draft pedoman puskesmas

33
BAGIAN – I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, mengamanatkan bahwa : 1. Pasal 5 ayat (1), yaitu Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. 2. Pasal 5 ayat (2), yaitu Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. 3. Pasal 6 yaitu Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan 4. Pasal 14 ayat (1), yaitu Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. 5. Pasal 15, yaitu Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. 6. Pasal 30 ayat (4), yaitu Ketentuan persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh Pemerintah sesuai ketentuan yang berlaku. Berdasarkan amanat Undang-undang No. 36 tersebut, maka puskesmas harus direncanakan, dibangun dan dikembangkan yang memenuhi persyaratan : 1. Higienitas (berlaku universal) 2. Keselamatan dan keamanan 3. Memenuhi ketentuan teknis bangunan-bangunan tahan gempa atau bencana lainnya. 4. Memiliki kemampuan sebagai tempat berkumpulnya penduduk bila terjadi bencana (KLB). 5. Khusus puskesmas di daerah perbatasan, merupakan bangunan dengan konsep etalase pelayanan dan fasilitas kesehatan Negara Republik Indonesia. Pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan mengeluarkan Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas, yang diyakini dapat meningkatkan

Upload: sendiconsultant

Post on 15-Jan-2016

146 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Draft Pedoman Puskesmas

TRANSCRIPT

BAGIAN – I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, mengamanatkan bahwa :1. Pasal 5 ayat (1), yaitu Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh

akses atas sumber daya di bidang kesehatan.2. Pasal 5 ayat (2), yaitu Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan

kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.3. Pasal 6 yaitu Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi

pencapaian derajat kesehatan4. Pasal 14 ayat (1), yaitu Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur,

menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.

5. Pasal 15, yaitu Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

6. Pasal 30 ayat (4), yaitu Ketentuan persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh Pemerintah sesuai ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan amanat Undang-undang No. 36 tersebut, maka puskesmas harus direncanakan, dibangun dan dikembangkan yang memenuhi persyaratan :1. Higienitas (berlaku universal)2. Keselamatan dan keamanan3. Memenuhi ketentuan teknis bangunan-bangunan tahan gempa atau bencana lainnya.4. Memiliki kemampuan sebagai tempat berkumpulnya penduduk bila terjadi bencana

(KLB).5. Khusus puskesmas di daerah perbatasan, merupakan bangunan dengan konsep

etalase pelayanan dan fasilitas kesehatan Negara Republik Indonesia.

Pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan mengeluarkan Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas, yang diyakini dapat meningkatkan kinerja layanan Puskesmas terhadap pelayanan kesehatan masyarakat dan penyesuaian kebijakan lintas sektor terkait dengan Puskesmas. Hal ini selaras dengan yang tercantum dalam RPJM 2010-2014 disebutkan bahwa Revitalisasi Puskesmas dilaksanakan agar dapat melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan secara serasi dan sinergis. Fokus dalam Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas adalah: 1. Pemantapan konsep puskesmas2. Ketenagaan puskesmas3. Peningkatan sarana dan peralatan di puskesmas

Peningkatan sarana atau bangunan puskesmas terkait dengan Undang-undang tentang bangunan gedung nomor 28 tahun 2002 menyebutkan bahwa bangunan gedung penting sebagai tempat manusia melakukan kegiatan, maka perlu diperhatikan keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.

Pedoman Fasilitas Puskesmas ini di susun sebagai panduan teknis penyelenggaraan bangunan gedung pusat kesehatan masyarakat yang merupakan perkembangan dari Pedoman Tata Ruang Puskesmas tahun 2007, pedoman ini membahas tentang persyaratan bangunan, persyaratan prasarana/utilitas bangunan puskesmas dan tata cara pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan gedung puskesmas.

1.2 Tujuan

Tujuan umum dari disusunnya pedoman ini adalah :

Meningkatkan kualitas dan kapasitas penyelenggaraan pelayanan Puskesmas melalui perencanaan, pembangunan dan pengembangan bangunan dan prasarana puskesmas

Tujuan khusus dari disusunnya pedoman ini adalah :

1. Menjadi pedoman dalam perencanaan, pembangunan dan pengembangan bangunan dan prasarana puskesmas.

2. Meningkatkan pengetahuan tentang tata cara perencanaan, pembangunan dan pengembangan bangunan dan prasarana puskesmas.

1.3 Sasaran

Sebagai acuan bagi pemerintah daerah, dinas kesehatan, pengguna puskesmas dan konsultan pembangunan puskesmas dalam perencanaan, pembangunan dan pengembangan bangunan dan prasarana puskesmas sehingga masing-masing pihak dapat mempunyai persepsi yang sama.Sasaran untuk masyarakat, bangunan puskesmas dapat dijadikan contoh atau model pembangunan hunian yang sehat dan aman.

