indonesia penuh kemuliaan-

Nya.

Akhir kata

Tinggi Iman, Tinggi Ilmu, Tinggi Pengabdian

Ut Omnes Unum Sint

Shalom!!!

Page 3: Buletin Komisariat ITB Februari 2014

BULETIN KOMISARIAT ITB FEBRUARI | 2

St. Valentine dan Hari Valentine

oleh: P. William P. Saunders

Apakah Hari Valentine ada hubungannya dengan St Valentine? Dari pelajaran sejarah, kami mengetahui bahwa St Valentine wafat dimartir pada tanggal 14 Februari.

~ seorang murid kelas delapan

Dalam martirologi kuno, disebutkan ada tiga St Valentine yang berbeda, yang pestanya sama-sama dirayakan pada tanggal 14 Februari. Sayangnya, kita tidak punya cukup catatan sejarah mengenainya. St Valentine yang pertama adalah seorang imam dan dokter di Roma. Ia, bersama dengan St Marius dan keluarganya, menghibur para martir pada masa penganiayaan oleh Kaisar Claudius II. Pada akhirnya, St Valentine juga ditangkap, dijatuhi hukuman mati karena imannya, didera dengan pentung dan akhirnya dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari 270. Ia dimakamkan di Flaminian Way. Di kemudian hari, Paus Julius I (thn 333-356) mendirikan sebuah basilika di lokasi tersebut yang melindungi makam St Valentine. Penggalian-penggalian arkeologis yang dilakukan pada tahun 1500-an dan 1800-an menemukan bukti akan adanya makam St Valentine. Tetapi, pada abad ke-13, relikwinya dipindahkan ke Gereja Santo Praxedes dekat Basilika St Maria Mayor, di mana relikwi berada hingga sekarang. Juga, sebuah gereja kecil dibangun dekat Gerbang Flaminian di Roma yang dikenal sebagai Porta del Popolo, tetapi yang pada abad ke-12 disebut sebagai “Gerbang St Valentine,” seperti dicatat oleh ahli sejarah Inggris kuno William Somerset (juga dikenal sebagai William dari Malmesbury, wafat thn 1143), yang menempatkan St Beda sebagai otoritas Gereja Inggris awali.

St Valentine yang kedua adalah Uskup Interamna (sekarang Terni, terletak sekitar 60 mil dari Roma). Atas perintah Prefek Placidus, ia juga ditangkap, didera, dan dipenggal kepalanya, dalam masa penganiayaan Kaisar Claudius II.

St Valentine yang ketiga mengalami kemartiran di Afrika bersama beberapa orang rekannya. Tetapi, tidak banyak yang diketahui mengenai santo ini. Pada intinya, ketiga orang kudus ini, yang semuanya bernama Valentine, menunjukkan kasih yang gagah berani bagi Tuhan dan Gereja-Nya.

Page 4: Buletin Komisariat ITB Februari 2014

Kebiasaan populer mengungkapkan kasih sayang pada Hari St Valentine nyaris kebetulan bertepatan dengan pesta sang santo. Pada Abad Pertengahan, terdapat kepercayaan umum di kalangan masyarakat Inggris dan Perancis bahwa burung-burung mulai berpasangan pada tanggal 14 Februari, “pertengahan bulan kedua dalam tahun.” Chaucer menulis dalam karyanya, “Parliament of Foules” (dalam bahasa Inggris kuno): “Sebab ini adalah hari Seynt Valentyne, di mana setiap burung datang ke sana untuk memilih pasangannya.” Oleh karena alasan ini, hari tersebut diperuntukkan bagi para “kekasih” dan mendorong orang untuk mengirimkan surat, hadiah, atau tanda ungkapan kasih lainnya.

Suatu contoh literatur lain mengenai peringatan Hari St Valentine didapati dalam Dame Elizabeth Brews' Paston Letters (1477), di mana ia menulis kepada John Paston, laki-laki yang hendak meminang puterinya, Margery: “Dan, saudaraku, hari Senin adalah hari St Valentine dan setiap burung memilih pasangan bagi dirinya, dan jika engkau mau datang pada hari Kamis malam, dan bersedia tinggal hingga waktu itu, aku percaya kepada Tuhan bahwa engkau akan berbicara kepada suamiku dan aku akan berdoa agar kami dapat memutuskan masalah ini.” Sebaliknya, Margery menulis kepada John: “Kepada Velentineku terkasih John Paston, Squyer, kiranya surat ini sampai kepadamu. Kepada dia yang terhormat dan Valentineku terkasih, aku menyerahkan diriku, dengan sepenuh hati berharap akan kesejahteraanmu, yang aku mohonkan kepada Tuhan yang Mahakuasa agar dilimpahkan kepadamu sepanjang Ia berkenan dan sepanjang hatimu mengharapkannya.” Sementara berbicara mengenai perasaan cinta kasih Hari Valentine, tidak disebutkan sama sekali mengenai Santo Valentine.

