ebook hsc 31 w1

13

Upload: nathinafin

Post on 24-Apr-2015

64 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Week 1

TRANSCRIPT

Page 1: eBook HSC 31 w1
Page 2: eBook HSC 31 w1

RESEARCH QUESTION, CONCEPTUAL FRAMEWORK, HYPOTHESIS Slide : Prof. dr. Iwan Dwi Prahasto, M.Med,Sc,PhD

Kuliah oleh Dra. Erna Kristin By : Tari

Mari berdoa sebelum belajar… Cakul ini dari rangkuman 2 slide yang masing2 berjudul “Introduction to Research Problems and Research Questions” dan “Kerangka Konsep”. Alasan melakukan penelitian (mengapa perlu meneliti): 1. Menjawab pertanyaan : Berawal dari suatu fenomena yang bisa menimbulkan pertanyaan. 2. Menemukan hubungan antara 2 variabel atau lebih 3. Menguji asosiasi antar variabel 4. Mencari tahu kebijakan apa yang akan diterapkan 5. Menjelaskan outcome yang terjadi Misal problem di rumah sakit : infeksi nosokomial. Kita mencari tahu apa sih yang menyebabkan angka infeksi nosokomial. Kemudian luka operasi, misal ada orang yang post operasi lukanya tidak bisa langsung kering, lama keringnya. Kenapa tu kira2? Karena tidak diberi profilaksis, sterilitas operasi. Hal2 ini bisa diteliti : faktor apa saja yang menyebabkan masalah tsb? RESEARCH QUESTION Apa itu penelitian/research? --> Proses sistematik dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi supaya kita bisa lebih tahu/mengerti mengenai fenomena diteliti dan menarik. Sistematik di sini maksudnya sesuai dengan tahap2 metodologi penelitian. Dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi/data diperlukan studi pustaka sehingga dalam meneliti, kita tidak bisa hanya mencari ‘wangsit’ (haha..). Sumber pertanyaan penelitian bisa dari teori yang sudah ada (buku2 referensi), sebagian kecil dari penelitian yang sudah dilakukan oleh orang lain, dari observasi (mengamati langsung), contemporary issues, studi literatur (menggabungkan berbagai sumber). Pertanyaan penelitian adalah Pertanyaan yang jelas dan tidak ambigu (interpretasinya jelas dan tunggal). Pada saat menulisnya, perlu membuat draft terlebih dahulu untuk mengecek kejelasan dan apakah pertanyaan penelitian ini menuju ke arah yang baik. Pernyataan dalam tujuan penelitian contohnya untuk menggambarkan, menjelaskan, mengeksplor, mengidentifiksai, menguji hipotesis, atau mempelajari kasus. Kriteria pertanyaan penelitian yang baik (FINER) : 1. Feasible : apakah penelitian ini memungkinkan dari segi jumlah subyek (apakah ada pasien), waktu penelitian berapa lama, dana, peralatan, mampu melakukan, dll. 2. Interesting : pertanyaan penelitian harus menarik supaya nanti peneliti merasa bersemangat dalam melakukan penelitian. 3. Novel : penelitian perlu baru. Bisa mengonfirmasi penemuan sebelumnya, mengembangkan penemuan sebelumnya, atau menemukan hal yang baru. 4. Ethical : penelitian harus dapat diterima secara etik. Do no harm, aman, dan respectful. 5. Relevant : sesuai dengan ilmu/pengetahuan peneliti, sesuai/relevan terhadap kebijakan kesehatan dan klinis. HIPOTESIS adalah Prediksi jawaban penelitian/jawaban sementara sebelum melakukan penelitian. Hipotesis harus sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah membuat tujuan penelitian kita dapat membuat hipotesis. Judul penelitian, tujuan penelitian, latar belakang, pertanyaan penelitian, hipotesis isi kalimatnya sebenarnya sama. Dalam kalimat itu ada beberapa kata. Misal dalam membuat kalimat tujuan penelitian : ‘Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara variabel A dengan variabel B’, kemudian

dalam kalimat hipotesis juga ada kata2 variabel A dan variabel B. Nantinya setelah melakukan penelitian, dalam kesimpulan pun kalimatnya tidak boleh melenceng dari sebelumnya. Hipotesis yang baik itu harus : 1. Simple 2. Spesifik dan tidak ambigu 3. Berdasarkan prediksi yang dibaca dari literatur/fenomena yang telah ada Kita sudah harus punya jawaban sementara sebelum penelitian itu dilakukan. Hipotesis ada 2, yaitu : 1. Null hypothesis : tidak ada asosiasi antara dua variabel 2. Alternative hypothesis : ada asosiasi antara dua variabel Ada 2 meliputi :

One tailed/satu ekor : asosiasi sudah spesifik/jelas. Ini bisa didapatkan dari pengalaman, studi literatur, dan clinical relevance. Misalnya : Obat A menurunkan kadar lipid 10% lebih besar daripada Obat B pada pasien dengan dyslipidaemia.

Two tailed/dua ekor : asosiasinya belum spesifik. Jadi di sini ada perbedaan, namun kita belum tahu perbedaannya. Misalnya : Terdapat perbedaan efek penurunan kadar lipid antara Obat A dan Obat B pada pasien dengan dyslipidaemia. KERANGKA KONSEP Bila kita sudah mempunyai pertanyaan penelitian dan hipotesis (jawaban sementara dari pertanyaan penelitian), maka dalam prosesnya kita harus membuat kerangka konsep untuk menghubungkan variabel2nya. Ada variabel dependent dan variabel independent. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi outcome, maka dibuatlah kerangka konsep. Kita harus tahu faktor2 seperti faktor risiko, confounding factor, contributing factor, dan comorbidity untuk menjadi outcome. MIsal : kita akan meneliti tentang anemia. Kita berikan tablet besi kepada subjek. Anemia mengukurnya pada Hemoglobin kan, maka kita perlu mengukur kadar Hb. Trus misal dalam 1 kelas semua menderita anemia, kemudian diberi tablet besi. Pertanyaannya bisa : Apakah tablet besi ini bisa betul2 menaikkan kadar Hb dan berapa kenaikannya? Kalau ada kenaikan kadar Hb, kemudian apakah yang menaikkan ini adalah tablet besi atau faktor lain yang dapat menaikkan kadar Hb seperti makanan karena mungkin makannya seimbang dan dari sumber hewani terus, Hb nya kemungkinan akan naik? Trus misal di antara subjek ada yang vegetarian, tentu kadar Hb nya tidak terlalu meningkat dibandingkan yang makan protein hewani setiap hari. Maka kita mendapatkan kadar Hb kita kemudian berpikir betulkah dosis tablet besi yang kita berikan tadi? Betul2 menaikkan kadar Hb ataukah karena faktor2 lain. Jadi pada saat mengukur outcome, kita juga harus memikirkan faktor apakah yang dapat mempengaruhinya. Mengapa diperlukan kerangka konsep ? 1. Mengekspresikan alur pikir logis suatu penelitian Meliputi inputprosesoutcome 2. Menggambarkan hubungan antar variabel penelitian 3. Mempresentasikan faktor2 yang telah terbukti berperan dalam menentukan arah alur penelitian 4. Menggambarkan keterkaitan berbagai faktor yang ikut berpengaruh dalam terjadinya outcome 5. Mempresentasikan alur sistematik suatu penelitian Cara menyusun Kerangka Konsep Mulai dari problem/permasalahan Pertanyaan penelitian Referensi Alur logis (Kerangka Konsep)

Page 3: eBook HSC 31 w1

Komponen2 penting dalam penyusunan Kerangka Konsep : 1. Hal yang akan diamati/diukur

