Download - Preskas Diare RSP
Naskah Presentasi Kasus
BAB IILUSTRASI KASUSIDENTITAS
Nama pasien
: An. RJenis Kelamin
: Laki-laki Usia
: 7 bulan
Tempat, tanggal lahir
: Jakarta, 01 Oktober 2008Pendidikan
: Belum sekolah
Orang tua
Ayah
Nama
: Tn. B.
Alamat
: Matraman
Pekerjaan: Supir
Ibu
Nama
: Ny. M
Alamat
: Matraman
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan orang tua: Anak kandung
Agama
: Islam
Masuk rumah sakit
Tanggal
: 01 Juni 2009
Pukul
: 18.15 WIB
Datang atas keinginan sendiri
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien.Keluhan Utama
Mencret sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mencret dengan frekuensi sampai kurang lebih lima kali per hari. Mencret berisi cairan disertai sedikit ampas, berwarna kuning, tanpa lendir, darah (-). Volume setiap kali mencret sebanyak gelas Aqua, bau busuk. Menangis sebelum mencret (-). Keluhan disertai demam naik turun, tidak terlalu tinggi, tapi suhu tidak diukur. Batuk (-), dahak (-), pilek (-), sesak napas (-), menangis sebelum buang air kecil (-). Nafsu makan menurun, minum berkurang.Demam mulai dirasakan 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Sempat turun setelah diberi obat penurun panas, namun hari berikutnya pasien kembali panas. Panas turun hanya ketika diberi obat penurun panas, tidak ada menggigil, tanpa kejang.1 hari sebelum masuk Rumah Sakit gejala yang dirasakan masih sama disertai dengan muntah-muntah 3 kali dalam sehari, hampir setiap makan dan minum, isi muntahan makanan dan minuman, tanpa darah, gelas Aqua. Pada Hari masuk Rumah Sakit mencret sekitar 3 kali , cair lebih dari ampas, berwarna kuning, tanpa lendir dan darah, dengan volume gelas Aqua, bau busuk. Makan dan minum mau. 1 minggu Sebelum sakit berat pasien 8,5 kg. Setelah mencret-mencret selama 3 hari, berat badan pasien 6,7 kg. Waktu pasien datang ke IGD pasien tampak menangis, aktif, air mata (+), minum mau, buang air kecil (+), mata tampak cekung.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah di rawat di Rumah Sakit sebelumnya. Riwayat kuning (-), batuk lama (-), demam lama (-).
Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat keluarga & orang sekitar menderita penyakit serupa (-), batuk lama (-), DM (-), asma (-), riwayat alergi (-).Riwayat Kelahiran
Ibu pasien dengan G1P1A0:
1. Anak laki-laki 8 bulan (pasien)Riwayat morbiditas selama kehamilan disangkal.
Riwayat Kehamilan
Kehamilan cukup bulan (37 minggu). Lahir normal di Bidan. Berat lahir 2800 g, panjang lahir 48 cm. Langsung menangis, tidak biru, tidak kuning.
Riwayat Imunisasi
Kesan lengkap. DPT 3 dan Campak belum. Riwayat Nutrisi
ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan.
Riwayat Perkembangan
Kesan tidak ada keterlambatan.
PEMERIKSAAN FISIK (01 Juni 2009 di Ruang Rawat Bougenville lt. 1)
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis
Status mental
: rewel
Tanda vital
: frekuensi nadi 100 kali/menit, reguler, isi cukup
frekuensi pernapasan 20 kali/menit, reguler, kedalaman cukup
suhu 37,7CTB
: 68 cm
BB
: 6,7 kg
Lingkar kepala: 48 cm ( normosefal
Lingkar lengan atas: 15 cm
Status gizi:
BB/U
: 6,7/8,2 = 81,7%
TB/U
: 68/69 = 98,55%BB/TB
: 6,7/7,9 = 84,8 % Kepala
: deformitas (-), normosefal, ubun-ubun belum menutupMata
: cekung (+/+), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT
: faring hiperemis (-), tonsil T1/T1Mulut
: mukosa lembab
KGB
: tak terabaJantung
: bunyi jantung I & II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru
: vesikuler ka - ki, ronki (-/-), mengi (-/-)
Abdomen
: datar, lemas, BU (+) meningkat, nyeri tekan (-), hepar & limpa tidak teraba, turgor baik
Ekstremitas
: akral hangat, CRT < 2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 01 Juni 2009 (IGD)
Hb 9,1 g/dL
Eritrosit 4,69 juta/L
Ht 27%
MCV 58 fl
MCH 19,4 pg
MCHC 33,5 g/dL
RDW-CV 28,3%
Leukosit 15.250/ L
Hitung jenis: basofil 0,1 %; eosinofil 0.7 %; neutrofil 18,9 %; limfosit 69,4 %; monosit 10,9 %
Trombosit 344.000/ L
