Download - LAPTER
TUGAS BESAR LAP-TER
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Sistem Bandar Udara
Sebuah Bandar udara melingkupi kegiatan luas yang mempunyai kebutuhan
yang berbeda. Bahkan kadang-kadang berlawanan, seperti kegiatan keamanan,
membatasi sedikit mungkin hubungan (pintu-pintu) antara land side dan air side,
sedangkan kegiatan pelayanan perlu sebanyak mungkin pintu tebuka dari land side
ke air side agar pelayanan berjalan lancar.
Sistem lapangan terbang dibagi 2 (dua), yaitu :
a. Land side.
b. Air side.
1.2. Rancangan Induk Bandar Udara
Definisi rancangan induk adalah konsep pengembangan Bandar udara ultimate
pengertian pengembangan bukan saja di dalam lingkungan Bandar udara, tetapi
seluruh area Bandar udara baik di dalam maupun diluar sekitar operasi
penerbangan dan tata guna lahan sebenarnya.
Rancangan induk memberikan pedoman :
1. Pengembangan fasilitas fisik sebuah Bandar udara.
2. Tata guna tanah dan pengembangannya di dalam dan di sekitar Bandar udara.
3. Menentukan pengaruh lingkup dari pembangunan Bandar udara dan operasi
penerbangan.
4. Pembangunan untuk kebutuhan jalan masuk.
5. Pengembangan kegiatan ekonomi, kegiatan lainnya yang menghasilkan uang
bagi pelabuhan yang biasa di kerjakan.
6. Pembagian rase dan kegiatan prioritas yang bias dilaksanakan sesuai rencana
induk.
YANA AGUSTIAN H8E104035 1
TUGAS BESAR LAP-TER
1.3. Ramalan (Fore cast)
Rancangan induk Bandar udara, direncanakan atau dikembangkan berdasarkan
ramalan dan permintaan (fore cast and demand), ramalan itu dibagi dalam :
a. Ramalan jangka pendek ( 5 tahun)
b. Ramalan jangka menenggah ( 10 tahun)
c. Ramalan jangka panjang ( 20 tahun)
Teknik ramalan yang paling sederhana adalah meramal kecenderungan volume
lalu lintas dimasa depan, dan ramalan yang lebih komplek atau rumit adalah
meramal yang berhubungan dengan permintaan (demand) dengan mengindahkan
faktor-faktor sosial, ekonomi dan faktor-faktor teknologi serta selera yang
mempengaruhi transportasi udara.
Hubungan antara variable ekonomi, social teknologi disatu sisi dengan
permintaan transportasi di pihak lain disebut “model permintaan” (model demand).
1.4. Pemilihan Lokasi Bandar Udara
Seorang yang bertanggung jawab untuk menentukan pemilihan lokasi Bandar
udara baru. Pertama –tama membuat kriteria sebagai pedoman dalam menentukan
lokasi yang seharusnya untuk pengembangan di masa yang akan datang.
Kriteria di bawah ini dapat digunakan untuk pengembangan Bandar udara yang
telah ada, dimana lokasi Bandar udara dipengaruhi oleh faktor - faktor sebagai
berikut :
a. Tipe pengembangan lingkungan sekitar.
b. Kondisi atmosfir.
c. Kemudahan untuk mendapatkan transportasi darat.
d. Tersedianya tanah untuk pengembangan.
e. Adanya lapangan terbang lain.
f. Halangan sekeliling.
g. Perhitungan ekonomis.
h. Tersedianya utility.
YANA AGUSTIAN H8E104035 2
TUGAS BESAR LAP-TER
1.5. Faktor Yang Mempengaruhi Bandar Udara.
Faktor yang mempengaruhi Bandar udara, ada;ah :
a. Karakteristik dan ukuran pesawat yang direncanakan menggunakan pelabuhan
udara.
b. Persiapan volume penumpang.
c. Kondisi meteorologi (angin dan temperatur).
d. Kehilangan dari muka air laut.
1.6. Tata Guna Lahan
Tata guna lahan di dalam dan di luar area yang berbatasan dengan Bandar
udara, merupakan bagian integral dari program rancangan terpadu wilayah
pengembangan, dimana Bandar udara itu sebagai salah satu pelayanan angkutan
udaranya.
Penggunaannya biasa kepada hal-hal yang langsung berlangsung dengan
penerbangan, sedangkan yang lain sebagai penunjang. Penggunaan yang langsung
dengan penerbangan seperti landasan taxi way, apron, bangunan terminal, parkir
kendaraan, dan fasilitas pemeliharaan. Fasilitas yang non penerbangan seperti
ruang untuk rekreasi, aktivitas industri dan aktivitas perdagangan.
YANA AGUSTIAN H8E104035 3
TUGAS BESAR LAP-TER
BAB II
FORE CASTING LALU LINTAS PENUMPANG
Fore casting merupakan suatu cara untuk memperkirakan kondisi fisik Bandar udara
pada waktu yang akan datang. Fore casting lalu lintas penumpang bertujuan untuk
merencanakan sebuah system yang mampu melayani pertumbuhan lalu lintas untuk jangka
pendek maupun jangka panjang.
Pendekatan yang dipakai sehubungan dengan perkembangan lalu lintas udara pada
suatu daerah tidak terlepas dari lalu lintas udara nasional, karena merupakan suatu sistem
yang mempengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, politik, sosial dan budaya.
