Download - Profil Dinkes Kota Batam 2011
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
1/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 1
BAB I
P E N D A H U L U A N
1.1.
LATAR BELAKANG
Menjalankan amanat UUD 1945
dengan meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang merupakan upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui
pembangunan kesehatan yang terintegrasi
dan berkesinambungan yang merupakan
tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia,
baik pemerintah, swasta dan seluruh
masyarakat tanpa pengecualian.
Upaya kesehatan, pembiayaan
kesehatan, sumber daya manusia
kesehatan, penyediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan serta manajemen
dan informasi kesehatan serta
pemberdayaan masyarakat merupakan
pokok-pokok pembangunan kesehatan yang
dilaksanakan secara realistis dan terarah
yang berazaskan pada perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan
merata, serta pengutamaan dan manfaat
dengan perhatian khusus pada penduduk
rentan, seperti ibu, anak, manusia usia
lanjut dan keluarga miskin.
CHAPTER I
INTRODUCTION
1.1. BACKGROUNDRunning the 1945 Constitution to
increase the awareness, willingness and
ability to live a healthy life for everyone is
an effort to improve public health through
the optimal development of integrated and
sustainable health care is the responsibility
of the whole people of Indonesia, including
government, private sector and the rest of
society without exception.
Health improvement, health
financing, human resources, provision of
pharmaceutical, medical device and food as
well as information management and
health and community empowerment are
key points of the health development
realistically implemented and directed the
based on humanity, empowerment and
independence, fair and equitable , as well as
preferential treatment and benefits with
special attention to vulnerable populations,
such as women, children, the elderly and
poor families.
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
2/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 2
Pelaksanaan pembangunan yang
berkesinambungan dan bertahap melalui
rangkaian kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian danpengawasan serta pertanggung-jawaban
yang transparan dan akuntabel, diharapkan
mampu menjawab tantangan, dinamika
perubahan lingkungan baik regional,
nasional maupun internasional serta
memanfaatkan peluang-peluang yang
mendukung terwujudnya pembangunan
yang berdaya dan berhasil guna bagi setiap
orang.
Rencana pembangunan disusun
sebagai strategi untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan yang menuntut
kerja sama semua pihak, kerja sama lintas
program dan lintas sektor, masyarakat
maupun unsur swasta melalui kemitraan
dan senantiasa proaktif untuk mampu dan
siap dalam menjawab tantangan yang ada.
Profil kesehatan merupakan wujud
hasil kemitraan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan manajemen dan informasi
kesehatan sebagai salah satu media
monitoring dan evaluasi gerak
pembangunan dengan berbagai indikator
dan menjadi pertimbangan strategis dalam
penyusunan rencana pembangunan pada
masa berikutnya.
Penyusunan Profil Kesehatan Kota
Batam disusun dan diterbitkan setiap tahun
Implementation of sustainable
development and gradually through a series
of planning, implementation, control and
supervision and accountability in atransparent and accountable, is expected to
address the challenges, the dynamics of
environmental changes in regional, national
and international levels as well as take
advantage of opportunities that support the
realization of a powerful development and
effective for everyone.
Development plan drawn up as a
strategy to achieve health development
requires cooperation of all parties, working
together across programs and across
sectors, civil society and the private sector
through partnerships and always able and
ready to be proactive in responding to the
challenge.
Health profile is a form of
partnership results of the various parties in
an effort to improve the management and
health information as one of the media
monitoring and evaluation of motion with
various indicators of development and
strategic considerations in the preparation
of development plans in the next period.
Preparation of Batam City Health Profiles
compiled and published annually that
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
3/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 3
yang memuat berbagai data dan informasi
tentang kesehatan gambaran derajat
kesehatan masyarakat Kota Batam, selalu
diupayakan menjadi sumber informasi yangkomunikatif, aktual, terpercaya dan
bermanfaat bagi semua.
1.2. TUJUAN1.2.1. Tujuan Umum
Diperolehnya gambaran kondisi
derajat kesehatan masyarakat dan sebagai
hasil penyelenggaraan pembangunan
kesehatan Kota Batam pada tahun 2011.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya informasi tentanggambaran umum Kota Batam
yang meliputi data demografi,
pendidikan, geografi dan sosial
ekonomi dan faktor yang
mempengaruhi (determinant
factor) derajat kesehatan
masyarakat Kota Batam tahun
2011.
b. Diperolehnya informasi tentangsituasi derajat kesehatan baik
angka kematian (mortalitas),
angka kesakitan (morbiditas)
dan status gizi masyarakat Kota
Batam tahun 2011.
c. Diperolehnya informasi tentangupaya kesehatan baik
contains various data and information
about the picture of health public health
Batam, has always strived to be the source
of communicative information, current,reliable and beneficial to all.
1.2 PURPOSE1.2.1. General Purpose
Obtaining a picture of the health of
society and as a result of the
implementation of health development of
Batam in 2011.
1.2.2. Special Purpose
a. Obtaining information on the
general description of Batam
which includes demographic
data, education, geography and
economic and social factors
that influence the (determinant
factor) the health of the people
of Batam in 2011.
b. Obtaining information on the
situation of the health of both
the death rate (mortality),
morbidity (morbidity) and the
nutritional status of Batam in
2011
c. Obtaining information about
both the health efforts of
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
4/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 4
pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan
dan penunjang termasuk
indikator kinerja StandarPelayanan Minimal bidang
kesehatan dengan berbagai
program kesehatan yang
diselenggarakan di Kota Batam
Tahun 2011
d. Diperolehnya informasi tentangsituasi sumber daya kesehatan
termasuk sarana kesehatan,
sumber daya manusia
kesehatan dan pembiayaan
kesehatan Kota Batam Tahun
2011.
1.3. MANFAAT1.3.1. Bagi Dinas Kesehatan
Profil kesehatan merupakan
gambaran hasil kinerja Dinas Kesehatan dan
jajarannya dan seluruh masyarakat Kota
Batam yang dapat dijadikan evaluasi dan
dasar penyusunan perencanaan dalam
rangka peningkatan, perbaikan dan
pengembangan pembangunan di bidang
kesehatan dalam wilayah Kota Batam
dimasa depan.
1.3.2. Bagi Pemerintah Kota
Profil kesehatan dapat dijadikan
informasi/bahan pertimbangan bagi stake
primary health care, health care
referral and support, including
Minimum Service Standards
performance indicators ofhealth with a variety of health
programs held in Batam Year
2011
d. Obtaining information on the
situation of health resources
including health care, health
human resources and health
financing Batam Year 2011.
1.3. BENEFITS
1.3.1. For Public Health
Health profile is an overview of performance
results and the Health Department staff and
the entire people of Batam which can be
used as the basis for the evaluation and
planning in order to improve, repair and
development of health development in the
area of Batam in the future.
1.3.2. For the City
Health profiles can be used as information /
material consideration for stakeholders in
making policy decisions and establish the
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
5/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 5
holder dalam membuat kebijakan untuk
pengambilan keputusan serta menetapkan
konsep pembangunan bidang kesehatan.
1.3.3. Bagi Masyarakat
Masyarakat sebagai sasaran dalam
pembangunan kesehatan yang dapat
merasakan langsung upaya pembangunan
kesehatan, sehingga profil kesehatan ini
merupakan informasi atas pelaksanaan
pembangunan kesehatan yang telah
dilaksanakan.
1.4. SISTEMATIKA PENULISANPenyusunan profil kesehatan Kota
Batam Tahun 2011 mengacu kepada
petunjuk teknis Departemen Kesehatan RI
tahun 2011, dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
1.4.1. BAB IBerisikan pendahuluan yang
menyajikan tentang latar belakang, tujuan,
manfaat serta sistimatika penulisan profil
kesehatan Kota Batam tahun 2011.
1.4.2. BAB IIMemuat tentang gambaran umum
Kota Batam yang meliputi letak geografis,
demografi, administratif dan informasi
umum lainnya, serta menggambarkan
faktor-faktor berpengaruh (determinan)
terhadap kesehatan dan faktor lainnya.
concept of health development.
1.3.3. For the Community
Society as a target in the development of
health that can be felt directly in health
development efforts, so that this health
profile is information on the implementation
of health development that has been
implemented.
1.4 Systematics of the WritingPreparation of the health profile of
Batam Year 2011 refers to the technical
guidelines of RI Department of Health in
2011, with the systematics of writing as
follows:
1.4.1. CHAPTER I
Contains an introduction that
presents the background, objectives,
benefits and systematic writing of the
health profile of Batam in 2011.
1.4.2. CHAPTER II
Contains an overview of the City of
Batam which include geographic,
demographic, administrative and other
general information, and described
influencing factors (determinants) of health
and other factors.
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
6/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 6
1.4.3. BAB III
Bagian ini menguraikan situasi
derajat kesehatan di Kota Batam yang
disajikan berdasarkan indikator kesehatan
berupa angka kesakitan, angka kematian
dan status gizi masyarakat Kota Batam.
1.4.4 BAB IVBab ini menguraikan tentang
pelayanan kesehatan dasar,pelayanan
kesehatan rujukan dan penunjang,
pemberantasan penyakit menular,
pembinaan kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar,perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan.
Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan
dalam bab ini juga mengakomodir indikator
kinerja Standar Pelayanan Kesehatan (SPM)
bidang kesehatan serta pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan di
Kota Batam.
1.4.5 BAB VBab V menyajikan tentang sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan
lainnya pada tahun 2011 di Kota Batam.
1.4.6 BAB VIBab ini merupakan kesimpulan
tentang hal-hal penting yang perlu
diperhatikan dan mengemukakan hal-hal
yang dianggap masih kurang serta telaahan
1.4.3. CHAPTER IIIThis section describes the health
situation in Batam are presented based on
health indicators of morbidity, mortality and
nutritional status of people of Batam.
1.4.4. CHAPTER IVThis chapter describes the basic
health services, health care referral and
support, eradication of communicable
diseases, environmental health coaching
and basic sanitation, improved nutrition,
pharmacy services and medical devices.
Health care efforts outlined in this chapter
also accommodate working indicators of
Health Services Standard (MSS) in health
and other health services are organized in
the city of Batam.
1.4.5. CHAPTER VChapter V presents the health
infrastructure, health, health financing and
other health resources by 2011 in the city of
Batam.
1.4.6. CHAPTER VIThis chapter is a conclusion about
the important things that need attention
and suggests things that are considered to
be still lacking and further research paper in
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
7/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 7
lebih lanjut dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Bab VI juga
memuat tentang keberhasilan yang telah
dicapai selama tahun 2011 untuk dapatdipedomani.
1.4.7 LAMPIRANLampiran terdiri dari 79 tabel yang
merupakan pencapaian upaya kesehatan
berdasarkan indikator sesuai dengan
program kesehatan terkait dengan
responsive gender.
the framework of the
implementation of health development.
Chapter VI also contains about the success
that has been achieved during the year2011 to be guided.
1.4.7. APPENDIX
Appendix consists of 79 tables
which are based on the achievement of
health improvement indicators in
accordance with related health programs
gender-responsive.
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
8/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 8
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
9/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 9
BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA BATAM
2.1.
KEADAAN GEOGRAFIS
Peraturan Daerah Nomor 2 tahun
2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Batam Tahun 2004 2014, Kota Batam
terletak antara O02529 - 101500 Lintang
Utara dan 103034 35- 104026 04 Bujur
Timur. Dengan luas wilayah 3.990 Km2
terdiri dari luas wilayah daratan 1.380,85
Km2 dan luas wilayah laut 2.950 Km2. Kota
Batam secara geografis mempunyai letak
yang sangat strategis, yaitu pada jalur
pelayaran dunia internasional, berdasarkan
wilayah daratan Kota Batam terdiri dari
lebih dari 400 pulau, 329 pulau diantaranya
telah bernama, termasuk didalamnya pulau-
pulau yang berada pada periper dalam
batasan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berbatas dengan negara
tetangga yakni Singapore dan Malaysia.
Secara geografis Kota Batam berbatasan
dengan :
CHAPTER II
GENERAL CITY BATAM
2.1. GEOGRAPHIC SITUATION
Regional Regulation No. 2 of 2004
on Spatial Planning of Batam Year 2004 to
2014, Batam lies between O025'29 "-
1015'00" north latitude and 103 034 '35 "-
1040 26' 04" East Longitude. With an area
of 3990 km2 of land area 1380.85 km2 and
2950 km2 of marine area. Batam city
geographically has a very strategic location,
on the international shipping lines, based on
land area of Batam consists of over 400
islands, 329 islands of which have been
named, including the islands that are at
periper within the limits of the Republic of
Indonesia bounded by neighboring countries
namely Singapore and Malaysia. Batam is
geographically adjacent to:
Utara : Selat Singapura
Selatan : Wilayah Kecamatan Senayang Kabupaten
Lingga
Barat : Wilayah Kecamatan Moro Kabupaten
Karimun.
Timur : Wilayah Kecamatan Bintan Utara Kabupaten
Bintan
Nort : Selat Singapura
Sout : Wilayah Kecamatan Senayang Kabupaten
Lingga
West : Wilayah Kecamatan Moro Kabupaten
Karimun.
East : Wilayah Kecamatan Bintan Utara Kabupaten
Bintan
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
10/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 10
Keadaan geologi wilayah Kota
Batam seperti daerah lainnya dalam wilayah
paparan kontinental provinsi Kepulauan
Riau yang terdiri pulau-pulau yang tersebarmerupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan
dari daratan pra tersier yang membentang
dari semenanjung Malaysia dan pulau
Singapura pada bagian Utara sampai
dengan pulau-pulau Moro dan Kundur serta
Karimun di bagian Selatan. Kota Tanjung
Pinang yang merupakan pusat
pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau dan
Kabupaten Bintan terletak disebelah timur
dan memiliki keterkaitan secara emosional
dan kultural dengan Kota Batam.
Permukaan tanah Kota Batam pada
umumnya dapat digolongkan datar dengan
variasi daerah berbukit-bukit dengan
ketinggian maksimum 160 meter diatas
permukaan laut. Sungai-sungai kecil banyak
mengalir dengan aliran pelan dan dikelilingi
hutan-hutan, semak belukar, hutan bakau
yang lebat.
2.2. PEMERINTAHANPemerintah Kota Batam sebagai
institusi eksekutif yang melaksanakan roda
pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan menjadi harapan untuk
dapat menjawab setiap permasalahan
maupun tantangan yang muncul sesuai
dengan perkembangan sosial ekonomi,
Geological circumstances Batam
region as other regions in the continental
exposure to the Riau Islands province
comprising the islands are scatteredremnants of erosion or shrinkage of the pre-
Tertiary land that stretches from the
peninsula of Malaysia and Singapore island
on the north to the islands of Moro and
Kundur and Karimun in the South. Tanjung
Pinang city which is the administrative
center of Riau Islands province and regency
Bintan is located on the east side and have
the emotional and cultural linkages with the
city of Batam. Batam soil surface can be
classified generally flat with a variation of
the hilly region with a maximum altitude of
160 meters above sea level. Many small
rivers flow with the flow slowly and
surrounded by forests, shrubs, dense
mangrove forests.
2.2 GOVERNMENTBatam City Government as an
institution executives who carry out the
wheels of government, community
development and a hope to be able to
answer any problems or challenges that
arise in accordance with the development of
socioeconomic,
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
11/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 11
budaya, politik dan lainnya dalam
masyarakat.
Kota Batam dan Kabupaten/Kota
lainnya seperti Kabupaten Karimun,
Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan
Riau dan Kota Tanjung Pinang menjadi satu
kesatuan dalam wilayah Provinsi Kepulauan
Riau sesuai dengan undangundang Nomor
25 Tahun 2002.
Struktur pemerintahan Kota Batam
diatur dalam Peraturan Daerah Kota Batam
Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pemekaran,
perubahan dan pembentukan Kecamatan
dan Kelurahan di Kota Batam yang berlaku
sejak tanggal 1 Juni 2006 bahwa Kota Batam
terdiri 12 kecamatan dengan 64 kelurahan.
Konsep struktur pemerintahan dalam
wilayah kerja menjadi dasar dalam
mengatur strategi secara geografis dan
accesibility untuk penyediaan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan sehingga
pelayanan kesehatan lebih dekat dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Kota Batam dalam rangka pemerataan
pelayanan kesehatan.
2.3. KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFIDalam penyusunan profil kesehatan
tahun 2011 ini, kami menggunakan data
kependudukan pertanggal 01 Januari 2012
yang berjumlah 1.056.701 jiwa. Angka ini
digunakan untuk memperhitungkan
cultural, political and others in the
community.
Batam city and regency / city like
Karimun, Natuna Regency, Riau Islands and
the City of Tanjung Pinang into a single unit
in the Riau Islands Province in accordance
with law No. 25 of 2002.
The structure of government
stipulated in Batam Batam City Region No. 2
of 2005 on Redistricting, change and
formation of District and Village in the city of
Batam into force on June 1, 2006 that the
city of Batam consists 12 districts to 64
districts. The concept of governance
structures within the working area of the
basis on strategies for geographically and
accesibility for the provision of health care
facilities and health services closer to and
affordable by all segments of society city of
Batam to ensure equal distribution of health
services.
2.3. POPULATION / DEMOGRAPHICS
In preparing the profile of health in
2011, we used population data date of
January 1, 2012, amounting to 1,056,701
inhabitants. This figure is used to account
for target / target indicators of health
programs throughout the year 2011. The
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
12/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 12
target/sasaran indikator program kesehatan
sepanjang tahun 2011. Berikut gambaran
demografi Kota Batam tahun 2011 dengan
berbagai variabel.
following demographic picture of Batam in
2011 with a variety of variables.
Gambar 2.1. PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Batam, Tahun 2011
Ratio penduduk berdasarkan jenis
kelamin seperti terlihat pada gambar diatas
menunjukkan bahwa penduduk laki-laki
lebih banyak dibanding penduduk
perempuan dengan ratio 1,05 : 1.
2.3.1. KEPADATAN PENDUDUKKepadatan penduduk suatu wilayah
sangat berpengaruh terhadap kesehatan,
terutama pada penyakit-penyakit tertentu,
seperti penyakit menular. baik menular
langsung maupun tidak langsung. Dan
kepadatan penduduk dapat dijadikan dasar
Ratio of the population by sex as shown in
the figure above shows that the male
population more than the population of
women by a ratio of 1.05: 1.
