edisi 83 (januari 2011)

Upload: serikat-petani-indonesia

Post on 06-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    1/16

    [email protected]

    SPI Gagas Empat RUU Baru

    www.spi.or.id Edisi 83, Januari 2011

    SPI Desakkan LahirnyaUU Hak Asasi Petanidan PenyelesaianKonlik Agraria

    Merebut KembaliKedaulatan Benihuntuk MewujudkanKedaulatan Pangan

    SPI HadirkanRumah Pintar Petani

    Marda Ellius,Majelis Nasional Petani SPI

    "Petani Perempuan

    adalah Ibu KedaulatanPangan"4 5 14

    INDEKS BERITA

    M I M B A R K O M U N I K A S I P E T A N I

    JAKARTA. Serikat Petani Indo-nesia (SPI) mendesak peme-rintah dan DPR menelurkanempat rancangan undang-undang (RUU) di sektor per-tanahan dan pertanian guna

    menjadi payung hukum yangefektif mengatasi berbagaipermasalahan pangan dankonlik agraria/pertanahanyang masih berlangsung.

    Achmad Yakub, Ketua De-partemen Kajian Strategis Na-sional Dewan Pengurus Pusat(DPP) SPI, mengatakan ber-bagai permasalahan panganyang masih terjadi di Indone-sia membutuhkan tambahanpayung hukum yang kuat.

    Langkah-langkah pembe-

    nahan kebijakan pangan perlu

    diperkuat dalam bentuk un-dang-undang yang berkaitandengan kebutuhan para petani,ujarnya.

    Undang Undang (UU) baruyang menurutnya sangat dibu-

    tuhkan petani itu antara lainUU tentang Pelaksanaan Re-forma Agraria, UU tentang Per-lindungan dan PemberdayaanPetani, UU tentang Ketahanandan Kedaulatan Pangan sertaUU tentang Penyelesaian Konf-lik Agraria.

    Selain itu, pemerintah danDPR juga menurutnya perlumerevisi UU Pangan yang lebihbanyak mengatur perdagangankomoditas pangan,

    Usulan keempat UU baru

    itu, katanya, sesuai dengan ha-

    sil MusyawarahPetani Nasional(Peasant Summit)yang difasilitasioleh KelompokKerja Khusus De-wan KetahananPangan (Pokja-sus DKP) dan di-hadiri oleh ormastani dan LSM se-Indonesia sepertiSPI, API, jaringanKRKP, Gita Per-tiwi, IHCS, HKTI,Petani Center,

    KPA, Bina Desa,dan lainnya, yangtelah digelar pada4 Desember 2010di Bogor.

    Dalam per-temuan tersebutberbagai elemen

    petani menyepakati beberapalangkah strategis untuk men-gatasi berbagai permasalahanpangan yang masih berlang-sung di Indonesia hingga kini.Diantaranya, perlunya kebi-

    jakan yang mampu memenuhihak-hak dasar masyarakatberupa pembukaan akses yanglebih besar terhadap tanah se-bagai sumber kesejahteraan.

    Kemudian perlunya me-neguhkan kembali posisi UUPAdengan mendorong implemen-tasinya secara lebih efektifyang berorientasi pada pen-erapan konsep reforma agrariapro-rakyat.

    Lalu membangun komit-men bersama dan kerjasama

    antar sektor, antar daerah dan

    antar komponen strategis un-tuk mengatasi permasalahanpangan melalui pelaksanaanreforma agraria untuk men-wujudkan ketahanan pangandan menegakkan kedaulatanpangan. Dan terakhir, perlunyajaminan sosial untuk seluruhrakyat Indonesia, termasukpara petani dan nelayan.

    Data terkini yang dihim-pun SPI dan berbagai elemenpetani menyebutkan saat inisetidaknya ada 21 juta kepalakeluarga (KK) yang hidup daripertanian.

    Sedangkan lahan yangtersedia untuk pertanian, ka-tanya, hanya sekitar 6,7 jutahektar, sehingga kepemilikanlahan petani hanya sekitar 0,3hektar per KK. Masalah ter-batasnya lahan pertanian itudiperparah lagi dengan masalahpertumbuhan penduduk yangtinggi (3,5% per tahun) danterjadinya degradasi lahan se-luas 6% setiap tahunnya.

    Padahal dengan kondisi itu,idealnya indonesia memiliki la-

    han pertanian setidaknya sel-uas 20 juta hektar, sementarasaat ini lahan terlantar menca-pai 5 juta hektar dan lahan ke-hutanan yang dapat dikonversimenjadi lahan pertanian seluas12 juta hektar. Data lain menye-butkan, terdapat 132 juta hek-tar lahan hutan di Indonesia,20% diantaranya hutan prim-er, 23% hutan gundul dan 25%dikuasai oleh pemegang HPHyang tidak memenuhi kelaya-kan dan sisanya bisa dikonversi

    menjadi lahan pertanian.#

    Henry Saragih sedang menyampaikan kata sambutan dalam forum petani dalam memperingaHari Hak Asasi Manusia Sedunia (14/12).

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    2/16

    Penanggung Jawab: Henry Saragih Pemimpin Umum: Zaenal Arin Fuad Pemimpin Redaksi: Tita Riana Zen Redaktur Pelaksana &

    Sekretaris Redaksi: Hadiedi Prasaja Redaksi: Achmad Yakub, Ali Fahmi, Agus Rully, Cecep Risnandar, Tejo Pramono, Muhammad Ikhwan,

    Wilda Tarigan, Syahroni Reporter: Elisha Karni Samon, Susan Lusiana, Yudha Fathoni, Wahyu Agung Perdana, Tri Es Ningrum, Megawa,Andriana Keuangan: Sri Wahyuni Sirkulasi: Supriyanto, Gunawan Penerbit: Serikat Petani Indonesia (SPI) Alamat Redaksi: Jl. Mampang

    Prapatan XIV No. 5 Jakarta Selatan 12790 Telp: +62 21 7993426 Email: [email protected] Website: www.spi.or.id

    D A P U R T A N I

    S E L A Y A N G P A N D A N G

    -Henry Saragih -

    PEMBARUAN TANIEDISI 83JANUARI 20112

    Masih Menyoal Impor Beras

    Sepanjang tahun 2010 media-media nasional dan daerah hampir setiap hari menyajikan isu-isu dan wacana-wacana di sektorpertanian yang tidak jauh berbeda. Namun yang paling menonjol diantaranya isu-isu seperti kenaikan harga pupuk kimia, pening-katan hama pertanian akibat perubahan iklim, impor beras dan kerusakan lahan pertanian akibat bencana alam.

    Isu tentang kenaikan harga pupuk kimia, misalnya, bahkan mencuat di media massa sejak awal April hingga Desember 2010.Sementara pemberitaan soal peningkatan hama pertanian akibat perubahan iklim mencuat sejak Juli hingga Desember 2010.

    Sementara itu, isu-isu yang menyoal kerusakan lahan pertanian akibat bencana alam relatif tidak terlalu memakan waktu lama,seperti letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo dan tsunami di Mentawai. Lalu letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah, yangsaat ini pemberitaannya sudah mereda, berkemungkinan akan menyusul Gunung Bromo yang saat ini aktivitas kegeogologianyasedang memuncak.

    Dan kemudian wacana 'terpanas' kekinian yang bergulir di media massa sepanjang tahun 2010 sampai sekarang, yakni imporberas. Setelah mempertimbangkannya dengan sejumlah alasan yang masuk akal, isu-isu itu kemungkinan besar masih akan terusbergulir di sepanjang tahun ini.

    Mengingat besarnya dampak ikutan (multiple effect) yang bakal terjadi. Kenaikan harga pupuk kimia, misalnya, telah mempen-garuhi kondisi pertanian bukan saja secara negatif, namun dapat juga berdampak positif.

    Dimana kenaikan harga pupuk kimia telah meningkatkan penggunaan pupuk organik oleh para petani karena biayanya masihjauh lebih murah. Alasan lainnya, hingga kini belum ada satupun kebijakan atau solusi yang konkrit dari pemerintah untuk menga-tasi akar masalah dari persoalan-persoalan tersebut.

    Soal impor beras misalnya, dapat dikatakan bahwa sepanjang pemerintah belum mencabut kebijakan ini, media massa akanterus menggulirkan isu ini ke hadapan publik. Mengingat sampai sekarang pemerintah belum mampu memberikan satupun alasankuat yang melandasi keluarnya kebijakan ini.

    Apalagi pemerintah malah semakin memberikan keleluasaan bagi Bulog dalam mengimplementasikan kebijakan ini, yaknidengan memberikan pembebasan bea masuk impor beras. Padahal kebijakan impor tersebut sejauh ini nyaris tidak menimbulkandampak positif apapun bagi masyarakat meski beras impor yang sudah masuk hampir 300 ribu ton.

    Impor beras pun masih akan terus mendapat sorotan publik karena masyarakat sudah kian menyadari adanya udang di balikbatuatas importasi beras mengingat masih besarnya hasil produksi beras lokal. Tampak ada atau tidak adanya udang di balik batu,sepertinya hanya tinggal masalah waktu, yang pasti kita dan media, sebagai salah satu agen perubahan, akan terus menyoal imporberas. Itu yang pasti.(yp)

    Kekhawatiran kita terhadap krisis pangan semakin kuat melihat sejumlah strategi yang dibuat untuk mengatasinya. Diantaranya, hasil dari High Level Task Force on the Global Food Security Crisis , yang langsung ditangani oleh Kantor Pusat PBBdi New York. Dalam rencana aksinya, tidak tampak dukungan kuat terhadap posisi petani.

    Kemudian, ada kebijakan Bank Dunia yang merespons banyaknya perampasan tanah oleh perusahaan agribisnis, yangdisebutPrinciples for Responsible Agricultural Investment(RAI). Isi RAI justru membuka peluang bagi perusahaan-perusahaantransnasional sehingga bisa terus mengeksploitasi tanah-tanah yang ada.

