Download - DK Disgnati
-
7/24/2019 DK Disgnati
1/25
BAB I
PENDAHULUAN
Deformitas dentofasial terjadi karena adanya penyimpangan dari pertumbuhan dan perkembangan
wajah yang normal. Kelainan tersebut dapat hadir secara unilateral atau bilateral dan menyebabkan
perubahan dengan keparahan yang bervariasi pada bidang vertikal, horizontal, dan transversal wajah
(Balaji, !!"#. Kelainan$kelainan tersebut dapat menyebabkan masalah fungsi pengunyahan, bicara,
pendengaran, estetik bahkan obstruksi jalan nafas (%ucker, et al., !!.
'walnya para ahli hanya mengenal perawatan ortodonti, bedah rekonstruksi dan penggunaan
material pencangkokan untuk mengatasi hal ini, tetapi setelah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang ortognati dan rekonstruksi sekarang sudah dikenal suatu metode lain yaitu
osteodistraksi (enon, et al., !!)#.
*steodistraksi pertama kali dikemukakan oleh +odvilla sekitar tahun -! dan dipopulerkan oleh
lizarov di bagian bedah ortopedi untuk memperpanjang tulang panjang di tahun -/!$an, kemudian
berhasil dilakukan di mandibula oleh c+harthy dan kawan$kawan pada tahun -- (mola, !!)#.
*steodistraksi adalah suatu teknik yang memanfaatkan proses biologis penyembuhan tulang yang
baru tanpa adanya penambahan material pencangkokan. *steodistraksi merupakan proses mekanis yang
bertujuan untuk meregangkan dua segmen permukaan tulang secara bertahap, sehingga terbentuk tulang
baru diantara kedua segmen tulang tersebut dan diikuti oleh adaptasi yang baik dari jaringan lunak
sekitarnya seperti otot, saraf, pembuluh darah, mukosa dan kulit (mola, !!)#.
Kasus$kasus deformitas pada maksila dan mandibula yang paling sering menjadi indikasi untuk
osteodistraksi adalah hipoplasia mandibula dan maksila yang biasanya juga dapat ditemukan pada
sindrom$sindrom kongenital seperti Nagers syndrome, Treacher Collins syndrome, Piere Robin
syndrome, Craniofacial scoliosis, hemifacial microsomia, TMJ ankylosis, asimetris mandibula, celah bibir
dan langit$langit, atropi pada edentulous maksila dan bisa juga disebabkan oleh trauma yang terjadi pada
masa pertumbuhan (enon, et al., !!)#.
1
-
7/24/2019 DK Disgnati
2/25
%indakan untuk mengatasi kelainan$kelainan tumbuh kembang tersebut seperti bedah ortognatik
dan osteodistraksi di ndonesia belum begitu populer, karena selain biaya perawatan yang relatif mahal,
para praktisi juga dituntut memiliki keterampilan yang sangat ahli di bidang ini.
Berdasarkan hal diatas dan kurangnya literarur terpadu tentang kasus$kasus diatas, penulis tertarik
untuk melakukan studi literatur tentang penatalaksanaan deformitas dentofasial dengan osteodistraksi.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2
-
7/24/2019 DK Disgnati
3/25
2.1 Disgnati
Disgnati merupakan sindrom kelainan pertumbuhan dan perkembangan dentoskeletal yang
melibatkan salah satu atau kombinasi dari hal$hal di bawah ini yaitu 0
$ hubungan rahang beserta gigi antara maksila dan mandibula
$ dan1atau rahang dengan tulang fasia
$ dimensi dan kontur jaringan lunak
sehingga dapat menyebabkan keadaan tidak seimbang atau imbalance secara fungsional,
estetik,dan psikososial.
2.1.1 Pertumbuhan dan perkembangan
2ertumbuhan dan perkembangan oromaksilofasial dimulai pada intra uterin dimana pada
kehamilan ) 3 & minggu terjadi pertumbuhan yang cepat dari jaringan dan organ dimana
kompleks oromaksilofasial telah terlihat bentuknya. 2erkembangan oromaksilofasial ditentukan
secara genetis sehingga ketidakseimbangan bentuk, ukuran dan posisi gigi dan atau rahang dari
kedua pihak orang tua diturunkan.
