edisi 15

16
Investasi Aceh Terganjal Masalah ACEH Tujuan Utama Investasi Dunia ACEH Tujuan Utama Investasi Dunia n Potensi Investasi di Aceh Menjanjikan Sofyan Wanandi: Hilangkan Image negatif dengan Sucses Story. Gubernur: Kami Lindu ngi Keama nan Investor. Edisi No.15 Tahun II - Mei 2014 Gubernur Aceh Zaini Abdullah beserta Ibu Niazah A Hamid dan Menteri Kelautan Cicip Sharif Sutardjo memotong pita tanda di bukanya pameran kelautan di Pelabuhan Lampulo. foto: mca/wandra

Upload: why-error

Post on 24-Jan-2015

193 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi  15

Investasi Aceh Terganjal MasalahACEH

Tujuan Utama Investasi Dunia

ACEH Tujuan Utama Investasi Dunia

n Potensi Investasi di Aceh Menjanjikan

Sofyan Wanandi: Hilangkan Image

negatif dengan Sucses Story.

Gubernur: Kami Lindu

ngi Keama nan Investor.

Edisi No.15 Tahun II - Mei 2014

Gubernur Aceh Zaini Abdullah beserta Ibu Niazah A Hamid dan Menteri Kelautan Cicip Sharif Sutardjo memotong pita tanda di bukanya pameran kelautan di Pelabuhan Lampulo. foto: mca/wandra

Page 2: Edisi  15

Saleum

PENGARAH: Dr. Zaini Abdullah (Gubernur Aceh)

PENANGGUNG JAWAB: Drs Said Rasul(Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan

Telematika Aceh)

DEWAN PENYUNTING: Drs. A. Aziz. (Kabid Manajemen Data Base)

Dr. Rahmawati, M. Si. (Kasubbag TU Seuramoe)

PEMIMPIN UMUM: Ir. Sanasi, MM.(Kepala UPTD Seuramoe Informasi Aceh)

Pemimpin Redaksi: Asriani, S.Sos

Redaktur Pelaksana: Irwanda, ST, M.Si

Alamat Redaksi: Gedung Seuramoe Informasi Aceh Jl. Slt. Alaidin Mahmudsyah, Banda Aceh No. 14. Telp . 0651- 33615

Email: [email protected]: http://seuramoe.acehprov.go.id

Koordinator Liputan:Nining Khairani, S.Sos

Redaktur:Imran Joni

Penyunting/Editor: Iranda Novandi, S.Sos

Design/Layout Aditya AR

Konsultan Media:Arief Rahman

Fotografer:Amiruddin

Dharwanda, A. Md

Reporter/Kontributor:Fahmi, ST - Muslem, A. Md -

Arman Konadi- Rahmat - Safara

Keuangan: Sri Trisna Fitri, SE

Tata Usaha: Marhamah - Syamsuarni

Distribusi: Syaukani - Razali

Logistik Umum: Syarwan - Amri - Azhar

Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan sub-

stansi dari tulisan tersebut. Tulisan harus dilampiri tanda pengenal.

Seuramoe Publik

No. 15 Tahun II / Mei 20142

Hasil UN belum Memuaskan

n Redaksi

Gencarkan Promosi Potensi SDA Aceh

PEMERINTAH ACEH dengan berbagai lembaga/in-stansi yang ada harus semakin gencar mempromosikan potensi Sumber Daya Alam yang dimiliki Aceh. Apalagi jika melihat apa yang ditargetkan pemerintahan ‘ZIKIR’, untuk menjadikan Aceh daerah tujuan investasi dunia.

Sejumlah langkah telah dilakukan, seperti pertemuan bisnis berlabel ‘Aceh Business Forum’ yang digelar di Ja-karta awal bulan lalu. Lalu Aceh Investment Promotion di Hermes Hotel, Banda Aceh, pekan lalu.

Pemerintah Aceh juga gencar melakukan pertemuan-pertemuan bisnis dengan kalangan pengusaha, baik dari Asia, seperti Korea dan Malaysia, juga dari Eropa, seperti Belanda, Belgia, serta investor dari Australia.

Meski masih banyak kendala yang dihadapi, tapi paling tidak, urutan enam secara nasional untuk urusan menarik investasi yang diraih Aceh menunjukkan kalau Aceh memang masih menjadi wilayah potensial bagi para investor untuk menanamkan modalnya.

Tentu saja, sekali lagi, Pemeritah Aceh harius serius mempromosikan Aceh dengan beragam potensi yang di-miliki, di samping itu, tak boleh melupakan kewajibannya untuk segera mempersiapkan infrastruktur pendukung, seperti jalan, jembatan, pelabuhan hingga sarana angku-tan yang memadai.

Jangan gabuk ‘‘menjual’ potensi yang ada, tapi lupa untuk mempersiapkan segala pendukungnya. Jika ini yang terjadi, bukan investasi yang masuk, malah akan terulang kisah lama, yang memilukan.

Bkankah sudah cukup banyak lembaran-lembaran MoU yang dimiliki Aceh? Hendaknya jangan lagi diper-banyak kertas-kertas tersebut, jika hanya memnuhi gu-dang arsip pemerintah kita.

98,62 persen atau 56.192 orang siswa SMA dan 99,44 persen atau 11.084 orang siswa SMK di Aceh berhasil lulus Ujian Nasional 2014. Angka ini meningkat dibanding tahun lalu. Namun untuk tingkat ketidaklulusan juga mengalami peningkatan, dengan jumlah ketidaklulusan untuk SMA/MA, secara na-sional Aceh paling banyak, yaitu 785 orang dan 62 orang untuk SMK.

Menurut data dari Kementerian Pendidi-kan dan Kebudayaan, ketidaklulusan siswa SMA/MA di Aceh pada hasil UN 2014 untuk persentasenya menduduki delapan besar. Pertama Kalimantan Utara, 2,5 persen, Kali-mantan Timur 2,06 persen, Sulawesi Tengah 1,99 persen, Sulawesi Tenggara 1,88 persen, Papua 1,84 persen, Papua Barat 1,69 persen, Maluku 1,41 persen dan Aceh, 1,38 persen.

“Tapi, dari jumlah orangnya Aceh pal-ing banyak, mencapai 785 orang. Disusul Sumut 514 orang dan Sulawesi Tenggara 460 orang,” kata Kadis Pendidikan Aceh, Anas M Adam, Senin pekan lalu.

Sedangkan untuk SMK, dari persentase ketidakkelulusan, Aceh menduduk per-ingkat tujuh besar. Pertama Kalimantan Barat 0,93 persen, Nusa Tenggara Timur 0,88 persen, Sulawesi Tenggara 0,79 persen, Kali-mantan Utara 0,76 persen, Kalimantan Tengah 0,72 persen, Sulawesi Barat 0,66 persen dan Aceh 0,56 persen.

Tentu saja hasil ini membuat ban-yak pihak, terutama

kalangan dewan gerah. Makhyaruddin Yusuf, Anggota Komisi E DPRA, misalnya. Dengan tegas dia mengatakan hasil yang menempat-kan Aceh di rangking pertama dengan jumlah siswa tidak lulus UN sangat jauh dari hara-pan.

“Kalau kita lihat tahun lalu kita tidak berada di posisi terakhir seperti tahun ini. Artinya, meskipun dari sisi kelulusan sudah lebih baik, tapi secara nasional kita yang ter-buruk, dan ini memalukan," katanya, seperti dikutip Serambinews.com, Rabu (21/5).

Makhyaruddin mengatakan pendidikan Aceh harus dievaluasi secara menyeluruh, mulai dari guru hingga fasilitas pendukung proses belajar mengajar di sekolah. Soalnya, banyaknya dana yang digelontorkan untuk pendidikan Aceh belum memberikan hasil yang memuaskan, bahkan jauh dari harapan semua pihak. Menurutnya hasil UN menjadi salah satu indikator untuk menilai keberhasi-lan pendidikan.

n ara/dbs

Page 3: Edisi  15

Utama

No. 15 Tahun II / Mei 2014 3

ACEH Tujuan Utama

Investasi Dunia

ACEH Tujuan Utama

Investasi Dunia n Potensi Investasi di Aceh Menjanjikan

Pemerintah Aceh terus berupaya menarik para inves-tor lokal maupun luar negeri untuk menanamkan

modalnya di Aceh. Sejumlah promosi pun dilakukan ke berbagai negara. Agar menarik, insentif pun dita-

warkan. Tergetnya, menjadikan Aceh kawasan tu-juan investasi dunia.

Mungkinkah?

Perusahaan PMDN

(Penanam Modal Dalam Negeri)

Perusahaan 214

Investasi Rp5.606.310.046.811.00

Perusahaan PMA

(Penanam Modal Asing)

Perusahaan 109

Investasi USD 326.706.195.00

Page 4: Edisi  15

Utama

No. 15 Tahun II / Mei 20144

ELASA perten-gahan April 2014, pemerintah Aceh menggelar perte-muan Aceh Busi-

ness Forum 2014, di Hotel Four Seasons, Jakarta. Tak saja petinggi pemerintahan dari Aceh dan departemen terkait yang hadir, para pen-gusaha dari berbagai asosiasi juga ikut dalam forum bisnis tersebut.

Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah tak henti-hentinya mempromosikan peluang-pe-luang investasi yang dimiliki Aceh. Termasuk memberi-kan jaminan keamanan dan kesiapan masyarakat Aceh dalam menerima investor yang benar-benar ingin menanam-kan modalnya di Aceh.

“Yang terpenting tetap me-matuhi peraturan hukum yang berlaku. Aceh saat ini sudah aman, dan kami siap meneri-ma dan memberikan berbagai kemudahan untuk berinvestasi di Aceh, termasuk perlindun-gan keamanan,” katanya.

Dalam pertemuan dengan Kepala Bagian Politik Kedu-taan Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Nico Scher-mers di Banda Aceh, Selasa (6/5) lalu, Zaini mengungkap-kan, pascatsunami dan konflik, Aceh telah bangkit dan siap menerima dan membuka diri kepada investor dalam dan luar negeri.

Hal sama juga pernah disampaikan gubernur saat melakukan pertemuan dengan Harry Lawson, investor Aus-tralia dari Livestock Improve-ment Company dan Rami Koyu, Direktur Central Meat Export, serta konsultan Allan Peggs, April lalu. Kepada

S

mereka, Zaini meminta untuk mengabarkan pada dunia inter-nasional tentang kenyamanan dan kondusivitas berinvestasi di Aceh.

Untuk mempromosikan peluang investasi di Aceh, setidaknya Badan Investasi dan Promosi (Bainprom) Aceh butuh Rp40 miliar. “Namun yang disediakan Pemerintah Aceh untuk optimalisasi dan mendukung percepatan in-vestasi ke Aceh sangat minim. Biaya promosi itu mahal, dan setidaknya BIP butuh dana Rp40 miliar untuk promosi investasi," kata Kabid Promosi Investasi Bainprom Aceh, Netty Muharni beberapa waktu lalu.

Dengan keterbatasan anggaran promosi investasi, katanya seperti dikutip was-padaonline, pihaknya telah

berkerja optimum dan secara nyata berhasil mendatangkan sejumlah investor.

Apakah minimnya angga-ran ini berpengaruh terhadap kondisi investasi di Aceh? Netty tidak memberi penjela-san rinci. Namun menurut dia, kalau dana promosi investasi lebih besar, pihaknya akan dapat lebih masif melakukan promosi investasi.

Yang pasti, seperti data yang dirilies BKPM RI awal tahun lalu, investasi di Aceh cenderung turun. Menurut data tersebut, realisasi investasi as-ing turun tajam pada kuartal ke III 2013 dibandingkan dengan kuartal II 2013. Realiasasi PMA yang didasarkan pada laporan kinerja penanaman modal, terlihat bahwa pada kuartal II 2013, realisasi PMA di Aceh mencapai US$29,4

juta, dengan jumlah proyek sebanyak 19. Sementara itu, pada kuartal ke III 2013, realisasi investasi asing hanya US$4 juta dolar, dengan jum-lah proyek sebanyak 23.

Sucses StoryInvestor Australia dan

Belanda yang telah datang ke Aceh, seperti Harry Lawson dan Nico Schermers ber-janji akan mengabarkan sucses story mereka berinvestasi di Aceh, agar menarik minat in-vestor lainnya untuk menana-mkan modal mereka di Aceh. Apalagi Harry yang telah dua kali berkunjung ke Aceh telah melakukan survey ke beberapa daerah di Aceh.

“Kondisinya aman dan kon-dusif, sehingga kami berani memutuskan untuk mitra lokal dalam pengembangan investasi di Aceh, yakni PT Makmur Sawita, untuk investasi tahap awal dengan mengingirim-kan dua ribu ekor sapi. 1.200 ekor untuk penggemukan dan sisanya untuk pembibitan,” kata Herry.