Data statistik jumlah penduduk Nasional dan Regional
Tahun
Nasional Regional
Jumlah
Penduduk
x 1000
Penduduk
Datang dan
berangkat
Jumlah
Penduduk
x 1000
Penduduk
Datang dan
berangkat
2000 157.351,50 9.624.346 2.131 3.169.658
2001 160.499,00 11.193.115 2.242 3.729.993
2002 163.251,00 13.017.592 2.358 4.568.724
2003 166.982,60 15.139.460 2.423 5.366.592
2004 170.322,30 17.607.192 2.610 6.437.153
2005 173.728,70 20.521.835 2.746 7.721.276
2006 178.821,20 23.814.842 3.089 10.061.265
Data jumlah penduduk untuk Nasional
Tahun
Nasional
Jumlah penduduk
X 1000
Penumpang datang dan berangkat
Jumlah Per 1000 penduduk
2000 157.351,50 9.624.346 61,165
2001 160.499,00 11.193.115 69,739
2002 163.251,00 13.017.592 79,740
2003 166.982,60 15.139.460 90,665
2004 170.322,30 17.607.192 103,376
2005 173.728,70 20.521.835 118,126
2006 178.821,20 23.814.842 133,177
YANA AGUSTIAN H8E104035 4
TUGAS BESAR LAP-TER
Data jumlah penduduk untuk Regional
Tahun
Regional
Jumlah penduduk
X 1000
Penumpang datang dan berangkat
Jumlah Per 1000 penduduk
2000 2.131 3.169.658 1.487,404
2001 2.242 3.729.993 1.663,690
2002 2.358 4.568.724 1.937,542
2003 2.423 5.366.592 2.214,854
2004 2.610 6.437.153 2.466,342
2005 2.746 7.721.276 2.811,827
2006 3.089 10.061.265 3.257,127
2.1 Metode Indeks Perbandingan
Yaitu dengan membandingkan dengan kondisi lalu lintas setempat terhadap kondisi
lalu lintas udara nasional
Tabel indeks perbandingan
Tahun
Penumpang datang & berangkat
Per 1000 jumlah pendudukIndeks
( % )Nasional Regional
2000 61,165 1.487,404 2.431,789
2001 69,739 1.663,690 2.385,595
2002 79,740 1.937,542 2.429,894
2003 90,665 2.214,854 2.442,899
2004 103,376 2.466,342 2.385,787
2005 118,126 2.811,827 2.380,362
2006 133,177 3.257,127 2.445,713
Indeks perbandingan 16.901,969
Indeks perbandingan rata – rata = 16.901,969 / 7 2.414,567
Rumus yang digunakan untuk mencari angka pertumbuhan penduduk Nasional :
YANA AGUSTIAN H8E104035 5
TUGAS BESAR LAP-TER
Pn = Po ( 1 + I )n
I = (Pn : Po )1/n – 1
Dimana : Pn = Jumlah penumpang datang dan berangkat pada tahun 1-n
Po = Jumlah penumpang datang dan berangkat pada tahun n - 1
i = Pertumbuhan penduduk
n = Tahun pengamatan
i1 = (160.499,00 / 157.351,50)1/ 1 – 1 = 0,020
i2 = (163.251,00 / 160.499,00)1/ 1 – 1 = 0,017
i3 = (166.982,60 / 163.251,00)1/ 1 – 1 = 0,023
i4 = (170.322,30 / 166.982,60)1/ 1 – 1 = 0,020
i5 = (173.728,70 / 170.322,30)1/ 1 – 1 = 0,020
i6 = (178.821,20 / 173.728,70)1/ 1 – 1 = 0,029
Jadi ; I = ( i / 6 ) = ( 0,129 / 6 ) = 0.0198
Mencari angka pertumbuhan penumpang datang dan berangkat Nasional
i1 = (11.193.115 / 9.624.346)1/ 1 – 1 = 0.163
i2 = (13.017.592 / 11.193.115)1/ 1 – 1 = 0,163
i3 = (15.139.460 / 13.017.592)1/ 1 – 1 = 0,163
i4 = (17.607.192 / 15.139.460)1/ 1 – 1 = 0,163
i5 = (20.521.835 / 17.607.192)1/ 1 – 1 = 0,166
i6 = (23.814.942 / 30.521.835)1/ 1 – 1 = 0,160
Jadi ; I = ( i / 6 ) = ( 0,978 / 6 ) = 0.163
Mencari angka pertumbuhan penduduk Regional
i1 = (2.242 / 2.131)1/ 1 – 1 = 0,052
i2 = (2.358 / 2.242)1/ 1 – 1 = 0,052
i3 = (2.423 / 2.358)1/ 1 – 1 = 0,028
i4 = (2.610 / 2.423)1/ 1 – 1 = 0,077
i5 = (2.746 / 2.610)1/ 1 – 1 = 0,052
i6 = (3.089 / 2.746)1/ 1 – 1 = 0,126
Jadi ; I = ( i / 6 ) = ( 0,387 / 6 ) = 0.065
Mencari angka pertumbuhan penduduk datang dan berangkat Regional
YANA AGUSTIAN H8E104035 6
TUGAS BESAR LAP-TER
i1 = (3.729.993 / 3.169.658)1/ 1 – 1 = 0,177
i2 = (4.568.724 / 3.729.993)1/ 1 – 1 = 0,225
i3 = (5.366.592 / 4.568.724)1/ 1 – 1 = 0,175
i4 = (6.437.153 / 5.366.592)1/ 1 – 1 = 0,199
i5 = (7.721.276 / 6.437.153)1/ 1 – 1 = 0,199
i6 = (10.061.265 / 7.721.276)1/ 1 – 1 = 0,303
Jadi ; I = ( i / 6 ) = ( 1,278 / 6 ) = 0,213
Jadi untuk perkiraan jumlah penduduk Nasional :
Pn = Po ( 1 + 0.022 )n
Untuk perkiraan jumlah penduduk Regional :
Pn = Po ( 1 + 0.065 )n
Untuk perkiraan jumlah penumpang yang datang dan berangkat (Nasional) :
Pn = Po ( 1 + 0.163 )n
Untuk perkiraan jumlah penumpang yang datang dan berangkat (Rasional) :
Pn = Po ( 1 + 0.213 )n
YANA AGUSTIAN H8E104035 7
TUGAS BESAR LAP-TER
2.2 Metode Aritmatik
Bentuk persamaan umum : Pn = Po + (n .x )
Dimana :
Pn = Jumlah penumpang yang diprediksi
Po = Jumlah penumpang awal pengamatan
N = Jumlah tahun pengamatan
X = Perkembangan pertahun
X = rata-rata perkembangan pertahun
NASIONAL
No TAHUNJUMLAH PENUMPANG
X = (Pn - Po)/n N(n-1) Pn = Po + N . XDATANG DAN BERANGKAT
1 2000 9.624.346 - 02 2001 11.193.115 1.568.769 13 2002 13.017.592 1.824.477 24 2003 15.139.460 2.121.868 35 2004 17.607.192 2.467.732 46 2005 20.521.835 2.905.643 57 2006 23.814.942 3.302.007 68 2007 1 26.180.0259 2008 2 28.545.10810 2009 3 30.910.19111 2010 4 33.275.27412 2011 5 35.640.35713 2012 6 38.005.54414 2013 7 40.370.52315 2014 8 42.725.60616 2015 9 45.090.68917 2016 10 47.455.772
X = 14.190.496 / 6 =2.365.083
14.190.496
YANA AGUSTIAN H8E104035 8
TUGAS BESAR LAP-TER
REGIONAL
No TAHUNJUMLAH PENUMPANG
X = (Pn - Po)/n N(n-1) Pn = Po + N . XDATANG DAN BERANGKAT
1 2000 3.169.658 - 02 2001 3.729.993 560.000 13 2002 4.568.724 839.066 24 2003 5.366.592 797.868 35 2004 6.437.153 1.070.561 46 2005 7.721.276 1.284.123 57 2006 10.061.265 2.339.989 68 2007 1 11.209.8669 2008 2 12.358.46710 2009 3 13.507.06811 2010 4 14.655.66912 2011 5 15.804.27013 2012 6 16.942.87114 2013 7 18.10147215 2014 8 19.250.07316 2015 9 20.398.67417 2016 10 21.547.275
X = 6.891.606 / 6 =1.148.601
6.891.606
YANA AGUSTIAN H8E104035 9
TUGAS BESAR LAP-TER
2.3 Metode Geometrik
Bentuk persamaan umum :
Pn = Po ( 1 + x )n
X = (Pn / Po)1/n – 1
NASIONAL
No. TAHUNJUMLAH PENUMPANG
DATANG DAN BERANGKATX = ((Pn /Po)1/n)-1 N(n-1) Pn = Po(1 + X)n
1 2000 9.624.346 - 02 2001 11.193.115 0,163 13 2002 13.017.592 0.163 24 2003 15.139.460 0,163 35 2004 17.607.192 0,163 46 2005 20.521.835 0,166 57 2006 23.814.942 0,160 68 2007 1 27.696.777,559 2008 2 32.211.352,2810 2009 3 37.461.802,7011 2010 4 43.568.076,5512 2011 5 50.669.673,0313 2012 6 58.928.829,7314 2013 7 68.534.558,9815 2014 8 79.705.308.3016 2015 9 92.697.273.5517 2016 10 107.806.929,10
X = 0,978 / 6 =0.163
0.978
YANA AGUSTIAN H8E104035 10
TUGAS BESAR LAP-TER
REGIONAL
No. TAHUNJUMLAH PENUMPANG
DATANG DAN BERANGKATX = ((Pn /Po)1/n)-1 N(n-1) Pn = Po(1 + X)n
1 2000 3.169.658 - 02 2001 3.729.993 0,177 13 2002 4.568.724 0,225 24 2003 5.366.592 0,175 35 2004 6.437.153 0,199 46 2005 7.721.276 0,199 57 2006 10.061.265 0,303 68 2007 1 12.204.314,449 2008 2 14.803.833,4210 2009 3 17.957.049,9411 2010 4 21.781.901,5712 2011 5 26.421.446,6113 2012 6 32.049.214,7414 2013 7 38.875.697,4815 2014 8 47.156.221,0416 2015 9 57.200.496,1217 2016 10 69.384.201,80
X = 1,278 / 6 =0,213
1,278
YANA AGUSTIAN H8E104035 11
TUGAS BESAR LAP-TER
2.5 Analisa Grafik
Untuk mendapatkan atau memaparkan hasil fore casting dengan memflotkan dari
hasil perhitungan dengan menggunakan 4 metode (indek perbandingan, aritmatik,
geometri dan least square) ke dalam bentuk grafik.
