e case jiwa

4
 GANGGUAN CEMAS MENYELURUH PADA WANITA USIA 36 TAHUN ABSTRAK Gangguan kecemasan menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari, selama 6 bulan atau lebih. Kecemasan dan kekhawatiran ini sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan. Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari  gejala-gejala beri kut: gelisah, mudah lelah, sulit berkonse ntrasi, mudah t ersinggung, ketegangan otot, gangguan tidur. Pada kasus ini, seorang wanita usia 36 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati. Setelah dilakukan  pemeriksaan, didapatkan pasien menderita gangguan cemas menyeluruh dan diberikan terapi berupa clobazam 1x10mg dan psikoterapi.  KEYWORD Gangguan cemas menyeluruh, Psikote rapi KASUS Seorang wanita usia 36 tahun, datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang disertai dengan mual. Tujuh bulan sebelum masuk rumah sakit , pasien mengeluh nyeri ulu hati yang di sertai dengan mual dan muntah.  Nyeri ulu hati dirasakan terutama bila perut sedang kosong dan nyeri berkurang bila sudah makan. Kemudian pasien  berobat ke salah satu dokter penyakit dalam. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien diberitahu jika kadar gula sewaktu, cholesterol dan tekanan darah agak tinggi pasien. Sejak itu pasien mulai cemas karena merasa akan segera terkena penyakit stroke. Jika pasien sedang cemas, pasien mengaku gelisah, jantung berdebar, nafas menjadi cepat dan nyeri ulu hati. Pasien merasa sulit tidur. Pasien dapat memulai tidur, tetapi sering terbangun. Bila sudah terbangun, pasien mengaku sulit untuk kembali tidur. Selain itu, pasien juga menjadi takut untuk memakan makanan yang mengandung gula. Karena merasa terganggu dengan kecemasannya pasien datang ke dokter spesialis kesehatan jiwa. Setelah konsultasi, pasien merasa sedikit lebih tenang dan berusaha untuk mengubah pola pikirnya untuk menghilangkan rasa cemasnya. Lima bulan sebelum masuk rumah sakit, tiba-tiba pasien merasa takut akan kegelapan. Jika melihat daerah yang gelap, pasien kembali merasa jantung berdebar, berkeringat dan nafas menjadi cepat. Pasien takut akan gelap tetapi tidak dapat menjelaskan kenapa tajut akan gelap. Saat itu, pasien mengaku sudah tidak meminum obat dari dokter spesialis kesehatan jiwa karena takut bila tidak dapat tidur menemani anaknya dan sulit bangun pagi. Awalnya  pasien masih mengalami sulit tidur. Tapi pasien mencoba untuk tertidur dengan cara berdzikir dan mendengarkan musik. Selain itu pasien juga mengaku takut untuk memakan dan meminum yang mengandung gula. Pasien takut  bila kadar gula dalam darahnya meningkat yang dapat menyebabkan sakit. Pasien juga mengaku cemas bila mendengarkan orang lain yang sedang berbicara tentang penyakit. Saat mendengarkan cerita tersebut, pasien merasakan jantung berdebar. Satu hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri ulu hati yang dirasakan hilang timbul, dengan frekuensi yang semakin lama semakin sering. Nyeri memberat bila perut pasien kosong, dan berkurang bila pasien makan. Gejala lain yang menyertai adalah mual dan muntah. Pasien disarankan oleh ibu dan suami pasien untuk  berobat kerumah sakit. Karena pasien merasa takut untuk kerumah sakit, pasien menolak untuk dibawa kerumah sakit. Hari masuk rumah sakit, pasien mengaku keluhan belum juga hilang, nyeri ulu hati dirasakan lebih sering dan lebih berat. Karena belum sembuh (atas dorongan dan paksaan dari keluarga) pasien akhirnya datang ke r umah sakit. Saat di rumah sakit, pasien mengaku merasa cemas jika bertemu dengan tenaga medis. Pasien merasa cemas bila tenaga medis yang ia temui akan datang menyampaikan berita buruk. Bila bertemu dengan tenaga medis, pasien menjadi berdebar disertai dengan nafas cepat. Pasien juga cemas bila meminum obat. Pasien cemas bila pasien tertidur terlalu lama bila meminum obat. Riwayat penyakit serupa pada keluarga disangkal. Riwayat pribadi : pasien merupakan anak bungsu dikeluarganya dan memiliki kepribadian ekstrovert dan dibesarkan dengan pola asuh demokratis .

