perlindungan jh

Upload: said-syabri-albana

Post on 08-Jul-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    1/32

    i

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    2/32

    i

    SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH

    KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

    Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas perkenan-Nya

    Kementerian Agama selalu berupaya meningkatkan pelayanan, pembinaan dan

     perlindungan terhadap jemaah haji dengan prinsip mengedepankan kepentingan

     jemaah, memberikan rasa keadilan, efisiensi, transparansi, akuntabel, profesional

    dan nirlaba.

    Peningkatan pelayanan, pembinaan dan perlindungan tersebut sebagai

    respon terhadap tuntutan masyarakat dengan memaksimalkan potensi yang

    dimiliki oleh Kementerian Agama.

    Kami menyambut baik dan menyampaikan apresiasi yang mendalam

    dengan diterbitkanya buku Petunjuk Pelayanan, Pembinaan dan Perlindungan bagi

    Jemaah Calon Haji dan sepantasnya buku ini dapat dijadikan acuan oleh

    masyarakat yang bermaksud menunaikan ibadah haji.

    Semoga Allah SWT, selalu memberikan hidayah dan inayah-Nya pada kitasemua dalam upaya mewujudkan peningkatan pelayanan, pembinaan dan

     perlindungan terhadap jemaah haji. Amiin.

    Bandung, November 2013

    Kepala Kanwil Kemenag

    Provinsi Jawa Barat,

    ttd

    Drs. H. Saeroji, MM.

     NIP. 195908101987031006

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    3/32

    ii

    KATA PEGANTAR

    Dengan ucapan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan

    rahmat dan hidayah-Nya pada saat ini kami masih bisa melaksanakan tugas pada

    Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Salah satu tugas yang terus kami

    optimalkan adalah menyampaikan informasi yang seluas-luasnya.

    Untuk maksud itulah, buku Petunjuk Pelayanan, Pembinaan dan

    Perlindungan bagi Jemaah Calon Haji diterbitkan sebagai langkah dalam

     penyebarluasan informasi bagi masyarakat umum dan jemaah calon haji.

    Sistematikan penyusunan buku ini diselaraskan dengan tanggung jawab

    Kementerian Agama dalam penyelenggaraan ibadah haji, yaitu memberikan

     pelayanan, pembinaan dan perlindungan terhadap calon/jemaah haji.

    Betapa pun, buku ini masih banyak memiliki kekurangan. Kami harapkan

    adanya masukan dan keritikan agar buku ini dapat disempurnakan.

    Tak lupa, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

    yang telah menyumbangkan ide, gagasan dan kreatifitas sehingga buku ini

    diterbitkan. Semoga, ikhtiar ini bisa bermanfaat. Amiin.

    Bandung, November 2013

    Kepala Bidang Penyeleng-

    garaan Haji dan Umrah

    ttd

    Drs. H. A. Buchori, MM.

     NIP. 196206121990031002

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    4/32

    iii

    DAFTAR ISI

    Sambutan Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jabar............................................ i

    Kata Pengantar................................................................................................ ii

    Daftar Isi......................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

    A.  Latar Belakang......................................................................................... 1

    B. 

    Indikator Keberhasilan Penyelenggaraan Haji......................................... 2

    C. 

    Penyelenggaraan Haji Dalam Perspektif Historis.................................... 2D.  Kuota Haji................................................................................................ 4

    BAB I I PELAYANAN............................................................................... 5

    A.  Pendaftaran Haji....................................................................................... 5

    B. 

    Pelunasan BPIH....................................................................................... 6

    C.  Pembatalan............................................................................................... 7

    D.  Pembuatan Paspor Haji............................................................................ 9

    E. 

    Hak Jemaah Haji Setelah Pelunasan........................................................ 9

    BAB III PEMBINAAN................................................................................. 12

    A.  Sasaran Pembinaan.................................................................................. 12

    B.  Target Pembinan...................................................................................... 12

    C.  Pelaksanaan Bimbingan........................................................................... 12

    D. 

    Kelompok Bimbingan Ibadah Haji.......................................................... 15

    BAB IV PERLINDUNGAN.........................................................................  16

    A. 

    Bentuk Perlindungan................................................................................ 16

    B.  Jaminan Asuransi..................................................................................... 16

    C. 

    Barang Bawaan dan Identitas Jemaah Haji.............................................. 18

    D.  Informasi Haji.......................................................................................... 19

    Lampiran-lampiran

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    5/32

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Setiap kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji mengacu

     pada ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun

    2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, sebagaimana diubah dengan Undang-

    Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Perubahan

    Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah

    Haji Menjadi Undang-Undang;

    Berdasarkan amanat Undang-Undang tersebut di atas Pemerintah dalam

    hal ini Kementerian Agama berkewajiban memberikan pembinaan, pelayanan dan

     perlindungan dengan menyediakan layanan administarsi, bimbingan ibadah haji,

    akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan dan hal-hal lain yang

    diperlukan oleh calon/jemaah haji.

    Penyelenggaraan ibadah haji merupakan rangkaian kegiatan yang

     beragam, melibatkan banyak pihak dan orang, di dalamnya mengelola banyak

    uang (dana), dilaksanakan di dalam negeri dan Luar Negeri. Oleh karena itu

    dalam penyelenggaraan ibadah haji diperlukan kerjasama, koordinasi, penanganan

    yang cermat, dan dukungan sumber daya manusia yang handal dan amanah.

    Prinsip penyelenggaraan ibadah haji yaitu mengedepankan kepentingan

     jemaah, memberikan rasa keadilan dan kepastian, efisiensi dan efektifitas,

    transparansi dan akuntabilitas, profesionalitas dan nirlaba.

    Dalam pelaksanaannya Penyelenggaraannya Ibadah Haji dibagi kedalam

    dua kategori, yaitu haji reguler yang sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah,

    dan haji khusus yang dilaksanakan oleh penyelenggara haji khusus yang telah

    mendapat izin dari Menteri Agama.

