miftakulamin.polsri.ac.idmiftakulamin.polsri.ac.id/prosiding/senitia-m-miftakul-amin(draft...bagi...
TRANSCRIPT
Desain Interoperabilitas
Sistem Rujukan Pasien
M. Miftakul Amin
Jurusan Teknik Komputer
Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang, Indonesia
e-mail : [email protected]
Adi Sutrisman
Jurusan Teknik Komputer
Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang, Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstrak—Salah satu layanan penting dalam bidang kesehatan
adalah rujukan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan paripurna. Keberadaan aplikasi pCare dari Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan telah mampu
menghasilkan mekanisme rujukan pasien peserta BPJS kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan lanjutan yang lebih baik.
Namun hal tersebut belum mengakomodir pasien dengan status
umum atau pasien yang belum menjadi anggota BPJS kesehatan.
Sistem rujukan pasien dapat dilakukan secara horizontal maupun
vertikal dilihat dari level pelayanan kesehatan. Di samping itu,
masing-masing organisasi penyelenggara kesehatan
mengembangkan sistem informasi kesehatan (e-health) sistem yang
berbeda platform. Untuk itu diperlukan mekanisme yang dapat
melakukan interoperabilitas antara aplikasi dalam melakukan
rujukan pasien yang dilakukan antara Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL).
Teknologi RESTful web service dapat digunakan untuk menjembatani
pertukaran data secara electronik (Electronic Data Interchange)
antara masing-masing fasililitas kesehatan, sehingga pengolahan
data dan informasi dalam sistem rujukan pasien dapat dilakukan
secara elektronik. Penelitian ini telah menghasilkan model
interoperabilitas sistem rujukan pasien dengan menghasilkan sebuah
web service yang dapat diakses oleh aplikasi client berupa aplikasi
desktop sebagai wujud interoperabilitas dalam layanan e-health.
Kata kunci: Sistem Rujukan Pasien; Interoperabilitas; RESTful
Web Service, e-health
I. PENDAHULUAN
Sebagai salah satu Negara dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia berupaya memperluas cakupan perlindungan sosial bagi penduduknya. Perlindungan sosial merupakan hak seluruh warga negara dan merupakan tanggung jawab Negara. Sistem Rujukan Terpadu (SRT) merupakan sistem yang dilaksanakan pada struktur pemerintahan dengan sistem otonomi daerah yang bertujuan memberikan layanan sosial kepada masyarakat. Undang-undang No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mengamanatkan perluasan cakupan jaminan sosial kepada seluruh penduduk, meliputi jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian [1]. Salah satu tugas pokok pemerintah adalah memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Salah satu tugas pokok tersebut adalah pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Seiring dengan kemajuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), sistem pelayanan konvensional yang selama ini diterapkan dengan sendirinya bergeser menjadi sistem berbasis elektronik.
Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah membawa banyak perubahan pada wajah pelayanan kesehatan di Indonesia. FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) seperti Puskesmas, klinik kesehatan, rumah bersalin, dan praktek dokter merupakan garda terdepan yang mengawal implementasi JKN. FKTP berperan untuk memfilter pasien yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan tingkat lanjut. Semua pasien peserta BPJS selain dalam kondisi darurat harus mendapat surat rujukan dari FKTP untuk dapat berobat ke FKTL (Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut) seperti rumah sakit.
Saat ini beberapa FKTP dan FKTL telah menggunakan aplikasi dari BPJS kesehatan yang disebut dengan pCare (Primary Care) dan vClaim (Virtual Claim). Keberadaan beberapa aplikasi tersebut telah membawa perubahan yang cukup besar dalam proses pelayanan kesehatan dan implementasi sistem informasi kesehatan (e-health), serta tertib administrasi dalam sistem rujukan pasien. Aplikasi pCare telah diperkenalkan sejak tahun 2014 dan dikhususkan untuk administrasi data pasien yang terdaftar sebagai anggota BPJS.
Bagi pasien anggota BPJS untuk menerbitkan surat pengantar rujukan dari FKTP dapat menggunakan aplikasi pCare. Selanjutnya di sisi FKTL dapat menggunakan aplikasi vClaim untuk mengambil data rujukan baik melalui aplikasi virtual claim maupun bridging dengan sistem informasi yang ada di FKTL seperti sistem informasi rumah sakit. Fakta yang terjadi di lapangan, pasien yang berkunjung ke FKTP tidak semuanya terdaftar sebagai anggota BPJS kesehatan, sehingga dalam operasional data manajemen rujukan tidak dimungkinkan untuk menggunakan aplikasi pCare. Proses penerbitan surat rujukan dilakukan secara manual dengan mengisi formulir surat rujukan untuk selanjutnya di bawa ke FKTL.
