Download - Referat Thtaa
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 1/21
BAB I PENDAHULUAN
Hidung merupakan bagian dari saluran pernapasan atas dan memiliki organ
perifer penciuman. Hidung terdiri dari hidung eksternal dan rongga hidungdimana terbagi atas rongga kanan dan rongga kiri yang dipisahkan oleh septum
nasi. Masing-masing rongga dibagi ke dalam area penciuman dan area
pernapasan. Adapun fungsi hidung antara lain sebagai penciuman, pernapasan,
menyaring debu, menghangatkan udara pernapasan, menerima dan membuang
sekret dari mukosa hidung, sinus paranasal dan kelenjar nasolakrimal. Indera
penciuman menentukan rasa yang enak dari makanan dan minuman. Seiring
dengan sistem trigeminal, ia berfungsi sebagai monitor bahan kimia yang dihirup,
termasuk zat berbahaya seperti gas alam dan asap, dan bau umum untuk
kehidupan sehari-hari. Hilangnya bau atau penurunan kemampuan untuk
mencium mempengaruhi sekitar ! dari orang di ba"ah usia #$ dan lebih dari
setengah penduduk di luar usia ini. %,&'
(aporan dari )anel pada *angguan +omunikatif asional )enasehat
eurological dan *angguan +omunikatif dan Stroke ouncil memperkirakan
bah"a sekitar & juta orang de"asa Amerika memiliki gangguan rasa dan bau.
(iteratur telah menyusun lebih dari &$$ kondisi yang dikaitkan dengan perubahan
dalam kemampuan kemosensori. engan menggunakan anamnesa yang cermat,
pemeriksaan fisik, tes kemosensori, dan studi pencitraan, beberapa pusat
kemosensori telah mengelompokkan pasien dengan gangguan penciuman ke
dalam beberapa kategori etiologi diantaranya gangguan obstruksi hidung dan
sinus, pasca infeksi saluran pernapasan atas, cedera kepala, penuaan, kongenital,
toksin, penyebab lain dan idiopatik. %/'
)re0alensi sebenarnya dari gangguan rasa dan bau pada populasi umum
tidak diketahui. ata terbaik yang tersedia berasal dari sur0ei 112, yang
mengungkapkan bah"a &,3 juta orang de"asa Amerika melaporkan masalah
penciuman. Hal ini juga diketahui bah"a disfungsi kemosensori memburuk
dengan usia. Sebuah studi &$$& menunjukkan pre0alensi gangguan penciuman
obyektif pada orang de"asa yang lebih tua dari 4/ tahun adalah &2,4 ! menjadi
#&,4 ! pada mereka yang berusia 5$-13 tahun. i Austria, S"itzerland, dan
6erman sekitar 5$.$$$ penduduk pertahun berobat ke bagian 7H7 dengan keluhan
1
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 2/21
gangguan penghidu. +ehilangan bau dan 8 atau rasa telah dikaitkan dengan asupan
gizi yang tidak memadai, mengurangi kesenangan sosial, dan penurunan
kesejahteraan psikologis. Ini bahkan mungkin mengancam nya"a, merusak
deteksi asap kebakaran atau kemampuan untuk mengidentifikasi makanan basi.
)enyebab tersering gangguan penghidu adalah trauma kepala, penyakit sinonasal
dan infeksi saluran nafas atas. %2,4'
2
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 3/21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
&. Anatomi Hidung
Secara umum anatomi hidung terbagi atas dua yaitu hidung eksterna danrongga hidung. Hidung eksternal berbentuk piramid disertai dengan suatu akar
dan dasar. 9agian ini tersusun atas kerja tulang, kartilago hialin dan jaringan
fibroareolar. Hidung eksternal memiliki ukuran dan bentuk yang ber0ariasi,
terutama karena perbedaan dalam kartilago hidung. orsum nasi memanjang dari
sudut superior sebagai akar sampai ke puncak dari hidung. )ermukaan ba"ah
hidung ditembus oleh dua piriform yang membentuk lubang hidung %nostril,
lubang hidung anterior' yang mana dibatasi di lateral oleh sayap dan dipisahkan
oleh septum nasi. 7ulang hidung terdiri atas tulang hidung %os nasal' yang
membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung, prosssus frontalis os
maksila, prosessus nasalis os frontal dan tulang belakang hidung serta bagian
tulang dari septum nasi. Sedangkan tulang ra"an hidung terdiri atas lima kartilago
utama yaitu sepasang kartilago lateral, sepasang kartilago sayap dan satu kartilago
septum. +artilago sayap yang berbentuk : merupakan kartilago yang bebas dan
mudah bergerak, dimana berfungsi untuk melebarkan dan menyempitkan lubang
hidung ketika otot-otot hidung berkontraksi. %,#'
*ambar &. Anatomi Hidung ;ksterna %3'
3
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 4/21
*ambar &.& Struktur tulang dan kartilago hidung %5'
<ongga hidung atau ca0um nasi dibagi menjadi dua yaitu kanan dan kiri
yang dipisahkan ole septum nasi yang dibentuk oleh lempeng perpendikularis
tulang ethmoid, kartilago septum dan 0omer. Masing-masing lubang hidung
memanjang dari nostril %lubang hidung anterior' di depan hingga ke belakang
yaitu lubang hidung posterior yang berhubungan dengan dengan nasofaring.
