dupa dalam persembahyangan agama khonghucu (studi...

101
DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi Kasus Penggunaan Dupa di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe) Skripsi Diajukan Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Muhammad Najibbudin NIM: 1113032100067 JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

i

DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU

(Studi Kasus Penggunaan Dupa di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe)

Skripsi

Diajukan Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Muhammad Najibbudin

NIM: 1113032100067

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

i

LEMBAR PERSETUJUAN

DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU

(Studi Kasus Penggunaan Dupa di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)

Oleh:

Muhammad Najibbudin

Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M. Si

NIP. 196511291994031002

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 3: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul ”DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA

KHONGHUCU (Studi Kasus Penggunaan Dupa di Lithang Bakti MAKIN

Pondok Cabe)”. Telah diujikan dalam sidang munaqashah Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Juli 2020.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Agama (S. Ag) Program Strata Satu (S-1) pada Jurusan Studi Agama-agama.

Jakarta, 17 Juli 2020

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Syaiful Azmi, MA

NIP. 19710310 199703 1 005

Lisfa Sentosa Aisyah, MA

NIP. 1975050506 200501 2 003

Anggota,

Penguji I Penguji II

Dra. Halimah,SM. MA

NIP. 19751019 200312 01

Siti Nadroh, MA

NUPN. 9920112687

Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M. Si

NIP. 196511291994031002

Page 4: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Najibbudin

Fakultas : Ushuluddin

Jurasan/Prodi : Studi Agama-agama

Judul Skripsi : DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA

KHONGHUCU (Studi Kasus Penggunaan Dupa di Lithang

Bakti MAKIN Pondok Cabe)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain maka, saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

iv

ABSTRAK

Muhammad Najibbudin.

Dupa dalam Persembahyangan Agama Khonghucu (Studi Kasus

Penggunaan Dupa di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe)

Penelitian ini ingin mengetahui apa makna yang tersimpan di balik dupa

sebagai sarana atau simbol dalam persembahyangan umat agama Khonghucu

terutama di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe. Selain itu, penelitian ini juga

untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan dupa ketika digunakan untuk

sembahyang dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pokok

permasalahan dalam skripsi ini (Library research). Kemudian juga penulis

melakukan wawancara langsung ke lapangan, yaitu: mewawancarai narasumber

umat Khonghucu di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe untuk bisa menjelaskan

mengenai dupa sebagai sarana atau simbol sembahyang dalam agama Khonghucu.

Untuk memahami penelitian ini, penulis menggunakan Pendekatan Antropologi,

mengkaji tentang makna dan penggunaan dupa sebagai sarana atau simbol

sembahyang sebagai produk manusia yang berhubungan dengan budaya atau

keyakinan umat Khonghucu di Lithang Pondok Cabe.

Hasil dari penelitian ini, penggunaan dupa atau hio sebagai sarana simbol

sembahyang dalam agama Khonghucu ini mempunyai makna bahwasanya dupa

itu ketika dibakar ujungnya akan mengeluarkan asap yang berbau wangi atau

harum. Asap dari dupa tersebut, akan menghantarkan doa-doa umat Khonghucu

kepada Thian (nama Tuhan dalam agama Khonghucu). Selain bisa berfungsi atau

digunakan untuk sembahyang dan berdoa, dupa juga bisa berfungsi untuk

menentramkan batin dan fikiran, seperti untuk meditasi. Kemudian dupa juga bisa

digunakan untuk mengusir roh-roh jahat. Untuk pembuatan dupa sendiri, itu tidak

ada doa khusus maupun orang khusus dalam pembuatannya. Semua orang bisa

membuat dupa. Dupa yang sering digunakan oleh umat Khonghucu itu dupa yang

berganggang Hijau (digunakan untuk sembahyang kepada jenazah atau leleluhur

yang belum melewati masa berkabung tiga tahun) dan dupa yang berganggang

merah (untuk sembahyang kepada Tuhan, Nabi, Roh Suci, Leluhur yang sudah

melewati masa berkabung tiga tahun, arwah umum).selain dupa tersebut, seperti

dupa yang berbentuk kerucut, berbentuk spiral, dan dupa yang panjang lurus

dihidupkan kedua ujungnya itu hanya sebagai pelengkap sembahyang dan wangi-

wangian saja.

Kata Kunci: Dupa, Agama Khonghucu, Sembahyang

Page 6: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulilla rabbil al- a’lamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan nikmat Iman, Islam, dan melimpahkan rahmat serta hidayah-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai tugas

akhir untuk mndapatkan gelar sarjana.

Shalawat serta salam ditujukan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad

SAW, sebagai suri tauladan yang baik serta manusia paling sempurna yang

ditunjuk oleh Allah SWT untuk memberikan jalan yang lurus kepada umatnya.

Alhamdulillah penulisan skripsi ini dapat terselesaikan denga baik,

meskipun banyak kendala dan rintangan yang dihadapi dalam proses penyelesaian

penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa selama masa penyelesaian skripsi

banyak mendapat bimbingan, bantuan serta motivasi berbagai pihak baik moril

maupun materil.

Dengan demikian sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M.Si., selaku dosen pembimbing penulis yang

telah memberikan arahan, saran serta perhatiannya kepada penulis dan dengan

sangat membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Muhlish dan Ibu Insyiah, atas segala

kasih sayang, perhatian dan dorongannya. Semoga selalu tenang di sisi-Nya.

Page 7: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

vi

3. Bapak Syaiful Azmi, MA ketua Jurusan Studi Agama-agama Fakultas

Ushuluddin dan Ibu Lisfa Sentosa Aisyah, MA selaku Sekretaris Jurusan Studi

Agama-agama. Serta seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Ushuluddin,

khususnya Jurusan Studi Agama-agama yang telah membagikan waktu, tenaga

dan ilmu pengetahuan juga pengalaman berharga kepada penulis.

4. Bapak Suherman, selaku ketua Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe, para

rohaniawan Bapak Ws Saputra, Hendra Suprapto, Wicandra dan terimakasih

kepada Bapak Ade Cahyadi, Mas Wiliam serta seluruh Keluarga Besat Lithang

Bakti MAKIN Pondok Cabe, yang telah memberikan banyak sumber utama

dalam skripsi ini serta meluangkan waktunya kepada penulis untuk dapat

berdiskusi secara langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Wawan selaku penjual dupa atau hio di Pasar Lama Kota Tangerang

yang telah membantu mengenai informasi harga-harga dupa.

5. Kakakku Nor Atiqoh, serta Adik-adiku Eling Nur Muhammad, U’un Ni’matul

Maulidiyyah, dan Lailatul Izzati.

6. Keluarga Besar SIMAHARAJA (Silaturahmi Mahasiswa Jepara di Jakarta).

7. AFA GRUP International dan CV. Lintang Jaya Perdana.

8. Kepada pihak-pihak yang turut membantu dan berperan dalam proses

penyelesaian skripsi ini, namun luput untuk penulis sebutkan, tanpa

mengurangi rasa terimakasih penulis.

Page 8: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

vii

Penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari berbagai kekurangan, baik

dalam penulisan maupun penyusunanya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun sangat diperlukan demi perbaikan penulisan.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT. Penulis berserah diri, mudah-

mudahn bentuk perhatian, bantuan dan partisipasi yang sudah diberikan mendapat

pahala yang setimpal dari-Nya. Harapan penulis semoga skripsi ini sedikit banyak

dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam

bidang Studi Agama-agama.

Jakarta, 3 Juni 2020

Penulis

Page 9: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN………………………………..ii

LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................iii

ABSTRAK .......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

E. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan .............................................. 5

F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 10

BAB II. PERSEMBAHYANGAN DALAM AGAMA KHONGHUCU ....... 13

A. Pengertian Sembahyang............................................................................. 13

B. Sembahyang Kepada Tuhan Yang Maha Esa ............................................ 14

C. Sembahyang Kepada Nabi ......................................................................... 18

D. Sembahyang Kepada Para Suci ................................................................. 20

E. Sembahyang Untuk Leluhur ...................................................................... 21

F. Sembahyang Kepada Kebaktian Masyarakat ............................................ 25

BAB III. GAMBARAN UMUM LITHANG BAKTI MAKIN PONDOK

CABE .................................................................................................................. 27

A. Letak Geografis Lithang Bhakti MAKIN Pondok Cabe ........................... 27

B. Pendirian Lithang Bhakti MAKIN Pondok Cabe ...................................... 28

1. Pengertian Lithang ............................................................................ 28

2. Sejarah dan Perkembangan Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe ... 29

C. Tujuan dan Visi-Misi didirikannya Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe 32

D. Sistem Keorganisasian ............................................................................... 33

E. Aktifitas Kegiatan di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe ...................... 36

Page 10: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

ix

BAB IV. MAKNA PENGGUNAAN DUPA DALAM PERSENBAHYANGAN

AGAMA KHONGHUCU DI LITHANG BAKTI MAKIN PONDOK CABE

............................................................................................................................. 38

A. Pengertian dupa ......................................................................................... 38

B. Jenis-jenis dupa dan Fungsinya ................................................................. 42

C. Tata cara Penggunaan Dupa dalam Persembahyangan Agama Khonghucu

................................................................................................................... 46

D. Abu dupa dan Maknanya ........................................................................... 52

E. Pembuatan dan Pembelian dupa ................................................................ 53

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 56

A. Kesimpulan ................................................................................................ 56

B. Saran .......................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap agama mempunyai tata cara sendiri dalam bersembahyang kepada

Tuhan-Nya masing-masing dan berbeda antara agama yang satu dengan yang

lainnya. Setiap gerakan dalam sembahyang mengandung makna dan arti bagi

mereka yang menjalaninya. Kata sembayang berasal dari dua kata, yaitu “Sembah”

dan “Hyang”. Kata Sembah berarti menghormat, memuja, atau menyerahkan diri

dan memohon kepada yang maha Esa, Dewa, atau kepada yang Suci.1 Dalam

Kamus Ilmiah Populer Sembahyang berarti Menyembah Tuhan; Sholat; berdo’a

pada Tuhan.2

Dalam agama Khonghucu, sembayang dilakukan pada hari-hari besar

seperti sembahyang saat menyambut kedatangan dan penutupan tahun baru Imlek,

sembahyang kepada Thian yang dilakukan pada saat pagi, sore dan ketika mendapat

rezeki. Kemudian, sembahyang kepada leluhur yang dilakukan setiap tanggal 1 dan

15 penanggalan bulan, hari wafat leluhur, dan masih banyak lagi yang lainnya.3

1 I Ketut Wiana, Arti dan Fungsi Sarana Persembahyangan (Surabaya: Paramita, 2000), h.

1. 2 Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Gitamedia Press, Cet. Petama, 2006),

h. 430. 3 M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia (Jakarta:

Pelita Kebajikan, 2005), h. 170-171.

Page 12: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

2

Untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, umat

Khonghucu juga melakukan sembahyang pada hari-hari yang dianggap sebagai

kemuliaan Thian (Tuhan), yaitu: Pertama, Sembayang pada malam penutupan

tahun/malam menjelang Gwan Tan. Kedua, Sembahyang King Thi Kong, tanggal 8

menjelang tanggal 9 Cia Gwee (bulan pertama). Ketiga, sembahyang saat Siang

Gwan atau Cap Gomeh, 15 Cia Gwee (bulan pertama). Ke-empat, sembahyang hari

Tangcik (hari di mana letak mata hari tepat diatas garis balik 23,5 Lintang Selatan,

yakni tepat tanggal 22 Desember).4

Dalam agama Khonghucu, istilah Tuhan disebut Thian. Untuk melaksankan

Sembahyang atau Ibadah, umat Khonghucu menggunakan sarana atau simbol dupa

atau bisa disebut dengan hio yang mempunyai arti Harum. Arti lain dari dupa yaitu

bahan pembakar yang dapat mengeluarkan asap yang berbau sedap atau harum.

Membakar dupa mengandung makna jalan suci itu berasal dari kesatuan hatiku

(Too Yu Siem Hap) dan hatiku dibawa melalui keharuman dupa (Siem Ka Hiang

Thwan). Dupa yang dikenal pada zaman nabi Khonghucu berwujud bubuk atau

belahan kayu, misalnya: Tiem Hio, Bok Hio (gaharu), Than Hio (Cendana) dan lain-

lain.5

Menurut Ws. Saputra (Dewan Rohaniawan di Lithang Bakti Makin Pondok

Cabe) bahwasanya selain untuk Wangi-wangian, dupa juga digunakan untuk

mengusir roh yang tidak baik, meditasi dan penenang dalam kehidupan sehari-hari.

4 Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia, h. 171-172. 5 MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu (Solo:

MATAKIN, 1984), h. 30.

Page 13: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

3

Kemudian dupa juga sebagai alat komunikasi pemeluk agama Khonghucu kepada

Tuhan atau Thian serta kepada leluhurnya. Karena dari bau semerbak dupa itulah

menyampaikan Do’a-do’a umat Khonghucu kepada Tuhan. Selain digunakan

sembahyang, dupa pada zaman dahulu juga digunakan sebagai alat pengukur

waktu. Contohnya: ketika zaman dahulu orang memasak nasi mungkin

membutuhkan waktu satu jam, maka dipasanglah dupa yang bisa hidup satu jam

dan waktu dupa itu mati berarti nasi sudah matang.6

Dupa memiliki berbagai jenis macam yaitu: dupa yang bergagang hijau,

biasa digunakan untuk sembahyang ke hadapan jenazah bagi keluarga yang sedang

berkabung. Kemudian, dupa yang bergagang merah, digunakan untuk hampir

semua persembahyangan. Selanjutnya, dupa yang berganggang besar (Gong Xiang

atau Kong Hio, Hokian), digunakan untuk upacara besar. Dupa yang berbentuk

Spiral atau berbentuk wajik untuk wangi-wangian. Dan terakhir, dupa yang lurus

panjang dan tanpa ganggang (Chang Shou Xiang atau Tiang Siu Hio, Hokian),

dinyalakan kedua ujungnnya untuk bersembahyang ke hadirat Thian (Tuhan Agama

Khonghucu).7 Supaya tidak salah dalam menggunakan dupa dalam sembahyang

atau Ibadah, umat Khonghucu harus paham berbagai macam jenis dupa tersebut.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam tentang

makna, kegunaan dan berbagai jenis dupa yang digunakan sebagai sarana

sembahyang dalam agama Khonghucu. Selain itu, penelitian ini penting untuk

6 Wawancara dengan Ws. Saputra (Dewan Rohaniawan di Lithang Bakti Makin Pondok

Cabe), Pondok Cabe, 13 Mei 2018. 7 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu (Jakarta: SPOC, 2015), h. 131-132.

Page 14: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

4

dilakukan untuk mengetahu tentang dupa ketika digunakan dalam

persembahyangan agama Khonghucu. Maka dari itu, penulis mengangkatnya dalam

sebuah Skripsi yang berjudul “Dupa dalam Persembahyangan Agama Khonghucu

(Studi Kasus Penggunaan Dupa di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk menjaga efektivitas agar pembahasan tetap terfokus pada persoalan,

maka penulis membatasi pembahasan pada dupa dalam persembahyangan agama

Khonghucu. Dengan pembatasan seperti itu maka, permasalahan yang menjadi

objek dan fokus penulis adalah:

1. Apa arti, fungsi dan makna dupa bagi umat Khonghucu di Lithang Bakti

MAKIN Pondok Cabe?

2. Bagaimana penggunaan dupa dalam Persembahyangan agama Khonghucu

di Lithang Bakti Makin Pondok Cabe?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti dalam skripsi ini diantaranya:

1. Untuk mengetahui dan memahami arti, fungsi dan makna dupa bagi umaut

Khonghucu di Lithang Bakti MAKIN Pondok cabe

2. Untuk mengetahui penggunaan dupa dalam persembahyangan agama

Khonghucu di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe.

Page 15: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaaat Teoritis

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi Ilmu Studi Agama-agama dan sekaligus dapat memberikan penjelasan

mengenai Dupa dalam persembahyangan agama Khonghucu. Selain itu,

Penelitian ini juga diharapakan dapat memberikan kontribusi berupa bahan

bacaan perpusatakaan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya di Fakultas Ushuluddin, Jurusan Studi Agama- agama.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan keilmuan

tentang makna, fungsi maupun penggunaan dupa sebagai sarana

sembahyang dalam agama Khonghucu.

3. Manfaat Akademis

Sebagai salah satu persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Agama

(S. Ag.) Jurusan Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti ambil adalah penelitian lapangan yang

bersifat kualitatif. Penelitain kualitatif menurut Prof. Dr. Sugiono ialah:

metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana

Page 16: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

6

peneliti adalah sebagai instrument kunci, tekhnik pengumpulan data

dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif

(penyimpul rataan) dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi.8 Selain itu juga, penulis menggunakan jenis

penelitian Deskripstif Analisis. Penelitian Deskriptif ialah sebuah penelitian

yang bertujuan untuk menggambarkan gejala sosial, politik, ekonomi dan

Budaya. Dalam penelitian agama, penelitian deskriptif berusaha

menggambarkan suatu gejala keagamaan.9

2. Metode Penelitian

Penulis memggunakan pendekatan antropologi untuk membantu

secara mendalam dalam penelitian tentang dupa yang digunakan sebagai

sarana atau simbol persembahyangan dalam agama Khonghucu. Yang

menjadi fokus penelitian dengan pendekatan antropologi secara umum

adalah mengkaji agama sebagai ungkapan kebutuhan makhluk budaya yang

meliputi: (1) pola-pola keberagamaan manusia, dari perilaku bentuk-bentuk

agama primitif yang mengedepankan magis, mitis, animisme, totemisme,

paganisme pemujaan pada roh, dan politeisme, sampai pola keberagamaan

masyarakat industri yang mengedepankan rasionalitas dan keyakinan

monoteisme, (2) agama dan pengungkapannya dalam bentuk mitos, simbol-

simbol, ritus, tarian ritual, upacara pengorbanan, semedi, selametan, (3)

8 Sugiono.Prof. Dr, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung, CV. Alvabeta, 2000), h. 1. 9 Sayuti Ali, Metodologi Penelitian Agama (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), h.

22.

Page 17: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

7

pengalaman religius, yang meliputi meditasi, do’a, mistisme, sufisme.10

Dupa dalam persembahyangan agama Khonghucu itu sebagai sarana atau

simbol yang digunakan untuk sembahyang kepada Tuhan. Maka, dalam hal

ini perlu pendekatan Antropologi untuk mengetahui orang-orang

Khonghucu dalam memaknai dupa dan bagaimana cara penggunaan dupa

ketika digunakan untuk sembahyang.

3. Sumber Data

A. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari hasil

penelitian atau observasi lapangan pada lokasi penelitian, serta

dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan secara resmi oleh orang-

orang yang beragama Khonghucu.

