eb news edisi 15 tahun 2013

44
ISSN: 2087-5967 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada AGBEP 2013 Bersatu Menuju ASEAN yang Terdepan 15 Edisi 15 Juli 2013

Upload: ali-faiq

Post on 28-Oct-2015

244 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Majalah EB News Edisi 15 Tahun 2013

TRANSCRIPT

Page 1: EB News Edisi 15 Tahun 2013

ISSN: 2087-5967

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

AGBEP 2013 Bersatu Menuju ASEAN

yang Terdepan

15Edisi 15Juli 2013

Page 2: EB News Edisi 15 Tahun 2013

PREFACE

Tidak terasa kita telah berada di pertengahan tahun 2013, banyak aktivitas akademik dan nonakademik telah sukses dilaksanakan. Ulasan-ulasan menarik dari setiap kegiatan

tersebut terrangkum dalam EB News edisi ke-15 ini.

Pada edisi kali ini, EB News hadir dengan tema “Semakin Tinggi Menjulang Ke Atas, Semakin Kuat Akar Menancap Ke Bawah”. Special Report kali ini mengulas mengenai pertemuan tahunan ASEAN-Graduate Business and Economics Program (AGBEP) dan Peluncuran ASEAN+China Business and Economics Schools Network. Dengan tema call for paper berupa “Enhancing Collaboration, People, and Institutions within the ASEAN-China Community Network: Facing the ASEAN Economics Community (AEC) 2015”, AGBEP 2013 menjadi pertemuan tahunan dan konferensi yang fenomenal.

What’s Up FEB menyajikan berita terhangat dari lingkungan FEB. Salah satunya kegiatan menarik bagi mahasiswa asing FEB

Penanggung Jawab

Muhammad Edhie Purnawan, M.A., Ph.D(Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Alumni dan Kerjasama)

Pengarah

Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Ph.D(Dekan)

B.M. Purwanto, MBA., Ph.D(Wakil dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan)

Prof. Dr. Slamet Sugiri, M.B.A., Akt.(Wakil Dekan Bidang Keuangan Administrasi dan Sumber Daya Manusia)

Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D(Wakil Dekan Bidang Perencanaan dan Teknologi Informasi)

Diterbitkan olehFakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Gadjah MadaJl. Sosio Humaniora No 1Bulaksumur, Yogyakarta 55281T: + 62 274 548 510 (hunting)F: + 62 274 563 212E: [email protected]: http://www.feb.ugm.ac.id

Tim LiputanHestining KurniastutiAina Vidya TamaDwi Andi RohmatikaRahmat Dwi SantosoPrima Yustitia LukitasariPoppy Laksita

ArtistikRoyyan WicaksonoAlkhapila Nahri Z

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

UGM yang merasakan langsung kehidupan di pedesaan untuk mengenal lebih dekat kebudayaan Indonesia dalam acara yang bertajuk Cultural Immersion Day. Apa kabar AACSB? Masih dalam What’s Up FEB dapat dibaca juga pembaruan berita mengenai progress AACSB yang semakin dekat dengan masa-masa penting dalam proses akreditasi. Kabar tentang aktivitas di Program MAKSI, MEP, MM dan M.Si dan Doktor disajikan pula dalam rubrik ini.

Pada rubrik Alumni Corner, Ie Tjie Sing, yang saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Reksa Finance, berbagi cerita kesuksesannya sebagai sumber inspirasi bagi pembaca EB News di edisi ini. Angin segar kembali berhembus dari negeri Nobel, karena FEB UGM merajut kembali kerjasama yang dulu pernah dirintis bersama Jönköping International Business School (JIBS). Ulasan selengkapnya terangkum dalam rubrik Partnership.

Sementara masih sedikit asing bagi sebagian sivitas akademika UGM dengan nama baru Pusat Sistem dan Sumber Daya Informasi (PSDI). Tim liputan berhasil mewawancarai Ketua Pusat Sistem dan Sumber Daya Informasi yang selanjutnya dirangkum dengan apik dalam rublik Around Bulaksumur. Sebagai bentuk kepedulian Fakultas terhadap Ekonomi Kerakyatan, di halaman Facilities dibahas fasilitas baru di FEB UGM yaitu Dashboard Ekonomi Kerakyatan.

Akhir kata, semoga melalui EB News edisi ke-15 ini membawa inspirasi bagi pembaca setia. Have a great time!

Juli 2013

Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Ph.D

Dekan

2

Page 3: EB News Edisi 15 Tahun 2013

CONTENTSWHAT’S UP FEB

LECTURER’S ARTICLESelangkah Lagi Mencapai Akreditasi AACSB 4

Belajar Ilmu Syariah di Singapura 5

Mahasiswa Asing Belajar Budaya Indonesia 6

AGBEP 2013Bersatu Menuju ASEAN yang Terdepan

19

SPECIAL REPORT

Kerapuhan Pasar Keuangan dan Macroprudential 23

ADVERTORIAL 22

ALUMNI CORNER 25

NEWS FROM ABROAD

29

STUDENT CORNER 31

SCHOLARSHIP AND RECRUITMENT 33

FACILITIES 34

PARTNERSHIP

32

UNIT NEWS 36WHO’S WHO

40Gunawan Sumodinigrat Optimisme Ekonomi Kerakyatan

AROUND BULAKSUMUR 41FEB IN PICTURES 42EXCHANGE STUDENTS’ COMMENTS

43

Go Netherlands, not Go Dutch:Impian Masa Kecil yang Menjadi Nyata

Magister Sains Dan Doktor

Magister Manajemen

Magister Akuntansi

Magister Ekonomika Pembangunan

13

9

8

15

Program Profesi Akuntansi 17

UPCOMING EVENTS

32

OTHERS 27

3

Page 4: EB News Edisi 15 Tahun 2013

WHAT’S UP FEB

Selangkah Lagi Mencapai Akreditasi AACSB

Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (FEB UGM) terus berbenah untuk mengokohkan posisi sebagai

salah satu Fakultas Ekonomika dan Bisnis di Indonesia dengan kualitas yang diakui dunia internasional. FEB UGM senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pengajaran untuk menciptakan lulusan yang memiliki daya saing kuat baik di dalam maupun di luar negeri. Salah satu cara yang sedang ditempuh adalah dengan mengikuti rangkaian proses akreditasi AACSB (Association to Advance Collegiate School of Business). AACSB merupakan sebuah badan akreditasi sekolah bisnis internasional yang didirikan pada tahun 1916. Standar akreditasi AACSB saat ini digunakan sebagai dasar mengevaluasi misi; pengelolaan dosen, mahasiswa, dan fasilitas pembelajaran; sekaligus penjaminan mutu proses pembelajaran pada sebuah sekolah bisnis.

Mendapatkan akreditasi dari AACSB tidaklah mudah. Ada 16 langkah yang harus di tempuh dengan 21 standar yang harus dipenuhi. Seluruh standar telah berhasil dipenuhi, termasuk yang berkaitan pengembangan sistem penjaminan mutu dan peningkatan kecukupan dan kualifikasi dosen. Salah satu hasil dari proses pemenuhan standar AACSB adalah tercapainya 70% pengajar di FEB UGM yang memiliki kualifikasi akademik sesuai dengan standar yang ditetapkan AACSB di tahun 2013. Angka tersebut merupakan hasil peningkatan yang signifikan dari 40% di tahun 2011.

Saat ini, FEB tengah berada di tahun terakhir dari proses yang telah berjalan selama 5 tahun ini dan sedang menyusun Self Evaluation Report (SER) terakhir yang rencananya akan dikirimkan pada pertengahan Juli tahun 2013. Prof. Indra Wijaya Kusuma, dosen sekaligus ketua Tim Persiapan AACSB mengatakan bahwa Maret 2014, Peer-Review Team AACSB akan melakukan visitasi untuk mengonfirmasi SER. “Nanti timnya (terdiri dari) tiga orang. Terdiri dari

satu ketua dan dua anggota. Sampai sekarang kita belum diberi tahu (identitas) ketuanya”. Diprediksikan hasil visitasi dan keputusan akreditasi akan keluar pada akhir tahun 2014.

Untuk mempersiapkan visitasi, FEB UGM berencana mengundang sebuah tim internasional untuk melakukan simulasi visitasi. “Mereka akan memeriksa laporan-laporan yang kita ajukan. Jika ada kekurangan, kita akan diberi tahu dan kita lakukan revisi. Tujuannya agar kita lebih siap ketika Peer-Review Team AACSB datang” lanjut Indra.

Di samping menyiapkan semua laporan yang dibutuhkan, Tim AACSB juga akan melakukan sosialisasi ke seluruh mahasiswa, dosen-dosen, dan masyarakat. Untuk lingkungan kampus, FEB UGM berencana mengadakan AACSB Week. “Jadi selama satu minggu kegiatan kita arahkan untuk lebih mengenal AACSB. Acaranya seperti seminar mahasiswa, aneka permainan, dan semuanya berkaitan dengan AACSB”, ungkap Indra. Dalam AACSB Week ini diharapkan seluruh civitas akademika akan mendapatkan informasi mengenai AACSB, termasuk peran masing-masing dalam mendukung proses akreditasi. Indra juga menambahkan bahwa seluruh pihak jangan hanya sekedar tahu, tapi juga ikut mendukung dan berpartisipasi.

“Saya berharap dukungan

dari semua civitas akademika FEB UGM. Dukungan mulai dari dekanat, seluruh program studi, dosen, karyawan, dan mahasiswa harus kuat supaya kita berhasil. Saya tidak meminta mahasiswa berbohong kepada PRT, intinya adalah mereka tahu apa yang kita lakukan, ke arah seperti apa, kondisi kita seperti apa, silahkan mereka cerita apa adanya. Jadi kalau kita belum bagus, tidak berarti kita tidak terakreditasi. Jika kita belum bagus, maka itu bisa jadi starting point kita untuk perbaikan,” ungkap Indra.

4

Page 5: EB News Edisi 15 Tahun 2013

Belajar Ilmu Syariah di Singapura

UNIVERSITY VISIT TO

SEF UGM PROUDLY PRESENT:

SINGAPORE MANAGEMENT

UNIVERSITY (SMU)

Agenda:

1) Kuliah ekonomi islam bergengsi internasional di SMU

2) Wisata tour ke China Town, Little India, Mustafa, Orchard Road, Orchid Garden

Catatan: Sudah termasuk akomodasi 4 hari 3 malam di hotel bintang 2, makan pagi-malam, transportasi selama di S ingapore, Tiket pesawat PP Yogyakarta-Singapore

Tanggal:

24-27 Juni 2013

Biaya:

Hanya Rp 3,5 Juta (Lebih murah 30% dari harga normal*)

Kesempatan ini langka & terbatas!

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

085228477944 (Shima)

*) Harga normal diperkirakan ada pada kisaran Rp 5 Juta

sum

be

r g

am

ba

r: h

ttp

://e

n.w

ikip

ed

ia.o

rg/w

iki/F

ile:S

ing

ap

ore

_M

an

ag

em

en

t_U

niv

ers

ity,_

Jan

_0

6.J

PG

, h

ttp

://w

ww

.tra

inin

gvi

sio

n.c

om

.sg

/co

s/o

.x?

c=/w

bn

/pa

ge

tre

e&

fun

c=vi

ew

&rid

=2

04

17

(te

lah

die

dit)

Ternyata tidak hanya Fakultas Ekonomika dan Bisnis saja yang telah menjajaki dunia

internasional, salah satu Lembaga Kemahasiswaan FEB UGM, Sharia Economics Forum (SEF), pun menunjukkan minatnya untuk belajar dari perguruan tinggi asing. SEF baru-baru ini diundang oleh Singapore Management University untuk hadir dalam perkuliahan Ekonomi Islam. Tentu saja, undangan ini diterima oleh hangat oleh SEF dengan memfasilitasi mahasiswa FEB UGM yang berminat untuk bergabung.

Menurut rencana, rombongan akan mengunjungi Maybank, Singapore Management University selama dua hari, dan International Islamic Law and Finance Center (IILFC). Panitia berharap kegiatan ini dapat membuka wawasan global dan meningkatkan perkembangan ekonomi Islam di dunia. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan hubungan antara FEB UGM dengan lembaga ekonomi Islam di ASEAN.

Sayangnya, SEF dan rombongan harus menunda keberangkatan mereka karena jadwal ujian akhir semester yang mundur pelaksanaannya. Panitia saat ini tengah merundingkan kembali dengan pihak Singapore Management University, Faculty of Law, “Ini sedang dirundingkan,” ujar Aziz (Akuntansi, 2011) selaku koordinator acara. Aziz mengungkapkan kunjungan ke Singapura ini akan diikuti oleh tiga puluh mahasiswa FEB UGM. SEF pun membuka kesempatan bagi semua pihak untuk turut serta, baik anggota SEF, mahasiswa FEB, dan alumni untuk bergabung dalam kegaiatan ini.

5

Page 6: EB News Edisi 15 Tahun 2013

Mahasiswa Asing Belajar Budaya IndonesiaSebanyak dua puluh orang mahasiswa

asing Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM mengikuti kegiatan

cultural immersion day (18/5) di Desa Wisata Pentingsari, Cangkringan, Sleman. Mahasiswa asing dari program pertukaran pelajar dan double degree diajak merasakan langsung kehidupan di pedesaan sekaligus mengenal berbagai kebudayaan di Indonesia. Rombongan dilepas dari kampus FEB UGM oleh Prof.

B.M. Purwanto, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiwaan. Selama satu hari penuh, para mahasiswa yang berasal dari berbagai negara seperti Jerman, Perancis, dan Belanda dipandu untuk melakukan berbagai aktivitas yang telah dipersiapkan oleh panitia.

Sesampainya di lokasi, rombongan disambut oleh tim fasilitator dari Desa Wisata Pentingsari. Para mahasiswa

tampak semangat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kegiatan membatik menjadi agenda pertama untuk memperkenalkan budaya Indonesia. Kegiatan ini dipandu langsung oleh Prof. Dr. Basu Swastha Dharmmesta, Ph.D, dosen senior FEB sekaligus seniman batik yang kerap menggelar pameran tunggal karya batiknya. Beberapa mahasiswa terlihat serius melukiskan cantingnya mengikuti pola yang sudah dibuat pada

6

Page 7: EB News Edisi 15 Tahun 2013

kain. Sesekali mereka tertawa karena lilin malam yang mereka ambil terlalu banyak sehingga meluber tidak mengikuti pola.

Selain membatik mahasiswa asing juga diperkenalkan cara memainkan alat musik gamelan di Joglo Pentingsari. Cathy salah satu peserta dari Jerman mengungkapkan bahwa itu adalah pengalaman pertamanya bermain gamelan dan sungguh menyenangkan bisa mengenal kebudayaan Indonesia. Di dalam joglo yang sama mahasiswa yang lain dipandu membuat

wayang dari alang-alang. Mahasiswa tampak antusias mempelajari kebudayaan Indonesia. Tak hanya itu, mahasiswa asing juga mendapat kesempatan menangkap ikan secara langsung di kolam. Kegiatan diakhiri dengan kunjungan ke perusahaan jamu tradisional yang tidak jauh dari lokasi.