2. Cara pengukuran 3. Relevansi 4. Current best evidence 5. Hal yang berpengaruh terhadap cara pengukuran 6. Keterbatasan dalam pengukuran Sekian ya cakul kali ini. Kalo kepanjangan juga nggak bijak,haha.. kabar2i kalo ada kesalahan ya. Semoga bermanfaat dan Selamat belajar

Observational Study

Dari kuliah dr. Osman Sianipar, DMM, M.Sc,Sp.PK(K) nardi

Sebelum membahas mengenai Observational study, lebih baik terlebih dahulu kita mengetahui mengapa perlu adanya sebuah desain penelitian? Desain penelitian sanat penting keberadaannya karena digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua yang terlibat dalam proses penelitian. Secara garis besar dilihat dari desainnya, penelitian dikelompokan menjadi dua. Yakni desain penelitian survei (Observational study/ nonEksperimen) dan desain penelitian Eksperimental. Pada catatan ini, kita akan fokus pada desain Observasional Study. Observasional Study merupakan desain penelitian survei atau pengamatan terhadap gambaran fenomena (natural exposure) yang dialami subjek penelitian, tanpa adanya perlakuan atau intervensi dari peneliti. Natural exsposure bisa berupa penyebab dari outcome yang diteliti maupun sesuatu yang berkaitan dengan terjadinya efek atau outcome yang dialami subjek. Studi Observasional ini dibagi menjadi dua, yakni Deskriptif dan Analytical. Bedanya apa?? Bedanya adalah kalau studi Observasional Deskriptif ini hanya dengan melihat

gambaran fenomena (natural eksposure) yang terjadi pada subjek penelitian dari suatu populasi tanpa ada pembandingkan dengan kelompok lain. Maksudnya, hanya mengamati satu kelompok saja, tanpa membandingkan dengan kelompok yang lain. Untuk Studi Observasional Analitik, mengobservasi dua kelompok subjek dimana satu kelompok digunakan sebagai pembanding. Studi Observasional analitik ini dibedakan menjadi tiga, antara lain sebagai berikut: survei potong silang (Cross-sectional), survei Cohort, dan survei kasus kontrol (Case control). Berikut ini skema desain penelitian berdasarkan waktu observasi:

CASE CONTROL STUDY Penelitian kasus kontrol atau Case control study adalah suatu penelitian survei analitik (ingat!, berarti bukan deskriptif) menyangkut mempelajari faktor risiko menggunakan pendekatan retospektif. Jadi mengidentifikasi Outcome pada saat ini, baru kemudian peneliti merunut (melihat secara teliti) mengidentifikasi ada tidaknya faktor risiko yang terjadi pada subjek pada masa lampau. Rancangan Penelitian Case control: Faktor risiko + Case Faktor risiko - Faktor risiko + Control Faktor risiko – Kalau dalam tabel 2x2 seperti ini:

Case Control

Exposed (Faktor risiko +)

a b

Unexposed (Faktor risiko -)

c d

Odd ratio= ad/bc Odds= probability of event/ 1-Probability of even Pemilihan Kasus (Case) biasanya berdasarkan pada Outcome. Bisa Incident Outcome atau Prevalent Outcome. Sedangkan pemilihan Kontrol (Control) harus dipilih sesuai dengan predetermined criteria untuk memastikan kalau absence of outcome. Sample distortion Bias adalah sebuah

kesalahan sistematis dalam estimasi tingkat eksposur-outcome dikaitkan dalam target population, disebabkan oleh sampel penelitian yang tidak representatif dari target population. Information Bias Bias yang terjadi dalam menilai hubungan antara eksposur dengan Outcome sebagai akibat dari kesalahan dalam pengukuran status eksposur atau outcome. Ketika riwayat eksposur diperoleh langsung dari subjek penelitian. Dan Recall Bias kasus2 yang lebih mungkin untuk mengingat lebih suatu eksposur daripada kontrol. Contohnya subjek disuruh mengingat kapan terakhir sakit gigi misalnya, kan kalo kejadiannya sudah berbulan-bulan yang lalu, kemungkinan pasien untuk dapat mengingat eksposur tersebut akan bias hasilnya (informasi). Nah, untuk meminimalisasi terjadinya Bias Informasi, dapat dilakukan dengan: membentuk kriteria sebelum Eksposur, dengan memasukkan metode standar untuk menstimulasi memori pada semua subjek penelitian, dengan blinding observers, dengan hasil dari kejadian. Definition of Matching Pairing of one or more controls to each case on the basis of their similarity with respect to selected variables. Post-matching: selection of an unmatched sample of control; at the time of analysis, Any characteristic or attribute of an individual may serve as a basis of matching: age, gender, race, blood group, marital status, weight, hospital of admission, parity, in- come, neighborhood, occupation, etc. Tujuan dari Matching: mengeliminasi perbandingan bias antara kasus dan kontrol, kecocokan desain, dan diikuti

Independent

variable

Dependent

variable Hubungan

Hipotesis

Page 4: eBook HSC 31 w1

dengan kecocokan analisa, Mencapai keseimbangan dalam jumlah kasus dan kontrol pada setiap tingkat dari matching variabel. Kelebihan dan Kekurangan dari Case Control: Kelebihan: Secara statistik lebih efisien ketika outcome-nya jarang, Lebih cepat ketika Outcome-nya tertunda, Ekonomis (tidak mahal). Dari sumber lain menambahkan bahwa keuntungnnya juga: Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dan kelompok kontrol, Adanya pembatasan

atau pengendalian faktor risiko sehingga hasil penelitian lebih tajam dibandingkan dengan hasil rancangan Cross sectional, Tidak memerlukan waktu lama. Disisi lain, desain case control ini juga memiliki Kekurangan, yakni: Meningkatnya potensi terjadi distortion sample, Penentuan eksposur lebih rentan terhadap kesalahan dan bias. Selain itu juga kadang-kadang sulit memilih kontrol yang benar-benar sesuai dengan kelompok kasus karena banyaknya faktor risiko yang harus dikendalikan.

COHORT STUDY Adalah penelitian observasional (survei) yang dinilai paling baik dibanding case control dan cross sectional dalam mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan efek (outcome). Desain penelitian observasional yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor ririko dengan outcome melalui pendekatan periode waktu. Bisa berupa Prospektif maupun Retrospektif. Prospective Cohort Study: subjek dari penelitian mungkin terekspose atau tidak terekspose ketika penelitian dimulai, tetapi Outcomenya belum muncul. Kriteria Eksposure jelas dan spesifik mencakup intensitas, durasi, regularity, variability. Dan durasi follow-up serta jelas dan spesifik dalam pengukuran outcome:blind, objective.

Diasease

+ -

Exposed (Faktor risiko +)

a b

Unexposed (Faktor risiko -)

c d

Relative risk (risk ratio) = a/(a+b) : c/(c+d) >>Hasil Hipotesis Cohort Study

Kelebihan : -Penghitungan langsung dari rasio risiko (risiko relatif) -Dapat menginformasikan tentang kejadian penyakit -Meminimalkan Bias -Dapat meninformasikan tentang multiple eksposur -Dapat menginformasikan bebrapa outcome tertentu -Desain pengamatan terkuat untuk menegakkan korelasi antara eksposur terhadap outcome. Kekurangan: -Memerlukan waktu yang cukup lama -Mahal -Tidak efektif untuk penyakit yang jarang -Sering membutuhkan sampel dalam jumlah yang besar -Losses to follow-up dapat mengurangi validitas (Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out dan akan mengganggu analisa hasil) -Perubahan dari waktu ke waktu dalam metode diagnostik dapat menyebabkan hasil yang Bias. -Karena faktor risiko yang ada pada subjek diamati sampai terjadinya efek maka hal ini dinilai kurang etis.