1.4 Ruang Lingkup

Persyaratan untuk pedoman teknis ini berlaku untuk puskesmas yang baru akan dibangun dan puskesmas yang telah ada (;eksisting). Persyaratan dalam pedoman teknis ini adalah persyaratan minimal.

1.5 Batasan Pengertian

1.4.1 Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu (kecamatan).

1.4.2 Puskesmas non perawatan

Puskesmas non perawatan adalah puskesmas yang tidak melakukan rawat inap.

1.4.3 Puskesmas Perawatan

Puskesmas perawatan adalah Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk melaksanakan pertolongan persalinan dan perawatan sementara.

1.4.4 Puskesmas Pembantu (Pustu)

1.4.5 Bangunan

Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat dan kedudukannya, sebagian atau seluruhnya yang berada di atas tanah/perairan, ataupun di bawah

tanah/perairan, tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian maupun tempat tinggal, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya maupun kegiatan khusus.

1.4.6 Prasarana

Jaringan/instalasi yang membuat suatu bangunan yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

BAGIAN – II

UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS

2.1 Jenis Puskesmas

Puskesmas dibedakan menjadi Puskesmas Perawatan dan Puskesmas Non Perawatan.

1. Puskesmas tanpa perawatan biasa disebut dengan “Puskesmas” atau “Puskesmas non Tempat Tidur”

2. Puskesmas dengan tempat perawatan disebut dengan “Puskesmas Perawatan” atau “Puskesmas Rawat Inap” atau “Puskesmas Tempat Tidur” atau Puskesmas dengan Tempat Perawatan” (perlu kah di masukkan dlm batasan pengertian)

a. Puskesmas perawatan adalah Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk melaksanakan pertolongan persalinan dan perawatan sementara. (apakakah untuk perawatan sementara persalinan atau bisa untuk yang lainnya)

b. FungsiSebagai pusat rujukan antara pelayanan Puskesmas dan dari Puskesmas di sekitarnya sebelum dapat dirujuk ke Rumah Sakit.

c. Kegiatana) Merawat sementara penderita gawat darurat b) Observasi penderita dalam rangka diagnosticc) Pertolongan sementara untuk persiapan rujukan ke Rumah sakitd) Pertolongan persalinan normal dan tidak normale) Perawatan sementara Bayi BBLRf) Pelayanan Kontraspesi (terbatas)g) Perawatan pasien umum

d. PengelolaanPengelolaan Puskesmas Perawatan perlu didukung dengan :a) Pelayanan keperawatanb) Pelayanan kamar bersalinc) Pelayanan sterilisasid) Pelayanan dapur gizi

2.2 Program Pelayanan Puskesmas

Kegiatan pelayanan internal dan eksternal. Internal akan menjadi sesuatu yang diatur dalam pedoman ini, eksternal bukan menjadi sesuatu yang diatur dalam pedoman ini.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer, upaya tersebut dikelompokkan menjadi wajib dan pilihan, yaitu :

1. Upaya kesehatan wajib1) Promosi kesehatan 2) Kesehatan Lingkungan3) Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana4) Perbaikan Gizi Masyarakat5) Penanggulangan Penyakit 6) Pengobatan dan penanganan kegawatdaruratanPenetapan upaya kesehatan wajib mengacu pada konsep primary health care yaitu ‘basic six’, berdasarkan permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia yaitu

masih tingginya AKI dan AKB (didefinisikan), serta upaya percepatan pencapaian MDGs.

Pelayanan kefarmasian dan laboratorium kesehatan, wajib dilaksanakan karena merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas.

2. Upaya kesehatan pilihan

Ditetapkan sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat dengan melalui kajian dan evidence based. Jenis upaya kesehatan pilihan antara lain :

1) Pelayanan keperawatan kesehatan2) Pelayanan kesehatan jiwa3) Pelayanan kesehatan sekolah4) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut5) Pelayanan kesehatan usia lanjut6) Pelayanan kesehatan olah raga7) Pelayanan kesehatan kerja8) Pelayanan kesehatan mata9) Bina pelayanan pengobatan tradisional

2.3 Alur Kegiatan Puskesmas

2.3.1 Alur Kegiatan Puskesmas

Semua puskesmas harus memiliki kemampuan persalinan. Pada puskesmas non perawatan, minimal memiliki ruang perawatan pasca persalinan 2 tempat tidur (; one day care).

