Download - Case Prurigo
PRURIGO HEBRA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kasus ini sebagai
persyaratan dalam melaksanakan Kepaniteran Klinik Senior pada Bagian Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin di RSU Dr.Pirngadi Medan yang berjudul
“PRURIGO HEBRA”.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dr.IRWAN FAHRI RANGKUTI, Sp.KK atas
bimbingan dan arahannya dalam penyusunan dan penyelesaian laporan kasus
saya ini.
Saya menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, karena itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca. Terima kasih atas semua perhatiannya dan
semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
` Medan, Januari 2011
Penulis
Page 1
PRURIGO HEBRA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................. 2
PENDAHULUAN.................................................................................... 3
LAPORAN KASUS.................................................................................. 7
DISKUSI................................................................................................... 10
GAMBAR..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................13
Page 2
PRURIGO HEBRA
PRURIGO HEBRA
PENDAHULUAN
Prurigo merupakan penyakit kulit yang menahun ditandai oleh papula yang
gatal, khas pada tempat predileksi tertentu yang dinamai papula prurigo yang
lebih mudah diraba dari pada dilihat. Papula nya berbentuk kubah dengan
puncak mempunyai vesikel kecil, vesikel hanya terdapat pada waktu yang
singkat saja, karena segera menghilang akibat garukan sehingga yang tertinggal
hanya papul yang berkrusta. Likenifikasi hanya terjadi sekunder akibat proses
kronik.(1,2)
Menurut KOCSARD (1962) membagi prurigo menjadi 3 kelompok :
1. Prurigo simpleks
2. Dermatosis pruriginosa :
a. strofulus
b. prurigo kronik multiformis lutz
c. Prurigo hebra.
3. Prurigo nodularis(1)
Yang akan kita bahas adalah: Prurigo Hebra.
Prurigo hebra yaitu penyakit kulit kronik residif yang dimulai sejak bayi atau
anak. Kelainan kulit berupa papul-papul miliar berbentuk kubah sangat gatal,
lebih mudah diraba dari pada dilihat.(1,2,3,4,5)
Prurigo hebra sering terjadi pada sosial ekonomi dan hygiene yang rendah.
Penderita wanita lebih banyak dari pada pria, umumnya terdapat pada anak-
anak.(1,3,4,5)
Page 3
PRURIGO HEBRA
Penyebab pasti prurigo hebra belum diketahui. Ada yang berpendapat
sebagai penyakit herediter. Sebagian para ahli berpendapat bahwa penderita
peka terhadap gigitan serangga, misalnya nyamuk. Mungkin antigen atau toksin
yang ada dalam ludah menyebabkan alergi. Disamping itu juga terdapat
beberapa faktor yang berperan antara lain sinar matahari, suhu, infeksi parasit
(misalnya askaris atau oxyuris). Juga infeksi fokal misalnya pada tonsil atau
saluran cerna,endokrin, alergi makanan. Pendapat lain mengatakan penyakit ini
didasari faktor atopi. (1,4,5)
Gejala subjektif yaitu keluhan gatal, terkadang bersifat kronis, akibatnya
kulit menjadi hitam dan menebal. Pada gejala objektif adanya papul-papul
miliar tidak berwarna, berbentuk kubah dengan vesikula pada puncaknya,
vesikula hanya terdapat pada waktu yang sangat singkat, lebih mudah diraba
dari pada dilihat. Karena garukan yang terus menerus akan menimbulkan erosi,
ekskoriasi, krusta hiperpigmentasi, dan likenifikasi. Sering pula terjadi infeksi
sekunder. Tempat predileksi di ekstremitas bagian ekstensor dan simetris, dapat
meluas ke bokong, perut, muka, dan biasanya tungkai lebih parah dari pada
lengan. (4)
Kelenjar getah bening regional biasanya membesar, tanpa tanda radang,
tidak nyeri, tidak bersupurasi, lebih lunak pada perabaan yang disebut bubo
prurigo. Untuk menyatakan berat ringannya penyakit dipakai istilah prurigo
mitis jika ringan, jika berat disebut prurigo feroks (agria).(1,3,4,5)
Gambaran histopatologi prurigo hebra tidak khas, sering ditemukan
akantosis, hiperkeratosis, edema pada epidermis bagian bawah, dan dermis
bagian atas. Pada papul yang masih baru terdapat pelebaran pembuluh darah,
infiltrasi ringan disekitar papul dan dermis bagian atas.(1,2,3,4,5)
Diagnosis prurigo hebra dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gejala
klinis yang khas.(4)
Page 4
PRURIGO HEBRA
Diagnosis banding prurigo hebra adalah : (3,4)
a. Skabies
b. Dermatitis herpetiformis
c. Insect bite
Penatalaksanaan pada penyakit prurigo hebra dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu umum dan khusus.