B. Data Sekunder adalah data yang dapat dijadikan sebagai pendukung data

pokok. Atau dapat pula didefinisikan sebagai sumber yang mampu atau

dapat memberikan informasi atau data tambahan yang dapat

memperkuat data pokok.11 Pengumpulan data-data bisa berupa dari

buku-buku, jurnal, dan karya penelitian yang berhubungan dengan

agama Khonghucu.

4. Teknik Pengumpulan Data

A. Data Kepustakaan

Data kepustakaan diperoleh penulis dari buku-buku yang ditulis

langsung oleh orang beragama Khonghucu dan juga buku-buku yang

10 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial – Agama (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2003), h. 62-63. 11 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h.

85.

Page 18: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

8

lain yang terkait dengan judul skripsi penulis. Selain itu, data

kepustakaan juga diperoleh dari artikel, jurnal, maupun dari internet.

B. Observasi

Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara melakukan penelitian secara teliti, yang diarahkan pada

kegiatan memerhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang

muncul.12 Dengan ini penulis mendatangi langsung ke tempat ibadah

umat Khonghucu di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe untuk

mendapatkan data-data mengenai penggunaan dupa dalam

persembahyangan Agama Khonghucu.

C. Wawancara (Indepth Interview)

Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan

cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan ssecara lisan dan dijawab

secara lisan pula.13 Hal ini dilakukan untuk memperoleh data langsung

dari sumber-sumber yang dianggap kompeten dan memiliki informasi

serta data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Yaitu para

Rohaniawan, pengurus, serta pemeluk agama Khonghucu di Lithang

Bakti MAKIN Pondok Cabe yang nanti diminta keterangan tentang

dupa. Diantaranya pengurus, rohaniawan serta pemeluk agama

Khonghuchu adalah Bapak Hendra Suprapto (Rohaniawan), Bapak

12 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), h. 143. 13 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 165.

Page 19: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

9

Wicandra (Rohaniawan), Bapak Suherman (Katua Lithang Pondok

Cabe), Bapak Ws. Saputra (Rohaniawan), Mas Wiliam Tibe (Katua

Pemuda Lithang Pondok Cabe), Bapak Wawan (Penjual Dupa di Pasar

Lama Kota Tangerang), dan Bapak Ade Cahyadi (Mantan Ketua

Lithang Pondok Cabe).

D. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data (informasi)

yang berwujud sumber data tertulis atau gambar. Sumber tertulis atau

gambar tersebut dapat berbentuk dokumen resmi (berupa dokumen yang

menyangkut sejarah tempat ibadah atau lainnya) yang diperoleh dari

buku, majalah, arsip, dokumen pribadi dan foto yang terkait dengan

permasalahan penelitian.14

E. Analisis Data

Analisis data yang penulis gunakan adalah dengan metode deskriptif

analitik yaitu, metode yang dilakukan dengan cara menguraikan

sekaligus menganalisis data-data yang menjadi hasil pengkajian dan

pendalaman atas bahan-bahan penelitian. Metode deskriptif lebih

banyak berkaitan dengan kata-kata, dimana semua data-data hasil

penelitian diterjemahkan dalam bentuk bahasa, baik lisan mupun

14 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 71.

Page 20: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

10

tulisan. Kemudian, data-data yang berbentuk bahasa ini dianalisis sesuai

dengan tujuan penelitian sehingga menghasilkan kesimpulan.15

5. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Desertasi) yang

diterbitkan oleh Biro Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2014.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Pembahasan dan Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan

F. Sistematika Penulisan

BAB II. Persembahyang dalam Agama Khonghucu

A. Pengertian Sembahyang

B. Sembahyang Kepada Tuhan Yang Maha Esa

15Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian, Kajian Budaya dan Ilmu Sosial

Humaniora Pada Umumnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 337.

Page 21: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

11

C. Sembahyang Kepada Nabi

D. Sembahyang Kepada Para Suci

E. Sembahyang Untuk Leluhur

F. Sembahyang Kepada Kebaktian Masyarakat

BAB III. Gambaran Umum Lithang Bhakti Makin Pondok Cabe

A. Letak Geografis Lithang Bhakti MAKIN Pondok Cabe

B. Pendirian Lithang Bhakti MAKIN Pondok Cabe

1. Pengertian Lithang

2. Sejarah dan Perkembangan Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe

C. Tujuan dan Visi-Misi didirikannya Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe

D. Sistem Keorganisasian

E. Aktifitas Kegiatan di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe

BAB IV. Makna Penggunaan Dupa dalam Persembahyangan Agama Khonghucu

di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe

A. Pengertian dupa

B. Jenis-jenis dupa dan Fungsinya

C. Tata cara Pengunaan Dupa dalam Persembahyangan Agama Khonghucu

D. Abu dupa dan Maknanya

E. Pembuatan dan Pembelian dupa

Page 22: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

12

BAB V. Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

Page 23: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

13

BAB II

Persembahyangan dalam Agama Khonghucu

A. Pengertian Sembahyang

Salah satu ciri orang beragama adalah melakukan pemujaan pada Tuhan.

Pemujaan itu disebut sembahyang. Meskipun sembahyang merupakan ciri umum

dari seorang yang beragama. Tetapi motif orang melakukan sembahyang tidaklah

sama, juga acara orang bersembahyang berbeda-beda. Tetapi tujuan tertinggi dari

sembahyang adalah sama, yaitu mencapai persamaan dan kesatuan deangan

Tuhan.1 Dalam KBBI kata sembah memiliki dua arti: (1) pernyataan hormat dan

khidmat (dinyatakan dengan cara menangkupkan kedua belah tangan atau

menyusun jari sepuluh, lalu mengangkatnya hingga kebawah dagu atau dengan

menyentuhkan ibu jari ke hidung): dan (2) kata atau perkataan yang ditujukan

kepada orang yang dimuliakan.2 Sementara kata sembahyang dalam KBBI

memiliki dua makna: (1) (dalam Islam) salat, dan (2) permohonan (do’a) kepada

Tuhan menunjukkan kata sembahyang dapat berlaku umum, tidak hanya terbatas

digunakan oleh orang Islam untuk menggantikan kata salat.

Sedangkan makna dan tujuan sembahyang atau peribadatan dalam agama

Khonghucu adalah:

a. Mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha Esa

b. Memohon pertolongan dan perlindungan, ketika manusia merasa

bahwa dirinya terancam dan tidak ada lagi yang bisa menolongnya

1 I Ketut Wiana, Sembahyang menurut Hindu (Surabaya: Paramita, 2006), h. 5. 2 Tim Redaksi KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

(Jakarta; Pusat Bahasa, 2008), h. 1259.

Page 24: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

14

c. Bersyukur atas nikmat Tuhan, manusia tidak akan pernah bisa

menghitung berapa banyak nikmat yang telah Tuhan anugerahkan

kepada manusia.3

Bersembahyang itu sesuatu hal yang penting dalam ibadah bagi setiap

manusia yang beragama, terutama dalam rangka pengabdian dan ketakwaannya

kepada sang maha pencipta (Tuhan), seperti tercantum di dalam kitab catatan

kesusilaan, bahwasanya jalan suci yang mengatur manusia baik-baik tidak ada

yang lebih penting daripada menjalankan upacara sembahyang.4

Dalam agama Khonghucu, umatnya diajarkan untuk melakukan

sembahyang kepada Tuhan (Thian) dan sembahyang kepada Nabi Khongcu,

sembahyang kepada roh suci, leluhur, dan Sembahyang kebaktian kepada

Masyarakat (Arwah Umum) dan lain sebagainya. Menurut bapak Wicandra,

sembahyang kepada Tuhan itu memuja, sedangkan sembahyang lainnya dalam

agama Khonghucu itu hanya untuk memuji tidak memuja.5 Memuji itu hanya

ditujukan kepada manusia juga Tuhan. Tetapi, kalau memuja biasanya hanya

ditujukan kepada Tuhan.6

B. Sembahyang Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Agama Khonghucu itu agama yang mempercayai adanya satu Tuhan atau

bisa disebut dengan Monotheis. Yakni agama yang mempercayai dan meyakini

adanya satu Tuhan atau percaya hanya satu Tuhan. Istilah Tuhan dalam agama

3 Khariah, Agama Khonghucu (Riau: CV. Asa Riau, 2002), h. 112. 4 MATAKIN, Kitab Kesusilaan (Jakarta: Pelita Kebijakan, 2001), h. 529. 5 Wawancara denga Wicandra, Depok, 31 Maret 2019. 6https://www.kompasiana.com/edynugraha/552b7b556ea8343b698b458f/pembiasan-

makna-kata-puji-dan-puja. Diambil pada tanggal 20 Juli 2020.

Page 25: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

15

Khonghucu dinamakan Thian untuk menunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam ajaran Khonghucu diajarkan bahwa Thian selalu dihormati dan dipuja oleh

umat manusia. Thian adalah maha sempurna, dan maha pencipta alam semesta

seisinya. Thian tiada diperkirakan dan ditetapkan, namun tiada satu wujud pun

yang tanpa, dilihat tiada tampak, didengar tiada terdengar, namun dapat dirasakan

oleh orang-orang yang beriman.7 Oleh karena itu, sebagai umat Khonghucu

mengucap syukur kepada-Nya dengan melaksanakan Ibadah atau sembahyang

(Thian Hio) kepada Tuhan baik di rumah ataupun di Lithang atau Khongcu Bio

yang ada disekitarnya.

Dalam agama Khonghucu, Tuhan sendiri memiliki 5 (lima) nama atau

sifat, yaitu: 1). Thian, yang mengandung makna Maha Besar, Yang Maha Esa. 2).

Tee, yang mengandung makna yang maha besar, yang maha menciptakan, dan

menguasai langit dan bumi. 3). Thai Let, yang mengandung makna Tuhan Yang

Maha Esa. 4). Khian, yang mengandung makna Tuhan Yang Maha Pencipta Alam

Semesta. 5). Kwi Sien, yang mengandung makna Tuhan Yang Maha Roh, Tuhan

daripada hukum alam, yang menjadikan hukum.8

Sembahyang kepada Thian (Tuhan) dalam agama Khonghucu memiliki

beberapa jenis yaitu, Pertama, sembahyang mengucapakan syukur yang dilakukan

setiapa pagi, sore, dan saat menerima rezeki (makanan). Sembahyang ini mereka

lakukan di depan meja sembahyang (Altar) yang terdapat di rumahnya. Umumnya

7 Sulaiman, Agama Khonghucu: Sejarah, Ajaran, dan Keorganisasiannya di Pontianak

Kalimantan Barat. (Jurnal “Analisa”.Vol.XXVI No.01. Januari-Juni 2009), h. 55-56. 8 Sulaiman, Agama Khonghucu: Sejarah, Ajaran, dan Keorganisasiannya di Pontianak

Kalimantan Barat, h. 54-55.

Page 26: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

16

meja sembahyang ini disimpan diruang tamu sehingga bila kita berkunjung ke

rumah umat Khonghucu, kita akan dapat melihat bentuk meja sembahyang yang

sebenarnya.9 Tetapi, menurut Bapak Wicandra, kebanyakan umat Khonghucu

ketika sembahyang kepada Tuhan kebanyakan mengahadap ke luar pintu atau di

Luar rumah, karena, lebih Plong (lega).10

Kedua, sembahyang kepada Thian yang dilakukan pada setiap tanggal 1

dan 15 bulan (Imlek). Pada tanggal-tanggal tersebut umat Khonghucu berdatangan

menuju ke Klenteng-klenteng atau Khongcu Bio. Hari raya Imlek itu suatu

perayaan tahun baru cina yang dirayakan pada tanggal 1 dan bulan 1 menurut

penanggalan Imlek. Pada hari raya Imlek ini, umat Khonghucu diwajibkan untuk

melakukan sembahyang. Biasanya dilakukan pada saat Cu Si, yakni saat

menjelang tahun baru Imlek, sekitar jam 23.00-01.00. Pada saat itu umat

Khonghucu berbondong-bondong menuju ke rumah ibadah yang biasa mereka

kunjungi untuk melakukan sembahyang syukur malam penutupan tahun dan

malam menjelang tahun baru.11

Ketiga, sembahyang besar pada hari-hari kemuliaan Thian (Tuhan). Yaitu

: sembahyang malam penutupan tahun/malam menjelang Gwan Tan, sembahyang

King Thi Kong, tanggal 8 menjelang tanggal 9 Cia Gwee (bulan pertama),

sembahyang saat Siang Gwan atau Cap Gomeh, 15 Cia Gwee (bulan pertama).

9 M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia (Jakarta:

Pelita Kebajikan, 2005), h. 170-171. 10 Wawancara pribadi dengan Wicandra, Depok, 31 Maret 2019. 11 Sulaiman, Agama Khonghucu: Sejarah, Ajaran, dan Keorganisasiannya di Pontianak

Kalimantan Barat, h. 58.

Page 27: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

17

Dan sembahyang hari Tangcik (hari dimana letak mata hari tepat diatas garis balik

23,5 Lintang Selatan, yakni tepat tangga 22 Desember.12

Untuk tata cara Sembahyang kepada Tuhan (Thian) adalah sebagai

berikut:

1. Hio atau Dupa yang digunakan satu atau tiga batang,

2. Untuk Penaikkan dupa, bila tidak ada Altar Khusus dapat

dilaksanakan dengan menghadap keluar pintu atau jendela.

3. Pelaksanaan Tiam Hio di Lithang cukup dengan menghadap

ke arah altar (kehadirat Thian dan Nabi).

4. Setelah Dupa ditancapkan kemudian Pai/ Ting-Lee 3 kali (Pai

adalah hormat dengan merangkapkan tangan, dilakukan

dengan mengepalkan tangan kanan dan ditutup dengan tangan

kiri kemudian diangkat antara tangan dan hidung. Sedangkan

Ting-Lee adalah menjunjung tangan yang dinaikakn sampai

dahi yang bermakna menyampaikan hormat setinggi-tingginya

waktu sembahyang).

5. Do’a. Contoh teks isi do’a adalah sebagai berikut: “Kami

naikkan puji dan syukur, Thian telah melimpahkan kepada

kami berkah karunia bimbingan yang kami terima melalui

Ajaran Nabi Khonghucu sebagai Genta Rohani kami. Semoga

Thian berkenan meneguhkan Iman kami dan mampu membina

diri, menjunjung tinggi kebenaran dan menjalankan

12 Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia, h. 171-172.

Page 28: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

18

kebajikan, sehingga berkah, damai, dan sentosa menyertai

kehidupan kami.” Kemudian sembahyang diakhiri dengan pai

atau ting-lee 1 kali.13

C. Sembahyang kepada Nabi

Agama Khonghucu bukanlah agama yang diciptakan oleh Nabi Khongzi

(Nabi Khonghucu) sendiri, melainkan agama yang diturunkan oleh Thian melalui

para nabi purba, raja suci dan para nabi ribuan tahun sebelum kelahiran Nabi

Khongzi. Seperti beliau katakan:

“Aku hanya meneruskan, tidak mencipta. Aku sangat menaruh

percaya dan suka kepada (Ajaran dan kitab-kitab) yang kuno itu

(Mengzi VII B:38, h. 415).”14

Nabi Khongzi sendiri itu utusan Tuhan yang membawakan Firman bagi

keselamatan hidup manusia, beliau membawa misi untuk menyelamatkan umat

manusia dari berbagai macam ancaman dan kekacauan agar mereka kembali ke

Jalan suci sebagaimana Thian Firmankan.15 Seperti apa yang dikatakan oleh Nabi

Khongzi:

“Kalau Jalan Suci akan dapat dilaksanakan dan berkembang, itulah

Firman: kalau Jalan suci itu harus musnah, itupun Firman.”

Dengan demikian, jelaslah bahwa Nabi Khongzi bukanlah sebagai

pencipta agama Khonghucu, beliau adalah penerus dan penyempurna dari ajaran

13 MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana Upcara Agama Khonghucu (Solo:

MATAKIN, 1984), h. 60. 14 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu (Jakarta: SPOC, 2015), h. 18. 15 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu, h. 13-14.

Page 29: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

19

suci yang sudah ada dan dirintis sejak ribuan tahun sebelumnya oleh para nabi

suci purba.16 Nabi-nabi sebelum Nabi Khongzi itu ada Nabi Fu Xi. Nabi ini

dikenal sebagai nabi pertama yang hidup pada tahun 30 abad SM. Selain itu ada

juga nabi Huang Di, nabi Yao, nabi Sun, nabi Xia Yu, nabi Wen, dan nabi Zhou

Gong atau Jidan (Ciu Kong, Hokkian). Sedangkan Nabi Khongzi itu nabi Terakhir

dalam agama Khonghucu. Nabi yang besar, lengkap, dan sempurna yang

menggenapkan jajaran nabi sebagai Genta Rohani.17

Selain sembahyang kepada Tuhan. Umat Khonghucu juga berkewajiban

sembahyang kepada Nabi, Yaitu nabi Khongzi. Persembahyangan kepada Nabi

Kongzi dilakukan pada hari-hari berikut ini:

1. Peringatan hari lahir Nabi Khongzi, tiap tanggal 27 bulan 8

Kongzili/Kongyuan. Upacara sembahyang biasanya dilakukan

di rumah ibadah seperti Lithang, Kong Miao, Wen Miao, dan

Klenteng.

2. Peringatan hari wafat Nabi Khongzi, tiap tanggal 18 bulan 2

Khongzi, tiap tanggal 18 bulan 2 Kongzili/Kongyuan. Upacara

sembahyang dilakukan seperti halnya peringatan hari lahir

Khongzi.

3. Peringatan hari genta Rohani (Maduo), dilaksanakan setiap

tanggal 22 Desember bertepatan dengan hari Dongzi ( Tang Ce

) untuk memperingati dimulainya masa pengembaraan Nabi

16 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu, h. 19. 17 Sulaiman, Agama Khonghucu, h. 55.

Page 30: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

20

Khongzi sebagai Genta Rohani Thian (Thian Zhi Muduo) ke

berbagai negeri.18

D. Sembahyang kepada Para Suci

Para suci (Shen Ming) itu merupakan para Malaikat yang membantu tugas

Tuhan.19 Sembahyang kepada para Suci atau She Ming dilaksanakan pada hari-

hari berikut ini:

1. Sembahyang Yuanxiao atau Capgome, dilaksanakan tiap tanggal

15 bulan 1 sebagai penutup perayaan tahun baru

Kongzili/Kongyuan.20

2. Hari Duanyang atau Duanwujie, dilaksanakan setiap tanggal 5

bulan Kongzili/Kongyuan. Duan artinya tegak, lurus, terang. Yang

artinya sifat positif atau matahari. Duanyang artinya saat matahari

memancarkan cahaya paling keras ke muka bumi ini. Sehingga

diyakini pada hari ini daun obat-obatan yang dipetik akan memiliki

khasiat yang luar biasa, telur ayam dapat berdiri tegak saat

didirikan. Pada Hari ini adalah merupakan hari yang paling baik

untuk membersihkan diri dengan cara mandi di sungai atau dari

sumber mata air mengalir.21

3. Sembahyang Zhongqiujie, dilaksanakan tiap tanggal 15 bulan 8

Kongzili/Kongyuan adalah saat bulan purnama memancarkan

cahayanya yang paling terang, pada pertengahan musim gugur

18 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu, h. 52. 19 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 20 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu, h. 53. 21 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu, h. 53.

