voting edisi 15 mei 2013

17
B EGITU Komisi Pemilihan Umum (KPU) meng- umumkan hasil verifikasi calon anggota legislatif (caleg), nyaris semuanya tidak me- menuhi syarat. Mulai caleg yang didaftarkan ganda, caleg nepotisme, caleg kutu loncat atau pindah parpol, status PNS, dan narapidana. Untuk caleg Dewan Perwakilan Daerah (DPD), ada juga masalah tentang dukungan yang manipulatif. Seperti caleg DPR hasil verifikasi KPU Pusat, dari 6.578 yang mendaftar, 4.701 di antaranya tidak memenuhi syarat. Juga ada caleg yang belum diterima berkasnya sebanyak 549 pendaftar. Bahkan ada salah satu parpol yang seluruh berkas calegnya kurang. “Memang parpol diberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan, penambahan, penyempurnaan, dan penggantian bagi partainya,” kata Ketua KPU Pusat Husni Kamil Manik. Di Lampung tak kalah seru, delapan caleg DPRD Lampung masuk kurang syarat dalam kategori berat. Mereka tersandung surat pengunduran diri dari Dewan, Kementerian Dalam Negeri, dan Mahkamah Agung. Anggota KPU Lampung, Handi Mulyaningsih, menga- takan delapan caleg itu bahkan terancam tidak mampu memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan sesuai dengan jadwal KPU. “Klasifikasi berat ada sekitar delapan orang,” ujar Handi di kantornya, beberapa waktu lalu. Untuk caleg DPD juga terdapat masalah, bahkan da- pat mengarah ke pidana, yakni manipulasi dukungan kartu tanda penduduk (KTP). “Bawaslu menemukan dukungan KTP tidak disertai tanda tangan pemiliknya. Padahal, sesuai ketentuannya disertai lampiran tanda tangan pemilik KTP,” kata Ketua Bawaslu Lampung Nazarudin. Menyikapi hal itu, guru besar Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah mengatakan seharusnya masyarakat cerdas dan jangan asal pilih. “Setidaknya, tidak memilih partai atau caleg yang berpolemik,” kata dia di Jakarta, beberapa waktu lalu. (CR-2/MI/U-1) TERUJI TEPERCAYA 9 l Sukseskan Pilgub dan Pemilu Legislatif dengan Pengawasan 16 Halaman l Edisi I/15-21 Mei 2013 8 l Wujudkan Pesta Demokrasi Berkualitas Setidaknya, tidak memilih partai atau caleg yang Jangan Pilih Caleg Bermasalah

Upload: dorizo-hermawan

Post on 08-Mar-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

voting edisi 15 mei 2013

TRANSCRIPT

Page 1: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

BEGITU Komisi Pemilihan Umum (KPU) meng­umumkan hasil verifikasi calon anggota legislatif (caleg), nyaris semuanya tidak me­menuhi syarat. Mulai caleg yang didaftarkan

ganda, caleg nepotisme, caleg kutu loncat atau pindah parpol, status PNS, dan narapidana. Untuk caleg Dewan Perwakilan Daerah (DPD), ada juga masalah tentang dukungan yang manipulatif.

Seperti caleg DPR hasil verifikasi KPU Pusat, dari 6.578 yang mendaftar, 4.701 di antaranya tidak memenuhi syarat. Juga ada caleg yang belum diterima berkasnya sebanyak 549 pendaftar. Bahkan ada salah satu parpol yang seluruh berkas calegnya kurang.

“Memang parpol diberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan, penambahan, penyempurnaan, dan penggantian bagi partainya,” kata Ketua KPU Pusat Husni Kamil Manik.

Di Lampung tak kalah seru, delapan caleg DPRD Lampung masuk kurang syarat dalam kategori berat. Mereka tersandung surat pengunduran diri dari Dewan, Kementerian Dalam Negeri, dan Mahkamah Agung.

Anggota KPU Lampung, Handi Mulyaningsih, menga­takan delapan caleg itu bahkan terancam tidak mampu memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan sesuai dengan jadwal KPU. “Klasifikasi berat ada sekitar delapan orang,” ujar Handi di kantornya, beberapa

waktu lalu.Untuk caleg DPD juga terdapat masalah, bahkan da­

pat mengarah ke pidana, yakni manipulasi dukungan kartu tanda penduduk (KTP). “Bawaslu menemukan dukungan KTP tidak disertai tanda tangan pemiliknya. Padahal, sesuai ketentuannya disertai lampiran tanda tangan pemilik KTP,” kata Ketua Bawaslu Lampung Nazarudin.

Menyikapi hal itu, guru besar Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah mengatakan seharusnya masyarakat cerdas dan jangan asal pilih. “Setidaknya, tidak memilih partai atau caleg yang berpolemik,” kata dia di Jakarta, beberapa waktu lalu. (CR-2/MI/U-1)

T E R U J I T E P E R C AYA 9 l Sukseskan Pilgub dan Pemilu Legislatif dengan Pengawasan

16 Halaman l Edisi I/15-21 Mei 2013

8 l Wujudkan Pesta Demokrasi Berkualitas

“Setidaknya, tidak memilih partai atau caleg yang

Jangan PilihCaleg Bermasalah

Page 2: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

RASANYA belum lama ikut pemilu, kini tahapan Pemilu 2014 sudah mulai berjalan lagi. Kader­kader partai menyiapkan diri maju sebagai calon legislatif.

Sibuk. Cari surat kelakuan baik di polisi, tes kesehatan, dan tes kejiwaan. Tes yang terakhir ini sangat pen­ting. Paling tidak saat mengikuti tes terbukti tidak mengalami gangguan kejiwaan alias gila.

Andai setelah duduk nanti mendadak berubah menjadi orang stres, itu lain persoalan. Stres itu wajar, hampir semua orang pernah mengalaminya. Tetapi, kalau stres berkepan­jangan lama­lama, bisa gila juga.

Berbeda dengan orang kebanyakan yang stres karena me­mikirkan lonjakan harga sembako atau kelangkaan elpiji, ang­gota Dewan stres karena bingung mau dikemanakan duit dan fasilitas yang datang seperti ombak. Belum lagi yang di kantong habis, sudah datang lagi duit tambahan dari berbagai sumber resmi. Itu baru yang resmi. Kalau yang tidak resmi, namanya selingkuhan. Maksudnya, berselingkuh dengan kekuasaan.

Selingkuh itu sejenis godaan. Konotasi godaan mengarah pada hal negatif, tetapi membuat nyaman dan bisa bikin ketagihan. Kalau dalam mata kuliah Pancasila dulu, dalam materi wawasan Nusantara, ada yang disebut ATHG, artinya ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan.

Kalau ancaman cenderung datang dari luar, sementara tiga lainnya lebih banyak muncul dari dalam. Meskipun

sama­sama datang dari luar, dari segi kenikmatannya godaan tidak termasuk dalam ancaman. Dari segi dampak­nya, kedua­duanya memiliki daya hancur yang sama.

Godaan terbesar politisi adalah berselingkuh dengan kekua­saan. Partai politik seharusnya menjadi corong pengeras suara penderitaan rakyat agar didengar pemerintah. Kalau sudah pakai corong suara tidak didengar juga, dekatkan saja barang itu tepat di telinga pemerintah. Biar jelas terdengar, biar tidak ter­jadi bias informasi. Itu baru fungsi partai politik yang benar.

Namun, sering corong pengeras suara itu macet. Macet ka­rena kabelnya rusak berkarat tidak pernah dipelihara. Salah satu cara merawat kabel itu dengan sering­sering mendatangi rakyat yang diwakilinya. Sekarang ini banyak lo rakyat yang hidupnya susah. Harga BBM mau naik, elpiji langka, jalan raya rusak, listrik sering byarpet, atau pungli di mana­mana.

Sumber dari berbagai persoalan itu pada umumnya bu­kan bersumber dari rakyat, melainkan dari penguasa dan kroni­kroninya. Mana pegawai rendahan yang punya akses mengatur penyaluran elpiji.

Karena sumber masalahnya berasal dari kekuasaan, yang bisa menyelesaikannya hanya kekuasaan itu sendiri. Kem­bali lagi ke awal, itulah gunanya legislatif untuk menjaga prinsip check and balances. Tetapi, namanya juga kekuasaan, ada godaan besar untuk diselewengkan. Ada godaan besar untuk berselingkuh dengan kepentingan sendiri.