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    6/32

    2

    B. INDIKATOR KEBERHASILAN PENYE-LENGGARAAN HAJI

    Penyelenggaraan ibadah haji pada setiap tahunnya yang dimulai sejak

     pendaftaran, penyuluhan, pembinaan dan bimbingan manasik, penyelesaian

    dokumen dan paspor, operasional pemberangkatan, pelaksanaan operasioal di

    Arab Saudi, hingga kembali ke Tanah Air. Dalam mewujudkan pelaksanaan

     penyelenggaraan ibadah haji maka ditetapkan sasaran mutu sebagai indikator yang

    dijadikan barometer dalam keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji, adalah

    sebagai berikut:

    1.  Seluruh jemaah haji yang terdaftar dan memenuhi syarat keberagkatan dapat

    diberangkatkan ke Arab Saudi;

    2. 

    Seluruh jemaah haji yang telah berada di Arab Saudi, memperoleh layanan

    akomodasi, katering dan transportasi;

    3.  Seluruh jemaah haji dapat melaksanakan wukuf di Arafah;

    4.  Seluruh jemaah haji yang telah menunaikan ibadh haji dapat dipulangkan

    kembali ke Tanah Air.

    C. PENYELENGGARAAN HAJI DALAM PERSPEKTIF HISTORIS

    1. Masa Penjajahan Belanda

    a. Lahirnya ordonansi haji (1825) yang mengatur proses ritual dan

    memberi kebebasanan masyarakat untuk menunaikan ibadah haji;

     b. Tahun 1859 lahir peratutan agar setiap jemaah calon jemaah yang akan

     berangkat mendapat rekomendasi Bupati dengan menandatangani

    kesepakatan telah memiliki bekal cukup selama di Tanah Suci dan

     bekal bagi keluarga yang ditinggalkan;

    c. Tahun 1922, setiap jemaah calon haji agar membeli tiket pulang pergi

    dengan tujuan agar jemaah haji tidak terkatung-katung selama di Tanah

    Suci;

    d. Tahun 1939 lahir peraturan pengangkutan udara (staatsblad 1939 nomor

    10) yang mengatur tentang kesatuan/keseragaman mengenai ketentuan

     pengaturan pengangkutan undara internasional.

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    7/32

    3

    2. Masa kemerdekaan sebelum lahirnya UU 17/1999

    a.  Masa pergolakan fisik (keamanan dalam negeri belum setabil),

     penyelenggaraan ibadah haji dihentikan (tahun 1945-1950)

     b. 

    Keterbatasan kuota haji dan kemampuan pemerintah membayar devisa,

    Tahun 1951 Departemen Agama melakukan tes kemampuan manasik

    haji;

    c. 

    Tahun 1964 lahir Kepres nomor 112/1964 tentang penyelenggaraan

    interdeparte-mental  (dalam kerangka nation dan character building )

    d.  Sebagai upaya peningkatan pelayanan, penyelenggaraan haji diserahkan

    kepada pihak swasta yaitu PT. Arafat sampai tahun 1979 dan pada

    tahun yang sama dikeluarkannya SK Menteri Perhubungan No. SK-

    72/OT.001/Phn.79 tentang Kepailitan PT. Arafat.

    3. Masa kemerdekaan pasca lahirnya UU 17/1999

    a.  Pijakan pasti terhadap proses pelaksanaan haji di Indonesia;

     b.  Memberi makna responsif dan antisipatif terhadap dinamika masyarakat

    terkait penyelenggaraan ibadah haji;

    c.  Perhatian pemerintah terhadap peningkatan pelayanan dan kenyamanan

     bagi jemaah calon haji.

    4. Masa kemerdekaan pasca lahirnya UU 13/2008

    a.  Pengelolaan penyelenggraan haji dilakukan secara profesional dan

    akuntable dengan mengedepankan kepentingan jemaah haji sebagai

    respon dari tuntutan reformasi dalam penyelenggaraan pemerintahan

    yang bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik.

     b.  Diberlakukannya pendaftaran berbasis biometric system  pada

    Kementerin Agama Kabupaten/Kota;

    c.  Diberlakukannya paspor biasa (ordinary passport ) bagi jemaah haji

    Indonesia;

    d. 

    Standar mutu peyelenggaraan ibadah haji yang meliputi pelayanan,

     pembinaan, dan perlindungan sudah sesuai dengan standar pelayanan

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    8/32

    4

    Internasional hal tersebut dibuktikan dengan telah diperoleh sertifikat

    ISO 9001 : 2008;

    e.  Dibentuknya Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) yang

     bertanggung jawab langsung kepada Presiden dengan tugas melakukan

     pengawasan dan pemantauan terhadap penyelenggaraan ibadah haji

    serta memberikan pertimbangan untuk penyempurnaan

     penyelenggaraan ibadah haji Indonesia

    D. KUOTA HAJI

    Kuota haji Indonesia ditetapkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi

    dengan perhitungan sesuai keputusan Organisasi Konferensi Islam (OKI) sejak

    Tahun 1987, dengan pembagian satu permil dari jumlah penduduk muslim suatu

    negara.

    Kuota haji Indonesia dibagi dalam dua kategori, yaitu kuota haji reguler

    dan kuota haji khusus yang masing-masing jumlahnya ditetapkan oleh Menteri

    Agama. Adapun untuk alokasi kuota Provinsi Jawa Barat di tetapkan oleh

    Gubernur berdasarkan kuota Kabupaten/ Kota dengan mempertimbangkan julah

     pendaftar dan penduduk muslim. 

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    9/32

    5

    BAB II

    PELAYANAN

    A. PENDAFTARAN HAJI

    Pendaftaran ibadah haji dilakukan di Kantor Kementerian Agama

    Kabupaten/Kota tempat domisili jemaah yang dilaksanakan setiap hari kerja.

