Download - Makalah Anjak Piutang Fix
Perbankan
Anjak Piutang (Factoring)
Disusun oleh :
1. Rio Siswanto (130210301050)
2. Rulyanto Ratno Saputro (130210301053)
3. Dely Achmad Aggiawan (130210301056)
4. Ade Wahyu Oktasilvia (130210301060)
5. Shinta Nurafni Untari (130210301065)
6. Nadlirotu Nisa' (130210301072)
7. Suci Fitria Ningsih (130210301092)
Kelas A
PENDIDIKAN EKONOMI
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
DAFTAR ISI
SAMPUL.........................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................11.2 Rumusan Masalah.................................................................................21.3 Tujuan dan Manfaat..............................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Pengertian Anjak Piutang.....................................................................32.2 Kegiatan Anjak Piutang........................................................................42.3 Pihak – Pihak yang Terkait dalam Anjak Piutang................................72.4 Jenis – Jenis Anjak Piutang..................................................................82.5 Jasa dan Biaya dalam Anjak Piutang....................................................132.6 Keuntungan Anjak Piutang...................................................................
BAB 3. PENUTUP..........................................................................................21
3.1 Kesimpulan...........................................................................................213.2 Saran.....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................25
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehadiran anjak piutang sangat membantu kegiatan bisnis. Merupakan
kenyataan bahwa terjadi proses tawar menawar antara pembeli dan
penjual,maupun antar penjual agar dapat menjual produk dan jasanya. Salah
satu tawaran yang diberikan adalah kemudahan dalam membayar yang berupa
pembayaran berjangka. Akan tetapi pemberian fasilitas ini mengandung
konsekuensi yang akan berdampak pada kemampuan kas perusahaan. Ini
merupakan usaha pemecahan salah satu masalah kadangkala tidak sejalan
dengan penyelesaian masalah yang lain.Ambillah contoh, untuk
meningkatkan penjualan maka perusahaan dapat meningkatkan penjualan
kepada pelanggan dengan cara kredit. Namun disisi lain, peningkatan
penjualan dengan cara kredit ini akan menambah rumit dalam
pengadministrasian penjualan, karena menyangkut masalah tagihan dan
resiko tidak terbayarnya piutang penjualan. Peningkatan penjualan juga
menuntut konsekuensi bahwa perusahaan tersebut juga harus menyediakan
modal kerja yang lebih besar, karena modal cara tersebut menyebabkan
modal kerja perusahaan yang tertanam dalam piutang dagang. Skema
pembiayaan yang ditawarkan melalui anjak piutang memberikan satu
alternatif solusi terhadap masalah diatas. Jasa yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan anjak piutang tidak hanya sekedar pembiayaan murni melainkan
juga jasa non peembiayaan seperti administrasi penjualan dan penagihan
piutang dagang.
Dalam transaksi anjak piutang, tagihan penjual kepada pembeli
dialihkan kepada perusahaan anjak piutang sehingga penjual tidak perlu
menagihnya. Dengan cara ini, kas yang diterima penjual dapat digunakan
untuk membiayai biaya tertentu. Namun, biaya yang harus dibayarkan
tersebut dapat dikompensasi dengan potongan penjualan yang didapatkan dari
pemasok apabila penjual membeli bahan baku secara tunai dari hasil
pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang. Hal ini merupakan inti
dari transaksi anjak piutang yang dilakukan antar penjual dengan perusahaan
anjak piutang, yaitu hubungan yang saling menguntungkan antar kedua belah
pihak. Aspek yang saling menguntungkan inilah yang menjadi pedoman
kunci bagi suksesnya transaksi anjak piutang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Anjak piutang?
2. Bagaimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Anjak Piutang?
3. Siapa pihak-pihak yang terlibat dan fasilitas yang diberikan dalam Anjak
Piutang?
4. Apa saja produk dan biaya yang diberikan dalam Anjak Piutang?
5. Bagaimana keuntungan dalam Anjak Piutang?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui pengertian Anjak Piutang.
2. Mengerti kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Anjak Piutang.
3. Mengetahui pihak-pihak yang terlibat dan fasilitas yang diberikan dalam
Anjak Piutang.
4. Mengetahui jasa-jasa dan biaya yang diberikan dalam Anjak Piutang.
5. Mengetahui keuntungan dalam Anjak Piutang.
2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anjak Piutang
Anjak piutang (factoring) adalah suatu kontarak di mana perusahaan
anjak piutang menyediakan jasa-jasa sekurang-kurangnya: jasa pembiayaan,
jasa perlindungan terhadap resiko kredit dan untuk klien berkewajiban kepada
perusahaan anjak piutang secara terus menerus menjual atau menjaminkan
piutang yang berasal piutang yang berasal dari penjualan barang-barang atau
pemberian jasa-jasa.
Perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan (debitur)
dari transaksi perdagangan di dalam atau di luar negeri (Keputusan Menteri
Keuangan No.1251/KMK.013/1988 taanggal 20 Desember 1988).
