PENYUSUNAN ZONASI RINCI
KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN MERAUKE
LOKA PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT SORONG
DIREKTORAT JENDERAL PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN ANGGARAN 2011
TERM OF REFERENCE
Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kelautan dan Perikanan
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Program : Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Hasil (Outcome) : Meningkatkan Penataan dan Pemanfaatan Sumberdaya
Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Secara Berkelanjutan
dan Mensejahterakan Masyarakat
Satuan Kerja
Kegiatan
:
:
Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Sorong
Penataan Ruang dan Perencanaan Pengelolaan Wilayah Laut,
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Kawasan Laut dan Pesisir Yang Memiliki Peta Potensi
dan Arahan Pemanfaatan Yang terintegrasi, Akuntabel dan
Terkini
Jumlah Pulau-Pulau Kecil Yang Memiliki Peta Potensi dan
Arahan Pemanfaatan Yang terintegrasi, Akuntabel dan Terkini
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Dokumen, Rencana Zonasi Rinci WP3K
Volume : 1 Dokumen
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan Unit Pelaksana Teknis
Salah satu produk perencanaan yang diamanatkan UU No 27 Tahun 2007 antara lain adalah
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP-3-K), yang berfungsi sebagai arahan
pemanfaatan bagi berbagai kegiatan berbasiskan pada sumberdaya di wilayah laut, pesisir dan
pulau-pulau kecil. RZWP-3-K terbagi menjadi 2 yaitu rencana umum (wilayah) dan rencana rinci
(kawasan/fungsional). Rencana Zonasi Rinci WP3K, secara hirarkhi merupakan penjabaran dari
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Prov/Kota/Kabupaten ke dalam rencana
pemanfaatan sub zona secara terperinci pada WP3K. Secara teknis, RZR-WP3K merupakan
rencana yang menetapkan peruntukan kegiatan pada sub zona WP3K dengan memperhatikan
keterkaitan antar kegiatan dalam sub zona, agar tercipta keserasian diantara kegiatan-kegiatan di
dalam sub zona.
2. Kondisi Geografis
Kabupaten Merauke merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Papua. Secara
geografis, Kabupaten Merauke terletak pada 137o – 141o BT dan 6o – 9o LS. Luas kabupaten
Merauke ± 45.071 km2. Sebagian besar wilayah kabupaten Merauke merupakan dataran rendah
dan berawa, luas areal rawa ± 1.425.000 ha dan dataran tinggi di beberapa kecamatan bagian
utara Merauke. Karakteristik kabupaten Merauke yang sebagian besar wilayahnya merupakan
dataran rendah dan berawa, merupakan areal yang baik untuk pengembangan pertanian dan
perikanan darat. Disamping itu kabupaten Merauke juga dikelilingi oleh laut yang terletak di sebelah
selatan dan barat kabupaten ini. Secara geografis kabupaten ini merupakan kabupaten yang
wilayah darat dan lautnya berbatasan langsung dengan Negara tetangga yaitu Papua New Guinea
dan Australia.
Kabupaten Merauke terdiri atas 20 Distrik yaitu Distrik Merauke, Distrik Naukenjerai, Distrik
Semangga, Distrik Tanah Miring, Distrik Jagebob, Distrik Sota, Distrik Muting, Distrik Elikobel, Distrik
Ulilin, Distrik Kurik, Distrik Animha, Distrik Malind, Distrik Okaba, Distrik Kaptel, Distrik Ngguti,
Distrik Tubang, Distrik Kimaam, Distrik Ilwayab, Distrik Tabonji, dan Distrik Waan memiliki potensi
sumberdaya alam yang sangat besar. Dalam bidang kelautan dan perikanan potensi tersebut
berasal dari perairan laut, perairan payau dan perairan tawar.
Kegiatan usaha Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Merauke meliputi cabang-cabang usaha
penangkapan di laut, perairan umum ( Sungai dan Rawa ), Pengolahan dan Pembudidayaan ikan
air payau maupun air tawar.
Pengembangan Kawasan Sentra Produksi (KSP) bidang Kelautan dan Perikanan di Kabupaten
Merauke mencakup 3 KSP. KSP I meliputi Distrik Merauke, Distrik Nau 6 kenjerai, Distrik Okaba,
Distrik Tubang, Distrik Ngguti, Distrik Kaptel, Distrik Kurik, Distrik Animha, Distrik Kimaam, Distrik
Tabonji, Distrik Waan, Distrik Ilwayab dan Distrik Animha, KSP II meliputi Distrik Semangga, Distrik
Tanah Miring dan Jagebob sedangkan KSP III meliputi Distrik Sota, Distrik Elikobel, Distrik Ulilin dan
Muting.
KSP I merupakan usaha perikanan tangkap, pengolahan dan pembudidayaan ikan/udang di air laut
dan payau, sedangkan KSP II dan III merupakan pengembangan usaha perikanan budidaya di air
tawar maupun air payau.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan pada tahun 2009 melalui peningkatan dan
pengembangan usaha bagi masyarakat nelayan di pesisir Kabupaten Merauke melalui program
pendampingan masyarakat nelayan dilakukan pada kelompok nelayan perikanan tangkap di Distrik
Kimaam, Waan, Ilwayab, Tabonji, Okaba, Tubang dan Kaptel.
Gambar 1. Peta Kabupaten Merauke
B. TUJUAN
Tujuan kegiatan ini antara lain adalah Bantuan Teknis dan fasilitasi penyusunan Rencana Zonasi
Rinci Kawasan Minapolitan Kabupaten Merauke
C. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah :
a. Mengidentifikasi isu, permasalahan, potensi sumberdaya alam, sumberdaya fisik,
sumberdaya manusia dan sumberdaya kemasyarakatan, serta kendala pemanfaatan
sumber daya alam kelautan dalam mengembangkan kawasan minapolitan di Kabupaten
Merauke - Provinsi Papua,
b. Menetapkan lokasi pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Merauke beserta
arahan komoditas unggulannya dan kebutuhan sarana dan prasarana dalam mendukung
pengembangan minapolitan.
c. Menyusun konsep pengembangan minapolitan di Kabupaten Merauke, yang mencakup
produksi, pengolahan, pemasaran, serta kelembagaan.
d. Memformulasikan kebijakan dan strategi kawasan minapolitan, arahan, ketentuan
pengendalian pemanfaatan zona dan indikasi program berdasarkan pada kesesuaian
lahan, daya dukung, daya tampung, dan nilai ekonomi.
D. OUTPUT
Output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersusunnya Dokumen Final Rencana Zonasi Rinci
Minapolitan Kabupaten Merauke yang dilengkapi dengan Rancangan Peraturan Bupati dan album
peta zonasi rinci dengan skala 1 : 10.000 dengan ukuran A3. Untuk peta pola dan struktur ruang
dicetak dengan ukuran A1
E. OUTCAME
Rencana Zonasi Rinci WP3K bagi Pemerintah Daerah adalah sebagai dasar untuk :
1) Pemberian ijin pemanfaatan;
2) Penyusunan program aksi pembangunan;
3) Pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang/zona;
F. LOKASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Lokasi Penyusunan Rencana Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan ini adalah Kabupaten Merauke,
Provinsi Papua
G. RUANG LINGKUP PELAKSANAAN KEGIATAN
1) Persiapan
Pada tahapan ini dilakukan persiapan pelaksanaan kegiatan yang meliputi :
a. Pertemuan dengan tim pokja (paket fullday) dengan narasumber pusat 2 orang dan
daerah 2 orang
b. Penyiapan personil dalam tim kerja (tenaga ahli dan tenaga pendukung sesuai dengan
tata laksana personil),
c. Penyiapan administrasi,
d. Studi literatur sebagai awal atau referensi untuk pelaksanaan kegiatan.
