Download - Cc Besarrrr 2003
Laporan Kasus Besar
SEORANG PRIA 18 TAHUN DENGAN EPISTAKSIS, ANEMIA
APLASTIK, DAN LEUKEMIA LIIMFOSITIK KRONIK
Oleh:
Albert K Sinuraya G 0008048
Rheza Setiawan B G 0008236
Pembimbing:
dr. Supriyanto Muktiatmodjo, Sp.PD.
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR MOEWARDI
S U R A K A R T A
2012
DAFTAR MASALAH
Nama: Sdr. D No. RM: 01.14.28.09
No Tanggal Ditemukan Masalah Selesai Terkontrol Tetap
1 2 Agustus 2012 Epistaksis 4 Agustus 2012
2 2 Agustus 2012 Anemia aplastik 4 Agustus 2012
3 2 Agustus 2012 Leukemia
limfositik kronik
4 Agustus 2012
1
LAPORAN KASUS
I. ANAMNESIS
Autonamnesis dan alloanamnesis dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2012 di
bangsal Melati 1 kamar 2A.
A. Identitas Penderita
Nama : Sdr. D
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pekerja Pabrik
Alamat : Banyurip RT. 07 RW. 01, Kedungdowo,
Andong, Boyolali
No. CM : 12.405.590
Tanggal masuk : 17 Juli 2012
Tanggal pemeriksaan : 24 Juli 2012
B. Data Dasar
1. Keluhan Utama
Mimisan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Lima jam SMRS pasien mengeluh mimisan, merah segar,
menetes, dan terus menerus. Mimisan terjadi tiba-tiba saat pasien
berada di rumah tanpa faktor pencetus apapun. Riwayat jatuh (-),
riwayat trauma wajah (-). Mimisan tidak berkurang walaupun pasien
sudah menekan hidungnya dengan kapas. Makin lama mimisan
makin bertambah berat. Pasien juga mengeluhkan badan lemas,
kepala nggliyer, dan pandangan berkunang-kunang. Badan lemas
tidak berkurang dengan makan atau minum manis. Lemas bertambah
dengan aktivitas dan makin lama makin bertambah lemas. Telinga
2
berdenging (-), dada berdebar-debar (+), nyeri dada (-). Pasien juga
mengeluhkan demam. Demam dirasakan tiba-tiba dan terus menerus.
Demam berkurang sedikit dengan minum parasetamol tapi hanya
sebentar setelah itu demam naik lagi. Makin lama demam dirasakan
makin tinggi, menggigil (-), pusing (+), pegal-pegal (+), mual (-),
muntah (-), kejang (-), pilek (-), batuk (-), nyeri telan (-), sakit telinga
(-), diare (-), gusi berdarah (-). BAK 6-8 kali /hari, @ ½ gelas
belimbing, berwarna kuning, nyeri (-), BAK panas (-), BAK darah
(-), batu (-), pasir (-). BAB 1x /hari, berwarna kuning cokelat,
konsistensi lunak, lendir (-), darah (-), BAB hitam (-).
Sejak 2 minggu SMRS pasien mengeluh badan lemas. Badan
lemas awalnya dirasakan ringan, makin lama makin bertambah berat.
Lemas tidak berkurang dengan pemberian makan ataupun minum
manis. Lemas dirasakan bertambah bila beraktivitas. Selanjutnya
pasien memeriksakan diri ke RSDM dan pasien menjalani rawat inap
selama 1 minggu. Pasien diberitahu menderita kelainan darah dan
pasien sudah dilakukan pengambilan sampel dari sumsum tulang.
Karena merasa membaik pasien akhirnya minta pulang, walaupun
saat itu hasil pemeriksaan sumsum tulang belum keluar.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat hipertensi : disangkal
b. Riwayat sakit gula : disangkal
c. Riwayat alergi : disangkal
d. Riwayat mondok : (+) 1 kali, 2 minggu SMRS
e. Riwayat keganasan : disangkal
f. Riwayat sakit serupa : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat tekanan darah tinggi : tidak tahu
3
b. Riwayat sakit gula : tidak tahu
c. Riwayat asma : disangkal
d. Riwayat sakit jantung : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
a. Riwayat merokok : disangkal
b. Riwayat minum alkohol : disangkal
c. Riwayat minum jamu : disangkal
d. Riwayat minum obat-obatan : parasetamol ketika panas
e. Riwayat kontak dgn bahan kimia : disangkal
6. Riwayat Asupan Gizi
Sebelum sakit penderita makan teratur, 3-4 kali sehari dengan
nasi, lauk kadang tempe kadang tahu, dan sayuran. Namun nafsu
makan pasien menurun setelah sakit.
7. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang anak berusia 18 tahun yang putus
sekolah. Saat ini tinggal di Jakarta bersama pamannya dan bekerja
sebagai karyawan di pabrik tahu.
8. Anamnesis Sistem
Keluhan Utama : mimisan
a. Kepala : sering berdenyut (-), nggliyer (+)
b. Mata : pandangan dobel (-), penglihatan
kabur (-), penglihatan berkunang-
kunang (+)
c. Hidung : mimisan (+), pilek (-)
d. Telinga : pendengaran berkurang (-),
telinga berdengung (-/-)
e. Mulut : sariawan (-), gigi goyang (-), gigi
berlubang (-), gusi berdarah (-)
4
f. Tenggorokan : sakit menelan (-), suara serak (-),
benjolan di leher (-)
g. Sistem Respirasi : sesak napas (-), tidur mendengkur
(-), batuk (-)
h. Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-) sesak napas saat
beraktivitas (-), berdebar-debar
(+)
i. Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), susah BAB
(-), nyeri ulu hati (-), tinja lunak,
warna kuning kecokelatan
j. Sistem muskuloskeletal : kesemutan ujung jari (-)
k. Sistem genitourinaria : sering kencing di malam hari (-),
nyeri BAK (-), gatal (-)
l. Ekstremitas : Superior : luka (-), jari teraba dingin (-),
kesemutan di kedua tangan (-),
bengkak (-), sakit sendi (-)
Inferior : luka (-), bekas luka (-), ujung jari
teraba dingin (-), kesemutan di
kedua kaki (-), sakit sendi (-),
bengkak (-) di kedua kaki
m. Sistem neuropsikiatri : kejang (-), gelisah (-), mengigau
(-)
n. Sistem integumentum : gatal (-)
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 4 Agustus 2012
A. Keadaan Umum : tampak sakit sedang, compos mentis, gizi kesan cukup.
B. Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit, regular, pengisian cukup
Pernapasan : 16 x/menit, regular
5
Suhu : 36,1OC per-axiler
C. Status Gizi
Berat Badan : 48 kg
Tinggi Badan : 160 cm
BMI : 18,75 kg/m2 (normoweight)
D. Kulit : sawo matang, turgor (N), ikterik (-)
E. Kepala : bentuk mesocephal, rambut warna hitam beruban,
distribusi normal, mudah dicabut (-), luka (-)
F. Wajah : moon face (-), atrofi musculus temporalis (-), oedem (-)
G. Mata : konjungtiva pucat (+/+), sclera ikterik (-/-), perdarahan
subkonjungtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter
3mm/3mm, refleks cahaya (+/+) normal, edema palpebra
(-/-), strabismus (-/-), lensa keruh (-/-)
H. Telinga : sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), nyeri
tekan tragus (-/-), gangguan fungsi pendengaran (-/-)
I. Hidung : epistaksis (+), NCH (-), secret (-), konka hiperemis (-),
septum deviasi (-), fungsi pembau baik
J. Mulut : pucat (+), sianosis (-), bibir kering (-), stomatitis (-),
mukosa basah (+), gusi berdarah (-), lidah kotor (-), lidah
tremor (-), papil lidah atrofi (-), luka pada sudut bibir (-),
tonsil T1/T1, pharynx hiperemis (-),
K. Leher : JVP R+2, trachea di tengah dan simetris, pembesaran
KGB (-), pembesaran kelenjar thyroid (-)
L. Thorax : bentuk normochest, simetris, atrofi m. pectoralis (-/-),
spider nevi (-), retraksi intercostales (-), sela iga
melebar(-/-), pengembangan dada kanan = kiri,
pembesaran kelenjar getah bening aksila (-)
M. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak
Palpasi : ictus cordis kuat angkat, teraba di SIC V 1 cm lateral linea
midclavicularis sinistra
6
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Batas kiri atas : SIC II, 2 cm lateral linea sternalis sinistra
Batas kiri bawah : SIC V, 2 cm lateral LMCS
Batas kanan atas : SIC II, linea sternalis dextra
Batas kanan bawah : SIC V, linea sternalis dextra
Kesan : batas jatung tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-),
gallop (-).
N. Pulmo
Inspeksi
Statis : normochest, simetris, sela iga tidak melebar, iga tidak
mendatar.
