edisi 10/ tahun i/ oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 edisi 10/tahun i/ oktober 2015 salam...

40
Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 Bidang Penmad : Menyongsong Ujian Nasional 2016 7 Dinamika Daerah Dzikir Akbar di Tahun Baru Hijriyah 19 26 Artikel Memaknai Hijrah sebagai Strategi Baru dalam Kehidupan media pemersatu umat ISSN : 2460 - 3813 Bertabur Prestasi Kemenag Jateng

Upload: vutram

Post on 29-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 1

Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015

Bidang Penmad :

Menyongsong Ujian Nasional 2016

7Dinamika Daerah

Dzikir Akbar di Tahun Baru Hijriyah

19 26Artikel

Memaknai Hijrah sebagai Strategi Baru dalam Kehidupan

media pemersatu umat

ISSN : 2460 - 3813

Bertabur Prestasi Kemenag Jateng

Page 2: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 20152

Salam Redaksi

Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi, Suripah, Martina Wulandari, M Fachri ; Penyunting / Editor : Saronji, Muhammad Khoirulloh ; Design Grafis / Fotografer : Hery Basuki, Djati Prasetyo ; Sekretariat : Yudi Prasetyo, Amin Sri Widodo

Majalah BulananSEJAHTERA

Diterbitkan oleh : Subbag Informasi & Humas Kanwil

Kemenag Provinsi Jawa Tengah

Penerbit: Subbag Informasi & Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa TengahAlamat Redaksi : Jalan Sisingamangaraja 5 Semarang - 50232 Telp : 024-8412547, 8412548, 8412552 Fax. 024-8315418, EMAIL : [email protected]

Keterangan Cover Depan : Kakanwil Kemenag Prov Jateng, Drs H Ahmadi membuka Kemah Pela-jar Lintas Agama tingkat Jawa Tengah di Umbul Sidomukti, Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2015.

daftar isi

Redaksi SEJAHTERA menerima sumbangan dalam bentuk tulisan, foto ilustrasi dan lainnya yang sesuai dengan misi Majalah SEJAHTERA. Ketikan 1,5 spasi maks 2 hal kuarto, disertai identitas resmi penulis. Redaksi berhak merubah tulisan tanpa mengurangi substansinya. Demi perbaikan penerbitan, redaksi mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Salam Redaksi ...................................................... 2Pembinaan ............................................................ 3Laporan Utama ..................................................... 5

Menyongsong Ujian Nasional 2016Pemerintah selalu melaksana-

kan kajian yang mendalam dalam rangka meningkatkan kualit mutu pendidikan dari penataan ulang kurikulum sampai pada aspek sarana prasarana penun-jang peningkatan kualitas mutu pendidikan. Hal ini untuk mewu-

judkan bangsa Indonesia yang memiliki daya saing dengan negara-negara tetangga. Bidang PENMAD .................................................. 7Bidang PONTREN ................................................ 9Bidang HAji ......................................................... 10

PeNais dan Gerakan Revolusi Mental

Kementerian Agama (Kemenag) merupakan instansi pemerintah

yang paling banyak disorot oleh masyarakat di tengah era reformasi birokrasi yang tengah digalakkan oleh pemerintah. Sebab Kemenag tidak hanya mengatur urusan dun-iawi semata, akan tetapi juga terkait dengan pelayanan ukhrowi. Melalui reformasi birokrasi, Kemenag mulai menunjukkan dirinya sebagai instansi pemerintah yang memiliki kemampuan berubah lebih cepat melihat dari semua aspek yang harus diurusi secara tehnis dan meng-hadapi tantangan zaman.

Bidang PENAiS ................................................... 11Bimas Kristen ....................................................... 13Bimas Katolik ....................................................... 14Bimas Hindu ......................................................... 15Bimas Buddha ....................................................... 16Dinamika Daerah ................................................. 19Artikel .................................................................... 26KUB ....................................................................... 31Karya Umat .......................................................... 34Terapan .................................................................. 38Lensa Foto ............................................................. 39

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah senantiasa selalu kita panjatkan puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Kuasa Allah

SWT. Yang telah beberapa kenikmatan kepada kita sekalian sehingga kita masih diberi kesempatan untuk menyumbangkan fikiran kita untuk kemaslahatan bersama sehingga kita masih dapat mengamalkan ilmu kita melalui Majalah sejahtera yang kita cintai ini sehingga majalah ini masih bisa terbit dan diman-faatkan untuk kita semua pembaca.

Edisi kali ini sengaja dan secara khusus akan men-gungkap berbagai Prestasi yang dicapai oleh per-orangan, lembaga dan sebagainya, prestasi adalah sesuatu yang menjadi kebanggaan seseorang dan patut dihargai terlepas dari segala kekurangannya, karena kekurangan adalah juga bahagian dari Prestasi itu.

Prestasi sering terabaikan bahkan tenggelam dan sirna akibat terdapat kekurangan sisi lainnya, padahal kita seharusnya bisa menempatkan mana Prestasi dan mana kekurangan itu, dengan demikian kita tidak mencampur adukkanPrestasi dan kekurangan itu.

Edisi kali ini sebenarnya tidak bermaksud menga-jak berbangga diri, melainkan justru memberikan kontribusi yang sangat banyak dalam pemikiran di dunia informasi.

Naah…Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT. Dari terbitan media cetak kali ini semoga banyak manfaatnya, namun demikian dari beberapa kali terbitan ini masih banyak kekurangan namun kami berusaha untuk memperbaiki dari segala isi maupun muatan yang ada di dalamnya.

Pada akhirnya kami selaku pengelola dapur Majalah Sejahtera mengucapkan banyak terima kasih kepada khalayak yang telah membantu dalam penerbitan majalah edisi ini, serta kami menyadari semua, bahwa terbitan kali ini masih jauh dari sempurna, sedangkan harapan kami dari dapur redaksi mengharapkan kes-empurnaan maka, kritik dan saran dari para pembaca semua kami harapkan sehingga majalah terbitan berikutnya akan dapat mendekati sempurna, dan untuk selalu dapat memperbaiki terbitan atau edisi berikutnya. Semoga terbitan kali ini dapat berguna untuk kita semua. Aamiin.(bd)

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Page 3: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 3

Pembinaan

Signifikansi Data Dalam Sistem Informasi

Usaha-usaha Kementerian Agama

Provinsi Jawa Tengah dalam memperbaiki

data di lingkungan Kementerian Agama Se Jawa Tengah telah

melalui verifikasi dan validasi data serta

finalisasi sebagai data dukungan pokok secara kelembagaan.

Dan sebagai sistem database untuk

Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah dalam membuat

rancangan program kebijakan lembaga, yang bisa dijadikan sebagai

salah satu acuan analisa dalam proses pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan di lingkungan

Kemenag Jateng.

Keberadaan sistem ini perlu dukungan/shar-ing pasokan data yang berkesinambungan berasal dari Bidang-Bidang dan Pembimas

yang bersumber data dukung dari Kemenag se Jawa Tengah atau pihak lain yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang bersesuaian dengan data yang dibutuhkan oleh Kementerian Agama.

Kasubbag Hummas dan Informasi mempunyai peran penting untuk menyediakan validasi data agama dan keagamaan, karena secara tugas dan fungsi kelembagaan adalah mengkoordinasikan, mengkonsultasikan dan mengumpulkan dengan seluruh unit terkait. Tugas dan peran tentang data sebenarnya dalam system pemerintahan telah mun-cul Peraturan Presiden RI Nomor 85 Tahun 2007

tentang Jaringan Data Spasila Nasional (JDSN). Sedangkan di Kementerian Agama dengan adanya Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 13 Tahun 2012 tentang tatalakasana dan organisasi Kementerian Agama di pusat adanya Pinmas, kemudian di Kemenag Provinsi adanya Subbag Humas dan Informasi, diperkuat oleh surat edaran sekjen terkait optimalisasi tugas dan fungsi Subbagian Informasi dan Hubungan masyarakat. Untuk terkait tugas dan wewenangnya diperkuat melalui edaran sekjen tentang pelaksan-

aan penyusunan bahan publikasi tingkat provinsi, antara lain; (1) mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan bahan publikasi di tingkat provinsi. (2). Mengkompilasi data hasil sinkronisasi. (3). Mengkonfirmasi ulang ada/tidaknya perbaikan data ke bidang-bidang. (4). Membawa dan me-laporkan data kompilasi hasil sinkronisasi yang telah disepakati pada kegiatan penyusunan bahan publikasi tingkat pusat.

Menunjang aturan diatas, segala komponen dari seluruh satker di lingkungan Kemenag Jawa Tengah hendaknya secara terus menerus melakukan ko-munikasi, koordinasi untuk memperoleh data agar dapat digunakan secara maksimal sebagai bahan dukungan dari bawah sebagai bentuk tanggung-jawab bersama dalam mencapai keakuratan dan kekinian data yang ada pada database kelembagaan Kementerian Agama.

Humas Info dan Data Akuntabilitas dan keakuratan data dalam kelem-

bagaan bisa tercapai, hendaknya harus ada kemam-puan SDM dalam pengelolaan dan pengoperasian Sistem aplikasi yang telah tersedia di masing-mas-ing unit eselon I. Walaupun di Kemenag masing-masing eselon I memiliki system aplikasi sendiri secara prinsip mampu mencakup data di tingkat

Oleh : H. Badrus Salam, S.Ag, MM

Kasubbag Humas dan Informasi Kanwil Kemenag Jateng

Page 4: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 20154

Pembinaan

kabupaten/kota secara berjenjang dan berkelan-jutan untuk kepentingan kelembagaan, serta tidak menjadi kendala. Dan secara jelas pada prinsipnya dapat ketersediaan data secara keseluruhann yang kemudian dapat memenuhi prasarat yang dibutuh-kan sebagai salah satu acuan analisa dalam proses pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah inilah yang terpenting dan menjadi model keputusan bersama.

Meminjam istilah ilmu menejemen sumber daya manusia, terdapat Human Resources Information System (HRIS) adalah upaya implementasi teh-nologi informasi untuk mengorganisir tatakelola dan tatalaksana manajemen SDM di kelembagaan guna mendukung proses pengambilan keputu-san atau biasa disebut dengan Decision Support System dengan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan. Utamanya saling keterkaitan data dan SDM dalam perencanaan, dan meny-usun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang terstandarisasi. Tujuannya adalah mengintegrasikan informasi yang diper-oleh dari aplikasi-aplikasi yang berbeda ke da-lam satu sistem basis data yang bersifat universal, yakni Kementerian Agama. Supaya data agama dan keagamaan dapat sebagai bahan informasi oleh kelembagaan seharusnya memenuhi kreteria antara lain; timely (tepat waktu), accurate (akurat), concise (ringkas), relevant (relevan) dan complete (lengkap) berdasarkan hasil dari masing-masing aplikasi yang selama ini berjalan.

Komitmen SDM dalam memberikan pengabdian yang baik, akan mampu memberikan pengaruh hasil kinerja kelembagaan dalam system pelayanan pula, sehingga korelasi SDM untuk menunjang

keberhasilan dalam mencapai validasi data ini sangat diperlukan kesadaran yang tinggi bahwa data adalah sumber segala kekuatan kelembagaan. Kementerian Agama secara tehnis masih membu-tuhkan tenaga statistisi sebagai ASN fungsional tertentu di unit Bidang, Pembimas dan Kemenag Kab/Kota se Jawa Tengah, untuk menunjang kelan-caran data, namun melihat realitas kebutuhan ini belum tersedia.

Langkah yang harus kita lakukan untuk memenuhi kemudahan dalam memperoleh data dan melakukan update data di setiap tahunnya, Kemenag Provinsi Jawa Tengah melakukan beberapa hal sebagai beri-kut; (1). Meminta seluruh satker berperan aktif untuk menindaklanjuti data yang diminta dari unit Bidang, Pembimas melalui Kemenag Kab/Kota Se Jawa Tengah sesuai form untuk bahan update data pertahun. (2). Pimpinan satker menggerakkan untuk memperoleh data kepada masing-masing leading sector sesuai basis eselon I di Kemenag. (3). Menkoordinasikan secara efektif dalam memper-oleh data kepada satker bawahannnya atau dengan lembaga lain beserta petugas pengolah data.(4). Memantau dan merubah data pada setiap ada pe-rubahan. (5). Adanya honor untuk pengelola data sebagai pemacu untuk menyediakan data agama dan keagamaan.

Dengan demikian, untuk menyesuaikan regulasi edaran sekjen, artinya Kanwil Kementerian Agama mengkoordinir dalam mewujudkan data, hal itu sebagai bahan rujukan dalam menyusun peren-canaan dalam program dan kegiatan di masing-masing satker. Dan tujuannnya adalah agar tidak terdapat perbedaan data dalam angka di setiap unit dan satker di lingkungan Kemenag khususnya Jawa Tengah. (ali)

Rapat finalisasi sinkronisasi data tahun 2015.

Page 5: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 5

Laporan UTAMA

Kemenag Jateng Bertabur Prestasi

Dalam beberapa bulan terakhir, Bidang Pendidikan Madrasah (Dikmad) Kantor

Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag)

Jawa Tengah bertabur prestasi. Para siswa, guru dan pengawas madrasah

di provinsi ini memborong berbagai kejuaraan lomba tingkat nasional. Berbagai prestasi tersebut sebagian

atas nama personel, sebagian lagi atas nama

institusi madrasah.

Sejumlah prestasi yang diraih keluarga besar madrasah dan RA di Jawa Tengah tersebut menjadi kado membahagia-

kan bagi provinsi ini di penghujung tahun 2015. Dan, jajaran keluarga besar Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Tengah—tanpa kecuali—patur berbangga hati dan bersyukur atas raihan prestasi tersebut.

Pertama-tama, keluarga besar ma-drasah Jawa Tengah berhasil menya-bet Juara Umum III Tingkat Nasional Lomba Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga (Aksioma), Kompetisi Sains Madrasah (KSM), Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Madrasah Expo di Palembang, Agustus lalu. Kegiatan ini digelar Direktorat Pendidikan Islam

Kemenag RI.Kemudian, baru-baru ini Tim Kanwil

Kemenag Jawa Tengah juga meraih prestasi sebagai Juara Umum Tingkat Nasional Kompetisi Guru, Kepala dan Pengawas Madrasah/RA. Perinciannya Kompetisi Kepala MI dan Kepala MA, Jawa Tengah masing-masing meraih Juara I. Disusul Kompetisi Guru RA, Guru MI dan Pengawas Madrasah/RA, semuanya juga meraih Juara I. Adapun Kompetisi Guru MTs dan Kepala RA masing-masing meraih Juara II dan Juara Harapan II.

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (Kabid Dikmad) Kanwil Kemenag Jateng Drs H Jamun Effendi MPdI menyatakan, dengan meraih Juara Umum Kompetisi Guru, Kepala dan

TIM SENAM IGRA : Tim Senam IGRA Kota Semarang, mewakili Provinsi Jawa Tengah, berdoa dan syukuran terkait lomba di Jakarta dan berhasil meraih Juara Umum I Tingkat Nasional.

Page 6: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 20156

Laporan UTAMA

Pengawas Tingkat Nasional tersebut menunjukkan bahwa penyelengaraan pendidikan madrasah di Jawa Tengah sangat bagus dan sukses. Setidaknya, jika dibanding provinsi-provinsi lain-nya se-Indonesia, penyelenggaraan pendidikan madrasah di Jawa Tengah menjadi barometer. Dan, prestasi mem-banggakan ini ke depan harus terus dipertahankan dan ditingkatkan.

“Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggi kepada semua pihak yang telah berjasa dalam pengembangan madrasah dan RA di Jawa Tengah,” kata Jamun Effendi.

Tim Senam RAPrestasi madrasah-RA di Jawa Tengah

tidak hanya berhenti sampai di situ. Pada Oktober-November lalu, keluarga besar Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) Jawa Tengah juga mampu meraih Juara Umum II Lomba Kreativitas Guru RA. Yang lebih mengharumkan lagi, Tim Senam IGRA Jateng meraih Juara Umum I. Tim IGRA Jateng diwakili Tim Senam Kota Semarang, karena sebelumnya dalam lomba yang sama Tim Kota Semarang meraih Juara Umum I ting-kat Jateng di Asrama Haji Donohudan dan berhak mewakili Jawa Tengah di Tingkat Nasional.

“Alhamdulillah, Tim Senam IGRA Kota Semarang yang mewakili PW IGRA Jateng mampu mengharumkan nama Jateng dan Semarang dengan meraih Juara Umum I Tingkat Nasional. Kami berharap, prestasi ini menjadi cambuk bagi keluarga besar RA dan madrasah di Jawa Tengah untuk ber-prestasi lagi pada masa mendatang,” kata Ketua PD IGRA Kota Semarang,

Aminuddin SHI MSI, kepada majalah Sejahtera.

Ia menjelaskan, keberhasilan Tim Senam IGRA Kota Semarang den-gan meraih Juara Umum I tidak lepas dari dukungan semua pihak, baik Kasi Dikmad Kota Semarang H Azhar Wibowo SH MPdI, Kabid Dikmad Drs H Jamun Effendi MPdI, serta jaja-ran guru RA se-Jawa Tengah. “Kami berangkat lomba ke Jakarta dengan menggunakan dana swadaya/iuran dari guru-guru RA,” tandasnya.

Adapun personel Tim Senam IGRA Jawa Tengah adalah Siti Nurhidayah (RA Nurul Falah), Rofiqoh Dhuha (RA Alwathoniyah), Rizkiyah (RA Al-Khoiriyah), Putri Andriani (RA Nawira Aulia), Dewi Hajar Mashitoh (RA Al-Hidayah 3), dan Nur Khasanah (RA Al-Muna).

Kabid Pendidikan Madrasah Jamun Effendi menjelaskan, belum lama ini kontingen madrasah Jawa Tengah juga meraih Juara I Tingkat Nasional Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja (LKIR) di Bali. Peserta loma itu adalah seluruh SLTP se-Indonesia. Jadi bukan hanya lingkup madrasah, tetapi lembaga pendidikan di bawah naungan Diknas.

Peraih Juara I Nasional dari Jawa Tengah diwakili MTs Yambu’ul Quran Kudus adalah Abndullah Faqih, Moh Nasim Mubarok hapal 30 Juz Alquran, dan Alim Adzkamuha (tahfidz 18 Juz).

Selain berjaya di tingkat nasional, keluarga besar madrasah/RA Kanwil Kemenag Jwa Tengah juga meraih prestasi di tingkat lokal. Di antaranya Juara I Tingkat Provinsi Jateng Lomba Cerdas Cermat (LCC) Kesehatan. Saat itu Jateng diwakili MAN 2 Sragen. Kemudian, madrasah Jateng juga maju ke tingkat nasional lomba Olimpiade, masing-masing diwakili MAN 2 Kudus dan MAN Magelang.

Jamun Effendi menambahkan, pada tahun depan prestasi madrasah di berbagai bidang perlu terus diting-katkan. Kualitas guru-guru dan siswa madrasah- RA meningkat, penyeleng-garaan pendidikan madrasah juga terus membaik. Dengan demikian, ke depan madrasah menjadi pilihan pertama para orang tua dalam me-nyekolahkan putra-putrinya. Madrasah adalah lembaga pendidikan yang pal-ing tepat dalam membentuk karakter anak-anak bangsa.