Gaynor [2] mengungkapkan pentingnya mengembangkan sebuah framework untuk melakukan pertukaran data dan informasi (exchange data) untuk menjembatani aplikasi yang terdiri dari beberapa komponen penyusun sistem. Teknologi service oriented architecture (SOA) dapat digunakan untuk menjembatani sistem informasi internal dan eksternal dalam
sistem informasi kesehatan. Arsitektur SOA dapat diimplementasikan menggunakan Web Service. Web service dapat digunakan untuk membuka kunci sistem bisnis yang beragam (heterogeneous) untuk melakukan integrasi data [3].
Web Service disebut sebagai sebuah teknologi sistem terdistribusi yang menyediakan interaksi dan dan kolaborasi antara vendor dan customer. Vendor diartikan sebagai penyedia web service, dan customer sebagai pihak yang mengkonsumsi web service. Sehingga web service dapat aplikasikan pada sistem informasi kesehatan (e-health) [4].
Penelitian ini berupaya membuat rancangan interoperabilitas dalam pelayanan rujukan pasien, dengan memanfaatkan teknologi service oriented architecture (SOA) yang diimplementasikan menggunakan teknologi RESTful web service. Hal ini melihat fakta, bahwa sistem informasi yang ada di FKTP dan FKTL dibangun menggunakan teknologi yang beragam dengan menggunakan sistem operasi, Bahasa pemrograman, dan sistem manajemen basis data yang berbeda.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Rujukan
Sistem rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik, baik vertikal maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas kesehatan [5]. Gambar 1 memberikan informasi bahwa proses pelayanan kesehatan dalam sistem rujukan berjenjang. Peserta BPJS kesehatan dalam hal ini adalah pasien, dapat memperoleh pelayanan dari fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas, rumah bersalin, klinik kesehatan, dan praktek dokter yang sudah melakukan kerjasama dengan BPJS kesehatan. Selanjutnya pasien dapat memperoleh rujukan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan lanjutan di rumah sakit. Pada kondisi darurat, pasien dapat langsung memperoleh layanan kesehatan dari rumah sakit baik melalui mekanisme rawat jalan, rawat inap, dan pelayanan gawat darurat. Selanjutnya proses klaim dapat dilakukan baik oleh fasilitas kesehatan primer maupun fasilitas kesehatan lanjutan kepada BPJS kesehatan terkait biaya layanan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien.
Peserta
BPJS
Kesehatan
Faskes
Primer
Rumah
Sakit
Rujuk/
Rujuk Balik
Klaim
Emergency
Gambar 1. Alur Pelayanan Kesehatan
Terdapat 2 pola rujukan, yaitu secara horizontal dan vertikal. Rujukan horizontal merupakan pola rujukan yang
dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap. Sedangkan rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
B. Konsep Interoperabilitas
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mendorong implementasi sistem informasi di berbagai organisasi. Sistem informasi tersebut cenderung bersifat tertutup, dan tidak dapat saling berkomunikasi seperti ibarat pulau-pulau informasi yang tidak terhubung satu dengan lainnya. Isu interoperabilitas muncul untuk membantu melakukan integrasi antar sistem informasi baik di dalam sebuah organisasi, maupun antar organisasi.
Persoalan menjadi bertambah rumit ketika sistem informasi yang telah dikembangkan oleh setiap organisasi menggunakan platform yang berbeda-beda dilihat dari Bahasa pemrograman, basis data, maupun sistem operasi. Masalah lain yang juga muncul adalah belum adanya dokumentasi yang baik, sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan sistem informasi yang dimiliki oleh organisasi lain.