inding lateralnya sangat tidak rata karena penonjolan oleh / konka %superior,
media, inferior' dan didasari oleh meatus. %#,1'
*ambar &./ Anatomi a0um asi %$'
4
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 5/21
<ongga hidung dibatasi oleh bagian atap yang bengkok dan sempit, kecuali
pada akir posterior. 9agian atap dibagi menjadi / bagian yaitu anterior
frontonasal, lempeng kribiformis ethmoidal dan posterior sphenoidal. (antai dari
ca0um nasi lebih lebar dari atap yang dibentuk oleh prosessus palatina maksila
dan lempeng horizontal tulang palatum. inding media ca0um nasi dibentuk oleh
septum nasi yang terdiri atas lempeng perpendikularis os ethmoid, 0omer,
kartilago septum dan puncak os maksila dan os palatum. Sedangkan bagian
dinding lateral tidak rata karena penonjolan / konka nasi %superior, media dan
inferior' seperti gulungan kertas. +onka membelok ke inferomedia yang masing-
masing membentuk atap dari meatus. %,1'
iantara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit
yang disebut meatus. Meatus nasi terbagi atas tiga tergantung letaknya yaitu
meatus superior, meatus media dan meatus inferior. Meatus superior merupakan
ruang diantara konka superior dan konka media dan terdapat muara sinus ethmoid
posterior dan sinus spenoid. Meatus media terletak diantara konka media dan
konka inferior terdapat muara sinus frontal, sinus maksila dan sinus ethmoid
anterior. Sedangkan pada meatus inferor terletak diantara konka inferior dengan
dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung dan terdapat muara %ostium'duktus nasolakrimalis. %'
Sinus berfungsi untuk meringankan tulang kranial, memberi area permukaan
tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang
masuk, memproduksi mukus dan memberi efek resonansi dalam produksi "icara.
7erdapat empat pasang sinus paranasal yaitu sinus frontal, ethmoid, maksila dan
sphenoid. Sinus ini dilapisi membran mukosa. Sinus paranasal ini mengalirkan
cairanyya ke meatus rongga nasal melalui duktus kecil yang terletak di area tubuhyang lebih tinggi dari area lantai sinus. )ada posisi tegak, aliran mukus ke dalam
rongga nasal mungkin terhambat, terumata pada kasus infeksi sinus. %#'
Mukosa hidung terikat pada periosteum dan perichondrium tulang
pendukung dan tulang ra"an hidung. Mukosa secara terus menerus melapisi
semua rongga dimana rongga hidung berhubungan dengan= nasofaring posterior,
sinus paranasal superior dan lateral, dan kantung air mata dan konjungti0a
superior. ua pertiga inferior dari mukosa hidung adalah daerah pernapasan, dan
5
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 6/21
sepertiga superior adalah area penciuman. :dara yang le"at di atas "ilayah
pernapasan dihangatkan dan dilembabkan sebelum mele"ati sisa saluran
pernapasan bagian atas ke paru-paru. aerah penciuman adalah mukosa khusus
yang mengandung organ penciuman> penciuman menarik udara ke daerah ini.
)roses sentral dari neuron reseptor penciuman di epitel penciuman bersatu untuk
membentuk berkas saraf yang mele"ati lempeng kribiformis membentul bulbus
olfaktorius. Mukosa pernapasan dilapisi oleh epitel kolumnar berlapis semu
bersilia sedangkan mukosa penghidu dilapisi ole epitel kolumnar berlapis semu
tidak bersilia. %,'
*ambar &.2 Struktur Mukosa ?lfaktorius %&'
Membran penciuman secara histologi terletak di bagian superior dari
masing-masing lubang hidung. Secara medial, membran penciuman berlipat ke
ba"ah sepanjang permukaan superior septum> secara lateral, ia berlipat mele"ati
konka superior dan bahkan lebih dari sebagian kecil dari permukaan atas konka
media. alam setiap lubang hidung, membran penciuman memiliki luas permukaan sekitar &,2 sentimeter persegi. Sel-sel reseptor untuk sensasi bau
adalah sel olfaktorius, yang sebenarnya sel-sel saraf bipolar berasal berasal dari
sistem saraf pusat itu sendiri. Ada sekitar $$ juta sel-sel ini dalam epitel
penciuman diselingi antara sel-sel sustentacular. Akhir mukosa sel penciuman
membentuk tombol yang terdiri atas 2-&4 rambut penciuman %juga disebut silia
penciuman', berukuran diameter $,/ mikrometer dan panjang hingga &$$
mikrometer, yang mengasilkan lendir yang melapisi permukaan bagian dalam
6
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 7/21
rongga hidung. Hasil produksi silia penciuman ini membentuk tikar padat dalam
mukosa, dan bereaksi terhadap bau di udara dan merangsang sel-sel penciuman.