    Demikian juga kalau dilihat dari Bali Road Map dan Copenhagen Accordyang dihasilkan oleh Konferensi tentang Peruba-

    han Iklim di Bali dan Kopenhagen. Deklarasi itu menjadikan karbon sebagai komoditas perdagangan dunia. Ini artinya, pasaryang diperluas, sedangkan akses petani dan masyarakat adat untuk memproduksi makanan secara agroekologis dan meles-tarikan hutan malah terabaikan.

    Mendapat tekanan dan kritik dari gerakan sosial dunia, sejak tahun lalu PBB membuka ruang kepada masyarakat sipiluntuk terlibat dalam proses Committee for Food Security(CFS).

    CFS bertugas mengatasi kelaparan dunia dengan gerakan petani sebagai salah satu anggota pada Advisory Committee-nya. Ini menjadi jalan yang membuka dialog antara petani kecil dan petani korban dengan institusi- institusi seperti FAO,World Food Program, dan International Fund for Agricultural Development. Namun, melihat Bank Dunia, lembaga ilantropis,dan perusahaan juga ada di CFS, tampaknya posisi tawar masyarakat sipil juga masih lemah.

    Di Indonesia, pemerintah harus segera mencabut keputusan yang memberikan peran besar kepada agribisnis untukmengurus pangan sepertifood estate projectdi Papua.

    Selanjutnya membuat kebijakan yang mendukung pertanian rakyat dengan menerapkan prinsip pertanian berkelanjutan,membatasi impor pangan, dan melaksanakan landreform.

    Semua demi tegaknya kedaulatan pangan di Indonesia.

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    3/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83

    JANUARI 2011P E M B A R U A N A G R A R I A 3

    SPI Perkuat Koperasi di Wilayah

    BOGOR. Dewan Pengurus PusatSerikat Petani Indonesia (DPPSPI) mempersiapkan pengua-tan Koperasi di setiap wilayahdengan menyelenggarakanPendidikan Kader Koperasi SPIse-Indonesia.

    Mulai 15 hingga 17 Desem-ber 2010, Departemen KoperasiDPP SPI menggelar PendidikanKader Koperasi yang dilanjut-kan dengan Rapat KoordinasiNasional Departemen Koperasi

    di Desa Cibeureum, Bogor.Kegiatan ini diikuti oleh,Ketua-Ketua Biro Koperasi De-wan Pengurus Wilayah (DPW)SPI se-Indonesia dan Ketua-Ketua Divisi Koperasi DewanPengurus Cabang (DPC) SPI se-Jawa Barat.

    Dalam kegiatan yang di-lakukan dengan metode dis-

    kusi interaktif tersebut parapeserta menerima berbagaimateri penting dalam pengelo-laan koperasi SPI.

    Diantaranya, manajemendan organisasi koperasi, pe-nyusunan AD/ART koperasiserta materi pemetaan potensiekonomi dan penyusunan studikelayakan usaha koperasi.

    Kemudian ada juga materiyang lebih khusus, yakni ten-tang sosialisasi koperasi SPI,

    program kerja utama Depar-temen Koperasi DPP SPI danpendidikan koperasi di lingkupSPI.

    Cecep Risnandar, Ketua De-partemen Koperasi DPP SPI,mengatakan salah satu jalanuntuk memajukan perekono-mian anggota adalah denganmembentuk dan memperkuat

    koperasi-koperasi petani.Terlebih hal itu sudah ter-

    cantum dalam garis-garis be-ras haluan organisasi (GBHO)yang menargetkan pembentu-kan koperasi minimal satu ko-perasi di setiap DPW dan DPChingga 2012.

    Di awal 2010 kebijakan itumulai diimplementasikan di-mana rapat pleno IV, SPI men-elurkan konsep Koperasi Ser-ikat Petani Indonesia (KSPI)

    untuk dilaksanakan di tingkatnasional dan wilayah.Dan Pendidikan Kader Ko-

    perasi SPI itu merupakan salahsatu upaya untuk merealisasi-kan konsep tersebut.

    Dengan diadakannya keg-iatan ini para pengurus SPI di-harapkan mampu memfasilita-si pembentukan KSPI di satuan

    kerja wilayahnya masing-mas-ing, jelas Cecep.Departemen Koperasi DPP

    SPI sendiri, lanjutnya, memilikiprogram untuk menjadi fasili-tator pembentukan KSPI.

    Cecep menambahkanbahwa SPI sendiri sudah cu-kup banyak memiliki koperasipetani yang sukses.

    KSPI di Bogor ini sudahmulai menunjukkan perkem-bangan yang signiikan, kemu-dian SPI juga memiliki kopera-

    si di Bukit Kijang, KabupatenAsahan yang sisa memiliki asetlebih dari Rp 1,2 Milyar, ditam-bah dengan KSPI-KSPI lainnyatambah Cecep.

    Kemudian menjadi penye-lenggara pendidikan dasar ko-perasi dan menyalurkan danapinjaman untuk menstimulasitumbuh dan berkembangnyaKSPI.

    Alfan Manah Fortunatus,peserta pendidikan asal NusaTenggara Timur (NTT), menilaikegiatan tersebut akan sangatbermanfaat bagi para anggotaSPI di wilayahnya.

    Mengingat masih ban-yaknya petani di daerahnyayang kesulitan melakukanusaha kecil sebagai penun-jang ekonomi keluarga akibatterbentur permodalan atautidak memiliki pengetahuankewirausahaan.

    Padahal, jika hambatan-hambatan itu tidak dialami,dia meyakini para petani diNTT memiliki antusiasme yangtinggi untuk menyelenggara-kan usaha ekonomi disampingaktivitasnya bertani.

    Setelah pendidikan itu Al-fan memastikan bahwa SPINTT akan berkomitmen mem-bentuk koperasi-koperasi SPIsesuai dengan yang ditarget-kan pada 2012.#

    Achmad Ya'kub (Ketua Departemen Kajian Strategis Nasional) memberikan materi dalam pendidikan kader koperasi SPI

    Tolak KriminalisasiPetani

    www.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    4/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83JANUARI 2011

    P E M B A R U A N A G R A R I A4

    SPI Desakkan Lahirnya UU Hak Asasi Petani

    dan Penyelesaian Konflik Agraria

    JAKARTA. Dewan PengurusPusat (DPP) Serikat PetaniIndonesia (SPI) melaporkansetidaknya terdapat 22 kasuskonlik agraria yang terjadisepanjang 2010 yang telah me-newaskan lima orang petanidan 106 lainnya dikriminal-isasikan. Hal itu merupakansalah satu bagian laporan yangdisampaikan oleh DPP SerikatPetani Indonesia dalam Forum

    Bersama antara petani denganPolri, Komnas HAM, BPN danDPR di Gedung YTKI, Selasa(14/12) sore.

    Forum ini menyampaikanLaporan Pelanggaran Hak Asa-si Petani 2010.Laporan terse-but dipaparkan oleh Agus RuliArdiansyah, Ketua DepartemenPolitik, Hukum dan Keamananserta Muhammad Ikhwan, Ket-ua Departemen Internasional,DPP SPI.

    Keduanya antara lain me-

    nyampaikan bahwa peram-pasan atas sumberdaya agrariayang banyak dialami petani da-lam konlik agraria yang ban-yak terjadi selama ini mengacupada empat indikator.

    Diantaranya Pelemahandan serangan langsung atasakses dan penghidupan, kasustanah yang berlarut-larut danbantuk-bentuk status tanahyang merampas secara lang-sung dan tidak langsung, ter-masuk Hak Guna Usaha (HGU).

    Kemudian monopoli danoligopoli tanah (keadaan pasartanah) serta kebijakan dan un-dang-undang yang menggusurkehidupan rakyat dan petani dipedesaan.

    Sepanjang 2010, DPP Ser-ikat Petani Indonesia mencatatsetidaknya ada 22 kasus konf-lik agraria yang dialami olehpara anggotanya dengan totallahan seluas 77.015 hektar.

    Dimana dari kasus-kasustersebut, sebanyak 106 orangpetani telah dikriminalisasi,

    (Para panelis kiri-kanan) Ifdhal Kasim, Brigjen I Ketut Untung Yoga, AchmadYa'kub, Agus Wijayanto dan Ahmad Muqowwam

    21.367 petani tergusur danironisnya, lima petani tewasdalam konlik-konlik tersebut.

    Lebih rinci, Agus Ruli Ar-diansyah mengungkapkanbahwa dari 106 petani yangdikriminalisasi itu, 12 orang diRiau, enam orang di SumateraBarat, 23 orang di Bengkulu,lima orang di Sumatera Utara,dua orang di Sumatera Selatan,16 orang di Jambi, 24 orang diSulawesi Tengah dan 18 orangdi Kalimantan Barat.

    Henry Saragih, KetuaUmum DPP Serikat PetaniIndonesia, mengungkapkanketidakberpihakan sistem hu-kum terhadap petani terlihatjelas dalam kasus-kasus konlikagraria, dimana petani seringdikriminalisasi karena mem-pertahankan hak-haknya.

    Penolakan petani untukmenyerahkan lahan yang men-jadi haknya seringkali beru-jung pada proses hukum. Danketika menjalani proses hu-kum, petani sulit mendapatkanperadilan yang adil, ujarnya.

    Henry menjelaskan, ketikamenjalani proses hukum, hak-hak petani di depan hukum

    sering dikebiri dan seringkali

    juga petani didakwa sampaiberkali-kali walaupun asashukum sudah jelas mengaturbahwa seseorang tidak bolehdidakwa dua kali atas perkarayang sama.

