dwifungsimanusia

32
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat karunia, rahmat, dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah bertopik Hakikat Manusia Dalam Islam ini merupakan tugas pertama mata kuliah Agama Islam. Makalah ini berisikan tentang Dwi Fungsi Manusia dalam Islam yang menjelaskan siapa itu manusia menurut Islam, Ekstensi dan Martabat manusia, Tanggung jawab manusia kepada Allah sebagai hamba dan Khalifah. Uraian dalam makalah ini dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh khalayak umum. Mudah- mudahan makalah ini mampu memberikan informasi yang bermanfaat bagi orang yang membutuhkannya. Namun demikian, kami menyadari keterbatasan kami dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini, kami ucapkan terima kasih. Purwokerto, 20 November 2013

Upload: drmvn

Post on 22-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hhh

TRANSCRIPT

Page 1: DWIFUNGSIMANUSIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat karunia,

rahmat, dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan

makalah bertopik Hakikat Manusia Dalam Islam ini merupakan tugas pertama

mata kuliah Agama Islam.

Makalah ini berisikan tentang Dwi Fungsi Manusia dalam Islam yang

menjelaskan siapa itu manusia menurut Islam, Ekstensi dan Martabat manusia,

Tanggung jawab manusia kepada Allah sebagai hamba dan Khalifah.

Uraian dalam makalah ini dibuat sedemikian rupa sehingga mudah

dipahami oleh khalayak umum. Mudah-mudahan makalah ini mampu

memberikan informasi yang bermanfaat bagi orang yang membutuhkannya.

Namun demikian, kami menyadari keterbatasan kami dalam penyusunan

makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak

demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses

pembuatan makalah ini, kami ucapkan terima kasih.

Purwokerto, 20 November 2013

Penyusun

Page 2: DWIFUNGSIMANUSIA

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi

nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling

sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib

bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.

QS. Al Mu'minuun (23): 12-14 “Dan sesungguhnya Kami telah

menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami

jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu

Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang

belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami

jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta

Yang Paling Baik.”

Begitulah Allah menjelaskan proses penciptaan manusia. Mulanya

dikatakan hanya dengan kalimat kun fayakun - jadi, maka jadilah. Akan tetapi

Allah mengikutinya dengan penjelasan di ayat lain, bahwa kun fayakun itu adalah

sebuah proses: dari tanah, dibuat saripatinya, dijadikan sperma laki-laki dan ovum

perempuan, dipertemukan dalam rahim seorang wanita, kemudian berkembang

menjadi alaqah, mudghah, izhama, dan seterusnya sampai terlahir menjadi bayi.

“Katakanlah, “Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup, dan matiku hanyalah

untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Qs. Al-An’am [6]: 162)

Berdasarkan ayat di atas, kehidupan, ibadah bahkan kematian seorang manusia

adalah berasal dari Tuhan, oleh karena itu, dalam seluruh keadaan kehidupannya

manusia harus melakukan penghambaan kepada Tuhan.

Page 3: DWIFUNGSIMANUSIA

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku.” (Qs. Al-Dzariyyat [56]: 56)

Ayat di atas menunjukkan bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah untuk

ibadah dan penghambaan Tuhan, yaitu manusia harus menyerahkan dirinya untuk

melakukan penghambaan kepada Tuhan dan tidak menundukkan kepalanya

kecuali di hadapan-Nya.

Pada umumnya, sering kali kita sebagai manusia lupa akan hakikat kita

sebagai manusia, mengapa kita diciptakan, dan apa tujuan kita diciptakan oleh

Allah. Untuk itu disini penyusun membahas kembali hal tersebut yang mungkin

dapat berguna bagi khalayak pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya.

1. 2 Rumusan Masalah

Dengan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Siapakah Manusia?

2. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan makhluk lain?

3. Apa ekstensi dan Bagaimana martabat manusia?

4. Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan yang kami lakukan antara lain:

1. Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah

Agama Islam.

2. Untuk memperdalam ilmu tentang Dwi fungsi manusia.

3. Untuk mengetahui siapakah manusia, persamaan dan perbedaan manusia

dengan makhluk lain, dan mengetahui tanggung jawab manusia sebagai

hamba dan khalifah Allah.

Page 4: DWIFUNGSIMANUSIA

1.4Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah yang kami lakukan antara

lain:

1. Mempertebal keimanan kita sebagai muslim dengan memahami dengan

baik arti diciptakan nya manusia karena kita adalah manusia.

