gapolitan - ftp.unpad.ac.id fileditangkap di apartemen mediterania, tanjung duren, ... soalnya kan...

1
Libatkan FBI Saat sudah ada di depan mata, koper tidak bisa dibuka. Jason berdalih nomor kombinasi hanya diketahui dua pihak, yakni Federal Bureau of Investigation (FBI/polisi khusus Amerika Serikat) serta Rani. FBI sulit dihubungi. Sementara itu, Rani yang dihubungi via telepon bersedia memberikan nomor kombinasi koper asalkan mendapat uang jasa. Lagi-lagi Raden berbaik hati. Setelah mendapatkan nomor kombinasi, Jason membuka koper. Isinya benar-benar uang dolar AS pecahan 100, 50, 20, dan 10. Raden memeriksa dan membandingkan dengan uang dolar miliknya, tiada beda. Sepeninggal Jason, ia memeriksa uang dengan seksama. Ternyata hanya bagian atas dan bawah bundel yang uang asli. Tengahnya yang merupakan bagian paling banyak berupa kertas kosong. Raden yang sudah mengeluarkan uang sebanyak Rp2.329.500.000 langsung melapor ke Polda Metro Jaya (PMJ). Petugas dipimpin Kasat Cyber Crime Direktorat Kriminal Khusus PMJ AKB Hermawan menelusuri sindikat penipu itu dari jejak Jason. Pada 18 Januari 2011, Jason ditangkap di Apartemen Mediterania, Tanjung Duren, Jakarta Barat, bersama seorang mahasiswi asal Nigeria, Eca. Namun, Eca tidak terbukti terkait sehingga dilepas. Karena berurusan dengan maa internasional, polisi bergerak cepat dengan menggeledah tempat tinggal Jason di Perumahan Griya Sutera, Serpong, Tangerang. Dari lokasi disita uang tunai pecahan Rp100 ribu senilai Rp650 juta, pecahan Rp50 ribu sebanyak Rp15 juta, satu lembar uang pecahan US$100, dua paspor hijau milik ECA serta satu lembar bukti setoran melalui BCA senilai Rp600 juta. Suci ternyata istri Jason dan ikut dibawa ke PMJ. Sementara itu, Rani masih dikejar. Tersangka tinggal di Malaysia sehingga polisi harus berkoordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia. “Rani sengaja dipasang di Malaysia,” ujar Hermawan. Direktur Reserse Kriminal Khusus PMJ Kombes Yan Fitri Halimansyah menyatakan dari barang bukti yang disita diyakini sudah ada sejumlah orang tertipu. “Bukan hanya Pak Raden. Korban yang merasa tertipu agar melapor ke Polda Metro Jaya,” cetusnya, kemarin. (Fidel Ali Permana/J-1) GAPOLITAN 9 JUMAT, 28 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA TEMA: Honda atau Cahill OLAHRAGA SABTU (29/1/2011) FOKUS KARTU KREDIT DAN ATM: Barang bukti berupa kartu kredit dan ATM yang digunakan untuk penipuan, menawarkan barang dan jasa melalui internet, di Polda Metro Jaya, Jakarta, beberapa waktu lalu. macam lengkap. Orang men- jadi tertarik. Dia juga bisa jelaskan pengiriman barang ke luar negeri dengan kapal ini dan tronton itu. Uang dikirim. Hilang. Kalau orang cek, toko itu ada, tapi kalau lihat ke da- lam bukan memproduksi ba- rang tersebut. Banyak kasus terjadi, tapi mengapa sedikit yang dilim- pahkan ke pengadilan? Pada 2010, kami hanya dapat menyelesaikan empat kasus. Personel kami sangat sedikit. Kami juga banyak menangani kasus lain. Kendala lain, cyber crime merupakan kejahatan lintas negara. Korban mengadu ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di luar negeri. KBRI menghubungi Divisi Hubungan Internasional, lalu National Crime Bureau Interpol meneruskan ke kami. Lantas