dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/.../modul-xi-tekhnik-analisa-data.docx · web...

35
MODUL XI TEKHNIK ANALISA DATA 1. Tujuan Pembelajaran Setelah perkuliahan berakhir, mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan Tehnik analisa data 2. Materi 1. Definisi Analisis Kualitatif 2. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif 3. Sistematika Penelitian Kualitatif 4. Metode Pengumpulan Data 5. Analisis Kuantitatif 6. Paradigma kualitatif paradigma kuantitatif 7. Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif 8. Statistik Deskriptif dan Inferensial 9. Statistik Parametris dan Non Parametris 3. Indikator Pencapaian 1. Mahasiswa dapat mengemukakan Definisi Analisis Kualitatif 2. Mahasiswa dapat menjelaskan Jenis-jenis Penelitian Kualitatif 3. Mahasiswa dapat mengemukakan Sistematika Penelitian Kualitatif 4. Mahasiswa dapat menjelaskan Metode Pengumpulan Data 119

Upload: truongthu

Post on 02-May-2018

250 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

MODUL XI

TEKHNIK ANALISA DATA

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah perkuliahan berakhir, mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan

Tehnik analisa data

2. Materi

1. Definisi Analisis Kualitatif

2. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif

3. Sistematika Penelitian Kualitatif

4. Metode Pengumpulan Data

5. Analisis Kuantitatif

6. Paradigma kualitatif paradigma kuantitatif

7. Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif

8. Statistik Deskriptif dan Inferensial

9. Statistik Parametris dan Non Parametris

3. Indikator Pencapaian

1. Mahasiswa dapat mengemukakan Definisi Analisis Kualitatif

2. Mahasiswa dapat menjelaskan Jenis-jenis Penelitian Kualitatif

3. Mahasiswa dapat mengemukakan Sistematika Penelitian Kualitatif

4. Mahasiswa dapat menjelaskan Metode Pengumpulan Data

5. Mahasiswa dapat mengemukakan dan menjelaskan Analisis Kuantitatif

6. Mahasiswa dapat mengemukakan dan menjelaskan Paradigma kualitatif

paradigma kuantitatif

7. Mahasiswa dapat mengemukakan Langkah-Langkah Penelitian

Kuantitatif

8. Mahasiswa dapat menjelaskan Statistik Deskriptif dan Inferensial

9. Mahasiswa dapat mengemukakan dan menjelaskan Statistik Parametris

dan Non Parametris

119

A. TEKNIK ANALISIS DATA

Patton menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan

data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

dasar . Sedangkan menurut Taylor, mendefinisikan analisis data sebagai

proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan

merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk

memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya

definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang

ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian

definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang didasarkan oleh data.

Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis

data bermaksud pertama- tama mengorganisasikanm data. Data yang

terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar

peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan

sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur,

mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya.

Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema

dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif.

Akirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam

suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak

pengumpulan data dilakukan dan dikerjakjan secara intensif, yaitu sudah

meninggalkan lapangan. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha

pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti. Selain

menganalisis data. Peneliti juga perlu dan masih perlu mendalami

kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan

adanya teori baru yang barangkali ditemukan.

120

1. Analisis Kualitatif

a. Definisi Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah aktivitas intensive yang memerlukan

pengertian yang mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan

konseptual, dan pekerjaan berat. Analisa kualitatif tidak berproses

dalam suatu pertunjukan linier dan lebih sulit dan kompleks

dibanding analisis kuantitatif sebab tidak diformulasi dan

distandardisasi.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal

penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data

diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis.

Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi,

mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta menyimpulkan

data. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model

analisis interaktif . Pada penelitian kualitatif, verifikasi data

dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian

dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses

pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan

mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola

tema, hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan

dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif.