Dari definisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa kegiatan anjak
piutang meliputi:
1. Pengambil alihan tagihan suatu perusahaan, baik dengan cara dibeli atau
dengan cara lain sesuai dengan kesepakatan.
2. Mengelola usaha penjualan kredit pada suatu perusahaan.
3. Penagihan piutang perusahaan klien.
Anjak piutang (bahasa Inggris: factoring) adalah suatu transaksi
keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan)
dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara anjak piutang
dan pinjaman bank. Pertama, anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan
kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman,
melainkan pembelian suatu aset (piutang). Terakhir, pinjaman bank
melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.
3
2.2 Kegiatan Anjak Piutang
Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan no.84/PMK.012/2006
tentang perusahaan pembiayaan pasal 4 :
1. Kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk pembelian piutang dagang
jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut
2. Kegiatan anjak piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan dalam bentuk anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang
(without recourse) dan anjak piutang dengan jaminan dari penjual piutang
(with recourse).
Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan no.1251 tahun 1988
tentang ketentuan dan tata cara pelaksanann lembaga pembiayaan, kegiatan
anjak piutang terdiri dari:
1. Pengambilan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan
harga yang sesuai dengan kesepakatan.
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan
anjak piutang dapat mengelola kegiatan administrasi atau perusahaan
sesuai kesepakatan.
Imbalan yang diterima oleh perusahaan anjak piutang baik beruapa
service charge, provisi, dan diskon, akan dicatat secara akrual sehingga pada
saat penandatanganan perjanjian akan di akui pajak terutang. Dasar
pengenaan pajak atas penyerahan jasa anjak piutang adalah 5% dari jumlah
imbalan yang di terima dan pajak masukan yang berhubungan dengan
kegiatan anajak piutang tidak dapat di kreditkan.
Kegiatan Anjak Piutang merupakan salah satu kegiatan dari
perusahaan pembiayaan,di mana Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha
yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat
dalam bentuk :
1. Giro
2. Deposito
4
3. Tabungan
4. Surat Sanggup Bayar/Promissory Note
Perusahaan Pembiayaan dan/atau Perusahaan Anjak Piutang dapat
menerbitkan Surat Sanggup Bayar hanya sebagai jaminan atas utang kepada
bank yang menjadi krediturnya,ketentuan tersebut di atas berdasarkan Surat
Keputusan Presiden No 61 Tahun 1988.Ketentuan di atas dipertegas kembali
oleh Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.017/2000 tanggal
27 Oktober 2000 tentang Perusahaan Pembiayaan yang menyatakan bahwa:
1. Perusahaan Pembiayaan dilarang:
a. Menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk
giro,deposito,tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
b. Menerbitkan Surat Sanggup Bayar(Promisory Note),kecuali sebagai
jaminan atas utang kepada bank yang menjadi krediturnya.
c. Memberikan jaminan dalam segala bentuknya kepada pihak lain.
2. Surat Sanggup Bayar(Promissory Note) yang dibuat dan dikeluarkan oleh
Perusahaan Pembiayaan tidak dapat dialihkan dan wajib dicantumkan
kata kata “tidak dapat dialihkan(non negotiable)”.
Selain ketentuan tersebut di atas, perusahaan pembiayaan dan/atau
perusahaan anjak piutang masih mempunyai batasan batasan terutama dalam
hal penerimaan pinjaman dan penyertaan.Adapun ketentuan yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Pinjaman yang Diterima
a. Perusahaan Pembiayaan dapat menerima pinjaman baik dari dalam
maupun luar negeri.
b. Jumlah pinjaman bagi setiap Perusahaan Pembiayaan ditetapkan
setinggi tingginya sebesar 15(lima belas) kali jumlah modal
sendiri(net worth) Perusahaan Pembiayaan setelah dikurangi
penyertaan,istilah ini biasanya disebut Gearring Ratio.
5
c. Jumlah pinjaman luar negeri ditetapkan setinggi tingginya sebesar
5(lima) kali jumlah modal sendiri(net worth) Perusahaan Pembiayaan
setelah dikurangi penyertaan.
d. Modal sendiri(net worth) bagi perusahaan anjak piutang dan/atau
perusahaan pembiayaan yang berbentuk hukum :
Perseroan Terbatas,terdiri dari modal disetor ditambah dengan laba
ditahan,laba tahun berjalan,cadangan umum yang belum
digunakan,agio saham,dan pinjaman subordinasi yang dihitung
berdasarkan laporan keuangan posisi bulan terakhir.