Gambar 2.3.1 Alur Kegiatan Puskesmas

2.3.2 Alur Kegiatan Puskesmas Perawatan

Untuk ruang perawatan dibedakan berdasarkan : 1. ruang perawatan Ibu pasca melahirkan 2. ruang perawatan wanita.3. Ruang perawatan pria.4. Ruang perawatan Anak5. Ruang Isolasi (2 tt)

Gambar 2.3.2 Alur Kegiatan Puskesmas Perawatan

BAGIAN – III

PERSYARATAN BANGUNAN

3.1. Arsitektur Bangunan Puskesmas

3.1.1 Lokasi 1. Mudah dijangkau masyarakat sekitar.2. Bukan di lokasi yang rawan bencana.3. Kontur tapak bangunan puskesmas harus rata.

3.1.2 Tata Ruang/Bangunan

1. Rancangan tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.

2. Memperhatikan tata letak ruang berdasarkan zone infeksius dan non infeksius.

3. Memperhatikan tata letak ruang berdasarkan kemudahan pencapaian.

4. Bangunan harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan/Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang bersangkutan.

5. Tata ruang puskesmas mengikuti Peraturan Tata Ruang Daerah (KDB, KLB, GSB, KDH)

- Ditetapkan nilai Kooefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal untuk puskesmas adalah 60%

- Ditetapkan nilai Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimal untuk puskesmas adalah 1,8

- Ditetapkan nilai Koefisien Daerah Hijau (KDH) minimal untuk puskesmas adalah 15%

3.1.3 Program Ruang

Program ruang puskesmas meliputi analisis kebutuhan ruang berdasarkan pelayanan yang diselenggarakan dan luasan ruang. Program ruang pada Puskesmas adalah :

No. Nama RuanganPuskesmas

non perawatanPuskesmas Perawatan

1 Ruang Administrasi + +

2 Ruang Pendaftaran dan rekam medik + +

3 Ruang Gawat Darurat + +

4 Klinik Umum/ Pengobatan + +

5 Klinik Gigi + +

6 Klinik Kesehatan Ibu/ KB + +

7 Klinik Anak + +

8 Ruang Laktasi + +

9 Ruang Konsultasi/Penyuluhan/Konsultasi Gizi + +

10 Ruang Pelayanan Penyakit Menular + +

11 Ruang Pelayanan Metadon + +

12 Apotik/ Farmasi + +

13 Gudang Obat + +

14 Gudang Barang + +

15 Ruang Perawatan

- Ruang Perawatan Pasca Persalinan + +

- Ruang Perawatan Anak - +

- Ruang Perawatan Pria - +

- Ruang Perawatan Wanita - +

- Ruang Perawatan Isolasi - +

- Toilet pasien + +

16 Pos Perawat + +

17 Ruang Penyimpanan Vaksin + +

18 Ruang Persalinan dan Resusitasi Neonatus + +

20 Laboratorium + +

21 Ruang Sterilisasi + +

21 Ruang Cuci Linen/laundri + +

21 Dapur/pantri + +

22 Ruang Tunggu + +

23 Ruang Kepala Puskesmas + +

24 Ruang Rapat/diskusi + +

26Toilet Pengunjung (disediakan juga toilet disable)

+ +

27 Toilet Petugas + +

28 Rumah Dinas Tenaga Kesehatan +/- +/-

29 Ruang Panel + +

30 Ruang Genset + +

31 Parkir ambulan dan kendaraan lainnya + +

3.2 Struktur Bangunan

(1) Bangunan Puskesmas, strukturnya harus direncanakan kuat/kokoh, dan stabil dalam memikul beban/kombinasi beban dan memenuhi persyaratan kelayanan (serviceability) selama umur layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan, lokasi, keawetan, dan kemungkinan pelaksanaan konstruksinya.

(2) Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-pengaruh aksi sebagai akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap maupun beban muatan sementara yang timbul akibat gempa dan angin.

(3) Dalam perencanaan struktur bangunan puskesmas terhadap pengaruh gempa, semua unsur struktur bangunan, baik bagian dari sub struktur maupun struktur bangunan, harus diperhitungkan memikul pengaruh gempa rancangan sesuai dengan zona gempanya.

(4) Struktur bangunan puskesmas harus direncanakan secara detail sehingga pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan, apabila terjadi keruntuhan, kondisi strukturnya masih dapat memungkinkan pengguna bangunan menyelamatkan diri.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembebanan, ketahanan terhadap gempa dan/atau angin, dan perhitungan strukturnya mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.

3.3 Persyaratan Komponen Bangunan dan Material

3.3.1 Atap

- Atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana (angin puting beliung, gempa, dll), tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat perindukan vektor.

- Material atap tidak korosif, tidak mudah terbakar.

3.3.2 Langit-langit

- Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan, tanpa profil dan terlihat tanpa sambungan (;seamless)

- Ketinggian langit-langit dari lantai minimal 280 cm.