bagaimana menang- kap pelakunya? Kami harus terbang ke nega- ra tempat kejadian. Kalaupun tersangka sudah diketahui siapa, kita enggak bisa main tangkap di negara orang. Bagaimana kerja sama de- ngan provider? Mengatasi kejahatan cyber perlu kerja sama berbagai in- stansi. Jika semua mau bekerja sama, masalah menjadi mudah. Namun, sering kali tidak. Salah satu yang sulit ditembus adalah server BlackBerry di Kanada. Kita harus hubungan ke Ame- rika Serikat. Amerika cepat jika menyangkut kasus teroris, por- nogra, dan narkoba. Cepat itu hitungan bulan ya, sebulan lah. Soalnya kan harus ada surat, biasanya mesti dari Kabares- krim Polri. Kesulitan lainnya? Kalau internet protocol (IP) address yang digunakan penipu tak jelas atas nama siapa. KTP yang dipakai mendaftarkan IP address merupakan KTP palsu yang juga dijadikan membuka rekening. Kami pernah menge- jar nama sesuai dengan KTP. Orang itu bilang tidak tahu apa-apa. Ada orang meminjam sebentar KTP-nya dengan memberikan uang Rp1 juta. Dia enggak kenal orangnya. Sele- sai. Apakah pelaku orang-orang profesional? Kejahatan dunia maya meli- batkan sedikit orang. Umum- nya jago IT. Paling dia melibat- kan seorang untuk mengambil uang. Ada pula manajemen tukang bakso. Semuanya dia olah sendiri. Apa kasus menarik yang sedang ditangani sekarang? Kasus pembelian kertas dari Qatar. Seorang penipu yang sampai saat ini belum tertang- kap menjual kertas dengan harga miring. Sampel kertas dikirim satu rim, korban per- caya dan pesan dalam jumlah banyak dengan uang pemba- yaran Rp200 juta. Setelah itu, orangnya menghilang. Apa pesan Bapak agar kor- ban dapat diminimalisasi? Jangan mudah percaya terha- dap harga menggiurkan. Ke- cuali sudah ada yang membeli di toko cyber itu. Enggak usah jauh-jauh, beli depan mata saja bisa tertipu, apalagi di dunia maya. (J-1) ilai Rp16,8 Miliar Waspada Belanja lewat Online Sulistyo Kepala Unit Cyber Crime Direktorat II Ekonomi Khusus Mabes Polri MI/GAYATRI SUROYO MI/RAMDANI cyber crime, beberapa waktu lalu. MI/ROMMY PUJIANTO B ERBELANJA di dunia maya sudah menjadi hal biasa. Seperti di supermarket, dunia maya juga punya toko dan rak-rak contoh barang. Belakangan banyak yang tertipu. Seperti apa modus kejahatan yang berkembang di dunia maya, Gayatri dari Media Indonesia mewawancarai Kepala Unit Cyber Crime Direktorat II Ekonomi Khusus Mabes Polri Kombes Sulistyo . Inilah petikannya. Bagaimana tren penipuan melalui dunia maya saat ini? Jumlah korban bukan satu dua orang, melainkan ratusan orang setiap tahun. Pada 2010 sebanyak 210 korban. Angka tersebut sedikit lebih baik dari- pada 2009 sebanyak 225 kasus. Nilai transaksinya Rp4 juta hingga Rp200 juta. Seperti apakah transaksi se- harusnya? Yang benar transaksi lewat internet, kirim uang lewat reke- ning, kemudian barang dikirim sesuai dengan permintaan. Ini cyber fraud, penipuan lewat in- ternet. Begitu uang masuk, pelaku langsung goodbye. Mengapa orang tertarik ber- belanja lewat dunia maya? Dia kasih harga lebih murah. Otomatis orang tertarik. Modusnya seperti apa? Modusnya, rekaan dan as- pal. Perusahaan itu terdaftar di departemen perda- gangan, tapi dia enggak produksi. Dia buka di in- ternet, memperlihatkan izin perusahaan leng- kap, semuanya macam-

