e-lobin juni 2010

20
Lonceng Bintaran Nomor 2, Edisi Juni 2010 Media Komunikasi dan Informasi Umat Paroki Santo Yusup Bintaran Berikan donasi Anda agar buletin ini dapat dicetak lebih banyak dan dibaca oleh lebih banyak umat. TOPIK BULAN INI: Sejarah Keuskupan Agung Semarang Profil Uskup yang pernah berkarya di Keuskupan Agung Semarang Liputan Pelatihan Merawat Jenazah Sakramen Mahakudus Tahun Syukur Keuskupan Agung Semarang

Upload: juansts

Post on 19-Jun-2015

289 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Lobin media informasi dan komunikasi umat Paroki Bintaran Yogyakarta Edisi ke-2 Bulan Juni 2010

TRANSCRIPT

Page 1: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 2010 1

Lonceng BintaranNomor 2, Edisi Juni 2010

Media Komunikasi dan Informasi Umat Paroki Santo Yusup Bintaran

Berikan donasi Anda agar buletin ini dapat dicetak lebih banyak dan dibaca oleh lebih banyak umat.

TOPIK BULAN INI:Sejarah Keuskupan Agung Semarang

Profil Uskup yang pernah berkarya di Keuskupan Agung Semarang

Liputan Pelatihan Merawat Jenazah

Sakramen Mahakudus

Tahun SyukurKeuskupan Agung Semarang

Page 2: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 20102

Pa r o k i S t . Yu s u p B i n t a r a n

Diterbitkan oleh: SalamRedaksi

Berkah Dalem,

Puji syukur kepada Tuhan, LOBIN edisi kedua bulan Juni 2010 dapat hadir menjumpai seluruh umat dan pembaca setia.

Pada edisi kedua ini tema yang di angkat adalah “Tahun Syukur Keuskupan Agung Semarang”. Perlu diketahui bahwa tahun 2010 ini Keuskupan Agung Semarang merayakan 70 tahun berdirinya. Usia 70 tahun tentu bukanlah usia yang muda bahkan boleh dibilang usia senja, maka di usia senja dengan tugas dan tanggung jawab yang semakin besar maka sudah sewajarlah kita sebagai bagian darinya ikut beryukur dan senantiasa menyegarkan, menghidupi dan menguatkan satu sama lain.

Beberapa topik kami sajikan yang tentu saja berkaitan dengan Keuskupan Agung Semarang dan informasi mengenai Bintaran. Artikel-artikel lain juga kami sajikan untuk menambah khasanah umat.

Akhirnya selamat membaca, saran dan kritik yang membangun senantiasa kami harapkan untuk maju dan berkembangnya buletin Lobin ini.

Tim Kerja KOMSOS

Daftar IsiSalam Redaksi .......................................... 2

Topik Utama:

Sejarah Keuskupan Agung Semarang ....... 3

Profil:

Para Uskup yang pernah berkarya

di Keuskupan Agung Semarang ................. 7

Media:

Referensi website ....................................... 10

Katekese:

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ........... 11

Komsos:

Liputan Pelatihan Merawat Jenazah .......... 14

Liputan Penutupan Bulan Maria ................. 16

Dokumentasi Sejarah Gereja .................... 16

Warta Bintaran:

Fidelis Anak ................................................ 17

Senam Lansia............................................. 17

Agenda Kegiatan Tahun Syukur KAS ......... 17

Liturgia:

Sakramen Mahakudus................................ 18

Ilustrasi Cover: Dokumentasi LOBIN & Internet

Rancang Grafis & Tataletak : BowoDicetak : 200 Eksemplar

Redaksi menerima sumbangan naskah, kegiatan ling-kungan, dll. yang selaras dengan visi dan misi LOBIN. Naskah dapat diserahkan di sekretariat paroki atau ke email: [email protected].

Tim Redaksi Lobin:Virgina Christy Ayu Putri - (Puput)

Martina Rini Setiani - (Rini)Fransiska Mahestria Arisanti - (Rima)

Selly Murselina - (Selly)Monica Mus Desi P - (Desi)

Redaksi LOBIN membuka kesempatan untuk mengembangkan dan mengelola buletin Lobin ini baik sebagai redaksi, ilustrator, kontributor tulisan, desainer grafis, fotografer, dll. Kami tunggu keterli-batan Anda dengan menghubungi kami di FB/email: [email protected]. Mari berkarya untuk karya komunikasi sosial. Tuhan memberkati.

Page 3: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 2010 3

TOPIK UTAMA T O P I K U T A M A

SEJARAH KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Pada tanggal 7 Agustus 1806 Raja Lodewijk Napoleon mengumumkan undang-undang kebebasan beragama. Akibatnya, Gereja Katolik di Indonesia, yang dilarang sejak tahun 1621, dapat berkembang lagi. Pada tahun 1807 mulailah

lembaran baru dalam sejarah Gereja, ketika wilayah Hindia Belanda menjadi satu kesatuan dalam Gereja Katolik, yaitu Prefektur Apostolik Batavia. Dua imam sekulir dari Negeri Belanda tiba di Jakarta pada tanggal 4 April 1808 sebagai misionaris pertama. Pastor Jacobus Nelissen menjadi pemimpin pertama misi, yang meliputi seluruh Nusantara, dan beliau berkediaman di Jakarta.