CROSS SECTIONAL STUDY Adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek (outcome), dengan melakukan pendekatan observasi, pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Maksudnya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada suatu penelitian. Secara struktur, desain Cross sectional ini mirip Cohort, tidak ada follow-up, dapat digunakan untuk studi hubungan antara penyebab dan efek. Kelebihan -Mendeskripsikan prevalensi atau faktor risiko -Dapat menjadi bagian dari studi Cohort atau studi eksperimental -Networks of causal links

Maaf yaa.. yang tertulis diatas belum lengkap, jadi teman2 bisa mengenal lebih jauh mengenai Observational study dengan membaca sumber2 lain serupa Dasar2 Metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. Semoga yang sedikit ini

bermanfaat. Semangat!!

Page 5: eBook HSC 31 w1

>>>> Bismillahirrahmanirrahiim <<<< Introduction of Practical session in Evidence Based Medicine

From lecture of dr. Jarir Athobari _Yessi Primanda_

Sesi praktikum ini meupakan lanjutan dari 1.6 kemarin. Setelah belajar ini diharapkan kita bisa 1) benar2 memahami bagaimana mencari dan menilai bukti terbaik berdasarkan masalah klinis yang kita hadapi; 2) mempraktikkan dan menggunakan EBM utk menyelesaikan permasalahan2 klinik dan 3) belajar bagaimana mempresentasikan hasil penelitian dalam laporan kasus berdasarkan bukti2. Jadi ada 3 kali pertemuan dalam 1 blok ini. Pertemuan pertama : - Menentukan 1 topic penyakit dan skenarionya - Merumuskan 2 pertanyaan penelitian - Merumuskan PICO (Population/problem, Intervention, Comparator/Control, Outcome) untuk masing-masing pertanyaan - Merumuskan keyword searching dari PICO - Searching jurnal. o http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed o http://highwire.stanford.edu/ o http://www.thecochranelibrary.com/view/0/index.html atau yang lainnya. - Menilai jurnal tulis laporannya sesuai jenis studi yang dipakai (harm, diagnostic, prognostic atau terapi). Ada di bku praktikum hal. 11-19. Nah, beberapa keyword untuk memudahkan : - …. AND …. - (…. OR ….) - …..* (truncation). Contoh : o Child OR Childs OR Children OR childhood child* o Diabetics OR diabetes diabet* o Obese OR Obesity obes* o Diagnose OR Diagnosed OR Diagnosis OR diagnostic diagnos*

Contoh : Topic : ca mammae Scenario : Seorang perempuan, sebut saja Han Myung Wol, 45 tahun, belum menikah, belum mempunyai anak, datang ke dokter karena mendapatkan bejolan di payudara kiri dg diameter sekitar 2 cm. dia datang dengan membawa hasil mamografi positif. dia menceritakan ibunya yang bernama Lee Ok Soon meninggal karena kanker payudara. Pertanyaan : berapa besar resiko Han Myung Wol untuk menderita kanker payudara dengan riwayat ibunya yang meninggal karena kanker tersebut? P : risk factor I : mother history C : no mother history O: breast cancer Sinonim : P : risk factor I : mother history / genetic / first degree relative C : no mother history O : breast cancer / carcinoma mammae Keyword : (risk factor) AND (mother history OR genetic OR first degree relative) AND (breast cancer OR carcinoma mammae) Pertemuan kedua : - Mendiskusikan hasil & kesulitan2 pencarian EBM - Membuat table untuk merangkum semua artikel yang sudah dinilai.

Sampel penelitian

Jml sampel

Tempat penelitian

Desain penelitian

intervensi Hasil penelitian

Kesimpulan penelitian

Hasil penilaian/appraisal

……………… …………. ……………… ………… ……………… …………… ……………….. …………………………

- Mencatat referensi yang dipakai untuk menjawab pertanyaan penelitian - Meyiapkan slide power point - Mencetak hard copy slide power point Pertemuan ketiga : presentasi.

Semoga bermanfaat. Kritik dan saran saya tunggu. MAKIN SEMANGAT TEMAN SEJAWAT! “segala yang belum terjadi di kehidupan kita adalah ruang bagi doa kebaikan, prasangka terbaik dan ikhtiar terbaik. Lalu

tawakal”

Catatan kuliah Statistical Inference : Interval Estimation and Hypothesis Testing

dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, Sc.D written by Yos Wijaya

Mohon perhatian, membaca cakul berikut ini bisa menyebabkan kebingungan sebagaimana yang dialami oleh penulis. Dikarenakan materinya yang susah penulis menganjurkan pembaca untuk membaca dari buku sumber lain juga ya. Sebelum mempelajari materi ini ada baiknya teman-teman membaca materi mengenai sampling, probabilitas dan jenis2 distribusi terlebih dahulu biar bisa memahami dengan lebih baik.

A. Randomisasi sampel Sedikit membahas mengenai sampel dan proses randomisasi. Sampel merupakan subjek yang diteliti yang diambil dari populasi tertentu. Sampel bersifat spesifik dan sesuai dengan kriteria inklusi yang kita inginkan. Misalnya apabila kita ingin meneliti mengapa jumlah kasus TBC meningkat pada orang HIV positif. Maka populasi yang kita ambil adalah semua orang HIV positif yang menderita

Page 6: eBook HSC 31 w1

TBC. Lalu sampel yang kita ambil adalah yang sesuai kriteria inklusi misalnya tidak boleh mengalami komplikasi penyakit lain, usia diatas 20 tahun dll. Maka sampelnya adalah orang HIV positif yang hanya menderita TBC dan berusia diatas 20 tahun. Nah, tentunya jumlah orang yang sesuai dengan kriteria sampel kita ada banyak kan. Jika dalam jumlah sampel minimal kita misalkan adalah 20 orang padahal sampel yang tersedia sebanyak 100, maka pertanyaannya adalah bagaimana kita memilih sampel yang akan kita teliti? Pemilihan sampel ada dua jenis yaitu secara Random (acak) maupun Non-random. Pemilihan subjek secara random merupakan pemilihan yang didasarkan atas peluang dan objektif. Pemilihan sampel secara ack (random) dibagi menjadi berbagai jenis seperti Symple Randomized Sampling, Sistemic sampling, stratified Sampling, Cluster sampling dan Area Sampling. Pengambilan sampel bisa dilakukan dalam dua cara juga yaitu dengan pemulihan dan tanpa pemulihan. Pengambilan sampel dengan pemulihan berarti setelah kita mengambil satu sampel maka sampel yang tadi,kita kembalikan kedalam ruang sampel dulu sebelum mengambil sampel lain untuk diukur. B. Distribusi sampling Distribusi sampling sesuai namanya merupakan distribusi yang dibuat berdasarkan pengambilan sampel yang berulang-ulang. Namun, dalam prakteknya, pengambilan berulang ini jarang dilakukan sehingga distribusi sampling bisa disebut sebagai Distribusi teori. Dalam sebuah penelitian sering kali kita mengambil banyak sampel dan menghitung jumlah reratanya (mean). Jika kegiatan ini dilakukan berulang-ulang dari ruang sampel maupun populasi yang sama maka kita akan mendapatkan jumlah rerata yang banyak pula. Dari pengukuran yang berulang-ulang tersebut maka kita akan mempunyai data seperti rerata, proporsi (p) dan Standart deviasi yang banyak pula. Data yang banyak itu nantinya bisa kita distribusikan. Dari distribusi sampling ini, kita bisa mendapatkan Distibusi Rerata, Distribusi proporsi dan Distribusi Standart Deviasi yang berturut-turut merupakan distribusi dari rerata, proporsi dan standart deviasi masing-masing pengambilan sampel yang kita lakukan berulang-ulang tadi. Distribusi sampling ini penting untuk mempelajari estimasi dan uji hipotesis nantinya. Berikut ini merupakan notasi matematis yang menggambarkan antara distribusi sampel dengan populasi :