2.3.1. POPULATION DENSITY
The population density of an area
affects the health, especially in certain
diseases, like infectious diseases.
transmitted either directly or indirectly. And
population density can be used as the basis
of policies in development planning of
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
13/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 13
kebijakan dalam perencanaan
pembangunan sarana kesehatan dan
pendistribusian tenaga kesehatan sesuai
kebutuhan ratio tenaga kesehatan dalamsuatu wilayah terhadap jumlah penduduk.
health facilities and health personnel as
needed distribution ratio health of the
population of the region.
Gambar 2.2. JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK
MENURUT KECAMATAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Batam, Tahun 2011.
Luas wilayah daratan Kota Batam
1.038,84 Km2 dan jumlah penduduk tahun
2011 berjumlah 1.056.701 jiwa dengan
kepadatan penduduk rata-rata 1017
orang/Km2. Dari grafik diatas terlihat
penyebaran penduduk tidak merata,
kepadatan penduduk terdapat di Pulau
Batam sebagai pusat perekonomian Kota
Batam dengan wilayah yang terpadat
penduduknya terdapat di Kecamatan Lubuk
Land area of Batam 1038.84 Km2 and a
population in 2011 numbered 1,056,701
inhabitants with an average population
density of 1017 people/km2. From the
graph above shows the population
distribution is uneven, there is overcrowding
in the island of Batam, Batam as an
economic center with the most densely
populated district located in Lubuk Baja
347
8,395
1,845
49075
8,999
1,085
43
8,381
3,493
2,8562,612
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
160,000
180,000
B
EL.PADANG
BATU.AMPAR
SEKUPANG
NONGSA
BULANG
L.BAJA
SEIBEDUK
GALANG
BENGKONG
B
ATAMK
OTA
SAGULUNG
BATUAJI
E
T
E
JUMLAHPENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN KEPADATAN PENDUDUK
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
14/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 14
Baja (8.999 orang/Km2) dan kepadatan
penduduk terendah di daerah hinterlind
yaitu Kecamatan Galang (43 orang/Km2).
(8999 people/km2) and the lowest
population density in the area of the District
hinterlind Galang (43 people / km2).
Gambar 2.3. JUMLAH RUMAH TANGGA DAN RATA-RATA JIWA PER RT
MENURUT KECAMATAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Batam, Tahun 2011
Jika dilihat dari jumlah anggota
keluarga per rumah tangga, maka
didapatkan rata-rata jumlah jiwa per rumah
tangga didaerah mindland terbanyak adalah
8 orang yang terdapat di Kecamatan Sei
Beduk, setiap rumah tangga, di daerah
hinterland seperti Kecamatan Belakang
Padang, Bulang dan Galang rata-rata
memiliki 34 per rumah tangga.
If seen from the number of family
members per household, then obtained the
average number of persons per household is
the largest area mindland person who is
found in district 8 Sei Beduk, people per
household, in the hinterland regions such as
Sub Rear Padang, Bulang and Galang
average The average has 3-4 per household.
5
5
2
4 4
7
8
4
2 2
5
1
-
1
2
3
4
5
6
78
9
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
BEL.PADANG
BATU.AMPAR
SEK
UPANG
N
ONGSA
BULANG
L.BAJA
SE
IBEDUK
GALANG
BEN
GKONG
BATAMK
OTA
SAG
ULUNG
B
ATUAJI
RATA-RATAJIWAPERRT
JUMLAHRUMAHTANGGA
JUMLAH RUMAH TANGGA RATA-RATA JIWA/ RT
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
15/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 15
2.3.2. Komposisi Penduduk MenurutKelompok Umur
Komposisi penduduk mempunyai
permasalahan tersendiri dalam bidang
kesehatan, karena setiap kelompok umur
mempunyai corak permasalahan kesehatan
yang berbeda. Dengan mengetahui
gambaran komposisi penduduk membantu
dalam menentukan strategi upaya-upaya
pembangunan kesehatan pada kelompok
umur tertentu. Seperti kelompok umur bayi,
balita, wanita usia subur, kelompok usia
produktif, usia lanjut dan lain sebagainya.
2.3.2 Composition of Population by Age
Group
The composition of the population
has its own problems in the health field,
because each age group has a different
pattern of health problems. By knowing the
picture of the composition of the population
helps determine the strategy of health
development efforts on a specific age group.
As the age group infants, toddlers, women
of childbearing age, age groups, elderly and
others.
Gambar 2.4. DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Batam, Tahun 2011.
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
16/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 16
Gambaran komposisi penduduk
seperti terlihat pada piramida penduduk
diatas terlihat bahwa kelompok usia 25-34
tahun yang merupakan usia subur dalam halreproduktif sangat dominan baik
perempuan maupun laki-laki, hal ini tentu
sangat berpengaruh pada laju pertumbuhan
penduduk, yang mana semakin tinggi usia
reproduktif maka semakin pesat juga
tingkat kelahiran. Di Kota Batam tahun
2011, rata-rata kelahiran hidup perhari
adalah 88 orang.
Jika dilihat komposisi penduduk
dengan kelompok usia produktif (usia 15-64
tahun) lebih dominan dari jumlah penduduk
secara keseluruhan dengan berjumlah
786.893 jiwa, dengan rasio beban
tanggungan 343, artinya setiap 1.000
penduduk yang produktif menanggung 343
orang yang tidak produktif (usia dibawah 15
tahun dan usia > 64 tahun), hal ini
merupakan dampak yang menguntungkan
Kota Batam sebagai daerah industri yang
menyerap banyak tenaga kerja yang
merupakan aset terbesar dalam
pembangunan Kota Batam.
2.3.3. Laju Pertumbuhan PendudukRata-rata laju pertumbuhan
penduduk tahun 2011 didapatkan dengan
melihat peningkatan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya. Jumlah penduduk Kota
Batam tahun 2010 sebanyak 988.555 jiwa
Picture of the composition of the population
as seen in the population pyramid above
shows that the 25-34 year age group who
are of childbearing age is very dominant interms of reproductive women and men, this
is certainly a very influential on the
population growth rate, whichever is the
higher the reproductive age also rapidly
increasing birth rate. In Batam in 2011, the
average live birth is 88 people per day.
If the composition of the population
viewed the productive age group (age 15-64
years) were more dominant than the
population as a whole to amount to 786 893
people, with 343 dependents expense ratio,
which means that every 1,000 residents who
took 343 people earning an unproductive
(aged under 15 years and age> 64 years), it
was a favorable impact of Batam as an
industrial area that absorbs a lot of labor is
the biggest asset in the development of
Batam.
2.3.3. Population Growth Rate
Average population growth rate in
2011 obtained by looking at the increasing
number of people from the previous year.
The population of the city of Batam in 2010
as many as 988 555 lives
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
17/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 17
sedangkan pada tahun 2011 jumlah
penduduk meningkat menjadi 1.056.701
jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk
sebesar 6.89%. Laju pertumbuhanpenduduk yang cukup tinggi di Kota Batam
dipicu karena faktor migrasi penduduk yang
cukup tinggi yang merupakan salah satu
dampak Kota Batam sebagai daerah industri
yang tentunya menyerap banyak tenaga
kerja baik regional maupun international,
akan tetapi jika dilihat dari jumlah kelahiran
di Kota Batam rata-rata setiap hari terdapat
88 kelahiran, hal ini juga didukung oleh
komposisi penduduk kelompok usia subur
yaitu usia yang sangat dominan dibanding
kelompok usia lainnya dan faktor lainnya
adalah tingginya mobilitas penduduk di
Kota Batam. .
2.4. SOSIAL EKONOMI2.4.1. Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB)
PDRB merupakan gambaran
perekonomian suatu wilayah dalam kurun
waktu satu tahun. Besaran PDRB
mencerminkan keberhasilan kinerja
perekonomian suatu wilayah, terutama
yang berkaitan dengan kemampuan suatu
daerah dalam mengelola dan
mengoptimalkan sumber daya yang
dimilikinya, baik sumber daya alam, sumber
daya manusia maupun sumber daya
lainnya.
in 2011 while the population increased to
1,056,701 inhabitants with the population
growth rate of 6.89%. Population growth
rate is quite high in Batam is triggeredbecause of the relatively high population
migration that is one of the effects of Batam
as an industrial area which would absorb a
lot of labor, regional and international, but
when seen from the birth-rate in Batam
average there were 88 births per day, this is
also supported by the composition of the
population of childbearing age is the age
group that is dominant compared to other
age groups, and other factors is the high
mobility of the population in the city of
Batam. .
2.4. SOCIO ECONOMIC
2.4.1. Gross Regional Domestic Product
(GDP)
GDP is a picture of the economy of a
region within one year. GDP reflects the
magnitude of the success of a region's
economic performance, especially with
regard to the ability of a region and optimal
in managing its resources, both natural
resources, human resources and other
resources.
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
18/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 18
Melalui perhitungan PDRB ini akan
diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi
suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi merupakan salah satu sasaran yangdicapai dalam pelaksanaan pembangunan
selain pemerataan. Pertumbuhan ekonomi
tanpa adanya pemerataan yang baik akan
semakin meningkatkan kesenjangan
ekonomi yang pada akhirnya akan
menganggu kestabilan ekonomi makro.
