makmunhasibuan.files.wordpress.com  · web viewmakalah. prosedur ... tes matematika soal-soalnya...

26
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH: PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN MEDIA BK DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd & Dr. Ali Muhtadi MAKALAH PROSEDUR PENGEMBANGAN DAN KARAKTERISTIK INSTRUMEN DAN MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK 1: ULI MAKMUN HASIBUAN 17713251004 MUTIARA HARLINA 17713251016

Upload: lythien

Post on 16-Dec-2018

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH: PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN MEDIA BKDOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd & Dr. Ali Muhtadi

MAKALAH

PROSEDUR PENGEMBANGAN DAN KARAKTERISTIK

INSTRUMEN DAN MEDIA BIMBINGAN DAN

KONSELING

KELOMPOK 1:

ULI MAKMUN HASIBUAN 17713251004

MUTIARA HARLINA 17713251016

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SEMESTER GENAP TAHUN 2017

Page 2: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

A. PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN BK

Bagan 1 Alur Kerja dalam Penyusunan Skala Psikologi (Azwar, 2015:15)

Penjelasan:

1. Identifikasi tujuan ukur

Memilih suatu definisi

2. Pembatasan domain ukur

Dengan cara menguraikan kontrak teoritik atribut yang diukur menjadi beberapa

dimensi atau aspek keperilakuan yang konsep keperilakuannya jelas.

3. Operasionalisasi aspek

Operasionalisasi ini dirumuskan kedalam bentuk indikator keperilakuan

(behavioral indicators). Himpunan indikator-indikator keperilakuan beserta dImensinya

diwakilinya kemudian dituangkan dalam bentuk kisi-kisi. Sebelum penulisan item

Page 3: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

dimulai, perancang skala perlu menetapkan bentuk atau format stimulus yang hendak

digunakan. Format stimulus ini erat berkaitan dengan metode penskalaannya.

4. Penulisan item

Penulisan item harus selalu memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang sudah

ditentukan.

5. Uji coba bahasa

a. Reviu (review) pertama harus dilakukan oleh penulis item sendiri, yaitu dengan

memeriksa ulang setiap item yang ditulis apakah juga tidak keluar dari pedoman

penulisan item.

b. Reviu selanjutnya dilakukan oleh beberapa orang yang berkompeten (sebagai panel)

Kompetensi ini meliputi penguasaan masalah konstruksi skala, masalah atribut

yang diukur dan bahasa tulis standar.

6. Field test

Hanya item-item yang diyakini akan berfungsi dengan baik yang boleh diloloskan

untuk mengikuti uji coba empirik di lapangan.

7. Seleksi item

Analisis item merupakan proses pengujian item secara kuantitatif guna mengetahui

apakah item memenuhi persyaratan psikometrik untuk disertakan sebagai bagian dari skala.

Hasil analisis item menjadi dasar dalam seleksi item. Item-item yang tidak memenuhi

persyaratan psikometrik akan disingkirkan atau diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat

menjadi bagian dari skala.

8. Validasi konstrak

Validasi skala pada hakikatnya merupakan suatu proses berkelanjutan. Validasi isi

yang dilakukan melalui proses reviu item oleh panel ahli (expert judgment) namun

sebenarnya semua skala psikologis harus diuji konstraknya.

9. Kompilasi final

Format akhir skala dirakit dalam bentuk tampilan yang menarik namun tetap

memudahkan bagi responden untuk membaca dan menjawabnya. Dalam bentuk

final berkas skala dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan dan mungkin pula lembar

jawaban yang terpisah.

Page 4: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

B. PROSEDUR PENGEMBANGAN MEDIA BK

Langkah-Langkah Perencanaan Media

Apa langkah-langkah dalam perencanaan media? Secara umum dapat dirinci sebagai

berikut:

(1) identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa, (2) perumusan tujuan bimbingan dan

konseling, (3) perumusan butir-butir yang terperinci, (4) mengembangkan alat pengukur

keberhasilan, (5) menyusun GBPM (garis besar pengembangan media), (6) menuliskan

naskah media, (7) merumuskan instrumen dan tes, (8) revisi.