Ketidakseimbangan fasial dan skeletal tidak terjadi secara tiba$tiba tetapi masalah ini timbul
selama pertumbuhan dan perkembangan ketika relasi rahang dan tulang$tulang di sekitarnya
selalu berubah sesuai pengaruh lingkungan maupun kemungkinan genetis terlibat di dalamnya.
2.1.2 eti!gi Disgnati
4ebagai etiologi dapat dibagi menjadi kelainan kongenital herediter dan kelainan dapatan.
. Kongenital
3
-
7/24/2019 DK Disgnati
4/25
Dapat terjadi pada sindrom celah bibir dan langit$langit, 2ierre 5obin, +rouzon, %reacher
+ollins dan 67. 2ada sindrom$sindrom ini kelainan pertumbuhan fasial dan skeletal dimulai
pada masa post somite yaitu usia kehamilan )$& minggu.
. 6erediter
2erkembangan fasial dan skeletal dapat diturunkan oleh pihak orang tua dalam hal
morfologi dan susunan gigi dan rahang yang ketidakseimbangannya dapat menimbulkan keadaan
disgnati.
isal 0 ukuran gigi kecil dibanding rahang yang besar atau sebaliknya,
oligodontia1anodontia, gigi berlebih, maupun bentuk dan ukuran jaringan lunak.
8. Dapatan
Kelainan fasial dan skeletal yang terjadi karena faktor lingkungan seringkali berkembang
sekitar masa pertumbuhan dan perkembangan mulai usia " sampai - tahun, berupa 0
a. 9angguan tumbuh kembang.
Dapat mengenai dental, seperti impaksi,premature loss, under eruption gigi anterior atau
over eruption gigi posterior. 9angguan pada skeletal berupa diskrepansi pertumbuhan basis
cranii yang dapat menyebabkan defisien pertumbuhan pada fasial posterior, retrognati mandibula
berat, ramus pendek yang semuanya dapat menyebabkan openbite anterior.
b. 2enyakit
5adang, infeksi, hormonal, dysplasia, neoplasma dan gangguan neuromuskuler dapat
menyebabkan keadaan disgnati.
c. %rauma
%rauma kelahiran, luka jaringan lunak atau keras, perawatan fraktur rahang yang tidak
adekwat.
4
-
7/24/2019 DK Disgnati
5/25
d. Kebiasaan buruk
Kebiasaan buruk seperti mengisap jari atau benda lain, tongue thrust, mengigit$gigit
sesuatu dapat menyebabkan perubahan interdigitasi gigi maupun relasi rahang.
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa :$!; komunitas menderita maloklusi dalam
berbagai derajat keparahan. /$: ; diantaranya memerlukan perawatan kombinasi perawatan
orthodonti dan bedah.
2.1." #ategri ke!ainan dentske!eta!
Kelainan dentoskeletal dapat dibagi menjadi 8 kategori, yaitu 0
. Kelainan fasial yang cukup dirawat dengan perawatan orthodonti saja
. Kelainan dentofasial dengan diskrepansi skeletal ringan atau sedang yang masih dapat
dirawat dengan kompensasi dental dan memandu pertumbuhan
8. Kelainan dengan maloklusi dan diskrepansi skeletal sedang sampai berat yang harus
dirawat dengan kombinasi perawatan orthodonti dan bedah orthognati
Bila kategori 8 dirawat hanya dengan perawatan orthodonti berupa kompensasi dental
seringkali menimbulkan masalah lain termasuk relaps oklusal dan fasial, kesulitan untuk
memperbaiki maloklusi secara optimal, fasial imbalance kelainan periodontal, airay space
tidak adekwat dan ketidakpuasan pasien.
4ebaliknya, perawatan kategori dengan perawatan kombinasi juga merupakan kesalahan,
kecuali 0
. 2asen menginginkan perubahan wajah yang tidak akan tercapai dengan kompensasi
dental, atau
5
-
7/24/2019 DK Disgnati
6/25
. Kompensasi dental akan menyebabkan perubahan wajah yang tidak diinginkan oleh
pasien.