Page 31: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

21

dibelahan bumi bagian utara. Pada saat itu para petani merayakan

hari panen raya yang melimpah ruah. Maka pada sat itu pula

dilakukan sembahyang kepada Fude Zhengshen (malaikat bumi)

sebagai uangkapan rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah.

4. Sembahyang Xiayuan, tiap tanggal 15 bulan 10

Khongzili/Kongyuan yang mengandung makna sebagai ungkapan

pernyataan syukur atas kemurahan Thian dalam satu tahun. Pada

saat itu dilaksanakan sembahyang kepada malaikat bumi (Fude

Zhengshen) yang melambangkan semesta alam ciptaan Tuhan.22

5. Hari persaudaraan atau hari kenaikan malaikat dapur (Zaojun),

tanggal 24 bulan 12 Kongzili/Kongyuan. Pada hari tersebut umat

Khonghucu diwajibkan untuk berdana dan membantu fakir miskin

dan bertepatan dengan satu minggu menjelang saat perayaan tahun

baru Imlek.23

E. Sembahyang untuk Leluhur

Sembahyang kepada leluhur dalam agama Khonghucu itu untuk

mengenang dan menghormati pada leluhurnya, tak lain dan tak bukan adalah

untuk menyatakan terima kasihnya yang berkesinambungan hubungan darah yang

tak terputuskan ini membekas dalam hati sanubari setiap umat Khonghucu

22 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu, h. 54. 23 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu, h. 54.

Page 32: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

22

sehingga, menjadi kesinambungan sejarah dan keterikatan antar manusia yang non

materi yang tulus dan murni.24

Pelaku atau orang-orang yang melakukan upacara sembahyang leluhur

adalah orang-orang yang masih terikat dalam suatu keluarga atau marga.

Sembahyang kepada leluhur yang dilakukan keluarga, dipimpin laki-laki tertua

dalam keluarga, jika ia sudah terlalu lemah dan sudah tidak sanggup lagi

memimpin upacara maka tugas tersebut diserahkan pada anak laki-laki yang

sulung. Upacara ini ditujukan terbatas pada leluhur yang terdekat saja dan pelaku

upacara juga terbatas pada anggota keluarga yaitu isteri, anak serta cucu- cucu.25

Sembahyang untuk leluhur juga mempunyai makna untuk mewujudkan

cita-cita leluhur menjadi roh suci (Shen Ming), kelanjutan laku bakti anak kepada

orang tua, kemudian sebagai alat pendorong bagi diri-sendiri untuk berlaku bakti,

dan merupakan sujud bakti kepada Tuhan.26

Sembahyang untuk leluhur, dilaksanakan pada:

1. Hari wafat leluhur atau orangtua (Co Ki),

2. Sembahyang pada tutup tahun lama: dilaksanakan pada siang

hari (saat Bi Si) antara jam 13.00 -15.00.

3. Sembahyang Ching Bing (Sadranan/ziarah) dilaksanakan

sebelum atau sesudah 5 April yaitu ditug 104 hari setelah hari

24 Najibah, Makna Sembahyang Kepada Leluhur dalam Konsep Agama Khonghucu,

Skripsi (Jakarta, Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2002), h. 9. 25 Najibah, Makna Sembahyang Kepada Leluhur, h. 29. 26 http://www.kompasiana.com/www.com/www.maxandrew.com/sembahyang-sebagai-

tradisi-meghormati-leluhur. Diambil pada tanggal 25 maret 2019.

Page 33: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

23

raya Tangcik (22 Desember atau saat matahari terletak diatas

garis balik 231/2 Lintang Selatan. Ching Bing artinya: Terang

dan Cerah Gilang Gemilang. Hari Ching Bing: ialah hari suci

untuk berziarah atau menyadran ke makam leluhur, maka

disebut sebagai hari sadranan.

4. Tiong-gwan atau Tiong Yang: dilaksanakan pada tanggal 15

bulan 7 Imlek.

5. Kig Hoo Ping (Sembahyang bagi Arwah umum atau sahabat).27

Untuk sembahyang kepada leluhur itu dilaksanakan di rumah masing-

masing, yakni pada altar keluarga atau di Bio leluhur, kemudian teh dan arak

ataupin manisan masing-masing disediakan sejumalah dua yang melambangkan

sifat Lem dan Yang, sebagaimana juga dupa yang digunakan 2 atau 4 atau 8

batang. Upacara sembahyang kepada leluhur dapat dilakukan bersama-sama atau

perseorangan.28

Tata cara pelaksanaan sembahyang kepada leluhur adalah sebagai berikut:

1. Lebih dahulu, bersembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa

menghadap ke luar pintu/jendela, dengan dupa tiga batang

warna merah. Sesudah dupa dinaikkan secara Ting Lee

(menaikkan tangan sampai di atas dahi) dan ditancapkan pada

tempat dupa yang disediakan, lalu bersikap Pau Siem Pat Tik

dan menaikkan do’a sebagai berikut: “Ke hadirat Thian Yang

Maha Besar, di tempat yang maha Tinggi, dengan bimbingan

27 MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana Upcara Agama Khonghucu, h. 91-92. 28 MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghuchu, h. 90.

Page 34: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

24

Nabi Khonghuchu, dipermuliakanlah. Diperkenan kiranya kami

melakukan sujud sebagai pernyataan bakti kepada leluhur kami.

Kami berdo’a’a semoga Tuhan berkenan bagi para arwah

beliau itu selalu dalam cahaya kemuliaan kebajikan Thian,

sehingga damai dan tenteram yang abadi boleh selalu padanya.

Siancai (Amin).

2. Selesai bersembahyang kepada Thian kemudian menuju ke

Althar leluhur. Dupa 2 atau 4 batang dan dinaikkan 2 kali. Lalu

ditancapkan. Kemudian dengan bersikap Pau Siem Pat Tik

(telapak tangan terbuka diletkka di depan hulu hati, ditutup

telpak tangan kiri, kedua ujung jari dipertemukan) memanjatkan

do’a:” kehadapan leluhur (atau nama/panggilan kepada beliau

yang dihormati), terimalah hormat dan bakti kami. Segenap

kasih dan teladan mulia yang telah kami terima, akan tetap

kami junjung dan lanjutkan serta kembangkan, sebagaimana

Nabi Khongchu telah menyadarkan dan membimbing diri kami.

Kami akan selalu berusaha menjaga keharuman serta keluhuran

nama keluarga dan leluhur kami, tidak menodai dan

memalukan. Terima hormat dan bakti kami. Siancai (Amiin).

(Susunan do’a kepada Tuhan dan Leluhur tersebut ialah

sebagai petunjuk/contoh, tidak harus selalu itu. Dapat

disesuaikan menurut keperluan).29

29 MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghuchu, h. 90-92.

Page 35: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

25

F. Sembahyang Kebaktian Masyarakat

Sembahyang kebaktian masyarakat atau Arwah umum ini biasanya

dilakukan bersama-sama di Lithang maupun Klenteng untuk mendo’akan arwah

umum yang tidak diurus oleh keluarganya lagi.30 Arwah umum adalah: Orang-

orang yang kita ketahui maupun tidak kita ketahui baik itu dari kalangan umat

Khonghuchu sendiri maupun dari luar umat Khonghuchu. Jadi arwah umum itu,

umat Khonghucu dimana keluarganya tidak lagi menghormati atau sembahyangi

lagi karena, bisa jadi keturunannya sudah pada pindah ke Agama lain atau bisa

juga sudah pada meninggal, sehingga tidak ada keturunannya lagi yang merawat

makamnya. Maka, kewajiban umat Khonghuchu melakukan sembahyang untuk

arwah umum dan mendo’akan mereka.31 Lalu yang kita do’akan di luar umat

Khonghuchu adalah para Pahlawan bangsa, tokoh agama, tokoh bangsa tanpa

harus memandang agamanya. Ini yang sudah kita terapkan seperti saat menjelang

kemerdekaan bangsa Indonesia yang banyak pahlawan bangsa yang sudah

meninggal. Biasanya kita lakukan sembahyang arwah umum untuk pahlawan

bangsa. Atau dalam Khonghuchu ada tokoh yang berjasa kepada agama

Khonghuchu di Indonesia, yaitu: Gus Dur maka, umat Khonghuchu membantu

do’a.32 Sembahyang ini dilakukan pada:

1. Sembahyang arwah umum/King Ho Ping tanggal 29 -7 Imlek.

30 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31Maret

2019. 31 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok 31 Maret 2019. 32 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019.

Page 36: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

26

2. Hari persaudaraan atau hari kenaikan malaikat dapur tanggal 24-12 Imlek

yaitu kewajiban berdana kepada fakir-miskin menjelang tahun baru

Imlek.33

Selain itu, ada juga upacara persembahyangan bagi umat, yaitu: upacara

kelahiran, upacara menjelang dewasa, pertunangan, pernikahan, kematian atau

perkabungan (Masuk kedalam peti jenazah, malam menjelang pemakaman,

pemberangkatan jenazah, penyempurnaan jenazah di makam atau perabuan,

sembahyang tiga hari, tujuh hari, satu tahun, dan terakhir sembahyang 3 tahun).34

33 Khariah, Agama Khonghucu (Riau: CV. Asa Riau, 2002), h. 117. 34 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu, h. 55-56.

Page 37: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

27

BAB III

GAMBARAN UMUM LITHANG BAKTI MAKIN PONDOK CABE

A. Letak Geografis Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe

Lokasi Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe atau dulunya dikenal dengan

MAKIN Ciputat terletak di Jalan Kemiri nomer 57, RT 05/RW 05, Kelurahan

Pondok Cabe Udik, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi

Banten. Dari Kantor Walikota Tangerang Selatan berjarak 9,2 KM, dari

Keacamatan Pamulang berjarak 3,8 KM, dan dari Kantor Kelurahan Pondok Cabe

Udik berjarak 1,9 KM. kemudian, Jumlah penduduk di Kelurahan Pondok Cabe

Udik berjumlah 20.729 Jiwa yang terdiri dari Laki-laki: 10.707 Jiwa dan

Perempuan 10.022 Jiwa.1

Masyarakat di Kelurahan Pondok Cabe Udik kehidupannya berjalan

dengan baik, meskipun dalam satu kelurahan terdapat berbagai macam agama

yang berbeda-beda, ada Kristen, Islam, Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu.

Namun hubungan antar umat beragama di kelurahan Pondok Cabe Udik telah

menciptakan sebuah harmonisasi yang kuat. Itu dibuktikan dengan kelurahan

Pondok Cabe Udik mendapatkan penghargaan dari Kanwil Kemenag Banten

sebagai kampung kerukunan terbaik se Provinsi Banten pada tahun 2019.2 Itu

menandakan bahawasanya interaksi antar warga di kelurahan Pondok Cabe Udik

sangat baik dan rukun walaupun berbeda agama.

1 http//kecpamulang.tangerangselatankota.go.id. Diakses pada tanggal 04 April 2019 pada

pukul 13.05 wib. 2 https://banten.kemenag.go.id. Diakses pada tanggal 11 Desember 2019 pada pukul 10.06

Wib.

Page 38: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

28

Jumlah Penganut Agama di Kelurahan Pondok Cabe Udik

NO AGAMA JUMLAH

1. ISLAM 18.323

2. KRISTEN 1.402

3. KATHOLIK 467

4. HINDU 69

5. BUDHA 246

6. KHONGHUCU 6

7. ALIRAN KEPERCAYAAN 0

*Data dari Portal Kecamatan Pamulang.3

B. Pendirian Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe

1. Pengertian Lithang

Tempat ibadah agama Khonghucu itu ada yang disebut Lithang maupun

Klenteng, itu sama-sama sebagai tempat Ibadah. Perbedaannya hanya kalau di

lithang itu hanya ada satu patung nabi Khong Chu, sedangkan kalau di Klenteng

selain ada nabi Khong Chu (bisa disebut juga nabi Khonghucu) juga ada patung

leluhur zaman dahulu. Selain itu juga, Lithang lebih kecil daripada Klenteng,

setiap Klenteng sudah pasti ada Lithang dan setiap Lithang belum tentu ada

Klenteng.4 Itulah sebabnya di Pondok Cabe Udik ada tempat ibadah agama

3 http//kecpamulang.tangerangselatankota.go.id. Diakses pada tanggal 04 April 2019 pada

pukul 13.05 WIB. 4 Wawancara pribadi dengan Bapak Hendra Suprapto, Pondok Cabe, 31 Maret 2019.

Page 39: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

29

Khonghucu yang di sebut Lithang Bukan Klenteng, karena hanya ada satu patung

yaitu nabi Khong Chu.

Sedangkan menurut Prof. M. Ikhsan Tanggok, Lithang adalah tempat

Ibadah umat Khonghucu. Dulu tempat ibadah orang Cina adalah klenteng,

namun pada zaman Orde baru klenteng banyak diubah fungsinya menjadi wihara,

tempat ibadah umat Buddha. Dibeberapa daerah, seperti Pontianak, Kalimantan

Barat, ada juga umat Khonghucu yang menggunakan Klenteng untuk tempat

Ibadah.5 Lithang dan Klenteng mempunyai perbedaan. Lithang tidak ubahnya

seperti gereja bagi umat Kristen, yang didalamnya terdapat mimbar atau podium

tempat imam memberikan Khotbahnya, sederet Kursi yang diatur dengan rapi,

meja sembahyang dengan perlengkapannya, patung atau gambar Khonghucu, dan

alat music (misalnya gitar dan piano) yang digunakan untuk mengiringi

nyanyian-nyanyian yang berisi do’a. Sedangkan Klenteng, lebih bercorak budaya

Cina yang didalamnya terdapat altar, gambar dewa- dewa dari kalangan agama

Budha, Tao, gambar Khonghucu, Ciam Si (bilah bamboo yang bertuliskan aksara

Cina), Po Pai (sebuah alat yang terbuat dari kayu dan menyerupai pinang dibelah

dua), patung -patung dewa, dan lain sebagainya.6

2. Sejarah dan Perkembangan Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe

Sejarah Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe atau dulu yang dikenal

dengan MAKIN Ciputat didirikan pada hari Minggu tanggal 20 Oktober 1974

oleh Alm. Bapak Law A set, Alm. Bapak Budiman, Alm. Bapak Kwee Nyan

Wie, Bapak Kwee Nyan Wah dan Alm. Bapak Ong Tjeng Yam di Pendopo

5 Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia, h. 173. 6 Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia, h. 174.

Page 40: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

30

rumah Bapak Law A set.7 Tahun 1974 itu hanya seperti deklarasi pendirian

belum mempunyai bangunan tempat Ibadahnya.

Orang yang memegang peranan penting dalam pembinaan umat

Khonghucu di Pondok Cabe saat itu adalah Alm. Bapak Ong Tjeng Yam. Beliau

adalah salah seorang umat dari Makin Cibinong, Bogor yang kebetulan bekerja

di perkebunan cengkeh di Pondok Cabe. Beliau juga yang mengarahkan dan

mendidik umat Khonghucu di Pondok Cabe untuk mengikuti kebaktian, saat itu

terdata sekitar 250 Orang umat yang mengikuti kebaktian.8

Pada tahun 1975 Bapak Law A Set mengibahkan tanahnya seluas +/- 400

m2 untuk dibangun Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe, berdasarkan

rekomendasi atau izin yang diberikan oleh Bupati Kabupaten Tangerang pada

tanggal 28 Oktober 1974. Surat izin itu ditanda tangani oleh H.E Muchdi. Namun

masa pembangunan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan bahkan

mengalami hambatan karena kekurangan dana.9

Kemudian pada tahun 1977 sampai 1987 kurang lebih 10 tahun

perkembangan agama Khonghucu mengalami pasang surut yang disebabkan oleh

tidak adanya pembinaan (Bapak Ong Tjeng Yam Yang telah dipindah tugasakan

ke daerah lain) dan belum adanya tenaga rohaniawan setempat yang membuat

MAKIN Pondok Cabe hanya bisa mengandalkan rohaniawan dari daerah lain.

Namun demekian, perkembangan kebaktian pemuda, pelayanan umat dan

pemberian nilai agama di sekolah-sekolah yang diasuh oleh Dq. Kwee Kian

7 Ws. Ht. Saputra, Sejarah MAKIN Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan,

(Tangerang Selatan: MAKIN Pondok Cabe, 2017), h.1. 8 Ws. Ht. Saputra, Sejarah MAKIN Pondok Cabe, h.1. 9 Ws. Ht. Saputra, Sejarah MAKIN Pondok Cabe, h.1.

Page 41: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

31

Tjuan dan Dq. Kwee Ho Tjiang yang sekarang menjadi Ws. Ht Saputra tetap

berjalan walaupun kebaktian umum sudah tidak ada.10

Tahun 1987 kebangkitan MAKIN pondok Cabe dengan dipelopori oleh

angkatan mudanya seperti, Ws. Ht Saputra, Dq. Edward Selamet, Dq. Lam Kim

It, Dq Kwee Bok Seng, Dq dadang dan lain-lain berhasil mengadakan pertemuan

dengan tokoh Khonghucu dan mengundang pelopor pendiri MAKIN Pondok

Cabe. Pada pertemuan tersebut terpilihlah Bapak Kwee Kim Sam (Encam) yang

saat itu menjabat sebagai ketua RW 05, Desa Pondok Cabe sebagai Ketua

MAKIN.11

Dengan kepemimpinan baru ini maka perkembangan agama khonghucu di

MAKIN Pondok Cabe terus meningkat pesat bahkan setiap kali kebaktian malam

Chee It dan malam Cap Go sampai tidak tertampung dan tahun 1990 sudah ada 2

orang rohaniawan yaitu: Js.Ht, Saputra, SH dan Js. Aang Budiman yang

kemudian pada 22 Desember 2007 menjadi Wense (guru agama). Berkat

dukungan dari pemerintah setempat dan seluruh umat Khonghucu di MAKIN

Pondok Cabe dan sekitarnya maka dibangunlah Lithang Bakti yang abru dan

peletakan batu pertamanya oleh Bapak Obun Burhanudin tanggal 18 Juni selaku

camat Kecamtan Ciputat.12

Hingga saat ini diusianya yang ke- 45 tahun, walaupun terus berganti

kepemimpinan disetiap periodenya, MAKIN Pondok Cabe tetap eksis di dalam

misinya mengembangkan agama Khonghucu dan memberikan pelayanan dan

pembinaan umat di MAKIN Pondok Cabe Pamulang dan sekitarnya yang mana

10 Ws. Ht. Saputra, Sejarah MAKIN Pondok Cabe, h. 2. 11 Ws. Ht. Saputra, Sejarah MAKIN Pondok Cabe, h. 2. 12 Ws. Ht. Saputra, Sejarah MAKIN Pondok Cabe, h. 2.