    1.  Syarat-syarat pendaftaran haji

    a.  Surat keterangan sehat dari Puskesmas;

     b.  Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 10 lembar dengan latar

     belakang putih dengan ukuran muka tampak 70 –  80 % ;

    c.  Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);

    d.  Foto copy Kartu Keluarga (KK);

    e.  Foto copy akta kelahiran atau surat kenal lahir atau buku nikah atau ijazah;

    f.  Keterangan domisili dari kelurahan / kecamatan

    g.  Memiliki tabungan haji minimal Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta

    rupiah).

    2.  Prosedur Pendaftran

    TEMPAT SESUAI

    URUTAN

    KEDATANGAN

    KEGIATAN

    Jemaah mendatangi : 

    1. Kantor Kementerian

    Agama Kab/Kota

    a.  Membawa dan menyerahkan syarat-syarat

     pendaftaran yang syah dengan tidak

    mewakilkan;

     b. 

    Mengisi Surat Permohonan Pergi Haji

    (SPPH) yang disahkan oleh pejabat Kantor

    Kementerin Agama;

    2. Bank Penerima

    Setoran Biaya

    Penyelenggaraan

    Ibadah Haji (BPS

    BPIH)

    a.  Membuka tabungan haji dengan menyetor

    uang setoran awal untuk Biaya

    Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

    sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima

     juta rupiah)

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    10/32

    6

     b.  Menerima bukti setoran awal BPIH yang

    didalamnya telah tertera nomor porsisebagai bukti telah syah terdaftar sebagai

     jemaah calon haji

    3. Kantor Kementerian

    Agama Kab/ Kota

    Menyerahkan salinan bukti setoran awal BPIH

    (paling lambat 7 hari)

    B. 

    PELUNASAN BPIHBesaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) ditetapkan oleh

    Presiden atas usul Menteri Agama setelah mendapat persetujuan DPR RI.

    1.  Waktu dan Tempat Pelunasan

    a.  Waktu pelunasan BPIH dilaksanakan setelah ditetapkan peraturan presiden

    tentang biaya penyelenggaraan ibadah haji;

     b. 

    Pelunasan BPIH dilakukan pada BPS BPIH tempat setor semula.

    2. 

    Syarat-syarat Pelunasan

    1. 

    Memiliki nomor porsi yang masuk dalam alokasi porsi Kab/Kota tahun

     berjalan

    2.  Belum pernah haji;

    3. 

    Berusia paling rendah 18 tahun atau sudah menikah;

    4.  Suami, anak kandung dan orang tua kandung yang pernah haji dan akan

     bertindak sebagai pendamping bagi jemaah haji sebagaimana maksud di

    atas, atau pembimbing ibadah haji yang ditetapkan oleh Kepala Kantor

    Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan dikonfirmasikan ke dalam

    Siskohat sebelum waktu pelunasan dimulai.

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    11/32

    7

    3.  Prosedur Pelunasan

    TEMPAT SESUAI

    URUTAN

    KEDATANGAN

    KEGIATAN

    Jemaah mendatangi : 

    1. 

    Bank Penerima

    Setoran Biaya Penye-

    lenggaraan Ibadah Haji

    (BPS BPIH)

    1. 

    Membawa dan menyerahkan bukti setor

    awal;

    2.  Menyetor kekurangan BPIH tahun berjalan

    sesuai dengan besaran yang ditetapkan oleh

    Presiden;

    3. 

    Menerima bukti setoran pelunasan BiayaPenyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

    2. Kantor Kementerian

    Agama Kab/Kota

    1. 

    Membawa dan menyerahkan salinan bukti

    setoran pelunasan BPIH (paling lambat 7

    hari);

    2.  Membawa dan menyerahkan pas foto

     berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 20 buah

    dan 4 x 6 sebanyak 4 buah dengan latar

     belang putih dengan ukuran muka tampak70 –  80%. (yang satu klise dengan pas foto

     pada saat pendaftaran)

    C. PEMBATALAN

    Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) bagi jemaah calon haji yang

    membatalkan dikembalikan kerekening tabungan BPS BPIH ybs tempat setor

    semula.

    Bagi jemaah haji yang batal tabung/setoran awal, maka BPIH-nya

    dikembalikan utuh sedangkan untuk setoran lunas dikenakan biaya administrasi

    Bank sebesar 1% (satu persen).

    1.  Syarat-syarat Pembatalan

    a.  Surat permohonan pembatalan yang ditujukan kepada Kepala Kantor

    Kementerian Agama Kabupaten / Kota setempat;

     b. 

    Surat pernyataan batal dari jemaah calon haji bermaterai 6.000,-;

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    12/32

    8

    c. 

    Bukti setoran BPIH asli;

    d.  Surat kuasa bermaterai 6.000,- dari jemaah calon haji, dan diketahui lurah

    atau kepala desa setempat, apabila pengambilan dikuasakan kepada orang

    lain;

    e.  Foto kopi surat kematian dan surat keterangan ahli waris bagi yang batal

    karena meninggal dunia.

    4.  Prosedur Pembatalan

    TEMPAT SESUAI

    URUTAN

    KEDATANGAN

    KEGIATAN

    Jemaah mendatangi : 1.  Kantor Kementerian

    Agama Kab/Kota

    1.  Membawa dan menyerahkan syarat-syarat

     pembatalan;

    2. 

    Menerima bukti serah terima berkas

     pembatalan

    Selanjutnya Kementerian Agama Kab/Kota

    melakukan prosedur sebagai berikut :

      Kepala Kankemenag Kab./Kota membuat

     surat pengantar/ rekomendasi ke Kepala

     Kanwil Kementerian Agama;

     

     Kepala Kanwil Kemenag membuat surat

     pengantar/ rekomendasi ke Dirjen

     Penyelengga-raan Haji dan Umrah

     Kementerian Agama RI;

      Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah

     Kementerian Agama RI. melalui pengelola

     BPIH mentransfer setoran BPIH jemaah

    calon haji ke rekening ybs pada BPS BPIHtempat setor semula.