Walau tampaknya saling bertukar ucapan selamat valentine lebih merupakan kebiasaan sekular daripada kenangan akan St Valentine, dan meski perayaan lebih jauh telah dikafirkan dengan dewa dewi asmara dan semacamnya, namun ada suatu pesan Kristiani yang sepatutnya kita ingat. Kasih Tuhan kita, yang dilukiskan amat indah dalam gambaran akan Hati-Nya Yang Mahakudus, adalah kasih yang penuh pengurbanan, yang tidak mementingkan diri, dan yang tanpa syarat. Setiap umat Kristiani dipanggil untuk mewujudnyatakan kasih yang demikian dalam hidupnya, bagi Tuhan dan bagi sesama. Jelaslah, St Valentine - tanpa peduli yang mana - menunjukkan kasih yang demikian, menjadi saksi iman dalam pengabdiannya sebagai seorang imam dan dalam mempersembahkan nyawanya sendiri dalam kemartiran. Pada Hari Valentine ini, seturut teladan santo agung ini, setiap orang hendaknya mempersembahkan kembali kasihnya kepada Tuhan, sebab hanya dengan berbuat demikian ia dapat secara pantas mengasihi mereka yang dipercayakan ke dalam pemeliharaannya dan juga sesamanya. Setiap orang hendaknya mengulang kembali janji kasihnya kepada mereka yang terkasih, berdoa demi kepentingan mereka, berikrar setia kepada mereka, dan berterima kasih atas kasih yang mereka berikan. Janganlah lupa akan sabda Yesus, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh 15:12-13). St Valentine telah menunaikan perintah ini, dan kiranya kita melakukan hal yang sama.

Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.

sumber : “Straight Answers: The Elusive St. Valentine” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2003 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com

diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net atas ijin The Arlington Catholic Herald.

KOMISARIAT ITB | 3

Page 5: Buletin Komisariat ITB Februari 2014

BULETIN KOMISARIAT ITB FEBRUARI | 4

Era globalisasi telah mengubah tatanan hidup, jati diri, dan karakter masyarakat dari berbagai aspek kehidupan seperti gaya hidup, pola pikir, etos kerja. Modernisasi yang berkembang memberikan dampak yang kompleks bagi masyarakat terutama warga gereja. Penurunan nilai dan prinsip kekristenan merusak solidaritas warga gereja. Warga gereja terkhususnya pemuda gereja tidak lagi menyadari pemahaman ekumenisme, gerakan pemikiran, dan hanya membangun egosentris. Perbedaan denominasi dan dokma dijadikan momen untuk mengekslusifkan diri atau kelompok, sikap tidak mau berinteraksi dengan sesama yang lain.

Sikap intoleran terhadap sesama menjadikan warga gereja jatuh kedalam egoisme, individualistis. Sikap yang kontrakdiktif yang diajarkan pada kita, sikap yang tebuka, mampu menerima sesama. Kita selalu ditanamkan bagaimana menjadi garam dan terang, yakni memperdalam iman dan mengaktualisasi iman untuk berbuat baik kepada sesama. Oleh karena itu, wajar apabila kita selalu dihadapkan pada masalah sosial.

Berbagai masalah muncul dalam warga gereja seperti sesama warga gereja saling menyerang, tidak dewasa dalam menanggapi perbedaan pandangan, dan banyaknya gereja ditutup . Gereja saling menyerang dalam mempertahankan eksistensi ajaran, berlomba mencari jemaat, dan tidak mau terlibat dalam kehidupan sosial. Pergumulan ini membuat warga gereja sulit dalam melaksanakan panggilan dan pengutusan - Nya. Warga gereja tidak pernah bersatu, komunikasi terputus dan tutup mata dalam perkembangan – perkembangan bangsa dan negara. Warga gereja terjebak pada eksistensi dan kenangan sejarah, menghiraukan segala kebijakan - kebijakan, dan mengeluh atas permasalahan yang terjadi.