Upload: dianc87

Post on 14-Jul-2015

91 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: e case jiwa

5/12/2018 e case jiwa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/e-case-jiwa 1/4

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH PADA WANITA USIA 36 TAHUN

ABSTRAK 

Gangguan kecemasan menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan akan sejumlah

aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari, selama 6 bulan atau lebih. Kecemasan dan

kekhawatiran ini sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan. Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut: gelisah, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung, ketegangan otot, gangguan

tidur. Pada kasus ini, seorang wanita usia 36 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati. Setelah dilakukan

  pemeriksaan, didapatkan pasien menderita gangguan cemas menyeluruh dan diberikan terapi berupa clobazam

1x10mg dan psikoterapi. 

KEYWORD Gangguan cemas menyeluruh, Psikoterapi

KASUS

Seorang wanita usia 36 tahun, datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang disertai dengan mual.

Tujuh bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh nyeri ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah.

 Nyeri ulu hati dirasakan terutama bila perut sedang kosong dan nyeri berkurang bila sudah makan. Kemudian pasien  berobat ke salah satu dokter penyakit dalam. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien diberitahu jika kadar gula

sewaktu, cholesterol dan tekanan darah agak tinggi pasien. Sejak itu pasien mulai cemas karena merasa akan segera

terkena penyakit stroke. Jika pasien sedang cemas, pasien mengaku gelisah, jantung berdebar, nafas menjadi cepat

dan nyeri ulu hati. Pasien merasa sulit tidur. Pasien dapat memulai tidur, tetapi sering terbangun. Bila sudah

terbangun, pasien mengaku sulit untuk kembali tidur. Selain itu, pasien juga menjadi takut untuk memakan makanan

yang mengandung gula. Karena merasa terganggu dengan kecemasannya pasien datang ke dokter spesialis

kesehatan jiwa. Setelah konsultasi, pasien merasa sedikit lebih tenang dan berusaha untuk mengubah pola pikirnya

untuk menghilangkan rasa cemasnya.

Lima bulan sebelum masuk rumah sakit, tiba-tiba pasien merasa takut akan kegelapan. Jika melihat daerah yang

gelap, pasien kembali merasa jantung berdebar, berkeringat dan nafas menjadi cepat. Pasien takut akan gelap tetapi

tidak dapat menjelaskan kenapa tajut akan gelap. Saat itu, pasien mengaku sudah tidak meminum obat dari dokter 

spesialis kesehatan jiwa karena takut bila tidak dapat tidur menemani anaknya dan sulit bangun pagi. Awalnya pasien masih mengalami sulit tidur. Tapi pasien mencoba untuk tertidur dengan cara berdzikir dan mendengarkan

musik. Selain itu pasien juga mengaku takut untuk memakan dan meminum yang mengandung gula. Pasien takut

  bila kadar gula dalam darahnya meningkat yang dapat menyebabkan sakit. Pasien juga mengaku cemas bila

mendengarkan orang lain yang sedang berbicara tentang penyakit. Saat mendengarkan cerita tersebut, pasien

merasakan jantung berdebar.

Satu hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri ulu hati yang dirasakan hilang timbul, dengan

frekuensi yang semakin lama semakin sering. Nyeri memberat bila perut pasien kosong, dan berkurang bila pasien

makan. Gejala lain yang menyertai adalah mual dan muntah. Pasien disarankan oleh ibu dan suami pasien untuk 

 berobat kerumah sakit. Karena pasien merasa takut untuk kerumah sakit, pasien menolak untuk dibawa kerumah

sakit.

Hari masuk rumah sakit, pasien mengaku keluhan belum juga hilang, nyeri ulu hati dirasakan lebih sering danlebih berat. Karena belum sembuh (atas dorongan dan paksaan dari keluarga) pasien akhirnya datang ke rumah sakit.

Saat di rumah sakit, pasien mengaku merasa cemas jika bertemu dengan tenaga medis. Pasien merasa cemas bila

tenaga medis yang ia temui akan datang menyampaikan berita buruk. Bila bertemu dengan tenaga medis, pasien

menjadi berdebar disertai dengan nafas cepat. Pasien juga cemas bila meminum obat. Pasien cemas bila pasien

tertidur terlalu lama bila meminum obat.