Ukuran Sampel Populasi

Rerata x µ

Proporsi p Π

Variasi / Ragam S2 Σ

2

Standar deviasi S σ

C. Standart Error (SE) / Kesalahan Baku (σx) Dalam melakukan pengambilan sampel yang berkali-kali, tak jarang pula kita melakukan kesalahan (sampling eror) sehingga terdapat perbedaan pada nilai sampel. Deviasi standart distribusi rata-rata sampel disebut dengan Kesalahan baku / Standart Eror (σx). SE mengggambarkan besarnya penyimpangan akibat sampling eror dan juga menggambarkan ketepatan estimasi kita nanti. Jika nilai SE kecil itu artinya variasi dari sampel kecil, nilainya tidak jauh berbeda maka estimasi kita untuk menilai populasi akan tepat. D. TEOREMA NILAI TENGAH / CENTRAL LIMIT THEOREM (CLT)

CLT merupakan hubungan antara bentuk distribusi populasi dengan bentuk distribusi sampling rata-rata. Bunyi asli hukum CLT : “The population may have any unknown distribution with a mean μ and a finite variance σ

2 . Take sample of size n from the population. As

the size of n increases, the distribution of sample means will approach a normal distribution with mean μ and a finite variance σ

2 /n.”

CLT menyatakan bahwa “Jika sampel berukuran n dengan rata-rata x diambil dari populasi yang berukuran N yang tersebar sembarang dengan rata-rata µ , Maka , distribusi rata-rata akan mendekati distribusi normal.“ Dalam CLT ini maka kita akan mendapatkan nilai : µx = µ σx = σ √n Keterangan : µx = rata-rata dari antar semua sampel

µ = rata-rata populasi σx = standart deviasi semua sampel / kesalahan baku σ = standart deviasi populasi n = ukuran sampel N = ukuran populasi Inti dari CLT ini adalah kalau kita punya mean dari banyak mean yang lain dala m satu populasi maka nilainya akan mendekati distribusi normal. Dalil Limit Pusat berlaku untuk : 1. Penarikan sampel dari populasi yang sangat besar. Dikatan besar jika rasio n/N > 5 % 2. Distribusi populasi tidak dipersoalkan baik itu distribusi normal atau tidak. E. Estimation Proses estimasi adalah proses yang pasti dialami semua orang. Contoh sederhananya adalah saat menyeberang jalan. Tentunya kita akan mengestimasikan berapa jumlah motor yang lewat, berapa kecepatannya. Setelah itu, kita baru bisa memutuskan untuk menyeberang sekarang atau menunggu dulu. Begitu juga proses estimasi dalam statistik. Estimasi berguna untuk menguji hipotesis. Estimasi merupakan proses pendugaan karakteristik populasi melalui karakteristik sampel. Misalnya, kita ingin menilai status nutrisi mahasiswa. Kemudian diambil 36 sampel untuk diukur dan didapatkan rata-rata BMI mahasiswa adalah 20,5. Maka dari data ini kita bisa mengestimasikan bahwa status nutrisi mahasiswa (populasi) adalah proporsional.baik. Estimator merupakan karakteristik sampel yang dipakai untuk menilai parameter populasi. Estimator haruslah bersifat efisien, Konsisten dan tidak bias. Estimit merupakan angka/nilai yang dipakai untuk menaksir parameter populasi. Estimasi bisa dibagi menjadi beberapa macam, kali ini akan dibahas Titik Estimasi (point estimation) dan Interval Estimasi saja. Titik Estimasi adalah nilai tunggal yang digunakan untuk menaksir parameter populasi. Titik estimasi mengahasilkan nilai taksiran yang berifat kaku. Interval Estimasi adalah sekumpulan nilai statistik sampel yang disajikan dalam interval yang digunakan untuk menaksir populasi dengan harapan nilai populasi terletak didalam interval tersebut. Dalam menentukan interval Estimasi maka harus dicari dulu kesalahan baku (σx) Rumusnya : σx = σ √n

Page 7: eBook HSC 31 w1

Dari contoh kasus diatas dinyatakan bahwa rata-rata BMI mahasiswa adalah 20,5. Kalimat ini merupakan Titik Estimasi terhadap rata-rata BMI mahasiswa yang akan datang. Estimator yang digunakan adalah rata-rata BMI dan estimit nya adalah 20,5. Sedangkan jika ingin dicari Interval estimasinya maka harus dicari dulu nilai simpangan baku dan kesalahan bakunya. Misalnya simpangan bakunya (σ) diketahui adalah 2. Maka nilai σx = 2/√n σx = 2/√36 σx = 0,33 Dari perhitungan tersebut didapatkan Interval Estimasi BMI mahasiswa berada pada 20,5±0,33. Nilai ini punya arti bahwa mahasiswa baru yang akan datang BMI-nya diperkirakan berada pada 20,17 – 20,58. F. Interval Kepercayaan / Confidence Interval (CI) Confidence Interval didekati dengan distibusi normal. Nilai dari CI dinyatakan dalam interval sehingga mempunyai batas bawah dan batas atas. CI ada bermacam-macam dan nilai yang paling sering digunakan adalah CI 95 %, 90 % dan 99%. CI 95 % menggambarkan area dibawah kurva normal dengan 2 SD. Lantas apakah arti dari 95 % CI ?? 95 % CI mengindikasikan bahwa kita 95 % percaya bahwa parameter populasi terletak di area kurva normal dengan standart deviasi 2. Dari contoh kasus BMI mahasiswa tadi, jika kita ingin menerapkan nilai 95 % CI maka digunakan rumus :

CI = x ± Z /2 σx

Dalam kasus tadi kita sudah tahu bahwa nilai x = 20,5. σx =

0,33 maka 95% CI = 20,5 ± 1,96 . 0,33 = 20,5 ± 0,65 = 19,85 – 21,15. Hal ini punya arti bahwa : kita 95 % percaya bahwa BMI mahasiswa sekarang terletak antara 19,85 – 21,15. Mudahnya, kalau kita mengukur 100 orang maka 95 orang BMI-nya berada antara 19,85 – 21,15. *dilihat sendiri asal usul nya dibuku biostatistik ya teman2,…. G. Hipothesis Testing Ui Hipotesis adalah prosedur statistik untuk membuktikan kesahihan/kebenaran hipotesis. Hal ini karena penelitian dilakukan pada sampel bukan populasi. Karena kita ingin mengatakan bahwa populasi yang kita teliti mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel yang kita pilih maka Uji hipotesis ini diperlukan. Inti dari Uji hipotesis ini adalah membandingkan Kenyataan pada Populasi dengan keadaan pada sampel yang kita ambil. Prinsip uji hipotesis mirip dengan uji Diagnosis dalam mencari sensitivitas dan spesifiksitas. (buka lagi materi dari dr. Osman y)

Sebelumnya, mari kita kenalan dengan Kesalahan tipe I () dan Kesalahan Tipe II (ß) dulu yang mungkin kita dapatkan saat menguji hipotesis…

Kesalahan tipe I () terjadi apabila terdapat perbedaan/hubungan pada sampel padahal sebenarnya perbedaan itu tidak ada. Kesalahan Tipe II (ß) terjadi apabila tidak ditemukan perbedaan pada sampel padahal sebenarnya perbedaan tersebut ada.