Upload: doanminh

Post on 29-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAPOLITAN - ftp.unpad.ac.id fileditangkap di Apartemen Mediterania, Tanjung Duren, ... Soalnya kan harus ada surat, ... punya toko dan rak-rak contoh barang. Belakangan banyak

Libatkan FBI Saat sudah ada di depan

mata, koper tidak bisa dibuka. Jason berdalih nomor kombinasi hanya diketahui dua pihak, yakni Federal Bureau of Investigation (FBI/polisi khusus Amerika Serikat) serta Rani.

FBI sulit dihubungi. Sementara itu, Rani yang dihubungi via telepon bersedia memberikan nomor kombinasi koper asalkan mendapat uang jasa. Lagi-lagi Raden berbaik hati. Setelah mendapatkan nomor kombinasi, Jason membuka koper. Isinya benar-benar uang dolar AS pecahan 100, 50, 20, dan 10.

Raden memeriksa dan membandingkan dengan uang dolar miliknya, tiada beda. Sepeninggal Jason, ia memeriksa uang dengan seksama. Ternyata hanya bagian atas dan bawah bundel yang uang asli. Tengahnya

yang merupakan bagian paling banyak berupa kertas kosong.

Raden yang sudah mengeluarkan uang sebanyak Rp2.329.500.000 langsung melapor ke Polda Metro Jaya (PMJ). Petugas dipimpin Kasat Cyber Crime Direktorat Kriminal Khusus PMJ AKB Hermawan menelusuri sindikat penipu itu dari jejak Jason.

Pada 18 Januari 2011, Jason ditangkap di Apartemen Mediterania, Tanjung Duren, Jakarta Barat, bersama seorang mahasiswi asal Nigeria, Eca. Namun, Eca tidak terbukti terkait sehingga dilepas.

Karena berurusan dengan mafi a internasional, polisi bergerak cepat dengan menggeledah tempat tinggal Jason di Perumahan Griya Sutera, Serpong, Tangerang. Dari lokasi disita uang tunai pecahan Rp100 ribu senilai

Rp650 juta, pecahan Rp50 ribu sebanyak Rp15 juta, satu lembar uang pecahan US$100, dua paspor hijau milik ECA serta satu lembar bukti setoran melalui BCA senilai Rp600 juta.

Suci ternyata istri Jason dan ikut dibawa ke PMJ. Sementara itu, Rani masih dikejar. Tersangka tinggal di Malaysia sehingga polisi harus berkoordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia. “Rani sengaja dipasang di Malaysia,” ujar Hermawan.

Direktur Reserse Kriminal Khusus PMJ Kombes Yan Fitri Halimansyah menyatakan dari barang bukti yang disita diyakini sudah ada sejumlah orang tertipu. “Bukan hanya Pak Raden. Korban yang merasa tertipu agar melapor ke Polda Metro Jaya,” cetusnya, kemarin. (Fidel Ali Permana/J-1)

GAPOLITAN 9JUMAT, 28 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA

TEMA:Honda

atau Cahill

OLAHRAGASABTU (29/1/2011)

FOKUS

KARTU KREDIT DAN ATM: Barang bukti berupa kartu kredit dan ATM yang digunakan untuk penipuan, menawarkan barang dan jasa melalui internet, di Polda Metro Jaya, Jakarta, beberapa waktu lalu.

macam lengkap. Orang men-jadi tertarik. Dia juga bisa jelaskan pengiriman barang ke luar negeri dengan kapal ini dan tronton itu. Uang dikirim. Hilang. Kalau orang cek, toko itu ada, tapi kalau lihat ke da-lam bukan memproduksi ba-rang tersebut.

Banyak kasus terjadi, tapi mengapa sedikit yang dilim-pahkan ke pengadilan?

Pada 2010, kami hanya dapat menyelesaikan empat kasus. Personel kami sangat sedikit. Kami juga banyak menangani kasus lain. Kendala lain, cyber crime merupakan kejahatan lintas negara. Korban mengadu ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di luar negeri. KBRI menghubungi Divisi Hubungan Internasional, lalu National Crime Bureau Interpol meneruskan ke kami.

Lantas bagaimana menang-kap pelakunya?