(Mohammad Saronji)

Jamun EffendiKabid Dikmad Kanwil Kemenag Jateng

AminuddinKetua IGRA Kota Semarang

Ektra kulikuler MAN II Semarang dalam mempersiapkan anak didiknya bela diri pencak silat juga sarat dengan prestasi.

Page 7: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 7

Pemerintah selalu melaksanakan kajian yang

mendalam dalam rangka meningkatkan kualit

mutu pendidikan dari penataan ulang kurikulum sampai pada aspek sarana

prasarana penunjang peningkatan kualitas mutu

pendidikan. Hal ini untuk mewujudkan bangsa

Indonesia yang memiliki daya saing dengan negara-

negara tetangga.

Pemerintah melakukan langkah-langkah untuk merealisasikan tujuan tersebut. Salah satu upaya

untuk mewujudkan pendidikan

berkualitas diperlukan sistem penilaian yang dapat dipercaya (credible), dapat diterima (accept-able), dan dapat dipertanggung-gugatkan (accountable).

BSNP bersama Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta instansi terkait lainnya berkomitmen untuk men-ingkatkan kualitas pelaksanaan Ujian Nasional berdasarkan ha-sil evaluasi dan masukan dari lapangan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

UJIAN NASIONAL merupa-kan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagaimana tertuang pada Pasal 57 ayat (1) yang berbunyi Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk

akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Lebih lanjut disebutkan pada pasal 58 ayat (2) yaitu; Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilaku-kan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai penca-paian standar nasional pendidikan Pasal 58 ayat (2).

Dalam sosialisasi Ujian Nasional tahun 2016 kebijakan yang men-dasar berkaitan dengan Regulasi (Permendikbud) ada beberapa hal yang perlu dicermati, yaitu Masa berlaku Peraturan Menteri ten-tang Ujian Nasional dibuat lebih dari satu tahun, Permendikbud mencakup hal-hal yang generik (norma umum), hal-hal yang spesifik diatur dalam POS UN

Bidang PENMAD

(Dr. H. Nur Abadi, S. Ag, M. Pd)

Menyongsong Ujian Nasional

2016

Page 8: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 20158

yang disusun dan ditetapkan BSNP setiap tahun. Pendataan peserta UNPK diintegrasikan melalui Dapodik/PDSPK

Adapun Perbedaan yang cukup mendasar Ujian Nasional tahun 2015 adalah hasil UN tidak men-jadikan ketentuan kelulusan, selain itu juga di tahun ini pertama kali diberlakukannya rintisan Ujian Nasional Berbasis Komputer yang dulu disebut Computer Based Test (CBT), pada tahun yang sa-ma dilakukannya evaluasi sistem Ujian Nasional yang selama ini berjalan.

Dari catatan ini maka beberapa hal yang akan dilaksanakan UN kedepan yaitu; Perluasan Ujian Nasional Berbasis Komputer, classroom assessment BK, item banking, Sosialisasi scoring den-gan Item Response Theory (IRT), Integrasi Data: Pendataan pe-serta UNPK dari PKBM melalui Dapodik/PDSPK.

Aspek kajian pada Ujian Nasional 2015 dengan Ujian Nasional 2016 adalah; pertama Kebijakan dasar - Peraturan Mendikbud tahun 2015 adalah berlaku satu tahun dan mengatur kriteria lulusan dan penyelenggaraan Ujian Nasional adapun Ujian Nasional 2016 Mengatur kebijakan dasar, ber-laku multi tahun dan Mengatur Penilaian Hasil Belajar Oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan Penilaian Hasil Belajar Oleh Satuan Pendidikan.

Kedua Kisi-kisi Soal Ujian Nasional 2015 sesui kurikulum 2006 sedangkan Ujian Nasional tahun 2016 kisi-kisi Irisan cak-upan materi antara Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2015. Ketiga pelaksanaan UNBK pada tahun 2015 Verifikasi dan penetapan satuan pendidikan pelaksana UNBK dilakukan oleh Panitia UN Pusat sedangkan untuk ta-hun 2016 Melibatkan lima PTN untuk verifikasi calon pelaksana UNBK di Provinsi di Pulau Jawa. Penetapan satuan pendidikan

pelaksana UNBK dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.

Keempat Sekolah rumah (home schooling) UN tahun 2015 Mengikuti UN melalui jalur pen-didikan nonformal sedangkan tahun 2016 Dapat mengikuti UN melalui; Jalur pendidikan nonfor-mal dan Jalur pendidikan formal. Kelima Pendaftaran peserta tahun 2015 melalui diknas sedangkan tahun 2016 pendataan dengan dua cara yaitu Satuan pendidikan di bawah Kemdikbud melalui PDSPK (Dapodik) dan Satuan pendidikan di bawah Kementrian Agama melalui EMIS.

UJIAN NASIONAL merupakan amanat

Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, sebagaimana

tertuang pada Pasal 57 ayat (1) yang

berbunyi : Evaluasi dilakukan dalam rangka

pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai

bentuk akuntabilitas penyelenggaraan

pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Keenam peran Perguruan Tinggi UN tahun 2015 Memindai LJUN jenjang SMA sederajat sedangkan di tahun 2016 peran perguruan tinggi diperluas. Ketujuh ten-tang pembobotan nilai ada pen-gaturan pembobotan nilaiakhir sekolah/madrasah sedangkan untuk tahun ini tidak diatur. Kedelapan penyerahan nilai akhir sekolah madrasah nilai ujian akhir sekolah/madrasah dikirim sebelum UN untuk ta-hun ini Paling lambat seminggu

sebelum pengumuman kelulusan dari satuan pendidikan.

Jadwal pelaksanaan UN 2016 dimulai UN UN untuk Perbaikan hasil UN 2015 pada tanggal 22 Februari - 5 Maret 2016, UN SMA/MA sedrajat dilaksanakan pada tanggal 4 April sampai dengan 6 April 2016 dan susulan dimulai pada tanggal 11 - 13 April 2016. UN SMP/MTs sedrajat tanggal 9 - 12 Mei 2016 sedangkan ujian susulannya dilaksanakan tanggal 16 - 19 Mei 2016.

Kisi kisi UN 2016 adalah pertama Kisi-kisi memuat cakupan materi dan level kognitif untuk setiap mata pelajaran, jenjang, dan jenis pen-didikan. Kedua Materi yang diujikan dalam UN adalah materi yang dia-jarkan pada kurikulum yang berlaku berdasarkan Permendikbud No. 22 Tahun 2006 dan Permendikbud 64 Tahun 2013, dan ketiga Kisi-kisi dikembangkan oleh pakar materi dari perguruan tinggi dan guru ber-pengalaman di bawah koordinasi BSNP dan Puspendik. Ini selang-kah lebih maju untuk meningkat-kan kualitas mutu pendidikan di Indonesia baik untuk masa kini dan masa yang akan datang.

Akhirnya segenap pemangku kepentingan yang ada dibawah naunagn Kementerian Agama selalu meningkatkan koordinasi dan mensinergikan program-program terkait untuk mensuk-seskan pendidikan madrasah yang berdaya saing. Terutama adalah Kepala Madrasah yang menjadi top leader di satuan pendidikan yang memiliki pen-garuh besar terhadap pelaku-pelaku pendidikan level praktis oprasional.

Selamat menyongsong UN 2016 semoga madrasah kita sukses da-lam perencanaan, sukses dalam penyelenggaraan dan sukses dalam prestasi/hasil hal ini sejalan de-ngan sistem penilaian yang dapat dipercaya (credible), dapat diterima (acceptable), dan dapat dipertang-gunggugatkan (accountable). *

Bidang PENMAD

Page 9: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 9

Short Course Jurnalistik Bagi Santri Pondok Pesantren

Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah

mengadakan Short Course Jurnalistik Santri Pondok

Pesantren Angkatan I di Pondok Pesantren Al

Hikmah Pedurungan, jum’at 9 Oktober 2015

dengan tema Citizen Jurnalism bagi Santri

Pondok Pesantren.

Kepala Bidang PD Pontren Drs. H. Sholikhin, MM berharap, kegiatan semacam ini akan memberikan kontribusi bagi

santriwan-santriwati yang mengikuti kegiatan tersebut sejumlah 80 Santri bagi Pondok Pesantren asal mereka, saat memberikan materi dengan tema Kebijakan Kementerian Agama da-lam Pengembangan Jurnalistik Santri Pondok Pesantren.

H. Hasan Hamid, S.Ag yang merupa-kan Narasumber dari Suara Merdeka mengatakan bahwa Jurnalisme pada dasarnya adalah serangkaian kaidah/prinsip etik dan serangkaian metode untuk menggali kebenaran/informasi dan menyampaikannya kepada audi-ens. Citizen Journalism atau yang biasa disebut Jurnalisme warga adalah kegia-tan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis,serta penyampaian informasi dan berita. Jurnalisme warga merupakan suatu tren baru yang akan terus berkembang di masyarakat.

Pelatihan Jurnalistik Angkatan Ke -2 bertempat di PP Al Asror, Patemon, Gunung Pati diksanakan pada hari sabtu, 10 Oktober 2015. Dalam Pelatihan Jurnalistik bagi santri pondok pesantren Angkatan ke-2 yang juga di ikuti 80 Santri Pondok Pesantren Kab. Semarang dan Kota Semarang salah satunya di sampaikan oleh narasumber dari Kasubbid PINMAS Kemenag RI H. Sidiq Sisdiyanto, S.Ag, M.SI yang

menyampaikan Peradaban kita diban-gun dari MEMBACA. Karenanya kita harus menyediakan bahan bacaan yang memadai dan BERPIHAK pada KEBENARAN. Bukan pada bacaan yang minor, mendeskreditkan sesama umat islam, merasa benar sendiri, berbahasa nyinyir, provokatif, dan berpeluang memecah belah umat.

SAATNYA AJARAN CINTA AGAMA, CINTA KERAGAMAN, CINTA DAMAI DAN CINTA NEGARA kita sampaikan dengan “apik” khas SANTRI yang kaya dengan referensi dari Kyai maupun Kitab Kuning. Beliau juga menyam-paikan bahwa Etik dalam Jurnalisme lazimnya bersandar pada 10 Elemen Jurnalistik;

* Kewajiban utama jurnalisme adalah pada kebenaran.

* Loyalitas utama jurnalisme adalah pada warga negara.

* Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi.

* Jurnalis harus menjaga indepen-densi dari obyek liputannya.

* Jurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau independen dari kekuasaan.

* Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling-kritik dan menemukan kompromi.

* Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan.

* Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan propor-sional.

* Jurnalis harus diperbolehkan men-guji kesadaran personalnya, hati nuraninya.

* Masyarakat pun punya hak dan kewajiban ketika berhadapan dengan berita.

H. Saronji, S.Ag yang juga narasumber dari harian Suara Merdeka menyatakan bahwa pengguna internet 78,5% dari total 88,1 juta pengguna internet di Indonesia, tinggal di wilayah Indonesia bagian barat * DIY dan DKI Jakarta 63-65% * 53 juta pengguna internet terkon

sentrasi di Pulau Jawa dan Bali

* Diestimasika akhir 2015, minimal 50% penduduk Indonesia sudah menggunakan internet. Baik meng-gunakan media on line Blogspot, Media Berbayar (…. dst) Pada kesempatan itu, Kepala Seksi

Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jateng, Muhtasit, S.Ag menyampaikan, tradisi menulis dalam dunia pesantren harus mulai dibangun dari tradisi membaca, diskusi, meneliti, dan menu-lis sekaligus mempublikasikan. Kasi Pondok Pesantren juga mengungkap-kan, sejarah mencatat para intelektual pesantren di Nusantara ini telah men-gawali tradisi menulis dalam lingkup dunia pesantren, sederet ulama pe-santren seperti KH Nawawi Al Bantani, KH Mahfudz At Termasy, Hadratus Syaikh Hayim Asy’ari Jombang, KH Asnawi Kudus, KH Sahal Mahfudh Pati, telah membuktikan, bahwa rahim pesantren telah sukses melahirkan para penulis handal. Karya ulama yang juga penulis itu, mampu membantu masyarakat luas untuk berkomunikasi dengan peradaban Islam yang sangat kompleks dan membuat masyarakat semakin mengenal Islam sekaligus memahami ajaran Islam secara lebih komperhensif.

Masih dengan tema yang sama, Pelatihan Jurnalistik bagi Pondok Pesantren Bidang PD Pontren Kanwil Kemenag Prov. Jateng juga mengadakan Pelatihan Jurnalistik lanjutan Angkatan III yang di laksanakan di Pondok Pesantren Al Islah, Mangkangkulon, kota Semarang, pada hari senin 12 Oktober 2015 juga diikuti 80 santri dari sejumlah pondok pesantren di kota Semarang dan kab. Kendal.

Pelatihan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Jateng, H. Andewi Susetyo, SH, yang sekaligus memberikan motivasi dan materi dengan tema citizen jurnalisme ba-gi santri Pondok Pesantren kepada peserta untuk terus berpartisipasi aktif dalam membangkitkan dunia penulisan santri.

(Huda Pontren)

Bidang PONTREN

Page 10: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201510

Bidang PHU

Persiapan Pembimbing Manasik Haji Melalui Sertifikasi Tahun 2015 M /1436 H

UU no 13 Tahun 2008 pasal mengamanatkan

bahwa Pemerintah berkewajiban melakukan

Pembinaan, Pelayanan dan Perlindungan dengan

menyediakan layanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi, Pelayanan

Kesehatan, keamanan, dan hal hal lain yang diperlukan

oleh Jamaah Haji.

Untuk meningkatkan layanan Bimbingan Ibadah haji, Bidang PHU kantor Wilayah Kementerian Agama Prov.

Jawa Tengah bekerja sama dengan UIN Walisongo Semarang mengada-kan Kegiatan sertifikasi pembimbing manasik Ibadah haji.

Kanwil Kementrian Agama provinsi Jawa Tengah membuat edaran dan pe-ngumuman melalui website Kemenag Jateng, kemudian diperoleh pendaftar sebanyak 135 orang. Setelah penelitian Portofolio yang dilaksanakan oleh Assesor UIN Walisongo semarang, terjaring 100 peserta yang memenuhi persyaratan.

Peserta yang dinyatakan memenuhi syarat dipanggil untuk mengikuti ser-tifikasi pembimbing manasik Haji yang dilaksanakan di Asrama Haji Donohudan. Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementrian Agama RI, Prof. Dr. H. Abdul Djamil.

Dalam kesempatan tersebut Dirjen PHU menyampaikan apa yang disebut dengan istilah 7-3-5 poin penyeleng-garaan ibadah haji tahun 2015. Yaitu 7 poin yang harus dipertahankan, 5 poin yang harus ditingkatkan, dan 3 poin yang harus diperbaiki untuk penyelenggaraan Ibadah Haji tahun depan.

7 poin yang dipertahankan

adalah:1. Kebijakan Pelunasan biaya Pe-

nyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dalam dua tahap.

2. Kebijakan kedatangan Jamaah Haji gelombang pertama melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah .

3. Keberadaan Hotel di Makkah dan Madinah minimal setara dengan Hotel Bintang 3.

4. Upgrade transportasi antar kota perhajian, untuk memastikan bus atau kendaraan yang digunakan dalam kondisi baik dan bagus.

5. Layanan catering yang sudah baik.

6. Karpet dan penyejuk udara di Mina.

7. Aplikasi Haji Pintar, ini dapat memberikan kemudahan dalam meng-update Informasi.

5 poin yang harus diperbaiki antara lain :1. Pelayanan visa haji.2. Transportasi lokal, yaitu trans-

portasi dari daerah asal jamaah sampai ke embarkasi.

3. Peningkatan petugas haji.

4. Struktur organisasi perhajian di Arab Saudi, dan

5. Penambahan jumlah makan di Makkah.

Sedangkan 3 Poin yang harus difor-mat lagi atau diganti adalah :

1. Sistim pembinaan manasik haji.2. Gelang Identitas Jamaah.3. Pengelolaan Calon Jamaah HajiSementara Kakanwil Kementerian

Agama Provinsi Jawa Tengah dalam sambutannya merasa berbahagia, ka rena para peserta sertifikasi Pembimbing Manasik Haji sangat antusias dengan ikut berperan aktif untuk membenahi Penyelenggaraan Ibadah Haji, terbukti dengan ikhlas mengikuti sertifikasi Pembimbing Manasik Haji, Walau waktu pelak-sanaan cukup panjang.

Harapannya, semoga dengan adan-ya sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ini dapat mewujudkan para Pembimbing manasik Haji yang berkualitas, berkarak ter, berintegritas tinggi, mampu mengaktualisasikan potensi diri secara profesional dalam

pembimbingan manasik haji. (*)

Asesor dari UIN Walisongo Bapak Dr. H. Abu Rohmad, M.Ag sedang memberikan pen-jelasan tentang Desain Program Pelaksanaan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tahun 2015.

Page 11: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 11

Bidang PENAIS ZAWA

Penais dan Gerakan Revolusi MentalKementerian Agama

(Kemenag) merupakan instansi pemerintah yang

paling banyak disorot oleh masyarakat di tengah

era reformasi birokrasi yang tengah digalakkan oleh pemerintah. Sebab

Kemenag tidak hanya mengatur urusan duniawi

semata, akan tetapi juga terkait dengan pelayanan

ukhrowi. Melalui reformasi birokrasi, Kemenag

mulai menunjukkan dirinya sebagai instansi

pemerintah yang memiliki kemampuan berubah

lebih cepat melihat dari semua aspek yang harus

diurusi secara tehnis dan menghadapi tantangan

zaman.

Lebih-lebih tugas dan fungsi Bidang Penais dan Zawa adalah mempunyai karkater tantangan yang harus dianti-

sipasi dan dijawab dengan kerja keras, karena bentuk program dan kegiatan adalah dengan cara menggerakkan system masyarakat melalui dakwah masyarakat heterogen, seperti kepe-nyuluhan/dakwah, zakat dan wakaf, MTQ, peringatan hari besar yang sekaligus menjadi tantangan dan peluang untuk meraih sukses.

Sebagai modal untuk mengger-akkan Kemenag sebagai institusi yang paling dasar adalah mampu memberikan keteladanan dalam masyarakat. Selaras pemerintah dengan gerakan revolusi mental yaitu gerakan untuk menciptakan manusia Indonesia agar menjadi manusia yang baik bermentalitas, bermoral, berkemauan, bersemangat, sebagai bekal membangun integri-tas dan komitmen sesuai program pemerintah. Meneladani perilaku revolusi mental sebenarnya telah dilakukan oleh Presiden Soekarno pada peringatan Hari Kemerdekaan

17 Agustus 1956, dengan kondisi revolusi nasional Indonesia sedang mandek, padahal tujuan revolusi adalah meraih emerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai. Penjajahan selama 350 tahun su-dah dilalui yang terpenting adalah para pemimpin bangsa membangun mental manusia Indonesia dengan cara gerakan revolusi mental itu.

Implementasi system kelem-bagaan bagi Kemenag termasuk pen-guatan, peningkatan kompetensi termasuk melakukan revolusi sys-tem tatakelola para pejabat-pejabat Kemenag dituntut berkreasi dalam mengurai visi dan misi Kemenag. Termasuk mengelola menejemen dakwah dengan kondisi social masyarakat, pengelolaan zakat dan wakaf secara professional, mem-fasilitasi penguatan pemahaman qur’an melalui syiar kegiatan MTQ, STQ, peringatan hari besar adalah sebagai modal Kemenag dalam memajukan pendidikan masyarakat melalui kegiatan .