    2. Bank Penerima

    Setoran Biaya

    Penyelengga-raan

    Ibadah Haji (BPS

    BPIH)

    1. 

    Mengecek tabungan apakah uang

     pembatalan sudah ditransfer atau belumnya;

    2. 

    Mencairkan uang pembatalan BPIH;

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    13/32

    9

    D. PEMBUATAN PASPOR HAJI

    Biaya penerbitan paspor jemaah calon haji menjadi tanggung jawab

    Kementerian Agama atas beban dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

    yang pelaksanaan pembuatannya dikolektif oleh petugas Kementerian Agama

    Kab/Kota setempat.

    Jemaah calon haji yang berhak mendapatkan paspor yang menjadi

    tanggung jawab Kementerian Agama atas beban dana Biaya Penyelenggaraan

    Ibadah Haji (BPIH) adalah jemaah calon haji yang dinyatakan berangkat pada

    tahun berjalan.

    1.  Syarat-syarat Pembuatan Paspor Jemaah Calon Haji

    a.  Mengisi formulir permintaan penerbitan paspor biasa;

     b.  Bukti setor lunas Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH)

    c. 

    Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);

    d.  Kartu Keluarga (KK);

    e.  Akte kelahiran atau surat kenal lahir atau buku nikah atau ijazah;

    f. 

    Apabila jemaah calon haji tidak memiliki dokumen sebagaimana pada poin “e”, maka dapat diganti dengan surat keterangan dari Kepala Kantor

    Kementerian Agama Kab/Kota setempat.

    E. HAK JEMAAH HAJI SETELAH PELUNASAN

    Seluruh jemaah calon haji yang telah melunasi Biaya Penyelenggaraan

    Ibadah Haji (BPIH) dan berangkat pada tahun berjalan maka berhak memperoleh

     perlengkapan dan pelayanan sebagi berikut :

    1.  Di Tanah Air

    a.  Menerima buku manasik, doa-doa dan panduan perjalanan haji, koper, tas

    tentengan serta tas paspor;

     b.  Bimbingan manasik haji yang dilaksanakan di Kantor Urusan Agama

    (KUA) sebanyak 7 kali pertemuan dan Kantor Kementerin Agama

    Kab/Kota sebanyak 3 kali pertemuan;

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    14/32

    10

    c. 

    Pelayanan akomodasi maksimal selama 24 jam di Asrama Haji Embarkasi

    menjelang keberangkatan ke Arab Saudi, termasuk konsumsi, paspor haji

    yang telah divisa, gelang identitas, living cost, bimbingan manasik haji;

    d.  Pelayanan kesehatan di Poliklinik Asrama Haji Embarkasi/Debarkasi (rawat

     jalan) atau RSUD Bekasi / RS. Haji Pondok Gede (rawat inap);

    e. 

    Pelayanan transportasi Asrama Haji –  Bandara PP;

    f.  Transportasi Indonesia –  Arab Saudi pergi-pulang.

    2.  Di Mekkah

    a. 

    Pemondokan dengan masa tinggal selama 32 (tiga puluh dua) hari; b.

     

    Memperoleh pelayanan kesehatan;

    c.  Transportasi darat menuju Masjidil Harom bagi jemaah haji yang jauh dari

     pondokan;

    d. 

    Trnasportasi dari Mekkah menuju Arafah –  Muzdalifah –  Mina PP;

    e.  Makan selama di Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina);

    f.  Transportasi ke Madinah/Jeddah menjelang kepulangan ke Tanah Air.

    3. 

    Di Jeddaha.

      Konsumsi pada akan saat meninggalkan Bandara KAAIA Jeddah menuju

    Makkah;

     b.  Memperoleh pelayanan kesehatan;

    c.  Transportasi menuju Mekkah.

    4. Di Madinah

    a.  Pemondokan dengan masa tinggal selama 8 (delapan) hari;

     b. 

    Memperoleh pelayanan kesehatan;

    c.  Konsumsi/makan 2 kali pada setiap harinya (makan siang dan makan

    malam);

    d. 

    Ziarah ke Jabal Uhud, Mesjid Qiblatain dan Mesjid Quba;

    e.  Pelayanan Transportasi Madinah –  Mekkah atau sebaliknya.

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    15/32

    11

    5. Di Arafah dan Mina

    a.  Tenda dan konsumsi;

     b.  Memperoleh pelayanan kesehatan;

    c. 

    Transportasi Arafah –  Mudzdalifah –  Mina –  Mekkah.

    6. Pelayanan Kesehatan di Arab Saudi

    a. 

    Dilakukan oleh petugas kesehatan kloter, sektor, dan balai pengobatan haji

    indonesia (BPHI) Daerah Kerja;

     b. 

    Apabila ada jemaah haji sakit yang sampai berakhirnya operasional haji

    masih dirawat di rumah sakit Arab Saudi maka biaya perawatan dan pemulangan jemaah haji tersebut ditanggung oleh Pemerintah.

    F. MUTASI KEBERANGKATAN

    Mutasi keberangkatan haji dapat dilaksanakan setelah jemaah calon haji

    melunasi Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH).

    1.  Syarat Mutasi:

    a. 

    Penggabungan suami/istri terpisah domisili dibuktikan dengan surat nikah; b.  Penggabungan anak/orang tua dibuktikan dengan akte kelahiran dan atau

    kartu keluarga;

    c. 

    Pindah tugas/dinas dibuktikan dengan copy surat keputusan instansi yang

     bersangkutan.

    2.  Katagori Mutasi:

    a.  Mutasi antar Kab/Kota dalam satu Provinsi;

     b. 