Bagan 2 Prosedur Pengembangan Media

Penjelasan :

a. Identifikasi Kebutuhan dan Karakteristik Siswa

Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need) siswa. Apakah kebutuhan

itu? Kebutuhan adalah kesenjangan (gap) antara apa yang seharusnya atau apa yang

diharapkan dan apa yang akan terjadi. Dalam Bimbingan dan Konseling yang dimaksud

dengan kebutuhan adalah adanya kesenjangan taraf perkembangan siswa dalam berbagai

aspek pribadi yang diinginkan dengan taraf perkembangan siswa dalam berbagai aspek

pribadi yang telah dicapai sekarang misalnya pada siswa SMA, mereka diharapkan

mencapai tugas perkembangan mampu membuat pilihan secara sehat. Ternyata dalam

kenyataannya mereka belum mampu membuat pilihan secara sehat, sehingga

kebutuhannya adalah bagaiman supaya mereka bisa membuat pilihan secara sehat.

Adanya kebutuhan, seyogianya menjadi dasar dan pijakan dalam membuat media

pembelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media dapat berfungsi dengan

Page 5: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

baik. Kesesuaian media dengan siswa menjadi dasar pertimbangan utama, sebab hampir

tidak ada satu media yang memenuhi semua tingkatan usia.

Karakteristik siswa juga merupakan salah satu pertimbangan dalam merencanakan

media. Karakteristik ini lebih mengarah pada modalitas yang dimiliki seseorang, di

antaranya adalah kinestetik, visual, dan auditori. Karakteristik siswa kinestetik adalah

siswa mampu menguasai informasi apabila disibukkan dengan suatu aktivitas.

Karakteristik siswa visual adalah siswa mampu menguasai informasi secara optimal

apabila melalui penglihatan. Karakteristik siswa auditor adalah siswa mampu menguasai

informasi secara optimal apabila melalui pendengaran.

b. Perumusan tujuan

Tujuan merupakan suatu yang sangat penting dalam kehidupan karena dengan adanya

tujuan akan mempengaruhi arah dan tindakan kita. Dengan tujuan itu pulalah kita dapat

apakah target sudah dapat tercapai atau tidak.

Dalam bimbingan dan konseling tujuan juga merupakan suatu faktor yang sangat

penting, karena tujuan itu akan menjadi arah kepada siswa untuk melakukan perilaku

yang diharapkan dengan tujuan tersebut. Dengan tujuan yang jelas seperti itu, maka

dengan mudah guru BK dapat mengetahui sejauh mana siswa mampu mencapai tujuan

itu.

Tujuan yang baik memiliki ciri: jelas, terukur dan operasional. Merumuskan yang

baik tidak mudah, diperlukan latihan dan pengalaman menyusun tujuan yang baik.

Namun sebagai patokan, sebaiknya perumusan tujuan haruslah memiliki ketentuan

sebagai berikut:

1) Client Oriented. Dalam merumuskan tujuan, harus selalu berpatokan pada perilaku

siswa / konseli, dan bukan perilaku guru BK. Sehingga dalam perumusan kata-kata siswa

secara eksplisit dituliskan. Selain itu perilaku yang diharapkan dicapai harus mungkin

dapat dilakukan siswa dan bukan perilaku yang tidak mungkin dilakukan siswa.

2) Operasional. Perumusan tujuan harus dibuat secara spesifik dan operasional sehingga

mudah mengukur tingkat keberhasilannya. Tujuan yang spesifik ini terkait dengan

penggunaan kata kerja. Kata kerja yang umum akan menghasilkan perilaku atau tindakan

siswa yang juga bersifat umum, namun setidaknya kata kerja yang khusus akan

menghasilkan tindakan yang khusus pula.

c. Perumusan materi

Titik tolak perumusan materi bimbingan dan konseling adalah dari perumusan tujuan.