Pertumbuhan ekonomi yang kurang
berkualitas akan berdampak langsung
terhadap tingkat kemiskinan, pengangguran
dan kesenjangan lainnya.
Pertumbuhan ekonomi Kota Batam
di topang oleh empat sektor, yaitu sektor
industri, pengolahan, sektor perdagangan
hotel dan restoran, sector keuangan
persewaaan dan jasa perusahaan serta
sektor pengangkutan dan komunikasi. Pada
tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kota
Batam sebesar 7.77% dan diperkirakan pada
tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota
Batam mengalami perlambatan dan
diperkirakan tumbuh hanya sebesar 7.20%.
2.4.2. Regional Income
Dari sisi investasi yang masuk ke
Kota Batam berdasarkan data dari BP
Kawasan Batam, realisasi investasi Asing
(PMA) yang dihitung berdasarkan
persetujuan izin Usaha Tetap (IUT/IUI) yang
Through the calculation of GDP will
be known to the economic growth rate of a
region. High economic growth is one of the
targets are achieved in the implementationof development than equal. Equitable
economic growth in the absence of good
will further increase the economic gap that
will ultimately disturb macroeconomic
stability. Economic growth less qualified
will have a direct impact on poverty,
unemployment and other gaps.
Economic growth in Batam city prop
by four sectors, namely industry, processing,
trade, hotels and restaurant sector,
financial sector and corporate services rent
as well as transport and communications
sectors. In 2010 the economic growth of
7.77% Batam city asumed in 2011 and
economic growth slowing and the Batam
city is expected to grow by only 7:20%.
2.4.2. regional Income
In terms of investment into Batam based on
data from BP Regions Batam, the realization
of foreign investment (PMA) is calculated
based on the approval of business license
(IUT / IUI) is
diterbitkan selama periode Januari sampai
dengan Desember 2011 sebanyak 112
proyek, terdiri dari 90 proyek baru dan 22
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
19/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 19
proyek perluasan usaha dengan total nilai
investasi sebesar US$ 167.10 juta. Adapun
investasi proyek baru yang masuk ke Kota
Batam pada 2011, terdiri dari 35 proyekindustry/manufaktur, 23 proyek industri
perkapalan, 29 proyek perdagangan
jasa/lainnya dan 3 proyek real estate/hotel.
Sedangkan untuk investasi perluasan usaha
yang masuk ke Kota Batam terdiri dari 14
proyek industri/manufaktur, 6 proyek
perdagangan/jasa lainnya, 1 proyek
perkapalan dan 1 proyek real estate/ hotel.
Adanya berbagai proyek investasi yang
masuk ke Kota Batam mengindikasikan
bahwa Kota Batam masih mempunyai daya
tarik bagi para investor dan tentunya
diharapkan kondisi ini akan terus
berlangsung hingga tercipta peluang-
peluang lapangan kerja yang banyak, guna
menyerap angkatan kerja yang ada di Kota
Batam.
2.4.3. Penduduk Miskin
Penduduk miskin merupakan
kelompok penduduk yang tergolong rentan
terhadap masalah kesehatan, untuk itu
perhatian terhadap penduduk miskin perlu
mendapat perhatian khusus, karena status
ekonomi terutama dalam pemenuhan
kebutuhan sandang dan pangan
published during the period January to
December 2011 were 112 projects,
consisting of 90 new projects and 22
projects with a total value of the expansionof business investment of U.S. $ 167.10
million. As for the investment of new
projects coming into the city of Batam in
2011, consists of 35 projects industry /
manufacturing, shipping industry 23
projects, 29 projects of trade in services /
projects and 3 other real estate / hotel. As
for the expansion of business investment
into Batam project consists of 14 industrial /
manufacturing, 6 commerce projects /
services, a shipbuilding project and a project
real estate / hotel. The existence of various
investment projects coming into the city of
Batam Batam indicates that the City still has
an attraction for the investors and of course
this condition is expected to continue to
create employment opportunities are many,
in order to absorb the labor force in the city
of Batam.
2.4.3. Poor people
The poor are the people who are
vulnerable to health problems, to the
attention of the poor need special attention,
because of economic status, especially in
fulfillment of the needs food and clothing
have a very sensitive impact on health.
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
20/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 20
mempunyai dampak yang sangat sensitif
terhadap kesehatan.
Salah satu perhatian yang diberikan
pemerintah adalah adanya Program
Jaminan Kesehatan Masyarakat keluarga
Miskin (Jamkeskin) atau Asuransi Kesehatan
Keluarga Miskin (Askeskin) bersumber dana
APBN yang telah dilaksanakan sejak tahun
2006 hingga saat ini yang mana Kota Batam
mendapat kuota sebanyak 127.732 jiwa
dengan 33.000 rumah tangga.
Pemerintah Kota Batam bekerjasama
dengan Pemerintah Propinsi Kepulauan
Riau senantiasa meningkatkan
keterjangkauan pelayanan kesehatan dari
segala aspek bagi seluruh lapisan
masyarakat Kota Batam, dalam hal ini
masyarakat miskin yang tidak terjaring
dalam program Askeskin, dapat
menggunakan Surat Keterangan Tidak
Mampu (SKTM), sehingga pada kasus
tertentu yang membutuhkan pelayanan
kesehatan berupa jasa pelayanan pasien
rujukan diluar Propinsi Kepulauan Riau
diberikan bantuan keuangan dari selisih
tarif pada Rumah Sakit yang ditunjuk. Pada
tahun 2011 jumlah masyarakat Miskin Non
Kuota yang telah dilayani sebanyak 8244
jiwa dengan sumber dana APBD Kota Batam
dan APBD I Propinsi Kepulauan Riau.
One concern is the government
granted the People's Health Insurance
Program poor families (Jamkeskin) or Family
Health Insurance Poor (HIP) originating
state funds that have been implemented
since 2006 to the present in which the city of
Batam gets as many as 127 732 people with
a quota of 33 000 households .
Batam City Government in
cooperation with the Provincial Government
of Riau Islands continually improve the
affordability of health care of all aspects of
the whole society of Batam, in this case the
poor are not netted in the HIP program, can
use the Certificate of Disadvantaged
(SKTM), so that in certain cases in need of
health care services outside patient referrals
Riau Islands province are given financial
assistance from the difference in rates at
the designated hospital. In 2011 the number
of non-quota Poor people who have served
as many as 8244 people with financial
resources and the budget I APBD Batam city
Riau Islands Province.
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
21/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 21
GAMBAR 2.5. DISTRIBUSI JAMKESMAS (ASKESKIN) PER KECAMATAN
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Program Jamkesmas Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
2.5. PENDIDIKANBidang pendidikan adalah salah satu
determinan yang sensitif sebagaimana
bidang kesehatan dan ekonomi yang
merupakan indikator untuk menentukan
tingkat kesejahteraan suatu bangsa.
diketahuinya tingkat pendidikan
masyarakat, dapat mengambarkan tingkat
pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan dan pola pikir berwawasan
kesehatan yang akan mempengaruhi
perilaku dalam mengadopsi perilaku hidup
bersih dan sehat dengan penuh kesadaran
yang tinggi, sehingga mempunyai pengaruh
2.5. EDUCATION
Education is one of the
determinants of sensitive areas as health
and economic indicators to determine the
level of prosperity of a nation. knowing the
level of public education, can portray the
level of public knowledge about health and
health-oriented mindset will influence
behavior in adopting clean and healthy life
with full awareness that high, so as to have
a positive impact on maintaining and
improving health.
44.22
10.717.04
14.45
63.70
9.716.36
71.56
9.836.00
14.21 12.08
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0
5000
10000
15000
20000
25000
BEL.PADAN
G
BATUAMPA
R
SEKUPAN
G
NONGS
A
BULAN
G
LUBUKBAJ
A
SEIBEDU
K
GALAN
G
BENGKON
G
BATAMK
OT
A
SAGULUN
G
BATUA
JI
%p
enduduk
denganaskeskin
PESERTA
JAMKESMAS
JUMLAH PESERTA ASKESKIN % PENDUDUK DENGAN ASKESKIN
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
22/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 22
positif terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan.
Tingkat pendidikan penduduk di
Kota Batam tahun 2011 pada kelompok
umur > 10 tahun, seperti pada gambar
berikut, menunjukkan bahwa sebagian
besar tingkat pendidikan masyarakat Kota
Batam adalah tamatan SLTA yakni sebesar
44.28% dan sebesar 3.44% adalah memiliki
tingkat pendidikan sarjana keatas. Dari
795.282 penduduk Batam yang berusia > 10
tahun, masih ada yang tidak/belum pernah
sekolah, hal ini menunjukkan bahwa
penduduk di Kota Batam masih ada yang
belum tersentuh program pendidikan dasar,
kemungkinan besar mereka adalah
penduduk yang tinggal di daerah hinterland.
The level of education of thepopulation in Batam in 2011 at the age
group> 10 years, as shown below, shows
that most levels of public education is a
lively city that is high school graduate of
44.28% and 3:44% for undergraduate
education is to have a level and above. Of
795 282 inhabitants Batam aged> 10 years,
there is not / has not been to school, this
suggests that the population in Batam still
untouched basic education program,
chances are they are people who live in the
hinterland.