2) Pengumpulan Data Sekunder
a. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data sekunder yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi pemanfaatan sumberdaya dan isu-isu perencanaan. serta pengumpulan
bahan peta dasar (data bentang alam laut dan daratan) dan peta tematik sesuai skala
peta yang telah ditentukan.
b. Jenis-jenis data dasar serta kedalaman informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan
RZR Kawasan Minapolitan, meliputi :
Data Bentang Alam Darat :
Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
Skala 1 : 100.000 smpai 1 : 50.000
Kedalaman informasi : Batas Administrasi sampai Kecamatan, Gedung dan
Bangunan, Jaringan Jalan, Pemanfaatan Lahan Existing.
Peta Sistim Lahan dan Kesesuaian Lahan (Landsystems and Landsuitability)
Skala 1 : 100.000
Kedalaman Informasi :
Sistim Lahan, terdiri dari :
Pantai, Rawa, Pasut, Dataran Aluvial, Jalur Kelokan, Rawa-Rawa, Lembah
Aluvial, Kipas & Lahar, Teras-teras, Dataran;
Bentuk Lahan, terdiri dari:
Kemiringan Relief, Lebar Puncak, Lembah-Lembah, Jenis Batuan / Mineral
Dominan, Daerah Iklim, Kesesuaian Lahan.
Citra Satelit
Skala sesuai dengan resolusi yang dibutuhkan.
Kedalaman Informasi :
Kerapatan Vegetasi, Penggunaan Lahan Pesisir, Garis Pantai, Kelerengan
Pantai, Tipe Pantai,Materil Pantai.
RTRW Kab/Kota
Skala 1 : 100.000 sampai 1 : 50.000
Kedalaman Informasi :
Pola Ruang, Struktur Ruang, Arahan Pemanfaatan Ruang.
Data Bentang Alam Laut :
Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN) dan Lingkungan Perairan Indonesia (LPI)
Skala 1 : 100.000 sampai dengan Skala 1 : 50.000
Kedalaman Informasi :
Garis Pantai, Batu Karang, Terumbu, Beting Karang, Tempat Berlabuh, Menara
Suar, Dilarang Berlabuh, Garis Cakupan 12 mil laut, Stasiun Radar, Kerangka
Berbahaya, Kabel Dalam Air, Pipa Dalam Air, Sistim Pemisahan Lalulintas, Batas
Sektor, Daerah Latihan, Daerah Larangan, Terlarang, Pelampung.
Peta Laut
Skala 1 : 100.000 sampai dengan Skala 1 : 50.000
Kedalaman Informasi :
Kedalaman, Pasut, Arus, Garis Pantai, Batu Karang, Terumbu, Beting Karang,
Tempat Berlabuh, Menara Suar, Dilarang Berlabuh, Stasiun Radar, Kerangka
Berbahaya, Kabel Dalam Air, Pipa Dalam Air, Sistim Pemisahan Lalulintas, Batas
Sektor, Daerah Latihan, Daerah Larangan, dll
Citra Satelit
Skala sesuai dengan resolusi yang dibutuhkan
Kedalaman Informasi :
Arah Arus, Suhu Permukaan, Kecerahan, Terumbu Karang, Klorofil, Kedalaman,
Budidaya.
RZWP-3-K Kabupaten
Skala 1 : 100.000 sampai dengan Skala 1 : 50.000
Kedalaman Informasi :
Struktur Ruang, Pola Ruang, Arahan Pemanfaatan Ruang.
Catatan: Untuk beberapa atau salah satu jenis data dasar yang tidak dapat
dipenuhi/ditampilkan dengan alasan yang menguatkan, maka dapat ditiadakan
atau diganti dengan jenis data dasar yang lainnya sesuai dengan kebutuhan
penyusunan RZR Kawasan Minapolitan Kabupaten Merauke.
3) Survey Lapangan
Survei lapangan dilaksanakan dalam rangka pengumpulan data sekunder dan perimer yang
belum tersedia dalam rangka Identifikasi potensi pengembangan kawasan minapolitan yang
dilakukan melalui survey lapangan untuk pengumpulan data yang belum tersedia. Adapun
jenis data yang akan dikumpulkan meliputi:
Data sekunder yang akan dikumpulkan dalam survey lapang akan meliputi kebijakan,
kondisi fisik wilayah, kondisi sosial budaya, kondisi ekonomi, kondisi pemanfaatan ruang
eksisting, kondisi ekologi serta rencana/studi terkait lainnya.pengumpulan data sekunder
ini sebagai lanjutan dari pengumpulan data sekunder pada tahap pembuatan laporan
awal sebelumnya.
Data primer yang dilakukan secara sistematis melalui perekaman data (observasi,
pengambilan sampling, penghitungan, pengukuran, wawancara, kuesioner atau focus
group discussion).
4) Identifikasi Potensi Wilayah
Berdasarkan survei lapangan pada tahap ketiga dilakukan identifikasi potensi wilayah
5) Penyusunan Laporan Pendahuluan
Penyusunan laporan pendahuluan berdasar pengumpulan data sekunder dan selanjutnya
dilakukan presentasi laporan pendahuluan yang bertujuan untuk mensosialisasikan hasil-
hasil penyusunan rencana zonasi sampai pada tahap Laporan Pendahuluan, penyusunan
dokumen pendahuluan dilakukan bersama tim pokja
6) Konsultasi Publik 1
Konsultasi Publik 1 ini dimaksudkan untuk menjaring masukan dan perbaikan data maupun
informasi. Matriks Rencana Pengembangan Kegiatan pada Zona dan Subzona dilengkapi
peta rencana pengembangan kegiatan. Idealnya dengan menghadirkan/mengikutsertakan
stakeholder terkait didaerah tersebut, baik instansi pemerintah, NGO, lembaga pendidikan
terkait, tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat, masyarakat, dan lain-lain sesuai
kebutuhannya.
7) Penyusunan Laporan Antara
Penyusunan Laporan Antara berdasar pada identifikasi potensi wilayah/survey lapangan dan
hasil konsultasi public 1 dan selanjutnya dilakukan presentasi/sosialisasi laporan antara
didepan tim pokja
8) Analisis dan Pengolahan Data
Analisis kesesuaian lahan, dengan menggunakan berbagai kriteria/parameter
Analisis lahan dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk pengunaan
lahan tertentu. Dalam menentukan tingkat kesesuaian lahan ditentukan dengan metode
pengharkatan dengan mengambil beberapa parameter serta pembobotan dalam
menentukan tingkat kesesuaiannya. Berikut adalah beberapa contoh kriteria/parameter
kesesuaian lahan untuk beberapa peruntukkan.