a. Regional
Untuk penumpang regional terlihat bahwa pada metode aritmatika dan least
square hasil fore cast yang didapat tidak jauh berbeda, begitu pula dengan
metode geometrik dan indeks perbandingan. Disini diambil jumlah penumpang
pada tahun 2016 untuk regional adalah 21.547.275 penumpang (metode
aritmatika).
b. Nasional
Untuk jumlah penumpang nasional terlihat bahwa pada pada metode aritmatika
dan least square memiliki hasil fore cast yang tidak jauh berbeda, sedangkan
pada metode geomatrik dan indeks perbandingan memiliki hasil fore cast yang
mendekati, tetapi dilihat dari dari segi grafik jumlah penumpang terlalu
melonjak tinggi. sama halnya dengan data jumlah penumpang regional sehingga
untuk jumlah penumpang nasional yang diambil adalah 47.455.772 penumpang
(metode aritmatika).
Alasan tidak memakai data penumpang (Nasional & Regional) pada metode indeks
perbandingan dan geometriks adalah sebagi berikut :
1. Sosial Ekonomi.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi belum tentu diimbangi oleh pertumbuhan
ekonomi yang tinggi pula. Hal ini di lihat dari pendapatan penduduk yang
terdefaluasi dan sebagainya sehingga menjadi pertimbangan bagi orang dalam
bepergian dengan menggunakan fasilitas pesawat terbang.
2. Persaingan antar mode.
Dengan adanya perkembangan mode transportasi yang lain, menyebabkan
terjadinya persaingan antas mode. Misalnya suatu daerah yang dulu hanya bisa
dicapai dengan menggunakan pesawat terbang, dengan dibukanya jalan darat
atau laut ke daerah tersebut maka berpengaruh dalam pemberian alternatif
transportasi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
bepergian.
YANA AGUSTIAN H8E104035 12
TUGAS BESAR LAP-TER
Dari grafik dapat diambil kesimpulan jumlah penumpang pada tahun 2016 adalah
sebagai berikut :
- Regional = 21.547.275
- Nasional = 47.455.772
direncanakan untuk fore cast transit sebesar 25% dari jumlah penumpang tahun
2016, yaitu :
- Regional = 25 % x 21.547.275 = 5.386.818,75 orang
- Nasional = 25 % x 47.455.772 = 11.863.943 orang
Sehingga total jumlah penumpang adalah :
- Regional = 21.247.275 + 5.386.818,75 = 26.934.093 orang
- Nasional = 47.455.772 + 11.863.943 = 59.319.715 orang
YANA AGUSTIAN H8E104035 13
TUGAS BESAR LAP-TER
Perbandingan hasil perhitungan dengan empat (4) metode
Tahun
Penumpang datang dan berangkat NASIONAL
METODE
Aritmatika Least square Geometrik Indeks perbandingan
2000 9.624.346 9.624.346 9.624.346 9.624.346
2001 11.193.115 11.193.115 11.193.115 11.193.115
2002 13.017.592 13.017.592 13.017.592 13.017.592
2003 15.139.460 15.139.460 15.139.460 15.139.460
2004 17.607.192 17.607.192 17.607.192 17.607.192
2005 20.521.835 20.521.835 20.521.835 20.521.835
2006 23.814.942 23.814.942 23.814.942 23.814.942
2007 26.180.025 26.198.371,42 27.696.777,55 27.696.777,55
2008 28.545.108 29.256.335,42 32.211.352,28 32.211.352,29
2009 30.910.191 32.114.299,42 37.461.802,70 37.461.802,71
2010 33.275.274 35.072.263,42 43.568.076,55 43.568.076,55
2011 35.640.357 38.030.227,42 50.669.673,03 50.669.673,03
2012 38.005.544 40.988.191,42 58.928.829,73 58.928.829,73
2013 40.370.523 43.946.155,42 68.534.558,98 68.534.228,98
2014 42.725.606 46.904.119,42 79.705.308,30 79.705.308,30
2015 45.090.689 49.862.083,42 92.697.273,55 92.697.273,55
2016 47.455.772 52.820.047,42 107.806.92910 107.806.929,10
YANA AGUSTIAN H8E104035 14
TUGAS BESAR LAP-TER
Perbandingan hasil perhitungan dengan empat (4) metode
Tahun
Penumpang datang dan berangkat REGIONAL
METODE
Aritmatika Least square Geometrik Indeks perbandingan
2000 3.169.658 3.169.658 3.169.658 3.169.658
2001 3.729.993 3.729.993 3.729.993 3.729.993
2002 4.568.724 4.568.724 4.568.724 4.568.724
2003 5.366.592 5.366.592 5.366.592 5.366.592
2004 6.437.153 6.437.153 6.437.153 6.437.153
2005 7.721.276 7.721.276 7.721.276 7.721.276
2006 10.061.265 10.061.265 10.061.265 10.061.265
2007 11.209.866 10.738.682,89 12.204.314,44 12.038.249,26
2008 12.358.467 12.118.920,41 14.803.833,42 14.589.641,26
2009 13.507.068 13.499.157,93 17.957.049,94 17.681.377,71
2010 14.655.669 14.879.395,45 21.781.901,57 21.429.011,07
2011 15.804.270 16.259.632,27 26.421.446,61 25.970.759,85
2012 16.942.871 17.639.870,43 32.049.214,74 31.474.081,54
2013 18.101472 19.020.107,95 38.875.697,48 38.144.498,04
2014 19.250.073 20.400.345,46 47.156.221,04 46.229.049,52
2015 20.398.674 21.780.582,98 57.200.496,12 56.026.503,13
2016 21.547.275 23.160.820,49 69.384201,80 67.900.487,62
YANA AGUSTIAN H8E104035 15
TUGAS BESAR LAP-TER
YANA AGUSTIAN H8E104035 16
TUGAS BESAR LAP-TER
YANA AGUSTIAN H8E104035 17
BAB III
ANALISA ARAH ANGIN
Berdasarkan fore casting pada tahun 2007 direncanakan untuk regional sebesar
26.934.093 penumpang, dimana jumlah penumpang datang dan berangkat di bagi 2 :
= 26.934.093 / 2 = 13.467.046,5 penumpang
Data penumpang setiap pesawat tersebut adalah : 190 pax / air craft
lalu lintas pada jam-jam tertentu ditentukan oleh fore casting pergerakan pesawat
pada jam tersibuk. Dalam hal ini dianggap bahwa jumlah penumpang yang datang selama
jam tersebut sama dengan jumlah penumpang yang berangkat.