Pada uji diagnosis, setara dengan false positive yaitu alat diagnosis yang baru menyatakan positif padahal sebenarnya individu itu sehat. Sedangkan ß setara dengan False

Negative dimana alat baru itu menyatakan negative padahal sebenarnya individu itu sakit. Pertanyaannya adalah bagaimana cara menentukan nilai

&ß ??

Nilai &ß ditentukan oleh peneliti dan pemilihan nilai &ß akan mempengaruhi jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian nantinya. Jika penentuannya tidak tepat maka bisa saja jumlah sampel yang diperlukan nanti terlalu sedikit atau justru terlalu banyak.

Sampel Kenyataan pada Populasi

Berbeda Tidak berbeda

Berbeda Power (1 – ß)

Tidak berbeda

ß (1- )

Apa saja macam-macam Uji Hipotesis ? Uji Hipotesis ada bermcam-macam dan untuk memilih mana yang tepat maka hal itu sangat bergantung pada beberapa faktor diantaranya : pengujian sepihak atau dua pihak , besar sampel, besar populasi, derajat kemaknaan, statistik yang digunakan apakah rerata atau proporsi dll. Pada HSC kali ini akan dibahas beberapa uji hipotesis saja yaitu Test-t dan test X

2 saja

Berikut ini adalah macam uji hipotesis yang sering digunakan dalam penelitian klinis

Jenis variabel Metode

Bebas Tergantung

Nominal Nominal Khai kuadrat, Mutlak fisher

Nominal (dikotom)

Numerik Tes-t (independen, berpasangan)

Nominal (>2nilai)

Numerik Anova

Numerik Numerik Regresi / Korelasi

Pelajari lagi jenis2 data ya teman…. G.1 Tes-T Test-t merupakan uji hipotesis untuk satu variabel bebas nominal dan variabel tergantung numerik (lihat tabel). Tes-t memerlukan beberapa syarat agar bisa dipakai, antara lain: 1. Distribusi Normal. Jika belum normal maka perlu diubah kedalam data log x terlebih dulu. 2. Varians kedua kelompok sama 3. Pengukuran bersifat independen, artinya nilai dari sampel satu tidak dipengaruhi oleh sampel lain. Jenis dari test-t ada 2 yaitu : 1. Test-t independen jika pemilihan individu (sampel) tidak dipengaruhi oleh karakteristik sampel yang lain. 2. Tets-T Berpasangan digunakan jika pemilihan subjek disesuaikan dengan karakteristik subjek yang lain (matching) atau subjek yang sama diperiksa dua kali yaitu sebelum dan sesudah intervensi. Contoh test-t Kita ingin mengetahui apakah tekanan darah perokok aktif dengan pasif berbeda. Untuk itu, diambil sampel masing-masing 100 orang. Dari penelitian itu, didapatkan rata-rata dua kelompok. Jika kita ingin membandingkan apakah perbedaan itu bermakna,maka uji yang digunakan adalah test-t. Variabel bebasnya adalah perokok pasif dan aktif. Variabel tergantung tekanan darah (data numerik). G.2 Khai Kuadrat (Uji X

2)

Z /2 untuk CI 95 %

adalah 1,96 *

Page 8: eBook HSC 31 w1

Merupakan uji yang paling sering digunakan dalam penelitian klinis. Hampir sama dengan tes-t hanya saja kedua variabel bebas dan tergantungnya merupakan data nominal. Uji X

2 juga dibagi menjadi dua yaitu X

2 independen dan X

2

kelompok berpasangan. Test X

2 bisa dipakai apabila memenuhi salah satu dari

kriteria berikut ini : 1. Jumlah sampel total > 40 , tanpa melihat nilai expected (nilai yang didapatkan apabila hipotesis nol benar) 2. Jumlah sampel antara 20-40, dengan nilai expected >5 Apabila sampel yang dipakai <20, atau antara 20-40 tapi nilai expected <5 maka dipakai Uji Mutlak Fischer (lihat tabel) Contoh pemakaian untuk uji X

2 Independen :

60 pasien dikelompokkan menjadi dua yaitu A dan B. kelompok A diberi obat A dan kelompok B diberi obat B.

Diakhir penelitian dilihat berapa jumlah kematian dan yang berhasil hidup dan didapatkan hasil sebagai berikut :

Hidup mati

Obat A 18 12

Obat B 23 7

Dari hasil tersebut apakah perbedaan tersebut bermakna? Uji yang dipakai adalah tes X

2 dan telah memenuhi kriteria

yaitu :Jumlah sampel >40, variabel bebas berupa nominal (obat A dan B), variabel tergantung berupa data nominal (hidup, mati).

Alhamdulillah selesai Semangat belajar teman-teman

Maaf ya kalau niat saya ingin menjelaskan pada teman2 tapi justru membuat pusing…

GLP (Good Laboratory Ptactice) Based on lecture from dr. Tri Wibawa, PhD

(Nunik)

GLP adalah suatu guideline yang dikeluarkan oleh WHO sebagai petunjuk standar praktek penelitian non klinis guna menjaga kualitas suatu penelitian non-klinik dengan menekankan pada aspek organisatoris serta rangkaian penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, perekaman/pencatatan, pengarsipan data serta pelaporan. Tujuan dari adanya prinsip^^ GLP : 1. Untuk mendorong pengembangan kualitas data yang diuji serta menetapkan perangkat untuk memastikan pendekatan manajemen penelitian laboratorium yang meliputi pelaksanaan, pelaporan dan pendataan 2. Sebagai standard untuk menjamin kualitas, kepercayaan, dan integritas penelitian, pelaporan kesimpulan yang dapat dibuktikan serta data yang dapat dilacak. Sejarah kenapa perlu adanya GLP : --tahun 1970, timbulnya kepedulian terkait validitas data keamanan non klinis yang diajukan ke FDA dalam konteks aplikasi obat baru. Pengawas FDA menemukan ketidakakuratan, ketidakrapian bahkan kecurangan dalam dokumentasi data maupun hasil penelitian. Contohnya, mengganti hewan coba yang mati ditengah penelitian dengan yang baru tanpa menyampaikan hal itu di pencatatan maupun pelaporan. Lalu Mengubah data mentah untuk didapat hasil yang sesuai keinginan (falsification)

Kenapa kita memerlukan GLP? --setiap orang tidak lepas dari kesalahan --kesalahan itu dapat menimbulkan masalah dan untuk menyelesaikannya memerlukan biaya yang sangat besar --peningkatan kualitas suatu praktek penelitian adalah baik untuk ilmu pengetahuan Prinsip^^ GLP hanya berlaku untuk penelitian yang: --non klinis, misalnya uji pada hewan atau invitro, termasuk aspek analisis dari suatu penelitian --di desain untuk memperoleh data dari suatu bahan uji dan/keamanan suatu bahan dengan menghormati kesehatan manusia dan/ lingkungan --dimaksudkan untuk diajukan ke lembaga registrasi nasional yang berwenang guna mendaftarkan atau mematenkan substansi yang diuji atau berbagai produk yang berasal dari substansi tersebut jadi sebelum mendapat lisensi tentang suatu temuan penelitian laboratorium maka perlu dilihat dulu kualitas proses penelitiannya mulai dari perencanaan sampai pelaporan, apakah sudah baik atau belum. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini GLP hanya digunakan untuk uji preklinik dalam tahapan pengembangan obat. Baik untuk uji efektifitas maupun toksisitas. Sedangkan uji klinik tahap 3 dan 4 menggunakan GCP (Good Clinical Practice).