Kesesuaian lahan untuk perikanan tambak:
PT = S(E) + LR(< 3) + R(< 2000) + P(< 4000) + PL(r, b) + MP(n) + J(< 2000) +
RTRW(B)
Keterangan:
PT = Wilayah potensial untuk perikanan tambak
S = Jenis tanah Entisol (E)
LR = Kelerengan datar : (0 - 3%)
R = Jarak dari sungai (0 – 2000 meter)
P = Jarak dari pantai (0 – 4000 meter)
PL = Jenis penggunaan lahan : rawa (r) atau belukar (b)
MP = Mata Pencaharian Penduduk nelayan (n)
i = Jarak dari jalan (0 – 2000 meter)
RTRW = Rencana penggunaan lahan untuk budidaya (B)
Kesesuaian lahan pariwisata pesisir dapat melalui model matematis berikut:
PP = P(p) + J(c) + B(< 5) + V (k,pp) + PL(It) + MP(n, d) + J(<500) + S(at, h) + RTRW(P)
Keterangan :
PP = Wilayah potensial untuk pariwisata pesisir
P = Jenis pantai : berpasir (p)
i = Kecerahan perairan : cerah
B = Kedalaman perairan (0 – 5 meter)
V = Vegetasi : kelapa (k), pines pantai (pp)
PL = Penggunaan lahan : Lahan Terbuka (It)
MP = Mata Pencaharian Penduduk: nelayan (n), pedagang (d)
i = Jarak dari jalan (0 – 500 meter)
S = Sarana : Air tawar (at), Hotel (h)
RTRW = Rencana penggunaan lahan untuk : pariwisata (P)
Kesesuaian lahan kawasan konservasi yang berhasil dirancang melalui model
matematis berikut:
PK = S(E) + V(p, m) + PL(h) +RTRW (K)
Keterangan :
PK = Wilayah potensial untuk kawasan Konservasi
S = Jenis tanah : (E) Entisol
V = Vegetasi : pinus (p), mangrove (m)
PL = Penggunanan Lahan : hutan (h)
RTRW = Rencana penggunaan lahan untuk : (K) konservasi
Analisis kesesuaian lahan pesisir untuk berbagai peruntukan, budidaya perikanan
tambak, pariwisata bahari (renang dan rekreasi pantai) dan konservasi wilayah pesisir
dilakukan dengan teknik yang sama. Pertama, penetapan persyaratan (parameter dan
kriteria), pembobotan dan scoring. Untuk masing-masing peruntukkan, penetapan
persyaratan tidak sama. Parameter yang menentukan diberikan bobot terbesar
sedangkan kriteria, (batas-batas) yang sesuai diberikan skor tertinggi. Parameter, bobot
dan skor sistem penilaian masing-masing kesesuaian lahan disajikan dalam bentuk
matriks kesesuaian lahan. Kedua, perhitungan nilai peruntukkan lain. Penghitungan
kesesuaian dilakukan dengan mengalikan bobot dengan skor, untuk sesuai (skor 3),
sesuai bersyarat (skor 2) dan tidak sesuai (skor 1). Ketiga, pembagian kelas lahan.
Berdasarkan perkalian bobot dan skor tersebut pembagian kelas lahan dan nilainya
dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kelas (misalnya, Kelas S1: Sesuai; Kelas S2 :
Sesuai Bersyarat dan Kelas N: Tidak Sesuai). Keempat, memadankan
(membandingkan) nilai lahan dengan nilai masing-masing kelas lahan. Kelima,
penyajian grafis (spasial) hasil analisis berupa peta kesesuian lahan. Peta dasar yang
sudah dianalisis menggunakan kriteria/parameter untuk kesesuaian lahan diatas akan
menghasilkan peta tematik yang dibutuhkan (Peta Tematik Suitability)
Analisis Spasial
Analisis citra landsat, dilakukan dengan melihat tutupan lahan di kawasan pesisir
dan pulau-pulau kecil yang terdiri dari lahan pertambakan, lahan terbuka basah,
lahan terbuka kering, dermaga, lahan pertanian, lahan persawahan, vegetasi
pantai, hutan belukar, permukiman, pantai berpasir, kawasan sungai, dll;
Analisis arahan struktur ruang, merupakan arahan struktur ruang yang disebutkan
kebijakan penataan ruang terkait dalam RZWP3K Kabupaten/Kota, RTRW
Kabupaten/Kota, RDTR, dll; dan
Analisis arahan pemanfaatan ruang.
Analisis mitigasi bencana
Analisis Kebijakan (analisa kedudukan wilayah perencanaan terhadap kebijakan
rencana tata ruang nasional/provinsi/kab/kota dan menyesuaikan perencanaan yang
dibuat dengan kebijakan pembangunan daerah)
Analisis tinjauan kebijakan adalah identifikasi jenis-jenis kebijakan yang ada dalam
lingkup internasional, nasional, provinsi, kabupaten/kota yang mendukung kegiatan di
wilayah perencanaan. Kebijakan internasional misalnya MDG’s. Kebijakan nasional
misalnya UU, Peraturan Pemerintah, Keppres, RTRWN, dll. Kebijakan provinsi misalnya
RPJMD, RTRW Provinsi, dll. Kebijakan kabupaten/kota misalnya RTRW
Kabupaten/kota, peraturan daerah, rencana strategis, dll.
Analisis kebijakan pembangunan dalam Rencana Zonasi Rinci Kawasn Minapolitan
Kabupaten Merauke dilakukan melalui kerja sama pemerintah, swasta, dan masyarakat
yang akan dikembangkan melalui:
Kontrak pelayanan (Service contract), dicirikan dengan tidak ada investasi,
terbatas pada operasional dan manajemen, keuntungan kecil, efisiensi terbatas
dan cocok dilakukan pada masa krisis.
Kontrak pengelolaan (Management Contract), dicirikan dengan tidak ada investasi,
adanya pengelolaan perusahaan, keuntungan kecil, efisiensi terbatas dan cocok
dilakukan pada masa krisis.
Kontrak sewa (Lease Contract), dicirikan dengan tidak ada investasi, terbatas
pada peralatan, keuntungan kecil, efisiensi terbatas dan cocok dilakukan pada
masa krisis.
Bangun-kelola-alih milik (Build, Operate and Transfer)/ Bangun-kelola-miliki-alih
milik (Build, Operate, Own and Transfer), dicirikan dengan adanya investasi
swasta, pembangunan sarana, biaya rendah kualitas tinggi, menguntungkan,
efisiensi tinggi, cocok dilakukan pada kondisi ekonomi yang baik.
Konsesi (Concession), dicirikan dengan adanya investasi swasta, pengelolaan dan
keuangan secara bersama, menguntungkan, efisiensi tinggi, cocok dilakukan pada
kondisi ekonomi yang baik.
Kerja sama ini dapat melibatkan pihak-pihak sebagai berikut:
Pemerintah kabupaten/kota melalui dinas terkait;
Swasta (kalangan dunia usaha, developer, konsultan);
Lembaga formal kecamatan/kelurahan (LPM/BKM)
Lembaga non formal (ormas dan LSM);
Lembaga adat;
Koperasi (KUD, BUUD, LUD); dan
Lembaga keuangan mikro dan perseorangan.