    Peradilan Agraria

    Selain penyampaian Lapo-ran Pelanggaran Hak AsasiPetani, Forum Bersama yangbertajuk Penyelesaian KonlikAgraria dalam upaya Menegak-kan Hak Asasi Petani itu pundigelar untuk menjalin kesepa-haman bersama antara petanidengan institusi-institusi itudalam memandang secara sub-stansial penyelesaian konlikagraria.

    Dari pihak petani sendiri,hadir para pengurus DPP danpuluhan pimpinan SPI dari ber-bagai wilayah di Indonesia.

    Sedangkan pada kesempa-tan itu Polri diwakili oleh KepalaBiro Pengawasan MasyarakatMabes Polri Brigjen.I Ketut Un-tung Yoga, Ketua Komnas HAMIfdal Kasim, Direktur PerkaraBadan Pertanahan NasionalAgus Wijayanto, Ketua Komisi

    II DPR RI Chairuman Harahap

    dan Ketua Komisi IV DPR RIAhmad Muqowam.

    Dalam penyampaian pan-dangannya, Ifdal Kasim, KetuaKomnas HAM, mengatakanpembentukan peradilan agrar-ia sudah sangat mendesak di-lakukan oleh pemerintah.

    Kami sudah hampir limatahun mengupayakan ada per-adilan agraria untuk menyele-saikan perkara-perkara konlik

    atau sengketa lahan, ujarnyasaat menjadi salah satu pem-bicara dalam Forum BersamaPetani yang digelar DPP SerikatPetani Indonesia di GedungYTKI, hari ini.

    Dalam forum yang diada-kan memperingati hari HAMitu, Ifdal antara lain mengata-kan bahwa Komnas HAM telahbanyak melakukan berbagaipenyelidikan dalam konlik-konlik agraria yang terjadi diIndonesia.

    Penyelidikan itu dilakukanmengingat hampir setiap ka-sus konlik agraria terindika-si adanya pelanggaran HAMyang banyak dialami oleh parapetani.

    Hasil-hasil penyelidikanitu sudah diteruskan untukditindaklanjuti oleh instansi-instansi terkait seperti Ke-polisian, BPN, Kejaksaaan daninstansi lainnya, mengingatkomisi tidak berwenang me-mutuskan perkara-perkara

    tersebut.Dari pengalaman-pengal-aman itulah, katanya, KomnasHAM sejak lima tahun lalu su-dah mengusulkan kepada pe-merintah untuk membentukperadilan agraria mengingatbanyaknya kasus-kasus terse-but diputuskan tidak persis se-suai dengan aturan agraria.

    Bahkan, menurut dia, tidak

    Bersambung ke halaman 11

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    5/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83

    JANUARI 2011K E D A U L A T A N P A N G A N 5

    Merebut Kembali Kedaulatan Benih

    untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan

    BOGOR. Badan Pelaksan Pusat(BPP) Serikat Petani Indone-sia (SPI) bekerjasama denganPusat Perbenihan SPI dan In-donesia Center for Biodiver-sity and Biotechnology (ICBB)melaksanakan Pelatihan BenihNasional dengan tema Mere-but Kembali Kedaulatan Benihuntuk Mewujudkan Kedaula-tan Pangan di Situgede, Bogor,

    Jawa Barat.Acara yang berlangsungselama tiga hari ini (16-18Desember 2010) diikuti olehpuluhan peserta yang terdiriatas para petani penangkarbenih dari SPI se-Indonesia,akademisi, serta ahli benih.

    Dalam sambutannya, AliFahmi yang mewakili BPP SPImengungkapkan bahwa Pelati-han Benih Nasional ini meru-pakan langkah progresif yangdilakukan SPI untuk merebut

    kembali kedaulatan benih oleh

    petani kecil untuk mewujud-kan kedaulatan pangan.

    SPI memberikan jaminanpenuh untuk anggotanya yangmelakukan kreatiitas penang-karan benih ungkap Ali Fahmiyang juga Ketua DepartemenPenguatan Organisasi SPI ini.

    Ali menambahkan bahwasaat ini tidak cukup bagi petanidengan hanya menjadi pen-

    angkar, tetapi petani juga har-us mengerti hukum dan politikperbenihan nasional dan inter-nasional.

    Kita tidak mau lagi kasusyang pernah menimpa petanidi Kudus pada beberapa deka-de silam terjadi lagi, dimanapetani tersebut dipenjara dandidaftarhitamkan hanya kar-ena tidak mau menggunakanbenih milik pemerintah, ung-kap Ali.

    Sementara itu, Dwi An-

    dreas Santosa yang mewakili

    ICBB mengungkapkan bahwaacara ini cukup positif karenamampu mengkonsolidasikankerja-kerja bersama antarapetani, lembaga penelitian,akademisi dan ilmuwan untukhak petani atas benih.

    Walaupun saya seorangakademisi lulusan salah satukampus pertanian terbaik diIndonesia, saya tetaplah tidak

    lebih pintar dari petani. Olehkarena itu sayaberharap ter-jadi simbiosisyang berman-faat antaraakademisi danpetani yangpastinya jugab e r m a n f a a t untuk kema-juan pertaniandi Indonesiadi masa yang

    akan datang,

    ungkap pria yang juga berpro-fesi sebagai seorang pengajardi Institut Pertanian Bogor(IPB) ini.

    Titis Priyowidodo, Koor-dinator Pusat Perbenihan SPImenyebutkan bahwa dalamacara ini akan mendiskusikanberbagai materi penting ten-tang benih. Diantaranya, ber-bagi pengalaman tentang peng-gunaan benih lokal sampai

    benih hibrida, pelatihan dasartentang pembenihan, hinggamembahas kebijakan dan pera-turan menyangkut perbenihanseperti UU Perlindungan Varie-tas Tanaman (PVT) dan SistemBudidaya Tanaman.

    Pelatihan ini juga memba-has hak petani atas benih dalamInternational Treaty on PlantGenetic Resources on Food andAgriculture dan gerakan benihdi dunia internasional, ungkapTitis.

    Seorang peserta muda asalBogor mengungkapkan rasaantusiasnya untuk mengikutipelatihan perbenihan nasionalini.

    Saya sangat senang ac-ara ini dilaksanakan, karenaberisikan mengenai pengeta-huan-pengetahuan teknis yangbisa langsung dipraktekkanketika saya bertani, ungkapPandi yang juga pemuda taniSPI asal Bogor yang selama inimenangkarkan benih bayam,

    kangkung, dan lainnya.#

    Ali Fahmi memberikan kata sambutan dalam pembukaan Pelahan Benih Nasional SPI. (Bawah) Praktek persilangan benih

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    6/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83JANUARI 2011

    K E D A U L A T A N P A N G A N6

    Petani Kecil Harus Merebut Kembali

    Kedaulatan atas Benih

    BOGOR. Benih merupakansalah satu input produksi uta-ma bagi petani. Adalah tugasseorang petani untuk meme-lihara dan menjadikan benihsebagai sumber makanan.Martabat seorang petani ber-gantung dari kemampuannyauntuk memelihara dan meng-hasilkan benih untuk kelang-sungan hidup manusia di dun-ia. Oleh karenanya, kedaulatan

    petani atas benih merupakanhak azasi yang harus dimilikioleh petani untuk menegakkankedaulatan pangan.

    Namun faktanya, hinggasaat ini benih menjadi salahsatu sumber ketergantungandan menjadikan petani sebagaiobjek eksploitasi perusahaanagribisnis yang didominasi olehperusahaan transnasional.

    Dupont, Monsanto, Syngen-ta, Bayer, Limagrain, Dow Aven-tis dan Charoen Phokphand kini

    berhasil merajai pasar benih

    dunia melalui akuisisi produs-en-produsen benih skala kecil.Data tahun 2008 menunjukkanbahwa 67 persen pasar benihdunia hanya dikuasai oleh 10perusahaan.

    Invasi benih perusahaanagribisnis transnasional yangmasif sejak diberlakukannyarevolusi hijau di dekade 70-antelah menghilangkan kedaula-tan petani dalam mengakses

    benih. Lebih dari 10.000 vari-etas padi lokal hilang sejalandengan hilangnya kemampuanpetani dalam menyilangkandan menghasilkan varietaspadi lokal. Saking tergantung-nya terhadap benih hibrida pe-merintah bahkan mengimporbenih hibrida yang di antara-nya terinfeksi oleh virus danharus segera dimusnahkan.

    Ketergantungan petaniterhadap benih hibrida makindiperparah dengan tidak ber-

    pihaknya hukum terhadap

    petani. Dalam hal perbenihan,petani seringkali dikriminal-isasi. Salah satu kasus yangmencuat adalah tuduhan pen-curian benih dan sertiikasi liarterhadap petani yang melang-gar UU No 12/1992 tentangsistem budi daya tanaman.

    Selain itu, UU No 29/2000tentang perlindungan varietastanaman (UU PVT) justru me-negasikan petani dan hanya

    mengakomodir kepentinganpemulia tanaman. Undang-un-dang tersebut mendikotomikanpetani denngan pemulia tana-man, dimana petani dan pemu-lia tanaman berada dalam duaentitas berbeda. Hak petaniadalah hak untuk mengguna-kan benih (ketersediaan, keter-jangkauan, memilih benih danmengembangkan benih sendi-ri), sementara itu hak pemuliaadalah hak untuk memperda-gangkan benih. Hal ini sangat

    bertentangan dengan ilosois

    bertani bagi petani. Meskipunsaat ini sebagian besar petanimengkonsumsi benih hibridadari perusahaan agribisnis.Pada hakikatnya, benih yangdihasilkan tersebut adalah ma-hakarya dari petani itu sendiri.Petani adalah penghasil, pe-mulia dan sekaligus penggunabenih. Dengan kata lain, benihadalah karya yang dihasilkandari oleh dan untuk petani.

    Titis Priyowidodo, Koor-dinator Pusat Perbenihan SPImengungkapkan bahwa ter-suboordinasinya petani da-lam politik benih dunia harussegera diakhiri dengan mene-gakkan kedaulatan petani atasbenih.