6arak antara sel-sel penciuman dalam membran penciuman banyak terdapat
kelenjar 9o"man kecil yang mengeluarkan lendir ke permukaan membran
penciuman. %/'
&.& @isiologi Hidung@ungsi fisiologis hidung dan sinus paranasal adalah sebagai fungsi respirasi
untuk mengatur kondisi udara %air conditioning', penyaring udara, humidifikasi,
penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan imunologik lokal> sebagai fungsi
penghidu karena terdapatnya mukosa olfaktorius dan reser0oir udara untuk
menampung stimulus penghidu. Sebagai fungsi fonetik yang berguna untuk
resonansi suara, membantu proses bicara dan mencegah hantaran suara sendiri
melalui konduksi tulang. Sebagai fungsi statik dan mekanik untuk meringankan
beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas serta sebagai refleks
nasal seperti refleks bersin dan napas berhenti jika terjadi iritasi mukosa hidung %'
<eseptor penciuman hanya memberikan respon terhadap zat yang
berhubungan dengan epitel penciuman dan dilarutkan dalam lapisan lendir tipisyang menutupinya. Ambang batas untuk zat penciuman ditunjukkan pada tabel
., menggambarkan sensiti0itas reseptor penciuman terhadap beberapa zat. %2'
7abel . Ambang 9atas )enciuman %2'
Senya"a Mg8( :dara;til ;ter 4,5/+loroform /,/$)iridin $,$/Minyak )ermen $,$&
odoform $,$&Asam 9utirat $,$$1)ropil merkaptan $,$$#BArtificial muskC $,$$$$2Metil merkaptan $,$$$$$$2
<eseptor untuk bau %penciuman' adalah kemoreseptor yang mendeteksi uap
kimia yang telah terhirup ke dalam rongga hidung bagian atas. Sama seperti
adanya reseptor rasa spesifik, pada hidung juga terdapat reseptor aroma tertentu,
dan penelitian menunjukkan bah"a manusia memiliki beberapa ratus reseptor
yang berbeda. +etika dirangsang oleh molekul uap, reseptor penciuman
7
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 8/21
menghasilkan impuls yang diba"a oleh saraf penciuman %ner0us kranial '
melalui tulang ethmoid sampai ke bulbus olfaktorius. )erjalanan impuls ini
berakhir di area penciuman lobus temporal. :ap dapat merangsang banyak
kombinasi reseptor, dan telah diperkirakan bah"a otak manusia mampu
membedakan antara $.$$$ aroma yang berbeda. %4'
&./ *angguan )enghidu&./. efinisi
*angguan penghidu disebut dengan DosmiaE yang mencakup anosmia,
hiposmia, disosmia serta agnosia. Anosmia adalah tidak bisa mendeteksi bau,
hiposmia adalah penurunan kemampuan dalam mendeteksi bau, disosmia adalahdistorsi identifikasi bau. isosmia dibagi menjadi parosmia dan panthosmia.
)arosmia adalah perubahan persepsi pembauan meskipun terdapat sumber bau,
biasanya bau tidak enak sedangkan phantosmia adalah persepsi bau tanpa adanya
sumber bau. Agnosia adalah tidak bisa menyebutkan atau membedakan bau,
"alaupun penderita dapat mendeteksi bau. *angguan penghidu dapat bersifat total
%seluruh bau', parsial %hanya sejumlah bau', atau spesifik %hanya satu atau
sejumlah kecil bau'. %4'
&./.& ;tiologiSecara umum kelainan penciuman dikelompokkan menjadi / yaitu kelainan
transpor %konduktif', kelainan sensoris dan gangguan saraf. *angguan transpor
disebabkan pengurangan stimulus yang sampai ke epitelium olfaktorius, misalnya
inflamasi kronik di hidung. *angguan sensoris disebabkan kerusakan langsung
pada neuroepitelium olfaktorius misalnya pada infeksi saluran pernapasan atas
atau polusi udara toksik. Sedangkan gangguan saraf disebabkan gangguan pada
bulbus olfaktorius dan jalur sentra olfaktorius misalnya pada penyakit
neurodegeneratif atau tumor intrakranial. 9eberapa penyakit yang disebabkan
karena gangguan transpor bau adalah rinitis alergi, rinosinusitis bakteri, kelainan
kongenital, neoplasma hidung, polip, de0iasi septum nasi, operasi hidung dan
infeksi 0irus. :ntuk kelainan yang disebabkan oleh gangguan sensoris yaitu obat-
obatan, neoplasma, terapi radiasi, paparan kimia toksik, infeksi 0irus. :ntuk
8
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 9/21
gangguan yang disebabkan oleh kelainan saraf adalah AIS, alkohol, penyakit
alzheimer, toksin kimia, asap rokok, diabetes mellitus, depresi, obat-obatan,
huntington’s chorea, hipotiroid, sindrom kallmann, malnutrisi, neoplasma,
neurosurgery, penyakit parkinson, trauma, defisiensi 0itamin 9& dan defiensi zat
besi. 9erdasarkan hasil penelitian Hey"ood et al. %11$' penyebab terjadinya
gangguan penghidu dikelompokkan atas gangguan obstruksi hidung dan sinus
%&$!', pasca infeksi saluran pernapasan atas %3!', cedera kepala %/&!',
penuaan %#!', penyebab lain %#!' dan idiopatik %$!'. )enelian lainnya juga
menambahkan penyebab terjadinya gangguan penghidu adalah kongenital dan
toksin. %&,/,2,#'
&.2 )emeriksaan )enciuman&.2.. Anamnesis
Anamnesa sangat penting dalam menegakkan diagnosa pasien, terutama
"aktu terjadinya gangguan. Apakah kelainan terjadi secara tiba-tiba atau
perlahan-lahan dalam "aktu yang lama. alam hal ini harus diingat untuk
meminta pasien mengingat kejadian yang berhubungan dengan temporal,
misalnya kecelakaan, pemakaian obat-obatan, atau infeksi akut seperti rinitis atau
rinosinusitis. 7etapi, pemeriksa juga harus berhati-hati agar tidak menginterpretasikan secara berlebihan kemungkinann penyebab kausatif yang
disampaikan oleh pasien. 6uga perlu ditanyakan apakah pasien sudah pernah
mengalami gejala seperti iniF apakah disertai dengan gejala lain misalnya keluar
sekret, hidung berair, hidung tersumbat, pernaasan hidung atau penyakit lain yang
bersamaan seperti tiroid, kardiopulmonari, hepatik, penyakit ginjal atau alergi.
