e-learning baca modul ini dan selesaikan soalnya akan ... filebukan bulat seperti teori yang kita...

28
E-learning Baca modul ini dan selesaikan soalnya akan dinilai pukul 12 siang di kelas A. MC Situasi: “Seorang penderita malaria, ia mencoba berbagai kemungkinan untuk menyembuhkan penyakitnyatersebut tetapi selalu gagal. Pada suatu hari ketika sedang mengembara dihutan ia kehausan dan minum air parit yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali, Anehnya sejak minum air ini malarianya tidak kambuh lagi. Akhirnya ia melakukan penyelidikan kesepanjang parit tersebut dan diketemukan pohon kina yang tumbang terendam dalam parit. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria” 1. Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut : a. Cara coba salah (Trial and Error) b. Cara Kekuasaan (Otoriter) c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi d. Melalui Jalan pikiran Situasi: “Pada saat gereja mempunyai otoritas yang mutlak Eropa, ada suatu pendapat bahwa dunia itu datar, bukan bulat seperti teori yang kita anut sekarang. Pendapat itu diterima oleh masyarakat. pada waktu itu, sampai dalam jangka waktu yang lama tanpa melalui pembuktian empiris” 2. Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut : a. Cara coba salah (Trial and Error) b. Cara Kekuasaan (Otoriter) c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi d. Melalui Jalan pikiran Situasi: “Seorang desa yang menderita demam dapat sembuh karena minum air daun pepaya, akan mengulangi lagi cara itu pada waktu ia menderita demam, bahkan mungkin ia akan menyebarluaskan pengetahuanya kepada para tetangganya. 3. Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut : a. Cara coba salah (Trial and Error) b. Cara Kekuasaan (Otoriter) c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi d. Melalui Jalan pikiran 4. apabila suatu pernyataan dianggap benar, bila pernyataan itu bersifat konsisten dengan pernyataan sebelumnya dan dianggap benar menurut logika deduktif dengan menggunakan sarana matematika sebagai alat buktinya, adalah macam criteria kebenaran : a) koherensi b) korespondensi, c) pragmatis d) praktis 5. apabila suatu pernyatan yang dikatakan benar bila diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional (berguna/efektif) bagi kehidupan praktis, adalah macam criteria kebenaran : a) koherensi b) korespondensi,

Upload: hoangminh

Post on 31-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

E-learning Baca modul ini dan selesaikan soalnya akan dinilai pukul 12 siang di kelas

A. MC Situasi: “Seorang penderita malaria, ia mencoba berbagai kemungkinan untuk menyembuhkan penyakitnyatersebut tetapi selalu gagal. Pada suatu hari ketika sedang mengembara dihutan ia kehausan dan minum air parit yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali, Anehnya sejak minum air ini malarianya tidak kambuh lagi. Akhirnya ia melakukan penyelidikan kesepanjang parit tersebut dan diketemukan pohon kina yang tumbang terendam dalam parit. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria” 1. Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut :

a. Cara coba salah (Trial and Error) b. Cara Kekuasaan (Otoriter) c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi d. Melalui Jalan pikiran

Situasi: “Pada saat gereja mempunyai otoritas yang mutlak Eropa, ada suatu pendapat bahwa dunia itu datar, bukan bulat seperti teori yang kita anut sekarang. Pendapat itu diterima oleh masyarakat. pada waktu itu, sampai dalam jangka waktu yang lama tanpa melalui pembuktian empiris” 2. Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut :

a. Cara coba salah (Trial and Error) b. Cara Kekuasaan (Otoriter) c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi d. Melalui Jalan pikiran

Situasi: “Seorang desa yang menderita demam dapat sembuh karena minum air daun pepaya, akan mengulangi lagi cara itu pada waktu ia menderita demam, bahkan mungkin ia akan menyebarluaskan pengetahuanya kepada para tetangganya. 3. Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut :

a. Cara coba salah (Trial and Error) b. Cara Kekuasaan (Otoriter) c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi d. Melalui Jalan pikiran

4. apabila suatu pernyataan dianggap benar, bila pernyataan itu bersifat konsisten dengan pernyataan

sebelumnya dan dianggap benar menurut logika deduktif dengan menggunakan sarana matematika sebagai alat buktinya, adalah macam criteria kebenaran : a) koherensi b) korespondensi, c) pragmatis d) praktis

5. apabila suatu pernyatan yang dikatakan benar bila diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut

bersifat fungsional (berguna/efektif) bagi kehidupan praktis, adalah macam criteria kebenaran : a) koherensi b) korespondensi,

c) pragmatis d) praktis

6. menggunakan analisis yang berpijak darai pengertian-pengertian atau fakta –fakta yang bersifat

umum kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus disebut cara berfikir : a) induktif b) deduktif c) pragmatis d) praktis

7. Untuk menjawab permasalahan dan atau menguji kebenaran hypothesis, diperlukan data empiris

dengan cara pengukuran dan penelitian, proses ini dalam langkah-langkah dalam metode ilmiah disebut : a) Merumuskan masalah. b) Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah. c) Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah. d) Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh.

8. Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan dengan pengulangan suatu studi dengan kondisi-

kondisi yang sama dan peserta riset yang serupa dengan penyelidikan awal disebut : a) Perancang riset b) Replikasi riset c) Pengumpul data d) Penghasil riset

9. karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam tanpa atau disertai dengan dalil, dengan

bimbingan seorang promotor dan ko-promotor, yang dilakukan untuk memperoleh gelar Doktor atau Ph.D.(jenjang S3) dan telah berhasil dipertahakan dihadapan suatu dewan penguji baik secara tertutup maupun terbuka disebut :

a. Disertasi b. tesis c. Skripsi d. KTI

10. karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam dengan bantuan seorang pembimbing dan

pembantu pembimbing, yang dilakukan untuk memperoleh gelar Master (jenjang S2) dan telah berhasil dipertahankan dihadapan suatu panitia penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi adalah :

a. Disertasi b. tesis c. Skripsi d. KTI

11. Suatu karya ilmiah hasil penelitian mandiri atau kajian kepustakaan dengan bantuan seorang dosen pembimbing yang dikerjakan untuk memperoleh gelar sarjana (jenjang SI) dan telah berhasil dipertahankan dihadapan suatu tim penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi.

a. Disertasi b. tesis c. Skripsi d. KTI

12. karya ilmiah yang merupakan hasil laporan penelitian mandiri maupun berkelompok :

a. Disertasi b. tesis c. Skripsi d. artikel asli

13. tujuan penelitian keparawatan antara lain adalah : 1. Mengembangkan dan menguji teori yang ada 2. Menghubungkan teori dan praktek 3. Memahami fenomena keperawatan 4. Memantapkan komitmen profesional dan akuntabilitas

14. Dalam memilih dan menetapkan judul penelitian yang perlu diperhatikan antara lain: 1) Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti. 2) Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti 3) Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti 4) Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia

15. Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai

judul yang tepat dan baik, antara lain adalah : a) Judul dalam kalimat pernyataan , bukan pertanyaan b) Cukup jelas dan singkat serta tepat c) Berisi variabel-variabel yang akan diteliti d) Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan

16. kesejangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan; antara apa yang

diperlukan dengan apa yang tersedia; antara harapan dengan capaian, disebut :

a) hipotesis penelitian

b) masalah penelitian

c) tujuan penelitian

d) rumusan penelitian

17. sumber masalah penelitian empiris, termasuk masalah penelitian keperawatan, antara lain : 1) Pengalaman pribadi 2) Keterangan yang diperoleh secara kebetulan 3) Kerja dan kontak profesional 4) Penguji dan kontak profesional

18. selalu siap agar dapat menangkap permasalahan yang timbul selama melakukan obsevasi disebut :

a) Prepared mind b) scientific mind c) Problem mind d) Karakteristik mind

19. suatu indikasi kearah mana atau apa yang dicari melalui penelitian itu, yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati dan dapat diukur disebut :

a) Rumusan masalah

b) Tujuan penelitian

c) Manfaat penelitian

d) Hipotesis penelitian

20. majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel ilmiah, biasanya diterbitkan oleh organisasi profesi tertentu atau kelembagaan penelitian disebut: a. Buku teks b. Jurnal c. Bulletin d. sirkuler

21. terbitan ilmiah yang dilakukan secara tidak teratur, bahan sajiannya bersifat pendek dan praktis

disebut : a. Buku teks b. Jurnal c. Bulletin d. sirkuler

22. Literatur yang menyajikan resensi dari beberapa literatur yang diterbitkan beberaa tahun sebelumnya disebut : a. Buku teks b. Jurnal c. sirkuler d. Annual revive

23. buku teks namun materi sajiannya lebih bersifat petunjuk teknis yang tidak terurai secara

mendalam, namun jelas rinciannya disebut : a. hand book b. draf buku c. text book d. year book

24. sajian stensilan atau hasil foto copy dan dipublikasikan untuk kalangan terbatas dan biasanya berupa

bahan penunjang buku teks yang tersedia disebut : a. hand book b. draf buku c. text book d. year book

25. majalah ilmiah yang berisi artikel singkat dari satu cabang ilmu tertentu disebut : a. hand book b. draf buku c. jurnal review d. year book

B. Essay 1. Buatlah topik masalah keperawatan 2. Buatlah tujuan penelitian (umum dan khusus) 3. Buatlah judul penelitian 4. Sebutkan indikator memilih dan menetapkan Judul Penelitian 5. Sebutkan sumber pustaka yang bisa dijadikan sumber rujukan

A. Pengertian

Riset adalah istilah umum untuk penelitian dan dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka riset dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang sistematik untuk mencari kebenaran yang belum diketahui melalui metode ilmiah. Sistematik dan metode ilmiah artinya dalam mencari kebenaran dimulai dari suatu gagasan yang timbul karena adanya permasalahan, kemudian dilakukan penyusunan konsep, rencana pengumpulan data, pengolahan data, analisis data sampai kepada pengambilan keputusan dengan cara yang ilmiah. Cara ilmiah berarti bahwa penelitian itu harus didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional, empiris dan sistematis, yang pengertianya sebagai berikut : 1. Rasional, artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia. Oleh sebab itu, dalam berpikir rasional , diperlukan teori-teori yang telah mapan atau telah teruji kebenaranya.