Page 42: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

32

para umat berdomisili di daerah Pamulang, Bojongsari, Sawangan, Sasak Tinggi,

Ciputat, Serpong BSD, hingg saat ini telah terdaftar sekitar 500 umat yang

berhimpun di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe. 13

C. Tujuan dan Visi – Misi didirikannya Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe

Tujuan dibangunnya Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe adalah untuk

memberikan pendidikan rohani pada umat Khonghucu karena sebelumnya umat

Khonghucu yang ada di Pondok Cabe hanya menjalankan tradisi upacara

sembahyang saja. tetapi tentang keimanan, jalan suci Tuhan, dan pembinaan

rohani sendiri tidak ada. Sehingga ini dipandang perlu bagi umat Khonghucu

untuk mengerti makna persembahyangan dan keimanan untuk bertakwa terhadap

tuhan yang Maha Esa.14

Selain mempunyai tujuan yang telah dijabarkan diatas, Lithang Bakti

MAKIN Pondok Cabe juga mempunyai visi dan misi yang akan menjadi

landasan dasar bagi pengurus Lithang untuk menjalankan segala kegiatan

keagamaan. Adapun visinya adalah terwujudnya umat manusia yang dapat

menegakkan Firman Thian, Tuhan dan menggemilangkan kebajikan yang

bercahaya yaitu berpericintakasih, selalu teguh dalam menjunjung tinggi

keadilan, mempunyai keberanian yang dilandasi kebenaran dan harmoni,

mempunyai kepekaan dan kepedulian social yang tinggi, hidup penuh dengan

kesusilaan, menjunjung tinggi moral dan etika, bijaksana dan selalu dapat

dipercaya dalam kehidupan dan hidup sehari- hari.15

13 Ws. Ht. Saputra, Sejarah MAKIN Pondok Cabe, h. 3. 14 Ws. Ht. Saputra, Sejarah MAKIN Pondok Cabe, h. 1. 15 Ws. Ht. Saputra, Sejarah MAKIN Pondok Cabe, h. 6.

Page 43: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

33

Kemudian Misinya adalah untuk membimbing, membina, dan

memberikan penyuluhan kepada umat Khonghucu di MAKIN Pondok Cabe agar

selalu dapat hidup dalam jalan suci, Satya kepada Tuhan, kasih tepasalira kepada

sesama manusia. Membina umat Khonghucu mengamalkan Si Shu (kitab yang

empat) dan Wu Jing (kitab yang lima) agar senantiasa dapat menjadi insan

pembaharu yang selalu tanggap, dan senantiasa ikut serta aktif dalam

memberikan kontribusi nyata dan positif pada setiap dinamika kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Serta dapat membimbing dan membina

umat Khonghucu MAKIN Pondok Cabe agar selalu menghormati orang tua,

bersikap dapat dipercaya kepada kawan dan sahabat, mencintai dan membimbing

generasi muda, dengan senantiasa menjadi warga negara dan masyarakat yang

baik dan berwawasan kebangsaan.16

D. Sistem Keorganisasian

Menurut James Money, setiap bentuk perserikatan manusia dalam

mencapai suatu tujuan bersama disebut dengan istilah organisasi17. Linthang

Bakti MAKIN Pondok Cabe juga mempunyai tujuan bersama yang hendak

dicapainya maka, perlu adanya koordinasi yang baik dan terkontrol dengan

dibentuknya suatu kepengurusan yang bertanggung jawab.

Kepengurusan Lithang, Kelenteng di seluruh Indonesia dan MATAKIN

(Majelis Tinggi Agama Khonghucu) dipilih setiap 4 (Empat) tahun sekali,

biasanya pemilihannya dibulan Oktober. Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe

pada bulan Oktober tahun 2018 telah melakukan pergantian kepengurusan.

16 Ws. Ht. Saputra, Sejarah MAKIN Pondok Cabe, h. 6. 17 Sediyono, Pengantar Ilmu Administrasi, (Yogyakarta: Balai Pembinaan Administrasi

Universitas Gajah Mada, 1972), h. 13.

Page 44: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

34

Untuk Ketua Lithang yang baru adalah Bapak Suherman yang menggantikan

Bapak Ade Cahyadi. Pergantian kepengurusan juga, dilakukan oleh Lithang dan

Klenteng seluruh Indonesia.18 Adapun kepengurusan Lithang Bakti MAKIN

maupun PAKIN di Pondok Cabe adalah sebagai berikut:

SUSUNAN BADAN PENGURUS MAKIN PONDOK CABE

PERIODE 2018-2022

Ketua : Suherman (Oey Ok Bie)

Wakil Ketua : 1. Rohin Mashuri Tan

2. Heriyanto (Erick)

Bendahara : 1. Titin (Gouw Tjun Lan)

2. Nanih

Sekretaris : Yanti Muljadi

Koordinator Perkin : 1. Linda Setiawan

2. Iin

Humas : 1. Lauw Tjun Bih

2. Desi Suprihatin

3. Teddy Kurniawan

4 Tedo

5. Lan Ing

Seksi Konsumsi : 1. Novita Sandra

2. Ety Maryati

3. Lauw Omoy

Seksi Sosial : 1. Bantong Sutrisno

2. Theno Wiraharta Dinata

3. Souw Sun Yong

4. Han Yun Bak

Seksi Umum : 1. Ferry

2. Teddy Kurniawan

18 Wawancara Pribadi dengan Suherman (Ketua Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe),

Pondok Cabe, 04 April 2019.

Page 45: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

35

3. Ang Men Nio

4. The Yun Cong

Seksi Kesenian : Dedy Selamat.19

SUSUNAN BADAN PENGURUS PAKIN PONDOK CABE

PERIODE 2018 – 2022

Ketua : William Tibie

Wakil Ketua : Debyanca Saputra

Bendahara : 1. Frudence Kindness Dy lana

Sekretaris : 1. Putri Aprilia

Seksi Acara : 1. Vicky Eka Juliana

2. Yolanda

3. Nicko

Seksi Kesenian : 1. Juan

2. Caroline Felycia

Seksi Pubdok : Sendy Jansen

Seksi Humas : 1. Hendrik Songka

2. Ivan Ryandi

3. Virent Vigo Dylana

Seksi Umum : 1. Ine

2. Nana Suryana

Seksi IT : Thendy Suteja

Seksi Sekolah Minggu : 1. Frudence Kindness Dylana

2. Felicia Gunawan

3. Anggelina Seliana. 20

19 Data pengurus Lithang MAKIN Pondok Cabe didapat dari Ketua Lithang yaitu: Bapak

Suherman. Pada tanggal 04 April 2019 di Pondok Cabe. 20 Data Pengurus PAKIN Lithang MAKIN Pondok Cabe didapat dari Ketua PAKIN

Yaitu: William Tibie, pada tanggal 31 Maret 2019 di Pondok Cabe.

Page 46: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

36

E. Aktifitas Kegiatan di Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe

Aktivitas kegiatan Kebaktian yang dilakukan di Lithang Bakti MAKIN

Pondok Cabe adalah sebagai berikut:

1. Kebaktian malam Chee It dan Cap Go untuk Umum.

2. Kebaktian malam Jum’at untuk Orang tua.

3. Sekolah Minggu untuk anak-anak dari Pukul: 09.00-10.00 Pagi.

4. Kebaktian Remaja atau Pemuda Agama Khonghucu (PAKIN) dari

pukul: 11.00-12.30 siang.

5. Kebaktian sujud syukur bagi umat yang berulang tahun dari pukul:

19.30-21.00 malam setiap akhir bulan.21

Kemudian, untuk aktifitas kegiatan dalam pelayanan umat yang dilakukan

oleh pengurus Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe meliputi:

1. Pelayan dan penyuluhan kepada umat mengenai persoalan kehidupan.

2. Pemberian nilai agama untuk anak-anak sekolah dari taman kanak-

kanak sampai perguruan tinggi.

3. Pelayanan do’a, membesuk dan mendo’akan umat yang sakit.

4. Pelayanan upacara pernikahan.

5. Pelayanan upacara kematian (Jiep Bok, Moi Song, Pemberangkatan,

pemakaman, 3 hari, 7 hari, 49/50 hari, 100 hari, 1 tahun, 3 tahun).

21 Ws. Ht. Saputra, Sejarah MAKIN Pondok Cabe, h. 6.

Page 47: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

37

6. Setiap bulan Chit Gwee (bulan 7 penanggalan Kongzili) mengadakan

bakti sosial.

7. Sembahyang hari persaudaraan (bulan 12 Kongzili) 1

minggimenjelang hari raya Imlek.22

22 Ws. Ht. Saputra, Sejarah MAKIN Pondok Cabe, h. 6.

Page 48: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

38

BAB IV

MAKNA PENGGUNAAN DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN

AGAMA KHONGHUCU DI LITHANG BAKTI MAKIN PONDOK CABE

A. Pengertian Dupa

Dalam setiap agama memiliki ritual atau upacara keagamaan masing-

masing. Dalam ritual atau upacara keagaamaan tersebut terdapat simbol-simbol

yang digunakan didalamnya. Simbol-simbol dalam ritual atau upacara keagamaan

tersebut menjadi pemersatu umat dalam kesadaran beragama. Dengan adanya

simbol keagaaman mereka dapat mengungkapkan sesuatu yang sulit untuk

diungkapkan, meskipun kesadaran beragama tidak dapat diungkapkan dengan

kata-kata.1

Banyak benda-benda, tindakan penganut suatu agama yang mengandung

simbol serta makna yang ada dalam simbol tersebut.2 Maka dalam hal ini simbol

mengandung arti dan makna luas yang dipakai untuk apa saja yang memiliki arti

lain bagi orang lain. Karena itu simbol dan maknanya kultural sekali.3 Menurut

Geertz, simbol adalah segala sesuatu yang memberi seseorang ide-ide. Misalnya,

sebuah objek, sebuah peristiwa, atau perbuatan tanpa kata-kata seperti

menciptakan perasaan tenang dan kekhusukan.4

1 Elizabeth Nottingham, Agama dan Masyarakat (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996),

h. 4. 2 Adeng Muchtar Ghazali, Antropologi Agama (Bandung: Alfabeta, 2001), h. 63. 3 Agus Bustanuddin, Agama dalam Kehidupam Manusia Pengantar Antropologi Agama

(Jakarata: RajaGrafindo Persada, 2007), h. 145. 4 Daniel L. Pals, Dekontruksi Kebenaran (Yogyakarta: IRCiSoD, 2003), h. 339.

Page 49: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

39

Dupa atau hio selain mempunyai arti harum juga bisa diartikan sebagai

bahan pembakar yang dapat mengeluarkan asap yang berbau sedap atau harum.5

Selain itu, dupa bisa untuk menentramkan pikiran atau memudahkan konsentrasi

(kekhusukan). 6 Oleh sebab itu, dupa merupakan simbol sarana atau perantara

sembahyang kepada Tuhan (Thian) yang digunakan oleh orang-orang beragama

Khonghucu. Selain agama Khonghucu, dupa digunakan juga oleh umat beragama

Hindu maupun Budha.

Dalam agama Hindu, Dupa adalah wangi-wangian yang dipakai dalam

upacara. Sarana ini selain dipakai oleh pendeta (Pemempin agama), umat yang

akan mengikuti persembahyangan pun harus menyiapkan dupa. Perlu diketahui

juga bahwasanya, dupa berasal dari “Wisma” yaitu alam semesta yang asapnya

bergerak keatas, pelan-pelan menyatu dengan angkasa. Ini adalah lambang

penuntun umat yang melakukan sembahyang agar menghidupkan api dalam

dirinya dan menggerakkannya menuju persatuan dengan Hyang Widhi (sebutan

Tuhan dalam agama Hindu), ibarat asap dupa naik ke angkasa bersatu dengan

angkasa.7 Selain dupa, simbol sarana lain yang harus ada adalah: canang, bunga,

kwangen, daksina, dan sodaan.8 Sarana itu harus lengkap dan ada semua ketika

melakukan sembahyang kepada Tuhan dalam agama Hindu.

Untuk agama Budha, Dupa atau Hio merupakan simbol keharuman nama

baik seseorang. Bau wangi dupa yang dibawa angin akan tercium ditempat yang

5 MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghuchu, h.30. 6 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu, h. 131. 7 Ketut Wiana, Sembahyang menurut Hindu (Denpasar: Yayasan Darma Naradha, 1992),

h. 82-83. 8 Ketut Wiana, Sembahyang menurut Hindu h. 12.

Page 50: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

40

jauh, namun tidak dapat tercium di tempat yang berlawanan dengan arah angin.

Begitu juga dengan perbuatan manusia yang baik akan diketahui oleh banyak

orang, tetapi perbuatan tidak baik dimanapun berada juga akan diketahui oleh

orang lain. 9 Hanya umat Budha Mahayana yang menggunakan dupa dalam

persembahyangan agama Budha.10

Kemudian dalam agama Khonghucu, dupa atau hio selain untuk wangi-

wangian, dupa juga digunakan untuk mengusir roh yang tidak baik, meditasi, dan

penenang dalam kehidupan sehari-hari. Dupa atau hio juga sebagai alat

komunikasi pemeluk agama Khonghucu kepada Thian (Nama Tuhan dalam

agama Khonghucu) serta kepada leluhurnya. Karena dari bau semerbak dupa

itulah menyampaikan do’a-do’a umat Khonghucu kepada Tuhan. Selain

digunakan untuk sembahyang, dupa pada zaman dahulu juga digunakan sebagai

alat pengukur waktu. Contohnya: ketika zaman dahulu orang memasak nasi

mungkin membutuhkan waktu satu jam maka, dipasanglah dupa yang bisa hidup

satu jam. Ketika dupa itu sudah habis berarti nasi itu sudah matang.11

Sedangkan menurut Wichandra (Rohaniawan agama Khonghucu),

mempunyai makna harum atau wangi karena terbuat dari kayu cendana atau

baharu.12 Wanginya bisa menenangkan perasaan, tentram, damai supaya bisa lebih

9 https://dhammamanggala.com. Diakses pada tanggal 17 Februari 2020 pukul 19:30 Wib. 10 Majelis Budha Mahayana Indonesia, Budha Dharma Mahayana (Jakarta: Majelis

Budha Mahayana Indonesia, 1995), h. 894. 11 Wawacara pribadi dengan Ws. Saputra (Dewan Rohaniawan di Lithang Bakti MAKIN

Pondok Cabe) Pondok Cabe, 13 Mei 2018. 12 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019.

Page 51: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

41

khusuk agar ibadah kita lancar dan baik.13 Dupa itu memang sudah ada sebelum

kelahiran nabi Khonghucu. Dupa itu sebagai alat sarana atau simbol sembahyang

umat Khonghucu kepada Tuhan (Thian). Selain itu, dupa juga digunakan untuk

sembahyang kepada Nabi Khonghucu, She Ming (Roh Suci), leluhur, arwah

umum dan upacara lainnya dalam agama Khonghucu. Perlu diketahui juga, ketika

ingin melakukan sembahyang dan tidak ada dupa seperti: saat dalam bepergian

jauh, tidak memakai dupa tidak apa-apa cukup berdo’a saja. Karena, dupa dalam

agama Khonghucu hanya sarana atau simbol supaya dalam bersembahyang bisa

lebih khusuk dan tenang. Begitupun dengan sesaji (sesembahan), dalam agama

Khonghucu ketika melakukan sembahyang tidak harus ada sesaji. Tetapi, kalau

ingin memakai sesaji juga diperbolehkan. Tidak ada yang berat maupun dipersulit

dalam persembahyangan agama Khonghucu.14

Dari uraian diatas dapat diketahui, bahwasanya dupa atau hio merupakan

simbol sarana atau perantara sembahyang kepada Tuhan yang digunakan tidak

hanya oleh umat beragama Khonghucu, tetapi juga digunakan oleh umat

beragama Hindu maupun Budha (umat Budha Mahayana). Dari ketiga agama

tersebut, dupa ketika dinyalakan mempunyai makna yang sama yaitu

mengeluarkan asap berbau wangi atau harum yang bisa menghantarkan do’a-do’a

kepada Tuhannya masing-masing. Perbedaannya, hanya cara penggunaan dupa

atau hio disetiap agama Khonghucu, Hindu maupun Budha (umat Budha

Mahayana) berbeda-beda sesuai ajaran dan keyakinannya masing- masing.

13 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31 Maret

2019. 14 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019.

Page 52: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

42

B. Jenis-jenis Dupa dan Fungsinya

Umat beragama Khonghucu harus mengetahui berbagai macam jenis dupa

dan fungsinya masing-masing supaya, ketika melakukan sembahyang kepada

Tuhan tidak salah dalam menggunakan dupa. Ada 6 (enam) jenis dupa dan

fungsinya masing-masing yaitu:

1. Dupa berganggang hijau

Dupa berganggang hijau dalam agama Khonghucu mempunyai

makna rasa duka yang mendalam. 15 Fungsinya untuk

digunakan dalam suasana duka atau untuk sembahyang di

depan jenazah keluarga sendiri. Ketika yang meninggal itu

belum sampai 3 (tiga) tahun maka, pihak keluarga tetap harus

memakai dupa yang berganggang hijau. Dalam agama

Khonghucu ada memperingati atau mendo’akan orang yang

sudah meninggal dunia yaitu: 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari, 49

(empat puluh Sembilan) hari, 100 (seratus) hari, satu tahun dan

terakhir 3 (tiga) tahun itu masih harus memakai dupa yang

berganggang hijau. Tetapi untuk yang 49 (empat puluh

Sembilan) hari dan 100 (seratus) hari jarang yang memakainya,

hanya orang-orang yang ingin saja.16Alasannya untuk yang 49

(empat puluh Sembilan) dan 100 (seratus) hari tidak wajib

15 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 16 Wawancara pribadi dengan Suherman, Pondok Cabe, 04 April 2019.

Page 53: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

43

dilaksankan hanya untuk berjaga-jaga saja. Maksudnya, takut

tidak ada di rumah ketika melaksanakan sembahyang yang 1

(satu) ataupun 3 (tiga) tahun. Bisa juga takut meninggal

terlebih dahulu. Maka, yang sembahyang 49 dan 100 hari boleh

sebagai penggantinya untuk sembahyang satu dan tiga tahun.