Interoperabilitas yang dalam IEEE Standard Computer Dictionary didefinisikan sebagai kemampuan 2 atau lebih sistem untuk saling bertukar data atau informasi dan saling dapat mempergunakan data atau informasi yang dipertukarkan tersebut [6]. Interoperabilitas bukan dimaknai sebagai penyamaan dan penyeragaman penggunaan platform perangkat keras, atau perangkat lunak seperti sistem operasi, basis data, maupun Bahasa pemrograman dalam mengembangkan sebuah sistem informasi. Justru interoperabilitas hadir karena kondisi pengembangan sistem informasi di lingkungan yang bersifat heterogen (berbeda platform). Interoperabilitas hadir untuk menjawab kebutuhan adanya skema rancangan sistem yang mampu menjembatani proses komunikasi data yang memungkinkan adanya interoperabilitas antar data maupun sistem yang memiliki platform dan karakter yang berbeda [7]. Menurut Interoperability Working Group dalam [8] mendefinisikan interoperabilitas sebagai kapabilitas dari suatu produk atau sistem yang antar mukanya diungkapkan sepenuhnya untuk berinteraksi dan berfungsi dengan produk atau sistem yang lain, baik saat ini ataupun di masa mendatang, tanpa batasan akses atau implementasi.
Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan interoperabilitas adalah web services. Teknologi web services ini dapat menjembatani komunikasi antara sistem informasi yang berbeda platform menggunakan pesan (message). Bentuk pesan ini dikemas dalam format data yang dapat dibaca oleh berbagai platform sistem operasi, basis data, dan Bahasa pemrograman. Format berupa XML, HTML, RSS, Atom, CSV, JSON dan format lainnya. XML dan JSON merupakan format data yang banyak digunakan dalam pengembangan web services. Kedua format tersebut merupakan bentuk teks yang dapat dengan mudah dibaca dan diurai.
C. Service Orinted Architecture (SOA)
Kebutuhan interoperabilitas dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Service Oriented Architecture (SOA) dalam merancang arsitektur yang menggunakan keberagaman platform (heterogenitas). Keuntungan dari SOA dapat memberikan manfaat bagi organisasi/institusi untuk mengatasi masalah interoperabilitas aplikasi di beberapa satuan unit kerja dalam sebuah organisasi atau perusahaan. SOA memberikan solusi dalam menangani kompleksitas platform perangkat keras, perangkat lunak, perawatan perangkat lunak, penggunaan kembali kode, dan pengembangan berbagai layanan (services).
SOA merupakan kerangka kerja (framework) untuk mengintegrasikan proses bisnis dan mendukung infrastruktur teknologi informasi dan melakukan standarisasi komponen layanan yang dapat digunakan kembali, bersifat loosely coupled (tingkat ketergantungan antar muka rendah), highly interoperable (mudah dioperasikan), reusable (dapat digunakan kembali), dan interoperability (dapat berkomunikasi antar platform). Pada awal pengembangan SOA beragam teknologi telah diimplentasikan, diantaranya CORBA, COM/DCOM, dan RMI. Konsep SOA muncul pada era tahun 1980-an dan semakin mendapat perhatian luas dengan hadirnya teknologi web service [9].
D. RESTful Web Service
Teknologi web service merupakan sebuah arsitektur yang
terdiri dari komponen, konektor, dan elemen data dan dapat
diaplikasikan dalam sistem terdistribusi [10]. Teknik yang
digunakan adalah mengakses resources yang diidentifikasi
menggunakan URI menggunakan protocol yang digunakan
dalam aplikasi web, yaitu HTTP [11]. RESTful web services
ini juga dikenal dengan istilah REST API (Application
Programming Interface), yang dapat melakukan komunikasi
antara client dan server melalui protocol HTTP [12]. Resource
dimanipulasi menggunakan metode HTTP yaitu GET, PUT,
DELETE, dan POST [13]. Keberaadaan API yang disediakan
oleh RESTful web service dapat digunakan kembali (reusable)
dan dengan mudah diintegrasikan ke dalam aplikasi [14].
Selain itu, teknologi ini juga ringan, mudah digunakan,
mempunyai deskripsi yang memudahkan pengembang aplikasi
menggunakannya, cukup cepat dalam pemrosesan sistem
terdistribusi, mendukung beragam jenis tipe data,
menggunakan bandwidth yang tidak terlalu besar, dan dapat
dimaintenance dengan mudah [15].