Koperasi,terdiri dari simpanan pokok,simpanan wajib,hibah,modal
penyertaan,dana cadangan,dana sisa hasil usaha,dikurangi
penyertaan dan kerugian yang dihitung berdasarkan laporan
keuangan posisi bulan terakhir.
e. Pinjaman subordinasi merupakan pinjaman yang diterima perusahaan
anjak piutang dan/atau perusahaan pembiayaan dengan syarat:
minimum berjangka waktu 5(lima) tahun
dalam hal terjadi likuidasi,hak tagih berlaku paling akhir dari
segala pinjaman yang ada
dituangkan dalam perjanjian tertulis antara perusahaan anjak
piutang dan/atau perusahaan pembiayaan dengan pemberi
pinjaman.
f. Pinjaman subordinasi yang dapat diperhitungkan sebagai komponen
modal sendiri sebanyak banyaknya sebesar 50%(limapuluh perseratus)
dari modal disetor.
g. Setiap pinjaman subordinasi yang diterima oleh perusahaan anjak
piutang dan/atau perusahaan pembiayaan wajib dilaporkan kepada
menteri selambat lambatnya 10(sepuluh) hari setelah pinjaman
diterima.
6
2. Penyertaan Perusahaan Pembiayaan
a. Perusahaan pembiayaan dan/atau Perusahaan Anjak Piutang hanya
dapat melakukan penyertaan modal pada perusahaan di sektor
keuangan.
b. Penyertaan modal pada setiap perusahaan tidak boleh melebihi 25%
(dua puluh lima perseratus) dari modal disetor perusahaan yang
bersangkutan.
c. Jumlah seluruh penyertaan modal perusahaan anjak piutang dan/atau
perusahaan pembiayaan tidak boleh melebihi 40%(empat puluh
perseratus) dari jumlah modal sendiri perusahaan yang bersangkutan.
2.3 Pihak-pihak yang Terkait dalam Anjak Piutang
Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang
terlibat yaitu: perusahaan anjak piutang (factor), klien (supplier), dan
nasabah (customer) atau disebut debitor. Factor adalah perusahaan atau pihak
yang menawarkan jasa anjak piutang.Klien adalah pihak yang menggunakan
jasa perusahaan anjak piutang.Sedangkan nasabah adalah pihak-pihak yang
mengadakan transaksi dengan klien.Istilah klien (client) dan nasabah
(customer) dalam mekanisme anjak piutang memiliki pengertian yang
berbeda.Perusahaan anjak piutang memiliki klien dalam hal ini supplier,
selanjutnya klien yang memiliki nasabah (customer).Mekanisme anjak
piutang diawali dari adanya transaksi jual beli barang atau jasa yang
pembayarannya secara kredit. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan anjak
piutang dijelaskan dalam gambar berikut:
1. Perusahaan Factoring
2. Transaksi Factoring (pengalihan piutang)
3. Klien
4. Transaksi Jual Beli
5. Pembayaran
6. Supplier (Penjual)
7
Penggunaan jasa perusahaan anjak piutang sangat membantu
perusahaan dalam kondisi antara lain sebagai berikut:
1. Perusahaan yang sedang melakukan ekspansi pemasaran.
Perusahaan anjak piutang dapat memberikan informasi mengeni keadaan
pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan yang bersangkutan (klien).
2. Perusahaan baru yang berkembang pesat, sementara bagian kreditnya
kurang mampu mengimbangi ekspansi perusahaan.
Dengan jasa factoring, pihak klien diharapkan dapat menyusun rencana
ekspansi secara lebih leluasa, dan fungsi pengelolaan kredit diambil alih
oleh perusahaan anjak piutang.
3. Perusahaan klien akan dapat beroperasi lebih efisien dengan menyerahkan
pengelolaan kreditnya kepada perusahaan anjak piutang karena tidak perlu
lagi membentuk unit organisasi yang berfungsi sebagai bagian kredit yang
tentunya akan menambah biaya operasi.
4. Perusahaan dapat memeproleh pembiayaan siap pakai yang disediakan
oleh perusahaan anjak piutang.
2.4 Jenis-jenis Anjak Piutang
Fasilitas anjak piutang yan ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat
dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:
2.4.1 Berdasarkan Pelayanan
8
a. Full Service Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara menyeluruh,
baik jasa pembiayaan maupun nonpembiayaan.
b. Bulk Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan
pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa
memberikan jasa lain seperti resiko piutang, administrasi
penjualan, dan penagihan.
c. Maturity Factoring
Pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien tetapi
oleh pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta proteksi
atas tagihan.
d. Finance Factoring
Anjak piutang jenis ini hanya menyediakan fasilitas pembiayaan
saja tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih.
Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur
pada perusahaan factoring sampai sejumlah 80% dari nilai
seluruh faktur sesuai dengan besarnya plafon pembiayaan (limit
kredit). Klien tetap harus bertanggung jawab terhadap
pembukuan piutang dan penagihannya, termsuk menanggung
risiko tidak tertagihnya piutang tersebut.