Dalam uji keamanan obat di laboratorium, GLP diperlukan dalam penelitian^^ sebagai berikut : – Toksisitas dosis tunggal – Toksisitas dosis berulang (sub-acute dan chronic) – Toksisitas reproduktif (fertilitas, embryo-foetal toxicity and teratogenicity, peri-/post natal toxicity) – Potensial mutagen maupun carcinogen

– Toxicokinetik (penelitian farmakokinetik yang menyediakan data paparan sistemik dari penilitian-penelitian diatas) – Penelitian farmakodinamik didesain untuk menguji potensi efek simpang (Safety pharmacology) – Local tolerance studies, including phototoxicity, irritation and sensitisation studies,

Page 9: eBook HSC 31 w1

Prinsip GLP itu independent terhadap tempat dimana penelitian dilakukan, jadi berlaku universal dimanapun penelitian laboratorium itu dilakukan. GLP secara langsung tidak berhubungan dengan desain ilmiah suatu penelitian Prinsip GLP : • Say What You Do (dengan SOP)‏ • Do What You Say (mengikuti SOP)‏ • Be Able to Prove It (dengan membuat rekaman/catatan penelitian yang baik)‏

--Pemenuhan GLP FDA Wajib : penelitian uji keamanan non klinis (uji keamanan pada hewan coba, tanaman maupun mikroorganisme) untuk pengembangan food additives dan obat-obatan (sebelum ijin pemasaran diberikan). Produk yang diatur : Pharmaceuticals, cosmetics, food & color additives, human medical devices --Pemenuhan GLP EPA (Environmental Protection Agency) Wajib : penelitian lapangan dan laboratorium dari pestisida (sebelum pemasaran diijinkan atau aplikasi penelitian dikeluarkan) Produk yang diatur : pestisida dan substansi lain yang dapat menyebar selama praktek pertanian. Prinsip^^ Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) untuk GLP: • Menghindari barrier non tarif untuk perdagangan zat kimia • Mendorong penerimaan satu sama lain dari keamanan uji data non klinis

• Untuk mengeliminasi duplikasi penelitian yang tidak perlu • Secara internasional, pemenuhan GLP adalah prasyarat untuk penerimaan data • Negara lain menerima penelitian laboratorium dari suatu negara yang memenuhi prinsip OECD GLP Poin penting dalam GLP : 1. Resources: Organisasi, personel, fasilitas dan peralatan; • GLP mensyaratkan struktur organisasi penelitian yang jelas sesuai dengan data yang terbaru beserta tanggung jawab masing-masing personel. • jumlah personel harus mencukupi untuk masing-masing tugas dalam projek penelitian • job desk personel jelas sesuai dengan kualifikasi mereka serta training yang pernah diikuti baik eksternal maupun internal • Fasilitas dan peralatan cukup untuk melakukan penelitian, ruang juga cukup, • Peralatan: urutan kerja, validasi/kualifikasi alat, kaliberasi, perawatan, perekaman/pencatatan. • Gunakan logbook catat semua hal yang dilakukan dan yang terjadi, catat dengan rutin dan jika ada masalah tulis penyelesaiannya sehingga memudahkan jika suatu saat terjadi lagi. 2. Karakterisasi: Test items and test systems; • Penting untuk mengetahui sebanyak mungkin terkait bahan yang digunakan selama penelitian. • Tets items meliputi : identitas, potensi, komposisi, stabilitas, impurity profile • Hewan : subjek yang paling sering dipakai strain, status kesehatan, nilai biologis normal, tugas kelompok • Reagents and Solutions petunjuk umum kadarluwarsa reagen kering (5 tahun jika tidak di evaluasi ulang), pelarut(1 tahun dari tanggal dibuka atau 2tahun dari tanggal diterima), larutan (gunakan tanggal paling awal dari komponen dalam larutan/tidak lebih dari 6 bulan) Mana yang harus didahulukan? Tanggal expired dari pabriknya atau tanggal yang dinyatakan di fasilitas SOP? Jawabannya adalah yang manapun yang paling awal. • Use Labels : label bahan kimia dan container larutan harus jelas, tanggal kadarluwarsa, dan syarat penyimpanan, kapan larutan tersebut dibuat 3. Rules: Protocols, standard operating procedures (SOPs); Protocol / rencana kerja a. Protocol menggambarkan desain dan cara penelitian b. Protocol harus disetujui oleh pembimbing penelitian, ditandatangani sebelum penelitian dimulai c. Perubahan pada desain penelitian hanya bisa dibuat selama prosedur formal dilalui Prosedur tertulis o Rincian semua prosedur rutin dijelaskan di SOP o SOP berguna untuk mengurangi bias dalam penelitian o Memfasilitasi perbandingan hasil antara penelitian o Dapat menyusun ulang penelitian dengan tepat o Prosedur tidak bisa di gunakan sepanjang waktu harus ada review dan pembaharuan 4. Results: Data mentah, hasil akhir dan penyimpanan data (archive) Raw Data/Data mentah a. Data asli yang dikumpulkan selama mengikuti prosedur b. Juga mendokumentasikan prosedur dan keadaan selama penelitian dilakukan c. Hasil penelitian yang mana kesimpulan penelitian didasarkan

Page 10: eBook HSC 31 w1

d. Beberapa data mentah akan di perlakukan secara statistik sementara yang lain bisa digunakan secara langsung Jika salah dalam menulis data mentah? Jangan dicoret-coret, di tipe-x atau dikaburkan. Cukup dicoret dengan satu garis, kemudian tambahkan kode alasan, inisial dan tanggal perubahan (intinya mengubah data tanpa menghilangkan/menghapus data yang salah) Dokumentasi penting dalam semua situasi • Gunakan pulpen, jangan pensil, tanggal dan tanda tangan setiap entry data, langsung catat data tepat waktu jangan ditunda-tunda, jangan menyalin data, langsung catat dibuku yang semestinya sehingga mengurangi kesalahan saat menyalin Contoh data mentah: • Logbooks (untuk mencatat suhu atau penggunaan, perbaikan dan perawatan alat) • Buku catatan laboratorium maupun lapangan • Formulir (untuk pengamatan laboratorium atau lapangan, chain-of-custody, sample or chemical receipt)‏ • Laporan pelatihan/training • Hasil print komputer (misal hasil lab yang hasilnya berupa hasil print komputer) • Recorded data from automated instruments

Laporan penelitian • Adalah tanggung jawab pemimpin penelitian, harus memastikan bahwa laporan mendiskripsikan penelitian secara akurat Archives • Penyimpanan yang aman untuk periode yang lama,resiko hilang atau rusak kecil, memungkinkan pengambilan kembali dengan cepat, akses terbatas. 5. Quality Assurance: pengawasan independent selama proses penelitian Adalah sekelompok orang yang bertugas memastikan manajemen pemenuhan GLP telah dicapai dalam fasilitas uji, baik seluruh komponen penelitian maupun masing-masing individu. QA harus independen dari pelaksana operasional penelitian. Fungsinya sebagai saksi terhadap seluruh proses penelitian preklinik.

