Download - Aditya Makalah Blok 26
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADAR KOLESTEROL
Aditya Wicaksono Putra
102011372
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
e-mail : [email protected]
ABSTRAKPeningkatan kadar kolesterol darah merupakan salah satu hal yang dapat
menyebabkan beberapa penyakit di Indonesia. Terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi kadar kolesterol darah, antara lain jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan, penghasilan, kerja, dan hemoglobin. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui beberapa faktor determinan yang berhubungan dengan kadar
kolesterol darah. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan. Data yang
dikumpulkan adalah jenis kelamin dan usia responden, tingkat pendidikan (rendah,
sedang, tinggi), adanya penghasilan atau tidak, bekerja atau tidak. Analisis data
menggunakan uji Fisher (non-parametrik) dan uji Chi-Square(). Hasil dari penelitian
ini adalah tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p= ), umur (p= ), tingkat
pendidikan (p= ), penghasilan, kerja (p= ), hemoglobin (p= ) terhadap total kolesterol
seseorang. Hasil penelitian ini cukup berbeda dari penelitian-penelitian yang lain
dikarenakan beberapa hal. Disarankan agar pengambilan sampel dapat menjadi
lebih mewakili populasi dan desain penelitian diketahui.
Kata kunci: Kadar kolesterol, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,
penghasilan, kerja, dan hemoglobin
ABSTRACTIncreased levels of blood cholesterol is one of factors that can cause few
diseases in Indonesia. There are a fews factors that affect blood cholesterol levels,
such as sex, age, education level, income, employment, and hemoglobin. The
purpose of this research is to know such factors that cause an increase of blood
cholesterol level. This research is an explanatory research The data which is
collected are gender and age of the respondents, educational level (low, medium,
high), have an income or not, working or not, the stress or not. Data analysis using
Fisher's exact test (non-parametric) and Chi-Square test (). Results from this test is
there is no relations between the sex (p =), age (p =), education level (p =), income,
employment (p =), hemoglobin (p =) with people’s total cholesterol level. The result of
this research is quite different among other’s researchers because few factors. It
recommended to take the sample to make it more represent the population and
research design is known.
Keywords: Cholesterol levels, sex, age, education level, income, employment,
and hemoglobin
PENDAHULUANIndonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan total populasi
masyarakat yang cukup tinggi, dengan variasi usia dari masyarakatnya yang
beragam, baik yang usia muda maupun usia. Perkembangan penduduk Indonesia
tidak hanya dilihat dari segi jumlah populasi masyarakatnya yang terus bertambah,
hal ini juga didukung oleh kemajuan perekonomian yang semakin baik sebagai
dampak dari globalisasi yang kian mendunia. Kemajuan perekonomian ini tentu
membawa dampak yang baik dan dampak yang buruk, salah satu dampak buruk
yang terjadi ialah dengan adanya pergeseran gaya hidup/tren yang berlangsung
pada masyarakat. Perubahan pola hidup ini yang juga menyebabkan pergeseran
pola penyakit yang kerapkali terjadi pada masyarakat, dari yang awalnya didominasi
oleh penyakit infeksi dan rawan gizi menjadi penyakit-penyakit degeneratif, salah
satu di antaranya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Hasil survei
kesehatan nasional pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 26,3% penyebab
kematian adalah penyakit jantung dan pembuluh darah, yang kemudian diikuti oleh
penyakit infeksi, pernapasan, pencernaan, neoplasma dan kecelakaan lalu lintas.1
Fenomena tren penyakit jantung dan pembuluh darah ini diyakini disebabkan
oleh tingginya kadar kolesterol dalam masyarakat saat ini, sebagai imbas dari pola
konsumsi makanan yang tidak baik. Namun, selain intake makanan tinggi lemak
yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah, terdapat faktor-faktor lain yang
ikut berpengaruh dan berkontribusi untuk peningkatan total kolesterol. Beberapa
faktor tersebut, antara lain merokok, stres, jenis kelamin dan indeks massa tubuh.
Kolesterol memang merupakan substansi yang penting dan dibutuhkan secara
fisiologis oleh tubuh manusia, dan tidak sepenuhnya merupakan racun dalam tubuh,
tetapi kolesterol dalam jumlah yang tinggi bisa menyebabkan terjadinya
aterosklerosis yang akhirnya berdampak pada penyakit jantung koroner. Kolesterol
darah yang tinggi merupakan kondisi yang sangat perlu diperhatikan, karena dapat
mengakibatkan serangan aterosklerosis dan jantung koroner bahkan di Amerika
dinyatakan sebagai pembunuh nomor satu (Anomin, 2001).1,2
Kolesterol total dalam darah akan meningkat sejalan dengan proses
penuaan. Peningkatan kolesterol tersebut mengalami plateau atau puncak pada usia
kurang lebih 60 tahun pada pria, serta 70 tahun pada wanita (Gallo, Reichel &
Anderson, 1998). Peningkatan kolesterol juga menjadi masalah kesehatan serius di
dunia. World Health Organization (WHO) pada tahun 2002 melaporkan bahwa angka
kejadian dislipidemia mencapai 8% dari total seluruh penyakit di negara maju. Di
seluruh dinia, kolesterol menyebabkan 4,4 juta kematian setiap tahunnya atau sekitar
7,9% dari total angka kematian global. WHO memperkirakan lebih dari 50% penyakit
kardiovaskuler di negara maju dapat dikaitkan dengan kadar kolesterol lebih dari 3,8
mmol/L. Peningkatan kadar kolesterol selain dipengaruhi oleh usia juga dipengaruhi
oleh faktor genetik, penderita penyakit lain seperti Diabetes Mellitus, pola makan,
aktivitas dan merokok (Bull, Eleanor & Morrel, 2007).2
Beranjak dari permasalahan tersebut, maka dari itu diadakan penelitian ini
untuk mengetahui apakah faktor-faktor risiko yang diujikan memang memiliki
kebermaknaan dalam mempengaruhi total kolesterol.