    Jadi, selain dengan mer-ombak kebijakan nasionaldan internasional mengenaiperbenihan, di tingkat petanidiperlukan suatu gerakan un-tuk menegakkan kedaulatan

    benih melalui pembangunanPusat Perbenihan Petani, ung-kap Titis.

    Oleh karena itu SPI telahmengembangkan pusat per-benihan yang merupakan tem-pat dimana petani menyimpan,memelihara, memproduksi danmendistribusikan benih dari,oleh, dan untuk petani, tuturTitis.

    Titis menambahkan bahwateknologi yang diberlakukan diPusat Perbenihan SPI berasal

    dari pengetahuan dan pengala-man petani dan dari ahli/pakarteknologi benih. Pengetahuanini merupakan pengetahuanterapan yang bisa diaplikasi-kan oleh petani.

    Oleh karenanya denganmemahami teknologi yang dit-erapkan oleh SPI, petani bisamengurangi ketergantunganterhadap perusahaan benihserta turut mempraktekkankearifan lokal yang telah di-padukan dengan keilmuanyang telah teruji, tambahnya.#

    Tis Priyowidodo (kiri), Koordinator Pusat Perbenihan SPI

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    7/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83

    JANUARI 2011 7

    Aksi La Via Campesina pada COP 16 di Cancun

    COP 16 Cancun Langkah Mundur Indonesia

    dalam Perundingan Perubahan Iklim

    JAKARTA. Tahun ini konferensiperubahan iklim PBB ke-16(UNFCCC COP16) yang diada-kan pada 29 November hingga10 Desember 2010 di Can-cun memfokuskan negosiasipada 4 hal yaitu pendanaan,REDD, tekhnologi transfer danadaptasi.

    Seperti halnya kegagalan

    p e r t e m u a nCOP 15 ta-hun lalu diCopenhagen,perundingantahun ini me-mang dirasaakan menga-lami kebun-tuan serupa.Negara-nega-ra pihak yangterlibat dalamperundinganini tidak lagimengharap-kan adanyasuatu kese-pakatan ber-sama yangm e n g i k a t (legally bind-ing) dalamm e n g a t a s ip e r u b a h a niklim.

    B a h k a nS e j u m l a hpoin perund-ingan pun di-tarik keluardari kerangkakerja UNFC-

    CC, salah satunya ialah pem-bahasan mengenai mekanismeREDD+ (Pengurangan Emisidari Deforestasi, Degradasi Hu-tan, Konservasi, ManajemenPengelolaan Hutan dan Pen-ingkatan Stok Karbon Hutan)yang berkembang sangat pesatsejak diputuskan di Bali tahun

    2007 lalu.

    Dalam konferensi persnya(09/12), Henry Saragih selakuKetua Umum Serikat PetaniIndonesia (SPI) menegaskanbahwa REDD+ merupakanskema yang menjauhkan tang-gung jawab negara maju un-tuk mengurangi secara drastisemisi karbon mereka denganmelemparkan tanggung jawabpada negara-negara pemilikhutan melalui berbagai mekan-isme pendanaan.

    "Hal ini terbukti dalam per-temuan Cancun ini, sejumlahnegara industri seperti Rusiadan Jepang telah menyatakantidak akan menurunkan emisikarbonnya karena AmerikaSerikat tetap menolak penan-datanganan Protokol Kyoto,"ungkap Henry.

    Dengan prediksi gagalnyaperundingan Cancun, sejumlahinisiatif bermunculan untukmendiskusikan REDD diluarkerangka kerja UNFCCC.

    Diantaranya Forest CarbonPartnership Facilities (FCPF-Fasilitas Kemitraan HutanKarbon), United Nations REDD(UN-REDD), Forest InvestmentProgram (FIP-Program Inven-stasti Hutan), dan yang terakhirREDD+ Partnership (KemitraanREDD+).

    REDD+ Partnership (Kemi-traan REDD+) menjadi ajangnegosiasi Negara-negara kayadengan Negara-negara pemi-lik hutan untuk perdagangankarbon diluar mekanisme UN-

    FCCC.Bersambung ke halaman 7

    Perundingan REDD+ Part-nership tingkat menteri tahunini berlangsung 2-8 Oktober2010 di Nagoya, dimana neg-ara-negara yang terlibat men-ganggap kerangka bilaterallebih efektif dan eisien untukmembangun mekanisme pelak-sanaan REDD.

    Sebagai salah satu Negarapemilik hutan tropis terbesardi dunia, Pemerintah Indonesiasangat gigih untuk mendorongtercapainya kesepakatan men-genai REDD+ dalam pertemuandi Cancun ini. Pemerintah In-donesia pulalah yang menolakadanya safeguard (perlindun-gan keamanan) yang mengaturhak masyarakat yang hidup didalam dan sekitar hutan sertakompensasi dari tergusurnyalahan pencaharian mereka.

    Walaupun negosiasi be-lum usai dan skema yang men-gaturnya belum diputuskannamun sejumlah proyek atasnama proyek percobaan (pilotproject) sudah dijalankan diIndonesia dengan dikeluarkan-nya Permenhut No. 68 tahun2008 tentang penyelenggaraandemonstration activity pengu-rangan emisi karbon dan darideforestasi dan degradasi hu-tan.

    Skema ini telah menjualmurah 26,6 juta hektar hu-tan alam Indonesia mulai daritegakan pohon, hewan, tum-

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    8/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83JANUARI 2011

    C A M P E S I N O S8

    CANCUN. Presiden Bolivia, EvoMorales mengatakan bahwaperubahan iklim mencermink-an krisis kapitalisme, dan me-nyerukan referendum di se-luruh dunia yang melibatkansetiap orang untuk turut me-nyelamatkan bumi.Hal ini disampaikannya Evosaat hadir di Cancun danmengikuti aksi 1000 Cancunyang dilaksanakan olehLa Via

    Campesina."Perjanjian-perjanjian yang

    dibuat haruslah fokus kepadakehidupan, bukannya mengun-tungkan segelintir pihak," ung-kap Evo Morales.

    Evo Morales yang didam-pingi oleh masyarakat asli

    Evo Morales: Krisis Iklim adalah Kontribusi Kapitalis

    Evo Morales (kiri) bersama Henry Saragih (Ketua Umum SPI dan KoordinatorUmum La Via Campesina)

    Klik www.spi.or.id Untuk MendapatkanTabloid Pembaruan Tani Versi Elektronik

    negaranya mengunjungi perke-mahan La Via Campesina yangsedang menggelar forum al-ternatif 1000 Cancun, untukmenuntut keadilan iklim.

    Dia mengatakan kepadamedia bahwa dia datang ke siniuntuk menyelamatkan planetini dan untuk mendukung tin-dakan La Via Campesina yangakan mendinginkan planet.

    "Kapitalisme bukanlah

    solusi untuk masalah tersebutdan ternyata kita malah mem-perdebatkan krisis kapita-lisme," ungkapnya.

    Sementara perubahaniklim adalah isu utama, keuan-gan, energi, krisis pangan se-mua terkait dengan isu pema-

    nasan global yang menewaskanorang. Kalau ada kekeringantidak ada produksi pangan.

    Evo meminta pemerintah-pemerintah berbagai negaradi dunia untuk membentukaliansi dengan masyarakatsipil. Sebuah aliansi globalmasyarakat dan pemerintahakan menjamin harapan bagidunia.

    Dia juga mengatakan bah-

    wa kebijaksanaan dan penge-tahuan tentang kekuatan so-sial dan gerakan rakyat sedangmengambil peran yang pentinguntuk menyelamatkan planetini. Ini untuk mendukung pe-rubahan kebijakan daripadakehancuran planet ini. COP 16di Cancun harus fokus padamenjaga dan merawat kehidu-pan, bukan mencari kemenan-gan untuk beberapa kekuatansaja.

    "Perdebatan yang ada saat

    ini semakin menyadarkan kitabahwa bumi memiliki hak danhanya dapat tetap hidup tanpapolusi serta terus meregenera-si kapasitasnya. Bumi bisa adatanpa manusia, namun manu-sia tidak bisa ada bumi." ujarEvo dengan tegas.

    Selanjutnya dia menge-mukakan bahwa semua haltentang karbon dan proposallainnya hanyalah usaha kaumpaitalis untuk mengubah alammenjadi komoditas, demi ke-

    langsungan hidup kapitalismeitu sendiri.Mempertanyakan tentang

    peran Bolivia dalam pembicar-aan iklim saat ini, Evo Moralesmengatakan bahwa mediacenderung memberitakan bah-wa Bolivia sedang terisolasidari dunia luar.

    "Saya bisa saja terisolasidari kapitalisme tapi saya takpernah dapat diisolasi dariorang-orang." katanya.

    Dia mengatakan mediaadalah sekutu dari perusahaantransnasional dan berusahamengisolasi Bolivia.

    Kembali ke isu perubahaniklim. Evo bercerita bahwa un-tuk pertama kalinya dia melihatjutaan ikan mati di beberapa

    bagian benua Amerika Selatandan bahkan tanaman quinoa-yang merupakan tanaman pan-gan setempat yang cenderungtahan banting- juga terkenadampak perubahan iklim.

    Dia menambahkan bahwasaat ini slogan Bolivia telahberganti dari yang sebelumnya"negara atau mati" bergantimenjadi "planet atau mati"

    Sementara itu menurutHenry Saragih selaku Koordi-nator Umum La Via Campe-

    sina, Evo Morales merupakanproil seorang Presiden yangdisayangi oleh rakyat.