Harapannya tentu saja anggota Dewan hasil Pemilu 2014 tidak berselingkuh dengan kekuasaan. Banyak lo yang sudah kena batunya! n

Interupsi 2 l 15 Mei 2013

LAPORAN UTAMARakyat Dambakan Caleg Berkualitas 3

GAGASMemilah dan Memilih Anggota Legislatif 5

PEREMPUANNurhasanah: Perempuan itu Harus Berani dan Punya Kapasitas 6

PILAR Demi Perubahan Partai NasDem Harus Menang 10

ANALISISMerangkul Pemilih Tengah 11

JEDAPemilihan Umum di Indonesia 13

GELIATMuklis Aktif Galang Dukungan 15

Godaan Kekuasaan

D. WIDODO Wartawan Lampung Post

indeks :

Page 3: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

Rakyat Dambakan

Memang KPU memberi ruang untuk masyarakat memberi respons terhadap caleg yang didaftarkan dengan memberi laporan ke lembaga penyelenggara pemilu itu. Kemudian, laporan masyarakat terhadap caleg bermasalah harus disikapi serius untuk membuktikan partai mengusung politisi berkualitas.

Komisioner KPU, Ida Budhiati, mengatakan KPU telah memberikan waktu bagi masyarakat untuk melapor ke KPU bila ada bakal caleg

yang bermasalah. Laporan masyarakat tersebut akan ditindaklanjuti KPU dengan menyerahkan laporan terse­but ke partai.

Diharapkan, lanjut Ida, par­tai menindaklanjuti lapor­an tersebut dengan kembali melakukan verifikasi. “Supaya

laporan tidak diabaikan oleh partai, harus disertakan identitas jelas. Kalau ada bukti­bukti pendukung, laporan itu malah bagus. Terus kami kembalikan ke parpol untuk klarifikasi,” kata Ida dalam sebuah diskusi akhir Maret lalu.

Komisioner KPU, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, menambahkan KPU membuka ruang kepada publik untuk mencermati daftar calon sementara (DCS). Masyarakat diminta memberikan masukan dan

tanggapan selama lima hari di media massa dan sarana pengumum­an lainnya. “Kalau ada bakal caleg yang bermasalah, partainya tidak hanya repot untuk menggantinya, tetapi juga siap­siap untuk dikritik warga,” ujarnya.

Pengamat politik dari Universitas Lampung (Unila), Syafarudin, mengatakan partai politik harus ekstrahati­hati dalam merekrut ca­leg. Partai harus mampu memunculkan caleg­caleg yang ideal sesuai dengan keinginan rakyat.

Parpol bertanggung jawab atas kualitas caleg yang diusung. Proses re­krutmen sesuai aturan dapat meminimalisasi caleg bermasalah. “Parpol jangan asal merekrut caleg, harus punya kriteria yang jelas. Jangan sampai mengusung orang yang tidak memiliki kapasitas,” kata dia.

Kepala Pusat Laboratorium Politik Lokal Unila ini juga mengemu­kakan terdapat sejumlah kriteria caleg ideal yang diharapkan bisa memperbaiki kinerja wakil rakyat, di antaranya kompetensi, kepriba­dian (akhlak), dan antikorupsi. “Tiga kriteria itu sangat ideal menjadi patokan partai politik dalam merekrut calegnya,” kata dosen FISIP Unila itu.

Ketua Tim Seleksi Caleg Partai Demokrat Lampung Selatan Rudi Apriadi memastikan pihaknya akan menyeleksi ketat caleg di daerah setempat. Pihaknya juga mencari sosok caleg yang jujur, siap mem­perjuangkan, dan berani berkorban guna memperjuangkan aspirasi konstituennya; yakni masyarakat. (CR-2/KRI/U-1)

SEIRING pendaftaran calon anggota legislatif (caleg) oleh partai politik ke KPU, masyarakat terus ber-

tanya siapa tokoh yang muncul. Sebab, hingga kini parpol tidak pernah bisa memberi jaminan kualitas

calegnya yang didaftarkan itu.

Caleg Berkualitas

Laporan Utama 3 l 15 Mei 2013

Page 4: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

Laporan Utama 4 l 15 Mei 2013

Salah satunya pengamat poli­tik Universitas Lampung, Dedy Hermawan, mempu­nyai harapan terpilihnya

orang­orang yang memiliki inte­gritas moral dan kapabilitas untuk menjalankan fungsi­fungsi utama lembaga legislatif, yaitu pembuatan kebijakan (legislasi), penyusunan anggaran (budgeting), dan peng­awasan.

“Untuk mendapatkan orang­orang terbaik yang akan duduk dilembaga legislatif, pemilih mesti dibekali oleh informasi yang cukup untuk menjadi dasar menentukan pilihannya,” kata dosen FISIP Unila itu.

Pemilih hendaknya memiliki kerangka analisis untuk mendeteksi para caleg yang memang tepat untuk mewakili mereka sebagai legislator. Kerangka analisis ini akan memu­dahkan bagi pemilih melakukan pemilahan dan kemudian memilih yang terbaik di antara sekian banyak caleg yang akan berlaga di Pemilu 2014.

Mengutip dari Muhadjirin Tohir (2009) yang memberikan kerangka analisis bagi pemilih untuk menen­tukan pilihannya. Pemilih mesti me­ngenali empat tipologi calon anggota legislatif, yakni pertama, kategori caleg yang tidak tahu kalau dirinya sebetulnya tidak tahu tetapi ingin me­masuki dunia yang tidak diketahu­inya itu. Kedua, kategori caleg yang tahu kalau dirinya tidak tahu tetapi mencoba memasuki dunia itu.

Kemudian ketiga, kategori caleg yang tahu kalau dirinya tahu dunia yang mau dimasuki tetapi nawai­tunya lebih diorientasikan kepada kepentingan diri dan kelompoknya. Keempat, kategori caleg yang tahu kalau dirinya tahu dunia yang mau dimasuki dan karena itu mereka ingin mengabdikan pengetahuan­

nya itu untuk kebaikan Indonesia ke depan.

Menggunakan kerangka analisis dan memanfaatkan tips bagi pemi­lih penting untuk dilakukan agar pemilih tidak seperti membeli kucing dalam karung. Peribahasa ini sering diungkapkan dengan maksud agar pemilih jangan memilih sesuatu tan­pa pengetahuan sedikit pun tentang apa atau siapa yang akan dipilih.

Senada dengan Dedy, Kepala Pusat Laboratorium Otonomi Daerah dan Politik FISIP Unila Safarudin memberi tips partai politik untuk menyeleksi

ulang secara ketat seluruh caleg yang sudah mengikuti penjaring an di par­polnya masing­masing.

Jika mereka benar­benar memiliki komitmen antikorupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta narkoba dan memiliki pribadi yang baik di tengah masyarakat, caleg tersebut layak diusung menjadi calon wakil rakyat. “Apabila tidak memiliki komitmen itu, sebaiknya dicoret saja kemudian seleksi ulang,” ujar dia.

Kini, image negatif DPR dan DPRD sangat melekat sebagai lembaga ladang korupsi, pemerasan, dan suka main proyek. Ditambah lagi akhir­akhir ini banyak ditemukan anggota legislatif yang tertangkap mengguna­kan narkoba dan bermasalah dengan masyarakat. “Caleg jangan hanya yang memiliki basis massa, track record juga harus diperhatikan,” kata dia. (CR-2/U-1)

Panduan Akademik

Memilih Caleg BerkualitasUNTUK memberikan rakyat pilihan calon anggota legislatif (caleg) berkualitas dilakukan dengan beragam cara. Namun, sejumlah akademisi memberikan panduan ringkas kepada partai politik.

“Apabila tidak memiliki komitmen itu, sebaiknya dicoret saja kemudian seleksi ulang. “

Page 5: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

Dedy Hermawan(Staf Pengajar Jurusan Administrasi Negara FISIP Unila)

Gagas 5 l 15 Mei 2013

Hasil transaksi ditandai dengan terpilihnya para wakil rakyat di lembaga legislatif selaku wakil rakyat. Selain menempatkan para wakil rakyat di lembaga legislatif,

transaksi politik tentunya melahirkan komitmen dan janji­janji politik para anggota legislatif untuk memperbaiki kehidupan rakyat menjadi lebih baik melalui instrumen public policy.

Lembaga legsilatif—DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota—meru­pakan lembaga demokrasi yang memiliki peran strategis bagi masa depan negeri ini. Hitam­putihnya masyarakat hari ini dan akan datang turut ditentukan oleh lembaga ini.