2. Memberikan informasi lebih lanjut kepada mahasiswa lain tentang Dwi

Fungsi Manusia sebagai hamba dan khalifah Allah.

Page 5: DWIFUNGSIMANUSIA

BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Manusia

Siapakah Manusia?

Hakekat manusia adalah sebagai berikut :

a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah

laku intelektual dan sosial.

c. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu

mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang

tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.

e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha

untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat

dunia lebih baik untuk ditempati

f. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan

ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas

g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung

kemungkinan baik dan jahat.

Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan

sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya

tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

Page 6: DWIFUNGSIMANUSIA

Hakikat manusia menurut islam :

Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi

nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling

sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib

bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.

Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-

usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan

mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam

surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59,

As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.

Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan

mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan

Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari

bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-

tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci.

Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah

payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia

dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan

antara spermatozoa dengan ovum.

Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai

kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad ( al-

Anbiya’ : 8, Shad : 34 ). Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan lain-

lain); Nafs (al-Baqarah 48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76,

al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Ara’f 179,

Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya

hidup, Nafs adalah jiwa , Aqal adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di

samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah

( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-Ma’arif 19 ), suka bernuat zalim dan

ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi 54 ), suka melampaui batas

( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain sebagainya. Hal itu semua

Page 7: DWIFUNGSIMANUSIA

merupakan produk dari nafs , sedang yang dapat mengendalikan kecenderungan

negatif adalah aqal dan qolb. Tetapi jika hanya dengan aqal dan qolb,

kecenderungan tersebut belum sepenuhnya dapat terkendali, karena subyektif.

Yang dapat mengendalikan adalah wahyu, yaitu ilmu yang obyektif dari Allah.

Kemampuan seseorang untuk dapat menetralisasi kecenderungan negatif tersebut

( karena tidak mungkin dihilangkan sama sekali ) ditentukan oleh kemauan dan

kemampuan dalam menyerap dan membudayakan wahyu.

Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain

Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain

Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan-

kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia

adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat,

dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas.

Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja

mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan

manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra’ ayat 70.

Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami

ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu

manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-

baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia

kalau mereka sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran

Allah ( QS. Al-An’am : 165). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa

dibedakan ) dengan makhluk lainnya. Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu

Allah, manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia

disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti binatang ( ulaaika kal an’aam ),

bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ). Dalam keadaan demikian

manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).

Page 8: DWIFUNGSIMANUSIA

Ekstensi dan Martabat Manusia

Tujuan Penciptaan Manusia.

Tugas, misi, bahkan tujuan dari penciptaan manusia adalah ibadah kepada

Allah swt.

“Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-

Ku." (QS.Adz-Dzaariyaat, 51: 56).

“Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan untuk beribadah kepada Allah

dengan memurnikan pengabdian kepada-Nya.” (Qs. Al Bayyinah, 98: 5)

Ibadah dengan segala maknanya yang utuh dan luas. Manusia tidak akan

mampu mewujudkan kemanusiaan, kebahagiaan, kemerdekaan, dan

kemuliaannya, melainkan dengan memurnikan pengabdian kepada Allah swt.

Kemuliaan manusia terletak pada kerendahannya kepada Tuhannya. Seorang

Muslim adalah seorang hamba yang merdeka saat ia melantunkan, “Hanya kepada

Engkau kami mengabdi dan banya kepada Engkau kami memohon pertolongan.”

Ibadah memenuhi seluruh relung kehidupannya siang dan malam.

Dengan ibadah, manusia akan mencapai kepeloporan dan kepemimpinan.

Imam Hasan Al Banna saat mengatakan, “Jadilah kalian para hamba Allah

sebelum menjadi pemimpin. Ibadah akan mengantarkan kalian pada sebaik-baik

kepemimpinan.” Dengan demikian manusia tidak akan melepaskan pengabdian

kepada Allah selamanya. Walaupun mereka meletakkan matahari di tangan kanan

dan rembulan di tangan kiri, manusia tidak akan menanggalkan kemerdekaannya.

Sebab siapa yang beribadah kepada Allah dengan sebenar-benar pengabdian maka

segala sesuatu akan takut olehnya dan akan menjadi kuat dengan kekuatan Allah.