Selama 50 tahun berikutnya, 31 imam sekulir mengikuti jejak langkah kelompok kecil misionaris pertama itu. Di antara mereka adalah Pastor C.J.H. Franssen yang ditugaskan di Ambarawa. Pada tahun 1859 dua imam Yesuit tiba di Jakarta untuk membantu para imam sekulir itu. Selama masa jabatan Mgr. A.C. Classens (1874-1893), hanya dua imam sekulir saja bertahan. Akan tetapi, sementara itu 57 imam Yesuit berdatangan. Dengan demikian, praktis seluruh karya pastoral Gereja ditangani oleh imam Yesuit. Pada tahun 1893, ketika pastor W.J. Staal, SJ ditugaskan menjadi Vikaris Apostolik, tanggungjawab evangelisasi di Indonesia secara kanonik dialihkan dari imam sekulir kepada Serikat Yesus.

Page 4: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 20104

TOPIK UTAMA T O P I K U T A M A

Pada tahun 1842 Prefektur Apostolik Batavia ditingkatkan menjadi Vikariat. Pada tahun 1866 Vikariat Apostolik Batavia dibagi menjadi 8 stasi: Batavia, Semarang, Ambarawa, Yogyakarta, Surabaya, Larantuka, Maumere dan Padang.

Pada tahun 1903, seorang guru Kerasulan dan 4 orang kepala desa dari pegunungan wilayah Kalibawang berkunjung pada Rama van Lith. Empat orang ini dibaptis pada tanggal 20 Mei 1904. Dan kemudian, 171 orang menyusul dibaptis oleh Rama van Lith pada tanggal 14 Desember 1904 di Sendangsono. Peristiwa tersebut di luar harapan Rama van Lith. Mgr. Luypen dan pembesar SJ menafsirkan bahwa peristiwa pembaptisan tersebut sebagai tanda yang jelas bahwa metode Rama van Lith menghasilkan buah. Sementara itu pada tanggal 27 Mei 1899, Rama Hoevenaars SJ, teman seperjalanan Rama van Lith dari Eropa ditugaskan di Mendut. Ia berpendapat bahwa misi harus langsung mengarahkan kegiatan-kegiatannya pada rakyat kelas bawah. Ia berhasil juga. Dalam jangka waktu setengah tahun setibanya di Indonesia, telah dibaptis 62 orang Jawa. Pada akhir tahun 1903 jumlah orang Katolik di stasi Mendut lebih kurang 300 orang.

Kedua metode tersebut dipraktikkan dan dipertahankan oleh kedua misionaris pertama itu. Pada tanggal 27 Juni 1905 Rama Hovenaars dipindahkan ke Cirebon. Beberapa tahun sesudahnya, ketika ia ditugaskan di Surakarta, ia mengakui keunggulan kebijakan Rama van Lith dan mengikuti jejaknya.

Terutama wilayah sekitar Surakarta dan Yogyakarta terbukti menjadi tanah subur bagi benih-benih firman Allah. Sampai sekarang mayoritas umat Katolik Keuskupan Agung Semarang tinggal di wilayah tersebut. Di situlah terdapat pengaruh kuat dari keraton Surakarta dan Yogyakarta, bersamaan dengan nilai budaya tradisional yang telah berakar sangat dalam di hati dan sikap hidup masyarakat.

Nilai-nilai budaya tersebut tidak menjadi ancaman atau diganti dengan agama Katolik. Karena alasan itulah, proses inkulturasi, yang telah dirintis oleh Rama van Lith, mengutamakan perlunya bahasa Jawa. Bahasa tidaklah sekedar sarana komunikasi, tetapi juga kristalisasi jiwa masyarakat dalam memandang dunia dan manusia secara khas Jawa. Di Muntilan Rama van Lith adalah pastor pertama yang dapat berkomunikasi dengan masyarakat Jawa dalam bahasa Jawa. Ia menterjemahkan doa Bapa kami dalam bahasa Jawa.

Page 5: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 2010 5

TOPIK UTAMA T O P I K U T A M A

Rama van Lith berhasrat memberi kaum muda Jawa, pria dan wanita, suatu pendidikan yang bermutu tinggi, yang membuat mereka mampu memiliki posisi penting dalam masyarakat. Maka diselenggarakan pendidikan Kristiani, agar mereka menjadi benih-benih kerasulan yang dapat tumbuh dan berbuah di kemudian hari. Pada tanggal 14 Januari 1908 Tarekat Suster Fransiskan mendirikan sekolah ketrampilan khusus untuk gadis-gadis Jawa di Mendut.

