draft proposal skripsi

6
DRAFT PROPOSAL SKRIPSI 1. Masalah Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Dari ketiga cabang ilmu IPA, sebagian besar siswa menganggap fisika sebagai cabang IPA yang dianggap paling sulit dibandingkan biologi dan kimia. Data hasil observasi awal, didapatkan aktivitas belajar fisika siswa kelas VII B SMPN 11 Jember masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi dan wawancara dengan guru pengajar yang telah dilakukan pada hari 10 Januari 2012 dapat diketahui bahwa 57,9 % = 24 siswa aktif memperhatikan penjelasan guru, 38,9 % = 16 siswa aktif bertanya, 43,6 % = 18 siswa aktif menjawab dan 55,5 % = 23 siswa aktif mencatat. Selain rendahnya aktivitas belajar, hasil belajar fisika siswa di kelas VIIB juga masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari nilai hasil ulangan harian, dari 42 siswa terdapat 24% atau 10 siswa yang tuntas dengan nilai ≥ 70, dan sekitar 76% atau 32 siswa mendapat nilai ≤ 70 yang dinyatakan tidak tuntas.

Upload: bondien-rezpector-cendiena

Post on 18-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Draft Proposal

TRANSCRIPT

DRAFT PROPOSAL SKRIPSI

1. MasalahSecara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Dari ketiga cabang ilmu IPA, sebagian besar siswa menganggap fisika sebagai cabang IPA yang dianggap paling sulit dibandingkan biologi dan kimia. Data hasil observasi awal, didapatkan aktivitas belajar fisika siswa kelas VII B SMPN 11 Jember masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi dan wawancara dengan guru pengajar yang telah dilakukan pada hari 10 Januari 2012 dapat diketahui bahwa 57,9 % = 24 siswa aktif memperhatikan penjelasan guru, 38,9 % = 16 siswa aktif bertanya, 43,6 % = 18 siswa aktif menjawab dan 55,5 % = 23 siswa aktif mencatat. Selain rendahnya aktivitas belajar, hasil belajar fisika siswa di kelas VIIB juga masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari nilai hasil ulangan harian, dari 42 siswa terdapat 24% atau 10 siswa yang tuntas dengan nilai 70, dan sekitar 76% atau 32 siswa mendapat nilai 70 yang dinyatakan tidak tuntas.

2. Identifikasi MasalahSkala MasalahRasa tidak suka siswa terhadap fisika harus dihilangkan atau paling tidak dikurangi karena bagaimanapun juga fisika adalah salah satu mata pelajaran wajib yang harus dipelajari siswa dan menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional. Jika siswa masih merasa tidak suka dengan fisika maka siswa tidak antusias untuk mengikuti pelajaran sehingga hasil belajar siswa tidak akan maksimal bahkan cenderung rendah. Rendahnya hasil belajar fisika tersebut merupakan masalah yang penting dan harus diatasi karena jika masalah ini tidak diatasi maka sampai kapanpun fisika akan tetap dianggap sulit dan menjadi momok bagi siswa. Kronologi MasalahSelama ini pembelajaran fisika masih menggunakan strategi pembelajaran yang konvensional dimana guru hanya menyajikan teori, menunjukkan rumus-rumus, dan mengerjakan soal-soal yang cenderung penyelesaian matematis tanpa disertai contoh atau fenomena-fenomena alam dari penerapan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.Strategi pembelajaran yang konvensional ini akan membuat siswa merasa bosan, jenuh, dan mengganggap fisika sama dengan matematika. Menurut Prof. Yohanes Surya (2008: 32) , jika siswa diharuskan menghafal rumus untuk belajar fisika justru akan membuat siswa semakin membenci pelajaran fisika. Oleh karena itu idealnya harus dimulai dari mengerti konsep, membangun logika, setelah itu baru menuangkannya dalam bentuk rumus Perbanyak eksperimen dan demonstrasi fisika sehingga tiap murid menikmati asyiknya fisika dan mereka bisa merasakan bahwa fisika itu sungguh menyenangkan.3. Konsep solusiSalah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengubah anggapan siswa mengenai pelajaran fisika dan agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran kontekstual dengan metode eksperimen Fisika Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) yang dikenalkan dan dikembangkan oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D. Dalam startegi pembelajaran kontekstual Fisika Gasing siswa tidak diajarkan menghafalkan rumus-rumus seperti yang ada dalam buku melainkan siswa hanya diajari bermain logika sehingga siswa mendapatkan pengalaman yang berkesan dari pokok bahasan yang diajarkan.Fisika adalah ilmu alam yang memperlihatkan fenomena-fenomena di alam sekitar. Fenomena-fenomena alam tersebut dapat ditunjukkan dengan malakukan sebuah percobaan. Percobaan yang dilakukan tidak harus percobaan yang rumit. Percobaan tersebut dapat dilakukan dengan sederhana dan menggunakan alat-alat yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.Fenomena-fenomena fisika kadang juga ada yang bersifar anomali yaitu bertentangan dengan logika. Percobaan ini dapat menimbulkan kesan magic atau sulap pada orang yang menyaksikannya. Dan biasanya fenomena-fenomena yang magic dan diluar akal ini dapat membuat orang tertarik untuk melihatnya sehingga menimbulkan rasa fun. Fenomena-fenomena fisika yang dikemas dengan metode magic and fun akan membuat siswa semakin membuka rahasia alam yang semula dianggap aneh menjadi tidak aneh lagi sehingga siswa tidak takut dengan peristiwa alam yang kelihatan mistis atau magis dan siswa menjadi lebih rasional terhadap gejala alam. (Suparno, 2013: 84)

4. Variabel PenelitianVariabel Independen (Variabel Bebas) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran fisika dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Kontekstual disertai Metode Eksperimen Fisika Gasing Berbasis LKSVariabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes akhir (posttest) dan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pelajaran dengan Strategi Pembelajaran Fisika Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) dengan Metode Demonstrasi Magic and FunVariabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kemampuan awal siswa dilihat dari hasil tes awal (pretest)

5. Rumusan Judul SkripsiStrategi Pembelajaran Kontekstual Disertai Metode Eksperimen Fisika Gasing Berbantuan LKS6. PustakaLasry, Nathaniel dan Pierre-Osias Christin. 2006. Physics Magic. New York: Cornell University.Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika: Kontruvistik dan Menyenangkan. Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma.Surya,Yohanes.20018. Fisika Gampang,Asyik, dan Menyenangkan (Gasing).Jakarta: Surya Institute.Ridwan.2008. Hubungan Hasil Belajar dengan Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Metode Gasing(Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) pada Materi Pokok Getaran dan Gelombang. Jurnal Pendidikan.Sari, Agus Tina, Singgih Bektiarso, Yushardi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Generatif dengan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fisika di SMP.Jurnal Pendidikan Fisika.Wayan, I Gede dan I Wayan Mustika.2013. Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Memecahkan Masalah Melalui Pembelajaran Kuantum Teknik Fisika Gasing Jurnal Pendidikan,46,(2).