Maka total pergerakan adalah setengahnya pergerakan pada jam tersibuk di tetapkan
sebagai berikut :
F = a x b x c
9 % x 4 % x 10 % = 3,6 x 10-4
dimana : a = bulan tersibuk / tahunan = 9 %
b = hari tersibuk / bulanan = 4 %
c = jam tersibuk / harian = 10 %
perhitungan :
Kesimpulan :
1. B.747-400 = 4 buah
2. DC.10-30 = 2 buah
3. A. 300 = 5 buah
4. DC.10-10 = 2 buah
5. D.1011-100 = 2 buah
Total pesawat = 15 buah
Angka konversi adalah merupakan koefisien ketelitian alat ukur terhadap ketinggian
alat ukur tersebut.
Tinggi Alat Ukur (feet)
Angka Konversi(K)
20406080100120
1.000.900.860.820.790.77
Klasifikasi pelabuhan udara oleh A, B, C, D dan E dan bagian kelas-kelas ini
berdasarkan panjang runway.
Tanda atau Kode kelas Bandara Panjang RunWay (feet)ABCDE
70005000 – 70003000 – 50002500 – 30002000 – 2500
Kesimpulan :
Jenis Pesawat Panjang RunWay (ft) Kelas Bandara
1. B.747-400
2. DC.10-30
3. A. 300
4. DC.10-10
5. L.1011-100
11.000
11.000
6.500
9.000
10.800
A
A
A
A
A
Kelas bandara dapat ditentukan bedanya crosswind yaitu :
Kelas Bandara Cross Wind (knot)ABCDE
2020171010
Dalam hal ini direncanakan di ambil RunWay terpanjang yaitu untuk dimana bandara
direncanakan kelas A.
Cross Wind yang diizinkan (bandara kelas A) = 20
Ketinggian alat ukur = 20 feet
Angka konversi = 1.0
Jalur coverage (A) = ( 2 x cross wind) / Angka konversi
= ( 2 x 20 ) / 1.0
= 40 KNOT x 1.15 mph = 46 mph
3.1. Arah Runway
Untuk menentukan arah runway di pergunakan arah angin yang bekerja pada lokasi
rencana runway, data yang didapat adalah sebagai berikut :
Arah AnginProsentase Angin
4 – 15 mil/jam 15 - 30 mil/jam 30– 45 mil/jam TOTAL
N 4,8 1,3 0,1 6,2NNE 3,7 0,8 4,5NE 1,5 0,1 1,6
ENE 2,3 0,3 2,6E 2,4 0,4 2,8
ESE 5,0 1,1 6,1SE 6,4 3,2 0,1 9,7
SSE 7,3 7,7 0,3 15,3S 4,4 2,2 0,1 6,7
SSW 2,6 0,9 3,5SW 1,6 0,1 1,7
WSW 3,1 0,4 3,5W 1,9 0,3 2,2
WNW 5,8 2,6 0,2 8,6NW 4,8 2,4 0,2 7,4
NNW 7,8 4,9 0,3 13,0CALM 0 – 4 mil/jam 7
TOTAL 100,0
Skala : 1mm = 1 mil
Arah AnginProsentase Angin
4 – 15 mil/jam 15 - 30 mil/jam 30– 45 mil/jam TOTAL
NNNENE
ENEE
ESESE
SSES
SSWSW
WSWW
WNWNW
NNWCALM 0 – 4 mil/jam
TOTAL
Percobaan 2
Pada arah 140o atau 320o Skala : 1mm = 1 mil
Arah AnginProsentase Angin
4 – 15 mil/jam 15 - 31 mil/jam 31– 47 mil/jam TOTAL
NNNENE
ENEE
ESESE
SSES
SSWSW
WSWW
WNWNW
NNWCALM 0 – 4 mil/jam
TOTAL
Percobaan 1
Percobaan 2
Dari percobaan Wind Rose tersebut di dapat arah runway yang memenuhi usability
yaitu 95 %, sehingga kesimpulan arah runway adalah 140o – 320o
Azimut RunWay
3.2. Arah Operasi Pesawat
Dalam menentukan arah operasi pesawat untuk take off and landing dapat dilihat
dari perbedaan prosentase angin yang bertiup dari masing-masing arah kedua kode
runway tersebut.
Arah Angin N NNE NE ENE E ESE SE SSE CLM TOTAL% Angin 6,1 3,7 1,5 2,3 2,8 6,1 9,7 15,3 3,5 51
Arah angin S SSW SW WSW W WNW NW NNW CLM TOTAL% Angin 6,6 2,6 1,6 3,1 2,2 8,6 7,4 13,0 3,5 48,6
Untuk take off and landing pesawat harus berlawanan dengan arah anginyang
bertiup terbesar dan penulisan kode ujung landasan di tempatkan berlawanan
dengan azimut serta pesawat azimut disingkat menjadi zangka , maka
kesimpulannya adalah sebagai berikut :
Arah operasipesawat
Arah angindominan
140o
360 o
180o
320oU
S
BAB IV
DESAIN RUNWAY, TAXIWAY
AND HOLDING APRON
Pada sebuah Bandar udara yang termasuk komponen pokok dalam runway yang
digunakan untuk landing and take off sebuah pesawat terbang . Sedangkan taxiway
merupakan komponen dari Bandar udara yang digunakan untuk jalan penghubung pesawat
yang berasal dari runway menuju tempat parkir atau apron, Karena antara ranway dengan
taxiway secara garis besar dapat disusun sebagai berikut :
1. Mengadakan pemisahan antara lalu lintas yang take off dan landing.
2. Membuat susunan sedemikian rupa sehingga antara pesawat yang landing, taxiway
dengan pesawat yang take off saling berpengaruh.
3. Mengusahakan jarak taxiway sependek mungkin sehingga jarak ke terminal sedekat-
dekatnya.