Peristiwa sangat penting di Keuskupan Agung Semarang adalah didirikannya Seminari Menengah. Tiga dari enam calon generasi pertama dari tahun 1911-1914 ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1926 dan 1928, yaitu Rama F.X.Satiman, SJ, A. Djajasepoetra, SJ, dan Alb. Soegijapranta, SJ.

Pada tahun 1915 Rama van Driessche, SJ (1875-1934) merintis karyanya di antara orang-orang Jawa di Yogyakarta dengan bantuan seorang katekis.

Karya misi sungguh didukung dan dikembangkan oleh Tarekat Bruder FIC. Lima Bruder pertama datang dari Negeri Belanda di Yogyakarta pada bulan September 1920. Langsung saja mereka ditugaskan untuk mengajar di HIS. Kedatangan Bruder-Bruder berikutnya mampu memekarkan karya mereka di kota-kota lain seperti Muntilan (1921), Surakarta (1926), Ambarawa (1928) dan Semarang (1934). Pada bulan Januari 1922, Percetakan Kanisius mulai beroperasi dan dipercayakan kepada Tarekat Bruder FIC.

Rama Strater, SJ mendirikan Perhimpunan Wanita Katolik pada tanggal 9 September 1923. Berdirinya Organisasi Partai Politik Katolik pada bulan Agustus 1923 menjadi bukti perkembangan Gereja dan keberanian orang-orang Katolik dengan pusatnya di Yogyakarta.

Disebabkan oleh perbedaan situasi antara Jawa Barat/Batavia dan Jawa Tengah, dan demi berkembangnya Gereja, pada tanggal 1 Agustus 1940 didirikanlah Vikariat Apostolik Semarang. Paus Pius XII menetapkan Rama Albertus Soegijapranata SJ menjadi Vikaris Apostolik. Ia menjadi uskup pribumi Indonesia pertama.

Peristiwa tragis menimpa dua orang hamba Tuhan, Rama Richardus Kardis Sandjaja, Pr. dan Frater Hermanus Bouwens, SJ. Pada tanggal 20 Desember 1948 mereka dibunuh

Page 6: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 20106

di dusun Kembaran dekat Muntilan. Peristiwa itu berkaitan dengan penyerangan pasukan Belanda di Semarang yang berlanjut ke Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948, yang biasa disebut dengan clash kedua.

Mgr. Albertus Soegijapranata SJ wafat pada tahun 1963, dan dimakamkan di makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang, sebagai Pahlawan Nasional. Mgr. Justinus Darmojuwono, Uskup kedua (1964-1981), diangkat menjadi Kardinal pertama di Indonesia (26 Juni 1967). Agar karya pastoral semakin berbuah, pada tahun 1967 Kardinal Justinus Darmajuwono mendirikan 4 Vikariat Episkopalis di Keuskupan Agung Semarang, yaitu Semarang, Kedu, Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Bapak Kardinal Justinus Darmojuwono wafat pada tanggal 3 Februari 1994, dan dimakamkan di Makam Muntilan.

Mgr. Julius Darmaatmadja, SJ, penggantinya memimpin Keuskupan Agung Semarang (1984-1996). Mgr. Julius mengembangkan karya pastoral berdasarkan Arah Dasar Keuskupan untuk periode lima tahunan (1984-1990; 1990-1995; 1996-2000). Beliau kemudian juga diangkat menjadi Kardinal, dan kemudian dipindahtugaskan ke Jakarta menjadi Uskup Agung Jakarta. Mgr. Suharyo (1997-sekarang) terus mengembangkan karya pastoral dengan mengumatkan Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang untuk periode 2001-2005. Berinspirasikan ajaran Konsili Vatikan II Mgr. Suharyo mendorong Gereja Katolik mewujudkan diri menjadi persekutuan paguyuban-paguyuban yang hidup, tempat orang-orang beriman menghayati Gereja sebagai peristiwa iman. Pada 2 Januari 2006, beliau ditetapkan sebagai Uskup Militer menggantikan Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ. Kemudian beliau ditetapkan sebagai Uskup Agung Koajutor untuk Keuskupan Agung Jakarta pada tanggal 25 Juli 2009.

Benih-benih firman Allah telah berkembang dan menghasilkan banyak buah sebagaimana tampak dalam statistik dari tahun 1941-2004.

(Sumber: Situs Resmi KAS)

TOPIK UTAMA T O P I K U T A M A

Page 7: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 2010 7

PROFIL P R O F I L

PARA USKUP YANG PERNAH BERKARYADI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Archbishop Albert Soegijapranata, S.J. (†) Archbishop of Semarang - Uskup Agung Semarang Vicar Apostolic of Indonesia, Military - Uskup Militer

Peristiwa-peristiwa dalam hidupnya: 25 November 1896 : Lahir di Surakarta 15 Agustus 1931 : Ditahbiskan sebagai Imam Jesuit-SJ 1 Agustus 1940 : Ditetapkan sebagai Vikaris Apostolis Semarang 1 Agustus 1940 : Ditetapkan sebagai Uskup Tituler Danaba 6 November 1940 : Ditahbiskan sebagai Uskup Danaba 1949 : Ditetapkan sebagai Vikaris Apostolik Militer 3 Januari 1961 : Ditetapkan sebagai Uskup Agung Semarang 22 JulI 1963 : Wafat sebagai Uskup Agung Semarang

Karena jasa-jasanya Mgr. A. Soegijapranata diberi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah RI. Beliau dimakamkan di makam pahlawan Giri Tunggal, Semarang.