2. Empiris, artinya cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia sehingga orang lain dapat ikut mengamati dan mengetahui cara–cara yang digunakan. Oleh sebab itu, kebenaran dalam berfikir empiris harus ditunjukan oleh bukti-bukti yang dapat dipercaya.

3. Sistematis, artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Jadi karya ilmiah adalah suatu karya yang berbentuk ilmu pengetahuan atau sesuatu yang

dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan dikerjakan menurut aturan atau tata cara tertentu yang telah diakui secara luas oleh para ahli sebagai metode ilmiah.

B. Sarana Berfikir Ilmiah

Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berfikir yang pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempunya. Tujuan mempelajari sarana berfikir ilmiah adalah memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Dalam hal ini, sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode ilmiah.

Untuk dapat melakukan kegiatan berfikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai, logika adalah berfikir secara akal, matematik berperanan dalam berfikir deduktif dan statistika berperanan dalam berfikir induktif.

Tujuan Instruksional :

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu :

1) Menjelaskan pengertian karya ilmiah dengan benar. 2) Menjelaskan sarana berfikir ilmiah dengan benar 3) Menyebutkan langkah – langkah dalam rise dengan benar 4) Menjelaskan metode penelitian dengan benar 5) Menjelaskan berbagai macam karya ilmiah dengan benar. 6) Menjelaskan penelitian keperawatan dengan benar 7) Menjelaskan perlunya riset bagi masa depan keperawatan dengan benar

Semua ilmu yang diperoleh dari kegiatan ilmiah harus memenuhi syarat teori kebenaran ilmu. Berikut ini bisa kita lihat bagaimana kriteria kebenaran ilmu. Tabel 1. Kriteria kebenaran ilmu

Jenis Kebenaran

Logika Kriteria

Contoh Benar Salah

Koherensi Deduktif konsisten antara a, b, c & d

tidak konsisten

Semua mahasiswa Akper bayar SPP, Aji mahasiswa Akper, Aji bayar SPP

Korespondensi Induktif bila sesuai objek yang dituju

tidak sesuai

Akper Hang Tuah di Surabaya.

Pragmatis Pragmatis bila mempunyai kegunaan/ efektif

bila tidak berguna

Bekerja mendapatkan upah / hasil

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut kriteria kebenaran ilmu, ada tiga macam

kebenaran, yaitu : 1. Kebenaran koherensi, yaitu apabila suatu pernyataan dianggap benar, bila pernyataan itu

bersifat koherensi dan konsisten dengan pernyataan sebelumnya dan dianggap benar menurut logika deduktif dengan menggunakan sarana matematika sebagai alat buktinya. Contoh : Semua mahasiswa Akper bayar SPP, Aji mahasiswa Akper, Aji bayar SPP.

2. Kebenaran korespondensi, yaitu apabila pernyataan adalah benar, jika pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan itu berkorepondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut dengan logika induktif dan menggunakan statistik sebagai sarananya. Contoh : Jika si Aji mengatakan Akper Hang Tuah ada di Surabaya, maka si Aji dikatakan benar karena memang objeknya Akper Hang Tuah Surabaya berada di Surabaya.

3. Kebenaran pragmatis, ialah apabila suatu pernyatan yang dikatakan benar bila diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional (berguna/efektif) bagi kehidupan praktis Contoh : Jika si Aji rajin belajar maka akan mendapatkan beasiswa. Tak mungkin si Aji mau belajar rajin jika tidak ada penghargaan yang diperolehnya.

Dari kriteria diatas dapat diketahui bahwa segala sesuatu itu dapat dikatakan benar jika

memenuhi kriteria diatas.

Dalam cara berpikir / menalar untuk mengambil suatu keputusan tentang suatu masalah, terdapat dua cara yaitu : 2. Secara deduktif, yaitu menggunakan analisis yang berpijak dari pengertian-pengertian atau

fakta -fakta yang bersifat umum kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus. Cara deduktif pertama kali dipakai oleh Aristoteles yang kemudian diikuti oleh para ahli pengikutnya serta mengembangakan proses silogisme, yaitu: a) Premis mayor : mahasiswa Akper bayar SPP b) Premis minor : Aji mahasiswa Akper c) Kesimpulan : Aji juga bayar SPP

3. Secara Induktif, yaitu cara berpikir yang berpijak pada fakta – fakta yang bersifat khusus, kemudian diteliti dan akhirnya ditemui pemecahan persoalan yang bersifat umum. Induksi merupakan cara berpiir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat indifidual. Cara ini muncul pada tahun 1561 – 1626 dikemukakan oleh Francis Bacon, “ Untuk memperoleh pengetahuan orang harus mengadakan pengamatan, mengumpulkan fakta dan

membuat kesimpulan dari penemuan-penemuannya. Inilah yang menjadi prinsip dasar dari semua ilmu.

Dalam penerapan metode ilmiah para ahli sering mengintegrasikan kedua cara metode deduktif dan induktif kedalam suatu teknik yang dianggap lebih ampuh hasilnya. Karena setiap penelitian akan bertitik tolak dari suatu teori atau hasil penemuan yang bersifat umum (deduksi). Dari generalisasi ini kemudian diobservasi atau dipelajari hal-hal yang khusus untuk dapat merumuskan hipothesa sebagai jawaban sementara / kesimpulan, kemudian baru dilakukan penelitian secara induktif dengan mempelajari fakta – fakta yang ada. C. Langkah-Langkah Dalam riset

Penelitian itu dilakukan dengan cara ilmiah, sehingga langkah-langkahnya harus sistematis. Beberapa langkah yang biasa ditempuh dalam metode ilmiah adalah : 1. Merumuskan masalah. 2. Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah. 3. Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah. 4. Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh. 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hiphotesis.

Langkah (1) dan (2) adalah fase berfikir rasional, sedangkan langkah (3), (4) dan (5) fase berpikir empiris. Sebagai gambaran kelima langkah diatas, perhatikan contoh sederhana berikut ini : 1. Merumuskan masalah.

Penelitian itu dimulai dari adanya masalah. Masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah tersebut selanjutnya ingin dipecahkan oleh peneliti melalui penelitian. Misalnya diajukan pertanyaan sebagai berikut : Apakah IQ seseorang mempengaruhi prestasi belajar seseorang ? Pertanyaan ini diajukan untuk melihat pengaruh IQ terhadap prestasi belajar mahasiswa.

2. Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah.

Jawaban sementara pertanyaan diatas adalah : Makin tinggi IQ seorang mahasiswa, makin tinggi prestasi belajarnya. Dasar yang digunakan dalam menentukan atau menetapkan hypothesis ini adalah berpikir rasional, berdasarkan nalar artinya bahwa tinggi rendahnya IQ seorang mahasiswa akan menentukan kemampuan, wawasan dan ketrampilan dalam belajar. Supaya arah penelitian menjadi lebih jelas maka peneliti perlu berteori sesuai dengan lingkup permasalahannya. Dengan berteori maka peneliti dapat membangun kerangka pemikiran, sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Jawaban terhadap permasalahan yang baru menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis. Jadi hipotesisi penelitian itu merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dan dikatakan sementara karena jawabanya baru menggunakan teori.

3. Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah. Untuk menjawab permasalahan dan atau menguji kebenaran hypothesis diatas, diperlukan data empiris dari sejumlah mahasiswa di suatu perguruuan tinggi dengan cara mengukur IQ mereka dan membandingkan dengan perolehan prestasi belajar dikelas. Untuk mendapatkan hal tersebut maka peneliti perlu mengumpulkan data dari obyek tertentu. Karena obyek sebagai populasi terlalu luas , maka peneliti menggunakan sampel yang representative (mewakili). Untuk keperluan ini maka diperlukan ilmu statistik. Untuk mengumpulkan data perlu menggunakan instrument penelitian (alat ukur).

4. Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh. Bandingkan data hasil pengamatan dan pencatatan diatas, dari katagori tingkat IQ tersebut kemudian lakukan analisis dan tentukan tingkat IQ yang menunjukan prestasi lebih tinggi.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah diajukan.

5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hyphotesis. Seandainya prestasi belajar yang lebih tinggi dicapai oleh seorang mahasiswa yang IQ relatif lebih tinggi pula, maka cukup beralasan untuk menerima hypothesis yang telah dirumuskan pada langkah kedua diatas, artinya terdapat bukti secara empiris untuk menerima hypothesis. Kesimpulanya adalah IQ seseorang dapat menentukan prestasi belajar. Kesimpulan ini merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian dengan menggunakan data yang diperoleh . Selanjutnya berdasarkan kesimpulan peneliti memberikan saran-saran. Dari contoh sederhana diatas, terlihat bahwa berpikir rasional dan berpikir empiris merupakan

satu kesatuan yang tidak terpisahkan . Berpikir rasional diperlukan dalam mengkaji masalah dan merumuskan hypothesis, sedangkan berpikir empiris digunakan untuk menguji kebenaran hypothesis dan menarik kesimpulan penelitian.