Analisis Regional/Kewilayahan (analisa kecenderungan perkembangan kawasan di
wilayah perencanaan berdasarkan potensi fisik wilayah dan kondisi ekonomi, sosial-
budaya yang ada)
Analisis regional dilakukan untuk mengetahui hubungan wilayah perencanaan dengan
wilayah lain dalam lingkup kabupaten, provinsi, dan nasional. Analisis regional yang
dilakukan dapat berupa:
Hubungan antara wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang direncanakan dengan
wilayah sekitarnya; dan
Analisis aksesibilitas, meliputi: jaringan jalan, jaringan energi nasional, permukaan
dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan kelautan dan perikanan
serta energi gelombang laut yang terdapat di wilayah pesisir.
Analisis Sosial Ekonomi (Analisa kondisi sosial ekonomi dan strukturnya di wilayah
perencanaan.)
Aspek Sosial merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan, termasuk
dalam perencanaan tata ruang laut. Selain berperan sebagai pelaku utama dalam
pembangunan, penduduk juga berperan sebagai objek pembangunan atau pihak yang
menikmati hasil-hasil pembangunan. Oleh sebab itu, perencanaan tata ruang laut tidak
hanya terkait dengan aspek spasial saja melainkan juga aspek non spasial seperti
aspek sosial. Analisis soaial budaya meliputi:
Analisis Jumlah dan Proyeksi Penduduk, dilakukan agar dapat memperkirakan
besarnya kebutuhan penduduk akan sarana dan prasarana pada masa yang akan
datang serta untuk melihat apakah kapasitas daya dukung lingkungan masih
mampu menampung penduduk pada masa mendatang;
Analisis Persebaran dan Kepadatan Penduduk, untuk melihat apakah penduduk
hanya terkonsentrasi di kecamatan tertentu saja atau telah terjadi persebaran
penduduk yang merata;
Analisis Pendidikan, untuk melihat tingkat pendidikan penduduk yang akan
menentukan kualitas dan menjadi daya saing dalam pengembangan sektor
ekonomi;
Analisis Ketenagakerjaan, ketersediaan tenaga kerja di suatu wilayah merupakan
faktor penting dalam pertumbuhan kegiatan ekonomi karena tenaga kerja
merupakan salah satu faktor produksi dalam kegiatan ekonomi;
Analisis permukiman, untuk memperoleh gambaran tentang kondisi permukiman
dan tingkat kesejahteraan masyarakat umumnya di kawasan pesisir dan laut
karena kondisi permukiman di wilayah pesisir dan laut berbeda dengan kondisi
permukiman di darat;
Analisis budaya (nilai-nilai dan tradisi setempat), mencakup hak ulayat, nilai-nilai
sosial seni dan budaya yang mendukung perencanaan rinci kawasan minapolitan,
perilaku dan kebiasaan masyarakat, tingkat kriminalitas dan peristiwa kejahatan di
kawasan pesisir laut; dan
Analisis Pemberdayaan Masyarakat, dilakukan untuk memberikan atau
mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada
masyarakat agar lebih berdaya.
Analisis Ekonomi dilakukan untuk mengukur nilai ekonomi dan sektor basis yang dimiliki
oleh kawasan minapolitan. Analisis ekonomi tersebut meliputi:
Analisis Struktur Perekonomian (PDRB), menggunakan dua metode, yaitu
perhitungan PDRB dan perhitungan Shift-share;
Analisis Produktivitas Kegiatan Ekonomi, perhitungan produktivitas sektor
ekonomi dan perhitungan Location Quotient (LQ).;
Analisis Perkembangan Ekonomi, melihat Laju Pertumbuhan Ekonomi
sehingga dapat dilihat sejauh mana pembangunan ekonomi telah berjalan di
suatu kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dan sejauh mana pembangunan
tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya;
Analisis Penentuan Sektor/Komoditas Potensial, sektor potensial adalah sektor
yang memiliki kontirbusi relatif rendah namun pertumbuhan pesat;
Analisis Penentuan Sektor/Komoditas Unggulan, sektor unggulan adalah sektor
ekonomi yang memiliki kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian daerah
dan memiliki laju pertumbuhan yang tinggi; dan
Analisis Penilaian Kelayakan Sektor/Komoditas Unggulan (NPV&IRR).
Analisis Kebutuhan Investasi
Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung (Analisa daya dukung fisik
lingkungan meliputi: geografi, geo-morfologi, hidrologi, eko-biologis dan
hidrooseanografi; dan daya dukung sosial, ekonomi, budaya dan politik.)
Analisis permasalahan, kekuatan, ancaman, dan tantangan pemanfaatan sumberdaya
WP3K saat ini dan ke depan yang dianalisis berdasarkan daya dukung dan daya
tampung sumberdaya serta adanya tuntutan pengembangan suatu kegiatan perikanan
Kabupaten/Kota oleh stakeholder. Perkiraan kebutuhan pengembangan kegiatan di
kawasan perencanaan berupa skenario/alternatif kebutuhan pengembangan yang
didasarkan atas hasil analisis daya dukung, daya tampung, tuntutan kebutuhan,
efisiensi proses produksi, dan kebijakan/sasaran pembangunan. Analisis daya dukung
mencakup bidang fisik, sosial, ekonomi, budaya, dan politik dari wilayah perencanaan
yang diambil.
Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang (Analisis potensi wilayah pesisir berdasarkan
kriteria-kriteria teknis kegiatan pemanfaatan ruang yang direncanakan. Analisis ini
menggunakan metode overlay peta untuk masing-masing variable fisik, sosial, ekonomi
dan budaya berdasarkan kriteria kegiatan. Dari hasil analisis ini akan dihasilkan
kesesuaian lahan pemanfaatan ruang dalam bentuk peta kesesuaian pemanfaatan
ruang, yang antara lain akan meliputi kesesuaian pemanfaatan ruang untuk kawasan
lindung/konservasi, kawasan pemanfaatan umum, zona alur dan kawasan strategis).
9) Konsultasi Publik 2
Konsultasi publik pada tahap ini dilakukan dengan maksud untuk memverifikasi atau
memastikan kembali bahwa data dan informasi tematis yang menjadi masukan publik pada
tahap konsultasi sebelumnya telah dirangkum dengan baik dan benar dalam draft rencana
zonasi yang disusun, sehingga draft rencana zonasi dapat disepakati oleh semua pemangku
kepentingan daerah. Idealnya dengan menghadirkan/mengikutsertakan stakeholder terkait
didaerah tersebut, baik instansi pemerintah, NGO, lembaga pendidikan terkait, tokoh adat
dan tokoh masyarakat setempat, masyarakat, dan lain-lain sesuai kebutuhannya.
10) Penyusunan Laporan Akhir
Setelah draft rencana zonasi disepakati oleh semua pihak maka disusunlah dokumen final
(akhir) dari Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang merangkum
keseluruhan rangkaian proses, data dan informasi serta analisis yang dilakukan sejak awal
kedalam tiga buku, yakni :
Pembahasan substansi mengenai; tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang Kawan
Minapoltan, rencana struktur ruang Kawan Minapoltan, rencana pola ruang Kawan
Minapoltan, penetapan Kawan Minapoltan, arahan pemanfaatan ruang mencakup
penetapan zona hingga arahan sub zona pada setiap zona, indikasi program utama,
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang Kawan Minapoltan Kabupaten Merauke dan
draft Raperbup tentang Rencana Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan Kabupaten Merauke.
