dukungan perlindungan perkebunanditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pedoman...

62
DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2016 PEDOMAN TEKNIS FASILITASI TEKNIS PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2016

Upload: hakhuong

Post on 15-May-2018

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

DUKUNGAN PERLINDUNGAN

PERKEBUNAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2016

PEDOMAN TEKNIS FASILITASI TEKNIS

PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2016

Page 2: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

i

KATA PENGANTAR

Pedoman Teknis Kegiatan fasilitasi teknis perlindungan perkebunan tahun 2016 disusun dalam rangka memberikan acuan dan arahan pelaksanaannya kepada Dinas yang membidangi Perkebunan dan Perangkat Perlindungan Perkebunan di Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Sistematika Pedoman Teknis ini terdiri dari Bab I. Pendahuluan, berisi Latar Belakang, Sasaran Kegiatan, Tujuan dan Pengertian Umum; Bab II. Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan memuat tentang Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan dan Spesifikasi Teknis; Bab III. Pelaksanaan Kegiatan, berisi Ruang Lingkup, Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan, Lokasi, Jenis, Volume, dan Simpul Kritis; Bab IV. Pengadaan Barang; Bab V. Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan; Bab VI. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan; Bab VII. Pembiayaan; serta Bab VIII. Penutup.

Pedoman Teknis ini sebagai acuan Dinas yang membidangi Perkebunan di Provinsi/Kabupaten/ Kota dalam menyusun Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis yang lebih spesifik berdasarkan kondisi daerah setempat.

Page 3: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

ii

Semoga Pedoman Teknis ini dapat memberi manfaat bagi pelaksanaan kegiatan di daerah sesuai dengan target dan sasaran yang direncanakan.

Jakarta, 31 Maret 2016Direktur Jenderal Perkebunan

Ir. Gamal Nasir, MS. Nip.195607281986031001

Page 4: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................... i DAFTAR ISI .................................... iii DAFTAR LAMPIRAN .......................... v

I. PENDAHULUAN .......................... 1

A. Latar Belakang ...................... 1 B. Sasaran Nasional ................... 4 C. Tujuan ............................... 4 D. Pengertian Umum.................... 5

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 8

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan ............................. 8

B. Spesifikasi Teknis .................. 13

III. PELAKSANAAN KEGIATAN ............. 20

A. Ruang Lingkup ...................... 20 B. Pelaksana dan Penanggung Jawab

Kegiatan ............................. 23 C. Lokasi, Jenis dan Volume ......... 27 D. Simpul Kritis ......................... 28

IV. PENGADAAN BARANG ................... 31

Halaman

Page 5: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

iv

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN . 32

A. Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan.... 32

B. Pelaksanaan Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan ……………………………. 33

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ............................. 35

VII. PEMBIAYAAN ............................ 40

VIII. PENUTUP ................................. 41 LAMPIRAN

Page 6: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Spesifikasi Mobil Operasional BPT...........................................

42

2. Contoh Surat Pernyataan Komitmen KPA (Kepala Dinas) dalam pengadaan dan pemanfaatan mobil operasional BPT...........................................

43 3. Format Laporan Hasil Pengamatan OPT

Perkebunan.................................

44 4. Lokasi Kegiatan Laboratorium

Lapangan…..................................

46 5. Lokasi Kegiatan LUPH…................... 47 6. Lokasi Kegiatan Sub lab Hayati.......... 47 7. Lokasi Kegiatan Brigade Proteksi

Tanaman....................................

48 8. Lokasi dan Jumlah Pengamat Penerima

Insentif.......................................

49 9. Form Laporan Persiapan Pelaksanaan

Kegiatan.....................................

51 10. Form Laporan Pelaksanaan

Kegiatan....................................

52 11. Form Laporan Perkembangan Realisasi

Fisik Dan Keuangan Kegiatan....................................

53 12. Out Line Laporan Akhir. 54

Page 7: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlindungan perkebunan mempunyai peranan yang penting sebagai “jaminan” bagi keberhasilan usaha perkebunan, mulai dari pembibitan, pertanaman sampai pasca panen. Dalam rangka mendukung kegiatan pengendalian OPT maka diperlukan partisipasi aktif seluruh jajaran dan perangkat perlindungan perkebunan di pusat dan daerah, petugas pengamat, petani, dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

Sampai dengan tahun 2014, jumlah perangkat perlindungan sebanyak 571 unit, yang tersebar di seluruh provinsi berupa Laboratorium Lapangan/LL (26 unit); Laboratorium Utama Pengendali Hayati/LUPH (4 unit); Laboratorium Pengendali Hama Vertebrata/LPHV (1 unit); Laboratorium Analisa Pestisida/LAP (2 unit); Brigade Proteksi Tanaman/BPT (26 unit) dan Unit Pembinaan Proteksi Tanaman/UPPT (500 unit) dan sub laboratorium hayati (14 unit). Sebanyak 24 LL telah berubah status menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Di provinsi pengembangan yaitu Banten dan Gorontalo telah dibentuk UPTD yang menangani perlindungan perkebunan.

Sejalan dengan perkembangan pembangunan perkebunan, maka kondisi perangkat yang ada perlu direvitalisasi fungsinya. Untuk

Page 8: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

2

mengoptimalkan kembali fungsi perangkat yang ada, perlu didukung dengan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM), prasarana dan sarana serta pendanaan. Melalui APBN tahun 2016 dialokasikan dana untuk pemberdayaan perangkat, meliputi: operasional LL di 26 provinsi, LUPH di 4 provinsi dan Sub Lab Hayati di 12 provinsi, dan revitalisasi fungsi Brigade Proteksi Tanaman (BPT) di 32 Provinsi serta pemberdayaan petugas pengamat di 28 provinsi.

Revitalisasi fungsi BPT dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi dalam penanganan OPT pada situasi eksplosi atau pada sumber-sumber serangan yang berpotensi menimbulkan eksplosi. Melalui revitalisasi fungsi BPT diharapkan penyelesaian permasalahan eksplosi serangan OPT dapat dilakukan secara lebih cepat dan tepat tanpa harus menempuh suatu mekanisme penanganan yang sangat panjang dan berbelit-belit. Fasilitasi BPT dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan BPT dalam mengendalikan OPT di 32 Provinsi.

Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) merupakan ujung tombak perlindungan tanaman perkebunan karena mempunyai peranan yang sangat besar terhadap pelaksanaan pengamatan OPT dan pembinaan pengendalian OPT di lapangan.