Setelah melewati 3 (tiga) tahun pihak keluarga bisa kembali

lagi menggunakan dupa yang berganggang merah untuk

bersembahyang kepada leluhurnya yang sudah meninggal

dunia, karena masa berkabung sudah selesai yaitu: hanya 3

(tiga) tahun saja. 17 Kalau belum melewati tiga tahun dari

meninggalnya, tetep memakai dupa berganggang hijau.18

2. Dupa yang berganggang merah

Dupa yang berganggang merah ini mempunyai makna

kebahagiaan.19 Fungsinya untuk upacara sembahyang apa saja

dalam agama Khonghucu. Seperti: sembahyang kepada Tuhan,

Nabi Khonghucu, She Ming (para suci), maupun kepada leluhur

(yang sudah melewati masa berkabung).20 Dupa berganggang

merah ini ada dua macam yaitu: dupa berganggang merah besar

dan kecil.21

17 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 18 Wawancara Pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 19 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 20 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 21 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31 Maret

2019.

Page 54: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

44

3. Dupa yang tidak berganggang

Dupa yang tidak berganggang ini berbentuk kecil dan

berkerucut. Bentuknya seperti piramida yang berwarna

coklat. 22 Dupa Ini mempunyai makna sugesti terhadap diri

sendiri dan menguatkan jiwa. 23 Sedangkan Fungsi dupa ini

untuk pelengkap persembahyangan supaya saat pemanjatan

do’a lebih khusuk. Biasanya dupa ini dinyalakan dan

diletakkan di tempat kecil berbentuk bulat pada saat kebaktian

(sembahyang bersama) di Lithang.24 Selain itu, dupa ini juga

berfungsi untuk menentramkan pikiran, mengheningkan cipta,

dan mengusir hawa jahat.25

4. Dupa yang berbentuk Spiral.

Dupa ini merupakan dupa yang model lama. Di Lithang Bakti

MAKIN sudah jarang memakai. Biasanya itu berbentuk seperti

obat nyamuk yang bisa hidup berhari-hari dan digunakan pada

waktu Imlek.26 Untuk dupa ini mempunyai makna penyebaran

pengaharum saja, tidak ada makna khusus. 27 Sedangkan

Fungsinya hanya untuk wangi-wangian saja, Tidak digunakan

untuk persembahyangan.28

22 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31 Maret

2019. 23 Wawancara Pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 24 Wawancara pribadi dengan William Tibe, Pondok Cabe, 31 Maret 2019. 25 MATAKIN, Tata Agama dan Laksana Upacara Agama Khonghucu, h. 30. 26 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31 Maret

2019. 27 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok 31 Maret 2019. 28 Wawancara pribadi dengan William Tibe, Pondok Cabe, 31 Maret 2019.

Page 55: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

45

5. Dupa yang berganggang besar

Dupa ini mempunyai makna mengungkapkan ucapan dan

perbuatan kita yang akan kita jalankan sebagai prasetya atau

janji kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, bener-bener

mempunyai tekad.29 Sedangkan fungsinya untuk upacara hari-

hari besar umat beragama Khonghucu. Atau bisa juga

digunakan untuk sembahyang bersama (Kebaktian) di Lithang

maupun Klenteng.30

6. Dupa yang tanpa ganggang panjang lurus yang dinyalakan

kedua ujungnya, itu yang sering pakai biasanya Budha Jepang.

Jadi dibakar dan diletakkan di peti mati sampai habis tetapi,

umat Khonghucu di Pondok Cabe tidak memakai.31Dupa ini,

mempunyai makna yang sama dengan dupa yang berbentuk

piramida atau kerucut yaitu sugesti kepada diri sendiri serta

menguatkan jiwa.32Sedangkan fungsinya untuk bersembahyang

kepada Tuhan, tetapi tidak begitu sering untuk digunakan.

Biasanya dupa ini diletakkan di Swan Lo (tempat kecil

berbentuk bulat).33

29 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 30 Wawancara Pribadi dengan Suherman, Pondok Cabe, 04 April 2019. 31 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31 Maret

2019. 32 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 33 Wawancara pribadi dengan William Tibe, Pondok Cabe, 31 Maret 2019.

Page 56: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

46

Selain dari ke-enam jenis dupa diatas, ada juga dupa yang berwarna hitam,

putih maupun kuning. Menurut Bapak Wicandra, itu semua sama saja, yang

penting dilihat ganggangnya apa itu merah atau hijau. Itu yang membedakannya.

Berganggang itu maksudnya yang buat pegangan untuk dupanya, itu bisa hijau

maupun merah. 34 Kemudian, wangi dupa juga mempunyai berbagai jenis

meliputi: melati, cendana, baharu, aroma terapi dan yang paling berat juga ada

yaitu: wangi kemenyan. 35 Dari berbagai jenis wangi dupa tersebut, menurut

Bapak Wicandra mempunyai makna yang sama yaitu: supaya bisa konsentrasi

atau fokus dalam melakukan sembahyang dengan berbagai wangi dupa tersebut.36

C. Tata cara penggunaan Dupa dalam persembahyangan Agama Khonghucu

Sebelum dupa itu digunakan, harus dinyalakan terlebih dahulu. Cara

menyalakan dupa tidak boleh langsung menggunakan korek api tetapi,

menyalakan terlebih dahulu sebuah lilin. Ketika lilin itu sudah menyala maka, lilin

tersebut diletakkan didekat Hio-lo (tempat dupa) kemudian, dupa yang ingin

digunakan untuk bersembahyang tinggal dihidupkan dengan lilin yang sudah

menyala tadi. Boleh menyalakan langsung dupa dengan korek api ketika, umat

Khonghucu tidak mempunyai meja Altar atau meja sembahyang di rumahnya.37

Ketika dupa sudah menyala maka, akan mengeluarkan asap yang mempunyai

makna menghantarkan do’a-do’a umat Khonghucu yang dibawa asap dupa kepada

34 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 35 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31 Maret

2019. 36 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Wawancara tambahan yang dilakukan via telpon

pada 11 Mei 2020). 37 Wawancara pribadi dengan Suherman, Pondok Cabe, 04 April 2019.

Page 57: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

47

Tuhan (Thian).38 Setelah itu, dupa dipegang dengan cara Pai yaitu; tangan kanan

yang dilipat atau menggenggam kemudian, ditutup dengan kanan kiri. Ditutup lagi

dengan jempol kanan dan kiri, posisi jempol kanan dibawah jempol kiri.39

Untuk penggunaan dupa ada berbagai tata cara dan maknanya masing-

masing. Pertama, 2 (dua) batang dupa berganggang hijau mempunyai makna

hubungan lahir-batin, antara anak dan orang tua maupun leluhur. 40 Digunakan

untuk menghormati jenazah keluarga sendiri atau kehadapan altarnya yang masih

belum melampaui masa berkabung, 41 Yaitu: belum 3 (tiga) tahun dari masa

meninggalnya. Kedua, 1 (satu) batang dupa berganggang merah, mempunyai

makna memusatkan pikiran. Seperti sa’at ketika ingin belajar, ambil satu batang

dupa untuk sembahyang memusatkan pikiran. Ketiga, 2 (dua), 4 (empat), 8

(delapan) dupa berganggang merah, mengandung makna untuk sembahyang

kepada leluhur yang sudah meninggal dunia melebihi masa berkabung tiga tahun

dari meninggalnya. Selain itu, mempunyai makna Yin dan Yang yaitu: Yin itu

negatif dan Yang itu positif. Itu bersumber dariTuhan bahwa dunia ini kosong dan

Tuhan sebagai pencipta awal kemuadian ada satu titik berkembang menjadi dua

bagian bahwasanya dunia ini diciptakan oleh Tuhan itu, ada dua hal yang berbeda

tapi tidak bertentangan justru saling melengkapi. Contoh: Ada laki-laki (seperti

Yang), ada perempuan (seperti Yin), ada langit itu Yang dan bumi itu Yin, atau

38 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31 Maret

2019. 39 Wawancara pribadi dengan Suherman, Pondok Cabe, 04 April 2019. 40 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 41 MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana, h. 30.

Page 58: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

48

ada Positif (Yang) dan Negarif (Yin). Jadi, ada 2 perbedaan diciptakan sengaja

oleh Tuhan itu adalah untuk saling melengkapi tidak untuk saling bertentangan.42

Keempat, 3 (tiga) dan 9 (Sembilan) batang dupa bergaanggang merah,

untuk 3 (tiga) batang dupa beragnggang merah mempunyai makna Tuhan, Nabi

Khonghuchu, dan Roh Suci (She Ming). Sedangkan yang 9 (Sembilan) dupa

berganggang merah maknanya sama dengan yang 3 (tiga) batang dupa yang

berganggang merah. 3 (tiga) dan 9 (Sembilan) batang dupa berganggang merah

tersebut digunakan untuk sembahyang kepada Thian (Tuhan dalam agama

Khonghucu), nabi, dan para orang suci (She Ming). 43Kelima, 5 (lima) batang

dupa berganggang merah mempunyai makna mengembangkan benih-benih

kebajikan yang ada dalam diri manusia yaitu: cinta kasih, kebenaran, kesusilaan,

kebijaksanaan, dan kepercayaan. 5 (lima) batang dupa berganggang merah ini

digunakan untuk upacara khusus arwah umum. Pengertian dari arwah umum

adalah orang-orang yang kita ketahui maupun tidak kita ketahui baik itu dari

kalangan umat Khonghuchu sendiri maupun dari luar umat Khonghuchu. Jadi

arwah umum itu, umat khonghucu dimana keluarganya tidak lagi menghormati

atau sembahyangi lagi karena, bisa jadi keturunannya sudah pada pindah ke

Agama lain atau bisa juga sudah pada meninggal, sehingga tidak ada

keturunannya lagi yang merawat makamnya. Maka, kewajiban umat khonghuchu

melakukan sembahyang untuk arwah umum dan mendo’akan mereka.44 Lalu yang

kita do’akan di luar umat Khonghuchu adalah para Pahlawan bangsa, tokoh

42 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 43 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 44 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019.

Page 59: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

49

agama, tokoh bangsa tanpa harus memandang agamanya. Ini yang sudah kita

terapkan seperti saat menjelang kemerdekaan bangsa Indonesia yang banyak

pahlawan bangsa yang sudah meninggal. Biasanya kita lakukan sembahyang

arwah umum untuk pahlawan bangsa. Atau dalam Khonghuchu ada tokoh yang

berjasa kepada agama Khonghuchu di Indonesia, yaitu: Gus Dur maka, umat

Khonghuchu membantu do’a.45

Kemudian, cara menaikkan dupa ketika digunakan untuk sembahyang

seperti melakukan ding li (dibaca, ting li) yaitu tangan diangkat sampai di atas

dahi,46 yang mempunyai makna menjunjung tinggi yang disembah.47 Contohnya:

ketika melakukan sembahyang kepada Tuhan, Nabi Khonghucu atau para suci

(She Ming). Maka, perlu disiapkan 3 (tiga) atau 9 (Sembilan) batang dupa warna

merah. Selanjutnya, dupa dinaikkan atau diangkat sampai di atas dahi sebanyak 3

(tiga) kali yang mempunyai makna Tuhan, Nabi Khonghucu, dan Roh Suci (She

Ming). Angkatan pertama, kepada Tuhan (Thian), kedua, kepada Nabi

Khonghucu, ketiga kepada She Ming (para suci/Malaikat). Untuk sembahyang

kepada Tuhan menghadap ke Pintu keluar rumah atau di depan rumah karena

lebih Plong (bebas atau lega). Kemudian, untuk sembahyang kepada leluhur dupa

dinaikkan sampai di atas dahi sebanyak 2 (dua) kali yang mempunyai makna

Tuhan dan Leluhur. Angkatan pertama kepada Tuhan, dan angkatan kedua kepada

Nama leluhur. Dan untuk sembahyang kepada arwah umum, dupa dinaikkan

sebanyak 3 (tiga) kali yang mempunyai makna Tuhan (Thian), Nabi Khonghucu,

45 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 46 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu, h. 134. 47 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019.

Page 60: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

50

dan Arwah umum. Atau bisa juga dinaikkan sebanyak 2 (dua) kali yang

mempunyai makna Tuhan dan para Arwah umum.48

Setelah dupa atau hio itu dinaikkan untuk sembahyang, maka dupa harus

ditancapkan ke hio-lo atau tempat menancapkan dupa. Untuk menancapkan dupa

menggunakan tangan kiri yang melambangkan sifat yang positif sedangkan tangan

kanan melambangkan sifat negatif. 49 Maka, untuk hal-hal yang bersifat rohani

seperti menancapkan dupa wajib menggunakan tangan kiri. Selain itu, ada

penjelasan lain ditinjau dari anatomi tubuh bahwa jantung (Xin) itu berada di

sebelah kiri. Menancapkan dupa adalah hal yang berhubungan dengn kesujudan

hati (Xin), maka digunakan tangan sebelah kiri. 50 Ada beberapa cara untuk

menancapkan dupa ke hio-lo setelah dupa itu selesai digunakan untuk

sembahyang. Cara menancapkannya itu berbeda-beda tergantung berapa jumlah

dupa yang digunakan untuk sembahyang.

Untuk 2 (dua) batang dupa langsung ditancapkan ke hio-lo sekaligus

setelah dinaikkan 2 (dua) kali. Hal ini juga berlaku untuk 4 (empat) atau 8

(delapan) batang dupa ketika digunakan untuk sembahyang. Ketika selesai, cara

menancapkannya seperti menggunakan 2 (dua) batang dupa. Tidak ada cara

khusus dalam penancapan dupa untuk yang bilangan genap.51 Sedangkan, untuk 3

(tiga) batang dupa, dupa yang pertama ditancapkan di tengah-tengah, yang kedua

48 Wawancara Pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 49 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 50 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghuchu, h. 137. 51 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31 Maret

2019.

Page 61: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

51

di sebelah kiri dan yang ketiga ditancapkan di sebelah kanan.52 Contohnya seperti

gambar dibawah ini.

3 1 2

Dupa ke 3 dupa ke 1 dupa ke 2

Ini gambar untuk hio-lo persegi panjang

Selanjutnya, untuk 5 (lima) batang dupa, cara menancapkan ke hio-lo

yaitu: dupa pertama ditancapkan di tengah, dupa ke dua ditancapkan kiri (dalam),

dupa ke tiga ditancapkan kanan (dalam), dupa ke empat ditancapkan kiri (luar),

dan terakhir dupa ke lima ditancapkan kanan (luar).53 Contoh gambarnya sebagai

berikut;

5 3 1 2 4

Dupa ke 5, dupa ke 3, dupa ke 1, dupa ke 2, dupa ke 4

Ini untuk hio-lo yang persegi panjang

Ini untuk hio-lo yang berbentuk lingkaran

52 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 53 Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu, h. 136.

5 4 1 2 3

Page 62: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

52

Hio-lo atau tempat dupa baik yang berbentuk lingkaran maupun persegi

panjang cara menancapkannya sama saja. Hanya yang membedakan bentuknya

saja. Untuk yang 9 (Sembilan) batang dupa, cara menancapkannya seperti

penancapan 3 (tiga) batang dupa. Caranya dinaikkan 3 (tiga) kali dan setiap kali

ditancapkan 3 (tiga) batang dupa di tengah. Naik lagi, ditancapkan 3 (tiga) batang

dupa di sebelah kiri, dan terakhir naik lagi, kemudian ditancapkan 3 batang dupa

yang terakhir di sebelah kanan.54

D. Abu Dupa dan Maknanya

Abu dupa merupakan sisa-sisa dari dupa yang sudah habis terbakar ketika

sudah digunakan untuk sembahyang. Biasanya masih tertancap di hio-lo. Yang

tertancap hanya ganggangnya saja, dupanya sudah habis dan menjadi abu. Setiap

menjelang Imlek, umat Khonghucu selalu membersihkan hio-lo atau tempat abu

dupa supaya bersih kembali dan abu dupanya tidak menumpuk di hio-lo. Setelah

dibersihkan, abu dupa dimaksukkan kembali ke hio-lo dan diratakan sampai atas

supaya tidak menumpuk melebihi tinggi dari hio-lo itu sendiri. Sisa-sisa dari abu

dupa tadi, dimasukkan kedalam plastik dan disimpan sendiri di rumah.55 Kalau di

rumah abu dupanya semakin banyak, kerena sering menyimpannya maka,

sebagian abu dupanya boleh dikubur di tanah atau dihanyutkan ke sungai.56 Atau

bisa juga dikasihkan kepada umat Khonghucu yang lagi membuat tempat hio-lo

yang baru, mereka biasanya meminta abu dupa untuk dimasukkan ke hio-lonya

54 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019. 55 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31 Maret

2019. 56 Wawancara pribadi dengan Wicandra (Rohaniawan), Depok, 31 Maret 2019.

Page 63: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

53

yang baru tadi. Untuk setiap harinya, abu dupa yang tercecer disekitaran hio-lo

tetap dibersihkan dan dibuang di depan rumah atau di bawah pohon.57 Jadi, tidak

hanya ketika menjelang Imlek membersihkan hio-lo. Tetapi, setiap hari juga

dibersihkan. Hanya saja, ketika menjelang Imlek dibersihkan secara total dan abu

dupa yang melebihi tinggi hio-lo untuk disimpan.

Mengenai makna abu dupa itu sendiri, Menurut Bapak Hendra Suprapto,

tidak ada makna khusus tentang abu dupa. Beliau hanya mengatakan, kalau abu

dupa yang dimiliki itu banyak, berarti orang itu rajin sembahyang. Kalau abu

dupa dirumahnya sedikit, bisa dikatakan kurang rajin sembahyang.58

E. Pembuatan dan pembelian Dupa

Dupa yang digunakan untuk persembahyangan dalam agama Khonghucu,

tidak ada orang khusus dalam pembuatannya. Begitu juga, ketika membuat

dupanya tidak ada do’a-do’a khusus yang digunakan. Biasanya dalam pembuatan

dupa itu dibuat oleh pabrik ataupun usaha rumahan kecil. 59Semua orang bisa

membuat dupa tidak harus orang Khonghucu.

Pembuatan dupa terbuat dari bambu betung. Kemudian dipotong dengan

ukuran seragam ada yang 32 cm, 22 cm, dan 42 cm. setelah bambu petung

dipotong sesuai ukuran, proses selanjutnya adalah menghaluskan biting dupa.

Setelah halus, proses berikutnya mencampurkan lidi dupa ke serbuk (biasanya

57 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31 Maret

2019. 58 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31 Maret

2019. 59 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), Pondok Cabe, 31 Maret

2019.