3.3.3 Dinding

- Material dinding harus keras, rata, tidak berpori/tidak berserat, tidak menyebabkan silau, kedap air, mudah dibersihkan, dan tidak ada sambungan agar mudah dibersihkan.

- Dinding toilet harus kedap air, dilapisi keramik setinggi 150 cm.

- Dinding laboratorium harus tahan bahan kimia, mudah dibersihkan, tidak berpori.

- Buat lampiran persyaratan SP untuk di lampiran

3.3.4 Lantai

- Material lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang, mudah dibersihkan, dan dengan sambungan seminimal mungkin.

3.3.5 Pintu dan Jendela- Lebar bukaan pintu utama dan ruang gawat darurat minimal 120 cm atau dapat

dilalui brankar dan pintu-pintu yg bukan akses brankar memiliki lebar bukaan minimal 90 cm.

- Pintu khusus untuk toilet di ruang perawatan dan pintu toilet aksesibel, harus terbuka ke luar dan lebar daun pintu minimal 90 cm.

- Material pintu untuk toilet harus kedap air.

- Pintu ruang perawatan harus dilengkapi dengan penahan benturan brankar/ tempat tidur (;door bumper) dengan lebar + 20 cm, dipasang pada ketinggian batas bawah 60 cm dan batas atas 80 cm.

Gambar 3.5.5 - Ruang gerak dalam Toilet untuk Aksesibel.

BAGIAN – IV

PERSYARATAN PRASARANA BANGUNAN

4.1 Sistem ventilasi.

Ventilasi sangat penting karena bertujuan untuk:

1) Pencegahan dan pengendalian infeksi yang ditularkan melalui udara, yaitu dengan perlu diupayakan ventilasi yang adekuat di semua area pelayanan pasien.

2) Menghilangkan gas-gas berbau, asap, dan panas yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh keringat dan sebagainya dan gas-gas hasil pembakaran (CO2) yang ditimbulkan oleh pernafasan dan proses-proses pembakaran.

3) Menghilangkan uap air yang timbul sewaktu mencuci, pembersihan dan sebagainya.

4) Menghilangkan kalor yang berlebihan

5) Membantu mendapatkan kenyamanan termal

Agar dapat memenuhi tujuan tersebut, maka sistem ventilasi di puskesmas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

(a) Bangunan Puskesmas Perawatan harus mempunyai ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanik / buatan yang optimal apabila diperlukan.

(b) Bangunan Puskesmas harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami. Bukaan minimal 20% dari luas total lantai. (Cari di Data arsitek Nuefert)

(c) Ventilasi harus dapat mengatur pertukaran udara (;air change) sehingga : ruangan tidak terasa panas, Tidak terjadi kondensasi uap air atau lemak pada lantai, dinding, atau langit-langit.

(d) Ventilasi mekanik/buatan harus disediakan jika ventilasi alami tidak dapat memenuhi syarat.

(e) Perancangan sistem ventilasi mekanis meliputi penentuan kebutuhan udara ventilasi yang diperlukan sesuai fungsi ruangan, dan penentuan kapasitas fan.

(f) Penerapan sistem ventilasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan energi.

(g) Ventilasi alami dilengkapi dengan kawat kasa tidak permanen agar mudah dibersihkan.

(i) Ventilasi dapur menggunakan alat pembuangan udara (;exhauster).

(j) Ventilasi pada laboratorium menggunakan exhauster dan dialirkan ke udara luar yang lokasinya terhindar dari aktifitas manusia.

k. Suhu dan kelembaban relatif/ relatif humiditas di setiap ruang sesuai dengan kondisi daerah setempat, kecuali ruang tertentu seperti, ruang farmasi, ruang laboratorium dan ruang tindakan UGD mempunyai suhu 220C - 270C dan kelembaban 40 - 70 %.??

l. Ruangan yang menggunakan AC secara periodik harus dimatikan dan diupayakan mendapat penggantian udara segar dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela setiap pagi selama 1 jam, dan juga membersihkan saringan /filter udara AC secara periodik, setiap satu bulan sekali.

m. Udara segar dari luar ruangan harus dimasukkan ke dalam ruangan untuk menjaga kesegaran dan kesehatan ruangan, dipersyaratkan untuk ruangan penyakit menular minimal pertukaran udara 12 kali per jam.

o. ruang pemeriksaan/perawatan penyakit menular melalui udara, pembuangan udaranya (exhaust fan) harus diarahkan ke luar ke tempat yang tidak membahayakan pasien, pengunjung maupun pekerja puskesmas

4.2 Sistem Kelistrikan.

Sistem instalasi listrik dan penempatannya harus mudah dioperasikan, diamati, dipelihara, tidak membahayakan, tidak mengganggu dan tidak merugikan lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain, serta perancangan dan pelaksanaannya harus memenuhi PUIL/SNI.0225 edisi terakhir tentang persyaratan umum instalasi listrik dan ketentuan-ketentuan lain.

