gilangdawous.files.wordpress.com viewstudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian...

51
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan dan administrasi pendidikan. Studi ini dianggap menepati bagian terpenting dalam studi pengembangan kurikulum dan administrasi pendidikan. Hal ini wajar, sebab kurikulum adalah komponen penting dan merupakan alat pendidikan yang sangat vital dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Itu sebabnya, setiap institusi pendidikan, baik formal dan non formal, harus memiliki kurikulum yang sesuai dan serasi, tepat guna dengan kedudukan, fungsi dan peranan serta tujuan lembaga tersebut. Jadi artinya, bermutu atau tidaknya sebuah institusi pendidikan sangat bergantung pada sistem kurikulumnya. Menilik dari hal-hal di atas telah melatarbelakangi kelompok kami dalam menyusun makalah ini. Sebelum membahas pengembangan kurikulum lebih mendalam, alangkah lebih baiknya kita mengetahui teori-teori pendidikan dan kurikulum, karena ini merupakan fondasi untuk memahami pengembangan kurikulum. Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 1

Upload: voduong

Post on 29-Jan-2018

226 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari

kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi

pendidikan dan administrasi pendidikan. Studi ini dianggap menepati bagian

terpenting dalam studi pengembangan kurikulum dan administrasi pendidikan. Hal ini

wajar, sebab kurikulum adalah komponen penting dan merupakan alat pendidikan

yang sangat vital dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Itu sebabnya, setiap

institusi pendidikan, baik formal dan non formal, harus memiliki kurikulum yang

sesuai dan serasi, tepat guna dengan kedudukan, fungsi dan peranan serta tujuan

lembaga tersebut. Jadi artinya, bermutu atau tidaknya sebuah institusi pendidikan

sangat bergantung pada sistem kurikulumnya.

Menilik dari hal-hal di atas telah melatarbelakangi kelompok kami dalam

menyusun makalah ini. Sebelum membahas pengembangan kurikulum lebih

mendalam, alangkah lebih baiknya kita mengetahui teori-teori pendidikan dan

kurikulum, karena ini merupakan fondasi untuk memahami pengembangan

kurikulum.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami akan memaparkan beberapa poin mengenai :

a. Apa yang dimaksud dengan teori pendidikan?

b. Bagaimana pendekatan-pendekatan dalam teori pendidikan?

c. Apa yang dimaksud dengan teori kurikulum?

d. Apa fungsi dari teori kurikulum?

e. Bagaimana hubungan antara teori pendidikan dengan kurikulum?

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 1

Page 2: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan kami melakukan penulisan makalah ini adalah untuk :

a. Menjelaskan pengertian teori pendidikan.

b. Menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam teori pendidikan.

c. Menjelaskan pengertian teori kurikulum.

d. Menjelaskan fungsi dari teori kurikulum.

e. Menjelaskan hubungan antara teori pendidikan dengan kurikulum.

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 2

Page 3: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Pendidikan

Kurikulum memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan.

Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum

dan teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan tertentu.

Nana S. Sukmadinata (1997) mengemukakan 4 (empat ) teori pendidikan, yaitu :

1. Pendidikan klasik

Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti

Perenialisme, Eessensialisme, dan Eksistensialisme dan memandang bahwa

pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan

warisan budaya. Teori ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada

proses. Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang

ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara

logis dan sistematis. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan

lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai

penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik.

2. Pendidikan pribadi

Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah

memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan

potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan

minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama

pendidikan, sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih

berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik.

Teori pendidikan pribadi menjadi sumber bagi pengembangan model

kurikulum humanis. yaitu suatu model kurikulum yang bertujuan memperluas

kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 3

Page 4: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

dan proses aktualisasi diri. Kurikulum humanis merupakan reaksi atas pendidikan

yang lebih menekankan pada aspek intelektual (kurikulum subjek akademis).

3. Teknologi pendidikan

Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai

persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam

menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam

teknologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan

kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan

pemeliharaan budaya lama.

Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang

khusus, berupa data-data obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang

mengarah kepada kemampuan vocational . Isi disusun dalam bentuk desain

program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan

media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual.

Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola

kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera

digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar, lebih

banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan.

4. Pendidikan interaksional

Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak

dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan

bekerja sama dengan manusia lainnya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk

kehidupan juga berintikan kerja sama dan interaksi. Dalam pendidikan

interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan

dari peserta didik kepada guru.

Lebih dari itu, dalam teori pendidikan ini, interaksi juga terjadi antara peserta

didik dengan materi pembelajaran dan dengan lingkungan, antara pemikiran

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 4

Page 5: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

manusia dengan lingkungannya. Interaksi terjadi melalui berbagai bentuk dialog.