Justinus Cardinal Darmojuwono (†) Archbishop Emeritus of Semarang Cardinal-Priest of SS. Nome di Gesù e Maria in Via Lata

Peristiwa-peristiwa dalam hidupnya: 2 November 1914 : lahir di Godean 25 Mei 1947 : Ditahbiskan sebagai Imam Keuskupan Agung Semarang 10 Desember 1963 : Ditetapkan sebagai Uskup Agung Semarang

Gagasannya :

100% Katolik, 100% Indonesia

Page 8: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 20108

PROFIL P R O F I L

6 April 1964 : Ditahbiskan sebagai Uskup Agung semarang 8 Juli 1964 : Ditetapkan sebagai Uskup Militer di Indonesia 26 Juni 1967 : Diangkat menjadi Kardinal 26 Juni 1967 : Ditetapkan sebagai Kardinal-Imam dari SS. Nome di Gesu e Maria in Via Lata 3 Juli 1981 : Pensiun sebagai Uskup Agung Semarang 1982 : Pensiun sebagai Uskup Militer 3 Februari 1994 : Wafat

Justinus Cardinal Darmojuwono adalah penggagas 4 kevikepan di Keuskupan Agung Semarang. Beliau dimakamkan di makam Muntilan.

Julius Riyadi Cardinal Darmaatmadja, S.J.

Archbishop of Jakarta - Uskup Agung Jakarta Cardinal-Priest of S. Cuore di Maria Bishop of Indonesia, Military - Uskup Militer Indonesia

Peristiwa-peristiwa dalam hidupnya: 20 Desember 1934 : Dilahirkan di Muntilan 18 Desember 1969 : Ditahbiskan sebagai imam Serikat Yesus (SJ) 19 Februari 1983 : Ditetapkan sebagai Uskup Agung Semarang 29 Juni 1983 : Ditahbiskan menjadi Uskup Agung Semarang 28 Apr 1984 : Ditunjuk sebagai Uskup Militer Indonesia 26 November 1994 : Diangkat menjadi Kardinal 26 November 1994 : DItunjuk sebagai Kardinal-Imam dari S. Cuore di Maria 11 Januari1996 : Ditunjuk menjadi Uskup Agung Jakarta, Indonesia

Page 9: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 2010 9

PROFIL P R O F I L

Mgr. Prof. Dr. Ignatius Suharyo Pr Ayah-Ibu: Florentinus Amir Hardjodisastra (alm) dan Theodora Murni Hardjodisastra. Berasal dari 10 bersaudara: 3 puteri, 6 putera, satu meninggal dunia. Dari 6 putera, lima orang masuk Seminari. Yang jadi imam 2 orang: Rm. Suitbertus Sunardi OCSO (Rawaseneng) dan Rm. I. Suharyo Pr. Dari 3 puteri, dua orang menjadi suster Sr. Marganingsih dan Sr. Sri Murni

Peristiwa-peristiwa dalam hidupnya: 9 Juli 1950 : Lahir di desa Sedayu, kelurahan Argosari, kecamatan Sedayu 1955 : SD Pangudi Luhur Sedayu 1958 : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta 1961-1968 : SMP dan SMA Seminari Mertoyudan 1968-1976 : Seminari Tinggi Kentungan DIY 26 Januari 1976 : Ditahbiskan menjadi imam bersama dengan alm Rm. Bardiyanto Pr21 April 1997 : Ditetapkan sebagai Uskup Agung Semarang 22 Agustus 1997 : Ditahbiskan sebagai Uskup Agung Semarang25 Juli 2009 : Ditetapkan sebagai Uskup Coajutor Keuskupan Agung Jakarta.

Uskup Coadjutor adalah Uskup pengganti yang akan bertugas bila Uskup yang digantikannya mengundurkan diri pada waktunya Beberapa karya selama menjadi Imam: 1976 : Satu tahun persiapan studi, di paroki Bintaran Yogyakarta 1977-1981 : Studi di Universitas Urbaniana Roma, Italia. Meraih Doktor Teologi Kitab Suci dengan Skripsi mengenai Injil Lukas. 1982-1997 : Seminari Tinggi Kentungan Yogyakarta.

Semboyannya :

”Serviens Domino Cum Omni Humilitate” Act 20:19

yang artinya “Aku Melayani Tuhan Dengan Segala

Rendah Hati”

Kisah Para Rasul 20:19

Page 10: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 201010

TAHUKAH ANDA?

