kak rdtr minapolitan nanggulan

20
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PEKERJAAN : PENYUSUNAN RDTR KAWASAN STRATEGIS MINAPOLITAN NANGGULAN 1. LATAR BELAKANG : Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang maka penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, dan terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Hal utama dalam perencanaan tata ruang adalah berpijak pada sumber daya manusia agar dapat melakukan aktivitasnya dengan berdasar pada potensi yang ada sehingga kelestarian sumber daya alam tetap terjaga. Di dalam penyelenggaraan penataaan ruang, Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai kewenangan sesuai dengan tingkatannya. Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai wewenang dalam pengaturan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota dan kawasan strategis kabupaten/kota, pelaksanaan penataan ruang dan kerja sama penataan ruang antar kabupaten/kota. Sesuai dengan amanat Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RDTRW Kabupaten Kulon Progo pasal 93 ayat 3 bahwa diamanatkan untuk menyususun rencana rinci berupa Rencana Detail Tata Ruang Kawasan meliputi kawasan perkotaan dan kawasan strategis. Kawasan Minapolitan Nanggulan merupakan sebagai salah satu kawasan strategis bidang pertumbuhan ekonomi (Pasal 54 ayat 2) Kedudukan Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan mempunyai kedudukan yang penting, karena dalam tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten (dalam RDTRW Kabupaten Kulon Progo) bertujuan mewujudkan Kabupaten sebagai basis komoditas pertanian didukung pariwisata, pertambangan, serta industri bahari dengan mensinergikan wilayah. Dan peranan sektor pertanian merupakan sektor unggulan dan masih mendominasi dalam PDRB Kabupaten Kulon Progo. Kebijakan penataan ruang wilayah pengembangan kawasan minapolitan. Dengan adanya rencana pembangunan bandara internasional di Kecamatan Temon dan mega proyek di daerah selatan dan ditetapkan KSN Borobudur, tentunya akan berpengaruh juga terhadap kondisi pertanian (perikanan) terutama di Kecamatan Nanggulan yang dilewati jalur yang menghubungkan kedua bangkitan tersebut. Oleh sebab itu perlunya untuk diatur pemanfaatan ruang, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara kepentingan non pertanian dan pertanian Perencanaan tata ruang kawasan strategis yang dimaksud adalah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis yang dimaksudkan untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program- program pembangunan. Rencana Detail Tata Ruang ini diharapkan dapat sebagai sarana regulasi bagi pemberian advis planing, pengaturan investasi, pengaturan bangunan setempat, penyusunan rencana teknik ruang Kawasan Minapolitan Nanggulan memberikan acuan untuk pekerjaan yang akan datang yang menyangkut peruntukan dan pemilikan lahan pada simpul-simpul kegiatan

Upload: fredysetiyanto

Post on 20-Nov-2015

270 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

Konsultansi

TRANSCRIPT

  • KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PEKERJAAN : PENYUSUNAN RDTR KAWASAN STRATEGIS MINAPOLITAN

    NANGGULAN 1. LATAR

    BELAKANG : Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

    Penataan Ruang maka penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, dan terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Hal utama dalam perencanaan tata ruang adalah berpijak pada sumber daya manusia agar dapat melakukan aktivitasnya dengan berdasar pada potensi yang ada sehingga kelestarian sumber daya alam tetap terjaga. Di dalam penyelenggaraan penataaan ruang, Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai kewenangan sesuai dengan tingkatannya. Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai wewenang dalam pengaturan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota dan kawasan strategis kabupaten/kota, pelaksanaan penataan ruang dan kerja sama penataan ruang antar kabupaten/kota. Sesuai dengan amanat Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RDTRW Kabupaten Kulon Progo pasal 93 ayat 3 bahwa diamanatkan untuk menyususun rencana rinci berupa Rencana Detail Tata Ruang Kawasan meliputi kawasan perkotaan dan kawasan strategis. Kawasan Minapolitan Nanggulan merupakan sebagai salah satu kawasan strategis bidang pertumbuhan ekonomi (Pasal 54 ayat 2) Kedudukan Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan mempunyai kedudukan yang penting, karena dalam tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten (dalam RDTRW Kabupaten Kulon Progo) bertujuan mewujudkan Kabupaten sebagai basis komoditas pertanian didukung pariwisata, pertambangan, serta industri bahari dengan mensinergikan wilayah. Dan peranan sektor pertanian merupakan sektor unggulan dan masih mendominasi dalam PDRB Kabupaten Kulon Progo. Kebijakan penataan ruang wilayah pengembangan kawasan minapolitan. Dengan adanya rencana pembangunan bandara internasional di Kecamatan Temon dan mega proyek di daerah selatan dan ditetapkan KSN Borobudur, tentunya akan berpengaruh juga terhadap kondisi pertanian (perikanan) terutama di Kecamatan Nanggulan yang dilewati jalur yang menghubungkan kedua bangkitan tersebut. Oleh sebab itu perlunya untuk diatur pemanfaatan ruang, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara kepentingan non pertanian dan pertanian Perencanaan tata ruang kawasan strategis yang dimaksud adalah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis yang dimaksudkan untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan. Rencana Detail Tata Ruang ini diharapkan dapat sebagai sarana regulasi bagi pemberian advis planing, pengaturan investasi, pengaturan bangunan setempat, penyusunan rencana teknik ruang Kawasan Minapolitan Nanggulan memberikan acuan untuk pekerjaan yang akan datang yang menyangkut peruntukan dan pemilikan lahan pada simpul-simpul kegiatan

  • maupun pada wilayah Kawasan Minapolitan Nanggulan. Dengan disusunnya Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis ini, selain dapat menjadi arahan lokasi pembangunan yang akan dilaksanakan baik Pemerintah, di tingkat Nasioanal, Provinsi, Kabupaten maupun masyarakat Kabupaten Kulon Progo dapat menggunakannya untuk pemberian pengaturan bangunan setempat, penyusunan rencana teknik ruang kawasan strategis atau rencana tata bangunan dan lingkungan serta pelaksanaan program-program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan juga dapat dijadikan pembangunan dan investasi bagi masyarakat serta serta peningkatan minat dunia usaha.