Dalam pendidikan interaksional, belajar lebih sekedar mempelajari fakta-fakta.

Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta

tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya

dalam konteks kehidupan. Filsafat yang melandasi pendidikan interaksional yaitu

filsafat rekonstruksi sosial.

B. Pendekatan-Pendekatan dalam Teori Pendidikan

Pendidikan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu: (1) pendidikan sebagai praktik

dan (2) pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkat

kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk

membantu pihak lain (baca: peserta didik) agar memperoleh perubahan perilaku.

Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah

tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan,

meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang

bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil

perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam

konteks yang lebih luas. Diantara keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa

dipisahkan. Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan.

Demikian pula, teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan.

Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori

pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas

pada praktik pendidikan.

Terkait dengan upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat dilakukan

melalui beberapa pendekatan, diantaranya: (1) pendekatan sains; (2) pendekatan

filosofi; dan (3) pendekatan religi. (Uyoh Sadulloh, 1994).

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 5

Page 6: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

1. Pendekatan Sains

Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan dan

memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu

tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu

dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang

bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris

menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam.

Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau

ilmu pendidikan, dengan berbagai cabangnya, seperti: (1) sosiologi pendidikan; suatu

cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam pendidikan untuk

mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan; (2) psikologi pendidikan; suatu

cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi untuk mengkaji perilaku dan

perkembangan individu dalam belajar; (3) administrasi atau manajemen pendidikan;

suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji

tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan pendidikan

dapat tercapai secara efektif dan efisien; (4) teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu

pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan teknologi untuk mengkaji aspek

metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien; (5) evaluasi pendidikan; suatu

cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi pendidikan dan statistika

untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa; (6) bimbingan dan konseling,

suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari beberapa disiplin ilmu, seperti:

sosiologi, teknologi dan terutama psikologi. Tentunya masih banyak cabang-cabang

ilmu pendidikan lainnya yang terus semakin berkembang yang dihasilkan melalui

berbagai kajian ilmiah.

2. Pendekatan Filosofi

Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan

masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 6

Page 7: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut

pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam

pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, kompleks dan lebih

mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual,

yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut

diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan

nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta,

namun pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan

oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam. Cara kerja

pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal,

sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam

tiga model: (1) model filsafat spekulatif; (2) model filsafat preskriptif; (3) model

filsafat analitik. Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang

ada, merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan

segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan

intelektual yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan

dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman Filsafat preskriptif

berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai,

penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang

disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada

dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran kita.

Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif memberi resep tentang perbuatan atau

perilaku manusia yang bermanfaat. Filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada

kata-kata, istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide

atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan

secara hati dan cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem

berfikir (disarikan dari Uyoh Sadulloh, 1994). Terdapat beberapa aliran dalam

filsafat, diantaranya: idealisme, materialisme, realisme dan pragmatisme (Ismaun,

2001). Aplikasi aliran-aliran filsafat tersebut dalam pendidikan kemudian

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 7

Page 8: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

menghasilkan filsafat pendidikan, yang selaras dengan aliran-aliran filsafat tersebut.

Filsafat pendidikan akan berusaha memahami pendidikan dalam keseluruhan,

menafsirkannya dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita dalam

merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Dari kajian tentang filsafat pendidikan

selanjutnya dihasilkan berbagai teori pendidikan, diantaranya: (1) perenialisme; (2)

esensialisme; (3) progresivisme; dan (4) rekonstruktivisme. (Ella Yulaelawati,

2003).Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan

keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan

dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan

yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal

yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.

3. Pendekatan Religi

Pendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori

pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di dalamnya

berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan sebagai

sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai dengan jenis-jenis

pendidikan.

Cara kerja pendekatan religi berbeda dengan pendekatan sains maupun filsafat

dimana cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau ratio, dalam

pendekatan religi, titik tolaknya adalah keyakinan (keimanan). Pendekatan religi

menuntut orang meyakini dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama,

baru kemudian mengerti, bukan sebaliknya.

Terkait dengan teori pendidikan Islam, Ahmad Tafsir (1992) dalam bukunya

“ Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam” mengemukakan dasar ilmu pendidikan

Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama

dan Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk

membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber

utamanya (Al-Qur’an dan Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya.

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 8

Page 9: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

Dengan demikian, teori pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat

buatan manusia, yang tidak terjamin tingkat kebenarannya.