<i"ayat gangguan pergerakan %tremor' atau gangguan dalam ingatan juga
ditanyakan. Apakah keluarga mempunyai ri"ayat parkinson atau alzeimer jugaharus die0aluasi. pertanyaan penting adalah apakah gangguan ini terus menerus
hadir atau hilang timbul. 6ika hilang timbul kemungkinan gangguan ini mengarah
ke gangguan sinonasal %konduktif'. *angguan penciuman paling sering terdapat
pada "anita dekade kedua sampai kelima. 6ika gangguan terjadi pada remaja atau
dua puluhan, gangguan metabolisme harus dicurigai. )enting juga ditanyakan
apakah gangguan yang dialami selama inhalasi atau ekshalasi dan apakah
memblokir satu atau kedua lubang hidung juga harus die0aluasi. )ada parosmia
9
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 10/21
dan panthosmia perlu dijelaskan baunya bagaimana. Selain itu juga perlu
ditanyakan apakah ada kelainan sensoris lain seperti pengecap dan penglihatan.
%,3'
&.2.&. )emeriksaan @isik )emeriksaan fisik 7H7 meliputi pemeriksaan hidung dengan rinoskopi
anterior, posterior dan nasoendoskopi untuk menilai ada atau tidaknya sumbatan
di hidung, seperti inflamasi, polip, hipertrofi konka, septum de0iasi, penebalan
mukosa, dan massa tumor akan mempengaruhi proses transport bau ke area
olfaktorius. %2'
&.2./. )emeriksaan )sikofisikal penciuman orthonasala. 7est penciuman sederhana9eberapa tes didasarkan pada beberapa bau atau odoran, karena mudah dan
komprehensif. amun, karena sebagian besar pemeriksaan ini termasuk
komponen 0erbal, kita harus mempertimbangkan pengaruh kognitif dan bahasa
pada tes tersebut. alam tes ini pasien diminta untuk menghidu alkohol, kopi,
minyak "angi dan skatol %feses'. Setelah itu pasien dicoba untuk menghidu
amoniak. Amoniak akan merangsang n. 7rigeminus bukan n. ?lfaktorius. 7es
sederhana ini mampu membedakan antara normosmia dan hiposmia 8 anosmia.
+euntungan pemeriksaan ini adalah durasi yang singkat> kerugiannya adalah
0aliditasnya relatif rendah sehubungan dengan hasil yang lebih rinci, sehingga
menyebabkan tes ini tidak cocok untuk konteks medikolegal dan setidaknya pada
e0aluasi secara indi0idual dan e0aluasi untuk terapi. %,1'
b. 7es Sniffin Sticks
7es ini untuk menilai kemosensoris dari penghidu dengan alat yang berupa pena. 7es ini dipelopori working group olfaction and gustation di 6eman dan
pertama kali oleh Hummel dan ka"an-ka"an. )anjang pena 2 cm dengan
diameter ,/ cm yang berisi 2 ml odoran dalam bentuk tampon dengan pelarutnya
propylene glycol. Alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan ini adalah tutup mata
dan sarung tangan yang bebas dari odoran. 7es dilakukan dengan cara membuka
tutup pena selama / detik dan diletakkan & cm di depan hidung, tergantung yang
diuji hidung sebelah kiri atau sebelah kanan. ari 7es ini dapat diketahui tiga
10
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 11/21
komponen, yaitu ambang penghidu %Treshold 87', diskriminasi penghidu
% Discrimination8', dan identifikasi penghidu % Identification8I'. :ntuk ambang
penghidu %7' digunakan n-butanol sebagai odoran. 7es ini menggunakan triple
forced choice paradigma yaitu metode bertingkat tunggal dengan / pilihan
ja"aban. )engujian dilakukan dengan pengenceran n-butanol, dimulai dengan 2!
n-butanol, dan dilanjutkan menjadi # serial pengenceran dengan perbandingan
=& dengan pelarut aGua deionisasi. 7es dilakukan dengan menggunakan / buah
pena dalam urutan acak, & pena berisi larutan dan pena berisi odoran.
)emeriksaan dilakukan dalam "aktu &$ detik. Skor yang diberikan untuk ambang
penghidu adalah $ sampai #. :ntuk diskriminasi penghidu %', dilakukan dengan
menggunakan / pena secara acak dimana & pena berisi odoran yang sama dan
pena ke-/ berisi odoran yang berbeda. )asien disuruh menentukan mana odoran
yang berbeda dari / pena tersebut. )emeriksaan / serangkai pena ini dilakukan
&$-/$ detik. Skor untuk diskriminasi penghidu adalah $ sampai #. :ntuk
identifikasi penghidu %I', tes dilakukan dengan menggunakan # odoran yang
berbeda, yaitu jeruk, anis %adas manis', shoe leather %kulit sepatu', peppermint,
pisang, lemon, liGuorice %akar manis', clo0es %cengkeh', cinnamon %kayu manis',
turpentine %minyak tusam', ba"ang putih, kopi, apel, nanas, ma"ar dan ikan.:ntuk satu odoran yang betul diberi skor , jadi nilai skor untuk tes identifikasi
penghidu antara $-#. Inter0al antara pengujian minimal /$ detik untuk proses
desensitisasi dari ner0us olfaktorius. :ntuk menganalisa fungsi penghidu
seseorang digunakan skor 7I %Treshold/ Discrimination/ Identification'. Hasil
dari ketiga subtes DSniffin Sticks” dinilai dengan menjumlahkan nilai 7--I.