Kemenag dan Revolusi Revolusi di jaman kemerdekaan

Zulfadil Anhari juara MTQ Nasional saat tampil membacakan ayat-ayat suci Alquran.

Page 12: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201512

Bidang PENAIS ZAWA

adalah sebuah perjuangan fisik, perang melawan penjajah dan se-kutunya, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kini, 70 tahun setelah bangsa kita merdeka, sesungguhnya perjuan-gan itu belum, dan tak akan pernah berakhir. Kita semua masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi men-gangkat senjata, tapi membangun jiwa bangsa. Akan tetapi membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia atas dasar akhlaq mulia.

Bahkan Soekarno mengatakan bahwa masa depan suatu bangsa amat tergantung dengan kemam-puan mereka menjaga kebersihan dan kekuatan jiwanya. Dengan de-mikian, modal utama membangun suatu negara, adalah membangun jiwa bangsa. Tentu saja diperlukan keahlian, atau menguasai keilmuan, namun tanpa dilandasi jiwa yang merdeka, pembangunan tidak akan mencapai tujuannya.

Melihat istilah revolusi mental justru Kemenag mempunyai tugas yang sangat berat dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dan institusinya. Karena Kemanag meru-pakan lembaga yang mempunyai peran penting dalam mengelola agama untuk aspek pendidikan, bermasyarakat, bernegara dan ber-bangsa. Maka merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan terakhir melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional agama sebe-narnya mempunyai peran penting dalam membawa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat dan ber-daulat serta agama sebagai sumber dan nilai dalam mengembangkan bangsa Indonesia.

Praktek kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental Kemenag secara tidak langsung dan langsung bagaimana menjadikan manusia yang berintegritas, mau bekerja

keras, menjaga ukhuwah, keruku-nan, gotong royong. Dan Kemenag menjadi pelopor gerakan revolusi mental kepada masyarakat agar menjadi gerakan sosial, karena pelaku revolusi mental adalah se-luruh rakyat Indonesia yang tetap menjadi tanggung jawab lembaga Negara. Sebagai pelopor gerakan revolusi mental, Kemenag harus melakukan tiga hal utama yaitu; bersinergi, membangun manajemen isu, dan terakhir penguatan kapasitas aparat negara. Setelah pembenahan ke dalam, dilakukan juga pembe-nahan ke luar lewat edukasi dan keterlibatan masyarakat. Gerakan revolusi mental terbukti berdampak positif di internal aparat Kemenag dan masyarakat dalam waktu yang tidak terlalu lama, ada banyak prestasi yang diraih berkat semangat integri-tas yang bertumpu agama menjadi sumber dan bekal dalam kehidupan sosial.

Korelasi Nawa Cita Pemerintah dan Kemenag bisa disinkronisasi terutama dalam aspek pembangu-nan bidang agama yang berfungsi untuk mendukung gerakan nasional untuk mengubah cara pandang, pola pikir, sikap-sikap, nilai-nilai dan perilaku bangsa Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang be-daulat, mandiri dan berkepribadian. Revolusi Mental dengan kata lain dapat dikatakan sebagai Gerakan Hidup Baru bangsa Indonesia.

Revolusi Mental bertumpu pada tiga nilai-nilai dasar, yaitu integritas, kerja keras dan gotong-royong. Nilai integ-ritas antara lain jujur, dapat dipercaya, berkarakter, bertanggungjawab, dan konsisten. Nilai etos kerja antara lain daya saing, optimis, inovatif, dan produktif. Nilai gotong royong antara lain kerjasama, solidaritas, tolong menolong, peka, komunal, dan berorientasi pada kemaslaha-tan. Apabila dikaitkan dengan visi dan misi Kemenag tumpuan mental sebagai dorongan untuk menjadi pembangunan bangsa. Sebagaimana tujuan revolusi mental yaitu : (1).mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang

berorientasi pada kemajuan dan kemodernansehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. (2).membangkitkan kesadaran danmembangun sikap optimistis dalam menantap masa depan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan besar untuk ber-pestasi tinggi produktif dan ber-potensi menjadi bangsa maju dan modern dengan fondasi tiga pilar Trisakti. (3). mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian yang kuat melalui pembentukan manusia Indonesia yang unggul.

Revolusi mental di Kementerian Agama utamanya dalam bidang Penais Zawa mempunyai peran penting dalam memberikan kon-tribusi dalam pengembangan dela-pan prinsip pemerintah dimana; (1)Berfokus pada gerakan sosial untuk mendorong kemajuan Indonesia, yakni Kemenag dalam hal ini mem-berikan dorongan dan mengawal dalam menanamkan nilai-nilai agama dapat sebagai bekal. (2). Ada tekad politik untuk menjamin kesungguhan pemerintah, Kemenag bisa meminta dalam segala regulasi tetap sinergis saling mendukung misalnya zakat ddan pengembangan Unit Pengelola Zakat (UPZ).(3).harus bersifat lin-tas sektoral. (4). Kolaborasi antara pemerintah,masyarakat sipil, sektor privat dan akademisi. (5). diawali oleh progam pemicu untuk men-gubah perilaku masyarakat secara kongkret dan cepat. (6). Desain pro-gram harus user -friendly, popular, menjadi bagian dari gaya hidup dan sistematik-holistik. (7). Nilai-nilai yang dikembangkan bertujuan men-gatur kehidupan sosial (moralitas publik). (8). Dampaknya dapat diukur.

Demikian dalam pola pengemban-gan sebagai bekal revolusi mental yang berlandaskan agama bersama masyarakat, dalam hal ini Kemenag sebagai lemabaga Negara mempu-nyai tanggungjawab secara kolektif bersama masyarakat.

(rof-ali).

Page 13: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 13

Alangkah Indahnya Hidup dalam Persaudaraan yang Rukun

Pada bulan Oktober ini umat Kristiani mengadakan sebuah perhelatan berskala nasional. Bertempat di kota Ambon dilaksanakan Pesta

Paduan Suara Gerejawi (PESPARAWI) Nasional XI.

Acara tersebut berlangsung dari tanggal 2 s/d 12

Oktober 2015.

Rangkaian kegiatannya dimulai dengan menggelar Seminar dan Workshop Pesparawi Nasional XI. Seminar dan

Workshop dilaksanakan di Gedung Islamic Center di Kota Ambon, Maluku dan diikuti 250 peserta yang terdiri dari perwakilan setiap kontingen Pesparawi propinsi. Seminar dan Workshop ini mengusung tema yang sama dengan tema besar pelaksanaan PESPARAWI : “Sungguh Alangkah Baik Dan Indahnya Hidup Dalam Persaudaraan Yang Rukun (Mazmur 133:1-3)” dengan Subtema: “Melalui Puji-Pujian Kita Mempererat Kasih Persaudaraan da-lam rangka Mewujudkan Indonesia yang Adil, Sejahtera, Demokratis serta menghargai Kemajemukan.”

Sedangkan pada hari Minggu, 4 Oktober 2015 Panitia Penyelenggara Pesparawi Nasional XI dan Lembaga Pengembangan Pesparawi Nasional (LPPN) mengadakan technical meet-ing sebagai persiapan pelaksaaan perlombaan yang dipertandingkan. Kegiatan ini berlangsung di ruang pertemuan Lantai 7 Kantor Gubernur Maluku. Acara ini dihadiri oleh seluruh perwakilan kontingen dan para juri yang akan bertugas pada perlombaan Pesparawi XI. Acara ini juga dihadiri Sekum LPPN, Drs. Andar Gultom, M.Pd yang secara langsung meninjau pelaksanaan technical meeting.

Kemudian yang menjadi inti dari keg-iatan ini adalah lomba paduan suara

itu sendiri, dimana lomba paduan su-ara digelar selama 4 hari dimulai pada Senin-Kamis, 5-8 Oktober 2015 dengan dua belas tangkai lomba yaitu Paduan Suara Wanita, Lomba Paduan Suara Anak, Vocal Group, Solo Anak Usia 7 - 9 Tahun Putra/Putri, Paduan Suara Pria, Paduan Suara Remaja/Pemuda, Musik Pop Gerejawi, Solo Anak 10-13 Tahun Putra/Putri, Paduan Suara Dewasa Campuran, Solo Remaja Putra, Solo Remaja Putri dan Musik Etnik/Daerah.

Sementara itu di tengah kepadatan jadwal Presiden RI, Joko Widodo, beliau menyempatkan hadir secara khusus di Kota Ambon. Jokowi membuka secara resmi Pesparawi Nasional XI di Stadion Mandala Remaja, Karang Panjang, Ambon pada hari Selasa, 6 Oktober 2015. Presiden Jokowi Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Widodo, Menkopolhukan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Agama Lukman Hakim serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Hadir juga dalam acara Pembukaan Gubernur Maluku, Said Assagaff, Wakil Gubernur sekaligus Ketua Umum Pesparawi XI Maluku Zeth Sahubura dan para pejabat Pemerintah Provinsi Maluku.

Dalam sambutannya Presiden merasa gembira mendengar persaudaraan yang terjadi di Ambon, “Saya sangat gembira ketika mendengar banyak peserta Pesparawi tinggal di rumah-

rumah warga yang berbeda agama di Ambon. Ini sesuai dengan tema Pesparawi tahun 2015 ini: Indahnya hidup bersaudara dalam kerukunan.” Beliau juga mengharapkan keharmo-nian selalu terjadi di Indonesia, “Kita lahir dari rahim yang sama. Kita lahir dengan wajah yang berbeda, seperti paduan suara yang hadir dengan jenis sopran, alto, bass dan tenor. Namun, apabila itu dibawakan, bergerak ber-sama maka akan menciptakan har-moni yang indah. Jadilah seperti itu di Indonesia.” Selesai memberikan sambutannya, Presiden membunyi-kan sirine sebagai tanda Pembukaan Pesparawi Nasional XI.

Maluku selaku tuan rumah, kali ini bagaikan bintang yang bersinar terang pada Pesparawi Nasional XI di Ambon. Ada dua kesuksesan yang didulang oleh Maluku, yang pertama adalah sukses menggelar acara ak-bar tiga tahunan umat Kristiani ini di Ambon, dan sukses yang kedua adalah berhasil menjadi juara umum di Pesparawi Nasional XI. Sehingga berhak mendapatkan Piala Bergilir Presiden RI. Maluku berhasil meraih gelar juara umum setelah menjadi champion atau memperoleh nilai tertinggi di tiga kategori lomba, yaitu Solo Anak Usia 7-9 tahun, Musik Pop Gerejawi dan Paduan Suara Pria.

dina

Bimas Kristen

Page 14: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201514

Alam adalah Mitra

Peziarahan Kepada Allah

Pada waktu waktu tertentu manusia ingin dekat dengan alam, hal ini

tampak pada akhir pecan tempat tempat wisata

bernuansa alam dipadati orang-orang yang hendak

piknik untuk melepas kepenatan dan mencari

penghiburan.

Mereka berpikir kalau sejenak menepi di tempat tersebut, beban pikirannya bisa di-

ringankan. Dengan demikian, ia bisa beraktivitas kembali dengan segar.

Kalau dicermati orang-orang terse-but berpindah sesaat dari alam yang sudah rusak beralih ketempat yang relative lebih baik dengan alam yang masih terjaga . Dengan demikian, orang-orang tersebut menyadari bahwa untuk hidup baik manusia membutuhkan tempat/alam yang baik pula. Namun yang terjadi adalah demi meraih keuntungan ekonomi, manusia dengan mudah merusak alam. Demi mengejar gengsi, manu-sia memakai perangkat/alat yang tak ramah lingkungan . Akibatnya adalah alam makin rusak. Sayang , manusia manusia tidak konsekuen dengan tindakannya . Semestinya mereka berbuat, berani tanggung jawab.

Namun yang terjadi, adalah, manusia berusaha menghindari tempat/alam

yang telah dirusak, kemudian berusaha mencari tempat yang lebih aman. Ia tinggal di kawasan yang lebih asri dengan jaminan keamanan alam yang lebih baik, terpelihara untuk tidak me-nyebut asli. Jadi manusia mengalami paradok dalam hidupnya . Manusia merusak alam, namun mereka enggan hidup di alam yang rusak itu, dan selanjudnya mereka memilih hidup di alam yang baik. Hal ini terlihat ketika membuang sampah sembarangan, namun, ia tak mau tingggal di tempat pembuangan sampah. Contoh lain mereka membangun tempat usaha/pabrik yang mencemari lingkungan, tak mempunyai komitmen mengu-rangi polusi yang membahayakan lingkungan/kehidupan, maka orang tersebut berusaha untuk tinggal jauh dari pabrik. Selanjudnya yang tinggal disekitar pabrik biar orang lain saja, yang menjadi korban bukan pemilik tetapi biar orang lain saja.

Kalau ditengok dari kebutuhan primer seperti makan, minum jelas manusia tak dapat berpisah dengan alam. Sebab yang dimakan dan mi-num tak dapat dipisahkan dari alam. Selain itu dengan menghirup udara segar, menikmati cahaya matahari yang menghangatkan bumi sekaligus menikmati fotosintesa yang dilakukan tumbuhan bersama matahari manusia bisa melangsungkan hidupnya.

Hebatnya lagi alam tak hanya menjamin kebutuhan hidup manusia. Namun, dari alam manusia bisa belajar kebi-jaksanaan. “ Allah yang menerbitkan

matahari bagi orang yang jahat maupun orang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” Dari alam pula manusia belajar mengenai proses, hal itu terlihat pada proses metaformosa kupu-kupu mulai dari telur, ulat kepompong dan kupu-kupu. Demikian pula pada tetesan air yang bisa mengikis batu. Demikian pula manusia belajar untuk setia dalam pergumulan hidup meskipun berat. Kesuksesan adalah kesetiannya. Alam adfalah sarana dan mitra peziarahan manusia kepada Allah. Sungguh sulit manusia bisa mencapai Allah kalau hanya mengandalkan dirinya belaka. Maka bersama alam manusia meng-gapai cinta kasih-Nya yang lebih dulu diterimanya.

Jika demikian, sebenarnya tidak perlu lagi pemisahan tempat yang satu adalah perusakan alam dan ling-kungan demi keuntungan ekonomi, sedangkan tempat yang lain adalah tempat yang aman, lestari alam ling-kungannya untuk penghiburan.

Semestinya, jika manusia dan alam adalah sesama ciptaan Allah, dan antara keduanyya saling bergantung, maka yang ideal adalah manusia hidup selaras dengan alam. Manusia tidak lebih dari makhluk lain, kalau dipandang dari segi ciptaan. Namun karena anugerah khusus berupa akal budi dan iman, maka manusia dipanggil sebagai mitra Allah dalam hidup ini. Maka dalam berekonomi pun harus manusia sudah saatnya memperhatikan hal tersebut.

(Sulardi Paulinus-Pembimas Katolik)

Bimas Katolik

Page 15: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 15

Bimas Hindu

Program Pembinaan Umat Bimas HinduBimas Hindu Provinsi

Jawa Tengah dalam melaksanakan tugas fungsi pokok adalah

melakukan bimbingan dan pembinaan. Dalam Tahun

2015 ini Bimas Hindu melaksanakan Pembinaan

Umat Hindu yang langsung dilaksanakan di daerah

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.

Program ini dilaksanakan seba-gai bentuk pelayanan Bimas Hindu terhadap umat, meng-ingat program pembinaan

yang menyentuh umat belum bisa dilakukan secara maksimal selama ini, kegiatan pembinaan dalam bentuk pelayanan ketika umat mengudang Pembimas dalam acara keagamaan Hindu.

Tahun 2015 ini Bimas Hindu mem-buat terobosan jemput bola. Karena program bimbingan yang telah dilak-sankan selama ini hanya menyentuh lapisan atas “Pimpinan Lembaga”. Untuk itu sebagai usaha agar umat dapat menyatu dengan penyelengara pemerintah “Bimas Hindu” perpan-jangan tangan dari Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu RI, maka kegiatan yang paling efektif adalah terjun langsung ketengah-tengah umat agar keluhan dan permasyalahan umat dapat diinput dan menjadi bahan perencanaan program Bimas Hindu kedepan.

Dalamrangkamengantisipasi, me-nanggulangidanmemecahkanper-masalahanpembinaan umat diharap-kanmampumeningkatkan kualitas pengetahuan, wawasandanpema-hamanumat Hindu, lembaga agama dan KelembagaanAgama Hindu da-lammensikapiberbagaipermasalahan yang ada saatini.

Lembaga-lembaga Hindu yang ada di Jawa Tengah perlumendapatkan-bimbinganmaupunarahandaripe-

merintahdalamhaliniBimas Hindu secararutin.Hal inibertujuan agar segalabentukkebijakanbarutentang-keagamaandapatsegeraterinformasi-kankepadaumat.Selainitulembaga yang adaperlupenataandanarahan yang tepatsehinggakinerjanyadirasa-kanolehumatitusendiri. Hal ini karena perkembangan jaman yang mempen-garuhi perkembangan agama.

Faktor yang menandai perkemban-gan agama pada Umat adalah: 1. Pertumbuhan pikiran dan mental Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai tumbuh. Selain itu, mereka juga tertarik masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya. 2. Perkembangan perasaan Berbagai perasaan telah perkembang pada usia remaja. Perasaan sosial, ethis, dan estetis mendorong remaja untuk meng-hayati kehidupan yang terbiasa da-lam lingkungan kehidupan agamis akan cenderung mendorongnya un-tuk lebih dekat dalam kehidupan beragama. 3. Pertimbangan sosial Dalam kehidupan keagamaan mereka, timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja san-gat bingung menentukan hal ini. 4. Perkembangan moral Perkembangan moral pada remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk men-cari proteksi. Agama dan keyakinan

yang sungguh-sungguh kepada Tuhan adalah kebutuhan jiwa yang pokok, yang dapat memberikan bantuan bagi Umat untuk melepaskan dari gejolak jiwa. Jika keadaan sosial, ekonomi dan politik goncang, maka agama semakin sangat diperlukan karena jiwa yang kosong dari keyakinan agama akan sukar dapat menghadapi kegoncangan-kegoncangan tersebut.

Mental yang hanya terbina dari nilai-nilai sosial dan moral yang mungkin berubah dan goncang itu akan mem-bawa kepada goncangan jiwa apabila perubahan kemudian terjadi.Melihat perkembagan yang terjadi Bimas Hindu bertindak sesuai dengan perkembagan jaman, jika tidak ditindaklanjuti maka umat akan tidak terkontrol bisa saja saling menyalahkan antar umat satu dengan yang lainya.

Tujuan dari pembinaan umat adalah mengerti secara langsung keadaan umat, baik setatus sosial, ekonomi dan budaya dimasyarakat. Ini menjadi sangat penting bila melihat perkem-bangan jaman sekarang ini pengua-tan mental sangat dibutuhkan agar umat tidak larut dengan keadaan. Bimbingan Masyarakat Hindu mem-berikan pembinaan umat agar tetap terjalin sinkronisasi kominikasi dan koordinasi dengan umat.