Nico Schermers dan rom-bongan juga mengaku telah berkunjung ke sejumlah daerah dan situs sejarah, diantaranya Kherkoff yang merupakan komplek makam tentara Belanda yang tewas dalam perang Aceh.

“Aceh dan Belanda mem-punyai hubungan emosional yang erat. Rakyat Belanda sangat familiar dengan Aceh, ” kata Nico seraya berjanji akan menyampaikan kondisi Aceh yang kini sangat kondusif sekembalinya ke Belanda.

“Pemerintah Aceh harus membuktikan dengan sucses story langsung, yang akan membuka investor lainnya un-tuk masuk. Termasuk kebera-nian Pemerintah Aceh dengan

memberikan insentif untuk merangsang minat pengusaha berinvestasi di Aceh,” kata Ketua Apindo, Sofyan Wa-nandi.

Menurut dia, banyak hal positif di Aceh yang bisa dijual. Namun sayangnya, pengusaha dan investor lebih banyak mendengar yang negat-ifnya. Image negative tersebut, khususnya masalah keamanan, harus segera dihilangkan den-gan memberikan pengetahuan yang detail kepada investor.

“Investor tidak perlu takut menanamkan modalnya di Aceh, sebab kondisi Aceh sudah sangat kondusif. Kondi-si keamanan di Aceh sekarang sangat kondusif dan terjamin. Aman bagi investor untuk menanamkan modalnya,” ujar peneliti Soegeng Sarjadi Syn-dicate (SSS), Sukardi Rinakit. Menurut dia, tidak ada yang perlu dikawatirkan. Apalagi jika ada yang beropini Aceh tidak aman. “Itu basi,” katanya meyakinkan.

Keyakinan akan kondisi kondusif Aceh dibuktikan PT Multi Layer Indonesia (MLI), yang bergerak di bidang kaca film merk American Standard Tinted Film (ASTF). Potensi pasar Aceh yang baik serta kondisi keamanan yang kon-dusif, meyakin PT MLI untuk membuka kantor cabang di Aceh.

Dengan jaminan perlindun-gan keamanan yang diberikan bagi investor yang berinvestasi di Aceh serta insentif yang diberikan, rasanya bukan mustahil harapan menjadikan Aceh sebagai kawasan tujuan investasi dunia dapat tercapai. Semua tergantung kita, apakah mau mendukung, atau malah menentang.

n ara/timseuramoe/dbsGubernur Aceh dalam pertemuan Aceh Business Forum di Jakarta. Foto:ist/bainprom

Page 5: Edisi  15

No. 15 Tahun II / Mei 2014 5

UtamaGubernur: Kami Lindungi

Keamanan Investor Peneliti SSS: Aceh Aman

“JIKA dimanfaatkan dan digarap dengan baik dan cermat potensi investasi yang ada dan cukup besar di Aceh, daerah itu akan lebih maju dari daerah lainnya di Indonesia. Potensi Aceh luar biasa, tapi selama ini terkesan kurang aman bagi investor.”

Demikian dikatakan So-fyan Wanandi, Ketua Umum Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), dalam pertemuan Aceh Business Forum 2014 di hotel Four Sea-sons, Jakarta, Selasa pertengahan April lalu.

Menurut dia, banyak hal positif di Aceh

INVESTOR tidak perlu takut menanamkan modalnya di Aceh, sebab kondisi Aceh sudah sangat kondusif. “Kondisi keamanan di Aceh sekarang sangat kondusif dan terjamin. Aman bagi investor untuk menanamkan modalnya,” ujar peneliti Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Sukardi Rinakit.

Pernyataan itu disampaikan Sukardi dalam pertemuan Aceh Business Forum 2014 di Jakarta. Menurut dia, tidak ada yang perlu dikawatirkan. Apalagi jika ada yang ber-opini Aceh tidak aman. “Itu basi,” katanya meyakinkan peserta pertemuan bisnis tersebut.

Tidak hanya mengungkapkan kondisi Aceh, Sukardi juga memuji apa yang telah dilakukan Pemerintah Aceh yang telah berupaya menawarkan kebijakan investasi ter-baik kepada para investor di Aceh. Hal itu, katanya, se-bagai langkah untuk mendorong percepatan pembangunan Aceh sekaligus memperkuat pengembangan dan posisi du-nia usaha.

“Ini peluang yang bagus bagi investor. Saya sudah membuktikan isu Aceh tidak aman itu omong kosong,” ka-tanya. n ara/ajnn.net

PRESIDEN Direktur PT Multi Layer Indonesia (MLI), Hanny Yong menyebutkan, Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah yang cukup baik dan berpotensi untuk investasi. Aceh, katanya, ibarat potensi yang belum dipoles dengan sumber daya alamnya yang luar biasa baik.

“Potensi pasarnya pun cukup besar,” kata Hanny, yang bergerak di bidang kaca film merk American Standard Tinted Film (ASTF), dalam sebuah acara di Banda Aceh.

Kondisi ini membuat PT MLI menjadikan Aceh sebagai satu dari delapan kantor cabang di Indonesia untuk mem-berikan pelayanan optimal bagi masyarakat yang membu-tuhkan kaca film berkualitas tinggi dan ramah lingkungan untuk kaca mobil dan kaca gedung.

Dijelaskannya, potensi investasi di Aceh juga didukung sebagai daerah berstatus otonomi khusus, sehingga ber-dampak pada besarnya anggaran pembangunan. Dengan anggaran pembangunan yang besar, maka sektor riil dan properti dengan pasti juga akan berkembang baik di Aceh.

“Dari sisi ini kami memandang Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia yang berpotensi untuk investasi,” katanya Hanny seperti dikutip waspadaonline.

n ara/waspadaonline

GUBERNUR Aceh, dr. Zaini Abdullah menjamin keamanan bagi investor yang akan berinvestasi di Aceh. Yang penting tetap mematuhi peraturan hukum yang berlaku. “Kami tegaskan, kami akan melindungi keamanan inves-tor lokal maupun luar negeri untuk kepentingan Aceh,” kata Zaini dalam pertemuan Aceh Business Forum 2014 di Hotel Four Seasons, Jakarta, Selasa

yang bisa dijual. Namun sayangnya, pengusaha dan investor lebih banyak menden-gar yang negatifnya. Image negative tersebut, khususnya masalah keamanan, harus segera dihilangkan dengan memberikan pengetahuan yang detail kepada investor.

“Pemerintah Aceh harus membuktikan dengan sucses story langsung, yang akan membuka investor lainnya untuk masuk. Termasuk ke-

beranian Pemerintah Aceh dengan memberikan insentif untuk merangsang minat pengusaha berinvestasi di Aceh,” katanya. n ara/ajnn.net

(15/4). Semua itu, tambahnya,

agar harapan masyarakat Aceh untuk menjadikan Aceh seba-gai kawasan tujuan investasi dunia dapat tercapai. Menurut dia, ada beberapa kekuatan utama Aceh untuk dijadikan sebagai tujuan utama investasi di wilayah Indonesia bagian barat.

“Diantaranya letak geo-grafis yang dekat dengan

pasar-pasar potensial di Asia, Afrika, Timur Tengah dan Australia, karena berada di pintu masuk Selat Malaka. Termasuk adanya Undang-undang dan peraturan khusus yang pro-investasi. Diantaranya UU. No. 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh dan UU. No. 37/2000 tentang Kawasan Pelabuhan Bebas Sa-bang,” katanya.

Dalam UUPA, katanya, Aceh diberi kewenangan dalam pe-

nyelenggaraan pemerintahan. Aceh juga memiliki Qanun (Perda) Penanaman Modal yang berpihak kepada Inves-tor, serta adanya Kawasan Pelabuhan Bebas Sabang, yang menjadikan kawasan Sabang sebagai pusat investasi ideal.

“Kawasan ini memberikan beberapa insentif yang me-narik. Diantaranya pembeba-san bea masuk, pembebasan pajak, serta kemudahan dalam perizinan.” n ara/ajnn.net

Presdir PT MLI:Aceh Daerah

Potensial untuk Investasi

Sofyan Wanandi: Hilangkan Image Negative

dengan Sucses Story

Gubernur Aceh dalam pertemuan Aceh Business Forum di Jakarta. Foto:ist/bainprom

Page 6: Edisi  15

No. 15 Tahun II / Mei 20146

Utama

HUTAN Aceh memang sangat menjanjikan. Menurut Kepala Dinas Kehutanan Aceh, Ir. Husaini Samaun MM, hutan Aceh termasuk hutan tipe A. Artinya, di mana ada hutan konservasi, ada hutan lindung dan ada hutan produksi. Untuk hutan produksi terbagi dalam tiga (3) bagian, yaitu hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap dan hutan produksi yang dapat dikonversi.

“Kalau hutan konservasi adalah hutan yang kita kon-versikan, baik oleh rakyat, masyarakat maupun pemerin-tah, untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pariwisata dan lain-lainnya. Sedangkan hutan lindung, yaitu hutan untuk melindungi kita dari fungsi hidrologis. Seperti kita menata dan mengatur air dengan curah hujannya untuk diserap bumi. Dengan demikian, ketika hujan tidak banjir, ketika musim ke-marau tidak kekeringan, karena masih tersedia air di sana. Se-dangkan fungsi hutan produksi untuk memperoduksi kayu di dalam kawasan hutan.”

Demikian dikatakan Husaini kepada Fahmi, dalam wawan-cara yang dilakukan Senin (19/5) di kantornya, seputar kondisi hutan dan peluang investasi kehutanan yang dapat dilakukan Aceh.

DikatakanHusaini, investasi

hutan Aceh dapat dilakukan dalam bentuk investasi ekologi, investasi produksi, ekonomi dan investasi sosial. Investasi ekologi sangat besar potensin-ya, yaitu ketika kita menye-diakan hutan yang bagus dan lestari yang tidak dipunyai oleh negara lain, orang akan banyak datang. Sedangkan potensi ekonomi, seperti HPI (Hutan Produksi Indonesia), yaitu den-gan menanam dan menebang untuk industri kayu.

“Sedangkan investasi sosial yaitu dengan hutan yang sejuk yang dapat memberikan ke-tenangan kepada masyarakat di sekitar hutan dibandingkan den-gan masyarakat yang tinggal di daerah yang kering (kota). Yang harus diubah pandangan masyarakat terhadap investasi hutan selama ini, seolah-olah ada investor masuk, ada uang banyak, membuka hutan untuk ambil kayu. Sebenarnya tidak

hanya itu,” katanya. Untuk itu, tambah Husaini

Samaun, perlu ada kebijakan Pemerintah Aceh dalam hal investasi hutan. Diantaranya dengan sangat selektif dalam menghadapi investor yang membuka hutan dengan skala besar, apalagi di hutan lindung, konservasi, dan hutan produk-tif. Lagian, katanya, untuk hutan produktif masih mora-torium, namun di hutan tanam sudah boleh.

Dengan persyaratan yang banyak itu pun, menurut dia, harus jelas perencanaannya, tidak bisa tebang lalu tanamnya Insya Allah. “Tidak semua lokasi bisa ditanam dengan semua jenis tanaman, harus sesuai lahan dan bagaimana keterkaitan dengan masyarakat sekitar,” tambah Husaini.

Walaupun gubernur sudah menyatakan bahwa untuk HPI tidak moratorium lagi, menu-rut Husaini, saat ini mereka belum menebang. Masih tahap persiapan. Bagi yang diberi-kan kesempatan, katanya, jika tidak ada perencanaan kerja yang baik, akan diperingatkan dahulu. “Kalau tidak bisa akan dicabut izinnya.”

Lalu bagaimana program Pemerintah Aceh dalam in-vestasi sektor kehutanan bagi masyarakat?

Menurut Husaini Samaun, saat ini gubernur telah mem-berikan kuasa kepada Dinas Kehutanan untuk membuat kerjasama pengolalaan hutan

dalam bentuk hasil hutan bukan kayu. Oleh karena itu pihaknya menghimbau masyarakat yang ingin mengelola getah pinus untuk bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Aceh.

“Silakan ambil getah pinus dan bayar untuk daerah 10%, tenaga kerja terserap banyak, tidak perlu modal banyak, yang penting manajemen bagus dan mau ikut peraturan yang baru,” katanya menyarankan.

Program ini, tambah dia, telah berjalan di Kabupaten Aceh Besar, Gayo Lues dan Aceh Tengah. Diperkirakan tahun depan Aceh bisa men-jadi produsen getah terbesar di Indonesia. Kelebihan dari program ini, katanya, hutan tetap terjaga, tenaga kerja juga terserap, serta PAD daerah akan bertambah, tidak akan men-imbulkan KKN, karena begitu terjual 10% akan masuk ke kas daerah, 5% untuk provinsi dan 5% untuk kabupaten.