Bahwa komplek Gereja St. Yusup akan dihiasi oleh sebuah patung Santo

Yusup. Patung dan lokasi penempatan sedang dalam tahap pembangunan. Se-moga dengan adanya patung Santo Yusup bukan hanya sebagai hiasan dan simbolis semata, lebih dari itu semangat dan ke-luhuran Santo Yusuplah yang senatiasa kita kenang dan kita contoh.

MEDIA M E D I A

Ingin berjejaring sosial, Facebook tentu tidak asing lagi. Tidak ketinggalan Kom-sos KAS juga mempunyai facebook, bagi Anda yang doyan berjejaring sosial le-wat dunia maya silahkan add facebook Komsos KAS untuk menambah teman dan wawasan.

www.gerejakatolik.org di website ini tersedia kisah santo santa, renungan dan artikel-artikel lain yang terkait dengan kehidupan iman katolik. Cocok sebagai salah satu rekomendasi pengetahuan.

www.kawali.org ini adalah situs resmi dari Konferensi Waligereja Indonesia. Menu yang terdapat dalam website ini adalah: Profil KWI, Struktur KWI, dll.

Page 11: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 2010 11

KATEKESE K A T E K E S E

HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS

Santa Yuliana dari Kornillon, Pengaku Iman

Hari raya Tubuh Darah Kristus (Corpus Christi) yang sama dengan hari raya Sakramen

MahaKudus masuk dalam lingkaran penanggalan atas wahyu Tuhan kepada Santa Yuliana dari Kornillon. Prosesnya sangat rumit dan lama serta meminta pengorbanan yang tidak kecil dari suster Yuliana sendiri. Penglihatan ajaib yang dialaminya membawa dia kepada penderitaan yang lama hingga hari raya itu direstui oleh pemimpin tertinggi Gereja dan dirayakan oleh seluruh Gereja. Pesta ini dirayakan pada mingu biasa setelah masa Paskah, tepatnya pada hari minggu biasa sesudah hari raya Tritunggal MahaKudus.

Yuliana lahir di Liege, Belgia pada tahun 1192. Pada umur 5 tahun, ia sudah menjadi anak yatim piatu. Maka ia dititipkan di sebuah biara di Mount Cornillon. Pada tahun 1200 terdapat di gunung ini dua buah biara santo Agustinus: yang satu untuk kaum pria dan yang satu

untuk wanita. Disana terdapat beberapa buah rumah, ada usaha perkebunan dan peternakan sapi. Di beberapa rumah para biarawan / wati itu merawat banyak orang sakit lepra. Untuk menghindari bahaya ketularan penyakit lepra, maka Yulianus bersama adiknya Agnes dipisahkan disebuah rumah pertanian yang tidak jauh dari rumah induk. Disitu mereka diasuh oleh Sr. Sapiensia. Tugas mereka

Page 12: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 201012

adalah belajar, membersihkan rumah, memelihara bunga-bunga dan menjaga sapi. Kedua kakak-beradik ini selalu ikut serta dalam doa, perayaan Ekaristi dan upacara-upacara lainnya. Yuliana menaruh hormat yang tinggi kepada Sakramen Maha Kudus yang diterimanya setiap kali mengkuti perayaan Ekaristi. Ia juga suka sekali membaca buku-buku karya Santo Agustinus, Santo Bernardus, dan lain- lainnya di perpustakaan

Pada usia 16 tahun, Yuliana mengalami suatu penglihatan ajaib. Ia melihat bulan purnama yang aneh sekali; pinggirannya tercabik. Ia ragu-ragu memastikan arti penglihatan itu, apakah itu suatu godaan dari roh jahat atau pewahyuan Tuhan. Ia berdoa memohon agar Yesus menerangkan kepadanya arti penglihatan itu. Dua tahun kemudian Yesus menampakkan diri kepadanya dan menerangkan arti penglihatan itu: bahwasannya bulan itu adalah lingkaran tahun Liturgis Gereja dengan berbagai hari raya. Sedangkan cabikan pada pinggiran bulan purnama itu menandakan bahwa lingkaran tahun liturgi gereja belum sempurna oleh karena tidak adanya hari raya khusus untuk menghormati sakramen Maha Kudus. Yuliana di minta oleh Yesus untuk menyampaikan kepada pemimpin Gereja

agar segera menetapkan suatu hari khusus untuk menghormati Sakramen Maha Kudus. Dengan takut-takut, Yuliana berkata: “Ah Tuhan! Jangan aku yang Kautugaskan untuk menyampaikan hal itu. Serahkan saja tugas ini kepada seorang imam yang saleh dan terpelajar!”. Tetapi Yesus menjawab: “Kaulah orang yang kuanggap layak untuk tugas luhur ini. Justru orang lemah namun berbakti kepada-Ku layak untuk menjalankan tugas ini!”.