Dinamis : pengembangan dada kanan=kiri, sela iga tidak melebar,
retraksi intercostalis (-), retraksi supraclavicula (-).
Palpasi
Statis : simetris
Dinamis : pengembangan dinding dada kanan = kiri
Fremitus raba kanan = kiri
Perkusi
Kanan : sonor, batas relatif paru-hepar SIC IV dextra
Kiri : sonor, mulai redup sesuai pada batas paru jantung
Batas paru-lambung SIC VII linea axilaris anterior
sinistra
Auskultasi
Kanan : suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-), ronkhi
basah kasar (-), ronkhi basah halus (-), wheezing (-).
Kiri : suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-), ronkhi
basah kasar (-), ronkhi basah halus (-), wheezing (-).
O. Abdomen
7
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, distensi (-), venektasi
(-), sikatriks (-), striae (-), vena kolateral (-), hernia
umbilikalis (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal, 20 x/menit.
Perkusi : tympani, pekak alih (-), pekak sisi normal, liver span 12
cm, area troube timpani
Palpasi : dinding perut supel, nyeri tekan (-), hepatomegali teraba
3 cm BACD, 2 cm BPX, tepi tumpul, permukaan
halus, konsistensi kenyal, bruit(-), nyeri tekan (-),
balotement (-/-), tes undulasi (-)
P. Punggung : Kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok costo-
vertebrae (-), bengkak (-)
Q. Lipatan Paha : Kelenjar getah bening inguinal tidak membesar
R. Ekstremitas :
Ekstremitas Superior Ekstremitas InferiorDextra Sinistra Dextra Sinistra
Luka - - - -Fungsi Motorik 5 5 5 5Fungsi Sensorik N N N NCRT < 2 detik < 2 detik < 2 detik < 2 detik
Akral dingin Oedem
- - - -- - - -
8
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium 2 Agustus 2012
PEMERIKSAAN 02/08 SATUAN RUJUKANHematologi RutinHemoglobin 5,5 g/dl 13.0 – 17.5Hematocrit 18 % 37 – 48AL 0,8 103/ul 4.5 – 11.0AT 16 103/ul 150 – 450AE 2,13 106/μl 3.80 – 5.50Golongan darah ABO BHemostasisPT 14,6 detik 10.0 – 15.0APTT 32,9 detik 20.0 – 40.0KIMIA KLINIKGlukosa darah sewaktu 98 mg/dl 60 – 100SGOT 17 u/l 0 – 35 SGPT 172 u/l 0 – 45Ureum 32 mg/dl 10 – 50Creatinin 1,2 mg/dl 0,5 – 1,2 ElektrolitNatrium 125 mmol/L 137 – 145 Kalium 4.8 mmol/L 3.1 – 5.1 Klorida 93 mmol/L 98 – 106
B. USG Abdomen (20 Juli 2012)
1. Hepar ukuran membesar, tepi reguler, echoparenkim meningkat, tidak
tampak dilatasi vaskuler bilier
2. Lien ukuran membesar, echoparenkim homogen, nodul (-)
3. GB, pankreas, kedua ren, gaster, dalam batas normal
Kesan: hepatosplenomegali
IV. RESUME
Pasien datang dengan keluahan mimisan, merah segar, menetes, dan
terus menerus 5 jam SMRS. Riwayat jatuh (-), riwayat trauma wajah (-).
Pasien juga mengeluhkan badan lemas, kepala nggliyer, dan pandangan
berkunang-kunang. Telinga berdenging (-), dada berdebar-debar (+), nyeri
dada (-). Pasien juga mengeluhkan demam. Demam dirasakan tiba-tiba dan
9
terus menerus. Demam berkurang sedikit dengan minum parasetamol tapi
hanya sebentar setelah itu demam naik lagi. Makin lama demam dirasakan
makin tinggi, menggigil (-), pusing (+), pegal-pegal (+), mual (-), muntah (-),
kejang (-), pilek (-), batuk (-), nyeri telan (-), sakit telinga (-), diare (-), gusi
berdarah (-). BAK 6-8 kali /hari, @ ½ gelas belimbing, berwarna kuning,
nyeri (-), BAK panas (-), BAK darah (-), batu (-), pasir (-). BAB 1x /hari,
berwarna kuning cokelat, konsistensi lunak, lendir (-), darah (-), BAB hitam
(-).