Materi perlu disusun dengan memperhatikan kriteria-kriteria tertentu, di antaranya :

Page 6: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

1) Sahih atau Valid. Materi yang dituangkan dalam media untuk bimbingan dan

konseling benar-benar teruji kebenarannya dan keahliannya. Hal ini juga berkaitan

dengan kekuatan materi sehingga materi yang disampaikan tidak ketinggalan zaman, dan

memberikan kontribusi untuk masa yang akan datang.

2) Tingkat signifikansi (significant). Dalam memilih materi perlu dipertimbankan

pertanyaan sebagai berikut: sejauh mana materi tersebut penting untuk dipelajari?

Penting untuk siapa? Dimana dan mengapa? Dengan demikian materi yang diberikan

kepada siswa tersebut benar-benar yang dibutuhkannya.

3) Kebermanfaatan (utility). Kebermanfaatan yang dimaksud haruslah dipandang dari dua

sudut pandang yaitu kebermanfaatan secara akademis dan nonakademis. Secara akademis

materi harus bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan siswa, sedangkan

nonakademis materi harus menjadi bekal berupa life skill baik berupa pengetahuan

aplikatif, keterampilan dan sikap yang dibutuhkannya dalam kehidupan keseharian.

4) Learnability. Artinya sebuah program harus dimungkinkan untuk dipelajari, baik dari

aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah, sulit, ataupun sukar) dan bahan ajar

tersebut layak digunakan sesuai dengan kebutuhan setempat.

5) Menarik minat (interest). Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat

memotivasi untuk mempelajari lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa

harus menimbulkan keingintahuan lebih lanjut, sehingga mempunyai dorongan lebih

tinggi untuk belajar secara aktif dan mandiri.

d. Perumusan alat pengukur keberhasilan

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan haruslah diukur apakah

tujuan bimbingan dan konseling sudah tercapai atau tidak? Untuk mengukur hal tersebut,

maka diperlukan alat pengukuran hasil layanan bimbingan dan konseling yang berupa

tes, penguasaan atau daftar cek perilaku. Alat pengukuran keberhasilan ini perlu

dikembangkan dengan berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai

dengan materi yang sudah disiapkan. Yang perlu diukur adalah tiga kemampuan utama

yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dirumuskan secara rinci dalam

tujuan. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara tujuan, materi, dan tes

pengukuran keberhasilan.

e. Penulisan Garis Besar Pengembangan Media (GBPM)

GBPM merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman oleh para penulis naskah di dalam

penulisan naskah program Media. GBPM dibuat dengan mengacu pada analisis

kebutuhan, tujuan, dan materi. Untuk program media, GBPM disusun setelah dilakukan

Page 7: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

telaah topik yang akan dibuat programnya. Kegiatan telaah topik ini perlu dilakukan,

karena tidak semua topik dalam layanan bimbingan dan konseling cocok untuk dibuat

media tertentu misalnya, video atau radio. Misalnya topik-topik yang berisi materi

bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk mengembangkan psikomotorik yang

diperlukan penjelasan visual. Topik-topik yang menampilkan psikomotorik lebih cocok

diproduksi untuk media video atau media cetak atau tatap muka. Beberapa manfaat yang

dapat diperoleh dari sajian media antara lain adalah :

- terjadinya persamaan persepsi;

- efisien: tidak memerlukan penjelasan yang panjang;

- efektif: sampai ke sasaran;

- motivatif dan rekreatif.

Di dalam penyusunan GBPM dan jabaran materi melibatkan ahli materi yakni orang

yang menguasai isi atau materi. Umumnya ahli materi ini berasal dari perguruan tinggi,

juga bisa dari guru BK itu sendiri. Tugasnya adalah menilai naskah program dari

kelayakan materinya. Yang kedua adalah ahli media. Ahli media ini menilai dari

berbagai pemilihan medianya, dan juga dari segi estetika program ditinjau dari segi

kelain medianya. Dan yang terakhir adalah petugas bimbingan dan konseling, yang

umumnya adalah guru BK / konselor. Mereka berpengalaman dalam menyampaikan

materi di kelas. Ia bertugas untuk mengembangkan isi GBPM dan jabaran materi. Dalam

hal ini GBPM dan jabaran materi yang dikembangkan walaupun sudah dianggap

memadai karena sudah disusun berdasarkan pengalaman melaksanakan layanan

bimbingan dan konseling, keabsahan program baik segi isi ataupun media, naskah

program yang telah ditulis masih perlu diperiksa lagi oleh ahli materi dan ahli media.