Page 64: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

54

serbuknya dari kayu yang berfungsi sebagai bahan pengisi/dagingan yang

menempel di biting (lidi) bambunya) yang sudah disiapkan. Terakhir, setelah

dicampur dengan serbuk maka, proses selanjutnya adalah dijemur supaya

serbuknya bisa menempel dan mengering di biting (lidi) bambunya. Proses

penjemuran butuh waktu 8 jam. Kalau musim hujan bisa 2 sampai 3 hari.60

Umat Khonghucu di Lithang Bakti MAKIN Pondok cabe, biasanya

membeli dupa di daerah Pasar Lama Kota Tangerang. Di sana banyak yang

menjual dupa. Menurut Bapak Wawan (salah satu penjual dupa) mengatakan,

beliau menjual dupa berbagai jenis mulai dari dupa yang berganggang hijau,

merah, kerucut, dupa yang seperti obat nyamuk dan lain sebagainya. Untuk

masalah harga dupa, untuk dupa yang berganggang kecil baik itu berganggang

hijau maupun merah dijual dari harga Rp. 10.000 itu untuk isi 50 Atau juga yang

harga Rp. 40.000 dengan isi 100 batang, dan ada harga Rp. 200.000 untuk isi 500

batang dupa. Kemudian, untuk dupa yang berganggang besar untuk isi 12 batang

harganya Rp. 32.000 dan yang isi 50 batang harganya Rp. 50.000. Selanjutnya,

untuk dupa yang berbentuk kerucut isi 150 harganya Rp. 45.000, yang isi 50

harganya Rp. 25.000. Terakhir, untuk dupa yang berbentuk Spiral atau seperti

obat nyamuk harganya Rp. 12.000 untuk isi 12 dupa. Ada juga yang isi 24 dengan

harga Rp. 24.000.61Setiap dupa harganya berbeda-beda tergantung isi dan jenis

dupanya.

60https://www.suara.com/news/2017/12/18/151455/cerita-dupa-rumahan-kelas-dunia-

dari-desa-dalisodo-malang. Diakses pada tanggal 25 November 2019. 61 Wawancara pribadi dengan Wawan (Penjual dupa di Pasar Lama Tangerang), Kota

Tangerang, 29 November 2019.

Page 65: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

55

Untuk orang yang membeli dupa di toko Bapak Wawan meliputi orang

yang beragama Budha, Hindu, Khonghucu, dan ada juga orang Muslim yang

membeli dupa kepadanya, tetapi tidak begitu banyak. Biasanya kalau orang

Muslim membeli dupa digunakan untuk wewangian ruangan saja.62Selain bapak

Wawan, di Pasar Lama, Kota Tangerang juga banyak yang menjual dupa dan

pernak-pernik agama Khonghucu maupun Budha. Rata-rata yang menjual dupa di

Pasar Lama orang-orang beragama Budha. Di dalam lingkungan pasar terdapat

juga sebuah tempat Ibadah Agama Khonghucu dan Budha. Yaitu: Klenteng dan

Vihara.

Setiap harinya, rata-rata umat Khonghucu di Pondok Cabe mengahabiskan

6 (Enam) batang dupa berganggang merah untuk sembahyang kepada Tuhan

(Thian). Pagi 3 (tiga) batang, sore 3 (tiga) batang. Tetapi, kalau umat Khonghucu

mempunyai leluhur atau keluarga kandung yang sudah meninggal biasanya

menambah 2 (dua) batang dupa. Banyak atau tidaknya dupa yang digunakan, itu

tergantung umat Khonghcu sendiri ketika melakukan sembahyang. Kalau hanya

ke Tuhan saja cukup 3 (tiga) untuk pagi dan 3 (tiga) batang dupa warna merah

untuk sore setiap harinya.63 Selain itu, di Klenteng ada yang namanya uang dupa

sebagai ganti dupa setelah dipakai para umat Khonghucu untuk sembahyang.

Uang yang dikasihkan seikhlasnya. Uang dupa tersebut, adanya di Klenteng

karena lebih besar dari pada Lithang.64

62 Wawancara pribadi dengan Wawan (Penjual dupa di Pasar Lama Tangerang), Kota

Tangerang, 29 November 2019. 63 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), 31 Maret 2019. 64 Wawancara pribadi dengan Hendra Suprapto (Rohaniawan), 31 Maret 2019.

Page 66: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dupa atau Hio itu mempunyai arti harum atau bisa diartikan sebagai bahan

pembakar yang bisa mengeluarkan asap yang berbau sedap atau harum. Dupa (hio)

tidak hanya dilambangkan sebagai sesuatu yang sakral yang kemudian dijadikan

alat untuk ritual persembahyangan semata melainkan dupa juga sebagai pengantar

segala do’a menuju Tuhan. Oleh karena itu, di Lithang Pondok Cabe dupa selalu

menyatu dalam kehidupan mereka sebagai perantara atau sarana sembahyang

maupun doa yang dipanjatkan. Dalam sehari dupa digunakan pada pagi hari dan

sore hari untuk sembahyang kepada Tuhan. Dupa bagi umat Khonghucu di Lithang

Bakti MAKIN Pondok Cabe mempunyai makna harum atau wangi yang bisa

mengantarkan do’a-do’a kepada Thian (Tuhan) lewat asap dupa yang sudah

dinyalakan.

Untuk penggunaan dupa yang membedakan hanya pada ganggang dupanya.

Dupa yang berganggang merah digunakan untuk sembahyang kepada Tuhan, Roh

Suci, Nabi Khonghucu dan Leluhur yang sudah melewati masa berkabung (tiga

tahun dari meninggalnya). Sedangkan untuk dupa yang berganggang hijau

digunakan untuk sembahyang kepada leluhur yang belum melewati masa

berkabung (tiga tahun dari meninggalnya). Selain itu, ada juga dupa yang berbentuk

piramida (untuk pelengkap sembahyang kepada Tuhan),Spiral/seperti obat nyamuk

(untuk wangi-wangian saja), panjang lurus tanpa ganggang (untuk sembahyang

Page 67: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

57

kepada Tuhan hanya saja jarang dipakai oleh umat Khonghucu). Dari berbagai

macam dupa tersebut, dupa yang berganggang merah dan hijau yang sering dipakai

dalam kegiatan persembahyangan umat Khonghucu. Yang lainnya hanya pelengkap

dan untuk wewangian saja..

Selain berfungsi untuk sembahyang dan berdo’a, dupa juga berfungsi untuk

menentramkan batin dan pikiran, seperti untuk meditasi. Selain itu, dupa juga bisa

digunakan untuk mengusir roh-roh jahat. Kemudian, Untuk pembuatan dupa, itu

tidak ada do’a maupun orang khusus dalam pembuatannya. Semua orang boleh

membuat dupa.

B. Saran

` Dari penjelasan sederhana dan singkat tentang Dupa dalam

Persembahyangan Agama Khonghucu (Studi Kasus Makna Penggunaan Dupa di

Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe), penulis berharap:

1. Dupa tidak hanya digunakan oleh umat beragama Khonghucu

saja. Melainkan, umat agama Hindu dan Budha (umat Budha

Mahayana) juga menggunakan dupa untuk sembahyang kepada

Tuhan. Oleh karena itu, semoga ada Intelektual yang ingin

membahas lebih dalam lagi tentang perbedaan maupun

persamaan dupa yang digunakan oleh umat Khonghucu, Hindu

maupun Budha.

Page 68: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

58

2. Penulis sadar bahwasanya tulisan ini masih jauh dari sempurna.

Semoga bisa bermanfaat buat diri penulis sendiri, maupun orang

lain yang membacanya.

Page 69: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Sayuti. Metodologi Penelitian Agama. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

2000.

Bakkaer, Anton dan Zubair, Achmad Charris. Metodologi Penelitian Filsafat.

Yogyakarta: Kanisius, 1990.

Bustanuddin, Agus. Agama dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi

Agama. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.

Ghazali, Adeng Muchtar. Antropologi Agama. Bandung: Alfabeta, 2011.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta: Bumi

Aksara, 2013.

Khariah. Agama Khonghucu. Riau: CV. Asa Riau, 2002.

Majelis Agama Budha Mahayana Indonesia. Budha Dharma Mahayana. Jakarta:

Majelis Agama Budha Mahayana Indonesia, 1995.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

MATAKIN. Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu. Solo:

MATAKIN, 1948.

MATAKIN, Kitab Kesusilaan. Jakarta: Pelita Kebijakan, 2001.

Mulyadi, WS. Mengenal Agama Khonghucu. Jakarta: Spoc, 2015.

Najibah. Makna Sembahyang kepada Leluhur dalam konsep Agama Khonghucu.

Skripsi tidak diterbitkan (Jakarta: Jurusan Perbandingan Agama Fakultas

Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002).

Nottingham, Elizabeth. Agama dan Masyarkat. Jakarta: RajaGrafindo Persada,

1996.

Pals, Daniel L. Seven Theories Of Religion, diterjemahkan oleh Inyak Ridwan

Muzir. Yogyakarta: IRCiSoD, 2012.

Ratna, Nyuman Khutha. Metodelogi Penelitian, Kajian Budaya dan Ilmu Sosial

pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Saputra, Ht. Sejarah MAKIN Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan.

Tangerang Selatan: MAKIN Pondok Cabe, 2017.

Page 70: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.

Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alvabeta, 2000.

Sulaiman. Agama Khonghucu: Sejarah, Ajaran dan Keorganisasiannya di

Pontianak Kalimantan Barat. Jurnal “Analisa”. Vol. XXVI No. 01.

Januari-Juni 2009.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998.

Tanggaok, M. Ikhsan. Mengenal lebih dekat Agama Khonghucu di Indonesia.

Jakarta: Pelita Kebajikan, 2005.

Tobroni, Imam Suprayogo. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2003.

Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Gitamedia Press, 2006.

Tim Redaksi KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Kempat.

Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

Tobroni dan Imam Suprayogo, Metode Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2003.

Wiana, I Ketut, Arti dan Fungsi Sarana Persembahyangan. Surabaya: Paramita,

2000.

Wiana, I Ketut, Sembahyang menurut Hindu, Surabaya: Paramita, 2006.

Ketut, Wiana, Sembahyang menurut Hindu. Denpasar: Yayasan Dharma Naradha,

1992.

Internet:

https://dhammamanggala.com

http//kecpamulang.tangerangselatankota.go.id.

https://banten.kemenag.go.id.

https://www.suara.com/news/2017/12/18/151455/cerita-dupa-rumahan-kelas-

dunia-dari-desa-dalisodo-malang.

Page 72: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Lampiran 1

Page 73: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi
Page 74: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi
Page 75: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi
Page 76: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi
Page 77: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Lampiran 2

Dupa berbentuk Spiral

Dupa berganggang hijau

Page 78: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Dupa berbentuk Kerucut

Dupa berganggang merah

Page 79: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Dupa tanpa ganggang panjang lurus. Gambar dupa tanpa ganggang ini diambil

dari internet.

Hio- Lo (tempat penancapan dupa)

Page 80: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Lampiran 3

Plang nama LITHANG BAKTI MAKIN PONDOK CABE

Foto tampak depan Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe

Page 81: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Foto tampak dalam Lithang Bakti MAKIN Pondok Cabe

Suasana Sembahyang Kebaktian Imlek 25 Januari 2020

Page 82: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Lampiran 4

Bersama Narasumber William Tibie ( Ketua Pemuda PAKIN Lithang Bakti

MAKIN Pondok Cabe)

Bersama Narasumber Bapak WS. Candra (Rohaniawan)

Page 83: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Bersama narasumber Bapak Hendra Suprapto (Rohaniawan)

Bersama Bapak Wawan (Penjual Dupa di Pasae Lama Kota Tangerang)

Page 84: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Transkip Wawancara

Wawancara dengan Bapak Wicandra.

Apa makna dupa menurut Bapak Wicandra?

Dupa itu memang sudah ada jauh sejak sebelum kelahiran nabi Khonghucu. Jadi,

memang disini dupa sebagai alat sarana sembahyang agama Khonghucu. Disini

perlu diketahui dupa mempunyai makna harum atau wangi karena terbuat dari

kayu cendana/baharu. Wangi dupa itu mempunyai makna bisa fokus atau

konsentrasi dalam melakukan sembahyang.

Apakah ada ayat dalam kitab suci umat Khonghucu yang menerangkan

dupa?

Adanya dalam Kitab Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu.

Disitu lengkap dijelasakan tetntang semua peribadan agama Khonghucu.

Termasuk didalamnya menjelsakn dupa atau hio.

Ada berapa macam-macam dupa? Dan apa fungsinya?

Selain digunakan untuk sembahyang dan berdo’a, dupa juga berfungsi untuk

menentramkan pikiran, memudahkan konsentrasi, mengusir hawa-hawa

ketakutan, dulu sebelum ada jam itu sebagai pengukur waktu.

Ada berapakah jenis dupa yang sering digunakan dalam agama Khonghucu? Dan

apa fungsinya?

Ada dupa yang berganggang merah; berfungsi sembahyang apa saja, seperti:

untuk sembahyang kepada Tuhan, Nabi Khonghucu, Roh Suci (She Ming) itu para

Malaikat pembantu Tuhan, Leluhur (yang telah melebihi masa berkabung 3 tahun

dari meninggalnya).

Dupa berganggang hijau: untuk berkabungan yang sebelum menginjak 3 tahun.

Setelah tiga tahunkembali lagi ke dupa yang beragnggang merah.

Dupa yang berganggang besar: digunakan atau berfungsi untuk upacara-upacara

besar dalam agama Khonghucu.

Dupa berbentuk kerucut: berfungsi sebagai pelengkap sembahyang.

Dupa yang berbentuk spiral/kerucut: digunakan/berfungsi untuk wangi-

wangiangan saja. Tidak digunakan untuk sembahyang.

Dupa yang tanpa ganggang panjang lurus: berfungsi bisa digunakan sembahyang

kepada Tuhan. Dihidupkan dan di taruh di Swan Lo (tempat bulat kecil).

Selain dari keenam dupa tersebut, ada juga dupa yang berwarna putih, kuning

maupun hitam, itu sama saja. Yang membedakan hanya dilihat dari ganggangnya.

Page 85: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Apakah ganggangnya itu merah atau hijau itu yang membedakan. Bergangggang

maksudnya buat pegangannya.

Apa makna jenis- jenis dupa tersebut?

Dupa warna Hijau: hijau ini adalah upacara untuk duka ini menjelaskan bahwa

dupa yang hijau ini adanya rasa duka yang mendalam dan ini nanti digunakan 3

tahun masa perkabungan. Dalam agama Khonghuchu masa perkabungan 3 tahun

jadi cukup lama. Perkabungan disini maksudnya bukan sedih ya, jadi kita keluarga

yang ditinggalkan ini menjaga hal hal yang bermewah-mewah, yang mencolok,

yang namanya duka itu ya seumpama kalau kita makan kan nggak enak.

Berpakaian kalau orang lagi duka berpakaian mencolok misalnya kan nggak enak.

Kita memakai baju umumnya tidak yang mencolok seperti merah, kuning maupun

coklat itu tidak kita gunakan selama berkabung. Terus perhiasan tidak kita

gunakan. Kalau untuk imitasi tidak masalah. Jadi disini hijau itu mempunyai

makna duka yang mendalam dari keluarga.

Merah itu mempunyai makna kebahagiaan secara umumnya. Jadi bisa digunakan

apa saja. Menyatakan rasa syukur terutama kepada yang pencipta. Itu lebih dekat

kesana. Untuk Khonghuchu itu kan memang sebagai sarana untuk ibadah itu

menggunakan dupa gitu.

Dupa yang tidak berganggang berbentuk piramida. Kerucut. Mempunyai makna

sugesti kepada diri. Disitu kan berfungsi untuk menenangkan pikiran, sedang ada

pikiran masalah apapun ya dengan tetap kita bermohon kepada sang pencipta kita

nyalakan dupa berbentuk piramida atau kerucut yang mempunyai makna sugesti

untuk menguatkan kita menguatkan jiwa kita. Kalau di Islam kan tirakat kalau

dikita semedi atau cincau. Dupa berbentuk kerucut itu kan fungsinya ada beberapa

macam ya disitu untuk menentramkan pikiran, meditasi nah itukan sebagai sarana

kepada Tuhan untuk berbicara. Ada yang didalam hati. Nah kayak saya kan

sambil duduk kita ngobrol sama Tuhan. Cukup pakai dupa kerucut saja. Dupa

yang berganggang panjang juga boleh. Tapi kita itu untuk ibadah khusus yang

berganggang. Jadi, makna dupa yang berbentuk piramida itu menmpunyai makna

menguatkan.

Dupa yang berbentuk Spiral seperti obat nyamuk melingkar itukan fungsinya

untuk bau-bau an saja. Itu tidak ada makna khusus hanya mempunyai makna

penyebaran pengharuman saja.

Dupa yang berganggang besar itu mempunyai makna sebagai upacara besar. Jadi

disini lebih penekanan adalah sumpah atau janji. Jadi biasa kita disini kalau dupa

berganggang besar ini kan digunakan hanya untuk upacara-upacara besar. Salah

satunya setelah Imlek kita tanggal 8 bulan satu kita ada sembahyang tentenkung

atau sembahyang besar kehadirat Tuhan. Nah disitu kita melakukan prasetia

kepada Tuhan apa janji yang akan kita lakukan sepanjang tahun yang kita akan

jalani. Begitu juga saat pernikahan dupa yang besar juga tiga, jadi itu untuk

menguatkan prasetya kita. Jadi dupa yang berganggang besar itu mempunyai

makna mengungkapkan ucapan dan perbuatan kita yang akan kita jalankan

Page 86: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

sebagai prasetya atau janji kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, bener –bener

mempunyai tekad.

Dupa yang besar tanpa ganggang yang dinyalakan di kedua ujungnya itu

mempunyai makna kalau menurut saya sugesti. Jadi lebih terasa. Kalau yang

sering digunakan untuk sembahyang sehari-hari itu berganggang merah. Untuk

dupa tanpa ganggang itu dihidupkan dikedua ujungnya dan diletkakan di tempat

dupa yang bernama Swanloa (berbentuk lingkaran kecil). Cara meletakkanya

dupa ditidurkan diatas Swanlo karena kedua ujungnya dinyalakan jadi tidak bisa

ditancapkan.

Apakah umat Khonghucu kalau tidak sembahyang harus mengganti

sembahyangnya di lain waktu?

Ibadah Khonghuchu itu yang utama 2 pagi dan sore. Jadi kewajiban kita sebelum

berangkat pada pagi hari itu kan kita sembahyang dan do’a. nah dari situ andaikan

dalam perjalan jauh atau pergi jauh dan tidak sembahyang masih ada toleransi

bisa dilakukan kapan saja selama kita sadar. Kadang-kadang orang sering lupa

untuk menggantinya.

Apakah sembahyang dalam Khonghuchu wajib memakai dupa?

Sembahyang dalam agama Khonghuchu tanpa dupa pun tidak apa-apa. Karena

dupa hanya sebagai sarana atau simbol dalam sembahyang. Jadi, kalau

sembahyang tidak memakai dupa kita naikkan do’a saja udah cukup. Kalau

seumpama kita perjalanan jauh naik bis mulai dari sore sampai pagi dan belum

nyampai juga, dan kita harus sembahyang pagi kepada Tuhan. Kita sembahyang

di bis tanpa dupa tidak apa-apa cukup kita naikkan do’a kepada Tuhan. Karena

dupa sebagai sarana atau simbol saja dalam sembahyang.

Bagaimana cara menggunakan dupa untuk sembahyang?