    "Evo merupakan sahabatsaya yang terus berjuang ber-sama rakyat kecil tanpa sedikitpun melupakan mereka," ung-kap Henry.#

    Situsnya petani SPI:www.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    9/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83

    JANUARI 2011C A M P E S I N O S 9

    www.viacampesina.org

    CANCUN. La Via Campesinamenetapkan 7 Desember 2010adalah hari yang bersejarahkarena telah berhasil melaku-kan mobilisasi internasional,menuntut keadilan iklim dalam"1000 Cancun".

    Para pimpinan petani yanghadir di Cancun menggaris-bawahi bahwa mereka mampumenyampaikan "1000 solusi"di Meksiko, di mana COP16

    PBB tentang Iklim sedang di-laksanakan.

    Luis Andrango, KetuaFENOCIN (Federasi NasionalPetani Kecil dan MasyarakatAdat Ekuador-Anggota La ViaCampesina) menyampaikanbahwa saat ini diperlukankerjasama antara organisasimasyarakat sipil di tingkat na-sional, regional, hingga inter-nasional.

    "Pemerintah negara-nega-ra maju malah tidak bersedia

    memberikan solusi nyata bagiumat manusia yang sedangmenghadapi masalah besar",tambah Luis yang juga SekjenCLOC (Organisasi MasyarakatPedesaan Amerika Latin).

    La Via Campesina juga ber-partisipasi dalam aksi menolakWorld Bank (bank dunia) da-lam usahanya untuk mengon-trol "keuangan iklim" global.

    Henry Saragih, koordinatorumum La Via Campesina me-nyampaikan bahwa yang dibu-

    tuhkan saat ini adalah peruba-han sistem, bukan perubahaniklim,.

    "REDD+ hanya memberi-kan solusi palsu, pertaniankeluarga berbasiskan keluarga

    La Via Campesina Sukses Mobilisasi Massa di Cancun

    Galeri Foto Aksi 1000 Cancun La ViaCampesina. Presiden Bolivia, EvoMorales hadir dalam kegiatan 1.000Cancun tersebut.

    Globalize Hope !!!Globalize Struggle !!!

    kecil adalah solusi pasti pe-rubahan iklim," ungkap Hen-ry.

    "1000 Cancun yangdipelopori oleh La Via

    Campesina cukup sukses kar-ena juga berhasil mengajakaliansi masyarakat lainnyauntuk menuntut keadilaniklim." tambah Luis.#

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    10/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83JANUARI 2011

    C A M P E S I N O S10

    Sambungan halaman 13, COP 16...

    buhan, tanah, sumber mataair, dan ruang interaksi sosial,dan entitas masyarakat hukumadat di wilayah tersebut, han-ya seharga Rp. 12,- per meter

    perseginya seperti Proyek diUlu Masen, Aceh, Hutan HujanHarapan di Jambi, dan di Kali-mantan Tengah dengan pemer-intah Australia.

    Pemerintah Indonesia bah-kan telah menanda tangani Let-ter of Intent (LoI) dengan Pe-merintah Norwegia pada Mei2010 sebagai salah satu per-janjian bilateral dalam skemaREDD dimana Norwegia akanmemberikan dana sebesar1 miliar US$ bagi Indonesiamelalui proyek REDD+.

    Dana tersebut akan di-kucurkan secara bertahap sebe-sar 30 juta US$ tahun 2011, 70juta US$ tahun 2012, 100 jutaUS$ tahun 2013 dan sisanya800 juta US$ akan diberikanmelihat hasil pemantauan pen-gurangan emisi yang dilakukanIndonesia. Hal ini menujukkanketidak adilan perjanjian terse-but, Norwegia tidak mau men-gurangi emisinya, Indonesiayang dipaksa untuk menjadidaerah serapan emisinya.

    Pelaksanaan REDD+ iniakan menyebabkan semakinbanyaknya rakyat yang hidupdi dalam dan sekitar kawasanhutan akan tergusur. Di sejum-lah propinsi seperti JaSemen-tara itu mekanisme REDD jugatidak akan mampu mengatasikrisis iklim ini jika Negara-neg-ara industri terus merusak danmencemari bumi dengan kece-patan seperti saat ini.

    Henry mengungkapkanbahwa hal inilah yang men-

    dasari Serikat Petani Indonesia(SPI) mendesak pemerintahIndonesia untuk mendukunghasil Konferensi PerubahanIklim Rakyat bagi Ibu Pertiwiyang diinisiatii oleh pemer-

    intah Bolivia bulan April 2010dalam perundingan COP 16 ini.

    "Pemerintah haruslahMenjamin hak rakyat atas ta-nah dan hutan: inisiatif REDD+

    harus dihentikan dan ditolak,"ungkapnya.Henry menambahkan bah-

    melindungi hutan merupakankewajiban pemerintah yangharus dilaksanakan tanpamembatasi dan merampas hakdan kontrol petani, masyarakatadat atas tanah dan teritorimereka, bukan digunakan un-tuk melayani Negara-negaraindustry dan perusahaan yangterus mencemari dan mem-bangun perkebunan monokul-tur raksasa.

    Hak petani dan masyarakatadat atas tanah dan teritorimereka harus diakui secaraeksplisit dalam seluruh perjan-jian perubahan iklim.

    SPI Menolak segala mekan-isme perdagangan karbon kar-ena perdagangan karbon telahterbukti gagal dalam menu-runkan emisi gas rumah kaca.Penurunan emisi harus dilaku-kan semua pihak sesuai kewa-jibannya dan tidak mengijinkanadanya pembayaran untuk hak

    mencemari.SPI juga menolak segala re-

    kayasa genetika atas nama pe-rubahan iklim.

    Rekayasa genetika padatanaman yang ditujukan untukmeningkatkan daya tahan ter-hadap kekeringan, banjir ataupeningkatan kadar garam han-ya akan menciptakan masalahbaru, dan tidak memecahkanpersoalah yang ada. Rekayasagenetik atas nama perubahaniklim hanya membuka peluang

    bagi perusahaan transnasionaluntuk mengeruk keuntungan.

    SPI juga mendesak dite-gakkannya kedaulatan pangandengan mendukung dan me-lindungi pertanian berkelan-

    TOLAK

    Pertanian berkelanjutan berbasiskan keluarga kecil yang digagas SPI dan la ViaCampesina mampu mendinginkan dunia.

    jutan yang dikembangkankeluarga-keluarga tani, yangmengutamakan pemenuhanpasar lokal dan nasional.

    "Pertanian berkelanju-

    tan dan kedaulatan panganmampu mengurangi emisi kar-bon 44 hingga 57 persen, daripengurangan pupuk kimiawidan transportasi pangan lintaswilayah," jelas Henry.

    "Dan menggunakan mo-mentum program PembaruanAgraria yang disampaikan pe-merintah pada peringatan HariTani Nasional lalu untuk mem-bangun pertanian agroekologisberkelanjutan. Ini merupakansolusi yang ditawarkan olehpetani-petani kecil di seluruhdunia," paparnya.

    Lebih lanjut SPI juga men-desak pemerintah Indonesiauntuk segera mencabut sejum-lah kebijakan terkait imple-mentasi REDD di Indonesiaseperti Permenhut No. 68 ta-hun 2008 tentang penyeleng-garaan demonstration activ-ity pengurangan emisi karbondari deforestasi dan degradasihutan,Permenhut No. 30 tahun2009 tentang REDD dan Per-menhut No. 36/2009 tentang

    Tata Cara Perizinan Usaha Pe-

    manfaatan Penyerapan dan/atau Penyimpanan Karbonpada Hutan Produksi dan Hu-tan.

    "Tidak lupa juga dengan

    menghentikan pilot projeyang dilakukan oleh sejumlahnegara dan organisasi konser-vasi atas nama perlindunganalam. Karena kebijakan-kebi-jakan tersebut hanya menjadialat legitimasi proses perda-gangan karbon lewat proyek-proyek REDD di Indonesia dantidak bermanfaat untuk men-gatasi perubahan iklim," tan-das Henry.

    Untuk taraf internasional-nya, SPI yang juga anggota LaVia Campesina juga berpartisi-pasi dalam gerakan 1000 Can-cun yang menolak solusi palsuperubahan iklim.

    "La Via Campesina bersamadengan gerakan masyarakatsipil lainnya juga melakukanaksi 1000 Cancun untuk meno-lak solusi palsu UNFCCC ten-tang perubahan iklim. Solusiyang pasti adalah mengem-bangkan pertanian berkelan-jutan berbasiskan kelurga,"ungkap Henry Saragih yangjuga Koordinator Umum La Via

    campesina.#

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    11/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83

    JANUARI 2011H A K A S A S I P E T A N I 11

    Sambungan halaman 4, SPI Usulkan...

    Aksi SPI Sumsel Peringati Hari HAM

    PALEMBANG. Dewan PengurusWilayah (DPW) Serikat PetaniIndonesia (SPI) Sumatera Se-latan (Sumsel) memperingatiHari Hak Asasi Manusia (HAM)Internasional dengan mengge-lar aksi di kantor Gubernur Su-matera Selatan (09/12).

    Aksi ini diikuti sekitar 500orang petani yang berasal dariKabupaten Ogan Komering Ilir(OKI) dan Kabupaten Ogan Ilir.Massa aksi menuntut hak-hak

    petani yang di langgar dan dia-baikan oleh pemerintah.

    Rohman Alqolamy, KetuaDPW SPI Sumsel, dalam oras-inya menyatakan bahwa SPISumsel menuntut Pemerintahuntuk segera melaksanakanpembaruan agraria sebagai up-aya penyelesaian konilk agrar-ia dan penegakan HAM, sepertiyang terjadi terhadap petanianggota SPI di Rengas.

    Kami menuntut Pemerin-

    sedikit diantaranya yang malahmerugikan petani yang relatifpaling banyak mengalami ka-

    sus sengketa lahan baik denganpihak swasta maupun denganpemerintah.

    Tapi sampai sekarangpemerintah belum meresponusulan peradilan agraria ini,padahal konlik-konlik agrariamasih cukup tinggi setiap ta-hun, sambungnya.