4.2.1 Sumber Daya ListrikSumber daya listrik dibagi 2 :

(1) Sumber Daya Listrik Normal

Sumber daya listrik normal gedung diusahakan untuk menggunakan tenaga listrik dari Perusahaan Listrik Negara atau dari Genset.

(2) Sumber Daya Listrik Siaga

Sumber listrik siaga berupa genset.

4.2.2 Sistem Distribusi

Sistem distribusi terdiri dari :

1) panel-panel listrik.

2) Instalasi pengkabelan.

3) Instalasi kotak kontak dan sakelar.

4.2.3 Sistem Pembumian

Nilai pembumian (;grounding) bangunan tidak boleh kurang impedansinya dari 0.5 ohm.

4.2.4 Proteksi Petir

……. 5 ohm

4.3 Sistem pencahayaan.

(a) Bangunan Puskesmas harus mempunyai pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan.

(b) Bangunan Puskesmas Perawatan dan Puskesmas harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.

(c) Pencahayaan harus didistribusikan rata dalam ruangan.

Tabel-3.

Tingkat pencahayaan rata-rata yang direkomendasikan.

Fungsi ruangan Tingkat pencahayaan min. (lux)

Ruang administrasi, koridor dll 100 - 200

Ruang laboratorium, persalinan, UGD 300

Ruang pantry/dapur 100

4.4 Sistem proteksi kebakaran.

Puskesmas menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis ABC untuk ruangan-ruangan dan CO2 untuk ruangan genset.

4.5 Sistem Komunikasi

Komunikasi telepon diperlukan untuk hubungan keluar puskesmas.

4.6 Gas Medik Sistem gas medik harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi penggunanya. Gas medik yang digunakan untuk Puskesmas adalah O2. Gas medic ini bisa menggunakan tabung oksigen atau gas konsentrator.

a. Persyaratan Teknis

(a) Pengelolaan dan penggunaan gas medis harus sesuai ketentuan berlaku. (b) Tabung/silinder yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan dipelihara sesuai

spesifikasi dan ketentuan dari pihak berwenang. (c) Isi Tabung/silinder harus diidentifikasi dengan suatu label/cetakan yang ditempelkan

yang menyebutkan isi/pemberian warna pada Tabung/silinder sesuai ketentuan yang berlaku.

(d) Sebelum digunakan harus dipastikan isi Tabung/silinder dengan memperhatikan warna tabung, keterangan isi Tabung/silinder yg diemboss pada badan tabung, label.

(e) Label tidak boleh dirusak, diubah atau dilepas, dan fiting penyambung tidak boleh dimodifikasi.

(f) Larangan penggunaan Tabung/silinder tanpa warna & penandaan yang disyaratkan. (g) Hanya Tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang boleh disimpan dalam

ruangan penyimpanan gas medik. (h) Larangan menyimpan bahan mudah terbakar berdekatan dengan ruang

penyimpanan gas medik. (i) Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila Tabung/silinder

sedang tidak digunakan. (j) Apabila diperlukan, disediakan ruangan khusus penyimpanan silinder gas

medik.

4.7. Sistem Sanitasi.

Untuk memenuhi persyaratan sistem sanitasi, harus dilengkapi dengan sistem air bersih, sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.

(a) Sistem air bersih dan air minum.

(1) Sistem air bersih dan air minum harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem distribusinya.

(2) Sumber air bersih dapat diperoleh dari sumber air berlangganan dan/atau sumber air lainnya yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(3) Perencanaan sistem distribusi air bersih harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang disyaratkan 1 atm. Pada ujung pipa terjauh? (Pada ketinggiann 3-4 m dengan debit air tertentu, tekanan 1 atm bs dicapai)

(4) Sistem penyediaan air bersih

Sistem sambungan langsung

pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air.

Sistem tangki atap/ tanki grafitasi

Jika sistem sambungan langsung tidak dapat diterapkan karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama. Air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada lantai terendah bangunan atau di bawah muka tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini didistribusikan ke seluruh bangunan.

(b) Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah.

(1) Sistem pengolahan dan pembuangan air kotor dan/atau air limbah harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya.

(2) Di dalam sistem penyaluran /pembuangan air kotor dan/atau air limbah dari ruang pantri/dapur disediakan perangkap lemak untuk memisahkan dan/atau menyaring kotoran/lemak. Pengambilan kotoran/lemak bisa dilakukan secara manual maupun otomatis.

(3) Harus disediakan sistem vent yaitu sistem instalasi untuk mengeluarkan udara yang terjebak didalam instalasi pipa air buangan.