Dupa dinyalakan terlebih dahulu. Kemudian diangkat diatas yang mempunyai

makna menjunjung yang disembah. Baik itu kepada Tuhan, Nabi Khonghucu,

Roh Suci, leluhur maupun arwah umum semuanya diangkat sampai atas dahi

ketika sembahyang.

- Satu batang dupa berwarna merah digunakan untuk memusatkan pikiran seperti

saat mau belajar kita ambil dupa untuk sembahyang untuk memusatkan pikiran

kita.

- Dua batang dupa berganggang hijau; bermakna hubungan lahir batin antara anak

dan orang tua atau leluhur. digunakan untuk semabahyang kepada leluhur yang

belum melewati masa berkabung (tiga tahun dari meninggalnya. Dalam masa

perkabungan 3 Tahun. Ada juga sembahyang 3 hari,7,49 hari jalan ke 50 hari, 100

hari, satu tahun dan 3 tahun. Untuk sembahyang 49 dan 100 hari tidak wajib

dilaksankan. Karena 49 dan 100 hari ini hanya untuk berjaga-jaga apabila kita

tidak bisa melakukan sembahyang di satu Tahun maupun tiga tahun bisa karena

tidak ada di rumah ataupun justru kita sudah meninggal sebelum melaksankan

Page 87: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

sembahyang satu Tahun kepada keluarga kandung yang sudah meninggal.

Makannya ada yang melaksanakan sembahyang 49 atau100 hari untuk keluarga

yang sudah meninggal. Tetapi tidak wajib untuk yang sembahyang 49 ataupun

seratus hari.

Dalam sembahyang setelah pemakaman (3,7,49, dan100 hari,satu tahun,maupun

tiga tahun) itu boleh dilakukan hanya keluarganya sendiri maupun mengundang

umat khonghuchu lain untuk ikut sembahyang.

-Dua, empat dan delapan batang dupa berganggang merah; mengandung makna

untuk sembahyang kepada leluhur yang sudah meninggal dunia melebihi masa

berkabung tiga tahun dari meninggalnya. Selain itu, mempunyai makna Yin dan

Yang yaitu: Yin itu negatif dan Yang itu positif. Itu bersumber dariTuhan bahwa

dunia ini kosong dan Tuhan sebagai pencipta awal kemuadian ada satu titik

berkembang menjadi dua bagian bahwasanya dunia ini diciptakan oleh Tuhan itu,

ada dua hal yang berbeda tapi tidak bertentangan justru saling melengkapi.

Contoh: Ada laki-laki (seperti Yang), ada perempuan (seperti Yin), ada langit itu

Yang dan bumi itu Yin, atau ada Positif (Yang) dan Negarif (Yin). Jadi, ada 2

perbedaan diciptakan sengaja oleh Tuhan itu adalah untuk saling melengkapi tidak

untuk saling bertentangan.

-Tiga dan Sembilan batang dupa berganggang merah itu mempunyai makna yang

sama, yaitu Tuhan, Nabi Khonghucu, Roh suci atau She Ming. Dupa ini

digunakan untuk sembahyang kepada Tuhan, Nabi Khonghucu, dan Roh Suci atau

She Ming.

-5 batang dupa itu mempunyai makna mengembangkan benih-benih kebajikan

yang ada dalam diri manusia. Yaitu Cinta kasih, kebenaran, kesusilaan,

kebijaksanaan, dipercaya. Lima batang dupa ini digunakan untuk sembahyang

keada Arwah umum. Arwah umum adalah orangorang yang kita ketahui maupun

tidak kita ketahui baik itu dari kalangan umat Khonghuchu biasa maupun dari luar

umat Khonghuchu. Jadi arwah umum itu pertama adalah umat khonghuchudimana

keluarganya tidak lagi menghormati atau sembahyangi lagi, karena bisa jadi

keturunannya sudah pada pindah ke Agama lain atau bisa juga sudah pada

meninggal, sehingga tidak ada keturunannya lagi yang merawat makamnya. maka

kewajiban umat khonghuchu melakukan sembahyang untuk arwah umum dan

mendoa’kan mereka. Lalu yang kita do’akan di luar umat Khonghuchu adalah

para Pahlawan bangsa, tokoh agama, tokoh bangsa tanpa harus memandang

agamanya apa. Ini yang sudah kita terapkan seperti saat menjelang kemerdekaan

bangsa Indonesia yang banyak pahlawan bangsa yang sudah meninggal. Biasanya

kita lakukan sembahyang arwah umum untuk pahlawan bangsa. Atau dalam

Khonghuchu ada tokoh yang berjasa kepada agama Khonghuchu di Indonesia

yaitu Gus Dur maka, umat Khonghuchu bantu do’a.

Kemudian, untuk sembahyang kepada Tuhan, Nabi Khonghucu, dan Roh suci itu

diangkat sampai tiga kali dupanya ketika digunakan untuk sembahyang. Yang

mempunyai makna Tuhan, Nabi Khonghucu dan Roh suci. Angkatan pertama

kepada; Tuhan, Kedua Nabi Khonghucu, dan angkatan ketiga ke Roh Suci.Untuk

Page 88: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

sembahyang kepada Tuhan biasanya dilakukan di Luar rumah atau menghadap ke

pintu luar rumah biar plong. Sedangkan untuk sembahyang kepada leluhur

dupanya diangkat 2 kali sampai diatas dahi. Diangkat dua kali yang mempunyai

makna Tuhan dan Leluhur. Angkatan pertama kepada Tuhan dan angkatan kedua

kepada leuhur. Untuk sembahyang arwah umum dupanya diangkat sebanyak 3

kali yang mempunyai makna; Tuhan, Nabi Khonghucu dan Arwah Umum.

Angkatan pertama ke Tuhan, angkatan kedua ke Nabi Khonghucu, dan angkatan

ketiga ke Para Arwah Umum. Bisa juga diangkat dua kali untuk sembahyang

arwah umum yang mempunyai makna Tuhan dan Arwah umum.

Bagaimana cara mengangkat dupa ketika digunakan untuk sembahyang?

Cara mengangkat dupa semua sama ketika sembahyang kepada Tuhan, Nabi,

maupun She Ming dan Lehuhur yaitu diangkat sampai dahi kepala. Karena kita

menjunjung. Untuk pengangkatan dupa ketika digunakan sembahyang kepada

Tuhan, Nabi, She Ming, dan Arwah Umum itu diangkat 3 kali. Pengangkatan

pertama kepada Tuhan, kedua kepada Nabi Khonghucu, ketiga kepada She Ming

dan Leluhur. Untuk sembahyang kepada Tuhan menghadap ke Pintu atau keluar

rumah karena lebih plong. Sedangkan untuk sembahyang kepada leluhur diangkat

2 kali. Angkatan pertama kepada Tuhan dan Angkatan kedua kepada Leluhur.

Sembahyang kepada Nabi dan She ming (roh suci) tidak memakai simbol patung

tidak apa-apa. Itu hanya simbol saja. Termasuk sembahyang kepada leluhur tidak

harus ada foto dan altar (meja sembahyang) ketika melakukan sembahyang.

Menyebut namanya saja sudah cukup ketika melakukan sembahyang dan tidak

harus menghadap ke luar rumah seperti sembahyang kepada Tuhan.

Abu dupa kalau sudah banyak itu apakah harus di simpan atau gimana

bapak?

Tidak wajib di simpan. Tetapi boleh disimpan di rumah. Kalau memang sudah

terlalu banyak Itu sebagian Abu Dupa bisa di kubur kedalam tanah ataupun bisa

dihanyutkan (dilarung) ke sungai. Untuk disimpan di rumah tidak ada makna

khusus. Itu hanya sebagai penghormatan kepada leluhur dari dupa yang

dinyalakan akhirnya menghasilakn serbuk-serbuk sisa jadi tetap nggak kita

gunakan. Kalau mau dipakai lagi tidak apa-apa tetapi sebagian saja. Yaitu ditaruh

di tempat dupa atau Hio Lo.

Bagaimana cara meletakkan dupa setelah sembahyang ke Hio Lo (tempat

dupa)? kenapa memakai tangan kiri? apa maknanya?

Cara meletakkan dupa dengan tangan kiri. Karena kiri sumber kehidupaan

manusia di sebelah kiri yaitu jantung. Tangan kiri juga melambangkan sifat

positif. Karena ada hukum Yin dan Yang bahwa sebelah kiri adalah kekuatan

positif, hawa-hawa positif. Sedangkan kanan itu hawa-hawa Negatif. Yin itu

negatif dan Yang itu positif. Itu bersumber dariTuhan bahwa dunia ini itu kan

kosong dan Tuhan sebagai pencipta awal kemuadian ada satu titik berkembang

menjadi dua bagian bahwasanya dunia ini diciptakan oleh Tuhan itu, ada dua hal

yang berbeda tapi tidak bertentangan justru saling melengkapi. Contoh: Ada laki-

Page 89: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

laki (seperti Yang) ada perempuan (seperti Yin), ada langit itu Yang dan bumi itu

Yin, atau ada Positif (Yang) dan Negarif (Yin). Jadi, ada 2 perbedaan diciptakan

sengaja oleh Tuhan itu adalah untuk saling melengkapi tidak untuk saling

bertentangan.

Untuk 2,4, dan 8 batang dupa itu langsung ditancapkan ke Hio Lo tanpa ada

aturan khusus dalam penancapan. Untuk 3 batang dupa cara penancapannya dupa

pertama di tengah, dupa kedua disebelah kiri dupa pertama dan dupa ketiga

disebelah kanan dupa pertama. Untuk 5 batang dupa, dupa pertama di tengah,

kedua sebelah kiri dupa pertama, ketiga, sebelah kanan dupa pertama, keempat

sebelah kiri dupa pertama dan kedua, kelima, sebelah kanan dupa ke tiga. Untuk

Sembilan batang dupa, cara penancapannya seperti 3 batang dupa, dinaikkan 3

kali kemudian 3 batang dupa ditancapakan sekaligus di tengah. Naik lagi terus 3

batang dupa ditancapkan di sebelah kiri, dan dinaikkan lagi kemudian ditancapkan

3 batang dupa di sebelah kanan. Hio-Lo itu ada 2. Berbentuk lingkaran dan

persegi panjang itu sama saja. Yang membedakan hanya tempatnya saja.

Apa maksud dari sembahyang kepada Tuhan, Nabi, She Ming dan leluhur?

Kalau sembahyang kepada Tuhan bagi saya itu karena kebutuhan hidup saya,

rohani kita, itu sudah nomer satu. Sembahyang kepada Nabi kenapa kepada Nabi

karena tanpa bimbingan beliau kita tidak mengetahui ajaran agama. Kemudian

kepada She ming itu mereka tokoh suci atau malaikat yang membantu kerja

Tuhan. Dan terakhir sembahyang kepada Leluhur karena tanpa mereka kita tidak

akan ada di Dunia ini. Khonghuchu dan Islam itu satu jalan. Nabinya, malaikatnya

kita junjung dan para leluhurnya. Di Khonghuchu itu Monotaisme itu sangat kuat

sekali. Jadi kita percaya satu Tuhan tidak ada kekuatan lain. Sembahyang kepada

Tuhan memuja sedangkan kepada Nabi, She ming, dan leluhur itu hanya memuji

saja tidak memuja.

Apakah umat Khonghuchu mewajibkan sesaji dalam sembahyang?

Umat Khonghuchu tidak mewajibkan sesajian dalam sembahyang. Cukup pakai

dupa saja nggak apa-apa. Baik itu sembahyang kepada Tuhan, Nabi, She Ming

maupun arwah leluhur dan arwah umum pakai dupa saja tidak apa-apa. Di umat

Khonghuchu itu tidak menekannkan memakai pernak-pernik yang memberatkan

dalam sembahyang. Yang namanya ssesaji itu hanya simbol sebagai rasa bakti itu

saja. Di Khonghuchu sudah jelas dari pada bermewah-mewah lebih baik

sederhana. Jadi tidak ada yang namanya harus ada sesaji ini atau harus ada sesaji

itu, itu hanya ulah manusianya saja. Kalau ingin sembahyang kepada leluhur

adanya air putih juga tidak apa-apa kalau dibuat sesaji, Karena tidak diwajibkan.

Sesaji hanya pelengkap saja dan Ibadah tanpa dupa juga tidak wajib itu hanya

sarana saja.

Page 90: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Apakah dupa dalam agama Khonghuchu itu diwajibkan dalam sembahyang?

Memakai dupa dalam sembahyang agama Khonghuchu itu tidak wajib. Kalau

seandainya tidak mempunyai dupa tidak apa-apa ketika ingin melakukan

sembahyang. Karena, dupa hanya sebagai sarana atau simbol saja untuk

memudahkan konsentrasi. Sebelum melakukan sembahyang kita membersihkan

badan dulu. Tidak harus mandi. Cukup cuci muka dan cuci tangan saja. Dan kalau

bisa memakai pakaian yang sopan.

Page 91: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Wawancara dengan Bapak Hendra Suprapto.

Apa Perbedaan lithang dan klenteng?

Kalau klenteng sebuah bangunan yang didalamnya ada lithang. Lebih besar

daripada lithang. Karena di klenteng ada sming, ada aula sendiri untuk

sembahyang. Jadi, lithang bagian dari klenteng. Kalau didaerah jawa timur, jawa

barat klentengnya ada lithang. Tetepi di daerah jawa barat bagian bogor dan

banten itu kebanyakan hanya lithang. Li; kesusilaan Thang: ruangan. Lithang:

ruangan belajar kesusilaan. Lithang maupun Klenteng itu sama-sama tempat

ibAdah agama Khonghucu.

Apa maksud warna merah dan kuning di tempat ibadah Khonghucu?

Merah; gembira, kebahagiaan.

Kuning: kemakmuran

Itu hanya sebagai perlambang saja harapan semangat kita untuk menuju

kemakmuran atau kebahagiaan ketika kita beribadah dan berdo’a.

Apa maksud dari dua patung hewan di depan Lithang?

itu hanya sebagai pelengkap saja. Patung singa penjaga pintu. Kalau bagi orang

yang tidak tahu pasti disembahyangi. Tapi, kalau kita sebagai umat khonghucu

yang tahu pasti tidak melakukan itu. Segala jangkarlah disembah, segala pohonlah

disembah. Kalau kita umat khonghucu itu sembahyang kepada leluhur

sebenarnya. Seperti; Khoang Khon. Tan Khuan Hil, itu sebenarnya dulu orangnya

itu ada. Khoang Hil kan karena welas asihnya, kebajikannya jadi kita bisa

sembahyang itu menyerap spiritnya, semangatnya supaya kita berlaku selas asih

dan kebajikannya seperti Khoang hil. Lha dari patung singa ini apa semangatnya?

tidak ada. Jadi, kita tidak wajib disembahyangi. Hanya sebagai pelengkapnya saja.

Bagaimana sejarah Dupa?

sebelum nabi Khonghucu sudah ada dupa.

Apa Makna dupa menurut Bapak Hendra?

Suatu yang penting sebagai perantara hubungan kita kepada Tuhan. Tetapi dalam

suatu ibadah yang lengkap itu pasti ada dupa. Sebelum kita memulai ber’doa kita

menaikkan dupa terlebih dahulu. Mungkin yang asapnya naik ke atas

Page 92: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

membumbung tinggi, wangi. Seperti kita kalau ingin ketemu pejabat harus mandi

dahulu, wangi. Jadi, dupa itu perantara dengan diantar bau wangi yang semerbak

berharap do’a yang kita sampaikan itu yang terbaik. Kata-kata yang kita

sampaikan dibawa wangi dupa yang semerbak itu bener-bener sampai harapannya

terkabul. Ketika dupa sudah menyala maka, akan mengeluarkan asap yang

mempunyai makna menghantarkan do’a-do’a umat Khonghucu yang dibawa asap

dupa kepada Tuhan (Thian). Kalau berdo’a saja tidak usah pakai dupa tidak apa-

apa. Tapi kalau sembahyang harus pakai dupa. Kalau sembahyang tidak pakai

dupa tidak lengkap memang harus pakai dupa. Wanginya bisa menenangkan

perasaan, tentram, damai supaya bisa lebih khusuk agar ibadah kita lancar dan

baik dan do’anya sampai. Wangi dupa itu meliputi Melati, Cendana, Baharu,

Aroma Terapi dan yang paling berat juga ada wangi kemenyan.

Ada berapa Jenis-jenis dupa ada berapa ya Bapak?

1. Dupa berganggang hijau fungsinya digunakan mau pemakaman dan

sesudah pemakman orang meninggal dunia. Berganggang hijau itu

maksudnya kayunya berwarna hijau atasnya biasanya putih. Ganggannya

maksudknya yang dipegang itu.

2. Dupa berganggang merah ada besar dan kecil. Berfungsi untuk

sembahyang apa saja Fungsinya untuk upacara sembahyang apa saja

dalam agama Khonghucu. Seperti: sembahyang kepada Tuhan, Nabi

Khonghucu, She Ming (orang suci), maupun kepada leluhur (yang sudah

melewati masa berkabung).

3. Ada dupa juga yang tidak berganggang berbentuk kecil dan kerucut

seperti piramid yang berwarna coklat. Berfungsi pelengkap sembahyang

untuk menentrmkan pikiran.

4. Dupa yang berbentuk Spiral. Ya itu lama tetapi disini sudah tiadak ada.

Biasanya itu berbentuk seperti obat nyamuk bisa berhari – hari itu.

Bisanya waktu imlek orang pasang itu sampai habis.

5. Dupa yang berganggang besar berfungsi untuk upacara-upacar besar

dalam agama Khomghucu atau digunakan waktu sembahyang kebaktian

yaitu; sembahyang bersama-sama.

6. Dupa yang tanpa ganggang panjang lurus, itu yang sering pakai biasanya

Budha Jepang. Jadi dia bakar dan diletakkan kayak peti mati gitu dan

nyala sampai habis tetapi kita tidak memakai.

Dupa berganggang hijau untuk leluhur kita genap. Persajian buahnya pun genap

tetapi tidak wajib. Yang hijau kan duka kalau yang merah gembira. Kalau yang

berganggang hijau untuk duka itu hitungannya genap seperti: 2 batang, 4 batang, 8

batang. Kalau yang merah itu gembira hitungannnya ganjil. Seperti; 1, 3 batang, 5

batang, 9 batang. Kalau dupa dahulu itu dikasih kayu cendana baru dikasih abu

Page 93: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

dan dibakar. Kalau sekarang orang ingin simple makannya dibuat sundukan dupa

kayak gini.

Dupa bukan hanya digunakan untuk beribadah saja, pada saat kita ingin meditasi

biasanya kita pakai dupa juga. Supaya bisa tenang meditasinya.

Bagaimana cara mempraktikkan memakai dupa?