4. Mengusahakan agar pesawat yang baru saja landing bisa secepat mungkin bisa
meninggalkan landasan pacu.
Fungsi Taxiway.
Fungsi nya adalah untuk memberikan jalan pada pesawat, yaitu :
a. Dari Runway ke Apron.
b. Dari Apron ke Ranway.
c. Dari Apron ke Hanggar.
Pada pelabuhan udara yang ramai kita harapkan pada suatu saat, beberapa pesawat
melakukan kegiatan masing-masing secara simultan, maka dibuatlah oneway, taxiway
yang maksudnya adalah pada taxi tersebut hanya satu jurusan saja sehingga pesawat
dengan cepat bergerak dan keadaan landasan tidak padat. Dengan oneway taxi ini dengan
sendirinya ada beberapa buah taxiway untuk mengatur pesawat-pesawat itu dimana paling
tidak terdapat dua buah taxiway yaitu untuk masuk keluar masing-masing taxiway.
4.1. Exitway
Adalah taxiway yang dipakai untuk belokkan pesawat dari runway ke exitway,
sudutnya 90 0 terhadap runway. Hal ini berarti jarak taxiway dapat lebih pendek
tetapi kerugiannya adalah bahwa pesawat baru bisa membelok bila kecepatannya
relatif kecil, padahal yang diharapkan pesawat yang baru saja landing bisa
secepatnya meninggalkan landasan pacu untuk itu sudut belokkan dibuat
menyerang dengan sudut ideal 25 0 terhadap runway. Dengan demikian dapat di
pakai untuk pesawat dengan kecepatan tinggi yaitu dengan kecepatan 60 – 65
mile / hours.
Dengan demikian pula pesawat dari taxiway begitu masuk runway bisa langsung
take off. Bila sudah tidak dibuat menyerang maka bagi pesawat-pesawat yang
termasuk jenis besar (kecepatan tinggi) akan terasa sekali pengaruhnya pada
pergerakan di saat membelok.
Runway
Taxiway
Exiway
250
4.2. Holding Apron
Pada ujung runway dari suatu sistem Bandar udara tergantung dari pada jenis
pesawat yang mendarat atau beroperasi pada airport tersebut. Makin panjang
runway suatu bandara udara, maka makin besar pula kemampuan menampung
marcilen atau jenis pesawat. Dalam karasteristik pesawat terbang, telah tercantum
panjang runway tersebut hanya untuk jenis standar.
Menurut ICAO (annex 14 ), apabila suatu Bandar udara dimana kondisi elevasi,
temperatur, gradient, dan sebagainya tidak sesuai dengan kondisi standar, dimana
diadakan koreksi untuk perencanaan runway.
Data :
- Ketinggian atau elevasi = 200 m
- Gradient = 10 %
- Temperatur reference = 30 0
- Kenaikan temperatur = 1,2 0 c
Basic length masing – masing pesawat
a. B.747-400 = 11.000 feet = 3.352,8 m
b. DC.10-30 = 11.000 feet = 3.352,8 m
c. A. 300 = 6.500 feet = 1.981,2 m
d. DC.10-10 = 9.000 feet = 2.743,2 m
e. L.1011-100 = 10.800 feet = 3.29,8 m
untuk merencanakan panjang ranway digunakan panjang runway maksimum dari
rencana pesawat yaitu B. 747 dengan LD = 3.352,80 m.
☺ Koreksi Elevasi
L1 = LD (1+0.07 x (E / 300 ))
= 3352,8 (1+0.07 x (200 / 300 ))
= 3509,264 m
☺ Koreksi Temperatur
L2 = L1 ( 1 + 0,01 To )
= 3509,264 . ( 1 + 0.01. 1,2 )
= 3.551,375 m
☺ Koreksi Gradient
L3 = L2 ( 1 + 0,1 )
= 3.551,375 ( 1 + 0,1.2 )
= 4.261,65 m
4.3. Stop Way.
Adalah suatu landasan yang masih terletak di atas runway yang lebarnya tidak
kurang dari lebar runway dan letaknya pada perpanjangan ujung-ujung runway .
stopway disediakan untuk memungkinkan pesawat yang mengalami kegagalan
sewaktu take off dan mengadakan perlambatan sampai berhenti, panjang stopway
minimal 60 m diambil panjang stop way (L5) = 75 m.
4.4. Clear Way.
Adalah suatu bidang yang letaknya masih di atas runway yang lebarnya minimum
150 m dengan sumbu utamanya = sumbu taxiway, kemiringan (stape) memanjang
clarway.
Kelas Bandara Slope (%)ABCDE
1,251,301,50
--
Panjang minimum clearway = 90 m diambil 100 m
Jadi panjang runway sebenarnya :
Lt = L3 + 2 Ls
= 4.261,65 + 2 . 75
= 4.412 m
Dari panjang runway 4.412 m dapat ditentukan kelas bandara berdasarkan annex
14.
Kode P/ W Panjang R / W (m)
A
B
C
D
E
2.100
1.500 l 2.100
900 l 1.500
750 l 900
600 l 750
Sehingga diambil kesimpulan bahwa bandara direncanakan tergolong pada bandara
kelas A.
Lebar runway untuk bandara kelas A , dari tabel annex 14 di dapat lebar runway
sebesar 45 m (150 feet)
Stopway
Clearway
4.412 m
100 m
75 m 75 m
75 m
4.5. Perencanaan Exit Taxiway.
Lokasi exit taxiway ditentukan oleh titik sentuh pesawat waktu mendarat pada
landasan dan kekakuan pesawat waktu mendarat.letaknya adalah jarak dari thres
hold kalibrasi sampai perlambatan terakhir pesawat udara atau turn off.
D = ( S12 – S22 ) / 2 .a
Dimana ; D = Jarak touch down ketitik perpotongan garis singgung
antara landasan dari taxiway (m).
S1 = Kecepatan touch down (m / detik)
S2 = Kecepatan awal ketika meninggalkan landasan (M /
detik ).
A = Perlambatan ( m / detik2 ).
Panjang D merupakan panjang standar, maka perlu di koreksi lapangan tersebut
terhadap elevasi, temperatur dan gradient.
Untuk pesawat rencana B-747 digunakan desain group II dengan kecepatan
pesawat pada waktu touch down dianggap rata – rata 1,3 kali kecepatan stall.
Pada konfigurasi pendaratan dengan rata – rata berat pendaratan kotor adalah 85 %
dari maksimum. Kecepatan stall adalah kehilangan kecepatan yang dibutuhkan
untuk mempertahankan ketinggian.
(sumber : merancang, merencana lapangan terbang oleh Ir. Heru Basuki , hal 119).
☺ Perhitungan Panjang Exitway
Pesawat B. 747 dengan data sebagai berikut :
- Jarak tuch down (Do) = 450 m
- kecepatan awal ketika meninggalkan landasan (S2) = 27 m/detik
- kecepatan touch down (S1) = 67 m/detik
- Perlambatan (a) = 1,5 m/detik
D = ( S12 – S22 ) / 2 .a = ( 672 – 272 ) / 2 . 1,5
D = 1253,33 m
= Panjang D sebesar 1253,55 m dimulai dari pesawat B-747 touch
down dihitung berdasarkan kondisi icon standar.