Sejak 2 minggu SMRS pasien mengeluh badan lemas. Badan lemas
awalnya dirasakan ringan, makin lama makin bertambah berat. Lemas tidak
berkurang dengan pemberian makan ataupun minum manis. Lemas dirasakan
bertambah bila beraktivitas.
Hasil pemeriksaan lab menunjukkan adanya pansitopenia,
peningkatan SGPT, dan penurunan natrium+klorida. Hasil pemeriksaan USG
menunjukkan kesan heaptosplenomegali.
V. PROBLEM
1. Epistaksis
2. Anemia aplastik
3. Leukemia limfositik kronik
VI. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1. Problem 1 : Epistaksis
Dd trombositopeni
Dd trauma
Assesment : Pemeriksaan fisik, conjungtiva pucat (+/+)
Pemeriksaan laboratorium 2 Agustus 2012: Hb 5.5 g/dl,
Hct 18%, AL 0.8x103 /ul, AT 16 x103 /ul, AE 2.13x106 /ul
Ip Dx : -
Ip Tx : - Injeksi vitamin K 1 ampul/8 jam
- Injeksi transamin 1 ampul/8 jam
10
Ip Mx : Awasi tanda perdarahan
Ip Ex : menjelaskan pada pasien dan keluarganya mengenai
penyakit dan komplikasi
2. Problem 2 : klinis LLK
Assesment : hepatosplenomegali, pansitopenia, anemia
Ip Dx : BMP
Ip Tx : kemoterapi
Ip Mx : awasi tanda-tanda infeksi
Ip Ex : Edukasi pasien dan keluarga mengenai diet dan pasien
diminta untuk menjaga tekanan darah agar keadaan ginjal
tidak semakin memburuk
11
PROGRESS NOTE
Tanggal 2 Agustus 2012 – DPH 0Subyektif MimisanObyektif KU: compos mentis, tampak sakit sedang, gizi kesan kurang
Vital SignTD: 110/70 mmHg; RR: 22x/menit; HR: 110x/menit; Suhu: 38,5°CMata: CP (+/+), SI (-/-)Hidung: epistaksis (+)Mulut: papil lidah atrofi (-)Leher: JVP(R+2)cm, KGB tidak membesar.Cor: I: IC tampak di SIC V 1 cm medial LMCS P: IC tdk kuat angkat; P: Batas jantung kesan tidak melebar; P: BJ I-II murni, intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-) Pulmo: I : Pengembangan dada kanan=kiri P : Fremitus raba kanan=kiri P : sonor/sonor A: SDV (+/+), ST (-/-) Abdomen: I: DP//DD, A: bising usus (+) normal, P: tympani, liver span 12 cm, area Troube pekakP: supel, NT (-), hepar teraba 2 cm BACD, 1 cm BPX, tepi tumpul, konsistensi kenyal, permukaan rata, lien tidak teraba EkstremitasAkral dingin: Oedem
- - - -- - - -
Pemeriksaan Penunjang
terlampir
Assesment Epistaksis dd trombositopenia Febris 1 hari dd febril neutropenia, DF/DHF, faringitis akut Pansitopenia dd anemia aplastik Hepatomegali dd penyakit hepar kronis, keganasan
Planning - AT, PT/APTT- DR 2, kultur darah, kultur urin, urin/feses rutin, Ro thorax- GDT 1 bulan lagi- Marker hepatitis- Konsul THT
Terapi - Bedrest total- Diet TKTP 1700 kkal- Infus NaCl 0,9% 20 tpm- Transfusi TC 4 kolf- Transfusi PRC 2 kolf- Injeksi vitamin K 1 ampul/8 jam- Injeksi transamin 1 ampul/8 jam- Injeksi ceftazidim 1 gram/12 jam- Injeksi gentamisin 80 mg/12 jam- Metil prednisolon 16 mg 2,5 – 0 – 1 - Parasetamol 3x500 mg- Sohobion 1x1 tablet
12
- Curcuma 3x1 tablet
Tanggal 3 Agustus 2012 – DPH 1Subyektif MimisanObyektif KU: compos mentis, tampak sakit sedang, gizi kesan kurang