Cultural Immersion Day ini merupakan program yang diinisiasi Global Leadership Forum. Global Leadership Forum (GLF) adalah organisasi yang dirintis pada awal tahun 2013 untuk mewadahi kegiatan mahasiswa asing yang sedang belajar di FEB UGM. Rangga Almahendra, Ph.D., dosen FEB UGM sekaligus Manajer Office of International Affair (OIA) FEB UGM mengungkapkan, setiap semester mahasiswa asing yang datang ke FEB UGM semakin bertambah, bahkan untuk semester depan akan datang tidak kurang dari 70 orang mahasiswa asing untuk belajar di FEB UGM. Hal ini merupakan sinyal positif bahwa FEB UGM telah

dipercaya oleh masyarakat luar negeri. Ini merupakan kebanggaan bagi FEB UGM.

Untuk itu, pihak fakultas melalui OIA FEB UGM menginisiasi didirikannya GLF sebagai organisasi mahasiswa. Organisasi ini akan dibentuk sebagai lembaga khusus mahasiswa yang anggotanya terdiri dari mahasiswa asing dan lokal. GLF ini diharapkan dapat menciptakan calon pemimpin berwawasan global. Githa Maharani (IUP FEB UGM 2008) dipercaya untuk memimpin organisasi ini pertama kali. Ia menjelaskan, GLF juga memiliki program tandem learning dengan memasangkan satu orang mahasiswa asing dengan seorang mahasiswa lokal untuk belajar bersama. Mahasiswa dapat saling belajar bahasa dan budaya secara intensif sehingga kedua belah pihak dapat mengambil manfaat darinya. Ia menambahkan, kedatangan mahasiswa asing ke FEB harus membawa manfaat positif tidak hanya bagi diri mereka sendiri tetapi juga bagi mahasiswa lokal. [rahmat]

7

Page 8: EB News Edisi 15 Tahun 2013

WHAT’S UP FEB Magister Sains dan Doktor

Kuliah Umum Professor S. Ghon Rhee University of Hawai’I, USA

Magister Sains dan Doktor FEB UGM kembali menunjukkan komitmennya dalam

menambah wawasan dan memperkaya pemahaman mahsiswa tentang publikasi jurnal. Hal ini ditunjukkan dengan pelaksanaan kuliah umum yang mengundang Professor S. Ghon Rhee dari University of Hawai’I, USA. Acara yang dibagi menjadi dua seri ini mengangkat dua tema yang berbeda. Seri pertama (7/6), Rhee yang juga Director of Asia-Pacific Financial Markets Research Center, Managing Editor of the Pacific-Basin Finance Journal, Shidler College of Business, University of Hawai’I, USA ini bertindak sebagai reviewer proposal atau penelitian yang sedang dilakukan mahasiswa program doktoral FEB UGM.

Dalam kesempatan bertajuk Doctoral Colloquium itu, Devani Laksmi Indyastuti menjadi presentator pertama dengan working paper miliknya yang berjudul “How is Perceived Discrimination Affects Atress and Intent to Turnover? The Role of Basic Psychological Need Satisfaction”. Selanjutnya Mahrinasari

MS mempresentasikan paper dengan judul “The Effect of Company Credibility on Participation Intention: The Mediating Effect of Corporate Social Responsibility Image, in Cause-brand Alliances Context”. Presentasi dari mahasiswa di tutup dengan working paper milik Arni Utamaningsih dengan judul “Asymmetry Information in the IPO Underwriting Processin Indonesian Stock Markets: Pricing, Initial Allocation, Underpricing, and Price Stabilization”.

Kuliah umum seri dua (10/6) mengusung tema “How To Publish Your Paper in Leading Journals and How to Manage Journal Publication”. Rhee membagi pengalamannya, baik sebagai peneliti maupun sebagai editor. Dalam dunianya sebagai peneiliti, hasil riset Rhee telah dipublikasikan dalam beragam jurnal terkemuka, seperti Journal of Finance, Review of Financial Studies, Journal of Banking and Finance, Financial Management, Journal of Financial Markets. Kuliah umum ini merupakan dua seri pengalaman yang berharga bagi mahasiswa yang berkeinginan untuk mempublikasikan hasil penelitiannya ke jurnal internasional.

8

Page 9: EB News Edisi 15 Tahun 2013

Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM menjadi tuan rumah pertemuan tahunan ASEAN Graduate Business

and Economics Program (AGBEP) ke-13 (2/4-3/4). Pertemuan tersebut bertepatan dengan diluncurkannya ASEAN + China Business and Economics Network (2/4) di Ndalem Notorahardjan, Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sleman.

Peluncuran ASEAN+China Business and Economics Network dan pertemuan tahunan AGBEP ke-13 dihadiri oleh Dr. Makarim Wibisono (ASEAN Foundation Executive Director), Prof. Nantana Gajaseni (AUN Executive Director), Prof. Dr. Pratikno, M.Soc. Sc (Rektor UGM), Dr. Brian C. Gozun (AGBEP Chairperson) dan Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc. Sc (Dekan FEB UGM).

Sebagai acara lanjutan, pertemuan tahunan AGBEP dibuka secara resmi di Auditorium Djarum Foundation

Sharing Session 13th AGBEP Annual Meeting and Conference

FEB UGM dan beragendakan Doctoral Colloquium, Sharing Session: Business Cases Compilation, IFRS, AEC & Property Economic and Valuation. Pada kesempatan ini pula dilakukan serah terima sekretariat AGBEP dari De LaSalle, Filipina kepada FEB UGM.

Dalam rangkaian acara tersebut, Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM juga menjadi bagian dari sharing session (3/4) dengan tema “Some Dilemmas in International Financial Reporting Standard ( IFRS ) Adoptions in Indonesia and ASEAN Countries”. Tema tersebut disampaikan oleh empat pembicara yaitu:

1. Dr. Sony Warsono, MAFIS dengan judul “The Implementation Of IFRS: The Emergence Of Cargo Cult Science, Adventure In Wonderland, One For All Syndrome, And Productivity Paradox”,

2. Lodovicus Lasdi dengan judul “Voluntary Disclosure, Conservative Accounting, Life Cycle Stages, And Firm Valuation”,

3. Theresia Trisanti dengan judul “Did the IFRS Adoption have Effect on Accounting Manipulation Practices in Emerging Economies? The Case of Indonesian Listing Companies”

4. Singgih Wijayana dengan judul “Earnings Quality and IFRSs Adoption: Evidence fromCross-Listed Firms”

Session chair pada sharing session MAKSI dilakukan oleh Sirada Jarutkanont DBA, dari Burapa University, Thailand. Acara ini berlangsung lancar dan sukses berkat kerjasama dari berbagai pihak.

WHAT’S UP FEBMagister Akuntansi

9

Page 10: EB News Edisi 15 Tahun 2013

WHAT’S UP FEB Magister Akuntansi

Selasa (23/4) lalu, Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Yogyakarta menerima

kunjungan dari STAIN Batusangkar Provinsi Sumatera Barat. Studi banding tersebut membahas banyak hal tentang dunia pendidikan dan rencana kerja. Acara yang bertempat di lantai 7 Pertamina Tower FEB UGM tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tinggi sehingga mutu

Studi Banding STAIN Batusangkar

pendidikan dari daerah akan semakin membaik dan mahasiswa mempunyai kualitas yang lebih kompetitif.

Kunjungan ini dihadiri 38 mahasiswa dan empat orang dosen yang mendampingi. Selaku tuan rumah, Prof Gudono, MBA., Ph.D, CMA., Ak, Ketua Program Studi Magister Akuntansi, memaparkan visi misi program studi, proses perkuliahan, serta akreditasi Program Studi Magister

Kamis (25/4) menjadi tanggal yang membahagiakan bagi 37 mahasiswa Program Magister Akuntansi

FEB UGM. Pada tanggal tersebut gelar strata dua (S2) secara resmi bersanding dibelakang nama para wisudawan Program Magister Akuntansi FEB UGM. Acara tersebut dihadiri Wakil Dekan Bidang Perencanaan dan Sistem Informasi Fakultas Eknomika dan Bisnis UGM, Dr. Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D, Pengelola Program Magister Akuntansi Prof. Gudono, MBA.,

Pelepasan Wisuda Magister Akuntansi FEB UGM Periode April 2013

Ph.D., CMA , Dr. Agus Setiawan, M.Soc., Sc , Dosen Program Magister Akuntansi , para karyawan Program Magister Akuntansi, dan para wisudawan beserta pendamping wisuda.

Upacara sakral ini diikuti oleh wisudawan Program Magister Akuntansi FEB UGM yang terdiri dari 23 mahasiswa pria dan 14 mahasiswa wanita. Predikat Cumlaude diraih: Eko Suprapto IPK. 3.96, Haryadi Indrianto Nugroho, IPK 3,95, Edy Firza,

Akuntasi yang meraih predikat A. Dr. Agus Setiawan, M.Soc.Sc kemudian menyampaikan adanya kelas joint program dengan Program Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis serta prosedur-prosedurnya. Studi banding ini berlangsung hangat dengan pertukaran informasi yang bermanfaat dan diakhiri dengan foto bersama.

IPK 3,86, Kusnendar, IPK 3,84, Sulaeman IPK 3,82, Bogy Ariyanto, IPK 3,80, Elindia Suwandari, IPK 3,76, dan Aviandi Okta Maulana, IPK 3,75. Pada acara pelepasan wisuda ini, Program Magister Akuntansi juga menyampaikan harapan kepada alumni untuk tetap menjaga nama baik almamater dan tetap menjalin komunikasi dengan pihak Program Magister Akuntansi. Acara diakhiri dengan makan siang dan foto bersama.

10

Page 11: EB News Edisi 15 Tahun 2013

Workshop Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja RKA-K/L Berbasis Logic Model

Program Magister Akuntansi bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian

Keuangan RI melaksanakan pelatihan yang terdiri dari empat angkatan yaitu angkatan I (18/3-20/3), angkatan II (21/3-23/3) tanggal 21-23 Maret 2013, angkatan III dan angkatan IV (27/5-29/5). Pelatihan ini dipandu oleh beberapa narasumber seperti Dr. Rusdi Akbar, M.Sc., CMA, dan Prof. Gudono, MBA., Ph.D., CMA, serta dukungan pegawai Program Magister Akuntansi FEB UGM.

Pelatihan ini berfokus pada metoda baru dalam merumuskan rancangan anggaran

pembangunan belanja daerah (RAPBD) berbasis kinerja di pemerintah daerah beserta satuan kerja perangkat daerah

(SKPD). Metoda baru ini dianggap penting sebagai upaya percepatan implementasi Penganggaran Berbasis

Kinerja (PBK) guna mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas. Selain itu, pelatihan ini juga mengintegrasikan

konsep dan prinsip logic model (LM) ke dalam sistem manajemen kinerja untuk memperjelas hubungan antara outcome, output dan input dari suatu program.

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan sendiri mengirimkan 30 orang peserta setiap angkatannya beserta empat orang pendamping. Sesi pelatihan berlangsung

menyenangkan dan sangat interaktif baik dalam melakukan diskusi maupun pemaparan materi yang dilakukan dua arah.

Pelatihan Teknis Penyusunan Analisis Standar Belanja ( ASB )

Program Magister Akuntansi FEB UGM kembali menyelenggarakan pelatihan keuangan daerah.

Bertempat Gedung Magister Akuntansi FEB UGM, pelatihan keuangan daerah mengenai Penyusunan Analisis Standar Belanja (20/3-22/3) diikuti oleh delapan pegawai dari DPPKA Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat. Beberapa narasumber hadir untuk menyampaikan materi seperti Bapak Ehrman Suhartono, Bapak Adi Prabowo, Bapak Cholis Anurrohman, dan Bapak Agus Supriyanto.

Serta dukungan dan kerjasama dari Pengelola dan para pegawai Program Magister Akuntansi FEB UGM.

Latar belakang diadakannya pelatihan ini merujuk pada PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Ps 39 ayat 2, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Ps 89 Ayat 2 huruf e. Kedua dasar hukum di atas menunjukan bahwa Analisis Standar Belanja ( ASB ) merupakan salah satu komponen yang harus dikembangkan

sebagai dasar pengukuran kinerja keuangan dalam penyusunan APBD dengan pendekatan kinerja. Sedangkan tujuan pelaksanaan pelatihan teknis ini adalah memberikan kemampuan teknis bagi peserta untuk menyusun dan menerapkan ASB. Manfaat yang didapat adalah peserta mampu memahami ASB, menyusun ASB, dan menerapkan ASB. Oleh karena itu, metode pelatihan teknis yang digunakan adalah metode simulasi dengan kasus riil yang terjadi di pemerintah daerah.

11

Page 12: EB News Edisi 15 Tahun 2013

Perubahan menjadi lebih baik merupakan harapan semua individu atau organisasi. Dalam sebuah

sistem, semua bagian dari sistem itu dapat diintegrasikan. Hal yang sama juga menjadi semangat diterbitkannya PP No. 71/ 2010 tentang sistem akuntansi akrual penuh.

Dengan keluarnya PP No. 71/ 2010, seluruh intansi pemerintah harus menyiapkan diri untuk mengubah sistem akuntansi berbasis akrual modifikasian menjadi berbasis akrual penuh. Jika dibandingkan dengan standar akuntansi pemerintahan sebelumnya (PP No. 24/ 2005), PP No. 71/ 2010 memiliki banyak perbedaan. Dari segi jumlah laporan keuangan, jumlah laporan yang dibuat lebih banyak.

PP No. 71/2010 memberi tenggang waktu bagi setiap intansi pemerintah untuk melakukan transisi sistem dan tetap menggunakan PP No. 24/ 2005 sampai 2013. Menurut pengalaman penerapan PP No. 24/ 2005, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah yang gagal mendapatkan opini “wajar tanpa pengecualian” dari BPK. Yang lebih mengkhawatirkan adalah Standard Akuntasi Pemerintahan (SAP) yang lebih kompleks akan menjerumuskan para pelaksana ke dalam kubangan

“kesalahan administrasi” atau bahkan “tindak pidana”. Padahal di negara-negara yang memiliki mekanisme governance lebih baik, misalnya Australia, penekanan pertanggungjawaban keuangan bukan lagi berdasarkan opini atas laporan keuangan. Penekanan pertanggungjawaban keuangan berdasarkan pada efektivitas dan efisiensi kegiatan pemerintah. Yang lebih penting adalah pengukuran seberapa bagus pelayanan organisasi pemerintah pada publik.

Sehubungan dengan potensi permasalahan yang akan muncul, sebuah upaya bersama untuk menggalang sinergi antarlembaga agar dapat menerapkan PP 71/2010 perlu digalang. Sinergi antarlembaga tersebut adalah manfaat dari perbaikan governance yang diperoleh karena masing-masing lembaga yang menerapkan SAP saling membantu dalam proses transisi menuju pelaksanaan PP No. 71/2010 secara penuh. Berdasarkan pemikiran tersebut, Dies Natalis ke-11 Program Studi Magister Akuntansi Terapan (MAKSI) Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang disponsori oleh Asean Development Bank (ADB) terdorong untuk melaksanakan SEMINAR NASIONAL dengan Tema “ROADMAP TO WTP: Membangun Sinergi Antar Lembaga (Implementasi PP No 71 Tahun 2010)” pada hari Senin, 24 Juni 2013.