Ia tidak akan congkak tapi juga tidak rela dihinakan makhluk seraya ia

Page 9: DWIFUNGSIMANUSIA

melantunkan, “Hanya kepada Engkau kami mengabdi dan banya kepada Engkau

kami memohon pertolongan.”

“Dan ingatlah, (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi

tertindas di muka bumi (Makkah), kamu takut orang-orang (Makkah) akan

menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan

dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki

dari yang baik-baik agar kamu bersyukur." (Qs. Al Anfaal, 8: 26)

Namun demikian, yang ingin kami tegaskan di sini adalah bahwa manusia

tidak boleh mengandalkan “modal dengkul” melainkan harus bertumpu pada tiga

faktor: akal, tubuh, dan hati. Panji kepeloporan ditegakkan di atas ketangguhan

jiwa dan kelurusan hati. Tercapainya ketiga hal itu, baik buruknya akan

terefleksikan pada sifat-sifat jiwa manusia. Kebaikan tidak akan terwujud kecuali

jika yang menjadi ghayah (tujuan) adalah Allah semata.

Fungsi dan Peranan Yang Diberikan Allah Kepada Manusia

Fungsi Manusia ada dua, yaitu manusia sebagai khalifah Allah dan

Manusia sebagai hamba Allah. Manusia sebagai Khalifah adalah manusia yang

dapat menjadi pemimpin di bumi ini serta dapat menjaga dan melestarikan seluruh

isi bumi dan yang ada di permukaannya. Sedangkan manusia sebagai hamba Allah

adalah manusia yang melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan

Allah dengan selalu bersyukur kepada Allah.

Fungsi Peranan dan Fungsi Manusia sebagai Khalifah

Dari sekian banyaknya makhluk ciptaan Allah, hanya ada satu golongan

makhluk ciptaan yang sempurna. Yang mempunyai akal pikiran, akhlak dan

Page 10: DWIFUNGSIMANUSIA

pengetahuan, bahkan lebih mulia dibanding makhluk ciptaan Allah yang lain.

Tidak lain dan tidak bukan, yaitu manusia. Allah berfirman dalam QS. Al-Isra:70

yang artinya:

“Dan sungguh Kami telah muliakan keturunan Adam, dan Kami angkat mereka di

daratan dan di lautan dan Kami beri rezeki dari yang baik-baik, dan Kami

lebihkan mereka dari kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan dengan

kelebihan yang sempurna.”

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kesempurnaan

tersebut Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Pengertian

khalifah disini adalah penguasa atau pengganti Allah yang mengatur segala

sesuatu yang terkandung di bumi. Agar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan

umat manusia. Dalam QS. Al-Baqarah:30 Allah berfirman,

“Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepaada malaikat, “Sesungguhnya Aku

hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka berkata,”Mengapa Engkau

hendak menjadikan khalifah di muka bumi itu orang yang akan membuat

kerusakan dan menumpahkan darah padanya, padahal kami senantiasa bertasbih

dengan memuji dan mensucikan Engkau?” Rabb berfirman, “Sesungguhnya aku

lebih mengetahui yang tidak kamu ketahui.”

Dengan demikian, Allah telah memilih manusia untuk dijadikan khalifah

di muka bumi. Walaupun manusia itu dikenal sebagai perusak yang akan selalu

menumpahkan darah di muka bumi, Dibanding malaikat yang selalu memuji,

bertasbih, kepada Allah Sang Pencipta. Semua ini hanya Allah lah yang tahu,

kehendak Allah tak terbatas, meliputi langit, bumi dan seluruh alam semesta.

Selain itu Allah hanya meridhoi bahwa kehalifahan itu dipegang oleh hamba-Nya

Page 11: DWIFUNGSIMANUSIA

yang shalih, yang dapat mengemban tugasnya dengan baik. Dijelaskan pula dalam

surat

55. dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan

mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan

menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan

orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi

mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan

menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman

sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu

apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka

mereka Itulah orang-orang yang fasik.

Manusia sebagai khalifah di muka bumi, memunyai peranan penting yang

dijalankan samapai akhir zaman ataupun kiamat, dan peranan penting ini pun

sebagai bagian dari fungsi manusia sebagai khalifah, diantaranya :

1. Memakmurkan Bumi (al'imarah)

Berupa pembangunan materi, dengan memanfaatkan kekayaan alam yang

telah disediakan Allah di muka bumi tercinta ini dengan arahan dan syariat yang

lurus, yaitu berdasarkan Al-Quran (hikmah) dan As-Sunah (hadist). Khalifah pun

berupaya untuk menjadikan umatnya atau manusia pada zamannya yang bermoral

dan memiliki peradaban yang baik.