2ada hal$hal tersebut di atas, semua pilihan harus diperlihatkan dan diterangkan kepada pasien
2.1.$ #eseimbangan sistem stmatgnati dan harmni %ajah
6armoni dan keseimbangan wajah dan bagian$bagiannya meskipun langsung terlihat oleh
mata dan dinilai dalam konteks estetik, tetapi cukup sulit untuk didefinisikan karena dipengaruhi
oleh pendapat pribadi masing$masing individu, bias karena pengaruh budaya, dan secara umum
suatu sikap individu yang dapat memperlihatkan kecantikan dalam bentuk dan penampilan
tertentu. eskipun objektif dapat diabaikan bagi penilaian kecantikan namun orthodontis dan
ahli bedah harus menetapkan konsep dalam mengusahakan harmoni dan keseimbangan wajah
yang maksimal.
eskipun Bedah *rthognati pada dasarya adalah pembedahan tulang (maksilofasial#
tetapi hasil akhir akan memperlihatkan suatu harmoni dan balance wajah yang merupakan
salah satu tujuan Bedah *rthognati yang meliputi 0
(# keseimbangan fungsionil sistem stomatognati yang terutama mengenai oklusi gigi dan
relasi rahang yang dengan sendirinya melibatkan kesehatan fungsi %
-
7/24/2019 DK Disgnati
7/25
2.1.& Pedman pada bedah indikasi rthgnatik
. 5elasi '$2 ma>illary 0
deficiency11retrusion
mand prognathism1e>cess
. 5elasi vertikal 0
open bite
deep bite
7
-
7/24/2019 DK Disgnati
8/25
". 'e!asi trans(ersa! ) *rssbite psterir
). 'simetri ?
deviasi mandibla1mentalis
occlusal plane canting
8
-
7/24/2019 DK Disgnati
9/25
/. asalah dental dengan1tanpa skeletal0
protrusi dental1alveolar
diastema
2.2 +stedistraksi
*steodistraksi atau yang sering juga disebut dengan !istraction "steogenesis, Callus
!istraction, Callotasis dan !istraction histogenesis merupakan suatu teknik bedah yang
digunakan dalam rekonstruksi deformitas skeletal dan pemanjangan tulang ('kay, !!#.
*steodistraksi merupakan suatu tehnik yang memanfaatkan proses biologis pembentukan tulang
yang baru dengan melakukan peregangan secara bertahap diantara kedua permukaan tulang
yang telah dilakukan osteotomi (+rago, et al., !!8#. Keuntungan dari tehnik ini adalah proses
regenerasi tulang diikuti oleh adaptasi jaringan disekitarnya seperti tulang, kartilago, saraf,
pembuluh darah, otot dan kulit. ('kay, !!#.
*steodistraksi awalnya diperkenalkan dalam bidang bedah ortopedi dan traumatologi oleh
codivilla pada tahun -!/, kemudian 'bbott (-"# mencoba untuk memperbaiki metode
+odivilla dengan mengganti penggunaan gips dengan pin. 'llan (-) menggunakan sekrup
9
-
7/24/2019 DK Disgnati
10/25
untuk mengatur rateatau irama distraksi. =alaupun sudah banyak modifikasi yang dilakukan
dalam tehnik osteodistraksi, namun tehnik ini masih sangat sulit dipahami dan sering disertai
dengan komplikasi ('kay, !!#.
D5. 9avriel *. lizarov, seorang ahli bedah ortopedi 5usia berhasil mengaplikasikan
tehnik ini untuk memperpanjang tulang femur pada tahun -/$an, dan menjelaskan bahwa
keberhasilan osteodistraksi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu jumlah dan frekuensi
distraksi per harinya, daya optimum, dan kesehatan jaringan disekitar sehingga suplai darah tetap
terjaga (c+ormick, et al., !!!#. *steodistraksi maksilofasial pada manusia pertama kali
dilakukan oleh c+harty@s pada tahun -- dalam penanganan kasus congenitally hypoplasia
mandibuladan berhasil melakukan pemanjangan hingga ) mm. (+rago, et al, !!8#.
2.2.1 Tahapan +stedistraksi
Keseluruhan proses osteodistraksi terbagi menjadi ) tahapan yang berbeda, yaitu fase
osteotomi, fase latensi, fase distraksi, dan fase konsolidasi. Dari tahapan diatas, 8 fase awal
memiliki waktu yang relatif lebih singkat dan jarang disertai morbiditas dan komplikasi, namun
pada fase konsolidasi waktu imobilisasi optimum yang diperlukan relatif lebih lama dan sering
menyebabkan komplikasi serius ('kay, !!#.