Gambar 2.6. PRESENTASE TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK USIA > 10 TAHUN
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Batam Tahun 2011
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
23/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 23
2.6. LINGKUNGANLingkungan merupakan faktor yang
paling dominan mempengaruhi status
kesehatan masyarakat diantara faktor
determinan lainnya. Kota Batam yang dalam
pembangunan infrastrukturnya cukup pesat
sangat mempengaruhi kondisi lingkungan,
penataan lingkungan yang berwawasan
kesehatan sangat berdampak terhadap
derajat kesehatan masyarakat demikian
juga sebagai daerah industri menciptakan
warna tersendiri bagi kehidupan di Kota
Batam terutama dalam penyerapan tenaga
kerja dan tingginya mobilisasi pendatang
untuk mendapatkan pekerjaan guna
kelangsungan hidup. Hal ini membawa
dampak pada permasalahan lingkungan
dengan munculnya bangunan yang tidak
sesuai Perda Nomor 2 tahun 2004 tentang
Rencana Tata Ruang wilayah Kota Batam
tahun 2004-2014.
Pemerintah Kota Batam dan Badan
Pengembangan Kawasan Industri Kota
Batam bekerjasama melakukan upaya untuk
mengatasi masalah pemukiman dengan
membangun hunian yang layak dan
terjangkau secara financial oleh masyarakat
seperti rumah susun yang berada disekitar
kawasan industri dengan harapan dapat
mewujudkan pemukiman yang sehat bagi
masyarakat Kota Batam, karena lingkungan
yang sehat akan menciptakan jiwa dan fisik
2.6. ENVIRONMENT
Environment is the most dominant
factor affecting the health status among the
other determinant factors. Batam city is in a
fairly rapid infrastructure development
greatly affect the environmental conditions,
the arrangement is very health-minded
environment affect the health of society as
well as the industry creates its own color to
life in Batam, especially in employment and
the high mobilization of immigrants to get
jobs in order to survival. This brings the
impact on the emergence of environmental
problems with buildings that do not
correspond law No. 2 of 2004 on Spatial
Planning of Batam in the region 2004-2014.
Batam City Government and
Industrial Zone Development Agency in
cooperation Batam to handle efforts to
build residential housing problems are
feasible and financially affordable by the
community as flats located around the
industrial area in the hope of realizing a
healthy housing for people of Batam,
because the environment will create a
healthy mental and physical health that
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
24/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 24
yang sehat yang nantinya akan berujung
pada kesejahteraan masyarakat Kota
Batam.
Gambaran lingkungan Kota Batam
dapat juga dilihat dari persentase rumah
sehat, rumah tangga dengan akses air
bersih, sanitasi dasar (saluran pembuangan
air limbah, pembuangan sampah) dan
rumah bebas jentik.
Berdasarkan hasil survey rumah
sehat yang dilakukan tahun 2011, dari
382.493 rumah yang ada, dan sebanyak
26.715 (7%) rumah yang diperiksa sebagai
sampel didapatkan rumah yang memenuhi
syarat kesehatan sebanyak 74.9%, dan tidak
memenuhi syarat kesehatan 25.1%.
Penilaian rumah sehat dilihat dari beberapa
komponen, yakni komponen rumah secara
fisik termasuk ventilasi, luas bangunan dan
lain-lain sebesar 31%, ,komponen sanitasi
meliputi sanitasi dasar dengan proporsi 25%
dan komponen perilaku sebesar 44%.
that would culminate in the welfare of the
people of Batam.
Batam which environment can also
be seen from the percentage of healthy
homes, households with access to clean
water, basic sanitation (sewage waste
water, waste disposal) and the larva-free
home.
Based on the results of the home
health survey conducted in 2011, of the 382
493 existing homes, and as many as 26 715
(7%) of the samples obtained were
examined as a qualified home health as
much as 74.9%, and 25.1% meet the health
requirements. Healthy home assessment
visits of several components, the
components of the physical houses,
including ventilation, building area and the
other 31%,, sanitation component includes
basic sanitation by 25% and the proportion
of the behavior of components by 44%.
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
25/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 25
Gambar 2.8. PERSENTASE RUMAH SEHAT DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Kebutuhan manusia terhadap air
sangat tinggi, terutama untuk minum dan
keperluan rumah tangga lainnya, untuk itu
ketersediaan dan jangkauan terhadap air
bersih merupakan salah satu indikator dari
lingkungan yang dapat mempengaruhi
kesehatan masyarakat.
Human need for water is very high,
especially for drinking and other domestic
purposes, to the availability and scope of
clean water is one indicator of the
environment that may affect public health.
74.9%
25.1%
SEHAT
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
26/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 26
Gambar 2.9. PERSENTASE KELUARGA DENGAN AKSES AIR BERSIH
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Hasil survey ssaitasi yang dilakukan
terhadap akses air bersih pada 37.124
keluarga didapatkan sebahagian besar
keluarga di Kota Batam telah terakses air
bersih dengan jenis ledeng sebesar 79.8%.
Kesehatan lingkungan dilihat dari
aspek kepemilikan sanitasi dasar yang
terdiri dari kepemilikan jamban, tempat
pembuangan sampah dan Saluran
Pengelolaan Air Limbah (SPAL). Idealnya
setiap rumah tangga mempunyai sarana
sanitasi untuk pengelolaan limbah rumah
tangga dengan berbagai bentuknya,
sehingga tidak mencemari lingkungan yang
dapat mempengaruhi kesehatan keluarga
itu sendiri atau masyarakat sekitarnya.
The results of sanitary surveys
conducted on access to clean water in the
family gained sebahagian 37 124 families in
the city of Batam has been accessible to the
type of tap water at 79.8%.
Viewed from the environmental
health aspects of ownership that consists of
basic sanitary latrine ownership, landfills
and Wastewater Line (SPAL). Ideally, every
household has sanitation facilities for
household waste management in its various
forms, so as not to pollute the environment
that may affect the health of the family
itself or the surrounding communities. Basic
sanitation is one aspect in the assessment of
a healthy home.
021%
79.8%
0.56%
5.59%5.98%7.87%
KEMASAN LEDENG SPT SGL PAH LAINNYA
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
27/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 27
Sanitasi dasar merupakan salah satu aspek
dalam penilaian rumah sehat.
Gambar 2.10. PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SANITASI DASAR
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Hasil survei sanitasi dasar yang
dilakukan pada tahun 2011, menunjukkan
94.3% jamban keluarga telah memenuhi
syarat kesehatan, 73.05% keluarga telah
memilki tempat pembuangan sampah yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan
75.7% keluarga telah memiliki saluran
pembuang air limbah (SPAL) yang sehat.
The results of sanitation survey
conducted in 2011, showed 94.3% of
families have latrines to meet the health
requirements, 73.05% of families already
have the place garbage waste that meets
the requirements of health and 75.7% of
families have wastewater discharge channel
(SPAL) is healthy.
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
JAMBAN TEMPAT SAMPAH SPAL
94.3%
73.05%
75.75%
DIPERIKSA MEMILIKI SEHAT
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
28/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 28
Gambar 2.11. PERSENTASE RUMAH BEBAS JENTIK BERDASARKAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Kondisi lingkungan dapat dilihat
dari berbagai aspek lainnya seperti rumah
bebas jentik yang lazim disebut Angka
Bebas Jentik (ABJ) sebagai upaya dalam
pengendalian penyakit DBD yang
merupakan salah satu penyakit berbasis
lingkungan. Angka bebas jentik didapatkan
dari observasi berkala oleh Juru Pemantau
Jentik (Jumantik) dilingkungan bangunan
terhadap temuan jentik nyamuk aedes
agypty. Hasil pemantauan yang dilakukan
pada 17.627 rumah, dengan hasil sebanyak
83.21% rumah tidak ditemukan jentik
nyamuk (ABJ 83.21%). Berikut gambaran
Angka Bebas Jentik per kecamatan di Kota
Batam Tahun 2011
Environmental conditions can be
viewed from various aspects such as home-
free larvae, commonly called larva-free rate
(ABJ) as an effort to control dengue disease
is a disease-based environment. Larva-free
rate obtained from periodic observation by
the Savior Monitoring larvae (jumantik)
environment of the building on the findings
agypty aedes mosquito larvae. Results of
monitoring conducted in 17 627 homes,
with the result as much as 83.21% of homes
are not found mosquito larvae (ABJ
83.21%). Here's a larva-free rate per district
in Batam Year 2011
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
SEI LEKOP
BOTANIA
KABIL
BATU AJI
SEI PANCUR
T. SENGKUANG
SEI PANAS
SAMBAU
LUBUK BAJA
BEL. PADANG
SEKUPANG
B. PERMAI
GALANG
BULANG
97.51
96.51
96.22
95.58
95.00
94.78
94.24
93.42
92.85
87.90
87.54
75.87
73.00
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
29/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 29
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan suatu daerahdillihat dari angka kematian (mortalitas),
angka kesakitan (morbiditas) dan status gizi
masyarakat. Situasi derajat kesehatan
masyarakat Kota Batam tahun 2011
merupakan hasil pelaksanaan
pembangunan kesehatan yang
berkesinambungan. Adapun derajat
kesehatan masyarakat Kota Batam disajikan
dalam beberapa indikator dibawah ini.