2. Memelihara Bumi (arri'ayah)

Khalifah dalam menjalankan tugasnya harus memilki tujuan yaitu dengan

menciptakan akidah dan akhlakulkarimah. Selain menciptakan juga agar

selalu terpeliharanya akidah dan akhlakulkarimah tersebut. Menjaga bumi dari

kerusakan atau kehancuran alam, baik itu yang disebabkan alam sendiri maupun

oleh tangan-tangan jahil para manusia.

Page 12: DWIFUNGSIMANUSIA

3. Perlindungan

Khalifah memiliki fungsi untuk melindungi bumi dan seisinya, yang

terkandung atas lima pokok kehidupan yaitu, agama (aqidah), jiwa manusia,harta

kekayaan,akal pikiran, dan keturunan (kehormatan). Tugas yang ketiga ini sangat

berat diembannya, dan apabila dapat dilaksanakan, jika seorang khalifah tersebut

dapat menunjukkan suatu kebenaran sebagai kebenaran dan dapat menegakkan di

tengah-tengah kehidupan umat manusia. Serta dapat menunjukkan kepada umat

manusia, bahwa kebatilan adalah kebatilan dan dapat mengajak seluruh umat

manusia untuk menumbangkannya bersama demi mencapai tujuan bersama yang

diharapkan.

Selain fungsi khalifah di muka bumi, manusia juga mempunyai tujuan

hidup di bumi sebagai khalifah. Ada 3 hal yang menjadi tujuan penciptaan

manusia sebagai kahlifah di muka bumi, di antaranya:

1. Manusia diciptakan untuk beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla.

Hal ini terdapat dalam QS. Adz-Dzariyat(51):56,

“Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

beribadah kepadaKu.”

Berarti, semua kehidupan yang dilakukan oleh manusia itu, dalam rangka

peribadahannya kepada Sang Pencipta, dan juga ketaatannya yang dapat

membimbingnya ke surganya Allah. Karena itulah, jika kita dalam setiap

melakukan aktivitas selalu merujuk pada konsep peribadahan kepada Allah, akan

selalu berdasarkan kepada keikhlasan yang menjadi penyempurna suatu amal

perbuatan.

2. Manusia diciptakan untuk mempersembahkan amal-amal terbaik dalam

rangka ketaatan kepada Allah.

Inilah proses penghambaan kepada Allah swt. Seorang hamba dituntut

untuk memberi yang terbaik kepada Sang Khalik. Dalam QS Al Mulk, 67:2, Allah

berfirman,

Page 13: DWIFUNGSIMANUSIA

“(Dialah Allah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,

siapa yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Jadi, manusia sepatutnya memiliki amal yang sholeh dan berlomba-lomba dalam

kebaikan.

3. Manusia diciptakan menjadi khalifah di muka bumi.

Amanah ini diberikan hanya kepada manusia, kekhalifahan ini adalah

suatu amanah yang berat. Menjadi khalifah manusia berkedudukan sebagai “wakil

Allah”, yang bertugas mengatur atau pun mengelola alam raya sebaik mungkin.

Sesuai keinginan Allah yang memberikan amanah kepada setiap manusia serta

yang diwakili.

Dari penjelasan-penjelasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa

manusia dituntut untuk mengembangkan potensi yang ada. Menjalankan fungsi

dan tujuan yang diberikan dengan baik. Dan hal itu merupakan amanah yang tidak

bisa dikatakan mudah untuk dijalaninya. Mengajak kepada setiap umat tertuju

pada satu dzat, yaitu Allah swt, yang senantiasa memberikan perlindungan-Nya

kepada setiap hamba yang selalu patuh pada perintah-Nya dan menjauhi segala

larangan-Nya. Dengan berpedoman pada Al Quran dan As Sunah, serta

menegakkan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Manusia Sebagai Hamba Allah

Posisi manusia di alam atau kehidupan dunia ini, juga merupakan tujuan

penciptaan manusia oleh Allah SWT, adalah sebagai hamba (‘abid). Sebagai

hamba, tugas utama manusia adalah mengabdi (beribadah) kepada Sang Khaliq;

menaati perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Hubungan manusia dengan Allah SWT bagaikan hubungan seorang hamba