Sementara itu, Ahmad Tafsir (1992) merumuskan tentang tujuan umum

pendidikan Islam yaitu muslim yang sempurna dengan ciri-ciri : (1) memiliki jasmani

yang sehat, kuat dan berketerampilan; (2) memiliki kecerdasan dan kepandaian dalam

arti mampu menyelesaikan secara cepat dan tepat; mampu menyelesaikan secara

ilmiah dan filosofis; memiliki dan mengembangkan sains; memiliki dan

mengembangkan filsafat dan (3) memiliki hati yang takwa kepada Allah SWT,

dengan sukarela melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya dan

hati memiliki hati yang berkemampuan dengan alam gaib.

Mengingat kompleksitas dan luasnya lingkup pendidikan, maka untuk

menghasilkan teori pendidikan yang lengkap dan menyeluruh kiranya tidak bisa

hanya dengan menggunakan satu pendekatan saja. Oleh karena itu, diperlukan

pendekatan holistik dengan memadukan ketiga pendekatan di atas yang terintegrasi

dan memliki hubungan komplementer, saling melengkapi antara satu dengan yang

lainnya. Pendekatan semacam ini biasa disebut pendekatan multidisipliner.

C. Teori Kurikulum

Menurut para ahli, keberadaan teori kurikulum belum mantap atau dengan

kata lain belum bisa dibentuk. Meskipun demikian, banyak ahli yang

menyumbangkan buah pikirannya agar terbentuk teori kurikulum yang akurat.

Karenanya, upaya-upaya ke arah terjadinya suatu teori kurikulum sebagai science of

curriculum terus dikembangkan. Kesulitan-kesulitan dalam menjadikan teori

kurikulum disebabkan berbagai faktor, antara lain karena para ahli, yaitu:

James B. MacDonald, mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum

merupakan an historical accident yang berlangsung secara kebetulan, acak dan tidak

sistematis. Pemikiran mengenai kurikulum tidak dilakukan secara sistematis

berdisarkan apa yang dicapai sebelumnya. Karenanya, pengembangan kurikulum

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 9

Page 10: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

mesti didahului dengan pembentukan sistem dan model konseptual yang seterusnya

diuji melalw penelitian empiric yang sistematis (Nasution, 1993:175).

Colin Marsh dan Ken Stafford (1984:22-23) menyatakan bahwa: Granted that

theory building in the field of curriculum is very difficult, it is worth considering

wheather succesful theories have been produced in other fields of endeavor Scientific

theories, such as in the physical and biological sciences, have been developed over

many decades. Such theories usually contain wriable which systematize or unify

research findings from seemingly unrelated phenomena, to generate research

hypotheses, to make prediction and to provide explanation. Papat dipastikan bahwa

membangun teori kurikulum itu merupakan pekerjaan. sulit. Mempertimbangkan

yang berarti mengingat teori-teori yang sudah berhasil dibentuk ternyata

memerlukan usaha yang keras. Teori-teori ilmu pengetahuan seperti dalam bidang

fisika dan biologi telah dikembangkan selama berabad-abad.

Kesimpulan dari pendapat-pendapat di atas adalah terdapat bermacam-

macam alasan mengapa sulit membuat teori kurikulum. Pertama, belum terdapat

definisi kurikulum yang diterima secara umum. Defmisi tersebut mencakup dari hal

yang sempit (berupa matapelajaran) sampai yang luas, yakni meliputi sernua

kehidupan manusia. Kedua, belum bisa ditentukan dengan jelas mengenai batas-

batas materi yang menjadi wilayah penelitiannya. Kembali kepada teori kurikulum,

pada dasarnya bukanlah hal yang stabil atau mantap keberadaannya, sebagaimana

diungkapkan di muka, namun is selalu berkembang mengikun perkembangan rains

dan teknologi. Seperti halnya dalam mengambil keputusan praktis lainnya, teori

dapat dimanfaatkan dalam pengambilan (keputusan praktik (pelaksanaan) sistem

kurikulum dan sistem pendidikan yang memang memerlukan sifat elektif.

Berbagai asumsi utama yang diungkapkan para pembuat teori kurikulum

(curriculum theories) adalah berbagai pertanyaan epistemologi mengenai

pengetahuan yang diseleksi untuk isi kurikulum dan mengapa bisa seperti itu.

Terdapat pertanyaan-pertanyaan serupa yang telah dilontarkan para. pendidik selama

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 10

Page 11: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

beberapa abad. Mungkin tidak penting mengkhususkan isi secara khusus, namun yang

penting adalah petunjuk-petunjuk dapat dibangun dan dibenarkan mengenai prinsip-

prinsip umum penyeleksian.

Klasifikasi Theories dan Theorizing

Sebagaimana diterangkan di atas, terdapat banyak problem pokok dalam

menciptakan teori-teori kurikulum, dan banyak yang berpendapat bahwa kita masih

harus menghasilkan suatu teori kurikulum yang akurat dan dapat digunakan terus

menerus. Tetapi, jika kita menggunakan kriteria bahwa suatu teori kurikulum,

bersama dengan teori-teori yang lain, harus berisi petunjukpetunjuk dan uraian

elemen-elemen, maka dapat diargumentasikan bahwa terdapat sejumlah contoh teori-

teori kurikulum.