Tri Wahono (HINDU PUNYA GAWE)

Kankemenag Karanganyar Membuka kegiatan Pembinaan Umat

Page 16: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201516

Puasa dalam Agama BuddhaSeperti halnya dalam ajaran

agama lain, dalam agama Buddha pun ada ajaran

yang mengajarkan umat Buddha untuk berlatih

puasa (Atthasila). Atthasila merupakan gabungan dari

kata attha dan sila. Attha berarti delapan Sila dalam Buddhisme diterjemahkan

sebagai moral, kebajikan, atau perbuatan baik,

sedangkan dalam arti umum biasa disebut.

Sila memiliki dua bentuk, yaitu varitta sila (negatif) dan caritta sila (positif). Sehingga atthasila dapat diartikan delapan moral

atau perbuatan baik yang terdapat dalam agama Buddha berupa larangan berbuat jahat dan anjuran berbuat baik. Delapan sila (atthasila) merupakan delapan moral yang dilaksanakan bagi para bhikkhu. Maka dari itu jika dilaksanakan oleh perumah tangga (gharavasa) dapat memberi manfaat yang luar biasa. Atthasila yang dijalankan dengan dengan baik membawa pelaku-nya dalam kehidupan penuh kebahagiaan dan membawa tujuan hidup yang luhur.

Dalam agama Budha juga dikenal sebuah isti-lah yang dapat diartikan sebagai “puasa”. Yaitu Uposatha biasanya dilak-sanakan dua kali dalam satu bulan, yaitu pada saat bulan terang dan gelap.

Hari Uposatha (Up-avasatha) merupakan hari di-mana umat Buddha melakukan perenungan dan pengamatan diri akan perbuatan yang dilakukan, Dalam perkembangan selanjutnya, pelaksa-naan Uposatha dilakukan pada tang-gal 1, 8, 15 dan 23 menurut perhitun-gan hari berdasarkan peredaran bulan (candrasangkala/imlek).

Istilah Uposatha dapat diartikan sebagai berdiam dalam keluhuran (di vihāra), da-

lam arti kata pada saat hari uposatha tiba para umat Buddha diharapkan melaku-kan beberapa kebajikan, seperti: men-gunjungi orangtua, menghormati para petapa dan brahmana, mengikuti puja bakti, bermeditasi, mendengarkan dan mendiskusikan Dhamma, dan melaksan-akan delapan sīla (uposatha-Atthasīla/

uposathasī la) . yai tu:1 .

P ā n ā t i p ā t ā veramanī sikkhāpadang samādiyāmi, saya bertekad untuk melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.

2.Adinnādānā veramanī sikkhā pa-dang samādiyāmi, saya bertekad

untuk melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan.

3.Abrahmacariyā veramanī sikkhā­padang samādiyāmi, saya bertekad untuk melatih diri menghindari perbuatan tidak suci.

4. Musāvādā veramanī sikkhāpadang samādiyāmi, saya bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan bohong.

5.Surā­meraya­majja­pamādathānā veramanī sikkhāpadang samā di yā­mi, saya bertekad untuk melatih diri menghindari minuman keras, ba-rang yang memabukkan, yang me-nyebabkan lemahnya kesadaran.6.Vikāla­bhojanā veramanī sikkhā­pa dang samādiyāmi, saya bertekad untuk melatih diri menghindari ma-kan makanan setelah tengah hari.7.Naccagīta­vādita­visūkadassanā­mālāgandha­vilepana­dhārana­m a n d a n a ­ v i b h ū s a n a t t h ā n ā veramanī sikkhāpadang samādi­yāmi, saya bertekad untuk melatih diri menghindari menari, menyanyi, bermain musik, dan pergi melihat pertunjukan; memakai kalungan bunga, wangi-wangian, dan kosme-tik dengan tujuan menghias diri.

8. Uccāsayana­mahāsayanā verama­nī sikkhāpadang samādiyāmi, saya bertekad untuk melatih diri menghindari tempat tidur dan tem-pat duduk yang tinggi dan mewah.

(iswoko)

Pengambilan 8 sila

Bimas Buddha

Page 17: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 17

Antara Kakak dengan Adik Terdapat Kasih Sayang dan Saling Menghargai

Dalam Lima Hubungan Kemasyarakatan (Wu

Lun), salah satunya adalah hubungan antara

kakak dan adik.

Jika keluarga adalah sebuah or-ganisasi, maka garis penghubung di antara seorang kakak dengan

adiknya atau sebaliknya adalah garis koordinasi, bukan garis komando, karena kedudukan anak dalam ke-luarga adalah sama, kakak dan adik mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

Secara etika moral, seorang kakak bertanggung jawab terhadap adiknya, dan seorang adik wajib menghargai kakaknya, karena ketika orang tua tidak ada bersama anak-anak, maka tanggung jawab diambil alih oleh

sang kakak. Ada rasa kasih sayang tercipta sejak masa kanak-kanak, tumbuh seiring pertumbuhan fisik dan bertambahnya usia hingga de-wasa. Pendidikan keluarga yang baik akan menghantarkan anak-anak tumbuh dalam ikatan tali persaudaraan yang kuat.

Pada masa kanak-kanak, hubungan yang baik antara kakak dan adik tidak terlalu sulit untuk terjalin, di mana anak-anak adalah mahluk yang paling mudah bersosialisasi dengan kepolosan dan ketulusan hatinya. Yang kerap menjadi masalah adalah ketika anak-anak tumbuh menjadi manusia dewasa, yang memiliki begitu banyak persoalan dan ke-pentingan-kepentingan, di mana unsur pendidikan dan pengala-man telah menempa mereka men-jadi pribadi-pribadi yang berbeda, apalagi ketika mereka telah berbagi

kehidupan dengan orang lain dan membentuk keluarga sendiri.

Permasalahan yang Sering Timbul dalam Hubungan antara Kakak dan Adik

a. Masalah WarisanTidak jarang kita temui di masa

sekarang ini, hubungan antara kakak dengan adik menjadi reng-gang bahkan sampai putus kar-ena masalah-masalah yang tidak pernah terbayangkan pada masa kanak-kanak mereka. Terkadang harta warisan yang seharusnya menjadi suatu kelebihan di mana orang tua yang telah bekerja keras, pada masa tuanya mampu mewar-iskan harta benda bagi kesejahter-aan anak-anaknya, justru menjadi penyebab ketidakharmonisan di antara kakak dan adik. Yang lebih menyedihkan lagi, kakak dan adik ribut memperebutkan

Oleh : Js. Sun Vera Verdiantika

Khonghucu

Page 18: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201518

harta warisan pada saat orang tua masih hidup. Orang tua yang sudah menderita sakit karena usia, harus menanggung pen-deritaan melihat anak-anaknya memperebutkan harta warisan-nya. Bahkan orang tua yang telah tiada akan menderita di alam Xian Tian karena sikap anak-anak yang tidak mempertahankan ke-harmonisan hubungan di antara kakak dengan adik yang terjalin indah di masa kanak-kanak.

b. Masalah Kesejahteraan Kakak dan adik yang tidak memi-

liki ikatan perasaan yang kuat ser-ingkali juga saling mengabaikan pada masa dewasa. Seorang yang mendapatkan kesuksesan hidup tidak peduli dengan kekurangan yang diderita oleh saudaranya, bah-kan beberapa seolah tidak merasa memiliki saudara yang hidupnya tidak sukses. Hal ini juga sangat menyedihkan hati orang tua.

c. Persaingan dalam Pekerjaan

Dalam beberapa kasus juga ter-jadi persaingan dalam pekerjaan atau usaha yang menyebabkan ketidakharmonisan hubungan antara kakak dengan adik. Dalam bekerja, pasti timbul persaingan, hal ini merupakan suatu kewajaran. Jika kakak dan adik bekerja dalam bidang yang sama, kemungkinan persaingan usaha juga akan tim-bul. Menyikapi persaingan dalam bekerja berdasarkan ajaran Agama Khonghucu adalah dengan men-erapkan etika dan moral yang dia-jarkan oleh Nabi Kongzi, sehingga persaingan tidak menimbulkan permasalahan.

Di luar sana masih banyak sekali permasalahan yang timbul men-gakibatkan ketidakharmonisan hubungan antara kakak dengan adik. Namun dengan bekal pen-didikan etika dan moral yang baik dari keluarga dan sekolah, akan membentuk pribadi-pribadi dengan perilaku yang baik, yang memahami kedudukan masing-masing dalam Lima Hubungan Kemasyarakatan, dan dapat menjalani kehidupan dengan penuh tanggung jawab

dan rasa syukur bahwa Tian te-lah menganugerahkan saudara bagi kita dalam menjalani hidup di dunia.

Memahami Tujuan Hidup di Dunia

Dalam Ba Cheng Zhen Gui (Delapan Pengakuan Iman) bagian keempat tertulis Cheng Zhi Gui Shen, yang diterjemahkan menjadi “dengan sepenuh iman percaya adanya nyawa dan roh”. Perwujudan hidup manusia di dunia merupakan perpaduan antara nyawa dan roh. Nyawa lekat dengan tubuh fisik manusia (jasmani) yang merupakan alat untuk menjalani kehidupan duniawi. Roh adalah spirit (rohani) yang diturunkan ke dunia dengan misi penciptaan yang merupa-kan rahasia langit / rahasia Tian. Tujuan hidup manusia di dunia adalah menyempurnakan rohan-inya untuk menjalani kehidupan yang sesungguhnya di alam Xian Tian atau alam haribaan Tian.

Banyak orang tidak menyadari hal ini sehingga dalam menjalani kehidupan terlalu melekat kepada materi berupa harta kekayaan, kedudukan, dan keelokan saja se-hingga tidak melaksanakan pem-binaan diri untuk menyempurna-kan rohaninya. Penyempurnaan rohani merupakan rapor dalam kehidupan di dunia, mengandung tiga unsur penting, yakni perilaku, amal, dan ibadah.

Dengan memahami tujuan hidup sedini mungkin dapat menghindar-kan terjadinya ketidakharmonisan dalam hubungan dengan keluarga maupun dengan orang-orang di sekitar kita. Semua permasala-han bersumber dari pemenuhan kepuasan jasmani berupa materi, dengan meminimalkan kelekatan pada materi akan mendekatkan kita pada tujuan hidup yang sesung-guhnya, yaitu menyempurnakan rohani.

Wujud Bakti pada Orang TuaOrang tua menyayangi anak-

anaknya melebihi rasa sayang kepada diri sendiri, ungkapan ini sama sekali tidak berlebihan. Orang tua akan merasa lebih sakit

ketika anaknya dilukai daripada rasa sakit yang diderita oleh anak itu sendiri. Ketika timbul kondisi tidak harmonis di antara hubungan saudara, maka yang paling men-derita adalah orang tua. Dilema yang berat akan menimpa orang tua ketika anak-anaknya berseteru, rasa kasih sayang dan tanggung jawab terhadap pembinaan moral anak akan menjadi beban yang sulit di atasi oleh orang tua di masa tuanya, di mana tubuh mulai me-lemah dan tidak berdaya untuk menyelesaikan permasalahan.

Pendidikan moral dan etika yang menanamkan rasa bakti kepada orang tua merupakan keharusan mutlak yang tidak dapat ditawar. Orang yang berbakti kepada orang tuanya tidak akan mudah terje-rumus ke dalam perbuatan yang tidak baik, dia akan selalu men-jaga apa yang terbaik bagi orang tuanya dan menghindari hal-hal yang menyedihkan hati orang tua, dan selalu berusaha membahagia-kan orang tuanya dengan hidup rukun di antara saudara.

KesimpulanNabi Kongzi bersabda, “Maka

orang tentu sudah menghinakan diri sendiri, barulah orang lain menghinakannya. Sebuah keluarga niscaya sudah dirusak terlebih dahulu, barulah orang lain meru-sakkannya. Suatu negara niscaya sudah diserang sendiri, barulah orang lain menyerangnya.” (Meng Zi IVA:8/4).

Ketidakharmonisan di antara kakak dan adik merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan, karena di situlah terletak celah bagi orang lain yang ingin merusakkan hidup kita. Ikatan tali persaudaraan yang kuat merupakan modal untuk mem-bentengi keluarga dari intervensi orang-orang yang mempunyai itikad buruk. Maka membangun kehar-monisan hubungan di antara kakak dan adik merupakan kewajiban di dalam pembinaan diri, memberes-kan rumah tangga, hingga dapat berperan dalam pembangunan negara dan menciptakan damai di dunia. (*)

Khonghucu

Page 19: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 19

Dzikir Akbar di Tahun Baru Hijriyah

Penyerahan Bantuan Uang total senilai 20.000.000 kepada Siswa MA berprestasi yang secara simbolis diberikan kepada Kankankemenag Ibu Wakil Bupati Dra. Hj. Umi Azizah dalam salah satu rangkaian acara Dzikir Akbar memperingati malam Tahun Baru Islam 1 Muharram 1437 H

TEGAL

Kegiatan dzikir Akbar yang bertempat di Halaman Pemda Kab. Tegal menghadirkan Rais Am Jamiyah Thoriqoh Al Mutabaroh Annahdiyah Maulana Habib Lutfi bin Yahya dari Pekalongan dan

Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin Kabupaten Rembang, KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Acara Dzikir Akbar juga disemarakan dengan penampilan Grup Hadroh Al Muqorrobin dari Kabupaten Kendal.

Guna mempermudah Puluhan Ribu kaum muslimin dan muslimat menghadiri “Dzikir Akbar” Peringatan tahun baru Islam 1 Muharam 1437 Hijriyah yang tidak kebagian tempat tepat didepan panggung utama dila-pangan Pemkab, panitia juga menyediakan 3 buah layar besar yang dipasang di sebelah barat, timur panggung utama dan didepan pintu masuk Pemkab Tegal.

Dalam kesempatan tersebut hadir Bupati Tegal, Enthus Susmono, Wakil Bupati, Dra Umi Azizah, Ketua DPRD

Kabupaten Tegal, A Firdaus Asyaerozi SE, anggota Forkompimda, Para Ulama dan Habaib, para pejabat dilingkungan Pemkab Tegal dan puluhan ribu muslimin muslimat se Kabupaten Tegal dan sekitarnya.

Bupati Tegal, H Enthus Susmono dalam kesempatan itu mengajak masyarakat Kabupaten Tegal untuk terus menanamkan nilai-nilai dan makna Tahun Baru Islam Hijriyah. “Saya juga mengajak segenap Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Tegal untuk hijrah,” ungkapnya. Bupati juga mengajak masyarakat untuk ikut mengontrol jalannya Pembangunan di Kabupaten Tegal. “Kalau ada pembangunan yang kurang beres, tolong laporkan ke Bupati langsung,” tandasnya.

Usai sambutan Bupati Tegal acara Dzikir Akbar diisi den-gan tausiyah dan ceramah agama secara bergantian oleh KH Mustofa Bisri dan Maulana Habib Lutfi Bin Yahya.

Maman

Dinamika Daerah

Page 20: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201520

PEkALonGAn

Kemah Rohis Dinilai Sukses

Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan siap menyukseskan acara Perkemahan Rohani Islam (Rohis) yang akan diselenggarakan pada tang-

gal 12 hingga 14 Oktober 2015 di Kompi C Yonif 407 Wonopringgo untuk menciptakan generasi emas penerus bangsa.

Kesiapan tersebut salah satunya ditunjukkan dengan menyiapkan berbagai sarana dan prasarana hingga ber-bagai kegiatan untuk menunjang acara. Salah seorang panitia Ahmad Zaki mengatakan, berbagai kesiapan yang telah dilakukan panitia untuk menyukseskan ac-ara Perkemahan Rohis di antaranya yakni, tenda se-banyak 40 buah, panggung, bidang kesehatan hingga keamanan.

”Sesuai dengan rencana hari ini Senin (12/10) kegiatan Perkemahan Rohis akan dibuka langsung oleh Bupati Pekalongan Amat Antono dan dihadiri instansi terkait,” katanya. Dijelaskan, hal lain yang juga telah disiapkan panitia adalah kegiatan outbond yang difokuskun pada keterampilan kepemimpinan, jurnalistik, kewirausahaan dan keagamaan, dengan harapan para peserta nanti-nya bisa menjadi pionir di sekolah dan di lingkungan masyarakat.

”Kegiatan outbond ini diisi dengan berbagai permainan, diskusi dan pembahasan program. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan islami, cerdas, pandai menulis dan ber-wirausaha akan tercipta generasi emas penerus bangsa yang mampu memberikan perubahan berarti bagi negeri ini,” tuturnya. Tidak hanya itu, acara Rohis juga akan diisi dengan berbagai macam lomba seperti tilawah, pidato dan murotal.

”Bagi pemenang lomba akan diberikan apresiasi. Dalam kesempatan kali ini juga akan diadakan pemilihan pengurus Rohis tingkat Kabupaten Pekalongan. Mudah-mudahan dengan berbagai kesiapan yang telah dilakukan ini di-harapkan acara yang baru diselenggarakan di wilayah Jawa Tengah ini bisa berjalan sukses,” harapnya.

Sementara itu Kepala Kemenag Kabupaten Pekalongan A Umar mengatakan, kegiatan Perkemahan Rohis ini

baru pertama kali dilaksanakan dalam rangka menin-gkatkan pengetahuan dan menguatkan fungsi Rohis dalam membangun budaya islami di sekolah.

”Dengan mengusung tema Aku Bangga Menjadi Muslim Indonesia, diharapkan para pengurus atau aktivis Rohis memiliki kompetensi yang cukup untuk mendinamis-asikan nuansa-nuansa keislaman di sekolah,” ujarnya. Melalui Perkemahan Rohis ini, kata dia, nantinya para aktivis Rohis diharapkan juga mampu membendung laju pemahaman yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dan keindonesiaan.

”Prinsip-prinsip ajaran Islam, bagaimanapun tidak melegitimasi adanya penggunaan bentuk kekerasan dengan alasan untuk mendakwahkan kebenaran Islam. Mudah-mudahan apa yang kita harapkan bersama bisa terwujud,” katanya.

Meski baru kali pertama dilaksanakan di tingkat daerah atau Jawa Tengah, acara Kemah Rohani Islam (Rohis) Kabupaten Pekalongan 2015 dinilai sukses. Hal itu dilihat dari berbagai kesiapan yang dilakukan panitia hingga antusiasme peserta. Demikian disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Hindun.

”Saya sangat mengapresiasi dan menyambut baik acara yang sukses ini. Selain kegiatannya menarik dan kreatif, antusiasme peserta juga tinggi. Mudah-mudahan acara serupa terus digalakkan untuk menggali minat dan bakat peserta yang juga siswa di SMA dan SMK se-Kabupaten Pekalongan,” kata dia. Dia mengungkapkan, sebagai anggota Rohis ada baiknya peserta tidak boleh kaku dan justru harus dapat membaur dengan teman maupun masyarakat. Sebab merekalah yang nantinya menjadi para pemimpin Indonesia di masa depan.

”Jangan sungkan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat agar nantinya sebagai generasi emas mampu memberikan perubahan berarti,” ajaknya. Jadi Pioner Dia juga mengajak, para peserta agar menjadi pioner dengan meredam kasus-kasus kenakalan remaja, seperti pergaulan dan narkoba, sekaligus diminta menjadi remaja-remaja bijak yang bersemangat berbagi kebaikan.