(c) Sistem pembuangan kotoran dan sampah medis dan non medis.

(1) Sistem pembuangan kotoran dan sampah medis dan non medis harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas penampungan dan jenisnya.

(2) Pertimbangan fasilitas penampungan yang terpisah dengan diwujudkan dalam bentuk penyediaan tempat penampungan kotoran dan sampah medis non medis, yang diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan, jumlah penghuni, dan volume kotoran dan sampah.

(3) Pertimbangan jenis kotoran dan sampah medis dan medis diwujudkan dalam bentuk penempatan pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungannya serta tidak mengundang datangnya vektor / binatang penyebar penyakit.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, dan pengolahan fasilitas pembuangan kotoran dan sampah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5.8 Sistem Pengendalian Terhadap Kebisingan

(1) Intensitas kebisingan equivalent (Leq) pada lokasi puskesmas tidak lebih dari 55 dB (A). Cari sumber

(2) Pengendalian sumber kebisingan disesuaikan dengan sifat sumber.

(3) Sumber suara genset dikendalikan dengan meredam dan membuat sekat yang memadai.

(4) Sumber suara dari lalu lintas dikurangi dengan cara penanaman pohon, pengiian tembok dan membuat gundukan tanah yang memadai.

4.9 Sistem Hubungan Horisontal dalam Puskesmas.

(1) Umum.

(a) Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan puskesmas meliputi tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman bagi orang yang berkebutuhan khusus, termasuk penyandang cacat.

(b) Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas harus mempertimbangkan tersedianya hubungan horizontal antar ruang dalam bangunan puskesmas, akses evakuasi, termasuk bagi orang yang berkebutuhan khusus, termasuk penyandang cacat (termasuk penyediaan ramp di pintu masuk).

(c) Kelengkapan prasarana disesuaikan dengan fungsi puskesmas.

(2) Persyaratan Teknis.

(a) Setiap bangunan puskesmas harus memenuhi persyaratan kemudahan hubungan horizontal berupa tersedianya pintu dan/atau koridor yang memadai untuk terselenggaranya fungsi bangunan puskesmas tersebut.

(b) Jumlah, ukuran, dan jenis pintu, dalam suatu ruangan dipertimbangkan berdasarkan besaran ruang, fungsi ruang, dan jumlah pengguna ruang.

4.10 Sistem Hubungan (Transportasi) Vertikal dalam Puskesmas.

Setiap bangunan puskesmas bertingkat harus menyediakan sarana hubungan vertikal antar lantai yang memadai untuk terselenggaranya fungsi bangunan puskesmas tersebut berupa tersedianya tangga, ramp/lift.

4.10.1 Tangga.

(1) Umum.

Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan lebar yang memadai.

(2) Persyaratan tangga

(1) Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam Tinggi masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 – 17 cm.

(2) Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 600.

(3) Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan dalam keadaan darurat, untuk mengevakuasi pasien dalam kasus terjadinya bencana.

(4) Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna tangga.

(5) Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail).

(6) Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65 cm ~ 80 cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang.

(7) Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (puncak dan bagian bawah) sepanjang 30 cm.

(8) Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.

4.10.2 Ramp.

(1) Umum

Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. Fungsi dapat digantikan dengan lift.

(2) Persyaratan Ramp.

(a) Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi 70, perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ramp (curb ramps/landing).

(b) Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 70) tidak boleh lebih dari 9-12 m.

(c) Lebar minimum dari ramp adalah 120 cm dengan tepi pengaman.

(d) Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar kursi roda dan stretcher, dengan ukuran minimum 160 cm.

4.12 Aksesibilitas Penyandang Cacat (Disable)

(1) Umum.

Setiap bangunan Puskesmas, harus menyediakan fasilitas dan aksesibilitas untuk menjamin terwujudnya kemudahan bagi penyandang cacat dan lanjut usia masuk dan keluar ke dan dari bangunan Puskesmas serta beraktivitas dalam bangunan Puskesmas secara mudah, aman, nyaman dan mandiri.

(2) Persyaratan Teknis.

(a) Fasilitas dan aksesibilitas meliputi toilet, tempat parkir, telepon umum, jalur pemandu, rambu dan marka, pintu, ramp, tangga, dan lift bagi penyandang cacat dan lanjut usia.

(b) Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas disesuaikan dengan fungsi, luas, dan ketinggian bangunan Puskesmas.

BAGIAN – V

PENILAIAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN DAN PRASARANA PUSKESMAS

I. DATA UMUM

1. Nama Puskesmas : ................................................................................

2. Alamat : ................................................................................

................................................................................