Page 8: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

Bagan 3 Prosedur Pengembangan Naskah Program

C. KARAKTERISTIK INSTRUMEN BK

a. Karakteristik instrumen

Berdasarkan karakteristiknya instrumen terbagi menjadi dua yaitu:

1) Karakteristik statik adalah sifat yang berhubungan masukan dan keluaran

untuk masukan (beban) yang tidak berubah menurut waktu dan sudah

mencapai kondisi yang mantap. Dengan diketahui karakteristik statik, maka

kesalahan-kesalahan dapat diketahui dalam pengukuran atau dalam

pengendalian proses, sehingga dapat dihilangkan.

2) Karakteristik dinamik adalah sifat yang memperhatikan waktu dan

memperhatikan hubungan antara input dan output instrumen tersebut.

Peranannya sangat penting karena dapat mempengaruhi hasil pengukuran.

b. Karakteristik jenis instrumen

Sedangkan berdasarkan jenis instrumennya, karakteristik instrumen

terbagi menjadi dua macam yakni instrumen berbentuk tes dan nontes. Instrumen

bentuk tes mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan

ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, unjuk kerja (performance

test), dan portofolio. Instrumen bentuk nontes mencakup: wawancara, angket dan

pengamatan (observasi).

Page 9: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

c. Karakteristik Mutu Instrumen

Dilihat dari mutunya, instrumen asesmen dapat dibedakan menjadi dua

kelompok yang sering digunakan, yaitu instrumen standar (standardized test,

standardized instrumen) dan instrumen tidak standar. Suatu instrumen dikatakan

standar bila instrumen tersebut telah diuji berbagai aspek kebaikannya, misalnya

reliabilitas, validitas, dan daya pembeda soal dari item-itemya. Sedangkan

instrumen yang tidak standar (tidak dibakukan) aspek-aspek tersebut tidak

dikitahui secara pasti.

Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua

karakteristik penting dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan

reliabilitasnya. Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrumen

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen untuk

mengukur kemampuan matematika siswa sekolah dasar tidak tepat jika digunakan

pada siswa sekolah menengah. Dalam hal ini sasaran kepada siapa instrumen itu

ditujukan merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam

menganalisis validitas suatu instrumen. Aspek lainnya misalnya kesesuaian

indikator dengan butir soal, penggunaan bahasa, kesesuaian dengan kurikulum

yang berlaku, kaidah-kaidah dalam penulisan butir soal, dsb.

Instrumen yang baku biasanya dilengkapi perangkat instrumen, yang

disebut dengan nama “MANUAL”. Dalam manual biasanya tercantum:

1) Penjelasan tentang aspek-aspek yang diungkap

2) Kegunaan instrumen

3) Cara pengadministrasian (cara pelaksanaan, pemeriksaan, sampai skoring)

4) Norma yang digunakan

5) Penjelasan tingkat kebaikan instrumen dan cara pembakuannya.

Berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai konsep validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.

1) Validitas

Validitas menunjukkan tingkat ketepatan suatu alat instrumen (tes

ataupun nontes) dalam mengukur aspek yang hendak diukur, atau

mengungkap data yang hendak diungkap. Setiap alat / instrumen harusnya

hanya mengukur satu dimensi atau aspek saja. Suatu tes hasil belajar

dikatakan valid kalau hanya mengungkap hasil belajar tertentu saja. Mistar

Page 10: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

hanya mengukur panjang atau jarak, timbangan hanya mengukur berat, tes

matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika

saja dan sebagainya,

Tes yang valid untuk mengukur bakat, tidak akan valid jika

digunakan untuk mengukur minat. Demikian juga tes yang valid untuk siswa

SMA kelas XII, tidak akan valid untuk mahasiswa atau siswa SMP. Dengan

demikian, menguji validitas suatu tes berarti kita membandingkan tes yang

kita buat dengan suatu kriteria tertentu.