Perangkat perkebunan yang mewadahi petugas pengamat OPT adalah Unit Pembinaan Proteksi

Page 9: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

3

Tanaman (UPPT). Pada tahun 1988 UPPT berjumlah 500 unit dan setiap UPPT memiliki petugas pengamat sebanyak 3 orang. Sejak diberlakukannya otonomi sebagian besar UPPT beralih fungsi dan jumlah petugas pengamat/petugas UPPT semakin berkurang karena sebagian besar telah alih tugas ke instansi lain atau purna tugas/pensiun.

Pada tahun 2014, jumlah petugas pengamat OPT hanya 989 orang yang tersebar di 28 provinsi. Upaya daerah dalam rangka merekrut petugas pengamat baru telah dilakukan, namun jumlahnya masih belum memadai dan rekruitmen baru relatif tidak sesuai dengan kebutuhan serta kualitasnya belum memenuhi kriteria untuk menjadi seorang petugas pengamat. Selain itu biaya operasional UPPT dan petugas pengamat OPT semakin berkurang sehingga pengamatan serangan OPT tidak optimal.

Semakin luasnya perkembangan pembangunan perkebunan maka permasalahan OPT juga semakin kompleks dan area perkebunan yang harus diamati di lapangan semakin luas, sehingga dengan kondisi pengamat saat ini tidak dapat melakukan pengamatan OPT, menyajikan dan melaporkan data serangan secara optimal.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, pada tahun anggaran 2016 Direktorat Jenderal Perkebunan mengalokasikan dana APBN Tugas Pembantuan (TP) untuk kegiatan pemberdayaan

Page 10: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

4

perangkat perlindungan perkebunan di 32 provinsi serta pemberdayaan petugas pengamat di 28 provinsi. Pada tahun 2016 melalui APBN, pemerintah mengalokasikan anggaran Pemberdayaan perangkat untuk pemberdayaan petugas pengamat OPT berupa pemberian insentif/honor dan operasional lapangan. Pada kegiatan ini juga ditujukan untuk mendorong Petugas pengamat/POPT agar mampu meningkatkan kinerja perangkatnya terutama dalam kegiatan ekplorasi dan pengembangan APH, uji mutu dan efikasi APH serta penanganan situasi eksplosi OPT di wilayah masing-masing.

B. Sasaran Nasional

Sasaran kegiatan fasilitasi teknis perlindungan perkebunan adalah terlaksananya operasional Laboratorium Lapangan (LL), Laboratorium Utama Pengendali Hayati (LUPH), Sub laboratorium Hayati (Sublab), Brigade Proteksi Tanaman (BPT) dan pemberdayaan petugas pengamat.

C. Tujuan

Tujuan kegiatan fasilitasi teknis perlindungan perkebunan adalah meningkatkan peran dan fungsi LL, LUPH, Sub Lab, BPT dan pemberdayaan petugas pengamat dalam mendukung kegiatan perlindungan perkebunan.

Page 11: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

5

D. Pengertian Umum

Dalam rangka menyamakan persepsi untuk kegiatan fasilitasi teknis perlindungan perkebunan, maka perlu disampaikan beberapa pengertian sebagai berikut :

1. Agens Pengendali Hayati (APH) adalah setiap organisme yang meliputi spesies, sub spesies, varietas, semua jenis serangga, nematoda, protozoa, cendawan (fungi), bakteri, virus, mikroplasma serta organisme lainnya dalam semua tahap perkem-bangannya yang dapat digunakan untuk keperluan pengendalian hama dan penyakit atau organisme pengganggu, proses produksi, pengolahan hasil pertanian dan berbagai keperluan lainnya.

2. Predator adalah suatu organisme yang makan organisme lain sebagai mangsa, baik tubuhnya lebih kecil maupun lebih besar dari dirinya.

3. Parasitoid adalah suatu serangga parasitik yang hidup di dalam atau pada serangga inang yang tubuhnya lebih besar dan akhirnya membunuh inangnya.

4. Patogen adalah suatu mikroorganisme yang hidup dan makan (memarasit) pada atau di dalam suatu organisme inang yang lebih besar dan menyebabkan inangnya sakit atau mati.

Page 12: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

6

5. Pestisida Nabati (Pesnab) adalah pestisida yang dibuat dari bagian tumbuhan yang bersifat racun (toxic) untuk menghambat/ membunuh OPT sasaran namun tidak membahayakan lingkungan.

6. Uji Efikasi APH adalah Pengujian efektivitas APH terhadap organisme sasaran yang didaftarkan berdasarkan pada hasil percobaan lapangan atau laboratorium menurut metode yang berlaku.

7. Uji Mutu APH adalah pengujian kualitas APH meliputi pengujian jumlah spora, viabilitas, uji antagonisma atau virulensi.

8. Protokol pengujian APH adalah protokol yang berisi kumpulan metode standar pengujian efikasi APH yang telah disetujui oleh Komisi Pestisida.

9. Eksplosi adalah tingkat populasi hama sangat tinggi yang terjadi secara mendadak dan singkat akibat hampir tidak adanya faktor penghambat.

10. Sumber serangan OPT adalah tempat pertanaman ditemukan serangan OPT pada komoditas perkebunan dan tidak dikendalikan oleh petani/pekebun, sehingga keberadaannya dapat menjadi sumber serangan terhadap tanaman perkebunan yang berada di sekitarnya.

Page 13: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

7

11. Petugas pengamat adalah personil/ sumberdaya manusia perlindungan tanaman yang diberi tugas dan tanggungjawab serta hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan pengelolaan OPT dan Dampak Perubahan Iklim (DPI).

12. Pengamatan adalah kegiatan perhitungan dan pengumpulan informasi tentang keadaan populasi dan tingkat serangan OPT dan faktor-faktor iklim yang mempengaruhinya pada waktu dan tempat tertentu.

13. Perangkat perlindungan adalah unit organisasi yang menangani perlindungan perkebunan dan berada di bawah pembinaan dinas provinsi yang membidangi perkebunan, meliputi: Laboratorium Lapangan, Laboratorium Utama Pengendalian Hayati, Sub Laboratorium Hayati, Brigade Proteksi Tanaman dan Unit Pembinaan Perlindungan Tanaman.

Page 14: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

8

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

1. Pendekatan umum

Prinsip pendekatan umum meliputi hal yang bersifat administratif dan manajemen kegiatan.

a. SK Tim Pelaksana Kegiatan

1) Penetapan SK Tim Pelaksana Kegiatan oleh Kepala Dinas/KPA paling lambat 1 (satu) minggu setelah diterimanya penetapan Satker dari Menteri Pertanian.

