Download - 1.Tugas Kelompok BK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. Pelayanan
konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta
perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal,
sesuai dengan kebutuhan,potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta
peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi
kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik. Bimbingan
dan konseling merupakan keahlian pelayanan pengembangan pribadi dan
pemecahan masalah yang mementingkan pemenuhan kebutuhan dan kebahagaian
pengguna sesuai dengan martabat, nilai, potensi, dan keunikan individu
berdasarkan kajian dan penerapan ilmu dan teknologi dengan acuan dasar ilmi
pendidikan dan psikologi yang dikemas dalam kaji terapan konseling yang
diwaranai oleh budaya pihak-pihak yang terkait. Dengan demikian paradigma
bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam
bingkai budaya.
Dengan paradigma ini kegiatan bimbingan dan konseling harus selalu
mengacu kepada upaya pendidikan dengan pendekatan psikologis yang memadai
dan dengan materi sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa. Bimbingan dan
konseling memiliki bidang singgung antar sikologi, pendidikan, dan budaya,
terutama berkenaan dengan segi isi dan muatan nilai yang perlu diperhatikan.
1
Selain itu bimbingan dan konseling didukung ilmu pendidikan karena
individu yang terlibat di dalamnya menjalani proses belajar dan kegiatan tersebut
bersifa normative, objektif dan berorientasi pemecahan masalah. Bersifat
normative yaitu dengan sengaja membantu individu berkembang kea rah baik dan
benar yang diwujudkan dalam perubahan perilaku. Ilmu pendidikan sebagai ilmu
normative memiliki landasan-landasan ilmiah dan menggunakan metode-metode
ilmiah dalam mewujudkan fungsi keilmuan, yaitu fungsi mempelajari dan
membawa individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Bersifat objektif yaitu
mempelajari apa adanya tentang individu sebagai organisma yang sedang
berkembang dan berbagai factor yang terkait dengan perkembangannya.
Berorientasi pemecahan masalah baik dalam tataran objektif (dalam proses
mempelajari) maupun dalam tataran normative (dalam proses membawa).
Orientasi masalah dalam tataran objektif berfokus pada persoalan apa dan
mengapa individu dalam kondisi demikian, dan orietasi masalah pada tataran
normative terkait dengan bagaimana mengembangkan, mengubah, dan
memperbaiki kondisi tersebut. Pelayanan bimbingan dan konseling harus
didasarkan norma-norma yang berlaku baik isi, prosesa, tekhniknya, maupun
instrumentasi yang digunakannya. Pelayanan yang tidak normative bukan
bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling yang dimaksud merupakan
kiat pemberian bantuan yang berakar pada budaya kita dan mempunyai landasan
ilmiah sikologi dan pendidikan.
B. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Secara akademis tujuan makalah ini dibuat adalah adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
Adapun manfaat yang diharapkan dari makalah ini antara lain :
1. Bagi penulis untuk menambah pengetahuan tentang visi, misi dan
paradigma bimbingan konseling.
2. Mengetahui pengertian visi, misi dan paradigma.
2
C. Metodologi Penulisan
Metodologi penulisan yang digunakan pada penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Studi literatur, berupa studi kepustakaan, kajian dari buku-buku dan
tulisan-tulisan yang terkait.
2. Browsing internet, berupa studi artikel-artikel, gambar-gambar dan buku
elektronik (e-book) serta data-data lain yang berhubungan.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini dibagi menjadi beberapa bab dan masing-masing terdiri dari
sub bab dengan garis besar tiap bab adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : PEMBAHASAN
Bab ini berisikan berbagai uraian tentang.
BAB III : SIMPULAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari uraian BAB II.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pelayanan berasal dari kata service yang berarti melayani. Pengertian
pelayanan adalah aktivitas/manfaat yang ditawarkan oleh organisasi atau
perseorangan kepada konsumen (yang dilayani), yang bersifat tidak berwujud dan
tidak dapat dimiliki. (Endang dalam Jurnal Ilmu Administrasi No. 1 Volume 1
2004). Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby (1997: 448) “Pelayanan adalah
produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-
usaha manusia dan menggunakan peralatan”. Gronroos dalam Ratminto dkk
(2006: 2) menjelaskan bahwa pelayanan adalah usaha aktivitas atau serangkaian
aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai
akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang
disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk
memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.