Seminar ini diisi oleh pembicara dari beberapa pejabat kementerian lembaga dan pemerintah daerah seperti Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi, Kementerian Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan, Kemendagri, ADB, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, UGM, dan Walikota Tangerang. Seminar ini bertujuan untuk memberi masukan kepada pemerintah pusat dan daerah dalam memformulasikan langkah-langkah yang diperlukan agar pelaksanaan PP No. 71/2010 berjalan sukses, meningkatkan awareness kepada publik, khususnya kalangan birokrat dan akademisi mengenai tantangan yang akan dihadapi terkait dengan PP No. 71/2010, menjalin sinergi berbagai lembaga terkait dalam menyukseskan implementasi akuntansi berbasis akrual di Indonesia.

Dalam seminar ini tidak hanya dilakukan pemotongan tumpeng sebagai simbol perayaan Dies Natalis Program MAKSI yang ke-11 oleh Prof. Gudono, tetapi juga dilakukan Soft-Launching Public Sector Governance (PSG) oleh Dr. Rusdi Akbar, M.Sc. Sasaran peserta dari Seminar ini diharapkan dari instansi pemerintah, termasuk pemerintah kabupaten kota/ provinsi, wakil lembaga internasional, kalangan akademisi, dan konsultan akuntansi pemerintahan (sektor publik).

SEMINAR NASIONAL “ROADMAP TO WTP” Membangun Sinergi Antar LembagaImplementasi PP No 71 Tahun 2010

12

Page 13: EB News Edisi 15 Tahun 2013

WHAT’S UP FEBMagister Manajemen

Peran venture capitalist sebagai lembaga yang memfasilitasi modal dan jasa konsultasi bagi pengusaha

baru sangat penting untuk mendorong berkembangnya suatu bisnis. Magister Manajemen FEB UGM menyelenggarakan seminar Executive Series dengan tema Venture Capital as a Startup Booster (24/5) di Auditorium MM UGM. Hadir sebagai pembicara adalah Kusumo Martanto, Chief Operation Officer (COO) PT Global Digital Prima dan juga Andrew Darwis, founder Kaskus (kaskus.co.id), sebuah portal media sosial dan komunitas terbesar di Indonesia. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 200 mahasiswa Magister Manajemen FEB UGM.

Berbagi Pengalaman dengan KaskuserAcara dibuka oleh Prof. Jogiyanto Hartono, Ph. D selaku Deputi Direktur Bidang Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Sistem Informasi MM UGM. Jogiyanto yang juga merangkap sebagai moderator acara mengatakan kegiatan executive series bertujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa melalui ilmu praktis dari pimpinan perusahaan. Hal ini penting untuk menunjang teori yang selama ini didapatkan di kelas.

Pada sesi pertama, Kusumo Martanto memberikan paparan tentang langkah-langkah mendirikan sebuah usaha mulai dari bagaimana mendapatkan sebuah ide hingga mewujudkannya menjadi sebuah

perusahaan yang sukses. Kusumo juga mengungkapkan apa saja pertimbangan utama seorang venture capitalist dalam mengambil keputusan mendanai sebuah bisnis. Ia menekankan pentingnya penyusunan rencana bisnis sebagai pedoman dalam menjalankan usaha. Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa ide hanya akan menjadi sebuah ide tanpa melakukan aksi nyata untuk mewujudkannya.

Di sesi kedua, Andrew Darwis mengungkapkan sejarah berdirinya Kaskus pada tahun 1999. Ia menciptakan Kaskus untuk memenuhi tugas kuliah ketika ia studi di Amerika Serikat. Situs yang awalnya dimaksudkan untuk mewadahi

13

Page 14: EB News Edisi 15 Tahun 2013

komunitas-komunitas yang ada di Indonesia ini ternyata mendapat sambutan baik oleh pengguna internet di Indonesia. Situs ini bermanfaat sebagai media berbagi informasi antar individu yang memiliki hobi atau kesukaan yang sama. Situs ini semakin berkembang hingga kini dimanfaatkan sebagai situs jual-beli secara online bagi penggunanya.

Andrew mengakui bahwa Kaskus bisa menjadi seperti sekarang karena dukungan para pengguna Kaskus atau sering disebut kaskuser. Ia mengatakan jumlah pengguna Kaskus hingga tahun 2013 mencapai 7 juta orang dan optimis akan terus bertambah. Ke depan, Kaskus akan mendapatkan dukungan dari PT Global Digital Prima (GDP) dengan menambahkan fungsi pembayaran online. Hal ini dikarenakan tingginya permintaan para kaskuser terhadap fasilitas pembayaran yang mudah dan aman ketika sedang berbelanja maupun menjual barang. (Rahmat)

14

Page 15: EB News Edisi 15 Tahun 2013

WHAT’S UP FEBWHAT’S UP FEBMagister Ekonomika Pembangunan

Merajut Kembali Jejaring Alumni

Suatu hal impresif yang ditemui di MEP FEB UGM adalah kekuatan jejaring alumni dan keterikatan

dengan almamaternya. Alumni selalu kembali ke MEP untuk menjalin kerjasama, baik dalam penyelenggaraan pendidikan gelar maupun non-gelar seperti pelatihan dan workshop. Selain itu, alumni juga selalu datang kembali ke almamaternya untuk berkolaborasi dalam riset, pendampingan teknis, maupun konsultasi.

Workshop dan Temu Alumni MEP dengan bertema Peran Alumni dalam Meningkatkan Kualitas Pembangunan Daerah digelar di halaman kampus MEP (31/5). Kegiatan ini merupakan wadah alumni untuk bertukar informasi dan pengalaman, serta memberi masukan pada program MEP. Alumni yang hadir berasal dari berbagai angkatan dan kelas kerjasama dari beragam daerah, dengan berbagai posisi strategis dalam pembangunan daerah seperti bupati, kepala badan keuangan, kepala Bappeda, kepala berbagai SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), dan berbagai posisi pengambil keputusan.

Kehadiran mereka merupakan wujud kecintaan alumni terhadap MEP FEB UGM. Tugoro, alumni dari Kabupaten Boven Digoel, sengaja datang untuk menghadiri acara ini. “Sebenarnya nomer hp-ku hilang, tapi ada teman menginformasikan bahwa ada undangan dari MEP,” ceritanya. “Aku senang dan aku datang,” tambahnya ketika mengungkapkan antusiasme dalam mengikuti acara ini. Sebelum masuk ke MEP, Tugoro merupakan camat di salah satu wilayah Kabupaten Boven Digoel.

Artidiatun Adji, Ph,D, Ketua Program Studi MEP, dalam sambutannya mengungkapkan terkesan dengan jejaring alumni yang sangat kuat dan peduli terhadap perkembangan program MEP. “Alumni inilah yang selalu mengingatkan

kami akan relevansi ilmu ke dunia nyata,” ujarnya. Oleh karena itu, Program MEP berupaya mengintegrasikan kurikulum ke dalam dunia nyata, misalnya dengan menerapkan pendekatan berbasis bukti (evidence-based approach) untuk menginisiasi perubahan-perubahan pengambilan dan penerapan kebijakan menuju Indonesia yang baik. Program MEP FEB UGM ke depannya diharapkan menjadi leading evidence based policy school terutama dalam penggunaan data untuk meningkatan kualitas pembangunan daerah. Fakta banyaknya alumni yang menduduki jabatan strategis di daerah, mengindikasikan bahwa lulusan Program MEP FEB UGM menerima value added yang besar dan memberi kontribusi besar pada pembangunan daerahnya.

Dilihat dari perkembangan jumlah dan karir alumni, dapat dikatakan bahwa para alumni MEP telah menjadi policy maker di daerahnya. Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D, Dekan

“Alumni inilah yang selalu mengingatkan kami akan relevansi ilmu ke dunia nyata”

FEB UGM, mengatakan bahwa FEB memiliki komitmen bersama untuk menjadi fakultas terkemuka di Asia Tenggara. “Kontribusi untuk lead di era globalisasi ini tidak hanya dalam mencetak lulusan, tetapi juga pada kepedulian pada masyarakat.” Menurut Wihana, untuk menjadi universitas termuka dibutuhkan peran alumni misalnya berupa masukan kurikulum dan metode pembelajaran serta menjadi tempat sebagai case study. Wara Kustini Wulan, Sekretaris Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Papua mengatakan bahwa peran alumni di daerah sangatlah penting. “Banyaknya daerah yang membuka program studi menjadi tantangan bagi MEP ke depan,” ujarnya. Wihana menambahkan bahwa MEP saat ini terus menjalin kerjasama dan melakukan pendampingan dengan alumni-alumni di daerah. “Kerjasama saling menguntungkan kedua belah pihak,” ujarnya. [Prast]

15

Page 16: EB News Edisi 15 Tahun 2013

Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Bukti

Puncak kegiatan DIES MEP FEB UGM ke-18 ditandai dengan terselenggaranya Seminar Nasional

Peningkatan Kualitas Pembangunan Daerah melalui Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Bukti, (1/6) di Hyatt Regency Hotel. Desentralisasi fiskal merupakan piranti untuk mendekatkan pemerintah ke masyarakat setempat. Sistem fiskal yang terdesentralisir lebih mampu mengidentifikasi permintaan akan jasa publik lokal sehingga jasa publik akan lebih terhantar, dan pada gilirannya, kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Seminar ini mengulas bagaimanakah kualitas pembangunan daerah ditingkatkan melalui penerapan perencanaan dan penganggaran berbasis bukti dan adakah pelajaran dan good practices yang dapat diambil agar pemerintah daerah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penghantaran barang dan jasa publik. Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D, Dekan FEB UGM, dalam sambutannya mengatakan. “Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia melesat tinggi, tetapi apakah pertumbuhan tersebut dapat dikatakan pertumbuhan yang berkualitas? Kita memerlukan paradigma baru dalam perencanaan pembangunan daerah, yaitu perencanaan yang berbasis data” ujar Wihana.

Hari Purnomo dari The World Bank sebagai salah satu pembicara mengungkapkan bahwa untuk peningkatan kualitas pembangunan, diperlukan perubahan sistem penganggaran dari input focus menjadi outcome focus. OECD mendefinisikan performance budgeting sebagai penganggaran yang menghubungkan antara dana yang dialokasikan dengan hasil yang terukur. Sementara, Evidence Based Planning/Budgeting adalah perencanaan dan penganggaran yang didasarkan atas bukti realisasi pelaksanaan dimasa lalu yang dihasilkan melalui sistem monitoring

yang jelas dan metoda evaluasi yang terukur. Menurut Hari, dibutuhkan suatu sistem data-base yang kuat untuk merealisasikan perencanaan. Selain itu, sistem monitoring dan evaluasi harus mendukung planning dan budgeting.

“Dalam 10 tahun terakhir, terdapat tiga tantangan penanggulangan kemiskinan, yaitu penurunan laju pengurangan angka kemiskinan, masalah kerentanan kemiskinan yang masih tinggi, dan meningkatnya ketidakmerataan,” ungkap Elan Satriawan dalam pengantar presentasinya. Berbicara tentang penanggulangan kemiskinan, seharusnya tidak hanya berbicara tentang orang yang berada dibawah garis kemiskinan, tetapi yang rentan miskin tetap harus diperhatikan agar tidak menjadi miskin lagi. “Perlu strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan untuk mengatasi tantangan tersebut yang dikoordinasi dan dikelola dalam satu kelembagaan penyusunan kebijakan yang efektif,” imbuhnya.

Praktik cerdas pembangunan daerah pada seminar kali ini mengambil studi kasus dari Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Barat. Akhmad Sukardi, Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur mengatakan bahwa salah satu agenda pembangunan Provinsi Jawa Timur adalah reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik. “Jawa Timur membangun laboratorium pengelolaan keuangan daerah,” ujar Sukardi. “Laboratorium tersebut merupakan tempat untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang pengelolaan keuangan daerah,” jelasnya. Pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan yang akan ditempatkan dalam pengelolaan keuangan wajib masuk di laboratorium. Selain itu, Kota Surabaya menjadi laboratorium yang efektif dalam pemberdayaan masyarakat, misal adanya usaha kecil menengah tiap desa/kampung.

Provinsi Sulawasi Barat juga memiliki contoh nyata penerapan pendekatan berbasis bukti dalam pembangunan daerah. Yohanis Piterson dari Provinsi Sulawesi Barat memaparkan sistem informasi pendidikan berbasis masyarakat. “Akibat dari ketiadaan data mengenai jumlah anak putus sekolah adalah anak-anak menjadi korban perencanan pembangunan daerah,” kata Piterson. “Persoalan data menjadi penting,” tegasnya. Data pendidikan yang ada belum memadai karena data yang ada sekarang ini bersumber dari sekolah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah perlu mengikutsertakan masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pendidikan. “Masyarakat sendirilah yang mengumpulkan data anak-anak tidak sekolah yang kemudian dikumpulkan desa,” ujar Piterson. Tujuan pendataan adalah sebagai bahan perencanaan pendidikan khususnya penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun dan memberikan acuan pengelolaan data pendidikan secara periodik dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten. Selain itu, di setiap desa terdapat Posko pengaduan untuk memastikan anak-anak terlayani pendidikan. Piterson mengatakan bahwa pendataan yang dilakukan bersama masyarakat jauh lebih efektif sehingga apabila ada bantuan sosial sudah tidak ada protes. Sistem informasi dibangun berbasis masyarakat. Demikian pula, pengembangan dan pemutakhiran data kemiskinan juga dibangun berbasis masyarakat.“Dengan pendekatan data yang baik, maka perencanaan menjadi baik,” tambahnya. Dengan adanya keterlibatan partisipasi aktif masyarakat, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat dan akhirnya timbul modal sosial. “Data memang mahal, tetapi membangun tanpa data jauh lebih mahal,” pungkasnya. [Prast]

16

Page 17: EB News Edisi 15 Tahun 2013

WHAT’S UP FEBWHAT’S UP FEBProgram Profesi Akuntansi

Workshop dan Bedah Buku Audit Berbasis ISA

Tuntutan konvergensi terhadap standar akuntansi internasional semakin meningkat di tengah

era globalisasi. Perkembangan terbaru, Indonesia telah mengadopsi International

Standard on Auditing (ISA) yang diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standard Board. Adopsi ISA ini dilakukan dengan merevisi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

yang selama ini menjadi acuan bagi akuntan publik dalam memberikan jasa profesionalnya.

Menanggapi perkembangan tersebut, PPAk FEB UGM menyelenggarakan workshop dan bedah buku pada hari Jumat (31/5) dengan tema “Audit Berbasis ISA” dengan pembicara Theodorus M. Tuanakotta, seorang dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sekaligus sebagai praktisi di bidang akuntansi forensik . Theodorus M. Tuanakotta telah berpengalaman lebih dari 35 tahun sebagai akuntan publik. Workshop ini diselenggarakan di Ruang Sidang Kertanegara FEB UGM dengan dihadiri oleh sekitar 60 orang baik praktisi, dan akademisi dari berbagai universitas.

Sesi kedua dilanjutkan dengan pemaparan tentang electronic book bagi para peserta workshop yang ingin melakukan publikasi hasil tulisan ilmiah dalam bentuk elektronik.

Di sesi terakhir, Prof. Dr. Indra Bastian, M.B.A., Akt memberikan materi tentang Audit berbasis ISA dan implementasinya dalam praktik audit.