2) Penanggung jawab dan pelaksana kegiatan ditetapkan oleh Kepala Dinas yang Membidangi Perkebunan Provinsi.

b. Rencana kerja

Rencana kerja pelaksanaan masing-masing kegiatan disusun paling lambat 1 (satu) minggu setelah ditetapkannya SK Tim pelaksana dan mengacu kepada Pedoman Teknis dari Ditjen Perkebunan.

c. Juklak, Juknis

Penyelesaian Juklak/Juknis untuk kegiatan paling lambat 2 (dua) minggu setelah diterimanya pedoman teknis dari Ditjen. Perkebunan.

Page 15: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

9

d. Koordinasi dan Sosialisasi

Koordinasi dilakukan oleh satker pelaksana kegiatan dengan Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Direktorat Perlindungan Perkebunan, Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan, Surabaya, Ambon dan Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak (sesuai dengan wilayah kerja), dan Dinas Kabupaten/Kota dimana terdapat lokasi kegiatan dilaksanakan.

Sedangkan sosialisasi dilaksanakan kepada petani calon lokasi kegiatan pengendalian/pihak terkait.

e. Pelelangan/pengadaan

Pelelangan/pengadaan dilaksanakan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pelelangan/pengadaan barang dan jasa harus selesai bulan Februari 2016. Pengadaan sarana pendukung perlindungan tidak dapat digabungkan dengan pengadaan sarana produksi lainnya.

f. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh satker pelaksana kegiatan selama kegiatan berlangsung.

Page 16: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

10

g. Laporan

1) Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan disampaikan oleh penanggung jawab kegiatan.

2) Laporan fisik dan keuangan disampaikan oleh satker pelaksana kegiatan sesuai form SIMONEV.

3) Laporan akhir kegiatan disampaikan oleh satker pelaksana kegiatan ke pusat paling lambat 2 (dua) minggu setelah kegiatan selesai dan tidak melewati bulan Desember 2016.

2. Prinsip Pendekatan Teknis

a. Pemberdayaan perangkat perlindungan perkebunan

1) Personil laboratorium diutamakan personil yang mempunyai latar belakang pendidikan S2/S1 plus/S1/D3/S01 jurusan hama penyakit/biologi/analis kimia/agronomi/ Agroteknologi atau personil yang mempunyai keahlian khusus atau telah dilatih dibidang perlindungan tanaman.

2) Penetapan SK personil laboratorium paling lambat akhir Januari 2016.

3) Pelaksanaan operasional LL, LUPH, BPT, dan Sub Lab. Hayati mengacu kepada pedoman yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan.

Page 17: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

11

4) Revitalisasi fungsi BPT dilaksanakan oleh LL/UPTD Perlindungan Perkebunan.

5) Alat dan bahan yang digunakan untuk laboratorium serta alat dan bahan pengendalian OPT harus memenuhi standar teknis.

6) Pembinaan kelompok tani alumni SL-PHT dilaksanakan di Provinsi yang telah melaksanakan SL-PHT.

b. Pemberdayaan petugas pengamat OPT

Tanaman Perkebunan

1) Pengamat yang mendapatkan insentif adalah petugas yang melaksanakan kegiatan pengamatan OPT di lapangan dan ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan.

2) Penetapan SK petugas pengamat OPT paling lambat akhir Januari 2016 dan disampaikan ke Direktorat Perlindungan Perkebunan.

3) Pelaksanaan pengamatan mengacu kepada pedoman yang diterbitkan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan.

3. Tindak Lanjut

a. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

- Perencanaan kegiatan, jadual kegiatan - Pembuatan juklak, juknis setiap kegiatan

Page 18: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

12

- Menunjuk penanggungjawab dan pelaksana kegiatan

- Survei lokasi kegiatan - Koordinasi dengan instansi terkait - Menindaklanjuti rekomendasi hasil

pembinaan b. Tahap Pasca Kegiatan

1) Pemberdayaan perangkat

a) Hasil kajian teknologi PHT spesifik lokasi didata dan didiseminasikan kepada petani sehingga mampu menyelesaikan permasalahan OPT di wilayah kerjanya.

b) Secara pro-aktif membuat jejaring dan kerjasama di bidang teknologi perlindungan tanaman terkini dan dalam hal pengembangan, pendaftaran dan legalitas produk APH dan pestisida nabati dengan BBP2TP (Medan, Surabaya, dan Ambon)/BPTP Pontianak, Puslit/Balit/ Perti.

c) LL, LUPH, BPT, Sub lab agar mendokumentasikan data dan informasi seluruh hasil kegiatan yang dilakukan.

d) Menyebarluaskan dan mensosialisasikan teknik pengendalian OPT tanaman perkebunan.

e) Mendorong terbentuknya regu pengendali hama (RPH).

Page 19: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

13

f) BPT menjadi lebih eksis dan berperan dalam pengendalian eksplosi/outbreak OPT.

2) Pemberdayaan petugas pengamat OPT tanaman perkebunan

a) Petugas pengamat OPT harus menyampaikan data pengamatan OPT ke Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan secara berkala yaitu setiap minggu.

b) Dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan menyampaikan laporan hasil pengamatan OPT ke Dinas provinsi yang membidangi perkebunan secara berkala yaitu setiap bulan (bulanan).

c) Dinas provinsi yang membidangi Perkebunan/UPTD Perlindungan menyampaikan laporan hasil pengamatan OPT ke Direktorat Perlindungan Perkebunan setiap triwulan.

B. Spesifikasi Teknis

1. Kriteria

a. Pemberdayaan Perangkat

1) Kajian metode PHT spesifik lokasi dilaksanakan dalam rangka menguji teknologi pengendalian OPT yang dihasilkan oleh UPT Pusat/Balit/Perti atau teknologi

Page 20: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

14

pengendalian OPT yang sudah berkembang di masyarakat.

2) Pelatihan perbanyakan dan penyebaran APH bagi petani dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan petani tentang cara melakukan perbanyakan dan penyebaran APH dengan metode dan peralatan sederhana. Pelatihan dilaksanakan di lokasi kebun milik petani.

3) Diseminasi teknologi perlindungan perkebunan dilaksanakan dalam rangka penyebaran informasi teknologi perlindungan perkebunan, dan dapat dilakukan melalui sosialisasi, seminar dan pelatihan serta penyusunan bahan informasi seperti buku, leaflet dan poster.

4) Demplot teknologi pengendalian OPT dilaksanakan untuk menguji rakitan teknologi pengendalian OPT yang telah dihasilkan oleh UPTD perlindungan.