(budak) dengan tuannya. Si hamba harus senantiasa patuh, tunduk, dan taat atas

segala perintah tuannya. Demikianlah, karena posisinya sebagai ‘abid, kewajiban

manusia di bumi ini adalah beribadah kepada Allah dengan ikhlas sepenuh hati

(Q.S. 2:21, 98:5, 52:56). Ibadah berakar kata ‘abada yang artinya mengabdikan

Page 14: DWIFUNGSIMANUSIA

diri, menghambakan diri. Ibadah dalam arti sempit ialah aktivitas keagamaan

ritual seperti shalat, puasa, dan haji.

Dalam arti luas, ibadah adalah melaksanakan hidup sesuai dengan syariat

Islam; aktivitas ekonomi –seperti berdagang, politik, seni, dan lainnya sesuai

dengan nilai-nilai Islam. Semua perbuatan baik yang mendatangkan manfaat bagi

diri dan orang lain adalah ibadah atau amal saleh.

Seorang Muslim harus memahami benar posisinnya di hadapan Allah sebagai

‘abid ini. Pemahamannya itu harus terwujudkan dalam perilaku Islami, karena

secara ideal, seseorang yang mengaku Muslim, dirinya telah benar-benar ter-

shibghah (tercelup) kedalam “celupan Allah”, yakni syariat Islam.

Muslim yang sudah ter-shibgah, segala perilaku kesehariannya

berpedoman pada ajaran Islam, setiap gerak langkah dan perbuatannya

“dikendalikan” oleh syariat Islam, sehingga ia selalu berbuat kebaikan dalam

segala hal.

Kedudukan Manusia Sebagai Hamba

Kedudukan manusia yang paling utama adalah sebagai Abdullah yang

artinya sebagai Hamba Allah. Oleh karena itu, sebagai hamba Allah maka

manusia harus menuruti kemauan Allah, yang tidak boleh membangkan kepada-

Nya. Dalam hal ini, manusia mempunyai dua tugas yaitu: pertama ia harus

beribadah kepada Allah baik dalam pengertian sempit (sholat, puasa, haji, dsb.)

maupun luas (melaksanakan semua aktifitas baik dalam hubungan dengan secara

vertikal kepada Allah SWT maupun bermuamalah dengan sesama manusia untuk

memperoleh keridoan Allah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT dan

Hadist). Kedua, sebagai khalifatullahi.

Selain itu, manusia bertugas sebagai ‘abdullah yaitu bisa dikaitkan dengan

proses kejadian manusia yang telah dikemukakan terdahulu. Dari uraian terdahulu

dapat difahami bahwa pada dasarnya manusia terdiri atas dua substansi, yaitu

jasad/materi dan roh/immateri. Jasad manusia berasal dari alam materi (saripati

yang berasal dari tanah), sehingga eksistensinya mesti tunduk kepada aturan-

aturan atau hukum Allah yang berlaku di alam materi (Sunnatullah). Sedangkan

roh-roh manusia, sejak berada di alam arwah, sudah mengambil kesaksian di

Page 15: DWIFUNGSIMANUSIA

hadapan Tuhannya, bahwa mereka mengakui Allah sebagai Tuhannya dan

bersedia tunduk dan patuh kepadaNya (Q.S. al-A’raf: 172).

“dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari

sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya

berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau

Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari

kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-

orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"

Karena itulah, kalau manusia mau konsisten terhadap eksistensi dirinya

atau naturnya, maka salah satu tugas hidup yang harus dilaksanakannya adalah

’abdullah (hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh kepada aturan dan

KehendakNya serta hanya mengabdi kepadaNya).

Kedudukan Manusia Dalam Pandangan Al-Qur'an

1). Makhluk termulia (Al-Israa':70)

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka

di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami

lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang

telah Kami ciptakan. (QS. 17:70)

2). Makhluk yang paling indah bentuk kejadiannya.

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-

baiknya. (QS. 95:4)

Page 16: DWIFUNGSIMANUSIA

3). Makhluk yang diberikan kebebasan memilih dan bisa membedakan antara

yang baik dan yang buruk.

..dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan

kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, sesungguhnya beruntunglah

orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang

mengotorinya. (QS. 91:7-10)

4). Makhluk yang diberi kemampuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan

dibekali dengan alat-alat yang mendukungnya dalam meraih iptek itu:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang

Paling Pemurah, (96:1-3)”

Alat-alat tersebut adalah:

a. Pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui

sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu

bersyukur. (QS. 16:78)

b. Lisan.

Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah

bibir. (QS. 90:8-9)

Page 17: DWIFUNGSIMANUSIA

c. Pena.

Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Rabbmu kamu

(Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.

(QS.Al-Qalam (68) :1-2)

5). Khalifah Allah SWT

6). Makhluk yang diberikan beban untuk beribadah kepada Allah SWT semata,

ibadah yang mencakup ibadah ritual dan seluruh aspek kehidupan manusia.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku. (QS. 51 (Adz Dzaariyaat: 56)

Pembagian Manusia Sebagai Hamba

1. Golongan yang tidak tahu atau tidak sedar yang mereka itu hamba Allah.

Mereka ini adalah golongan yang tidak tahu, tidak sedar atau tidak

mengambil tahu apakah dirinya hamba Allah atau tidak kerana mereka tidak

beriman dengan Al Quran dan As Sunnah. Begitu juga mereka mentadbir

kehidupan di dunia ini,tidak dengan syariat Tuhan tetapi dengan ideologi yang

mereka buat sendiri.

2. Golongan yang tahu bahawa mereka adalah hamba Allah di bumi tetapi

rasa kehambaannya tidak ada atau tidak wujud.

Golongan ini tahu dan sedar bahwa mereka adalah hamba Allah di bumi tetapi

kerana jahil, lemah melawan hawa nafsu,cinta dunianya begitu kuat, kepentingan

peribadinya terlalu banyak, maka orang yang demikian rasa kehambaannya

kepada Allah begitu lemah. Sebab itulah pengabdiannya kepada Allah lemah.

Boleh jadi langsung tiada. Mereka ini adalah golongan umat Islam yang fasik atau

zalim dan ditakuti kalau dibiarkan terus boleh membawa kepada kekufuran.

3. Golongan yang merasa kehambaan kepada Allah di bumi.

Page 18: DWIFUNGSIMANUSIA

Rasa kehambaannya kepada Allah itu kuat. Oleh itu mereka dapat

melahirkan sifat-sifat kehambaan serta memperhambakan diri kepada Allah

dengan membaiki yang fardhu dan sunat dengan sungguh-sungguh. Mereka juga

dapat bertanggungjawab sebagai hamba-Nya di bumi sesuai dengan kedudukan

dan kemampuan masing-masing. Mereka boleh dibagikan kepada beberapa

bahagian pula yaitu:

a. Golongan yang sederhana (golongan ashabul yamin)

b. Golongan muqarrobin

c. Golongan as siddiqin

4. Golongan yang sifat kehambaannya dan memperhambakan diri kepada

Allah lebih menonjol daripada kekhalifahannya kepada Allah.

Maksudnya mereka yang dari golongan orang soleh tadi, ada di kalangan

mereka, penumpuannya kepada beribadah kepada Allah lebih nampak dan

menonjol dengan menghabiskan masa beribadah, memperbanyakkan fadhoilul

‘amal, berzikir, membaca Al Quran, bertasbih, berselawat dan mengerjakan

amalan-amalan sunat sama ada sembah yang sunat mahupun puasa sunat.

Golongan ini dikatakan abid yang baik.

Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah

1. Tanggung jawab Abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang

dimiliki dan bersifat fluktuatif ( naik-turun ), yang dalam istilah hadist Nabi SAW

dikatakan yazidu wayanqusu (terkadang bertambah atau menguat dan terkadang

berkurang atau melemah).

2. Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggungjawab

terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, dalam al-Qur’an dinyatakan dengan quu

anfusakum waahliikum naaran (jagalah dirimu dan keluargamu, dengan iman dari

neraka).