Kata “valid” dapat diartikan dengan tepat, benar, absah, atau shahih.

Validitas (validity), dengan demikian, berarti ketepatan, kebenaran,

keabsahan, atau kesahihan. Berkaitan dengan pengukuran, maka validitas

pengukuran tidak lain daripada ketepatan pengukuran dalam mengukur apa

(obyek) yang seharusnya diukur dengan suatu alat atau instrumen. Misalnya,

untuk mengukur tinggi badan digunakan meteran dengan unit sentimeter

(cm). Pengukuran yang memiliki validitas harus dengan menggunakan (alat)

pengukur yang bersifat valid. Alat ukur dinyatakan valid apabila alat tersebut

secara tepat dapat mengukur obyek yang seharusnya diukur (dengan alat itu).

Validitas alat pengukur adalah gambaran dari taraf ketepatan alat itu

mencapai sasarannya.

Mengukur dengan pengukur yang valid (serta reliabel, obyektif,

norm, dan praktis) menghasilkan pengukuran standar. Sebagai contoh,

thermometer merupakan alat ukur standar untuk mengukur tinggi rendahnya

suhu udara. Thermometer telah dikenal sebagai alat ukur yang valid. Alat

ukur standar lainnya, misalnya barometer, hidrometer, AUM, tes IQ (seperti

PM, CFIT), tes kepribadian. Kita mungkin mengukur suatu jarak dengan

seutas tali, mengukur berat sebuah benda dengan melihat tekanannya

terhadap benda lain, mengukur kepribadian dengan daftar pertanyaan

tertentu. Hal ini dapat saja dikatakan melakukan pengukuran, tapi belum

tentu memenuhi ciri pengukuran standar.

2) Reliabilitas

Reliabilitas tes menunjukkan tingkat keajegan suatu tes, yaitu sejauh

mana tes tersebut dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg.

Kecermatan hasil pengukuran ditentukan oleh banyaknya informasi yang

dihasilkan dan sangat berkaitan dengan satuan ukuran dan jarak rentang

Page 11: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

(range) dari skala yang digunakan. Dalam mengukur berat sebuah cincin

emas, pengukuran dengan timbangan yang bersatuan milligram dan berjarak

rentang antar 0-1000 mg, tentu akan menghasilkan ukuran yang lebih teliti

daripada menggunakan timbangan dengan satuan kilogram dengan berjarak

rentang 0-100 kg begitu pula dengan tes prestasi belajar. Sebuah tes dengan

jumlah soal yang banyak dan seluruh soalnya bertaraf kesukaran sedang (on

target) bagi orang yang menempuh, tentu akan menghasilkan informasi yang

lebih teliti mengenai orang yang diukur, jika dibandingkan dengan tes yang

soalnya sedikit dan tingkat kesukarannya rendah (off target). Dengan kata

lain, soal-soal sebuah tes jangan terlalu di bawah atau di atas kemampuan

tingkat pembelajaran siswa, dan tingkat kesukaran butir soalnya harus relatif

homogen.

Di awal sudah dikatakan bahwa reliabilitas merujuk kepada keajegan

suatu tes dalam menghasilkan skor yang relatif konsisten. Ini berarti bahwa

tes yang reliabel akan mampu memberikan skor yang relatif konstan

walaupun diberikan pada situasi yang berbeda-beda. Ada tiga cara untuk

mengetahui reliabilitas, yang prinsipnya adalah menghitung indeks korelasi.

Tiga cara tersebut adalah:

a) Metode tes ulang (tes-retest method)

b) Metode tes paralel (parallel test method)

c) Teknik belah dua (split-half method)

3) Daya pembeda (discriminating power/discriminating index)

Soal-soal dari suatu tes yang baik akan mampu membedakan antara

testi yang benar-benar mampu dengan testi yang kurang mampu, antara

testi yang benar-benar belajar dengan testi yang tidak belajar. Secara empirik

hal ini akan ditunjukkan dengan adanya perbedaan skor / hasil yang

diperoleh orang yang termasuk kelompok unggul dengan skor yang

diperoleh orang dari kelompok asor. Jadi orang dari kelompok unggul

akan lebih banyak benar dibandingkan dengan orang dari kelompok asor.