Kekayaan sumber daya alam Indonesia akan menjadi berkah atau musibah juga dipengaruhi oleh peran lembaga legislatif. Persoalan public (public affairs) akan teratasi atau justru semakin parah pun sangat bergantung pada peran para anggota legis­latif.

Untuk itu, orang­orang yang duduk dalam lembaga ini harus berintegritas, berakhlak mulia, memiliki ka­pasitas dan kapabilitas, komitmen tinggi untuk perbai­kan masyarakat, dan berani dalam mengambil kepu­tusan yang terkait kepentingan rakyat. Agar kinerja para anggota legislatif di masa mendatang semakin baik, Pemilu Legislatif 2014 dapat menjadi momentum bagi pemilih untuk mewujudkan hal tersebut.

Namun, hal tersebut tidaklah mudah karena pemilih akan berhadapan dengan pragmatisme politik yang tengah membudaya dalam setiap pesta demokrasi di negeri ini. Kemudian, pemilih mesti memiliki ke­mampuan memilah dan memilih para calon anggota legislatif agar tidak keliru menempatkan orang di lembaga legislatif.

Caleg dan Pragmatisme PolitikPragmatisme politik mengandung daya rusak yang

dapat mengancam kehidupan demokrasi yang sehat. Pragmatisme politik mengajarkan masyarakat untuk meninggalkan idealisme, nilai, kebenaran, moralitas, dan menggantinya dengan nilai kemanfaatan.

Daya rusak pragmatisme politik terlihat dalam sifat perilaku politik yang cenderung mengabaikan proses, ambisius, individualistik, dan berorientasi sesaat serta

mengabaikan kepentingan pub­lik jangka panjang.

Caleg dan partai politik kini berada dalam lingkungan pragmatisme politik tersebut, sehingga perilaku mereka um­umnya ikut menjadi pragmatis seperti melakukan praktik money politic, dekat dengan masyarakat menjelang pemilu, obral janji dan komitmen poli­tik, melakukan serangan fajar, dan sebagainya. Pragmatisme politik seperti ini yang mesti dieleminasi pada Pemilu 2014.

Pemilih pada Pemilu 2014 hendaknya memiliki kepekaan yang tajam untuk me­nelaah perilaku caleg yang pragmatis agar terhindar dari jebakan politik kamuflase para caleg. Ketundu­kan pada realitas dan mengutamakan kemanfaatan sesaat menjadi basis sikap dan tindakan perilaku politik pragmatis.

Atas dasar itu, umumnya ada tiga sikap dan perilaku caleg pragmatis. Pertama, mengajak masyarakat pemi­lih untuk mengutamakan kepuasaan sesaat dengan mengabaikan kepentingan jangka panjang, misalnya menukar suara pemilih dengan uang sebesar Rp50 ribu hingga Rp100 ribu atau mengorbankan masa depan mereka dengan satu pake sembako. Sikap dan perilaku caleg pragmatis ini menggiring pemilih untuk meninggalkan idealisme dan menggantinya dengan

materi untuk memenuhi kepuasan sesaat. Kedua, caleg yang pragmatis hadir di tengah pemi­

lih untuk mematikan aktivitas intelektual atau daya rasionalitas pemilih. Para caleg pragmatis menina­bobokkan pemilih dengan aktivitas naluriah melalui ikatan uang, kekeluargaan, status sosial, materi, dan popularitas. Dengan kata lain, pragmatisme politik telah mengalahkan keputusan akal atau rasionalitas pemilih pada kesimpulan yang dihasilkan dariiden­tifikasi naluriah.

Ketiga, perilaku politik pragmatis caleg dapat dike­nali ketika mereka mengajarkan kepada pemilih—baik langsung maupun tidak langsung—untuk tidak berpikir halal dan haram yang penting bermanfaat buat pemilih.

Keberadaan caleg pragmatisme politik memang menjadi ciri praktik politik di Indonesia sebagai sebuah negara yang tengah mengalami transisi demokrasi. Hal ini sejalan dengan kesimpulan Koloki­um Moral dari Keluarga Ilmu Politik Fakultas Ilmu So­sial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (2007) yang menyebut empat ciri politik di Indonesia: politik uang, lain kata lain perbuatan, mengutamakan kepentingan kelompok, dan munculnya politisi instan.

Keempat ciri tersebut melekat di kalangan caleg­ca­leg yang bertipologi pragmatis, seperti mengandalkan kekuatan dana untuk meraup dukungan suara pemilih, tidak memiliki rekam jejak sebagai politisi namun ikut­ikutan menjadi caleg, menjadi caleg untuk mencari pekerjaan, dan obral janji politik tanpa argumentasi yang berakar pada kebutuhan nyata masyarakat.

Pemahaman utuh ini akan melahirkan perilaku poli­tik yang sehat dari parpol dan para caleg. Masyarakat pemilih akan menyaksikan teladan­teladan caleg yang mengajarkan praktek demokrasi sehat, demokrasi bermartabat, dan demokrasi yang substansialis. Para caleg yang mengajak pemilihnya untuk meninggalkan budaya politik pragmatis dengan menggunakan hak politiknya dengan cerdas, rasional, dan berwawasan jangkan panjang. n

Memilah dan MemilihAnggota Legislatif

Pesta demokrasi akan kembali bergulir pada 2014. Hajatan lima tahunan tersebut menjadi ajang transaksi politik antara para calon anggota legis-latif, baik DPR, DPD, DPRD provinsi, maupun DPRD kabupaten/kota dan rakyat selaku pemilih. Calon anggota legislatif akan melakukan transaksi

politik dengan pemilih di daerah pemilihan yang telah ditentukan.

“Caleg bersama partai politik dituntut menjadi lokomotif pendidikan politik warga dengan memberikan teladan praktek politik demokrasi yang sehat.“

Page 6: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

Perempuan 6 l 15 Mei 2013

Kuota 30% caleg perempuan seperti yang diamanatkan Undang­Undang Pemilu diharapkan memberikan kes­empatan bagi perempuan agar bisa berperan dalam menjadi perumus dan pengambil kebijakan, mengingat

saat ini kursi parlemen masih didominasi oleh politisi laki­laki.Salah satu politisi perempuan di Provinsi Lampung yang dinilai

sukses dan mendapat tempat di hati rakyat adalah politisi PDIP Nurhasanah. Perempuan ini mampu mendapat suara signifikan dalam tiga pemilu terakhir sehingga sudah duduk di kursi legislatif selama tiga periode. Bahkan, selalu menjadi pimpinan Dewan akibat keberanian dan kepiawaiannya berpolitik. “Saya sudah tiga periode duduk di DPRD Lampung. Semua itu berkat kepercayaan masyarakat kepada saya. Untuk itu, amanah dari rakyat itu harus saya laksanakan dengan baik agar tidak mengecewakan,” ujar perempuan kelahiran Talangbaru, 27 Oktober 1968, itu.

Bagi ibu tiga anak itu, menjadi wakil rakyat bukanlah pekerjaan mudah karena selalu dituntut memiliki kapasitas dan integritas dalam setiap tindakannya. Anggota legislatif harus mampu meny­erap aspirasi masyarakat kemudian dicarikan solusinya dengan memaksimalkan tiga peran yang dimiliki legislatif, yakni fungsi legislasi, budgeting, dan anggaran.

“Jika perempuan tidak memiliki keberanian dan kapasitas, hanya sebagai pelengkap. Perempuan juga harus lantang dan tahan banting dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat di parlemen,” kata alumnus Pascasarjana Unila itu.

Perempuan yang akan mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan Lampung II itu menjelaskan selama tiga periode di DPRD Lampung dia fokus memperjuangkan pendidi­

kan, kesehatan, pertanian, pemberdayaan ekonomi kerakyatan, perbaikan infrastruktur, dan penghapusan kekerasan terhadap kaum perempuan dan anak.

Sebagai perempuan, pengurus DPP PDIP itu juga mengaku concern memperjuangkan hak­hak ibu dan anak. Hal itu juga sekaligus menjadi kelebihan politisi perempuan daripada politisi laki­laki. “Jika kami tidak memperjuangkan perempuan, lantas siapa lagi? Itulah pentingnya kami duduk di parlemen,” kata Ketua Kaukus Perempuan Politik Lampung itu.

Sementara tujuannya nyaleg di DPR karena ingin bisa berbuat lebih banyak untuk bangsa dan Provinsi Lampung. Dengan men­jadi wakil rakyat di Senayan, diharapkan banyak anggaran yang bisa dialokasikan untuk provinsi kelahirannya itu. Selain karena perintah partai, hal itu juga sebagai tanggung jawab anak bangsa sekaligus sebagai karier politik. “Tiga periode sudah saya mem­bangun Lampung melalui DPRD provinsi sehingga sudah saatnya karier politik ini naik. Hal itu juga semata­mata sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa yang lebih luas,” ujar mantan Ketua Tim Kampanye PDIP di Pilgub Lam­pung periode 2008 itu.