a. Penatalaksanaan secara umum :
1. Menghindari gigitan nyamuk atau serangga
2. Mencari dan mengobati infeksi fokal
3. Memperbaiki hygienis perseorangan maupun lingkungan
b. Penatalaksanaan secara khusus :
Karena penyebabnya belum diketahui, maka tidak ada pengobatan yang cepat
dan tepat.
Pengobatan hanya berupa simptomatik, yaitu :
1. Pengobatan topikal
Sulfur 5-10 % dapat diberi dalam bentuk bedak kocok atau
salep. Untuk mengurangi gatal dapat diberikan mentol 0,25–1
% atau kamper 2-3 % (4,5)
Kortikosteroid krim/salep sangat menolong untuk mencegah
atau menghilangkan cacat jaringan atau parut, bila kelainan
tidak begitu luas.(3,4)
2. Pengobatan sistemik
Anti histamin, untuk mengurangi gatal seperti :
Page 5
PRURIGO HEBRA
- Klorfeniramin dosisnya:
Dewasa: 4 mg tiap 4-8 jam sekali, maksimum 24 mg / 24
jam.
Anak usia 2-5 tahun : 1 mg (1/4 tablet) tiap 4-6 jam sekali
Anak usia 6-12 tahun: 2 mg (1/2 tablet) tiap 4-6 jam sekali.
- Siproheptadin dosisnya: 4 mg / tablet.
Dewasa : Dosisnya tidak boleh lebih dari 0,5 mg/kgBB/hari.
Dosis maksimum nya: 4-20 mg / hari. Disarankan agar
pemberian dimulai dengan dosis 1 tablet 3x sehari dan
disesuaikan dengan respon pasien.
Antibiotik bila terdapat infeksi sekunder. (1,3,4,5)
Secara umum prognosis dari penyakit ini adalah baik apabila menjaga hygiene
personal dan lingkungan serta mendapatkan terapi yang tepat.(4)
Page 6
PRURIGO HEBRA
LAPORAN KASUS
TANGGAL : 08 Januari 2011
NAMA : Anggi Panjaitan
UMUR : 12 tahun
JENIS KELAMIN : perempuan
BANGSA / SUKU : Indonesia/Batak
AGAMA : Kristen Protestan
PEKERJAAN : Pelajar
ANAMNESIS
Keluhan utama : bercak kemerahan disertai rasa gatal pada kedua tangan
dan kaki dialami os sejak 7 tahun yang lalu
Keluhan tmbahan : tidak dijumpai
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT :
Bercak kemerahan disertai rasa gatal pada kedua belah tangan dan kaki
yang dialami os sejak 7 tahun yang lalu. Awalnya timbul bintil-bintil kemerahan
kecil yang berisi cairan jernih pada daerah tangan, kemudian karena gatal os
menggaruknya sehingga luka. Kelainan kulit kemudian menyebar sampai ke
kaki. Keadaan ini awalnya timbul ketika os digigit nyamuk/serangga.
Sebelumnya os pernah berobat ke dokter dan diberi obat, karena tidak
mengalami perbaikan orang tua os memutuskan untuk datang berobat
kepoliklinik kulit dan kelamin RSUPM.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA : tidak dijumpai
Page 7
PRURIGO HEBRA
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU : tidak dijumpai
RIWAYAT PEMAKAIAN OBAT : orang tua os tidak ingat nama
obatnya
LOKALISASI : regio ekstremitas superior dextra dan sinistra, regio
ekstremitas inferior dextra dan sinistra
RUAM : plak hipopigmentasi, erosi, ekskoriasi, vesikel
PEMERIKSAAN LABORATORIUM : tidak dilakukan pemeriksaan
RESUME :
Telah datang seorang pasien perempuan berusia 12 tahun, bangsa
Indoneia, suku batak, agama kristen protestan, kepoliklinik penyakit kulit dan
kelamin RSUPM pada tanggal 08 januari 2011 dengan keluhan utama bintil-
bintil kemerahan yang disertai rasa gatal pada kedua tangan dan kaki dialami
sejak 7 tahun yang lalu. Awalnya timbul bintil-bintil kemerahan berisi cairan
jernih pada daerah tangan, kemudian karena gatal os menggaruknya sehingga
luka. Kelainan kulit kemudian menyebar sampai ke kaki, keadaan ini awalnya
timbul ketika os digigit nyamuk/serangga. Os sebelumnya pernah berobat
kedokter tapi karena tidak ada perbaikan orang tua memutuskan untuk datang
berobat kepoliklinik kulit dan kelamin RSUPM.