E. Penelitian Terkait
Penelitian yang telah dilakukan oleh Amin [16] menyatakan bahwa RESTful web service dapat direkomendasikan dalam membangun sistem terdistribusi dengan beberapa karakteristik diantaranya 1) memiliki arsitektur yang bersifat terbuka; 2) sumber data yang disediakan dalam bentuk URL, sehingga dapat diakses menggunakan platform yang berbeda; 3) format data yang digunakan dalam bentuk text seperti JSON sehingga ringan dalam lalulintas jaringan; dan 4) memiliki response time yang tinggi. Yufrizal [17] telah melakukan upaya untuk melakukan integrasi data pada sistem informasi puskesmas dalam rangka
mewujudkan sistem kesehatan nasional. Upaya yang dilakukan adalah dengan membangun rancangan sistem informasi pelayanan fasilitas kesehatan tingkat 1 (puskesmas) yang mengintegrasikan data pelayanan kesehatan serta rekam medis pasien. Faulina [18] menyebutkan bahwa setiap peserta jaminan kesehatan nasional berhak memperoleh layanan rujukan berjanjang sebagai upaya mewujudkan sistem kesehatan nasional.
III. PERANCANGAN SISTEM
Pada tahapan perancangan sistem dijabarkan dalam bentuk flowchart sistem yang menggambarkan alur pekerjaan dan prosedur dari sistem secara keseluruhan. Rancangan RESTful web service terlihat seperti pada Tabel 1 untuk menyediakan web API yang dapat digunakan untuk mewujudkan interoperabilitas. Gambar 2 memperlihatkan diagram alur sistem dimulai pada saat pasien datang ke FKTP, sistem akan melakukan verifikasi apakah pasien merupakan peserta BPJS ataukan bukan. Jika pasien BPJS, maka sistem akan memanggil method /getPeserta dari server BPJS untuk memperoleh informasi detail dari pasien tersebut. Jika pasien merupakan pasien umum, maka sistem akan memanggil method /getEidById untuk memperoleh biodata pasien dari server data kependudukan. Selanjutnya proses perekaman data pasien dan kunjungan pasien disimpan dalam basis data lokal FKTP.
Mulai
Input data
pasien
Verifikasi data
pasien
Apakah peserta
BPJS?
Rekam Data
Kunjungan Pasien
Database FKTP
Panggil method /
getPeserta dari Server
BPJS
Ya
Panggil method /
getEidById dari
Server
Kependudukan
Tidak
Panggil method /
insertRujukan
Database
RESTful Web
Service
Proses data rujukan pasien
Database FKTL
Pasien Baru?
Registrasi Pasien
di FKTL
Pelayanan Pasien
di FKTL
Selesai
Panggil method /
getRujukan
Ya
Tidak
Gambar 2. Flowchart Sistem Rujukan Pasien
Setelah data pasien tersimpan di basis data lokal FKTP, selanjutnya sistem secara simultan akan mengirim data ke server yang menyimpan RESTful web service dengan memanggil method /insertRujukan. Method inilah yang akan menyimpan informasi rujukan ke server, yang nantinya dapat dipanggil oleh sistem pada sisi FKTL dengan memanggil methid /getRujukan untuk memproses data rujukan pasien yang dialamatkan ke FKTL. Pada sistem FKTL juga akan dilakukan verifikasi terhadap pasien, apakah pasien tersebut telah terdaftar di dalam basis data FKTL atau belum? Jika belum, maka akan diregistrasikan ke basis data FKTL sebagai pasien baru untuk selanjutnya mendapatkan pelayanan di FKTL.
Gambar 3 merupakan model arsitektur sistem yang diusulkan dalam penelitian ini. Sistem yang ada di FKTP berperan sebagai client yang nantinya mengkonsumsi RESTful web service. Data e-KTP diperlukan untuk mengidentifikasi pasien, sebagai identitas tunggal yang dapat diperoleh dengan menggunakan RESTful web service. Demikian juga dengan vClaim BPJS digunakan untuk memperoleh informasi keanggotaan pasien BPJS kesehatan. Dan RESTful web service yang ada di FKTL digunakan untuk melakukan proses rujukan pasien.
Komunikasi antar sistem di Gambar 3 dapat dilakukan menggunakan jaringan internet, dan format pertukaran data menggunakan JSON.