    Menurutnya, pembentukanperadilan agraria bukan kebi-jakan yang sulit dilakukan olehpemerintah mengingat sudahbanyak peradilan sejenis yang

    sudah ada saat ini seperti pera-dilan niaga, peradilan hubun-gan industrial dan sebagainya.

    Sementara itu, Agus Wi-jayanto menjelaskan mekan-isme penanganan sengketa,konlik dan perkara agrariayang selama ini diterapkan olehBPN disertai berbagai data re-alisasinya di lapangan.

    Agus antara lain menyam-paikan bahwa salah satu pe-nyebab banyaknya konlikagraria yang terjadi adalahkarena belum maksimalnyaimplementasi sistem adminis-trasi pertanahan. SedangkanAhmad Muqowam dan Chairu-man Harahap masing-masingmemaparkan berbagai regulasiyang saat ini sedang digodokoleh lembaga legislatif untuklebih melindungi petani.

    Saat ini DPR sedang me-nyiapkan revisi UU Perlindun-gan Petani dan dua rancanganundang-undang untuk lebihmelindungi dan meningkatkankesejahteraan petani, ujar Ah-mad.

    Sementara I. Ketut UntungYoga lebih banyak menjelaskanberbagai prosedur pengaman-an dan proses hukum kasuskonlik agraria yang selama iniditerapkan oleh kepolisian.

    Konlik agraria bisa lebihditekan jika para petani danelemen-elemen masyarakatsudah memahami aturan sebe-lum terjadinya konlik. Seringterjadi, aturan baru dipelajarisetelah konlik terjadi, kata-

    nya.#

    tah Kabupaten Ogan Ilir un-tuk segera mengakui hak atastanah petani Desa Rengasdan Lubuk Bandung terkaitkonlik dengan PTPN VII un-gkap Rohman.

    Rohman menambah-kan bahwa SPI Sumsel jugamenuntut Pemerintah Ka-bupaten Ogan Komering Iliruntuk melaksanakan pera-turan daerah (Perda) terkait

    dengan pengelolaan LebakLebung yang berpihak padapetani, dan menolak segalaPerda yang akan kembali me-lelang Lebak Lebung.

    Jika Lebak Lebung kem-bali dilelang, akan berakibatturunnya pendapatan petanidan gizi masyarakat, karenapetani di wilayah tersebutsangat tergantung pada sum-ber agraria ini tambah Ro-hman.

    Aksi yang berlangsung

    hingga sore hari menghasil-kan surat kesepakatan antaraPemda Sumsel yang ditanda-tangani oleh H. Mukti Sulai-man selaku asisten pemer-intahan dan Rohman dariSPI. Surat tersebut berisikankesepakatan diadakan ra-pat koordinasi yang akandilaksanakan pada Jumat,17 Desember 2010 denganmateri pembahasan RaperdaKab. OKI tentang pengelolaanLebak Lebung.

    Sebelumnya, SPI Sumseldan beberapa Lembaga Swa-daya Masyarakat (LSM) jugamemperingati peringatansatu tahun Peristiwa Ren-gas dengan mendirikan tuguyang diberi nama Kebangki-tan Perjuangan Petani Ren-gas (04/12). Tugu didirikandi lokasi bentrokan yakni diarea perkebunan yang men-jadi sengketa antara petanidengan PTPN VII, di DesaRengas, Kabupaten Ogan Ilir,Sumatera Selatan.#

    Aksi SPI Sumatera Selatan memperinga Hari Hak Asasi Manusia di kantor Guber-nur Sumatera SElatan (09/12).

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    12/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83JANUARI 2011

    P E R T A N I A N B E R K E L A N J U T A N12

    Pusdiklat SPI Kembangkan Bokashi Padi

    BOGOR. Pusat Pendidikan danPelatihan (Pusdiklat) Perta-nian Berkelanjutan SerikatPetani Indonesia (SPI) di Bogor

    saat ini sedang mengembang-kan pupuk kompos Bokashiuntuk tanaman padi setelahsebelumnya Pusdiklat berhasilmengembangkan pupuk or-ganik jenis ini untuk tanamanPepaya.

    Susan Lusiana, Koordina-tor Pusdiklat SPI Bogor, men-gatakan pengembangan pupukorganik oleh Pusdiklat kini se-dang beralih untuk tanamanPadi.

    Saat ini kami sedangmengembangkan pupukBokhasi untuk tanaman Padi,ujarnya disela kegiatan Seko-lah Lapang dan Magang Perta-nian Berkelanjutan di PusdiklatSPI Bogor di Desa CibeureumSitu Leutik, Dramaga, Jumat(03/11), siang.

    Dia mengatakan, sejak No-

    vember 2010 Pusdiklat mu-lai mengembangkan pupukkompos jenis Bokhasi untuktanaman padi dan rencananya

    pengembangan tersebut akanrampung pada akhir Desember2010.

    Setelah kajian tuntas se-lama dua bulan, pupuk organikjenis ini selanjutnya akan diu-jicoba terlebih dahulu di lahanpertanian seluas dua hektardi areal Pusdiklat sebelummetode pembuatannya sosial-isasikan ke seluruh petani ang-gota SPI.

    Adapun pengembangan pu-puk Bokhasi ini merupakan kalikedua setelah beberapa waktusebelumnya Pusdiklat SPI Bo-gor telah berhasil mengem-bangkan pupuk organik terse-but untuk tanaman Pepayayang saat ini sudah digunakanoleh sebagian anggota SPI yangmenanam komoditas itu.

    Dia menjelaskan, Pupuk

    Bokhasi merupakan salah satujenis pupuk kompos yang sebe-narnya sudah sejak lama ban-yak digunakan oleh para petanidi Indonesia.

    Namun demikian, PusdiklatSPI mengembangkan pupukjenis ini untuk lebih mening-katkan lagi produktiitas dankualitas hasil tanaman.

    Berbeda dengan pupukkompos biasa yang lazimnya

    mengandung komposisi ba-han yang kurang terukur, pu-puk Bokhasi memiliki ukurankomposisi yang spesiik untuktanaman yang berbeda.

    Untuk pengembangan pu-puk tersebut, selama ini Pus-diklat SPI Bogor mengunakanbahan-bahan dasar yang mu-dah didapatkan petani, sepertidedak, ampas tahu, sisa tulang,telur, bekicot dan kotoran he-wan.

    Sebenarnya masih banyak

    lagi materi-materi organik yangbisa menjadi bahan dasarnya,tetapi sementara ini materi-materi itu lah yang diuji cobakarena mudah kami dapatkan,begitu juga para petani, sam-bung Susan.

    Pembuatan pupuk Bokhasiini pun akan jauh lebih men-guntungkan petani karena han-ya membutuhkan waktu prosespembuatan selama sekitar 15hari, berbeda dengan pupukkompos biasa, yang memakan

    waktu 3 hingga 6 bulan.

    Pertanian BerkelanjutanDi tempat terpisah, Henry

    Saragih, Ketua Umum SerikatPetani Indonesia, mengatakanpengembangan pupuk organikmerupakan salah satu bagianupaya SPI untuk membangun

    pola pertanian berkelanjutan.SPI akan terus mengem-

    bangkan pupuk organik se-bagai salah satu upaya untukmelepaskan ketergantunganpetani dari pupuk kimia danmemperkuat pola pertanianberkelanjutan, katanya.

    Adapun pengembanganpupuk Bokhasi yang diarahkanuntuk tanaman padi, menurut-nya, dapat membantu petani

    mengurangi beban produksi,terlebih harga pupuk kimiayang semakin melambung saatini.

    Sedangkan padi dipilih kar-ena komoditas tersebut saat inimenjadi salah satu komoditaspertanian yang paling krusialdi Indonesia menyusul keputu-san pemerintah untuk melaku-kan impor beras dari Thailanddan Vietnam.

    Pupuk Bokhasi dapatmembantu para petani untuk

    menggenjot hasil produksinyadengan kualitas yang lebihbaik, ujar Henry.

    Selain pengembangan pu-puk organik, tambahnya, SPIjuga masih terus mengem-bangkan pusat perbenihan diareal Pusdiklat Bogor yang saatini sudah memiliki hampir se-luruh bibit jenis tanaman per-tanian di Indonesia, khususnya50 jenis tanaman unggulan,termasuk padi.

    Pusat Perbenihan itu send-

    iri berfungsi untuk melakukankonservasi bibit dan mem-produksi bibit-bibit unggulanyang dapat dipasok oleh parapetani, khususnya ratusan ribupetani anggota SPI di seluruhtanah air.#

    Praktek pembuatan arang sekam di Pusdiklat Pertanian Berkelanjutan SPI. Saat iniPusdiklat SPI sedang mengembangkan bokashi padi.

    TOLAK KORPORATISASI PANGAN !!!www.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    13/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83

    JANUARI 2011L A W A N N E O L I B 13

    SPI Desak Pemerintah Hentikan

    Korporatisasi Pertanian

    JAKARTA. Serikat Petani In-donesia (SPI) meminta pe-merintah agar menghentikankebijakan liberalisasi dankorporatisasi pertanian mulai

    2011 untuk dapat menyelesai-kan berbagai masalah di sektorpertanian dan menjamin kebu-tuhan pangan nasional.

    Hal itu disampaikan HenrySaragih, Ketua Umum SPI kepa-da sejumlah media massa na-sional di Jakarta, Rabu (22/12)siang. Dia menyampaikan cata-tan akhir tahun DPP SPI terkaitdengan kebijakan pemerintahterhadap pembangunan di sek-tor pertanian, pedesaan danpembaruan agraria sepanjang

    2010.Dalam catatan akhir tahunyang bertajuk menghentikanKebijakan Liberalisasi dan Kor-poratisasi Pertanian itu DPPSPI mengulas dengan tajambeberapa aspek krusial yangmasih menjadi pekerjaan ru-mah besar bagi pemerintah.