17

Page 18: EB News Edisi 15 Tahun 2013

Tes Validasi Kompetensi PPAk

Pelatihan Magang Mahasiswa PPAk

Untuk menciptakan calon akuntan yang unggul dan profesional, Program Pendidikan

Profesi Akuntansi (PPAk) FEB UGM menyelenggarakan kegiatan pelatihan magang pada (28/5-30/5) di Ruang Sidang Kertanegara FEB UGM. Kegiatan

ini diikuti oleh 60 orang mahasiswa. Pemateri dalam pelatihan tersebut adalah praktisi dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Hadori, Sugiarto, & Rekan beserta praktisi dari Kantor Audit Internal dan Direktorat Keuangan UGM. Tujuan utama dari kegiatan ini yaitu melatih

mahasiswa menerapkan teori yang selama ini didapat di kelas dalam kehidupan nyata. Hal ini dimaksudkan agar setiap lulusan Program PPAk FEB UGM dapat bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi yang tinggi sebagai bekal untuk bersaing di dunia kerja.

Tes Validasi Kompetensi (TVK) merupakan ujian saringan masuk bagi calon mahasiswa baru

program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) FEB UGM. TVK periode 18 Mei 2013 diikuti oleh 88 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Soal tes dibuat oleh Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Hasil ujian telah diumumkan satu minggu setelah tanggal pelaksanaan ujian. Mahasiswa yang lolos TVK akan memulai perkuliahan pada bulan September 2013 sedangkan mahasiswa yang harus menempuh matrikulasi telah memulai kegiatan perkuliahan sejak 3 Juni 2013.

18

Page 19: EB News Edisi 15 Tahun 2013

AGBEP 2013

Bersatu Menuju ASEAN yang Terdepan

Hiruk pikuk terlihat di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (3/5). Tamu – tamu istimewa

dari berbagai negara di ASEAN terlihat mendatangi FEB UGM. Ada acara apa di FEB UGM?

Awal bulan April menjadi hari yang penting bagi FEB UGM. Pasalnya FEB UGM menjadi tuan rumah dari pertemuan sekolah pascasarjana untuk ekonomi dan bisnis se-ASEAN (Association of South East Asia Nations), yang bernama AGBEP (ASEAN Graduate Business and Economics Program). Pertemuan ini adalah pertemuan ke-13 yang sebelumnya telah diadakan di De LaSalle, Filipina.

AGBEP

AGBEP merupakan asosiasi sekolah ekonomi dan bisnis untuk pascasarjana di ASEAN. AGBEP memiliki anggota sekolah pascasarjana ekonomika dan bisnis terbaik dari negara-negara ASEAN, seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, NTU, dan lain-lain. AGBEP berada di bawah naungan AUN (ASEAN University Network). AGBEP memiliki tujuan untuk menginternasionalisasi dan memperbaiki kualitas sekolah pascasarjana ekonomika dan bisnis yang menjadi bagian dari AUN. Pertemuan tahunan AGBEP pertama kali diadakan di Indonesia pada tahun 2000. Rangga Almahendra, Dr., S.T., M.M, sebagai ketua pelaksana, mengatakan FEB UGM sebagai inisiator

AGBEP dan tempat penyelenggara pertemuan tahunan AGBEP yang pertama kali. Saat ini, perkembangan AGBEP telah mencapai perbaikan kualitas pendidikan di sekolah pascasarjana ekonomika dan bisnis se-ASEAN, menyelenggarakan kegiatan untuk mahasiswa yang berorientasi ASEAN, dan menyiapkan rekomendasi untuk ASEAN Economy Community.

Pertemuan tahunan AGBEP ke-13 ini merupakan pertemuan tahunan yang spesial bagi anggota AGBEP. Cina, sebagai salah satu negara terkuat di dunia, ikut serta dalam pertemuan tahunan AGBEP untuk bekerjasama dengan sekolah-sekolah pascasarjana anggota. Tentu saja, hal ini menjadi potensi dan kesempatan emas bagi anggota AGBEP untuk berkembang

SPECIAL REPORT

19

Page 20: EB News Edisi 15 Tahun 2013

di kancah internasional. Dalam acara yang sama, anggota AGBEP bersama dengan Cina meluncurkan jejaring baru yang bernama ASEAN + China Business and Economics Network.

Pertemuan tahunan AGBEP ke-13 di FEB UGM ini memiliki beberapa acara inti, yaitu peluncuran jejaring baru ASEAN + China Business and Economics Network, konferensi, dan doctoral colloquium. Acara ini dihadiri beberapa tokoh penting yaitu Dr. Makarim Wibisono (AF Executive Director), I Gede Ngurah Swajaya (Indonesian Permanent Representative to ASEAN), Prof. Nantana Gajaseni (AUN

Executive Director), Dr. Brian C. Gozun (AGBEP Chairperson), Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. (Rektor UGM) beserta jajaran Wakil Rektor, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Ph.D (Dekan FEB) beserta segenap Wakil Dekan dan Ketua Program Studi di FEB, perwakilan anggota AGBEP, penyaji makalah, pengamat dan tamu undangan.

Kegiatan Annual Meeting

Pembukaan acara (2/5) dilaksanakan di Ndalem Notorahardjan, Jalan Palagan

Tentara Pelajar, Yogyakarta. Agenda hari pertama adalah peluncuran jejaring baru ASEAN dan Cina dalam kerjasama sekolah pascasarjana ekonomika dan bisnis. Setelah dibuka dan diluncurkan jejaring baru ini, acara selanjutnya adalah pertemuan tertutup untuk tamu undangan dan penampilan seni budaya. Sebagai penutup hari pertama, gala dinner dan cultural event diselenggarakan di Kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta.

Acara hari kedua (3/5) dilaksanakan di Gedung Pertamina Tower, FEB UGM. Acara yang dipusatkan pada Auditorium Pertamina Tower ini dibuka oleh Dekan

20

Page 21: EB News Edisi 15 Tahun 2013

FEB UGM dan Chairperson AGBEP. Agenda diawali dengan serah terima perpindahan kesekretariatan AGBEP dari De LaSalle, Filipina kepada FEB UGM. Setelah acara serah terima sekretariat AGBEP, acara dilanjutkan dengan Doctoral Colloquium, Sharing Session: Business Cases Compilation, IFRS, AEC & Property Economic and Valuation. Konferensi ini mengambil tema “Enhancing Collaboration, People, and Institutions within the ASEAN-China Community Network: Facing the ASEAN Economic Community (AEC) 2015”. Hasil kajian ini digunakan sebagai salah

satu sumbangsih pertemuan tahunan ini untuk ASEAN.

FEB UGM sebagai sekretariat AGBEP empat tahun ke depan merupakan salah satu upaya pencapaian visi fakultas, seperti yang disebutkan Rangga Almahandra. Rangga pun menambahkan dengan posisi FEB UGM sebagai sekretariat AGBEP dengan Prof. Wihana Kirana Jaya sebagai Ketua AGBEP membuka hubungan internasional FEB UGM menjadi lebih luas. Pertemuan AGBEP kali ini diharapkan tidak saja berfokus pada mahasiswa S2 saja, tetapi juga mahasiswa S1 dan S3. Dengan AGBEP

ini diharapkan mahasiswa baik S1, S2, dan S3 siap untuk menghadapi ASEAN Economy Community. Rangga pun menyebutkan pada tahun 2015 pesaing mahasiswa FEB bukan lagi dari Surabaya, Jakarta, atau kota lainnya di Indonesia, tetapi dari negara-negara di ASEAN. Semakin terbukanya FEB UGM terhadap lingkungan global, hal ini diharapkan mampu meningkatkan keunggulan kompetitif mahasiswa FEB UGM secara lokal maupun global.

21

Page 22: EB News Edisi 15 Tahun 2013

tahun 2008, tepat ia pertama kali datang di Indonesia. Sejak saat itu Arno sudah tertarik terkait perekonomian dan ia melihat begitu besarnya potensi bisnis di Indonesia. Perekonomian tumbuh dengan sangat pesat selama masa krisis. Hal yang sangat berbeda dengan apa yang terjadi

di Eropa tempatnya berasal. Arno juga terkesan dengan kreatifitas dan semangat wirausaha yang dimiliki oleh pemuda-pemuda di Indonesia. Banyak orang yang memulai bisnisnya ketika masih menjadi mahasiswa dan berkreativitas sesuai dengan minat masing-masing. Keramahan masyarakat Indonesia pun sangat menyentuh bagi Arno. Ketika menjalani kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di awal tahun 2013 ini, Arno menyaksikan gambaran masyarakat miskin yang hidup dalam keterbatasan. Namun keterbatasan itu tidak menghalangi mereka untuk tetap saling membantu, bersikap ramah, bahkan tetap menyajikan makanan kepada para mahasiswa. Pemandangan seperti

ADVERTORIAL

Pada waktu pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia, Arno Vijverman tidak pernah

menyangka akan menghabiskan beberapa tahun berikutnya untuk menetap cukup lama di Indonesia. Arno, begitu ia kerap disapa, mengawali perjalanannya di Indonesia pada tahun 2008. Ketika itu ia baru saja menamatkan masa sekolah menengah atasnya di Belgia kemudian memutuskan mencari pengalaman baru melalui program pertukaran pelajar. Lalu mengapa Indonesia? Bagi Arno Indonesia merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi karena Indonesia adalah negara tropis yang indah dan eksotis. Indonesia memiliki kekayaan dan fenomena alam yang luar biasa, serta jumlah penduduk yang sangat besar. Keberagaman Indonesia membuatnya tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai budaya dan kehidupan di negara ini hingga akhirnya sampailah ia ke Indonesia. Arno menyandang status pelajar sebuah SMA Negeri di Yogyakarta kala itu, ia juga hidup bersama sebuah keluarga Indonesia ketika menjalani proses pertukaran pelajarnya. Ia kemudian belajar bersosialisasi dan berbagi banyak pengalaman menarik baik bersama teman-teman dan keluarga barunya.

Pengalaman inilah yang membekas dalam benak Arno hingga ia memutuskan mengambil sekolah double degree untuk studi perkuliahannya di Rotterdam dan FEB UGM. Kini Arno telah menuntaskan masa studi perkuliahannya selama tiga tahun dengan menjalani dua tahun di Indonesia kemudian menyelesaikan tesisnya dan mendapatkan gelar wisuda di Rotterdam. Menjalani kehidupan selama lima tahun di Indonesia khususnya Yogyakarta membuat Arno memiliki banyak cerita tentang negeri ini. Hal yang menarik perhatiannya adalah luar biasanya Indonesia ketika menghadapi krisis dunia

Arno Vijverman

Sejuta Cerita tentang Indonesiaini yang mungkin tidak akan ia lihat apabila ia tidak mengunjungi Desa Kokap Kulonprogo dalam masa KKN tersebut.

“It’s hard to get bored in Indonesia”, ungkap Arno ketika menceritakan indahnya bentangan alam yang ada di

Indonesia. Arno mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki segala tempat indah yang dapat dikunjungi seperti gunung berapi, lautan yang indah, dan hutan tropis yang memukau. Pengalaman mendaki puncak Gunung Merapi merupakan salah satu hal menarik yang ia rasakan selama melakukan perjalanan di Indonesia. Arno pun mengungkapkan bahwa sesungguhnya ia masih ingin menjelajahi sebuah tempat di Indonesia sebelum ia kembali ke Eropa. Kawasan pertambangan Freeport di Papua menjadi tempat yang paling ia idam-idamkan untuk dikunjungi meskipun ia tahu hal itu akan sangat sulit untuk terpenuhi.

Hidup di Indonesia selama lima tahun tentu Arno juga memiliki beberapa hal yang kurang ia sukai mengenai negeri ini. Salah satu yang ia soroti adalah rumitnya birokrasi khususnya masalah imigrasi di Indonesia. Ia juga menyayangkan buruknya kualitas infrastruktur yang

ada, padahal hal tersebut sangat penting untuk mendukung lingkungan bisnis yang lebih baik. Arno berharap ke depan permasalahan ini dapat segera teratasi dan menjadikan Indonesia menjadi negara yang semakin menarik bagi wisatawan dan investor asing. Sekarang Arno telah menyelesaikan masa studi S1 nya dengan predikat double degree. Rencananya Arno akan melanjutkan kuliah master di Rotterdam. Meskipun telah meninggalkan Indonesia, Arno tetap berharap suatu saat dapat kembali lagi ke negeri ini. “I want to start my own business, and do it in Indonesia too,” ungkap Arno mengenai apa yang ingin ia capai di masa yang akan datang. [Poppy]

22

Page 23: EB News Edisi 15 Tahun 2013

LECTURER’S ARTICLE

Ekonomi dunia dalam abad 21 ini mengalami perubahan besar karena peta kekuatan ekonomi bergeser

dari barat ke timur, dimana kekuatan ekonomi negara-negara Asia mulai “menguasai” ekonomi dunia. Bahkan negara-negara yang menjadi simbol raksasa ekonomi dunia seperti Amerika Serikat (AS) atau negara-negara Eropa masuk krisis keuangan ataupun ekonomi awal abad 21 ini. Globalisasi ekonomi dunia menjanjikan kemakmuran karena bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang akan menciptakan lapangan kerja namun juga meningkatkan volatilitas ekonomi. World Trade Organization (WTO, 2013) menunjukkan perdagangan internasional mendorong pertumbuhan ekonomi dunia. Perdagangan dunia tumbuh 22 kali dari 1950 hingga 2000 dan ekspor barang tumbuh 6% rata-rata per tahun. Memasuki abad 21, perdagangan dunia juga tumbuh 2,17 kali dari 2000 hingga 2012 (UN Comtrade, 2013).

Meningkatnya perdagangan internasional karena liberalisasi pasar antar negara baik melalui WTO ataupun berbagai Regional Trade Agreement (RTA) telah meningkatkan volatilitas ekonomi global. Subprime mortgage crisis 2008 yang berasal dari AS menjadi global financial crisis yang memporak porandakan

ekonomi dunia, telah menjadi penyulut krisis Eropa yang memang ekonominya rapuh karena utang pemerintah besar. Hingga kini krisis ekonomi Eropa belum pulih dan menimbulkan ketidakpastian pada perekonomian global. Hal itu menunjukkan bahwa dalam perekonomian yang semakin terbuka seperti sekarang ini, goncangan yang terjadi di suatu negara atau kawasan dengan cepat dapat merembet ke kawasan lain karena terjadinya contagion atau spillover effect. Krisis ekonomi Asia yang juga melanda Indonesia pada tahun 1998 adalah contoh dari contagion effect, dimana krisis di suatu negara merembet ke negara lain karena dianggap memiliki karakteristik yang sama, sehingga diperlakuan sama oleh pelaku pasar. Sedangkan dampak krisis keuangan global 2008 ke Indonesia dapat dikategorikan sebagai spillover effect karena hubungan ekonomi Indonesia dengan AS telah mempengaruhi ekonomi Indonesia melalui kerjasama ekonomi. Oleh karena itu keterbukaan ekonomi yang semakin luas telah membuat krisis ekonomi dan keuangan semakin sering terjadi di berbagai negara dalam beberapa dekade terakhir ini (Perry dan Lederman, 1998).