Namun, kunci dari kesuksesan di legislatif tersebut tidak lepas dari peran masyarakat dan dukungan keluarga. Jika masyarakat tidak lagi percaya dan dikecewakan, jangan harap dipilih menjadi anggota legislatif. Sementara dukungan keluarga juga dibutuhkan agar kita bisa mak­simal bekerja sebagai wakil rakyat.

“Komunikasi saya dengan masyarakat tidak pernah putus. Dukungan ke­luarga juga terus mengalir sehingga hal itu menjadi kekuatan dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat di legislatif,” kata poli­tisi berlatar belakang advokat tersebut. (FATHUL MU’IN/U-1)

PELUANG perempuan untuk duduk di parlemen makin besar. Hal itu karena setiap partai politik harus memenuhi kuota 30% perempuan, baik sebagai calon anggota legislatif maupun pengurus partai. Untuk itu, dibutuhkan perempuan-perempuan yang berani dan memiliki kapasitas untuk menjadi wakil rakyat agar perempuan tidak hanya menjadi pelengkap semata.

Perempuan itu

Riwayat Pendidikan Riwayat Pekerjaan1. SD Negeri 1 Margomulyo 1. Advokat, 1996—19992. SMP Titipasan 2. Anggota DPRD Lampung, 1999—20043. SMA Negeri 5 Tanjungkarang 3. Ketua DPRD Lampung, 20044. Fakultas Hukum Unila 4. Wakil ketua DPRD Lampung, 2009—20145. Pascasarjana Magister Hukum Unila 5. Komisaris AJB Bumiputera, 1912

BIODATA

Nama : Hj. Nurhasanah, S.H., M.H.Lahir : Talangbaru, 27 Oktober 1968Alamat Rumah : Jl. Nusantara II, Lingkungan 1, No. 68Jabatan Sekarang : Wakil Ketua DPRD LampungNama Suami : H. Basuki Rahmat, S.Sos.Nama Anak : 1. M. Razid Labib Akram 2. M. Reza Pahlepi 3. Annisa Hasanah

Harus Berani dan Punya Kapasitas

Page 7: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

Perempuan 7 l 15 Mei 2013

Saat ini perempuan seakan menjadi pelengkap dalam memenuhi kuota keterwaki­lan 30% perempuan.

Handi Mulyaningsih, anggota KPU Lampung, mengatakan terdapat dua jalur untuk mengubah kebijakan terhadap peran perempuan selama ini. “Ada jalur kultur dan struktur yang digunakan, keduanya efektif saya kira,” ujar Handi dalam sebuah diskusi tentang tinjauan kuota 30% caleg perempuan.

Pengamat politik perempuan Lampung, Ari Darmastuti, mengung­

kapkan kuota 30% keterwakilan perempuan yang digunakan saat ini berkaca dari Eropa Utara. Sebanyak 30% suara perempuan bisa menin­gkatkan kemajuan. Karena itu, ke depan perempuan melalui kaukus perempuan yang sudah pernah ada harus meningkatkan kualitasnya.

“Perempuan dan laki­laki bukan lagi bersaing sebagai kompetitor, melainkan ada kerja sama yang apik keduanya untuk membangun politik dan negara lebih maju,” kata Ari.

Tidak begitu dengan pandangan politisi PDI Perjuangan Lampung,

Apriliati. Menurutnya, parlemen yang keras dan penuh intrik membu­tuhkan sentuhan kaum perempuan. Kehadiran politikus perempuan den­gan semangat ke­bersamaan akan m e m u d a h k a n perjuangan un­tuk kepentingan kaum hawa.

“Legislatif itu m e m e r l u k a n sentuhan perem­puan. Jika hanya didominasi laki­laki, dikhawatirkan tidak ada yang memperjuangkan kepentingan kaum perempuan,” kata Wakil Ketua Bidang Hukum DPD PDIP Lampung itu.

Selain sentuhannya, keberadaan

perempuan di lembaga legislatif itu untuk mengakomodasi hak anak dan ibu. Begitu pandangan dari politisi Partai NasDem, Dini Maysuri,

yang siap menjadi calon anggota leg­islatif di Pemilu 2014. Dia men­gaku selama ini kebijakan prop­erempuan kurang begitu lantang diperjuangkan di legislatif.

“Alasan yang mendasar saya ter­jun ke politik karena saya merasa sedikit sekali yang memperjuangkan hak­hak perempuan, khususnya ibu dan anak,” kata Bendahara NasDem Kota Bandar Lampung itu. (CR-2/U-1)

PerempuanBukan Tema Utama Politik

PEREMPUAN belum menjadi utama dalam politik. Perubahan kul-tur dan struktur wajib dilakukan untuk mengubah kebijakan peran perempuan dalam politik.

“Ada jalur kultur dan struktur yang digunakan, keduanya efektif saya kira.“

Page 8: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

Orator 8 l 15 Mei 2013

PEMILUKADA dan Pemilu Legislatif berkualitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi proses dan hasilnya.

Dari sisi proses, pemilu dikatakan berkualitas jika berlangsung secara demokratis, serta jujur dan adil. Jika di lihat dari sisi hasil, pemilu yang berkualitas harus dapat menghasilkan kepala daerah dan anggota legislatif yang mampu menyejahterakan rakyat.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung akan menggelar dua pesta demokrasi, yaitu Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2 Oktober 2013 dan Pemilu Legislatif 9 April 2014. Lembaga penyelenggara pemilu tersebut akan berupaya mewujudkan dua hajad lima tahunan itu berlangsung jujur dan berkualitas.

Semangat ingin mewujudkan pemilukada dan pemilu legislatif berkual­itas saat ini terus didengungkan KPU Lampung. Sebagai lembaga negara yang diberi amanah oleh undang­undang untuk menyelenggarakan pesta demokrasi lima tahunan itu memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menyukseskan dua agenda tersebut.

“Undang­undang mengamanahkan kepada KPU sebagai lembaga pe­nyelenggara pilgub dan pemilu legislatif sehingga kami akan berupaya maksimal untuk menyukseskan agenda tersebut,” kata Ketua KPU Lam­pung Nanang Trenggono.

Upaya itu dengan cara meningkatkan koordinasi antara KPU Pusat, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/kota. Lembaga penyelenggara pemilu juga harus menjaga integritas dan independensi mulai dari tingkat pusat hingga panitia pemungutan suara (PPS).

“Integritas dan independensi ini yang berusaha kami jaga. Kami harus tetap netral tidak berpihak dengan siapa pun. Baik kepada partai politik, calon gubernur maupun calon anggota legislatif,” ujar dia.

Namun, KPU Lampung juga menolak jika disebut sebagai lem­baga yang paling bertanggung jawab terhadap suksesnya

pesta demokrasi itu. Pasalnya, suksesnya pemilukada dan pemilu legislatif juga merupakan tanggung jawab semua pihak.

Untuk mewujudkan Pilgub 2013 dan Pemilu 2014 yang berkualitas harus didukung semua pemangku kepentingan (stakeholders), terutama partai politik (parpol) dan masyarakat sebagai pemilih. Meskipun pemerintah daerah dan aparat penegak hukum juga memiliki tanggung jawab dalam menyukses­kan pesta demokrasi itu.