DIAGNOSA BANDING :
1. Prurigo hebra
2. Skabies
3. Insect bite
DIAGNOSA SEMENTARA : Prurigo hebra
PENATALAKSANAAN :
Page 8
PRURIGO HEBRA
Umum : menghindari gigitan nyamuk/serangga mencari dan mengobati
fokal infeksi memperbaiki hygiene perorangan maupun lingkungan
Khusus :
Topikal : Clobetasol propionate 0,05 % cream dioleskan 2 x/hari
Sistemik : Fexofenadine HCL tab 30 mg 2 x 1
PROGNOSIS : baik jika menjaga hygiene personal dan lingkungan serta
mendapat terapi yang baik
DISKUSI
Page 9
PRURIGO HEBRA
Diagnosis prurigo hebra ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gejala
klinis adanya bintil-bintil kemerahan (papul eritema) disertai rasa gatal
yang terdapat pada tangan dan kaki, berbentuk kubah dan vesikel pada
puncaknya. Vesikel terdapat pada waktu yang singkat dan lebih mudah
diraba dari pada dilihat. Karena garukan yang terus menerus sehingga
menimbulkan erosi, ekskoriasi, sikatrik, krusta, dan hipopigmentasi.
Pada pasien ini juga dijumpai hal-hal diatas dan ini sesuai dengan
kepustakaan tentang gambaran prurigo hebra.
Predileksi lesi terdapat di ektremitas bagian ekstensor dan simetris, dapat
meluas ke bokong, perut, muka, leher, dan biasanya bagian distal lengan
lebih parah dari pada bagian proksimal. Demikian pula umumnya tungkai
lebih parah dari pada lengan. Sebagian para ahli berpendapat bahwa kulit
penderita peka terhadap gigitan serangga, misalnya nyamuk. Pasien ini
juga mengeluh alergi terhadap gigitan serangga, dan terdapat lesi pada
kedua kaki. Hal ini juga sesuai dengan kepustakaan.
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik, maka diagnosis banding
pada pasien ini adalah prurigo hebra, skabies, dermatitis herpetiformis,
dan insect bite. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan
bahwa diagnosis banding dari Prurigo Hebra adalah skabies dan insect
bite.
Diagnosis sementara pada pasien ini adalah Prurigo Hebra.
Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum adalah menghindari garukan
untuk mencegah infeksi sekunder, menghindari hal-hal yang ada kaitannya
dengan prurigo, yakni gigitan nyamuk atau serangga, memperbaiki hygiene
perorangan maupun lingkungan. Menurut kepustakaan, penatalaksanaan secara
khusus dibagi menjadi dua yaitu terapi topikal diberi Clobetasol propionate 0,05
Page 10
PRURIGO HEBRA
% cream dioleskan 2 x/hari , dan terapi sistemik diberi Fexofenadine HCL tab
30 mg 2 x 1
Page 11
PRURIGO HEBRA
Page 12
PRURIGO HEBRA
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, E.W.Benny. Prurigo, in Djuanda A. Hamzah M, Aisyah. S
editor.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Balai penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2007. Hal : 272 - 275
2. Adrianto P, Tie T.E. Prurigo, in Kapita Selekta Dermato Venerologi.
Jakarta; EGC. 1999. Hal : 139 - 140
3. Siregar R.S Atlas Berwarna Sari Pati Penyakit Kulit; edisi ke-2. Jakarta;
EGC. 2005.
Hal : 133 - 135
4. A.Benny. Prurigo dalam Dermatologi Pengetahuan Dasar dan Kasus di
Rumah Sakit
Hal : 190 - 192
5. Masjoer A, Suprohaita, Wardhani WI et al. Prurigo dalam Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi ke-3 Jilid-2, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2000. Hal : 124 - 125
Page 13
PRURIGO HEBRA
Page 14