Krisis ekonomi ataupun keuangan semakin sering terjadi di dunia. Oleh karena itu, negara yang ekonominya terbuka seperti

Indonesia berpotensi untuk menghadapi contagion ataupun spillover effect. Apalagi ekonomi Indonesia memiliki beberapa sumber kerapuhan ekonomi, seperti ekonomi yang sangat terbuka, dana jangka pendek yang nilainya besar, serta pasar keuangan yang shallow and narrow sehingga rawan terhadap goncangan (Adiningsih, et al., 2011). Lihat saja pasar modal dan valuta asing jatuh pada minggu ketiga Juni 2013 yang dipicu oleh kemungkinan bank sentral AS mengurangi ekspansi moneternya. Sehingga Indonesia perlu memiliki suatu mekanisme untuk mendeteksi potensi terjadinya goncangan, krisis ekonomi ataupun keuangan dengan mengembangkan early warning system (EWS), agar otoritas ekonomi, dunia usaha ataupun masyarakat bisa mengantisipasinya, sehingga bisa mengambil respon yang diperlukan agar dapat menghindari krisis ekonomi yang berpotensi terjadi. Adiningsih, et al. (2002) dalam penelitiannya berhasil menunjukkan bahwa early warning system terhadap macroeconomic vulnerability bisa dikembangkan di Indonesia. Demikian juga Gama Leading Economic Indicator (Gama LEI) yang dikembangkan oleh Macroeconomic Dashboard Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM telah berhasil mengembangkan model yang dapat dengan tepat memprediksi arah pertumbuhan ekonomi Indonesia (IERO, 2013). Ini berarti kita sebenarnya dengan permodelan yang baik bisa memprediksi arah perkembangan ekonomi ataupun kapan krisis ekonomi akan terjadi. Namun demikian juga perlu diperhatikan Lucas critique yang menyatakan bahwa jika EWS bagus otoritas antisipasi maka krisis akan melemah sehingga kemampuan EWS memprediksi menurun. Demikian juga jika model EWS akurat maka pelaku pasar juga akan mengantisipasi terjadinya krisis. Hal ini justru dapat membuat krisis datang lebih cepat dari yang seharusnya (IMF, 2010).

Dengan keterbukaan ekonomi yang semakin luas, integrasi ekonomi yang semakin tinggi, dan volatilitas ekonomi yang semakin besar, maka Indonesia perlu mengatur dan mengawasi resiko sistemik perekonomian atau macroprudential. Apalagi ekonomi Indonesia memiliki kerapuhan yang serius dalam sistem keuangannya sehingga jika terdapat

Kerapuhan Pasar Keuangan dan Macroprudentialoleh: Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc.

23

Page 24: EB News Edisi 15 Tahun 2013

specific trigger events yang tidak bisa dipredik kapan terjadinya, bisa memicu volatilitas ekonomi, bahkan krisis keuangan atau ekonomi. Menurut Crocket (2000), stabilitas pasar keuangan memiliki dua dimensi, yaitu macroprudential dan microprudential. Dimana macroprudential terkait dengan mitigasi resiko sistemik, sedangkan yang microprudential terkait dengan mitigasi resiko gagalnya sebuah lembaga keuangan. Dimana keduanya perlu dikelola dengan baik.

Krisis ekonomi 1998 yang lalu menunjukkan bahwa instabilitas pasar keuangan akan menghambat pembangunan ekonomi. Oleh karena itu menjaga stabilitas keuangan adalah penting bagi Indonesia. Gadanecz dan Jayaram (2008) mendifinisikan stabilitas pasar keuangan sebagai “a condition in which the financial system – comprising financial intermediaries, markets and market infrastructure – is capable of withstanding shocks and the unraveling of financial imbalances, thereby mitigating the likelihood of disruptions in the financial intermediation process which are severe enough to significantly impair the allocation of savings to profitable investment opportunities”.

Stabilitas sistem keuangan yang menjadi necessary condition dalam pembangunan ekonomi semakin tidak mudah untuk dijaga. Beberapa elemen penting yang perlu dikembangkan dalam menjaga stabilitas pasar keuangan menurut Financial Stability Board (2011) adalah sebagai berikut:

- Sound, Comprehensive Regulatory and Supervisory Regime

- Sound, Complementary Fiscal, Monetary, and Prudential Policies

- Sound Risk Management Programs

- Openness, Transparency and Legal Certainty

- Strengthening Risk Management Programs

Indonesia perlu meningkatkan stabilitas sistem keuangannya meskipun pada krisis keuangan global 2008 pasar keuangan Indonesia tidak terlalu tergoncang. Pasar

keuangan Indonesia yang masih sederhana dan konservatif, reformasi pasar keuangan pada waktu krisis 1997-1998 yang lalu telah membuat pasar keuangan Indonesia menjadi lebih kuat dan industri perbankan di Indonesia sehat. Demikian juga koordinasi yang bagus pada waktu krisis keuangan 2008 telah membuat pasar keuangan Indonesia tidak terlalu tergoncang (Adiningsih et al., 2011).

Meski pasar keuangan bisa bertahan cukup baik akhir-akhir ini namun kita tetap harus mewaspadai pasar keuangan dengan cermat karena selain ekonomi Indonesia memiliki sumber kerawanan terhadap goncangan, pasar keuangan juga semakin terbuka, apalagi mulai 2015 ASEAN Economic Community sudah akan direalisir, sehingga ancaman contagion ataupun spillover effect semakin serius. Pengelolaan resiko sistemik semakin penting, demikian juga pengaturan dan pengawasan macroprudential, systemic important financial institution (SIFI) ataupun large complex financial institution yang beroperasi di Indonesia. Undang-undang nomer 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dalam penjelasan pasal 7 disampaikan bahwa pengaturan dan pengawasan macroprudential dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Hanya saja sampai sekarang belum jelas kewenangan BI dalam hal ini. Namun yang jelas resiko sistemik perlu dikelola dengan baik, sehingga perlu ada lembaga atau kantor yang bertugas melakukan pengaturan dan pengawasan untuk memastikan bahwa resiko sistemik dikelola dengan baik. Dengan demikian ancaman goncangan, krisis keuangan ataupun ekonomi dapat diantisipasi dan disiapkan kebijakan yang antisipatif yang diperlukan agar dapat meminimisasi bahkan menghindari goncangan ataupun krisis yang berpotensi terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, S., Ssenyonga, Muyanja., Rahutami, A.Ika., Devi, Laksmi Yustika., dan Kristiadi, Rosa. 2010. Contributing to Efforts for Greater Financial Markets Stability in APEC Economies. Pusat Studi Asia Pasifik UGM-APEC Secretariat.

Adiningsih, S., Setiawati, dan Dini N., Sholihah. 2002. Macroeconomic Vulnerability in Indonesia, EADN Regional Project on Indicators and Analysis of Vulnerability of Economic Crisis, TDRI.

Crockett, A 2000, Marrying the Micro- and Macro-Prudential Dimensions of Financial Stability, Bank for International Settlements, Basel, Switzerland, Accessed September 2010, (http://www.bis.org/review/rr000921b.pdf ).

Financial Stability Board 2011, Progress in the Implementation of the G20 Recommendations for Strengthening Financial Stability, Financial Stability Board, Accessed February 2011, (http://www.financialstabilityboard.org/publications/r_110219.pdf ).

Gadanecz, B and Jayaram, K 2008, “Measures of Financial Stability – A review”, Bank for International Settlements, Accessed July 2010, http://www.bis.org/ifc/publ/ifcb31.pdf ) IMF, 2010, “The IMF.FSB Early Warning Exercise Design and Methodological Toolkit”.

Macroeconomic Dashboard, 2013, “Indonesian Economic Review and Outlook”, No.1/Year II/March 2013.

Perry, Guillermo E dan Daniel Lederman. 1998. “Financial Vulnerability: Spillover Effects and Contagion: Lessons from the Asian Crisis for Latin America.” Viewpoint Series. World Bank Latin American and Caribbean Studies.

United Nations Statistics Division - Commodity Trade Statistics Database. 2013. Total World Exports. Diambil dari http://comtrade.un.org/db /dqBasicQuery.aspx

World Trade Organizations. 2013. The WTO in Brief: Part 1 The Multilateral Trading System—Past, Present and Future. Diambil dari http://www.wto.org/english/thewto_e/whatis_e/inbrief_e/inbr01_e.htm.

24

Page 25: EB News Edisi 15 Tahun 2013

Goals Setting, Positioning, Chunking and Executing

Saya masuk FEB UGM (FE UGM saat itu-red) tahun 1987. Pada saat kuliah hanya satu dalam pikiran

saya, ‘lulus dalam waktu 4 tahun dan dapat membantu orang tua’. Hal tersebut

sangat terpatri dalam hidup saya karena orang tua saya tidak memiliki harta yang berlimpah. Sepengetahuan saya mereka hanya memiliki satu sepeda onthel untuk empat orang anaknya. Sepulang kuliah

saya wajib membantu orang tua untuk menjaga warung yang menjual makanan ternak. Multitasking job saya jalani ketika itu, setiap kali ada pembeli saya bertindak sebagai penjual, tukang angkat barang

Apa yang dicari dalam hidup? Ada yang mengatakan sehat, sukses, bahagia, kaya, cukup, dan lainnya. Kalau kita lihat apa ukurannya pernyataan di atas? Jawabannya bermacam-macam dan ada yang belum mengerti atas ukuran yang ada, bahkan ada yang belum tahu apa yang dicari.

Ie Tjie Sing

Presiden Direktur PT Reksa Finance

ALUMNI CORNER

25

Page 26: EB News Edisi 15 Tahun 2013

dan terima uangnya, kadang juga berlaku sebagai penyuluh untuk peternak ayam pemula. Dalam aktivitas tersebut satu nasehat Papa yang saya ingat sebagai filosofi hidup ”Kamu harus tahu, bahwa kamu adalah anak pencari kayu, bukan anak penggembala sapi”. Arti dari kalimat tersebut adalah kami sebagai keluarga miskin harus bekerja, kalau tidak bekerja kayunya tidak terkumpul, kami tidak makan, berbeda dengan gembala sapi, mereka bisa membawa sapi ke padang rumput kemudian ditinggal bermain, tidur, sore hari sapinya kenyang dan akhirnya sapi-sapi tersebut dapat beranak.

Alhamdulillah kerja keras berbuah pencapaian target tepat waktu, saya lulus bulan November 1991. Saya melamar pekerjaan dan langsung diterima. Dapat dikatakan tes yang saya tempuh hanya formalitas karena kepercayaan intansi tersebut kepada lulusan UGM. Enam bulan kemudian, saya pindah ke Bank Central Asia (BCA) sebagai kredit analis (consumer loan). Saat berada di bagian consumer loan ini banyak pengetahuan terkait seluruh aktivitas operasional kredit nasabah yang saya dapatkan. Mulai dari pemasaran, membuat produk bersama developer, melakukan penjualan produk KPR, analisa, administrasi dan penagihan. Kemudian saya ditarik ke kantor pusat untuk membentuk unit kerja KPR BCA, dalam pengembangan tersebut saya memperoleh pengalaman yang sangat berharga antara lain membentuk unit kerja consumer loan, membuat organisasi consumer loan, membuat prosedur dan cara kerja di consumer loan, mengembangkan risk management dan workflow system, hingga memegang 18 proyek pengembangan. Saat ini unit kerja KPR BCA merupakan leader dalam pelepasan kredit KPR selain BTN.

Sampai pada waktunya, saya memutuskan untuk pindah dari BCA dan memperoleh jabatan baru sebagai Direktur di salah satu perusahaan multifinance besar. Saya melamar ke perusahaan tersebut tanpa adanya Kolusi, Korupsi, Nepotisme (KKN-red), murni menjual lima kemampuan diatas. Di perusahaan ini saya memperoleh hasil berupa menurunkan kredit bermasalah dan membenahi perusahaan keuangan yang bermasalah. Oleh karenanya, saya mendapatkan

kepercayaan bank sebagai sosok yang dapat memperbaiki perusahaan bermasalah. Saat bertemu dengan sesama alumni UGM, Paulus Nurwadono, saya diberi tantangan untuk membesarkan PT Reksa Finance dimana pada tahun 2010 aset PT Reksa Finance hanya Rp 26 miliar, dengan 1 kantor pusat saja. Saat ini PT Reksa Finance telah berkembang memiliki 22 cabang dan 340 karyawan dengan aset tahun 2012 Rp 287 miliar dan net profit Rp 6,3 miliar. PT Reksa Finance pun sukses menyabet penghargaan bisnis tingkat nasional. Semua ini diperoleh melalui proses goal setting, positioning, chuncking dan execution.

Success story untuk para alumni sebenarnya banyak sekali yang dapat dibagi hikmahnya untuk mempersiapkan junior dalam menyongsong dunia kerja. Sebagai alumni kami ingin meningkatkan citra FEB UGM dalam kancah nasional maupun regional dengan beberapa cara:

1. Mencetak manusia yang memiliki daya kompetisi yang tinggi dalam memasuki dunia kerja. Perlu adanya perubahan pola pengajaran sehingga mahasiswa

dapat membayangkan kondisi dunia usaha yang akan dilakoni.

• Penyusunan kurikulum yang menunjang kesiapan kerja bagi para mahasiswa, baik sebagai entrepreneur atau karyawan yang profesional.

• Program pengajaran yang melibatkan praktisi setiap mata kuliah untuk memberikan gambaran.

• Program magang bagi mahasiswa selama tiga bulan untuk menyiapkan diri dalam dunia kerja, ini diperlukan adanya lobby antara fakultas dengan perusahaan-perusahaan besar sehingga junior memperoleh prioritas magang.

• Khusus mata kuliah kebijakan bisnis, perkuliahan diberikan oleh dosen dan praktisi sehingga dalam satu bulan diberikan oleh dosen dan praktisi secara bergantian.

• Memberikan bimbingan skripsi bersama antara dosen dan alumni (alumni tidak boleh intervensi secara dalam, namun memberikan gambaran bisnis yang lebih nyata).

2.Membangun hubungan antara alumni dengan FEB UGM sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

• Mendata setiap alumni untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kondisi setiap alumni, sehingga diperoleh peta untuk pengembangan selanjutnya.

• Membuat minimal satu tahun sekali atau dua kali kegiatan fakultas yang menggerakan alumni untuk berpartisipasi.

3. Membuat tolok ukur keberhasilan alumni FEB yaitu ‘menjadi manusia yang berguna bagi sesama’.

Sekelumit tulisan ini semoga dapat menjadi sumber inspirasi bagi pembaca. Terima kasih kepada almamater FEB UGM yang memberikan banyak pengalaman yang menarik saat belajar di kampus, kepada seluruh dosen, dan teman-teman yang memberi kesempatan dan mendukung saya dalam berbagai kegiatan.

26

Page 27: EB News Edisi 15 Tahun 2013

BERITA DUKA

Keluarga Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada turut berduka cita atas meninggalnya:

M Priyanggatama R(Mahasiswa Jurusan Manajemen Angkatan 2011)

Semoga almarhum diterima di sisiNya.