Mending baca buku aslinya yang dari WHO teman^^, yang pasti lebih lengkap, jelas dan terpercaya..heehee

Handbook: good laboratory practice (GLP): quality practices for regulated non-clinical research and development -

2nd ed

Anthropometry for Collecting Data Skills Lab (Nunik)

Anthropometry adalah pengukuran yang dilakukan pada manusia dan sering dipakai untuk mempelajari dimensi tubuh. Anthropometry merupakan teknik yang dipakai dalam mengekspresikan bentuk tubuh secara kuantitatif (Cameron, 1978), selain itu Anthropometry juga berkembang sebagai ilmu untuk mengklasifikasikan dan mengidentifikasi perbedaan rasial dan efek diet dan kondisi kehidupan pada pertumbuhan (Auxological anthropometry)

Pengukuran anthropometry ini berguna dalam bidang-bidang seperti Pediatric, Orthopedic, Orthodentic, pendidikan fisik, pendidikan umum, human engineering, kedokteran olahraga, kesehatan masyarakat dan juga nutrisi, selain itu data Antropometrik juga relevan untuk mendesain tempat kerja, pakaian, furniture, dan mainan. Untuk mendesain itu semua, keamanan, kenyamanan, dan fungsi merupakan hal yang sangat penting diperhatikan termasuk variabilitas normal dalam populasi juga harus diperhatikan. Contohnya saat membuat suatu barang misalnya kursi harus diperhatikan variasi antropomrtrik populasi yang akan menggunakannya sehingga bisa dibuat ergonomis.

Saat melakukan pengukuran Anthropometry kita harus hati-hati dalam menentukan body landmark (titik penunjuk bagian tubuh tertentu yang dapat diraba dari permukaan tubuh), posisi subjek yang spesifik untuk setiap pengukuran, memilih alat yang sesuai dan segala usaha yang dilakukan adalah untuk memastikan akurasi pengukuran dan standarisasi teknik, maka sebaiknya pengukuran dilakukan oleh observer yang terlatih. Dalam anthropometry, karena alat yang ada sudah dibuat seakurat mungkin maka kesalahan yang mungkin timbul sebagian besar berasal dari observer. Baik kesalahan karena perbedaan antar observer (inter observer error) atau pengulangan yang tidak sempurna oleh 1 observer (intra observer error)

Sebagai seorang observer/anthropometrist sebaiknya memiliki penglihatan yang bagus baik untuk jarak maupun warna, Simpati, Tekun, Tertib, rapi, teratur, Jujur, Hati-hati, Bebas halitosis (nafas bau) dan berbagai bau yang tidak enak.

Teknik pengukuran

Stature/Height/ tinggi badan

Posisi subjek anatomis namun palmar menghadap medial, dan anthropometer menempel ke occiput, upper back dan tumit subjek. Diukur jarak antara lantai-vertex.

anthropometer

Berat badan (Body weight/body mass)

Pengukuran dengan posisi anatomis diusahakan dengan pakaaian yang sangat ringan. Kalau tidak bisa berat badan bisa dikurangi dengan berat bajunya. Untuk monitor berat badan sebaiknya dilakukan pagi hari karena lebih stabil

Caliberated weigh beam

Panjang segmental

Panjang biepicondylar humerus

Subjek duduk. Lengan difleksikan dan epicondylus distal dipalpasi kemudian dihitung jaraknya antara epicondylus medial dan lateral. Epicondilus medial biasanya lebih inferior jika pada posisi tersebut

Sliding caliper

Panjang biepicondylar femur

Subjek duduk dengan lutut rileks dan ada di tepi meja. Palpasi epicondylus distal os femur dan hitung jarak antar keduanya.

Sliding caliper

Lingkar

Lingkar kepala Posisi subjek duduk. Pita meter di lingkarkan pada kepala subjek melewati bagian paling menonjol dari kening (diatas alis) dilingkarkan hingga melewati occiput dibagian belakang sehingga didapat lingkar maksimum

Pita meter

Lingkar lengan atas/ lingkar

Posisi tangan bisa fleksi atau ekstensi dan rileks. Cari titik tengah antara olecranon dan procc. Acromiale kemudian lingkarkan secara horisontal

Pita meter

Page 11: eBook HSC 31 w1

biceps

Lingkar pergelangan tangan (wrist)

Pita meter dilingkarkan tepat pada proksimal dari procc. Styloideus os ulna. Pita meter

Lingkar pinggang/ lingkar perut (waist)

Lingkar pinggang : lingkar minimum dari abdomen Lingkar perut : lingar maksimum dari perut pada level pusar. Cari titik tengah antara crista aliaca dan tulang rusuk yang paling bawah kemudian lingkarkan secara horisontal

Pita meter

Lingkar panggul (hip)

Dihitung dengan melingkarkan pita meter melewati bagian atas simfisis pubis dianterior dan bagian pantat yang paling menonjol dibagian posterior

Pita meter

Lingkar betis (calf) Posisi duduk dengan posisi kaki relaksasi. Kaki tidak boleh ekstensi atau fleksi karena akan mengubah lingkar betis. Lingkarkan pada bagian betis yang paling besar kemudian naik turunkan untuk mengecek posisi yang tepat, mana yang paling besar

Pita meter

Tebal lipatan kulit Pada saat mengukur tebal lipatan kulit jika saat “mencubit” kulit subjek tidak boleh terasa sakit karena jika terasa sakit berarti muskulusnya juga ikut “tercubit”. Usahakan tebal baju tidak ikut diukur.

Tebal lipatan kulit triceps

Berdiri rileks, dengan palmar menghadap medial. Cari titik tengah antara procc. Acromiale dan olecranon, tebal lipatan kulit triceps diukur dibagian posterior pada jarak 1 cm diatas titik tengah tadi

Skinfold caliper

Tebal lipatan kulit biceps

Posisi lengan rileks, palmar menghadap kedepan. Kulit diambil dibagian anterior pada area 1cm diatas tanda yang dibuat saat mengukur tebal lipatan kulit triceps

Skinfold caliper

Lipatan kulit supraspinale/ suprailiaca.

Lipatan kulit diambil di kira-kira 1cm superior dan 2cm medial dari SIAS. Skinfold caliper ditekankan pada lipatan kulit tadidiukur. Atau bisa juga tepat diatas crista iliaca

Skinfold caliper

Tebal lipatan kulit betis (calf)

Subjek duduk dengan tungkai difleksikan. Ambil kulit pada lingkar betis yang maksimal dibagian posterior ukur

Skinfold caliper

Sebelum pengukuran dilakukan sebaiknya kita mengetahui tujuan dilakukannya pengukuran tersebut dan informasi apa yang akan kita peroleh jika kita melakukan pengukuran tersebut. Berikut informasi yang bisa didapat dari data antropometri : 1. Status nutrisi : berat badan dan tinggi badan BMI = BB/TB

2

Klasifikasi (Asian-people-adult) BMI (kg/m2)

Morbidity obese >40

Obese 27,6-40

Overweight 23-27,5

Healthy/normal 18,5-22,9

Underweight 15-18,4

Starving <14,9

2. Komposisi tubuh : BB, TB, tebal lipatan kulit biceps, triceps, suprailiaca dan infrascapular Persentase lemak tubuh diukur dengan cara : a. Tentukan usia dan BB subjek b. Ukur 4 tebal lipatan kulit seperti diatas c. Jumlahkan keempat tebal lipatan kulit tersebut d. Hitung log dari penjumlahan diatas e. Masukkan hasilnya ke formula estimasi body density (D) yang ada di tabel hal 30 yang disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin f. Body fat mass (kg) = Body weight (kg) x [(4,95/D – 4,5)] g. Fat Free Body Mass (kg) = Body Weight – fat mass (kg) h. Persentase lemak tubuh = Fat mass/Body weight x 100%

i. Lihat interpretasi hasilnya di tabel hal 31, klasifikasinya sangat baik, baik, cukup atau buruk 3. Somatoype : BB, TB, lingkar lengan atas, lingkar betis, jarak biepicondylar humerus, tebal lipatan kulit triceps, infrascapula, supraspinale dan betis (calf) rumus dan interprtasinya lihat dibuku ya teman^^...panjang soalnya..hehe 4. Faktor resiko : hip-waist ratio (lingkar panggul, lingkar pinggang), body frame index (lingkar pergelangan tangan dan TB) Body frame index = TB dibagi lingkar pergelangan tangan

klasifikasi males Females

Small >10,4 >11

Medium 9,6-10,4 10,1-11

Large <9.6 <10,1

Waist-Hip Ratio = lingkar pinggang/lingkar panggul Hasil : > 0,9 = tipe android/apple < 0,9 = pola gynecoid/pear Male waist jika >40 di pertimbangkan bahaya Female waist jika >35 dipertimbngkan bahaya 5. Pertumbuhan : BB, TB, lingkar kepala, lingkar lengan atas, tebal lipatan kulit lengan atas Lihat tabel BMI for age percentiles, weight for age percentile, height for age percentille, dkk...