Masih menurut Kadis, Pemerimntah Aceh juga meluncurkan program HTR (Hutan Tanaman Rakyat) yang berada di areal hutan produksi. Masyarakat bisa menanam dan bisa menebang dan jual kayun-ya, haknya pun diberikan waktu yang lama. “Kalau dulu diberi kepada orang kaya dengan HPH (Hak Penguasaan Hutan) namun sekarang bisa diberikan kepada orang miskin dengan HTR. Walaupun tidak luas, namun kalau dibentuk kelom-pok dalam sebuah masyarakat,

maka akan terlihat luas. Dan ini turun temurun sampai anak cucu, karena jangka waktunya yang lama.”

Terhadap masyarakat di sekitar hutan, menurutnya, pemerintah memberi dukungan dengan bibit jabon dan sengon untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Pihaknya juga telah mempersiapkan program pem-binaan bagi masyarakat yang telah menanam kayu dengan membina industri-industri yang bisa menampung kayu dari masyarakat.

“Untuk pengelolaan sengon yang telah kita tanam dulu, telah diolah dengan produksi finil di Lhokseumawe, itu se-mua milik masyarakat, namun untuk kulitnya masih dijual ke Medan, karena kita belum siap dengan industri kulitnya (lapisan dari luar pohon sen-gon). Kita juga berharap jabon yang telah kita tanam di seluruh Aceh bisa menjadi lapisan lu-arnya pada saat jabon kita ber-produksi. Jadi untuk produksi kayu lapis tidak perlu lagi dari medan,” kata Kadis.

Untuk menekan masih adanya illegal logging, pihak Dinas Kehutanan telah meny-empurnakan program pengelo-laan hutan dengan membentuk tujuh UPTD atau KPH (Kesatu-an Pengelolaan Hutan). “Hutan Aceh telah terbagi habis dalam ujuh KPH tadi. Merekalah yang berada di tingkat pelaksana,” katanya diakhir pembicaraan.

n jf

Page 7: Edisi  15

No. 15 Tahun II / Mei 2014 7

UtamaGubernur Buka

Aceh Investment PromotionBanda Aceh, Seuramoeinfor-masi:

Pemerintah Aceh terus mengupayakan agar investor dalam dan luar negeri masuk dan menanamkan modalnya di Aceh. diantaranya dengan menggelar Aceh Investment Promotion, sebagai forum dan langkah positif dalam memak-simalkan peluang investasi di Aceh. “Pemerintah Aceh se-cara berkala dan berkelanjutan terus mendorong percepatan investasi bagi dunia usaha.”

Demikian dikatakan Gubernur Aceh, Zaini Abdul-lah saat membuka forum Aceh Investment Promotion (AIP) 2014 yang diselenggarakan Badan Investasi dan Promosi Aceh, di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Selasa (20/5).

Dalam meningkatkan pere-konomian Aceh, kata gubernur, salah satu sektor yang diu-tamakan ialah investasi den-gan investor lokal maupun as-ing. Karena sumber daya alam (SDA) Aceh sangatlah kaya dan berlimpah, baik dalam segi pertanian, kelautan, pertenakan

dan lain sebagainya. “Aceh merupakan provinsi di Indone-sia yang SDAnya sangat kaya. Oleh karena itu sangat terbuka investor untuk berinvestasi di Aceh,” ujar Zaini.

Salah satu indikator keber-hasilan pembangunan daerah adalah kinerja ekonomi. Dalam lima tahun terakhir, kinerja ekonomi Aceh terus meningkat dari tahun ke tahun. Investasi-pun kembali menggeliat, ter-catat pada tahun 2013 realisasi investasi di Aceh mencapai Rp5, 2 triliun. Pada triwulan pertama 2014, realisasi sudah mencapai sekitar Rp1,5 triliun dan menempati urutan ke-6 re-alisasi investasi PMDN di In-donesia.

“Tentunya fokus utama adalah investasi yang mencip-takan lapangan kerja yang da-

pat menstimulasi pertumbuhan ekonomi hingga berdampak pada peningkatan kesejahter-aan rakyat Aceh,” tegasnya

Lebih lanjut Zaini Abdullah menjelaskan, Pemerintah telah melakukan beberapa langkah percepatan investasi. Antara lain, penyusunan detailed plan proyek-proyek investasi. De-tailed plan ini diharapkan dapat mempermudah calon investor dalam menentukan pilihan in-vestasinya.

Kedua, mendorong pergeseran fokus investasi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier yang me-miliki value-added lebih besar. “Investasi di bidang down-stream industry terus kami kembangkan,”jelas Gubernur.

Ketiga, mengembangkan kawasan industri dan kawasan perhatian investasi, yang san-gat strategis untuk memperce-pat pertumbuhan investasi.

“Langkah selanjutnya ada-lah pengembangan koridor ekonomi melalui konektivitas hulu-hilir yang menghubung-kan sentra-sentra produksi,” pungkas Zaini Abdullah.

Selanjutnya, Pemerintah Aceh juga mengupayakan per-baikan iklim investasi, melalui penyempurnaan peraturan dan kebijakan, seperti Rencana Umum Penanaman Modal mel-alui Peraturan Gubernur No. 71 Tahun 2012, dan penyelesaian Pergub tentang Insentif Pena-naman Modal.

“Kami juga mengupaya-kan percepatan perizinan dan penyederhanaan prosedur in-vestasi, termasuk pembenahan kantor pelayanan terpadu, se-hingga pelayanan lebih cepat, mudah dan efektif,” tuturnya.

Semua upaya ini, jelas Doto Zaini, tentu dibarengi den-gan perbaikan infrastruktur fisik dan perbaikan non fisik, termasuk penyiapan sumber-daya manusia yang terdidik dan terampil sesuai kebutu-

han lapangan kerja, penyiapan masyarakat yang pro-investasi, serta pembentukan tim task force untuk memfasilitasi in-vestor dan calon investor di lapangan.

“Semua upaya ini tidak akan berjalan tanpa adanya support dari semua pihak un-tuk mendorong perbaikan iklim dan citra Aceh sebagai salah satu tujuan investasi utama,” tegas Zaini Abdullah.

Selain Dubes Amerika Seri-kat yang berbicara tentang in-vestasi Aceh dalam perspektif Amerika, juga hadir Duta Besar RI untuk Belgia Arief Havas Ogreseno, yang mempresenta-sikan tentang pengembangan kopi Aceh di Eropa. Narasum-ber lain adalah Hermawan Ker-tajaya dari MarkPlus Inc.

Event Aceh Investment Pro-motion (AIP) 2014 juga turut menampilkan berbagai produk unggulan daerah dari 23 kabu-paten dan kota di Aceh.

Acara Aceh Investment Promotion yang dihadiri oleh Kepala Badan Koordinasi Pen-anaman Modal Republik Indo-nesia Selaku Keynote Speaker yang diwakili Oleh Deputi Pengendalian dan Pelaksanaan

Penanaman Modal, para Bu-pati/Walikota se-Aceh, jajaran kepala SKPA lingkup Pemer-intah Aceh, Ketua Kadin Aceh, Asosiasi Pengusaha Aceh,

serta sejumlah Perwakilan Du-nia Usaha dari dalam dan luar negeri. Juga hadir perwakilan Perbankan dan para Akademisi Aceh. n em/mus-jf

Gubernur Aceh menggelar pertemuan dengan investor Australia dan memberikan keterangan seputar potensi investasi yang dimiliki Aceh. Foto:rahmad/mca

Page 8: Edisi  15

No. 15 Tahun II / Mei 20148

Wawancara

Seuramoe: Bagaimana realisasi investasi di Aceh tahun ini?

Iskandar: Alhamdulillah. Jika kita bandingkan dengan tahun lalu, mengalami pening-katan. Namun ada beberapa kendala yang kita hadapi dan berdampak pada peningkatkan investasi.

Seuramoe: Misalnya?Iskandar: Isu syariat

Islam yang disalah artikan,

Ir. Iskandar, M.Sc:Investasi Aceh Terganjal Masalah

ESKI meningkat dibanding tahun sebelumnya, realisasi investasi Pe-nanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Aceh, masih mengalami berbagai hambatan. Dari target

Rp5,4 triliun di tahun 2014, hingga kini realisasi investasi di Aceh baru mencapai Rp1,5 triliun.

Demikian dikatakan Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh (Bainprom), Ir. Is-kandar, M.Sc dalam temu pers, Jumat (9/5). Menurutnya, realisasi investasi di Aceh terha-

dang sejumlah masalah, diantaranya isu syariat Islam yang kerap disalah artikan. Pertumbuhan ekonomi Aceh yang lambat dipengaruhi tidak tumbuhnya perekonomian

swasta. Hampir semua pergerakan faktor ekonomi di Aceh saat ini disokong oleh proyek yang bersumber dari APBN dan APBA. Meski realisasi investasi Aceh triwulan I tahun

2014 mencapai 1,5 trilyun, namun tidak menunjukkan penyerapan tenaga kerja bisa maksimal. Terlebih capaian realisasi dan investasi disumbangan dari sektor energi, melalui

proyek PLTA Peusangan, Aceh Tengah, dengan capaian Rp900 milyar.“Sektor energi bukan faktor ekonomi padat karya dan mampu meningkatkan ekonomi

melalui serapan tenaga kerja yang maksimal, seperti di bidang pertanian dan pertam-bangan,” katanya.

Untuk mengetahui apa saja kendala dan bagaimana solusinya, Tabloid Seuramoe Infor-masi menugaskan Arman dan Wandra untuk melakukan wawancara dengan Ir. Iskandar,

M. Sc, Kepala Bainprom Aceh Jumat pekan lalu. Berikut petikan wawancaranya;

M

perizinan, dan masalah lain-nya yang membuat investor berpikir ulang untuk menana-mkan modalnya di Aceh.

Seuramoe: Berapa target investasi yang kita tetapkan tahun ini?

Iskandar: Rp5,4 triliun. Tapi untuk triuwulan pertama, baru terealisasi Rp1,5 triliun.

Seuramoe: Kembali pada isu Syariat Islam. Bukankah

sudah lama terdengar dan tidak berdampak secara nyata dalam investasi di Aceh?

Iskandar: Benar. Pelak-sanaan syariat Islam di Aceh sebenarnya sangat moderat. Tapi karena isu yang berkem-bang cenderung melihat sisi negatif, membuat realisasi investasi penanaman modal di Aceh, khususnya investasi dari luar negeri, terkendala.

Seuramoe: Selain isu

tersebut, apa lagi yang meng-hambat investor masuk ke Aceh?

Iskandar: Banyak persoa-lan yang dihadapi Bainprom dalam mempromosikan Aceh sebagai daerah yang pantas untuk investasi. Diantaranya belum maksimalnya proses promosi dan regulasi perizinan serta perilaku pelaku ekonomi yang kurang ramah, menjadi penyumbang lambatnya iklim investasi di Aceh.

Seuramoe: Lantas apa yang dilakukan Bainprom?

Iskandar: Sebagai ujung tombak Pemerintah Aceh, kami dari Badan Investasi dan Promosi Aceh terus beru-paya melakukan berbagai promosi untuk meyakinkan investor agar berinvestasi ke Aceh. Selain itu kordinasi juga terus dilakukan dengan segenap steakholder baik di tingkat kabupaten/kota hingga pemerintahan di tingkat kecamatan. Kami akan terus berupaya menyoosialisasikan agar pejabat pemerintahan di kabupaten/kota serta di tingkat gampong lebih ramah terha-dap investasi.

Seuramoe: Hasil yang diharapkan?

Iskandar: Terbangun komitmen bersama untuk meningkatkan image positif terhadap kondisi dan situasi di Aceh. Kordinasi juga dihara-pkan dapat melahirkan solusi mengatasi berbagai masalah

yang dihadapi dunia usaha.

Seuramoe: Bagaimana dengan peran media massa?

Iskandar: Ini dia. Pem-beritaan media massa terkait pelaksanaan syariat Islam juga berimplikasi terhadap image Aceh dan iklim investasi, khususnya bagi investor luar negeri.

Seuramoe: Apa saja pelu-ang yang bisa kita tawarkan untuk investor?

Iskandar: Banyak. Tapi pe-luang terbesar investasi yang dimiliki Aceh berada di sektor pariwisata dan pertambangan. Banyak lokasi-lokasi wisata di Aceh yang diyakini mampu mendongkrak pertumbhan ekonomi rakyat jika dipromo-sikan menjadi tujuan wisata.