Hari dan tahun berjalan terus hingga Yuliana menjadi suster di biara St. Agustinus Mount Carnillon. Karena kedudukannya masih rendah, ia tidak berani membuka rahasia penampakan itu dan pesan Tuhan Yesus. Barulah ketika ia terpilih menjadi prior pad a tahun 1225, ia mulai membuka rahasia penampakan dan pesan Tuhan itu. Mula-mula ia mengutarakan pesan Tuhan itu kepada Eva, seorang pertapa wanita yang saleh dan pintar. Eva selanjutnya berbicara dengan para imam, antara lain dengan Hugo, Propinsial Ordo Dominikan, Uskup J. Pantelleon dan para ahli dibidang liturgi dan teologi. Sementara itu, Yuliana terus berdoa agar semua orang dapat menerima baik pesan Tuhan yang disampaikan kepadanya. Pada dasarnya

KATEKESE K A T E K E S E

Page 13: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 2010 13

pemimpin Gereja setempat dan para ahli itu tidak menolak memasukkan Pesta Sakramen Maha Kudus dalam liturgi gereja. Hasil pertama diperolehnya pada tahun 1246 yaitu tatkala hari raya Corpus Christi itu disetujui dan diresmikan oleh Uskup J. Pantellon.

Namun sejak itulah Yuliana mengalami banyak penderitaan. Banyak orang termasuk imam-imam mencap Yuliana sebagai orang yang kerasukan setan. Dan banyak dakwaan dan kritik lain terhadapnya yang menuduh dia memanfaatkan kedudukannya sebagai pemimpin biara untuk ambisi pribadi mempromosikan penemuannya tentang hari raya Sakramen MahaKudus itu. Ia dipecat dari kedudukannya sebagai pemimpin biara dan diusir dari biara

itu. Ia lalu pergi bergabung dengan Eva di pertapaannya. Akhirnya setelah mengalami begitu banyak penderitaan fisik dan batin, Yuliana meninggal pada tanggal 5 April 1258.

Sepeninggal Yuliana, Eva wanita pertapa itu melanjutkan perjuanggannya, didukung oleh Uskup J. Pantalleon. Delapan tahun kemudian Hugo, Propinsial Dominikan yang mengenal baik Yuliana, terpilih menjadi Paus di Roma dengan nama Paus Urbanus IV (1261 - 1264). Taklama kemudian pada tahun 1264 Paus Urbanus IV menetapkan hari raya Tubuh dan Darah Kristus sebagai pesta gereja. Kemudian paus Klemens V (1305 -1314) mengesahkannya pada tahun 1312.

Sumber: www.ekaristi.org

KATEKESE K A T E K E S E

HumorSate babi

Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.Ajudan : Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?Gus Dur : BabiAjudan : Yang lebih haram lagiGus Dur : Mmmm … babi mengandung babi!Ajudan : Yang paling haram?Gus Dur : Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!

Page 14: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 201014

KOMSOS K O M S O S

LIPUTAN PELATIHAN MERAWAT JENAZAH

Hari Jumat, 28 Mei 2010 di Aula Gereja St. Yusup Bintaran di-adakan pelatihan merawat

jenazah. Acara ini merupakan salah satu program dari Tim Kerja Pralenan beker-jasama dengan RS. Panti Rapih Yogya-karta.

Menurut salah seorang panitia, dari jum-lah peserta, yang terlibat pada acara ini melebihi target karena target peserta hanya 50 orang ternyata yang datang 80 orang. Para peserta merupakan perwaki-lan dari lingkungan-lingkungan di Paroki St. Yusup Bintaran.

Tujuan dari dilaksanakan acara ini ada-lah pertama, mengenalkan atau mem-berikan pengetahuan tentang tata cara merawat jenazah secara Katolik yang baik dan benar. Kedua, sebagai pedoman bagi para peserta untuk membantu dan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya saudara-saudarinya yang akan meng-hadap Bapa di Surga.

Acara diawali dengan pengantar singkat dari narasumber kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab seputar tata cara merawat janazah. Salah satu pertanyaan adalah bagaimana mengatasi timbulnya

bau dari jenazah yang akan dirawat. Adapun jawaban dari narasumber ada-lah, usahakan mengeluarkan cairan da-lam tubuh jenazah semampunya, kemu-dian tutup dengan kapas bagian anus dan kemaluan, bersihkan dan tutup lubang-lubang yang berpotensi mengeluarkan darah dan cairan, hidung, mulut, telinga, kalau terdapat luka maka harus dibung-kus dengan kain kasa dan ditetesi cairan formalin kemudian ditutup dengan rapi dan dialasi plastik kemudian baru diper-ban. Untuk jenazah yang dimakamkan lebih dari 24 jam disarankan untuk di-formalin. Pada sesi tanya jawab ini juga dijelaskan bagaimana merawat jenazah yang mengidap penyakit menular.