2.4.2 Berdasarkan Penanggungan Resiko
a. With Recourse Factoring
Berkaitan dengan risiko debitur yang tidak mampu memenuhi
kewajibannya.Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang merupakan
ancaman risiko. Dalam perjanjian with recourse, klien akan
menanggung risiko kredit terhadap piutang yang dialihkan kepada
perusahaan anjak piutang. Oleh karena itu, perusahaan anjak piutang
akan mengemblikan tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang
kepada klien atas piutang yang tidak tertagih dari customer. uang
9
muka proporsi tertentu kepada klien atas piutang atau faktur yang
diserahkan
b. Without Recourse Factoring
Perusahaan anjak piutang menanggung risiko atas tidak tertagihnya
piutang yang telah dialihkan leh klien.Namun, dalam perjanjian
anjak piutang daat dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya
tagihan dapat diberlakuakan bentuk recourse.Ini untuk
menghindarkan tagihan yang tidak diabayar karena pihak klien
ternayat mengirimkan barang yang cacat atau tidak sesuai dengan
perjanjian kepada nasabahnya.Dengan demikian customer berhak
untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan tersebut dan
terlepas dari kewajiban pembayaran utang.Dalam hal terjadi kasus
demikin, perusahaan factoring dapat mengembalikan tagihan
tersebut kepada klien.
2.4.3 Berdasarkan Perjanjian
a. Disclosed Factoring
Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan pihak debitur (customer).Oleh karena itu pada saat
piutang terebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak
tagih pada debitur yang bersangkutan.Untuk dapat melakukan hal
tersebut di dalam faktur dicantumkan pernyataan bahwa bahwa
piutang yang timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada
perusahaan anjak piutang.
Mekanisme anjak piutang dengan fasilitas disclosed dapat dilihat
sebagai berikut:
10
Keterangan:
1. Penjualan secara kredit kepada customer (debitur)
2. Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan
factoring (factor) disertai dengan penyerahan faktur-faktur dan
dokumen terkait lainnya.
3. Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak factoring.
4. Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat dilakukan
dalam waktu 24 jam. Pembayaran tersebut berjumlah sampai
80% dari total nilai faktur. Sisanya 20% akan dibayar apabila
telah dilakukan pelunasan penuh oleh customer atau debitur.
5. Penagihan leh perusahaan factoring yang disertai dengan bukti-
bukti pendukung.
6. Pelunasan utang customer kepada perusahaan factoring.
b. Undisclosed Factoring
Transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan
anjak piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitur kecuali
bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien, atau secara
sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi
risiko. Mekanisme Undisclose Factoring sebagai berikut:
11
Keterangan:
1. Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada nasabahnya
(customer).
2. Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa ada
pemberitahuan mengenai kontrak anjak piutang.
3. Tembusan kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur.
Sisanya 20% akan dibayar saat pelunasan utang oleh debitur
(customer).
4. Pada saat jatuh tempo, debitur akan melunasi utangnya langsung
kepada supplier atau klien.
5. Klien kemdian meneruskan pelunasan tersebut (No.5) kepada
perusahaan anjak piutang selanjutnya melunasi sisa pembayaran
20% kepada klien.
2.4.4 Berdasarkan Lingkup Kegiatan
a. Domestic Factoring
Kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan perusahaan
anjak piutang, klien dan debitur yang semuanya berdomisili di dalam
negeri.
12
b. International Factoring
Kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor barang yang
melibatkan dua perusahaan factoring di masing-masing negara
sebagai expor factor dan import factor.
2.5 Jasa dan Biaya dalam Anjak Piutang
Produk dan jasa anjak piutang yang dapat diberikan kepada klien minimal
dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok yang mendasar. Hal ini sesuai
dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
172/KMK.06/2002 Tentang perubahan atas perubahan Menteri Keuangan
Nomor 448/KMK. 017/2000 tentang perusahaan pembiayaan, yaitu:
2.5.1 Anjak Piutang Non-financing
Pengertian jasa anjak piutang non-financing berdasarkan
peraturan pemerintah yang berlaku adalah penata usahaan penjualan
kredit serta penagihan piutang usaha klien. Jasa anjak piutang ini
meliputi jasa credit management, sehingga klien tidak perlu
menyelenggarakan pembukuan/pencatatan atas tagihannya, karena
perannya tersebut sudah diambil alih oleh factor, dimana factor akan
memberikan laporan secara berkala mengenai hal-hal berikut:
a. Bonafiditas para customer
b. Laporan posisi piutang dagang klien termasuk tanggal jatuh
temponya yang sangat berguna bagi klien dalam merencanakan
penjualan kredit untuk periode berikutnya.
c. Account Statement kepada customer, bagi customer statement of
account yang diterima dari factor membantu yang bersangkutan
untuk melakukan rekonsiliasi atas pembayaran-pembayaran yang
telah dilaksakannya dan untuk mengetahui posisi piutang pertanggal
laporan berikut jatuh temponya.
d. Apabila customer gagak membayar pada waktunya, factor secara
aktif melakukan penagihal sesuai prosedur yang berlaku dengan
13
sebaik-baiknya, tanpa merusak hubungan baik antara customer dan
client. Dalam non recourse factoring, factor menjamin pembayaran
yang beratalian, namun hanya terbatas pada insolvery saja
(nondisputes). Dalam hal terjadi perselisihan dagang antara customer
dan client, factor tidak menjamin pembayarannya, resiko bad debt
tetap ditanggung oleh client.