engan rentangan skor -25, bila skor 4 dikategorikan anosmia, #-&1
dikategorikan hiposmia, dan /$ dikategorikan normosmia./$ 7es inimenggambarkan tingkat dari gangguan penghidu, tapi tidak menerangkan letak
anatomi dari kelainan yang terjadi. %2'
11
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 12/21
*ambar &.4 Alat Sniffin Sticks %&$'
*ambar &.# ara melakukan tes Sniffin Sticks %&'
c. University of ennsylvania Smell Identification Test %:)SI7'
7est ini berkembang di Amerika, pada tes ini terdapat 2 buku yang masing-
masing berisi $ odoran. )emeriksaan dilakukan dengan menghidu buku uji,
dimana didalamnya terkandung $-4$J odoran. Hasilnya pemeriksaan akan
dibagi menjadi # kategori yaitu normosmia, mikrosmia ringan, mikrosmia sedang,
mikrosmia berat, anosmia, dan malingering %kepura-puraan'. %2'
12
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 13/21
*ambar &.3 Alat :)SI7 tes %&&'
d. !ross"!ultural Smell Identification Test %SI7'7es ini membutuhkan pasien untuk mengidentifikasi bau dari daftar empat
pengidentifikasi. alam beberapa pilihan paksa prosedur, & odor diuji. ?dor
mikroenkapsulasi dilekatkan pada kertas, dan dapat dilepaskan dengan
menggosok kertas dengan pensil. tes ini memiliki 0alidasi yang baik.dan
memungkinkan dilakukan oleh pasien tanpa bantuan. %1'
e. #uropean Test of $lfactory !apa%ilities
7es ini menggunakan & odor didalam botol gelas kaca. ilakukan dua prosedur yaitu pertama mengidentifikasi salah satu dari 2 botol yang berisi
odoran, kemudian mengidentifikasi dari 2 daftar odoran seperti pada pilihan
ganda. %1'
f. &urcher 'iechtest
7es ini mencakup 2 odor dalam disk yang disebut bau, odor harus
diidentifikasi dari / item. isk dapat digunakan kembali dan dapat diterapkan
oleh pasien tanpa bantuan. tes telah di0alidasi dalam sampel yang relatif kecil. %1'
g. !onnecticut !hemosensory !linical 'esearch !enter Test %<'7est ini dapat mendeteksi ambang penghidu, identifikasi odoran, dan
e0aluasi ner0us trigeminal. :ntuk ambang penghidu digunakan larutan butanol
2! dan diencerkan dengan aGua steril dengan perbandingan =/, sehingga didapat
5 pengenceran pada 5 tempat yang berbeda. 7empat untuk butanol 2! diberi
nomor $, dilanjutkan dengan pengenceran diberi sampai nomor 5. alam
melakukan test dimulai dari nomor 5, nomor 3 dan seterusnya sampai nomor $.
:ntuk menghindari bias pasien disuruh menentukan mana yang berisi odoran
13
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 14/21
tanpa perlu mengidentifikasikannya. Ambang penghidu didapat bila ja"aban betul
/-4 kali berturut-turut tanpa kesalahan. )emeriksaan dikerjakan bergantian pada
hidung kiri dan kanan, dengan menutup hidung kiri bila memeriksa hidung kanan
atau sebaliknya. 7es kedua yaitu identifikasi penghidu, dengan menggunakan 5
odoran yang harus diidentifikasi dari # item. ilai ambang dan identifikasi
dikalkulasikan dan dinilai sesuai skor <. Hasil dari ambang dan tes
identifikasi dikombinasikan menjadi skor gabungan, rata-rata dari dua tes. Skor 4
poin atau lebih menunjukkan normosmia, skor antara & dan 2,4 poin menunjukkan
penurunan fungsi penciuman dalam hal hiposmia, dan skor kurang dari & poin
menunjukkan anosmia fungsional. %2,1,&/'
*ambar &.5 Alat tes < %&/'
h. 7 K 7 Test
7es ini dikembangkan di 6epang oleh )rofesor S@ 7akagi dan )rofesor 9
7oyoda. 7es ini menggunakan 4 odoran %alkohol ("phenylethyl) metil
cyclopentenolone, asam iso0aleric, undecalactone, scatole' dalam 5 konsentrasi.