”Mudah-mudahan melalui kegiatan ini apa yang di-harapkan bersama bisa terwujud,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Kemah Rohis Mukodam mengatakan, acara kegiatan Kemah Rohis yang berlang-sung sejak 12-14 Oktober 2015 berjalan lancar. Bahkan jumlah peserta dari 200 orang atau terdiri atas 100 orang putra dan 100 orang putri, bertambah menjadi 220 orang atau putra 112 orang dan putri 108 orang.

”Ini menunjukkan antusias peserta sangat tinggi. Syukur para peserta juga dalam kondisi sehat dan tidak kekuran-gan sesuatu apa pun. Rencana materi juga berjalan se-suai alokasi waktu yang telah terjadwalkan seperti out-bound kepemimpinan, jurnalistik, wirausaha dan religi. Saya meminta kegiatan ini bisa dilanjutkan di sekolah masingmasing sebagaimana harapan yang diinginkan,” terangnya dalam acara penutupan Kemah Rohis. Dlam kesempatan itu juga pemberian apresiasi pemenang lomba tilawah, muratal, puisi, pidato dan khotbah jumat, dengan dihadiri oleh Muspika.

(hufron)

Dinamika Daerah

Page 21: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 21

Dinamika Daerah

PEmALAnGSeluruh ASN Wajib Mengikuti PUPNS

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pemalang mengadakan Sosialisasi Pendataan Ulang PNS (PUPNS) tahun 2015 bagi ASN di lingkungan

Kankemenag Kabupaten Pemalang di Aula Kankemenag (21/9).

Taufik Rahman, Kepala Kankemenag dalam sambutan-nya mewajibkan seluruh ASN di lingkungan Kankemenag Kabupaten Pemalang mengikuti PUPNS, jangan sampai ada yang tidak terdaftar. Hal ini menyangkut kedudukan saudara sebagai ASN. Terlebih PUPNS tahun 2015 su-dah berbasis elektronik, sehingga prosesnya bisa lebih cepat.

Dia menambahkan, PUPNS pertama kali diadakan karena dahulu PNS tidak mempunyai NIP, seperti saat pengangkatan UGA1967. Untuk mendata PNS kemudian diberikan NIP yang masih 9 digit. Seiring perkembangan zaman, NIP PNS berubah menjadi 18 digit sehingga tidak ada PNS yang ber-NIP sama.

PUPNS merupakan kegiatan pemutakhiran data PNS yang dilakukan secara online. Untuk proses pemutakhiran data ini setiap PNS melakukan pemeriksaan data yang tersedia dalam database kepegawaian BKN. Selanjutnya PNS melakukan perbaikan data yang tidak sesuai dengan dilengkapi berkas dokumen yang sah.

Apabila ASN tidak melaksanakan pemutakhiran data melalui PUPNS pada periode yang telah ditentukan, data ASN tersebut akan dikeluarkan dari database kepegawaian nasional. Dengan adanya PUPNS di-harapkan memperoleh data yang akurat, terpercaya, sebagai dasar kebutuhan dalam mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN yang mendukung pengelolaan manajemen ASN yang rasional sebagai sumber daya aparatur negara.

Pada kesempatan lain, Taufik menyambut baik kegiatan sinkronisasi database kediklatan. Hal itu disampaikan saat membuka acara Sinkronisasi Database Kediklatan di Wilayah Kerjadi Aula Kankemenag Kabupaten Pemalang (30/9).Dia berharap agar masukan-masukan kebutuhan diklat yang diberikan oleh ASN di lingkungan Kankemenag Kabupaten Pemalang dapat diakomodir.

Acara sinkronisasi dilaksanakan Balai Diklat Keagamaan Semarang dengan tujuan untuk mendapatkan kebutuhan kebutuhan diklat guna menentukan perencanaan diklat di tahun 2016.

Balai Diklat Keagamaan Semarang mengadakan sink-ronisasi database kediklatan di 30 lokasi di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil sinkronisasi database kediklatan dari 30 lokasi terse-but diharapkan sudah mewakili kebutuhan diklat ASN Kementerian Agama di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Fajar

PurbALinGGASemarak Muharram di Tahun Baru 1437 H

Muharram adalah bulan yang mulia. Karena pada bulan Muharram ini terjadi banyak peristiwa penting dan bersejarah bagi kebangkitan Islam di

berbagai dunia. Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim sering kali lupa bahwa Islam memiliki tahun baru. Banyak muslim yang melewatkannya begitu saja. Padahal tahun baru Islam bisa menjadi momentum untuk sarana/muhasabah perbaikan diri, masyarakat, dan bangsa.

Oleh karena itu bertepatan dengan Bulan Muharram 1437 Hijriyah yang merupakan tahun baru Islam, Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga dan Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga sebagai leading sektor keagamaan dan kepemerintahan akan mengadakan serangkaian acara dengan nama Semarak Muharram, Tahun Baru 1437 H Kabupaten Purbalinngga.

Berbagai kegiatan telah disiapkan oleh panitia Tahun Baru Muharram 1437 Hijriyah. Serangkaian kegiatan tersebut adalah :

Pawai Ta’arufPawai Ta’aruf ini merupakan acara pembuka semarak

Muharram 1437 Kab Purbalingga yang dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 1 Muharram 1437 H yang bertepatan dengan tanggal 14 Oktober 2015 M. Pawai ini diikuti oleh berbagai elemen yaitu santri Madrasah Diniyah dan Taman Pendidikan Al Qur’an serta santri Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah dengan dikuti sebanyak 5.500 santri.”

Ajang ini merupakan ajang tahunan yang paling di-tunggu oleh para santri,karena pada moment ini semua elemen tersebut diatas bisa berkumpul, bersilaturahmi bersama, serta untuk refreshing para santri yang setiap hari hanya mengaji sekaligus ajang syiar dan dakwah sambil menunjukan kebolehan dari masing-masing

Pelepasan balon sebagai tanda dimulainya serangkaian acara perin-gatan Semarak Muharram di Kabupaten Purbalingga.

Page 22: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201522

Dinamika Daerah

lembaga” seperti yang disampaikan oleh ketua panitia kegiatan Syarif Hidayat S.Ag.M.S.I.Setelah berpawai keliling kota Purbalingga dengan

diirngi berbagai group Drumband, para santri peser-ta pawai taa’ruf beristirahat di pendopo Kabupaten Purbalingga sambil mendengarkan cerita Islami dengan tema “Santri Purbalingga yang Cerdas,Ceria dan Soleh” disampaikan oleh pendongeng muda jebolan STAIN Purwokerto kak Alvian

Pengajian AkbarSemarak Muharram yang kedua akan diisi dengan pen-

gajian akbar di pendopo Dipokusumo Kab Purbalingga pada tanggal 16 Oktober 2015 yang akan diisi oleh Guru Besar UIN Yogyakarta Bapak Prof Dr. Yudian Wahyudi

PildacilTidak ketinggalan untuk memeriahkan semarak Muharram

1437 H pada tanggal 7 November 2015 pukul 08 .00 Wib sambil mncari bibit dai masa depan maka Panitia Gebyar Muharram akan mengadakan lomba PILDACIL yang dikuti oleh para santri TPQ putra maupun putri yang maksimal berumur 12 th.

Sebagai penutup kegiatan pada hari dan tanggal yang sama dan dimulai pada pukul 15.30 Wib akan digelar Festival Qasidah Modern utusan dari Kecamatan se Kabupaten Purbalingga bertempat di alun-alun Purbalingga. (*)

PurworEjoSemua Bisa Menulis Berita

Mendorong semangat penulisan berita di ling-kungannya, Kantor Kementerian Agama Kab.Purworejo menyelenggarakan Rapat Koordinasi

Kehumasan pada Kamis (8/10). Bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kab.Purworejo, acara ini diikuti kon-tributor website seluruh Seksi Gara, KUA dan Madrasah Negeri di Kantor Kementerian Agama Kab.Purworejo sebanyak 40 orang.

Dibuka oleh Plt.Kepala, H.Miftah, M.Ag, semua kontribu-tor dihimbau untuk menulis berita dan mempublikasikan prestasi satkernya sebanyak-banyaknya. “Bukan riya’ tujuan kita, tapi syiar dan publikasi prestasi yang kita miliki, ujar beliau.

Senada, Nuqson Masykur Huda, S.Kom selaku narasum-ber juga menyampaikan bahwa kini kegiatan menulis berita dapat dilakukan semua orang. Apalagi kini, media informasi public beragam. Menjamurnya media social seperti website, blog, twitter, facebook, whatsapp, hingga bbm memudahkan setiap insan menulis informasi dan menyampaikannya ke khalayak. Berita kini bukanlah domain wartawan media cetak atau televisi saja.

“Khusus untuk kontributor website dan humas, berita yang disampaikan tentunya yang memuat citra positif instansi. Penulisannya pun disesuaikan dengan kaidah jurnalistik dan mengacu pada Ejaan Yang Disempurnakan,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, seluruh kontributor menda-pat pelatihan teknis penulisan berita beserta pemanfaa-tan email. Kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan koordinasi pengisian berita pada portal website Kantor Kementerian Agama Kab.Purworejo. Di akhir acara, se-luruh peserta diharuskan untuk menyusun naskah berita dan dikirim ke email narasumber untuk dapat disunting dan ditampilkan dalam website bagi yang layak muat.

azizah

kArAnGAnyAr

Kemenag Bantu Baznas Tasharufkan Dana ZIS

Dalam Islam, umatnya tidak hanya dianjurkan membayar zakat, namun ada juga wakaf, infaq dan sodaqoh. Seperti halnya zakat, infaq, wakaf

dan sodaqoh merupakan bentuk ajaran islam tentang kepedulian dan keadilan sosial kepada sesama manusia. Dan dalam perkembangan Baznas Kab. Karanganyar dari waktu ke waktu mengalami peningkatan yang signifikan, dari setiap bulan dapat dana zakat ,infaq dan shodaqoh masuk Baznas rata-rata diatas Rp. 500.000.000 ( lima ratus juta ). Demikian sambutan Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Karanganyar H. Musta’in Ahmad dalam acara Sarasehan Baznas di pendopo rumah dinas Bupati tanggal 28/09/2015.

Kementerian Agama dan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Karanganyar bersinergi dalam memberdayakan dana umat yang dikelolanya. Ini terlihat dalam laporan pentashorufan/pendistribusian zakat yang disampaikan oleh Wakil Ketua Baznas yang juga Kepala Kankemenag Kabupaten Karanganyar.

Dalam laporannya H. Musta’inari pentashorufan dana ZIS Kabupaten Karanganyar periode ke 2 tahun 2015 sebesar Rp. 1.650.000.000,- (satu milyar enam ratus lima puluh juta rupiah). Dana tersebut dialokasikan untuk beberapa program diantaranya program peduli, program sehat, program cerdas, program makmur, program taqwa.

Bupati Karanganyar didampingi Forkompinda dan Kepala Kankemenag Kabupaten Karanganyar menyerahkan bantuan yang berasal dari BAZNAS.

Page 23: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 23

Dinamika Daerah

Dua diantaranya dialokasikan untuk pensertifikatan tanah wakaf dan sekolah qiro’ah atau lebih terkenal dengan Bintang MTQ. Kedua kegiatan tersebut dikelola oleh Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar mela-lui Penyelenggara Zakat Wakaf dan Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (BIMIS).

Hal lain yang disampaikan oleh Kakankemenag Kabupaten Karanganyar adalah kegiatan-kegiatan yang baru dilak-sanakan antara lain pelatihan takmir masjid dan perawatan jenazah, pelatihan TPA/TPQ se Kab. Karanganyar. Selain itu dihadapan peserta Sarasehan Baznas Kakankemenag juga menyampaikan terkait insiden Mina yang saat ini menjadi headline di berbagai media nasional. Juga me-nyampaikan perkembangan terbaru terkait tragedi mina serta kondisi jamaah haji asal Kabupaten Karanganyar yang beribadah haji. Kondisi jama’ah haji asal Kabupaten Karanganyar yang berada di kloter 66 dan 67 termasuk 3 orang di kloter 69, Alhamdulillah semuanya berada dalam kondisi sehat wal afiat.

Menanggapi anggapan yang berkembang di masyarakat bahwa pemerintah lamban dalam menyampaikan infor-masi, Musta’in menjelaskan bahwa kondisi yang dihadapi sangat tidak ideal dan tersebar di berbagai rumah sakit. Kondisi disana menyebabkan pemerintah Indonesia ke-sulitan mengidentifikasi korban yang jumlahnya sangat banyak, ditambah sebagian besar korban sudah tidak mengenakan tanda pengenalnya”, terang Musta’in.

Ida

kLATEnMUI Dorong Produktivitas Wakaf dan Zakat

Wakaf menurut syariat, “al-waqaf” adalah me-nahan benda yang menjadi milik pewaqaf dan menyedekahkan kemanfaatannya di jalan Allah.

Menurut Abu Yusuf dan Mohammad, wakaf adalah mena-han benda agar tidak bisa dimiliki, dan agar manfaatnya bisa disedekahkan. Oleh karena itu, kepemilikan benda tersebut beralih kepada kepemilikan Allah.

Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang

muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Zakat untuk kesejahteraan umat. Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan dan pembinaan, sesuai den-gan Undang-undang Nomer 23 tahun 2011. MUI Kab. Klaten komisi ekonomi menyelenggarakan diskusi panel dengan tema “Dengan Memahami UU wakaf dan zakat kita tingkatkan produktifitas wakaf dan zakat”, bertempat di aula Kemenag Klaten (1/12) yang diikuti 150 orang dari unsur ormas, IPHI, MUI Kecamatan, Kepala KUA dan Takmir Masjid.

Diharapakan dengan memahami UU wakaf dan zakat, produktifitas wakaf dan zakat akan semakin meningkat, jelas Hartoyo Ketua MUI Klaten.

MUI Kab. Klaten melalui komisi ekonomi, berperan penting untuk mendorong perkembangan zakat dan wakaf khususnya di kabupaten Klaten, ucap Hartoyo.

Dalam sambutannya Gara Syariah Kemenag Klaten, Retna Fithrotin dalam sambutannya menyatakan diskusi ini sangat penting, bisa memberikan bekal pemaha-man tentang aturan zakat yang baru bagi stakeholder di Kabupaten Klaten khususnya, agar mampu menjawab berbagai permasalahan tentang zakat di masyarakat, bisa memberikan solusi yang terbaik untuk meningkatkan produktifitas zakat dan wakaf, tegas Retna.

Potensi zakat dan wakaf di Klaten sangat besar, untuk itu kita selalu mendukung langkah baik tersebut, PNS Kementerian Agama Kab. Klaten sangat mendominasi dalam pemasukan zakat ke Bazda, semoga PNS dari Kementerian yang lain seperti PNS Pemda bisa mengikuti jejak Kemenag, tegasnya.

Menghadirkan Drs.H.Ahmad Muzni,SH,M.Si, H. Rantiman,SH, dan Cahyono,SH dalam diskusi panel tersebut, diharapkan menghasilkan masukan-masukan yang sangat baik dan positif untuk peningkatan produk-tifitas wakaf dan zakat di Klaten.

AgusJun

SurAkArTA Kemenag Jateng Bina Kemenag Kota Surakarta

Bertempat di Aula R. Poedjotomo Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta, kamis, 22/10/15 dilak-sanakan Pembinaan Pegawai di Lingkungan

Kantor Kemenag Kota Surakarta. Acara yang dihadiri langsung oleh Ka Sub Bag Organisasi Tata Laksana dan Kepegawaian Kantor Wilayah Kementerian Provinsi Jawa Tengah H. Wahid Arbani, S.Ag,Msi ini juga dihadiri Plt.Kepala Kankemenag Kota Surkarta,Para Kasi dan Penyelenggara,Kepala KUA,Satker,Penghulu,Penyuluh Agama juga pegawai dan staf di Lingkungan Kankemenag Kota Surakarta.

Plt.Kepala Kankemenag Kota Surakarta Drs.H. Syamsuddin,MSI menyampaikan terima kasih kepada Wahid Arbani Kasubbag Ortala dan Kepegawaian Kanwil Saat berlangsung Diskusi Panel UU Wakaf dan Zakat.

Page 24: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201524

Dinamika Daerah

Kemenag Provinsi Jateng yang telah berkenan hadir untuk menjadi Nara Sumber pada kegiatan pembinaan hari ini, beliau memberikan laporan bahwa kegiatan Pembinaan Pegawai Negeri Sipil ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pegawai di Lingkungan Kankemenag, hara-pannya para pegawai mampu meningkatkan etos kerja, aktif dan disiplin, berdedikasi, sesuai tusinya berdasar-kan PP Nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil,Peraturan Menteri Agana (PMA) Nonor 28 tahun 2013 tentang disiplin kehadiran PNS di Lingkungan Kemenag Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

Syamsuddin berpesan sebagai Pegawai Negeri Sipil hendaknya kita terus meningkatkan kompetensi dan profesionalisme untuk mendukung tugas pokok dan fungsinya, mampu memahami dan mengimplementasikan Peraturan Perundang-Undangan bidang kepegawaian, khususnya berkaitan dengan disiplin PNS yakni Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, khusus bagi para Pejabat Struktural untuk terus melaku-kan pembinaan dan bimbingan kepada bawahannya, sehingga terhindar dari pelanggaran disiplin, dan sekecil apapun permasalahan yang menyangkut pelanggaran disiplin seorang PNS, segera tindak, tangani dan sele-saikan sesuai dengan peraturan Perundang Undangan, jangan sampai dibiarkan yang pada akhirnya bisa mem-pengaruhi terhadap kinerja Organisasi, pegawai juga harus bisa menciptakan suasana kerja yang kondusif, saling asah,asaih dan asuh jalin kerjasama, koordinasi dan sinkronisasi dengan unit kerja lainnya.

Beralih pada acara Pembinaan yang disampaikan oleh Bapak Wahid Arbani,beliau menggaris bawahi apa disampaikan Plt Kepala Kankemenag Kota Surakarta bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus memahami dan mengerti Peraturan Perundang Undangan yang terkait dengan tugas dan fungsinya karena tanpa mengetahui dan menguasai dengan baik dirasa belum cukup karena bisa saja belum mampu mewujudkan kinerja yang baik dan prima. Pada garis besarnya menurut beliau PNS tidak hany sebagai pelaksana kebijakan publik, namun juga sebagai pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa dan negara.Tiga inilah harus dimiliki, dipahami dan mengerti serta kita amalkan bersama.

Rhm

kuduSKemenag Adakan Workshop Tata Kelola Pendidikan Keagamaan

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus menye-lenggarakan Workshop Peningkatan Mutu Tata Kelola Lembaga Pendidikan Keagamaan diikuti sebanyak

80 orang dari unsur Ponpes 26 orang , Madin 27 orang dan TPQ sebanyak 27 orang pada tanggal 13 Oktober 2015 ber-tempat di Hotel Poroliman Kudus. Sedangkan nara sumber yang dihadirkan yaitu Kepala Kantor Kementerian Agama, Drs.H.Hambali,MM dengan materi Kebijakan Kementerian Agama Kab.Kudus tentang peningkatan mutu tata kel-ola pada lembaga keagamaan islam,Kepala Subbag tata Usaha Kan Kemenag, H.Suhadi,S.Ag,M.SI dengan materi Pengembangan pendidikan keagamaan dan Pengawas Kan Kemenag dengan materi Tata Kelola Keagamaan

Dalam laporan panitia yang disampaikan oleh Kasi PD Pontren ,HM.Kafit, S.Ag,M.Pd menyampaikan bahwa tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah: Meningkatkan manajemen pengelolaan lembaga pendidikan keagamaan, terwujudnya tata kelola lembaga Pendidikan Keagamaan sesuai ketentuan dan prinsip pengelolaan standar na-sional pendidikan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam mengelola lembaga pendidikan keagamaan di Kabupaten Kudus. Sedangkan sasaran penyelenggaraan kegiatan ini adalah para pengelola pimpinan pendidik dan tenaga kependidikan pada lem-baga pendidikan keagamaa. Islam Kabupaten Kudus.

Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Kudus , Drs. H. Hambali , MM dalam sambutanya men-gatakan bahwa kegiatan ini sangat penting karena bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam mengelola lembaga pendidikan keagamaan di Kabupaten Kudus, yang mana tata pengelolaannya harus sesuai keten-tuan yang ada. Disamping itu secara kwantitas dan kwalitas dapat meningkatkan mutu pendidian keagamaan dan memperkokoh kerjasama antar lembaga formal dan non formal. Oleh karena itu di lembaga lembaga keagamaan harus ada kegiatan baik rohani maupun jasmani dalam rangka mengembangkan bakat dan minat para santri.

S. Zul

rEmbAnGRibuan Siswa MAN Lasem Gelar Shalat Istisqo’

Kemarau yang panjang yang melanda di banyak wilayah di Indonesia menyebabkan terjadinya kekeringan di mana-mana. Banyak masyarakat yang

mengalami krisis air bersih, sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka terpaksa mengungsi dan

Peserta tampak antusias mendengarkan materi kepegawaian.

Page 25: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 25

Dinamika Daerah

menanti bantuan dari pemerintah setempat.Atas dasar keprihatinan tersebut, beberapa waktu lalu

Kementerian Agama menerbitkan surat edaran berupa himbauan untuk melaksanakan shalat Istisqo’. Himbauan tersebut lantas diindahkan oleh MAN Lasem. Sekitar 1.300 orang, yang terdiri dari siswa dan guru MAN Lasem, hari ini menggelar salat istisqa’ di halaman sekolah, pada Senin (5/11) lalu.

Kepala MAN Lasem Shofi mengatakan, selain untuk meminta diturunkan hujan, pelaksanaan salat istisqa tersebut juga untuk melatih kepekaan para pelajar ter-hadap kondisi kekeringan yang kini dialami sebagian besar masyarakat di Kabupaten Rembang.

MAN Lasem sendiri turut merasakan dampak kemarau panjang. Kurangnya suplai air menyebabkan kegiatan belajar mengajar agar terhambat. Setiap hari, MAN Lasem membutuhkan 25 ribu liter air untuk kebutuhan shalat dhuha, shalat dzuhur berjamaah, dan MCK. “Setiap hari kami mengonsumsi 25 ribu liter air seharga Rp 200 ribu,” terang Shofi.

MAN Lasem memang telah mewajibkan siswanya untuk shalat dzuhur berjamaah sejak beberapa tahun terakhir. Shalat dhuha pun turut dianjurkan dengan tujuan untuk menambahkan keimanan dan kecintaan siswa terhadap ajaran Islam.

Sebelum pelaksanaan shalat Istisqo’, diadakan pembi-naan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah bersamaan dengan upacara Bendera. Dalam pengarahannya, Atho’illah mengapresiasi kebi-jakan MAN Lasem untuk mengimbau segenap civitas MAN Lasem shalat berjamaah, baik shalat wajib maupun shalat sunnah, yaitu dhuha. Beliau berharap agar budaya tersebut dilestarikan.

Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan salah satu implementasi dari lima budaya kerja Kementerian Agama. Setiap ASN di lingkungan Kemenag diwajibkan memiliki nilai integritas dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas sebagai ASN. Shalat berjamaah tersebut merupa-kan salah satu hal yang mendukung kesungguhan ASN dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Selain integritas, ASN juga diharapkan memenuhi em-pat budaya kerja lainnya, yaitu profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan.

Shofatus Shodiqoh

bLorATingkatkan Kualitas Madin Melalui Pengembangan Kurikulum

SMadrasah diniyah sebagai sekolah non formal perlu meningkatkan kualitas santri melalui upaya implementasi pengembangan kurikulum yang te-

pat sehingga menghasilkan metode yang sesuai untuk pengajaran yang optimal.

Bahan pelajaran dan metode mengajar yang tidak sesuai dengan keadaan santri akan menimbulkan kontradiksi dalam diri santri seolah-olah dipaksa untuk belajar se-hingga proses pengajaran kurang optimal.

Untuk itu ada beberapa prinsip pelaksanaan kurikulum madin yang harus diperhatikan antara lain dalam pelak-sanaan kurikulumnya, ustadz diharapkan memperhatikan kecerdasan, kemampuan, pengetahuan yang telah dikuasai santri, metode-metode mengajar yang akan dipergunakan yang sesuai dengan sifat bahan pengajaran dan kematan-gan santri, Fleksibilitas Program, berorientasi pada tujuan, Efektifitas dan Efisiensi dan Kontiunitas.

Demikian disampaikan oleh Kasi PD Pontren, Fathul Himam, M. PdI dalam acara workshop kurikulum madara-sah diniyyah yang diikuti oleh sekitar 80 guru Madin se-kabupaten Blora kemaren di gedung Mr. Green Blora.

Fathul menyatakan bahwa dalam mengorganisir proses pembelajaran,harus diorentasikan kepada tujuan yang tepat untuk pengembangan kepribadian anak sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai Madin, yakni menghasilkan Kompetensi lulusan Madrasah Diniyah Takmiliyah yang Memiliki pengetahuan dan ketrampilan agama Islam (Tafaqquh fi al din), Memiliki akhlakul karimah dan Memiliki kecakapan sosial dalam memecahkan berbagai persoalan yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat.

Untuk itu menurutnya kurikulum yang disiapkan di madin hendaknya memiliki komponen Tujuan, yaitu arah/sasaran yang hendak di tuju oleh proses penyelenggara pendidikan, Isi kurikulum, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh santri di Madin Takmiliyah, Metode Proses belajar mengajar, yaitu cara santri memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan dan Evaluasi yaitu cara untuk mengetahui, apakah sasaran yang ingin di tuju dapat tercapai atau tidak.

(ima)

Kasi PD Pontren, Fathul Himam, M. PdI saat membuka acara work-shop kurikulum madarasah diniyyah yang diikuti sekitar 80 guru Madin se-kabupaten Blora di gedung Mr. Green Blora.

Ribuan siswa MAN Lasem mengikuti shalat Istosqo’ dengan khusyu’.

Page 26: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201526

MeMAKNAI HIJRAH Strategi Besar dalam Kehidupan

Hijrah adalah peristiwa yang ditandai dengan

berpindahnya Nabi Muhammad SAW beserta sahabatnya dari Makkah

menuju Kota Madinah, yang kala itu bernama

Yatsrib, pada tanggal 16 Juli 622 M dan sampai di Madinah tanggal 22

September 622 M.

Kata hijrah berarti menjauhkan diri dan berpindah tempat, dalam kontek sejarah hijrah adalah kegiatan perpindahan

yang di lakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat dari Makkah

ke Madinah dengan tujuan memper-tahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at, dengan kata lain hijrah berarti keluar dari keingkaran (kekufuran) menuju keimanan.

Sehingga hijrah akan mengilhami kepada kita banyah hal antara lain : Pertama, Hijrah yang yang positif arti-nya nilai hijrah yang begitu tingginya terjadi hanya sekali yaitu pada masa Rosululloh SAW, namun hijrah qolbi-yah dari hal-hal yang negatif pindah kepada hal-hal yang positif tetap di anjurkan tanpa mengenal waktu dan tempat. Kedua, Pengorbanan dalam berjuang, dalam konteks ini bahwa setiap kemuliaan itu haru melalui proses perjuangan dan pengorbanan, mustahil seorang kan meraih sukses semakin banyak pengorbananya maka ketika berhasil akan tetarasa

lebih nikmat. Ketiga, Mengutamakan kualitas, dalam membangun pribadi seseorang tidak Cuma rutinitas atau kuantitas saja menjadi barometer tetapi kualitas harus menjadi tolak ukur, termasuk nilai keimanan dan ketaqwaaan kita semua.

Peristiwa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para pengikut-nya, mengandung pengertian dua dimensi. Pertama, dimensi badani-yah, yaitu hijrah yang bersifat fisik jasmaniyah. Kedua, dimensi qalbiyah, yaitu hijrah yang bersifat mental, hati nurani dan rohani.

Peristiwa hijrah ini adalah sebuah peristiwa yang sangat bersejarah dan diabadikan di dalam Islam dengan menjadikannya sebagai awal kalender Islam. Timbul pertanyaan, kenapa peristiwa hijrah yang dijadikan se-bagai awal tahun kalender Islam?

sebagaiOleh H Mursidi, SAg, MSi

Artikel

Page 27: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 27

Banyak beribadah dan meninggalkan apa-apa yang dilarang agama adalah makna hijrah.

Artikel

Memang kalau dilihat secara fisik, peristiwa hijrah hanyalah merupa-kan peristiwa biasa yang merupakan perpindahan dari kota Makkah ke kota Madinah, sebagai akibat dari tekanan-tekanan kaum Quraisy, tetapi kalau dilihat secara non fisik, maka peristiwa hijrah adalah merupakan strategi besar (grand strategi) jangka panjang dan bertahap dalam rangka menuju tegaknya Islam.

Hijrah strategi besarPeristiwa hijrah adalah merupakan

strategi besar dalam rangka tegaknya Islam yang dimulai dengan tahapan-tahapan, sebagai berikut :

Pertama, pemban-gunan prasarana dan sarana pokok sosial kemasyarakatan. Langkah pertama yang ditepuh oleh Nabi sesampainya di Madinah adalah membangun Masjid. Masjid dalam hal ini adalah merupakan sarana dan prasa-rana sosial yang berfungsi sebagai tempat beribadah, balai pendidikan, forum pertemuan dan tempat dialog, tempat mengadili perkara dan penye-lesaian sengketa serta tempat melaku-kan berbagai acara kemasyarakatan lainnya.

Kedua, integrasi dan stabilisasi. Madinah yang kala itu dihuni oleh masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai kelompok, dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda, yang hidup dalam suasana perpecahan dan pertikaian. Nabi Muhammad mengambil langkah-langkah ansipatif yang sangat arif dan bijaksana yaitu, a) Mempersaudarakan kaum muhajirin sebagai pendatang dengan kaum Anshar sebagai pen-duduk setempat. b) Mendamaikan suku-suku yang bermusuhan den-gan membuat perjanjian diantara suku-suku yang bertikai. Selain itu memberikan hak yang sama kepada semua orang, bebas memeluk agama masing-masing.

Ketiga, pembangunan ekonomi dan sosial. Keberhasilan pada tiap integrasi meletakkan dasar bagi ta-hap pembangunan ekonomi sosial. Kaum Muhajirin yang melarat aki-bat pelarian dari Makkah mendapat bantuan dan pekerjaan dari Anshar. Kekeluargaan antara petani Anshar dengan Muhajirin yang terdiri dari pedagang dan ahli dalam berbagai bidang, mendorong pembangunan ekonomi dan pemerataan.

Keempat, pembentukan kelembagaan dan pranata sosial. Pelembagaan ada-lah merupakan langkah yang melekat pada semua tahap dalam strategi hijrah.

Setiap langkah norma, ketentuan dan kebijaksanaan strategi disertai dengan pengukuhan formal dalam berba-gai bentuk. Pelembagaan tersebut, yang paling tinggi adalah Al-Quran kemudian Al-Hadist. Di samping itu berbagai pranata sosial seperti insti-tusi persaudaraan, perangkat hukum, peraturan serta perjanjian.

Peristiwa hijrah, tentunya masih sangat relevan untuk dikembang-kan dalam konteks kekinan dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Untuk maksud tersebut, maka hijrah dalam konteks masa kini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu:

Pertama, Hijrah Mental, yaitu hijrah dibidang mental berupa pengendalian nafsu Ammarah ke nafsu lawwamah dan nafsu muthmainnah. Nafsu am-marah senantiasa mengikuti perintah

nafsu, tanpa mempedulikan pertim-bangan akal dan budi. Nafsu lawwa-mah ialah nafsu yang sudah mawas diri dari hal-hal yang dimurkai Allah SWT. Sedangkan nafsu muthamain-nah ialah kecendrungan jiwa yang selalu mengembalikan segala perkara kepada Allah SWT dan tidak pernah mengembalikan urusan menurut nafsu serakahnya.

Kedua, Hijrah Kultural, yaitu hijrah dari keterbelakangan menuju kem-ajuan. Keterbelakangan kita masih banyak, jumlah anak dengan jumlah yang dapat sekolah belum memadai, begitu pula lainnya.

Ketiga, Hijrah Sosial, yaitu hijrah dari keadaan sosial yang terpecah-pecah kepada keadaan sosial yang bersatu padu, sebab wu-jud persatuan dan kesatuan adalah dasar bagi ketahanan nasional.

K e e m p a t , Hijrah Material, yaitu hijrah da-lam ekonomi. Hijrah dari ekonomi yang

kurang kepada ekonomi yang layak, sebab ajaran Islam mengharuskan bekerja keras untuk mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat.

Konseb hijrah ini, telah dicanang-kan oleh bangsa Indonesia dua tahun terakhir ini, yang disebut dengan re-formasi. Namun sangat disayangkan, pelaksanaan reformasi ataupun hi-jrah tersebut belum dapat dilaksana-kan dengan sepenuh hati oleh para pemimpin bangsa ini.

Maka dengan datangnya tahun baru hijriyah 1437 dan menyambut tahun baru 2015 M kita perlu melakukan refleksi diri sehingga kita akan menin-gkatkan kualitas ibadah dan amaliyah kita serta kualitas cara berpikir kita sehingga menjadikan iman kita kokoh dan kuat, hidup yang istiqomah, rizki yang banyak yang halal dan mempu-nyai keluarga yang bahagia. (*)

Page 28: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201528

Etos Kerja Islami :

Bekerja adalah Ibadah

Allah SWT meninggikan derajat manusia di atas

mahluk lainnya dengan melantik manusia pada

posisi yang sangat tinggi, yakni sebagai khalifah

Allah di muka bumi.

Hal ini tertera dalam Kitab Suci Alquran yang artinya “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para

Malaikat: ‘’Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’’ Mereka berkata: ‘’Mengapa Engkau hendak menjadikan (khal-ifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?’’. Tuhan berfirman: ‘’Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’’(Al-Baqarah:30).

Fisik-lahiriyah manusia yang sangat lemah tentu bukan menjadi alasan dalam pengangkatan khalifah. Sekuat-kuat fisik manusia, seekor gajah atau seekor kuda lebih kuat dan lebih cepat. Alasan utama Allah memilih manusia sebagai khalifah-Nya adalah lantaran manusia memiliki potensi mental-spiritual yang dapat dikembangkan secara maksimal melalui proses belajar sehingga manusia dapat mengem-bangkan peradaban. Kemampuan mengembangkan proses belajar inilah yang tidak dimiliki oleh mahluk selain manusia. Hal ini sebagai tersirat dalam al-Baqarah: 31, “Dia mengajar kepada Adam seluruh nama-nama…..”

Fungsi utama khalifah adalah untuk berbakti. Bentuknya adalah bekerja: mengolah, manata dan mengatur ke-hidupan ini agar memberikan manfaat sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah. Pencapaian hasil kerja atau

yang sering disebut kinerja, masing-masing individu berbeda.

Perbedaan kinerja ini sungguh tidak disebabkan oleh lemah atau kuatnya fisik manusia. Banyak individu yang lemat fisiknya, bahkan cacat, tetapi memiliki pencapaian prestasi kerja yang luar biasa, Lionel Messi, Stevie Wonder, atau Daus Mini, misalnya. Mereka ada-lah tokoh-tokoh inspiratif yang telah membuktikan bahwa kekurangan fisik bukan alasan untuk tidak berkreasi dan berprestasi. Jika demikian maka kinerja seorang individu tidak semata terle-tak pada faktor fisik, tetapi yang lebih penting terletak pada faktor nonfisik, yakni etos kerja.

Etos kerja Etos berasal dari bahasa Yunani

(ethos) yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak hanya dimiliki oleh individu tetapi juga dimiliki oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos terbentuk oleh budaya, kebiasaan dan sistem tata nilai yang diyakini kebenaranya.

Agama Islam yang berisikan sistem nilai sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan karakter pemeluknya. Oleh karena itu pola pemahaman ajaran Islam merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan etos kerja. Pemahaman ajaran yang memisahkan dimensi akhirat dan dunia, pemahaman ajaran Islam yang tidak menyatukan hubungan vertikal (hablum minan-nash) dan habungn horizontal (hablum minan-naas) akan berpengaurh pada melemahnya etos kerja.

Kesibukan dan kerja menjadi suatu yang tidak menarik, atau kurang seksi. Sebaliknya Pemahaman ajaran Islam yang bersifat integral (utuh dan me-nyatu atau kaffah) berpengaruh besar dalam memperkuat etos kerja para pemeluknya. “Bekerja Adalah Ibadah” merupakan salah satu prinsip dari Integralisme Islam.

Ibadah adalah kerja, kerja juga ibadah,

tetapi perlu diingat bahwa kerja (amal) yang tergolong ibadah bukanlah semba-rang pekerjaan, tetapi pekerjaan (amal) yang sholeh, yakni sesuatu aktifitas keg-iatan yang bermanfaat dan memenuhi syarat dan nilai-nalainya.

Penulis yakin banyak yang sudah mengetahui tentang prinsip ini. Sungguh sangat membahagiakan kita semua manakala keringat dan peluh yang mengucur selama kita bekerja tidak hanya menghasilkan saldo rekening akhir bulan, tetapi juga menambah saldo pahala di akherat kelak. Ada dua syarat agar pekerjaan yang kita lakukan bernilai ibadah.

Pertama, bekerja dengan niyat ikhlas. Bekerja seharusnya tidak hanya dipahami sebatas upaya memenuhi kewajiban memberikan nafkah keluarga. Bekerja sesungguhnya merupakan bagian dari tanggung jawab kekhifahan manusia. Apa pun fungsi dan tugas kita, sesung-guhnya tidak ada yang ringan. Dengan niyat beribadah secara ihlas, seberat apapun pekerjaan bisa diselesaikan. Hal ini disebakan karena dalam men-jalankan pekerjaan kita merasa ada tangungjawab terhadap Tuhan, bukan semata bertanggung jawab teradap pimpinan. Pemahaman seperti ini akan menghindarkan kita dari kebiasan buruk seperti bolos dan malas kerja.

Kedua, bekerja dengan cara yang benar . Walaupun kita sudah berniyat bekerja secara ihlas, tetapi jika cara melakukannya tidak benar, seperti menipu, bohong, melanggar aturann hukum dll, maka pekerjaan kita tidak bernilai ibadah.