Adapun jasa yang dapat diberikan dalam anjak piutang non-
financing ini meliputi jasa-jasa sebagai berikut:
a. Credit Investigation
Factor sebelum memutuskan untuk memberikan pembiayaan atas
suatu tagihan, harus terlebih dahulu mengetahui secara akurat
tentang bonafiditas buyer, reputase dan mainline of bussines dari
buyer, dan lain-lain yang berkaitan dengan kemungkinan-
kemungkinan dibayarnya piutang.
b. Sales Ledger Administration
Jasa yang diberikan oleh factor kepada client dalam bentuk
administration pembukuan atas penjualan yang dilakukan secara
kredit, dapat mingguan, dua mingguan, bulanan atau yang lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan client.
c. Credit control termasuk Collection
Factor dapat melakukan aktivitas pembiayan juga memantau
transaksi-trasaksi penjualan yang dilakukan oleh client dengan baik,
termasuk menetapkan prosedur penagihan agar piutang yang
dijaminkan dapat diterima pada waktunya, ini sangat diperlikan bagi
transaksi gadang yang berkesinambungan.
d. Protection again st Credit Risk
Dalam jasa ini factor juga mengusahakan cara-cara untuk
mengamankan resiko tidak tertagihnya suatu piutang yang telah
dibiayai oleh factor.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam
memberikan jasa anjak piutang non-financing ini, factor berperan
14
sebagai credit department dari perusahaan clientnya. Client tidak perlu
mempunyai credit department sendiri dalam organisasi perusahaannya,
karena fungsi credit deartement telah diambil oleh factor.
Perkembangan jasa anjak piutang non-financing di Indonesia saat
ini belum berkembang dengan baik dibandingkan dengan kegiatan
anjak piutang financing. Berdasarkan pengamatan kami, terdapat
beberapa sebab yang mengakibatkan kurang berkembangnya usaha
anjak piutang non-financing, yaitu:
1) Masih terdapat misinformasi tentang keberadaan anjak piutang
dalam masyarakat bahwa anjak piutang hanya bersifat financing saja.
2) Takut rahasiapenjualan perusahaan terbongkar.
3) Kekhawatiran client akan dibocorkannya data-data penjualan
perusahaan kepada pesaingnya.
4) Tingkat keterbukaan client/perusahaan masih rendah.
5) Memelihara hubungan baik antara customer.
2.5.2 Anjak Piutang Financing
Anjak piutang Financing berdasarkan peraturan pemerintah yang
berlaku disebutkan sebagai kegiatan pembelian atau pengalihan piutang
jaqngka pendeng dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
Pengertian ini memberikan latar belakang bahwa aktivitas pembiayaan
terjadi dalam transaksi anjak piutang.Seperti yang kita ketahui bersama,
piutang dagang selalu diklasifikasakan sebagai liquid atau Quick asset
dalam laporan keuangan perusahaan.Sistem klarisifikasi ini baru dapat
dinyatakan benar apabila piutang/tagihan berlaku sampai dengan jatuh
temponya, setelah lewat jatuh waktu tersebut, piutang dagang tidak
dapat dikategorikan sebagai liquid asset, karena telah berubah menjadi
bad debts.
Melalui transaksi pembiayaan anjak piutang dengan factor,
dimana factor dapat memberikan pre-financing sampai dengan 80%
atau bahkan sampai dengan 90% dari jumlah piutang dagang segera
15
setelah penyerahan bukti transaksi dapat dilakukan atas dasar Recourse
financing, dimana resiko bad debts tetap pada client, atau factoring
Without Recourse, dimana perusahaan factor mengambil alih resiko bad
debts. Jadi client dapat memutar kembali Instant Cash yang diperoleh
dengan meningkatkan omset penjualan dan memanfaatkan potongan
harga tertentu yang diberikan leh supplier dengan membeli bahan baku
dan lain-lain secara tunai. Trasaksi factoring dikaitkan dengan volume
penjualan. Dengan meningkatkan penjualan, kredit limitpun dapat
dinaikkan pula. Praktis tidak ada batas transaksi Factoring, sehingga
kredit limit dapat diartikan sebagai fungsi penjualan.
Untuk menambah pengertian anjak piutang financing, Gatot
Wardoyo, mengemukakan bahwa jasa anjak piutang financing dalam
hukum Indonesia mengandung 2 aspek penting yaitu:
1. Transaksi Penjualan Tagihan
Tagihan yang dijual, dialihkan kepada factor walaupun pembayaran
belum 100% atau belum lunas, dalam prakteknya customer cukup
diberi tahu atas pengalihan tersebut dan diminta untuk melakukan
pembayaran kepada factor.