B. F. Skinner mempunyai teori operant conditioning dan diusulkan sebagai

suatu teori belajar pada tahun 1953. Akhirnya, dia mengaplikasikan teorinya dengan

lebih langsung melakukan pengajaran di luar keras. Tetapi, teori itu masih

menyisakan tantangan yang lain dalam mengaplikasikan teori Skinner ke dalam suatu

area kurikulum yang lebih spesifik, seperti yang dilakukan Becker Engelmenn dan

Thomas (1945).

Proses peneorian lain yang diusahakan oleh pekerja kurikulum dan spesialis

yang bekerja pada bidang kurikulum menunjukkan suatu spektrum keseluruhan yang

menampakkan berbagai spesialisasi intuisi belaka dalam mendekati teori-teori. Hal

itu tergambar pada bidang-bidang, seperti: 11mu. Psikoterapi, Sosiologi, Filsafat,

Ekonomi dan Manajemen. Sebagian dari usaha-usaha tersebut menunjukkan suatu

usaha keras dari individu-individu (contoh, Carl Rogers dan Paul Hirst),

sementara yang lain menunjukkan usaha-usaha keras terhadap banyak individu dan

kelompok (sebagai contoh unit teknologi pendidikan di USA dan UK).

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 11

Page 12: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

1. Skema Lain Klasifikasi

Skema klasifikasi digunakan untuk mempertahankan berbagai bagian

berdasarkan dua kategori yang telah ada, yakni structured,/ controlled dan person-

centered. Kategori pertama, structured/controlled category, dipilih untuk

mencontohkan tingkatan dari proses peneorian yang terfokus pada perencanaan yang

rasional, terfokus pada struktur, dan juga pada cara-cara pengawasan atau

pengontrolan hasil (outcomes), selain juga melakukan pengontrolan sekolah secara

umum. Yang termasuk dalam kategori ini adalah dua teori yang dikembangkan Taba

dan Skinner.

Kategori kedua adalah the person-centered category yang memiliki penekanan

atau perhatian pada lmgkungan sekolah. Upaya yang dilakukan kategori ini adalah

membongkar seluk-beluk asumsi yang belum diuji mengenai persekolahan. Proposal

dibuat demi kesadaran, harapan, dan kemungkinan yang akan dihadapi anak didik.

Termasuk dalam kategori ini adalah contoh-contoh theorising yang dilakukan oleh

Carl Rogers dan Wifliam. Pinar. Pada periode tahun 1950-an dan 1960-an, Carl

Rogers dan koleganya mengembangkan pendekatan selj-'directed learning.

Sedangkan konsep Pinar mengungkapkan suatu contoh kontemporer tentang self

actualization anak didik dengan penekanannya pada self reflection dan aktivitas

otobiografi.

2. Contoh Structured/Controlled Category

a. Teori Hilda Taba

Teori induktif yang dikembangkan Hilda Taba cenderun." memfokuskan

pada proses berpikir, namun proyek pengembangar, kurikulum berikutnya telah

menekankan suatu disiphn yang solid (Durkin et. al., 1997). Teori Taba

merupakan salah satu teori (dari beberapa teori) yang telah terkonseptualkan

secara penuh dalair, bentuk deskriptif dengan cara membenarkan penggunaan

teori kurikulum.

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 12

Page 13: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

Sebagai graduate student, Hilda Taba belajar di bawah bimbingan Ralp

Tyler di Universitas Chicago, dan kemudian bekeria dengannya dalam beberapa

bidang studi evaluasi termasuk pada Eight Year Study. Untuk beberapa tahun, dia

mengajar di San Fransisco State University, dan kapasitasnya, sebagai dosen

(lecturer) dan teacher menjadikan dirinya menjadi sangat terlibat dalam berbagai

aktivitas pelayanan dengan pendidik di Contra Costa, suatu sekolah yang ada di

wilayah San Fransisco. Teorinya merefleksikan pengalaman-pengalaman praktik

yang la perlukan ketika bekerja dengan para pendidik dan la juga mendapatkan

berbagai teknik yang muncul dari pengalaman mengajar tersebut, serta beberapa

prinsip spesifik mengenai proses berpikir yang dia kembangkan dari para ahli

teori belajar kontemporer dan juga dari para ahli psikologi perkembangan.