Dari pengertian pelayanan tersebut terkandung di dalamnya yakni
“whatever enchances customer satisfaction”. (Davidow Uttal) bahwa pelayanan
merupakan suatu usaha untuk mempertinggi kepuasaan pelanggan. Dalam
pelayanan yang disebut customer (konsumen) adalah masyarakat yang mendapat
manfaat dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi atau petugas dari organisasi
pemberi layanan tersebut. Dengan demikian, pelayanan berarti serangkaian
aktivitas untuk melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain, baik yang dapat
diraba maupun tidak dapat diraba yang diberikan oleh pemberi pelayanan kepada
penerima layanan. Atau pelayanan adalah aktivitas/manfaat yang ditawarkan oleh
organisasi atau perorangan kepada konsumen (yang dilayani), yang bersifat tidak
berwujud.
Dengan demikian, dalam pemahaman pelayanan tersebut, berarti ada dua
sisi atau pihak dalam hal ini, yaitu sisi/pihak pemberi pelayanan dan sisi/pihak
penerima pelayanan. Dari sisi pemberi pelayanan memberikan tekanan bahwa
pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan untuk membuat si penerima layanan
4
merasakan puas terhadap layanan yang diberikan. Dan dari sisi penerima layanan
adalah aktivitas merasakan tentang layanan yang diberikan oleh pemberi layanan.
Dalam pelayanan yang disebut konsumen (customer), adalah masyarakat yang
mendapat manfaat dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi atau petugas dari
organisasi pemberi layanan tersebut. Pelayanan yang dikatakan tidak berwujud
tersebut berarti bahwa pelayanan itu hanya dapat dirasakan.
A. Pengertian Visi, Misi, dan Paradigma secara umum
Sebelum membahas lebih lanjut tentang visi, misi, paradigma bimbingan
konseling, sebaiknya kita mengetahui dahulu pengrtian dari visi, misi, paradigma
itu sendiri.
1. Paradigma
Paradigma secara harfiah berarti memperagakan atau mendemostrasikan.
Paradigma diartikan sebagai model atau pola, sebuah contoh (tertera dalam
Oxford English Dictionary). Paradigma juga sering ditafsirkan sebagai kerangka
berfikir. Dijabarkan secara luas dalam buku fragmen fantasi kebudayaan
Indonesia baru disebutkan bahwa paradigma adalah keseluruhan susunan
kepercayaan, teknik dan nilai yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota
masyarakaat tertentu. Dalam keadaan norma, paradigma adalah system acuan
menyeluruh yang membimbing aktvitas masyarakat.
2. Visi (Vision)
Visi secara harfiah artinya penglihatan yang akan dicapai atau sesuatu yang
akan dicapai. Visi sendiri menggambarkan aspirasi, juga pandangan di masa
depan tentang tujuan-tujuan yang akan dicapai.
Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang
menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin
dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan
want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat
krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka
panjang.
5
Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta
kebutuhan organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang
dikutip oleh Nawawi (2000:122), Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi
yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan
yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang
diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.
Jadi dapat disimpulakan bahwa visi adalah cita – cita atau impian sebuah
organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin
kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
3. Misi (Mission)
Misi (mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we
believe we can do). Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8), Di dalam misi
produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan
teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar
tersebut. Pernyataan misi harus mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi
oleh perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada
dan bagaimana pemuasan tersebut dilakukan.
Menurut Drucker (2000:87), Pada dasarnya misi merupakan alasan
mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di
tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi
perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi
mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan,
keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8)
Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) Misi
merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi
organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat,
baik berupa produk ataupun jasa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang
harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam
operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil
kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta
6
dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi. Secara
singkatnya misi adalah cara-cara untuk mencapai visi.
B. Program layanan Visi, Misi, dan Paradigma BK
1. Paradigma Bimbingan dan Konseling
Pelaksanana bimbingan dan konseling perkembangannya mengacu pada
paradigma baru menuju arah tercapainya visi dan misi bimbingan dan konseling.
Paradigma yang dimaksud adalah sebagai berikut;
a. Bimbingan dan konseling adalah pelayanana bantuan psikopendidikan
dalam bingkai budaya.
b. Pendekatan baru berorientasi perkembangan atau bimbingan dan konseling
komprehensif yang berdasarkan pada upaya mencapai tugas-tugas
perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah konseli-
pendekatan lama berorientasi tradisional, remidial, klinis, dan terpusat
pada konselor.