Seuramoe: Isu syariat Islam kan bisa juga dijadikan isu untuk menarik investor. Misalnya, itu tadi, investasi di bidang pariwisata. Pernah digarap isu ini?

Iskandar: Ya. Penerapan syariat Islam sebenarnya bisa menjadi peluang menarik wisatawan jika dikemas den-gan menarik. Banyak wisata-wan yang ingin tahu tentang pelaksanaan syariat Islam di Aceh. Tinggal lagi kita semua harus ikut mendukungnya, agar apa yang selama ini mengganggu para investor untuk masuk ke Aceh bisa terhapus.

n n n

Dalam temu pers sebelumnya, Iskandar menjelaskan, realisasi investasi Aceh triwulan I (Januari-Maret 2014)

mencapai Rp1.441.874.715.187.25,- Jumlah tersebut men-ingkat 32,77 persen dibanding realisasi investasi triwulan

IV/2013 yang hanya Rp 969.353.283.508,- “Capaian ini menempatkan Aceh pada peringkat keenam terbesar dalam realisasi PMDN di Indonesia. Peringkat pertama ditempati

DKI dengan capaian Rp8,2 trilyun lebih,” katanya.Untuk triwulan I tahun 2014, realisasi penanaman

modal dalam negeri (PMDN) menjadi sektor investasi terbesar bagi Aceh dibanding penanaman modal asing

(PMA), Realisasi investasi itu disumbang sektor listrik dan gas. Sementara untuk penanaman modal asing (PMA),

Kanada dan Singapura merupakan negara terbesar yang menanamkan investasi di sektor pertambangan.*

Page 9: Edisi  15

No. 15 Tahun II / Mei 2014 9

Mereka Bicara Harkitnas

Apa yang ibu tahu tentang HARKIT-NAS?

Rasa kepedulian terhadap sesama.

Apa yang dimak-sud dengan Nasion-alisme?

Saya tidak tahu.Apakah ibu

tahu siapa sajakah pahlawan-pahlawan revolusi kita?

Tahu beberapa, seperti Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol

dan Sultan Hasanuddin.Bagaimana yang ibu lihat selama ini rasa Persatuan

dan Kesatuan di Republik Indonesia pada umumnya dan di Aceh pada khususnya?

Sudah sangat kurang karena banyak kita lihat di dae-rah–daerah hampir seluruh Indonesia, masyarakatnya ada yang baku hantam dan tawuran antar pelajar dan lainnya.

Apa yang kita lakukan sebagai seorang anak bang-sa?

Melalui diri sendiri dulu terus mengajari anak jangan suka berselisih paham dengan teman mainnya dan harus diterapkan sayang menyayangi sesama teman. n

Triani, Ibu Rumah Tangga

Nur Wirahmatullah, Mahasiswa

Nasionalisme adalah faham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelom-

pok manusia.Tokoh yang mempelopori kebangkitan nasional adalah:

1. Sutomo 2. Ir. Soekarno

3. Dr. Cipto Mangku kusumo 4. Ki Hajar Dewantara

5. dr. Dowes DekkerKebangkitan Nasional adalah masa bangkitnya rasa dan semangat persatuan,

kesatuan dan nasionalisme, serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Masa Kebangkitan Nasional ini ditandai dengan dua peristiwa penting, yaitu berdirinya Budi Utomo dan Ikrar Sumpah Pemuda.

Bu Rini, GuruApa yang ibu tahu tentang

HARKITNAS?Hari kebangkitan nasionalApa yang dimaksud dengan Na-

sionalisme?Rasa kecintaan terhadap negaraApakah ibu tau siapa sajakah pahlawan- pahlawan revolusi

kita?Jend. Ahmad Yani , Let.Jend.Su-

prapto dan kapten Pierre Tandean Dan yang lainnya

Bagaimana yang ibu lihat selama ini rasa Persatuan dan Kesatuan di Republik Indonesia pada umumnya dan di Aceh pada Khususnya?

Sudah kurang karena sekarang masyarakat pada umumnya bersifat individual yang seharusnya bersifat sosial seperti dulu mungkin akibat perkembangan zaman juga sih......

Apa yang kita lakukan seba-gai seorang anak bangsa?

Awalnya dimulai dari dalam keluarga kita sendiri terlebih dahulu dengan meerapkan ke-bersamaan ,keharmonisan ,dan adanya solidaritas , tolong me-nolong , supaya anak yang akan menjadi penerus bangsa terdidik dengan Baik n

samaan untuk kemanusiaan .Apakah kamu tau siapa sajakah pahla-

wan- pahlawan revolusi kita?Let.Jend.Suprapto, Jend. Ahmad Yani,

Mayor Jendral Panjaitan, dan yang lainnyaBagaimana yang kamu lihat selama ini

rasa Persatuan dan Kesatuan di Republik Indonesia pada umumnya dan di Aceh pada Khususnya?

Sudah hilang sedikit demi sedikit karena sekarang orang-orang tidak peduli lagi den-gan keadaan di sekitarnya, mereka disibuk-kan dengan kegiatan masing–masing .

Apa yang kita lakukan sebagai seorang anak bangsa?

Sebaiknya dengan memerangi keegoisan hati masing – masing individu....

Dan flash back ke masa lalu bahwa mendirikan sebuah Bangsa besar itu tidak-lah gampang... n

Apa yang Kamu tahu tentang HARKITNAS?

Hari kebangkitan nasionalApa yang dimaksud dengan Nasional-

isme?Satu faham mempertahankan kedaulatan

sebuah negara dengan mewujudkan keber-

Nurul Ramadhani, Siswi SMUApa yang Kamu tahu tentang HARKIT-

NAS?Hari Kebangkitan NasionalApa yang dimaksud dengan Nasional-

isme?Faham yang menciptakan dan memperta-

hankan kedaulatan sebuah negaraApakah kamu tahu siapa sajakah pahla-

wan-pahlawan revolusi kita?Let.Jend.Suprapto, Jend. Ahmad Yani, Let.

Jend. Haryono,Mayor Jendral Panjaitan Dan yang lainnya

Bagaimana yang kamu lihat selama ini rasa Persatuan dan Kesatuan di Republik Indonesia pada umumnya dan di Aceh pada khususnya?

Sudah luntur karena sekarang orang-orang tidak perduli lagi dengan keadan lingkungan

sekelilingnya sibuk dengan kegiatan masing–masing apalagi dijaman sekarang ini orang sibuk dengan Hp...orang jatuh aja diketawain bukan nya ditolong...

Apa yang kita lakukan sebagai seorang anak bangsa?

Maunya disekolah untuk pelajaran sejarah bangsa lebih ditingkatkan lagi....jadi anak se-kolah lebih tahu gimana susahnya orang dulu memperjuangkan bangsa indonesia dari segala aspek baik bidang pendidikan keterampilan dan lainnya. n

Apa yang Kamu tahu tentang HARKITNAS?

Hari kebangkitan nasionalApa yang dimaksud dengan Nasional-

isme?Rasa mempertahankan kedaulatan se-

buah negara

Apakah kamu tau siapa sajakah pahlawan- pahlawan revolusi kita?

Let.Jend.Suprapto, Jend. Ahmad Yani, Mayor Jendral Panjaitan dan lain- lain

Bagaimana yang kamu lihat selama ini rasa Persatuan dan Kesatuan di Re-publik Indonesia pada umumnya dan di

Wilda Fitriani, Siswi SMP Aceh pada Khususnya?Sudah mulai menipis rasa kesatuan dan per-

satuannya ,apalagi anak muda sebagai penerus bangsa selalu ada aja yang tawuran ....

Apa yang kita lakukan sebagai seorang anak bangsa?

Harus tetap menjunjung tinggi nilai nilai luhur yang telah diberikan oleh para perintis kebangkitan kedaulatan bangsa kita.. n

Page 10: Edisi  15

No. 15 Tahun II / Mei 201410

PPID Dituntut Memberikan Pelayanan Informasi Sesuai UU No.14/2008

Info PPID

Gubernur: Langkah Memberantas Korupsi harus Nyata

Gubernur Aceh menggelar pertemuan dengan pengusaha Melayu dan memberikan keterangan seputar potensi investasi yang dimiliki Aceh. Foto: wandra/mca

Banda Aceh, Seuramoeinfor-masi:

Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah yang diwakili Staf Ahli bidang Pemerintahan, Zulkifli Muhammad, Senin (12/5) mengatakan, sesuai pasal 13 UU No.14 tahun 2008 mewajibkan setiap badan publik, baik itu yang meng-gunakan dana APBA, APBN, bantuan dari dalam maupun

luar negeri, baik sebahagian maupun sepenuhnya, menun-juk dan menetapkan Pejabat Pengelola Informasi dan Do-kumentasi (PPID).

“Dengan demikian mereka juga wajib menyediakan pelayanan informasi secara cepat, tepat waktu, dengan biaya ringan, proporsional, dan sederhana.” Demikian isi sambutan tertulis gubernur,

yang dibacakan saat membuka acara Bimtek bagi PPID kab/kota se-Aceh, di Banda Aceh.

Dalam kesempatan terse-but, gubernur juga mengin-gatkan, Kementerian Dalam Negeri juga telah mengelu-arkan beberapa surat edaran terkait percepatan pembentu-kan PPID di seluruh provinsi dan kabupaten/kota. Dianta-ranya Surat Edaran Mendagri

tanggal 3 Oktober 2013 serta Surat Edaran Mendagri Nomor 356/8429/SJ, 25 November 2013 tentang Panduan Penyu-sunan, Pelaksanaan dan Pe-laporan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Aksi-PPK) Pemerintah Daerah yang semula 7 (tujuh) rencana aksi menjadi 8 (delapan) rencana aksi, yaitu terkait dengan Pem-bentukan dan Penguatan Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Pengelola Informasi dan Do-kumentasi (PPID) Utama dan Pembantu.

“Oleh karena itu, peserta Bimtek PPID diharapkan mampu menyerap pengetahuan yang disampaikan oleh nara-sumber, agar dapat diterapkan saat melakukan pelayanan. Adapun hal yang diharapkan itu, pertama, setiap PPID harus memahami dengan baik kat-egori informasi yang tertuang dalam Undang-undang no. 14 tahun 2008, baik itu infor-masi yang bersifat serta merta, berkala, dan tersedia setiap saat serta informasi dikecual-ikan.

Dengan memahami ini, maka peserta Bimtek akan merespon tuntutan para pemo-

Banda Aceh, Seuramoeinfor-masi:

Gubernur Aceh dr. H. Zaini Abdullah menegaskan, upaya pemberantasan korupsi menja-di bagian tak terpisahkan dari program Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan. Pemerintah Aceh juga sudah memulai menyosialisasikan pemahaman tentang ‘Zona Integritas Menuju Wilayah Be-bas dari Korupsi’, sebagaima-na tertuang dalam Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 20 tahun 2012.

Rabu (14/5) kemarin, para pejabat di jajaran Pemerintah Aceh juga telah menandata-ngani fakta integritas sebagai bukti komitmen untuk men-jadikan Aceh sebagai wilayah

hon informasi, mengetahui risiko ataupun bentuk sanksi yang akan dihadapi manakala melakukan pelanggaran hukum dalam pelayanan informasi,” kata gubernur.

Kedua, tambahnya, mema-hami tata cara dan prosedur pelayanan informasi, apa saja yang harus dipenuhi oleh pemohon informasi dan berapa lama waktu yang harus diberikan untuk memenuhi permohonan tersebut. Ketiga, menguasai teknik dan etika komunikasi dalam pelayanan publik.

“Hal ini penting, karena sebagai petugas PPID, akan berhadapan langsung dengan masyarakat atau pemohon informasi. Tiga poin yang dis-ebutkan di atas merupakan hal-hal penting yang harus dikua-sai PPID sebelum menjalankan tugasnya sebagai pelayan bagi masyarakat.”

Hadir saat pembukan Bimtek tersebut antara lain Pangdam IM, Kapolda, Kepala SKPA dan seluruh PPID ka-bupaten/kota. Bimtek tersebut diselengggarakan sejak 12 s/d 14 Mei.

n asri/mc-aceh

yang bebas dari korupsi, pada acara penandatanganan MoU antara Pemerintah Aceh dan Kejaksaan Tinggi Aceh Serta Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, yang berlangsung di Aula Serbaguna Setda Aceh.

Menurut Gubernur, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah meningkatkan tiga hal utama, yaitu penguatan visi dan pemahaman terhadap semangat anti korupsi, menyo-sialisasikan langkah-langkah pencegahan dan ketiga, menin-gkatkan upaya penindakan.