Vital SignTD: 110/80 mmHg; RR: 22x/menit; HR: 72x/menit; Suhu: 37,8 °CMata: CP (+/+), SI (-/-)Hidung: epistaksis (+)Mulut: papil lidah atrofi (-)Leher: JVP(R+2)cm, KGB tidak membesar.Cor: I: IC tampak di SIC V 1 cm medial LMCS P: IC tdk kuat angkat; P: Batas jantung kesan tidak melebar; P: BJ I-II murni, intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-) Pulmo: I : Pengembangan dada kanan=kiri P : Fremitus raba kanan=kiri P : sonor/sonor A: SDV (+/+), ST (-/-) Abdomen: I: DP//DD, A: bising usus (+) normal, P: tympani, liver span 12 cm, area Troube pekakP: supel, NT (-), hepar teraba 2 cm BACD, 1 cm BPX, tepi tumpul, konsistensi kenyal, permukaan rata, lien tidak teraba EkstremitasAkral dingin: Oedem
- - - -
- - - -
Pemeriksaan Penunjang
terlampir
Assesment Epistaksis e/c pre leukemia stage Febris e/c febril neutropenia Pansitopenia e/c anemia aplastik Hepatomegali e/c keganasan hematologi
Planning DR 2, SI/TIBC, feritin, GDT, marker hepatitis, urin/feses rutin USG abdomen BMP Awasi tanda perdarahan SGOT/SGPT setiap 5 hari
Terapi - Bedrest total- Diet TKTP 1700 kkal- Infus NaCl 0,9% 20 tpm- Injeksi vitamin K 1 ampul/8 jam- Injeksi transamin 1 ampul/8 jam- Injeksi ceftazidim 1 gram/12 jam- Injeksi gentamisin 80 mg/12 jam- Metil prednisolon 16 mg 2,5 – 0 – 1 - Parasetamol 3x500 mg- Curcuma 3x1 tablet
13
Tanggal 4 Agustus 2012 – DPH 2Subyektif MimisanObyektif KU: compos mentis, tampak sakit sedang, gizi kesan kurang
Vital SignTD: 100/80 mmHg; RR: 20x/menit; HR: 100x/menit; Suhu: 36,2°CMata: CP (+/+), SI (-/-)Hidung: epistaksis (+)Mulut: papil lidah atrofi (-)Leher: JVP(R+2)cm, KGB tidak membesar.Cor: I: IC tampak di SIC V 1 cm medial LMCS P: IC tdk kuat angkat; P: Batas jantung kesan tidak melebar; P: BJ I-II murni, intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-) Pulmo: I : Pengembangan dada kanan=kiri P : Fremitus raba kanan=kiri P : sonor/sonor A: SDV (+/+), ST (-/-) Abdomen: I: DP//DD, A: bising usus (+) normal, P: tympani, liver span 12 cm, area Troube pekakP: supel, NT (-), hepar teraba 2 cm BACD, 1 cm BPX, tepi tumpul, konsistensi kenyal, permukaan rata, lien tidak teraba EkstremitasAkral dingin: Oedem
- - - -
- - - -
Pemeriksaan Penunjang
terlampir
Assesment Epistaksis e/c pre leukemia stage (perbaikan) Anemia aplastik Hepatomegali e/c keganasan hematologi
Planning DR 2, SI/TIBC, feritin, GDT Awasi tanda perdarahan
Terapi - Bedrest total- Diet TKTP 1700 kkal- Infus NaCl 0,9% 20 tpm- Injeksi vitamin K 1 ampul/8 jam- Injeksi transamin 1 ampul/8 jam- Injeksi ceftazidim 1 gram/12 jam- Injeksi gentamisin 80 mg/12 jam- Metil prednisolon 16 mg 2,5 – 0 – 1 - Parasetamol 3x500 mg- Curcuma 3x1 tablet
14
TINJAUAN PUSTAKA
A. LEUKEMIA LIMFOSITIK KRONIK (LLK)
Definisi, Epidemiologi, dan Etiologi LLK
Leukemia limfositik kronik adalah suatu keganasan hematologi yang
ditandai dengan proliferasi klonal dan penumpukan limfosit B neoplastik
dalam darah, sumsum tulang, limfonodi, limpa, hati, dan organ-organ lain.