2. Transaksi Pemberian piutang
Pembayaran dimuka oleh factor kepada clien dianggap sebagai
pinjaman, sedangkan tagihan yang diterima oleh factor dari client
diberlakukan sebagai jaminan.
Penjelasan ini menambah pengertian kepada kita bahwa aktifitas
anjak piutang yang bersifat financing, dapat diterima dan tidak
bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.
Dalam melakukan transaksi anjak piutang, terutama anjak piutang
financing, tidak semua transaksi dagang dapat dibiayai oleh factor.
Factor biasanya memberikan transaksi dagang secara terbuka (open
account) yang bersifat sederhana, berkesinambungan, dan bersifat
16
angsung antara client dan customer, sehingga factor dapat meakukan
hal-hal sebagai berikut atas piutang dagang yang berasal dari penjualan
barang dan jasa:
1. Pembelian piutang dagang untuk diuangkan secara seketika.
2. Mengusahakan pembukuan dan administrasi penjualan yang
berhubungan dengan piutang dagang.
3. Menagih piutang yang dialihkan.
4. menanggung kerugian yang mungkin timbul akibat tidak dibayarnya
piutang dagang (nonrecourse).
Untuk itu, biasanya factor akan menghindari ataupun tidak
bersedia melakukan pembiayaan anjak piutang jika transaksi dagang
antara client dan curtomer, mempunyai bentuk-bentuk transaksi dagang
dalam negeri sebagai berikut:
1. Transaction with down payment ( Penjualan dengan uang muka)
Transaksi penjualan dengan uang muka, biasanya dilakukan
antara penjual dengan pembeli dimana barang/jasa yang akan
diserahkan kepada pembeli masih membutuhkan waktu untuk
menyelesaikannya. Untuk memberikan kepastian, pembeli biasanya
akan memberikan tanda jadi uang muka sebagai ikatan terhadap
kontrak jual beli tersebut. Penjual selanjutnya akan menyelesaikan
pesanan barang/jasa sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan
setelah selesai maka pembeli akan membayar sisa pembayaran
kepada penjual.
Apabila trasaksi ini dibiayai oleh factor, maka posisi factor
sangat lemah atau kurang menguntungkan.hal ini dimungkinkan
apabila terjadi pembelian yang tidak dilanjutkan kembali oleh
pembeli atau terjadi keterlambatan penyerahan barang yang pada
akhirnya akan terjadi keterlambatan pembayaran serta cacatnya
perjanjian jual beli.
2. Consigment sales (Penjualan sistem konsinyasi)
17
Dalam transaksi ini, penjual akan menitipkan barang kepada
pembeli dengan perjanjian apabila barang yang dititipkan terjual,
maka pembeli akan membayarkannya kepada penjual sedangkan sisa
barang akan dikembalikan kepada penjual. Transaksi dagang seperti
ini sangat tidak menguntungkan bagi factor jika dia dibiayai, karena
factor akan menghadapi ketidakpastian apakah barang sudah laku
terjual sedangkan factor saat menerima pengalihan piutang dari
client menerima secara keseluruhan.
3. Progres payment Transaction (Pembayaran Bertahap)
Transaksi dagang jenis ini biasanya dilakukan oleh
perusahaan kontrator dalam membuat proyek-proyek pembangunan
dimana pemilik proyek baru akan membayar apabila kontraktor
tersebut bisa melaksanakan pembangunan proyek secara bertahap
sesuai dengan tahapan-tahapan pekerjaan. Jenis trasaksi dagang
seperti ini sangat menyulitkan factor untuk melakukan pembiayaan
karena factor tidak mengetahui seberapa jauh pekerjaan proyek
sudah dapat diselesaikan oleh kontraktor.
4. Returnable Sales (barang dapat dikembalikan)
Dalam melakukan pembiayaan anjak piutang, factor selalu
berasumsi bahwa trasaksi dagang antara klien dan custumer sudah
selesai dengan baik dengan telah diterimanya buktinpenerimaan
barang/jasa.Apabila model trasaksi ini dilakukan oleh factor maka
nilai dari tagihan sudah tidak utuh lagi akibat pengembalian barang.
5. Pre-invoicing Unfinished Delivery (Penagihan sebelum penagihan
selesai)
Transaksi dagang seperti ini akan menyulitkan factor untuk
menagih kepada curtomer apabila barang atau jasa yang dibuat
mengalami kerusakan atau kegagalan ataupun keterlambatan
penyerahan barang jasa sehingga client akan mengajukan klaim
kepada customer yang pada akhirnya nilai tagihan atau faktur yang
18
dibiayai menjadi berkurang sedangkan pada saat awal factor menilai
secara penuh sebagai dasar factor pembiayaan yang dilakukan.
6. Counter sales/back to Back Sales (Sistem Barter)
Transaksi dagang dengan sistem back to back sales yang
dilakukan oleh clien atau customer biasanya lebih bersifat transaksi
fiktif atau bersifat transfer pricing, sehingga factor berada dalam
posisi sangat sulit untuk melakukan tagihan terutama apabila client
dan costumer mengalami ketidakcocokan dalam melakukan
transaksi.