OTHERS

Ketika minat menjadi peracik kopi (barista-red) kian tinggi dengan menjamurnya berbagai macam

coffee shop di Indonesia, tidak sedikit anak muda mencoba menggeluti bidang ini. Enak Banget! sebagai salah satu coffee shop yang dikembangkan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM menangkap fenomena ini dengan memfasilitasi mahasiswa FEB untuk sekedar mencicip profesi barista meski hanya sehari. Melalui acara yang bertajuk Koki Kopi Barista Training (11/5), sembilan mahasiswa

yang lolos seleksi berkesempatan untuk mengenal kopi secara dekat, mengetahui jenis-jenis kopi, teori dan praktik pembuatan kopi, serta membuat latte art sehingga menghasilkan secangkir cappuccino yang benar-benar nikmat.

“Koki Kopi ini diselenggarakan dalam rangka membagi ilmu seputar peracikan kopi bagi konsumen, dalam hal ini mahasiswa. Mereka bisa membedakan jenis kopi, belajar grinding, membuat espresso, frothing dan latte art. Siapa tahu kelak

mereka akan terjun di bisnis coffee shop ”ungkap panitia Koki Kopi.

Dengan dimentori oleh Runner Up Indonesia Barista Championship (IBC) Region Yogyakarta, Nurul Ajeng Arini beserta tim, pelatihan ini berlangsung dengan seru dan atraktif. Peserta Koki Kopi menyimak dengan antusias diselingi dengan tanya jawab yang membuat suasana pelatihan lebih hidup.

Sesi praktik adalah sesi yang paling ditunggu. Satu persatu peserta mencoba grinding biji kopi dengan benar, brewing kopi dengan espresso machine, frothing susu untuk menghasilkan foam dengan ketebalan yang pas, dan pouring ke dalam cangkir hingga menghasilkan latte art yang cantik. Tak jarang peserta mengalami kesulitan dalam proses pouring karena diperlukan kehati-hatian dalam menuang susu dan ayunan tangan harus sesuai sehingga latte art terbentuk dengan indah. Di akhir sesi, peserta tersenyum puas menikmati espresso dan cappuccino buatan mereka sendiri.

Training ini akan menjadi program tahunan Enak Banget! dalam rangka memberikan kesempatan kepada mahasiswa FEB untuk menambah keterampilan baru yang tidak mereka dapatkan di bangku kuliah. Siapa berminat mengikuti training tahun depan? [ai]

Menjadi Koki Kopi Sehari

27

Page 28: EB News Edisi 15 Tahun 2013

Taste

the coffee

and enjoy

of Yogyakartathe view

Enak Banget! 8 floor Pertamina Tower FEB UGMth

@enakbanget_EB

28

Page 29: EB News Edisi 15 Tahun 2013

NEWS FROM ABROAD

Senang sekali rasanya ketika redaksi EB News memberi kesempatan untuk berbagi sedikit cerita dan

pengalaman selama berada di negeri kincir angin selama hampir tiga tahun ini. Bagi saya, ini bisa mengobati kerinduan pada tanah air dan kesempatan untuk menyapa civitas academica di kampus tercinta. Cerita sederhana ini mudah-mudahan bermanfaat dan bisa menginspirasi adik-adik untuk bersekolah di Belanda.

Bermula dari kegemaran sejak kecil mendengarkan Radio Netherlands dan membaca sejarah perjuangan para pendiri bangsa, imajinasi tentang negeri kincir angin tak pernah surut. Sungguh tidak terbayang sebelumnya cita-cita sejak kecil untuk berkunjung ke negeri kincir angin akhirnya terwujud berkat beasiswa S3 yang diberikan DIKTI. Masih segar dalam

ingatan saya betapa campur aduk perasaan antara senang dan ragu ketika dinyatakan sebagai salah satu penerima beasiswa S3 Dikti. Akhirnya saya berangkat ke negeri kincir angin tepatnya di Kota Groningen, sebuah kota di ujung utara Belanda,pada akhir Agustus 2010. Saat itu adalah bulan puasa di musim gugur dimana waktu berbuka puasa adalah sekitar pukul sembilan malam. Tentunya waktu puasa yang sangat panjang itu membuat saya harus cukup beradaptasi sebagai pendatang baru.

Memilih Groningen

Pilihan studi S3 di Universitas Groningen tentunya berdasarkan kesempatan dan beberapa pertimbangan. Kesempatan datang ketika saya bertemu Profesor Jakob De Haan saat beliau berkunjung ke

Bulaksumur sebagai scientific director dari SOM Graduate School, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Groningen (FEB-RuG). Di sela-sela makan siang, kami sempat diskusi panjang tentang minat riset saya di bidang ekonomi politik. Gayung bersambut, beliau yang seorang profesor di bidang ekonomi politik dan mantan presiden European Public Choice Society menyatakan tertarik dengan ide riset saya tentang pengaruh intervensi politik terhadap kebijakan ekonomi pada kasus infrastruktur publik.

Berikutnya adalah pertimbangan tentang reputasi dan rekognisi akademis dari para peneliti yang ada di Department of Global Economics dan Management (GEM) dimana Prof. Jakob De Haan bekerja. Di Department of GEM, riset dan pengajaran lebih mengarah pada isu ekonomi empiris dan terapan. Sedangkan riset dan pengajaran di bidang ekonomi teori dikembangkan di Department of Economics, Econometrics and Finance (EEF). Terdapat beberapa institusi riset di Department of GEM dimana salah satu yang paling terkenal adalah Groningen Growth and Development Center (GGDC). GGDC sangat dikenal di dunia saat dipimpin oleh mendiang Prof. Angus Maddison melalui publikasi data tentang proyeksi kebelakang (backcasting) PDB dan beberapa indikator kesejahteraan di berbagai negara di dunia sejak abad 19.

Universitas Groningen didirikan pada tahun 1614 dan merupakan universitas tertua kedua di Belanda setelah Universitas Leiden. Di usia yang menginjak 400 tahun, Universitas Groningen merupakan pioneer dalam program internasionalisasi dibanding universitas lain di Belanda. Jumlah mahasiswa asing melonjak tajam. Saat ini sekitar 200 mahasiswa Indonesia belajar di Groningen termasuk beberapa mahasiswa S1 double degree dari IUP-FEB dan Teknik Sipil UGM, jumlah terbanyak di banding kota-kota lain di Belanda.

Program doktoral

Secara tradisional, program doktoral di Universitas Groningen menerapkan sistem riset murni. Status mahasiswa S3 biasanya sebagai staf universitas, baik sebagai peneliti maupun pengajar, namun tergantung kontrak kerja dengan pihak universitas. Sejak hari pertama,

Go Netherlands, not Go Dutch:

Impian Masa Kecil yang Menjadi Nyata

29

Page 30: EB News Edisi 15 Tahun 2013

mahasiswa S3 langsung melakukan riset. Jika diperlukan, mereka diperbolehkan mengambil kuliah atau kursus. Hasil akhir dari proses studi S3 adalah disertasi, baik dalam bentuk buku manuskrip atau kumpulan journal paper. Beberapa bab dari disertasi pun harus dipulikasikan dalam jurnal ilmiah internasional. Beberapa tahun belakangan, di banyak fakultas di Universitas Groningen termasuk di FEB sistem lama tersebut mengalami perubahan sebagai upaya meningkatkan kualitas penelitian dan jumlah publikasi internasional.

Program S3 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dikelola oleh SOM Graduate School sudah tidak lagi menerapkan pola tradisional yang hanya berbasis riset, namun juga menerapkan course-works. Program S3 terdiri dari dua fase. Fase pertama (tahun pertama) adalah course-works yang tujuannya mempersiapkan mahasiswa memiliki keterampilan menulis yang memenuhi standar jurnal internasional. Sistem kuliah untuk mahasiswa doktoral bersifat fleksibel dan tidak ada comprehensive examination seperti halnya di USA. Hal terberat yang harus dilalui oleh mahasiswa doktoral pada fase pertama adalah penulisan proposal riset. Proposal riset ini dievaluasi oleh Graduate School pada akhir tahun pertama dan digunakan untuk menentukan apakah mahasiswa yang bersangkutan layak (go) atau tidak layak (no-go) untuk melanjutkan fase kedua.

Fase kedua ditempuh pada tahun kedua hingga keempat. Fase ini merupakan fase penulisan tesis serta menyelesaikan beban mata kuliah yang tersisa. Mahasiswa doktoral diharapkan minimal menulis empat paper yang memenuhi standar jurnal internasional dimana paling

tidak beberapa diantaranya (jumlahnya tergantung pada supervisor) sudah diterbitkan di jurnal ilmiah internasional sebelum ujian defense. Setelah dianggap layak baik jumlah dan kualitasnya, paper-paper tersebut disusun menjadi sebuah buku dan disebarkan ke penguji, kolega, kenalan dan keluarga. Pada akhir studi, seorang kandidat doktor diberi kesempatan untuk mempertahankan disertasinya dalam ujian defense terbuka yang boleh dihadiri siapa saja.

Romantika

Hidup di Belanda relatif lebih hommy dibandingkan di negara-negara Eropa

lainnya. Kerinduan akan tanah air khususnya masakan ibu bisa dengan mudah tersalurkan. Hampir semua bahan makan dan bumbu-bumbu dengan mudah didapatkan di toko Indonesia atau toko Asia. Di Groningen, kegiatan mahasiswa sangat aktif, bahkan bisa dibilang salah satu yang paling aktif di Eropa. Di bawah payung Perhimpunan Pelajar Indonesia Groningen (PPIG), mereka mengadakan berbagai acara promosi budaya tahunan bekerjasama dengan KBRI. Tercatat kurang lebih sepuluh kegiatan penting menjadi program tahunan PPIG, seperti kegiatan olahraga mahasiswa dan masyarakat Indonesia terakbar se-Belanda (Groenscup), Indonesian Day & Dinner, diskusi ilmiah bulanan (Indonesia Science Café), dan berbagai kegiatan hari besar

nasional. Selain itu, ada kelompok pengajian DeGromiest yang juga sangat aktif mengadakan tadarus mingguan dan silaturahmi bulanan yang biasanya diakhiri dengan makan bersama. Bagi pemeluk agama Nasrani juga ada perkumpulan Petri Patromonium yang tak kalah aktifnya. Pendek kata, banyak cara bagi mahasiswa Indonesia di Groningen sejenak melupakan tekanan dalam belajar.

Open-minded

Bekal ilmu dan bahasa Inggris saja tidak cukup untuk sukses studi dan bermasyarakat di Belanda. Di kampus, tidak sedikit mahasiwa Indonesia

mengalami gagap budaya karena kurangnya percaya diri dan ketidakbiasaan hidup bersama bangsa lain. Selain adaptasi dengan lingkungan di kampus, mengenali watak bangsa asing terutama Belanda juga tak kalah penting. Secara umum bangsa Belanda sangat menghargai waktu dan uang. Jangan terlambat apabila membuat janji, apalagi tidak datang, mereka akan merasa

tersinggung dan mencap kita tidak bisa dipercaya. Orang Belanda juga terkenal pelit. Jangan harap mereka mentraktir meskipun mereka mengundang kita makan bersama di restoran. Go Dutch artinya bayar sendiri-sendiri. Orang Belanda terkenal sangat ramah dan suka menyapa ketika berpapasan dengan orang lain yang tidak mereka kenal. Mereka juga advance dalam hal kehidupan di ruang publik, misalnya tenggang rasa, saling menghargai, dan jujur. Namun mereka relatif tertutup terhadap kehidupan pribadi mereka. Mudah-mudah tulisan sederhana ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan bisa menjadi bekal bagi yang hendak studi di Belanda. Go Netherlands, not Go Dutch. Sekali lagi mohon doanya agar studi saya dilancarkan jalannya.

30

Page 31: EB News Edisi 15 Tahun 2013

STUDENT’S CORNER

Rida Nurafiati: Suluh Lingkungan untuk Dunia

Mahasiswa berprestasi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) ternyata tidak ada habisnya.

Kali ini, rubrik Student Corner akan membahas seorang mahasiswa FEB UGM yang terus berprestasi sejak kecil sampai menjadi mahasiswa Akuntansi saat ini. Siapa kah dia?

Rida Nurafiati. Nama mahasiswa Akuntansi 2011 ini sudah tidak asing di telinga mahasiswa-mahasiswa FEB UGM. Kepeduliannya terhadap lingkungan mampu membawanya keliling dunia. Rida Nurafiati berasal dari kota Solo, Jawa Tengah. Rida, panggilan akrabnya, berasal dari SMA Negeri 1 Surakarta. Gadis yang lahir di Karanganyar, 12 Juli 1992 ini telah dikenalkan dengan kepedulian lingkungan sejak kecil. Rida bercerita tentang kebiasaan-kebiasaan kecilnya untuk menghemat listrik, menghemat air, melipat kantung plastik, menggunakan kembali bungkus tempe untuk bungkus barang, dan lain sebagainya. Tak hanya keluarga inti, paman Rida pun merupakan inisiator Green Indonesia. Rida sudah

terpapar konsep lingkungan sejak kecil. Rida pun diajarkan mandiri oleh orang tuanya. Rida sudah berjualan sejak SD, dengan berjualan makanan dan pulsa yang berhasil mencukupi kebutuhan jajannya selama SMA.

Kegiatan selama kuliah yang ia alama ternyata tidak kalah menariknya. Rida aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi bernapaskan kepedulian lingkungan. Saat ini Rida aktif sebagai chairwoman sebuah organisasi peduli lingkungan KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) yang telah tersebar di 18 provinsi di Indonesia. Kegiatan KOPHI sangat beragam, salah satunya AGREEMENT (Alternative Green Edutainment) untuk siswa SD. Siswa SD diajak untuk berdiskusi tentang lingkungan hidup dan siswa-siswa tersebut membawa barang bekas dari rumah untuk diolah menjadi barang-barang berharga.

Selain itu, Rida juga aktif sebagai Head of Public Relation dari International Association of Students in Agricultural and

Related Sciences (IAAS) Local Committee UGM yang melakukan aksi konkrit mengenai isu pertanian dan kedaulatan pangan. Kegiatan yang dilakukan seperti membuat biogas, pupuk organik, pestisida organik dan vertikultur. Saat ini Rida sedang melalang buana ke Hawaii, Amerika Serikat untuk program Study of United States Institutes (SUSI) for Student Leaders on Global Environmental Issue. Rida memiliki kesempatan mengunjungi tiga lokasi yang berbeda yaitu Honolulu Hawaii, Boulder Colorado dan Washington DC. Dalam program ini Rida mempelajari banyak hal, seperti masalah lingkungan di Hawaii, Amerika Serikat, dan negara peserta program lain. Rida pun mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dengan professor-profesor di Hawaii dan menyiapkan proyek yang nantinya akan dipresentasikan di White House, Washington D.C., Amerika Serikat. Proyek ini menjadi rekomendasi untuk Environmental Protection Agency (EPA) dan badan-badan pemerintah Amerika Serikat terkait setelah melakukan observasi dan penjelajahan di berbagai kota di Amerika Serikat.

Selain pengalaman yang sangat berharga ini Rida masih memilik banyak pengalaman mengesankan lain seperti duta dari UNEP – Tunza International Youth and Children Conference on the Environment, anggota kelompok musik SoloEtnika, dan peserta seminar-seminar yang bernapaskan lingkungan. Ketika ditanya tentang apa yang membuat dia terdorong untuk terus mengkampanyekan cinta lingkungan, Rida menjelaskan beberapa fakta tentang perubahan iklim seperti kenaikan suhu, pulau tenggelam, dan lain-lain. Rida pun tidak lupa menyampaikan sarannya kepada sivitas akademika FEB UGM untuk berhemat, seperti mengurangi penggunaan air conditioner dengan membuka jendela untuk sirkulasi udara dan membuka korden pada saat kuliah di pagi dan siang hari.