    Mutasi antar Embarkasi yang sama besaran BPIH-nya;c.  Mutasi antar Embarkasi yang beda besaran BPIH-nya.

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    16/32

    12

    BAB III

    P E M B I N A A N

    A. SASARAN PEMBINAAN

    Meningkatkan bimbingan jemaah haji yang berorientasi pada penguasaan

    manasik haji dan akhlakul karimah melalui penyempurnaan buku paket manasik,

    mengintensifkan bimbingan manasik haji dengan melibatkan tokoh-tokoh agama

    dan melengkapi alat peraga.”

    B. 

    TARGET PEMBINAAN

    Target yang ingim dicapai oleh Kementerian Agama dalam pembinaan

    terhadap jemaah calon haji adalah sebagai :

    a. 

    Kemandirian jemaah haji;

     b.  Pola pembinaan yang terprogram dan berkesinam-bungan;

    c.  Meningkatkan kemampuan setiap jemaah beribadah secara benar, sah, tertib

    dan lancer;

    d. 

    Jemaah dapat memperoleh haji mabrur;

    C. PELAKSANAAN BIMBINGAN

    Bimbingan terhadap calon / jemaah haji dilaksanakan oleh pemerintah

    dan masyarakat dengan ketentuan sebagai berikut :

    1.  Bimbingan oleh Pemerintah

    a.  Dilaksanakan selama 3 kali bimbingan massal yang dilaksanakan oleh

    Kankemenag Kab/Kota dan 7 kali bimbingan kelompok yang dilaksanakan

    oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan domisili jemaah.

     b. 

    Untuk pelaksanaannya dibentuk tim yang di SK-kan oleh Kepala

    Kankemenag Kab/Kota, baik untuk bimbingan masal maupun bimbingan

    kelompok di KUA Kecamatan;

    c. 

    Untuk Kecamatan yang kurang dari 1 kelompok (kurang dari 45 orang)

    dapat digabung dengan kecamatan lain.

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    17/32

    13

    d. 

    Materi bimbingan mengacu pada buku pedoman pembinaan yang

    dikeluarkan Kementerian Agama.

    e.  Biaya bimbingan dibebankan kepada pemerintah (Kementerian Agama).

    f. 

    Penataran Karu dan Karom di Kankemenag Kabu/Kota;

    g.  Bimbingan secara simultan dan berkelanjutan sampai di Tanah Suci pada

    setiap kloter, disertakan beberapa petugas haji yang meliputi TPHI, TPIHI

    dan TKHI dengan fungsinya bertugas memberikan bimbingan dan

     pembinaan selama dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji di tanah

    suci;

    h. 

     bimbingan diberikan pula di Asrama Haji sebelum keberangkatan ke tanah

    suci;

    i.  Kurikulum bimingan manasik yang dilaksanakan di KUA Kecamatan dan

    Kankemenag Kab/Kota adalah sebagai berikut :

    1)  Tingkat KUA Kecamatan (bimbingan kelompok)

    Perte-

    muan

    Materi JPL Metode

    I 1.  Prosedur perjalanan ibadah hajimulai dari persiapan, bemberangkatan dan sholat safar

    1 jamCeramah &

    Tanya Jawab

    2.  Hak dan kewajiban jemaah Saji1 jam

    Ceramah &Tanya Jawab

    3.  Pelayanan di asrama haji dan TanahSuci

    1 jamCeramah &

    Tanya Jawab

    4.  Kondisi sosial budaya di Arab Saudi1 jam

    Ceramah &Tanya Jawab

    II Ketentuan manasik haji dan umrah:1. Syarat, rukun, wajib haji dan umrah

    1 jamCeramah &

    Tanya Jawab

    2.  Pengertian haji dan umrah1 jam Ceramah &

    Tanya Jawab

    3.  Hikmah haji dan umrah2 jam

    Ceramah &Tanya Jawab

    III Manasik haji :1.  Miqat, ihram dan talbiyah

    1 jamCeramah &

    Praktik

    2.  Thawaf, sa’i 1 jam

    Ceramah &Praktik

    3.  Wukuf di Arafah1 jam

    Ceramah &Tanya Jawab

    4.  Pembayaran dam1 jam

    Ceramah &Tanya Jawab

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    18/32

    14

    IV Manasik ibadah haji1.  Mabit di Muzda-lifah dan Mina

    1 jamCeramah &

    Tanya Jawab

    2. 

    Melontar jumrah (tanggal 10 Dzul-hijjah dan hari tasyrik tanggal 11, 12& 13 Dzulhijjah)

    2 jamPraktik

    3.  Nafar awal/tsani1 jam

    Ceramah &Tanya Jawab

    V Manasik haji1.  Thawaf umrah

    1 jamPraktik

    2.  Thawaf ifadhah1 jam

    Praktik

    3.  Thawaf sunah1 jam

    Praktik

    4.  Thawaf wada1 jam

    Praktik

    VI1.  Shalat arba’in 

    2 jam Ceramah &Tanya Jawab

    2.  Ziarah di kota Madinah dan Makkah2 jam

    Ceramah &

    Tanya Jawab

    VII3.  Manasik kesehatan haji

    1 jamCeramah &

    Tanya Jawab

    4.  Akhlaq/pelestarian haji mabrur1 jam

    Ceramah &

    Tanya Jawab

    5.  Praktik manasik haji/latihanoperasional

    2 jamPraktik

    2)  Tingkat Kabupaten (bimbingan massal)

    Perte-

    muan

    Materi JPL Metode

    I 1.  Kebijakan pemerintah tentangPenyeleng-garaan Ibadah Haji

    2 jam Ceramah &Taya Jawab

    2.  Ta’limatul hajj/  peraturan pemerintah Arab Saudi tentangPerhajian

    2 jam Ceramah &Taya Jawab

    II 1.  Manasik perjalanan (proses perjalanan haji, keselamatan penerbangan, pembentukan klompokterbang, ketua regu dan ketuarombongan)

    1 jam Ceramah &Taya Jawab

    2.  Manasik haji (teori dan praktek/latihan operasional haji)

    2 jam Praktik

    3.  Keijakan pemerintah tentang pelayanan kesehatan haji

    1 jam Ceramah &Tanya Jawab

    III 1.  Konsolidasi kelompok terbang, ketuaregu dan ketua rombongan

    2 jam Praktik

    2.  Kelengkapan barang bawaan 1 jam Praktik

    3.  Rencana pemberangkatan jemaah

    haji

    1 jam Ceramah &

    Tanya Jawab

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    19/32

    15

    4.  Bimbingan oleh Masyarakat

    a. 