“Tiga poin inilah yang di-harapkan mendapat dukungan dari lembaga Kejaksaan Tinggi Aceh dan Polda Aceh. Upaya pemantauan oleh organisasi

masyarakat sipil juga sangat kita harapkan, mengingat keterbukaan informasi sudah berjalan dengan baik di Aceh. Dengan semua kekuatan ini, saya berharap langkah mem-berantas korupsi di Aceh tidak hanya sekedar retorika, tapi berjalan secara nyata. Pencega-han dan penegakan hukum juga terus diupayakan untuk menghadirkan pemerintahan yang good governance dan clean government di Aceh,” katanya.

Lebih lanjut Gubernur men-gatakan, Pemerintahan Aceh sudah menjalin kesepakatan dengan KPK untuk upaya pencegahan dan penindakan ini. Kita juga punya lembaga Kejaksaan dan Kepolisian

yang turut bertanggung-jawab dalam pencegahan dan penindakan kasus korupsi di daerah.

Acara Penan-datanganan MoU ini turut dihadiri Ketua DPRA Hasbi Abdullah, Sekda Aceh Der-mawan, Kajati Aceh Tarmizi, Kapolda Aceh Husein Hamidi, Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen TNI Pandu Wibowo, para bupati dan wali kota se-Aceh. Selain itu juga diikuti sejumlah kepala

SKPA lingkup Pemerintahan Aceh, jajaran SKPK serta para inspektur dari kabupaten/kota se-Aceh.

n ridha/mus/mc-aceh

Page 11: Edisi  15

No. 15 Tahun II / Mei 2014 11

Seputar UPTD

40 Bidan Ikut Sosialisasi Pap SmearBanda Aceh-

Sebanyak 40 bidan yang tersebar di beberapa Puskesmas se Kota Banda Aceh mengikuti sosialisasi yang bertajuk Peningkatan Pembinaan kesertaan ber KB (Pap Smear) bagi Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Kota Banda Aceh. Acara yang digagas oleh Kantor pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh ini berlangsung di aula C Pemko Banda Aceh Senin (14/4) pagi.

Asisten Keistimewaan, Ekonomi dan Pembangunan Pemko Banda Aceh, Ir Bahagia yang membuka sosialisasi terse-but mengatakan saat ini arah kebijakan bidang kesehatan terutama terhadap kaum perempuan di Kota Banda Aceh terus mengalami peningkatan seiring dengan berjalannya program musrena. Program musrena tersebut benar-benar melahirkan program yang berpihak kepada kaum perempuan. Jika dahulu peran perempuan kerap dikesampingkan maka kini aspirasi perempuan mendapatkan tempat yang selayaknya.

Katanya lagi, pelatihan tersebut merupakan salah satu upaya Pemko untuk meningkatkan kualitas kesehatan bagi kaum perempuan. Apalagi di tengah masyarakat kita saat ini tidak banyak fakta yang diketahui masyarakat tentang resiko kanker serviks yang sangat tinggi.

Ia berharap sosialisasi tersebut bukan hanya meningkatkan pemahaman para bidan tentang kesehatan alat reproduksi, tapi juga dapat meningkatkan pengeta-huan dan mengkampanyekan kesehatan serviks tersebut di kalangan perempuan, terutama perempuan yang beranjak de-wasa dan kaum ibu.

Bahagia dalam kesempatan itu selain memuji panitia juga berharap kantor PPKB Kota Banda Aceh kedepan dapat melahirkan terobosan-terobosan baru lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup kaum perempuan di Kota Banda Aceh.

Sebelumnya Irmania S.sos selaku panitia acara mengatakan bahwa tujuan diadakan pembinaan dan sosialisasi Pap Smear bagi tenaga bidan adalah untuk dapat meningkatkan pengetahuan para petugas klinik tentang pencegahan dan deteksi dini kanker rahim di Kota Banda Aceh.

Ia mengatakan para peserta yang terdiri dari 40 bidan di wilayah Kota Banda Aceh tersebut akan memperoleh pengetahuan dan ilmu kanker serviks dari dua narasumber seperti dr. Taufik Wahyudi dan dr Ridwan (Kepala RSUD Meuraxa). Dan pelatihan tersebut akan berlangsung selama dua hari mulai 14 sampai 15 April 2014.

n trz

Banda Aceh, Seuramoeinfor-masi:

Deputi Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Pol. Drs. V. Sambudiyono, MM mengatakan, pemerintah san-gat mengharapkan tren banyak orang di Aceh menanam dan mengosumsi ganja, tidak beru-bah dan berkembang menjadi tren mengisap sabu.

“Kita berharap jangan sampai berubah dari tanam dan isap ganja menjadi pengisap

sabu-sabu,” kata Sambudiyo-no. Hal itu diungkapkan Sam-budiyono dalam acara Pem-berdayaan Wanita Tani pada Lahan Pekerangan di Aceh, yang dilaksanakan di Indrapu-ri, Aceh Besar, dan diikuti 50 peserta dari Tim Penggerak PKK dan masyarakat umum, Selasa (20/5).

Berdasarkan data P4GN BNN Maret 2014, katanya, sejak 2011 hingga 2013 telah terjadi penurunan yang signifi-kan jumlah area ganja yang disita di Indonesia, termasuk

di Aceh, di mana tahun 2011 disita seluas 309 hektar, 2012 menurun menjadi 89,5 hektar dan 2013 menjadi 66 hektar.

Hal ini, menurut Sambudi-yono, menunjukkan kesadaran masyarakat petani di pedesaan untuk tidak menanam ganja lagi telah meningkat, meskip-un masih terjadi atau tidak bisa disepelekan dan harus terus diminimalisir dan diperlambat lajunya.

Sehubungan dengan upaya BNN yang ingin menjadikan kawasan Indrapuri, yang se-

mula dicitrakan wilayah basis penanaman ganja menjadi kawasan hijau bebas narkotika dan penghasil komoditi unggu-lan, pemerintah terus menin-gkatkan program alih fungsi lahan ganja dan alih profesi petani di wilayah ini.

“Kini, dalam acara ini, kita mengajak peran serta wanita tani untuk memanfaatkan lahan pekarangan sebagai wahana untuk menanam tana-man hias dan tanaman obat,” harapnya. Sambudiyono meli-hat, peran serta wanita dalam mengawasi dan mencegah putra-putrinya menyalahguna-kan dan mengedarkan narko-tika, khususnya penanaman ganja di lingkungan mereka sangat besar.

Deputi Dayamas BNN itu mengingatkan bahwa penyala-lahgunaan ganja bagi generasi muda sangat berbahaya dan berpotensi merusak otak serta mengurangi kecerdasan dalam waktu yang panjang. “Ingat generasi-generasi muda Indo-nesia yang terpapar ganja telah menghancurkan masa depan-nya karena menurunnya kerja otak dan kesehatannya secara drastis,” ujar Sambudiyono di dampingi Kasubdit Masyarakat Desa Direktorat Pemberdayaan Alternatif BNN, Agus Rahen-dra, SH.

Sehat tanpa Narkoba BNN melihat, dengan ikut

berperan sertanya wanita tani dalam upaya P4GN di ling-kungan keluarganya, diharap-kan akan memperlambat laju perkembangan produksi ganja di Aceh, dengan cara para ibu rumah tangga mengingatkan suaminya untuk tidak lagi menanam ganja sebagai mata

pencaharian yang haram, mel-anggar hukum dan menjadi tar-get pengejaran aparat berwajib dan akan berakhir di penjara. Selain itu, peran serta ibu-ibu sebagai pembina keluarga dapat menjaga dan membina putra-putrinya selama 24 jam untuk berpola hidup sehat tanpa narkoba.

Seorang peserta dari Tim PKK Indrapuri, Amatal Halim menyambut baik kegiatan yang dilakukan BNN Pusat di dae-rah mereka. Dia meminta agar semaksimal mungkin diupaya-kan jangan ada lagi desa yang menanam ganja. “Penyuluhan ini penting dan sangat perlu agar jangan ada lagi lelaki di desa yang menanam ganja,” ujar Amatal Halim.

Selain itu upaya pem-berdayaan alternatif untuk menggerakkan masyarakat agar hidup tanpa narkoba. harus menyentuh semua ele-men masyarakat, mulai dari suami atau bapak sebagai kepala rumah tangga, ibu sebagai pembina 24 jam di rumah, putra-putri keluarga tani sebagai anggota keluarga serta lingkungan masyarakat di pedesaan.

Anggota PKK juga ber-harap ada upaya pembinaan dengan melakukan berbagai pendekatan baik bersifat sosial, ekonomi, kesehatan dan budaya. “Upaya pember-dayaan seperti ini sangat baik agar setiap anggota keluarga di Kecamatan Indrapuri melaku-kan budaya hidup sehat tanpa narkoba melalui kegiatan positif mengembangkan tana-man pekarangan,” kata Camat Indrapuri, Burhan, S.Pd.

n medbis/anwar ibr

BNN Ajak Wanita Tani Berdayakan Lahan Pekarangan

“Orang yang merenggut kebebasan orang lain terpenjara oleh keben-

cian, ia terkunci di balik jeruji pra-sangka dan pikiran sempitnya... Mereka yang tertindas dan sang

penindas sama-sama terampok ke-manusiaannya."

Nelson Mandela

Page 12: Edisi  15

No. 15 Tahun II / Mei 201412

Kolom

POleh: Rustam Effendi

Rustam EffendiDosen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala;

Kepala Laboratorium Komputer Fakultas Ekonomi Unsyiah.

E-mail: [email protected]

ERSOALAN inves tasi di Provinsi Aceh, khu-susnya investasi swasta

tetap menarik untuk dibahas. Se-jauh ini belum ada te rapi yang am-puh yang mampu meny embuh-kan Aceh dari penyak it “klasik”, yakni kekurangan “darah” dalam perekonomiannya akibat lesu-nya investasi yang bersumber dari pihak swasta. Setiap tahun, penge-luaran (belanja) yang dihabiskan di provinsi ini masih didomi-nasi dari sumber anggaran (dana) pemerintah, be rupa APBN dan APBD (baca: APBA dan APBK).

Sementara investasi yang be-rasal dari anggaran (dana) pihak swasta masih amat minim. Aki-bat penyakit klasik ini pula, per-tumbuhan ekonomi Aceh setiap tahunnya seakan-akan tersandera, sulit bergerak atau melaju dengan angka yang menggembirakan. Dalam beberapa tahun terakhir ini pertumbuhan ekonomi Aceh malah berada di bawah angka per-tumbuhan ekonomi nasional.

Sejauh ini, persoalan tersan-deranya pertumbuhan ekonomi Aceh belum mampu diatasi. Ter-batasnya jumlah investasi yang mengalir ke provinsi paling ujung barat pulau Sumatera ini merupa-kan faktor yang paling utama.

Kinerja PertumbuhanIdealnya kucuran investasi

pemerintah yang begitu besar karena berkah limpahan dana Ot-sus (otonomi khusus) selama ini harus diimbangi/dibarengi oleh sumber pendanaan lainnya sep-erti dana (modal) pihak swasta dan masyarakat. Jika ini dipenuhi, maka jumlah dana Otsus yang diterima Aceh (yang terus ber-tambah jumlahnya) setiap tahun akan membantu lebih mengakse-lerasi pertumbuhan ekonomi dae-rah. Setidaknya, adanya investasi swasta akan memperkuat ekono-mi Aceh dari sisi pengeluaran. Dengan begitu kehidupan sektor riil akan bergerak dan sekaligus akan mengoptimalkan peman-faatan sumberdaya alam daerah yang dikenal amat menjanjikan ini.

Investasi swasta amat dibu-tuhkan oleh Aceh sekarang ini. Ia akan dapat menambah aliran “darah” dalam perekonomian se-hingga mampu memompa daya pacu pembangunan untuk mem-percepat upaya mensejahterakan masyarakatnya. Dari sisi non ekonomi (politis), pun aliran in-vestasi swasta akan bermakna leb-ih dalam, terutama bagi perbaikan imej daerah dimata mereka para pemilik modal, sehingga secara

perlahan akan menghapus kesan buruk sebagai daerah yang diang-gap tidak/kurang aman untuk ber-investasi selama ini.

Minimnya investasi swasta selama ini telah berpengaruh ter-hadap stabilitas capaian pertum-buhan ekonomi Aceh. Data yang dirilis BPS, ekonomi Aceh pada tahun 2013 hanya tumbuh sebe-sar 5,36 persen. Angka ini bu-kan hanya lebih rendah dari per-tumbuhan ekonomi tahun 2012 (sebesar 6,07 persen), tetapi juga berada dibawah target pertumbu-han yang ditetapkan Pemerintah Aceh didalam dokumen RPJM Aceh 2012-2017 (di atas 6,0 pers-en). Dengan porsi pengeluaran (belanja) yang sumbernya hanya ditopang dari belanja pemerintah semata, diyakini pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun men-datang tidak akan lebih tinggi dari yang dicapai selama ini.