Pada saat ini telah terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan
konseling, yaitu dari pendekatan yang berorientasi tradisional, remedial, klinis,
dan terpusat pada konselor, kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan
dan preventif. Pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan
(Developmental Guidance and Counseling), atau bimbingan dan konseling
komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling). Pelayanan bimbingan
dan konseling komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian tugas
perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah
konseli. Tugas-tugas perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang
harus dicapai konseli, sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan
konseling berbasis standar (standard based guidance and counseling). Standar
dimaksud adalah standar kompetensi kemandirian
7
Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini menekankan kolaborasi antara
konselor dengan para personal Sekolah/ Madrasah lainnya (pimpinan
Sekolah/Madrasah, guru-guru, dan staf administrasi), orang tua konseli, dan
pihak-pihak ter-kait lainnya (seperti instansi pemerintah/swasta dan para ahli :
psikolog dan dokter). Pendekatan ini terintegrasi dengan proses pendidikan di
Sekolah/Madrasah secara keseluruhan dalam upaya membantu para konseli agar
dapat mengem-bangkan atau mewujudkan potensi dirinya secara penuh, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan
potensi konseli, yang meliputi as-pek pribadi, sosial, belajar, dan karir; atau
terkait dengan pengembangan pribadi konseli sebagai makhluk yang berdimensi
biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial, dan spiritual).
2. Visi Bimbingan dan Konseling
Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan
yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian
dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang
secara optimal, mandiri dan bahagia. Dalam berbagai literatur tentang bimbingan
dan konseling, para ahli mengemukakan tentang tujuan bimbingan dan konseling
yang beragam, tetapi pada intinya akan menerucut pada tujuan yang sama yaitu
tercapainya perkembangan para peserta didik/klien secara optimal dan tercapainya
penyesuaian diri.
Visi profesi konseling adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat
peserta didik secara optimal serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagian peserta
didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
8
3. Misi Bimbingan dan Konseling
Sejalan dengan visi bimbingan dan konseling diatas, misi bimbingan dan
konseling difokuskan kepada:
1. Misi pendidikan, yaitu mendidik peserta didik dan warga masyarakat
melalui pengembangan perilaku efektif normatif dalam kehidupan
keseharian yang terkait dengan masa depan
2. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/madrasah,
keluarga dan masyarakat atau memfasilitasi perkembangan individu
peserta didik di dalam satuan pendidikan formal dan non formal,
keluarga, instansi, dunia usaha, dan industri serta kelembagaan
masyarakat lainya ke arah perkembangan optimal melalui strategi
upaya pengembangan individu serta kondisi tertentu sesuai dengan
dinamika perkembangan masyarakat.
3. Misi pengentasan masalah, yaitu membantu dan memfasilitasi
pengentasi maslah individu peserta didik mengacu kepada kehidupan
sehari-hari yang efektif.
4. Bidang Kajian layanan Bimbingan dan Konseling
Secara formal, terdapat empat bidang yang menjadi ruang lingkup garapan
layanan bimbingan dan konseling dalam konteks pesekolahan saat ini, yaitu :
a. Bidang pelayanan kehidupan pribadi; membantu individu menilai kecakapan,
minat, bakat, dan karakteristik kepribadian diri sendiri untuk mengembangkan
diri secara realistik.
b. Bidang pelayanan kehidupan sosial; membantu individu menilai dan mencari
alternatif hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya atau
dengan lingkungan sosial yang lebih luas.
9
c. Bidang pelayanan kegiatan belajar; membantu individu dalam kegiatan dalam
rangka mengikuti jenjang dan jalur pendidikan tertentu dan/atau dalam rangka
menguasai kecakapan atau keterampilan tertentu.
d. Bidang pelayanaan perencanaan dan pengembangan karier; membantu
individu dalam mencari dan menetapkan pilihan serta mengambil keputusan
berkenaan dengan karier tertentu, baik karier di masa depan maupun karier
yang sedang dijalaninya.
Sebagaimana telah disinggung di atas, tentang perluasan kawasan
bimbingan dan konseling yang mencakup kehidupan yang lebih luas. Saat ini
sedang dikembangkan dua bidang baru yaitu bidang pelayanan kehidupan
berkeluarga untuk membantu individu dalam mencari dan menetapkan serta
mengambil keputusan berkenaan dengan rencana perkawinan dan/atau kehidupan
berkeluarga yang dijalaninya dan bidang pelayanan kehidupan keberagamaan
untuk membantu individu dalam memantapkan diri berkenaan denganperilaku
keberagmaan menurut agama yang dianutnya.
5. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek
yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan
kegiatan ekstra kurikuler.