Album Peta dan gambar lokasi dengan skala peta yang telah ditentukan.
H. KEBUTUHAN TENAGA AHLI
Untuk mendukung kegiatan penyusunan Rencana Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan Kabupaten
Merauke ini, dibutuhkan tenaga praktisi dengan perincian sebagai berikut :
No. Tenaga Kualifikasi Uraian Tugas Durasi Pekerjaan dan Output
1 2 3
4
1 Ahli Perencanaan wilayah (Team Leader)
Berlatar pendidikan S2 planologi/geografi/Kelautan/Perikanan, memiliki keahlian berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (zonasi) ± 5 tahun
(1 orang)
Analisis Kebijakan (analisa kedudukan wilayah perencanaan terhadap kebijakan rencana tata ruang nasional/provinsi/kab/ kota dan menyesuaikan perencanaan yang dibuat dengan kebijakan pembangunan daerah)
Analisis Regional/ Kewilayahan (analisa kecenderungan perkembangan kawasan di wilayah perencanaan berdasarkan potensi fisik wilayah dan kondisi ekonomi, sosial-budaya yang ada)
5 Bulan dengan output sesuai tugasyang dibebankan ditambah tugas tambahan sesuai KAK
2 Ahli Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
Berlatar pendidikan S2 Pesisir spesialisi Ahli pengelolaan sumberdaya perikanan, dengan memiliki keahlian menyelam yang dibuktikan dengan sertifikat, pengalaman kerja di bidang keahlian yang relevan > 5 th, (1 orang)
Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang (Analisis potensi wilayah pesisir berdasarkan kriteria-kriteria teknis kegiatan pemanfaatan ruang yang direncanakan)
Analisis Sosial Ekonomi (Analisa kondisi sosial ekonomi dan strukturnya di wilayah perencanaan.)
Analisis permasalahan, kekuatan, ancaman, dan tantangan pemanfaatan sumberdaya WP3K
5 Bulan dengan output sesuai tugasyang dibebankan ditambah tugas tambahan sesuai KAK
3. Ahli Kelautan dan Perikanan Berlatar pendidikan S-2 ilmu
kelautan spesialisasi hidrooceanografi dengan pengalaman kerja di bidang keahlian yang relevan, memiliki keahlian menyelam
Analisis kesesuaian lahan, dengan menggunakan berbagai kriteria/ parameter
5 Bulan dengan output sesuai tugasyang dibebankan ditambah tugas tambahan sesuai KAK
yang dibuktikan dengan sertifikat, berpengalaman dibidangnya > 5 th, (1 orang)
4. Ahli GIS Berlatar pendidikan S-2 planologi/geografi/bidang relevan, dengan keahlian dapat mengoperasikan program GIS untuk kegiatan zonasi WP3K dengan pengalaman kerja di bidang keahlian yang relevan > 5 th, (1 orang)
Analisis Spasial
5 Bulan dengan output sesuai tugasyang dibebankan ditambah tugas tambahan sesuai KAK
5 Surveyor Berlatar belakang D4/S1 Perikanan dan Kelautan, mempunyai keahlian selam (dibuktikan dengan sertifikat), berpengalaman dalam survey, pemetaan dan pendampingan masyarakat pesisir sekurang-kurangnya 1 tahun (2 org)
Membantu tenaga ahli dalam pengumpulan data
2 Bulan dengan output sesuai tugasyang dibebankan ditambah tugas tambahan sesuai KAK
I. WAKTU DAN JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan akan dilaksanakan selama 5 (Lima) Bulan pada Tahun Anggaran 2011, sebagaimana
terinci pada tabel berikut.
Tabel . Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No. Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data Sekunder
3 Pembuatan laporan Pendahuluan
4 Presentasi laporan Pendahuluan
5 Identifikasi Potensi Wilayah/Survey
6 Konsultasi Publik 1
7 Penyusunan Katalog Informasi
8 Pembuatan Laporan Antara
9 Presentasi laporan Antara
10 Analisis dan Pengolahan data
11 Konsultasi Publik 2
12 Penyusunan Draft Laporan Akhir
13 Presentasi Draft Laporan Akhir
14 Penyusunan Laporan Akhir
J. SUMBER DANA
Sumber dana pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari dana APBN. Harga Perkiraan Sendiri
untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah Rp 350.360.000,-
K. PRODUK PERENCANAAN DAN PELAPORAN
a. Produk Perencanaan
Buku Penyusunan Rencana Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan Kabupaten Merauke memuat
pembahasan substansi mengenai; tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang Kawasan
Minapolitan, penetapan kawasan minapolitan, rencana struktur ruang kawasan minapolitan,
rencana pola ruang kawasan minapolitan, arahan pemanfaatan ruang mencakup penetapan
zona hingga arahan sub zona pada setiap zona, indikasi program utama, ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang kawasan minapolitan, dan Ranperda Kawasan Minapolitan
Merauke.
Album Peta ukuran ukuran A-3 yang terdiri atas :
Peta Orientasi Wilayah Perencanaan
Peta Rencana Struktur dan Pola Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota
Peta Topografi dan Bathimetri
Peta Geologi dan geomorfologi
Peta Penggunaan Eksisting Pemanfaatan Daerah Pesisir dan Perairan
Peta Status Lahan (Kementerian Kehutanan)
Peta Kondisi Ekosistem Pesisir (Mangrove,Terumbu Karang, Padang Lamun,
Estuari, dll)
Peta Analisis Kesesuaian Perairan untuk Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya
dan Industri Pengolahan Hasil Perikanan
Peta Analisis Struktur Ruang Kawasan Minapolitan
Peta Analisis Pola Ruang Kawasan Minapolitan
Peta Analisis Kependudukan dan Sosial ekonomi
Peta Analisis Kegiatan Usaha Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya dan Industri
Pengolahan Hasil Perikanan
Peta Analisis Kesesuaian Zona Fungsional Kawasan Minapolitan
Peta Draft Rencana Zonasi untuk Zona dan Sub Zona
Matriks Rencana Pengembangan Kegiatan pada Zona dan Sub Zona
Peta lain yang dianggap perlu
Draft Peta Rencana Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan Kabupaten Merauke ukuran A-0
(draft peta disusun dengan skala 1 : 100.000 untuk Kabupaten dan atau 1 : 10.000 untuk
Zona Rinci). Draft peta dibuat dengan sistim referensi geografis grid UTM (Universal
Tranverse Mercantor) dan sistim proyeksi WGS 84).
b. Sistem Pelaporan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan merupakan laporan pelaksanaan pekerjaan tahap awal yang akan
dikerjakan oleh Pelaksana. Substansi yang disajikan minimal memuat rencana pelaksana
pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan meliputi persiapan waktu,
tenaga ahli, rencana lokasi survei, metodologi yang digunakan, metode analisis yang
akan digunakan dan rencana pelaporan.
Pengumpulan data sekunder dan bahan peta dasar (data bentang alam laut dan daratan)
serta peta tematik sesuai skala peta yang telah ditentukan.
Laporan pendahuluan disusun berdasar pengumpulan data-data sekunder dan bahan
peta dasar tentang sumberdaya dan isu-isu perencanaan.