3.1. Angka Kematian (Mortalitas)Mortalitas adalah angka kematian
yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu sebagai akibat dari keadaan
tertentu. Indikator mortalitas seperti angka
kematian ibu dan angka kematian bayi
senantiasa menjadi indikator keberhasilan
pembangunan kesehatan dan gambaran
tingkat kesejahteraan suatu bangsa.
Berdasarkan kegiatan Audit Maternal
Perinatal (AMP) berikut uraian Angka Lahir
Mati, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian
Anak Balita, Angka Kematian Ibu, dan angka
kematian akibat penyakit tertentu (case
fatality rate).
CHAPTER III
DEGREES OF HEALTH SITUATION
Health status of a region be viewed
from the death rate (mortality), morbidity
(morbidity) and the nutritional status of the
community. Public health situation of
Batam in 2011 is the result of the
implementation of a sustainable health
development. As for the health of the
people of Batam are presented in several
indicators below.
3.1. Mortality (Mortality)
Mortality is mortality that occurs in
a certain period of time and place as a result
of certain circumstances. Mortality
indicators like maternal mortality and infant
mortality continue to be the indicator of the
success of health development and an
overview of the level of prosperity of a
nation. Based on the activities of Maternal
Perinatal Audit (AMP) following description
Figures Born Dead, Infant Mortality,
Childhood mortality, maternal mortality,
and mortality from certain diseases (case
fatality rate).
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
30/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 30
3.1.1. Angka Lahir MatiAngka kelahiran mati adalah
keluarnya hasil konsepsi usia > 20 minggu
yang tidak menunjukkan tanda-tanda
kehidupan per 1000 kelahiran (hidup dan
mati). Angka ini menggambarkan ketidak
mampuan seorang ibu hamil
mempertahankan buah kehamilannya
untuk dapat lahir hidup, yang dipengaruhi
banyak hal, antara lain kondisi ibu terutama
ibu dengan risiko tinggi dan kualitaspelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Tahun 2011 jumlah bayi lahir mati
adalah 69 orang dengan angka lahir mati
2.2/1000 kelahiran sebagaimana gambar
berikut ini.
3.1.1 Figures of Birth the Dead
Birth rate die is a discharge of the
products of conception of age> 20 weeks of
who showed no signs of life per 1000 births
(live and die). This figure illustrates' inability
a mother pregnant maintain the pragnancy
for the be able born alive, which influenced
many things, among others condition of
mother mainly mothers with risk of high and
quality of health services in pregnant
pregnant.
In 2011 the number of stillborn
babies is born with the numbers 69 people
died 02/02/1000 born as the following
figure.
Gambar 3.1. JUMLAH LAHIR MATI VERSUS LAHIR MATI
BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Bidang Kesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
0
2,0004,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
LAHIR HIDUP LAHIR MATI
16,786
34
15,032
35
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
31/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 31
3.1.2. Angka Kematian Bayi (AKB)Salah satu target yang mendasar dalam
kesepakatan MDGs adalah menurunkan
angka kematian bayi menjadi 23/1000kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka
Kematian Bayi adalah kematian sebelum
mencapai tepat umur 1 tahun. per 1000
kelahiran hidup.
Tahun 2011 jumlah bayi yang
meninggal adalah sebanyak 122 orang dari
31.818 kelahiran hidup dengan Angka
Kematian Bayi 3.8 per 1.000 kelahiran
hidup. Angka ini menunjukkan penurunan
yang cukup menggembirakan, karena
terjadi penurunan sebanyak 25%. Berikut
gambaran AKB Kota Batam pada tiga tahun
terakhir.
3.1.2. Infant Mortality Rate (IMR)
One of the fundamental goals in the
MDGs agreement is to reduce infant
mortality to 23/1000 live births in 2015.Infant Mortality is death before reaching
exactly age 1 year. per 1000 live births.
In 2011 the number of babies who
died were as many as 122 people from 31
818 live births Infant mortality rate 3.8 per
1,000 live births. This figure shows the
decline was encouraging, because there is a
decrease by 25%. Here's an overview AKB
Batam in the last three years.
Gambar 3.2. ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) DI KOTA BATAM TAHUN 2009 s/d 2011
Sumber : Bidang Kesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
7.1
6.3
3.8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2009 2010 2011
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
32/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 32
Adapun gambaran kematian bayi
berdasarkan klasifikasi umur adalah
sebagai berikut :
The picture of infant mortality
based on age classification is as
follows:
Gambar 3.3. PERSENTASE KEMATIAN BAYI BERDASARKAN KLASIFIKASI UMUR
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Bidang Kesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Kematian neonatal dini secara
instrinsik lebih erat kaitannya dengan
kesehatan ibu sebelum, selama dan setelah
persalinan. Proporsi kematian bayi di Kota
Batam tahun 2011, didominasi kelompok
umur neonatal dini (0-6 hari) yang banyak
disebabkan oleh BBLR (40,23%).Kasus Berat
Badan Lahir Rendah menggambarkan masih
kurangnya perawatan masa prenatal
terutama masalah gizi ibu hamil penyakit
yang menyertai ibu selama kehamilan.
Early neonatal mortality are intrinsically
more closely related to maternal health
before, during and after childbirth. The
proportion of infant deaths in Batam in
2011, dominated the early neonatal age
group (0-6 days) that are caused by low
birth weight (40,23%). Low Birth Weight
case illustrates still a lack of prenatal care,
especially maternal nutritional problems
that accompany illness the mother during
pregnancy.
71% 11% 17%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
0-6 hari 7-28 hari 29 hari - < 1 tahun
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
33/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 33
Adapun penyebab kematian
neonatal dini lainnya disebabkan oleh
aspeksia, penyakit infeksi dan lain-lain yakni
kematian yang disebabkan antara lainadalah kelainan kongenital dan cedera.
Angka kematian ini dapat ditekan dengan
meningkatkan kesehatan ibu sebelum,
selama dan setelah persalinan dan dengan
meningkatkan kualitas pelayanan termasuk
sarana dan prasarana dalam penanganan
komplikasi neonatus. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
The other causes of early neonatal
deaths are caused by aspeksia, infectious
disease and others caused the deaths
include congenital abnormalities andinjuries. This mortality could be reduced by
improving the health of the mother before,
during and after childbirth and to improve
the quality of services, including facilities
and infrastructure in heandling neonatal
complications. More detail can be seen in
the picture below.
Gambar 3.4. PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN BAYI BERDASARKAN
KELOMPOK UMUR DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : BidangKesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
3.1.3. Angka Kematian Anak Balita(AKABA)
Kematian anak Balita adalah jumlah
kematian anak usia 1 - < 5 tahun per 1000
kelahiran hidup. Di Kota Batam Tahun 2011
angka kematian anak balita adalah 0.41 per
3.1.3. Childhood Mortality (Akaba)
Toddlers of child mortality is the number of
deaths of children aged 1 -
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
34/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 34
1000 kelahiran hidup, dibanding
tahun 2010 (0.68 per 1000 kelahiran hidup)
terjadi penurunan yang cukup berarti.
Angka kematian Balita merupakan salahsatu indikator percepatan pembangunan
yang di deklarasikan dalam MDGs pada
point 4 dengan target yang harus dicapai
pada tahun 2015 adalah 23 per 1000
kelahiran hidup. Pemerintah Kota Batam
melalui Dinas Kesehatan Kota Batam
dengan mitranya selalu berupaya untuk
menekan angka pada kelompok rentan
secara optimal sehingga dapat mencapai
target yang telah ditetapkan secara
nasional.
Dari jumlah kematian anak balita
(14 orang) disebabkan oleh pneumonia
7.14%, diare 14.29%, DBD 14.29 % dan
lain-lain 64.29 % sebagaimana gambar
dibawah ini.
mortality rate among children under five is
0:41 per 1000 live births,compared to the
year 2010 (0.68 per 1000 live births)
decreased significantly. Toddler death rateis one indicator of the acceleration of
development are declared in the MDGs at
point 4 with a target to be achieved in 2015
was 23 per 1000 live births. Batam City
Government through Batam City Health
Department and its partners are always
working to reduce the number of vulnerable
groups so as to optimally achieve the target
set nationally.
Of the number of deaths of children
under five (14 men) 7:14% are caused by
pneumonia, diarrhea 14:29%, 14:29% DHF
and others 64.29% as shown below.
Gambar 3.5. PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : BidangKesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
PNEUMONIA DIARE DBD LAIN-LAIN
1
2 2
9
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
35/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 35
3.1.4. Angka Kematian Balita (AKBA)Angka Kematian Balita (AKBA)
adalah jumlah kematian anak sebelum
mencapai tepat umur 5 tahun dibagi per1.000 kelahiran hidup. Jumlah balita
meninggal di Kota Batam tahun 2011
adalah 135 dengan angka kematian balita
sebesar 4.24 per 1000 kelahiran hidup,
sedangkan tahun 2010 adalah 6.98 per 1000
kelahiran hidup. Dalam rangka percepatan
pembangunan Pemerintah telah
menetapkan target angka kematian balita
untuk tahun 2015 adalah 32 per 1000
kelahiran hidup.