Elektrolit: Na 129 mEq/L, K 3,34 mEq/L, Cl 90 mEq/LFollow Up (02 Juni 2009 di Ruang Rawat Bougenville lt. 1)S :demam (-), mencret sekitar 3 kali , cair lebih dari ampas, berwarna kuning, tanpa lendir dan darah, dengan volume gelas Aqua, bau busuk, batuk sesekali dahak (+)
O :CM, T= 37, nadi= 110 x/menit, RR= 30x
Kepala
: deformitas (-), normosefal, ubun-ubun belum menutup
Mata
: cekung (+/+), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT
: faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
Mulut
: mukosa lembab
KGB
: tak teraba
Jantung
: bunyi jantung I & II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru
: vesikuler ka - ki, ronki (-/-), mengi (-/-)
Abdomen
: datar, lemas, BU (+) meningkat, nyeri tekan (-), hepar &
limpa tidak teraba, turgor baik
Ekstremitas
: akral hangat, CRT < 2 detikA :Diare akut dehidrasi ringan sedang P :KaEN 3B 48 tpm mikro
Lacto B 3 x sach
Sanmol 3x3/4 cth
Pedialite ad lib
Cefotaxime 2x 350 mg
Zinkid 1x1 tab Laboratorium 02 Juni 2009 (Bougenville Bawah)
URINEKimia Urine
Warna
: Kuning
Kejernihan: Keruh
Berat Jenis: 1,005
Protein
: -
Glukosa : -
Keton
: -
Bilirubin : -
Urobilinogen: 0,2
Nitrit
: +
Darah Samar: +
Mikroskopik Urine
Leukosit : 3-5
Eritrosit : 1-3
Sel Epitel : +
Silinder cast: -
Sil. Hyalin: -
Bakteri : penuh
Kristal
: -
Lain-lain: -
Follow Up (03 Juni 2009 di Ruang Rawat Bougenville lt. 1)S :demam (-), mencret baru 1 kali , ampas lebih dari cair, berwarna kuning, tanpa lendir dan darah, dengan volume gelas Aqua, bau busuk, batuk dahak (+) sudah jarang O :CM, T= 38, nadi= 110 x/menit, RR= 30x
Kepala
: deformitas (-), normosefal, ubun-ubun belum menutup
Mata
: cekung (+/+), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT
: faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
Mulut
: mukosa lembab
KGB
: tak teraba
Jantung
: bunyi jantung I & II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru
: vesikuler ka - ki, ronki (-/-), mengi (-/-)
Abdomen
: datar, lemas, BU (+) meningkat, nyeri tekan (-), hepar &
limpa tidak teraba, turgor baik
Ekstremitas
: akral hangat, CRT < 2 detikA :Diare akut dehidrasi ringan sedang P :KaEN 3B 30 tpm mikro
Lacto B 3 x sach
Sanmol 4x3/4 cth
Pedialite ad lib
Cefotaxime 2x 350 mg
Zinkid 1x1 tab
Laboratorium 03 Juni 2009 (Bougenville Bawah)Feces
Makroskopik Feces
Warna
: kuning
Konsistensi : kental
Lendir
: +
Nanah
: -
Darah
: -
Mikroskopik Feces
Darah samar: -
Leukosit: 0-2
Eritrosit : -
Telur cacing : -
Amoeba: -
Lain-lain: serat makanan (+)
Follow Up (04 Juni 2009 di Ruang Rawat Bougenville lt. 1)S :demam (-), belum BAB, batuk dahak (+) sudah jarang, BAK normal, makan minum mau, muntah (-)
O :CM, T= 37,5, nadi= 100 x/menit, RR= 30x
Kepala
: deformitas (-), normosefal, ubun-ubun belum menutup
Mata
: cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT
: faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
Mulut
: mukosa lembab
KGB
: tak teraba
Jantung
: bunyi jantung I & II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru
: vesikuler ka - ki, ronki (-/-), mengi (-/-)
Abdomen
: datar, lemas, BU (+) meningkat, nyeri tekan (-), hepar &
limpa tidak teraba, turgor baik
Ekstremitas
: akral hangat, CRT < 2 detikA :Diare akut dehidrasi ringan sedang + ISK P :KaEN 3B 30 tpm mikro
Lacto B 3 x sach
Sanmol 4x3/4 cth
Pedialite ad lib
Cefotaxime 2x 350 mg di STOP ganti dengan Cefspan PO 2 x 15 mg
Zinkid 1x1 tab
Follow Up (05 Juni 2009 di Ruang Rawat Bougenville lt. 1)S :demam (-). BAB sudah seperti biasa, BAK Normal, muntah (-), makan minum mau, batuk (-)
O :CM, T= 37,7, nadi= 100 x/menit, RR= 35x
Kepala
: deformitas (-), normosefal, ubun-ubun belum menutup
Mata
: cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT
: faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
Mulut
: mukosa lembab
KGB
: tak teraba
Jantung
: bunyi jantung I & II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru
: vesikuler ka - ki, ronki (-/-), mengi (-/-)
Abdomen
: datar, lemas, BU (+) meningkat, nyeri tekan (-), hepar &
limpa tidak teraba, turgor baik
Ekstremitas