Mari kita perbarui paradigma kita, bahwa sepanjang hari, ketika kita bek-erja di kantor, ketika kita menjalankan pekerjaan di rumah, itu semua adalah ibadah. Jika kita bisa mempraktek-kan prinsip ini, saya yakin insyaallah kinerja dan prestasi kerja kita akan lebih baik.(ms)

Penulis adalah PNS di Kantor Kemenag Kota Semarang

Oleh : Mafruhatun, S.Ag, M.Pd.I

Artikel

Page 29: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 29

Asam Urat

Tapi belakangan ini, asam urat juga dapat menyerang umur yang lebih rendah lagi, bahkan remaja pun juga ada

yang mengalami asam urat. Saat asam urat menyerang Anda, maka yang akan Anda alami adalah rasa nyeri yang cukup hebat di bagian tubuh tertentu terutama bagian kaki. Untuk mengatasinya, konsumsilah obat tra-disional asam urat yang ampuh untuk mengatasi penyakit tersebut.

Bahan Herbal Mengatasi Asam Urat

Ada beberapa penyebab yang men-gakibatkan penyakit asam urat. Asam urat bisa terjadi karena di dalam tubuh terdapat banyak zat yang mengandung zat purin. Zat ini kemudian masuk ke dalam system metabolism tubuh dan menjadi asam urat. Apabila kadar asam urat di dalam tubuh terlalu banyak atau berlebih, maka akan menghambat kinerja ginjal. Ginjal yang terganggu tidak bisa melakukan pembuangan terhadap asam urat berlebih dalam tubuh. Sehingga dapat menyebabkan pembengkakan, radang, rasa nyeri

dan kaku pada bagian tubuh tertentu. Dalam artikel ini akan dijelaskan men-genai aneka obat tradisional asam urat.

JaheSelain dijadikan sebagai bahan yang

sering digunakan untuk pengolahan makanan, jahe juga dapat dipakai untuk mengobati penyakit asam urat. Karena merupakan bahan yang sering digunakan, maka Anda dapat men-emukan bahan ini dengan mudah, baik di dapur Anda sendiri maupun membelinya di pasar terdekat. Setelah Anda memiliki jahe, rebus jahe tersebut dan jadikan segelas minuman jahe yang dicampur dengan sedikit gula dan madu agar bisa Anda konsumsi dengan nyaman. Dengan mengkon-sumsi obat tradisional asam urat dari bahan herbal jahe ini, maka asam urat yang Anda derita akan teratasi.

CengkehBiasanya bahan yang tumbuh di

pohon cengkeh ini dipakai dalam industri rokok. Barangkali Anda tidak pernah menyangka kalau ternyata di balik pemakaiannya dalam industri

rokok, cengkeh juga memiliki manfaat sebagai obat tradisional asam urat. Cengkeh bisa mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan oleh penyakit asam urat. Jika Anda ingin hasil yang lebih optimal, maka ada baiknya jika Anda menggabungkan atau memadukan cengkeh dengan jahe. Caranya adalah dengan menumbuk cengkeh sampai halus dan mengoleskan obat tradisional asam urat yang ampuh ini ke bagian tubuh yang mengalami rasa nyeri.

3. Kumis kucing dan meniranBahan herbal ini cukup sulit untuk

ditemukan karena memang jarang tumbuh bebas di alam kecuali me-mang dibudidayakan dan ditanam sendiri. Kumis kucing dan meniran mempunyai suatu kandungan yang bisa menekan kadar asam urat dalam tubuh. Di dalam obat tradisional asam urat yang paling ampuh ini ada zat sep-erti tannin, hipoflatin, kalium, filatin, dammar serta flavonoid. Beberapa zat tersebut akan sangat membantu tubuh dalam melawan penyakit asam urat. Kelebihan asam urat dalam tubuh bisa diatasi dengan dua bahan herbal ini.

Bagi Anda yang sudah berumur, sebaiknya Anda mempersiapkan diri dengan baik sebelum mengalami gangguan

asam urat. Lumrahnya, penyakit asam urat diderita oleh orang yang umurnya di atas 30 tahun.

Mengetahui 3 Aneka Obat

TradisionalBeda, bentuk kaki yang terkena asam urat (kanan)

Artikel

Page 30: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201530

Untuk mendapatkan obat tradisional asam urat seperti ini, jadikan kumis kucing dan meniran sebagai minu-man dengan merebusnya.

Pantangan Penderita Asam UratApabila Anda sedang menderita pe-

nyakit asam urat, selain mengkonsumsi obat tradisional asam urat, Anda perlu memperhatikan obat tradisional asam urat dan pantangannya yang sebaiknya Anda hindari, agar asam urat Anda tidak menjadi lebih parah dan tidak bertambah kadarnya di dalam tubuh. Diantaranya, Anda harus menghindari jenis makanan yang termasuk jeroan seperti usus, paru, hati, otak dan ba-bat. Selain itu, hindari pula olahan daging seperti dendeng dan abon, makanan kalengan dan aneka jenis seafood. Tak hanya itu, hindari pula tumbuhan yang termasuk dalam jenis kacang-kacangan, sayur-sayuran dalam jumlah berlebih dan makanan yang bersantan dan berkuah kental.

Hal yang paling mendasar untuk menjaga kesehatan adalah meminum air secara rutin dengan jumlah yang dianjurkan yaitu dua liter atau 8 gelas sehari. Anda bisa saja menghindari makanan yang menjadi pantangan obat tradisional asam urat seperti yang disebutkan di atas. Namun, apabila Anda tidak meminum air putih dengan kadar yang cukup, maka asam urat Anda tidak akan berkurang. Karena air putih berguna untuk membantu melancarkan kinerja ginjal yang kemu-dian melakukan penyaringan terhadap darah. Apabila ginjal bekerja lancar, asam urat dapat tersaring dengan baik dan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran kencing.

Setelah mengetahui beberapa ba-han herbal yang membantu Anda dalam mengatasi asam urat, segera lakukan usaha dan tindakan nyata untuk menerapkan informasi dalam artikel ini. Anda bisa langsung mencari bahan yang sesuai dengan keingi-nan Anda. Selanjutnya, olah bahan tersebut sehingga bisa dikonsumsi dan dicerna oleh tubuh. Lakukan se-cara rutin dan rasakan manfaat obat tradisional asam urat tersebut. Anda juga bisa memanfaatkan daun Sirsak untuk kesehatan bagi tubuh anda. (sumber: mistercufflink.com)

djt

Manfaat Buah KersenHampir setiap orang mengenal pohon kersen. Itu tak lepas dari ingatan semasa

kecil. Kebanyakan orang memiliki memori indah bersama pohon rindang berbuah banyak, kecil-kecil, dan berasa manis itu.

Secara karakteristik, kersen atau talok adalah sejenis tanaman perdu yang bisa setinggi 12 meter, walau rata-rata hanya antara 1 meter dan 4 meter. Cabang pohon mendatar dan membentuk naungan rindang. Pemilik nama Latin Muntinga calabura itu berbuah bulat kecil. Jika masak buah berwarna merah, sedangkan saat masih muda berwarna hijau. Rasanya manis, memiliki banyak biji kecil seperti pasir.

Tumbuhan itu mudah tumbuh di atas tanah kering yang tak gembur dan tanpa perawatan khusus. Karena mudah tumbuh di mana saja di kawasan Indonesia, orang Belanda menyebutnya ceri asli Indonesia. Tumbuhan itu memiliki daun ber-bentuk bulat telur sepanjang antara 2,5 cm dan 15 cm, lebar antara 1 cm dan 6,5 cm, dengan tepi daun bergerigi, ujung runcing, dan struktur berseling. Warna daun hijau muda dengan bulu rapat pada bagian bawah daun. Bunga berwarna putih dan akan menghasilkan buah berukuran kecil antara 1 cm dan 1,5 cm dan berwarna merah. Di dalam buah banyak biji kecil berukuran 0,5 mm berwarna kuning.

Pohon kersen bisa tumbuh di mana saja. Di pinggir-pinggir jalan atau di hala-man rumah ting- gal. Sebagian orang menanam pohon itu sebagai peneduh. Padahal, buahnya memiliki banyak man-faat obat. Nah, soal khasiat kersen atau talok, ahli tanaman obat Drs Suhardjono Apt MSi menutur- kan berdasar hasil penelitian dike- tahui kandungan gizi buah kersen tak kalah dari buah lain. Dalam per- bandingan, misalnya, kandungan vitamin C buah mangga 30 mg, sedangkan buah kersen 80,5 mg. Kandungan kalsium buah kersen 124,6 miligram, jauh lebih banyak dari buah mangga yang hanya 15 miligram.

Buah kersen mengandung zat-zat yang sangat penting bagi tubuh manusia. Kandungan buah kersen antara lain setiap 100 gram kersen mengandung air (77,8 gram), protein (0,384 gram), lemak (1,56 gram), karbohidrat (17,9 gram), serat (4,6 gram), abu (1,14 gram), kalsium (124,6 miligram), fosfor (84 miligram), besi (1,18 miligram), karoten (0,019 gram), tianin (0,065 gram), ribofalin (0,037gram), niacin (0,554 gram), dan vitamin C (80,5 miligram). Adapun nilai energi yang dihasilkan 380 KJ/100 gram.

“Kandungan itu membuat buah kersen banyak bermanfaat bagi tubuh manusia. Masyarakat dulu sering menggunakan buah kersen sebagai obat untuk mengatasi asam urat,” kata Suhardjono.

Kersen, lanjut dia, terbukti mengurangi rasa nyeri akibat penyakit asam urat. Sebab, buah kersen mengandung kadar purin rendah. Kandungan air tinggi dalam buah kersen dapat melarutkan purin yang mengendap di ginjal atau persendian. Kandungan itulah yang membuat buah kersen mampu mengatasi asam urat.

Orang yang susah buang air besar bisa mengonsumsi beberapa butir buah kersen sehingga buang air besar pun lancar. “Itu bukti buah kresen mengandung serat cukup tinggi,” tutur dosen Fakultas Kedokteran Undip itu.

Daun kersen juga mempunyai manfaat untuk kesehatan, antara lain sebagai antitumor, karena mengandung senyawa tanin, flavonoids, dan saponin. Rebusan daun kersen menjadi antiseptik dan antiflamasi atau antiradang.

Penggunaan daun kersen untuk menurunkan kadar gula penderita diabetes sudah dilakukan sejak lama. Beberapa ilmuwan yang meneliti daun kersen menge-tahui, daun kersen mengandung senyawa kimia golongan saponin dan flavonoid. “Senyawa golongan flavonoid dapat bekerja sebagai antioksidan, sehingga bisa menyekresi hormon insulin yang diperlukan untuk metabolisme gula,” ujar pria kelahiran Ambarawa itu.

Daun kersen juga berkhasiat melindungi fungsi otot jantung. Sebuah penelitian membuktikan kerja aktif kandungan daun kersen dalam melindungi fungsi otot jantung. Minum rebusan daun kersen baik untuk melindungi fungsi jantung dan kemungkinan kerusakan akibat racun yang masuk ke dalam tubuh. “Meski beberapa penelitian sudah menyebut demikian, hingga saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan dosis dan aturan pakai daun kersen untuk melindungi selaput membran otot jantung. Namun tak ada salahnya kita melindungi otot jantung dengan minum secara teratur ramuan dan daun kersen sebelum sakit,’’ katanya. (sumber: vat.budhiardjo t.com)

djt

Artikel

Page 31: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 31

Man ‘arofa nafsahu, fa qod ‘arofa rabbahu

Penjelaskan mengenai apa itu kearifan lokal, bagaimana kearifan lokal dilihat dalam kaitannya dengan agama,

apakah terkait atau justru terpisah. Untuk selanjutnya, adakah tokoh yang bisa kita jadikan acuan untuk melihat bahwa agama dan kearifan lokal itu disatukan, bukan dipisah-kan. Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari kehidupan keseharian yang bisa menghadirkan arti pentingnya meng-hargai perbedaan.

Kearifan Lokal Kearifan lokal adalah kata lain dari

local knowledge yaitu seperangkat pengetahuan (yang telah diterima secara umum oleh warga masyarakat), yang berasal dari pengalaman-pen-galaman yang diendapkan dan difor-mulasikan kedalam penalaran lalu digunakan untuk acuan: meramalkan (to predict), menjelaskan (to explain), dan merumuskan (to formulate) se-hingga terwujud sebagai dalil yang diyakini kebaikan atau kebenarannya di dalam memahami dan menang-gapi lingkungan agar tetap eksis dan bereksistensi.

Acuan atau dalil itu biasanya terwujud

ke dalam bentuk beragam di antaranya seperti: gugon tuhon, pepatah, periba-hasa, kisah pendek padat makna, dan berbagai pengetahuan lokal lainnya. Terhadap peristiwa alam seperti “awan” yang bentuknya mirip “wedus gem-bel” misalnya, ia diterjemahkan (ilmu titen) sebagai tanda-tanda indeksis, oleh masyarakat yang tinggal dilereng gunung berapi yakni sebagai “early warning system” akan munculnya lahar yang membayakan. Karena itu, kalau ingin selamat penduduk set-empat perlu mengungsi walau untuk sementara waktu.

Kearifan lokal yang “tersembunyi” di balik Kisah pendek misalnya tentang

KeARIfAN LoKAL Modal Masyarakat

Mendesain Kerukunan Hidup Bersama dalam Perbedaan

Oleh Mudjahirin Thohir

Kita patut bersyukur, kerukunan antarumat beragama di negara kita, Indonesia ternyata bisa menjadi contoh bagi negara lain.

sebagai

KUB

Page 32: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201532

“seorang pelacur yang masuk surga gara-gara memberi air minum un-tuk anjing yang kehausan sementara seorang haji yang nampak soleh di permukaan, justru dimasukkan ke neraka gara-gara membiarkan tet-angga yang kelaparan. Begitu pula kisah Nabi Muhammad yang lebih memilih menggunting sebagian sur-bannya ketika dia akan sholat dari-pada harus membangunkan kucing yang sedang tidur nyenyak di bagian surban tersebut. Kisah pendek yang saya (dahulu sewaktu kecil) terima dari seorang guru madrasah seperti itu masih sangat saya ingat bahkan membekas dalam lubuk hati saya. Sang Guru menjelaskan, mengapa Pelacur itu masuk Surga? Karena dia begitu peduli dengan “nasib binatang kendatipun itu hanya seekor anjing apalagi dengan nasib manusia. Pasti dia lebih peduli lagi.

Kenapa Nabi memilih menggunting surban tidak menggugah seekor kuc-ing yang sedang tiduran? Sang Guru menjawab, “kepada seekor kucing saja, beliau sedemikian memuliakan apalagi dengan sesama manusia”. Inilah religiusitas, yang berlawanan dengan tabiat orang yang mengaku beragama tetapi menghalangi bahkan mengusir orang-orang yang akan menjalankan ajaran (ibadah) sesuai dengan keyaki-nan agamanya. Dari sudut inilah saya ingin mengatakan bahwa kearifan lokal harus ditarik masuk ke dalam: paham-paham, sikap-sikap, dan tindakan-tindakan yang mengarah kepada religiusitas dan humanitas. Tanpa keduanya, agama akan hadir dalam sosok yang lain: memperdaya kelompok lain yang berbeda agama dengan ‘bahasa’ agama.

The leaders based model Kita tidak seketika dan tanpa proses

menjadi manusia berbudaya (human being). Tidak sebagaimana bahasa Tuhan “idza aroda syai’an fa yaqulu lahu: qun fayaqun”. Tetapi kita menjadi seperti “apa” melalui suatu proses budaya yang panjang dan berliku. Kita belajar dari dan kepada lingkungan tentang hidup dan tantangan hidup. Dari proses itulah kita menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan dan keyakinan: konstitutif, kognitif, evaluatif, maupun ekspresif – untuk

dijadikan pertimbangan mengambil keputusan dan cara bagaimana kepu-tusan itu diambil. Proses internalisasi budaya itu dipengaruhi oleh model-model dan figur-figur yang daripadanya kita bisa mengerti, merasakan, dan meneruskan kepada generasi-generasi sesudahnya.

Karena itu corak keagamaan pada masyarakat dalam lokalitas yang sama, bisa saja berbeda bahkan berlawa-nan. Namun saya melihat adanya kecenderungan umum masyarakat Jawa Tengah, untuk menempatkan Sunan Kalijaga dan kemudian Ronggowarsito sebagai dua sosok “cultural heroes”. Kedua sosok figur itu – telah den-gan jitu mendesain pertemuan dan menemukan titik temu: agama dan budaya lokal yang ada, karena strategi yang ditempuh adalah: ngluhurake bukan ngasorake; mempertemukan bukan memperpisahkan; ngrahabi terhadap adanya perbedaan, bukan mengenyahkan.

Lesson Learn Belajar dari para cultural heroes di

atas, saya mencoba mengejawantahkan dalam pengalaman berikut ini.

“Kalau kebetulan saya mengendarai mobil, dan ada teman (jebolan kam-pus) ikut nebeng, saya tahu bahwa dia akan naik di jok depan bersebe-lahan dengan saya. Sebaliknya, kalau yang nebeng seorang santri (jebolan pesantren), dia akan memilih duduk di jok belakang. Pilihan yang secara lahiriah itu, berlawanan. Tetapi pesan yang ingin disampaikan sama, yaitu: menghormati saya sebagai pemilik mobil sekaligus saya berkenan men-gantarkannya. Terhadap dua pilihan yang berbeda itu, saya sama sekali tidak keberatan, karena saya menggunakan perspektif emic (actor’s view).

Yang pertama, memilih duduk ber-sebelahan dengan saya karena dia tidak sedang naik taxi. Yang kedua, dia memilih duduk di belakang karena – dalam pikiran dan perasaannya – dia hanya nebeng. Jadi mesti duduk tidak sejajar dengan pemiliknya, me-lainkan sebaiknya duduk di bagian belakangnya”.

Kalau saya tidak menggunakan per-spektif emic dan saya secara egois menentukan “aturan”, maka saya bisa saja menjadi tersinggung. Tetapi ketika

saya menggunakan perspektif emic dan katrena itu saya bisa mengerti, maka saya bisa menikmati suasana demikian. Peace!

Kalau kasus di atas saya tarik ke da-lam wacana teori, maka pemahaman, pensikapan, dan pilihan tindakan demikian ini, identik dengan paham multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang berkultur dominan yang membuat penyesuaian dan ako-modasi-akomodasi tertentu kepada kebutuhan kultur kaum minoritas. Teori demikian itu ternyata sudah ada dalam khazanah budaya Jawa yaitu: aja adigang, adigung, adiguna; sapa sing ngalah, menang wekasane; sapa sing nandur, ngundhuh. Dsb.

Kesanggupan Memahami dan Menghormati Perbedaan

Ada setidaknya empat macam acuan untuk mendifinisikan dan menentu-kan kebenaran yang digunakan oleh masyarakat secara berbeda. Keempat macam acuan kebenaran itu, dikenal dengan istilah: konstitutif, kognitif, evaluatif, dan ekspresif.

Kebenaran konstitutif bermuara dari keyakinan. Apa yang diyakini pasti (dianggap) benar bagi pelakunya. Sumber keyakinan itu bisa berasal dari pesan dari ceritera atau dari agama. Dongeng tentang Malin Kundang mis-alnya, ia membawa pesan kebenaran yaitu “anak wajib menghormati orang-tua (ibu). Kalau berlaku sebaliknya, akan terkena sanksi”. Dongeng Malin Kundang ini, memberi pesan mirip dengan ungkapan ajaran: ridhoLLahu fi ridlo walidain, wa sukhtuLLahu fi suhktil walidain’. Berdasarkan pada kebenaran konstitutif ini berarti agama termasuk ajaran agama itu pasti benar bagi pemeluknya masing-masing.