Selain itu, rendahnya pertum-buhan ekonomi secara sektoral, khususnya di lapangan usaha ba-sis seperti pertanian, juga menjadi punca penyebab kecilnya nilai tambah yang dapat dihasilkan. Sebagai gambaran, pertanian se-bagai mata pencaharian sebagian besar penduduk provinsi ini hanya tumbuh 3,26 persen pada tahun 2013, jauh lebih rendah diband-ing capaian tahun 2012 (tumbuh 6,17 persen). Di sisi lain, lapangan usaha non basis seperti bangunan (konstruksi) dan perdagangan/hotel/restoran, termasuk pengang-kutan/komunikasi, justru tumbuh lebih tinggi dan mengalami pen-ingkatan.

Dan yang disayangkan, lapa-ngan usaha industri pengolahan tidak menunjukkan kemajuan yang berarti, sebaliknya menu-run dari 1,25 persen (tahun 2012) menjadi (minus) 3,52 persen. Ini bermakna, aktivitas penciptaan nilai tambah yang menjadi salah satu isu strategis pembangunan yang selama ini digaungkan sep-ertinya kurang diberi tumpuan oleh Pemerintah Aceh (baca:dinas teknis/terkait). Rendahnya per-tumbuhan pertanian dan menurun-nya aktivitas industri pengolahan berimplikasi pada meningkatnya tingkat pengangguran. Pada tahun 2013 tingkat pengangguran ber-tambah menjadi 10,3 persen, dari sebelumnya 9,1 persen pada tahun 2012.

Yang menarik, rendahnya per-tumbuhan ekonomi ini justru ter-jadi dalam runtun waktu dimana total anggaran Pemerintah Aceh (APBA), termasuk yang diterima dari dana Otsus terus bertambah setiap tahunnya. Total pendapatan

Aceh pada tahun 2013 menca-pai Rp 10,11 triliun, lebih besar dibanding pendapatan tahun 2012 (Rp 8,7 triliun) dan tahun 2011 (Rp 7,09 triliun). Sementara tahun 2014, pendapatan Aceh diperkira-kan tidak kurang dari Rp 11,16 triliun (Tabangun Aceh, Edisi 40).

Sejauh ini dukungan investasi swasta seperti PMA (penana-man modal asing) di Aceh masih sangat terbatas. Data yang dipub-likasi oleh BKPM (2014), menun-jukkan jika PMA yang masuk ke Aceh adalah salah satu yang ter-endah di Sumatera. Tahun 2013, misalnya, jumlah nilai investasi PMA di Aceh hanya US$ 94.2 juta (sekitar 2,7 persen) dari US$ 3,395.3 juta total nilai investasi PMA di Sumatera. Bandingkan dengan nilai investasi PMA pada tahun yang sama di Provinsi Riau (US$ 1,304.9 juta) dan di Provinsi Sumatera Utara (US$ 887.5 juta) serta di Provinsi Sumatera Selatan (US$ 485.9 juta). Hingga kuartal I 2014, nilai investasi PMA di Aceh masih hanya US$ 4.3 juta (0,34 persen) dari US$ 1,270.8 juta total nilai investasi PMA di Sumatera.

ICOR dan Kebutuhan In-vestasi

Persoalannya, tidaklah mudah ekonomi Aceh tumbuh dengan angka yang tinggi (di atas 6,0 persen). Dalam literatur ekonomi dan persis seperti diulas ekonom UI, Faisal Basri (lihat Kompas, 1/6/2009), pertumbuhan ekonomi berkaitan langsung dengan jum-lah investasi, atau berhubungan terbalik dengan ICOR (Incremen-tal Capital Output Ratio). ICOR itu sendiri menunjukkan besaran unit investasi fisik yang dibutuh-kan untuk menghasilkan tamba-han satu unit output, disamping juga dapat menjelaskan tingkat efektivitas dari investasi modal. Semakin rendah nilai ICOR, semakin sedikit besaran unit in-vestasi yang dibutuhkan. Semakin tinggi ICOR, kian besar pula unit investasi fisik yang dibutuhkan untuk tambahan satu unit output. Nilai ICOR yang tinggi mereflek-

sikan rendahnya tingkat keefis-ienan suatu perekonomian, dan sebaliknya.

Masing-masing negara me-miliki nilai ICOR yang berbeda. Beda dengan negara-negara berkembang, umumnya negara maju memiliki nilai ICOR yang relatif ideal, yaitu tidak lebih dari 3,0. Indonesia, misalnya, saat ini bernilai ICOR 4,0-4,5.

Nilai ICOR Aceh sendiri masih relatif tinggi. Hasil hitun-gan penulis, nilai ICOR Aceh rata-rata masih di atas angka nasional (lihat Serambi, 19/12/2009). Hal ini amat beralasan akibat min-imnya infrastruktur penunjang di daerah, termasuk mahalnya biaya input (material, upah buruh, dan lainnya), biaya transportasi, dan faktor lainnya.

Nilai ICOR yang tinggi mem-butuhkan modal (investasi) yang besar agar sasaran tambahan unit output yang ideal dapat terca-pai. Karenanya, pelbagai sumber pendanaan dalam negeri seperti APBN/APBD, kredit perbankan, dan pasar modal, termasuk dukun-gan luar negeri (utang) dan in-vestasi asing harus dimanfaatkan secara efisien dan efektif.

Menurut penulis, agar ekono-mi Aceh dapat tumbuh 4 persen dibutuhkan investasi sedikitnya Rp 12,95 triliun. Dan, untuk tum-buh sebesar 5 persen dibutuhkan investasi paling kurang Rp 16,2 triliun (harga berlaku). Jika ingin tumbuh 6 persen, maka dibutuh-kan jumlah investasi yang lebih besar lagi disebabkan tingginya nilai ICOR daerah ini.

Tidaklah mudah untuk mewu-judkan kondisi ideal tersebut mengingat masih rendahnya rasio investasi terhadap PDRB Aceh selama ini, yaitu rata-rata hanya sekitar 23,0 persen. Artinya, jika ekonomi Aceh ingin tumbuh 3-5 persen, maka investasi fisik yang mampu dipenuhi Pemerin-tah Aceh hanya sekitar Rp 2,23 triliun-Rp 3,73 triliun. Selebihnya (Rp 7,48 triliun-Rp 12,47 triliun) harus diupayakan dari sumber pendanaan lainnya.

Terbatasnya kemampuan ang-garan dikarenakan masih minimn-ya peran swasta mengharuskan adanya perhatian yang sungguh-sungguh dari pihak Pemerin-tah Aceh. Langkah yang paling utama adalah mengoptimalkan daya serap anggaran APBA setiap tahunnya. Seluruh SKPA harus berupaya keras meningkatkan kinerjanya. Proses pelelangan/tender kegiatan proyek pada se-tiap tahun anggaran, terutama dalam pos belanja langsung harus

dipercepat agar aktivitas ekonomi dapat bergerak. Penundaan atau perlambatan proses lelang/tender justru akan berakibat kurang baik, apalagi mengingat peranan swasta (dunia usaha), lembaga perban-kan, dan sumber dana lain di luar APBA masih relatif terbatas.

Upaya Pemerintah Aceh untuk meyakinkan para calon investor harus terus-menerus dilakukan. Langkah ini sepatutnya dapat di-pahami dan harus didukung oleh semua komponen di daerah. Hal ini penting agar citra daerah da-pat dipulihkan dan menjadi lebih atraktif dimata para calon investor.

Tidak ada salahnya jika Pemerintah Aceh ikut meyakin-kan dan mengajak para pengu-saha lokal yang telah mapan agar mereka mau membangun unit-unit usaha ekonomi (di luar sektor konstruksi) sebagai langkah awal untuk menumbuhkan keyakinan pihak luar. Keikutsertaan pen-gusaha lokal ini tentunya harus didukung oleh peran serta pihak perbankan melalui optimalisasi fungsi intermediasi secara lebih berimbang dengan memperbesar porsi penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif dan memper-timbangkan kepentingan daerah dimana mereka berada. Dengan begitu, potensi ekonomi daerah dapat termanfaatkan dan mem-bantu membuka lapangan kerja baru bagi angkatan kerja yang masih menganggur.mereka.

Terakhir, Pemerintah Aceh juga harus terus berupaya mem-perbaiki kinerja seluruh SKPA dalam penyerapan anggaran be-lanja murni (investasi modal), khususnya dalam mengelola program/proyek infrastruktur dan ekonomi. Betapapun harus diyakini bahwa setiap tambahan modal (investasi) dalam bentuk pembangunan infrastruktur akan berdampak langsung terhadap peningkatan output dan percepa-tan pertumbuhan ekonomi Aceh ke depan. Hal ini bukanlah men-gada-ngada, apalagi mengingat realisasi investasi swasta dan sum-ber pendanaan lain di luar APBA hingga kini masih sangat minim. Dengan demikian, potensi ekono-mi daerah dapat termanfaatkan dan akan membantu membuka lapangan kerja baru bagi angka-tan kerja di daerah ini yang masih banyak menganggur..!!

Page 13: Edisi  15

No. 15 Tahun II / Mei 2014 13

Seputar UPTDIstri Gubernur Aceh Tinjau Desa

Kerajinan Terbaik se-AcehBanda Aceh, Seuramoeinfor-masi:

Istri Gubernur Aceh, Hj. Niazah A. Hamid selaku Ketua Dekranasda Aceh, Selasa (13/5) meninjau Desa Ulee Madon, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara. Kun-jungan tersebut dalam rangka pembinaan dan penilaian desa kerajinan serta penyerahan bantuan kepada perajin bordir.

Turut hadir dalam kunj-nungan tersebut antara lain Ketua Dekranasda Aceh Utara, Kadisperindag Aceh Utara, Kepala Dinas Sosial Aceh Uta-ra dan Muspika Aceh Utara.

“Dewan Kerajinan Nasion-al Daerah (Dekranasda) agar terus meningkatkan semangat kerja para perajin tradisional Aceh dan selalu membina para perajin secara berkala untuk mendapatkan hasil produktif yang berkualitas tinggi. Saya sangat berharap agar para pengurus Deskranasda Aceh Utara dapat meningkatkan fungsinya,” kata Niazah.

Dekranasda bertujuan untuk menggali dan mengem-bangkan serta membina penemuan dan penggunaan teknologi baru untuk men-ingkatkan kualitas dalam rangka memperkokoh jati diri budaya bangsa. Dekranasda yang dibentuk pada 3 Maret 1980, dalam himpunan pu-

satnya bernama Dekranas, berfungsi sebagai sarana untuk menghimpun potensi dari para pemangku kepentingan, pengembangan produk keraji-nan sebagai bagian dari seni dan budaya.

Atas dasar tujuan dan fung-si Dekranasda itulah, maka Desa Ulee Madon, di mana 80 persen masyarakatnya melaku-kan usaha bordir, ditetapkan sebagai desa kerajinan terbaik se-Aceh. Di desa ini terdapat 11 UKM Perajin Tas Motif Aceh yang bertumbuh kem-bang secara alami sejak 15 tahun yang lalu, dan saat ini mampu menyerap sekitar 170 orang tenaga kerja.

Hiasan bordir memiliki ciri khas atau motif tersendiri yang dapat dilihat pada hasil produksi tas, dompet dan hi-asan dinding bordir motif Aceh. Industri ini dikelola oleh beberapa rumah tangga (home industry).

Dalam acara tersebut Niazah memberikan bantuan modal usaha Rp5.000.000,- dan bantuan bahan serta peral-atan yang dibutuhkan perajin, seperti lem, benang extra, kain prada hujan, karet sol dan kain krah. Bantuan ini diharapkan dapat memacu para perajin untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya.

n ridha/mus/mc-aceh

Banda Aceh, Seuramoeinfor-masi:

Silaturahmi ini serangkai

dengan kunjungannya ke Ka-bupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues be-berapa hari sebelumnya, guna meninjau proses pembuatan kopi Gayo.

Menurut dia, masyarakat di benua Eropa merupakan 40 persen pengkomsumsi kopi di dunia dalam setahun. Kopi Gayo merupakan salah satu kopi yang terkenal di dunia dan sering digunakan penamaannya oleh negara lain, seperti Belanda dan Ethiopia. Oleh karenanya, pemerintah Indonesia ingin menjadikan kopi gayo sebagai Benchmark di dunia, terutama di kawasan Uni Eropa.

“Benchmark tersebut men-jadi sebuah nilai standar untuk

mengukur kualitas kopi dunia. Untuk itu, perlu diketahui bagaimana proses pembuatan kopi agar memenuhi syarat Identify Geografic (IG) Uni Eropa,” kata Ignasio.