7. Credit Term More Than 180 Days (pembayaran lebih dari 180 hari)
Transaksi dagang yang mempunyai tenggang waktu yang
terlampau lama harus di antisipasi oleh factor.Hal ini penting untuk
di analisis untuk mengetahui mengapa client dan curtomer
melakukan trasaksi ini.Sebab secara umum transaksi perdagangan
dengan tenggang pembayaran begitu lama jarang terjadi, kecuali
trasaksi fictive ataupun transaksi antar perusahaan dalam satu grup
perusahaan.
8. Transaction With parties In the Same group Of Companies
( Penjualan kepada Perusahaan dalam Grup Sendiri)
Transaksi antar client dan customer dalam satu grup
perusahan dagang perlu diperhatikan oleh factor karena transaksi ini
sering dijadikan transaksi fiktif untuk kepentingan grup perusahaan
tersebut dan juga untuk transper pricing antar satu grup perusahaan.
9. Sales to Individual End User/ General Public ( Penjualan kepada
Individual/ perorangan sebagai End User)
Transaksi jenis ini, apabila dibiayai oleh factor, di mana
antara klien dan customer tidak mempunyai hubungan timbale balik
yang berkesinambungan, akan membahayakan factor apabila
customer mengalami kelalaian pembayaran.
10. Hit and Run, One Time, Incidental Transaction (Penjualan yang
bersifat Insidental/ sekali-sekali)
19
Transaksi yang dilakukam oleh klien dan customer yang
bersifat Hit and Run atau sekali-sekali dilakukan atau transaksi yang
besifat incidental perlu diwaspadai factor, karena transaksi jenis ini
biasanya mengandung bahaya dan kemungkinan tidak tertagih besar.
Selain kesepuluh bentuk transaksi dagang yang selalu
dihindari oleh factor seperti diatas, masih terdapat bentuk transaksi
dagang yang kurang cocok dengan jiwa transaksi anjak piutang,
yaitu penjualan yang tidak menginginkan adanya pengalihan piutang
( non-assignable clause) dan penjualan lainnya dimana kepastian
pembayaran oleh customer/pembeli masih tergantung syarat-syarat
lainnya.
Sedangkan khusus untuk transaksi export/anjak piutang
internasional, terdapat beberapa transaksi export yang tidak dapat
difactorkan ataupun selalu dihindari oleh factor untuk dibiayai, yaitu:
1. Bila transaksi memuat persyaratan progress payment, part
payment, retention, atau deposit oleh importir;
2. Bila ada persyaratan contra sale, consignment sale dengan return
arrangement.
3. Bila credit term melampaui 180 hari;
4. Bila mayoritas export ditujukan kepada pemerintah dari Negara
tujuan.
5. Bila mayoritas export ditujukan kepada importer yang ada
kaitannya dengan exporter (Importir adalah associated atau
related companies dari expotir)
Mengingat kondisi tersebut diatas, factor harus sangat berhati-
hati dalam memilah-milah transaksi perdagangan yang terbaik untuk
dibiayai. Jika terjadi kesalahan dalam menganalisis, sudah barang tentu
factor akan mengalami kerugian dan masalah. Disinilah letaknya
bagaimana factor dapat dengan jeli melihat keberadaan dan keabasahan
suatu transaksi dagang.
20
2.6 Keuntungan Anjak Piutang
Dengan adanya jasa dari perusahaan anjak piutang, klien mendapat
manfaat dari transaksi yang diberikan. Klien mendapat kas langsung dari
penjualannya dalam bulan berjalan dan tidak perlu menunggu waktu sampai
pembayaran dari konsumen. Dengan demikian, likuiditas perusahaan akan
lebih terjamin dan modal kerja akan terus bergulir. Kas yang diperoleh dari
perusahaan anjak piutang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan biaya
produksi.Biaya produksi dapat dipangkas dengan memanfatkan diskonto dari
para pemasok karena melakukan pemberian tunai. Pemberian tunai pasti
mendapat diskon. Besarnya diskon dapat digunakan untuk mengompensasi
biaya bunga yang dibayarkan kepada pihak perusahaan anjak piutang.
Klien juga dibantu dari sisi administrasi piutang. Klien tidak perlu lagi
melakukan penagihan kepada konsumen karena perusahaan anjak piutang
yang akan melakukannya sekaligus memberikan posisi pitang kepada klien.
Laporan ini juga akan berguna ketika konsumen mengajuan kembali
permohanan pembelian secara kredit.