    2. MAKSUD DAN

    TUJUAN : a. Maksud

    Maksud Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan adalah terlaksananya fungsi penyelengaraan penataan ruang dengan tersedianya suatu Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan yang terpadu, dinamis dan komprehensif, yang bersifat operasional, dapat mengakomodir dan mengikat bagi seluruh stakeholder (pemerintah, dunia usaha dan masyarakat) juga untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan agar tetap terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

    b. Tujuan

    Tujuan dari Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan adalah :

    1. Menyusun rencana pemanfaatan dan perwujudan ruang kawasan strategis secara terperinci yang disusun untuk menyiapkan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan, sehingga akan terwujud suatu keterkaitan antara kegiatan inti dengan kegiatan penyangga dalam kawasan fungsional tersebut.

    2. Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan kawasan strategis dengan RDTRW Kabupaten Kulon Progo, dan peraturan-peraturan terkait.

    3. Menjaga konsistensi perwujudan ruang kawasan strategis melalui pengendalian program-program pembangunan.

    4. Menciptakan pengaturan pemanfaatan ruang yang berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tercipta keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien

    5. Menyusun suatu pedoman dan aturan yang digunakan sebagai pengendalian pemanfaatan ruang, acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang, dan acuan dalam penyusunan RTBL.

    6. Menciptakan pola pemanfaatan ruang yang lebih terarah dan optimal tanpa mengorbankan kelestarian manfaat sumber daya alam dan lingkungan hidup.

    7. Menyiapkan pedoman untuk jaminan kepastian hukum dalam pelaksanaan pembangunan, termasuk kepastian untuk mendapatkan pelayanan, kondisi yang selaras dan serasi dalam melakukan kegiatannya.

    8. Menyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

    3. TARGET/ SASARAN

    : Target/Sasaran dari penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan adalah :

    1. Tersusunnya arahan kebijakan, strategi dan rencana pengembangan kawasan strategis untuk kurun waktu 20

  • tahun ke depan, yang akan menjadi pedoman operasional bagi pengembangan program-program pembangunan.

    2. Tersusunnya pedoman pemanfaatan ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan bagi seluruh stakeholder (pelaku pembangunan), baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat.

    3. Tersusunnya pedoman pengendalian pemanfaatan ruang untuk Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan bagi pemerintah, swasta dan masyarakat.

    4. Tersusunnya tujuan pengembangan kawasan Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan.

    5. Tersusunnya rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan.

    6. Tersusunnya pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan fungsional Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan.

    7. Tersusunnya Draft Raperda dan Peraturan Zonasi Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan.

    8. Tersusunya dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

    4. NAMA

    ORGANISASI PENGADAAN KONSULTANSI

    : a. SKPD : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    Kabupaten Kulon Progo.

    b. PA/KPA : Kepala Bappeda Kab. Kulon Progo

    c. PPK : Kepala Bidang Praswil Tata Ruang dan

    Lingkungan Hidup

    d. PPTK : Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Perhubungan

    5. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA

    : a. Sumber Dana :

    APBD Tahun 2015 b. Total perkiraan biaya yang diperlukan :

    Rp. 141.000.000,- (Seratus Empat Puluh Satu Juta Rupiah).

    c. HPS : Rp 140.740.000,- (Seratus Empat Puluh Juta Tujuh Ratus

    Empat Puluh Ribu Rupiah)

    6. RUANG

    LINGKUP, LOKASI PEKERJAAN, FASILITAS PENUNJANG

    : Ruang lingkup wilayah perencanaan dikaji dalam 2 (dua) aspek, yaitu lingkup kawasan perencanaan dan lingkup substansial materi perencanaan. 1. Lingkup Kawasan Perencanaan

    Wilayah perencanaan RDTRK meliputi :

    Wilayah amatan intensif : Kawasan Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan, yang dalam RDTRW meliputi Kecamatan Nanggulan. Yang terbagi menjadi kawasan inti dan kawasan penyangga

    Wilayah amatan ekstensif : daerah hinterland yang mempunyai pengaruh terhadap kawasan strategis Minapolitan Nanggulan.

    Dengan demikian pembuatan zonasi pada seluruh Kecamatan Nanggulan.

    2. Lingkup Materi/Substansi Perencanaan Secara keseluruhan lingkup substansi keluaran pekerjaan ini adalah : penentuan kawasan perencanaan, identifikasi potensi dan masalah pembangunan, perumusan & Penetapan Rencana

  • Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan dan kajian KLHS yang meliputi

    A. Penentuan kawasan perencanaan Dalam menentukan kawasan perencanaan dilakukan berdasarkan deleniasi kawasan dalam RDTRW Kabupaten Kulon Progo (2012-2032).

    Hal terpenting selanjutnya adalah melihat batas fisik yang dapat digunakan sebagai pembatas kawasan. Batas fisik ini dapat berupa jalan, sungai ataupun batas penggunaan lahan. Sehingga dengan batas fisik ini akan dapat memudahkan dalam mengenali batas Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan. Batas fisik ini juga dapat dipadukan dengan batas administrasi untuk memudahkan dalam analisis data. Sehingga dalam penentuan batasnya juga lebih fleksibel dan tidak kaku.