10
-
7/24/2019 DK Disgnati
11/25
,ambar 2.1 7ase Distraksi ('kay, !!# '. *steotomi, 7ase Aatensi, +.
7ase Distraksi D.7ase Konsolidasi
2.2.2 +stetmi
Kerusakan pada jaringan harus diperhitungkan ketika melakukan pembedahan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tulang panjang, kesehatan jaringan periosteum
dan endosteum merupakan syarat penting suksesnya proses osteogenesis, karena itu para ahli
merekomendasikan untuk melakukan kortikotomi dengan pembukaan periosteum seminim
mungkin sehingga proses penyembuhan callus dan suplai darah berada dalam keadaan baik
(mola, !!)#. 2endekatan ekstraoral lebih menguntungkan, karena pengelupasan yang dilakukan
pada periosteum serta kerusakan jaringan lunak yang ditimbulkan lebih sedikit dibandingkan
dengan pendekatan intraoral yang memerlukan diseksi yang luas untuk mendapatkan akses dan
visualisasi yang baik (+rago, et al., !!8#.
2.2." -ase Latensi
11
-
7/24/2019 DK Disgnati
12/25
2ada fase ini bagian atau segmen tulang yang telah dilakukan ostetotomi dibiarkan
sementara waktu sebelum dilakukan distraksi hingga fase inflamasi pada proses penyembuhan
luka mereda (c+ormick, et al., !!!#. 7ase ini sangat penting dalam menentukan maturasi
callus, jika terlalu lama (kalus yang keras telah terbentuk# fragmen tulang akan sangat sulit untuk
dipisahkan (+rago, et al., !!8#, sebaliknya jika distraksi dilakukan terlalu cepat, pembentukan
jaringan tulang yang baru akan terganggu sehingga bagian tengah dari jaringan baru yang
terbentuk menjadi sangat tipis dibandingkan sisi bagian pinggir (c+ormick, et al#, !!!#.
2roses pembentukan kalus pada anak$anak lebih cepat dibandingkan pada orang dewasa, hal ini
disebabkan oleh faktor metabolisme yang lebih tinggi pada anak$anak (enon, !!/#. 7ase
latensi pada anak$anak dapat berkisar $8 hari (c+ormick, et al., !!!#. Kebanyakan ahli
bedah maksilofasial merekomendasikan lama fase latensi pada osteodistraksi adalah sekitar )$"
hari. Aama fase latensi tersebut berdasarkan pertimbangan waktu optimum untuk pembentukan
kalus yang adekuat (enon, !!/#.
12
-
7/24/2019 DK Disgnati
13/25
,ambar 2.2 9ambaran radiologi pada tikus selama proses distraksi
(Aiu, et al., !!8#.
2.2.$ -ase Distraksi
4etelah fase latensi, distraktor yang telah ditempatkan pada segmen tulang kemudian
diaktivasi. 'da dua komponen penting dalam aktivasi, yaitu rate ataujumlah distraksi yang
dilakukan per hari dan rhythmatau berapa frekuensi alat distraksi diaktivasi dalam sehari.
-
7/24/2019 DK Disgnati
14/25
dalam setiap aktivasi adalah !,/ mm, dengan frekuensi aktivasi kali dalam sehari. 2ada
beberapa kasus, aktivasi dengan distraction rate!,/ mm kadang menimbulkan rasa nyeri pada
pasien, dalam hal ini aktivasi dengan rate !,) mm sebanyak ) kali per hari dapat menjadi
alternatif (+rago, et al., !!8#.
2.2.& -ase #ns!idasi
4etelah jumlah distraksi yang diharapkan tercapai, distraktor tetap terpasang sebagai alat
fiksasi dan menunggu proses maturasi dan remodeling tulang (9ambar .#. Distraktor harus
cukup rigid untuk mencegah pergerakan tulang sepanjang proses penyembuhan ini.