“Pemilu berkualitas tidak akan terwujud jika tidak didukung semua stakeholders. Sebab, pem­bacaan publik terhadap kualitas pemilukada dan pemilu legislatif tidak hanya dalam hal penyeleng­garaan tahapan, tetapi sejauh mana pemilu dapat

menghasilkan kepala daerah dan anggota legislatif yang berkualitas,” kata dia. (FATHUL MUIN/U-1)

Nama : Nanang TrenggonoKelahiran : Purwodadi, 4 Desember 1962Jabatan : - Ketua KPU Provinsi Lampung - Staf pengajar FISIP UnilaIstri : Dra. Fenny Septiani, M.Si.Anak : Aqsa Bondan TrenggonoPendidikan - SD Negeri 9 Purwodadi, Grobogan (1976) - SMP Negeri 1 Purwodadi, Grobogan (1978) - SMA Negeri 1 Purwodadi, Grobogan (1982) - S-1 FISIP, Unpad, Bandung (1987) - S-2 Ilmu Komunikasi UI, Jakarta (1995) - S-3 Ilmu Komunikasi Unpad, Bandung (2008)

Wujudkan Pesta Demokrasi

Berkualitas

VISITerwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara pemilihan umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan, dan akuntabel demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

MISI1. Membangun lembaga penyelengga­

ra pemilihan umum yang memiliki kompetensi, kredibilitas, dan kapa­bilitas dalam menyelenggarakan pemilihan umum;

2. Menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Per­wakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presi­den, serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif, dan beradab;

3. Meningkatkan kualitas penyelengga­raan pemilihan umum yang bersih, efisien, dan efektif;

4. Melayani dan memperlakukan set­iap peserta pemilihan umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan pemilihan umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang­undangan yang ber­laku;

5. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi ak­tif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita­cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

“Integritas dan independensi ini yang berusaha kami jaga. Kami harus tetap netral tidak berpihak dengan siapa pun.“

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Nanang Trenggono

Page 9: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

Orator 9 l 15 Mei 2013

“Kami hadir di Lampung ini agar pemilukada dan pemilu legislatif yang akan datang lebih berkuali­

tas ketimbang pemilu sebelumnya. Itulah tugas Bawaslu Lampung di pilgub dan pemilu mendatang,” kata Ketua Bawaslu Lampung Nazarudin.

Nazarudin mengatakan fakta dalam proses demokrasi saat ini menunjukkan turunnya etika dan moral sehingga penyelenggara pemilu dan peserta pesta demokrasi itu ditun­tut untuk lebih baik dan senantiasa menjaga integritas dan independensinya, mengingat masih banyak transaksi dalam demokrasi.

“Penyelenggaraan dan peserta sebisa mungkin praktik politik pragmatis dan transaksional, karena hal itu hanya akan merusak demokrasi dan menyengsarakan masyarakat,” kata Nazarudin.

Bawaslu tidak mengenal siapa yang kalah dan siapa yang menang dalam pemilukada dan pemilu legislatif, tetapi lembaga penga­was pemilu itu melihat siapa yang lebih bisa dipercaya masyarakat sehingga diperlukan

kompetisi haruslah dilakukan secara fair dan sehat.

Penyelenggara pemilu di Lampung dari tingkat KPU provinsi, kabupaten/kota, hingga panitia pemungutan suara (PPS) harus hati­hati dan jangan mudah larut dalam proses atau berafiliasi kepada partai politik maupun

calon tertentu.“Kuncinya, independen dan transparan.

Jangan sampai ada yang ditutup­tutupi oleh KPU dan jajaran di bawahnya. Bawaslu, Panwaslu, dan panwascam akan selalu men­gawasi kinerja penyelenggara pemilu,” ujar dia. (FATHUL MU’IN/U-1)

Sukseskan Pilgub dan Pemiludengan PengawasanBADAN Pengawas

Pemilu (Bawaslu) Lampung berharap

Pilgub Lampung yang akan digelar 2 Okto-ber 2013 dan Pemilu

Legislatif 9 April 2014 lebih demokratis dan

lebih bermartabat. Ba-waslu hadir di provinsi

ini untuk mengawasi kinerja lembaga pe-nyelenggara pemilu,

partai politik, calon kepala daerah, calon

anggota legislatif, dan masyarakat.

1. Memastikan penyelenggaraan pemilu secara taat asas dan taat aturan.Ketaatan pada asas dan aturan pemilu menjadi kewajiban bagi semua pihak yang menggunakan haknya untuk berpartisipasi dalam pemilu, baik sebagai

penyelenggara, peserta pemilu, dan bagi siapa saja yang menggunakan hak pilihnya serta semua instansi atau lembaga yang terlibat dalam proses penyeleng-garaan dan penetapan hasil pemilu. Asas dan aturan pemilu adalah koridor yang akan menjadi pedoman secara moral dan hukum untuk semua pihak dalam mendukung pelaksanaan pemilu yang luber dan jurdil.2. Memperkuat integritas pengawas pemilu.

Ketika integritas diletakkan sebagai sebuah konsep yang memiliki keterkaitan dengan konsistensi tindakan, nilai-nilai, metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, harapan, dan pencapaian, pengawasan pemilu yang dilakukan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penyelenggaraan dan hasil Pemilu.3. Mengawal integritas penegakan hukum pemilu.

Pelanggaran pemilu dapat terjadi karena sejak awal ada proses pembiaran tanpa ada upaya yang sungguh-sungguh untuk menyelesaikannya. Salah satu faktor penting yang ikut menyumbang terjadinya pelanggaran pemilu adalah penegakan hukum pemilu yang masih bermasalah. Hukum dan kebijakan serta aparat penegak hukum pemilu harus sunggguh-sungguh menjalankan fungsinya sesuai dengan kewenangan dan kapasitas yang dimilikinya. Penegakan hukum pemilu memiliki urgensi secara politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Penegakan hukum pemilu memiliki korelasi yang kuat dengan kepercayaan masyarakat terhadap kekuasaan. Substansi dasarnya adalah kapasitas hukum pemilu bisa berdiri tegak terhadap semua pihak (justice for all), serta kemandirian dan kapasitas penyelenggara pemilu dalam mendorong pemilu yang luber dan jurdil.4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengawas pemilu.

Dengan didukung adanya kelembagaan yang kuat, program Bawaslu akan bisa berjalan on the right track. Lembaga yang kuat adalah organisasi yang secara manajerial memiliki kapasitas untuk menggerakkan roda organisasi yang didukung oleh perangkat keras (hardware), seperti struktur kelembagaan yang baku dan mengabdi pada program sebagai jembatan untuk pencapaian visi kelembagaan sehingga struktur organisasi dibangun dengan membagi habis pekerjaan kelembagaan. Sementara perangkat lunak (software) dianggap penting dan prioritas adalah standard operating procedure (SOP) dan job description yang berbasis pada masalah (kontekstual). Dengan demikian, dapat dimungkinkan semua bagian organisasi bisa bekerja maupun membuat turunan kebijakan yang lebih rendah, seperti juklak dan juknis. Secara kelembagaan, Bawaslu yang diatur secara permanen juga harus mampu mengatasi masalah relasi secara struktural dengan kelembagaan panwaslu yang ad-hoc.5. Mendorong pengawasan partisipatif berbasis masyarakat sipil.

Keterlibatan masyarakat sipil dalam melakukan pengawasan tidak saja akan memperkuat kapasitas pengawasan pemilu, tetapi juga mendorong perluasan wilayah pengawasan. Bahkan, akan memperkuat posisi pengawasan pemilu sebagai lembaga pengawasan yang bertujuan yang harus dicapai. Sesuai dengan kesepakatan, tujuan Bawaslu yang harus dicapai adalah meningkatkan kualitas pengawasan pemilu untuk mewujudkan pemilu yang demokratis sebagai bagian dari konsolidasi demokrasi.

TugaS BawaSlu

NamaNazarudin TogakratuLahirTanjungraja, 18 Oktober 1970

Alamat RumahJl. Khasan Muin, Sidototo, Kebagusan, Gedongtataan, PesawaranAlamat Kantor Jl. Nusantara No. 49 Kotasepang, Bandar Lampung

Nama IstriSulastry, S.Pd.

Nama Anak1. Fiqril Suryadilaga Togakratu2. Lukman Thareq Togakratu3. Cendikiya Maymanah

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

NAZARUDIN

Page 10: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

Pilar 10 l 15 Mei 2013

PARTAI NasDem adalah partai politik di Indonesia yang baru diresmikan di Hotel Mercure

Ancol, Jakarta Utara, pada 26 Juli 2011. Partai ini didukung Surya Paloh yang merupakan pendiri organ­isasi bernama sama, yaitu Nasional Demokrat.

Pada Januari 2013, KPU men­etapkan 10 partai politik yang lolos tahapan verifikasi administrasi dan faktual, dan menjadikan Partai Nas­Dem sebagai satu­satunya partai baru yang lolos sebagai peserta Pemilu 2014. Kemudian pada kongres per­dana partai ini, yang diadakan pada Januari 2013, seluruh peserta kon­gres Partai NasDem yang berasal dari seluruh Indonesia secara aklamasi sepakat mengangkat Surya Paloh sebagai ketua umum Partai NasDem yang baru, menggantikan Patrice Rio Capella.

Partai ini mengusung slogan “Ge­rakan Perubahan” dengan sikap kritisnya kepada pemerintah yang ditunjukkan langsung dengan wujud nyata sehingga ada pernyataan tokoh bahwa jika Indonesia ingin berubah, Partai NasDem harus menang.