Crabtree dan Miller (1992) mengamati ada banyak strategi

analisis kualitatif. Mereka sudah mengenal empat pola analisa utama

yang lebih tepat sasaran, sistematis, dan distandardisasi, dan pada

ekstremum lain adalah satu model yang lebih yang intuitif,

hubungan, dan interpretive. empat prototypical model-model yang

mereka uraikan adalah sebagai berikut:

“Model Quasi-statistical”. Peneliti menggunakan statistik

secara khas mulai dengan pertimbangan analisa, dan menggunakan

ide-ide untuk memilih jenis data. Pendekatan ini adalah kadang

dikenal sebagai analysis peneliti meninjau ulang isi dari data naratif,

121

mencari-cari tema atau kata tertentu yang telah ditetapkan dalam

suatu codebook. Hasil pencarian adalah informasi yang dapat

digerakkan secara statistik dan disebut Quasi statistik. Sebagai

contoh, analis dapat menghitung frekwensi kejadian dari tema-tema

spesifik. Model ini adalah serupa dengan pendekatan kwantitatif

tradisional sampai melakukan analisa isi.

“Model Analisa Template”. Di model ini, peneliti

mengkembangkan analisa cetakan untuk data naratif yang

digunakan. Unit-unit template adalah secara khas perilaku-perilaku,

kejadian, dan ungkapan ilmu bahasa. Template lebih mengalir dan

dapat menyesuaikan diri dibanding suatu codebook di dalam model

Quasi statistik. Peneliti dapat mulai dengan template bersifat

elementer sebelum mengumpulkan data, template mengalami revisi

tetap sebanyak data dikumpulkan. Analisa menghasilkan data. Model

jenis ini adalah bisa dipastikan diadopsi oleh peneliti yang biasa

meneliti etnografi, etologi, analisa ceramah, dan ethnoscience.

“Model Analisa Editing” . Peneliti menggunakan model editing

bertindak sebagai interpreter yang membaca sampai habis data

mencari segmen-segmen penuh arti dan unit-unit. Suatu ketika

segmen ini dikenali dan ditinjau, interpreter dikembangkan satu

rencana pengelompokan dan kode-kode sesuai yang dapat digunakan

untuk memilih jenis dan mengorganisir data. Peneliti kemudian

mencari-cari struktur dan pola-pola yang menghubungkan kategori-

kategori pokok. Pendekatan teori yang khas menyertakan model ini.

Peneliti-peneliti yang biasa meneliti fenomenologi, hermeneutics,

dan ethnomethodology menggunakan prosedur pola analisa editing.

“Model Immersion/crystallisasi”. Model ini melibatkan

pembaptisan total analis di dalam dan cerminan bahan-bahan teks,

menghasilkan satu kristalisasi data yang intuitif.

122

b. Sistematika Penelitian Kualitatif

Judul

Abstrak

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Gambar

Bab I Pendahuluan

Konteks Penelitian

Fokus Kajian Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Bab II Perspektif Teoritis dan Kajian Pustaka

Bab III Metode Penelitian

Pendekatan

Batasan Istilah

Unit Analisis

Deskripsi Setting Penelitian

Pengumpulan Data

Analisis Data

Keabsahan data

Bab IV Hasil dan pembahasan

Bab VI Kesimpulan dan saran

Daftar pustaka

Lampiran

123

c. Jenis-jenis Penelitian KualitatifPenelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu:1. Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri.

2. FenomenologiPenelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau

mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.

3. Grounded theoryWalaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari

suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.

124

4. EtnografiEtnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau

sistem kelompok sosial. peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

5. Studi kasusPenelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi

suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.

d. Metode Pengumpulan DataBeberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif,

yaitu:1. Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan

125

berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.

2. ObservasiBeberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi

adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.

Bungin mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.

e. Keabsahan DataBanyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya

karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:

126

1. KredibilitasApakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan

peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada

c. hal-hal tersebut secara rinci.d. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

e. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

f. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.

2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.

3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk,

127

dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.

4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.

f. ReliabilitasReliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi

konsep yaitu suatu konsep dan definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti, metode pengumpulan dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti dihadapan responden, serta hubungan peneliti dengan responden.

2. Analisis KuantitatifPenelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya

secara umum memakai analisis statistik. Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh penganut positivisme yang dipelopori oleh Auguste Conte. Aliran ini berpendapat bahwa untuk memacu perkembangan ilmu-ilmu sosial, maka metode-metode IPA harus diadopsi ke dalam riset-riset ilmu sosial . Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diamati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data kuantitatif.

Berbeda dengan penelitian kualitatif yang menekankan pada studi kasus, penelitian kuantitatif bermuara pada survey.