D. Metode Penelitian Ilmiah

Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, maka manusia berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan sendiri adalah sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi. 1. Cara memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002:10-18) mengatakan, bahwa Cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu : a. Cara tradisional atau non ilmiah

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi : 1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain, dan apabila kemungkinan tidak berhasil pula dicoba kemungkinan yang lain pula sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut coba – salah (trial and error). Contoh : Ditemukanya kina sebagai obat malaria. “Seorang penderita malaria, ia mencoba berbagai kemungkinan untuk menyembuhkan penyakitnyatersebut tetapi selalu gagal. Pada suatu hari ketika sedang mengembara dihutan ia kehausan dan minum air parit yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali, Anehnya sejak minum air ini malarianya tidak kambuh lagi. Akhirnya ia melakukan penyelidikan kesepanjang parit tersebut dan diketemukan pohon kina yang tumbang terendam dalam parit. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria”

2) Cara Kekuasaan (Otoriter)

Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan, ahli ilmu pengetahuan dan sebagainnya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan. Contoh : “Pada saat gereja mempunyai otoritas yang mutlak Eropa, ada suatu pendapat bahwa dunia itu datar, bukan bulat seperti teori yang kita anut sekarang. Pendapat itu diterima oleh masyarakat. pada waktu itu, sampai dalam jangka waktu yang lama tanpa melalui pembuktian empiris”

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Cara ini dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila ia gagal, ia tidak akan mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari cara yang lain, sehingga dapat berhasil memecahkanya . Contoh : “Seorang desa yang menderita demam dapat sembuh karena minum air daun pepaya, akan mengulangi lagi cara itu pada waktu ia menderita demam, bahkan mungkin ia akan menyebarluaskan pengetahuanya kepada para tetangganya.

4) Melalui Jalan pikiran

Yaitu dengan cara menggunakan penalaran dalam memperoleh kebenaran pengetahuan. Penalaran dengan menggunakan jalan pikiran ada 2 (dua) yaitu dengan cara induksi dan deduksi. Penalaran Induktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari sesuatu yang bersifat khusus atau individual. Contoh : “Ada fakta kambing punya mata, sapi punya mata, gajah punya mata, maka dapat ditarik kesimpulan bersifat umum bahwa semua binatang punya mata”. Penalaran deduktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berpikir yang menarik kesimpulan yang khusus dari sesuatu yang bersifat umum. Contoh : “Binatang menyusui berkaki empat dapat ditarik kesimpulan sapi termasuk binatang menyusui”

2. Cara modern atau cara ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). Metode ilmiah adalah upaya memecahkan masalah melalui berpikir rasional dan berpikir empiris dan merupakan prosedur untuk mendapatkan ilmu.

Metode ilmiah pada dasarnya menggabungkan berpikir rasional dengan berpikir empiris, artinya pernyataan yang dirumuskan disatu pihak dapat diterima oleh akal sehat dan dipihk lain dapat dibuktikan melalui data dan fakta secara empiris.

Almack (1939), membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Bahasan metode ilmiah sekurang-kurangnya memenuhi kriteria metode ilmiah sebagai berikut:

a. Berdasarkan fakta, artinya informasi yang diperoleh, baik yang akan dikumpulkan maupun dianalisis hendaknya berdasarkan fakta-fakta atau kenyataan –kenyataan, bukan berdasarkan pemikiran sendiri atau dugaan-dugaan.

b. Bebas dari prasangka, artinya fakta atau data hendaknya berdasarkan bukti yang lengkap dan objektif, bebas dari pertimbangan-pertimbangan subyektif.

c. Menggunakan prinsip analisis, artinya fakta atau data yang diperoleh melalui metode ilmiah tidak hanya apa adanya. Fakta serta kejadian-kejadian tersebut harus dicari sebab akibatnya atau alasan-alasanya dengan menggunakan prinsip analisis.

d. Menggunakan Hipotesis, artinya harus ada dugaan sementara untuk memandu jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai.

e. Menggunakan ukuran objektif, artinya pengumpulan data harus menggunkan ukuran yang objektif bukan berdasarkan pertimbangan subjektif (pribadi).

E. Pembagian Karya Ilmiah Berbagai bentuk Karya ilmiah dapat berupa :

1. Disertasi Adalah karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam tanpa atau disertai dengan dalil, dengan bimbingan seorang promotor dan ko-promotor, yang dilakukan untuk memperoleh gelar Doktor atau Ph.D.(jenjang S3) dan telah berhasil dipertahakan dihadapan suatu dewan penguji baik secara tertutup maupun terbuka. Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No 053/U/1993, disertasi adalah karya tulis akademik hasil studi dan atau penelitian mendalam yang dilakukan secara mandiri dan berisi sumbangan baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan, atau menemukan jawaban baru bagi masalah-masalah yang sementara telah diketahui jawabanya atau mengajukan pertanyaan baru terhadap hal yang dipandang telah mapan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dilakukan oleh calon Doktor dibawah pengawasan pembimbing.

2. Thesis

Adalah karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam dengan bantuan seorang pembimbing dan pembantu pembimbing, yang dilakukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Master (jenjang S2) dan telah berhasil dipertahankan dihadapan suatu panitia penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi.

3. Skripsi

Adalah Suatu karya ilmiah hasil penelitian mandiri atau kajian kepustakaan dengan bantuan seorang dosen pembimbing yang dikerjakan untuk memperoleh gelar sarjana (jenjang SI) dan telah berhasil dipertahankan dihadapan suatu tim penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi.

4. Makalah

Adalah karya ilmiah hasil penelitian atau penulusuran kepustakaan disertai dengan permasalahan dan pembahasan dengan atau tanpa kesimpulan.

5. Artikel Asli

Adalah karya ilmiah yang merupakan hasil laporan penelitian mandiri maupun berkelompok.

6. Laporan Kasus Adalah Laporan tertulis dari suatu kasus yang dijumpai penulis dan dianggap perlu untuk dikomununikasikan karena mengandung aspek yang khas, misalnya sangat langkah, memerlukan pengelolaan khusus, tanpak aneh (tidak biasa), dan lain-lain.

7. Kajian Kepustakaan

Adalah suatu karya ilmiah hasil penelusuran kepustakaan, dirangkum dalam suatu tulisan untuk mengetahui perkembangan suatu bidang ilmu.

8. Ringkasan (abstrak)

Adalah sari pati dari suatu karya tulis ilmiah seperti makalah, tesis disertasi dan lain sebagainya.

F. Penelitian Keperawatan Pada hakikatnya penelitian adalah perwujudan atau operasionalisasi dari metode ilmiah, yakni

usaha atau kegiatan memecahkan masalah berdasarkan langkah-langkah berpikir ilmiah. Penelitian keperawatan dibangun diatas dua kata, yaitu penelitian dan keperawatan. Penelitian keperawatan didefinisikan sebagai proses ilmiah yang memvalidasi dan menyuling pengetahuan yang ada dan

membangun pengetahuan baru baik baik yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi praktek-praktek keperawatan (Burns dan Grove, 1993).

Tujuan utama penelitian keperawatan adalah mengembangkan dasar pengetahuan ilmiah untuk praktek keperawatan yang efektif dan efisien. Peneliti keperawatan bertanggung jawab kepada masyarakat dalam hal penyediaan kualitas pelayanan dan merumuskan cara-cara untuk meningkatkan mutu layanan itu, dan lebih khusus perawat bertanggung jawab terhadap kliennya.

Penelitian keperawatan yang baik melahirkan temuan-temuan yang akan menjadi dasar tindakan-tindakan keperawatan yang efektif dan positif bagi penyembuhan klien. Meski tindakan-tindakan keperawatan penuh ketidakpastian, diharapkan hasil penelitian akan memberi sumbangsih besar untuk mereduksi ketidakpastian itu.

Riset keperawatan adalah proses menganalisa data secara kritis yang dikumpulkan secara sistematis tentang fenomena tertentu.

Tujuan Riset Keperawatan

Ada 6 tujuan dari riset keperawatan, yaitu untuk : Menjelaskan karakteristik keadaan keperawatan yang sedikit diketahui. Menjelaskan fenomena yang harus diperhatikan dalam perencanaan pelayanan keperawatan. Memprediksi kemungkinan suatu hasil keputusan keperawatan dalam hubungannya dengan

pemberian asuhan keperawatan. Mencapai suatu tingkat kepercayaan, aktivitas untuk memenuhi kebutuhan klien (Polit &

Hungler, 1993). Lingkup penelitian keperawatan 1. Promosi kesehatan

Penelitian pada bidang ini mengidentifikasi karakteristik individu atau situasi yang berhubungan dengan peningkatan perilaku individu terhadap kesehatan. Bidang ini meliputi : a. pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat (menghindari merokok). b. Upaya-upaya meningkatkan daya tahan tubuh agar dapat mencegah terjadinya penyakit

(makanan yang sehat). c. Memberikan asupan dan motivasi untuk gerakan gaya hidup sehat (perencanaan pemeriksaan

fisik secara rutin). d. Pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya suatu penyakit (penularan HIV).

2. Proses keperawatan dan keputusan di lapangan (klinik)

Fokus penelitian pada bidang ini adalah mengkaji salah satu tahap dalam proses keperawatan atau alasan yang spesifik berhubungan dengan clinical/field judgment. Ditekankan untuk mendefinsikan karakteristik atau penyebab yang berhubungan dengan beberapa diagnosa keperawatan, efektivitas intervensi keperawatan pada klien dengan masalah tertentu.

3. Kelompok resiko tinggi Perawat tertarik untuk mengidentifikasi sekelompok orang yang mempunyai risiko tinggi dalam masalah kesehatan tertentu dan dalam penyusunan strategi untuk mengurangi faktor resiko.

4. Deskripsi keadaan keperawatan yang holistic

Fenomena praktek di lapanangan klinik sesuai dengan filosofi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan harus menekankan pada 3 unsur holistic, humanistic dan caring (Bio-psiko-sosio-cultural-spiritual). Contoh fenomena tentang “parenting”, manajemen gaya hidup pada pasien yang sakit kronis, keterlibatan ayah pada kehamilan, perilaku staf perawat terhadap etika pengambilan keputusan, pengalaman keluarga pada klien yang gagal melakukan “treatmen suicide”.

5. Kelompok Khusus Bidang ini mencakup identifikasi kepercayaan suatu adat yang mempengaruhi “ethnic group”, ketersediaan fasilitas klinik di lansia, dan persepsi orang yang secara adaptasi berbeda dengan tenaga kesehatan. Contoh kelompok PSK yang jumlahnya banyak tak terdeteksi dengan baik.

6. Compliance (kepatuhan) terhadap program pengobatan Riset ini bertujuan untuk memahami seberapa jauh pola koping, interaksi keluarga, motivasi dan keadaan individu (umur, jenis kelamin dan pendidikan) ada hubungannya dengan kepatuhan diet, pengobatan dan program latihan.