Bukunya tentang teori kurikulum dipublikasikan pertama kali dalam suatu volume

cetakan yang begitu besar, yakm Curriculum Development.• Theory and Practice

pada tahun 1962 dan selanjutnya: Teaching Strategic and Cognitive Functioning

in Elementary School Children (1996) serta Teacher's Handbook for Elementary

Social Studies (1967).

- Prosesl Fase

Model proses ala Taba adalah berdasarkan model Tyler, tetapi is

memasukkan beberapa pengembangan tertentu pada fase-fase pokok. Suatu

hal yang paling penting dari modelnya adalah fase diagnosis (diagnosis stage)

yang teriadi secara bebas untuk membentuk tujuan (objectives); pengembangan

strategistrategi kognitif secara khusus, dan pengembangan yang efektif serta

penggunaan berbagai pendekatan untuk mengevaluasi pengembangan dan

pertumbuhan keterampilan-keterampilan berpikir anak didik (dapat dilihat

pada tabel 5 di bawah ini).

- Teacher's role

Peran pendidik atau guru dalam pendekatan Taba adalah sebagai inisiator

atau questioner, oner, tetapi dalam suatu dukungan tindakan yang

berorientasikan lingkungan. Terserah kepada pendidik dalam memulai tugas,

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 13

Page 14: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

apakah memulai dengan menyeleksi berbagai generalisasi yang penting

sebagai fokus atau dengan menggunakan bidang isi yang lugs atau topik dari

generalisasi-generalisasi yang akan dimunculkan secara alamiah. Pendidik

mendiagnosis situasi awal dalam membuka pertanyaan-pertanyaan untuk

mendapatkan informasi.

- Classroom Climate

Dasar pendekatan Taba adalah supportive dan co-operative di ruangan

kelas yang mana anak didik dan pendidik dapat mengekspresikan ide-ide dan

opini mereka tanpa ada rasa khawatir mendapatkan bahan tertawaan/ejekan.

Dengan demikian, pendidik/guru bertindak sebagai inisiator dalam Ease-Ease

atau susunan-susunan, sedangkan anak didik mungkin dipecah ke dalam

kelompok-kelompok kecil untuk mengambil alih inisiatif-inisiatif setelah

mereka memahami prosedur-prosedur yang ada.

- Curriculum Development Examples

Kurikulum untuk social studies yang utama, yakm K-8 Social Studies

Curriculum, dikembangkan oleh Taba dan telah digunakan selama tahun

1960-an dan 1970-an yang berjudul: Taba Program in Social Science Grades

1-7 Program tersebut mencakup sebelas konsep yang diproses dari bidang-

bidang ilmu sosial, meskipun penekanannya pada keterampilan

pengembangan pemikiran ketimbang pada pengembangan isi.

b. Teori Skinner

Skinner berpendapat bahwa metode pengaturan langsung reinforcement

secara positif harus digunakan di sekolah. Anak didik tidak boleti belajar secara

simpel dengan hanya memenuhi pengalaman saja. Lingkungan luar perlu juga dieter

secara teliti agar anak didik menjadi responsif dengan berbagai pekerjaan dan

konsekuensi yang akan mereka kontrol dengan hati-hati. Hal ini dapat dan harus

dilakukan dengan prosedur reinforcement yang tepat.

Teori Skinner didasarkan pada empat dasar asumsi, dan asumsi tersebut

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 14

Page 15: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

perlu dipertimbangkan ketika mengembangkan kurikulum yang akurat. Yang

pertama, karena semua tingkah laku ditujukan kepada variabel-variabel yang

efektif dalam menghasilkan tujuan-tujuan yang ia targetkan. Kedua, karena

tingkah laku dapat diobservasi dan diidentifikasi, sehingga pendidik pun bisa

berkonsentrasi pada observasi dan pengakuan anak didik. Dari sana kemudian,

pendidik mampu mengatasi setiap masalah utama yang dihadapi anak didik. Ketiga,

anak didik juga akan merespons dengan care-care yang unik terhadap stimuli yang

same. Untuk selanjutnya, bantuan (dari seorang pendidik) harus dibuat dengan

tingkatan yang berbeda rnenurt:' perkembangannya. Keempat, tingkah laku anak

didik dapa-, diubah oleh bentuk reinforcement meskipun tingkah laku masa lalu

mereka mungkin mengalami perbedaan. Pendidik harus fokus pada setiap hubungan

fungsional yang terjadi antara anak didik dan lingkungan mereka.

- Process/leases

Fase terakhir dalam perencanaan kurikulum adalah memberikan

kesempatan kepada umpan batik pads situasi ruangan kelas secara aktual. Data

perlu dikoleksi, apakah semua respons dicapai oleh anak didik sebagaimana

yang dimaksudkan atau tidak- jika mereka tidak mencapainya, defisiensi pun

terbentang dalam teknik pelayanannya, dan menjadi sangat penting untuk

memperbaiki contoh-contoh stimulus dan reinforcer.