Richard dan Cook mengemukakan perbedaan paradigma penelitian kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut :

3. Paradigma Kualitatif Paradigma KuantitatifMenganjurkan pemakaian metode kualitatif Bersandar pada

fenomenologisme dan verstehen; perhatian tertuju pada pemahaman tingkah laku manusia dari sudut pandangan pelaku itu sendiri. Pengamatan

128

berlangsung secara alamiah (naturalistic) dan tidak dikendalikan (uncontrolled)

1) Bersifat subyektifa. Dekat dengan data; bertolak dari perspektif dari “dalam” individu

atau masyarakat yang diteliti.b. Penelitian bersifat mendasar (grouned), ditujukan pada penemuan

(discovery-oriented), menekankan pada perluasan (expansionist), bersifat deskriptif, dan induktif.

2) Berorientasi pada prosesa. Valid; data bersifat ‘mendalam’, ‘kaya’, dan ‘nyata.b. Tidak dapat digeneralisasikan; studi di atas kasus tunggal

3) Bersifat holisticMengasumsikan adanya realitas yang bersifat dinamik Menganjurkan pemakaian metode-metode kuantitatif. Bersandar pada positivisme logika; mencari fakta-fakta dan sebab-sebab dari gejala sosial dengan mengesampingkan keadaan individu-individu. Pengamatan ditandasi pengukuran yang dikendalikan dan blak-blakan (obtrusive)

4) Bersifat obyektifJauh dari data; bertolak dari sudut pandangan dari “luar” Penelitian bersifat tidak mendasar (ungrouned), ditujukan pada pengujian (verification-oriented), menekankan penegasan (confirmatory), reduksionis, inferensial, deduktif-hipotetik.

5) Berorientasi pada hasilReliabel; data ‘keras’ dan dapat diulang. Dapat digeneralisasikan; studi atas banyak kasus Bersifat partikularistik. Mengasumsikan adanya realitas yang stabil

129

4. Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif

A. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memuat hal-hal yang melatar belakangi

dilakukannya penelitian, apa hal yang menarik untuk melakukan

penelitian biasanya karena adanya kesenjangan antara kesenjangan antara

yang seharusnya dan kenyataan. Dalam bagian ini dimuat deskripsi

singkat wilayah penelitian dan juga jika diperlukan hasil penelitian

peneliti sebelumnya. Secara rinci latar belakang (Wardi Bachtiar:1997)

berisi:

1) Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti

dipandang dari bidang keilmuan/maupun kebutuhan praktis.

2) Penjelasan akibat-akibat negatif jika masalah tersebut tidak

dipecahkan.

3) Penjelasan dampak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian

4) Penjelasan bahwa masalah tersebut relevan, aktual dan sesuai dengan

situasi dan kebutuhan zaman

5) Relevansinya dengna penelitian-penelitian sebelumnya

6) Gambaran hasil penelitian dan manfaatnya bagi masyarakat atau

negara dan bagi perkembangan ilmu.

B. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah

1) Identifikasi Masalah

Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan

antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan,

adanya kesenjangan informasi atau teori dan sebagainya.

2) Pemilihan Masalah

a) Mempunyai nilai penelitian (asli penting dan dapat diuji)

b) Fisible (biaya, waktu dan kondisi)

c) Sesuai dengan kualifikasi peneliti

d) Menghubungkan dua variabel atau lebih

130

3) Sumber Masalah

Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penelitian

terdahulu, dan lain-lain.

4) Perumusan Masalah

a) Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya

b) Jelas dan padat

c) Dapat menjadi dasar dalam merumusan hipotesa dan judul

penelitian

5) Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan

kita cari/ capai dari masalah penelitian. Cara merumuskan yang

paling mudah adalah dengan mengubah kalimat pertanyaan dalam

rumusan masalah menjadi kalimat pernyataan.

Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis.

6) Telaah Pustaka

a) Manfaat Telaah Pustaka

b) Untuk memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti

c) Menyusun kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran

d) Untuk mempertajam konsep yang digunakan sehingga

memudahkan perumusan hipotesa

e) Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian

7) Pembentukan Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah

penelitian, pemilihan konsep, perumusan hipotesa dan memberi

kerangka orientasi untuk klasifikasi dan analisis data . Kerangka

teori dibuat berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan

pemikiran logis yang dibangun oleh peneliti sendiri.