G. Masa depan riset keperawatan

Perawat professional memiliki tanggung jawab untuk mengambil suatu peranan yang aktif dalam pengembangan pengetahuan ilmiah keperawatan dan menghubungkan pengetahuan tersebut ke dalam praktik. Penggunaan riset keperawatan sebagai alat utama untuk pengembangan pengetahuan menuntun kita agar setiap perawat memeriksa bagaimana tanggung jawab riset dapat dilakukan dengan baik. Perawat tingkat sarjana diharapkan berpartisipasi dalam aktivitas riset dalam praktek : 1. Membaca, mengartikan dan mengevaluasi riset bagi penggunaan untuk praktik. 2. Memperkenalkan masalah keperawatan dan berpartisipasi dalam pelaksanaan temuan / hasil

riset. 3. Menggunakan praktik keperawatan sebagai suatu maksud pengumpulan data sehingga lebih

baik dalam keperawatan. 4. Menerapkan temuan riset yang ditegakkan untuk praktik keperawatan. 5. Membagikan temuan riset dengan sesama profesi.

H. perlunya riset bagi masa depan keperawatan 1. Harapan profesi

Perawat yang dipersiapkan pada tingkat sarjana telah menjadi suatu minoritas kecil, karena suatu kebutuhan yang sangat besar terhadap pengetahuan baru, aktivitas riset mengakibatkan besarnya minat dan kerelaan perawat untuk berpartisipasi dalam riset. a. Peran sebagai perancang dan penghasil riset

Proses merancang dan menghasilkan riset meliputi identifikasi masalah yang relevan untuk studi keperawatan, juga rencana yang jelas untuk melakukan suatu rancangan riset yang relevan.

b. Peran sebagai replikator Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut sebagai replikasi suatu studi. Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi dengan kondisi-kondisi yang sama dan peserta riset yang serupa dengan penyelidikan awal. Pengulangan studi dalam kondisi yang berbeda dapat membuat riset dapat digeneralisasi (Shelley, 1984) dan menetapkan validitas hasil riset.

c. Peran sebagai pengumpul data Berpartisipasi dalam riset sebagai pengumpul data berarti bahwa perawat membantu dalam melaksanakan fase implementasi riset yang direncanakan peneliti.

2. Harapan masyarakat Melonjaknya biaya perawatan kesehatan , pelayanan kesehatan teknis yang tinggi dan peningkatan tuntutan hukum menuntut bahwa asuhan keperawatan harus berdasarkan atas temuan ilmiah yang kuat.

3. Pengaruh antar professional Pengaruh bekerja dengan profesi kesehatan lain telah merangsang perkembangan dan klarifikasi peranan riset dalam keperawatan. Para profesional pada disiplin ilmu yang berhubungan dengan kesehatan telah memberikan pengaruh pada riset keperawatan. Upaya riset yang aktif terkait dengan studi klinis telah membantu mencetuskan partisipasi keperawatan dalam proyek-proyek antar disiplin ilmu, kolaboratif, dan penyelidikan keperawatan independent.

JUDUL PENELITIAN, PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN

Penelitian keperawatan pada hakikatnya adalah suatu proses ilmiah yang memvalidasi dan memurnikan pengetahuan yang ada dan menciptakan teknologi baru yang secara langsung berpengaruh terhadap praktek keperawatan. Penelitian keperawatan sangat penting untuk mengetahui konsensus profesional dalam pengembangan profesionalisme, setiap praktisi memerlukan basis pengetahuan serta melalui penelitian akan dapat mendefenisikan tingkat keberhasilan dari keperawatan yang bermanfaat. Melalui penelitian perawat akan dapat menjelaskan karakteristik situasi karena informasi yang minimal, menjelaskan fenomena yang dihadapi dalam asuhan keperawatan, memprediksikan kemungkinan hasil suatu keputusan atau intervensi untuk klien, mengendalikan kejadian yang tidakn diharapkan dari klien, menginisiasikan kegiatan yang dapat menghasilkan perilaku klien yang positif.

Perawat agar dapat mengakses informasi maka perlu keterlibatan aktif dari setiap perawat professional melalui kegiatan pertemuan keperawatan di tatanan pelayanan, menghadiri setiap penyajian hasil penelitian, melakukan pengkajian terhadap proses penelitian orang lain, melakukan pembinaan terhadap peneliti muda, dan berkolaborasi dalam kegiatan penelitian bersama.

Metoda ilmiah merupakan upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Metoda ilmiah merupakan cara untuk menyelesaikan masalah, membuat rasional atau logika pengalaman manusia, memahami keteraturan, memprediksi kemungkinan masa depan melalui proses keperawatan, penelitian. Para ahli berpendapat bahwa penelitian keperawatan sudah berkembang pertama di USA yaitu Florence Nightingale (1859). Penelitian keperawatan secara gradual terus berkembang, meski hanya sedikit perawat yang mempunyai latar belakang pendidikan untuk melaksanakan studi dibidangnya

Adapun tujuan penelitian keparawatan antara lain adalah : 1. Mengembangkan dan menguji teori yang ada 2. Menghubungkan teori dan praktek 3. Memahami fenomena keperawatan 4. Memantapkan komitmen profesional dan akuntabilitas 5. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk proses keperawatan A. Judul Penelitian 1. Memilih Dan Menetapkan Judul Penelitian

Tujuan Instruksional :

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu :

8) Menjelaskan cara memilih dan menetapkan judul penelitian dengan benar

9) Menjelaskan cara menulis judul penelitian dengan benar 10) Mengidentifikasi permasalahan sebelum mencari judul penelitian

dengan benar 11) Menjelaskan perumusan masalah penelitian keperawatan dengan

benar 12) Mengidentifikasi Permasalahn Penelitian dengan benar 13) Merumuskan Masalah Penelitian dengan benar 14) Menyusun tujuan penelitian dengan benar 15) Memahami berbagai ranah penelitian keperawatan dengan benar

Dalam memilih dan menetapkan judul penelitian yang perlu diperhatikan antara lain: a. Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti.

Menarik dan dapat membangkitkan minat sipeneliti meruapakan sesuatu yang dapat mendorong dan membangkitkan semangat kerja dalam setiap langkah kegiatan penelitian, terutama keinginan untuk memperoleh kebenran ilmiah. Karena dalam mencari suatu pekerjaan, jika tidak diminati atau tidak menarik hati, orang sering bekerja setengah-setengah hati hasilnya nantinya tidak akan memuaskan.

b. Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti Dengan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan, peneliti akan mampu memecahkan permasalahan yang dicakup oleh judul yang dipilih. Mampu disini maksudnya dapat melakukan penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan penelitian tersebut serta didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaiannya atau tidak mahal dan terjangkau oleh peneliti. Sehingga harus mawas diri dulu untuk mengambil judul. Contohnya Mahasiswa DIII Keperawatan hanya diajar dengan mata kuliah Riset Keperawatan 2 SKS dan hanya ada waktu sekitar 1 bulan untuk mengambil data mencoba meneliti kefektifan penggunaan bethadin dalam mencegah tromboplebitis pada pemsangan infus. Judul ini menarik untuk diteliti tetapi mungkin peneliti belum mampu untuk melaksanakan dan waktu yang tersedia kurang untuk diselesaikan dengan baik.

c. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti Peneliti sudah bekerja dan berusaha dengan bersusah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk diri, masyarakat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian perlu dipikirkan hasil penelitian dengan judul yang dipilih, apakah ada manfaatnya atau tidak, tentunya peneliti ingin menyumbangkan karyanya untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Jangan meneliti yang sudah jelas diketahui hasilnya karena itu memang tidak perlu ditelitu. Contohnya : Peneliti ingin mengamati apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan Tindakan keluarga klien TB Paru dalam mencegah penularan terhadap anggota keluarga yang lain. Judul ini bagus tetapi kalau kita ingin mencari hubungan antara pengetahuan dengan tindakan maka itu tidak ada gunanya karena menurut teori secara umum biasanya kalau orang itu tahu maka akan melaksanakannya sehingga tidak perlu diteliti. Mungkin lebih baik kalau studi tingkat pengetahuan keluarga TB Paru dalam mencegah penularan terhadap anggota keluarga yang lain. Judul ini singkat tetapi nantinya dapat diketahui pengetahuan keluarga dan kalau hasilnya jelek maka dapat di usulkan untuk diadakan penyuluhan secara berkala supaya pengetahuan mereka meningkat sehingga bisa mengurangi penuluran TB Paru terhadap anggota keluarga yang lain.

d. Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia Pemilihan judul penelitian hendaknya didukung oleh data yang cukup tersedia dan meyakinkan peneliti untuk menelitinya. Data disini dimaksudkan pula data sekunder dari kepustakaan yang ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan pula untuk menyusun hipothesa penelitian. Serta situasi lapangan yang memungkinkan untuk mengumpulkan data –data yang diperlukan oleh peneliti. Jangan meneliti dengan judl yang dilapangan jarang ditemui misalnya Studi tingkat depresi klien yang berkelamin dua. Mungkin data diatas sangat jarang dijumpai nantinya selain kesulitan sumber buku untuk menjelaskan fenomena itu juga kesulitan klien yang berkelamin dua.

e. Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain

Jika terdapat judul yang sama, orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat. Hendaknya hal seperti ini tidak terjadi. Karena penelitian kita telah dilakukan dengan susah payah dan akhirnya ejekan yang akan tejadi. Hal bisa terjadi jika melakukan penelitian ulang

atas penelitian orang lain, yang mungkin kita meragukan hasil yang diperoleh, atau kita ingin menyempurnakan lebih lanjut, hal ini perlu dijelaskan dalam penelitian kita.

Kelima poin tersebut diatas, merupakan langkah pertama dalam memilih judul penelitian.

Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai judul yang tepat dan baik, yaitu : a. Judul dalam kalimat pernyataan , bukan pertanyaan b. Cukup jelas dan singkat serta tepat c. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti d. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan B. Cara Menulis Judul Penelitian

Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam menulis judul yang tepat dan baik, yaitu : 1. Judul hendaknya dibuat sesingkat mungkin, jels, logik, informatif dan atraktif 2. Batasilah jumlah kata, hendaknya tidak lebih dari 12-16 kata, agar pembaca dapat cepat

memahami arti judul tersebut 3. Untuk laporan penelitian harus sama dengan judul yang tercantum dalam usulan penelitia C. Mengidentifikasi permasalah sebelum mencari judul penelitian

Ada beberapa strategi supaya dapat mencari judul yang bagus antara lain adalah : 1. Mencarilah masalah penelitian pada awal kuliah teoritis riset keperawatan sebanyak –

banyaknya untuk di tulis dan dikumpulkan sebagai bekal pada saat kita konsul kepada pembimbing.

2. Berpikir yang kritis terhadap permasalahan keperawatan yang kita lihat, amati dan dengar, sehingga untuk mencari judul kita tidak perlu terlalu muluk – muluk cukup kita mendengar, melihat, dan mengamati disekitar kita.

3. Membaca jurnal penelitian sebanyak-banyaknya sebagai bekal agar penelitian kita tidak plagiat. 4. Sering diskusi kepada teman atau kelompok untuk mencari judul yang bagus D. Perumusan Masalah Penelitian 1. Masalah Penelitian Permasalahan penelitian adalah kesejangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan; antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia; antara harapan dengan capaian. Sumber permasalahan penelitian sebenarnya ada dalam diri peneliti sendiri, ia harus selalu alergi terhadap alasan yang diberikan oleh para kolega dan seniornya atau tulisan literatur. Ia harus mengembangkan ketajaman observasinya, sehingga ia menjadi lebih awas pada apa saja yang pernah dipertanyakannya. Ia harus meragukan setiap kesimpulan yang tidak cukup bukti atau tidak berdasarkan data yang lengkap. Jika semuaanya itu ia anggap memerlukan pembuktian, maka ia telah sampai pada permasalahan penelitian (Zainuddin, 2003). Suatu penelitian penting untuk dilakukan apabila ada masalah yang belum pernah ia teliti, ada penelitian sebelumnya tetapi hasilnya belum lengkap atau kurang tajam, hasil penelitian sebelumnya masih kontradiktif dan belum konsisten. Masalah penelitian merupakan langkah awal yang harus dipikirkan berdasarkan suatu fakta empiris di lapangan. Pada tahap awal melaksanakan riset kegiatan yang perlu dilaksanakan mencakup pemahaman tentang konsep masalah berdasarkan kajian kepustakaan yang dapat dipercaya. Kegiatan tersebut meliputi berfikir, membaca, teori dan review dengan teman sejawat dan pembimbing. Selama tahap ini seorang peneliti perlu memahami melaksanakan deductive reasoning dan memilih topik yang diminati dari hasil riset yang telah dilaksanakan orang lain.

Prioritas / Lingkup riset keperawatan berdasarkan kelompok ilmu keperawatan kemudian dikembangkan menjadi: a. Prioritas kesehatan danpencegahan penyakit pada masyarakat b. Pencegahan perilaku dan lingkungan yang berakibat buruk pada masalah kesehatan c. Menguji model praktek keperawatan di komunitas d. Menentukan efektifitas intervensi keperawatan pada infeksi HIV-AIDS e. Mengkaji pendekatan yang efektif pada gangguan perilaku f. Evaluasi intervensi keperawatan yang efektif pada penyakit kronis g. Identifikasi faktor-faktor bio-perilaku yang berhubungan dengan kemampuan coping h. Mendokumentasikan efektifitas pelayanan kesehatan / keperawatan i. Mengembangkan masalah dan metodologi riset pelayanan kesehatan / keperawatan j. Menentukan efektifitas biaya perawatan pasien 2. Sumber Masalah Penelitian Turney dan Noble (1971) mengemukakan bahwa ada 5 sumber masalah penelitian empiris, termasuk masalah penelitian keperawatan, yaitu : 1. Pengalaman pribadi 2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan 3. Kerja dan kontak profesional 4. Penguji dan kontak profesional 5. Analisa terhadap literatur akademik dan hasil peneitian yang relevan 1. Pengalaman Pribadi

Banyak masalah dalam bidang keperawatan diperoleh dari pengalaman harian peneliti. Mengejawantahkan pengalaman pribadi menjadi permasalahan penelitian dapat dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mendefinisikan pengalaman pribadi untuk fokus penelitian b. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu c. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah itu d. Merumuskan masalah penelitian

2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan Informasi tidak sengaja pada hakikatnya dapat diperoleh dimana saja, dimanapun, darimanapun, dan kapanpun peneliti berpeluang memperoleh keterangan penting dan menarik untuk dijadikan fokus penelitian, sungguhpun ia tidak senagaja menyiapkan diri untuk mencari informasi atau keterangan tertentu. Untuk mengejawantahkan keterangan yang diperoleh secara tidak sengaja menjadi permasalahan penelitian yang dipilh ditempuhblangkah-langkah sebagai berikut : a. Membangkitkan kepekaan selaku peneliti didalam merespon fenomena keperawatan yang

relefan b. Mendefinisikan keterangan yang diperoleh secara spesifik c. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah d. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah tersebut e. Merumuskan masalah –masalah penelitian

3. Kerja dan Kontak Profesional

Banyak peneliti mengembangkan atau merumuskan pertanyaan – pertanyaan penelitian mereka sebagai bagian dari aktivitas pekerjaan atau melaui diskusi dengan rekan sekerja (Kline, 1980);

tidak terkecuali dibidang keperawatan. Pada banyak kasus , diskusi formal dan informal yang dilakukan oleh peneliti dengan rekan atau kelompok ahli lain sangat membantu upaya penajaman pemahaman terhadap masalah, baik teoritis maupun praktis. Melalui diskusi akademis inilah masalah penelitian dirumuskan dan dipertajam. Untuk tujuan ini peneliti dapat melakukan langkah-lanhkah sebagai berikut :

a. Mendefinisikan masalah-masalah keperawatan bersama rekan sekerja atau tenaga ahli lainnya

b. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu melalui diskusi dengan rekan kerja atau tenaga profesional lainnya

c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian keperawatan mengenai sebab-sebab munculnya gejala dan dampak ikutannya

d. Mermuskan pertanyaan penelitian.

4. Pengujian dan Pengembangan Teori Tujuan penelitian antara lian adalah dimaksudkan untuk melahirkan teori-teori baru mengenai perilaku keperawatan. Sebaliknya, teori-teori mengenai keperawatan dan perilaku keperawatan dapat dijadikan acuan dasar untuk merumuskan masalah penelitian. Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peneliti adalah :

a. Memahami teori-teori keperawatan yang ada dan yang relevan b. Menelaah proses penelitian sampai dengan ditemukannya teori itu c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian d. Menentukan waktu dan situasi penelitian yang berbeda dengan penelitian yang sama

sebelumnya e. Merumuskan masalah penelitian

5. Analisis Literatur profesional dan hasil penelitian sebelumnya

Masalah penelitian keperawatan banyak diperoleh melalui penelaahan terhadap literatur profesional dan laporan/jurnal hasil penelitian.

E. Mengidentifikasi Permasalahn Penelitian Beberapa cara untuk mengidentifikasi masalah penelitian dibidang keperawtan adalah sebagai berikut : 1. Observasi fenomena yang terjadi dalam pekerjaan sehari-hari, misalnya kesulitan-kesulitan yang

dihadapi dibidang profesi sehari-hari dapat menjadi objek penelitian. Pada suatu saat selalu ada fenomena yang belum sepenuhnya dimengerti atau ada perbedaan pendapat tentang suatu fenomena tertentu.

2. Penelusuran literatur pada aspek tertentu dalam suatu bidang, kumpulkan teori-teori, pelajari perkembangannya, kelemahannya, kesenjangannya atau inkontensinya. Hal ini akan mengarahkan kita pada permasalahan untuk diteliti lebih lanjut.

3. Menghadiri untuk menangkap permasalahan dalam seminar, pertemuan ilmiah profesi, kuliah tamu, atau mengunjungi pusat-pusat penelitian, lapangan dan sebagainya.

Dalam mengidentifikasi permasalahan penelitian, pada hakikatnya calon peneliti harus berbekal scientific mind dan Prepared mind scientific , yang mempunyai pengertian harus berpandangan objektif (dapat melepaskan diri dari praduga dan opini sendiri), independent (tidak terpengaruh oleh pandangan orang lain) dan berwawasan.

Prepared mind artinya selalu siap agar dapat menangkap permasalahan yang timbul selama melakukan obsevasi. Sebagai ilustrasi misalnya Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi bumi, setelah dia kejatuhan buah apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan buah apel

seperti Isaac Newton, tetapi tidak ada yang berfikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka belum siap siaga untuk menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka (Zainuddin, 2003).