Setelah sesi tanya jawab, dilanjutkan dengan praktek. Pada saat praktek den-

Page 15: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 2010 15

LIPUTAN KOMUNI I

gan menggunakan model dari salah satu peserta. Di sesi ini dijelaskan secara urut dari membersihkan, memandikan, memberi pakaian sampai merias ditam-bah dengan tips-tips untuk kasus-kasus tertentu. Acara ini berakhir pada pukul 12.00 WIB. Untuk tata cara merawat dan merias jenazah secara lengkap akan menjadi topik utama LOBIN edisi Juli mendatang. @Red.

KOMSOS K O M S O S

Hari Minggu, 6 Juni 2010 meru-pakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Pada hari ini

akan diterimakan komuni pertama ke-pada 33 anak di Gereja St. Yusup Bin-taran Yogyakarta. Sebagai persiapan, anak-anak peserta komuni pertama telah menjalani masa persiapan (pelajaran), tes penjajagan dan rekoleksi bersama orang tua. Pada hari Jumat, 28 Mei 2010 di Gereja St. Yusup Bintaran dilaksana-kan gladi bersih untuk mempersiapkan penerimaan komuni I.

Dalam gladi bersih ini disampaikan dan dipraktekkan secara menyeluruh rang-kain upacara penerimaan komuni I. Se-cara khusus dipraktekkan bagaimana sikap, urutan dan posisi dalam menerima komuni I yang bertujuan agar pada saat

pelaksanaan dapat berjalan lancar dan baik. Pada gladi bersih juga didukung oleh Fidelis anak untuk mengiring lagu-lagu dalam acara tersebut.

Untuk persiapan penerimaan Komuni I, pada hari Minggu, 30 Mei 2010 juga di-laksanakan pengakuan dosa bagi calon penerima komuni I. @Red

Page 16: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 201016

LIPUTAN PENUTUPAN BULAN MARIA & BKL

DOKUMENTASI SEJARAH GEREJA

KOMSOS K O M S O S

Tim Kerja KOMSOS dalam fungsi-nya sebagai komunikator dan dokumentasi, terlibat dalam

panitia visualisasi sejarah Gereja Bin-taran, panitia ini nantinya akan men-cari, mengolah dan memvisualisasikan dokumentasi-dokumentasi baik yang berupa tulisan maupun gambar (foto) yang terkait dengan Gereja Bintaran.

Beberapa gambar dan tulisan bahan su-dah tersedia untuk diolah bersama-sama.

Panitia membuka kesempatan bagi selu-ruh umat yang mempunyai gambar (foto) yang terkait dengan Gereja Bintaran baik kegiatan umat maupun lingkungan sekitar Gereja khusunya situasi pada tempo dulu kiranya dapat kami pinjam untuk proses repro dan scan. Informasi dan konfirmasi dapat menghubungi: Sek-retariat Paroki 0274-375231, Sdr. Bowo 08157981271, Guno 088216290592 atau email: [email protected].

Senin, 31 Mei 2010 di Gua Maria Komplek Pasturan Gereja St. Yusup Bintaran diselenggarakan Perayaan

Ekaristi penutupan bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi. Perayaan Ekaristi ini dipimpin dengan konselebran Romo Wil-lem dan Romo Wondo. Perayaan Ekaristi ini dimeriahkan oleh paduan suara ling-kungan Stefanus - Bosco didukung oleh Orang Muda Katolik Bintaran Sebagai petugas tatalaksana dan kolektan. Pe-rayaan Ekaristi ini dihadiri kurang lebih 250 umat. Semoga acara ini bisa menjadi rutinitas di Paroki Bintaran. @Red

Page 17: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 2010 17

FIDELIS ANAK

WARTA BINTARAN W A R T A B I N T A R A N

A N A K

Latihan rutin Fidelis anak dilaksanakan setiap :

Hari : SENINWaktu : 17.00 WIBTempat : Gereja Bintaran

Bagi yang berminat silahkan hadir lang-sung pada saat latihan.

SENAM LANSIA

Setiap Jumat jam 06.30 di Aula Bintaran diadakan Senam Lansia. Mohon partisi-pasi bapak ibu Lansia.

KEGIATAN DALAM RANGKATAHUN SYUKUR KAS

1. Perayaan 70 th KAS, 27 Juni di paro-ki, bahan akan disiapkan oleh Komlit KAS

2. Gerakan menabung tiap hari Jumat selama bulan Agustus (sebagai Bulan Ajaran Sosial Gereja atau ASG) di da-lam keluarga-keluarga sebagai bentuk kepedulian kepada orang lain, misal-

nya untuk peduli bencana/peduli ke-sehatan, dll.

3. Puncak Syukur atas Habitus Baru, sekitar Pesta Keluarga Kudus, 26 Desember 2010 di masing-masing Paroki. Bentuk dan kreatifitas diser-ahkan kepada masing-masing paroki, dengan memberi perhatian kepada peran keluarga.