: akral hangat, CRT < 2 detikA :Diare akut dehidrasi ringan sedang + ISK P :KaEN 3B 30 tpm mikro
Lacto B 3 x sach
Sanmol 4x3/4 cth
Pedialite ad lib
Cefspan PO 2 x 15 mg ( sore demam pasien boleh pulang )
Zinkid 1x1 tab
RESUME
Pasien anak laki-laki usia 7 bulan datang dengan keluhan mencret sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mencret dengan frekuensi sampai lebih dari tiga kali per hari. Mencret berisi cairan disertai sedikit ampas, berwarna kuning, tanpa lendir, darah (-). Volume setiap kali mencret sebanyak gelas Aqua, bau busuk. Menangis sebelum mencret (-). Keluhan disertai demam naik turun, tidak terlalu tinggi, tapi suhu tidak diukur. Batuk (-), dahak (-), pilek (-), sesak napas (-), menangis sebelum buang air kecil (-). Nafsu makan menurun, minum berkurang.
Demam mulai dirasakan 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Sempat turun setelah diberi obat penurun panas, namun hari berikutnya pasien kembali panas. Panas turun hanya ketika diberi obat penurun panas, tidak ada menggigil, tanpa kejang.
1 hari sebelum masuk Rumah Sakit gejala yang dirasakan masih sama disertai dengan muntah-muntah 3 kali dalam sehari, hampir setiap makan dan minum, isi muntahan makanan dan minuman, tanpa darah, gelas Aqua. Pada Hari masuk Rumah Sakit mencret sekitar 3 kali , cair lebih dari ampas, berwarna kuning, tanpa lendir dan darah, dengan volume gelas Aqua, bau busuk. Makan dan minum mau. 1 minggu Sebelum sakit berat pasien 8,5 kg. Setelah mencret-mencret selama 3 hari, berat badan pasien 6,7 kg. Waktu pasien datang ke IGD pasien tampak menangis, aktif, air mata (+), minum mau, buang air kecil (+), mata tampak cekung. Status gizi pasien masih dalam gizi baik (berat badan menurut umur). DAFTAR MASALAH
Diare akut dehidrasi ringan-sedang
ISK TATA LAKSANA
KaEN 3B 30 tpm mikro
Lacto B 3 x sach
Sanmol 4x3/4 cth
Pedialite ad lib
Cefotaxime 2x 350 mg di STOP ganti dengan Cefspan PO 2 x 15 mg (hari ke-4)
Zinkid 1x1 tab
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam: bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAII. 1 Definisi Diare pada Anak
Diare didefinisikan sebagai keluarnya tinja yang lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam satu hari. Perlu diingat bahwa bayi yang mendapatkan ASI penuh biasanya mengeluarkan tinja lunak atau agak cair setiap hari beberapa kali, dengan demikian lebih praktis mendefinisikan diare sebagai meningkatnya frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibu.1 Diare juga diartikan pengeluaran tinja yang sangat cair atau sangat sering dengan peningkatan kadar air di dalamnya.2 Normalnya anak-anak menghasilkan tinja 5 g/kg berat badan per hari.1 Jumlah ini akan meningkat seiring pertumbuhan anak.
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya ( 3 atau lebih per hari ) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita. (Depkes RI, Kepmenkes RI Tentang Pedoman P2D,Jkt,2002). Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu karena Infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immuno defisiensi, dan penyebab lain, tetapi yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. (Depkes RI, Kepmenkes RI Tentang Pedoman P2D , Jkt , 2002). Adapun penyebab-penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya keadaan gizi, kebiasaan atau perilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainyaII. 2 Epidemiologi Diare9
Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 - 2 kali per tahun.
Kasubdit Diare dan Kecacingan Depkes, I Wayan Widaya mengatakan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB (kejadian luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut, terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat. Jumlah penderita diare tertinggi ada di daerah NTT yakni 2194 jiwa, sedangkan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebesar 196 jiwa Penyebaran Kuman yang menyebabkan diare
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui mulut (orofecal) antara lain melalui makanan/minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.