F. Merumuskan Masalah Penelitian Permasalahan yang telah diidentifikasikan kadang-kadang sifatnya masih umum, belum spesifik. Oleh karena itu maka permasalahan yang telah diidentifikasi harus dipersempit agar lebih spesifik melalui pemecahan menjadi sub-sub permasalahan melalui perumusan masalah yang berupa beberapa pertanyaan yang relevan dengan permasalahan pokoknya. Dalam merumuskan masalah perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Frekuensi dan penyebaran masalah yang bersangkutan 2. Wilayah geografis yang terpengaruh oleh masalah yang bersangkutan 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah 4. Upaya yang pernah dilakukan untuk mengatasi masalah, keberhasilan dan kekurangan

upaya tersebut Alasan pentingnya penelitian sehingga dapat membantu pemecahan masalah (Depkes RI, 2003). Masalah penelitian dapat dikatakan baik , jika mampu menghasilkan konklusi yang memenuhi kriteria valid dan riabel, yang mencerminkan derajad objektif yang tinggi, dan menggambarkan kausalitas. Kriteria masalah penelitian yang baik (Danim, 2003), yaitu : 1. Bersifat kausalitas atau menghubungkan 2 variabel 2. Dapat diukur secara empiris dan objektif 3. Dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, lebih baik dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan 4. Tidak mencerminkan ambisi pribadi atau masyarakat, dan tidak pula menuntut jawaban dengan

pertimbangan moral subjektif Contoh : 1. Bagaimanakah peran orang tua dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir (deskriptif) 2. Apakah ada hubungan antara variabel X dan Variabel Y ? (crossectional: asosiasi / korelasi) 3. Apakah ada pengaruh pemberian terapi bermain pada anak pra sekolah selama MRS terhdap

penerimaan selama tindakan invansiv ? (pengaruh – experiment)

G. Menyusun Tujuan Penelitian Tujuan penelitian diperoleh dari rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan sebagai

indikator terhadap hasil yang diharapkan. Tujuan dari penelitian berguna untuk mengidentifikasi, menjelaskan, mempelajari, membuktikan, mengkaji, memprediksi alternatif pemecahan masalah terahadap masalah penelitian. Tujuan tersebut menandakan ide dari riset, misalnya deskriptif, corelasi, dan komparatif. Dengan adanya tujuan tersebut akan mempermudah untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Tujuan penelitian harus jelas, ringkas, pernyataan yang deklaratif yang biasanya dituliskan dalam bentuk kalimat aktif. Untuk suatu kejelasan tujuan, biasanya difokuskan pada satu atau dua variabel dan mengidentifikasi apakah variabel perlu dijabarkan lebih lanjut. Fokus tersebut bisa dalam bentuk identifikasi hubungan atau asosiasi diantara variabel atau untuk menentukan perbedaan diantara dua grup dengan varaibel. Misalnya, tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel X 2. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel y 3. Untuk menentukan atau mengidentifikasi hubungan antara variabel X dan variabel Y (relational) 4. Untuk menentukan atau mengidentifikasi perbedaan antara grup 1 dan grup 2 sehubungan

dengan variabel X (differences)

Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kearah mana atau apa yang dicari melalui penelitian itu, yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati dan dapat diukur. Tujuan dari riset ini biasanya adalah untuk mengidentifikasi, menjelaskan atau memprediksi alternatif pemecahan masalah. Secara bodoh dapat dikatakan , bahwa dalam merumuskan tujuan penelitian seseorang peneliti tinggal mengubah redaksi kalimat masalah (kalimat pertanyaan di pertanyaan masalah) menjadi kalimat pernyataan supaya menemukan jawaban atas masalah itu, tentu saja dengan penyesuaian redaksi seperlunya. Perhatikan contoh dibawah ini : 1. Apabila masalahnya adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan pengurangan

kekambuhan asma selama perawatan dirumah 2. Maka tujuanya menemukan hubungan antara dukungan keluarga dengan pengurangan

kekambuhan asma selama perawatan dirumah Biasanya tujuan penelitian itu dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu 1. Tujuan umum , yakni tujuan penelitian yang berupaya menjawab masalah pokok, yang

disesuaikan dengan spesifikasi permasalahan yang akan diteliti atau yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian.

2. Tujuan khusus, yakni penjabaran dari tujuan umum yang merupakan jawaban sementara dari pertanyaan masalah yang secara spesifik akan menjawab masalah-masalah khusus atau sub-sub masalahnya dan sekaligus menyatakan rincian langkah demi langkah untuk mencapai tujuan umum.

3. Tindakan pada tujuan khusus dinyatakan dengan kata kerja (t)), yang tentu saja sesuai dengan permasalahannya, misalnya : a. Menilai (to evaluate) b. Megukur (to assess, to measure) c. Mengidentifikasi (to identify) d. Menentukan (to determine) e. Membandingkan (to compare) (Depkes RI. 2003)

H. Contoh judul penelitian keperawatan 1 Analisis Hubungan antara iklim kerja, etos kerja dan disiplin kerja

dengan produktivitas kerja para perawat pelaksana di rumah sakit “A” Surabaya

2 Efektifitas penggunaan posisi tangan dengan telungkup pada waktu pemasangan infuse di rumah sakit “A” Surabaya

3 Sudi Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) Oksigenasi Di Ruang Rawat Inap Rumh sakit “A” Surabaya

4 Perbandingan Efektifitas Perawatan Luka Dengan Kasa Kering dan Kasa Basah NaCl Dalam Proses Penyembuhan Luka Bersih di Poli Bedah Rumah Sakit “A” Surabaya

5 Pengaruh pemberian teknik relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post op Apendiktomi di pav G1 dan G2 Rumah sakit “A” Surabaya

6 Hubungan tingkat stres dan frekuensi kekambuhan pada pasien penyakit jantung koroner di poli jantung Rumah sakit “A” Surabaya

7 Hubungan bimbingan orang tua dengan perkembangan kemapuan dasar anak usia prasekolah (3-5 th.) di TK PGRI “A” Surabaya

8 Perbandingan antara pola eliminasi sebelum dan sesudah pelaksanaaan keagle exercise pada pasien post operasi BPH di Pav G1 rumah sakit “A” Surabaya

9 Pengaruh Imobilsasi yang lama terhadap tingkat depresi pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah di ruang bedah Rumah sakit “A” Surabaya

10 Hubungan antara penggunaan sumber air dengan angka kejadian diare di RT. 01 RW. 03 desa “A” Surabaya

11 Analisis faktor yang mempengaruhi remaja dalam penyalahgunaan NAPZA di lembaga pemasyarakatan “A” Surabaya

12 Persepsi Klien Terhadap Keberadaan Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan di Ruang Bedah Rumah sakit “A Surabaya

13 Studi Pemenuhan kebutuhan Spiritual (Ibadah) pada Pasien Stroke Di Pav. VII A Dan B Rumah sakit “A” Surabaya

14 hubungan antara penerapan tindakan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana dengan kepuasan pasien di Irna Bedah dan Irna Medik RSU “A” Surabaya

15 hubungan antara pelaksanaan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD “A” Surabaya

16 Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada klien lanjut Usia di UPTD “ A”

17 Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Kemampuan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah di PAUD “A”

18 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Pra Lansia di RT 01 RW 04 “A”

19 Efektifitas Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi dan Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Lansia tentang Diit DM di Posyandu Lansia “ A” Desa “A”

20 Efektifitas pendekatan Positive Deviance Melalui Pos Gizi pada Status Gizi Balita KEP di Desa “A”

21 Hubungan Antara Obesitas dengan Penyakit Hipertensi pada mahasiswa STIKES “A” Surabaya

22 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1 Tingkat II STIKES “A” Surabaya

23 Efektifitas Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi dan Ceramah Terhadap kemampuan Menggosok Gigi pada Anak Usia 6 Tahun di Tk. “A” Surabaya

24 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia 4-5 tahun di Kelurahan “A”

25 Hubungan Pengetahuan Lansia Tentang Pentingnya Kegiatan Posyandu Lansia Dengan Keaktifan Datang di Posyandu Lansia “A” Surabaya

26 Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi dengan kepatuhan menjalankan Diet Hipertensi di Panti Werdha “A”

27 Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Tuberkulosis Paru dengan Tingkat Kepatuhan Universal Precaution di Ruangan “A” Rumah Sakit “B” Surabaya

28 Pengaruh Aromaterapi (Lavender, Lemon, dan Rose) pada Penurunan Kecemasan Anak SD kelas VI di SDN “A” Surabaya

29 Pengaruh Pemberian Modul Keperawatn Pada Penderita TB paru Terhadap Perubahan Tanda dan Gejala TB Paru di Rumah di Lingkungan Kerja Puskesmas “A”

30 Perbedaan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3 – Tahun di Posyandu “M” Kelurahan “A”

31 Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Asrama Satu di Panti Werdha “A” surabaya

32 Pengaruh Pemberian Sari Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia “A” surabaya

33 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri Dalam mencegah Fluor Albus Pada Siswi Kelas II di SMA “A” surabaya

34 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan waktu Pemulihan Kesadaran Post Operasi Fraktur yang menggunakan Anestesi General di Rumah sakit “A” surabaya

35 Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu dalam Stimulasi perkembangan Motorik Kasar anak di PAUD “A” surabaya

36 Pengaruh Konsumsi Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia “A” surabaya

37 Hubungan Konsumsi Makanan Siap Saji (Fast Food) dengan tingkat Obesitas pada siswa Obesitas Kelas II di SMP Negri “A” Surabaya

38 Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang Menstruasi Terhadap Tingkat Kecemasan dalam menghadapi Menarche pada Siswi Kelas V SD “A” Surabaya

39 Hubungan Pola Tidur Malam dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat RT 2 RW 1 Desa “A” Surabaya

40 Pengaruh Pelaksanaan Inisiasi menyusui Dini (IMD) terhadap penurunan tinggi Fundus Uteri Ibu Post Partum Hari ke-1 sampai ke-4 di Wilayah Kerja Puskesmas “A” Surabaya

41 Hubungan Lingkungan Pergaulan Sehari-hari dengan Konsumsi Miras pada Remaja di RT 3 RW 10 Kelurahan “A” Surabaya

42 Konsumsi Biskuit Gandum pada pagi Hari sebelum Beraktifitas terhadap penurunan morning Sickness Ibu Hamil Trisemester Pertama di RSI “A” Surabaya

43 Faktor-faktor yang mempengaruhi penambahan ukuran lensa kacamata pada penderita Miopia di Poli Mata Rumah Sakit “A” Surabaya

44 Pengaruh pemberian ASI eksklusif Pada perkembangan Motorik Halus dan Motorik Kasar Bayi Usia 6 bulan di Posyandu Balita “A” Surabaya

45 Pengaruh Teknik Distraksi pada tingkat Nyeri Lansia dengan artitis Reumatoid di Panti Werdha “A” Surabaya

46 Hubungan Antara Pemakian KB Suntik DMPA dengan Kejadian Spotting pada wanita Usia 20 – 35 tahun di Rumah Sakit Ibu dan anak “A” Surabaya