Outline laporan pendahuluan :
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Sasaran
1.3 Ruang Lingkup 1.3.1 Lingkup Wilayah Perencanaan.
1.3.2 Lingkup Materi
1.3.3 Lingkup Waktu Perencanaan 1.4 Keluaran
1.5 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
1.6 Lokasi Pekerjaan
1.7 Susunan Tenaga Ahli
1.8 Sistematika Pelaporan Bab 2 Tinjauan Umum Wilayah Perencanaan
2.1 Kondisi Fisik 2.2 Kondisi Sosial dan Budaya 2.3 Kondisi Ekonomi 2.4 Kondisi Kelembagaan
Bab 3 Pendekatan dan Metodologi
3.1 Pendekatan Studi 3.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan
3.2.1 Persiapan 3.2.2 Survei Lapangan meliputi Kebutuhan data, rencana lokasi survei, personil, institusi
penyedia data, kuesioner, dll) 3.2.3 Pengumpulan Data 3.2.4 Metode Analisis Data 3.2.5 Rencana Pengembangan Konsep
3.3 Sistematika Pelaporan 3.3.1 Jenis dan Jadual Pelaporan 3.3.2 Substansi Pelaporan 3.3.3 Rencana Outline Laporan (Kemajuan, Draft Final dan Final)
Bab 4 Organisasi, Personil dan Rencana Kerja 4.1 Organsiasi dan Personil Pelaksana Pekerjaan 4.2 Personil Pelaksana dan Rencana Kerja
Laporan Antara
Laporan antara merupakan revisi atas Laporan Awal yang telah
dipresentasikan/disosialisasikan pada Konsultasi publik 1 serta laporan hasil
pengumpulan data dan informasi di lapangan melalui survey lapangan yang dibutuhkan
untuk menginformasikan tematik atau kondisi lapangan yang belum terangkum didalam
laporan pendahuluan.
Laporan Antara memuat :
Kebijakan pembangunan di wilayah perencanaan (kebijakan sektoral dan spasial)
Gambaran wilayah (kondisi geografis dan administratif, kondisi fisik dasar pesisir
daratan dan perairan, pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan daratan, kondisi
infrastruktur kelautan dan pesisir, serta perekonomian kelautan dan pesisir)
Penyusunan peta tematik :
Peta Orientasi Wilayah Perencanaan
Peta Topografi dan Bathimetri
Peta Geologi dan geomorfologi
Peta Penggunaan Eksisting Pemanfaatan Daerah Pesisir dan Perairan
Peta Status Lahan
Peta Kondisi Ekosistem Pesisir (Mangrove,Terumbu Karang,Padang Lamun,
Estuari, dll)
Peta Rencana Struktur dan Pola Ruang Kawasan Minapolitan Kabupaten Merauke
Penetapan lokasi Kawasan Minapolitan di Kabupaten Merauke berdasar
pengumpulan data dan informasi di lapangan.
Outline laporan Antara :
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Sasaran
1.3 Ruang Lingkup 1.3.1.1 Lingkup Wilayah Perencanaan.
1.3.1.2 Lingkup Materi
1.3.1.3 Lingkup Waktu Perencanaan 1.4 Keluaran
1.5 Pendekatan dan Metodologi
1.6 Sistematika Pembahasan Bab 2 Tinjauan Kebijakan
2.1 Kebijakan Sektoral 2.1.1 Kebijakan Kelautan dan Perikanan (dari RPJMD, RKPD)
2.1.2 Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Wilayah 2.2 Kebijakan Spasial
2.2.1 RTRW Provinsi 2.2.1.1 Struktur Wilayah Pengembangan (Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya, Pusat-pusat
Pertumbuhan)
2.2.1.2 Pola Ruang Wilayah
2.2.1.3 Sistem Jaringan Infrastruktur Wilayah
2.2.1.4 Kawasan Pengembangan Prioritas 2.2.2 RTRW Kabupaten Merauke
2.2.2.1 Struktur Wilayah Pengembangan (Pusat-pusat Pertumbuhan,Sistem Jaringan Infrastruktur Wilayah)
2.2.2.2 Pola Ruang Wilayah (Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya)
2.2.2.3 Kawasan Strategis Kabupaten
2.2.2.4 Kawasan Pengembangan Prioritas
Bab 3 Gambaran Eksisting Wilayah Perencanaan 3.1 Kondisi Geografis dan Administratif 3.2 Kondisi Fisik Dasar Pesisir Daratan dan Perairan
3.2.1 Iklim 3.2.2 Topografi/Batimetri 3.2.3 Geologi dan Geomorfologi
3.3 Pemanfaatan Ruang Wilayah Pesisir Daratan dan Perairan 3.3.1 Penggunaan Lahan 3.2.2 Ekosistem Pesisir (Mangrove, Terumbu karang, Padang Lamun, Estuari) 3.2.3 Kegiatan Penangkapan Ikan 3.2.4 Kegiatan Perikanan Budidaya (Kerapu, Mutiara, KJA, Rumput laut, dll) 3.2.5 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
3.4 Kondisi Infrastruktur Kelautan dan Pesisir 3.4.1 Sentra Kegiatan Perikanan Perikanan Tangkap 3.4.2 Sentra Kegiatan Perikanan Budidaya 3.4.3 Sentra Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan 3.4.4 Sentra Kegiatan Pariwisata 3.4.5 Sentra Kegiatan lainnya
3.5 Perekonomian Kelautan dan Perikanan 3.5.1 Pertumbuhan Ekonomi 3.5.2 Kontribusi Sektor Kelautan dan Perikanan (Asal Bahan Baku Produksi, Kebutuhan Bahan Baku
Produksi, Ongkos Produksi, Kuantitas dan Kualitas Produk, Margin Pasar dan Keuntungan, Pola Kegiatan Produksi, Tujuan Pasar Hasil Produksi, Permasalahan Usaha meliputi modal, pasar, tenaga kerja termasuk upah dan/atau pendapatan petani/nelayan, bahan baku, infrastruktur, dll)
Outline laporan Antara (lanjutan) :
3.5.3 Perekonomian Kegiatan Perikanan 3.5.3.1 Perikanan Budidaya (komoditas rumput laut, kerapu, bandeng, nila, mas, dll) 3.5.3.2 Perikanan Tangkap (demersal, pelagis, udang-udangan, dll) 3.5.3.3 Industri Hasil Perikanan (kaleng, asap, dll) 3.5.3.4 Kegiatan lain yang mendukung
3.5.4 Jenis-jenis Investasi Saat ini meliputi investasi domestik dan asing, realisasi dan lokasi, serapan tenaga kerja, kontribusi terhadap pertumbuhan wilayah, dll)
Bab 4 Isu-isu Pokok Permasalahan 4.1 Isu-isu pokok spasial
4.1.1 Kegiatan Darat yang mempengaruhi Laut/Perairan 4.1.2 Kegiatan Laut/Perairan yang mempengaruhi Daratan
4.2 Isu-isu pokok Pengembangan Kegiatan Pesisir 4.2.1 Kegiatan Perikanan Tangkap (meliputi modal, tenaga kerja, bahan baku, pasar) 4.2.2 Kegiatan Perikanan Budidaya (meliputi modal, tenaga kerja, bahan baku, pasar) 4.2.3 Kegiatan Industri Hasil Perikanan (meliputi modal, tenaga kerja, bahan baku, pasar) 4.2.4 Kegiatan Pariwisata (meliputi modal, tenaga kerja, bahan baku, pasar)
4.3 Isu-isu pokok Pengembangan Infrastruktur Wilayah 4.4 Isu-isu pokok Pemasaran Hasil Produksi Perikanan
4.4.1 Pengolahan 4.4.2 Pemasaran
c. Draft laporan Akhir
Draft laporan akhir Rencana Rinci Kawasan Minapolitan Kabupaten Merauke, umumnya
memuat hasil revisi laporan antara yang telah dipresentasikan pada Konsultasi Publik 2 serta
isu-isu pokok permasalahan dan hasil survey yang selanjutnya dilakukan analisis.