3. Jenis Puskesmas : Non Perawatan/ Perawatan

4. Jumlah Pasien/hari : ..................................

5. Luas Tanah : .................................. m²

6. Luas Lantai Dasar : .................................. m² (KDB)

7. Luas Total Lantai : .................................. m² (KLB)

8. Tinggi Bangunan : .................................. lantai

9. Pelayanan Pengembangan : 1. Puskesmas PONED (….….)

2. Puskesmas Santun Usila (….….)

3. Puskesmas Kawasan Industri (….….)

4. Puskesmas Peduli Remaja (….….)

5. Puskesmas Rujukan Mikroskopis (….….)

6. Puskesmas Sentinel (….….)

7. Upaya Kesehatan Wajib : 1. Promosi kesehatan (….….)

2. Kesehatan lingkungan (….….)

3. KIA termasuk KB (….….)

4. Perbaikan Gizi Masyarakat (….….)

5. Penanggulangan Penyakit (….….)

6. PPGD (….….)

8. Upaya Kesehatan Pengembangan: 1. Pelayanan Keperawatan Kesehatan (….….)

2. Pelayanan Kesehatan Jiwa (….….)

3. Pelayanan Kesehatan Sekolah (….….)

4. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut (….….)

5. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (….….)

6. Pelayanan Kesehatan Olahraga (….….)

7. Pelayanan Kesehatan Kerja (….….)

8. Pelayanan Kesehatan Mata (….….)

9. Pembinaan Pengobatan Tradisional (….….)

Ket. * (Coret yang tidak perlu)

II. DATA AWAL (CHECK-LIST) SARANA BANGUNAN DAN PRASARANA PUSKESMAS

No.

Nama RuanganPuskesmas

non perawatan

Puskesmas Perawatan

Check List

1 Ruang Administrasi + +

2 Ruang Pendaftaran dan rekam medik + +

3 Ruang Gawat Darurat + +

4 Klinik Umum/ Pengobatan + +

5 Klinik Gigi + +

6 Klinik Kesehatan Ibu/ KB + +

7 Klinik Anak + +

8 Ruang Laktasi + +

10Ruang Konsultasi/Penyuluhan/Konsultasi Gizi

+ +

11 Ruang Pelayanan Penyakit Menular + +

12 Ruang Pelayanan Metadon + +

13 Apotik/ Farmasi + +

14 Gudang Obat + +

15 Gudang Barang + +

16 Ruang Perawatan

- Ruang Perawatan Pasca Persalinan + +

- Ruang Perawatan Anak - +

- Ruang Perawatan Pria - +

- Ruang Perawatan Wanita - +

- Ruang Perawatan Isolasi - +

- Toilet pasien + +

17 Pos Perawat + +

18 Ruang Penyimpanan Vaksin + +

20Ruang Persalinan dan Resusitasi Neonatus

+ +

21 Laboratorium + +

21 Ruang Sterilisasi + +

21 Ruang Cuci Linen/laundri + +

22 Dapur/pantri + +

23 Ruang Tunggu + +

24 Ruang Kepala Puskesmas + +

26 Ruang Rapat/diskusi + +

27Toilet Pengunjung (disediakan juga toilet disable)

+ +

28 Toilet Petugas + +

29 Rumah Dinas Tenaga Kesehatan +/- +/-

Ruang Panel

Ruang Genset

Parkir ambulan dan kendaraan lainnya

No Uraian Sarana dan Prasarana Puskesmas Non Perawatan

Puskesmas Perawatan

Check-List

II. PRASARANA (UTILITAS)

1 Ambulan + +  

2 Sistem Kelistrikan + +

- PLN

- Genset

- Lainnya : .........

- Proteksi Petir + +

- Pembumian + +

3 Gas Medik (O2) + +  

4 Sistem Ventilasi + +  

5 Sistem Pencahayaan + +  

6 Telepon + +  

7 Sistem Sanitasi  

a. Air bersih + +  

b. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) + +

c. Penanganan Limbah Padat + +

8 Aksesibilitas (Ramp) + +  

9 Peredam Kebisingan + +

10 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) + +  

Form Checklis berdasarkan jenis ruangan dan luas ruangan

III. PERSYARATAN TEKNIS SARANA (BANGUNAN) PUSKESMAS

beri tanda checker ()

No Uraian Kualifikasi PenilaianCheck

ListSkor

1 Penataan Ruang a. Ruang Gawat Darurat terletak di bagian depan puskesmas.

b. Pemisahan area klinik dan ruang tunggu pasien menular dengan klinik untuk Kebidanan, Anak dan lansia.

c. Letak pos perawat mudah untuk menjangkau ruang rawat pasien.