    B. Muatan yang diatur dalam RDTR KSP pertumbuhan ekonomi dirumuskan dengan mempertimbangkan: a) Orientasi pasar; b) Daya saing nasional dan internasional; c) Menyerap tenaga kerja tinggi; d) Ada keterkaitan antara industri hilir dan hulu; e) Mobilitas tinggi; dan f) Kegiatan yang dapat mendorong sektor ekonomi dalam

    hal ini adalah perikanan. C. Substansi RDTR Kawasan Startegis Minapolitan

    Nanggulan paling tidak berisi : a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi

    Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan, dan strategi adalah sebagai berikut: a) Tujuan

    Perumusan tujuan difokuskan pada perwujudan pengembangan kawasan yang memiliki sektor unggulan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah.

    b) Kebijakan Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada: (1) kebijakan penetapan sektor-sektor unggulan; (2) kebijakan penyediaan prasarana dan sarana; (3) kebijakan moda transportasi terpadu; (4) kebijakan pengembangan antar sektor ekonomi

    secara terpadu; (5) kebijakan pengembangan ekonomi berbasis

    pengembangan ekonomi lokal dan spesifik; (6) kebijakan pengembangan ramah lingkungan; dan (7) kebijakan pembangunan kawasan berbasis mitigasi

    bencana.

    c) Strategi Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut : (1) arahan penyediaan permukiman; (2) arahan penyediaan prasarana dan sarana

    lingkungan; (3) arahan penyediaan sistem jaringan energi dan

    kelistrikan; (4) arahan penyediaan sistem jaringan telekomunikasi; (5) arahan penyediaan sistem jaringan transportasi

    terintegrasi; (6) arahan penyediaan sistem jaringan sumber daya

    air; (7) arahan penyediaan sistem penyediaan air minum;

  • (8) arahan penyediaan sistem persampahan; (9) arahan penyediaan sistem jaringan air limbah; dan (10) arahan penyediaan sistem perlindungan lingkungan

    melalui konsep 4R (Reuse, Reduce, Recycle, Replace).

    b. Rencana Struktur Ruang Rencana struktur ruang terdiri atas: (1) sistem permukiman:

    a) Penentuan pusat-pusat permukiman; b) Penentuan pusat-pusat pelayanan permukiman; c) penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum; dan d) dll

    (2) sistem prasarana dan sarana lingkungan:

    a) penyediaan RTH dan taman bermain; b) penyediaan kolam pengendali banjir; c) penyediaan fasilitas pejalan kaki; d) dll

    (3) sistem jaringan energi dan kelistrikan:

    a) perlindungan, pemanfaatan dan pengembangan jenis energi (panas, mekanika, cahaya, kimia dan elektromagnet) yang bersumber dari energi terbarukan, tidak terbarukan dan hasil dari teknologi baru; dan

    b) perlindungan, pemanfaatan dan pengembangan fungsi pembangkit listrik, transmisi tenaga listrik dan distribusi listrik.

    (4) sistem jaringan telekomunikasi: pemanfaatan dan pengembangan prasarana dan sarana informasi telekomunikasi terintegrasi.

    (5) sistem jaringan transportasi: a) penyelenggaraan sistem lalu-lintas dan angkutan

    jalan dan jembatan, penerbangan, pelayaran dan perkeretaapian terintegrasi;

    b) penyediaan sistem lalu-lintas dan angkutan jalan: 1) prasarana lalu-lintas dan angkutan jalan

    (terminal, halte, dll); 2) ruang lalu-lintas jalan (jalan dan jembatan).

    (6) sistem jaringan sumber daya air:

    a) perlindungan, pelestarian, pemanfaatan wilayah sungai, daerah aliran sungai dan cekungan air tanah (CAT); dan

    b) penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.

    (7) sistem penyediaan air minum: a) penyediaan jaringan perpipaan dan jaringan bukan

    perpipaan; dan b) perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber

    air minum.

  • (8) sistem persampahan: a) penyediaan prasarana dan sarana tempat

    penampungan sementara, tempat penampungan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah;

    b) perlindungan lingkungan dari bahaya pencemaran tanah, air dan udara;

    c) penerapan teknologi pengolahan sampah ramah lingkungan; dan

    d) perlindungan lingkungan melalui konsep 4R (Reuse, Reduce, Recycle, Replace).

    e) sistem jaringan air limbah: 1) penyediaan jaringan perpipaan dan jaringan

    bukan perpipaan; 2) penyediaan prasarana dan sarana Instalasi

    Pengolahan Air Limbah (IPAL); 3) perlindungan lingkungan dari bahaya

    pencemaran tanah, air dan udara termasuk limbah bahan berbahaya beracun (B3), limbah rumah sakit, dan limbah nuklir; dan

    4) perlindungan lingkungan melalui konsep recycle.

    c. Pola Ruang Rencana pola ruang dapat terdiri atas:

    (1) Kawasan inti merupakan kawasan yang dikembangkan sesuai dengan produk-produk unggulan yang dapat mendorong investasi dan sesuai dengan daya tampung dan daya dukung lingkungannya; dan

    (2) Kawasan penyangga merupakan kawasan yang dikembangkan untuk mempertahankan fungsi strategis kawasan inti.

    D. Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan didasarkan atas hasil analisis kependudukan, sektor / kegiatan potensial, daya dukung lingkungan, kebutuhan prasarana dan sarana lingkungan, sasaran pembangunan kawasan yang hendak dicapai, dan pertimbangan efisiensi pelayanan.

    E. Perumusan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan Perumusan ini berdasarkan pada perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan ruang yang disusun berdasarkan kriteria sbb : 1) Rumusan kebijaksanaan pemanfaatan ruang sejalan

    dengan penetapan dalam Rencana Detail Tata Ruang yang lebih tinggi (RDTRW Nasional, RDTRW Propinsi dan RDTRW Kabupaten).

    2) Rumusan kebijaksanaan pemanfaatan ruang sejalan dengan peraturan baik peraturan daerah maupun peraturan sektoral yang berkaitan dengan pengembangan Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan.

    3) Rumusan rencana sudah merupakan penyiapan ruang dalam rangka pelaksanaan program pembangunan dalam jangka menengah dan panjang.

    F. Draft Raperda dan Peraturan Zonasi Untuk mengoperasionalisasikan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan, perlu adanya suatu penetapan Rencana Detail Tata Ruang dalam bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Zonasi tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan sebagai penjabaran RDTRW Kabupaten.