Jika dilihat angka kematian balita di
Kota Batam sudah memenuhi target
nasional, namun demikian hal ini tidak
membuat kita berhenti, akan tetapi tetap
berupaya menekan angka kematian balita
seoptimal mungkin
3.1.5. Angka Kematian Ibu (AKI)Kematian Ibu adalah wanita yang
meninggal akibat proses kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh
kehamilan dan persalinanya bukan karena
kecelakaan. Angka Kematian Ibu didapatkan
dari perhitungan jumlah kematian ibu per
100. 000 kelahiran hidup.
Tahun 2011 sebanyak 25 orang ibu
meninggal dengan angka kematian ibu
sebesar 78.6 per 100.000 kelahiran hidup.
Dibandingkan dengan angka kematian ibu
3.1.4. Five mortality rate (AKBA)
Five mortality rate (AKBA) is the number of
deaths of children before they reach the
appropriate age 5 per 1,000 live birthsdivided. Number of children under five died
in Batam in 2011 was 135 with under-five
mortality by 4:24 per 1000 live births, while
in 2010 was 6.98 per 1000 live births. In
order to accelerate the development of the
Government has set a target of under-five
mortality rate for 2015 was 32 per 1000 live
births.
If seen in child mortality in Batam
already meet national targets, however this
does not make us stop, but still trying to
suppress optimally under-five mortality
3.1.5. Maternal Mortality Rate (MMR)
Mother's death is a woman who
died from the process of pregnancy,
childbirth and postpartum caused by
pregnancy and childbirth not accidental.
Maternal Mortality Rate obtained by a
counting number of maternal deaths per
100.000 live births.
In 2011 as many as 25 people died
with the mother's maternal mortality rate of
78.6 per 100,000 live births. Compared with
the maternal mortality rate
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
36/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 36
pada tahun 2010 (113.8 per 100.000
kelahiran hidup), terjadi penurunan yang
cukup signifikan. Dari Kematian ibu tersebut
terjadi pada masa kehamilan sebanyak 2orang, masa persalinan sebanyak 8 orang
dan 15 ibu meninggal pada masa nifas (42
hari pasca persalinan) dan jika dilihat dari
penyebab kematian ibu, seperti pada
gambar berikut ini :
in 2010 (113.8 per 100,000 live births), there
was a significant decline. Of maternal
deaths occur during pregnancy as much as 2
people, the labor as much as 8 people and15 mothers die during childbirth (42 days
post partum) and when viewed from the
causes of maternal death, as shown below:
Gambar 3.6. PERSENTASE PENYEBAB KEMATIAN IBU
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Bidang Kesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Penyebab kematian ibu dibedakan
atas 2 hal yaitu penyebab kematian
langsung dan tidak langsung. . Penyebab
langsung kematian ibu terkait dengan
kehamilan, persalinan dan nifas, sedangkan
penyebab tidak langsung kematian ibu
adalah akibat adanya penyakit tertentu
serta karena penangganan yang tidak
kompeten.
Causes of maternal deaths divided
into two terms, namely the cause of death
directly and indirectly. Direct causes ofmaternal deaths related to pregnancy,
childbirth and postpartum, whereas the
indirect cause of maternal death is the
result of certain diseases as well as
incompetent.
36%
44%
20%
PERDARAHAN
EKLAMSIA
LAIN-LIAN
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
37/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 37
Penyebab ibu meninggal karena
perdarahan sebanyak 9 orang, karena
eklamsia 5 orang dan 11 orang meninggal
karena penyebab lainnya seperti adanyapenyakit yang menyertai pada masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Seperti uraian diatas, upaya yang
dilakukan pada prinsip mengacu pada
kegiatan audit maternal perinatal (AMP)
melalui pengkajian kasus di sarana
kesehatan dan dilanjutkan dengan
pembelajaran sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan petugas dalam
penanganan kasus ibu dan anak.
3.1.6. CASE FATALITY RATE (CFR)Case Fatality Rate merupakan
proporsi kematian yang disebabkan oleh
penyakit tertentu, hal ini menunjukkan
tingkat keganasan suatu penyakit yang
dapat menyebabkan kematian dan
menggambarkan kualitas pelayanan
kesehatan atau kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang penyakit tersebut
sehingga terlambat dalam mendapat
pertolongan yang dapat berakibat fatal. Di
Kota Batam tahun 2011 ada beberapa
penyakit yang diamati secara terus menerus
dalam kegiatan surveilens sebagai upaya
pengendalian penyakit, terutama penyakit
menular. Beberapa kematian akibat
penyakit tertentu seperti Demam
Cause of maternal death due to
bleeding as much as nine people, because
eclampsia 5 people and 11 people died from
other causes such as the presence ofaccompanying diseases during pregnancy,
childbirth and the puerperium.
As the description above, efforts are
being made on the principle refers to the
activities of maternal perinatal audit (AMP)
through the assessment of cases at health
facilities, followed by learning in an effort to
improve the ability of officers in cases of
maternal and child heandling.
3.1.6. Case Fatality Rate (CFR)
Case Fatality Rate is the proportion
of deaths caused by certain diseases, it
demonstrates the level of malignancy of a
disease that can cause death and described
the quality of health care or lack of
knowledge about the disease so late in
getting help that can be fatal. In Batam in
2011 there are some diseases that were
observed continuously in surveillance
activities for disease control efforts,
particularly infectious diseases. Some
deaths from diseases such as Dengue Fever
such as, Diarrhea, Pneomonia in infants.
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
38/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 38
Berdarah Dengue, Diare, Pneomonia pada
balita.
3.1.6.1. CFR DEMAM BERDARAHDENGUE
Case Fatallity Rate (CFR) DBD
mengalami penurunan dari 1.32% (759
kasus) ditahun 2010 menjadi 0.31%, dengan
jumlah kasus DBD sebanyak 636 orang
ditahun 2011. Case fatality Rate secara
nasional ditargetkan < 1%, maka untuk
tahun ini, CFR DBD Kota Batam dapat
menekan angka kematian akibat DBD sesuai
dengan target yang telah ditetapkan secara
nasional. Terlihat pada gambar dibawah ini,
fluktuasi CFR DBD pada 3 tahun terakhir
3.1.6.1 CFR Dengue Hemorrhagic Fever
Fatallity Case Rate (CFR) of DHF has
decreased from 1:32% (759 cases) in 2010
to 0.31%, with the number of dengue cases
in the year 2011 as many as 636 people.
Case fatality rate nationally targeted
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
39/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 39
3.1.6.2. CFR PNEUMONIAKasus pneumonia merupakan salah
satu penyebab kematian pada balita di
Indonesia. Pada tahun 2011 dari laporanAudit Maternal Perinatal didapatkan jumlah
kematian balita akibat pneumonia sebanyak
1 orang, dengan demikian Case Fatality Rate
adalah 0.36%.
3.1.6.3. CFR AIDSAIDS adalah penyakit yang
disebabkan virus yang menyerang sistem
pertahanan tubuh sebagai kelanjutan dari
HIV yang ditandai dengan jumlah CD 4 < 500
dan atau penderita HIV yang disertai
penyakit infeksi sekunder. Pada kondisi
seseorang dinyatakan AIDS sistem
pertahanan tubuh sangat lemah dan lebih
mudah diserang penyakit infeksi lainnya
yang berujung pada kematian, tahun ini
Case Fatality Rate HIV/AIDS adalah 37.34%
dari 158 penderita AIDS, dengan klasifikasi
kelompok umur yang meninggal adalah
sebagai berikut.
3.1.6.2. CFR PNEUMONIA
Cases of pneumonia is one cause of
death in infants in Indonesia. In 2011 from
the Maternal Perinatal Audit report foundthe number of under-five mortality due to
pneumonia as a person, so Case Fatality
Rate is 0.36%.
3.1.6.3. CFR AIDS
AIDS diseases caused by viruses that
attack the body's defense system as a
continuation of HIV is characterized by the
number of CD 4
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
40/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 40
Gambar 3.8. JUMLAH KEMATIAN AIDS DAN CFR AIDS
JENIS KELAMIN KOTA BATAM TAHUN 1779-2011
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
3.2. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)Angka kesakitan merupakan salah
satu indikator derajat kesehatan
masyarakat, angka kesakitan dapat
digambarkan dengan jumlah kunjungan
masyarakat yang berobat ke sarana
kesehatan baik pemerintah maupun swasta,
pada tingkat pelayanan dasar maupun
lanjutan dengan 10 penyakit terbanyak.
3.2.1. Sepuluh Penyakit TerbesarSepuluh penyakit terbesar dari
kunjungan pasien yang mendapat
pengobatan/perawatan dapat dilihat pola
penyakit yang ada disuatu wilayah, Dengan
mengetahui pola penyakit dapat menjadi
3.2. Morbidity (morbidity)
Morbidity is one indicator of community
health status, morbidity can be described by
the number of people who went to visit
health facilities both public and private, at
the level of basic services as well as
advanced disease with 10 votes.