131

Teori yang dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai

relevansi yang kuat dengan permasalahan penelitian. Sifatnya

mengemukakan bagaimana seharusnya tentang masalah yang diteliti

tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu. Khusus untuk

penelitian hubungan dua variabel atau lebih maka dalam landasan

teori harus dapat digambarkan secara jelas bagaimana hubungan dua

variabel tersebut.

8) Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang

secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat

kebenarannya. Hipotesa merupakan kristalisasi dari kesimpulan

teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka. Secara statistik hipotesis

merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji

kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

penelitian.

9) Definisi Operasional Variabel Penelitian

Konsep merupakan definisi dari sekelompok fakta atau gejala (yang

akan diteliti). Konsep ada yang sederhana dan dapat dilihat seperti

konsep meja, kursi dan sebagainya dan ada konsep yang abstrak dan

tak dapat dilihat seeprti konsep partisipasi, peranan dan sebagainya.

Konsep yang tak dapat dilihat disebut construct. Karena construct

bergerak di alam abstrak maka perlu diubah dalam bentuk yang

dapat diukur secara empiris, atau dalam kata lain perlu ada definisi

operasional.

Definisi operasional adalah mengubah konsep dengan kata-kata yang

menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat

diuji kebenarannya oleh orang lain.

Konsep yang mempunyai variasi nilai disebut variabel. Variabel

dibagi menjadi dua:

132

a) Variabel deskrit/katagorikal misalnya : variabel jenis kelamin.

b) Variabel Continues misal : variabel umur

Proses pengukuran variabel merupakan rangkaian dari empat

aktivitas pokok yaitu:

(1) Menentukan dimensi variabel penelitian. Variabel-variabel

penelitian sosial sering kali memiliki lebih dari satudimensi.

Semakin lengkap dimensi suatu variabel yang dapat diukur,

semakin baik ukuran yang dihasilkan.

(2) Merumuskan dimensi variabel. Setelah dimensi-dimensi suatu

variabel dapat ditentukan, barulah dirumuskan ukuran untuk

masing-masing dimensi. Ukuran ini biasanya berbentuk

pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan dimensi tadi.

(3) Menentukan tingkat ukuran yang akan digunakan dalam

pengukuran. Apakah skala: nominal, ordinal, interval, atau ratio.

(4) Menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari alat pengukur

apabila yang dipakai adalah alat ukur yang baru.

Contoh yang bagus proses pengukuran suatu variabel dikemukakan

oleh Glock dan Stark yang mengembangkan suatu konsep untuk

mengukur tingkat religiusitas. Menurut pendapat mereka konsep

religiusitas mempunyai lima dimensi sebagai berikut :

a. Ritual Involvement, yaitu tingkatan sejauh mana orang

mengerjakan kewajiban ritual di dalam agama mereka. Seperti

sholat, puasa, membayar zakat, dan lain-lain, bagi yang

beragama Islam. atau pergi ke gereja dan kegiatan ritual lainnya

bagi yang beragama Kristen.

b. Ideologi Involvement, yaitu tingkatan sejauh mana orang

menerima hal-hal yang dogmatik di dalam agama mereka

masing-masing. Misalkan apakah seseorang yang beragama

percaya tentang adanya malaikat, hari kiamat, surga, neraka, dan

lain-lain hal yang sifatnya dogmatik.

133

c. Intellectual Involvement, sebenarnya jauh seseorang mengetahui

tentang ajaran agamanya. Seberapa jauh aktivitasnya di dalam

menambah pengetahuan agamanya, apakah dia mengikuti

pengajian, membaca buku-buku agama, bagi yang beragama

Islam. bagi yang beragama Kristen apakah dia menghadiri

Sekolah Minggu, membaca buku-buku agama, dan lain-lain.