47 Hubungan Obesitas dengan kejadian Hipertensi dalam Kehamilan trimester II di Poli Hamil dan Poli Kandungan “A” Surabaya

48 Pengaruh Senam Nifas Pada Involusi Uteri Ibu Post Partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak “A” Surabaya

49 Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Efek Hospitalisasi Aspek Psikologis pada anak Usia 1-3 tahun (toddler) di Ruang perawatan anak PAv. V rumah sakit “A” Surabaya

50 Hubungan Faktor Lingkungan dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Asrama Putri di STIKES “A” Surabaya

51 Pengaruh Terapi Bermain (teknik Bercerita) dalam Menurunkan Kecemasan Hospitalisasi pada anak Prasekolah di Ruang Ismail Rumah sakit “A” Surabaya

52 Hubungan Dukungan Sosial keluarga dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia sekolah (6-12 tahun) di Ruang d-2 dan Pav. V rumah sakit “A” Surabaya

53 Pemberian Senam Otak Terhadap tingkat Kecepatan Membaca Siswa Kelas 3 SDN “A” Surabaya

54 Pengaruh perawatan payudara pada pengeluaran ASI Ibu Pasca Persalinan di Ruang “A” Surabaya

55 Hubungan Pola Pemberian ASI dengan kejadian Diare pada bayi Usia 6-12 bulan di Wilayah Puskesmas “A” Surabaya

56 Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap Perubahan Berat Badan Bayi 1-3 bulan di Posyandu “A” Surabaya

57 Perbandingan Perkembangan Anak Usia Toddler di Tempat Penitipan Anak (TPA) Lasiyam Yayasan Al-Muslim dan Tempat Penitipan Anak (TPA) di “A” Surabaya

58 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Penatalaksanaan Diet Rendah Garam pada Lansia di Poliklinik jantung rumah sakit “A” Surabaya

59 Pemberian Gerakan Senam Otak Burung Hantu dan Pasang Kuda-kuda Terhadap Kecakapan Operasi Hitung Bilangan pada Usia Sekolah di SDN Sidodadi II Kecamatan “A” Surabaya

60 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Umur 35 – 55 tahun tentang Kanker dengan Rutinitas Pemeriksaan Pap Smear di Yayasan “A” Surabaya

61 Pengaruh Posisi Ordinal Anak Uisa 3-4 tahun terhadap Perkembangan Personal Sosialnya di PAUD “Matahari Bunda” RT 10 RW 2 Kel. Kraton Kecamatan “A” Surabaya

62 Pengaruh pemberian Games “Puzzle” pada Kemampuan Kognitif Anak Usia PraSekolah di TK Nurul “A” Surabaya

63 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Keaktifan Ibu mengikuti Senam Hamil di Poli Hamil rumah sakit “A” Surabaya

64 Hubungan Kepemilikan Alat Permainan Edukatif (APE) dengan Perkembangan Motorik Halus Menggunakan Bantuan DDST pada Anak Prasekolah di “A” Surabaya

65 Hub. Antara Posisi Membaca dengan visus Mata pada Anak Usia Sekolah 10 – 12 Tahun di SDN “A” Surabaya

66 Pengaruh Pelaksanaan Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada lansia di RT VIII RW XIV Kelurahan “A” Surabaya

67 Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Keteraturan Penggunaan KB Suntik di BPS “A” Surabaya

68 Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien TB paru di Rumah sakit “A” Surabaya

69 Hubungan Kesiapan Belajar Dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus Pada lansia di Posyandu “A” Surabaya

70 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Motifasi Dalam Mengikuti Program Kegiatan di Posyandu Lansia “A” Surabaya

71 Perbedaan antara Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TK Full Day engan Non Full Day di “A” Surabaya

72 Pengaruh Terapi Musik (Langgam Jawa) terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi di Desa “A” Surabaya

73 Perbedaan Tingkat Depresi Kelompok Tahanan Wanita 3 Bulan dan 6 Bulan Selama menerima Bimbingan Rohani Islam di Rutan “A” Surabaya

74 Pemberian Aromaterapi Kenanga Terhadap Penurunan tekanan darah Pada Lansia dengan Hipertensi di RT 7 dan RT 8 RW XIV Kelurahan “A” Surabaya

75 Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Efek Hospitalisasi Aspek Psikologis pada Anak Usia 1-3 tahun (Toddler) di Ruang Perawatan Anak Pav. V rumah sakit “A” Surabaya

76 Hubungan Pola Asuh Keluarga dengan kemampuan Perawatan Diri pada Anak Tunagrahita Umur 12-17 tahun di SLB “A” Surabaya

77 Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi dengan peningkatan kadar HB pada ibu hamil Trimester III di Poli Hamil rumah sakit “A” Surabaya

78 Hub. Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kemandirian Activity

Daily Living (ADL) pada Lansia di Posyandu Lansia Desa “A” Surabaya 79 Pemberian Jambu Merah Terhadap Peningkatan Trombosit pada Anak

DHF di Puskesmas “A” Surabaya 80 Terapi Air dalam mempelancar buang air besar Study Quasi

Eksperimen pada Mahasiswa “A” Surabaya

PENELUSURAN PUSTAKA

3

Penelitian tidak dilakukan diruang yang kosong dan tidak pula dapat pula dapat dikerjakan

dengan baik, tanpa basis teoritis yang jelas. Pemikiran ini telah ditunjukkan oleh peneliti sebelum kita. Peneliti kekinian sesungguhnya menelusuri atau meneruskan peta jalan yang telah dirintis atau telah dibuat oleh peneliti sebelumnya. Bahan pustaka yang ditulis oleh penulis kekinian sesungguhnya merupakan perbaiakan atau pemuktahiran dari bahan sejenis yang telah dibuat oleh penulis sebelumnya. Dalam kaitan ini, salah satu fase yang tidak mungkin dilewati oleh para peneliti adalah penelusuran pustaka. Dilihat dari perspektif penelitian kuantitatif, penelusuran pustaka dimaksudkan untuk memepertajam metodologi, memperkuat kajian teoritis, dan memperoleh informasi mengenai penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Kegiatan ini dilakukan sebelum penyusunan proposal dan penulisan laporan penelitian, atau pada fase pencarian masalah penelitian. Meskipun begitu, kegiatan ini dapat dilakukan secara relative kenyal. Tentu saja, dalam penelitian kualitatif dasar teoritis yang kuat tidak dimutlakkan.

Penelusuran pustaka tanpaknya belum mendapat perhatian yang benar-benar serius dari kalangan mahasiswa keperawatan, terutama pada tingkat strata (1) satu. Mereka kebanyakan terjebak dalam kancah hidup dibawah tempurung, menganggap penelitian yang dilakukannya serba baru, padahal sudah usang, ketinggalan zaman. Wawasan mereka kebanyakan sangat sempit dan temuan-temuan yang didapatkannya tanpak baru menurut mereka, akan tetapi usang atau ketinggalan menurut ilmuwan lain.

Tinjauan pustaka berisi konsep dan teori yang relevan dengan tujuan penelitian. Tinjauan berisi variabel atau parameter dari sebuah konsep dan teori yang menjelaskan permasalah penelitian yang relevan. Isi tinjauan pustaka sebaiknya banyak menggunakan jurnal, hasil penelitian yang relatif baru, artinya kurang dari lima tahun. Buku atau text book sebaiknya dibatasi dan relatif penerbitan terbaru. Hal yang harus perhatikan oleh peneliti, jangan memasukkan teori, konsep dalam tinjauan pustaka yang saling bertentangan, tidak ada kaitan dengan kajian penelitian, yang nantinya justru tidak menunjang dalam penyusunan kerangka konsep berpikir, ambil teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan penelitian.

Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan subyek penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu dilakukan.

Dari beberapa teori atau konsep yang ada dalam tinjauan pustaka, perlu dijelaskan teori mana yang peneliti pilih dan pergunakan dalam penelitian. Sangat diharapkan ada tercermin juga ide atau gagasan yang muncul dari si peneliti.

A. Pengertian dan Pentingnya Kajian Pustaka

Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan yang sudah ada. Pada semua ilmu pengetahuan, ilmuwan selalu memulai penelitiannya dengan cara menggali apa-apa yang sudak diketemukan oleh ahli-ahli lain dan memanfaatkan penemuan-penemuan tersebut untuk

Tujuan Instruksional :

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu :

16) Menyebutkan jenis sumber pustaka yang dapat dipakai dalam penelitian dengan benar

17) Menjelaskan teknik mencari sumber Pustaka secara cepat dengan benar 18) Menjelaskan cara mengkaji bahan pustka dengan benar 19) Membuat literatur dari sumber pustaka dengan benar

kepentingan penelitiannya. Hasil penelitian yang sudah berhasil memperkaya khasanah pengetahuan yang ada biasanya dilaporkan dalam bentuk jurnal-jurnal penelitian. Ketika peneliti mulai membuat rencana penelitian ia tidak bisa menghindar dan harus mempelajari penemuan-penemuan tersebut dengan mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi hal-hal yang telah ada untuk mengetahui apa yang ada dan yang belum ada. Kegiatan itu biasa dikenal dengan istilah: mengkaji bahan pustaka atau hanya disingkat dengan kajian pustaka atau telaah pustaka (literature review).

Untuk dapat melakukan penelitian seperti yang seharusnya, peneliti dituntut untuk menguasai sekurang-kurangnya dua hal, yakni bidang yang diteliti dengan cara-cara atau prosedur melakukan penelitian. Untuk menguasai kedua persyaratan tersebut, (calon) peneliti harus banyak membaca, mengkaji berbagai literatur.