Kecintaannya kepada lingkungan membawa Rida berhasil keliling dunia. Kecintaan kepada suatu hal yang positif dan bermanfaat akan membawa seseorang kepada pengalaman dan penghargaan luar biasa untuk dirinya dan lingkungan sekitarnya.

31

Page 32: EB News Edisi 15 Tahun 2013

Angin segar berhembus dari negeri Nobel, Swedia. FEB UGM merajut kembali kerjasama yang

dulu pernah dirintis bersama Jönköping International Business School (JIBS), Jönköping University. JIBS adalah sekolah bisnis yang relatif muda dan dinamis (didirikan pada tahun 1994) dan terkenal akan riset-risetnya yang mendunia. Selain keunggulan dalam bidang riset JIBS juga memiliki program-program studi yang begitu diminati oleh mahasiswa di seluruh penjuru dunia.

Tepatnya pada bulan Maret 2013 lalu, FEB UGM dan JIBS menandatangani

Pembaruan Kerja Sama dengan International Business School (JIBS), Jönköping University

Setelah sukses menggelar Economics Jazz XVII pada bulan Oktober 2012 tahun lalu, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM akan kembali menggelar konser jazz

dengan mengundang musisi kelas dunia. Kelompok musik dari Jepang, Casiopea 3rd, dan beberapa musisi tersohor di tanah air, yaitu Marcell, Idang Rasjidi Syndicate, dan Didiek SSS akan menjadi bintang tamu pada perhelatan yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 30 November 2013 ini. Konser Economics Jazz XVIII ini akan menjadi konser yang terbaik dan terbesar sepanjang sejarah konser jazz di UGM dan di Yogyakarta. Jangan sampai ketinggalan untuk menyaksikan konser fenomenal ini!

Economics Jazz XVIII

Memorandum of Understanding (MoU) yang dilaksanakan di fakultas masing-masing. MoU ini ditandatangani oleh Dekan FEB Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D. dan Associate Dean of Education, Prof. Paul McGurr mewakili Dekan JIBS.

Penandatanganan ini melanjutkan kerjasama yang dulu pernah disepakati namun dengan pengembangan konten kerjasama yang memberikan benefit lebih besar bagi kedua belah pihak. Sebelumnya JIBS pernah membina kerjasama dengan Program MM UGM pada tahun 2004 dan diperbaharui secara otomatis pada tahun

PARTNERSHIP

2009 dengan memberikan kesempatan luas bagi mahasiswa S2 untuk student exchange. Pada 2013 ini MoU diperbaharui kembali dengan lingkup yang lebih luas mencakup lingkungan tingkat fakultas sehingga kesempatan untuk student exchange tidak hanya dimiliki oleh mahasiswa Program S2 tetapi juga mahasiswa Program S1. Disamping itu, pengembangan kerjasama ini membuka peluang seluas-luasnya bagi dosen untuk mengikuti lecturer exchange dan joint research. Kesempatan ini juga akan terbuka untuk kerjasama di bidang akademik lainnya. [ai]

UPCOMING EVENTS

32

Page 33: EB News Edisi 15 Tahun 2013

SCHOLARSHIP AND RECRUITMENT

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2013 memberikan kesempatan bagi putra-putri Indonesia untuk berkarier di PBB melalui skema yang ditawarkan United Nation dalam Young Professionals Programme (YPP). Posisi yang ditawarkan

sebagai berikut:

Position Title Department Posting Period Duty Station

2013 YPP EXAMINATION - STATISTICS, P2

Office of Human Resources Management

3 June 2013-2 August 2013

Vienna; Santiago; ADDIS ABABA; Nairobi; Beirut; Bangkok; New York; Geneva

Informasi lebih lanjut dapat diakses di situs https://careers.un.org

UNDP Indonesia berkomitmen untuk membangun pemimpin masa depan melalui Internship

Programme bagi mahasiswa. Setiap tahunnya, UNDP memberikan kesempatan bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang akademik untuk ditugaskan di kantor UNDP. Mahasiswa akan dibimbing untuk mendapatkan pengalaman kerja profesional di berbagai bidang dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berkarya dalam lingkungan internasionalInformasi lebih lanjut dapat diakses di situs http://www.undp.org/content/indonesia/en/home/operations/jobs.html

Wrap the FEBersAvailable at

FEB UGM | 1st Floor, Pertamina Tower |T: +62 274 548510 (hunting) | feb.ugm.ac.id/ebstore

33

Page 34: EB News Edisi 15 Tahun 2013

FACILITIES

Menindaklanjuti acara Workshop “Pemimpin Masa Depan Yang Visioner: Membangun

Kader Pemimpin Berjiwa Entrepreneur dan Wawasan Kebangsaan” (12/12/12) yang diresmikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, disaksikan oleh Rektor UGM Prof.Pratikno, Jenderal (Purn.) Luhut Pandjaitan, Anggota Majelis Wali Amanah UGM, dan Dekan FEB UGM di auditorium MM UGM Yogyakarta, secara resmi dibentuklah Dashboard Ekonomika Kerakyatan (DEK) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.

DEK berupaya mewujudkan “Konsep Ekonomi Kerakyatan dalam Realita” dengan Percontohan Pembangunan Komunitas Kecamatan, One Village One Product, One Village One Corporation. DEK memiliki visi memajukan kesejahteraan umum sebagaimana tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mewujudkan visi tersebut, DEK memiliki lima langkah yang nantinya diterjemahkan dalam program-program DEK. Lima langkah DEK ini adalah: riset dan pengembangan, advokasi dan sosialisasi, pelatihan, konsultasi, dan pelaporan. Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec diamanahi untuk sebagai pimpinan dan fasilitator DEK yang pertama kali.

DEK menyadari bahwa pencapaian visi dan pelaksanaan program memerlukan pendamping masyarakat yang kompeten. Pendamping dan pelatih masyarakat ini disebut dengan Kader Bangsa Wirausaha (KBW), yaitu kader atau pemimpin yang memiliki jiwa kebangsaan dan entrepreneurship. Kompetensi KBW terdiri atas enam prinsip yaitu: replikasi local leader, paham potensi daerah, memiliki usaha produktif bersama, memiliki lembaga pengelola keuangan, adanya komunikasi dan silahturahmi, serta menjaga keberlanjutan kegiatan paska

program dengan pembaruan database. Kredo ini disebut “Gerakan Nasional Pemberdayaan Masyarakat-165 : Satu Visi, Enam Prinsip, Lima Langkah”. Kredo ini mengingatkan kita kepada hari lahir Pancasila, 1 Juni 1945 (165).

Saat ini, DEK telah menyusun berbagai program yakni seminar dan workshop bulanan yang akan dihadiri oleh pembicara-narasumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing seperti Begug Purnomosidi, Luhut B. Pandjaitan, Agus Widjojo, Prof.Totok Mardikanto, Prof. Dr. Abdul Halim, Dr. Bagus Santoso, Dr. Hargo Utomo, Dr. Edhie Purnawan, Prof. Dr. Sri Adiningsih, Dr. Tony Prasetiantono, serta para praktisi pemberdayaan masyarakat di tingkat kecamatan dan desa. Selanjutnya, seminar atau workshop ini direncakan diadakan setiap hari Selasa minggu kedua pada setiap bulannya di FEB UGM. Di samping itu, program pelatihan dengan tema leadership, wawasan kebangsaan dan entrepreneurship juga akan diadakan oleh DEK setiap tiga bulan sekali.

Para peserta program merupakan perwakilan dari akademisi, pemerintah,

perwakilan Badan Pemberdayaan Masyarakat, koperasi dan pendamping PNPM dari berbagai daerah, para usahawan, serta masyarakat dan tim penyuluh lapangan. Diharapkan pada seminar kali ini para peserta mampu mendapatkan pemahaman mengenai pentingnya pembangunan pedesaan dan pertanian, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta langkah-langkah yang akan diterapkan menuju desa mandiri.

Seluruh program ini diharapkan dapat membentuk kader pemimpin yang berjiwa kebangsaan dan wirausaha yang dapat mendampingi dan melatih masyarakat untuk mencapai kesejahteraan umum bagi rakyat Indonesia. Pada akhir periode, DEK akan meluncurkan laporan kegiatan dan evaluasi program dalam bentuk dashboard yang dapat diakses secara luas oleh masyarakat. Dashboard ini berisikan indikator-indikator yang dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan rakyat. Melalui dashboard ini, masyarakat dapat memantau tingkat keberhasilan program-program pemerintah dalam memajukan ekonomi rakyat. [rahmat]

Dashboard Ekonomi Kerakyatan : Simbol Perjuangan Ekonomi Rakyat

34

Page 35: EB News Edisi 15 Tahun 2013

Integrasi Ekonomi dan Fragmentasi Politik

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (16/5) bekerjasama dengan Tanoto

Foundation menggelar kuliah umum dengan mengundang Prof. Stephen J. Kobrin dari The Wharton School, University of Pennsylvania . Acara yang berlangsung di Auditorium Lt. 6 Gedung Pertamina Tower FEB UGM ini dihadiri oleh pejabat dari Tanoto Foundation serta dosen dan mahasiswa FEB UGM ini, Prof. Kobrin memberikan kuliah umum dengan judul “Economic Integration And Political Fragmentation”.

Dalam kuliah umumnya Prof. Kobrin menyampaikan Indonesia adalah salah satu dari beberapa negara yang makin signifikan

daya ekonominya dalam perekonomian global.Indonesia juga menikmati manfaat dari penyebaran kemampuan teknis dan sains dari terbangunnya rantai pasokan global yang ekstensif, revolusi digital dan berbagai perkembangan teknologi lainnya.

Pada saat yang sama, Indonesia juga berhadapan dengan berkembangnya tata dunia yang bersifat multipolar yaitu tersebarnya kekuatan di banyak pusat dan mengakibatkan fragmentasi politik di tingkat global. “Hal integrasi ekonomi yang dihadapkan dengan fragmentasi politik ini menjadi sangat relevan dalam perancangan politik ekonomi jangka panjang Indonesia”, demikian disampaikan oleh Stephen J. Kobrin.

Perekonomian dunia yang terintegrasi dan masalah-masalah berskala global seperti perubahan iklim, pandemi, terorisme, dan cybercrime menuntut tata kelola global yang bersifat kooperatif, atau yang disebut sebagai multilateralisme. Namun demikian, ternyata tidak mudah atau bahkan mustahil untuk menciptakan perjanjian-perjanjian multilateral. Putaran Doha telah mati suri selama lebih dari satu dekade, dan beragam kesepakatan dalam perjanjian-perjanjian tentang iklim tampaknya tetap sulit diwujudkan.

Menurut Prof. Kobrin, salah satu penyebabnya adalah meningkatnya fragmentasi dalam sistem politik international. Terjadi pula fenomena mencuatnya tata dunia yang bersifat multipolar dimana kekuatan tersebar di banyak pusat; peningkatan dramatis dalam jumlah negara yang memiliki daya ekonomi yang signifikan; dan runtuhnya ideologi liberal pascaperang dunia kedua yang selama ini mendasari sistem internasional.

Sebagai akibatnya, kebutuhan terhadap multilateralisme menjadi semakin mendesak dan pada saat

yang sama semakin sulit untuk dicapai. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya perjanjian bilateral yang terjadi antar negara,. Padahal perjanjian bilateral tidak menjamin keadilan atau fairness yang mungkin bisa lebih baik dicapai melalui perjanjian multilateral. Bahkan, perjanjian bilateral berpotensi menimbulkan distorsi pada kepercayaan bersama (mutualtrust) yang menjadi dasar mutlak dalam perjanjian multilateral. “Tata kelola global yang efektif mensyaratkan adaptasi kepada realitas politik yang baru”, tutup Prof. Stephen J. Kobrin dalam paparan kuliah umumnya.

UNIT NEWS

35

Page 36: EB News Edisi 15 Tahun 2013

Tanggal 10 Mei 2013 menjadi saksi bagi lahirnya sebuah lembaga baru di bawah payung Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM). Kantor Publikasi FEB UGM (KP FEB UGM) merupakan lembaga baru yang dibentuk oleh FEB UGM sebagai wujud komitmen lembaga dalam terus memajukan dunia riset dan keilmuan, utamanya di bidang Ekonomika dan Bisnis. Lembaga ini diketuai oleh Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D dan berperan sebagai media diseminasi dan proliferasi riset oleh sivitas akademika baik dari lingkungan internal FEB UGM maupun eskternal.

Kantor Publikasi resmi diluncurkan kepada publik melalui launch event (10/5) bertempat di ruang P7.2 Pertamina

Membangun Budaya Publikasi bagi Civitas Akademika UGM

Tower, FEB UGM dan dikemas secara semi-talkshow. Konsep semi-talkshow dipilih oleh penyelenggara agar peserta launching yang terdiri dari rekan pers dan civitas akademika dapat berinteraksi dengan narasumber secara lebih interaktif untuk mengetahui lebih dalam mengenai core value yang dibawa oleh KP FEB UGM. Selain Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D, acara ini juga menghadirkan Dr. Nurul Indarti, Ph.D dan Dr. Setiyono, M.B.A.. Acara diawali dengan sambutan dan peresmian KP FEB UGM oleh M. Edhie Purnawan, M.A,. Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerjasama dan Alumni FEB UGM. Peresmian dilakukan dengan aktivasi laman publications.feb.ugm.ac.id yang dilakukan oleh Muhammad Edhie

Purnawan sebagai penanda dimulainya operasional KP FEB UGM.

Dalam acara ini, narasumber membahas mengenai pentingnya publikasi bagi civitas akademika dalam rangka mencerdaskan bangsa. Nurul Indarti mengatakan bahwa selama ini budaya menulis ilmiah di kalangan civitas akademika masih rendah. Padahal, menulis ilmiah merupakan cara untuk mendokumentasikan sebuah ilmu atau mungkin penemuan baru agar dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya dan tidak hilang. Mudrajad Kuncoro juga menambahkan melalui publikasi ilmiah, civitas akademika juga dimungkinkan untuk melakukan sesuatu yang konkret dalam hal pengabdian masyarakat, yakni sedekah ilmu. Melalui publikasi ilmiah, ilmu yang dimiliki tidak akan hanya dapat

UNIT NEWS

36

Page 37: EB News Edisi 15 Tahun 2013

secara eksklusif diwariskan dari generasi ke generasi saja namun penyampaiannya ke masyarakat luas juga akan semakin mudah dan cepat. Oleh karena itu, keberadaan KP FEB UGM diharapkan mampu mendorong civitas akademika, dalam tahap awal di lingkungan FEB UGM, untuk lebih aktif dalam menghasilkan berbagai karya tulis ilmiah baik berupa artikel, jurnal, maupun buku. Dalam kaitannya dengan pendistribusian kepada masyarakat, masing-masing civitas akademika yang berminat membagikan karyanya akan diberikan akun untuk dengan bebas mengelola publikasinya yang ditampilkan pada laman KP FEB UGM. Kepada masyarakat, semua artikel ini akan dapat diakses secara cuma-cuma karena laman KPP FEB UGM menerapkan skema open source dimana masyarakat luas akan mendapatkan akses penuh ke berbagai penelitian dosen baik untuk kepentingan pribadi maupun pengajaran. Dua aktivitas utama ini lah yang menjadi wujud konkrit KP FEB UGM yang tidak hanya mendiseminasikan riset dan publikasi ilmiah di kalangan civitas akademika, namun juga mendistribusikannya kepada masyarakat.