Karena fase perencanaannya jelas, fase-fase implementasi aktual

dilengkapi dalam pendekatan Skinner yang bisa kerangkakan berikut

ini:

1. Present a stimulus;

2. Observe or model a response (optimal);

3. Provide practice in responding to the stimulus;

4. Reinforce appropriate responses as immediately as possible. Goyce &

Well, 1980: 336).

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 15

Page 16: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

- Teacher's Role dan Classroom Climate

Pendidik yang melaksanakan atau mengaplikasikan pendekatan Skinner

harus menjadi seorang ahli perencana dan seseorang yang dipersiapkan

untuk melaksanakan struktur ruangan kelas dengan sangat memuaskan.

Meskipun seorang pendidik boleh menggunakan beberapa mater yang

dipersiapkan secara komersial, namun dia masih mempunyai persiapan

berdasarkan pertimbangan melalui susunan seperti yang terlihat pads Label 6

di atas. jika alat bantu dan perlengkapan komputer tersedia, pendidik punya

kesempatan membimbing anak didik yang lebih besar jumlahnya dan efisien

dalam waktu mengajar sehingga dapat digunakan pads suatu periode

dengan kelompok tutorial kecil. Kesimpulannya, togas guru/pendidik a" A

memberi kepastian bahwa stimulasi yang direncanakan sedang

dipresentasikan dan bahwa the reinforcer diberikan kapan dan di mana

hat itu dianggap tepat.

Anak didik dalam lingkungan ini pun diatur sesuai dengan bentuk-

bentuk reinforcer baik yang, negatif maupun positif. Dalam kebudayaan

kasus, mereka mungkin akan bekerja pads tugas-tugas individu, khususnya

jika materinya merupakan program berdasarkan komputer atau program

tekstual. Mereka akan sadar bahwa tingkah laku yang tidak tepat tidak akan

diberi penghargaan (rewards, reinforcer) oleh pendidik atau guru mereka.

- Curriculum Development Examples

Teks-teks program dan pengajaran dengan menggunakan mesin banyak

dikembangkan oleh berbagai perusahaan selama tahun 1950-an. Meskipun

hal itu masih digunakan di ruangan kelas, peningkatan atau perkembangan

komputer canggih balk hardware maupun software telah mampu membuat

suatu produk yang sangat membantu kepentingan pengajaran balk untuk

anak didik pada tingkat dasar maupun menengah. Bibliografi secara

besar-besaran yang dikembangkan oleh program Computer Assisted

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 16

Page 17: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

Instruction (CAI) sekarang telah tersedia.

Selanjutnya banyak program kurikulum utama yang telah dikembangkan

berdasarkan teori Skinner. Dalam beberapa contoh, program tersebut

dikembangkan untuk anak didik dengan pelajaran yang spesifik dan anak

didik yang tidak normal secara fisik. Program serupa juga telah dicoba secara

luas, dievaluasi dan disetujui dengan keberhasilan yang memuaskan, seperti

program pengajaran yang dikembangkan W.C. Becker, S. Engelmann, dan

Dr. Thomas dalam buku A Modular Revision of Teaching.

- Evaluation of The Theory

Teori Skinner berisi serangkaian artikulasi yang balk dan proposisinya

berdasarkan konsep-konsep reinforcement dan operant conditioning. Skinner

dan teman-temannya berhasil mengembangkan teknik bahasa yang balk

dengan begitu luas dan efisien dalam menjelaskan struktur-struktur dan

proses-proses yang dilibatkan dalam implementasi teorinya tersebut.

Teori Skinner pun disebarkan oleh para pendidik secara besar-besaran

pada masyarakat umum. Teori tersebut menjelas-kan salah sate aema yang

dihadapi manusia saat ini, yakni konflik antara teknologi dan alam (Milhollan

dan Forisha, 1972).

3. Person-Centered Category

a. Teorisasi Carl Rogers

Carl Rogers mengembangkan pendekatannya setelah bekerja praktik

dengan para invididu Nien) di berbagai klinik sehingga is mengklaim (seperti

halnya Taba) bahwa prinsip-prinsipnya telah diuji di berbagai situasi praktik.

Pendekatannya tertumpu pada self directed learning yang pertama kali dijelaskan

dalam bukunya Client-Centered Therapy (1951) dan kemudian di Freedom to

Learn (1969). Orientasi Rogers diklasifikasikan sebagai pendekatan kurikulum,

dan publikasi-publikasi yang dilakukannya selama lebih dari setahun memberikan

perhitungan dan pertimbangan yang mendalam dan total terhadap elemen-elemen

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 17

Page 18: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

perencanaan dan pengajaran yang diperlukan untuk mengimplementasikan

pendekatannya di ruang kelas. Secara mendetail, hal akan diungkapkan dalam

bagian berikut ini.