Di saat warga gereja dihadapkan dengan permasalahan, mereka mengharapkan suara kenabian terjadi. Namun, keadilan dan kebenaran itu hanya sebuah harapan kosong. Keadilan dan kebenaran tidak akan tercipta bila hanya mengharapkan tanpa ada suatu tindakan. Sudah saatnya, kita merefleksikan diri, mengubah diri, dan melaksanakan peran dalam mengaktualisasi iman kita di tengah – tengah kehidupan dunia. Berkontribusi dalam memberikan pemikiran dan sumbangsih atas pergumulan yang dihadapin, menjadi pelopor, dan menjadi contoh baik dalam perkataan dan tindakan.

Saat keadilan dan kebenaran harus kita perjuangkan, warga gereja tampil sebagai kaum creativity minor yang akan membangun peradaban, yakni mampu membaca tanda-tanda zaman, memahami tantangan dan peluang zamannya serta secara strategis memobilisasi masyarakatnya melakukan pembaharuan atau perubahan. Bersama - sama saling menghargai dan memahami dalam sebuah keberagamaan.

PRIMA SURBAKTITEKNIK MATERIAL 2009GMKI Komisariat ITB

Problematika Kristen dan Ekumenisme

Dalam Kehidupan

Berbangsa dan Bernegara

Page 6: Buletin Komisariat ITB Februari 2014

KOMISARIAT ITB | 5

Saur Marlina Manurung atau yang lebih dikenal sebagai Butet Manurung lahir di Jakarta pada 21 Februari 1972. Dia dikenal sebagai perintis dan pelaku pendidikan alternatif bagi masyarakat terasing dan terpencil di Indonesia. Dia adalah pemegang dua gelar kesarjanaan yaitu sastra Indonesia dan antropologi dari Universitas Padjajaran, Bandung. Sebelum mendirikan Sokola Rimba, dia bergabung bersama KKI WARSI (Komunitas Konservasi Indonesia Warung Informasi), sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat di Jambi yang masih tetap berdiri hingga kini. Disitu dia menjadi tenaga pengajar di hutan Bukit Dua Belas, Jambi. Pengalaman mengajar bersama suku rimba membuka mata hati Butet terhadap masalah yang dihadapi oleh orang-orang disana, terutama masalah pendidikan. Pada tahun 2003 bersama lima orang temannya Butet mendirikan Sokola Rimba.

Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar mengenai kiprah Butet di Sokola rimba. Tapi tulisan ini didasari dari sebuah pertanyaan yang esensial untuk dibahas. Apa yang membuat Butet Manurung mau untuk terjun di Sokola Rimba? Tidak terbayang dalam benak saya, seorang perempuan mampu meninggalkan kehidupan kota menuju tempat yang begitu terpencil untuk membuat 'sedikit lebih pintar' anak-anak di sana. Dia rela meninggalkan segala bentuk kenyamanan demi sebuah cita-cita yang tidak mudah untuk dipahami. Satu kata yang bisa menjelaskan ini, yaitu 'cinta'.

Apa itu cinta? Cinta yang bagaimana yang dipraktikkan oleh Butet? Hal ini saya tinjau dari sudut

pandang kita orang Kristen. Ada empat jenis cinta (kasih) dalam kekristenan, yaitu: agape, phileo, storge, dan eros. Agape adalah kasih tertinggi (kasih terhadap Allah). Phileo adalah kasih persaudaraan (kasih terhadap sesama manusia). Storge adalah kasih antara orangtua dan anak-anak, atau antara saudara kandung. Dan eros adalah kasih antara pasangan kekasih. Phileo adalah jenis kasih yang tepat untuk menggambarkan cinta yang dipraktikkan Butet Manurung. Butet Manurung dalam kesederhanaanya mampu menyatakan apa yang tertulis pada I Yohanes 4:20. Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Ayat ini mampu mendefenisikan makna dari ketulusan.

Kita sebagai mahasiswa tentu mengetahui Tri Dharma Perguruan Tinggi: Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat . Tri Dharma Perguruan Tinggi dibuat untuk dijadikan acuan karya nyata kita para mahasiswa terhadap bangsa ini. Mungkin kita telah menjalankan dua dharma yang pertama, tapi bagaimana dengan dharma yang ketiga: Pengabdian Masyarakat? Saya sedang tidak menyarankan kita untuk mengikuti jejak Butet. Tapi apakah kita mampu mencintai bangsa ini seperti yang Butet telah contohkan? Semoga.