75 m
Koreksi terhadap ketinggian atau elevasi
E = 200 m
D1 = D 1 + 0.07 ( E / 300 )
= 1253,33 1 + 0.07 (200 / 300 )
= 1311,82 m
Koreksi terhadap temperatur
T = 1,2 o C
D2 = D1 1 + 0.01 To
= 1311,82 1 + 0.01. 1,2
= 1327,561 m
Koreksi terhadap Gradient
= 2 %
D3 = D2 ( 1 + 0,1 )
= 1327,561 ( 1 + 0,1 . 2% )
= 1330,212 m
D total = Do + D3
= 450 + 1330,212 = 1780,212m
= 1800 m
4.6. Perhitungan Luas Apron
Ukuran Apron tergantung pada :
a. Ukuran daerah yang di perlukan untuk menempatkan bagi setiap pesawat
yang disebut gate position
b. Jumlah gate position
c. Cara parkir pesawat .
Ukuran Gate Position di pengaruhi oleh :
a. Ukuran pesawat dan besarnya jari- jari perputaran pesawat (minimum turning
radius )
b. Cara pesawat masuk dan keluar gate position apabila dengan tenaga sendiri
atau didorong.
c. Kedudukkan parkir pesawat yang dalam hal ini meliputi ukuran jarak line
antara pesawat dengan pesawat dan antara pesawat dengan tepi apron.
d. Dalam merencanakan luas apron adalah dengan menganalisa karakteristik
pesawat sebagai berikut :
No AIRCRAFTWINGSPAN
(m)
CLEARANCE
(m)
LENGTH
(m)
T
(Menit)
1
2
3
4
5
B.747-400
DC.10-30
A. 300
DC.10-10
L.1011-100
59,66
49,17
44,83
47,35
47,35
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
47,24
55,24
53,62
55,55
59,35
20
20
20
20
20
(** Sumber : Tabel 3.1. Karasteristik Pesawat Terbang Transport Utama)
Keterangan :
- Clearance pada apron (ruang beban pada apron) ditentukan,
umumnya jarak dari Wing pesawat yang satu keujung pesawat
yang lain dan letaknya berdekatan.
- Wingspan = lebar bentangan pesawat.
- Length = panjang pesawat.
- T gate accopancy time (waktu pemakaian pintu apron).
- Ukuran gate position bentuk luasan (lingkaran ) dengan turning
radius (jari-jari antar pesawat).
- Luas apron ditentukan oleh = jumlah dan ukuran gate position,
clearance antara pesawat dengan pesawat.
Luas apron ditentukan oleh :
- Jumlah garis postion :
Rumus : G = ( V x T ) / U
Dimana :
V = volume jumlah pesawat datang dan berangkat (penerbangan/jam)
T = Gate occupancy time (jam)
U = Faktor penggunaan (0,6 – 0,9)
Data :
V = 15 pesawat
U = diambil 0,75
T = 20 menit
T = 20 / 60 jam
Maka G = ( V x T ) / U = 15 x (20/60) / 0.75 = 6,667 = 7 pesawat
☺ Dimensi Gate Position
- Dimensi atau ukuran dari gate position ditentukan oleh turning radius.
- Sebagai patokan dalam perhitungan di ambil 1 jenis pesawat yang
mempunyai turning radius terbesar.
Aircraft Turning Radius (m)
B.747-400
DC.10-30
A. 300
DC.10-10
D.1011-100
46,02
35,99
32,97
34,29
36,96
Sebagai patokan menghitung gate position dipakai pesawat B. 747-400
Untuk merencanakan agar lebih ekonomis, pada pesawat yang akan di
parkir di apron diambil turning radius masing – masing pesawat dengan luas
apron yang diperlukan tidak terlalu besar.
Pesawat yang akan di apron ada 7 buah :
1. B.747-400 = 2 buah
2. DC.10-30 = 1 buah
3. A. 300 = 2 buah
4. DC.10-10 = 1 buah
5. D.1011-100 = 1 buah
Total pesawat = 7 buah
Bentang sayap pesawat Jarak bebas
meter feet meter feet
< 15
15 – 24
24 – 36
36 – 52
52 - > 60
< 49
49 – 79
79 – 118
119 – 171
171 - > 197
2,0
3,0
4,5
7,5
7,5
10
10
15
25
25
L.1011-100
DC.10-10DC.10-30
L.1011-100
B.747-400
A.300
B.747-400
10 m7.5 m69.85 m 7.5 m10 m 69.85 m 69.85 m
10 m
69.85 m
69.85 m
69.85 m
30 m
7.5 m
7.5 m
BAB V
PAVEMENT ATAU PERKERASAN
5.1. Annual Departure of Design Aircraft
Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapisan dengan perkerasan
dan daya dukung yang berlainan.
Perkerasan berfungsi sebagai tumpuan rata-rata pesawat. Permukaan yang rata
menghasilkan jalan pesawat yang compart, dari fungsinya maka harus dijamin
bahwa tiap – tiap lapisan dari atas ke bawah cukup kekerasan dan ketebalannya
sehingga tidak mengalami “Distress” (percobaan karena tidak mampu menahan
beban).
Maka dari itu dalam rancangan lalu lintas pesawat, perkerasan harus dapat
melayani berbagai macam jenis pesawat yang melaluinya dengan berbagai tipe roda
pendaratan yang berbeda-beda dan berlainan beratnya. Pengaruh dari semua jenis
model lalu lintas dikonversikan kedalam pesawat rencana dengan equivalen Annual
Departure dari bermacam jenis pesawat tersebut.
Rumus konversi yang dipakai :
Log R1 = Log R2 (W2 / W1 ) 1/2
Dimana :
R1 = Equivalent Annual Departure pesawat rencana.
R2 = Annual Departure pesawat –pesawat campuran dinyatakan dalam roda
pendaratan pada pesawat rencana.
W1 = Beban roda dari pesawat udara rencana.
W2 = Beban roda dari pesawat yang dicari.
Rumus Ramalan Annual departure :
ProsentaseAnnual Dept x Jumlah Penumpang / Pax
Dari berbagai arah tujuan diramalkan prosentase annural departure :
Factor konversi Roda Pendaratan
Konversi dari Ke Faktor Penggali
Single Wheel
Single Wheel
Dual Wheel
Double Dual Tandem
Dual Tendom
Dual Tendom
Dual Wheel
Double Dual Tandem
Dual Wheel
Dual Tandem
Dual Tandem
Dual Tandem
Single Wheel
Dual Wheel
Single Wheel
Dual Wheel
0.8
0.5
0.6
1.0
2.0
1.7
1.3
1.7
** Sumber : Merancang, merencana lapangan terbang ; Ir Heru Basuki. Hal 295
TUGAS BESAR LAP-TER
* MTOW dipakai = 95% x MTOW
* W2 = 1/n x MTOW dipakai
* W1 = W2 terbesar
* R2 = Forecat Annual Departure x Fk
* R1 =
Catatan : untuk MTOW bila > 300.000 dipakai 300.000
YANA AGUSTIAN H8E10403538
TUGAS BESAR LAP-TER
5.2 Flexible Pavement
Untuk perhitungan flexible pavement diambil dari tabel perhitungan Equivalent
Annual Departure.