- Major Goals/Frame of Reference

Rogers membuat asumsti dasar bahwa manusia pada dasarnya adalah

makhluk yang bebas dan unik, Berta dapat membuat pilihan-pilihan dalam

setiap situasi. Lebih lanjut, is mengungkapkan bahwa kesadaran manusia

merupakan suatu pribadi yang esensial, sedangkan kehidupan dunia internal

dan tingkah laku manusia merupakan ekspresi terhadap fungsi-fungsi internal

yang dapat diobservasi. Di dalam lingkungan sekolah, terdapat berbagai

fasilitas yang menempatkan:

1. Pengembangan akal individu dalam realitas;

2. Kekuatan-kekuatan internal yang menyebabkan individu bisa bertindak;

3. Pengembangan konsep pribadi (self concept) individu itu sendiri

(Millholm & Forisha, 1972: 98).

Berbagai aktivitas tersebut dikembangkan lagi ke dalam Sembilan

prinsip, dan kemudian dengan bersama-sama mereka menggambarkan tujuan

pendekatannya untuk mengembangkan fungsi seseorang secara penuh yang

berimplikasi pada proses kurikulum. Tetapi, problem utama perencanaan

proses kurikulum adalah tidak mungkin bisa memprediksi pengembangan

pengalaman belajar yang diperlukan oleh sekelompok anak didik atau tingkah

laku yang akan mereka tunjukkan. Rogers menjamin bahwa tindakan

anak didik akan menjadi Bah menurut peraturan, sehingga tidak banyak

memberikan bantuan untuk tugas-tugas perencanaan.

- Process/Phrases, Teacher's Role, Classroom Climate

Dalam pendekatan Rogers, tidaklah mungkin menanyakan pertanyaan-

pertanyaan tentang proses pengembangan tradisional, yakni apa yang akan

diajarkan atau apa yang sesungguhnya ingin diketahui oleh anak didik?

Proses-proses atau fase-fase kurikulum merupakan hal yang sangat sulit

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 18

Page 19: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

didefinisikan, namun sangatlah mungkin untuk memisahkan pengembangan

dengan suatu keadaan fase-fase yang diyakini dan suatu penempatan fase-

fase individu atau kelompok.

- Bar Curriculum Development Examples

Satu hal yang perlu diperhatikan dari pendekatan kurikulum adalah jumlah

dan tingkat materi kurikulum yang dihasilkan berdasarkan materi

tersebut.Pendekatan Rogers,dengan penekanannya pada student-initiated

learning,tidak kondusif dengan hal itu,dan fakta menunjukkan bahwa hal itu

antitesis terhadap penyebaran produksi paket-paket mengajar.Jika administrasi

dan norma-norma pelaksanaan di sekolah primary dan secondary tidak leluasa

dilakukan,hal itu akan membuat para pendidik sulit mengembangkan dan

mengimplementasikan aktivitas-aktivitas kelasa berdasarkan pendekatan

Rogers.

Namun,ada bukti dimana sekolah mau mengaplikasikan prinsip-prinsip

Rogers.Hal ini bisa kita lihat di berbagai daerah di Australia,di mana ada

sekolah-sekolah alternatif yang mengembangkan prinsip Rogers,seperti

Schools without Walls di Canberra atau Kids school in Perth.

Bukti adanya modifikasi peneorian (theoryzing) yang dilakukan Rogers

bisa dilihat di sejumlah proyek ternama,seperti Man A Course of Study

(MACOS),yang berusaha menganalisis pertanyaan-pertanyaan:Whats is

human about human being?Sejumlah unit proyek materi pendidikan

sosial,seperti dalam lingkungan keluatga,juga memakai prinsip-prinsip Rogers

yang telah dimodifikasi.Begitu juga dengan peningkatan secara bertahap

dalam penelitian orientasi materi yang dipakai dalam student project dan

student contarcts yang merefleksikan beberapa aspek dari pendekatan Rogers.

- Evaluation

Meskipun Rogers dan teorinya mendapatkan dukungan dari nilai-nilai

kebebasan dan eksplorasi langsung itu sendiri dalam kepustakaan

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 19

Page 20: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

kurikulum,namun pendekatannya sangatlah filosofis.Pendekatan Rogers

menurut Refers (1975) tidak lengkap,karena pendekatan itu mengabaikan

nilai-nilai filosofis utama,seperti keyakinan atau kepercayaan dan moralitas.