Demikian pula dengan orang pemeluk agama lainnya, apakah

dia mengerjakan hal-hal yang serupa.

d. Experiential Involvement, yaitu dimensi yang berisikan

pengalaman-pengalaman unik dan spektakuler yang merupakan

keajaiban yang datang dari Tuhan. Misalnya, apakah seseorang

pernah merasakan bahwa doanya dikabulkan Tuhan; apakah di

apernah merasakan bahwa jiwanya selamat dari bahaya karena

pertolongan Tuhan, dan lain-lain.

e. Consequential Involvement, yaitu dimensi yang mengukur

sejauh mana perilaku seseorang dimotifikasikan oleh ajaran

agamanya. Misalkan apakah dia menerapkan ajaran agamanya

di dalam kehidupan sosial. misalnya, apakah dia pergi

mengunjungi tetangganya yang sakit, mendermakan sebagian

kekayaannya untuk kepentingan fakir miskin. Menyumbangkan

uangnya untuk pendirian rumah yatim piatu, dan lain-lain.

Dimensi-dimensi yang disebut di atas kemudian diperinci dalam

aspek yang lebih kecil dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan-

pertanyaan tersebut kemudian dijadikan komponen alat pengukur

yang terhadap dimensi tingkat religiusitas.

5. Statistik Deskriptif dan Inferensial

Statistika deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum

atau generalisasi. Misalnya penyajian data menggunakan table, grafik,

134

diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, desil,

persentil, rata-rata, standar defiasi, porsentasi, korelasi, dan regresi tanpa

pengujian signifikasi.

Statistika deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat

digambarkan dideskripsikan) atau disimpulkan, baik secara numerik

(misalnya menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam

bentuk tabel atau grafik), untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai

data tersebut, sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna.

Statistika inferensial adalah teknik statistic untuk menganalisis data

sampel data dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Suatu kesimpulan dari

data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang

kesalahan dan kebenaran (kepercayaan). Bila peluang kesalahan sebesar 5

persen, maka taraf kepercayaannya sebesar 95 persen. Ini disebut sebagai

taraf signifikasi yang mencerminkan kemampuan suatu sampel untuk

dilakukan generalisasi terhadap suatu populasi dengan taraf kesalahan

tertentu. Dengan menggunakan uji t dan uji F diperoleh taraf signifikasi

tertentu.

Statistika inferensial berkenaan dengan permodelan data dan

melakukan pengambilan keputusan berdasarkan analisis data, misalnya

melakukan pengujian hipotesis, melakukan estimasi pengamatan masa

mendatang (estimasi atau prediksi), membuat permodelan hubungan

(korelasi, regresi, ANOVA, deret waktu), dan sebagainya.

6. Statistik Parametris dan Non Parametris

A. Statistika Parametris

Statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio.

Ukuran uji dalam Statistik parametris antara lain :

T-test

Anova

Korelasi.

135

Contoh :

Rumusan masalah : berapa rata-rata penayangan iklan di TV ?

Hypotesis : rata-rata penayangan iklan di TV paling lama 120 menit.

Uji hypoteis : t-test

B. Statistika Non Parametris

Statistik non parametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya

berbentuk nominal dan ordinal dan tidak berlandaskan asumsi bahwa

distribusi data harus normal. Sehingga kita kenal beberapa tes yang

digunakan dalam penelitian hipotesis antara lain :

1) Test binomial

Tes binomial digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi

terdiri atas dua kelompok kelas, datanya berbentuk nominal dan

jum,lha sampelnya kecilnya (kurang dari 25).

2) Chi kuadrat

Chi kuadrat satu sampel, adalah teknik statistik yang digunakan

untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas

dua atau lebi kelas, data berbentuk nominal dan smapelnya besar.

yang dimaksud hipotesis deskriptif diatas adlah merupakan

estimasi gugaan terhadap ada tidaknya perbedaan frekuensi anatra

kategori satu dan kategori lainnya dalam sebuah sampel tentang

suatu hal.

3) Run test

Test ini digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu

sampel, bial datanya berbentuk ordina. pengujian dilakukan

dengan dengancara mengukur kerandoman populasi yang

didasarkan atas data hasil pengamatan melalui data sampel.

136

4) McNemar Test

Teknik statistik digunakan untk mengji hipotesa komparatif dua

sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk nominal/diskrit.

dancangan peneitianya biasanya bebentuk before after. jadi

hipotesa penelitian merupakan perbandaingan antara nilai

sebelum dan sesudah ada perlakuan.