-
7/24/2019 DK Disgnati
15/25
2.2. 'espn /aringan Terhadap Prses +stedistraksi
'plikasi gaya tarikan terhadap kalus menandai dimulainya proses distraksi diikuti dengan
migrasi sel$sel inflamasi, neovasculari%ationdan deposisi serat$serat kolagen tipe . 9aya tarikan
tersebut mengakibatkan sel$sel fibroblas dan deposit serat kolagen yang baru terbentuk sesuai
arah pararel dengan vektor distraksi. 2ertumbuhan berlanjut diikuti dengan pembentukan kapiler$
kapiler baru yang berada dalam jaringan fibrosa. 2ada minggu kedua sel$sel osteoprogenitor di
sekitar periosteum mulai mendeposit osteoid di sepanjang jaring$jaring kolagen. *steodistraksi
merupakan teknik bedah yang dilakukan pada tulang, namun jaringan lunak disekitarnya juga
ikut terpengaruh. 2ara ahli bedah mengharapkan jaringan lunak dapat ikut terbentuk mengikuti
pemanjangan tulang yang dilakukan (+rago, et al., !!8#.
Dari penelitian yang dilakukan pada hewan, terdapat perubahan pada jaringan otot selama
proses osteodistraksi, baik otot$otot yang sejajar maupun yang tegak lurus dengan vektor
elongasi. *tot$otot yang sejajar dengan vektor elongasi mengalami atropi minor, edema
interstitial dan ganguan sirkulasi. *tot$otot yang yang tegak lurus dengan vektor elongasi
menunjukkan penurunan aktivitas metabolik dan atropi persisten. Beberapa minggu setelah
osteodistraksi perubahan histologis ini kemudian membaik dan kembali ke gambaran histologis
normalnya, kecuali area yang beregenerasi di sekitar jaringan yang sebelumnya mengalami
atropi. 6al diatas memperlihatkan bahwa osteodistraksi yang dilakukan sangat berhubungan
dengan perubahan otot yang ditandai dengan adanya adaptasi dan regenerasi jaringan dan bukan
merupakan suatu keadaan hiperplasia (+rago, et al., !!8#.
Distraksi yang dilakukan pada maksila dan mandibula dapat mencapai /$/ mm dalam $8
minggu (tergantung protokol yang digunakan# dan diikuti juga oleh peregangan jaringan lunak
15
-
7/24/2019 DK Disgnati
16/25
disekitarnya. 2eregangan yang dihasilkan dari tarikan$tarikan yang bertahap dalam osteodistraksi
merupakan keuntungan dalam mengatasi masalah resistensi (gaya tahan# jaringan lunak. 2ada
kasus skeletal yang disertai dengan resistensi jaringan lunak yang tinggi seperti pada kasus celah
maksila yang memiliki jaringan parut yang luas didaerah palatum, osteodistraksi menjadi teknik
yang sangat efektif dalam menghasilkan pergerakan skeletal. amun, sampai saat ini belum ada
studi klinis yang menyatakan berapa jumlah pasti dari penambahan volume jaringan lunak
setelah dilakukan osteodistraksi. Beberapa kasus dilaporkan membutuhkan
pencangkokan1rekonstruksi jaringan lunak setelah dilakukan pemedahan pada skeletal mereka
(+rago, et al., !!8#.
Distraksi yang dilakukan pada pasien maksilofasial dapat sedikit mempengaruhi %
-
7/24/2019 DK Disgnati
17/25
2enyatuan yang baik memperkecil kemungkinan untuk terjadinya relapse. "vercorrection,
terutama pada anak$anak yang masih dalam masa pertumbuhan, nantinya dapat menyebabkan
pertumbuhan yang kurang baik di daerah yang dilakukan telah distraksi. 4ampai saat ini masih
sedikit yang diketahui tentang efek overcorrectionpada osteodistraksi terhadap pertumbuhan
jangka panjang. 4ama halnya dengan bedah ortognati, sangat sulit untuk menentukan perawatan
definitif pada kasus kelainan pertumbuhan sebelum masa tumbuh kembang selesai. Kalaupun
harus dilakukan osteodistraksi, perawatan tahap kedua pada saat dewasa kemungkinan besar
tetap diperlukan, (+rago, et al., !!8#.
2.2.0 Tipe Distraktr
*steodistraksi pertama kali diaplikasikan dalam bidang ortopedi dengan menggunakan alat
ekstraoral. 'natomi tulang wajah yang khas dimana terdapat benih gigi, kurva mandibula dan
beragam tulang yang menyusun bagian tengah wajah menyulitkan penggunaan alat ekstraoral.
2emilihan alat distraksi dalam rencana perawatan sangat menentukan hasil dari proses distraksi.