5) Perbanyakan dan penyebaran APH dilaksanakan untuk APH hasil identifikasi atau eksplorasi (pada tahun sebelumnya), apabila tidak ditemukan APH baru, kegiatan perbanyakan dan penyebaran dilakukan terhadap koleksi APH yang telah dimiliki oleh setiap UPTD perlindungan.

6) Uji adaptasi dan efikasi APH dilaksanakan dalam rangka menguji APH pada berbagai kondisi lingkungan. Dalam pelaksanaan pengujian dilakukan modifikasi-modifikasi

Page 21: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

15

sehingga dapat dipergunakan pada berbagai kondisi lingkungan dan kemanfaatan APH tersebut menjadi lebih luas.

7) Kalibrasi dilaksanakan untuk memastikan akurasi alat-alat laboratorium. Kalibrasi dapat diuji oleh lembaga penguji yang telah terakreditasi dan memiliki ruang lingkup kalibrasi antara lain : Balai Besar Industri Agro (BBIA), Succofindo dan Saraswati.

8) Ekplorasi dan inventarisasi APH dilaksanakan dalam rangka mengeksplorasi dan menginventarisasi APH yang ditemukan menyerang OPT pada komoditi utama perkebunan, sehingga diharapkan akan diperoleh jenis-jenis APH baru baik dari golongan predator/parasitoid/patogen.

9) Bahan pengendali OPT/pestisida kimia (fungisida, insektisida, herbisida, rodentisida, dll) dirinci berdasarkan data hasil monitoring serangan OPT. Pestisida hanya dapat digunakan pada kondisi serangan OPT yang bersifat eksplosi atau pada sumber-sumber serangan OPT yang dilaporkan sangat cepat berkembang dan merugikan. Pestisida kimia sekaligus merupakan buffer stock dalam memenuhi standar pelayanan minimum pemerintah dalam mengendalikan OPT.

10) Kendaraan operasional pengendalian OPT/pengendalian kebakaran lahan dan kebun di peruntukkan bagi unit kerja yang

Page 22: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

16

menangani/melaksanakan kegiatan perlindungan tanaman/pengendalian OPT/ pengendalian kebakaran lahan dan kebun.

b. Pemberdayaan petugas pengamat OPT

tanaman perkebunan

1) Petugas pengamat yang ditetapkan adalah petugas yang telah mendapat pelatihan tentang dasar-dasar perlindungan dan atau berlatar belakang pendidikan teknis hama penyakit / biologi / agronomi / pertanian/ agroteknologi.

2) Insentif dan operasional lapangan Petugas Pengamat hanya diberikan kepada petugas pengamat/ petugas POPT/Petugas teknis perlindungan yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan OPT di setiap provinsi dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan.

3) Pengamatan diutamakan untuk OPT penting (dominan) pada komoditas utama/unggulan perkebunan daerah.

2. Metode

a. Pemberdayaan perangkat perlindungan perkebunan 1) LL, LUPH, dan Sub Lab Hayati

a) Metode uji mutu APH mengacu pada protokol uji mutu yang dibuat oleh

Page 23: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

17

Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya.

b) Metode uji efikasi APH mengacu pada protokol pengujian yang telah disusun oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan.

c) Metode uji mutu dan uji efikasi APH dapat didownload pada situs website perlindungan perkebunan.(ditjenbun.pertanian.go. id/perlindungan)

d) Metode identifikasi, eksplorasi, perbanyakan dan penyebaran APH mengacu kepada metode yang diterbitkan antara lain oleh BBPPTP (Medan, Surabaya, dan Ambon)/BPTP Pontianak/Puslit/Balit/Perti/ Direkto-rat Perlindungan Perkebunan.

2) BPT

a) Pengadaan dan penggunaan pestisida mengacu kepada jenis pestisida sesuai dengan izin Menteri Pertanian, dengan tetap memperhatikan pada prinsip penggunaan pestisida yang baik dan benar sesuai dengan kaidah PHT.

b) Penggunaan bahan pengendalian OPT didasarkan atas kriteria serangan OPT yang termasuk pada kondisi eksplosi atau pusat serangan yang mempunyai

Page 24: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

18

potensi peningkatan serangan yang besar. Kondisi tersebut dinyatakan oleh pejabat yang memiliki kewe-nangan dan kompetensi dalam perlindungan tanaman perkebunan.

c) Pengadaan mobil operasional BPT digunakan untuk kegiatan pengendalian OPT serta pengendalian kebakaran lahan dan kebun berdasarkan spesifikasi teknis tersaji pada lampiran 1.

d) Mobil operasional BPT akan diserahterimakan sebagai aset daerah, sehingga biaya operasional merupakan tanggung jawab pemerintah daerah.

e) Mobil operasional untuk body luar pada bak di beri logo Kementerian Pertanian dan bertuliskan “Kendaraan Operasional Pengenda-lian OPT/Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun” (dengan Body Painting/bukan Stiker).

f) Surat pernyataan (komitmen) KPA/Kepala Dinas dalam pengadaan dan pemanfaatan mobil operasional BPT, tersaji pada lampiran 2.

b. Pemberdayaan petugas pengamat OPT

perkebunan

Insentif dan operasional lapangan diberikan

Page 25: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

19

kepada petugas pengamat untuk melakukan kegiatan pengamatan dan pelaporan dengan tahapan :

1) Pengamat melakukan pengamatan OPT penting pada komoditas utama di wilayahnya dan melakukan pembinaan pengamatan dan pengendalian OPT kepada petani secara terjadwal.

2) Pengamatan OPT perkebunan dilakukan dengan baik dan benar mengacu pada pedoman teknis pengamatan dan pelaporan OPT perkebunan yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan.

3) Data pengamatan OPT di rekap dan disajikan dalam bentuk laporan bulanan di tingkat kabupaten/kota dan triwulan di tingkat provinsi.

Pengiriman laporan OPT sebagai berikut:

1) Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan menyampaikan kepada dinas provinsi yang membidangi perkebunan.

2) Dinas provinsi yang membidangi perkebunan menyampaikan laporan kepada Direktorat Perlindungan Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan, BBPPTP (Medan, Surabaya, Ambon) dan BPTP Pontianak.

Page 26: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

20

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang Lingkup

1. Pemberdayaan perangkat

a) Ruang Lingkup Pemberdayaan Perangkat, meliputi : biaya operasional laboratorium (ATK, alat dan bahan laboratorium), biaya operasional lapangan, pemberian honor petugas laboratorium dan petugas BPT.

b) Indikator Kinerja

No Indikator Uraian

1 Input/Masukan - Dana

- SDM

- Data dan informasi

- Teknologi

2 Output/Keluaran Terfasilitasinya pelaksanaan operasional LL, LUPH, BPT, Sub lab Hayati dan BPT

3 Outcome/hasil - Tersedianya data hasil uji mutu dan uji efikasi lapangan APH

- Tersedianya 3 (tiga) kelompok APH (parasitoid,

Page 27: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

21

No Indikator Uraian

predator dan patogen), serta rakitan teknologi spesifik lokasi.