4. Gerakan berbagi 5 roti dan 2 ikan, tiap tanggal 7 di sekolah-sekolah Katolik, penggeraknya MPK dan BKS masing-masing Kevikepan dengan pedoman yang lebih jelas dan terbuka (Mohon segera disosialisasikan lagi dan diden-gungkan sebagai gerakan solidaritas nyata di masing-masing sekolah).

5. Pengembangan gerakan peduli pen-didikan melalui kotak peduli pendidi-kan di paroki-paroki yang hasilnya dikelola oleh Tim Peduli Pendidikan Kevikepan. Dengan harapan masing-masing paroki telah memperhatikan pendidikan dengan usaha nyata. Perlu paradigma baru dalam pola pendidi-kan.

Page 18: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 201018

LITURGIA L I T U R G I A

sakramen mahakudus

Hormat kepada Sakramen Mahakudus, Ekaristi Mahakudus sangat pantas dilakukan oleh

setiap orang Katolik, salah satunya sebagai ungkapan terima kasih atas cinta kasihNya. Bagaimana hormat itu dapat diwujudkan?

1. Biasanya, yang paling terasa, adalah ketika PERARAKAN SAKRAMEN MAHAKUDUS. Baik yang terjadi ketika Kamis Putih, dalam kesempatan-kesempatan khusus novena, setiap Jumat pertama atau malam jumat pertama, dan kini juga di kapel-kapel adorasi Ekaristi.

Namun sebenarnya ada begitu banyak kesempatan mewujudkan penghormatan itu:

2. KOMUNI BATIN. Ketika Sakramen Ekaristi tidak berada di dekatnya, orang Katolik dapat membayangkan, merenungkan, memikirkan Sakramen Mahakudus sambil merindukan untuk dapat dekat dengan dan bahkan menyambut. Kenyataannya memang tidak sedang dekat dan tidak dapat menyambut. Namun membangun kerinduan yang suci sudah merupakan

salah satu cara untuk menghormati Sakramen Mahakudus.

Saat membangun kerinduan yang suci ini dapat dilaksanakan segala sesuatu yang membuat diri menjadi semakin pantas untuk menerima Sakramen Mahakudus, seperti: menghindarkan diri dari dosa, kalau sudah berdosa ya menerima sakramen tobat, melaksanakan matiraga yang sesuai.

3. DI GEREJA:a. Ketika memasuki gedung gereja.

Page 19: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 2010 19

WARTA BINTARAN W A R T A B I N T A R A N

Sambil mengambil air, membuat tanda salib dengan memandang kepada Sakramen Mahakudus.

b. Ketika berada dalam gedung gereja. Entah sedang berliturgi, melaksanakan ibadat, berdoa pribadi, atau bahkan ketika sedang latihan, bersih-bersih, atau kegiatan lainnya, tetap dijaga sikap hormat kepada Sakramen Mahakudus. Tidak bicara sembarangan, tingkah laku dijaga agar tetap sopan, tidak bermain-main/makan/merokok di dalam gereja.

4. DI MANA PUN: Ketika berjumpa dengan Sakramen

Mahakudus, entah yang ditakhtakan, entah dibawa oleh seseorang (Imam,

prodiakon, atau yang lain), dibangun sikap hormat. Misalnya dengan tidak begitu saja lewat berulangkali di depannya begitu saja; kalau ada imam atau prodiakon sedang membawa Sakramen Mahakudus, mengusahakan agar berdiri menghadapnya dengan memberi jalan secukupnya dan tidak mengajak si pembawa Sakramen Mahakudus untuk ngobrol atau bahkan berbicara yang tidak jelas. Di mana pun sakramen Mahakudus bertakhta, di dekatnya sebaiknya ada tanda, boleh saja lilin yang bernyala, atau lampu yang dinyalakan sehingga setiap orang dapat tahu dan bersikap baik dan benar di situ.

Jika Anda tidak dapat mengerjakan hal-hal besar, kerjakan hal-hal kecil dengan cara yang besar.

(Napoleon Hill)

Page 20: E-Lobin Juni 2010

Lonceng Bintaran Edisi 2 Juni 201020

Ingin mendapatkan e-lobin (elektronik lobin) silahkan kirim alamat email Anda ke alamat FB/email: [email protected]. Kami akan mengirimkan lobin edisi elektronik ke alamat email Anda.

GRATIS!!

PENGUMUMANMohon perhatian kepada seluruh masyarakat, Guna memperoleh data kependudukan serta

kelancaran program pemerintah yang berkesinambungan, bagi warga masyarakat yang

sampai hari ini belum didatangi petugas sensus penduduk, diharapkan segera melapor

kepada Ketua RT setempat. Jangka waktu pelaporan tanggal 1 s.d 15 Juni 2010.

Atas perhatian dan partisipasi seluruh warga masyarakat, disampaikan banyak terima

kasih. Salam Sensus! (Badan Pusat Statistik Prov. DIY)

PoficiatAtas penerimaan Komuni Pertama

Semoga Kehadiran Kristus dalam dirimusenantiasa memberi kekuatan hidup

m e n g u c a p k a n