7es dimulai dari konsentrasi yang paling kecil, pertama pada ambang persepsi
ketika konsentrasi odoran yang pertama kali dirasakan oleh pasien, sedangkanambang identifikasi adalah konsentrasi odoran yang benar-benar dirasakan oleh
pasien. %1'
&.2.2. )emeriksaan )sikofisikal penciuman retronasal)enciuman retronasal mencerminkan persepsi bau melalui makan dan
minum.penciuman retronasal terjadi hampir secara eksklusif dalam konteks
asupan makanan dan minuman, tetapi sebagian besar keliru untuk persepsi
14
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 15/21
rasa.test retronasal pertama kali dikenalkan oleh *uttich yang menemukan cara
untuk mengekspos kepura-puraan dalam in0estigasi medikolegal. Ide dasarnya
bah"a orang anosmia tidak bisa merasakan taste dari cairan yang diberikan ke
mulut. 6ika orang yang diduga anosmia masih bisa mengidentifikasi taste cairan
ini mengindikasikan persepsi bau. 9agaimanapun, tes ini tidak terstruktur dan
tidak dipercaya. Aachen DrhinotestE adalah sebuah tes retronasal yang
menggunakan # odoran ssemprot yang diberikan ke mulut. Indi0idu diminta untuk
memilih kualitas odor dari # bahan %bunga, menjijikkan, buah-buahan, kismis,
menyegat dan pedas'. Sebuah tes yang dikembangkan di jepang odoran sejenis
prosultiamine %bau ba"ang putih' yang diberikan secara intra0ena dan diharapkan
pasien dapat merasakan bau. 7est retronasal lainnya adalah taste powder dimana
&$ bubuk sampel makanan dan pedasdiberikan ke mulut dan diidentifikasi oleh
pasien. %1'
&.2.4. )emeriksaan untuk parosmia dan panthosmia:ntuk penegakan diagnosa parosmia dan panthosmia semata-mata hanya
berdasarkan pada laporan pasien. )emeriksaannya diberikan skor dengan sistem
sebagai berikut=a. @rekuensi kejadian= harian L poin, sebaliknya L $ poin
b. Intensitas= sangat kuat L poin, sebaliknya L $ poinc. ;fek sosial %misalnya penurunan berat badan, perubahan kebiasaan yang
signifikan'= iya L poin, tidak L $ poinSkor total menandakan tingkatan kelainan. 7emuan untuk mendukung
diagnosis gangguan bau kualitatif adalah nilai rendah dalam tes identifikasi bau
dan 0olume bulbus olfactorius yang kecil dibandingkan dengan pasien dengan
penciuman utuh. 7erakhir mungkin menunjukkan penurunan angka interneuron
bulbus olfactorius, sehingga mengurangi hambatan lateral, yang pada gilirannya,
dapat menghasilkan disfungsi penciuman kualitatif. %1'
&.2.#. )emeriksaan pencitraan)emeriksaan ini bertujuan untukmenyingkirkan kelainan intrakranial dan
e0aluasi kondisi anatomis hidung, misalnya pada kasus tumor otak atau kelainan
di hidung. )emeriksaan foto polos kepala tidak banyak memberikan data
kelainan-kelainan ini dan jarang digunakan. )emeriksaan tomografi komputer %7
Scan' merupakan pemeriksaan yang paling berguna untuk memperlihatkan adanya
massa, penebalan mukosa atau adanya sumbatan pada celah olfaktorius.
15
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 16/21
)emeriksaan ini juga efektif untuk menilai penyakit inflamasi traktus sinonasal
dan juga dapat menilai struktur tulang yang berdekatan dengan jalur olfaktorius
misalnya etmoid dan lempeng kribiformis. 7 Scan koronal terutama bermanfaat
untuk menilai anatomi paranasal. )emeriksaan *agnetic 'esonance Imaging
%M<I' merupakan pemeriksaan yang lebih sensitif untuk kelainan pada jaringan
lunak seperti bulbus olfaktorius, traktus dan parenkim kortikal. )emeriksaan ini
dilakukan bila ada kecurigaan adanya tumor. )emeriksaan pencitrraan lainnya
seperti ositron #mission Tomography %);7', functional M<I %fM<I' dan Single"
roton #mission !omputed Tomography %S);7' memiliki kegunaan yang terbatas
untuk saat sekarang. %2,5'
&.2.3. )emeriksaan elektrofisiologis fungsi penghidua. $lfactory #vent"'elated otentials %;<)'
;<) adalah salah satu pemeriksaan fungsi penghidu dengan memberikan
rangsangan odoran intranasal, dan dideteksi perubahan pada
elektroencephalogram %;;*'. <angsangan odoran untuk memperoleh
kemosensori ;<)s harus dengan konsentrasi dan durasi rangsangan yang tepat.
aktu rangsangan yang diberikan antara -&$ mili detik. 6enis zat yang digunakan
adalah 0anilin, phenylethyl alkohol, dan H&S. %2'
b. #lektro"$lfactogram %;?*')emeriksaan ini dilakukan dengan menempatkan elektroda pada permukaan
epitel penghidu dengan tuntunan endoskopi. +adang pemeriksaan ini kurang
nyaman bagi pasien karena biasanya menyebabkan bersin pada "aktu
menempatkan elektroda di regio olfaktorius dihidung. %2'
&.4 )enatalaksanaan&.4. *angguan transpor penciuman
7erapi untuk pasien dengan gangguan transportasi penciuman karena rhinitis
alergi, rhinitis dan sinusitis bakteri, polip, neoplasma, dan kelainan struktur rongga hidung dapat dilakukan secara rasional dan dengan kemungkinan tinggi
perbaikan. )era"atan berikut ini sering efektif dalam memulihkan indera
penciuman= %' manajemen alergi> %&' terapi antibiotik> %/' terapi glukokortikoid
topikal dan sistemik> dan %2' operasi untuk polip hidung, de0iasi septum hidung,
dan sinusitis hiperplastik kronis. %&'
&.4.& *angguan sensoris penciuman
16
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 17/21
7idak ada pengobatan yang menunjukkan keberhasilan untuk gangguan
penciuman sensorineural. :ntungnya, pemulihan spontan sering terjadi. 9eberapa
dokter menganjurkan terapi zat besi dan 0itamin. efisiensi zat besi yang
mendalam pasti dapat menyebabkan kerugian dan distorsi dari indera penciuman,
tapi itu bukan masalah klinis kecuali di "ilayah geografis yang sangat terbatas.