Kami harus terbang ke nega-ra tempat kejadian. Kalaupun tersangka sudah diketahui siapa, kita enggak bisa main tangkap di negara orang.

Bagaimana kerja sama de-ngan provider?

Mengatasi kejahatan cyber perlu kerja sama berbagai in-stansi. Jika semua mau bekerja sama, masalah menjadi mudah.

Namun, sering kali tidak. Salah satu yang sulit ditembus adalah server BlackBerry di Kanada. Kita harus hubungan ke Ame-rika Serikat. Amerika cepat jika menyangkut kasus teroris, por-nografi , dan narkoba. Cepat itu hitungan bulan ya, sebulan lah. Soalnya kan harus ada surat, biasanya mesti dari Kabares-krim Polri.

Kesulitan lainnya? Kalau internet protocol (IP)

address yang digunakan penipu tak jelas atas nama siapa. KTP yang dipakai mendaftarkan IP address merupakan KTP palsu yang juga dijadikan membuka rekening. Kami pernah menge-jar nama sesuai dengan KTP. Orang itu bilang tidak tahu apa-apa. Ada orang meminjam sebentar KTP-nya dengan memberikan uang Rp1 juta. Dia enggak kenal orangnya. Sele-sai.

Apakah pelaku orang-orang profesional?

Kejahatan dunia maya meli-batkan sedikit orang. Umum-nya jago IT. Paling dia melibat-kan seorang untuk mengambil uang. Ada pula manajemen tukang bakso. Semuanya dia olah sendiri.

Apa kasus menarik yang sedang ditangani sekarang?

Kasus pembelian kertas dari Qatar. Seorang penipu yang sampai saat ini belum tertang-kap menjual kertas dengan harga miring. Sampel kertas dikirim satu rim, korban per-caya dan pesan dalam jumlah banyak dengan uang pemba-yaran Rp200 juta. Setelah itu, orangnya menghilang.

Apa pesan Bapak agar kor-ban dapat diminimalisasi?

Jangan mudah percaya terha-dap harga menggiurkan. Ke-cuali sudah ada yang membeli di toko cyber itu. Enggak usah

jauh-jauh, beli depan mata saja bisa tertipu, apalagi

di dunia maya. (J-1)

ilai Rp16,8 Miliar

Waspada Belanja lewat Online

SulistyoKepala Unit Cyber Crime Direktorat II Ekonomi Khusus Mabes Polri

MI/GAYATRI SUROYO

MI/RAMDANI

cyber crime, beberapa waktu lalu.

MI/ROMMY PUJIANTO

BERBELANJA di dunia maya sudah menjadi hal b i a s a . S e p e r t i d i

supermarket, dunia maya juga punya toko dan rak-rak contoh barang. Belakangan banyak yang tertipu. Seperti apa modus kejahatan yang berkembang di dunia maya, Gayatri dari Media Indonesia mewawancarai Kepala Unit Cyber Crime Direktorat II Ekonomi Khusus Mabes Polri Kombes Sulistyo . Ini lah petikannya.

Bagaimana tren penipuan

melalui dunia maya saat ini?Jumlah korban bukan satu

dua orang, melainkan ratusan orang setiap tahun. Pada 2010 sebanyak 210 korban. Angka tersebut sedikit lebih baik dari-pada 2009 sebanyak 225 kasus. Nilai transaksinya Rp4 juta hingga Rp200 juta.

Seperti apakah transaksi se-harusnya?

Yang benar transaksi lewat internet, kirim uang lewat reke-ning, kemudian barang dikirim sesuai dengan permintaan. Ini cyber fraud, penipuan lewat in-ternet. Begitu uang masuk, pelaku langsung goodbye.

Mengapa orang tertarik ber-belanja lewat dunia maya?

Dia kasih harga lebih murah. Otomatis orang tertarik.

Modusnya seperti apa?Modusnya, rekaan dan as-

pal. Perusahaan itu terdaftar di departemen perda-gangan, tapi dia enggak produksi. Dia buka di in-ternet, memperlihatkan izin perusahaan leng-kap, semuanya macam-