    Diantaranya, masih man-degnya pembaruan agraria,belum maksimalnya subsidipetani, krisis perbenihan danketersediaan beras serta an-caman serangan perdagangan

    bebas ACFTA (ASEAN-ChinaFree Trade Agreement).

    Kemudian dominasi asingpada perkebunan kelapa sawit,pelanggaran hak-hak asasi

    petani dalam konlik agraria,kerentanan pengelolaan per-tanian pasca bencana danperampasan lahan atas namalingkungan oleh proyek-proyekREDD (Reducing Emission fromDeforestation and Degrada-tion).

    Sepanjang 2010 pemer-intah di bawah kepemimpinanSBY tidak goyah dengan kebi-jakan liberalisasi dan korpo-ratisasi pertaniannya," tegasHenry.

    Pada masalah pembaruan(reforma) agraria, dia menga-takan SPI tidak menganggapbahwa sertiikasi tanah olehpemerintah merupakan bagiandari kebijakan reforma agraria.

    Itu bukan land reform,tetapi untuk mempermudahjual beli tanah saja. Masak ta-nah yang dibagikan hanya 260hektar, itupun kepada 5.141keluarga petani, jadi tiap kelu-arga cuma dapat 0,05 hektar,ujarnya.

    Padahal, katanya, pada

    Maret 2010 lalu Badan Perta-nahan Nasional (BPN) menya-takan bahwa ada 7,3 juta hektarlahan terlantar yang siap untukdiredistribusikan kepada parapetani.

    Reforma agraria masihmenjadi janji politik pemerin-tah semata. Sertiikasi dan dis-tribusi tanah yang dilakukan itusebenarnya sama saja denganmelegalkan dan melanggeng-

    kan ketidakadilan agraria, pa-par Henry.

    Mengenai perbenihan,menurutnya tidak banyakberubah dibandingkan tahunlalu, dimana sebagian besarbenih untuk tanaman pangandikontrol oleh perusahaanmultinasional. Seperti JagungHibrida yang mencapai 43%dipasok oleh Syngenta dan Bay-ern Corp, belum lagi anak-anakperusahaan MNC yang berlabellokal namun semua adminis-

    trasi keuangannya lari ke luarnegeri.Dari studi SPI, tercatat

    rata-rata 45,4% modal petani,terutama komoditas padi di-habiskan untuk membeli in-put luar yang mahal, termasukbenih, pupuk dan racun yangdiimpor, jelasnya.

    Dari tahun ke tahun, ka-tanya, ketersediaan benih ber-mutu varietas unggul untukkomoditas hortikultura belumdapat mencukupi kebutu-

    han, dimana sejak 2005-2007rata-rata ketersediaan benihtanaman buah baru menca-pai 15,37%. Sedangkan benihtanaman hias sebesar 5,7%,benih tanaman sayuran 4,53%dan benih tanaman biofarmakasebesar 1,67%, sisanya keban-yakan menggunakan benihasalan atau impor.

    Gagal PanganSelanjutnya, Henry Saragih,

    yang juga Koordinator UmumGerakan Petani Internasional

    La Via Campesina itu juga me-negaskan bahwa pembukaankeran impor beras adalah ke-bijakan pemerintah yang tidakmasuk akal.

    Suatu argumen yangsangat tidak masuk akal,jika masalahnya bukan padaproduksi beras nasional tetapipada penyerapan cadanganberas oleh Bulog. Impor sehar-usnya tidak menjadi pilihan,

    katanya.Dari perhitungan SPI,

    jelasnya, anggaran yang harusdikeluarkan pemerintah untukmengimpor 1,05 juta ton berassekitar Rp4,86 triliun, dimana1,05 juta ton itu setara denganproduksi yang dihasilkan dari216 ribu ha sawah.

    Itu jika rata-rata per hek-tar memproduksi 5 ton gabah.Dan kalau rata-rata keluargapetani memiliki 0,5 hektar la-han, artinya dana impor itu

    setara dengan pendapatan 432ribu keluarga petani di Indone-sia, paparnya.

    Dalam pandangan SPI, ke-bijakan impor beras ini menun-jukkan pemerintah telah gagalmenyiapkan ketersediaan pan-gan nasional.

    Padahal, kata Henry, pe-merintah dapat mengeluarkanberbagai kebijakan yang efektif,seperti dengan mengintegrasi-kan pasokan beras yang adapada petani dan masyarakat.

    Serta meninjau kembali perankelembagaan Bulog yang se-jak 1998 menjadi perusahaanumum yang bersifat komersil,ternyata tidak mampu mem-perbaiki kinerjanya menyerapgabah untuk ketersediaan stokberas nasional.

    Bulog terikat aturan pasarkarena sudah mencari proit.Bagi mereka, adalah rasionaljika lebih berorientasi impordalam keadaan kekuranganstok ketika harga jual petanilebih tinggi, ujarnya.(yp)

    Seorang petani sedang menyiram lahan pertaniannya yang berbasikan pertanianberkelanjutan ala SPI.

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    14/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83JANUARI 2011

    L A W A N N E O L I B14

    Sambungan halaman 13, COP 16...

    Penyerahan buku-buku di Rumah Pintar Petani

    Pembebasan Bea Impor

    Beras agar Dibatalkan

    SPI Hadirkan

    Rumah Pintar Petani

    JAKARTA. Serikat PetaniIndonesia mendesak pemerin-tah agar membatalkan pembe-basan bea masuk impor berasuntuk menghindari liberal-isasi pasar dan memproteksiproduksi beras nasional.

    Henry Saragih, KetuaUmum DPP Serikat Petani In-donesia (SPI), mengatakan SPImenolak kebijakan penghapu-san bea masuk impor beras yg

    telah dikeluarkan oleh Kemen-terian Perdagangan.Kami protes keras pengha-

    pusan bea masuk impor beras.Impor berasnya saja kami tidaksetuju, apalagi ini dibebaskandari bea, tegasnya di Jakarta,Selasa (7/12) siang.

    Seperti diketahui, Kemen-terian Perdagangan telah me-nyetujui usulan Badan UrusanLogistik (Bulog) untuk meng-hapus bea masuk impor berashingga Februari 2011 menda-

    tang.Izin bebas bea masuk im-por beras itu diberikan olehKemendag dengan dalih untukmendukung Bulog mencukupi

    LEBAK. Salah satu programDepartemen Pendidikan, Pe-muda, Budaya, dan Kesenian

    Nasional (DP2BKN) SerikatPetani Indonesia (SPI)adalahbebas buta huruf bagi petani.Hal ini mengingat petani yangsebagian besar tinggal di pede-saan dan pedalaman terkadangtidak tersentuh oleh jangkauanprogram pemerintah.

    Karena persoalan jarak,ekonomi dan persoalan teknislainnya, petani lebih sering ter-marginalkan dalam dunia pen-didikan di Indonesia. Oleh kar-ena itu SPI menggagas sebuah

    konsep yang dinamakan Ru-mah Pintar Petani.Syahroni, Ketua DP2BKN

    SPI mengungkapkan bahwarumah ini khusus dirancanguntuk menjawab persoalan-persoalan di atas.

    Sebagai awal, SPI akanmembangun Rumah PintarPetani di Kabupaten Lebak,Banten, tepatnya di Desa Ci-peudang Wanasari, KecamatanWanasalam ungkap Syahronidi kantor pusat SPI di Jakarta

    (21/12).

    Syahroni jugamenyatakan bahwaRumah Pintar Petaniini akan dikelola daripetani oleh petanidan untuk petani.Rumah Pintar Petaniini juga diharapkanmenjadi media kon-solidasi dan pengor-ganisasian petanidi kabupaten lebak,

    sehingga SPI sebagaiorganisasi perjuan-gan juga memikir-kan hal-hal kecilyang kongkret yangdihadapi oleh ang-gotanya.

    Sebagai langkahawal, Rumah PintarPetani ini akan di-lengkapi dengan bu-

    ku-buku tentang ilmu pengeta-huan untuk menarik minat bacaanak-anak, tutur Syahroni.

    Abay, anggota SPI Lebakmengungkapkan bahwa halini adalah kabar gembira bagikaum tani di daerahnya.

    Rasa antusias yang cukuptinggi kebanyakan berasal darianak-anak di daerah sini yangkebanyakan memang masihbersekolah, mereka sangatsenang karena percaya bahwabuku adalah jendela dunia yangakan membuka cakrawala ber-pikir mereka, ungkap Abay.

    Syahroni menambahkan

    bahwa SPI masih menerimadan mengumpulkan buku-bu-ku apapun yang berguna danmasih layak baca untuk me-nambah koleksi buku di RumahPintar Petani.

    SPI dengan senang hatiakan menerima sumbanganbuku yang bisa langsung dian-tarkan ke kantor pusat SPI diJakarta untuk kemudian diser-ahkan ke Rumah Pintar Petani,tambah Syahroni.#

    Kami protes keraspenghapusan

    bea masuk impor

    beras. Impor be-rasnya saja kami

    tidak setuju,apalagi ini dibe-baskan dari bea.

    stok beras nasional hinggasebanyak 1,5 juta ton.

    Menurut Henry, pem-bebasan bea masuk imporberas itu serupa dengan ke-bijakan Letter of Intent (LoI)yang pernah dilakukan pe-merintah kepada IMF pada1998.

    Dimana dengan adanyapembebasan bea masuktersebut, Henry menilai pe-

    merintah tidak lagi mempro-teksi pasar beras nasional,atau dengan kata lain, pasarberas nasional sudah totaldiliberalisasi.

    Kebijakan tata niaga be-ras kita sudah benar-benarmengikuti prinsip funda-mentalisme pasar, akibatnyapetani akan semakin seng-sara dan kedaulatan panganIndonesia akan hilang, kataHenry.