4ecara umum, alat yang digunakan dalam osteodistraksi dentofasial dapat dibagi menjadi dua,
yaitu alat ekstraoral dan intraoral ('ndrade, !#.
'lat distraksi ekstraoral dihubungkan dengan tulang menggunakan pin perkutaneus yang
terletak dibagian luar kulit. Ketika alat diaktivasi secara ekstraoral, secara otomatis segmen juga
ikut bergerak. Keuntungan alat ekstra oral adalah ahli bedah dapat dengan mudah mengatur arah
dan vektror dalam proses distraksi dan lebih mudah dalam pemasangan dan menjaga kebersihan
alat. 2enggunaan alat ekstraoral dapat menghasilkan jumlah ekspansi yang besar, dapat mencapai
hingga sekitar )! mm. Kerugian alat ekstraoral adalah terdapat jarak antara sekrup a>ial dengan
17
-
7/24/2019 DK Disgnati
18/25
segmen tulang sehingga membuat proses distraksi kurang efektif. 'lat ekstraoral menghasilkan
skar pada kulit dan sangat sulit diterima oleh pasien karena tidak estetik ('kay, !!#.
,ambar 2." 'lat distraksi ekstraoral pada mandibula dan maksila
(http011martin$med.com#
'lat distraksi intraoral dapat ditempatkan secara transmukosa atau submukosa.
2enggunaan alat intraoral dapat diterima lebih baik oleh psikologis pasien dan juga dapat
menghindari terbentuknya skar ekstraoral. Kualitas distraksi yang dihasilkan juga lebih baik,
karena daya yang dihasilkan alat disalurkan langsung ke tulang. dukungan yang digunakan dapat
menggunakan dukungan tulang (bone$borne#, gigi (tooth$borne# atau gabungan keduanya.
18
http://martin-med.com/http://martin-med.com/ -
7/24/2019 DK Disgnati
19/25
,ambar 2.$ alat distraksi intraoral pada mandibula (kiri# dan maksila (kanan#
(http011martin$med.com#
'lat intraoral memiliki beberapa kerugian, yaitu sulit dalam pemasangan dan memelihara
kebersihan alat serta diperlukan operasi kedua untuk melepas alat. Berdasarkan arah distraksi,
alat distraksi yang digunakan dapat dibagi menjadi unidirectional, bidirectional dan
multidirectional('ndrade, !#.
2.2. Indikasi dan #ntraindikasi
a. Indikasi
Berdasarkan daerah yang mengalami deformitas, indikasi osteodistraksi yang dilakukan
pada daerah kraniofasial dibagi dalam 8 bagian, yaitu (mola, !!)# 0
. 'oer (ace(andibula#
a# Distraksi unilateral ramus, sudut, badan posterior mandibula pada kasus hemifacial
microsomia#
19
http://martin-med.com/http://martin-med.com/ -
7/24/2019 DK Disgnati
20/25
b# Distraksi bilateral untuk pemanjangan mandibula pada kasus hypoplasia mandibulayang
disebabkan karena trauma atau ankilosis %< dan mikrognati yang parah pada bayi
sehingga menyebabkan masalah pernafasan pada kasusPierre Robin &yndrome.
c# Distraksi vertikal pada alveolar dimana edentolus sudah sangat tipis, umumnya digunakan
untuk persiapan pemasangan implan.
d# Distraksi horizontal untuk melebarkan lengkung mandibula pada kasus deformitas yang
menghasilkan crossbite.
. Mid (ace(aksila$*rbita#
a.emajukan maksila pada level Ae fort .
b. emajukan bagian tengah wajah pada level Ae fort .
c# 2enutupan celah tulang alveolar pada kasus celah bibir dan langit$langit
8. )pper (ace(7ronto$orbita,+ranial Fault#
a# emajukan daerah fronto$orbita, dengan atau tanpa alat bantu modifikasi seperti
monoblok.
b# *steodistraksi sudah mulai digunakan dalam remodeling cranial vaultyang mengalami
deformitas dengan cara melakukan pemisahan bertahap pada sutura$sutura yang direseksi.
*steodistraksi digunakan untuk mengatasi deformitas yang terjadi baik secara kongenital
ataupun yang didapat (ac*uired#. Kasus$kasus kongenital yang menjadi indikasi osteodistraksi
antara lainNon$syndromic craniosynostosispada koronal (bilateral atau unilateral# atau sagital,
&yndromic craniosynostosis ('pert, +rouzon, dan 2leiffer syndrome#, +elah bibir dan langit$
langit,+emifacial Microsomia, danPierre Robin &yndrome(mola, !!)#.