    Yang dimaksud dengan bimbingan oleh masyarakat dalam hal ini adalah

    Kelomok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang telah mendapat izin dari

    Kementerian Agama;

     b.  KBIH dalam memberikan bimbingan kepada jemaah calon haji dapat

    memungut biaya bimbingan atas kesepakatan maksimal sebesar Rp

    2.500.000,- dan mendapat persetujuan Kepala Kantor Kementerian

    Agama setempat;

    c. 

    Materi bimbingan tetap mengacu pada buku panduan yang dikeluarkanoleh Kementerian Agama.

    D. KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)

    Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) adalah lembaga sosial keagamaan

    Islam yang telah mendapat izin dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama

    Provinsi Jawa Barat yang bertugas memberikan bimbingan manasik haji baik di

    Tanah Air maupun di Arab Saudi.

    1. 

    Persyaratan izin KBIH.

    a.  Memiliki akta notaris

     b.  Berbadan hukum yayasan keagamaan Islam yang telah disyahkan oleh

    Kemenkumham;

    c.  Memiliki kantor sekretariat yang tetap;

    d.  Memiliki lembaga pendidikan keagamaan pormal dan atau non pormal

    yang telah memiliki izin dari lembaga/instansi yang berwenang;

    e. 

    Melampirkan susunan pengurus dan program kerja operasional;

    f.  Daftar nama-nama pembimbing;

    g. 

    Melampirkan data bimbingan jemaah calon haji 3 tahun terakhir;

    h.  Rekomendasi Kankemenag Kab/Kota.

    2.  Izin KBIH berlaku selama 3 tahun dan dapat diperpanjang setelah dilakukan

    akreditasi;

    3.  Jumlah KBIH se-Jawa Barat tahun 2013 M sebanyak 300 KBIH.

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    20/32

    16

    BAB IV

    P E R L I N D U N G A N

    A. BENTUK PERLINDUNGAN

    Perlindungan terhadap jemaah haji sejak mulai pendaftaran dan tercatat

    dalam Siskohat (Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu) Kementerian

    Agama (Kemenag), yang meliputi :

    1.  Kepastian keberangkatan untuk menunaikan ibadah haji;

    2. 

    Jaminan kesehatan, keselamatan dan keamanan jemaah haji selama

    menunaikan ibadah haji;

    3.  Perlindungan terhadap ancaman penyakit melalui vaksinasi meningitis;

    4. 

    Jaminan asuransi jiwa bagi jemaah haji yang mengalami kecelakaan atau

    kematian.

    B. JAMINAN ASURANSI

    Jemaah haji yang telah melunasi BPIH tahun berjalan diberikan

     pertanggungan asuransi yang besaran preminya merupakan satuan komponen

    BPIH yang ditetapkan oleh Presiden.

    Masa berlaku asuransi jiwa adalah dimulai sejak calon jemaah haji keluar

    dari rumah domisili untuk menunaikan ibadah haji sampai kembali lagi ke Tanah

    Air sebelum tiba di rumah.

    Pengajuan klaim selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah tanggal

    kedatangan kloter terakhir di Tanah Air.

    1.  Pesrsyaratan dan Pembayaran Klaim

    1.1  Meninggal Dunia di Tanah Air

    1.1.1 Surat pengntar dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)

    Embarkasi/ Debarkasi;

    1.1.2 Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA);

    1.1.3 Surat keterangan dari dokter atau rumah sakit;

    1.1.4 

    Surat keterangan kematian dari kelurahan setempat asli;

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    21/32

    17

    1.1.5 

    Surat keterangan tentang kecelakaan diri dari yang berwjib jika

     jemaah calon haji meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas atau

    kecelakaan lainnya;

    1.1.6 

    Surat keterangan ahli waris yang dibuat kelurahan domisili atau

    instansi lain yang syah menurut ketentuan;

    1.1.7 Surat kuasa bermaterai cukup dari ahli waris kepada anggota

    keluarga yang ditunjuk untuk mengurus, menandatangani dokumen

    klaim dan menerima santunan yang disahkan oleh Kepala Kantor

    Kementerian Agama Kab/Kota setempat dengan melampirkan foto

    copy KTP yang syah dan masih berlaku;

    1.1.8 Form permohonan klaim.

    1.2  Meninggal Dunia di Arab Saudi

    1.2.1 Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Konsulat Jenderal Republik

    Indonesia di Jeddah;

    1.2.2 Surat keterangan ahli waris yang dibuat oleh Kelurahan domisili atau

    instansi lain yang syah menurut ketentuan;

    1.2.3 Surat kuasa bermaterai cukup dari ahli waris kepada anggota

    keluarga yang ditunjuk untuk mengurus, menandatangani dokumen

    klaim dan menerima santunan yang disahkan oleh Kantor

    Kementerian Agama Kab/Kota setempat dengan melampirkan foto

    copy KTP yang syah dan masih berlaku;

    1.2.4 Form permohonan klaim.

    1.3  Klaim cacat tetap total atau cacat tetap sebagai akibat musibah kecelakaan

    yang terjadi pada saat calon/jemaah haji menjalankan ibadah haji :