    Dia pun menilai pembe-

    basan bea masuk ini menun-jukkan bahwa pemerintahtidak peka lagi terhadapkondisi petani di Indonesiamengingat kebijakan imporberas sebelumnya juga sudahmenuai penolakan luas.

    Padahal, lanjutnya, im-por beras bukan merupakanjalan keluar terbaik untukmengamankan stok berasnasional, apalagi malah men-dukungnya dengan membe-baskan bea masuk impor.

    Dalam waktu dekat, diamemastikan SPI secara res-mi akan melayangkan notaprotes kepada pemerintahdisertai dengan sikap peno-lakan terhadap kebijakanimpor beras.

    Serta kembali memberi-kan masukan untuk mem-bantu pemerintah gunamenghindari kekeliruan da-lam memberikan kebijakanperberasan nasional sepertiyang selama ini masih ter-jadi.#

    "

    "

    -Henry Saragih-

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    15/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83

    JANUARI 2011R A G A M

    TEKA TEKI SILANG PEMBARUAN TANI - 001

    15

    MENDATAR2. Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) 8. Tempat berkumpul 9. Pusdiklat PertanianBerkelanjutan SPI terletak di kota ini 11. Tempat menyimpan uang 12. Singkat14. Indera Penglihatan 16. Merah (Inggris) 17. Mata uang Indonesia 18. Sedih19. Awalan yang berarti satu 20. Abjad kedua dalam aksara Arab 21. Pendapatan bersih negara23. Community Organizer24. Tunggal 25. Raih 27. Sayur bermanfaat untuk kesehatan mata31. Ribut 32. Salah satu hama tanaman 34. Kepercayaan religius 35. Sejumlah tulisan yangberisi penjelasan yang menyimpan informasi secara komprehensif dan cepat dipahami sertadimengerti.

    MENURUN1. Perjuangan dasar SPI 2. Patuh 3. Deretan Angka 4. Subyek-Predikat-Objek5. Sumber kehidupan 6. Negara Eropa 7. Deklarasi yang telah diperjuangkan SPI sejak tahun2010 dan saat ini sudah diakui PBB 9. Badan Pertanahan Nasional 10. Nenek (Belanda)13. Dewi Padi 15. Ukuran luas 19. Orang yang mencari keuntungan dengan melakukan dugaanatau perkiraan 20. Alat pertukangan 22. Regu penyelamat 26. Bangunan tempat tinggal28. Dengki 29. Semut (Inggris) 30. Besar (Inggris) 32. Serikat Petani Indonesia33. Unidetyfied Flying Object

    Ketentuan Menjawab:Tulis lengkap nama, alamat, nomor identitas, nomor telepon yang bisa dihubungi serta asal basis SPI (jika ada). Tulis jawabandi selembar kartu pos. Jangan lupa untuk mencantumkan kupon TTS Pembaruan Tani 001 di sudut kanan atas kartu pos, lalukirimkan ke alamat redaksi Pembaruan Tani (Jalan Mampang Prapatan XIV No. 5 Jakarta Selatan, 12790 Indonesia). Jawabanjuga bisa dikirimkan ke email redaksi [email protected] subyek: TTS Pembaruan Tani 001. Jawaban diterimaredaksi selambat-lambatnya akhir Maret 2011. Untuk setiap edisinya redaksi akan memilih tiga orang yang beruntung untukmendapatkan suvenir dari Pembaruan Tani. Nama pemenang edisi kali ini akan diumumkan pada Pembaruan Tani edisi 86,

    April 2011.

    KUPONTTS Pembaruan Tani 001

    ISTILAH PAK TANI

    * COP (Conference of theparties) : Konferensi sekum-pulan partai ataupun pihak

    tertentu

    * Deforestasi: Kondisi saattingkat luas area hutan yangmenunjukkan penurunan se-cara kualitas dan kuantitas.

    * Degradasi: Penurunankualitas (berlaku padalahan)

    * Emisi: Sisa hasil pemba-karan bahan bakar

    * Pilot Project: Proyek per-cobaan awal

    * REDD (Reducing Emissions

    from Deforestation and Deg-radation) : berarti Penguran-gan Emisi dari Deforestasidan Degradasi Lingkungan.Secara singkat dapat didefe-nisikan dengan perdagangankarbon yang hanya mengun-tungkan negara maju. REDDmengalihkan tanggung jawabnegara-negara maju untukmengurangi emisi ke nega-ra miskin dan berkembangyang masih mempunyai hu-tan. Sistemnya pun dibuat

    terkunci yakni negara majumembeli kawasan di negaraberkembang yang bisa meny-erap kelebihan karbon mer-eka. Akibatnya masyarakatyang hidup di kawasan terse-but harus keluar karena se-mua aktivitas manusia itumengeluarkan emisi.

    * UNFCCC (United NationsFramework Convention onClimate Change) merupakankonvensi internasional da-lam pencegahan perubahaniklim dunia yang terbentukdi Rio de Janeiro,Brazil pada1992. Sejatinya konvensi inimemberikan solusi menge-nai perubahan iklim yangmampu mendinginkan buminamun kenyataannya justrucenderung berpihak kepadanegara-negara maju.

  • 8/3/2019 Edisi 83 (Januari 2011)

    16/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 83JANUARI 2011

    T E K N I K P E R T A N I A N16

    Air Kencing Kelinci : Cairan Ajaib Untuk Pertanian

    BOGOR. Selain rupa elok dandaging yang lezat, ternyatakelinci memiliki kelebihan lainyang bisa dimanfaatkan untukkegiatan pertanian yakni seba-gai pupuk dan pestisida hayati.Air kencing kelinci merupakancairan yang mampu memberi-kan suplai nitrogen yang cukuptinggi bagi tanaman, hal ini dis-ebabkan oleh tingginya kadarnitrogen yang terdapat dida-

    lamnya.Jika dibandingkan dengan

    hewan pemakan rumput lain-nya, air kencing kelinci memi-liki kadar Nitorgen yang tinggikarena kebiasaannya yangtidak pernah minum air danhanya mengkonsumsi hijauansaja.

    Susan Lusiana, koordinatorPusat Pendidikan dan Pelati-han (Pusdiklat) PertanianBerkelanjutan Serikat PetaniIndonesia (SPI) mengungkap-

    kan bahwa hasil penelitianBadan Penelitian Ternak (Bal-itnak) pada tahun 2005 men-jelaskan kalau kotoran danurine kelinci memiliki kand-ungan unsur N, P, K yang lebihtinggi (2.72%, 1.1%, dan 0,5%)dibandingkan dengan kotorandan urine ternak lainnya sep-erti kuda, kerbau, sapi, domba,babi dan ayam.

    "Jadi, jika air kelinci inidipadukan dengan kotorankelinci dan dijadikan pupuk

    maka pupuk ini akan memilikikandungan kandungan 2,20%Nitrogen, 87% Fosfor , 2,30%Potassium, 36 Sulfur%, 1,26%Kalsium, 40% Magnesium,"jelas Susan.

    Susan juga menyampaikanbahwa tingginya manfaat darikelinci ini mendorong Pus-diklat Pertanian BerkelanjutanSPI untuk mengembangkanusaha peternakan kelinci.

    Saat ini Pusdiklat SPI se-dang membudidayakan 10kelinci hias yang kotoran dan

    air kencingnya diolah dan di-gunakan untuk pestisida danpupuk hayati.

    "Dari 10 ekor kelinci terse-but, rata-rata air kencing yangdihasilkan sekitar 2 liter per-hari. Air kencing ini bisa diap-

    likasikan langsung ke tanamanataupun dicampur dengan ko-torannya untuk dibuat pupukcair kelinci. Kotoran kelincijuga bisa diolah terpisah dandigunakan sebagai bahan pem-buatan kompos yang dicampur

    dengan bahan-bahan lainnya, "Jelas Susan.

    Susan mengungkapkanbahwa mengumpulkan airkencing dan kotoran kelincitidaklah sulit. Cukup denganmeletakkan wadah di bawahkandang, tetes demi tetes airkencing kelinci dikumpulkan.Cara pembuatannya cukup mu-dah dan sederhana. Air kencingkelinci yang sudah dikumpul-

    kan lalu dipindahkan ke dalamjerigen.

    Sebelum digunakan, ter-lebih dahulu air kencing kelincidicampur air. Takaran yangdigunakan sesuai dengan ke-butuhan. Untuk 10 liter airdiperlukan 0.5 liter air kencingkelinci. Selanjutnya proses pe-nyemprotan dilakukan mulaidari satu tanaman ke tanamanlain dengan merata.. Sebaiknya,setelah disemprot tidak terke-na hujan agar pupuk langsung

    diserap tanaman.Air kencing kelinci terbukti

    telah meningkatkan kualitastanaman daun yang ditanamdi pudiklat SPI. Pada bayamcontohnya, daun bayam yangdisiram oleh air kencing kelinciterlihat lebih hijau dibanding-kan dengan bayam yang tidakdiberi air kencing kelinci.Un-tuk peningkatan produktivi-tas, saat ini pusdiklat tengahmelakukan penelitiannya.

    Saat ini pusdiklat SPI

    masih menggunakan air ken-cing kelinci untuk kepentingansendiri dan dijual terbatas un-tuk anggota. Harga air ken-cing kelinci di pasaran berkisarantara Rp 10.000- Rp15.000per 250 ml.

    "Harganya yang masih cu-kup tinggi ini menjadi potensibisnis yang cukup besar danbisa dijadikan usaha ntuk pem-berdayaan petani anggota SPItentunya dengan menggunakanmekanisme koperasi," tambah

    Atas: Praktek pemeliharaan kelinci yang dilakukan oleh iswa magang sekolahpertanian berkelanjutan angkatan ke IVBawah: Air kencing kelinci yang berguna untuk kesuburan tanah.