Dimana diambil pesawat yang mengakibatkan perkerasan yang paling tebal adalah
“pesawat rencana”. L.1011-100 sebagai pesawat rencana.
Pesawat Rencana L.1011-100
Data –data :
- MTOW
- Equivalent Annual Departure. = 26.673
- CBR Sub grade = 7 %
- CBR Sub base = 25 %
Equivalent annual departure > 25.000 maka perlu dikoreksi
Tingkat annual departure %
50.000
100.000
150.000
200.000
104
108
110
112
Rencana Tebal perkerasan
Digunakan rencana grafik (gambar 6.23) kurva rencana perkerasan flexible, daerah
kritis L.1011-100
Diperoleh :
Untuk tebal perkerasan total :
- MTOW
- Annual departure = 26.673
- CBR Subgrade = 7 %
- Tebal perkerasan total = 42 inch (dari grafik 6.23)
YANA AGUSTIAN H8E10403539
TUGAS BESAR LAP-TER
YANA AGUSTIAN H8E10403540
TUGAS BESAR LAP-TER
Untuk tebal surface + base :
- MTOW = 466.000 lbs
- Annual departure = 26.673 > 25.000 (perlu dikoreksi)
- CBR Subbase = 25 %
- Tebal Surface + Base = 16,5 inch (dari grafik 6.23)
☺ Tebal lap. Surface yaitu 5 inch .
☺ Tebal lap. Base coarse yaitu 16,5 – 5 = 11,5 inch.
☺ Tebal lap. Subbase = 42 – 16,5 = 25,5 inch.
Diperoleh :
Surface 5 inch
Base 11,5 inch 42 inch
Subbase 25,5 inch
Subgrade
LapisanKritis (T) Non kritis (0,9T) Pinggir (0,7T)
inch cm inch cm inch cm
Surface
Base
Subbase
5
11,5
25,5
12,70
29,21
64,77
4,5
10,35
22,95
11,43
26,29
58,29
3,5
8,05
17,85
8,89
20,45
45,34
Total 42 106,68 37,8 96,01 29,4 74,68
Ket : T = pada runway dan taxiway
0,9T = pada exit taxiway
0,7T = pada pinggir runway
YANA AGUSTIAN H8E10403541
TUGAS BESAR LAP-TER
Koreksi:
- Tebal surface + Base = 6 + 11 = 17 inch
Tebal lap Surface yaitu 5 inch + 1 inch = 6 inch
Tebal lap base coarse yaitu (16,5 x 101 %) – 6 = 10,665 ~ 11 inch
Tebal lap Sub base = (42 x 101 %) – 17 = 25.42 ~ 25.5 inch
Diperoleh :
Surface 6 inch
Base 11 inch 42.5 inch
Subbase 25,5 inch
Subgrade
LapisanKritis (T) Non kritis (0,9T) Pinggir (0,7T)
inch cm inch cm inch cm
Surface
Base
Subbase
6
11
25,5
15,24
27,94
64,77
5,4
9,9
22,95
13,72
25,15
58,29
4,2
7,7
17,85
10,67
19,56
45,34
Total 42,5 107,95 38,25 96,16 29,75 74,57
Ket : T = pada runway dan taxiway
0,9T = pada exit taxiway
0,7T = pada pinggir runway
YANA AGUSTIAN H8E10403542
TUGAS BESAR LAP-TER
Evaluasi Perkerasan L.1011-100
Data –data :
- MTOW = 466.000 Lbs
- Eguivalent Annual Departure. = 26.673 > 25.000 (perlu dikoreksi)
- CBR Subgrade = 7 %
- CBR Subbase = 25 %
Dari tabel 6 – 5, diperoleh :
- untuk CBR Subgrade 7 % termasuk kedalam F7
Dari gambar 6 – 14 , dengan memplot kegrafik tersebut, diperoleh :
- Total perkerasan yaitu 43 inch.
Dari gambar 6 – 24 , dengan memasukan data total perkerasan : 43 Inch,
diproleh :
- Tebal Surface + base yaitu 16,7 inch
Dari kedua hasil tersebut (antara rencana dan evaluasi perkerasan) maka diambil
yang terkecil yaitu pada rencana awal.
Diperoleh :
Surface 6 inch
Base 11 inch 42.5 inch
Subbase 25,5 inch
Subgrade
YANA AGUSTIAN H8E10403543
TUGAS BESAR LAP-TER
YANA AGUSTIAN H8E10403544
TUGAS BESAR LAP-TER
Dari tabel dan flot grafik diperoleh data:
- Untuk CBR Subgrade 7 % termasuk ke dalam F7
- Total perkerasan 43 in
- Tebal surface + base yaitu 16 in
Kesimpulan :
Dari hasil tersebut (antara rencana dan evaluasi perkerasan) maka diambil yang
terkecil yaitu pada rencana awal.
YANA AGUSTIAN H8E104035 45
TUGAS BESAR LAP-TER
YANA AGUSTIAN H8E104035 46
TUGAS BESAR LAP-TER
5.3. Rigid Pavement
Data –data :
- MTOW = 466.000 Lbs
- Eguivalent Annual Departure. = 18.500
- CBR Subgrade = 7 %
Dengan menganggap bahwa subgrade baik, maka diambil harga k terbesar 300 pci.
Menurut PCA, bila tidak ada hasil test flexural harga strength umur 30 hari
dianjurkan memakai 110% x hasil test beton 28 hari, untuk menentukan tebal
rencana perkerasan rigid.
Pengalaman menunjukan bahwa bahan beton dengan flexural strength 600 psi
sampai 700 psi pada umur 28 hari, akan menghasilkan dengan biaya ekonomis,
diambil flexural strength 28 hari 600 psi.
Flexural yang digunakan = 110 % X 600
= 660 psi
Dari tabel 6-43, dengan Eguivalent Annual Departure 18.500 , diperoleh nilai SF =
2,0
Maka working stress = 660 / 2 = 330 psi
Tabel 6-43 Angka SF (Safety Faktor)
Eguivalent Annual Departure (R1) SF
R1 < 1200
1200 < R1 < 3000
3000 < R1 < 6000
R1 > 6000
1,75
1,85
1,90
2,0
Dari Gambar 6-44, dengan data 330 psi dan k=300 pci diperoleh yaitu slab beton
18 inch.
YANA AGUSTIAN H8E104035 47
TUGAS BESAR LAP-TER
Mengingat cross weight l.1011-100 > 100.000 lbs, maka mutlak haris
memakai stabilitas subbase minimum 4 inch. Daalam hal ini diambil 6 inch.