Isu-isu pokok permasalahan wilayah perencanaan (isu-isu pokok spasial, isu-isu pokok
pengembangan kegiatan pesisir, isu-isu pokok pengembangan infrastruktur Kawasan
Minapolitan, isu-isu pokok pengembangan hasil produksi perikanan)
Hasil survei
Analisis wilayah perencanaan :
Analisis Kesesuaian Peruntukan Kawasan Minapolitan (Darat dan Laut)
Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Kawasan, Zona dan Subzona
Analisis Rencana Pengembangan Kawasan Minapolitan (Produksi, Pengolahan
dan Pemasaran)
Analisis Ekonomi dan Bisnis Kawasan Minapolitan
Analisis Kebutuhan Infrastruktur Pendukung Pengembangan Kawasan
Minapolitan pada Zona dan Subzona
Analisis Pentahapan Pengembangan Zona dan Subzona
Analisis Kebutuhan Investasi Pengembangan Kegiatan Zona dan Subzona
Rencana Penataan Zona dan Subzona
Album Peta Analisis dan Draft Peta Rencana Zonasi :
Peta Analisis Kesesuaian Perairan untuk Perikanan Tangkap dan Perikanan
Budidaya
Peta Analisis Struktur Ruang Kawasan Minapolitan
Peta Analisis Pola Ruang Kawasan Minapolitan
Peta Analisis Kependudukan dan Sosial ekonomi
Peta Analisis Kegiatan Usaha Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, serta
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
Peta Analisis Kebutuhan Infrastruktur Pendukung Kegiatan Minapolitan
Peta Analisis Kesesuaian Zona Fungsional Kawasan Minapolitan
Peta Draft Rencana Zonasi untuk Zona dan Sub Zona
Matriks Rencana Pengembangan Kegiatan pada Zona dan Sub Zona
Outline Draft Laporan Akhir :
Bab 5 Analisis 1.1 Analisis Kesesuaian Peruntukan Pesisir (Darat dan Laut)
1.2 Analisis Daya Dukung Kawasan, Zona dan Subzona
1.3 Analisis Rencana Pengembangan Pesisir 1.3.1 Target Perencanaan
1.3.2 Pemilihan Alternatif Kegiatan pada Zona dan Subzona
1.3.3 Rencana Pencapaian Target Kegiatan pada Zona dan Subzona Terpilih 1.4 Analisis Ekonomi dan Bisnis (Khusus pada Rencana Zonasi Rinci Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil)
1.4.1 Analisis Kelayakan Usaha
1.4.2 Analisis Pengurangan Resiko Usaha
1.4.3 Analisis Kebutuhan Dukungan dalam Berusaha 1.5 Analisis Kebutuhan Infrastruktur Pendukung Pengembangan Kegiatan pada Zona dan Subzona 1.6 Analisis Pentahapan Pengembangan Zona dan Subzona
1.6.1 Prioritisasi Pengembangan Kawasan Minapolitan
1.6.2 Indikasi Program Pengembangan Kawasan Minapolitan 1.7 Analisis Kebutuhan Investasi Pengembangan Kegiatan Zona dan Subzona
1.7.1 Kebutuhan Investasi masing-masing Zona dan Subzona (komponen kegiatan dan nilai investasi)
1.7.2 Pola Kerjasama Investasi (yang dilakukan Publik, Pengusaha dan Masyarakat)
1.7.3 Rencana Investasi yang dapat dilakukan oleh Masyarakat, pengusaha dan pemerintah
1.7.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi pengembangan kegiatan 1.8 Analisis Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
1.8.1 Sistem Pengolahan hasil termasuk tata niaga, penentuan harga, kelembagaan ekonomi, faktor yang mempengaruhi pengolahan hasil
1.8.2 Pemasaran produk termasuk rantai produksi, pengolahan dan pemasaran, target pasar, 1.9 Rencana Penataan Zona dan Subzona
1.9.1 Prinsip-prinsip Pengembangan
1.9.2 Konsep Pengembangan
1.9.3 Konsep Rencana Pengembangan Zona dan Subzona 1.10 Matriks Rencana Pengembangan Kegiatan pada Zona dan Subzona dilengkapi peta rencana
pengembangan kegiatan sebelum konsultasi publik pertama (contoh terlampir)
d. Laporan akhir
Setelah draft rencana zonasi disepakati oleh semua pihak maka disusunlah laporan akhir
dari Rencana Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan Kabupaten Merauke yang merangkum
keseluruhan rangkaian proses, data dan informasi, analisis yang dilakukan sejak awal
serta rencana zonasi yang telah dibuat dalam tiga buku, yakni :
Buku Rencana Zonasi
Dokumen Rencana Zonasi Rinci disajikan dalam bentuk A4. Substansi Rencana
Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan meliputi:
Tujuan, Strategi, Kebijakan pengembangan kawasan minapolitan
Analisis-Analisis (seperti yang telah diuraikan pada bagian Analisis diatas)
Rencana Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan, yang meliputi:
a) Rencana struktur ruang kawasan minapolitan (disertai dengan peta-peta
rencana struktur ruang)
Untuk rencana struktur ruang di daratan, mengikuti seperti yang tercantum
pada RTRW Kabupaten, meliputi tata jenjang jaringan perhubungan, tata
jenjang fasilitas permukiman pesisir/pulau kecil, dan tata jenjang prasarana
pengelolaan lingkungan. Sedangkan untuk perairannya, dapat meliputi sistem
alur pelayaran, sistem alur pipa kabel bawah laut, sistem alur pipa air bersih,
sistem pipa alur minyak, serta migrasi biota laut. Juga agar digambarkan
struktur kawasan minapolitan, yang meliputi sentra produksi, sentra
pengolahan, dan sentra pemasaran.
b) Rencana pola ruang kawasan minapolitan (disertai dengan peta-peta
rencana pola ruang)
Rencana pola ruang meliputi arahan sub zona dan arahan sub sub zona
(kegiatan) didalam setiap sub zona secara detail/rinci. Rencana pola ruang di
daratannya, agar disesuaikan dengan yang terdapat pada RTRW Kabupaten
terkait. Juga agar dibuat tabel pernyataan luas dan lokasi (kecamatan / desa /
pulau / koordinat) untuk setiap arahan sub zona dan sub sub zona (kegiatan).