Ut Omnes Unum Sint

Tuhan memberkati.

BUTET MANURUNGDALAM CINTANYATERHADAP BANGSA

INIPIRMA HUTAJULUTEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA 2011GMKI Komisariat ITB

Page 7: Buletin Komisariat ITB Februari 2014

BULETIN KOMISARIAT ITB FEBRUARI | 6

“Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi”-Matius 22 :37

Bulan Februari identik dengan bulan kasih sayang dimana di dalamnya ada hari yang cukup spesial, yaitu hari valentine tanggal 14 februari. Lalu, apakah hanya di bulan ini kita memaknai kasih sayang? Menurut saya ini sebenarnya hanya suatu simbolik, yaitu waktu dimana tiap individu mengingat tentang makna kasih sayang di dalam hidup mereka. Tapi cukup naif jika kita hanya mengingat kasih setia Tuhan dan kasih terhadap sesama pada hari valentine tersebut . Setiap pagi, ketika kita dapat bangun dan menghirup udara segar, itu merupakan kasih sayang Tuhan kepada kita. Ketika kita dapat bangkit berdiri dan melakukan segala aktivitas kita, itu juga merupakan kasih setia Tuhan. Terlalu banyak hal sehingga kita tidak bisa berhenti mengucap syukur.

Dari ayat diatas, Tuhan Yesus merangkum semua isi taurat dengan 1 kalimat yaitu tentang kasih (love). Hal itu secara gamblang merepresentasikan makna hidup hidup kita yang adalah tentang kasih. Dari ayat tersebut Mengasihi Tuhan yang adalah Kasih dan mengasihi sesama merupakan isi seluruh kitab para nabi.

Ketika kita dapat memaknai hal-hal kecil dalam hidup kita sebagai Kasih setia Tuhan yang sangat besar dalam hidup kita, secara tidak langsung kita akan membagikan kasih yang luar biasa tersebut (crazy love) kepada orang lain bagaimanapun keadaannya. Membuat orang lain bersyukur dan bersukacita sejatinya adalah makna hidup orang kristiani.

Namun, banyak orang kadang kala merasa sulit untuk mengasihi sesama (termasuk saya) dan tidak menyadari begitu banyaknya berkat Tuhan. Kenapa? Alasannya sederhana karena orang terlalu fokus dengan apa yang kita tidak miliki, dan terus bersungut-sungut. Karena itu, marilah kita fokuskan hati kita pada berkat Tuhan yang begitu berlimpah dan awali hari kita dengan bersukacita atas berkat Tuhan dan Mari kita bagikan kasih Tuhan yang tak terbatas tersebut bagi orang-orang di sekeliling kita.

Tuhan Memberkati.

JOSHUA A NAINGGOLAN

TEKNIK PERMINYAKAN 2012

KETUA GMKI KOMISARIAT ITB

LOVE

Page 8: Buletin Komisariat ITB Februari 2014

KOMISARIAT ITB | 7

sEJArAh pELAyAnAnGMKI

DI InDOnEsIA(BAG.2)

Pada tanggal 28 Desember 1932 di Kaliurang, Yogyakarta, terbentuklah organisasi mahasiswa Kristen Indonesia pertama yang mencakup berbagai persekutuan mahasiswa lokal yang sudah terbentuk di kampus-kampus. Nama organisasi tersebut adalah Christelijk Studenten Vereniging op Java (CSV op Java). Saat itu perguruan tinggi hanya ada di Jakarta, Bogor, Bandung, dan Surabaya. Pertumbuhan persekutuan mahasiswa yang pesat ini didorong kedatangan DR. John R Mott, Sekretaris Jenderal World Student Christian Federation (WSCF) yang datang ke Indonesia pada tahun 1926 dalam rangka mempersiapkan Konferensi mahasiswa Kristen sedunia di Asia Tenggara yang rencananya diadakan di Citeurup, Bogor pada tahun 1933. Banyak aktivis kekristenan dunia yang hadir dalam konferensi tersebut antara lain DR. T. Z. Koo, Ralla Ram, Dr. Visser't Hooft, Prof. Sarah Chakko, Kreamer, dan John R. Mott.