7erapi 0itamin telah didominasi dalam bentuk 0itamin A. degenerasi epitel yang
berhubungan dengan kekurangan 0itamin A dapat menyebabkan anosmia, namun
kekurangan 0itamin A bukanlah masalah klinis umum di masyarakat barat.
)aparan asap rokok dan bahan kimia beracun lainnya di udara dapat menyebabkan
metaplasia dari epitel penciuman. )emulihan spontan dapat terjadi jika paparan
dihentikan. ?leh karena itu, konseling pasien sangat membantu dalam kasus ini.%&'
&.4./ *angguan saraf penciumanSeperti disebutkan sebelumnya, lebih dari setengah dari orang yang lebih
tua dari usia #$ menderita disfungsi penciuman. 7idak ada pengobatan yang
efektif untuk presbyosmia tetapi penting untuk mendiskusikan masalah ini
dengan pasien usia lanjut. Selain itu, manfaat langsung dapat diperoleh dengan
mengidentifikasi masalah a"al> insiden kecelakaan gas alam yang berhubungan
amat tinggi pada orang tua, mungkin karena sebagian hilangnya pemciuman
bertahap. 9anyak pasien yang lebih tua dengan disfungsi penciuman mengalami
penurunan sensasi rasa dan merasa perlu untuk rasa yang belebih pada makanan.
Metode yang paling umum adalah dengan meningkatkan jumlah garam dalam diet
mereka. +onseling hati-hati dapat membantu pasien mengembangkan strategi
yang sehat untuk menangani rasa penurunan penciuman. %&'
&.4.2 Managemen panthosmia)engelolaan phantosmia ber0ariasi, salah satu terapi sederhana dan aman
yang telah efektif pada banyak pasien adalah untuk menanamkan empat saline
tetes hidung dalam lubang hidung yang terkena dalam posisi kepala di ba"ah dan
ke depan . Hal ini mungkin efektif melalui penyumbatan pada saluran udara
hidung atas. i ;ropa, Nilstorff dan @ikentscher dan <asinski telah menggunakan
kokain topikal hidroklorida langsung pada mukosa penciuman> amun, beberapa
pengobatan ulangan diperlukan, dan dokter lainnya juga mendapatkan hasil yang
sama. Selain itu, kemampuan penciuman yang hilang total pada satu pasien yang
17
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 18/21
menggunakan pengobatan ini setiap hari selama beberapa tahun . Ahli bedah saraf
telah melakukan olfactory %ul%ectomy melalui pendekatan kraniotomi bedah saraf
untuk mengurangi phantom odor . Meskipun pasien yang telah menjalani operasi
ini sangat senang bisa menyingkirkan bau hantu mereka, disisi lain mereka tidak
lagi memiliki kemampuan dalam penciuman. 6ika kedua bagian hidung dioperasi,
mereka akan benar-benar mengalami anosmia. (eopold et al ., telah berhasil
mengelola phantosmia dengan mengangkat epitel penciuman dari bagian ba"ah
lempeng kribiformis. +euntungan prosedur ini tampaknya bah"a kemampuan
penciuman tidak ire0ersibel pada beberapa orang. %/'
&.# )rognosis
Hasil dari disfungsi penciuman sebagian besar tergantung pada etiologi.
isfungsi penciuman karena adanya obstruksi yang disebabkan oleh polip,
neoplasma, pembengkakan mukosa, atau de0iasi septum adalah re0ersibel. +etika
obstruksi dilepaskan, kemampuan penciuman dapat kembali. +ebanyakan pasien
yang kehilangan indra penciuman mereka selama infeksi saluran pernapasan atas
benar-benar memulihkan kemampuan penciuman, amun, sejumlah kecil pasien
tidak pernah sembuh setelah adanya gejala lain dari penyembuhan infeksi. :ntuk
alasan yang tidak jelas, pasien sebagian besar perempuan dalam dekade keempat,kelima, dan keenam. )rognosis untuk pemulihan umumnya jelek. +emampuan
identifikasi penciuman dan ambang batas semakin menurun seiring bertambahnya
usia. 7rauma kepala ke daerah frontal paling sering menyebabkan hilangnya
penciuman, meskipun total anosmia adalah lima kali lebih mungkin dengan
pukulan oksipital. )emulihan fungsi penciuman setelah trauma tengkorak
traumatis hanya $ ! dan kualitas kemampuan penciuman pasca - pemulihan
biasanya jelek. )aparan racun seperti asap rokok dapat menyebabkan metaplasiadari epitel penciuman. )emulihan dapat terjadi dengan penghapusan agen
penyebab. %&'
18
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 19/21
9A9 III +;SIM):(A
a *angguan penghidu disebut dengan DosmiaE yang mencakup anosmia,
hiposmia, disosmia serta agnosia. Secara umum kelainan penciuman
dikelompokkan menjadi / yaitu kelainan transpor %konduktif', kelainan
sensoris dan gangguan saraf. b engan menggunakan anamnesa yang cermat, pemeriksaan fisik, tes
kemosensori, dan studi pencitraan penyebab terjadi serta diagnosa gangguan
penghidu dapat kita tentukan.c )emeriksaan penciuman yang dapat dilakukan untuk pasien dengan
gangguan penghidu antara lain tes penciuman sederhana, Sniffin Sticks)
!ross"!ultural Smell Identification Test %SI7', University of
ennsylvania Smell Identification Test %:)SI7', !onnecticut !hemosensory
!linical 'esearch !enter Test %<-7est' dan pemeriksaan psikofisikal
penciuman retronasal.d )emeriksaan lainnya yaitu pemeriksaan elektrofisiologis fungsi penghidu
dan pemeriksaan pencitraan seperti 7 Scan dan M<I.