3.2.1. Ten Greatest DiseaseTen of the largest disease patients who
received treatment visits / treatment of
disease patterns can be seen that there are
sector in the region, By knowing the pattern
of disease may be a reference in a health
plan, such as the provision of infrastructure,
100
40 38
11
50
2724
1714
1912
8 8 7 8
0
20
40
60
80
100
120
0
10
20
30
40
50
60
70
1
997
1
998
1
999
2
000
2
001
2
002
2
003
2
004
2
005
2
006
2
007
2
008
2
009
2
010
2
011
F
jumlahkematian
MENINGGAL CFR
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
41/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 41
acuan dalam perencanaan kesehatan,
seperti penyediaan sarana dan prasarana,
penyediaan obat-obatan, tenaga kesehatan
dan strategi program kesehatan danlainnya. Berikut uraian 10 Penyakit terbesar
di kota Batam tahun 2011.
Berdasarkan laporan SP2TP dari
Puskesmas se-Kota Batam sepanjang tahun
2011, dari 10 penyakit terbesar tercermin
pola penyakit masyarakat yang
memanfaatkan sarana pelayanan dasar
seperti pada gambar berikut ini.
provision of medicines, health and wellness
programs and other strategies . 10
following description of Batam city's largest
disease in 2011.
Based on reports from health centers SP2TP
Batam as the year 2011, the largest of the
10 diseases in disease patterns reflected by
people who use basic services facilities as
shown below.
Gambar 3.9. SEPULUH PENYAKIT TERBESAR KUNJUNGAN PASIEN
DI PUSKESMAS SE-KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Bidang Yankes & Farmimin Dinkes Kota Batam, Tahun 2011
0 50000 100000 150000
Penyakit sistem pernafasan
Penyakit sistem pencernaan
Penyakit kulit & jaringan sub kutan
Penyakit sistem muskuloskletal & jaringan
Penyakit infeksi parasit tertentu
Penyakit esofagus, lambung, Duodenum
Penyakit mata & adneksia
Penyakit telinga & Prosesus
Penyakit Endokrin Gizi & metabolik
Penyakit sistem kemih & kelamin
101595
30527
23708
14165
13980
9630
5180
3375
2660
1107
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
42/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 42
Gambaran diatas menunjukkan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
menjadi penyakit yang paling banyak
menyerang penduduk Kota Batam samaseperti tahun 2010.
3.2.2. Acute Flacyd Paralysis Rate (AFPRate)
Acute Flacyd Paralysis (lumpuh
layuh mendadak) bukan karena ruda paksa,
merupakan penyakit yang menyerang anak
usia 2/100.000 anak
usia
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
43/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 43
Gambar 3.10. CAKUPAN ACUTE FLACID PARALYSIS RATE
DI KOTA BATAM TAHUN 2009-2011
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
3.2.3. ANGKA KESAKITAN TB. PARUSalah satu kegiatan pengendalian
Penyakit TB. Paru adalah penemuan
penderita baru TB. Paru bertujuan
menjaring penderita TB. Paru agar
mendapat pengobatan dan pengawasan
sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan dan pencegahan penularan ke
orang lain. Berikut gambaran penemuan
penderita TB. Paru (+) di Kota Batam tahun
2011.
3.2.3. TB MORBIDITY. LUNG
One of TB disease control activities.
Pulmonary TB was the discovery of new
patients. Aims to capture people with
pulmonary TB. Lung in order to receive
treatment and supervision so as to reduce
morbidity and prevent transmission to
others. Here's a discovery of TB patients.
Lung (+) in Batam in 2011.
6.18
2.962.74
1.92
0
1
2
3
4
5
6
7
2008 2009 2010 2011
-Target nasional >2/100.000 penduduk usia < 15 tahun-
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
44/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 44
Gambar 3.11. CAKUPAN PENEMUAN TB. PARU (+) PER PUSKESMAS
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Indikator ini merupakan salah satu
target dalam standar pelayanan minimal
bidang kesehatan dengan target 70%.
Tahun 2011 pelaksanaan program dalam
penemuan kasus baru CDR) 24.36%, angka
ini belum mencapai target yang diharapkan.
Perlu kerjasama dan kemitraan yang lebih
luas sebagai strategi untuk penemuan
penderita, mengingat penyakit ini sangat
mudah menular.
3.2.4. ANGKA KESAKITAN PNEUMONIAPADA BALITA
Pneumonia pada balita masih
menjadi salah satu pusat perhatian
pengendalian penyakit menular, karena
penyakit ini jika tidak ditangani dengan baik,
This indicator is one of the target in
minimum service standards in health with a
target of 70%. In 2011 the implementation
of the program in the discovery of new
cases CDR) 24.36%, this figure has not
reached the expected target. Need the
cooperation and partnership as a broader
strategy for the discovery of the patient,
considering the disease is highly contagious.
3.2.4. PNEUMONIA IN CHILDREN morbidity
Pneumonia in young children
remains one of the communicable disease
control center of attention, because the
disease if not treated properly, will increase
the number of deaths in children under five.
36.53
10.65
11.41
25.29
7.79
52.50
8.51
21.65
44.00
18.62
26.65
0.00
12.3815.63
0
10
20
30
40
50
60
0
10
20
30
40
50
60
70
80
B.PADANG
T.SENGK
SE
KUPANG
SAMBAU
KABIL
BULANG
L.BAJA
SEI
PANCUR
GALANG
SEIPANAS
B.PERMAI
BOTANIA
SEILEKOP
BATUAJI
%CAKUPAN
JUMLAHKASUS
KASUS LAKI-LAKI KASUS PEREMPUAN CDR
TARGET NASIONAL 70%
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
45/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 45
akan menambah angka kematian pada
balita. Kegiatan pengendalian penyakit ini
mulai dari deteksi dini hingga pengobatan
yang bertujuan untuk menurunkan angkakematian akibat pneumonia pada balita.
Diperkirakan 10% balita terserang
pneumonia, pada tahun 2011 jumlah kasus
pneumonia yang ditangani berjumlah 278
kasus atau 3.3% dari perkiraan kasus (1804
kasus). Angka ini masih sangat rendah,
untuk itu membutuhkan kerjasama yang
lebih optimal terutama sarana pelayanan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta
dalam pendeteksian dini dan sistem
pelaporan sehingga upaya yang dilakukan
menjadi maksimal.
Disease control activities ranging from early
detection to treatment which aims to
reduce mortality due to pneumonia ininfants. An estimated 10% of children
stricken with pneumonia, in 2011 the
number of pneumonia cases are handled
amounted to 278 cases or 3.3% of
estimated cases (1804 cases). This figure is
still very low, for it requires greater
cooperation, especially optimal health care
facilities both public and private in early
detection and reporting systems so that
efforts are being made to the maximum.
Gambar 3.12. KASUS PNEUMONIA PADA BALITA
DI KOTA BATAM TAHUN 2009 - 2011
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
433
120
278
050
100
150
200
250
300
350
400
450
500
2009 2010 2011
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
46/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 46
3.2.5. HIV/AIDSPenyakit HIV/AIDS merupakan
prioritas utama dalam pengendalian
penyakit yang menjadi bagian dalamkomitmen MDGs. Perkembangan penyakit
ini cukup pesat yang membutuhkan
perhatian dan kerjasama semua pihak
dalam upaya pengendalian penyakit ini. Di
Kota Batam tahun 2011 penyakit HIV/AIDS
terlihat pada gambar berikut ini.
3.2.5. HIV / AIDS
HIV / AIDS a top priority in disease
control that are part of the commitment
to the MDGs. Fairly rapid progression ofthe disease that requires attention and
cooperation of all parties in efforts to
control this disease. In Batam in 2011
HIV / AIDS seen in the picture below.
Gambar 3.13. KASUS HIV/AIS BERDASARKAN JENIS KELAMIN
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Dari gambar diatas tidak nampak
perbedaan jenis kelamin pada kasus HIV,
sementara pada kasus AIDS laki-laki lebih
banyak dari perempuan. Hal ini
menunjukkan bahwa laki-laki lebih cepat
jatuh ke stadium AIDS.
From the above picture does not
appear significant gender differences in HIV
cases, AIDS cases while the men more than
women. This suggests that men are quicker
to fall into the AIDS stage.
0
100
200
300
400
500
HIV AIDS
188
99
222
59
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
-
7/29/2019 Profil Dinkes Kota Batam 2011
47/143
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011 Menuju MDGs 2015 47
3.2.6. INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)IMS merupakan penyakit menular
seksual yang menunjukkan perilaku
kesehatan yang erat kaitannya denganperilaku seksual dan juga merupakan pintu
gerbang masuknya virus HIV/AIDS. Kasus
Infeksi Menular Seksual yang ditemui
berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan di 2 (dua)
klinik IMS yang ada di Kota Batam. Berikut
gambaran 5 (lima) jenis penyakit Infeksi
Menular Seksual terbanyak di Kota Batam
Tahun 2011..
3.2.6 Sexually Transmitted Infections (STI)STI is a sexually transmitted disease that
shows health behaviors are closely related
to sexual behavior and also the entry gateof HIV / AIDS. Cases of sexually transmitted
infections are encountered by the results of
laboratory examinations carried out in 2
(two) STI clinics in the city of Batam. Here's
a 5 (five) types of disease most sexually
transmitted infections in Batam Year