Selama beroperasi, KP FEB UGM juga telah menyelenggarakan beberapa kegiatan antara lain Seminar dan Bedah Buku “Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi” oleh Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D bekerja sama dengan Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Timur dan D.I Yogyakarta di Samarinda (16/5) dan Yogyakarta (3/6). Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat mulai dari mahasiswa, perwakilan perbankan, hingga pejabat tingkat provinsi maupun nasional. Seminar yang diselenggarakan di Samarinda dihadiri oleh Dr. Awang Faroek selaku Gubernur Kalimantan Timur selaku keynote speaker yang menyampaikan pentingnya budaya meneliti dan menulis ilmiah sebagai sarana untuk mengenali potensi daerah sekaligus menularkan ilmu yang dimiliki kepada masyarakat setempat. Sedangkan di seminar Yogyakarta, perwakilan dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Agus Siregar, hadir menyampaikan arti penelitian dan penulisan ilmiah dalam mengupas berbagai variabel untuk menentukan tingkat kualitas pembangunan masyarakat (development index). Beberapa fakta

menarik yang dikemukakan antara lain mengenai bahwa D.I Yogyakarta rendah secara pendapatan dan memiliki tingkat pengangguran terdidik di atas rerata nasional, namun uniknya Yogyakarta memiliki indeks pembangunan masyarakat yang tinggi dan harapan hidup di atas rerata nasional. Mengacu pada hal ini, penelitian dan publikasi ilmiah dinilai akan mampu memberikan perspektif yang lebih luas kepada masyarakat utamanya

dalam menentukan titik-titik mana saja yang diprioritaskan untuk dibangun untuk mencapai masyarakat yang lebih madani.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai KP FEB UGM atau mendapatkan riset dan publikasi ilmiah dapat mengunjungi laman KP FEB UGM di publications.feb.ugm.ac.id. Because knowledge is created and meant to be shared.

37

Page 38: EB News Edisi 15 Tahun 2013

UNIT NEWS

Short CourseBrevet PajakA, B, & C

Angkatan 89 A,B19 Agustus 2013

11 minggu @ 2 jam, 44 pertemuanSenin sd Jumat

Pukul 18.30 sd 20.30

Angkatan 1 C 2 September 2013

6 minggu @ 2 jam, 29 pertemuanSenin sd Jumat

Pukul 18.30 sd 20.30

Materi Brevet A,B:Ketentuan Umum dan Tata Cara PerpajakanPajak Penghasilan UmumPajak Pertambahan Nilai A dan BPajak Penjualan Barang MewahPajak Bumi dan BangunanBea Perolehan Hak atas Tanah dan BangunanPPh Pemotongan dan PemungutanAkuntansi PerpajakanPemeriksaan dan Penyidikan PajakPengisian SPT PPN Elektronik

Materi Brevet C:Tax PlanningPerpajakan InternasionalKode Etik Konsultan Pajak

Fasilitas : Tas, Modul, Blocknote, SertifikatInvestasi Brevet A,B: Rp 1.250.000,-Investasi Brevet C: Rp 750.000,-Melalui Bank Mandiri Cab UGMNo. Rek: 888-88-02-12-411-0003a/n UGM FEB - P2EB - Pelatihan

Sekretariat P2EB: Gedung Pertamina Tower Lantai 2, Jl. Sosio Humaniora No. 1, Bulaksumur, YogyakartaPhone: (0274) 548 510 ext 250

*) Peserta Brevet C wajib telah mengikuti Brevet A dan B dengan menunjukkan sertifikat kelulusan.

**) Peserta tidak dapat membatalkan pendaftaran Brevet apabila sudah mulai masuk perkuliahan brevet.

***) Pembatalan sebelum masuk materi dikenakan biaya administrasi sebesar Rp.200.000,- dipotong dari biaya Brevet.

****) Kelas akan dimulai apabila telah memenuhi minimal kuota: 25 (Brevet C), 50 (Brevet A, B)

38

Page 39: EB News Edisi 15 Tahun 2013

ENGLISH PROFICIENCY COURSEBUSINESS COMMUNICATION CENTER

P2EB FEB UGMWe do communicate!

TOEFL Prediction/English Test:Rp. 65.000,- Monday to Friday at 13.15 pm

(Fasting: at 09.30 am)

English Regular Course:Morning Class (09.30 – 11.30)

Afternoon Class (16.00 – 18.00) Evening Class (18.30 – 20.30)

Number of Meetings : 30 times @2 hoursCourse Fee :

Rp. 500.000,- UGM StudentsRp. 550.000,- Non-UGM Students

Period of June-July: Pre-test June 14 ,2013

Period of September-October: Pre-test September 6 ,2013

English Short Course:Mid Day Class (13.00 – 15.00)

Number of Meetings: 15 times @2 hoursCourse Fee :

Rp. 300.000,- UGM StudentsRp. 350.000,- Non-UGM Students

Period of September: Pre-test September 6, 2013

Facilities: English Proficiency Test, Course Material, CD, Certificate

TOEFL® ITPSaturday on July 13; August 31, 2013

at 10 a.m. only $27

Phone: (0274) 548 510 ext 250Transfer: Bank Mandiri a/n UGM-FEB-P2EB-Pelatihan No Rek: 888-88-02-12-411-0003Secretariat of P2EB: Pertamina Tower, 2nd floor, FEB UGM, Jl. Sosio Humaniora no.1, BulaksumurPhone (0274) 548 510 ext 250

*)Pembatalan pendaftaran English Course dikenakan biaya administrasi sebesar 10% sd 25%.**) Pendaftaran TOEFL Prediction Test/ English Test tidak dapat dibatalkan, kuota minimal: 10 peserta.***) Pelaksanaan English Course pada bulan puasa: Short Course: pkl 09.30-11.30; Afternoon Class: pkl 15.00-17.00

39

Page 40: EB News Edisi 15 Tahun 2013

WHO’S WHO

Rubrik who’s who edisi kali ini akan mengulas sebuah perjalanan karir seorang dosen senior Ilmu

Ekonomi UGM yang tidak hanya telah berkontribusi besar bagi Fakultas Ekonomika dan Bisnis tetapi juga bagi bangsa Indonesia. Prof. Gunawan Sumodinigrat, Ph.D, namanya tentunya tidak asing lagi di telinga para ekonom Indonesia khususnya yang menggeluti ekonomi kerakyatan. Gunawan, begitu ia kerap disapa, telah aktif mengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis sejak tahun 1978 hingga saat ini. Dalam perjalanan puluhan tahun karirnya, bukan pengabdian dalam bidang pendidikan saja yang ia lakukan tetapi juga pengabdian terhadap perekonomian masyarakat. Ia sangat konsen terkait nasib masyarakat kalangan akar rumput. Semangat dan optimisme untuk mensejahterakan masyarakat miskin membawanya masuk ke kalangan birokrat sekitar tahun 1990.

Mengawali karir di Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Gunawan menciptakan banyak terobosan yang bermanfaat bagi efektifas kinerja

pemerintahan. Salah satunya adalah pengadaan komputer sebagai pusat pengumpulan data statistik di Indonesia melalui Badan Pusat Statistik (BPS). Berbagai jenis data yang dihimpun dari seluruh Indonesia diintegrasikan menjadi satu yang kemudian menciptakan informasi yang komprehensif dalam pengambilan kebijakan. Atas pencapaiannya tersebut, Gunawan dianugerahi Satya Lancana Wirakarya oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1982. Tidak berhenti sampai disitu, penghargaan Satya Lancana Jasa Utama pada tahun 1999 juga dianugerahkan atas jasanya dalam menyelesaikan proyek-proyek penting di pemerintahan. Berbagai penghargaan ini merupakan pencapaian berharga dalam perjalanan hidupnya. Setelah menyelesaikan tugasnya di Bappenas, Gunawan juga sempat berkarir sebagai Deputi Sekretaris Wakil Presiden RI bidang Kewilayahan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan pada tahun 2000 sampai 2005. Karir profesional lainnya adalah Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial di Departemen Sosial yang disandangnya sejak tahun 2006 sampai 2009.

Gunawan Sumodinigrat

Optimisme

Ekonomi Kerakyatan

Saat ini, Gunawan tengah diamanahi untuk menjadi fasilitator Dashboard Ekonomi Kerakyatan di FEB UGM. Pekerjaan yang tengah digeluti saat ini sejalan dengan perjuangan panjangnya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil. Sejak tahun 1993 telah banyak program ekonomi kerakyatan yang digagasnya bersama beberapa tokoh ekonomi kerakyatan seperti Prof. Mubyarto. Sejak bekerja di Bappenas, Gunawan memang telah banyak memotori gerakan ekonomi kerakyatan dan ekonomi Pancasila. “Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi Tuhan dimana manusia akan meniru sifat-sifat Tuhan yaitu kasih sayang dan gotong royong, hal ini telah tertuang dalam sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dan semboyan bangsa yaitu Bhineka Tinggal Ika,” ungkap Gunawan ketika menjelaskan esensi dari ekonomi kerakyatan. Jejak perjalanan Gunawan dalam memperjuangkan ekonomi kerakyatan tidak hanya dalam hitungan jari namun telah puluhan tahun. Sudah banyak asam garam yang dilaluinya terkait konsep ekonomi kerakyatan ini. Program-program untuk meningkatkan perekonomian kaum akar rumput banyak digelutinya sejak tahun 1990-an seperi Inpres Desa Tertinggal (IDT), Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Teringgal (P3DT), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), dan Jaring Pengaman Sosial (JPS). Gunawan juga menciptakan sebuah sistem yang membantu masyarakat kecil untuk lebih dekat dengan akses perbankan melalui Badan Kredit Daerah.

Meskipun tidak lagi aktif di pemerintahan, Gunawan masih berkecimpung dalam berbagai program khususnya terkait peningkatan wawasan kebangsaan yaitu “Kader Bangsa Wirausaha” dan penataran P4 melalui pendekatan ESQ. Peningkatan wawasan kebangsaan penting bagi masyarakat agar tercipta local leader yang mampu mendampingi masyarakat dengan baik. “Saya ingin menuliskan pengalaman hidup saya dalam sebuah buku, agar mampu menginspirasi dan lebih bermanfaat bagi banyak orang,”ungkap Gunawan menutup wawancara dengan tim EB News sore itu. [Poppy]

40

Page 41: EB News Edisi 15 Tahun 2013

AROUND BULAKSUMUR

Pusat Sumber Daya Informasi: Sebuah Keunggulan Kompetitif di Masa Depan

Ilustrasi di atas menggambarkan ketidaktahuan mahasiswa UGM tentang PPTIK (Pusat Pelayanan

Teknologi Informasi dan Komunikasi) atau sekarang yang lebih dikenal sebagai PSDI (Pusat Sistem dan Sumber Daya

Informasi) ini. PSDI berada di boulevard UGM sebelah utara Gelanggang Mahasiswa. PSDI telah berdiri sejak 1978 yang awalnya bernama PUSKOM (Pusat Komputer), diubah namanya menjadi Pusat Pelayanan Teknologi Informasi sebagai Unit Pelaksana Teknis, dan sekarang bernama PSDI. Perubahan nama ini tentu saja didasarkan pada perkembangan informasi dan teknologi yang semakin maju.

PSDI dipimpin oleh Widyawan, ST., M.Sc., Ph.D., seorang dosen di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi. Menurut Widyawan, PSDI memiliki tugas besar di UGM

dalam tiga aspek, yaitu infrastruktur dan keamanan teknologi informasi, integrasi sistem informasi, dan aplikasi dan layanan teknologi informasi dan komunikasi. Ketiga hal ini menjadi tanggung jawab utama PSDI agar UGM memiliki sistem informasi yang kuat dan terorganisasi.

Fungsi infrastuktur dan keamanan teknologi informasi adalah menjaga keamanan server di UGM, melakukan perancangan, pengelolaan, dan standarisasi fasilitas pendukung sistem teknologi dan

informasi di UGM dan tugas lain yang berhubungan dengan keamanan sistem informasi dan infrastruktur. Fungsi integrasi sistem informasi, adalah PSDI mencoba menghubungkan semua pihak di UGM agar semua sistem terintegrasi. Fungsi terakhir, yaitu aplikasi dan layanan teknologi informasi dan komunikasi bertanggungjawab pada pengembangan surel UGM, laman UGM, dan aplikasi-aplikasi penunjang aktivitas di UGM.

Beberapa hal yang telah dicapai oleh PSDI salah satunya adalah SIA, Sistem Informasi Akademik untuk semua lini fakultas. SIA ini dapat dimanfaatkan sebagai pusat informasi akademik untuk

“Gimana sih bisa dapat email UGM?” tanya seorang mahasiswa. Mahasiswa lainnya pun menjawab, ”ke PPTIK aja,” jawab temannya. “Emang di mana PPTIK?” tanya mahasiswa itu. “Itu lho sebelah gelanggang.” timpal temannya.

civitas akademika di UGM. SIA adalah wujud dari usaha pengintegrasian sistem informasi pada lini fakultas untuk bidang akademik. Kendala utamanya adalah beberapa fakultas sudah memiliki sistem informasi yang maju, seperti Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran, dan beberapa unit lain. Selain itu, saat ini PSDI sedang berusaha mengintegrasikan sistem informasi administrasi keuangan untuk UGM.

Produk lainnya yang tidak kalah menarik adalah UGOS, UGM Goes To Open Source. Semangat yang melandasi program ini adalah pengurangan dalam menggunakan perangkat lunak bajakan. Menurut Widyawan, salah satu cara yang paling murah dan mudah diterapkan adalah kampanye penggunakan open source. PSDI menyediakan sistem operasi terbuka yang dapat diminta oleh mahasiswa sewaktu-waktu. PSDI pun telah mengembangkan sistem operasi terbuka khusus untuk UGM. Widyawan menambahkan, open source yang sudah diadaptasi untuk UGM membantu proses belajar dari pengguna open source itu sendiri.

41

Page 42: EB News Edisi 15 Tahun 2013

FEB IN PICTURES

Pose panitia Seminar Laporan Penelitian Listrik Pedesaan Se-Jateng dan DIY. Dua panitia diantaranya: Rimawan Pradiptyo dan Artidiatun Adji.

Atmosfer diskusi telah terbentuk sejak dahulu dengan salah satu peserta Anis Baswedan

42

Page 43: EB News Edisi 15 Tahun 2013

EXCHANGE STUDENTS’ COMMENTS

Camille Le Glaunec, FranceI chose Indonesia because I’ve always been curious about other cultures. I’ve never been to Asia before, and Indonesia seemed to be a good choice regarding the rich and various cultures we can discover here.

Thomas Pierre,

FranceI didn’t know anything about Indonesia before coming to this country. I chose it for the double degree program and because it’s in Asia. I am really glad I did, the culture is so rich and people so nice and smiling all the time. I tried to learn the best I could from this country and will definitely come back.

43

Page 44: EB News Edisi 15 Tahun 2013

First Class Education & Quality Research