Usia rerata pasien saat terdiagnosis adalah 65 tahun, hanya 10-15% kurang
dari 50 tahun. Angka kejadian di negara barat 3/100.000, dan pada populasi
geriatri insidensinya sekitar 50/100.000. Risiko terjadinya LLK meningkat
seiring usia. Perbandingan risiko relatif pada pria tua adalah 2.8:1 perempuan
tua.1
Penyebab LLK masih belum diketahui. Kemungkinan yang berperan
adalah abnormalitas kromosom, onkogen, dan retrovirus. Penelitian awal
menunjukkan keterlibatan gen bcl-1 dan bcl-2 pada 5-15% pasien sedangkan
gen bcl-3 hanya kadang-kadang terlibat. Protoonkogen lcr dan c-fgr yang
mengkode protein kinase tirosin diekspresikan pada limfosit yang terkena
LLK tetapi tidak pada sel B murni yang normal. Saat ini pasien LLK
didapatkan delesi homozigot dari regio genom telometrik gen retinoblastoma
tipe-1 d13s25. Hal ini menunjukkan bahwa gen supresor tumor baru terlibat
dalam LLK.
Diagnosis LLK
Tanda patognomonik LLK adalah peningkatan jumlah leukosit dengan
limfositosis kecil sekitar 95%. Untuk menegakkan diagnosis sebaiknya
dilakukan pemeriksaan GDT dengan teliti dan cermat. Kriteria diagnosis LLK
adalah sebagai berikut
1. Limfositosis yang absolut matang minimal diderita > 4minggu tanpa
ada penyebab lain yang jelas
16
a. Jumlah limfosit > 10 x 109/L disertai infiltrasi sumsum tulang atau
fenotipe sel B
b. Jumlah limfosit > 5 x 109/L disertai infiltrasi sumsum tulang dan
fenotipe sel B
2. Sumsum tulang hiperseluler atau normoseluler dengan jumlah limfosit
yang matang > 30%
3. Fenotipe dari limfosit darah tepi
a. Sel B dengan imunoglobulin permukaan densitas rendah dengan
kappa atau lambda light chain
b. CD5- ; CD2- ; CD3-
c. Bentukan rossete dengan mouse RBC
4. Limfosit matang dengan kurang dari 55% bentuk atipik atau tidak
matang
Penatalaksanaan LLK
Diagnosis LLK tidak menandakan perlunya pengobatan. Saat ini tidak
terdapat terapi kuratif untuk LLK. Tujuan terapi pada kebanyakan pasien LLK
adalah meredakan gejala dan memperpanjang kelangsungan hidup. Indikasi
terapi adalah:
1. Kegagalan sumsum tulang yang progresif yang
ditandai dengan memburuknya anemia dan/atau trombositopenia
2. Limfadenopati yang progresif (>10 cm)
3. Splenomegali masif (>6 cm) atau nyeri pada limpa
4. Limfositosis progresif (dalam 2 bulan meningkat
50%)
5. Gejala sistemik yaitu penurunan berat badan >10%
dalam 6 bulan, suhu badan >380C selama >2 minggu, fatigue, keringat
malam
6. Sitopenia autoimun
B. ANEMIA APLASTIK
17
Definisi
Anemia aplastik adalah anemia yang ditandai dengan pansitopenia
(anemia, leukopenia, dan trombositopenia). Dalam darah tepi disertai
hiposelularitas dari sumsum tulang.
Penyebab
1. Idiopatik (jumlahnya hampir 50% dari kasus anemia aplastik)
2. Obat dan toksin (kloramfenikol, fenilbutazon, sulfonamid, benzema,
karbontetraklorida)
3. Infeksi (hepatitis virus, virus HIV, TBC)
4. Timoma
5. Sindrom myelodisplastik
6. PNH (paroksismal nokturnal hemoglobinuria)
Patofisiologi
Dapat terjadi karena:
1. Kelainan sel induk
2. Kelainan imunologi
3. Kelainan faktor lingkungan
Gejala klinis
1. Perdarahan akibat adanya trombositopenia (ekimosis, petechie,
epistaksis). Perdarahan spontan terjadi bila jumlah trombosit <
20ribu /ml.
2. Anemia
3. Demam akibat infeksi
Pemeriksaan laboratorium
1. GDT terdapat anemia normokromik normositik, retikulositopenia,
leukopenia, neutropenia
2. Neutropenia
18
3. Trombositopenia
Pengobatan
Pengobatan umum terdiri atas
1. Bila jumlah granulosit < 500/ml. Hindari kontak dengan orang lain
yang lebih dulu terinfeksi dan penderita diberikan CCK
(cotrimoksasol-colistin-ketokonazol)
2. Penggunaan sabun antiseptik untuk mencegah infeksi kulit
3. Menggunakan sikat gigi yang halus untuk mencegah perdarahan
4. Batasi penggunaan obat-obat suntikan
5. Menstruasi yang berlebihan dapat dicegah dengan pemberian obat-
obat anovulatoar
19