4) Tingkat kesukaran (difficulty index)

Soal-soal suatu tes yang baik akan memiliki tingkat kesulitan yang

seimbang. Seimbang di sini berarti berkenaan dengan proporsi penyebaran

soal mudah, sedang, dan sukar. Proporsinya bisa 20% mudah, 60% sedang,

dan 20% sukar, atau komposisi yang lain (1:2:1). Soal yang mudah

Page 12: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

diperlukan untuk memberikan motivasi kerja, sedangkan soal yang sukar

diperlukan untuk seleksi.

d. Karakteristik skala psikologi

Sebagai alat ukur (instrumen), skala psikologi memiliki karakteristik

khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk instrumen pengumpulan

data yang lain seperti angket, daftar isian, inventori, dan lain-lain. Meskipun

dalam percakapan sehari-hari biasanya istilah skala disamakan dengan istilah

tes, namun dalam pengembangan instrumen ukur umumnya istilah tes

digunakan untuk penyebutan alat ukur kemampuan kognitif, sedangkan istilah

skala lebih banyak dipakai untuk menamakan alat ukur atribut nonkognitif.

Dengan demikian karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi yaitu

1) Stimulus atau item dalam skala psikologi berupa pertanyaan atau

pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur

melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.

2) Dikarenakan atribut psikologi diungkap secara tidak langsung

lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator diterjemahkan

dalam bentuk item-item, maka skala psikologi selalu berisi banyak item.

3) Respon subjek tidak dapat diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau

“salah”, semua jawaban bisa diterima sepanjang diberikan secara jujur dan

sungguh-sungguh.

D. KARAKTERISTIK MEDIA BK

Menurut Sutopo (Juhaeri: 2007), karakteristik yang dimiliki multimedia antara lain:

1. Teks

Hampir semua orang yang biasa menggunakan komputer sudah terbiasa dengan teks.

Teks merupakan dasar dari pengolahan kata dan informasi berbasis multimedia. Dalam

kenyataannya multimedia menyajikan informasi kepada audiens dengan cepat, karena tidak

diperlukan membaca secara rinci dan teliti. Menurut Hofstetter (Juhaeri: 2007) kebanyakan

sistem multimedia dirancang dengan menggunakan teks karena teks merupakan sarana yang

efektif untuk mengemukakan ide-ide dan menyediakan instruksi-instruksi kepada user

(pengguna).

Page 13: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

2. Foto atau image

Secara umum image atau grafik berarti still image seperti foto dan gambar. Manusia

sangat berorientasi pada visual dan gambar merupakan sarana yang sangat baik untuk

menyajikan informasi.

3. Animasi

Animasi adalah pembentukan gerakan dari berbagai media atau obyek yang

divariasikan dengan gerakan transisi, efek-efek, juga suara yang selaras dengan gerakan

animasi tersebut atau animasi merupakan penayangan frame-frame gambar secara cepat

untuk menghasilkan kesan gerakan.

4. Audio

Penyajian audio atau suara merupakan cara lain untuk lebih memperjelas pengertian

suatu informasi. Contohnya, narasi merupakan kelengkapan dari penjelasan yang dilihat

melalui video. Suara dapat lebih menjelaskan karakteristik suatu gambar, misalnya musik

dan suara efek (sound effect). Salah satu bentuk bunyi yang bisa digunakan dalam produksi

multimedia adalah Waveform Audio yang merupakan format fule audio yang berbentuk

digital. Kualitas produknya bergantung pada sampling rate (banyaknya sampel per detik).

Waveform (wav) merupakan standar untuk Windows PC.