Maka didapat :
- Tebal slab beton (h1) = 18 inch
- Subbase (h2) = 6 inch
- Modulus elastisitas subbase beton (E2) = 1.106 pci
- h1 / h2 = 3
- Dengan menggunakan grafik stabilitas layer effect on pavement dari harga h1 / h2
dan E2 maka didapat r = 1,08
- Equivalent thickskess = h1 (r)4/3
= 18 . (1,08)4/3
= 19,945 inch
- Dari hasil tersebut didapat kelebihan sebesar : 19,945 – 18 = 1,945 inch.
Dicoba lagi :
- Tebal slab beton (h1) = 16,1 inch
- Subbase (h2) = 6 inch
- Modulus elastisitas subbase beton (E2) = 1.106 pci
- h1 / h2 = 2,683
- Dengan menggunakan grafik stabilitas layer effect on pavement dari harga h1 / h2
dan E2 maka didapat r = 1,09
- Equivalent thickskess = h1 (r)4/3
= 16,1 . (1,09)4/3
= 18,06 inch
= 18 inch
- Dari hasil tersebut didapat memenuhi harga semula (h1 awal)
Lapisan Kritis (T) Non kritis (0,9) Pinggir(0,7T)
Slab betonh1
h2
16,1”
6,0”
14,49”
5,40”
11,27”
4,2”
Total 22,1” 19,89” 15,47”
YANA AGUSTIAN H8E104035 48
TUGAS BESAR LAP-TER
Perhitungan Penulangan
Diketahui slab beton h1 = 16,1” = 40,894 cm = 41 cm
Rumus penulangan untuk perkerasan rigid adalah :
1. Improyed unit
As = 3,7 L L.Hfs
2. Matriks unit
As = 0,64 L L.Hfs
Dimana :
As = Luas penampang melintang besi unutk setiap satuan panjang slab beton
L = panjang atau lebar slab beton (ft atau m)
fs = tegangan tarik besi (pci)
h = tebal slab beton
Maka dengan data berikut :
L = diambil tiap 15 m = 1500 cm
h = 41 cm = 410 mm
fs = 1400 kg/cm2 (baja U-24) = 137,42 N/m2
As = 0,64 (15 15 . 0,41)= 0,1732 m2 = 1732 cm2
137,42
Kontrol :
Amin = 0,05 % dari penampang lintang beton
= 0,05 % X 1500 X 41
= 30,75 cm2
Dipakai sebagai Amin desain dimana A = 30,75 cm2
Tulangan yang diambil d= 15 mm dengan A = 1,766 cm2
Jumlah tulangan yang diperlukan :
n = Amin / A = 30,75 / 1,766 = 17,412 = 18 buah
YANA AGUSTIAN H8E104035 49
TUGAS BESAR LAP-TER
Jarak Spasi tulangan
S = 1500 – (2 x jarak sepasi tepi)
n
= 1500 – (2 x 10)18
= 82,2 cm
41 cm
15 m
Kontrol tegangan :
Data :
- MTOW = 466.000 lbs = 211.564 kg
- Beton k-225 σb = 75 kg/cm2 ; n = 24
- Baja U-24 σy = 1400 kg/cm2
Momen yang terjadi tiap 1 m
M = 211.564 . 1 = 211.564 kgm
Perhitungan dengan cara N
h = ht – (ht/10)
= 41 – (41/10)
=36,9 cm
b = 1m
Ca = h = 36,9 = 0,708
YANA AGUSTIAN H8E104035 50
Ø 15 – 5
TUGAS BESAR LAP-TER
n.M 18 . 21156400 b . σa 100 . 1400
φO = σa = 1400 = 1,037n. σb 18 . 75
Dari tabel ‘n’ untuk Ca = 0,747 dan = 1,25 didapat :
Φ = 1,105 dan φ’ = 1,400
Syarat : φ > φ’
1,105 > 1,037…………..OK
Tegangan yang terjadi :
-- σb = σa = 1400 = 70,387 kg/cm2
n . φ 18 . 1,105
σb < σb
70,387 kg/cm2 < 75 kg/cm2…………..OK
-- σa = σa = 1400 = 1000 kg/cm2
φ 1,400
σa < σa
1000 kg/cm2 < 1400 kg/cm2…………..OK
YANA AGUSTIAN H8E104035 51
TUGAS BESAR LAP-TER
BAB VI
FASILITAS BANDARA
Terminal Building
Jumlah penumpang pada jam sibuk adalah :
(jumlah pesawat jam sibuk) X (rata-rata penumpang perpesawat)
15 X 190 = 2850 orang
Faktor pengali terminal building (f)
f = 2850 / 100 = 28,5
Tabel Estimated requirement for air craft terminal building /100 passenger
Sarana Besarnya
Ticket counter line (ft)
Ticket counter work area (sq.ft)
Ticket loby (sq.ft)
Baggage counter (ft)
Baggage work area(sq.ft)
Baggage lobby area (sq.ft)
Waiting room area (sq.ft)
Waiting room sel
Men rest room (sq.ft)
Women rest room and lounge area (sq.ft)
Kitchen and storage area (sq.ft)
40
350
700
15
220
220
1800
45
350
400
650
YANA AGUSTIAN H8E104035 52
TUGAS BESAR LAP-TER
Eating area (sq.ft)
News, novelis and gift area (sq.ft)
Telephones
Airlines operation and employed fasilitas
1400
200
7
3200
Berdasarkan ketentuan pada tabel diatas, maka:
- Ticket counter work area (sq.ft) = 28,5 x 350 = 9.975 ft2
- Ticket loby (sq.ft) = 28,5 x 700 = 19.950 ft2
- Baggage work area(sq.ft) = 28,5 x 220 = 6.270 ft2
- Baggage lobby area (sq.ft) = 28,5 x 220 = 6.270 ft2
- Waiting room area (sq.ft) = 28,5 x 1800 = 51.300 ft2
- Men rest room (sq.ft) = 28,5 x 350 = 9.975 ft2
- Women rest room and lounge area (sq.ft) = 28,5 x 400 = 11.400 ft2
- Kitchen and storage area (sq.ft) = 28,5 x 650 = 18.525 ft2
- Eating area (sq.ft) = 28,5 x 1400 = 39.900 ft2
- News, novelis and gift area (sq.ft) = 28,5 x 200 = 5.700 ft2
- Airlines operation and employed fasilitas = 28,5 x 3200 = 91.200 ft2
TOTAL = 270.465 ft2
luas terminal building = 270.465 x 0,0929 = 25.126,2 m2
- Ticket counter line (ft) = 28,5 x 40 = 1.140 ft2
- Baggage counter (ft) = 28,5 x 15 = 427,5 ft2
- Waiting room sel = 28,5 x 45 = 1.283,5 ft2
- Telephones = 28,5 x 7 = 199,5 ft2
Pertamina Aviation yaitu sebesar : 28,5 x 100 m2
Fire Station = 28,5 x 50 m2
Hanggar = 28,5 x 380 m2
YANA AGUSTIAN H8E104035 53
TUGAS BESAR LAP-TER
Control tower = 28,5 x 10 m2
Meteorologi dan geofisika = 28,5 x 20 m2
Lapangan parkir digunakan untuk :
- penumpang pesawat
- pengunjung yang menemani penumpang
- dll.
YANA AGUSTIAN H8E104035 54