  • G. Rumusan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

    3. Lingkup Temporal Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan yang akan disusun direncanakan berlaku untuk jangka waktu 20 tahun.

    7. PRODUK YANG

    DIHASILKAN 1. Laporan Pendahuluan : 2 Eksemplar

    2. Laporan Antara : 3 Eksemplar 3. Laporan Akhir : 5 Eksemplar 4. Eksekutif Summary : 5 Eksemplar 5. Materi Teknis (dilengkapi buku data dan analisis,

    buku rencana format A4) : 5 Eksemplar 6. Album Peta A3 skala 1:5000 (pelengkap Draft

    Raperda RDTR dan Peraturan Zonasi) : 5 Eksemplar 7. Album Peta A1 Skala 1:5000 (pelengkap materi

    teknis) : 3 Eksemplar 8. CD Laporan dan Peta Format digital (Arc GIS) : 5 buah 9. Draft Raperda dan Peraturan Zonasi beserta

    lampiranya (tabel indikasi program pemanfaatan ruang prioritas) : 5 buah

    10. Laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) : 5 buah

    8. WAKTU PELAKSANAAN YANG DIPERLUKAN

    : Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan dilaksanakan dalam waktu 105 (seratus lima) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja oleh Pengguna Jasa di Kabupaten Kulon Progo. Termasuk dalam kurun waktu tersebut adalah : a. kegiatan pengumpulan data, b. pengukuran titik GCP dengen GPS Geodethic c. pekerjaan survey lapangan, d. analisis, e. perencanaan dan f. penyusunan laporan serta rapat panitia pengarah (steering

    committee) dengan pihak pemberi tugas dan instansi terkait lainnya.

    9. TENAGA AHLI

    : Konsultan diwajibkan untuk mempersiapkan Tim Perencana yang akan ditugaskan khusus untuk melaksanakan pekerjaan ini, dari mulai survei sampai dengan penyusunan perencanaan. Tim perencana minimal terdiri dari :

    1. Seorang Team Leader yang merangkap Ahli Perencanaan/Pengembangan Wilayah, kualifikasi pendidikan S2 dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun. (jumlah orang bulan : 3,5 bulan)

    2. Tim Inti Perencanaan, kualifikasi pendidikan S1 dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun, yang meliputi bidang keahlian :

    No Tenaga Ahli Kualifikasi

    Jumlah Orang Bulan

    1 1 orang ahli Pemetaan/Geodesi/ Geografi

    S1 2

    2 1 orang ahli Teknik Sipil (Transportasi/Hidrologi)

    S1 2

    3 1 orang ahli Lingkungan S1 3

    4 1 orang ahli Ekonomika Pembangunan S1 3

    5 1 orang ahli Pertanian/Ekonomika Pertanian

    S1 3

  • No Tenaga Ahli Kualifikasi

    Jumlah Orang Bulan

    6 1 orang ahli Sosial S1 2

    7 1 orang ahli Hukum dan Kelembagaan (Administrasi Negara)

    S1 2

    Diskripsi Tugas dan Tanggungjawab Tenaga Ahli

    1. Ahli Perencanaan Kota sebagai Team Leader. a. Memberi pengarahan dan pengawasan terhadap

    pelaksanaan pekerjaan. b. Melakukan komunikasi tingkat pimpinan dengan pemberi

    tugas. c. Bertanggung jawab penuh terhadap pemberi tugas /

    hasil pelaksanaan kegiatan, baik secara teknis dan administrasi.

    d. Menyusun organisasi pelaksanaan kegiatan dan program kerja.

    e. Melakukan koordinasi dengan Designing leader serta melakukan komunikasi konsultatif dengan pimpinan kegiatan dan pengguna jasa.

    f. Bertanggung jawab atas kualitas, kontinyuitas, jadwal waktu serta efisiensi pelaksanaan kegiatan.

    g. Melaksankan koordinasi kerja dalam divisi pengembangan wilayah terhadap pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan, yaitu mulai dari pengumpulan data, penyiapan kelengkapan dokumen, evaluasi teknis, proses pengajuan substansi muatan teknis raperda dan raperbup tetang zonasi.

    h. Merumuskan konsep perencanaan kawasan sebagai solusi atas permasalahan yang terjadi.

    i. Membuat rencana pola-pola disain kawasan, serta rencana perubahan-perubahan ruang kawasan.

    j. Menyusun program-program yang harus dilakukan untuk mewujudkan rencana dalam tahap implementasi.

    k. Bertanggung jawab terhadap kajian dan rencana spasial kawasan.

    l. Melaksanakan kontrol terhadap RMK.

    2. Ahli Pemetaan/Geodesi/Geografi a. Bertanggung jawab melakukan pengukuran site, stick-

    out tapak dan kontur serta memberikan analisis yang berkaitan dengan situasi lahan.

    b. Menyajikan peta-peta thematic berkaitan dengan kondisi fisik kawasan yang sangat terukur dengan skala yang sesuai.

    c. Melakukan pemetakan dan pengukuran terhadap komponen-komponen yang terdapat pada kawasan, misalnya sarana prasarana dan jaringan utilitas.

    d. Menyusun peta-peta rencana dalam lingkup makro, mezzo dan mikro.

    e. Memberikan masukan bagi tenaga ahli lain berkaitan dengan karakteristik mapping di kawasan perencanaan.

    f. Melakukan evaluasi secara komprehensif baik untuk kepentingan penyusunan muatan teknis raperda dan raperbup tetang zonasi serta album peta.

    g. Melakukan koordinasi intensif dengan operator GIS dalam penyiapan evaluasi muatan teknis raperda dan raperbup tetang zonasi serta album peta.

    h. Bertanggung jawab atas kualitas berbagai produk peta, kesesuaian dengan ketentuan standar pemetaan maupun kesesuaian kebutuhan peta untuk kelengkapan produk.