- Tersedianya isolat APH kelompok patogen, teknologi perbanyakan dan penyebarannya.

- Tersedianya alat dan bahan pengendalian

outbreak OPT. - Tersedianya stater APH kelompok patogen yang siap diperbanyak oleh petani.

- Terbentuknya brigade proteksi tanaman di pro-vinsi.

2. Pemberdayaan petugas pengamat OPT perkebunan

a. Ruang lingkup :

1) Pemberian insentif dan operasional pengamatan.

Page 28: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

22

2) Pembinaan pengamatan dan pengendalian OPT kepada petani.

3) Pengamatan dan penyusunan laporan mengacu pada pedoman pengamatan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan.

4) Pengiriman laporan OPT oleh Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dilakukan melalui surat dan e-mail : [email protected], [email protected], [email protected], [email protected].

Format laporan hasil pengamatan OPT perkebunan seperti pada Lampiran 3.

b. Indikator Kinerja

No Indikator Uraian

1 Input/Masukan - Dana

- SDM

- Data dan informasi

- Bahan dan Alat

2 Output/Keluaran Terlaksananya pengamatan OPT penting pada komoditi unggulan perkebunan oleh petugas pengamat yang diberikan insentif dan

Page 29: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

23

No Indikator Uraian

operasional pengamatan.

3 Outcome/hasil Tersedianya data hasil pengamatan OPT penting pada komoditi unggulan perkebunan

B. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan

1. Pelaksana dan penanggung jawab kegiatan pengendalian OPT untuk TP provinsi dan pemberdayaan perangkat serta pemberdayaan petugas pengamat OPT perkebunan adalah dinas provinsi yang membidangi perkebunan dan untuk TP kabupaten adalah dinas kabupaten yang membidangi perkebunan dan berkoordinasi dengan dinas provinsi. Sedangkan pelaksana dan penanggung jawab kegiatan Demfarm/ Demplot pengendalian OPT adalah Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan.

2. Dinas yang membidangi perkebunan provinsi/kabupaten/kota dalam melaksa-nakan kegiatan agar berkoordinasi dengan BBPPTP (Medan/ Surabaya/Ambon)/BPTP Pontianak (sesuai dengan wilayah kerja) dan pihak-pihak terkait lainnya.

Page 30: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

24

3. Pelaksana kegiatan BPT adalah LL/UPTD Perlindungan.

4. Kewenangan dan tanggung jawab :

a. Direktorat Perlindungan Perkebunan

Menyiapkan Terms of Reference (TOR) dan Pedoman Teknis;

Melakukan bimbingan, pembinaan, monitoring dan evaluasi.

b. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan, Surabaya, dan Ambon dan Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak.

Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan perlindungan perkebunan pada wilayah kerjanya, berkoordinasi dengan Ditjen. Perkebunan, Puslit/Balit/Perti, UPTD dan Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan.

Menyediakan dan mensosialisasikan teknologi pengendalian hayati (APH, pesnab dan musuh alami).

Melakukan pengujian kualitas (quality control) APH.

Page 31: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

25

Supervisi penyelesaian akreditasi laboratorium bagi UPTD yang memenuhi syarat.

Memfasilitasi pendaftaran dan perizinan APH.

Memfasilitasi kegiatan perekat dengan UPTD pada wilayah kerja Balai.

c. Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan

Menetapkan Tim Pelaksana kegiatan pemberdayaan perangkat perlindungan tingkat provinsi;

Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, BBPPTP Medan/Surabaya/ Ambon/BPTP Pontianak (sesuai dengan wilayah kerja) dan Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan, serta institusi terkait lainnya;

Membuat Petunjuk Pelaksanaan untuk kegiatan pemberdayaan perangkat perlindungan;

Melakukan pengawalan, pembinaan, monitoring dan evaluasi, berkoordinasi dengan Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan setempat;

Page 32: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

26

Menindaklanjuti rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi Direktorat Perlindungan Perkebunan.

Menyampaikan laporan pelaksa-naan kegiatan pemberdayaan perangkat perlindungan ke Direktorat Jenderal Perkebunan cq. Direktorat Perlindungan Perkebunan.

d. UPTD (Perangkat Perlindungan di Daerah)

Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan Pemberdayaan Perangkat Perlindungan, berkoordinasi dengan Ditjen. Perkebunan, BBPPTP (Medan, Surabaya, dan Ambon)/BPTP Pontianak/Puslit/ Balit, Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan.

Melakukan kaji terap teknologi pengendalian hayati spesifik lokasi (APH, pesnab dan musuh alami).

Menyiapkan bahan APH untuk kegiatan uji mutu dan uji efikasi lapangan.

Malaksanakan kegiatan revitalisasi brigade proteksi tanaman.

Page 33: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

27

Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Perangkat Perlindungan ke Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan Direktorat Jenderal Perkebunan cq. Direktorat Perlindungan Perkebunan.

C. Lokasi, Jenis dan Volume

1. Pemberdayaan Perangkat Perlindungan

a. Operasional LL

Kegiatan operasional LL di 26 provinsi. Data rincian lokasi disajikan pada Lampiran 4.

b. Operasional LUPH

Kegiatan operasional LUPH di 4 provinsi. Data rincian lokasi disajikan pada Lampiran 5.

c. Operasional Sub Lab Hayati

Operasional Sub Lab Hayati di 12 provinsi. Data rincian lokasi disajikan pada Lampiran 6.

d. Operasional Brigade Proteksi Tanaman

Kegiatan operasional Brigade Proteksi Tanaman di 32 provinsi. Data rincian lokasi disajikan pada Lampiran 7.

Page 34: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

28

2. Jenis dan Volume Kegiatan

a. Lokasi, jenis dan volume kegiatan pemberdayaan perangkat perlindu-ngan tanaman disajikan pada Lampiran 4-7.

b. Lokasi, jenis dan volume kegiatan pemberdayaan petugas pengamat OPT perkebunan disajikan pada Lampiran Lampiran 8.