 2 Kebersihan ruang a. Bersih

b. Kurang bersih

c. Kotor

 6 Komponen Bangunan

a. Lebar pintu utama min. 120 cm atau dapat dilalui kursi roda

b. Lebar pintu akses pasien tirah baring min. 120 cm.

c. Lantai tidak berpori, tidak licin

d. Pertemuan lantai dengan dinding disarankan melengkung (hospital plint)

e. Dinding cerah, tidak berpori

f. Langit-langit kuat, tidak terdapat rontokan.

g. Semua jalur pasien dalam IGD aksesibel untuk kursi roda dan brankar

h. Toilet Pengunjung aksesibel

 7 Pencahayaana. Terang

b. Redup

 8 Ventilasi

a. Nyaman

b. Sedang

c. Tidak nyaman

 9 Gas Medisa. Tersedia

b. Tidak tersedia

 10 Kotak Kontaka. Cukup

b. Kurang cukup

 11 Air Bersih

a. Keran-keran air bersih berfungsi

b. Pemipaan air bersih baik

c. Kualitas air dibawah baku mutu

 12 Air Kotor

a. Saluran air kotor berfungsi

b. Kondisi peralatan sanitasi (washtafel, kloset, dll) baik

c. Letak pipa air kotor (pipa warna merah) tidak terlihat/terekspos

 13 Alat Pemadam Kebakaran a. Tersedia

b. Tidak tersedia

 14 Komunikasia. Tersedia

b. Tidak tersedia

 15 Signage IGD

a. Jelas

b. Kurang jelas

c. Tidak ada

IV. PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA PUSKESMAS

II. PRASARANA

1 Ambulan Jumlah : …… unit Jumlah berfungsi : …… unit

2Sistem Kelistrikan

Daya Terpasang : ……………..

Kapasitas Genset : ……………..  

3 Sistem Gas Medik Ada, ...............tabung   Tidak Ada

4 Sistem Ventilasi Mekanik (kipas angin, exhauster dll)   Alami (jendela, angin-angin dll)

5 Sistem Pencahayaan Listrik (lampu)   Alami (sinar matahari dll)

6 Sistem Komunikasi dan Tata Suara

Hunting, ..........saluran   extension, ...............saluran

7 Sistem Sanitasi  

a. Sumber Air bersih

PAM sumur (dalam, dangkal)

Lainnya : ……………………….

b. Pengelolaan Limbah Cair

Tangki septik (septictank) Instalasi Pengolahan Air Limbah

c. Penanganan Limbah Padat

dikelola Unit Pelayanan Terpadu

Dinkes Incenerator

8Sistem Pengkondisian Udara (AC) Ada, ...............unit AC Tidak Ada

9 Sarana Evakuasi Ada Tidak Ada

10 Hubungan vertikal dalam gedung (khusus untuk bangunan puskesmas lebih dari1 lantai) :

a. Tangga Licin Tidak licin

Dilengkapi Pelindung (;wall guard) Tidak dilengkapi wall guard

Tinggi pijakan : …….….. cm Lebar pijakan : …….….. cm

b. Ramp (tangga landai)

Licin Tidak licin

Dilengkapi Pelindung (;wall guard) Tidak dilengkapi wall guard

Kemiringan : …….….. 0 (derajat)

c. Lift pasien Ada Tidak Ada

11 Aksesibilitas (pengguna kursi roda)

Ada Tidak Ada

12 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Ada, ...............unit tabung Tidak Ada

BAGIAN – VI

PEMELIHARAAN BANGUNAN DAN PRASARANA PUSKESMAS

I. Pemeliharaan Bangunan Puskesmas (Dona)

a. Lantai

b. Dinding

c. Langit-langit

d. Pintu dan Jendela

II. Pemeliharaan Prasarana Puskesmas

a. Ambulan Sudung

b. Listrik Elisabeth

c. Gas Medik (O2) Hendrik

d. Sistem Ventilasi Dona

e. Sistem Pencahayaan Dona

f. Telepon Elisabeth

g. Sistem Sanitasi : Hendrik

- Air bersih

- Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

- Penanganan Limbah Padat

h. Aksesibilitas (Ramp) Dona

i. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Hendrik

BAGIAN – VII

PENCATATAN DAN PELAPORAN

1. Petugas pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan persyaratan teknis bangunan dan prasarana puskesmas dilakukan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.

2. Waktu pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam setahun pada setiap akhir tahun.

3. Alur Pelaporan

Pelaporan dilakukan oleh puskesmas untuk disampaikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota meneruskan Dinas Kesehatan Propinsi. Selanjutnya Dinas Keseahatan Propinsi menyampaikan ke Pemerintah Pusat.

PR pak Hanafi

BAGIAN – VIII

PENUTUP

LAMPIRAN : GAMBAR-GAMBAR DESAIN PUSKESMAS

1. Ruang Pendaftaran dan Rekam Medis

2. Ruang Klinik Umum

3. Ruang Klinik Gigi