SOAL by Rina 1. Dalam menuliskan penelitian dibutuhkan proposal, dimana terdiri dari 3 bab : Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, dan Metodologi Penelitian. Berikut yang tercantum dalam pendahuluan, kecuali a. Latar belakang b. Rumusan masalah c. Tujuan penelitian d. Hipotesis e. Manfaat penelitian

2. Untuk menjawab pertanyaan “mengapa” dapat menggunakan tipe penelitian a. Eksploratif b. Eksplanatif c. Deskriptif d. Eksperimental e. Prediksi 3. Dalam melakukan tahapan penelitian, hal berikut dilakukan setelah mengumpulkan data penelitian a. Merumuskan masalah

b. Membuat hipotesis c. Menentukan design penelitian d. Menentukan subjek e. Menganalisis data 4. Penelitian dengan melakukan follow-up sampel termasuk jenis a. Cohort b. Case-control c. Cross-sectional d. Survei e. Semi-kohort

Page 12: eBook HSC 31 w1

EDITOR

DITYA DEVALE RINENGGO

5. Seorang mahasiswa ingin meneliti kaitan antara riwayat pemakaian alat kontrasepsi dengan ca cervix. Jenis penelitian yang paling sesuai adalah a. Cohort b. Case-control c. Cross-sectional d. Survei e. Experimental 6. Untuk melihat komposisi badan, komponen berikut tidak termasuk yang dihitung a. Lipatan kulit biceps b. Lipatan kulit triceps c. Lipatan kulit supra spinal d. Lipatan kulit supra iliaca e. Lipatan kulit infra scapular 7. Hasil penelitian merupakan test value ditambah error. Tidak ada penelitian yang lepas dari error, namun sedapat mungkin diminimalisir. Untuk meminimalisir sistematic error dilakukan dengan a. Menentukan metode penelitian yang tepat b. Menggunakan uji statistik yang tepat c. Membuat pertanyaan penelitian yang relevan d. Menentukan hipotesis yang rasional e. Mencari dasar teori yang sesuai 8. Sedangkan untuk meminimalisir random error, dapat dilakukan dengan a. Menentukan metode penelitian yang tepat b. Menggunakan uji statistik yang tepat c. Membuat pertanyaan penelitian yang relevan d. Menentukan hipotesis yang rasional e. Mencari dasar teori yang sesuai 9. Salah satu kriteria pertanyaan penelitian yang baik adalah novel, maksudnya a. Dapat dilakukan dengan biaya yang murah b. Menarik c. Tidak mengulang yang sudah pernah dilakukan d. Sesuai dengan kode etik e. Sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari 10. Berikut ini yang bukan ciri hipotesis yang baik a. Kalimat deklaratif b. Dapat diuji secara empiris c. Landasan teori kuat

d. Menyatakan hubungan variabel dependent dengan variabel bebas e. Menyimpulkan lebih dari satu masalah 11. Odds ratio didapat dari jenis penelitian a. Cohort b. Case-control c. Cross-sectional d. Survei e. Experimental 12. Dari data penelitian didapat pasien dengan keluhan dispepsia yang minum air jeruk nipis minimal segelas dalam sehari dalam sebulan terakhir sebanyak 25 orang, sedangkan yang tidak pernah meminum air jeruk nipis sebanyak 10. Kemudian di daerah yang sama dari 15 orang tanpa dispepsia, 5 orang diantaranya meminum air jeruk nipis minimal segelas dalam sehari dalam sebulan terakhir dan sisanya tidak pernah meminum air jeruk nipis. Berapakah peluang orang yang meminum air jeruk nipis minial segelas dalam sehari untuk terkena dispepsia? a. 3 b. 5 c. 10 d. 15 e. 20 13. Berikut ini merupakan tugas Institutional Research Board, kecuali a. Memberi konsultasi b. Mengawasi uji klinik c. Peer review d. Melindungi keselamatan dan kesejahteraan subjek penelitian e. Mempublikasikan hasil penelitian 14. Karakteristik suatu penelitian adalah sebagai berikut, kecuali a. Rumusan masalah yang jelas b. Tujuan dan rencana penelitian yang jelas c. Berdasar data yang ada d. Memperoleh kesimpulan sesuai hipotesis e. Pengumpulan data secara sistematis 15. Secara umum suatu proposal harus mengandung unsur berikut, yang tidak termasuk diantaranya adalah a. Kajian pustaka terkait b. Bibliografi penelitian sebelumnya c. Deskripsi masalah penelitian d. Argumentasi mengapa masalah yang akan diteliti penting

e. Deskripsi metode penelitian 16. Prinsip dasar penelitian salah satunya adalah respect for person, dimana diwujudkan dalam inform consent. Informasi yang harus diberikan sebelum subjek penelitian memberikan consent atau persetujuan meliputi hal berikut, kecuali a. Info tentang penelitian apa yang akan mereka ikuti b. Perlakuan apa saja yang akan mereka dapat c. Kontak peneliti atau institusi penanggungjawab penelitian d. Tanda tangan subjek e. Jaminan akan kerahasiaan data 17. Berikut contoh beberapa data penelitian (untuk no. 17-20) Berapakah mean dari data tersebut? a. 10 d. 11,4 b. 10,8 e. 11,7 c.11 18. Berapakah median dari data tersebut? a. 10 b. 11 c. 12 d. 13 e. 14 19. Berapakah varians dari data tersebut? a. 2 b. 2,8 c. 3,4 d. 3,8 e. 4,6 20. Berapakah standar deviasi dari data tersebut? a. 1,67 b. 1,89 c. 2,31 d. 2,46 e. 3,76 Jawaban: d-b-e-a-b-c-a-b-c-e b-b-e-d-b-d-d-b-b-a

::POJOK HSC::

Halo teman2 angkatan 2009 yang lagi manggalau blok 3.1... sumpah ini blok2 bener2 bikin kepala mau pecah T_T... yang Cuma fokus kuliah aja sibuknya sampai ubun-ubun apalagi kalo ada ‘pekerjaan’ laen... hemmmm >_<.. Pilihan Yang Sulit Kakak: Jadi mau masuk mana nanti, De, kalo kuliah? Adik: Hmm…ya maunya sih antara ITB atau UI. Kakak: Oh…mau ngambil jurusan apa, De? Adik: Kayaknya mau kedokteran kalo ga teknik aja deh, Bang. Kakak: Ooohhh…lebih mau dapet yang mana? Adik: Yah, dapet yang mana aja deh, Bang. Dapet kedokteran di ITB atau dapet teknik di UI, yang penting dapet diantara dua itu lah… Kakak: Eehhmm…. De. Kan di ITB ga ada kedokteran. ITB kan teknik, De… Adik: Hah?! Masa sih bang?! Sejak kapan?

Subjek Usia menarche

X1 10

X2 11

X3 10

X4 12

X5 14

Page 13: eBook HSC 31 w1