D. Simpul Kritis

1. Simpul Kritis Pemberdayaan perangkat perlindungan tanaman sebagai berikut :

a. Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan terlambat menyusun Juklak pemberdayaan perangkat, sehingga penyelesaian pekerjaan menjadi terlambat atau tidak tepat sasaran. Juklak harus disusun paling lambat dua minggu setelah Pedoman Teknis diterima.

b. LL, LUPH Sub Lab. Hayati dan BPT terlambat menyusun juknis pemberdayaan perangkat, sehingga penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu dan sasaran. Juknis harus disusun paling lambat satu minggu setelah juklak dibuat.

Page 35: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

29

c. Pelaksanaan kegiatan uji mutu APH dan uji efikasi APH terlambat dilaksanakan, karena dalam pelaksanaannya harus bekerja sama dengan lembaga/institusi yang terakreditasi di bidangnya. Penjajakan lembaga /institusi pelaksana kegiatan uji mutu dan uji efikasi dilaksanakan lebih awal.

d. Belum dilengkapi SOP yang memenuhi standar sehingga sulit untuk menelusuri apabila terjadi kesalahan. Menyusun atau menyempurnakan SOP yang ada sesuai dengan standar yang baku.

e. Terbatasnya kapasitas dan kemampuan untuk memproduksi APH dalam jumlah yang dibutuhkan, dengan kualitas yang sesuai standar. Kerjasama dengan UPTD/BBP2TP (Medan, Surabaya, dan Ambon)/BPTP Pontianak untuk memenuhi APH yang diperlukan.

f. Pengadaan bahan pengendali berupa pestisida kimia (insektisida, fungisida, herbisida), tidak tepat sasaran karena tidak didasarkan pada data hasil pengamatan dan laporan OPT yang memiliki potensi serangan sangat cepat berkembang dan merusak. Pengadaan bahan pengendali berupa

Page 36: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

30

pestisida kimia (insektisida, fungisida dan herbisida) harus didasarkan pada data hasil pengamatan dan pelaporan OPT yang memiliki potensi serangan sangat cepat berkembang dan merusak.

2. Simpul Kritis Pemberdayaan Petugas pengamat OPT perkebunan

a. Petugas pengamat yang ditetapkan untuk menerima insentif tidak tepat sehingga tidak dapat melakukan pengamatan dengan baik dan benar. Hal tersebut mengakibatkan data yang dilaporkan kurang akurat. Oleh karena itu Dinas Provinsi/UPTD Perlindungan/ Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan dalam menetapkan petugas pengamat harus sesuai dengan kriteria dalam Pedoman Teknis Direktorat Jenderal Perkebunan.

b. Petugas belum mempedomani sepenuhnya buku pedoman pengamatan dan pelaporan OPT perkebunan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sehingga data yang dihasilkan kurang optimal. Untuk itu Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan agar memperbanyak dan mensosialisasikan buku pedoman pengamatan OPT.

Page 37: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

31

IV. PENGADAAN BARANG

A. Pengadaan barang dan jasa kegiatan Perlindungan Perkebunan untuk dana Tugas Perbantuan (TP) Direktorat Jenderal Perkebunan mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku. Semua kegiatan pengadaan barang dan jasa yang melalui proses tender, pelaksanaan dan penetapan pemenang harus sudah sesuai dengan usulan rencana yang disampaikan oleh Satker pada awal tahun kegiatan.

B. Pengadaan barang dan jasa kegiatan pemberdayaan perangkat perlindungan perkebunan mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku. Komponen yang dikontrakkan adalah pengadaan bahan pengendalian OPT (fungisida, insektisida dan herbisida) dan mobil operasional untuk Brigade Proteksi Tanaman.

Page 38: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

32

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

A. Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan

Kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan dana dekonsentrasi Provinsi dan TP Provinsi/Kabupaten/Kota dilakukan secara terencana dan terkoordinasi dengan unsur penanggung jawab kegiatan di Direktorat Jenderal Perkebunan, Dinas Provinsi/ Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan dan BBPPTP (Ambon, Surabaya, Medan)/BPTP Pontianak dan pihak terkait lainnya.

Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan diutamakan pada tahapan yang menjadi simpul-simpul kritis kegiatan yang telah ditetapkan.

Dalam melaksanakan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan dilakukan koordinasi secara berjenjang sesuai dengan tugas fungsi dan kewenangan masing-masing unit pelaksana kegiatan.

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian, dan pengawalan terhadap pelaksana kegiatan (Man), pembiayaan (Money), Metode, dan bahan-bahan yang dipergunakan (Material). Kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan

Page 39: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

33

harus mampu meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan melalui pemberian rekomendasi dan pemecahan masalah terhadap pelaksanaan kegiatan sehingga dapat mengakselerasi kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan yang ditetapkan.

B. Pelaksanaan Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan

Waktu pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan minimal satu kali pada setiap jenis kegiatan yang dilaksanakan.

Pelaksanaan kegiatan hendaknya selalu di koordinasikan dengan pusat, provinsi dan kabupaten/kota sehingga pembinaan, pengendalian dan pengawalan efektif dan efisien.

Direktorat Perlindungan Perkebunan melakukan pembinaan dan pengawalan kegiatan fasilitasi teknis perlindungan perkebunan pada seluruh wilayah pelaksana kegiatan.

Dinas yang membidangi Perkebunan tingkat provinsi melakukan pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan fasilitasi teknis perlindungan perkebunan tingkat provinsi.

Page 40: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

34

Dinas yang membidangi Perkebunan tingkat kabupaten/kota melakukan pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan fasilitasi teknis perlindungan perkebunan tingkat kabupaten/kota.

Page 41: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

35

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring

Monitoring ditujukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai pada setiap kegiatan.

Monitoring dilaksanakan oleh petugas Dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota pada wilayah kerja masing-masing. Pelaksanaan monitoring minimal satu kali selama kegiatan berlangsung.

B. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui ketepatan/kesesuaian pelaksanaan kegiatan dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan yang direncanakan serta realisasi/ penyerapan anggaran. Hasil evaluasi sebagai umpan balik perbaikan pelaksanaan selanjutnya.

Evaluasi dilakukan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan, serta Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi pada wilayah kerja masing-masing.

C. Pelaporan

Setiap kegiatan didokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan. Laporan kegiatan fasilitasi teknis perlindungan perkebunan dibuat oleh pelaksana kegiatan dan

Page 42: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

36

dilaporkan secara berjenjang kepada penanggung jawab/pembina kegiatan mengacu kepada pedoman outline penyu-sunan laporan dan SIMONEV serta bentuk laporan lainnya sesuai dengan kebutuhan.