Tokoh itu tak lain mantan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto yang juga ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem. Menurutnya, untuk melakukan perubahan yang besar pada bangsa dan negara, Partai Nas­Dem harus memenangi Pemilu 2014.

“Jika Partai NasDem memenangi pemilu dan berkuasa, bisa melakukan perubahan besar untuk mendorong Indonesia menjadi negara besar dan rakyatnya sejahtera,” kata Endriar­tono Sutarto pada acara silaturahmi dengan kader Partai NasDem dan masyarakat setempat di Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, perubahan besar tersebut bisa terealisasi jika semua pihak mau berjuang bersama, yakni para pimpinan dan kader partai ber­juang melalui eksekutif dan legislatif,

serta masyarakat mendukungnya. “Negara besar itu, bukan sekadar luas wilayah negaranya yang besar atau jumlah penduduknya yang baik, melainkan mampu berprestasi sejajar dengan negara­negara maju di dunia,” katanya.

Endriartono menyatakan dia me­nyadari untuk melakukan perubahan tidak cukup mengkritik dari luar, tetapi harus bergabung ke dalam partai politik dan berbuat sesuatu.

Menurut dia, Partai NasDem ada­lah partai politik baru yang masih bersih dan belum ada rekam jejak yang buruk. Oleh karena itu, kata dia, kader Partai NasDem harus mampu meyakinkan masyarakat dengan bekerja memperjuangkan aspirasi rakyat, serta bersih dan transparan.

Junjung SpiritualitasAda yang unik pada diri Partai

NasDem sebagai partai kebangsaan. Pada saat mendaftarkan daftar calon legislatif sementara (DCS) serentak se­Indonesia digelar doa lintas agama dahulu.

Partai NasDem menggelar acara “Doa untuk Perubahan” di tiga lokasi dengan tiga agama berbeda, masing­masing di Aceh, Nusa Teng­gara Timur, dan Bali. Doa bersama ini dimaksudkan agar bangsa Indo­nesia mengalami perubahan yang lebih baik.

Di Aceh, acara digelar umat muslim di Masjid Baiturrahman, Banda Aceh. Doa­doa dan zikir kepada Sang Pen­cipta dikumandangkan.

Sementara untuk wilayah Nusa Tenggara Timur, doa bersama digelar di Gereja Katedral Ruteng. Ratusan umat kristiani memanjatkan doa dan memohon keselamatan untuk bangsa.

Sedangkan di Bali, acara digelar di Pura Besakih, Kareng Asem. Sebe­lum dan sesudah berdoa, para umat Hindu mendapatkan tirte atau air suci. (U-1)

Demi Perubahan, Partai NasDem Harus Menang

Ketua UmumSurya PalohSekretaris JenderalPatrice Rio CapellaBendahara UmumFrankie TurtanKantor pusatJl. R.P. Soeroso No. 44, Gondangdia Lama, Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta 10350Ideologi PancasilaSitus webhttp://www.partainasdem.or.id/Ketua Mahkamah PartaiO.C. KaligisKetua Dewan Pertimbangan PartaiEndriartono SutartoKetua Dewan PakarBachtiar Aly

Page 11: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

BANDAR LAMPUNG

LAMPUNG SELATAN PESAWARAN TANGGAMUS METRO LAMPUNG

BARATLAMPUNG TENGAH

LAMPUNG TIMUR

LAMPUNG UTARA

TULANG BAWANG WAY KANAN

1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 15

PARTAI POLITIKJUMLAH

PEROLEHAN KURSI

DAERAH PEMILIHAN LAMPUNG 1 (SATU) DAERAH PEMILIHAN LAMPUNG 2 (DUA)

REKAPITULASI PEROLEHAN KURSI DAN SUARA PARTAI POLITIK DAN CALON ANGGOTA DPR RI TAHUN 2009

JUMLAH SUARA SAHNo % JUMLAH

SUARA SAH

1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 151 HANURA 20,288 20,103 8,578 16,220 2,210 6,124 18,021 21,719 12,646 18,054 13,035 156,998 4,41% 1 2 PKPB 4,322 8,490 6,222 10,737 1,359 5,512 11,107 13,424 6,545 17,675 8,025 93,418 2,98%3 PPPI 1,507 3,118 1,283 2,971 157 1,835 3,286 3,139 5,182 3,138 1607 27,223 0,56%4 PPRN 3,084 5,071 1,684 3,975 540 2,306 4,328 6,387 3,449 5,611 1,731 38,166 1,17%5 GERINDRA 13,323 14,743 7,803 19,956 1,656 15,215 33,268 17,614 16,635 40,074 12,645 192,932 4,51% 2 6 BARNAS 1,089 2,340 1,900 1,965 261 2,073 2,263 3,059 1,859 3,568 913 21,290 0,73%7 PKPI 1,816 4,562 1,266 4,587 674 4,260 4,110 8,789 5,261 5,065 3,874 44,264 1,19%8 PKS 38,151 34,126 17,026 27,025 5,712 10,692 55,053 38,654 29,620 29,869 17,713 303,641 8,56% 2 9 PAN 22,957 57,737 14,525 77,512 5,652 17,947 22,100 23,635 14,585 21,794 5,904 284,348 7,02% 2 10 PPIB 1,253 901 585 1,469 59 226 1,982 788 699 3,622 379 11,963 0,61%11 KEDAULATAN 1,637 3,995 1,298 3,003 113 70 3,923 2,000 1,759 2,681 2182 22,661 0,62%12 PPD 659 569 379 2,028 110 179 0 0 0 0 0 3,924 0,42%13 PKB 8,161 16,915 10,118 17,852 2,002 9,933 29,859 24,698 12,504 20,864 6,806 159,712 4,55% 1 14 PPI 877 1,211 1,243 1,067 189 909 2,560 1,148 1,713 2,985 1,345 15,247 0,48%14 PPI 877 1,211 1,243 1,067 189 909 2,560 1,148 1,713 2,985 1,345 15,247 0,48%15 PNI MARHAENISME 990 750 1,481 1,516 133 2,171 4,893 5,086 2,461 1,788 2,719 27,986 0,79%16 PDP 1,355 1,477 1,259 3,250 212 751 3,265 2,250 1,335 3,005 2,355 20,514 0,60%17 PKP 497 1,347 868 799 295 648 1,099 4,670 1,186 372 367 12,148 0,46%18 PMB 1,627 657 753 1,712 110 1,429 645 632 849 1,146 337 9,897 0,32%19 PPDI 582 1,042 392 710 92 73 0 0 0 0 0 2,891 0,22%20 PDK 1,839 5,879 1,722 2,314 523 1,032 1,059 2,688 3,020 8,840 1,245 30,161 1,68%21 PRN 1,217 1,160 551 2,018 271 77 1,016 855 596 818 1,799 10,378 0,33%22 PELOPOR 591 698 315 1,750 280 125 2,806 3,460 2,128 4,304 951 17,408 0,62%23 GOLKAR 38,108 39,596 23,067 44,933 4,604 14,521 86,984 54,776 34,086 57,108 23,877 421,660 12,64% 3 24 PPP 9,752 10,737 7,740 13,094 1,271 5,801 15,875 14,794 6,232 12,122 8,026 105,444 3,30%25 PDS 4,637 1,552 732 1,704 536 39 9,269 4,531 2,112 2,892 3,372 31,376 0,47%26 PNBKI 3,587 8,202 2,231 400 1,403 1,578 1,654 1,375 961 5,742 3,054 30,187 0,99%27 PBB 5,699 7,024 6,480 6,700 976 3,251 5,886 5,611 6,391 5,184 5,892 59,094 1,59%28 PDIP 29,632 51,268 26,003 54,452 6,017 42,126 70,782 69,552 24,861 52,023 22,081 448,797 14,11% 3 28 PDIP 29,632 51,268 26,003 54,452 6,017 42,126 70,782 69,552 24,861 52,023 22,081 448,797 14,11% 3 29 PBR 5,516 6,846 6,695 14,496 442 3,941 8,827 5,413 5,497 5,269 2,874 65,816 2,12%30 PATRIOT 771 1,134 541 2,339 129 105 1,622 1,759 1,572 1,300 369 11,641 0,43%31 DEMOKRAT 99,321 79,460 31,659 65,854 17,278 40,795 131,629 95,720 65,848 54,837 31,806 655,377 18,52% 4 32 PKDI 3,915 1,376 503 1300 399 68 875 615 323 652 202 10,228 0,21%33 PIS 908 2,627 1,947 1,721 421 450 2,006 2,236 1,147 759 244 14,466 0,55%34 PKNU 3,747 4,424 3,238 10,745 836 1,890 12,316 8,436 1,816 3,846 1,145 52,439 1,74%35 MERDEKA 590 665 221 423 23 45 335 545 127 926 530 4,430 0,08%36 PPNUI 447 338 380 402 29 127 586 415 385 5,420 122 8,651 0,08%37 PSI 315 859 1,317 350 51 336 876 477 340 270 88 5,279 0,20%38 BURUH 656 598 414 433 108 163 640 488 278 384 217 4,379 0,13%

Jumlah 335,423 403,597 194,419 423,782 57,133 198,823 556,805 451,438 276,008 404,007 189,831 3,436,434 100 % 18

Analisis 11 l 15 Mei 2013

Selanjutnya berkas persyaratan tersebut akan diverifikasi ulang oleh KPU sebelum diumum­kan sebagai daftar calon tetap (DCT).