METODOLOGI PENELITIANPenelitian yang dilakukan ialah penelitian dengan metode kros-seksional
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol..
Pengambilan sampe dilakukan dengan memilih metode simple random sampling
sebagai metode pengambilan sampelnya. Cara pengumpulan data yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara menggunakan kuesioner untuk
data primer dan untuk sekunder di peroleh dari buku registerasi. Analisa univariat
dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada tiap variabel dalam penelitian.
Sedangkan Analisa bivariate dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pendidikan dengan kadar total kolesterol dan juga penghasilan terhadap total
kolestrol menggunakan uji statistik Chi–Square ( X2). Analisa dilakukan pada tingkat
kemaknaan 95% (α=0,05) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
bermakna secara statistik menggunakan uji SPSS.
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
risiko yang berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah, sehingga selanjutnya
informasi tersebut dapat digunakan sebagai tindakan pencegahan terjadinya
penyakit.
Variabel independent adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan
dalam variable dependent dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang
negatif bagi variabel dependent nantinya. Variasi dalam variable dependent
merupakan hasil dari variabel independent. Variabel independent sering juga disebut
variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi.3
Skala pengukuran variabel terbagi menjadi kategorik (nominal-ordinal) dan numerik
(rasio-interval).4 Variabel nominal dan variabel ordinal disebut sebagai variabel
kategorik karena variabel tersebut mempunyai kategori variabel. Sebagai contoh:
jenis kelamin adalah variabel, sedangkan laki-laki dan perempuan adalah kategorik
variabel, klasifikasi kadar kolesterol adalah variabel sedangkan ‘baik’, ‘sedang’, dan
‘buruk’ adalah kaegorinya. Berdasarkan kategori inilah Anda dapat membedakan
variabel nominal dan variabel ordinal. Variabel nominal mempunyai kategori yang
sederajat dan tidak bertingkat, contohnya: variabel jenis kelamin dengan kategori
laki-laki dan perempuan, sedangkan variabel ordinal mempunyai kategori yang tidak
sederajat atau bertingkat, contohnya: variabel kolesterol mempunyai kategori ‘baik’,
‘sedang’, dan ‘buruk’. Variabel rasio dan variabel interval disebut sebagai variabel
numerik karena variabel tersebut tidak mempunyai kategori variabel. Anda dapat
membedakan variabel rasio dan interval berdasarkan nilai nolnya. Apabila variabel
tersebut memiliki nilai nol alami (seperti berat badan, tinggi badan, jarak) maka anda
dapat menyebutnya sebagai variabel rasio. Apabila variabel tersebut tidak
mempunyai angka nol alami (seperti suhu), makan Anda menyebutnya sebagai
variabel interval. Perhatikan bahwa nol derajat pada skala Celcius berbeda dengan
nol derajat pada skala Fahrenheit.
Data yang perlu dicatat adalah meliputi jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan, penghasilan, kerja, hemoglobin dan kadar kolesterol subjek. Kadar
kolesterol, , umur, hemoglobin merupakan data numerik, variabel ini dirubah menjadi
data kategorik. Untuk variabel umur dijadikan data kategorik, yaitu dibawah 65 tahun
dan diatas 65 tahun. Untuk variable hemoglobin yaitu anemia <11 dan tidak anemia
=>11. Untuk variabel total kolesterol juga dirubah menjadi variabel kategorik,
dikatakan normal apabila total kolesterol =< 200, dan dikatakan hiperkolesterol
apabila total kolesterol =≥200.
Variabel bebas dalam penelitian ini ialah jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan, penghasilan, kerja, dan hemoglobin. Sedangkan variabel terikatnya
adalah kadar kolesterol. Hipotesisi yang digunakan ialah tidak ada hubungan antara
kadar kolesterol dengan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, penghasilan, kerja,
dan hemoglobin (Ho). Analisa data/uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 16, untuk kemudian dilihat apakah hipotesis awal diterima atau
ditolak. Menilai hubungan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, penghasilan,
kerja, dan hemoglobin yang kategorik, dengan kadar kolesterol yang berjenis
kategorik dilakukan dengan uji Chi-square atau Fisher dan dilihat manakah yang
memenuhi syarat untuk Chi-square maupun Fisher.
1. Populasi: Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang.
2. Sampel: Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode random sampling, dengan jumlah sampel 54 orang.
HASIL PENELITIANHasil penelitian dari sample yang didapatkan dalam penelitian meliputi faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap kadar kolestrol, sehingga dilakukan analisis pada
setiap variable. Sampel yang didapatkan dalam penelitian berjumlah 54 subjek yang
memenuhi kriteria.
A. UNIVARIATBerikut adalah hasil analisis univariat untuk variable yang mempengaruhi kadar
kolestrol;
1. SEX
Tabel 1. Hasil analisis univariat darijenis kelamin
NValid 54
Missing 0
Mean 1.91
Median 2.00
Mode 2
Std. Deviation .293
Variance .086
Grafik 1. Pie-chart dari subjek jenis kelamin.
Dari hasil analisis univariat jenis kelamin didapatkan rata-rata jenis kelamin
adalah 1,91 yang masih dalam batas normal. Nilai terbanyak adalah 2 karena 2
diartikan sebagai perempuan, dan nilai tengah yang didapatkan adalah 2,00 dan juga
berarti perempuan, dan diberikan perbedaan untuk yang berlambang/yang memiliki
angka 1 maka variable adalah laki-laki sebesar 5 dengan persentase 9,3%, serta
untuk angka 2 adalah perempuan 49 dengan persentase 90,7%. Dapat juga dilihat
dari pie diagram.
2. TINGKAT PENDIDIKANTabel 2. Hasil analisis univariat
dari tingkat pendidikan
NValid 54
Missing 0
Mean 1.26
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .589
Variance .347
Grafik 2. Pie-chart dari subjek jenis tingkat pendidikan.
Dari hasil analisis univariat tersebut didapatkan rata-rata tingkat pendidikan
adalah 1,26 yang masih dalam batas normal. Penelitian di ambil sampel sebanyak
54 subjek. Nilai modus di dapatkan 1 dan nilai median didapatkan 1,00. Pada grafik
pie-diagram dikategorikan dalam 3 variabel yaitu tingkat pendidikan rendah 44
sebanyak 81,5%, sedang 6 dengan persentase 11,1%, dan tinggi 4 persentase
7,4%.
3. PENGHASILAN
Tabel 3. Hasil analisis univariat
dari penghasilan
NValid 54
Missing 0
Mean 1.54
Median 2.00
Mode 2
Std. Deviation .503
Variance .253
Grafik 3. Pie-chart dari subjek penghasilan
Didapatkan rata-rata dari hasil analisis univariat pada penghasilan tersebut
adalah 1,54 dari 54 subjek. Nilai modus adalah 2, dan nilai median di daptkan 2,00.
Pada pie chart didapatkan frekuensi 25 orang dengan persentase 46,3%, dan yang
tidak mendapatkan atau tidak ada penghasilan 29 dengan persentase 53,7%.
4. PEKERJAAN
Tabel 4. Hasil analisis univariat
dari pekerjaan
NValid 54
Missing 0
Mean 1.04
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .191
Variance .036
Grafik 4. Pie-chart dari subjek jenis pekerjaan
Hasil yang didapatkan dari analisis dari pekerjaan rata-rata yang didapatkan
adalah 1,04 dari 54 subjek. Nilai median didapatkan 1,00 dan nilai modus didapatkan
1. Frekuensi dari yang kerja 52 dengan persentase 96,3% dan tidak kerja 2 dengan
persentase 3,7%.
5. UMUR
Table 5. Hasil analisis univariat
dari umur
NValid 54
Missing 0
Mean 1.4074
Median 1.0000
Mode 1.00
Std. Deviation .49597
Variance .246
Grafik 5. Pie-chart dari subjek jenis umur
Pada hasil analis univariat dari umur ini dilakuakan perubahan dalam bentuk
kategori dan didapatkan hasil 1,40 untuk nilai rata-rata, dan nilai modus didapatkan 1
dan median 1,00. Pada umur ini, di kategorikan menjadi 2 yaitu usia yang di bawah
65 tahun di dapatkan 32 dengan persentase 59,3%, dan yang diatas 65 tahun adalah
22 dengan persentase 40,7%.
6. HEMOGLOBIN
Table 6. Hasil analisis univariat
dari hemoglobin
NValid 54
Missing 0
Mean 1.8148
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .39210
Variance .154
Grafik 6. Pie-chart dari subjek jenis hemoglobin
Pada hasil analis univariat dari hb ini dilakuakan perubahan dalam bentuk
kategori dan didapatkan hasil 1,03 untuk nilai rata-rata, dan nilai modus didapatkan 1
dan median 1,00. Pada jenis hemoglobin dibagi menjadi 2 kategori yaitu kategori
anemia sebanyak 52 sebanyak 96,3% dan yang tidak anemia/normal 2 dengan
persentase 3,7%.
7. KOLESTEROL
Table 7. Hasil analisis univariat
dari kadar kolesterol
NValid 54
Missing 0
Mean 1.8704
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .33905
Variance .115
Grafik 7. Pie-chart dari subjek jenis kadar kolesterol
Pada hasil analis univariat dari total kolestrol ini dilakuakan perubahan dalam
bentuk kategori dan didapatkan hasil 1,87 untuk nilai rata- rata, dan nilai modus
didapatkan 2 dan median 2,00. Untuk melakukan perbandingan peneliti telah
membuat data untuk mengkategorikan yang memiliki kolstrol normal sebanyak 7
persentase sebanyak 13% dan yang kolestrol tinggi 47 dengan persentase 87%.
B. BIVARIAT1. KADAR KOLESTEROL DENGAN JENIS KELAMIN
Untuk analisa bivariat, yang pertama kali kita bahas adalah perbandingan
antara total kolestrol dengan jenis kelamin pada setiap subjek yang diteliti. Pada
penelitian hasil perbandingan antara total kolestrol dengan jenis kelamin Ho diterima
karena tidak didapati adanya hubungan yang mempengaruhi kenaikan kadar
kolestrol (p>0.05).
Pada saat perbandingan syarat tersebut lebih sesuai dengan menggunakan
fisher’s exact test dengan hasil 1.00 dimana berarti p>0.05 sehingga hasil diterima
karena Ho tidak ada nya hubungan antara total kolestrol dengan jenis kelamin,
sehingga di dapatkan kesimpulan atau H1 adalah tidak ada hubungan antara total
kolestrol dengan jenis kelamin. (tabel 8).
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact
Sig.
(1-
sided)
Pearson Chi-Square .821a 1 .365
Continuity
Correctionb
.043 1 .836
Likelihood Ratio 1.462 1 .227
Fisher's Exact Test 1.000 .485
Linear-by-Linear
Association
.805 1 .369
N of Valid Cases 54
Tabel 8. Hasil analisis bivariate dengan uji Chi-Square antara kadar kolesterol
dengan sex
2. KADAR KOLESTEROL DENGAN TINGKAT PENDIDIKANPerbandingan antara total kolestrol dengan tingkat pendidikan pada setiap
subjek yang diteliti. Pada penelitian hasil perbandingan antara total kolestrol dengan
tingkat pendidikan Ho ditolak karena didapati adanya hubungan yang
mempengaruhi kenaikan kadar kolestrol (p>0.05).
Didapatkan hasil p=0,55 sehingga hipotesis atau H1 adanya hubungan
anatara total kolestrol dengan tingkat pendidikan. Setelah di lakukan penelitian
ternyata syara menunjukkan dengan menggunakan likelihood ratio. (Tabel 9).
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square .686a 2 .710
Likelihood Ratio 1.196 2 .550
Linear-by-Linear
Association
.314 1 .575
N of Valid Cases 54
Tabel 9. Hasil analisis bivariate dengan uji Chi-Square antara kadar kolesterol
dengan tingkat pendidikan
3. KADAR KOLESTEROL DENGAN PENGHASILAN Perbandingan antara total kolestrol dengan penghasilan pada setiap subjek
yang diteliti. Pada penelitian hasil perbandingan antara total kolestrol dengan
penghasilan Ho ditolak karena didapati adanya hubungan yang mempengaruhi
kenaikan kadar kolestrol (p<0.05).
Didapatkan hasil p=0,04 sehingga didapatkan H1 ada hubungan antara total
kolestrol dengan penghasilan sehingga akan dilakukan pengolahan data tentang
kasus yang di tolak untuk mencari hubungan. (Tabel 10).
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 5.026a 1 .025
Continuity
Correctionb
3.370 1 .066
Likelihood Ratio 5.400 1 .020
Fisher's Exact Test .041 .032
Linear-by-Linear
Association
4.933 1 .026
N of Valid Cases 54
Tabel 10. Hasil analisis bivariate dengan uji Chi-Square antara kadar kolesterol
dengan penghasilan
4. KADAR KOLESTEROL DENGAN PEKERJAANPerbandingan antara total kolestrol dengan kerja pada setiap subjek yang
diteliti. Pada penelitian hasil perbandingan antara total kolestrol dengan kerja Ho
terima karena didapati adanya hubungan yang mempengaruhi kenaikan kadar
kolestrol (p>0.05).
Syarat untuk penelitian tersebut adalah menggunakan fisher’s exact test
didapatkan hasil 1.00 sehingga Ho diterima dan H1 tidak ada hubungan antara total
kolestrol dan kerja. (Tabel 11).
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .309a 1 .578
Continuity
Correctionb
.000 1 1.000
Likelihood Ratio .567 1 .452
Fisher's Exact Test 1.000 .755
Linear-by-Linear
Association
.304 1 .582
N of Valid Cases 54
Tabel 11. Hasil analisis bivariate dengan uji Chi-Square antara kadar kolesterol
dengan pekerjaan
5. KADAR KOLESTEROL DENGAN UMURSelanjutnya perbandingan antara total kolestrol dengan umur pada setiap
subjek yang diteliti. Pada
penelitian hasil perbandingan antara total kolestrol dengan pekerjaan Ho
diterima karena didapati adanya hubungan yang mempengaruhi kenaikan kadar
kolestrol (p>0.05). p=0,06 dan sehingga didapatkan hasil untuk H1 adalah tidak ada
hubungan antara total kolestrol dengan pekerjan. Syarat penelitian ditabel 11,
menggunakan fisher’s exact test. (Tabel 11).
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .493a 1 .482
Continuity
Correctionb
.084 1 .772
Likelihood Ratio .512 1 .474
Fisher's Exact Test .687 .394
Linear-by-Linear
Association
.484 1 .487
N of Valid Cases 54
Tabel 12. Hasil analisis bivariate dengan uji Chi-Square antara kadar kolesterol
dengan umur
6. KADAR KOLESTEROL DENGAN HEMOGLOBINPerbandingan antara total kolestrol dengan hb pada setiap subjek yang
diteliti. Pada penelitian hasil perbandingan antara total kolestrol dengan hb Ho
diterima karena didapati adanya hubungan yang mempengaruhi kenaikan kadar
kolestrol (p>0.05). p=1,00 dan sehingga didapatkan hasil untuk H1 adalah tidak ada
hubungan antara total kolestrol dengan pekerjan. Syarat penelitian ditabel 12,
menggunakan fisher’s exact test. (Tabel 12).
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .539a 1 .463
Continuity
Correctionb
.045 1 .832
Likelihood Ratio .489 1 .484
Fisher's Exact Test .601 .385
Linear-by-Linear
Association
.529 1 .467
N of Valid Cases 54
Tabel 12. Hasil analisis bivariate dengan uji Chi-Square antara kadar kolesterol
dengan hb
PEMBAHASANMenurut hasil analisis data di atas, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa
adanya hubungan yang bermakna antara penghasilan dan juga tingkat pendidikan
dengan kadar kolesterol.
Maka hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara tingkat pendidikan dan juga dengan penghasilan terhadap total kolestrol.
Tingkat pendidikan membuat total kolestrol menjadi tinggi, diketahui pada penelitian,
bahwa orang yang berpendidikan rendah, lebih sering mengalami resiko untuk
mendapatkan kolestrol tinggi, karena tingkat pengetahuan yang rendah sehingga
orang tersebut mengkonsumsi apapun tanpa tau apa efek yang terjadi, tetapi tidak
untuk yang tingkat pendidikan tinggi, orang-orang tersebut mengetahui efek-efek
yang akan terjadi jika mengkonsumsi makanan-makanan berlemak banyak, dengan
demikian tingkat pendidikan akan mempengaruh pengetahuan seseorang akan
kesehatan. Sedangkan pada orang-orang yang berpenghasilan rendah lebih jarang
berisiko untuk mengalami hiperkolestrol, dikarenakan penghasilan yang minimal
sehingga membuat orang tersebut harus mencukupi kebutuhan lainnya. Lalu juga
untuk yang berpenghasilan banyak atau ada, maka kadar kolestrol meningkat
dikarenakan sering mengkonsumsi lemak, daging, makan-makanan yang digoreng
ataupun makanan yang menghasilakan lemak lebih banyak. Sehingga penghasilan
seseorang dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang, dan juga berkaitan dengan
stress pada seseorang. Orang yang memiliki resiko memiliki kadar kolestrol tinggi
adalah mereka yang menerapkan pola makan yang mengandung kadar lemak jenuh
yang tinggi. Lemak jenuh ditemukan pada daging, mentega, keju, dank rim
meningkatkan kadar kolestrol LDL dalam darah. Namun, pola makan yang sehat
dapat menurunkan kadar kolestrol 5-10%, bahkan lebih. Mengurangi asupan lemak
jenuh dengan mengganti dengan lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh
ganda dan makan lebih banyak buah, sayur, salad, sterol, tumbuhan dan kedelai
juga dapat membantu. Cara memasak yang di panggang dapat mengurangi resiko
dibandingkan memasak dengan cara menggoreng.
Sejatinya, kolesterol dapat dibentuk oleh sebagian besar sel di dalam tubuh
dan diperoleh dari makanan hewani. Sumber utama kolesterol dalam makanan
adalah kuning telur dan daging, terutama daging merah dan hati. Karena kolesterol
tidak dapat disintesis oleh tumbuhan, sayuran dan buah berperan penting dalam diet
rendah kolesterol.5
Kolesterol ialah substansi yang berbahaya apabila didapatkan tinggi di dalam
tubuh, karena tingginya kadar kolesterol dapat menjadi bagian dari terbentuknya lesi
aterosklerosis pada dinding pembuluh darah. Dikarenakan oleh kadar kolesterol
yang tinggi lah, maka akan terjadi gangguan kesehatan bahkan mengancam
kehidupan manusia. Aterosklerosis ini adalah suatu bentuk ateriosklerosis yang
terutama mengenai lapisan intima dan umumnya terjadi di arteri muskuler ukuran
besar dan sedang serta merupakan kelainan yang mendasari penyakit jantung
iskemik. Selain kolesterol, lemak dan substansi lainnya berisiko untuk membuat
penebalan dinding pembuluh darah arteri. Penyempitan pembuluh darah yang terjadi
akan menyebabkan aliran darah menjadi lambat bahkan dapat tersumbat sehingga
aliran darah pada pembuluh darah koroner yang fungsinya memberi oksigen ke
jantung menjadi berkurang. Kurangnya oksigen akan menyebabkan otot jantung
menjadi lemah, sakit dada, serangan jantung sampai kematian. Penelitian yang telah
dilakukan sebelum-sebelumnya sudah menunjukkan risiko terjadinya aterosklerosis
atau PJK akan meningkat bila kolesterol darah meninggi. Telah dibuktikan pula
bahwa dengan menurunkan kadar kolesterol darah seperti juga halnya menurunkan
tekanan darah tinggi dan menghindarkan rokok dapat mengurangi risiko tersebut.6,7
Pada saat ini, penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di
dunia. Pada tahun 2005, sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30,0% kematian di
seluruh dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Oleh karena itu, penyakit jantung
koroner masih menjadi sorotan publik dikarenakan oleh tingkat mortalitas dan
morbiditasnya yang tinggi. Dalam sebuah penelitain case control yang dilakukan
oleh J Ismail, dkk pada tahun 2003 pada laki-laki dan wanita umur tertentu tahun di
kawasan Asia Selatan menyebutkan bahwa kenaikan serum kolesterol mempunyai
risiko 1,67 kali lebih besar untuk menderia infark miokard dibandingkan dengan
kelompok kontrol (OR=1,67, 95% CI 1,14-2,45 untuk setiap kenaikan 1,0 mmol).
Dengan mengukur faktor risiko berdasarkan jenis kelamin, usia, yang
berkaitan erat dengan gaya hidup seperti pola makan, kemudian dengan tekanan
darah, dengan indeks massa tubuh, dengan kebiasaan merokok, dan dengan ada
tidaknya diabetes serta tingkat aktivitas fisik, seseorang bisa mengetahui risiko
terkena PJK pada masyarakat di kota Jakarta. Penelitian luar negeri dalam kajian
yang sama yang dilakukan oleh Framingham Heart Study Prediction Score Sheets
dengan mengukur faktor risiko berdasarkan usia, kadar kolesterol darah (HDL dan
LDL kolesterol), tekanan darah, kebiasaan merokok dan adanya penyakit diabetes
mellitus, juga untuk mengestimasi risiko PJK pada laki-laki dan wanita.1
Penilaian faktor-faktor risiko dilakukan sebagai pedoman prognostik dan
terapeutik untuk menentukan apakah faktor-faktor itu dapat dimodifikasi dengan baik
untuk menurunkan terjadinya penyakit jantung iskemik. Faktor risiko utama yang
perlu diteliti ialah total kolesterol. Kolesterol memang memiliki berbagai fraksi, yaitu
kolesterol LDL yang dikenal sebagai kolesterol jahat, kolesterol HDL yang dikenal
sebagai kolesterol baik dan trigliserida. Biasaya trigliserida memang tidak meningkat
sebelum usia 20 tahun. Walaupun kadar kolesterol LDL yang tinggi bersifat
aterogenik, kadar kolesterol HDL yang tinggi justru bersifat protektif karena partikel
HDL berperan mengeluarkan kolesterol dari jaringan dan mengembalikannya ke hati.
Kolesterol dan kesemua fraksinya pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk
dipengaruhi oleh berbagai jenis faktor.8
Dalam sumber lain dikatakan bahwa merokok akan meningkatkan
kecenderungan sel-sel darah untuk menggumpal di dalam pembuluh dan melekat
pada lapisan dalam pembuuh darah, sehingga akan mempersempit pembuluh darah
yang sebelumnya sudah ditempeli oleh plak. Pada pria, kemungkinan total kolesterol
akan tinggi disebabkan oleh karena pria cenderung untuk memiliki perut buncit dan
pinggang yang sempit, dan apabila pria dalam usia 20-30 tahun hidupnya tidak
berusaha untuk menurunkan berat badannya maka akan dapat mengalami risiko
penyakit jantung koroner.9,10
Faktor stres disinyalir untuk menyebabkan kadar kolesterol lebih tinggi oleh
karena pengeluaran hormon stres oleh tubuh secara aktif, selain itu stres akan
menyebabkan seseorang untuk memiliki gaya hidup yang buruk misalnya seperti
minum lakohol, merokok dan makan tidak beraturan. Indeks massa tubuh yang
berlebih akan mengindikasikan adanya obesitas yang memicu timbulnya faktor risiko
lain seperti diabetes dan hipertensi. Kelebihan berat badan ini akan meningkatkan
risiko terjadinya arterosklerosis dengan berbagai cara.
Penelitian yang dilakukan tidak mampu menunjukkan kebermaknaan antara
usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan hemoglobin dengan peningkatan total kolesterol.
Hal ini mungkin dapat saja disebabkan oleh karena kesemua faktor yang berdiri
sendiri-sendiri dan baru bermakna apabila keempat faktor risiko muncul secara
bersamaan dalam satu individu, ataupun dapat pula mungkin saja ada faktor risiko
lain yang tidak diujikan yang sebenarnya memiliki makna tinggi untuk peningkatan
total kolesterol.
KESIMPULAN DAN SARANBahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dan juga
dengan penghasilan terhadap total kolestrol yang melebihi batas normal. Walau
didapati terdapat korelasi yang lemah antara antara usia, jenis kelamin, pekerjaan,
dan hemoglobin, kesemua faktor yang diuji tetap harus diwaspadai dan diantisipasi
oleh setiap individu. Hasil penelitian memang tidak dapat memenuhi tujuan penelitian
yang diharapkan namun masyarakat harus tetap diedukasi mengenai faktor-faktor
risiko lain yang dapat berkontribusi untuk meningkatkan total kolesterol selain factor-
faktor risiko yang diuji, dengan demikian maka akan didapatkan komunitas
masyarakat dengan total kolesterol normal sehingga prevalensi dan angka kejadian
penyakit yang disebabkan oleh kolesterol darah yang tinggi dapat diturunkan secara
bermakna, salah satunya ialah penyakit jantung koroner.
DAFTAR PUSTAKA1. Supriyono M. Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit
jantung koroner pada kelompok usia < 45 tahun: studi kasus di rsup dr.kariadi
dan rs.telogorejo semarang [tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro;2008.
2. Hartini S, Mulyanti. Efektivitas senam lansia terhadap penurunan kadar
kolesterol darah pada lansia merokok di dusun pirak mertosutan sidoluhur
godean sleman yogyakarta tahun 2009. Yogyakarta: STIKes Kusuma Husada
Surakarta; 2009.
3. Fuster V, Topol EJ, Nabel EG. Atherothrombosis and coronary artery disease.
2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2005.p 37-8.
4. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga;2006.h 140-1.S
5. Pendit BU, alih bahasa. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis.
Jakarta: EGC;2005.h.515-6.
6. Anwar TB. Manfaat diet pada penanggulangan hiperkolesterolemi. Sumatera
Utara: Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2003.
7. Anwar TB. Dislipidemia sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner.
Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2004.
8. Joko S, alih bahasa. Pemilihan uji laboratorium yang efektif. Jakarta: EGC;
2004.h.163.
9. Nilawati S, Krisnatuti D, Mahendra B, Djing OG. Care yourself, kolesterol.
Jakarta: Penebar Plus; 2008.h.18-23.
10. Safitri A, editor. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga; 2005.h.140.
LAMPIRAN HASIL ANALISIS SPSS
Frequencies
Statistics
umur hb total kolesterol
NValid 54 54 54
Missing 0 0 0
Mean 64.24 11.659 251.09
Median 63.00 11.750 247.00
Mode 60 12.0 264
Std. Deviation 4.933 .8586 54.492
Variance 24.337 .737 2969.369
Frequency Table
umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 60 20 37.0 37.0 37.0
61 1 1.9 1.9 38.9
62 4 7.4 7.4 46.3
63 5 9.3 9.3 55.6
64 2 3.7 3.7 59.3
65 8 14.8 14.8 74.1
66 2 3.7 3.7 77.8
68 2 3.7 3.7 81.5
70 3 5.6 5.6 87.0
71 1 1.9 1.9 88.9
72 3 5.6 5.6 94.4
75 1 1.9 1.9 96.3
77 1 1.9 1.9 98.1
80 1 1.9 1.9 100.0
Total 54 100.0 100.0
hb
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 9.4 1 1.9 1.9 1.9
9.7 1 1.9 1.9 3.7
10.1 1 1.9 1.9 5.6
10.4 2 3.7 3.7 9.3
10.5 1 1.9 1.9 11.1
10.6 1 1.9 1.9 13.0
10.8 1 1.9 1.9 14.8
10.9 2 3.7 3.7 18.5
11.0 4 7.4 7.4 25.9
11.1 1 1.9 1.9 27.8
11.2 3 5.6 5.6 33.3
11.3 1 1.9 1.9 35.2
11.4 2 3.7 3.7 38.9
11.5 2 3.7 3.7 42.6
11.6 3 5.6 5.6 48.1
11.7 1 1.9 1.9 50.0
11.8 2 3.7 3.7 53.7
11.9 2 3.7 3.7 57.4
12.0 5 9.3 9.3 66.7
12.1 2 3.7 3.7 70.4
12.3 4 7.4 7.4 77.8
12.4 2 3.7 3.7 81.5
12.5 1 1.9 1.9 83.3
12.6 2 3.7 3.7 87.0
12.8 2 3.7 3.7 90.7
12.9 3 5.6 5.6 96.3
13.0 2 3.7 3.7 100.0
Total 54 100.0 100.0
total kolesterol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 122 1 1.9 1.9 1.9
158 1 1.9 1.9 3.7
167 1 1.9 1.9 5.6
173 4 7.4 7.4 13.0
200 1 1.9 1.9 14.8
204 1 1.9 1.9 16.7
212 2 3.7 3.7 20.4
213 1 1.9 1.9 22.2
217 1 1.9 1.9 24.1
221 2 3.7 3.7 27.8
223 4 7.4 7.4 35.2
229 1 1.9 1.9 37.0
234 2 3.7 3.7 40.7
236 1 1.9 1.9 42.6
244 4 7.4 7.4 50.0
250 3 5.6 5.6 55.6
254 2 3.7 3.7 59.3
264 5 9.3 9.3 68.5
271 1 1.9 1.9 70.4
278 1 1.9 1.9 72.2
282 2 3.7 3.7 75.9
291 2 3.7 3.7 79.6
300 1 1.9 1.9 81.5
316 2 3.7 3.7 85.2
320 1 1.9 1.9 87.0
324 4 7.4 7.4 94.4
360 1 1.9 1.9 96.3
364 1 1.9 1.9 98.1
374 1 1.9 1.9 100.0
Total 54 100.0 100.0
Histogram
Frequencies
Statisticssex
NValid 54
Missing 0
Mean 1.91
Median 2.00
Mode 2
Std. Deviation .293
Variance .086
sex
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
laki-laki 5 9.3 9.3 9.3
perempuan 49 90.7 90.7 100.0
Total 54 100.0 100.0
Statisticstingkat pendidikan
NValid 54
Missing 0
Mean 1.26
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .589
Variance .347
tingkat pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
rendah 44 81.5 81.5 81.5
sedang 6 11.1 11.1 92.6
tinggi 4 7.4 7.4 100.0
Total 54 100.0 100.0
Statisticspenghasilan
NValid 54
Missing 0
Mean 1.54
Median 2.00
Mode 2
Std. Deviation .503
Variance .253
penghasilan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ada 25 46.3 46.3 46.3
tidak ada 29 53.7 53.7 100.0
Total 54 100.0 100.0
Statisticskerja
NValid 54
Missing 0
Mean 1.04
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .191
Variance .036
kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
kerja 52 96.3 96.3 96.3
tidak kerja 2 3.7 3.7 100.0
Total 54 100.0 100.0
Statisticsumur kat 2
NValid 54
Missing 0
Mean 1.4074
Median 1.0000
Mode 1.00
Std. Deviation .49597
Variance .246
umur kat 2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
dibawah 65 tahun 32 59.3 59.3 59.3
diatas 65 tahun 22 40.7 40.7 100.0
Total 54 100.0 100.0
Statisticshb kat 2
NValid 54
Missing 0
Mean 1.8148
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .39210
Variance .154
hb kat 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
anemia 10 18.5 18.5 18.5
tidak
anemia
44 81.5 81.5 100.0
Total 54 100.0 100.0
Statisticstotal kolesterol kat 2
NValid 54
Missing 0
Mean 1.8704
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .33905
Variance .115
total kolesterol kat 2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
normal 7 13.0 13.0 13.0
kolesterol
tinggi
47 87.0 87.0 100.0
Total 54 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
sex * total
kolesterol
kat 2
54 100.0% 0 0.0% 54 100.0%
sex * total kolesterol kat 2 Crosstabulation
total kolesterol kat 2 Total
normal kolesterol
tinggi
sex
laki-lakiCount 0 5 5
Expected Count .6 4.4 5.0
perempuanCount 7 42 49
Expected Count 6.4 42.6 49.0
TotalCount 7 47 54
Expected Count 7.0 47.0 54.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .821a 1 .365
Continuity Correctionb .043 1 .836
Likelihood Ratio 1.462 1 .227
Fisher's Exact Test 1.000 .485
Linear-by-Linear
Association
.805 1 .369
N of Valid Cases 54
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .65.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat
pendidikan *
total kolesterol
kat 2
54 100.0% 0 0.0% 54 100.0%
tingkat pendidikan * total kolesterol kat 2 Crosstabulation
total kolesterol kat 2 Total
normal kolesterol
tinggi
tingkat pendidikan
rendahCount 6 38 44
Expected Count 5.7 38.3 44.0
sedangCount 1 5 6
Expected Count .8 5.2 6.0
tinggiCount 0 4 4
Expected Count .5 3.5 4.0
TotalCount 7 47 54
Expected Count 7.0 47.0 54.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square .686a 2 .710
Likelihood Ratio 1.196 2 .550
Linear-by-Linear Association .314 1 .575
N of Valid Cases 54
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .52.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
penghasilan * total
kolesterol kat 2
54 100.0% 0 0.0% 54 100.0%
penghasilan * total kolesterol kat 2 Crosstabulation
total kolesterol kat 2 Total
normal kolesterol
tinggi
penghasilan
adaCount 6 19 25
Expected Count 3.2 21.8 25.0
tidak adaCount 1 28 29
Expected Count 3.8 25.2 29.0
TotalCount 7 47 54
Expected Count 7.0 47.0 54.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 5.026a 1 .025
Continuity Correctionb 3.370 1 .066
Likelihood Ratio 5.400 1 .020
Fisher's Exact Test .041 .032
Linear-by-Linear
Association
4.933 1 .026
N of Valid Cases 54
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.24.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kerja * total
kolesterol kat 2
54 100.0% 0 0.0% 54 100.0%
kerja * total kolesterol kat 2 Crosstabulation
total kolesterol kat 2 Total
normal kolesterol tinggi
kerja
kerjaCount 7 45 52
Expected Count 6.7 45.3 52.0
tidak kerjaCount 0 2 2
Expected Count .3 1.7 2.0
TotalCount 7 47 54
Expected Count 7.0 47.0 54.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .309a 1 .578
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .567 1 .452
Fisher's Exact Test 1.000 .755
Linear-by-Linear
Association
.304 1 .582
N of Valid Cases 54
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
umur kat 2 * total
kolesterol kat 2
54 100.0% 0 0.0% 54 100.0%
umur kat 2 * total kolesterol kat 2 Crosstabulation
total kolesterol kat
2
Total
normal kolestero
l tinggi
umur kat 2
dibawah 65 tahunCount 5 27 32
Expected Count 4.1 27.9 32.0
diatas 65 tahunCount 2 20 22
Expected Count 2.9 19.1 22.0
TotalCount 7 47 54
Expected Count 7.0 47.0 54.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .493a 1 .482
Continuity Correctionb .084 1 .772
Likelihood Ratio .512 1 .474
Fisher's Exact Test .687 .394
Linear-by-Linear
Association
.484 1 .487
N of Valid Cases 54
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.85.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
hb kat 2 * total
kolesterol kat 2
54 100.0% 0 0.0% 54 100.0%
hb kat 2 * total kolesterol kat 2 Crosstabulation
total kolesterol kat 2 Total
normal kolesterol
tinggi
hb kat 2
anemiaCount 2 8 10
Expected Count 1.3 8.7 10.0
tidak anemiaCount 5 39 44
Expected Count 5.7 38.3 44.0
TotalCount 7 47 54
Expected Count 7.0 47.0 54.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .539a 1 .463
Continuity
Correctionb
.045 1 .832
Likelihood Ratio .489 1 .484
Fisher's Exact Test .601 .385
Linear-by-Linear
Association
.529 1 .467
N of Valid Cases 54
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.30.
b. Computed only for a 2x2 table