Riwayat penyakit serupa pada keluarga disangkal. Riwayat pribadi : pasien merupakan anak bungsu dikeluarganya

dan memiliki kepribadian ekstrovert dan dibesarkan dengan pola asuh demokratis.

Page 2: e case jiwa

5/12/2018 e case jiwa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/e-case-jiwa 2/4

Dari pemeriksaan didapatkan kesan umum tampak cemas, berkeringat rawat diri baik, status gizi baik. Orientasi

(orang, waktu, tempat dan situasi) baik. Sikap dan tingkah laku normoaktif dan kooperatif. Roman muka normo

mimik. Afek appropiate. Mood cemas. Proses Pikir koheren (+), tidak kacau, waham bizare (-), Ideas of reference

(-), realistic. Perhatian dapat ditarik, dapat dicantum. Gangguan persepsi (-), ilusi (-), derealisasi (-). Hubungan jiwa

mudah. Insight baik.

Sindrom yang didapat adalah sindrom anxietas yakni : perasaan cemas, ketegangan motorik (gelisah dan cemas),

overaktivitas organ (jantung berdebar, nafas menjadi cepat dan berkeringat).

DIAGNOSIS

Aksis I : Gangguan Cemas Menyeluruh (F.41.1)

Aksis II :Gambaran kepribadian ekstrovert

Aksis III :Dispepsia suspek gastritis

Aksis IV : Tidak ada diagnosis

Aksis V : GAF 70-61; beberapa gejala ringan dan menetap,disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik 

TERAPI 

Terapi yang diberikan pada pasien ini meliputi pemberian psikofarmaka: Anti-cemas (Benzodiazepin) : Clobazam

tab. 10 mg 1x1 tablet/hari dan psikoterapi suportif, yaitu: psikokatarsis, bantu problem solving, terapi relaksasi.

DISKUSI

Pada kasus ini, seorang wanita usia 36 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati. Setelah dilakukan pemeriksaan,

didapatkan pasien menderita gangguan cemas menyeluruh.

Menurut DSM-IV yang dimaksud gangguan cemas menyeluruh adalah suatu keadaan ketakutan atau kecemasan

yang berlebih-lebihan, dan menetap sekurang kurangnya selama enam bulan mengenai sejumlah kejadian atau

aktivitas disertai oleh berbagai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial, pekerjaan,

dan fungsi - fungsi lainnya Sedangkan menurut ICD-10 gangguan ini merupakan bentuk kecemasan yang sifatnya

menyeluruh dan menatap selama beberapa minggu atau bulan yang ditandai oleh adanya kecemasan tentang masadepan, ketegangan motorik, dan aktivitas otonomik yang berlebihan.

Gangguan cemas menyeluruh merupakan gangguan anxietas yang paling sering dijumpai, diklinik, diperkirakan 12

% dari seluruh gangguan anxietas. Prevalensinya di masyarakat diperkirakan 3 %, dan prevelansi seumur hidup (life

time) rata-rata 5 %. Di Indonesia prevalensinya secara pasti belum diketahui, namun diperkirakan 2% -5%.

Gangguan ini lebih sering dijumpai pada wanita dengan ratio 2 : 1, namun yang datang meminta pengobatan

rationya kurang lebih sama atau 1 :1 antara laki-laki dan wanita.

Hipotesis terjadinya kecemasan yaitu menurunnya sensitivitas terhadap reseptor 5HT1A, 5HT2A/2C, meningkatnya

sensitivitas discharge dari reseptor adrenergic pada saraf pusat, terutama reseptor alfa-2 katekolamin ± 

meningkatnya aktivitas locus coereleus yang mengakibatka teraktivasinya aksis hipotalamus-pituitari-adrenal

(biasanya berespons abnormal terhadap klonidin pada pasien dengan   panic disorder ), meningkatnya aktivitasmetabolic sehingga terjadi peningkatan laktat (biasanya sodium laktat yang kemudian diubah menjadi CO2

(hiperseansitivitas batang otak terhadap CO2), menurunnya sensitivitas reseptor GABA-A sehingga menyebabkan

efek eksitatorik melalui amigdala dari thalamus melalui nucleus intraamygdaloid circuitries, model neuroanatomik 

memprediksikan panic attack dimediasi oleh  fear network pada otak yang melibatkan amygdale, hypothalamus, dan

 pusat batang otak.