Parpol peserta Pemilu 2014 tahun depan se­makin menyusut tinggal 12 parpol saja, yakni Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra, Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Ini sesuai dengan grand design untuk men­gubah sistem multipartai menjadi multipartai sederhana. Saat kebebasan mulai dibuka, Pemilu 1999 diikuti 48 parpol, kemudian meny­usut 24 parpol pada 2004, naik lagi pada 2009 menjadi 38 parpol, dan terpangkas tinggal 12 pada Pemilu 2014 mendatang.

Beberapa parpol peserta Pemilu 2009 yang

tereliminasi kemudian bergabung (merger) den­gan partai yang lolos kualifikasi Pemilu 2014.

Segmentasi PemilihMeskipun jumlah pemilih akan bertambah

mengikuti pertumbuhan penduduk, penyeder­hanaan jumlah parpol di Pemilu 2014 diprediksi tidak mengubah segmentasi pemilih. Hal itu karena secara umum 12 parpol peserta Pemilu 2014 dianggap sudah lebih dari cukup untuk mewakili preferensi pemilih Indonesia, baik dalam hal politik aliran maupun ikatan pri­mordialisme.

Jika dirunut ke belakang, perebutan segmen pemilih sebenarnya sudah dilakukan banyak parpol setelah Pemilu 2004 berakhir. Ambil contoh PKS yang mewakili kalangan Islam dan PDI Perjuangan sebagai representasi nasionalis. Dalam Mukernas Bali (2008), PKS menyatakan diri sebagai partai terbuka bagi nonmuslim.

Setahun sebelumnya, PDI Perjuangan mendi­rikan sayap partai, yakni Baitul Muslimin Indo­nesia (BMI) untuk mewadahi aspirasi kalangan muslim.

“Meski salatnya grotal-gratul, meskipun bisanya cuma tahlilan, insya Allah kiai­kiai cukup sabar,” ujar Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi (saat itu) dalam peresmian BMI.

Semakin kaburnya segmentasi pemilih juga terlihat ketika Partai Demokrasi Pembaruan

(PDP) yang berawal dari sempalan PDIP ber­gabung dengan PAN yang secara tradisi diban­gun oleh massa Muhammadiyah. Di partai berlogo matahari itu ikut bergabung juga Partai Bintang Reformasi (PBR) yang berafiliasi pada konstituen Islam.

Partai MassaDari tiga fakta tersebut, hal pokok yang hen­

dak disampaikan bahwa segmentasi pemilih kini semakin kabur. Politik aliran meskipun masih bertahan di beberapa daerah tertentu, secara umum mulai terkikis, terutama di ka­wasan perkotaan.

Bukti tak terbantahkan adalah munculnya Demokrat sebagai pemenang Pemilu 2009 dengan perolehan suara di atas 21%. Pada saat bersamaan, PKB yang berbasis nahdliyin dan berjaya di Pemilu 1999 dengan 12,6% suara anjlok menjadi 4,94%.

Perolehan suara Demokrat dari 7% di Pemilu 2004 hingga melejit sampai 21% di Pemilu 2009 juga membuktikan sebagian besar partai masih partai massa. Kalaupun ada yang men­jadi perkecualian, barangkali hanya PKS yang mengarah ke partai kader.

Melihat konfigurasi partai dan segmentasi pemilih saat ini, dapat dipastikan pemenang Pemilu 2014 adalah partai yang mampu merang­kul pemilih tengah (median voter). (D. WIDODO/U-1)

Merangkul Pemilih TengahTAHAPAN Pemilihan Umum 2014 telah

bergulir. Geliatnya pun mulai terasa, terutama di internal partai politik. Calon legislatif masih

memiliki cukup waktu untuk memperbaiki dan melengkapi berkas persyaratan yang

direkomendasikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga sepekan ke depan.

Page 12: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

Luber 12 l 15 Mei 2013

Surat pencalonan (Model B) dan daftar bakal calon (Model BA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 Ayat (1) dan Ayat (3), disertai dengan dokumen persyaratan masing­masing

bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota, yang dibuktikan dengan:

a. Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) warga negara Indonesia yang masih berlaku dan paspor bagi bakal calon yang bertempat tinggal di luar negeri;

b. Surat pernyataan bahwa status bakal calon adalah WNI yang telah genap berumur 21 tahun atau lebih, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cakap berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia dan setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang­Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 (Model BB);

c. Fotokopi ijazah/STTB, surat keterangan ber­penghargaan sama dengan ijazah/STTB, syahadah, sertifikat, atau surat keterangan lain yang dilegalisasi oleh sekolah/satuan pendidikan atau kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten/kota atau kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi atau kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota;

d. Surat pernyataan tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melaku­kan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih (Model BB-1);

e. Surat keterangan dari kepala lembaga pe­masyarakatan yang menerangkan bahwa bakal calon yang bersangkutan telah selesai menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melaku­kan tindak pidana yang diancam dengan

pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih (Model BB­2)

dilampiri:1. Surat pernyataan bahwa yang bersangkutan man­

tan narapidana dan bukti surat kabar yang memuat pernyataan tersebut;

2. Surat keterangan catatan kepolisian bukan pelaku kejahatan berulang­ulang.

f. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani serta bebas narkoba dari dokter puskesmas atau rumah sakit pemerintah;

g. Surat keterangan atau tanda bukti dari ketua PPS atau KPU kabupaten/kota bahwa telah terdaftar sebagai pemilih;

h. Surat pernyataan bersedia untuk bekerja penuh waktu apabila terpilih menjadi anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota (Model BB­3);

i. Surat pernyataan pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali bagi:

1. Kepala daerah, wakil kepala daerah, PNS, ang­gota TNI, anggota Polri, direksi, komisaris, dewan pengawas, dan karyawan pada BUMN dan/atau BUMD serta pengurus pada badan lainnya yang anggarannya bersumber dari keuangan negara (Model BB­4);

2. Anggota partai politik yang dicalonkan oleh partai politik yang berbeda dengan partai politik asal, baik partai politik peserta pemilu maupun bu­kan peserta pemilu melampirkan surat pernyataan pengunduran diri sebagai anggota partai politik asal (Model BB-5);

3. Penyelenggara pemilu, DKPP, dan panitia pemi­lihan (Model BB-6);

4. Kepala desa dan perangkat desa (Model BB-7).j. Dalam hal anggota partai politik sebagaimana

dimaksud pada huruf i angka 2 adalah anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota, surat pernyataan pengunduran diri sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dan surat keputusan pemberhentian sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota;

k. Dalam hal anggota partai politik yang meru­pakan anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota belum dapat melampirkan surat pemberhentian sebagaimana dimaksud pada hu­ruf j, dapat digantikan surat keterangan pimpinan DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota atau

sekretaris DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabu­paten/kota bahwa pemberhentian sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota se­dang diproses, yang harus diserahkan paling lambat pada masa perbaikan DCS/pengajuan penggantian calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabu­paten/kota.

l. Surat pernyataan bersedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik, advokat/pengacara, notaris, pejabat pembuat akta tanah (PPAT) atau melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang berhubun­gan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan (Model BB-8).

m. Surat pernyataan bersedia untuk tidak merang­kap jabatan sebagai pejabat negara lainnya, direksi, komisaris, dewan pengawas, dan karyawan pada BUMN dan/atau BUMD serta badan lain yang ang­garannya bersumber dari keuangan negara (Model BB-9).

n. Fotokopi kartu tanda anggota (KTA) partai politik yang masih berlaku.

o. Surat pernyataan hanya dicalonkan oleh 1 (satu) partai politik untuk 1 (satu) lembaga perwakilan di 1 (satu) daerah pemilihan (Model BB-10).

p. Daftar riwayat hidup yang memuat pernyataan bersedia/tidak sedia untuk dipublikasikan (Model BB-11).

q. Pas foto bakal calon terbaru berwarna, ukuran 4 x 6 sebanyak 5 (lima) lembar dan softfile.