Setelah terbentuk tahun 1932, mahasiswa Kristen yang tergabung dalam CSV op Java aktif dalam aktivitas pendalaman Alkitab dan diskusi. Beberapa kali pentolan-pentolan mereka juga memberikan ceramah di mimbar gereja. Mereka juga aktif dalam perkabaran injil yang khususnya dilakukan di pulau Jawa.

SAHAT M SINURAT

SEKRETARIS FUNGSIONARIS ORGANISASI PENGURUS PUSAT GMKI

CO-FOUNDER INSTITUT PELOPOR

Page 9: Buletin Komisariat ITB Februari 2014

BULETIN KOMISARIAT ITB FEBRUARI | 8

� Berkobarnya perang Asia Pasifik di Asia Timur Raya telah melibatkan Indonesia di kancah perang dunia ke II. Pada tahun 1942, tentara Jepang menduduk Indonesia sehingga aktivitas CSV op Java pun terhenti seketika. Penjajahan Jepang membangkitkan semangat perjuangan bangsa untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Para mahasiswa yang sudah dibina dalam pelayanan CSV op Java ikut terlibat aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Keikutsertaan ini muncul akibat adanya kesadaran bahwa Allah menjunjung keadilan dan kebenaran. Oleh karena itu, sebagai umat yang percaya, orang Kristen juga harus terlibat aktif dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran, dalam hal ini, turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

� Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, aktivitas organisasi mahasiswa Kristen kembali hidup. Hampir setiap pemuda dan mahasiswa memanggul senjata demi ibu pertiwi. Kalau dulu mereka berjuang untuk merdeka maka sekarang mereka berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Usaha Belanda untuk menguasai Indonesia yang memboncengi tentara Sekutu membuat para mahasiswa Kristen berada dalam posisi dilema. Secara kedekatan agama, Belanda merupakan negara mayoritas Kristen. Aktivitas mahasiswa Kristen pasti akan didukung oleh kerajaan Belanda. Namun di sisi yang lain, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia telah timbul di dalam diri mahasiswa Kristen ini. Mereka juga menyadari bahwa Tuhan telah menempatkan mereka untuk berada di negeri Indonesia. Kesadaran yang didapat dari pendalaman Alkitab ini mencuatkan keputusan. Orang Kristen Indonesia akan berjuang bersama rakyat Indonesia lainnya untuk mengusir Belanda yang notabene mayoritas Kristen yang berusaha menguasai Indonesia. Para mahasiswa maupun alumni Kristen ini menjadi motor dalam perjuangan kemerdekaan ini. Tercatat nama-nama mereka antara lain dr. Johannes Leimena (alumni STOVIA Jakarta), Amir Sjarifuddin (alumni Rechtshogeschool Jakarta) Rechtshogeschool, Yap Thiam Hien (alumni ), Warsito dan M.B Hutabarat (alumni Technische Hoogeschool Bandung).

� Pada tanggal 9 Februari 1950, setelah perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) pun dibentuk untuk menggantikan organisasi yang sudah ada sebelumnya. Pembentukan GMKI dilakukan di kediaman Johannes Leimena, Jl. Teuku Umar, Jakarta yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

“Tindakan ini adalah suatu tindakan historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan masyarakat Kristen khususnya. GMKI menjadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan dan yang mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKI jadilah suatu pusat, tempat latihan, dari mereka yang bersedia bertanggungjawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia. GMKI bukan merupakan suatu gesellscaft, tetapi ia adalah suatu gemeinschaft, persekutuan dalam Kristus Tuhannya. Dengan demikian, ia berakar baik dalam Gereja maupun dalam nusa dan bangsa Indonesia. Sebagai suatu bagian dari Iman dan Roh, ia berdiri di tengah-tengah dua proklamasi; Proklamasi Kemerdekaan Nasional, dan Proklamasi Tuhan Yesus Kristus dengan Injil-Nya, yaitu Injil Kehidupan, kematian, dan kebangkitan.” –Pidato Johannes Leimena saat berdirinya GMKI tanggal 9 Februari 1950.

� Pada Periode awal ini, GMKI baru memiliki 5 (lima) cabang dengan anggota berjumlah 481 orang, dengan rincian masing-masing sebagai berikut: Jakarta (181 anggota), Bandung (187 anggota), Yogyakarta (40 anggota), Surabaya (64 anggota), dan Makassar (9 anggota). Bandung menjadi cabang yang memiliki anggota yang paling banyak yang terutama berasal dari kampus Technische Hoogeschool (saat ini dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung). Sejak terbentuk tahun 1950 sebagai lanjutan dari pelayanan CSV op Java, GMKI terlibat aktif dalam penjangkauan dan pembinaan mahasiswa Kristen, serta pengutusan mahasiswa Kristen ke dalam aktivitas pelayanan di berbagai bidang di Indonesia.