19
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 20/21
A@7A< ):S7A+A
.Moore +(, Agur AM<. ;ssential linical Anatomy. /rd ed. :SA= (ippincott
illiams K ilkins> &$$3.&.(al"ani A+. urrent iagnosis K 7reatment In ?tolaryngology - Head K
eck Surgery :nited States of America= Mc *ra" Hill> &$$3./.ummings , @lint ), Haughey 9H, <obbins +7, 7homas 6<, Harker
(A, et al. ummings ?tolaryngology= Head K eck Surgery. 2th ed.
)hiladelphia= Mosby> &$$4.
2.Huriyati ;, 9udiman 96, el0ia 7. *angguan @ungsi )enghidu. <epository:nand. &$/ 6un.4.(eopold , airns , Holbrook ;H, oell A. isorders of 7aste and
Smell. O?nlineP.> &$2 Ocited &$2 4 2. A0ailable from=
http=88emedicine.medscape.com8article85#&2&-o0er0ie"Qa"&aab#b&.#.Sloane ;. Anatomi dan @isiologi untuk )emula 6akarta= ;*> &$$/.3.<ohmanah . @ungsi Hidung Manusia. O?nlineP.> &$/ Ocited &$2 May /.
A0ailable from= http=88blogging.co.id8fungsi-hidung.5.<anti S(. Hiposmia. O?nlineP.> &$& Ocited &$2 May /. A0ailable from=
http=88skydrugz.blogspot.com8&$&8$8refarat-hiposmia.html.
1.;llis H. linical Anatomy. th ed. Australia= 9lack"ell )ublishing> &$$#.$.)erdhana (. Anatomi @isiologi Hidung. O?nlineP.> &$/ Ocited &$2 May /.
A0ailable from= http=88medicina-islamica-lg.blogspot.com8&$/8$58anatomi-
fisiologi-hidung-nasus.html..Soepardi ;A, Iskandar , 9ashiruddin 6, <estuti <. 7elinga, Hidung,
7enggorok, +epala dan (eher. #th ed. 6akarta= @+ :I> &$$3.&.7hedjo S. Anatomi @isiologi Hidung. O?nlineP.> &$& Ocited &$2 4 /.
A0ailable from= http=88kusakabeyou.blogspot.com8&$&8$18anatomi-fisiologi-
hidung.html.
/.*uyton A, Hall 6;. 7eRtbook of Medical )hysiology. th ed. )ennsyl0ania=;lse0ier Saunders> &$$#.2.*anong @. <e0ie" of Medical )hysiology. &&nd ed. :nited States America=
Mc *ra" Hill ompanies> &$$4.4.Scanlon , Sanders 7. ;ssentials of Anatomy and )hysiology. 4th ed. :nited
States of America= a0is ompany> &$$3.#.<a0i0 6<, +ern <. hronic <hinosinusitis and ?lfactory ysfunction= An
:pdate. In Hummel 7, elge-(ussen A. 7aste and Smell. S"itzerland= S.
+arger A*> &$$#. p. $5-&2.3.elge-(uessen A, (eopold A, Mi"a 7. Smell and 7aste isorder-
iagnostic and linical ork :p. In elge-(uessen A, Hummel 7.
20
7/25/2019 Referat Thtaa
http://slidepdf.com/reader/full/referat-thtaa 21/21
Management of Smell and 7aste isorders. :nited States of America=
7hieme> &$2.5.oty <(, 6ackman AH. ?lfaction and *ustation. In Sno" 69, ackym )A,
9allenger 66. 9allengerTs ?torhinolaryngology= Head and eck Surgery.
India= )eoplesTs Medical )ublishing House> &$$1. p. 2#4-23/.1.Hummel 7, Hummel , elge-(uessen A. Assesment of ?lfaction and
*ustation. In elge-(uessen A, Hummel 7. Management of Smell and 7aste
isorders. :nited States of America= 7hieme> &$2.&$.Anonim. Medisense. O?nlineP. Ocited &$2 4 2. A0ailable from=
http=88smelltest.eu8en8product8burghart-sniffin-sticks-discrimination-test8.&.Anonim. Monell. O?nlineP. Ocited &$2 4 2. A0ailable from=
http=88fla0or.monell.org8Ujlundstrom8research!&$beha0ior.html.&&.oty <(. Smell and the egenerating 9rain. O?nlineP.> &$/ Ocited &$2 4 2.
A0ailable from= http=88""".the-scientist.com8Farticles.0ie"8articleo8/3#$/8title8Smell-and-the-egenerating-9rain8.
&/.anez 6, 7oledao A, Serrano ;, Martin de <osales AM, <odriguez @9,arona ). haracterization of a clinical olfactory test "ith an artificial nose.
@rontiers in euroengineering. &$& @eb> 4%'.
21