Sumber: www.kpu.go.id

Ketentuan dan Syarat Caleg

PKPU No. 13/2013 (Revisi dari PKPU No. 7/2013). Pasal 19

Page 13: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

Jeda 13 l 12 Mei 2013

PEMILIHAN umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Setelah amendemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) yang semula dilakukan oleh MPR disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke rezim pemilu.

Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasar Undang-Undang Nomor 22/2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pemilukada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu. Di tengah masyarakat, istilah pemilu lebih sering merujuk kepada pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden yang diadakan setiap lima tahun sekali.

Pemilu diadakan sebanyak 10 kali, yaitu tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, dan 2009. Pemilu di Indonesia menganut asas “luber” yang merupakan singkatan dari langsung, umum, bebas, dan rahasia yang berlaku sejak zaman Orde Baru.

Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya se­cara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan mem­berikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak mana pun. Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.

Kemudian, di era reformasi berkembang pula asas “jurdil” yang merupakan singkatan dari jujur dan adil. Asas jujur mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memi­liki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih.

Sementara asas adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu. (U-1)

Pemilihan Umum di Indonesia

Page 14: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

Geliat Partai 14 l 16 Mei 2013

YOSOREJO—Keluarga Besar Partai NasDem Kota Metro menggelar bakti sosial bedah rumah bagi warga kurang mampu di kota

itu. Kali ini acara digelar di rumah milik Suwardi di Jalan Way Bunut, RT 22 RW 06, Kelurahan Yosorejo, Kecamatan Metro Timur, Sabtu (11-5).

Ketua Partai NasDem Kota Metro Hendro Budi melakukan peletakan batu pertama bedah rumah milik Suwardi. Dalam sambutannya, Hendro men­gatakan acara itu murni bantuan dari partainya untuk masyarakat. “Inilah salah satu bakti kami untuk masyarakat, terutama di Kota Metro. Hal itu sesuai tekad partai kami, yakni gerakan perubahan,” kata dia.

Menurutnya, tekad restorasi pada Partai Nas­Dem bukan hanya slogan yang diucapkan. Namun, lebih pada wujud nyata mengajak masyarakat untuk berubah ke arah lebih baik dan mencapai kesejahter­aan. “Seperti yang terus didengungkan ketua umum kami, Bapak Surya Paloh, ayo berubah menjadi lebih baik,” katanya. (RLS/U-1)

SUMBEREJO—Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tanggamus meluncurkan program Gerebek Pasar. Pertama kali pelaksan­aannya diadakan di Pasar Gunungbatu, Kecamatan Sumberejo, Tanggamus, Senin (13-5). Acara dimulai pukul 07.00 hingga pukul 10.30.

Sekejap suasana pasar berubah kar­ena diputihkan oleh puluhan kader PKS Tanggamus yang berbelanja tanpa menawar di pasar tersebut. Acara ini dikemas menarik oleh DPD PKS Tang­gamus yang berkolaborasi dengan DPC PKS Kecamatan Sumberejo.

Tak lama setelah posko Gerebek Pasar dibuka Ketua DPD PKS Tanggamus Heni Susilo, juga dilakukan pemeriksaan go­longan darah gratis yang bekerja sama dengan puskesmas setempat.

Warga pasar berduyun­duyun men­gantre untuk memeriksa golongan darahnya. Bukan itu saja, setelah warga

masyarakat memeriksa golongan darah juga mendapatkan suvenir cantik dari PKS Tanggamus.

“Gerebek Pasar ini merupakan wujud kepedulian dan kecintaan PKS pada kes­ehatan masyarakat yang sekaligus ingin mengenalkan logo dan nomor urut PKS nomor 3,” ujar Heni.

Hal senada juga disampaikan salah satu caleg dari Fraksi PKS Tanggamus, Ibnu Nizar, bahwa PKS ingin mem­buktikan kepada masyarakat akan kerja­kerja nyata partainya dan mudah­mudahan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Ketua Panitia Zaila Desti mengatakan jika kegiatan Gerebek Pasar ini juga ada dilaksanakan di sejumlah pasar lainnya di kabupaten ini. “Program Ini akan ber­lanjut juga di Pasar Baru Airnaningan dan beberapa pasar di kecamatan lain,” ujarnya. (CK-3/U-1)

PKS Tanggamus Luncurkan Program Gerebek Pasar

NasDem MetroGelar Bedah Rumah

Page 15: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

Geliat Partai 15 l 16 Mei 2013

BANDAR LAMPUNG—Berlian Tihang, sekretaris Pemerintah Provinsi Lam­pung, semakin menunjukkan kes­eriusannya mencalonkan diri dalam Pemilihan Gubernur Lampung. Tidak tanggung­tanggung, dia meminta du­kungan Muhammadiyah, organisasi Islam yang besar di Lampung.

“Saya enggak mengharapkan sedekah duit, tapi saya minta sedekah dukungan agar saya bisa memaju­kan Lampung,” ujar Berlian dalam kegiatan pelantikan Pimpinan Nasy­iatul Aisyiyah Provinsi Lampung, organisasi otonom Muhammadiyah, Rabu (1-5).

Berlian mengakui dia tengah beru­saha mendekati dan memperoleh dukungan masyarakat untuk maju dalam Pilgub Lampung. Tidak hanya Muhammadiyah, bahkan Berlian juga

mengungkapkan menjaga hubungan baik dengan organisasi keagamaan lain, seperti Nahdlatul Ulama. Kemu­dian, organisasi keagamaan Katolik, Buddha, Kristen, serta etnis yang ada di Lampung. “Kami berusaha (mendekati) siapa pun dia, karena tujuan maju pilgub untuk memban­gun Lampung dan mewujudkan masyarakat lebih sejahtera.”

Berlian memaparkan jika terpilih menjadi gubernur, dia akan mem­bangun Lampung dengan mengu­rangi kemiskinan dan pengangguran, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Yang pasti, komitmen memajukan dari semua bidang kegia­tan sesuai kemampuan pemerintah, tetapi menghasilkan PAD yang tidak terlalu memberatkan masyarakat,” ujar dia. (CR-2/U-1)

LIWA—Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri mem­inta dukungan 2.000 jemaah dari 10 kecamatan di Lampung Barat untuk maju dalam Pilgub Lampung mendatang. Keinginan itu disampaikan Mukhlis pada acara pengajian di kediamannya, Kamis (2-5) malam.

Mukhlis mengaku pada awalnya tidak memiliki niat mencalonkan diri pada Pilgub Lampung. Tetapi, beberapa waktu lalu, dia dipanggil ke DPP PDIP dan diperintahkan untuk bekerja. “Saya ditanya siap tidak maju di pilgub, sebagai kader partai saya me­nyatakan siap dan diperintahkan bekerja. Memang bukan rekomendasi, melainkan itu bentuk perintah. Jadi harus saya jalankan,” kata Mukhlis.

Untuk itu, ia meminta doa restu dan dukungan warga Lampung Barat untuk berjuang pada Pilgub Lampung. “Sebelum jauh melangkah, pertama saya minta doa dan dukungan keluarga dan handai taulan. Karena itulah kekuatan awal untuk ber­juang,” ujarnya.

Meski demikian, Mukhlis menegaskan hanya akan maju pada Pilgub Lampung apabila direkomen­dasikan PDIP. “Walaupun ada partai lain yang siap mengusung saya maju di pilgub dan menyiapkan dana, saya tidak akan maju selain melalui PDIP,” kata Mukhlis. (CK-1/HEN/U-1)

Mukhlis Aktif Galang Dukungan

Berlian Rangkul Dukungan Muhammadiyah

Page 16: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

16 l 15 Mei 2013

Page 17: voting edisi 15 mei 2013

CMYK± ± ±

± ±

cover/laput 1interupsi 2laput 3laput 4gagas 5kuota 6kuota 7orator 8

9 orator10 pilar11 analisis12 luber13 jeda14 jeda15 geliat partai16 geliat partai

iklanKuping 50 x 107mmbanner 50 x 263mmdisplay1/4 hal: 150 x 130m m1/2 hal 150 x 263mm1 hal; 318 x 263mm