B. Jenis Sumber Pustaka

Menurut Darwin (2003 : 95-113) menyebutkan, bahwa sumber pustaka yang umum dipakai dalam penelitian atau penulisan karya tulis ilmiah antara lain buku, jurnal, laporan periodik, bulletin, majalah, laporan penelitian, sirkuler, leaflet dan annual review 1. BUKU

Buku yang dapat dipakai dalam penulisan karya tulis ilmiah dapat berupa: a. Buku teks (text book), biasanya berupa buku wajib untuk mata kuliah tertentu yang

diterbitkan untuk interval waktu yang tidak beraturan. Materi yang disajikan bersifat khusus pada cabang ilmu tertentu dan ditulis oleh penulis yang derajad kepakarannya telah diakui oleh perorangan atau kelompok yang menekuni cabang ilmu itu.

b. Buku tahunan (year book), yaitu buku yang diterbitkan setahun sekali oleh lembaga pemerintah (misalnya biro statistik) yang bersisi data statistik atau fakta- fakta kuantitatif, bisa memuat satuu bidang atau beberapa bidang.

c. Buku pegangan (hand book), pada hakikatnya tidak ada beda dengan buku teks namun materi sajiannya lebih bersifat petunjuk teknis yang tidak terurai secara mendalam, namun jelas rinciannya.

d. Diktat atau draf buku, merupakan sajian stensilan atau hasil foto copy dan dipublikasikan untuk kalangan terbatas dan biasanya berupa bahan penunjang buku teks yang tersedia.Oleh karena publikasinya terbatas dan tidak jarang dibuat secara instan tanpa penelaahan mendalam diktat biasanya dianggap sebagai acuan kelas dua.

2. JURNAL Jurnal adalah majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel ilmiah, biasanya diterbitkan oleh organisasi profesi tertentu atau kelembagaan penelitian. Secara umum jurnal dibedakan menjadi dua Jurnal terakreditasi dan Jurnal tidak terakreditasi Jurnal adakalanya hanya memuat sajian singkat dari artikel yang ditulis oleh para pengarang yang disajikan dalam bentuk : a. jurnal review, yaitu majalah ilmiah yang berisi artikel singkat dari satu cabang ilmu tertentu b. jurnal abstrak, merupakan majalah ilmiah yang menyajikan ikhtisar artikel dari jurnal-jurnal

yang muthakir (up to date) sifatnya. 3. LAPORAN PERIODIK

Merupakan majalah ilmiah yang diterbitkan secara teratur oleh isntitusi pemerintah atau swasta. Artike-artikel yang disajikan hanya terbatas pada hasil penelitian yang dikerjakan pada institusi Dan sering kali memuat tulisan-tulisan mengenai kebijakan dilingkungan institusi pada tempat laporan itu diterbitkan.

4. BULETIN

Merupakan terbitan berkala yang umumnya hanya memuat satu artikel ilmiah secara singkat. Kelangsungan sebuah buletin sangat ditentukan oleh ada atau tidak adanya penyumbang tulisan.

5. MAJALAH Merupakan media massa yang diterbitkan secara teratur yang memuat opini, berita atau artikel dan informasi lain. Makin sering frekuensi terbit dari suatu majalah, bhan sajiannya makin populer.

6. LAPORAN PENELITIAN

Merupakan buku yang memuat hasil penelitian secara utuh, mulai dari bagian-bagain awal, tubuh tulisan, disertai lampiran-lampirannya. Laporan penelitian ada dua jenis, yaitu : a. Dalam bentuk buku, untuk keperluan dokumen lembaga atau perpustakaan. b. Dalam bentuk buku sungguhan, yang dipublikasikan secara nasional.

7. SIRKULER

Merupakan terbitan ilmiah yang dilakukan secara tidak teratur, bahan sajiannya bersifat pendek dan praktis. Satu buah sirkuler biasanya hanya memuat satu artikel. Sirkuler biasanya di terbitkan oleh kelembagaan penelitian, instansi pemerintah atau swasta.

8. LEAFLET Berisi karangan ilmiah dan praktis sifatnya, diedarkan dalam bentuk kertas berlipat. Leaflet biasanya diterbitkan oleh kelembagaan penelitian, instansi pemerintah atau swasta secara tidak teratur.

9. ANNUAL REVIEV

Menyajikan resensi dari beberapa literatur yang diterbitkan beberaa tahun sebelumnya. Informasi mengenai literatur terbaru biasanya dimuat pada annual review yang baru diterbitkan. Oleh karena itu peneliti dianjurkan untuk mencari annual review terbaru untuk mendapatkan literatur terbitan muthakir.

10. SUMBER LAIN

Peneliti atau penulis karya ilmiah dapat memperoleh artikel dengan cara mengakses data ke internet yang sudah menjadi kebutuhan saat ini. Tidak jarang bahkan hampir pasti menu ilmiah yang relevan dengan bidang penelitian yang tengah ditekuni dapat diakses melalui internet. Jaringan internet telah menyediakan menu tersebut dalam jumlah ribuan halaman web. Melalui jaringan ini peneliti akan lebih mudah mengakses data dan mentranfer ke program MS-word.

C. Cara-cara Mengkaji Bahan Pustaka Uraian mengenai cara-cara mengkaji bahan pustaka bukan hanya berguna untuk (calon) peneliti yang akan menyusun proposal penelitian, tetapi juga untuk peneliti yang akan dan sedang menyusun laporan hasil penelitiannya. Agar uraian tentang cara mengkaji bahan pustaka berurutan dan mudah dipahami, terlebih dahulu dikemukakan berbagai jenis sumber bahan pustaka, cara-cara mengkaji dan mengumpulkan hasil kajian, disusul dengan cara menuangkannya dalam tulisan.

1. Jenis Sumber Bahan Pustaka a. Klasifikasi menurut bentuk

Dibedakan atas:

1) Sumber tertulis (printed materials) yang biasanya disebut dokumen) antara lain buku harian, surat kabar, majalah, buku notulen rapat, buku inventaris, ijazah, buku-buku pengetahuan, surat-surat keputusan dan lain-lain yang secara umum dapat dibedakan atas bahan-bahan yang ditulis tangan dan yang dicetak atau diterbitkan oleh penerbit, baik yang dipublikasikan secara umum maupun tidak.

2) Sumber bahan yang tidak tertulis (non printed materials), adalah segala bentuk sumber bukan tulisan antara lain rekaman suara, benda-benda hasil peninggalan purbakala (relief, manuskrip, prasasti dan sebagainya) film, slide, dan lain-lainnya.

b. b. Klasifikasi menurut isi

Dibedakan atas: 1) Sumber Primer adalah sumber bahan atau dokumen yang dikemukakan atau digambarkan

sendiri oleh orang atau pihak yang hadir pada waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung, sehingga mereka dapat dijadikan saksi. Dalam penelitian historis, kedudukan sumber primer sangat utama karena dari sumber primer inilah keaslian dan kemurnian isi sumber bahan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan sumber sekunder.

2) Sumber Sekunder adalah sumber bahan kajian yang digambarkan oleh bukan orang yang yang ikut mengalami atau yang hadir pada waktu kejadian berlangsung.

D. Teknik mencari sumber Pustaka secara cepat

Ada beberapa hal yang harus dipahami oleh penulis atau peneliti untuk menemukan sumber pustaka yang dikehendaki, beberapa petunjuk tersebut adalah :

1. Pahami nomor kode buku atau call number, misalnya : Buku dasar-dasar keperawatan karangan Faza Ilmu Keperawatan masuk klasifikasi = 610 Pengarangnya adalah Faza = Faz Judul buku : Ilmu Keperawatan = K Kode buku secara lengkap :

2. Kenali nama pengarang atau penulis buku atau sejenisnya dan pahami cara penulisan nama pengarang buku tersebut, terutama pada katalog dan indeks

Nama pengarang Tertulis pada indek / katalok

keterangan

Abu Siregar Siregar, Abu Pengarang Indonesia

Rensis Likert Likert, Rensis Pengarang barat

Hafid bin Lolo Lolo, Hafis Pengarang Arab

3. Perhatikan katalog (daftar katalog itu umumnya dapat dilihat oleh siapa saja dengan mudah dan

cepat) dan maksud–maksud itu akan terjadi beberapa kemungkinan: a. Jika anda hanya mengenal secara jelas pengarangnya , anda harus melihat kartu katalog

buku menurut pengarang. b. Jika anda mengenal judul buku dan lupa pengarangnya, anda dapat melihat kartu katalog

atau buku menurut judul. c. Jika anda hanya meneganal gambaran umum mengenai isi buku tertentu anda harus

melihat kartu buku menurut isi. Namun demikian didalam praktek tidak selalu tersedia informasi demikian. Oleh karena itu,

untuk memudahkan pekerjaan dianjurkan kepeda penulis atau peneliti agar mengingat secara seksama mengenai judul buku / artikel, pengarang, penerbit dan tahun terbit dari sumber pustaka yang diperlukan.

610

faz

k

E. Menulis literature. Tujuan utama mencari literature adalah untuk mendapatkan latar belakang pengetahuan secara luas yang berhubungan dengan topik permasalahan. Latar belakang pengetahuan, memungkinkan peneliti untuk mengembangkan metode yang telah dibuat oleh orang lain. Dan tujuan literature secara umum adalah untuk mengembangkan ilmu yang mendukung untuk suatu penelitian, pendidikan dan tindakan praktek klinik. Beberapa yang harus dilakukan dalam penulisan literature adalah :

1. Menyeleksi sumber yang sesuai. Sumber yang dipilih berdasarkan kualitas dan hubungan terhadap masalah dan tujuan dari penelitian. Analisa masing-masing sumber akan menentukan kualitas dan keuntungan dalam mengembangkan usulan penelitian.

2. Mengorganisir sumber Sumber yang akan dimasukan dalam bab literature disusun sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Sumber bisa menyediakan background dan signifikansi untuk penelitian Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan literature dipengaruhi oleh masalah / topik yang akan diteliti, sumber yang tersedia dan tujuan peneliti. Sebenarnya tidak ada batasan tertentu untuk menyususn lietratur. Semakin sempit suatu penelitian, semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk kepustakaan.Misalnya jika penelitian dilaksanakan 3 tahun, literature akan memakan waktu kurang dari 3 bulan.

Supaya diperoleh informasi yang terbaru dan berkaitan erat dengan permasalahannya, maka kepustakaan yang dicari dan digunakan harus kepustakaan yang muthakir dan benar-benar relevan (+ 10 tahun terakhir)