Kebenaran kognitif bermuara pada dua hal penting dalam kehidupan masyarakat manusia yaitu penalaran dan pengalaman. Dari hal itu maka lahirlah rumusan-rumusan (dalil, teori) pengetahuan keilmuan (sci-entific) dan pengetahuan kelokalan (local wisdom) sebagaimana terurai di atas. Kebenaran evaluatif adalah kebenaran yang bermuara pada komit-men sosial, sehingga daripadanya lahir apa yang disebut adat-istiadat. Dari sudut inilah kita peroleh kearifan lokal yang berbunyi: lain ladang lain pula

KUB

Page 33: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 33

ikannya; karena itu cara kita belajar memahami dan menghormati orang atau masyarakat penganut agama maupun ajaran lain ialah sebagaimana ungkapan: “di mana bumi di pijak, di sana langit dijunjung”. Sementara orang Jawa mengajarkan adaptasi itu dengan ungkapan: empan papan, angon mongso, duga prayuga”.

Sedang kebenaran ekspresif adalah kebenaran berdasarkan oleh cita rasa. Dari sudut inilah etika mengedepan untuk menghormati diri dan “liyan” (the others), di dalam kesamaan atau kebedaan. Menghormati keseragaman dan keragaman.

Inilah model dari adab menjun-jung dan menghargai kehidupan masyarakat beserta kebudayaan-nya yang plural dan multikultural. Kalau kemudian dikaitkan dengan persoalan keagamaan, maka kearifan lokal itu terwujud ke dalam paham teologi transformatif (meminjam istilah Moslem Abdurrahman). Penjelasan operasional terhadap teologi trans-formatif itu – dalam pemahaman saya – adalah adanya kesanggupan untuk melakukan konsep ke dalam level-level makna.

Contoh, Bagi saya sebagai penganut Islam, maka kata Islam itu bagi saya

memiliki dua makna. Yang pertama, sebagai nama agama (yang saya peluk), dan yang kedua sebagai “ajaran yang membawa keselamatan.

Di dalam pengakuan seperti ini, saya juga mempersilahkan saudara saya yang beragama lain, untuk mengatakan hal yang kurang lebih sama terhadap keyakinan agamanya. Dengan de-mikian, mereka yang tidak dalam satu nama agama dengan Islam, maka saya yakin mereka juga bersama agamanya menjalankan ajaran agamanya guna mencapai keselamatan.

Demikian juga bagi saudara saya yang beragama Kristen (Protestan atau Katholik). jika ada ungkapan:”tidak ada keselamatan di luar gereja”, maka kata gereja bagi mereka, sebaiknya dipahami ke dalam dua level makna, yaitu gereja sebagai nama tempat khas untuk beribadah umat kristiani, dan gereja sebagai simbol “manu-sia menemukan Tuhannya”. Tempat untuk bertemu Tuhan itulah tempat ibadah. Dan nama-nama tempat iba-dah itu berbeda-beda sesuai dengan kelaziman dari (penganut) agamanya masing-masing, yaitu bisa: wihara, kuil, padepokan, dan masjid. Dari sudut ini maka muncul sikap reli-giusitas kita:

“Bagaimana mungkin orang mau beribadah (meskipun berbeda ajaran maupun agamanya dengan kami), kami ganggu”.

Isi dan tatacara beribadah pemeluk agama lain itu, secara akidah dan syariah akan berbeda dengan kita – karena memang ajaran keagamaan yang mereka terima berbeda, tetapi dalam konstruksi psikologinya mirip dengan kita yakni: sedang berkomu-nikasi kepada Tuhannya.

Humanisme Transendental. Menghormati sesamanya dalam ke-

baikan karena cara demikian adalah kehendak Tuhan, dan dengan berbekal pemahaman yang benar, dan bersikap yang benar, maka akan terbiasakan melakukan tindakan yang meluhurkan nilai-nilai kemanusiaan, sebagaimana filosofi Jawa berikut ini:

Paring obor marang wong kang kepetengan.Paring teken marang wong kang kelunyon.Paring Unjukan marang wong kang keluwen.Paring rasukan marang wong kang kawudon.Paring asih sesami makhluki Gusti Kang Kinasih.

Pelajaran yang bisa kita tarik dari kajian ini adalah bahwa ada tiga syarat untuk menjadikan diri sese-orang menunjukkan sikap arif kepada sesamanya, dan memahami secara arif terhadap berbagai perbedaan yang ada. Ketiga syarat itu ialah per-tama, cara kita memandang realitas ialah dengan kacamata pelakunya, bukan dari kacamata pengamatan. Melihat dari perspektif emic, bukan etik. Kedua, adalah kesanggupan kita untuk mengakomodasi kepada pihak-pihak yang perlu diayomi, bukan justru merendahkan.

Ketiga, memiliki kesanggupan un-tuk melihat agama-agama itu ada-lah wasilah (sarana) bukan tujuan. Karena itu, agama bagi pemeluknya masing-masing adalah sarana menuju kepada kebenaran. Jadi kebenaran teologis adlah hak setiap pemeluk sesuai dengan keyakinan keagamaan-nya itu. Sedang kebenaran sosiologis adalah kesepakatan dan komitmen sosial sebagai sesama warga bangsa Indonesia. (*)

KUB

Page 34: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201534

Adalah mbah Mughiroh usia sekitar 70 tahun, tinggal di desa kecil di wilayah

Kab. Semarang . Dalam mengisi kegiatan setelah pensiun, sehari-hari beliau

membuat sapu lidi untuk dijual, kadang sebagai tukang cukur kadang pula sebagai

tukang pijat.

Rumah gubug sederhana yang beliau temapti jauh dari kesan sebuah rumah yang layak untuk uku- ran orang modern saat ini, hanya sebuah

gubug kecil terbuat dari bambu uku- ran 6x4 M2. Beliau ting- gal sendiri tanpa is- tri, anak a t a u p u n kerabat. Istrinya se- m a s a hidup ada- lah pen-siunan PNS golongan ren- dah

Dibalik kesederhanaan serta keterbatasan yang ia tampilkan, ada sebuah kisah yang bisa kita teladani bersama. Suatu ketika di pertengahan September 2015 sekitar jam 12 siang, beliau da-tang ke Kantor KUA Kecamatan Tingkir tanpa ditemani siapapun. Singkat kata beliau meminta pada KUA untuk bisa memfasilitasi keinginannya yang sudah dua tahun direncanakan. Yaitu mem-berikan shodakoh jariyah kepada seluruh masjid se wilayah kecamatan Tingkir. Kontan saja ketika beliau datang, saya tersentak kaget dan setengah tidak percaya.

Sebuah wajah renta, lugu, penampilan apa ada-nya dan jauh dari kesan glamour menemui saya. Orang yang tidak pernah saya kenal sebelumnya itu membawa sebuah karung beras yang berisi uang Rp. 21 juta ( Dua Puluh Satu Juta Rupiah ).Karung itu beliau buka dan berisi amplop yang didalamnya terisi uang masing-masing 500 ribu rupiah dan minta dibagikan ke seluruh masjid se Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Di Dalam obrolan saya dengan beliau, saya menanyakan alamat lengkap, alamat rumah dan Nomer HP,

meskipun ketika saya minta menunjukkan KTP beliau menolak dengan alasan lupa tertinggal

di rumah. Padahal beliau baru saja bercerita habis mengambil uang dari sebuah Bank.

Sementara kita tahu setiap pengambilan uang di Bank, kita harus menunjukkan KTP kita.

Namun informasi yang beliau sam-paiakn kepada saya sudah lebih jauh

siapa dermawan ini. Keesokan harinya berbekal nama, alamat rumah dan

nomer HP yang beliau berikan, saya meminta 2 orang kawan KUA Kecamatan Tingkir untuk men-

elusuri siapa beliau dan dimana tempat tinggalnya. Hal tersebut sen-

gaja kami lakukan untuk memastikan asal usul uang yang beliau amnatkan

kepada kami. Meskipun sebelumnya ada pikiran negatif terkait asal usul uang

Kisah Inspiratif dari KUA Tingkir Salatiga

Hidup Sebuah Pilihan

Karya Umat

Page 35: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 35

tersebut, namun set-elah melihat sendiri kondisi fisik rumah, gaya hidup keseharian beliau serta mendengar hasil penuturan para tetangga dan perangkat desa setempat, dimana beliau tinggal, kami yakin bahwa beliau ( baca bapak Mughiroh ) adalah:

1. Orang kaya, hidup sederhana, mampu mengimple-mentasikan filsafah jawa “ Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyaan lan Kemareman “ ( Jangan Terlena den-gan kedudukan, ke-beradaan dan kepua-san duniawi )

2. Orang yang mampu menge-jawentahkan dalam kehidupan nyata tentang arti sebuah ayat Al Qur’an ( Lan tanalul birra hatta tunfiqu min ma tuhibbun ). ( Kalau tidak akan sampai pada kebaikan sebelum mendermakan dari yang

kalian cintai ).Hari ini kami mendistribusi-

kan shodakoh jariyah yang beliau amanatkan kepada kami den-gan mengundang seluruh takmir masjid Kecamatan Tingkir Kota Salatiga serta seorang perangkat desa dimana bapak Mughiroh tinggal. Dalam sambutannya,

perangkat desa itu menuturkan bahwa Bapak Mughiroh adalah pribadi yang sangat sederhana dan apa adanya. Bahkan saking seder-hananya beliau sekali memasak untuk makan selama 3 hari, mema-sak sendiri, mencuci sendiri semua kebutuhan hidupnya dilakukan secara mandiri. Perangkat desa

itupun baru mengetahui kalau mbah M u g h i r o h telah men-tasarufkan hartanya ke-pada takmir masjid keca-matan tingkir Kota Salatiga setelah men-erima pem-beritahuan dari KUA. R u p a n y a m b a h M u g h i r o h b e r u s a h a menyimpan

Saat asyik ngobrol dengan mBah H Mughiroh

Karya Umat

Page 36: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201536

Sapu karya Mbah Mughiroh yang siap dijual, teronggok rapi di sudut rumahnya.

Karya Umat

rapat-rapat segala informasi yang terkait shodakoh jariyah yang telah beliau niatkan selama 2 tahun itu dan tidak ingin tetangga dan orang-orang sekitarnya menge-tahui informasi tersebut.

Mbah Mughiroh yang sudah naik haji 2 kali ini, usut punya usut juga pernah mendermakan hartanya kepada 2 kecamatan di wilayah kabupaten Semarang tepatnya di kecamatan suruh sebanyak 124 takmir masjid dan kecama-tan Susukan sebanyak 57 takmir masjid. Masing-masing 500 ribu rupiah. Dan hari ini, 42 takmir masjid di kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Total uang yang telah ditasarufkan berjumlah Rp. 111.500.000,- ( Seratus Sebilas Juta Lima Ratus Ribu Rupiah )

Bagi orang kaya, uang Rp 111,5 juta itu mungkin jumlah yang sedikit, namun untuk ukuran se-orang tukang cukur dan pembuat sapu seperti mbah Mughiroh atau mungkin untuk ukuran kita, uang sebesar itu bukanlah jumlah yang sedikit. Ada beberapa pertanyaan yang mungkin hinggap dalam benak kita, diantaranya bagaimana beliau yang hanya membuat sapu dan tukang cukur mampu men-gumpulkan uang sebanyak itu ?. Mengapa beliau lebih memilih mentasarufkan hartanya untuk kemakmuran masjid daripada untuk kebutuhan pribadinya.. Dan yang paling penting apakah kita punya ghiroh ( semangat ) seperti Mbah Mughiroh dalam memaknai hidup. Apa yang kita lakukan pertama kali ketika pu-nya uang sebanyak itu. Semua jawaban dikembalikan kepada pribadi kita masing-masing.

Pelajaran yang berharga dari kisah motivatif dan inspiratif ini adalah :

1. Mbah Mughiroh telah berhasil menjalankan laku prihatin ( perih ing sajroning batin ) karena beliau

tidak lagi memburu kenikmatan dalam hidupnya. Perilaku dan gaya hidupnya sekedar hanya untuk mempertahankan hidup dan bagaimana agar harta yang diperolehnya bisa memberi-kan manfaat untuk orang lain. Mauidzoh hasanah itu penting, tapi yang terpenting adalah Uswatun Hasanah sebagaimana yang telah beliau tunjukkan’

2. Kesenangan dan kegembi-raan merupakan perilaku emosi manuasia. Namun kebahagiaan menempati posisi yang levelnya lebih tinggi dari sekedar senang, ataupun gembira. Secara lahiriyah kalau kita melihat penampilan pribadi mbah Mughiroh dengan

rumah gubugnya, profesinya ataupun cara hidupnya mung-kin tidak membuat panca indra kita nyaman, namun beliau lebih mencari kebahagiaan daripada sekedar kesenangan hidup.

3.Setidaknya ada campur tangan Tuhan dalam kisah ini. Mengapa mbah Maghiroh lebih memilih memberikan shodakoh jariyah ke kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang notabene jarak tempuhnya jauh dari rumah beliau dan berbeda wilayah administrasinya. Sementara kami sendiri tidak pernah mengenal siapa beliau sebelumnya. Disinilah kita bisa menghayati makna iman kepada qadha’ dan qadar Allah.

Khusnul Khotimah

Page 37: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 37

Tak Lolos PNS, Terus Berkarya, Raih Kepala RA Berprestasi Jateng

Berkali-kali gagal dalam proses pengangkatan

menjadi Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) tidak membuat

Istiqomah, SPdI kepala Raudhatul Atfal ( RA )

Taruna Utama Kelurahan Ledok Argomulyo

Salatiga ini putus asa, dalam melanjutkan

tugas mulianya sebagai guru setingkat Taman

Kanak-Kanak ( TK ) itu. Kegagalan itu justru

menjadi cambuk baginya untuk terus berprestasi,

atas pembuktian pengabdiannya

Semangat Istiqomah untuk ber-prestasi akhirnya dibuktikan, dengan ditetapkan dirinya se-bagai Kepala RA berprestasi

Tingkat Jawa Tengah, baru-bari ini. Diapun akan mewakili Jawa Tengah dalam ajang tingkat Nasional di Jakarta, Oktober mendatang.

Saat seleksi tingkat Jateng, istri dari Sumyani guru SD Ledok 01 Salatiga tersebut, membuat tulisan yang dipres-entasikan di hadapan para juri den-gan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Hafalan surat pendek Melalui kegiatan Menu Pagi. Dalam karya tulisnya itu, Istiqomah membuktikan hasil penelitian dan kerja nyataguru RA Taruna Utama selama ini, yang mampu mendidik anak-anakpenghafal surat endek. Banyak kendala mewu-judkan itu, seperti anak yang datang terlambat ke sekolah dan lainnya, tetapi kami bisa melaksanakannya dengan baik. Kata Istiqomah, ketika sekolahnya dikunjungi Kepala Kantor kementeria agama Kota Salatiga H. wuryadi MPdi dan Kasi Dikmad Hj. Retno Worowidati, MH

Istiqomah menagku sudah berkali-kali mengikuti lomba tersebut. Di tingkat Kota salatiga selalu meraih predikat terbaik. Tahun lalu di tingkat provinsi Jateg dia meraih rangking 3 dan

berusaha lagi, hingga akhirnya meraih predikat Kepala RA Berprestasi tingkat Jateng. Tahun ini ibu dua putra yang lahir 29 September 1967 itu, dikenal pula ebagai guru yang mau belajar dan tidak mengenal waktu. Ketika banyak guru TK/RA kesulitan menggunakan latop/computer, Istiqomah berkeingi-nan untuk bisa mengoperasikannya. Termasuk bagaimana bisa belajar mengoperasikan dan menggunakan power point sebagai media prestasi dan proses belajar mengajar.

Kepala Kemenag kota Salatiga H. wuryadi, M.PdI memita agar Istiqomah bisa belajar dan mampu berprestasi di tingkat Nasional. Menurutnya guru RA yang tergabung dalam Ikatan Guru raudhatul Atfal ( IGRA ) adalah pahla-wan yang menjadi tulang punggung menyiapkan generasi muslim terbaik, sejak dini. Dibutuhkan guru-guru dengan semangat mengajar dan ber-kreativitas tinggi seperti Istiqomah. Sementara itu dalam ajang Tingkat Jateng IGRA tahun ini mampu meraih juara 3 di bidang Sains dan juara hara-pan 3 di bidang tari kreasi.

Khusnul Khotimah

Prestasi

Page 38: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201538

Terapan

Aneka jenis virus yang dikenal dan kerap menyerang file di komputer Anda.

Mengem-balikan

fILe yang Di-

Hidden oleh

VIRUS

Virus di komputer memanglah sangat

membuat kita jengkel dengan berbagai ulahnya,

masalah yang timbulkan virus juga bermacam-

macam.

Salah satu yang paling sering terjadi adalah hilangnya data pada flashdisk setelah kita menghubungkannya ke sebuah PC atau laptop.

Semua data kita seolah-olah hilang begitu saja pada flashdisk, padahal file atau folder kita hanyalah dihid-den oleh virus tersebut.

Jika mengalami hal tersebut jangan-lah khawatir karena kali ini saya akan memberikan cara mengembalikan file yang di-hidden oleh virus yang melalui CMD (Command Promt).

Langkah-langkah mengembalikan file yang di hidden oleh virus :- Klik menu Start pada toolbar Anda

>> RUN >> Ketik cmd (command promt) >> Ok

- Setelah masuk di kotak dialog menu Command Promt yang latar bela-kangnya hitam itu, masuk pada

lokasi flashdisk anda, contoh ada di drive F, jadi ketik F:

- Silakan ketik attrib(spasi)-r(spasi)-s(spasi)-h(spasi)*.*(spasi)/s(spasi)/d, lebih jelasnya attrib –r –s –h *.* /s /dKeterangan :

Attrib = attribute atau sifat dari suatu file

-r = berfungsi supaya file read only kembali semula

-s = berfungsi supaya file kembali dikenal oleh windows

-h = berfungsi menampilkan kembali file yg tersembunyi/disembu-nyikan

/s dan /d = artinya perintah attrib akan dikenakan pada semua file dan folder yang berada di dalam direktori tersebut.

Selamat Mencoba.by khoir

Page 39: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 39

Sambutan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah dalam Kegiatan Evaluasi dan Penyebaran Informasi Isu-isu Bimbingan Masyarakat Islam di hotel Crown

Santriwati sedang menyanyikan lagu dalam rangka pembukaan Pekan Olah Raga dan Seni Madrasah Diniyah Takmiliyah.

Peserta Sippa Damma

Kontingen Jawa Tengah dapat menyabet be-berapa Piala

Page 40: Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015 - jateng2.kemenag.go.id · 2 Edisi 10/Tahun I/ Oktober 2015 Salam Redaksi Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi,

Edisi 10/Tahun I/ Oktober 201540

Kanwil Kemenag Prov. Jateng Menggandeng Beberapa Organisasi dalam Dialog Interaktif di TV untuk kerukunan Umat Beragama

Pembimas Hindu Menyerahkan piala kepada para juara lomba puisi pada Jambore Pasraman Kab. Sragen