  • 3. Ahli Teknik Sipil a. Melakukan analisa dan rencana dalam aspek-aspek

    yang berhubungan dengan sarana dan prasarana kawasan sehingga tercipta sistem yang dapat menunjang kualitas kawasan ditinjau dari segi aksesibilitas dalam maupun antar kawasan.

    b. Melakukan survey dan investigasi kondisi sistem jaringan sarana dan prasarana kawasan yang ada di kawasan perencanaan.

    c. Melakukan kajian terhadap mitigasi bencana alam dalam aspek konstruksi bangunan, mengingat bahwa wilayah studi termasuk wilayah rawan bencana longsor dan gempa bumi.

    d. Melakukan perencanaan sistem jaringan prasarana di kawasan perencanaan yang efektif dan efisien untuk dapat mencapai hasil maksimal dengan tetap menjaga kualitas ekosistem yang ada dan mengantisipasi perkembangan/perubahan di masa yang akan datang.

    e. Memberikan masukan kepada bidang urban design, arsitektur, dan bidang-bidang terkait lainnya tentang segala sesuatu yang menjadi pendukung dan penghambat dalam perumusan sistem prasarana dan sarana yang tepat.

    f. Memberikan solusi kreatif terhadap penanganan konstruksi bangunan di wilayah studi, khususnya berkaitan dengan keberadaan wilayah studi dalam konteks hidrologi.

    g. Melakukan analisa terhadap kondisi dan kinerja jaringan prasarana di kawasan perencanaan,

    h. Bertanggung jawab terhadap kualitas dan keandalan rancangan sistem utilitas kawasan.

    i. Menyusun program pengendalian pengembangan kawasan dari aspek struktur bangunan dan sarana-prasarana.

    4. Ahli Lingkungan a. Membuat analisa kerja pemanfaatan ruang kawasan

    berkaitan dengan aspek lingkungan dan dampak yang bisa ditimbulkan.

    b. Menetapkan strategi dan pendekatan perencanaan program, berpedoman baku mutu lingkungan.

    c. Menyusun potensi dan permasalahan lingkungan dari bangkitan kegiatan yang ada.

    d. Memberikan masukan pada bidang keahlian lain tentang analisa kondisi lingkungan.

    e. Bertanggung jawab terhadap rekomendasi penanganan lingkungan guna pengembangan kawasan.

    f. Melakukan analisa daya dukung lingkungan. g. Menyusun rencana penanganan dan antisipasi terhadap

    dampak yang bisa ditimbulkan dari bangkitan kegiatan yang ada dan akan berkembang.

    5. Ahli Ekonomi Pembangunan a. Melakukan analisa kelayakan ekonomi untuk

    pemanfaatan dan pengembangan kawasan. b. Memperhitungkan kebutuhan di masa mendatang sesuai

    dengan aspek demand and supplay, terutama dari segi pembiayaan pembangunan.

    c. Memberikan solusi alternatif pengembangan kegiatan berkaitan dengan kepentingan pemerataan pembangunan kawasan dan peningkatan kesejahteraan umum.

    d. Bertanggung jawab terhadap konsep pembiayaan pembangunan.

    e. Mengembangkan metode insentif dan desinsentif sebagai alat pengendali dalam proses pembangunan

  • 6. Ahli Pertanian/Ekonomika Pertanian a. Melakukan kajian terhadap kondisi perikanan di kawasan

    perencanaan. b. Melakukan identifikasi permasalahan perikanan. c. Melakukan analisa kelayakan sektor perikanan. d. Memberikan solusi alternatif pengembangan kegiatan

    perikanan baik dari hulu dan hilir. e. Memberikan solusi alternatif jaringan produksi dan

    pemasaran produk perikanan yang berorentasi pasar f. Bertanggung jawab terhadap konsep pembiayaan dan

    pengembangan minapolitan. g. Menyusun program pengendalian pengembangan

    kawasan minapolitan

    7. Ahli Sosial a. Melakukan kajian terhadap kondisi sosial budaya

    masyarakat di kawasan perencanaan. b. Melakukan identifikasi permasalahan sosial budaya. c. Memperhitungkan pengaruh pengembangan kegiatan

    terhadap perilaku budaya masyarakat dan sebaliknya. d. Memberikan solusi alternatif pengembangan kegiatan

    berkaitan dengan kepentingan sosial budaya. e. Bertanggung jawab terhadap konsep penembangan

    sosial budaya.

    8. Ahli Hukum dan Kelembagaan a. Melakukan analisa pengembangan regulasi

    pembangunan dan pengendalian pembangunan di kawasan.

    b. Mengkaji sistem peraturan yang dapat mendukung atau menghambat pengembangan kawasan.

    c. Mengevaluasi kinerja pelaksanaan peraturan atau regulasi yang berlaku dalam kaitannya dengan pengembangan kawasan.

    d. Melakukan resume terhadap peraturan-perundangan yang berkaitan dengan penyusunan raperda dan raperbup tetang zonasi.

    e. Menyusun draf/rancangan raperda dan raperbup tetang zonasi.

    f. Mengkaji keterpaduan antar produk peraturan kebijakan penataan ruang baik lintas sektoral, wilayah dan lintas horizontal/ hirarkis sehingga dapat dicapai aspek sinerginya.

    g. Menyiapkan draft produk hukum sebagai hasil dari produk ini, untuk kemudian dilakukan pembahasan.

    h. Bertanggung jawab penuh terhadap hasil kajian legal.

    3. Tenaga Pembantu, dengan jumlah dan kualifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan, meliputi :

    Pembantu Lapangan /asisten/surveyor Asisten Studio / Juru gambar Tenaga administrasi kantor

    10 PENDEKATAN DAN METODOLOGI

    : Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo dilakukan dengan penelitian data primer maupun sekunder meliputi data numerik, tekstual dan spasial.Tahapan-tahapan pekerjaan dalam melaksanakan kegiatan studi ini, adalah :

    1. Pemahaman terhadap kerangka acuan kerja yang diberikan dan penyusunan jadwal kegiatan serta persiapan dan studi literatur a. Mengumpulkan informasi dan produk/buku pengaturan,

    konsultasi, hasil penyusunan database yang sudah ada sebagai referensi/contoh.