1. Jenis Laporan :

a. Laporan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan

1) Persiapan Pelaksanaan Kegiatan

a) Pemberdayaan perangkat

Persiapan meliputi : penetapan tim pelaksana kegiatan; narasumber; penyusunan juklak/juknis; jadwal pelaksanaan; penetapan calon peserta pelatihan; persiapan administrasi; sosialisasi; penyiapan alat dan bahan.

Dilaporkan setelah persiapan kegiatan selesai dilaksanakan

b) Pemberdayaan petugas pengamat OPT perkebunan

Persiapan meliputi : penetapan tim pelaksana kegiatan; penetapan pengamat OPT ; persiapan administrasi; penyiapan alat dan bahan.

Dilaporkan setelah persiapan kegiatan selesai dilaksanakan.

Page 43: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

37

2) Pelaksanaan Kegiatan

a) Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Perangkat

Pelaksanaan meliputi: laporan pencapaian kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium dan di lapangan.

Laporan kejadian eksplosi harus dibuat berita acara sesegera mungkin disampaikan kepada Bupati dan tembusannya disampaikan kepada Direktur Jenderal Perkebunan dan Kepala Dinas yang membidangi perkebunan provinsi.

b) Pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan petugas pengamat OPT perkebunan.

Pelaksanaan meliputi pengamatan OPT, pembinaan pengamatan dan pengendalian OPT serta pelaporan.

Laporan hasil pengamatan terdiri dari: laporan peringatan dini; laporan bulanan; laporan triwulanan; laporan khusus; laporan eksplosi; dan laporan insidentil. Form laporan mengacu pada Pedoman Teknis Pengamatan dan Pelaporan OPT Perkebunan Tahun 2012 yang diterbitkan oleh Direktorat Perlindungan, Direktorat Jenderal Perkebunan.

Page 44: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

38

b. Laporan Fisik dan Keuangan

1) Laporan Mingguan

Laporan Mingguan berisi laporan kemajuan (fisik dan keuangan) pelaksanaan kegiatan setiap minggu berjalan dan disampaikan kepada Direktorat Perlindungan Perkebunan setiap minggu hari Jum’at.

2) Laporan Bulanan

Laporan Bulanan berisi laporan kemajuan (fisik dan keuangan) pelaksanaan kegiatan fasilitasi pengendalian OPT setiap bulan berjalan dan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan paling lambat tanggal 5 pada bulan berikutnya.

3) Laporan Triwulan

Laporan Triwulan berisi laporan kemajuan (fisik dan keuangan) pelaksanaan kegiatan fasilitasi pengendalian OPT setiap triwulan dan disampaikan setiap triwulan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, paling lambat tanggal 5 pada bulan pertama triwulan berikutnya.

4) Laporan Akhir

Laporan Akhir merupakan laporan keseluruhan pelaksanaan kegiatan fasilitasi teknis perlindungan perkebunan

Page 45: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

39

setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai dilaksanakan. Laporan akhir disampaikan kepada Direktorat Perlindungan Perkebunan, paling lambat 2 minggu setelah kegiatan selesai. Laporan disampaikan melalui surat dan e-mail

Format Laporan Perkembangan Persiapan Kegiatan, Fisik dan Keuangan, Pelaksanaan Kegiatan dan Out Line Laporan Akhir seperti pada lampiran 9-12.

Page 46: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

40

VII. PEMBIAYAAN

Kegiatan fasilitasi teknis perlindungan perkebunan didanai dari APBN tahun anggaran 2016.

Page 47: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

41

VIII. PENUTUP

Kegiatan fasilitasi teknis perlindungan perkebunan diharapkan untuk lebih meningkatkan peran dan fungsi LL, LUPH, Sub Lab Hayati dan BPT. Petugas pengamat perlu diberi motivasi agar dapat meningkatkan kinerjanya yang dibuktikan dengan dihasilkannya data/informasi yang lebih akurat secara berkelanjutan dengan pemberian insentif petugas pengamat.

Untuk keberhasilan pelaksanaannya diperlukan koordinasi, komitmen dan kerjasama, serta upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak terkait sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsi masing-masing.

Page 48: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

41

LAMPIRAN

Page 49: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

42

Lampiran 1. Spesifikasi Mobil Operasional BPT

No Uraian Spesifikasi

1 Jenis kendaraan Roda 4 (empat), Pick Up

2 Tahun pembuatan/perakitan

Tahun terbaru/terakhir

3 Penggerak roda 4 WD

4 Bahan bakar Diesel

5 Sistem suplai bahan bakar

Fuel injection

6 Tipe mesin 4 silinder

7 Isi silinder 2000-3000 cc

Page 50: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

43

Lampiran 2. Contoh Surat Pernyataan Komitmen KPA (Kepala Dinas) dalam pengadaan dan pemanfaatan mobil operasional BPT.

SURAT PERNYATAAN (KOMITMEN)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

NIP :

Jabatan :

Berkomitmen untuk mengadakan mobil

operasional Brigade Proteksi Tanaman

Perkebunan yang dibiayai APBN tahun 2016

dan akan digunakan untuk operasional

pengendalian OPT tanaman perkebunan serta

pengendalian kebakaran lahan dan kebun.

................, 2016

Materai Rp.6000

(Nama jelas) Nip. .............

Page 51: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

44

Lampiran 3. Format Laporan Hasil Pengamatan OPT Perkebunan Laporan Hasil Pengamatan OPT Perkebunan dibuat sesuai format sebagai berikut :

No

Kabupaten / Jenis Luas Komoditi Jenis OPT

Luas Serangan (Ha) Luas Pengendalian dari (Ha) Cara Kerugian Hasil

Komoditas (Ha) Ringan Berat Jumlah APBN APBD I APBD II Masyarakat Jumlah Pengendalian [Rp 000]

1 Komoditas X Jenis OPT a

Kabupaten A

Kabupaten B

Kabupaten C

Kabupaten D

Kabupaten E

Jumlah A-G (Ha)

2 Komoditas Y

Kabupaten A

Kabupaten B

Kabupaten C

Page 52: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

45

No

Kabupaten / Jenis Luas Komoditi Jenis OPT

Luas Serangan (Ha) Luas Pengendalian dari (Ha) Cara Kerugian Hasil

Komoditas (Ha) Ringan Berat Jumlah APBN APBD I APBD II Masyarakat Jumlah Pengendalian [Rp 000]

Kabupaten D

Kabupaten E

Kabupaten F

Kabupaten G

Jumlah A-G (Ha)