Method 1
Method 2
…
Method n
Web service
DatabaseWeb server
Data Kependudukan (e-KTP)
Method 1
Method 2
…
Method n
Web service
DatabaseWeb server
Vclaim BPJS
Method 1
Method 2
…
Method n
Web service
DatabaseWeb server
FKTL (Rumah Sakit)
JSO
N m
essage
INTERNETJSON message
JSO
N m
essa
ge
Client Application
FKTP Client
(Puskesmas, Klinik
Kesehatan, dan Praktek
Dokter)
JSON message
Gambar 3. Model Arsitektur Sistem
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menghasilkan perangkat lunak yang terdiri dari perangkat lunak pada sisi server dengan mengembangkan RESTful web service menggunakan pemrograman berbasis web, dan perangkat lunak client dengan menggunakan aplikasi menggunakan pemrograman berbasis desktop yang dijalankan pada sistem operasi windows. Dengan platform aplikasi yang berbeda ini, selanjutnya dilakukan proses pertukaran data/informasi antara client dan server untuk mewujudkan interoperabilitas.
A. Desain Restful Web Service
Tabel 1 merupakan daftar web service sebagai
implementasi dari fungsi dan prosedur yang dikemas dalam
bentuk method yang disajikan dalam bentuk interface berupa
alamat URL. Daftar URL ini berperan sebagai web API yang
dapat dikonsumsi oleh aplikasi yang berbeda platform.
TABEL 1. DAFTAR RANCANGAN URL RESTFUL WEB SERVICE
No. Resource RESTful Web Service
URL Method Parameter Deskripsi
1. /listSpesialis GET none
Menampilkan
seluruh data layanan
spesialis
2.
/findSpesialisBy
Id/ {spesialis_id}
GET spesialis_id
Mencari data
layanan
sepesialis
dengan berdasarkan
field
spesialis_id
3. /insertSpesialis POST JSON
object
Menambah data
spesialis
4. /updateSpesialis PUT JSON
object
Mengupdate
data spesialis
5. /deleteSpesialis DELETE JSON
object
Menghapus
data spesialis
6. /listSubspesialis GET none
Menampilkan seluruh data
layanan
subspesialis
7.
/findSubpesialis
ById/
{subspesialis_id}
GET subpesialis
_id
Mencari data
layanan sub
sepesialis dengan
berdasarkan
field subspesialis_id
8. /insertSubpesial
is POST
JSON
object
Menambah data
sub spesialis
9. /updateSubpesia
lis PUT
JSON
object
Mengupdate data sub
spesialis
10. /deleteSubpesial
is DELETE
JSON
object
Menghapus data sub
spesialis
11. /listFaskes GET none
Menampilkan seluruh data
fasilitas
kesehatan
12. /findFaskesById/ {faskes_id}
GET faskes_id
Mencari data
fasilitas
kesehatan dengan
berdasarkan
field faskes_id
13. /insertFaskes POST JSON object
Menambah data
fasilitas
kesehatan
14. /updateFaskes PUT JSON object
Mengupdate data fasilitas
kesehatan
15. /deleteFaskes DELETE JSON
object
Menghapus data fasilitas
kesehatan
16. /listPoli GET none
Menampilkan
seluruh data
poliklinik
No. Resource RESTful Web Service
URL Method Parameter Deskripsi
17. /findPoliById/ {poli_id}
GET poli_id
Mencari data
layanan
poliklinik dengan
berdasarkan
field poli_id
18. /insertPoli POST JSON object
Menambah data
layanan
poliklinik
19. /updatePoli PUT JSON object
Mengupdate
data layanan
poliklinik.
20. /deletePoli DELETE JSON object
Menghapus
data layanan
poliklinik
21. /listPeserta GET none
Menampilkan
seluruh data
peserta pasien BPJS
22. /findPesertaByI
d/ {no_bpjs} GET no_bpjs
Mencari data
pasien peserta
BPJS berdasarkan
field no_bppjs
23. /insertPeserta POST JSON object
Menambah data peserta BPJS
24. /updatePeserta PUT JSON
object
Mengupdate
data peserta BPJS
25. /deletePeserta DELETE JSON
object
Menghapus
data peserta BPJS
26. /listRujukan GET none
Menampilkan
seluruh data rujukan pasien
27.