2.6.1 Bagi Klien
Manfaat yang dapat diterima klien yaitu:
1. Manfaat karena jasa pembiayaan
a. Peningkatan penjualan. Adanya pembiayaan memungkinkan
klien melakukan penjualan dengan cara kredit. Penjualan
dengan cara kredit ini sebenarnya sulit untuk dilakukan apabila
klien mengalami kesulitan modal. Namun dengan adanya jasa
anjak piutang, klien mampu menjual secara kredit. Penjualan
secara kredit meningkatkan kemampuan dan daya tarik bagi
pembeli dengan dana terbatas untuk melakukan pembelian pada
klien.
b. Kelancaran modal kerja. Jasa anjak piutang memungkinkan
klien untuk mengonversikan piutangnya yang belum jatuh
tempo menjadi dana tunai dengan prosedur yang relatif mudah
21
dan cepat. Tersedianya dana tunai yang lebih besar ini dapat
dimanfaatkan oleh klien untuk mendanai kegiatan operasional
klien seperti pembelian bahan baku, pembayaran gaji pegawai
dan lain-lain.
c. Pengurangan resiko tidak tertagihnya piutang. Pembiayaan
dengan skema without recourse memungkinkan adanya
pengalihan sebagian resiko tidak tertagihnya piutang kepada
factor. Pengalihan resiko ini sangat menguntungkan bagi
kelancaran dan kepastian usaha bagi pihak klien.
2. Jasa Nonpembiayaan
a. Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang
yang diberikan oleh factor menyebabkan klien tidak perlu secara
langsung melakukan penagihan piutang kepada nasabah,
sehingga waktu dan tenaga karyawan dapat dimanfaat untuk
menlakukan kegiatan lain yang lebih produktif.
b. Efisiensi usaha. Jasa administrasi penjualan memungkinkan
klien untuk mengelola kegiatan penjualannya secara lebih rapi
dan efisien karena administrasinya dikelola oleh pihak (factor)
yang sudah berpengalaman.
c. Peningkatan kualitas piutang. Jasa administrasi penjualan
memungkinan pemberian fasilitas kredit kepada pembeli secara
lebih selektif sehingga kemungkinkan tertagihnya piutang
menjadi lebih tinggi.
d. Memudahkan perencanaan arus kas(cash-flow). Jasa
investigasi piutang memungkinkan klien untuk melakukan
perkiraan waktu dan jumlah piutang yang dapat ditagih,
sehingga memudahkan proyeksi arus kas usaha secara
keseluruhan.
3. Bagi Factor
Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam
bentuk fee dari pihak klien. Fee tersebut terdiri dari:
22
a. Discount fee atau charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena
factor memberikan jasa pembiayaan (uang muka) atas piutang
yang diberikan oleh factor. Charge diperhitungkan sebesar persen
tertentu terhadap besarnya pembiayaan yang diberikan atas dasar:
resiko tertagihnya
jangka waktu
rata-rata tingkat bunga
b. Service .Fee ini dibayar oleh klien kepada factor karena factor
memberikan jasa nonpembiayaan yang nilainya ditentukan
sebesar persentase tertentu dari piutang atas dasar beban kerja
yang dilakukan oleh factor.Semakin besar volume penjualan,
maka fee ini juga semakin besar. Semakin sulit penagihan
piutang, maka fee ini juga besar.
4. Bagi Nasabah
a. Kesempatan untuk melakukan pembelian secara kredit.
Kehadiran jasa pembiayaan memungkinkan klien untuk
melakukan penjualan secara kredit.
b. Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi penjualan
memungkinkan klien melakukan penjualan dengan lebih cepat
dan tepat.
23
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang melakukan
pemberian jasa penagihan, pembelian, dan pengelolaan penjualn kredit
kliennya agar klien tersebut dapat lebih terfokus pada kegiatan usaha
lainnya. Berbagai macam fasilitas yang diberikan oleh perusahaan anjak
piutang semuanya didasari dengan mempertimbangkan faktor risiko
piutang yang tidak dapat ditagih atau macet.
Kegiatan anjak piutang merupakan salah satu sumber dana bagi
perusahaan yang memang sedang membutuhkan uang dengan segera yang
semua kegiatannya diatur sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku
agar tidak merugikan salah satu pihak.
3.2 Saran
Lembaga Pembiayaan Anjak Piutang merupakan lembaga
keuangan yang tergolong baru di Indonesia. Melihat banyaknya
perusahaan yang merugi akibat manajemen dan piutang yang macet,
setidaknya anjak piutang dapat menjadi pilihan alternative dalam
pengelolaan perusahaan. Kami menyarankan agar perusahaan yang
bergerak dalam kegiatan pembiayaan keuangan atau perusahaan yang
memiliki sangkut paut dengan piutang agar memanfaatkan jasa anjak
piutang dalam menjalankan dan mengelola usahanya, guna menjamin
kelangsungan usahanya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2008.
https://id.wikipedia.org/wiki/Anjak_piutang
http://nitaqony.blogspot.co.id/2013/12/anjak-piutang.html
http://dewiningrum2795.blogspot.co.id/2015/04/blk-anjak-piutang.html
https://syaefullah77.wordpress.com/makalah-anjak-piutang/
http://melindarebeccavini.blogspot.co.id/2012/12/anjak-piutang.html