3. Allah dengan ajaranNya Al-Qur’an menurut sunah rosul, memerintahkan

hambaNya atau Abdullah untuk berlaku adil dan ikhsan. Oleh karena itu,

tanggung jawab hamba Allah adlah menegakkan keadilanl, baik terhadap diri

sendiri maupun terhadap keluarga. Dengan berpedoman dengan ajaran Allah,

seorang hamba berupaya mencegah kekejian moral dan kenungkaran yang

Page 19: DWIFUNGSIMANUSIA

mengancam diri dan keluarganya. Oleh karena itu, Abdullah harus senantiasa

melaksanakan solat dalam rangka menghindarkan diri dari kekejian dan

kemungkaran (Fakhsyaa’iwalmunkar). Hamba-hamba Allah sebagai bagian dari

ummah yang senantiasa berbuat kebajikan juga diperintah untuk mengajak yang

lain berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran (Al-Imran : 2: 103). Demikianlah

tanggung jawab hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh terhadap ajaran

Allah menurut Sunnah Rasul.

Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah dan Khalifah Allah

Maksud manusia diciptakan ialah antara lain untuk mengabdi kepada

ALLAH SWT.manusia diwajibkan untuk beribadah kepada penciptanya,dalam

arti selalu tunduk dan taat kepada perintah-nya.

Tanggungjawab manusia sebagai hamba Allah ialah patuh, taat dan tunduk

kepadaNya.

Kedudukan manusia sebagai hamba dan khalifah Allah dengan fungsinya

untuk taat, patuh dan mengimarahkan bumi Allah ini ialah satu amanah yang

mesti dilaksanakan sepenuhnya. Segala tuntutan agama dan kewajiban yang

ditetapkan hendaklah dipikul dan dilaksanakan seperti yang dikehendaki tanpa

lalai, ragu dan sambil lewa. Jika ini dilaksanakan, maka seseorang itu telah

menunaikan amanahnya kepada Allah SWT seperti mana firmanNya :

27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah

dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat

yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

Sebagai hamba Allah manusia adalah kecil dan tidak memiliki

kekuasaan, oleh karena itu tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan

berpasrah diri kepada-Nya. 

Sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan ketentuan-ketentuan-

Nya. Untuk itu, manusia dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus

dirawat, jika manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah.

Amanah ini bermula daripada kedudukan manusia sebagai hamba Allah

Page 20: DWIFUNGSIMANUSIA

Subhanahu wa Ta‘ala dan berfungsi sebagai khalifah-Nya. Tanggungjawab

manusia sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta‘ala ialah patuh, taat dan tunduk

kepada-Nya. Tangungjawab manusia sebagai khalifah pula ialah membangun,

memakmur dan melaksanakan islah di bumi Allah ini.

Kedudukan manusia sebagai hamba dan khalifah dengan fungsinya untuk

patuh, taat dan mengimarahkan bumi Allah ini ialah suatu amanah yang wajib

dilaksanakan secara menyeluruh. Segala tuntutan agama dan kewajipan yang

ditetapkan hendaklah dipikul dan dilaksanakan seperti yang dikehendaki tanpa

lalai, ragu dan sambil lewa.

Maka puncak amanah dan tanggungjawab insan ialah amanah dan

tanggungjawabnya kepada Allah. Amanah kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala

ialah berusaha memenuhi matlamat  manusia itu diciptakan iaitu beribadat

kepada-Nya sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala:

56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku. (Surah az-Zariyat: 56)

BAB III

PENUTUP

1.5 Kesimpulan

Sebagai umat Islam, kita tidak perlu ragu lagi jika seseorang menanyakan

apa hakikat manusia itu. Apa tujuan penciptaan manusia, Allah yang menciptakan

seluruh alam semesta dan isinya, terutama manusia, makhluk yang paling

sempurna yang diciptakan oleh Allah, yaitu beribadah, kemudian menjadi

khalifah, dan yang paling penting adalah bersyukur.

Kita sebagai manusia ciptaan-Nya wajib beriman kepada Allah dan jangan

sekalipun ragu akan kebesaran-Nya terlebih lagi sampai menyekutukan-Nya.

Page 21: DWIFUNGSIMANUSIA

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan. Segala sesuatu yang kita

kerjakan di dunia ini pasti akan mendapat balasan di akhirat nanti. Untuk itu, kita

harus mulai bisa mengelola diri kita sendiri agar mendapat tempat terbaik di sisi

Allah. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun berharap

kepada pembaca agar dihari kemudian dapat mengembangkan atau bahkan

memperbaiki beberapa kekurangan yang ada dalam makalah ini, kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan oleh penyusun.

DAFTAR PUSTAKA

Bucaile, Maurice. 1998.Asal-usul Manusia Menurut Bible, al Qur’an dan Sains.

Bandung: Mizan