3 dst……

TOTAL

Page 53: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

46

Page 54: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

46

Lampiran 4. Lokasi Kegiatan Laboratorium Lapangan

No Provinsi Volume

1. JABAR 1 Unit

2. JATENG 1 Unit

3. DIY 1 Unit

4. ACEH 1 Unit

5. SUMBAR 1 Unit

6. RIAU 1 Unit

7. JAMBI 1 Unit

8. SUMSEL 1 Unit

9. LAMPUNG 1 Unit

10. KALTENG 1 Unit

11. KALSEL 1 Unit

12. KALTIM 1 Unit

13. SULUT 1 Unit

14. SULTENG 1 Unit

15. SULSEL 1 Unit

16. SULTRA 1 Unit

17. BALI 1 Unit

18. NTB 1 Unit

19. NTT 2 Unit

20. PAPUA 2 Unit

21. BENGKULU 1 Unit

22. BANTEN 1 Unit

23. BABEL 1 Unit

24. GORONTALO 1 Unit

25. PAPUA BARAT* 1 Unit

26. SULBAR 1 Unit

Page 55: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

47

Lampiran 5. Lokasi Kegiatan LUPH

No Provinsi Volume

1. LAMPUNG 1 Unit

2. BALI 1 Unit

3. SULUT 1 Unit

4. MALUKU UTARA 1 Unit

Lampiran 6. Lokasi Kegiatan Sub lab Hayati

No Provinsi Volume

1. SUMSEL 1 Unit

2. RIAU 1 Unit

3. JAMBI 1 Unit

4. BABEL 1 Unit

5. LAMPUNG 1 Unit

6. JATENG 1 Unit

7. DIY 1 Unit

8. NTT 2 Unit

9. BALI 1 Unit

10. SULTRA 1 Unit

11. SULUT 1 Unit

12 PAPUA 1 Unit

13 BABEL 1 Unit

Page 56: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

48

Lampiran 7. Lokasi Kegiatan Brigade Proteksi Tanaman

No Provinsi Volume

1. JAWA BARAT 1 Unit

2. JAWA TENGAH 1 Unit

3. DIY 1 Unit

4. JAWA TIMUR 1 Unit

5. ACEH 1 Unit

6. SUMUT 1 Unit

7. SUMBAR 1 Unit

8. RIAU 1 Unit

9. JAMBI 1 Unit

10. SUMSEL 1 Unit

11. LAMPUNG 1 Unit

12. KALBAR 1 Unit

13. KALTENG 1 Unit

14. KALSEL 1 Unit

15. KALTIM 1 Unit

16. SULUT 1 Unit

17. SULTENG 1 Unit

18 SULSEL 1 Unit

19. SULTRA 1 Unit

20. MALUKU 1 Unit

21. BALI 1 Unit

22. NTB 1 Unit

23. NTT 1 Unit

24. PAPUA 1 Unit

25. BENGKULU 1 Unit

26. MALUT 1 Unit

27. BANTEN 1 Unit

Page 57: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

49

No Provinsi Volume

28 BABEL 1 Unit

29 GORONTALO 1 Unit

30 KEPRI 1 Unit

31 PAPUA BARAT 1 Unit

32 SULBAR 1 Unit

Lampiran 8. Lokasi dan Jumlah Pengamat Penerima

Insentif

No Provinsi Jumlah Pengamat

1 Aceh 34 Org

2 Sumbar 56 Org

3 Riau 54 Org

4 Jambi 46 Org

5 Bengkulu 16 Org

6 Sumsel 74 Org

7 Lampung 64 Org

8 Babel 16 Org

9 Kep. Riau 6 Org

10 Banten 9 Org

11 Jabar 66 Org

12 Jateng 52 Org

13 DIY 20 org

14 Bali 71 Org

15 NTB 32 Org

16 NTT 42 Org

17 Kalteng 14 Org

18 Kalsel 28 Org

19 Kaltim 20 Org

20 Sulut 32 Org

Page 58: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

50

No Provinsi Jumlah Pengamat

21 Gorontalo 15 Org

22 Sulteng 48 Org

23 Sulbar 12 Org

24 Sulsel 79 Org

25 Sultra 24 Org

26 Maluku Utara 23 Org

27 Papua 29 Org

28 Papua Barat 13 Org

Page 59: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

51

Lampiran 9. Form Laporan Persiapan Pelaksanaan Kegiatan

PROVINSI : KABUPATEN : POSISI : (Tanggal/bulan/tahun) NO URAIAN Ada Tidak PERMASALAHAN RTL KETERANGAN

1. Penetapan Tim Teknis

SK Tim Teknis dilampirkan

2. Penyusunan Juklak/Juknis

Juklak/Juknis dilampirkan

3. Penetapan CP/CL SK CP/CL dilampirkan

4. Pengadaan alat dan bahan

Waktu dan jadwal pengadaan

5. Sosialisasi Lokasi, tanggal pelaksanaan dan peserta sosialisasi

Page 60: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

52

Lampiran 10. Form Laporan Pelaksanaan Kegiatan

KEGIATAN : PROVINSI : KABUPATEN : LUAS : POSISI : (Tanggal/bulan/tahun)

1. Pengamatan Awal

- tanggal pengamatan

- intensitas serangan OPT

2. Aplikasi Pengendalian

- tanggal aplikasi

- jumlah bahan dan alat pengendali

- dosis bahan pengendali dll

3. Pemantauan

- Tanggal pemantauan

- Perkembangan intensitas serangan OPT

4. Pengamatan Akhir

- Tanggal pengamatan

- Intensitas serangan OPT setelah pengendalian

Page 61: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

53

Lampiran 11. Form Laporan Perkembangan Realisasi Fisik Dan Keuangan

KEGIATAN : PROVINSI : KABUPATEN : LUAS : POSISI : (Tanggal/bulan/tahun)

NO URAIAN PAGU (Rp) REALISASI KEUANGAN REALISASI FISIK (%)

PERMASALAHAN RTL

Rp %

Page 62: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PEDOMAN TEKNIS... · Out Line Laporan Akhir. 54 . 1 . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Perlindungan

54

Lampiran 12. Out Line Laporan Akhir

Laporan akhir dibuat sesuai out line sebagai berikut :

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL (jika ada) DAFTAR GAMBAR (jika ada) DAFTAR LAMPIRAN (jika ada)

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan dan Sasaran C. Ruang Lingkup Kegiatan D. Indikator Kinerja

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Lokasi B. Alat dan Bahan C. Metode D. Tahap Aktivitas/Kegiatan/ Pelaksanaan E. Simpul Kritis Kegiatan F. Pelaksana G. Pembiayaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan B. Saran/rekomendasi C. Rencana Tindak Lanjut

VI. DAFTAR PUSTAKA

VII. LAMPIRAN