  • b. Persiapan, meliputi penyusunan rencana kerja, mobilisasi tenaga dan peralatan, studi pustaka dsb.

    c. Penelitian pendahuluan, meliputi penentuan lokasi pengamatan, jumlah responden, berbagai data sekunder, peta dan kondisi lokasi dilapangan.

    2. Review studi/ evaluasi Rencana Detail Tata Ruang yang sudah ada Pengkajian ulang tentang kebijakan, strategi dan rencana pengembangan kawasan perkotaan.

    3. Penelitian pokok, meliputi pengumpulan data primer dan sekunder dan analisisnya. a. Persiapan survey (penyusunan check list, penyusunan

    jadual, penetapan petugas survey dari Konsultan di koordinasikan dengan Tim Pelaksana Bantuan Teknis Tingkat Desa dan Kecamatan serta Tim Teknis Kabupaten.

    b. Dalam rangka pelaksanaan pelibatan masyarakat, dilakukan penjaringan data aspirasi masyarakat dengan menggunakan metode semacam forum group discussion (FGD) yang diselenggarakan 4 kali (termasuk FGD KLHS).

    c. Pelaksanaan survey (lapangan dan instansional), dikofirmasikan secara intensif dengan pemberi tugas dan aparat dari instansi/dinas terkait.

    4. Penyusunan data base. a. Proses penyusunan hasil survey ke dalam format digital

    dan non digital. b. Format data base berupa tabel, uraian singkat dan peta

    tematik dengan Autocad, Autocad map Arc View atau Arc GIS.

    5. Pembuatan produk rencana

    Materi yang termuat dalam produk Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan yang berupa rencana desain akhir sekurang-kurangnya memuat isi sebagai berikut:

    a. Kebijakan pengembangan minapolitan dalam hal distribusi dan penentuan untuk tiap-tiap blok peruntukan untuk tiap-tiap jenis kluster-kluster. Dan juga konsep perencanaan sektor perikanan dari hulu sampai hilir

    b. Struktur tingkat pelayanan kawasan ditinjau dari segi besarannya fasilitas pendukung kawasan untuk setiap blok peruntukan yang materinya sekurang-kurangnya akan mengatur sentra produksi perikanan, prasarana pendukung produksi, pusat pembenihan, pusat pengolahan dan pendukung lainya;

    c. Pembagian pola ruang menjadi kawasan budidaya (perumahan, perkebunan, perdagangan dll) dan kawasan lindung (sempadan sungai, sempadan pantai, mata air, rawan bencana dll)

    d. Sistim jaringan pendukung kawasan antara lain jaringan jalan, jaringan telekomunikasi, jaringan SDA, jaringan prasarana lainya dll;

    e. Kepadatan bangunan lingkungan dalam hal perbandingan antara keseluruhan luas lahan yang tertutup dengan luas bangunan pada setiap blok peruntukan yang materinya sekurang-kurangnya akan mengatur : KDB, KLB, dll

    f. Penetapan garis sempadan atau garis pengawasan jalan bagi lahan yang boleh atau tidak boleh ada bangunan diatasnya pada setiap blok peruntukan yang materinya sekurang-kurangnya akan mengatur : jarak antara as jalan

  • dengan pagar halaman / rumah baik pada sisi muka, samping dan belakang;

    g. Penetapan luas petak bangunan yang terdapat pada setiap blok peruntukan;

    h. Tahapan pelaksanaan pembangunan dalam hal pengendalian peruntukan, pelaksanaan program / kegiatan dari sarana dan prasarana kawasan dalam kurun waktu 20 tahun yang dibagi dalam tahunan.

    i. Pengelolaan/ penanganan lingkungan dalam hal peningkatan perbaikan, pembaharuan, pemugaran, peremajaan, perlindungan lingkungan dan manajemen pertanahan serta pengoperasian aparat pelaksana dan pengendali pada tingkat pemerintah wilayah kecamatan.

    j. Kajian lingkungan hidup strategis dari kawasan Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan

    11 SPESIFIKASI TEKNIS

    : Spesifikasi yang diperlukan, meliputi: a. Kajian kebijakan dan strategi pengembangan perlu mengacu pada

    studi-studi/ rencana, kebijakan dan peraturan-peraturan pembangunan yang sudah ada, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah,antara lain :

    1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;

    2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistem;

    3) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan; 4) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

    Gedung; 5) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air; 6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Nasional; 7) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan; 8) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang PeLendahgan

    Bencana; 9) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 10) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

    Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

    11) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

    12) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

    13) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

    14) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

    15) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya; 16) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2010 tentang Perlindungan

    Lahan Pertanian Tanaman Pangan Berkelanjutan; 17) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

    Kawasan Permukiman; 18) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi

    Geospasial; 19) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata

    Pengaturan Air; 20) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai; 21) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis

    Mengenai Dampak Lingkungan; 22) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang

    Penatagunaan Tanah; 23) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang

    Pengembangan SPAM; 24) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan

    Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang

  • Bangunan Gedung; 25) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi; 26) Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan; 27) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

    Detail Tata Ruang Wilayah Nasional; 28) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang

    Pengelolaan Sumber Daya Air; 29) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;

    30) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

    Penyelenggaraan Penataan Ruang; 31) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan

    Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang; 32) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin

    Lingkungan; 33) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian

    Peta Rencana Detail Tata Ruang; 34) Keputusan Presiden Nomor 3 tahun 1989 tentang Pengelolaan

    Kawasan Budidaya; 35) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan

    Kawasan Lindung; 36) Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengadaan

    Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

    37) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/KPTS/UM/1980 dan Nomor 683/KPTS/UM/II/1998 tentang Klasifikasi Kemampuan Lahan;

    38) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia;

    39) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.18/Men/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan

    40) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/Kepmen-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan

    41) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai;

    42) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

    43) Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 31/PERMEN/M/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri;

    44) Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 32/PERMEN/M/2006 tentang Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri;

    45) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;

    46) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan;

    47) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;

    48) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan;

    49) Permen Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 9 tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis

    50) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2009 tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian;

    51) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;

    52) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang

  • dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota; 53) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

    Per.18/Men/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Kawasan Minapolitan

    54) Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 286/KPTS/1997 tentang Penetapan Status Ruas-Ruas Jalan Sebagai Jalan Kabupaten dan Kotamadya di Provinsi DIY;

    55) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2007

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005-2025.