/findRujukanBy
Id/ {no_rujukan}
GET no_rujukan
Mencari data
rujukan pasien
berdasarkan field
no_rujukan
28. /insertRujukan POST JSON object
Menambah data rujukan pasien
29. /updateRujukan PUT JSON
object
Mengupdate
data rujukan pasien
30. /deleteRujukan DELETE JSON
object
Menghapus
data rujukan pasien
31. /listICD GET none
Menampilkan
seluruh data
ICD
32. /findICDById/ {icd_id}
GET icd_id
Mencari data
ICD berdasarkan
field icd_id
33. /insertICD POST JSON
object
Menambah data
ICD
34. /updateICD PUT JSON
object
Mengupdate
data ICD
35. /deleteICD DELETE JSON object
Menghapus data ICD
36. /findEIDById/
{pin} GET pin
Mencari data
pasien berdasarkan
nomor induk
kependudukan (NIK) atau
personal
identification
No. Resource RESTful Web Service
URL Method Parameter Deskripsi
number (PIN).
Data ini
disimulasikan sebagai data
alternative jika
pasien bukan peserta BPJS.
Data diambil
dari database kependudukan
nasinoal.
Melihat Tabel 1 ada beberapa parameter yang dilewatkan
pada saat mengeksekusi sebuah resource. Sebagai contoh pada
URL /insertSubspesialis yang memerlukan JSON object
sebagai parameter ekseskusi. JSON Object yang dikirimkan
tersebut, akan dilakukan proses parsing pada sisi server dan
dilanjutkan dengan melakukan proses yang berhubungan
dengan basis data seperti operasi Create, Read, Update, dan
Delete (CRUD). Berikut merupakan contoh JSON object yang
dilewatkan pada parameter tersebut.
{
"request": {
"subspesialis": {
"subspesialis_id": "S0104",
"subspesialis_nama": "Anak Gastro-Hepatologi",
"spesialis_id": "S01"
}
}
}
B. Pengujian pada POSTMAN
Gambar 3 menunjukkan pengujian rancangan RESTful
web service menggunakan perangkat lunak POSTMAN. Pada
bagian atas menu terdapat pilihan method HTTP, dalam
Gambar 3 terlihat bahwa method GET digunakan untuk
mengakses resource dari alamat 192.168.1.10/e-
claim/listFaskes, selanjutnya ketika resource tersebut
dieksekusi pada bagian bawah terdapat hasil pemrosesan
resource dalam format data JSON.
Gambar 3. Pengujian Postman
C. Pengujian Pada Aplikasi Desktop
Pengujian pada aplikasi desktop ini terdiri dari 2 sisi aplikasi, yaitu aplikasi yang ada pada fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas, klinik kesehatan, dan praktek dokter, yang nantinya mengirimkan permintaan rujukan pasien ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut.
Gambar 4. Pengujian Pada Aplikasi Desktop FKTP
Pada Gambar 4, informasi PPK rujukan dan poli
merupakan informasi yang diperoleh dari RESTful web
service yang telah disediakan melalui interface yang dapat
diakses melaui URL seperti daftar yang ada pada Tabel 1.
Informasi rujukan yang telah diinput melalui aplikasi FKTP
selanjutnya akan disimpan di web service pada sebuah alamat
server. Mekanisme peyimpanan data dilakukan dengan
method POST, dan pertukaran data dikemas dalam format data
JSON. URL web service yang digunakan untuk menyimpan
data rujukan adalah /insertRujukan yang melewatkan
parameter berupa JSON Object.
Selanjutnya pada Gambar 5, diperlihatkan aplikasi pada
FKTL yang mengambil data dari server melalui metod
/getRujukan dan informasi rujukan yang diperoleh dari
RESTful web service akan dimasukkan dalam aplikasi yang
ada di FKTL sebagai data pasien masuk melalui Registrasi
Pasien Rawat Jalan untuk pemrosesan lebih lanjut.
Gambar 5. Pengujian Pada Aplikasi Desktop FKTL
V. SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa 1) RESTful web service dapat digunakan untuk menjembatani sistem yang berbeda platform sehingga dapat berkomunikasi dan melakukan pertukaran data serta informasi; 2) Dengan menggunakan method HTTP seperti GET, POST, PUT, dan DELETE aplikasi di sisi client dapat mengakses resource dalam bentuk URL yang disediakan oleh server; 3) Desain RESTful web service yang digunakan dalam proses rujukan pasien ini dapat memangkas waktu dan jarak antara fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKTL), karena data yang diinput pada aplikasi FKTP dapat langsung diakses olah aplikasi yang berada pada FKTL. Penelitian lanjutan dapat dikembangkan untuk tidak hanya pada komunikasi point to point, tapi dapat melakukan aggregasi data dari beberapa FKTP dan FKTL untuk memperluas pelayanan kesehatan dalam rangka mewujudkan sistem kesehatan nasional.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga terbitnya publikasi ini. Terimakasih kepada Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai penelitian ini pada skema penelitian kerjasama antar perguruan tinggi (PKPT) tahun pendanaan 2018.