*steodistraksi juga sering menjadi pilihan perawatan pada kasus deformitas yang didapat
(ac*uired# seperti pada trauma yang menyebabkan retrusi pada bagian tengah wajah dan
20
-
7/24/2019 DK Disgnati
21/25
mandibula kolaps, ankilosis %
-
7/24/2019 DK Disgnati
22/25
kehilangan banyak darah sehingga memerlukan transfusi darah. =aktu pembedahan pada
osteodistraksi relatif lebih singkat. Keuntungan utama dari osteodistraksi adalah proses
regenerasi tulang diikuti juga oleh adaptasi jaringan di sekitarnya seperti pembuluh darah dan
saraf sehingga kemungkinan relapse jauh lebih kecil dibandingkan dengan bedah konvensional
('kay, !!#. *steodistraksi memiliki stabilitas yang sangat baik terutama pada kasus yang
membutuhkan pergerakan yang besar dari segmen tulang. yeri dan pembengkakan setelah
prosedur pembedahan osteodistraksi lebih ringan jika dibandingkan bedah ortognati yang
digunakan dalam kasus yang sama. *steodistraksi mengurangi kebutuhan penggunaan bone
graftdan juga mengurangi pembedahan pada daerah yang tidak perlu. 2enggunakan alat intraoral
tidak meninggalkan skar pada kulit wajah (Balaji, !!"#
*steodistraksi merupakan teknik yang sangat sensitif. Beberapa kekurangannya adalah
pasien yang menjalani proses osteodistraksi harus datang secara berkala kepada ahli bedah
terutama dua minggu setelah pembedahan. 6al ini diperlukan untuk mengontrol infeksi dan
melatih pasien cara mengaktivasi alat. Beberapa kasus membutuhkan prosedur pembedahan
kedua untuk melepas alat distraksi (Balaji, !!"#.
BAB III
LAP+'AN #A3U3
22
-
7/24/2019 DK Disgnati
23/25
BAB 4
#E3I5PULAN
Komplikasi pada keadaan disgnati dapat mengenai fungsi sistem &tomatognati yang
terlibat dalam pernafasan, pengunyahan dan penelanan, pengucapan dan bicara dan system lain
23
-
7/24/2019 DK Disgnati
24/25
pada wajah dan kepala serta fungsi psikososial. elalui analisa klinis, radiologis dan model
ditetapkan indikasi Bedah *rthognati. 4etiap detail penyimpangan anatomis dilihat dari berbagai
aspek dan gangguan fungsi harus dicatat sebagai pedoman pada saat reposisi rahang dan wajah
pada pembedahan. 6asil akhir harus menghasilkan harmony dan balance (keserasian dan
keseimbangan# dilihat dari segi anatomis maupun fungsionil yang bersifat stabil.
*steodistraksi merupakan proses peregangan yang dilakukan secara bertahap diantara
dua segmen tulang yang telah dipisahkan melalui osteotomi dengan tujuan untuk menghasilkan
pembentukan tulang baru pada celah antar segman tersebut, dimana pemanjangan tulang tersebut
diikuti juga oleh adaptasi jaringan sekitarnya seperti otot, saraf dan pembuluh darah.
*steodistraksi merupakan salah satu pilihan perawatan yang sangat efektif dalam penanganan
kasus deformitas dentofasial terutama pada kelainan dengan defisiensi jaringan yang
membutuhkan pergerakan tulang lebih dari ! mm. *steodistraksi merupakan teknik yang sangat
sensitif, sehingga komplikasi dapat terjadi jika langkah$langkah perawatan tidak dilakukan
dengan tepat.
24
-
7/24/2019 DK Disgnati
25/25
DA-TA' PU3TA#A
Blakey 9.6., =hite 5.2. !!8. andibular 4urgery, in 0 Contemporary Treatment of !entofacial
!eformity, osby. 4t Aouis.
2atel 2. K., et al. !!:. Craniofacial, "rthognathic &urgery, available from
http011www.emedicine.com1plastic1topic"".htm , +raniofacial 4urgery, +hildren@s emorial
6ospital.
5eyneke