5. Video

Menurut Suyanto (Juhaeri: 2007), video merupakan elemen multimedia paling

kompleks karena penyampaian informasi yang lebih komunikatif dibandingkan gambar

biasa. Walaupun terdiri dari elemen-elemen yang sama seperti grafik, suara dan teks, namun

bentuk video berbeda dengan animasi. Perbedaan terletak pada penyajiannya. Dalam video,

informasi disajikan dalam kesatuan utuh dari obyek yang dimodifikasi sehingga terlihat

saling mendukung penggambaran yang seakan terlihat hidup.

6. Interactive Link

Menurut Sutopo (Juhaeri: 2007), sebagian dari multimedia adalah interaktif, dimana

pengguna dapat menekan mouse atau objek pada screen seperti button atau teks dan

menyebabkan program melakukan perintah tertentu. Interactive link dengan informasi yang

dihubungkannya sering kali dihubungkan secara keseluruhan sebagai hypermedia.

Interactive link diperlukan bila pengguna menunjuk pada suatu objek atau button agar dapat

mengakses program tertentu. Interactive link diperlukan untuk menggabungkan beberapa

elemen multimedia sehingga menjadi informasi yang terpadu. Cara mengakses informasi

pada multimedia terdapat dua macam, yaitu linier dan nonlinier. Informasi linier adalah

informasi yang ditampilkan secara sekuensial, yaitu dari atas ke bawah atau halaman demi

Page 14: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

halaman, sedangkan pada informasi nonlinier dapat ditampilkan langsung sesuai dengan

kehendak pengguna.

KESIMPULAN

Alur Kerja Dalam Penyusunan Skala Psikologi: 1. Identifikasi tujuan ukur; 2. Pembatasan

domain ukur; 3. Operasionalisasi aspek; 4. Penulisan item; 5. Uji coba bahasa; 6. Field

test; 7. Seleksi item; 8. Validasi konstrak; 9. Kompilasi final

Langkah-Langkah Perencanaan Media: (1) identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa,

(2) perumusan tujuan bimbingan dan konseling, (3) perumusan butir-butir yang terperinci,

(4) mengembangkan alat pengukur keberhasilan, (5) menyusun GBPM (garis besar

pengembangan media), (6) menuliskan naskah media, (7) merumuskan instrumen dan tes,

(8) revisi

Karakteristik instrumen, berdasarkan karakteristiknya instrumen terbagi menjadi dua yaitu

karakteristik statik dan karakteristik dinamik. Karakteristik jenis instrumen, sedangkan

berdasarkan jenis instrumennya, karakteristik instrumen terbagi menjadi dua macam

yakni instrumen berbentuk tes dan nontes. Karakteristik Mutu Instrumen, dilihat dari

mutunya, instrumen asesmen dapat dibedakan menjadi dua kelompok yang sering

digunakan, yaitu instrumen standar (standardized test, standardized instrumen) dan

instrumen tidak standar. Karakteristik skala psikologi, yaitu 1) Stimulus atau item dalam

skala psikologi berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap

atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang

bersangkutan; 2) Dikarenakan atribut psikologi diungkap secara tidak langsung

lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator diterjemahkan dalam bentuk item-

item, maka skala psikologi selalu berisi banyak item; 3) Respon subjek tidak dapat

diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”, semua jawaban bisa diterima

sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh.

Karakteristik yang dimiliki multimedia antara lain: 1. Teks, 2. Foto atau image, 3. Animasi,

4. Audio, 5. Video, 6. Interactive Link

Page 15: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk

REFERENSI PUSTAKA

Aryadi Warsito dan Agus Triyanto. (2010). Pengembangan Media Bimbingan dan

Konseling. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Hartono dan Shufiyanti. (2016). Prosedur Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan

dan Konseling. Makalah. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY

Mochamad Nursalim. (2013). Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Akademia Permata

Nurlatifah Alauddin. (2016). Karakteristik Instrumen dan Media BK. Makalah. Yogyakarta:

Program Pascasarjana UNY

Page 16: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk
Page 17: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk
Page 18: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk
Page 19: makmunhasibuan.files.wordpress.com  · Web viewMAKALAH. PROSEDUR ... tes matematika soal-soalnya harus hanya mengukur pengetahuan matematika saja dan sebagainya, Tes yang valid untuk