    1.3.1 

    Surat pegantar klaim dari Kantor Kementerian Agama

    Kabupaten/Kota sesuai domisili;

    1.3.2 Resume medis dari dokter yang merawat dan surat keterangan dari

    dokter atau rumah sakit;

    1.3.3 Surat proses verbal dari kepolisian atau foto copynya apabila

    disesbbkan kecelakaan yang terjadi di Tanah Air sedangkan apabila

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    22/32

    18

    terjadi di Arab Saudi dengan surat keterangan dari Konsulat Jenderal

    RI di Jeddah;

    1.3.4 Surat kuasa bermaterai dari ahli waris kepada anggota keluarga yang

    ditunjuk untuk mengurus, menandatangani dokumen klaim dan

    menerima santunan yang disahkan oleh Kantor Kementerian Agama

    Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan foto copy KTP;

    1.3.5 

    Form permohonan klaim.

    2. Manfaat Asuransi

    a. 

    Jika dalam masa asuransi ternyata calon/jemaah haji meninggal dunia bukan karene kecelakaan (natural death) maka kepada ahli waris

    dibayarkan santunan sebesar 100 % dari manfaat ta’awun yaitu + sebesar

    Rp. 33.600.000,- (tiga puluh tiga juta enam ratus ribu rupiah);

     b.  Jika dalam masa asuransi ternyata calon/jemaah haji meninggal dunia

    karena kecelkaan maka kepada ahli warisnya dibayarkan santunan sebesar

    200 % dari manfaat ta’awun yaitu + sebesar Rp. 67.200.000,- (enam puluh

    tujuh juta dua ratus ribu rupiah);

    c.  Begitu juga bagi calon/jemaah haji cacat permanen sebagai akibat

    kecelakaan dalam melaksanakan ibadah haji dibayarkan santunan sesuai

    dengan ketentuan yang telah disepakati oleh Kementerian Agama RI dan

    Pihak Asuransi;

    d.  Bagi petugas haji kloter (TPHI, TPIHI dan TKHI) apabila meninggal

    dunia atau cacat permanen akibat kecelakaan dalam melaksanakan tugas

    maka kepada ahli waris dibayarkan santunan sebesar setengah (50% ) dari

     besaran santunan jemaah haji;

    C. BARANG BAWAAN DAN IDENTITAS JEMAAH HAJI

    Dalam perjalanan ibadah haji, jemaah hanya diperkenankan membawa 1

     buah koper dengan berat maksimal 32 kg, 1 buah tas tentengan dengan berat

    maksimak 7 kg, dan tas paspor. Agar identitas jemaah dapat terlihat maka koper

    tidak diperkenankan untuk dibungkus dan tidak boleh membawa barang terlarang

    yang dapat membahayakan penerbangan.

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    23/32

    19

    1.  Identitas Koper 

    a.  Untuk mengenali kepemilikan koper maka harus ditulis identitas berupa :

    nomor kloter, nama, nomor paspor, regu/rombongan, alamat, nomor

     praman daerah dan juga ditambah tanda khusus pita sebagai identias

    rombongan.

     b.  Pita identitas rombongan di koper tersebut sebagai berikut :

     Rombongan I warna merah;

     Rombongan II warna putih;

     Rombongan III warna hijau;

     Rombongan IV warna kuning;

     Rombongan V warna biru;

     Rombongan VI warna coklat;

     Rombongan VII warna ungu;

     Rombongan VIII warna pink;

     Rombongan IX warna hitam;

     Rombongan X warna krem.

    2.  Identitas Nasional Jemaah Haji

    a.  Pakaian identitas jemaah haji Indonesia adalah “baju batik”.

     b. 

    Pemberlakuan ketentuan pakaian seragam ini dimaksudkan untuk

    menumbuhkan kebersamaan, solidaritas dan kebanggaan nasional, serta

    kemudahan dalam memberikan pelayanan.

    c.  Pakaian senantiasa dipakai sejak berangkat, di Arab Saudi, sampai kembali

    ke tanah air.

    E. INFORMASI HAJI

    Bagi semua lapisan masyarakat / jemaah calon haji yang memerlukan

    Informsi Haji dapat diperoleh melalui:

    1. 

    Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan setempat.

    2.  Kantor Kementerian Agama Kab/Kota setempat;

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    24/32

    20

    3. 

    Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Barat dengan nomor telephone (022)

    6042938 dan 6003829;

    4.  Website Kementerian Agama :

    3) 

    www.haji.kemenag.go.id 

    4)  www.jabar.kemenag.go.id. 

    http://www.haji.kemenag.go.id/http://www.haji.kemenag.go.id/http://www.jabar.kemenag.go.id/http://www.jabar.kemenag.go.id/http://www.jabar.kemenag.go.id/http://www.haji.kemenag.go.id/

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    25/32

    21

    LAMPIRAN - LAMPIRAN

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    26/32

    22

    Tabel 1

    Perbandingan Jarak Pemondokan di Mekkah

     No ThnJml

    Jemaah

    Jarak

    0 - 2.000 m % 2.001 < 2.400 m %

    1 2010 200.855 127.338 63 74.744 37

    2 2011 202.553 187.424 93 15.123 7

    3 2012 194.000 139.680 72 54.320 28

    Tabel 2

    Perbandingan Jarak Pemondokan di Madinah

     No Thn Kuota

    WILAYAH

    Markaziyah Non Markaziyah

    Jml % Jml %

    1. 2010 197.500 187.625 95 9.875 5

    2. 2011 201.000 201.000 100 0 0

    3. 2012 194.000 194.000 100 0 0

    4. 2013 155.200 194.000 100 0 0

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    27/32

    23

    Tabel 3

    Hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS)

    Terhadap kepuasan Jemaah Haji Tahun 2010-2011

    No Jenis Pelayanan 2010 2011

    1. Pelayanan Petugas Kloter 88,88 88,37

    2 Pelayanan Petugas Non Kloter 83,64 85,07

    3. Pelayanan Ibadah 85,95 85,82

    4. Pelayanan Akomodasi/Pemondokan 79,95 82,56

    5. Pelayanan Catering 79,83 80,46

    6. Pelayanan Transportasi 76,82 77,41

    7. Pelayanan Umum Lainnya 83,15 82,98

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    28/32

    24

    Tabel 4

    BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI (BPIH)

    TAHUN 1969 s.d. 2013 

    No ThnPaket / Zona /

    Embarkasi

    Besar

    BPIH

    ($)

    Besar

    BPIH (Rp)Ket.