    56) Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

    57) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 4 Tahun 1988 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota;

    58) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo.

    59) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2016.

    60) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 7 Tahun 2014 tentang Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2016

    b. Pelaksanaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan dan KLHS akan dilaksanakan dengan sistem organisasi sebagai berikut : 1. Pemerintah Daerah membentuk Tim Koordinasi (Tim Teknis)

    Penyusunan RDTR yang terdiri dari Unsur Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo. Tim Koordinasi akan bertindak sebagai pusat koordinasi di dalam proses pengambilan keputusan dalam memberikan masukan serta membantu pelaksanaan, khususnya saran informasi, saran teknis dan dukungan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Proses pembahasan akan dilaksanakan oleh Tim Koordinasi dengan melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta dan masyarakat umum untuk memperoleh masukan-masukan yang diperlukan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang.

    2. Dalam proses penyusunan dilaksanakan dengan memberikan peluang kepada masyarakat, LSM untuk berperan serta baik dalam bentuk pemberian masukan-masukan, informasi-informasi, saran-saran dan dalam proses pembahasan. Dilain pihak masyarakat berkewajiban mentaati Rencana Detail Tata Ruang yang telah ditetapkan. Dengan demikian, produk rencana yang dihasilkan mampu mengakomodir dan merupakan hasil kesepakatan seluruh pelaku pembangunan (pemerintah, swasta dan masyarakat), sehingga hasil perencanaan tata ruang dapat menyerasikan peraturan penataan ruang dengan peraturan lain yang terkait, harmonisasi pembangunan antara pemerintah,swasta dan masyarakat, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengendalikan pemanfaatan ruang dan mewujudkan sistem kelembagaan penataan ruang yang akan meningkatkan koordinasi antar pihak.

    3. Pendekatan ini merupakan dasar bagi pendekatan 'community driven planning` yang menjadikan masyarakat sebagai penentu dan pemerintah sebagai fasilitatornya. Sejalan dengan-proses penataan ruang yang partisipatif, maka keterlibatan masyarakat ada pada setiap proses tersebut dan selalu tanggap dan mengikuti setiap dinamika dan perkembangan di dalam masyarakat.

    4. Seluruh keluaran pekerjaan studi dalam bentuk draft harus

  • dikonsultasikan dan didiskusikan dengan tim teknis dan unsur lain yang terkait. Kesepakatan hasil konsultasi dan diskusi menjadi bahan perbaikan keluaran dimaksud dan bersifat mengikat bagi tahapan pekerjaan berikutnya.

    12 LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN

    : a. Laporan Pendahuluan (Inception Report) Laporan ini berisi tentang :

    1. Pemahaman/tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diartikulasikan sebagai persepsi terhadap KAK;

    2. Penjabaran Kerangka Acuan Kerja (KAK) ke dalam item-item jenis dan urutan kegiatan (menampilkan rencana dan jadual kegiatan);

    3. Latar belakang permasalahan (pentingnya pekerjaan); 4. Struktur organisasi tata kerja dan personil yang

    bertanggung jawab/ Job Descripsion; 5. Bahan dan rencana kegiatan survey (instansional dan

    lapangan); 6. Pendekatan teoritis terhadap kondisi yang ada; 7. Deskripsi awal profil wilayah perencanaan 8. Metode pengumpulan data, metode analisis dan metode

    pembakuan mekanisme perencanaan; 9. Rencana proses penyusunan produk laporan dibuat dengan

    pola bagan alir atau flow chart; 10. Rancangan pelaporan (garis besar per laporan) dan

    tahapan kerja keseluruhan.

    Laporan Pendahuluan ini diserahkan dalam bentuk draft sebanyak 35 (tiga puluh lima) eksemplar untuk pembahasan dengan tim teknis. Setelah dibahas dan disetujui tim teknis, maka Laporan Pendahuluan diserahkan sebanyak 2 (dua) eksemplar paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah dikeluarkannya SPMK. Cara penyajian laporan ini akan diperkuat dengan beberapa diagram untuk metode pendekatannya dan gambar-gambar peta untuk deskripsi awal wilayah perencanaan

    b. Laporan Antara (Interim Report) Laporan Antara berisi tentang:

    1. Hasil survey terdiri atas: a. Metode survei dan pengumpulan data; b. Data eksisting (data dasar, produk peraturan dan hal-hal

    lain yang dipandang perlu); c. Laporan pelaksanaan group diskusi (FGD) dan hasilnya; d. Peta-peta dasar dan peta-peta pendukungnya.

    2. Hasil analisis . a. Metode analisis yang digunakan; b. Hasil analisis; c. Sintesis (Gabungan) hasil analisis.

    Laporan Antara (Interim report) berisi hasil pengamatan lapangan dan pengumpulan data di lapangan terhadap wilayah studi disertai dengan analisis perencanaan tata ruang serta rancangan konsep strategi dan rencana pengembangan.