Sementara Gubernur Aceh, Zaini Abdullah menyambut positif silaturahmi wakil dubes yang juga merupakan respon dari Belgia setelah kunjungan perkenalan kopi di Brussel beberapa waktu lalu. Menurut Zaini, kopi Gayo sudah punya kualitas yang bisa dibanggakan sehingga menarik masyarakat internasional untuk menikmat-inya.

Zaini berharap, kunjun-gan ini tidak hanya menarik investor di bidang kopi, tapi juga di bidang perkebunan seperti kakao, kentang dan sayuran lainnya serta di sektor perikanan yang kini sudah mengembangkan produksi tuna, udang dan lobster.

Dalam pertemuan ini gubernur didampingi oleh pejabat dari Badan Investasi dan Promosi Aceh dan Dinas Pertanian Aceh.

n rd/amir/jf/mc aceh

“Kopi Gayo akan jadi Benchmark Indonesia, apalagi kopi jenis luwaknya mendapat peringkat pertama dalam 10

coffee exlusive single origin di dunia,” jelas Ignasio Kris-tianyo Hardjo, Wakil Duta Besar (Dubes) Belgia untuk

Indonesia, dalam silaturahmi dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah di Pendopo Gubernur, Selasa (13/5).

Silaturahmi Gubernur Aceh Zaini Abdullah dengan Wakil Duta Besar (Dubes) Belgia untuk Indo-nesia, Ignasio Kristianyo Hardjo, di Pendopo Gubernur, Selasa (13/5). foto:mca/amir

Ny. Niazah A Hamid menyerahkan bantuan secara simbolis untuk perajin Desa Ulee Madon, Aceh Utara. foto:mca/amir

Page 14: Edisi  15

No. 15 Tahun II / Mei 201414

SosialStandar Kompetensi Lulus (SKL)

SBMPTN 2014 Super Bimbel GSC

PREDIKSI KISI-KISI SOAL SBMPTN 2014 Sumber: SUPER BIMBEL GSC

1. BAHASA INDONESIA NO. Prediksi Kisi-kisi soal SBMPTN 20141. Isi paragraf yang berhubungan dan tidak berhubungan2. Ide pokok 3. Paragraf rumpang 4. Kalimat utama5. Kerangka karangan 6. Penutup paragraf7. Rangkuman 8. Tabel 9. Diagram/skema10. EyD11. Tanda baca12. Kalimat efektif/baku13. Kutipan 14. Konjungsi 15. Inti kalimat 16. Kosakata/istilah/ “itu”17. Pola kalimat 18. Pembentukan kata19. Kepaduan kalimat 20. Makna imbuhan 21. Komentar/pendapat22. Pernyataan/jawaban pertanyaan sesuai isi23. Tujuan penulis/penulis berpihak 24. Hubungan antarparagraf25. Membedakan gagasan antarparagraf26. Kelemahan isi paragraf27. Kata yang tidak tepat dalam paragraf28. Isi dua teks paragraf29. Daftar pustaka

2. BAHASA INGGRISNO. Prediksi Kisi-kisi soal SBMPTN 20141. Main idea questions2. Detaild questions3. Purpose of the text4. Vocabularies5. Tone of the passage6. Conclusion/inference7. Organization of the text8. Topic of the text9. Theme of the text10. Blank text

3. BIOLOGINO. Prediksi Kisi-kisi soal SBMPTN 20141. Biologi sel, Klasifikasi makhluk hidup Asal usul makhluk hidup Sel, Reproduksi sel, Gametogenesis2. Genetika Subtansi gen Hukum Mendel Sintesis protein Hereditas manusia3. Mikroorganisme Bakteri Fungi Alga Protozoa 4. Invertebrata 1 Porifera Coelenterata Mollusca Echinodermata 5. Invertebrata 2 Platyhelminthes Nemathelminthes Annelida Artropoda

6. Vertebrata Pisces Amphibia Reptilia Aves Mamalia 7. Plantae Bryophyta dan Pterydophyta Spermatophyta8. Metabolisme Enzim Anabolisme Katabolisme 9. Pertumbuhan dan reproduksi tumbuhan Pertumbuhan tumbuhan Fisiologi dan jaringan tumbuhan 10. Ilmu tubuh manusia 1 Sistem indra Sistem sirkulasi Sistem ekskresi Sistem respirasi11. Ilmu tubuh manusia 2 Sistem reproduksi Sistem pencernaan Sistem hormon12. Evolusi dan ekosistem Evolusi Ekosistem 13. Mutasi dan bioteknologi Mutasi Bioteknologi

4. FISIKANO. Prediksi Kisi-kisi soal SBMPTN 20141. Kinematika gerak lurus2. GMB3. Hk. Newton dan Aplikasi4. Gaya gravitasi (Hk. Keppler II)5. Impuls dan momentum6. Elastisitas GHS Pegas7. Dinamika gerak rotasi 8. Tekanan 9. Kalor 10. Teori kinetik gas ideal Kecepatan efektif 11. Hk. Termodinamika 12. Mesin carnot 13. Gelombang Gelombang mekanik Gelombang bunyi GEM Interferensi 14. Optik geometri Cermin Lensa Pembiasan 15. Alat optik Cacat mata 16. Listrik Gaya Coulomb Potensial Bola kondutor Kapasitas Rangkaian listrik 17. Magnet Arah medan Soleneida GGL induksi 18. Fisika modern Relativitas energi dan momentum Efek foto listrik Teori atom Sinar katoda Reaksi inti

Waktu paruh Panjang gelombang de’Broglie

5. KIMIANO. Prediksi Kisi-kisi soal SBMPTN 20141. Struktur atom 2. Sistem periodik unsur 3. Ikatan kimia 4. Asam-Basa Bronsted Lowry 5. PH asam-basa 6. Titrasi asam-basa 7. Larutan penyangga 8. Hidrolisis garam 9. Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)10. Reaksi redoks11. Sel volta 12. Sel elektrolisis13. Hukum dasar kimia (Hk. Proust)14. Persamaan reaksi dan konsep mol15. Hitungan kimia 16. Sifat koligatif 17. Koloid 18. Kimia unsur 19. Tata nama senyawa karbon dan isomer 20. Reaksi-reaksi senyawa karbon 21. Identifikasi senyawa karbon 22. Benzena dan turunannya 23. Termokimia 24. Laju reaksi25. Keseimbangan kimia

6. MATEMATIKA IPANO. Prediksi Kisi-kisi soal SBMPTN 20141. Logika 2. Persamaan kuadrat3. Fungsi 4. Himpunan 5. Sistem persamaan 6. Lingkaran 7. Suku banyak 8. Vektor 9. Transformasi geometri 10. Barisan dan deret 11. Trigonometri12. Dimensi dua 13. Dimensi tiga 14. Limit 15. Turunan 16. Integral 17. Kombinatorik 18. Peluang 19. Konsep dasar matematika

7. MATEMATIKA DASARNO. Prediksi Kisi-kisi soal SBMPTN 20141. Logika matematika 2. Aturan pangkat, akar, dan logaritma 3. Persamaan kuadrat 4. Fungsi kuadrat 5. Pertidaksamaan 6. Sistem persamaan linear 7. Fungsi komposisi dan fungsi invers 8. Program linear 9. Matriks 10. Barisan dan deret 11. Turunan (pers. Garis singgung kurva) 12. Trigonometri 13. Dimensi dua 14. Dimensi tiga 15. Statistika 16. Kombinatorik 17. Peluang

8. SEJARAHNO. Prediksi Kisi-kisi soal SBMPTN 20141. Kehidupan awal manusia

2. Kerajaan Hindu-Budha 3. Kerajaan Islam 4. Perang dunia 1 dan 2 dan perang dingin 5. Penjajahan Belanda 6. Penjajahan Jepang 7. Peradaban tua dunia 8. Orde baru-reformasi 9. Revolusi 10. Nasionalisme Asia 11. Perang dingin 12. Organisasi internasional 13. Konsep sejarah 14. Bacaan sejarah 15. Nasionalisme Indonesia 16. Mutakhir dunia

9. SOSIOLOGI NO. Prediksi Kisi-kisi soal SBMPTN 20141. Konsep sosiologi2. Kelompok sosial3. Masyarakat multikultural4. Perilaku menyimpang5. Sosialisasi6. Perubahan sosial7. Interaksi sosial8. Lembaga sosial9. Stratifikasi sosial10. Dampak perubahan sosial11. Status dan peran sosial12. Konflik sosial13. Pengendalian sosial14. Bacaan sosiologi15. Norma dan nilai sosial

10. GEOGRAFI NO. Prediksi Kisi-kisi soal SBMPTN 20141. Pengetahuan peta 2. Hakekat geografi 3. Litosfer dan pedosfer 4. Atmosfer 5. Biosfer 6. Hidrosfer 7. Antroposfer 8. Pertumbuhan penduduk 9. Interpretasi citra 10. Pola keurangan desa-kota 11. SIG 12. Negara maju-berkembang 13. Tata surya 14. Industri 15. SDA16. Inderaja

11. EKONOMI/AKUNTANSI NO. Prediksi Kisi-kisi soal SBMPTN 20141. Permasalahan ekonomi 2. Kegiatan ekonomi 3. Biaya, penerimaan dan L/R4. Pasar 5. Akuntansi 6. Manajemen, kewirausahaan, dan kope rasi 7. Uang, inflasi, dan kebijakan ekonomi 8. Pendapatan nasional 9. APBN dan pajak 10. Ekonomi internasional TOTAL

Sumber : Super Bimbel GSC

Page 15: Edisi  15

No. 15 Tahun II / Mei 2014 15

Budaya

Sejak dicanangkan pemerintah adanya Hari Gerakan Membaca Nasional (Harcanas)., menjadi spesial, karena adapula Hari Pendidikan Nasional (Hardik-nas-2 Mei) dan Hari Kebangki-tan Nasional (Harkitnas-20 Mei).

Berbicara tentang membaca, terbersit oleh kita bayangan buku, majalah, surat kabar, novel, tabloid, koran dan seba-gainya. Bagi orang yang tidak senang dengan membaca, maka buku merupakan momok yang sangat menakutkan. Hal ini dikarenakan kurangnya minat membaca para generasi muda dewasa ini.

Dalam rangka memperin-gati Hari Gerakan Membaca Nasional, kita akan membic-arakan mengenai pentingnya membaca. Buku adalah jendela dunia, dan dengan membaca akan memberikan pengetahuan luas bagi kita. Seperti yang kita ketahui, kalangan generasi muda Indonesia, minat membacanya masih sangatlah kurang. Kita juga sering mendapati bahwa bagi mereka membaca sebuah buku sangatlah sulit, dan mereka sudah ketakutan terlebih dahulu begitu melihat betapa tebalnya buku tersebut.

Jelaslah menunjukkan bahwa sebagian besar generasi, meskipun tidak semua, telah kehilangan minat membaca dan hal ini sangat memprihatinkan. Padahal dengan banyak mem-baca merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk meningkatkan minat baca, pertama kita harus menya-dari bahwa membaca akan men-datangkan bermacam manfaat. Dengan rajin membaca maka wawasan kita akan menjadi luas. Kita akan menjadi orang yang serba tahu dan tidak menjadi orang yang berwawasan sem-pit. Menurut hasil survei, data mutakhir dari UNDP tahun 2005 menyebutkan, posisi minat baca masyarakat Indonesia berada di peringkat 96 dari 100 negara di Dunia.

Data tersebut menunjuk-kan bahwa tingkat minat baca masyarakat Indonesia sebagian besar masih sangat rendah. Pada survei lainnya, kecepatan mem-baca siswa Indonesia juga masih tertinggal dari siswa Jepang. Misalnya kecepatan membaca rata-rata siswa di Indonesia 250 KPM (kata permenit), tetapi di usia yang sama, siswa Jepang dapat membaca dengan kecepa-

tan 350 KPM. Hasil survei menunjukkan

minat baca di Indonesia masih rendah didukung dari beberapa faktor, yakni; Pertama, ban-yaknya jenis hiburan seperti playstation, gadget dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku. Demikian pula dengan surfing di internet yang makin mudah diakses, membuat kita lupa terhadap buku.

Kedua, budaya baca me-mang belum pernah diwariskan nenek moyang kita. Kita terbiasa mendengar dan belajar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat se-cara verbal dikemukakan orang tua, tokoh masyarakat, penguasa pada zaman dulu. Tidak ada pembelajaran secara tertulis. Jadi tidak terbiasa mencapai pengeta-huan melalui bacaan, hanya saja apa yang dapat dilihat di internet bukan hanya tulisan tetapi hal-hal visual lainnya yang kadang-kala kurang tepat bagi konsumsi anak-anak.

Ketiga, banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, tempat karaoke, klub malam, mall, supermarket. Tempat-tempat seperti ini justru semakin mengasah tingkat konsumerisme kita. Keempat, para ibu, teruta-ma di pedesaan, juga disibukkan dengan membantu mencari tam-bahan nafkah untuk keluarga, sehingga tiap hari waktu luang sangat minim bahkan hampir tidak ada untuk membantu anak membaca buku.

Kelima, sarana untuk mem-peroleh bacaan, seperti perpus-takaan atau taman bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka. Untuk meningkatkan minat baca, harus dimulai dari usia sangat dini karena minat ini tumbuh sebagai hasil kebiasaan membaca.

Kelima faktor tersebut menjadi persoalan yang paling utama dalam meningkatkan minat baca. Dalam hal ini peran orang tua menjadi sangat pent-ing. Sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat, keluarga memainkan peran sentral seba-gai sekolah pertama bagi anak sekaligus sebagai pendidik dalam pembinaan dasar. Sung-guh ironis, dewasa ini jika kita bandingkan kesungguhan minat baca lebih dilakokoni oleh orang tua dibanding para remaja.

Mungkin faktor yang mem-pengaruhi hal tersebut adalah faktor ketergantungan yang

dimiliki anak-anak sekarang, karena dengan adanya teknologi yang mutakir, anak lebih senang mengulur-ngulur waktu dalam melakukan sesuatu pekerjaan yang menjadi tanggungjawabn-ya, tugas yang diberikan padan-ya dikerjakan pada saat waktu yang dibutuhkan, jadi tidak perlu harus membaca untuk mencari bahan namun cukup dengan copypaste.

Minat baca makin hari makin terpuruk karena sudah tidak ada lagi budaya untuk keperpus-takaan, mungkin bisa menjadi acuan juga bagi para guru di sekolahan, jika memberi tugas alangkah lebih baik sumber yang harus ada adalah sumber dari buku bacaan lengkap dengan judul dan pengarangnya. Seh-ingga dengan cara tersebut, anak akan terbiasa kembali berusaha mencari informasi bahan tu-gasnya melalui perpustakaan.

Bagi orang tua harus mampu menjadi fundamen dan motiva-tor ulung serta penyemangat yang luar biasa bagi putra-putrinya. Tentu saja, keteladanan orang tua menjadi cara ampuh agar anak gemar membaca. Jika orang tuanya tidak suka buku, jangan harap sang anak pun juga dengan mudah bisa membiasa-kan diri untuk gemar membaca. Tidak hanya peran orang tua, pemerintah juga harus lebih te-gas membuat berbagai program dalam menunjang keberhasilan masyarakat sebagai regenerasi bangsa dan negara.

Melalui berbagai fasilitas sarana dan prasarana untuk menumbuhkan minat baca masyarakat serta memfasilitasi kegiatan untuk menarik minat baca, seperti melalui kampanye dan pembangunan perpustakaan, taman baca atau rumah baca yang merata, serta mengadakan mobil pustaka keliling. Dengan tersedianya buku dan ruang baca bagi warga, maka akan menjadi-kan masyarakat makin cerdas, kreatif dan inovatif. Mereka juga akan membuka usaha, berani mandiri, bekerja secara profe-sional, berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain.

Untuk merealisasikan semua ini dibutuhkan suatu program meningkatkan minat baca den-gan visi dan misi mencerdaskan bangsa, menjadikan Indonesia sejajar di antara bangsa-bangsa di dunia. Dengan adanya Hari Membaca Nasional, merupakan gambaran nyata bahwa mem-baca adalah kunci keberhasilan

suatu bangsa. Bangsa yang me-miliki minat baca tinggi adalah bangsa yang siap menghadapi perubahan dunia.

Semoga membaca bukan lagi hanya menjadi bahan pelengkap, tetapi membaca menjadsi suatu kebutuhan bagi kita. Jika para generasi muda

Antara Hardiknas, Harkitnas dan Harcanas

antusias dalam menyikapi minat membaca, maka momentum HARDIKNAS akan dapat lebih terasa pengaruhnya, tidak hanya sekedar seremonial semata.

n rahmawati zainun

DULU.. listrik bukan hal utama dalam kehidupan masyarakat. Gaya dan cara tradisional yang dijalani dalam kehidupan se-hari-hari masih alami. Seperti menggunakan kayu bakar untuk memasak, serta lampu minyak sebagai penerangan di malam hari.

Namun, sesuai dengan perkembangan jaman, listrik beru-bah menjadi kebutuhan utama yang sangat berpengaruh dalam kehidupan. Bahkan kegiatan masyarakat lumpuh kala listrik padam. Manusia sekarang sangat bergantung dengan keberadaan listrik. Hampir 90% listrik merupakan nadi ke-hidupan setiap individu. Gaya hidup yang merupakan tuntu-tan perkembangan jaman, tanpa kita sadari, mengubah bahwa nilai-nilai tradisional dan alami ke arah yang lebih maju dan berkembang.

Perubahan pola hidup yang sekarang inilah yang membuat besarnya ketergantungan penggunaan listrik bagi setiap indi-vidu dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaan atau tu-gas. Terutama ibu rumah tangga, yang kini sangat bergantung dengan penggunaan tenaga listrik dalam aktifitas keseharian-nya. Baik untuk memasak, mencuci, menyetrika, mendengar informasi, berita, dll.

Dan ketika listrik padam tanpa informasi yang jelas, kelu-han yang paling banyak muncul, tentu saja dari kalangan ibu rumah tangga. Pemadaman listrik mengakibatkan pekerjaan mereka terbengkalai. Belum lagi dampak kerusakan pada barang-barang elektronik. “Sungguh ironis bila Aceh meru-pakan daerah yang mempunyai kelimpahan kekayaan alam, tapi di sisi lain masih tergantung dengan bantuan pihak lain,” Demikian dikatakan seorang ibu rumah tangga yang ditemui Seuramoe Informasi.

Ketergantungan pada tenaga listrik di zaman ini adalah hal yang wajar. Pemakaian listrik suatu alat bantu yang mem-permudah dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga menjadi lebih efektif, efisien waktu dan tenaga. Lain lagi halnya den-gan ibu-ibu rumah tangga yang sekaligus berprofesi sebagai pekerja kantor, swasta, mereka lebih merasakan lagi dampak dari sering terjadinya pemadaman listrik.

Waktu mereka bekerja selepas pulang jam kantor dan pemadaman listrik sering terjadi pada jam tersebut, otomatis pekerjaannya menjadi tertunda dan perlu ekstra jam kerja un-tuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sama halnya dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang dilakukan di sekolahan, serta mahasiswa yang mengatakan banyak tugas-tugas yang harus di selesaikan dengan cara terburu-buru bahkan terpaksa menunda untuk penyelesaiannya.

Dampak dari pemadaman listrik yang tidak pasti membuat hampir di semua aktifitas dan kegiatan rutinitas para ibu ru-mahtangga menjadi terbengkalai. Bahkan sebagian ibu rumah-tangga harus berpacu dan berlomba dengan jadwal pemada-man listrik yang tidak pasti.

Oleh sebab itu disarankan kepada pihak PLN untuk bisa meninjau kembali dalam mengatasi masalah tersebut, untuk dapat mencari solusi yang baik, agar semua permasalahan bisa teratasi. n rh zainun.

Pemadaman Listrik dan Problema

Ibu Rumah Tangga

Page 16: Edisi  15

No. 15 Tahun II / Mei 2014

Potensi Perikanan Aceh Menjanjikan

Banda Aceh, Seuramoeinfor-masi:

Diperkirakan potensi ikan Aceh mencapai 1,8 juta ton pertahun. Namun yang selama ini dihasilkan baru 170 ribu ton pertahun. Produksi ikan laut yang didapatkan selama ini hanya 10 persen dari poten-si yang ada. “Banyak potensi lain yang belum tergarap.”

Demikian dikatakan Gu-bernur Aceh, Zaini Abdullah, pada acara penandatangan MoU terkait sewa menyewa lahan pembangunan tempat pengalengan ikan Lampulo, yang dilaksanakan di Pendopo Gubernur Aceh, Senin (12/5).

Gubernur mengatakan, sektor kelautan dan perikanan Aceh memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembang-kan, dengan wilayah laut Aceh yang luasnya mencapai 295 ribu Km², meliputi perairan Samudara Indonesia di bagian barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Laut Andaman di sebelah utara.

Karena itu, Pemerintah Aceh tidak henti-hentinya menempuh berbagai upaya dalam rangka mendorong

Potensi Perikanan Aceh Menjanjikan

peningkatan usaha perikanan laut Aceh, antara lain dengan mengembangkan sejumlah pelabuhan laut potensial. “Dengan pengembangan ini, diharapkan produk perikanan Aceh bisa lebih meningkat, sehingga geliat ekonomi masyarakat nelayan semakin berkembang, sekaligus da-pat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Secara khusus gubernur menyam-paikan terimakasih kepada PT. Aceh Lampulo Jaya Bahari, yang telah berinvestasi untuk pengembangan Ka-wasan Pelabuhan Perikanan Lam-pulo. Diharapkan kerjasama ini dapat berlangsung den-gan lancar dan ber-jalan sebagaimana yang diharapkan. “Sehingga pertum-buhan ekonomi dari sektor peri-kanan dan kelautan Aceh dapat semak-in meningkat.”

Perjanjian sewa menyewa penggunaan tanah milik Pemerintah Aceh di Lampulo ini dilakukan untuk industri perikanan, pembangunan tempat pengalengan ikan, cold storage dan pabrik es seluas 40.000 m2 selama 25 tahun, dengan PT. Aceh Lampulo Jaya Bahari.

Penandatanganan per-janjian kerjasama dilakukan

oleh Dr. Raihana, M.Si selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh dengan Di-rektur Utama PT. Aceh Jaya Bahari, Husein Pratama, di-saksikan oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah.

Direktur PT. Aceh Lam-pulo Jaya, Husein Pratama mengatakan, pihaknya sudah lama ingin berinvestasi di Aceh. Menurut Husein, laut Aceh sangat potensial untuk dikembangkan. Selama ini, pasokan tuna di Medan sekitar 85 persen masih didatangkan dari Aceh.

“Ini menjadi rangka-ian penting dari upaya dan kerja keras kita bersama untuk mewujudkan perekonomian Aceh yang lebih baik dari sek-tor Kelautan dan Perikanan. Hadirnya usaha pengalengan ikan, cold storage dan pabrik es di kawasan pelabuhan peri-kanan lampulo ini, merupakan upaya penciptaan nilai tambah, yang insya Allah memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Aceh, khususnya dari sektor kelautan dan perikanan,” katanya.

Kadis Kelautan dan Peri-kanan Aceh, Dr Raihannah, M. Si pada kegiatan tersebut melaporkan, kontrak perjajian ini bertujuan untuk memban-gun usaha industri perikanan,

pembangunan tahap pertama yaitu pabrik es, hustorid, pros-esing tuna dan yang akhirnya adalah pembangunan pabrik pengalengan ikan.

“Pembanguan industri tahap awal membutukan 300 orang tenaga kerja yang di-pekerjakan di kawasan industri yang akan dibangun setelah peresmian operasional mini-mum pelabuhan Lampulo, 7 Januari 2014 lalu,” katanya.

Sesuai dengan Qanun no.7 tahun 2010 tentang perikanan, dan keputusan Menteri Ke-lautan dan Perikanan no.16 tahun 2006 pasal 1 ayat 1 tentang pelabuhan prikanan menyatakan, bahwa pelabuhan perikanan berfungsi untuk mendukung pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari praproduksi, produksi pengola-han sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisni perikanan.

Secara umum, luas perairan Aceh sekitar 295. 370 km2 yang terdiri dari luas perairan teritorial dan kepulauan 56.563 km2, luas perairan ZEEI 238.807 km2, panjang garis pantai 1.666 Km.

“Pelabuhan ini nantinya akan dapat meningkatkan produksi perikanan, produktiv-itas usaha dan meningkatkan

kualitas produk kelautan dan perikanan. Menin-gkatkan penda-patan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan. Pengembangan kawasan mina-politan sebagai pusat pertum-buhan ekonomi daerah, dan sentra produksi peri-kanan sebagai penggerak ekono-mi rakyat, serta pengembangan minapolitan,” kata Raihannah.

n mus/wan/mc aceh)

Menteri Kelautan Cicip Sharif Sutardjo mendengarkan penjelasn tentang jenis ikan laut oleh siswi sekolah kelautan ladong. foto: mca/wandra

Kadis Perikanan dan Kelautan Aceh dan Dirut PT Aceh Jaya Bahari menandatangani perjanjian sewa tanah di Pelabuhan Lampulo, Banda Aceh. foto: mca/wandra