10
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan
tertentu melalui dinamika kelompok.
g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika
kelompok.
h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.
Untuk mendukung kegiatan diatas, mak diperlukan Kegiatan Pendukung .
Kegitan pendukung dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri
peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik
tes maupun non-tes.
2. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
3. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik
dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah
peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.
11
4. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan atau keluarganya.
5. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan
pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
6. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan
masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
12
BAB III
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanana bimbingan dan konseling perkembangannya mengacu
pada paradigma baru menuju arah tercapainya visi dan misi bimbingan dan
konseling. Paradigma yang dimaksud adalah sebagai berikut;
a. Bimbingan dan konseling adalah pelayanana bantuan psikopendidikan
dalam bingkai budaya.
b. Pendekatan baru berorientasi perkembangan atau bimbingan dan konseling
komprehensif yang berdasarkan pada upaya mencapai tugas-tugas
perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah konseli-
pendekatan lama berorientasi tradisional, remidial, klinis, dan terpusat
pada konselor.
Sebagai tindak lanjutnya, adalah visi dan misi. Visi profesi konseling
merupakan berkembangnya potensi, bakat dan minat peserta didik secara optimal
serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagian peserta didik yang berguna untuk
diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Misi yang dimaksud yaitu bimbingan dan konseling difokuskan kepada:
a. Misi pendidikan, yaitu mendidik peserta didik dan warga masyarakat
melalui pengembangan perilaku efektif normatif dalam kehidupan
keseharian yang terkait dengan masa depan
b. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/madrasah,
keluarga dan masyarakat atau memfasilitasi perkembangan individu
peserta didik di dalam satuan pendidikan formal dan non formal,
keluarga, instansi, dunia usaha, dan industri serta kelembagaan
masyarakat lainya ke arah perkembangan optimal melalui strategi
upaya pengembangan individu serta kondisi tertentu sesuai dengan
dinamika perkembangan masyarakat.
13
c. Misi pengentasan masalah, yaitu membantu dan memfasilitasi
pengentasi maslah individu peserta didik mengacu kepada kehidupan
sehari-hari yang efektif.
B. Saran
Untuk membuat program layanan Bimbingan dan Konseling berjalan
efektif dan diterima dengan baik oleh semua orang dan murid di sebuah lembaga
pendidikan, maka dalam program layanan dan Konseling harus sesuai dengan
paradigma, visi dan misi yang telah ada di dalam program tersebut. Tindak lanjut
program layanan Bimbingan dan Konseling meliputi visi dan misi di
implementasikan pada program layanan dan kegiatan pendukung. Apabila
program layanan BK dijalan dengan baik maka semua orang yang mempunyai
masalah akan terselesaikan dengan baik. Paradigma, visi dan misi jangan
dijadikan sebagai logo atau jargon yang dibesar-besarkan saja, haruslah di
aplikasikan di kehidupan bermasyarakat maupun sosial masyarakat.
Pengaplikasian program layanan BK di dunia pendidikan juga harus sejalan
dengan paradigma, visi dan misi sehingga akan terjadi kehidupan yang semakin
baik serta terjadinya hubungan sosial yang rukun dan peserta didik mampu
menjadi individu yang mandiri.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sefrian.2011. Visi, Misi, Paradigma Bimbingan Konseling, dan Trilogi Profesi |
»Sefrian's Blog™.diakses tangga 2 Desember 2011, Dari
http://sefrian92.blogspot.com/2011/02/visi-misi-paradigma-bimbingan-
konseling.html#ixzz1gDcWXjNF
Admin.2011. Pengertian visi dan misi serta beberapa contoh visi dan misi
perusahaan.Diakses tanggal 2 Dember 2011, Dari
http://www.bloggergarsel.com/2010/05/pengertian-visi-dan-misi-serta-
beberapa-contoh- visi -dan-misi-perusahaan/
Admin.2011. Program bimbingan konseling.Diakses tanggal 2 Dember 2011,
Dari http://izzaucon.blog.uns.ac.id/2011/09/23/program-bimbingan-
konseling/#more-100
Admin.2011. Pengembangan diri bimbingan konseling.Diakses tanggal 2 Dember
2011, Dari
http://yatpi1ma.wordpress.com/pengembangan-diri/bimbingan-
konseling/
Admin.2011. Visi misi paradigm bimbingan.Diakses tanggal 2 Dember 2011,
Dari http://kafeilmuayundaputri.blogspot.com/2011/04/visi-misi-
paradigma-bimbingan- dan .html
15