    1 1969 382.000

    2 1970 380.000

    3 1971 370.000

    4 1972 402.000

    5 1973 446.000

    6 1974 560.000

    7 1975 690.000

    8 1976 890.000

    9 1977 816.000

    10 1978 766.000

    11 1979 1.490.000

    12 1980 1.577.000

    13 1981 1.943.000

    14 1982 2.110.000

    15 1983 3.075.000

    16 1984 3.128.500

    17 1985 3.212.000

    18 1986 3.212.000

    19 1987 4.560.000

    20 1988 4.780.000

    21 1989 5.150.000

    22 1990 5.320.000

    23 1991 6.000.000

    24 1992 6.475.000

    25 1993 6.700.000

    26 1994 6.900.000

    27 1995 7.070.000

    28 1996 7.290.000

    29 1997 7.551.000

    30 1998 8.805.000

    31 1999 20.500.000

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    29/32

    25

    32 2000 17.580.000

    33 2001

    PAKET A 22.000.000

    Sistem PaketPAKET B 21.000.000

    PAKET C 20.000.000

    34 2002

    I 2.577 800.000Sistem Zona

    (Jabar ZonaII)

    II 2.677 800.000

    III 2.777 800.000

    35 2003

    I 2.577 1.000.000Sistem Zona

    (Jabar ZonaII)

    II 2.677 1.000.000

    III 2.777 1.000.000

    36 2004

    I 2.575 967.500 Sistem Zona(Jabar Zona

    II)II 2.675 967.500

    III 2.775 967.500

    37 2005

    I 2.568,23 963.266Sistem Zona

    (Jabar Zona

    II)II 2.668,23 963.266

    III 2.768,23 963.266

    38 2006

    I 2.753,7 466.864Sistem Zona

    (Jabar ZonaII)

    II 2.851,7 466.864

    III 2.969,3 466.864

    39 2007

    I 2.822,8 400.100 Sistem Zona

    (Jabar ZonaII)

    II 2.925,9 400.100

    III 3.053,6 400.100

    40

    2008

    1. Aceh 3.258,0 501.000

    Berdasar-kanEmbarksi

    2. Medan 3.292,0 501.000

    3. Batam 3.292,0 501.000

    4. Padang 3.258,0 501.000

    5. Palembang 3.379,0 501.000

    6. Jakarta /

    Jabar 3.430,0 501.000

    7. Solo 3.379,0 501.000

    8. Surabaya 3.430,0 501.000

    9. Banjarmasin 3.517,0 501.000

    10. Balikpapan 3.517,0 501.000

    11. Makassar 3.517,0 501.000

    41 2009 1. Aceh 3.243,0 100.000

    Berdasar-kanEmbarksi

    2. Medan 3.333,0 100.000

    3. Batam 3.376,0 100.000

    4. Padang 3.329,0 100.000

    5. Palembang 3.377,0 100.000

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    30/32

    26

    6. Jakarta /

    Jabar 3.444,0 100.000

    7. Solo 3.407,0 100.000

    8. Surabaya 3.512,0 100.000

    9. Banjarmasin 3.508,0 100.000

    10. Balikpapan 3.544,0 100.000

    11. Makassar 3.575,0 100.000

    42 2010

    1. Aceh 3.147,0

    Berdasar-kan

    Embarksi

    2. Medan 3.237,0

    3. Batam 3.325,0

    4. Padang 3.233,0

    5. Palembang 3.280,0

    6. Jakarta /

    Jabar 3.364,0

    7. Solo 3.327,0

    8. Surabaya 3.432,0

    9. Banjarmasin 3.440,0

    10. Balikpapan 3.474,0

    11. Makassar 3.505,0

    43 2011

    1. Aceh 3.285,0

    Berdasar-kan

    Embarksi

    2. Medan 3.377,0

    3. Batam 3.460,0

    4. Padang 3.369,0

    5. Palembang 3.417,0

    6. Jakarta /

    Jabar 3.589,0

    7. Solo 3.549,0

    8. Surabaya 3.612,0

    9. Banjarmasin 3.720,0

    10. Balikpapan 3.736,0

    11. Makassar 3.795,0

    44 2012

    1. Aceh 3.328,0

    Berdasarkan

    Embarksi

    2. Medan 3.388,0

    3. Batam 3.468,0

    4. Padang 3.404,0

    5. Palembang 3.456,0

    6. Jakarta /

    Jabar 3.638,0

    7. Solo 3.617,0

    8. Surabaya 3.738,0

    9. Banjarmasin 3.808,0

    10. Balikpapan 3.819,0

    11. Makassar 3.882,0

    12. Lombok 3.857,0

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    31/32

    27

    45 2013

    1. Aceh 3.253,0

    Berdasar-kanEmbarksi

    2. Medan 3.263,0

    3. Batam 3.357,0

    4. Padang 3.329,0

    5. Palembang 3.381,0

    6. Jakarta /

    Jabar 3.522,0

    7. Solo 3.542,0

    8. Surabaya 3.619,0

    9. Banjarmasin 3.733,0

    10. Balikpapan 3.744,0

    11. Makassar 3.807,0

    12. Lombok 3.782,0

  • 8/19/2019 Perlindungan Jh

    32/32