REFERENCES
[1] V. Schmitt, R. Muyanto, T.V. Langenhove, “Rancangan Sistem Rujukan Terpadu Untuk Perluasan Program Perlindungan Sosial di Indonesia”. Jakarta: International Labour Organization, 2014.
[2] M. Gaynor, Y. Feliciano, C.H. Andrus, S. Bradner, and J. Rawn, “A General Interoperability Framework for Interoperability with Applications to Healthcare”, Health Policy and Technology, vol. 3, pp. 3-12, 2014.
[3] M. Hansen, S. Madnick, M. Siegel, "Data Integration using Web Services", Lecture Notes in Computer Science, vol. 2590, 2003.
[4] J.B. Oladosu, F.A.Ajala, and O.O. Popoola, "On The Use of Web Services Technology in E-Health Applications", Journal of Theoretical and Applied Information Technology, vol. 12, no. 5, pp. 94-103, 2009
[5] Kumreg, “Buku Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang”. Jakarta: Humas BPJS Kesehatan, 2014.
[6] Depkominfo, “Kerangka Acuan dan Pedoman Interoperabilitas Sistem Informasi Instansi Pemerintahan”. Jakarta: Depkominfo, 2008.
[7] Kemenpora, “ Bakuan Format dan Ontologi Data & Interoperabilitas Layanan SIM Kemenpora RI”, http://kemenpora.go.id/pdf/Buku%20Interoperabilitas_database.pdf, diakses tanggal 29 Juni 2018 Pukul 10:19 AM
[8] Kominfo, “Kerangka Kerja Interoperabilitas E-Government Indonesia”. Jakarta: Direktorat E-Government, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informatika, 2013.
[9] S. Guner, “Service Oriented Architecture. Hamburg”, Gernamy: Master Thesis Software System Institute Technical University Hamburg, 2005.
[10] S. Anika, P. Vasudeva, R. Sudhindra, “RESTful Web Services”, International Journal of Advanced Information Science and Technology (IJAIST), vol. 3, no. 4, pp. 13-16, April 2014.
[11] D. Rathod, “Performance Evaluation of RESTful Web Services and SOAP/WSDL Web Services”, International Journal of Advanced Research in Computer Science, vol. 8, no. 7, pp. 415-420, Agustus 2017.
[12] A.J. Naidu, H.C.S Shantha, “Implementation of Document Envelope Rest APIS for B2B Sterling Integrator”, International Journal of
Research in Applied Science & Engineering Technology (IJRASET), vol. 5, no. 6, pp. 356-365, June 2017.
[13] M.S. Warvante, “A Survey on Developing Web Services with SOAP and REST”, International Journal of Advanced Research in Computer and Communication Engineering, vol. 6, no. 10, pp. 118-124, October 2017.
[14] K.L.S. Sirisha, V.S. Kumar, “Role of Web Services in Distributed Heterogeneous Applications and Testing for Quality Assurance”, Internatinoal Journal of Emerging Trends & Technology in Computer Science (IJETTCS), vol. 6, no. 6, pp. 100-103, December 2017.
[15] F. Halili, E. Ramadani, “Web Services: A Comparison of Soap and Rest Services”, Modern Applied Science, vol. 12, no. 3, pp. 175-182, 2018.
[16] M. M. Amin, “Interoperabilitas perangkat lunak menggunakan RESTful web service”, Register: Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi, vol. 4, no. 1, pp. 14-22, 2018.
[17] M.R.N. Yufrizal, F. Renaldi, F.R. Umbara, “Sistem Informasi Pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat 1 (Puskesmas) Terintegrasi Kota Cimahi”, Prosiding Seminar Nasional Komputer dan Informatika (SENASKI), pp. 163-168, 2017.
[18] A.C. Faulina, A. Khoiri, Y.T. Herawati, "Kajian Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas Jember", Jurnal Ikesma, vol. 12, no. 2, pp. 91-102, 2016.