Contoh sembahyang setiap hari yang pagi, siang dan sore. Kalau sembahyang

kepada Tuhan pasti di depan rumah 3 batang atau 9 batang dupa berganggang

merah. Kalau biasanya 3 batang. Angkat pertama kehadiran Tuhan kemudian

turun, angkat dupa lagi kehadiran Nabi kemudian turun lagi, angkat lagi kehadiran

segenap She Ming atau roh Suci. Setelah selesai ditancapkan. Untuk 2 batang

dupa berganggang hijau untuk sembahyang kepada leluhur yang belum melewati

masa berkabung, 1 batang dupa berganggang merah untuk memusatkan pikiran.

2,4 dan 8 batang dupa berganggang merah untuk sembahyang kepada leluhur

yang sudah melewati masa berkabung 3 tahun. 3 dan 9 batang dupa berganggang

merah untuk sembahyang kepada Tuhan, Nabi Khonghucu, dan Roh Suci atau

She Ming. 5 batang dupa berganggang merah untuk sembahyang arwah umum.

Sembahyang kebaktian masyarakat atau Arwah umum ini biasanya dilakukan

bersama-sama di Lithang maupun Klenteng untuk mendo’akan arwah umum yang

tidak diurus oleh keluarganya lagi.

Bagaimana cara menancapkan dupa?

Menancapkan dupa itu di hio-lo atau tempat dupa namanya atau tempat dupa.

Kebanyakan hio-lo atau tempat dupa itu berbentuk bulat. Tetapi ada juga yang

berbentuk segi panjang. Kalau dupa berganggang hijau 2 batang, 4 atau 8 batang

itu ditancapkan langsung. Tetapi untuk yang 3 batang dupa, dupa pertama di

tengah, kedua di kiri, ketiga, di kanan dupa pertama. Untuk 5 batang dupa, dupa

pertama di tengah, kedua dikiri dupa pertama, ketiga, dikanan dupa pertama,

keempat, di sebelah kiri dupa kedua, dan dupa ke lima, di sebelah kanan dupa ke

tiga. Untuk 9 batang dupa, cara menancapkannya seperti menancapkan 3 batang

dupa, diangkat 3 kali kemudian ditancapkan 3 batang dupa di tengah, angkat lagi

di tancapkan 3 batang dupa dikiri dan diangakat lagi kemudian di tancapkan 3

batang dupa di kanan. Semua dalam penancapan dupa menggunakan tangan kiri.

Yang melambangkan sifat postif. Sedangkan tangan kanan negatif.

Page 94: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Apakah dupa digunakan untuk sembahyang saja?

Tadi sudah saya jelaskan, dupa tidak hanya digunakan untuk sembahyang saja.

Bisa juga untuk menentramkan batin seperti Untuk meditasi bisa biar tenang.

Duduk diam diri. Wangi dupa ada yang cendana, mawar, melati, aroma terapi.,

ada yang berbau berat kemenyan dan banyak wangi lainnya. Jadi, tidak hanya satu

wangi saja.

Apakah dalam pembuatan dupa ada orang khusus dan melakukan ritual

khusus?

Banyak orang yang membuat dupa, maksud saya tidak hanya orang Khonghucu

yang membuat dupa. Intinya tidak ada orang khusus. Dan tidak ada ritual khusus.

Seperti ; ada orang jahit baju ya jadinya baju. Orang membuat hio ya hasilnya hio.

Kecuali hio-hio tertentu yang agak ribet kan ada hio naga yang sementara besar

itu ya kalau itu memang ada orang khusus yang mempunyai keahlian

membuatanya. Kalau kita biasanya membeli dupa di kota Tangerang daerah pasar

lama. Ada daerah pecinannya. Di pamulang didekat bunderan itu juga ada

beberapa took yang menjual juga.

Menghabisakn berapa dupa setiap harinya?

Kalau di rumah saja, satu orang kalau sembahyang pagi,sore, 6 batang kalau itu

tidak ada abu leluhur di rumah. Tetapi kalau di rumah ada abu leluhur dan sming

(orang yang mempunyai jasa atau laku bakti yang besar sehingga patut dijadikan

teladan). Kita sembahyang memohon teladannya. Kalau di rumah saya ada 9. Ke

Tuhan satu, ke leluhur ada 2 dan ke sming – sming totalnya ada 9. 9 dikali 2 pagi

dan sore. Tetapi juga tergantung tempat sembahyangnya. Kalau di rumah hanya

ada standar di luar hanya Tuhan saja ya paling 6 batang. Pagi 3 sore 3 batang

dupa. Jadi, tergantung tempat persembahyangannya saja ada apa di rumah. Kalau

di rumah ada abu leluhur, ya 5 batang. 3 batang kepada Tuhan dan 2 batang

kepada leluhur.

Abu dupa atau abu leluhur dikemanakan?

Kalau kita bersih-bersih biasa ya kita buang di depan rumah saja. Di pohon ada

dimana gitu tidak ada perlakuhan khusus. Itu yang tercecer disekitan hio-lo. Kita

bersihkan biasa dan kita buang. Tetapi biasanya kita akhir tahun menjelang Imlek

kita bersih-bersih hio-lonya kita angkat, cabutin batang – batang hio-lonya. Kita

ayak abunya. Dan biasanya kita masukkan lagi abunya ada lebih. Kan tinggi

biasanya, tidak rata karena banyak setahun kita tidak membersihkannya. Biasanya

abunya yang lebih tadi disimpan dan biasanya ada yang minta. Orang yang ingin

Page 95: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

membuat hio-lo baru biasanya yang minta. Dan ada kepercayaan tradisonal juga

bahwasanya abu dupa bisa buat pengobatan ada juga seperti itu.

Abu dupa itu mempunyai makna apa bapak?

Kalau banyak abunya, berarti makin banyak sembahyang dan berkah. Intinya itu.

Apakah maksud dari uang dupa?

Uang dupa itu saya kira pengganti dupa. Itu biasanya adanya di Klenteng-

klenteng yang sudah menyiapkan dupa untuk sembahyang kepada Tuhan, kepada

orang suci, Nabi. Jadi, mereka tinggal mengambil dupanya. Sebagai gantinya

mereka kasih uang sebagai pengganti dupa. Uang yang dikasihkan sebagai ganti

dupanya se ikhlasnya.

Apakah ada perbedaan persamaan dan perbedaan antara dupa yang dipakai

oleh agama Hindu dan Budha?

Dari pada saya mengandai-andai. Lebih baik tanyakan langsung ke umat Hindu

maupun Budha.

Apa ada pengeruh dupa dalam kehidupan sehari -hari?

menurut saya, habis sembahyang kan kita duduk. Pententraman batin, tenang,

wangi. Dengan tenang kita berfikir lurus. Bisa membawa kita lebih tenang dalam

memjalankan kehidupan sehari-hari. Lebih focus bekerja, mencari ilmu dan lain

sebagainya. Kepada Tuhan: memohon Kalau kepada nabi dan leluhur itu hanya

kepada bimbingan.

Page 96: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Wawancara dengan Mas William

Apa makna dupa menurut Mas William?

Dupa itu mempunyai makna alat dimana dupa itu dinyalakan yang mengeluarkan

bau yang semerbak. Bau yang smerbak itu yang menghantarkan ke Tuhan. Dupa

itu perantara. Dupa itu hal yang wajib digunakan dalam sembahyang. Kalaupun

misalnya kita disuatu tempat tidak menemukan dupa, kita bisa sembahyang tanpa

menggunakan dupa.

Ada berapa macam dupa? Apa fungsi-fungsinya?

Ada 6. Ada dupa yang berganggang merah; itu fungsinya untuk sembahyang

kepada Tuhan, Nabi Khonghucu, Roh Suci, leluhur yang sudah melewati 3 tahun.

Dupa berganggang Hijau berfungsi untuk duka atau orang meninggal sampai

masa berkabung selesai selama 3 tahun. Ada juga dupa berganggang besar untuk

upacara besar. Dupa berbentuk piramida, berfungsi untuk pelengkap

persembahyangan supaya saat pemanjatan do’a lebih khusuk. Biasanya dupa ini

dinyalakan dan diletakkan di tempat kecil berbentuk bulat pada saat kebaktian

(sembahyang bersama) di Lithang untuk pelengkap persembahyangan, tujuannya

hampir sama dengan dupa biasa untuk mengiringi do’a-do’a yang sudah

dipanjatkan dengan wangi-wangian semerbak yang timbul setelah dibakar. Selain

itu, dupa berbentuk Piramid juga sebagai pengharum agar pada pemanjatan do’a

lebih khusuk. Dupa berbentuk spiral atau seperti obat nyamuk, berfungsi hanya

untuk wangi-wangi an saja. Tidak digunakan untuk sembahyang. Dupa yang

panjang lurus tanpa ganggang, berfungsi untuk suasana penenang dalam

sembahyang juga digunakan untuk sembahyang kepada Tuhan tetapi jarang

digunakan. Biasanya dupa ini diletakkan di Swan Lo (tempat kecil berbentuk

bulat).

Bagaimana cara penggunaan dupa ketika digunakan untuk sembahyang?

Dupa dinyalakan terlebih dahulu. Setelah itu dupa dinaikkan 3 kali diatas kepala

sedangkan, untuk arwah umum hanya diangkat 2 kali sampai atas kepala. Untuk 2

batang dupa berganggang hijau untuk sembahyang kepada leluhur yang belum

melewati masa berkabung 3 tahun. Sedangkan untuk 2,4 dan 8 batang dupa

berganggang merah itu digunakan untuk sembahyang kepada leluhur yang sudah

melewati masa berkabung 3 tahun. Untuk 3 dan 9 batang dupa berganggang

merah itu untuk sembahyang kepada Tuhan, Roh Suci, dan Nabi Khonghucu. Dan

untuk 5 batang dupa berganggang merah untuk sembahyang kepada Arwah

Umum.

Abu dupa kalau sudah terkumpul banyak itu dikumpulkan atau gimana?

Abu dupa itu satu setahun sekali menjelang Imlek itu tempat abu dupa itu

dibersihkan dan abu dupanya dimasukkan lagi ke tempat dupa. Sisanya disimpan

karena abu dupa itu sering dido’akan.

Page 97: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Apakah dalam pembuatan dupa ada orang khusus?

Pembuatan dupa bisa siapa saja yang mempunyai keahlian khusus dalam

pembuatan dupa. Dan juga tidak ada do’a khusus dalam pembuatan dupa.

Ada berapa wangi dupa?

Ada banyak. Kalau ke Pasar Lama Kota Tangerang ada Cendana, Melati, dan

masih banyak lagi.

Apakah ketika sembahyang hanya pakai dupa saja atau ada sesaji yang

lain?

Kalau sembahyang sehari-hari kepada Tuhan. Pagi dan sore itu pakai dupa saja.

Tetapi, kalau sembahyang besar seperti imlek, atau memperingati lahirnya nabi

Khonghucu itu pakai buah-buahhan atau makanan.

Page 98: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Wawancara dengan Bapak Suherman.

Berapa tahun sekali pemilihan Ketua Lithang Pondok Cabe?

4 tahun sekali ada pemilihan Lithang. Itu tidak hanya lithang Pondok Cabe saja,

tetapi semua Lithang maupun Klenteng Se-Indonesia mengadakan pemilihan

ketua yang baru secara serentak termasuk juga pemilihan MATAKIN (Majelis

Tinggi Agama Khonghucu. Saya termasuk ini ketua Lithang Pondok Cabe yang

baru. Pemeilihannya bulam Oktober 2018 kemarin. Dan itu serentak se Indonesia

dalam pemilihan ketua Lithang, Klenteng, maupun MATAKIN.

Ada berapa calon Ketua kemarin di Lithang Pondok Cabe ? dan bagaimana

cara pemilihannya?

Ada 3 Calon. Kemudian system pemilihannya semua Jama’ah Lithang pada

datang dan dikasih kertas untuk satu-satu untuk memilih calonnya. Dan saya

waktu itu yang terbanyak dipilih. Makannya saya yang jadi ketua Lithang Pondok

Cabe periode 2018-2022.

Untuk sejarah Lithang sendiri berdiri tahun berapa ya bapak?

Berdirinya itu sekitar tahun 1974. Kalau pengen jelasanya ada bukunya. Nanti

saya kasih.

Kegiatan apa saja yang ada di Lithang Pondok Cabe ?

Kamis malam Jumat ada temu kebaktian bagi orang-orang tua.

Setiap minggu pukul 08.00-11.00 Wib ada kebaktian sekolah minggu anak-anak

kecil.

Setiap minggu pukul 12.00-14.00; kebaktian para pemuda

Berapa Jumlah anggota Jama’ah di Lithang Pondok Cabe?

Sekitar ada 400 orang. Mencakup ada yang tinggal di Pondok Cabe, Sasak Tinggi,

Bojong sari, Cinangka.

Apa makna Dupa menurut Bapak?

Dupa itu mempunyai makna sebagai alat untuk bersembahyang kepada Tuhan

atau Thian. Jadi, kita bersembahyang kepada Tuhan ya memakai dupa. Dupa itu

ada beberapa macam. Kalau kita sembahyang kepada Tuhan ketika waktu

kebaktian atau sembahyang bersama-sama itu memakai dupa yang merah

Page 99: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

berganggang besar. Dan hari-hari besar keagamaan agama Khonghucu juga

memakai dupa merah yang beragnaggang besar.

Apakah sembahyang bersama-sama di Lithang itu yang cukup bawa dupa

itu pemimpin sembahyang atau semua memakai dupa?

Itu kalau ibadah gitu disebut Jama’ah kalau Muslim. Kalau di Khonghucu itu

kebaktian. Pemimpin kebaktian tetap satu orang yang tengah. Sedangkan kiri dan

kanan pendamping pemimpin kebaktian. Pendamping kanan tugasnya menyalakan

lilin dan dupa. Setelah dupa menyala, menyanyikan lagu ya Tuhanku dulu.

Setelah selesai menyanyikan ya Tuhanku, pendamping kanan menyerahkan dupa

yang sudah dinyalakan kepada pemimpin kebaktian untuk memimpin

sembahynag dan do’a. setelah selesai, dupanya dikasihkan ke pendamping kiri

untuk di tancapkan ke tempat dupa atau Hio-lo.

Ada berapa macam dupa dan fungsinya?

Sebenarnya ada banyak Cuma’ saya lupa. Ada yangberganggang merah, hijau, ada

yang melingkar, kerucut, dan spiral.

Dupa yang berganggang merah itu berfungsi sembahyang kepada Tuhan, Nabi

Khonghucu, dan Roh Suci dan leluhur yang sudah melewati masa berkabung yaitu

3 tahun. Untuk warna hijau berfungsi untuk suasana duka atau digunakan untuk

sembahyang di depan jenazah keluarga sendiri yang belum sampai masa

berkabungnya selesai 3 tahun. Dan dalam masa berkabung ada memperingati atau

mendo’akan 3 hari, 7 hari, 49 hari, seratu hari, satu tahun, sampai 3 tahun itu tetap

memakai dupa berganggang hijau. Setelah 3 tahun masa berkabung kemabali ke

dupa berganggang merah. sekarang yang banyak dijalain 3, 7, hari dan 1 dan 3

tahun. Yang 49 dan 100 hari jarang ada yang memperingati hanya orang-orang

tertentu saja dan yang mau-mau saja.

Dupa berganggang besar, fungsinya untuk upacara hari-hari besar umat beragama

Khonghucu. Atau bisa juga digunakan untuk sembahyang bersama (Kebaktian) di

Lithang maupun Klenteng.

Dupa berbentuk Spiral, berfungsi untuk wwangi-wangian saja.

Dupa yang berbentuk piramida hanya berfungsi sebagai pelengkap sembahyang

atau menentramkan pikiran, mengheningkan cipta. Dan terakhir ada dupa yang

berbentuk panjang lurus tanpa ganggang berfungsi untuk sembahyang kepada

Tuhan Cuma’ jarang dipakai.

Sehari menghabiskan berapa dupa?

Page 100: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Sembayang setiap hari kepada Tuhan. Pagi 3 batang dupa berganggang merah,

dan sore 3 batang dupa berganggang merah untuk sembahyang kepada Tuhan.

Bagaimana cara penggunaan dupa ketika digunakan untuk sembahyang?

Dupa dinyalakan terlebih dahulu tetapi tidak langsung menggunakan korek api.

Kita nyalakan dahulu lilin. Setelah lilin sudah menyala kita taruh diatas meja

sembahyang atau altar. Kemudian, dupa dinyalakan dengan lilin tadi. Tetapi akalu

tidak mempunyai meja altar, kita boleh langsung menghidupkan dupa dengan

korek api.

Kalau memegang dupa itu dinamakan Pai yaitu; ttangan kanan yang dilipat atau

menggenggam kemudian, ditutup dengan kanan kiri. Ditutup lagi dengan jempol

kanan dan kiri, posisi jempol kanan dibawah jempol kiri.

Dimana biasanya bapak membeli dupa?

Di Pasar Lama Kota Tangerang.

Untuk mengenai abu dupa, kalau sudah banyak dikemanakan abu dupa itu?

Dikumpulkan,

Page 101: DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52174... · 2020. 9. 7. · i DUPA DALAM PERSEMBAHYANGAN AGAMA KHONGHUCU (Studi

Wawancara dengan Bapak Wawan Penjual Dupa

Bapak atas nama siapa?

Bapak Wawan

Bapak Wawan udah berapa lama jualan di Pasar Lama Kota Tangerang?

Udah hampir 20 tahun saya berjualan di sini.

Apa saja yang bapak jual di toko?

Mulai sembako, pernak-pernik umat Agama Budha dan Khonghucu serta berbagai

macam dupa atau hio.

Dupa apa saja yang bapak jual?

Banyak. Ada dupa yang berganggang merah, hijau, berganggang besar, dupa yang

berbentuk kerucut, spiral atau obat nyamuk.

Berapa harga dupa-dupa yang bapak jual?

untuk dupa yang berganggang kecil baik itu berganggang hijau maupun merah

dijual dari harga Rp. 10.000 itu untuk isi 50 Atau juga yang harga Rp. 40.000

dengan isi 100 batang, dan ada harga Rp. 200.000 untuk isi 500 batang dupa.

Kemudian, untuk dupa yang berganggang besar untuk isi 12 batang harganya Rp.

32.000 dan yang isi 50 batang harganya Rp. 50.000. Selanjutnya, untuk dupa yang

berbentuk kerucut isi 150 harganya Rp. 45.000, yang isi 50 harganya Rp. 25.000.

Untuk dupa yang berbentuk Spiral atau seperti obat nyamuk harganya Rp. 12.000

untuk isi 12 dupa. Ada juga yang isi 24 dengan harga Rp. 24.000.

Apakah orang yang membeli dupa di toko bapak hanya orang yang

beragama Khonghucu saja atau agama lain juga?

Tidak hanya umat Khonghucu saja. Ada Hindu, Budha juga yang membeli dupa

disini. Orang muslin juga ada yang membeli dupa disini tapi tidak begitu banyak.

Kalau muslim biasanya membeli dupa hanya untuk wewangian ruangan saja.