Beberapa perilaku khusus dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan resiko terjadinya diare. Perilaku tersebut antara lain ialah:
Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan
Resiko menderita diare berat beberapa kali lebih besar pada bayi yang tidak diberi ASI daripada bayi yang diberi ASI penuh. Menggunakan botol susu
Penggunaan botol susu memudahkan pencemaran oleh kuman yang berasal dari tinja dan sukar dibersihkan. Sewaktu susu dimasukkan ke dalam botol yang tidak bersih akan terjadi kontaminasi kuman dan bila tidak segera diminum kuman akan tumbuh.
Menyimpan makanan masak pada suhu kamar
Bila makanan dimasak dan disimpan untuk digunakan kemudian, keadaan ini akan memudahkan terjadinya pencemaran, misalnya kontak dengan peralatan yang terpapar. Bila makanan disimpan beberapa jam pada suhu kamar, kuman dapat berkembang biak.
Menggunakan air minum yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja
Air mungkin terpapar di sumbernya atau pada saat penyimpanan di rumah. Pencemaran di rumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak tertutup, atau apabila tangan tercemar kuman mengenai air sewaktu mengambilnya dari tempat penyimpanan. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar Tidak membuang tinja dengan benar
Faktor pejamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare
Beberapa faktor pejamu dapat meningkatkan insiden, beratnya penyakit, dan lamanya diare. Faktor-faktor tersebut antara lain :
Tidak memberi ASI sampai umur 2 tahun
ASI mengandung antibodi yang melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab penyakit diare, seperti Shigella dan Vibrio Cholera.
Kurang gizi
Beratnya penyakit, lama, dan resiko kematian meningkat pada anak-anak dengan kurang gizi.
Campak
Diare dan disentri lebih sering terjadi atau berakibat berat pada anak-anak dengan campak atau yang menderita campak dalam 4 minggu terakhir. Hal ini sebagai akibat penurunan kekebalan penderita.
Imunodefisiensi/imunosupressi
Keadaan ini mungkin hanya berlangsung sementara misalnya sesudah infeksi virus (seperti campak) atau mungkin yang berlangsung lama seperti penderita AIDS. Pada anak dengan imunosupressi berat, diare dapat terjadi karena kuman yang tidak patogen dan mungkin juga berlangsung lama.
Umur
Kebanyakan episod diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi pada golongan umur 6-11 bulan, pada masa diberikan makanan pendamping. Pola ini menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar antibodi ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin terpapar bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang pada saat bayi mulai belajar merangkak. Kebanyakan kuman usus merangsang paling tidak sebagian kekebalan melawan infeksi atau penyakit yang berulang, yang membantu menjelaskan menurunnya insiden penyakit pada anak yang lebih besar dan pada orang dewasa. Variasi Musiman
Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografi. Pada daerah sub-tropik diare karena bakteri lebih serign terjadi pada musim panas sedangkan diare karena virus, terutama rotavirus, puncaknya terjadi pada musim dingin. Di daerah tropik diare rotavirus terjadi sepanjang tahun, frekuensinya meningkat pada musim kemarau, sedangkan puncak diare karena bakteri adalah pada musim hujan. Insiden diare persisten mengikuti pola musiman yang sama seperti pada diare cair akut. Infeksi asimptomatik
Kebanyakan infeksi usus bersifat asimptomatik dan proporsi asimptomatik ini meningkat di atas umur 2 tahun karena pembentukan imunitas aktif. Pada saat infeksi asimptomatik yang mungkin berakhir dalam beberapa hari atau minggu, tinja mengandung virus, bakteri, dan kista protozoa yang infeksius. Orang dengan terinfeksi asimptomatik mempunyai peranan penting dalam penyebaran beberapa kuman enterik terutama bila mereka tidak menyadari adanya infeksi, tidak menjaga kebersihan dan sering pindah dari satu tempat ke tempat lain.
Epidemi/wabah/kejadian luar biasa
Dua kuman usus patogen V.Cholerae dan Shigella disentri tipe 1 adalah penyebab utama kejadian luar biasa yang angka kesakitan dan kematiannya pada semua golongan umur cukup tinggi. Sejak tahun 1961 kolera yang disebabkan V.Cholerae byotipe Eltor telah menyebar ke negara-negara di Afrika, Amerika Latin, Asia dan Timur Tengah dan beberapa daerah di Amerika Utara dan Eropa. Dalam waktu yang sama S.disentri tipe 1 menjadi penyebab wabah yang besar di Amerika Tengah dan terakhir di Afrika Tengah dan Asia Selatan.
II. 3 Etiologi
Etiologi diare pada anak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu infeksi dan noninfeksi. Penyebab tersering diare pada anak adalah infeksi rotavirus. Tabel di bawah ini menampilkan berbagai macam etiologi diare pada anak.
Tabel 1. Etiologi gastroenteritis infektif pada anak2EtiologiContoh
Virus (70%)Rotavirus, Norovirus (Norwalk-like virus), Adenovirus enterik, Calicivirus, Astrovirus, Enterovirus
Protozoa (