5) Sign Test

test ini digunakan untuk menguji hipotesa komparatif dua sampel

yang berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. teknik ini

dianamakan uji tanda karena data yang akan dianalisis dinyatakan

dalam bentuk tanda-tanda yaitu tanda positif dan negatif.

6) Wilcoxon Match Pairs Test

Teknik ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda (sign test).

kalau dalam uji tnada besarnya selisih nilai angka antara positif

dan negatif tidak diperhitungkan sedangkan dlaam uji wilcoxon

ini diperhitungkan, teknik digunakan untuk menguji signifikansi

hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya

berbentuk ordinal.

7) Chi kuadrat dua sampel

Chi kuadrat dua sampel digunakan untuk menguji hipotesis

komparatif dua smapel bila datanya berbentuk nominal dan

sampelnya besar. cara perhitungan dapat menggunakan rumus

yang telah ada atau dapat menggunakan tabel kontingensi 2×2.

8) Fisher Exact Probability Test

Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis

komparatif dua sampel kecil independen bila datanya berbentuk

nominal untuk sampel yang besar duigunakan chi kuadrat.

137

9) Test median

Tes median digunakan untuk menguji signifikansi hipoteis

komparatif dua smapel independen bila datanya bernbentuk

nominal atau ordinal. pengjuijan didasarkaan atas median dari

smapel yang diambil secara random. dengan demikian Ho yang

akan diuji berbunyi : tidak terdapat perbedaan dua kelompok

populasi berdasarkan mediannya.

10) Mann-Whitney U-Test

U-test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis

komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal

test ini merupakan test yang terbaik untuk menguji hipotesis

komparatif dua sampel indenden bila datanya berbentuk ordinal.

11) Test Kolmogorov-Smirnov dua sampel

Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua

sampel independen bila datanya bernetuk ordinal yang telah

tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dengan

menggunakan kela-kelas interval.

12) Test Run Wald-Wolfowitz

Tes ini dibgunakan untuk meguji signifikasin hipotesis

komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal

dan disusun dalam bentuk run. oleh karena itu sebelum dtaa dua

sampel (n1 + n2) dianalisis maka perlu disusun terlebih dahulu

kedlaam bentuk ranking.

13) Test Cochran

Tes ini digunakan untuk hipotesis komparatif k sampel

berpasangan bila datanya benrbnuk nominal dan frekuensi

dikotomi.

138

14) Test Friedman

Friedman two way anova (analisi varian dua jalan Friedman)

digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel yang

berpasanga (related) bila datany aberebntuk ordinal (ranking),

bila datany terkumpul berbntuk interval atau ratio maka data

tersebut diubah kedalam ordinal.

15) Chi-kuadrat k Sampel

Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif lebih dari

dua sample, bila datanya benrbntuk diskrit atau nominal.

16) Median Extention

test median extension digunakan untuk menguji hipotesis

komparatif median k sampel independen bila datanya berbentuk

ordinal dan dalam tes ini ukuran sampel tidak harus sama.

17) Analisis Varian satu jalan Kruskal-Walls

teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis k sampel

inedependen bila datanya berbentuk ordinal. bila dalam

pengukuran ditemukan data berbentuk interval atau ratio maka

perlu dirubah dulu kedlam ordinal (data berbentukr

anking/peringkat).

18) Koefiisen Kontingensi

koefisien ini digunakan untuk menghitung hubungan antar

variabel bila datanya berbentuk nominal. teknik mempunyai

kaitan eratdengan chi kuadrat yang digunakan untuk menguji

hipotesis komparatif k sampel independen, oleh karena itu rumus

yang digunakan mengandung nilai cjhi kuadrat.

139

19) Korelasi Spearman Rank

Korelasi spearman rank digunakan mencari hubungan atau uji

signifikansi hipotesisi asosiatif bila amsing-masing variabel yang

dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data aantar variabel

tidak harus sama.

20) Korelasi Kendal Tau

Sepertinya dalam korelasi spearman rank, korlasi kendal tau

digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara

dua variabel atau lebih bila datanya berbentuk ordinal atau

ranking

140

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.

Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada:

Jakarta.

Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications,

Inc: California.

141