Arahan pelaksanaan pembangunan sub zona dan sub sub zona (kegiatan), meliputi:
Arahan kapasitas pengembangan masing-masing kegiatan pada sub zona dan
sub sub zona (kegiatan; dan
Arahan penanganan sempadan pantai (reklamasi, pemecah ombak, dll).
Arahan Peraturan Zonasi, yaitu meliputi kegiatan-kegiatan yang boleh dilakukan,
tidak boleh dilakukan, serta boleh dilakukan dengan syarat, untuk setiap sub zona
dan sub sub zona.
Indikasi program utama, yang meliputi:
Usulan program utama
Usulan program utama adalah program-program utama pengembangan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil kabupaten/kota yang diindikasikan memiliki bobot
kepentingan utama atau diprioritaskan untuk mewujudkan struktur dan pola ruang
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kabupaten/kota sesuai tujuan.
Lokasi
Lokasi adalah tempat yang dijabarkan dalam koordinat geografis serta
dituangkan diatas peta, dimana usulan program utama akan dilaksanakan.
Lokasinya adalah salah satu bagian dari kesatuan teluk, selat, zona, dan unit
perencanaan dalam suatu kabupaten/kota.
Besaran
Besaran adalah perkiraan jumlah/luas satuan masing-masing usulan program
utama pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang akan
dilaksanakan.
Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan dapat berasal dari APBD kabupaten/kota, APBD provinsi,
APBN, swasta dan/atau masyarakat.
Instansi Pelaksana
Instansi pelaksana adalah pelaksana program utama yang meliputi pemerintah
(sesuai dengan kewenangan masing-masing pemerintaan), swasta, serta
masyarakat.
Waktu dan Tahapan Pelaksanaan
Usulan program utama direncanakan dalam kurun waktu perencanaan yang
dirinci setiap 5 (lima) tahunan Penyusunan indikasi program utama disesuaikan
dengan pentahapan jangka waktu 5 (lima) tahunan RPJP daerah.
Album Peta
Disajikan dengan skala peta 1 : 10.000 atau lebih besar, terdiri dari:
Data spasial dasar (baseline dataset) dan Data spasial tematik (thematic dataset)
Untuk data spasial dasar dan tematik dibuat dalam bentuk digital yang disajikan
dalam format kartografis digital (PDF/WMF file) skala 1:10.000 (format A1) dan
dalam format digital SHP. Data spasial dasar ini juga dibuat dalam format
Hardcopy (Album peta cetak) pada kertas format A3.
Rincian data spasial tersebut dirinci dengan rincian sebagai berikut:
Album Peta yang memuat informasi spasial dasar (baseline dataset)
kawasan minapolitan Kabupaten Merauke:
a. Data spasial terrestrial yang berupa penggunaan lahan eksisting dan
batas administrasi, data kependudukan, demografi, social ekonomi dan
budaya masyarakat
b. Data spasial bathimetri
c. Data spasial geologi dan geomorfologi daratan pesisir dan pulau-pulau
kecil, meliputi tipe pantai, substrat perairan, kelerengan pantai dan lain
sebagainya.
d. Data spasial oseanografi yang terdiri dari arus, gelombang, pasang surut
dan kualitas air/kondisi biofisik-kimia perairan, seperti kecerahan,kualitas
perairan, kandungan nutrient perairan, kandungan logam berat perairan,
COD, BOD, pH air, suhu perairan, oksigen terlarut, kesuburan perairan
dan lain sebagainya.
Album Peta yang memuat informasi spasial tematik (thematic dataset)
memuat informasi terkini mengenai potensi dan kondisi eksisting sumber
daya di Kawasan Minapolitan Kabupaten Merauke, yang terdiri dari:
a. Data spasial Rencana Pemanfaatan Ruang berdasarkan hasil analisa
b. Data Spasial sentra – sentra produksi perikanan, serta kegiatan dan jasa
perikanan lainnya.
c. Data spasial pemanfaatan wilayah laut untuk berbagai peruntukan
perikanan (perikanan tangkap, jenis budidaya) dan non perikanan
d. Data spasial mengenai kesesuaian lahan, daya dukung dan daya
tampung untuk pengembangan suatu jenis pamanfaatan ruang
minapolitan.
e. Data spasial sumberdaya air yang meliputi air permukaan, mata air, air
tanah dangkal dan air tanah dalam.
f. Data spasial ekosistem pesisir yang terdiri dari terumbu karang, padang
lamun dan ekosistem mangrove.
g. Data spasial infrastruktur penting / Sarana dan Prasarana di kawasan
minapolitan
h. Data spasial isu dan permasalahan di kawasan minapolitan Kabupaten
Merauke
i. Data spasial daerah rawan bencana alami / kerentanan wilatah(tsunami,
banjir, erosi dan sedimentasi dll) dan non alami seperti (polusi, jalur
tegangan tinggi dll).
j. Data spasial hasil interpretasi citra digital
Data spasial rencana zonasi rinci, yang meliputi rencana struktur ruang dan
rencana pola ruang
Citra satelit
Terkait dengan citra satelit, kegiatan ini memiliki output berupa :
Raw data citra satelit dan citra satelit hasil prosesing
Output kegiatan ini adalah raw data citra satelit dengan resolusi spasial yang
sesuai untuk pemetaan skala 1:10.000. Raw data tersebut merupakan data
satelit merupakan data terbaru tahun perekaman 2009/2010 full band (original
copy LEVEL 1B) dengan liputan awan kurang dari 10%. Raw data tersebut
bersama dengan Citra Satelit hasil proses koreksi radiometri dan geometri
format ER Mapper (*.ers) serta citra hasil proses penting lain sebagai
penunjang, disimpan ke dalam bentuk DVD.
Hardcopy layout citra satelit hasil analisa
Peta cetak citra satelit pada liputan wilayah pesisir yang dikaji dengan skala
yang mengikuti (fit to page) ukuran kertas A0, glossy paper.
Draft Rancangan Peraturan Bupati tentang Rencana Zonasi Rinci Kawasan
Minapolitan Kabupaten Merauke
Draft Peratutan Bupati ini berisi rencana zonasi rinci yang telah disusun (lihat
substansi Rencana Zonasi Rinci diatas).
Format Pelaporan
Kertas (HVS, A4, 80 gram)
Tulisan (Arial 11, 1,5 spasi, portrait)
Sampul/cover (Hard cover)
Format Peta
Kertas (A0, A1, A3, 80 gram)
Skala (1:50.000, 1:250.000)
Asistensi dan Presentasi
Dari hasil penyusunan Rencana Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan
Kabupaten Merauke selanjutnya dilakukan asistensi, diskusi dan presentasi
kepada publik. Secara umum Rencana Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan
Kabupaten Merauke, memuat; tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang
Kawan Minapoltan, rencana struktur ruang Kawan Minapoltan, rencana pola
ruang Kawan Minapoltan, penetapan Kawan Minapoltan, arahan pemanfaatan
ruang mencakup penetapan zona hingga arahan sub zona pada setiap zona,
indikasi program utama, ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang Kawan
Minapoltan Kabupaten Merauke, dan Ranperda/Raperbup Kawasan
Minapolitan Kabuapten Merauke.
Sorong, 5 April 2011 Pejabat Pembuat Komitmen
ARIEF REZA FAHLEVI, S.ST.Pi NIP 19771129 200502 1 001