    Laporan Antara ini diserahkan dalam bentuk draft sebanyak 35 (tiga puluh lima) eksemplar untuk pembahasan dengan tim teknis. Setelah dibahas dan disetujui tim teknis, maka Laporan Antara diserahkan sebanyak 3 (tiga) eksemplar paling lambat 48 (empat puluh delapan) hari kalender sejak dikeluarkannya SPMK.

  • c. Laporan Akhir (Final Report)

    Laporan akhir berisi rencana akhir yang memuat rencana kawasan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Laporan Akhir berisi tentang :

    1. Data eksisting dan perencanaan prasarana-sarana. 2. Penilaian kondisi prasarana-sarana serta permasalahan yang

    berkaitan dengan kinerjanya dan permasalahan-permasalahan yang mungkin akan timbul di masa mendatang.

    3. Dalam laporan akhir ini mempertimbangkan hasil pelaksanaan group diskusi (FGD) ke dua.

    4. Analisasi detail tentang permasalahan ruang, kebutuhan ruang dan konsep perencanaan.

    Laporan Akhir diserahkan dalam bentuk draf untuk pembahasan sebanyak 35 (tiga puluh lima) eksemplar dan setelah dibahas dan disetujui, Laporan Akhir diserahkan sebanyak 5 (lima) termasuk CD laporan sebanyak 5 (lima) buah paling lambat 105 (seratus lima) hari kalender sejak dikeluarkannya SPMK.

    Semua bentuk produk Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir dibuat dalam kertas HVS 80 gram ukuran kuarto 1 spasi, dijilid dengan sampul kualitas baik.

    d. Album Peta Ukuran A3 Pihak Penyedia Jasa juga harus menyerahkan Album Peta ukuran A3 yang memuat peta-peta sesuai dengan rencana kota sebanyak 5 (lima) set, dilengkapi dengan CDnya dengan format GIS/Arc View sebanyak 5 (lima) buah

    Album Peta dan Gambar, antara lain :

    1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14)

    Peta Profil Wilayah Perencanaan Peta kawasan dalam konteks kabupaten Peta kawasan dalam konteks kecamatan Peta Guna Lahan Peta Rawan Bencana Peta Sebaran Penduduk Peta Rencana Pola Ruang : Zona Lindung (meliputi zona hutan lindung, zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya, zona perlindungan setempat, zona RTH kota, zona suaka alam dan cagar budaya, zona rawan bencana alam, zona lindung lainnya) Zona Budidaya (meliputi zona perumahan, zona perdagangan & jasa, zona perkantoran, zona sarana pelayanan umum, zona industri, zona khusus, zona lainya, zona campuran). Peta Rencana Jaringan Prasarana : Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan Rencana Pengembangan Jaringan Energi Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum Rencana Pengembangan Jaringan Drainase Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah Rencana Pengembangan Prasarana

    1 : 120.000 1 : 50.000 1 : 5.000 1 : 5.000 1 : 5.000 1 : 5.000 1 : 5.000 1 : 5.000 1 : 5.000 1 : 5.000 1 : 5.000 1 : 5.000 1 : 5.000 1 : 5.000

  • 15)

    Lainnya Peta Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya

    1 : 5.000

    Album peta A3 diserahkan sebanyak 5 (lima) eksp termasuk CD laporan sebanyak 5 (lima) buah paling lambat 105 (seratus lima) hari kalender sejak dikeluarkannya SPMK

    e. Album Peta Ukuran A1 Pihak Penyedia Jasa juga harus menyerahkan Album Peta ukuran A1 skala 1 : 5.000 yang memuat peta-peta sesuai dengan rencana kota sebanyak 3 (tiga) eksp, dan dilengkapi dengan CDnya dengan format GIS/Arc View. Album peta A1 diserahkan sebanyak 3 (tiga) eksp paling lambat 105 (seratus lima) hari kalender sejak dikeluarkannya SPMK

    f. Eksekutif Summary Berisi ringkasan dari Rencana Tata Ruang, dicetak sebanyak 5 exsemplar, dan diserahkan paling lambat 105 (seratus lima) hari kalender sejak dikeluarkan SPMK

    g. Materi Teknis Dilengkapi buku data dan analisis, dan buku rencana format A4. Dicetak sebanyak 5 exsemplar diserahkan paling lambat 105 (seratus lima) hari kalender sejak dikeluarkan SPMK

    h. Draft Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) dan Peraturan tentang Zonasi tentang RDTR Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan sebanyak 5 (lima) eksemplar, diserahkan paling lambat 105 (seratus lima) hari kalender sejak dikeluarkan SPMK.

    i. Laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan sebanyak 5 (lima) eksemplar, diserahkan paling lambat 105 (seratus lima) hari kalender sejak dikeluarkan SPMK

    j. Jadwal penyerahan Laporan Sesuai dengan uraian diatas maka kepada penyedia jasa diharapkan dapat menyerahkan laporan sesuai jadwal pada tabel 1 berikut :

  • Tabel 1. Jadwal Penyerahan Laporan

    No Jenis Laporan Jumlah

    Bulan ke 1 2 3 4

    RDTR Kawasan Minapolitan Nanggulan

    1 Laporan Pendahuluan 2 eksp 2 Laporan Antara 3 eksp 3 Laporan Akhir 5 eksp

    4 Eksekutif Summary 5 eksp 5 Album Peta A3 5 eksp 6 Album Peta A1 3 eksp 7 Materi Teknis 5 eksp

    8 CD Laporan dan Peta Format arc view

    5 buah

    9

    Draft Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi

    5 eksp

    KLHS 1 Laporan KLHS 5 eksp

    Wates, Februari 2015

    Selaku Pengguna Anggaran

    Kepala Bappeda Kabupaten Kulon Progo

  • Lampiran KAK : Peta Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan

  • KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTANSI PERENCANAANPEKERJAAN : PENYUSUNAN RDTR KAWASAN STRATEGIS MINAPOLITAN NANGGULANa. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi b. Rencana Struktur Ruangc. Pola RuangSelaku Pengguna AnggaranLampiran KAK : Peta Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan