BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN
A. Konsep Dasar
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan perawatan, pengobatan dan bantuan terhadap
pada pasien (Gillies, 1989). Rumah Sakit Jiwa Derah Provsu telah menerapkan
pengelolaan pelayanan keperawatan menggunakan sistem MPKP (Manajemen
Pelayanan Keperawatan Profesional). Sistem MPKP ini diterapkan di dua ruangan
yaitu Sipiso-piso dan Cempaka. MPKP adalah suatu model keperawatan
profesional yang keilmuwannya bisa dipertanggungjawabkan sesuai kode etik
keperawatan dan kaidah keperawatan yang meliputi biopsiko, sosial, dan spiritual.
Modifikasi MPKP yang dilakukan meliputi 3 jenis yaitu:
1. MPKP Transisi
MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang
pendidikan SPK, namun kepala ruangan dan ketua timnya minimal dari D3
Keperawatan.
2. MPKP Pemula
MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan.
3. MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu:
a. MPKP I
MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 Keperawatan
tetapi kepala ruangan dan ketua tim mempunyai pendidikan minimal S1
Keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
b. MPKP II
MPKP Intermediate dengan tenaga perawat minimal D3 Keperawatan
dan mayoritas Sarjana Ners Keperawatan, sudah memiliki tenaga
spesialis keperawatan jiwa.
c. MPKP III
MPKP Advance yang semua tenaga perwat minimal Sarjana Ners
Keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperwatan jiwa dan
doktor keperawatan yang bekerja di area keperawatan jiwa.
Dari hasil penelitian menunjukkan tujuan diadakannya ruang atau bangsal
MPKP yaitu diharapkan keperawatan profesional bisa diterapkan sehingga
pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai masalah keperawatan klien.
Program-program MPKP yang telah dibuat dan direncanakan tersebut tentu saja
terdapat didalam asuhan keperawatan yang akan dilakukan kepada klien agar
asuhan keperawatan yang diberikan itu lebih fokus dan holistik.
MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan kaidah
ilmu manajemen modern dimana kaidah yang dianut dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang dimulai dengan
perencanaan. Perencanaan di ruang MPKP adalah kegiatan perencanaan yang
melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai dari kepala ruangan,
ketua tim dan anggota tim (perawat asosiet).
Tugas dari karu MPKP yaitu membuat rencana bulanan, mingguan, harian;
mengorganisasi tim dan anggotanya, memberi pengarahan pelaksanaan tugas pada
staf keperawatan, pekarya, dan staf administrasi; memfasilitasi kolaborasi perawat
Universitas Sumatera Utara
primer dengan anggota tim kesehatan lainnya, melakukan pengawasan
pelaksanaan tugas seluruh personil ruang MPKP, melakukan audit pelaksanaan
asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangan, mewakili ruang MPKP dalam
koordinasi dengan unit kerja lainnya. Tugas dari perawat pelaksana di ruang
MPKP yaitu membuat rencana harian yang menjadi tanggung jawabnya,
melaksanakan tindakan keperawatan kepada klien, memberikan informasi, umpan
balik kepada perawat pelaksana bila ada perubahan pada kliennya, memberikan
pelayanan keperawatan yang profesional.
B. Analisa Ruang Rawat
1. Pengkajian
Pengkajian kegiatan praktik keperawatan jiwa profesional di Ruang
Cempaka RSJD Provsu berdasarkan pada pendekatan MPKP yang meliputi 4
(empat) pilar nilai profesional. Pendekatan manajemen (management approach)
sebagai pilar praktik profesional yang pertama, diterapkan dalam bentuk fungsi
manajemen yang terdiri dari; perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian (controlling). Selanjutnya
pilar compensatory reward sebagai pilar kedua terkait dengan manajemen Sumber
Daya Manusia (SDM) yang meliputi rekrutmen, seleksi, orientasi,
evaluasi/penilaian kinerja, pengembangan staf. Pilar ketiga yaitu profesional
relationship meliputi rapat tim kesehatan, rapat tim keperawatan, konferensi
kasus, visit dokter. Pilar keempat yaitu patient care delivery meliputi asuhan
keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan berdasarkan survei masalah
yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Pengkajian mahasiswa PBLK dilakukan pada tanggal 11 – 14 Juni 2011
pada pukul 10.00 – 12.30 WIB di Ruang Cempaka RSJD Provsu Medan.
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan instrumen self evaluasi dan
wawancara kepada kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana didapatkan
hasil sebagai berikut:
Rumah sakit jiwa Daerah Provsu merupakan rumah sakit tipe A yang
melayani seluruh lapisan masyarakat. Ruang Cempaka memiliki visi, misi, motto,
dan falsafah yang sama dengan visi, misi, motto dan falsafah pelayanan
keperawatan sebagai berikut :
a. VISI : menjadikan pelayanan asuhan keperawatan jiwa optimal dan
paripurna secara professional untuk kepuasan masyarakat.
b. MISI: melaksanakan pelayanan keperawatan jiwa yang paripurna dan
professional secara terpadu untuk kesembuhan pasien.
c. MOTTO:
A = Arif
S = Sosial
K = Komunikatif
E = Efektif
P = Professional
Universitas Sumatera Utara
d. Falsafah dan Tujuan Keperawatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu,
sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan jiwa dilakukan secara professional didasari
pada ilmu perilaku dan keperawatan.
2. Pelayanan keperawatan jiwa diberikan sepanjang siklus kehidupan
manusia dengan respon psikososial tanpa membedakan suku, agama,
ras, dan golongan.
3. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk membantu dalam
meningkatkan, mencegah, mempertahankan, dan memulihkan masalah
kesehatan jiwa klien.
4. Pelayanan keperawatan jiwa pada umumnya meliputi : perawatan
fisik, mental dan sosial budaya yang pada prakteknya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
5. Praktek keperawatan dilaksanakan berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Pendidikan keperawatan yang berkelanjutan harus dilaksanakan secara
terus menerus untuk pengembangan staf dalam pelayanan
keperawatan
7. Asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara mempunyai peran sentral dalam pengembangan misi
keperawatan terhadap klien dengan masalah kejiwaan di Sumatera
Utara
Universitas Sumatera Utara
e. Ketenagaan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada bulan Juni, ketenagaan
di Ruang Cempaka RSJD Provsu antara lain: jumlah tenaga keperawatan
ada 7 orang dengan latar belakang pendidikan 2 orang S1 Keperawatan, 1
orang S1 Kesehatan Masyarakat dan 4 orang D3 Keperawatan.
f. Indikator Mutu
Adapun perhitungan indikator mutu yang dilakukan di Ruang Cempaka
RSJD Provsu yaitu pengukuran Bed Occupancy Rate (BOR) dan angka
pasien lari. Namun berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan
mahasiswa melalui kuesioner dan wawancara pada bulan Juni 2012
didapatkan sebagai berikut:
Tabel 1. Perhitungan Indikator Mutu Ruang Cempaka RSJD Provsu.
No. Aspek yang Dinilai Nilai (%) 1. BOR 96% 2. Angka Lari 0 % 3. Angka Skabies 8,3 % 4. Angka Pengekangan 0 % 5. Angka Cidera 0 %
g. Survei Masalah Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa melalui kuesioner dan
wawancara, pada bulan Juni 2012 didapatkan ada 5 masalah keperawatan
di Ruang Cempaka RSJD Provsu dengan perincian sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Survei Masalah Keperawatan Ruang Cempaka RSJD Provsu
No. Aspek yang Dinilai Jumlah (%) 1. Isolasi Sosial 7 2. Halusinasi Pendengaran 6 3. Harga diri Rendah 6 4. Prilaku Kekerasan 3 5. Waham 2 6. Kurang Perawatan Diri - 7. Risiko Bunuh Diri -
h. Evaluasi Kinerja Perawat (Self Evaluation)
Kinerja perawat di ruang MPKP dapat dinilai, salah satunya dengan
menggunakan kuesioner self evaluation yang diberikan kepada kepala
ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Adapun kriteria kelulusan
perawat berdasarkan jumlah nilai yang dihasilkan perawat dari kuesioner
tersebut. Jika nilai perawat ≥ 75 maka dinyatakan lulus, be rikut ini
dipaparkan hasil dari kuesioner self evaluation:
Tabel 3. Self Evaluation Kinerja Ruang Cempaka RSJD Provsu.
Jabatan Nilai Keterangan Kepala ruangan 89,67 Lulus Ketua Tim 1 78,5 Lulus Ketua Tim 2 95 Lulus Perawat Pelaksana 1 80,83 Lulus Perawat Pelaksana 2 81,67 Lulus Perawat Pelaksana 3 85,83 Lulus Perawat Pelaksana 4 85,83 Lulus
Universitas Sumatera Utara
2. Analisa Situasi (SWOT)
a. Kekuatan (Strenght)
1) Adanya visi, misi, dan motto bidang keperawatan di ruang Cempaka.
2) Adanya rencana tahunan kepala ruangan.
3) Adanya struktur organisasi yang jelas dengan metode penugasan tim.
4) Adanya daftar dinas perawat di ruangan.
5) Adanya uraian tugas yang jelas antara kepala ruangan, ketua tim, dan
perawat pelaksana yang pelaksanaannya sudah optimal.
6) Adanya penilaian rencana harian perawat setiap tahun.
7) Adanya buku rawatan yang berisikan informasi tentang kondisi
pasien.
8) Kepala ruangan mendelegasikan tugas kepada ketua tim jika
berhalangan hadir.
9) Adanya data indikator mutu BOR.
10) Adanya pencatatan angka lari, scabies, pengekangan, cedera, serta
pasien masuk dan pulang.
11) Perawat yang bekerja di ruangan melalui proses rekrutmen dan sesuai
kriteria yang ditetapkan oleh RSJD Provsu.
12) Adanya program orientasi perawat.
13) Adanya jadwal penanggung jawab TAK dan TAK dilakukan
seminggu sekali dengan kegiatan aktivitas sehari-hari.
14) Ketua tim sudah menyiapkan resume kasus untuk case conference.
15) Semua ketua tim dan perawat pelaksana mengikuti case conference.
Universitas Sumatera Utara
b. Kelemahan (Weakness)
1) Case conference sudah direncanakan, tetapi pelaksanaannya belum
berjalan secara optimal.
2) Belum optimal supervisi terhadap perawat pelaksana.
3) Kurang optimalnya perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga pasien.
4) Operan lebih sering melalui buku rawatan tanpa ada tatap muka
dengan pasien dan perawat saat pergantian shift.
5) Belum semua ketua tim mempunyai jadwal supervisi.
6) Belum adanya data tentang indikator mutu umum, khususnya TOI.
7) Belum optimalnya survei kepuasan pasien dan keluarga pasien.
8) Belum adanya pelatihan aspek khusus keperawatan.
9) Belum adanya pelatihan MPKP bagi perawat di ruangan Cempaka
RSJD Provsu.
c. Kesempatan (Opportunity)
Adanya mahasiswa dari institusi-institusi kesehatan yang berdinas di RSJD
Provsu Medan.
d. Ancaman (Threatened)
1) Adanya rumah sakit jiwa swasta memberikan pelayanan kesehatan yang
lebih baik.
2) Adanya tuntutan masyarakat yang lebih untuk mendapatkan pelayanan
yang profesional.
Universitas Sumatera Utara
3. Rumusan Masalah
Gambaran hasil analisa situasi ruang cempaka di RSJD Provsu
dideskripsikan sebagai berikut:
a. Pilar I (Management Approach)
1) Planning (Perencanaan)
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) sudah tersedia di ruangan, namun
masih direvisi sesuai asuhan keperawatan yang baru. Adanya rencana kerja
harian di ruangan tetapi formatnya belum ada. Berdasarkan hasil kuesioner
didapatkan bahwa 50% ketua tim sering membuat rencana kerja harian dan
50% selalu membuat rencana kerja harian.
Tindak lanjut : Membuat format kerja harian perawat.
2) Organization (Pengorganisasian)
Perawat memiliki uraian tugas yang jelas dan jadwal dinas dibuat
berdasarkan tim dengan proporsi jumlah perawat dinas pagi lebih besar
dari dinas sore dan malam. Perawat dinas pagi ada 4 orang antara lain 1
kepala ruangan, 1 ketua tim, dan 2 perawat pelaksana, dinas sore 1 perawat
pelaksana, dan dinas malam 1 perawat pelaksana, dan 1 perawat pelaksana
libur. Belum tersedia daftar nama pasien dan perawat yang bertanggung
jawab.
Tindak lanjut : Menganjurkan kepala ruangan dan ketua tim untuk
membuat daftar nama pasien dan perawat yang
bertanggung jawab.
Universitas Sumatera Utara
3) Pengarahan
Belum optimalnya operan yang dilakukan antar shift. Operan biasanya
melalui buku rawatan yang dioperkan perawat saat pergantian shift. Di
buku rawatan berisikan informasi pasien dengan perhatian khusus.
Berdasarkan hasil kuesioner 50% ketua tim mengatakan tidak pernah
memimpin pre/post conference dan 50% sering memimpin pre/post
conference.
Tindak lanjut : Mensosialisasikan dan melakukan role play pelaksanaan
pergantian shift, menganjurkan kepala ruangan dan ketua
tim untuk melaksanakan pre/post conference.
4) Pengawasan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan didapatkan dokumentasi
penilaian indikator mutu BOR 96%. Sedangkan indikator TOI tidak
dinilai. Belum optimalnya survei kepuasan pasien dan keluarga pasien.
Tindak lanjut : Menganjurkan kepala ruangan untuk mengukur indikator
mutu selain BOR dan AvLOS juga TOI, serta membuat
kuesioner kepuasan pasien dan keluarga pasien terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan.
b. Pilar II (Compensatory Reward)
Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan data bahwa perawat yang bekerja
melalui proses rekrutmen berdasarkan kriteria yang tetapkan oleh RSJD
Provsu. Hasil wawancara menunjukkan bahwa hanya ada pelatihan dasar
keperawatan jiwa. Sedangkan, pelatihan-pelatihan lainnya yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
dalam keperawatan jiwa belum ada termasuk pelatihan MPKP untuk perawat
di ruang Cempaka RSJD Provsu.
Tindak lanjut : Menganjurkan kepada pihak rumah sakit untuk mengadakan
pelatihan manajemen MPKP.
c. Pilar III (Professional Relationship)
Case conference sudah direncanakan, tetapi pelaksanaannya belum berjalan
secara optimal.
Tindak lanjut : Sosialisasi tentang case conference dan menganjurkan
kepada kepala ruangan untuk melakukan case
conference.
d. Pilar IV (Patient Care Delivery)
Belum optimalnya kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) di ruang
Cempaka dan belum optimalnya pemberian pendidikan kesehatan pada
keluarga pasien.
Tindak lanjut : Membuat format TAK, melaksanakan kegiatan TAK sesuai
dengan kasus, dan menganjurkan perawat untuk menyusun
jadwal perawat yang bertanggung jawab dalam kegiatan
TAK, serta membuat leaflet sesuai dengan diagnosa pasien
untuk keluarga di ruang Cempaka.
4. Rencana Penyelesaian Masalah
a. Pilar I (Management Approach)
1) Sosialisasi penggunaan format kerja harian perawat.
2) Sosialisasi pelaksanaan pergantian shift.
Universitas Sumatera Utara
3) Anjurkan kepala ruangan dan ketua tim untuk melaksanakan pre/post
conference.
4) Anjurkan kepala ruangan dan ketua tim untuk membuat daftar nama pasien
dan perawat yang bertanggung jawab
5) Anjurkan kepala ruangan untuk mengukur indikator mutu, khususnya TOI.
6) Buat kuesioner kepuasan pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan
b. Pilar II (Compensatory Reward)
Anjurkan kepada pihak rumah sakit untuk mengadakan pelatihan manajemen
MPKP.
c. Pilar III (Professional Relationship)
Sosialisasi tentang case conference dan menganjurkan kepada kepala ruangan
untuk melakukan case conference.
d. Pilar IV
Buat format TAK, melaksanakan kegiatan TAK seminggu minimal sekali
sesuai dengan kasus, dan menyusun jadwal perawat yang bertanggung jawab
dalam kegiatan TAK serta membuat leaflet sesuai dengan diagnosa pasien
untuk keluarga di ruang Cempaka.
5. Implementasi
Setelah disepakati prioritas masalah dan rencana penyelesaian masalah,
mahasiswa PBLK melakukan implementasi kegiatan. Implementasi kegiatan
dilakukan mulai tanggal 19-30 Juni 2012 di ruang Cempaka RSJD Provsu.
Universitas Sumatera Utara
Adapun implementasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa PBLK menggunakan
pendekatan empat pilar managemen MPKP, sebagai berikut :
a. Pilar I
Dari segi pengelolan pelayanan keperawatan, mahasiswa telah membuat
format rencana kerja harian, bulanan, yang dilakukan pada minggu kedua.
Format rencana kerja yang telah dibuat mahasiswa dijilid dan diserahkan
ke ruangan.
b. Pilar II
Pada pilar kedua, mahasiswa hanya dapat memberikan saran kepada
kepala ruangan untuk mengusulkan diadakannya pelatihan managemen
MPKP dan asuhan keperawatan jiwa bagi perawat di ruangan.
c. Pilar III
Pada pilar ketiga, mahasiswa PBLK melakukan sosialisasi case conference
pada tanggal 29 Juni 2012 dengan mengangkat salah satu kasus kelolaan
mahasiswa yaitu kasus halusinasi pendengaran di ruangan cempaka.
Diharapkan setelah dilakukan sosialisasi case conference di ruang
cempaka, kegiatan tersebut akan terus berlanjut dan terjadwal dengan baik.
d. Pilar IV
Pada pilar keempat, mahasiswa PBLK melakukan asuhan keperawatan
pada semua pasien yang ada di ruangan. Untuk meningkatkan pemahaman
pasien tentang strategi pertemuan yang telah diberikan sesuai dengan
diagnosa keperawatan pasien. Mahasiswa PBLK melakukan TAK pada
kelompok pasien dengan diagnosa yang sama yang merupakan diagnosa
Universitas Sumatera Utara
terbanyak di ruangan. Adapun TAK yang dilakukan adalah TAK
halusinasi sesi 1-5, TAK harga diri rendah sesi 1-2, TAK isolasi sosial sesi
1-7. Selain itu, mahasiswa juga memberikan leaflet tentang semua
diagnosa keperawatan gangguan jiwa. Diharapkan leaflet tersebut
mempermudah perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga pasien.
6. Evaluasi
Waktu pelaksanaan PBLK di ruangan cempaka RSJD Provsu
dilaksanakan selama empat minggu yaitu tanggal 11 Juni – 7 Juli 2012.
Berdasarkan hasil kesepakatan dengan perawat ruang cempaka, maka terdapat
empat kegiatan dari 3 pilar MPKP yaitu management approach, professional
relationship, patient care delivery. Kegiatan lain yang dilakukan oleh mahasiswa
PBLK secara individu adalah memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
sesuai dengan kasus yang dikelola.
Berdasarkan hasil dari penyelesaian masalah yang dilakukan di ruang
cempaka dengan mengguanakan pendekatan MPKP dapat dievaluasi sebagai
berikut :
a. Pilar I
Selama proses implementasi, dapat dianalisa bahwa belum maksimalnya
pembuatan rencana kerja harian. Sehingga perlu ditetapkan pembuatan
rencana kerja harian sebagai penilaian kinerja perawat. Selain itu, perlunya
penyegaran ulang tentang cara pembuatan rencana harian yang efektif,
Universitas Sumatera Utara
yang mengacu pada tindakan keperawatan berdasarkan masalah
keperawatan tiap pasien.
b. Pilar II
Hasil observasi menunjukkan bahwa penilaian kinerja dan pengembangan
staf belum optimal dilakukan secara terjadwal oleh kepala ruangan
terhadap ketua tim dan supervisi ketua tim terhadap perawat pelaksana.
Selain itu, belum terlaksananya dengan optimal daftar perawat yang
bertanggung jawab atas tiap pasien.
c. Pilar III
Hasil observasi menunjukkan bahwa case conference belum berjalan
dengan optimal padahal kegiatan ini merupakan sarana yang tepat untuk
membagi pengetahuan. Oleh sebab itu, mahasiswa PBLK melakukan
sosialisasi case conference pada perawat di ruangan cempaka dan
menyarankan untuk dapat melakukannya secara rutin dan terjadwal.
Sehingga kepala ruangan dapat membimbing ketua tim yang belum
melakukan case conference, sedangkan ketua tim dapat membimbing
perawat pelaksananya untuk membaca kasus yang sedang dibahas. Dengan
demikian, semua perawat menjadi percaya diri dalam melakukan case
conference.
Universitas Sumatera Utara
d. Pilar IV
Pemberian asuhan keperawatan di ruang cempaka diharapkan berfokus
pada tindakan keperawatan tanpa mengabaikan tindakan kolaborasi.
Metode penugasan yang digunakan adalah metode tim, tetapi masih
sebagian menggunakan metode fungsional. Hal ini menyebabkan perawat
berinteraksi dengan klien jika hanya ada tindakan tertentu yang ingin
dilakukan misalnya menyuntik dan memberikan obat. Strategi pertemuan
dan terapi aktivitas kelompok belum terlaksana secara optimal. Hal
tersebut terjadi karena struktur kegiatan perawat di ruangan belum berjalan
dengan baik. Semua tindakan keperawatan sama untuk semua pasien,
khususnya strategi pertemuan bagi pasien. Selain itu, untuk
mengoptimalkan asuhan keperawatn, mahasiswa dan perawat ruang
cempaka membuat TAK khususnya bagi tiga diagnosa terbesar yaitu
isolasi sosial, HDR dan halusinasi. Berdasarkan observasi dan wawancara,
pasien tampak lebih bersemangat dan memahami masalah kesehatan jiwa
yang sedang dihadapinya dan berusaha untuk mengatasinya.
7. Uraian Tugas Perawat di Ruang Cempaka RSJD Provsu
a. Uraian tugas kepala ruangan
1) Mengatur pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan yang diselenggarakan
sesuai dengan kebutuhan pasien.
2) Mengatur penempatan tenaga keperawatan di ruangan.
Universitas Sumatera Utara
3) Mengatur penggunaan dan pemeliharaan logistik keperawatan agar selalu
siap pakai.
4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada ketua tim/group agar
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, etis, dan profesional.
5) Melaksanakan program orientasi pada :
• Tenaga baru
• Siswa/mahasiswa peserta didik
• Pasien baru
6) Mendampingi dokter/supervisor selama kunjungan visite.
7) Mengelompokkan pasien, mengatur penempatannya di ruangan menurut
tingkat kegawatan untuk mempermudah asuhan keperawatan.
8) Menciptakan, memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,
pasien/keluarga sehingga memberi ketenangan.
9) Mengadakan pertemuan berkala tenaga keperawatan minimal dua kali
perhari untuk membicarakan pelaksanaan kegiatan di ruangan.
10) Memeriksa dan meneliti :
• Pengisian daftar permintaan makanan
• Pengisian sensus harian
• Pengisian buku register
• Pengisian rekam medis
11) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan 5 (lima)
tahapan:
• Pengkajian keperawatan
Universitas Sumatera Utara
• Prognosa keperawatan
• Perencanaan keperawatan
• Pelaksanaan keperawatan
• Evaluasi keperawatan
12) Pertemuan secara rutin dengan pelaksana keperawatan.
13) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan di ruangan.
b. Uraian tugas ketua tim
1) Bersama anggota tim/group melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
standar.
2) Bersama anggota tim/group mengadakan serah terima tugas dengan
tim/group lain (group petugas ganti) mengenai :
• Kondisi pasien
• Logistik keperawatan
• Administrasi rekam medis
• Layanan pemeriksaan penunjang
• Kolaborasi program pengobatan
3) Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group
sebelumnya.
4) Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.
5) Menyediakan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.
6) Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program
pengobatan dokter.
7) Membantu melaksanakan rujukan.
Universitas Sumatera Utara
8) Melakukan orientasi terhadap pasien/keluarga baru mengenai :
• Tata tertib ruangan/rumah sakit
• Perawat yang bertugas
9) Menyiapkan pasien pulang dan memberi penyuluhan kesehatan.
10) Memelihara kebersihan ruangan dengan :
• Mengatur tugas cleaning service
• Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas,
peserta didik, dan pengunjung ruangan
11) Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan.
12) Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan
keperawatan serta tenaga keperawatan.
13) Menulis laporan tim mengenai kondisi pasien dan lingkungannya.
c. Uraian tugas perawat pelaksana
1) Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar.
2) Mengadakan serah terima tugas dengan tim/group lain (group petugas
pengganti) mengenai :
• Kondisi pasien
• Logistik keperawatan
• Administrasi rekam medis
• Pelayanan pemeriksaan penunjang
• Kolaborasi program pengobatan
3) Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group
sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
4) Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.
5) Menyediakan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.
6) Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program
pengobatan dokter.
7) Membantu melaksanakan rujukan.
8) Melakukan orientasi terhadap pasien/keluarga baru mengenai :
• Tata tertib ruangan/rumah sakit
• Perawat yang bertugas
9) Menyiapkan pasien pulang dan memberikan penyuluhan kesehata.
10) Memelihara kebersihan ruangan dengan :
• Mengatur tugas cleaning service
• Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas,
peserta didik, dan pengunjung ruangan
11) Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan.
12) Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan
keperawatan serta tenaga keperawatan.
13) Menulis laporan tim mengenai kondisi pasien dan lingkungannya.
14) Memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien/keluarga.
15) Menjelaskan tata tertib rumah sakit, hak dan kewajiban pasien.
C. Pembahasan
Adapun hasil dari penyelesaian masalah yang dilakukan di ruang cempaka
dengan menggunakan pendekatan MPKP dapat dibahas sebagai berikut :
a. Pilar I (management approach)
Universitas Sumatera Utara
Pada pilar I MPKP mahasiswa membuat rencana harian yang dilakukan
sebagai suatu penilaian kinerja perawat di ruang cempaka, selain itu
dilakukan penyegaran tentang cara pembuatan rencana harian yang efektif,
yang mengacu pada tindakan keperawatan berdasarkan masalah
keperawatan tiap pasien. Hal ini sesuai dengan fungsi manajemen
perencanaan. Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilakukan oleh
kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana sesuai dengan perannya
masing-masing, yang dibuat untuk setiap shift (keliat & Akemat, 2009).
b. Pilar III (professional relationship)
Mahasiswa PBLK melakukan sosialisasi case conference yang dikelola
dan tindak lanjut dari kegiatan ini dapat dijadwalkan secara rutin.
Mahasiswa PBLK juga melakukan case conference bersama perawat di
ruangan cempaka yaitu salah satu kasus kelolaan mahasiswa PBLK.
Menurut Keliat & Akemat (2009), konferensi kasus adalah diskusi
kelomok tentang kasus asuhan keperawatan pasien atau keluarga yang
dilakukan dua kali dalam sebulan, meliputi kasus pasien terbaru, pasien
yang tidak ada perkembangan, pasien pulang, pasien yang meninggal, dan
pasien dengan masalah yang jarang ditemukan.
c. Pilar IV (patient care delivery)
Pada pilar IV, mahasiswa PBLK melakukan asuhan keperawatan pada
pasien kelolaan. Asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan
penyelesaian masalah yang sistematis dimulai dari pengkajian, diagnosa,
Universitas Sumatera Utara
rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Craven &
Hirnle, 2000 dalam Keliat & Akemat, 2009).
Mahasiswa juga melakukan TAK berdasarkan tiga diagnosa terbanyak
yang ada di ruang cempaka. TAK adalah salah satu tindakan keperawatan
untuk pasien gangguan jiwa. Terapi aktivitas kelompok sering dipakai
sebagai terapi tambahan. Adapun tujuan TAK adalah untuk
mengembangkan stimulasi kognitif, sensoris, orientasi realitas dan
sosialisasi. Selain itu, mahasiswa juga membuat leaflet sebagai bahan
untuk mempermudah pemberian pendidikan kesehatan kepada keluarga.
Pendidikan kesehatan kepada individu keluarga adalah pendidikan
kesehatan yang diberikan kepada keluarga seorang pasien. Pendidikan
kesehatan keluarga jenis ini merupakan bagian dari asuhan keperawatan
pasien (anggota keluarga yang sedang dirawat). Materinya adalah cara
mengatasi masalah-masalah keperawatan yang dialami oleh pasien yang
bisa dilakukan oleh keluarga baik di rumah sakit maupun di rumah.
Pendidikan kesehatan kelompok keluarga adalah pendidikan kesehatan
yang diberikan kepada sekelompok keluarga pasien yang dirawat di rumah
sakit. Tujuannya kegiatan ini adalah memberdayakan keluarga sebagai self
help group. Dari kegiatan ini satu keluarga bisa sharing satu dengan
lainnya tentang pengalamannya merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa. Kegiatan ini difasilitasi oleh perawat sebagai
nara sumber dan fasilitator sehingga keluarga-keluarga dapat saling
Universitas Sumatera Utara