Bersambung ke bagian terakhir.

Page 10: Buletin Komisariat ITB Februari 2014

KOMISARIAT ITB | 9

CAtAtAn

Page 11: Buletin Komisariat ITB Februari 2014

I WT

Tim JurnalistikWadah bagi anggota GMKI yang ingin mengembangkan kemampuan di bidang penulisan dan peliputan.Salah satu karyanya adalah buletin digital Berkibar, yang bisa diakses di alamat berkibar.gmkibandung.info. Narahubung: Okihita Sihaloho ( 0813 3560 7447 )

Lentera PranaharaSebuah komunitas untuk berbagi wawasan dengan membaca dan mendiskusikan buku dan film.Komunitas ini bertujuan membangkitkan minat baca dan berbagi wawasan pada mahasiswa, yang dimaksudkan untuk membentuk mahasiswa-mahasiswa dengan wawasan luas. Narahubung: Marnaek ( 0852 1352 2424 )

Balai Studi Pelayanan HukumForum studi yang membahas kasus-kasus aktual, serta solusinya berdasarkan asas hukum yang sahihdan nilai moral yang berlaku.Narahubung: Mc Jerry ( 0838 2050 5761 )

FODIUM

Forum Diskusi Umat Merdeka (FODIUM)Forum diskusi yang dipelopori oleh GMKI cabang bandung yang tidak hanya membahas permasalahanhukum, tetapi juga masalah umum, yang bertujuan untuk menyadarkan para pemuda Kristen di Bandunguntuk lebih memperhatikan permasalahan yang ada di sekitar kita. Narahubung: Rianto ( 0856 6454 3476 )

In God We TrustWadah bagi anggota GMKI untuk memuliakan nama Tuhan melalui talenta musik dan nyanyian. Beberaparekaman dari penampilan dan lagu-lagu karya IGWT bisa dilihat di kanal YouTube GMKI Bandung lho!Narahubung: Benget Sihombing ( 0823 1576 7776 )/ David Sitorus ( 0813 2010 0472 )

PEjuAnG

PejuangSebuah komunitas anggota GMKI yang peduli tentang pendidikan, serta memiliki hati dan kerinduanuntuk ikut serta memberikan pendidikan gratis pada anak jalanan di Bandung.Narahubung: Hotmarina Parapat ( 0852 9701 4484 )

Reader

Wyata GunaAdalah panti tunanetra yang bekerja sama dengan anggota GMKI untuk membantu para tunanetradalam membaca, menulis, dan memahami pelajaran dari buku-buku teks.Narahubung: Monica Natalin ( 0812 1460 9192 )

LEMBAGA BENTUKAN

BULETIN KOMISARIAT ITB FEBRUARI | 10

Page 12: Buletin Komisariat ITB Februari 2014

GMKI

MENGAJAR

GMKI MengajarAdalah salah satu kegiatan di bawah Lembaga Bentukan PEJUANG GMKI Bandung untuk mengajar anak jalanan.Narahubung: Hotmarina Parapat ( 0852 9701 4484 )

INFO KEGIATAN

MAPER RAYASalah satu kegiatan GMKI untuk memperkenalkan GMKI kepada Mahasiswa Bandung yang ingin lebih mengetahui GMKI lebih dalam.Sabtu, 1 Maret 2014 @PKM GMKI BandungNarahubung: Kris A Aritonang ( 0856 2420 1901 )

On Air @PRO2 96 FM RRI BandungJika anda berminat untuk membahas masalah sosial dan kebangsaan mari bergabung mari bergabung bersama kami untuk berdiskusi di RRI Bandung Se�ap Senin, Pukul 16.00 - 17.30Narahubung: Novento Ade ( 0813 9430 8790 )

KOMISARIAT ITB | 11

Ibadah Gabungan “ Memperinga� Founder Father GMKI J. Leimena “@PKM GMKI BandungPukul 18.00 - SelesaiNarahubung:

fb.me/gmkibdg

@gmkibdg

Narahubung Komisariat:

Allissa R R ( 0821 1609 2149 )