Page 3: e case jiwa

5/12/2018 e case jiwa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/e-case-jiwa 3/4

Gejala utama dari ganguan anxietas adalah rasa cemas, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonomik, dan

kewaspadaan kognitif. Kecemasan berlebihan dan mengganggu aspek lain kehidupan pasien

Gejala klinis Gangguan Cemas Menyeluruh meliputi:

  Penderita menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa

minggu sampai bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (free

floating atau mengambang)

  Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

-  Kecemasan (khawatir akan nasib buruk seperti berada di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dll)

-  Ketegangan motorik (gelisah, gemetaran, sakit kepala, tidak dapat santai, dsb)

-  Overaktivitas otonomik (terasa ringan, berkeringat, takikardi, takipnea, jantung berdebar-debar, sesak 

napas, epigastrik, pusing kepala, mulut kering, dan gangguan lainnya)

  Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan somatik berulang

yang menonjol

  Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak 

membatalkan diagnosis utama Gangguan anxietas menyeluruh, selema hal tersebut tidak memenuhi kriteria

lengkap dari episode depresi, gangguan anxietas fobik, gangguan panik atau gangguan obsesif kompulsif.

Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan kecemasan menyeluruh adalah pengobatan yangmengkombinasikan psikoterapi dan farmakoterapi.

1.  Psikoterapi meliputi :Terapi kognitif perilaku, terapi ini memiliki keunggulan jangka panjang dan jangka

 pendek. Pendekatan kognitif secara langsung menjawab distorsi kognitif pasien dan pendekatan perilaku

menjawab keluhan somatik secara langsung. Terapi suportif, terapi yang menawarkan ketentraman dan

kenyamanan bagi pasien. Terapi berorientasi tilikan, memusatkan untuk mengungkapkan konflik bawah

sadar dan mengenali kekuatan ego pasien.

2.  Farmakoterapi : Golongan benzodiazepine sebagai ³drug of choice´ dari semua obat yang mempunyai efek 

anti-anxietas, disebabkan spesifitas, potensi dan keamanannya seperti diazepam, nitrazepam, clobazam,

lorazepam, alprazolam .

KESIMPULAN

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan status psikiatri menuju kearah diagnosis gangguan cemas

menyeluruh. Gangguan kecemasan menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang sangat berlebihan

sehingga sulit dikendalikan. Sehingga walaupun tidak terlalu mengganggu aktivitas namun bisa menyebabkan

ketidak nyamanan bagi pasien. Terapi yang dibutuhkan pasien selain dari obat-obatan adalah dukungan keluaga

yang baik, sehingga membantu mengurangi kecemasan dalam diri pasien dan meningkatkan kesembuhan.

REFERENSI 

1.  Kay J, Tasman A.  E  ssentials of psychiatry. West Sussex: John Wiley & Sons, 2006: 639-53.

2.  Maslim R.  Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PP  DGJ-III . Jakarta: PT Nuh Jaya, 2003.

3.  Pine DS.  Anxiety disorders: clinical features. In: Kaplan and Sadock¶s Comprehensive Textbook of 

 Psychiatry. 7 th ed, Sadock BJ, Sadock VA (ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2000.

4.  Sullivan GM, Coplan JD.  Anxiety disorders: biochemical aspects. In: Kaplan and Sadock¶s

Comprehensive Textbook of Psychiatry. 7 th

ed, Sadock BJ, Sadock VA (ed). Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins, 2000.

5.  Dunitz, M. General Anxiety Disorder: Diagnosis, Treatment, and its Relationship to Other Anxiety

Disorders. Martin Dunitz Ltd., London. 1998.

6.  Hawari D.,. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2002

Page 4: e case jiwa

5/12/2018 e case jiwa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/e-case-jiwa 4/4

7.  Maramis W.F. Nerosa. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press; 2004. p.250-62

PENULIS

Dian Caesarianna (20050310187), Bagian Ilmu Penyakit Jiwa, RSUD Saras Husada Purworejo