Kliebart (1974:178) menyerang pendekatan itu,karena Rogers

menggunakan bentuk terminologi fasilitator dan teaching dengan begitu

luas.dengan mendefinisikan teaching sebagai bagian dari pengetahuan dan

keterampilan,Rogers mengembangkan straw-mean sehingga dia kemudian

mencakupkan banyak aktivitas lain yang menjadi bagian dari pemindahan suatu

peranan hubungan yang sebenarnya tidak akan lebih baik dibandingkan

penggunaan terminologi teacher.

b. Pendekatan Teorisasi William Pinar

William Pinar sangat dipengaruhi oleh para ahli seperti

Klohr,McDonald,Gren dan Heubner dalam studi akademiknya di Ohio Stat

University pada akhir 1960-an.Pinar tertarik dengan berbagai pendekatan

kurikulum,yakni pendekatan psikoanalitis dan fenomenologi.dia adalah

penggerak yang kuat dalam mengadakan berbagai konferensi tahunan bagi para

conceptualistis,khususnya bagi para curriculum theoritis,yang pertama kalinya

dilaksanakan di Rochester,USA tahun 1973.

- Major Goal/Frame of Reference

Pada dasarnya,Pinar melaksanakan eksperimennya berdasarkan prinsip

kehidupan.Ia menganjurkan agar semua komponen pendidikan (pendidik dan

peserta didik) mengusahakan dialektika internal (Pinar,1980)Yakni,seseorang

merespons suatu ide,sebuah teks terhadap orang lain.cara kita merespons akan

membuat kita mengerti,mengembangkan serta mentransformasikan perasaan

dan fikiran kita.Melalui pengalaman hidup dan refleksi dialetika,kita dapat

mengembangkan kualitas kehidupan kita dan kehidupan orang lain.Oleh

karena itu,Pinar tidak memberikan tujuan-tujuan spesifik terhadap suatu

aktivitas kurikulum.Ia menganggap bahea perencanaan sedapat mungkin

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 20

Page 21: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

harus dijaga dari kepentingan individu,sehingga tujuan-tujuan spesifik

tersebut tidak tergambar atau terpengaruh oleh kepentingan individu dalam

aktivitas tersebut.

Walaupun demikian,Pinar sebenarnya sudah memberikan tujuan-tujuan

umum,dan hal ini akan memberi kita pengertian akan berbagai referensi

pribadinya,yakni:

Yang paling penting dan utama dari seorang pendidik adalah mampu

menganalisis dan merefleksikan bias-bias mereka sendiri.dengan

demikian,pendidik harus mampu menilai diri dan berperilaku yang baik

sebelum memasuki dunia kehidupan anak didik

Para pendidik rekonseptual (reconceptualized teachers) saat berhadapan

dengan anak didik harus menggambarkan kejernihan sifat,harus

kreatif,jujur.

- Process/Phases

Pinar tidak memberikan langkah-langkah dalam perencanaan

kurikulum,karena ia beragumen bahwa tidaklah mungkin mendesain suatu

kurikulum untuk yang lain.tetapi,ia juga menyadari bahwa adakalanya

individu juga ingin memulai dan menjalani pengalaman-pengalaman hidup

mereka sendiri dengan menggunakan terminologi currere.Dalam memberikan

contoh untuk currere,Pinar (1980) berharap anak didik mulai membaca buku-

buku yang ia anggap menarik dalam beberapa hal.Tujuannnya adalah untuk

memberikan teks kepada diri sendiri namun tidak untuk di

interpretasikan.Anak didik merekam bagian-bagian yang dicatat oleh anak

didik dan mendiskusikan tema-tema yang yang direprentasikan

olehnya.Kemudian,anak didik mempelajari tiap tema sampai bagian-bagian

tersebut diidentifikasi.Selanjutnya,anak didik menulis catatan pendek sebagai

tambahan bagi kondisi autobiografinya sendiri.Pendidik dan anak didik

kemudian membandingkan bagian-bagian teks itu dengan bagian

autobiografinya serta mengadakan diskusi sehingga bisa menemukan dan

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 21

Page 22: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

menganalisis berbagai pengalaman untuk mendapatkan transformasi dari

knower dan known.

- Teacher’s Role dan Classroom Climate

Pinar hanya sedikit membahas tentang peran guru atau pendidik,kecuali

yang ada kaitannnya dengan hal di atas,bahwa pendidik harus menunjukkan

diri mereka sendiri dalam suatu analitis historis biografi yang sama dengan

saat pendidik mempromosikan dirinya di hadapan anak didik.Setiap anak

didik harus mereflesikan pengalaman-pengalaman hidupnya meski harus

mengakui bahwa pengalaman tidak menjamin kesuksesan atau sesuatu yang

menyenangkan.pendidik juga harus mendorong anak didik untuk

menggunakan imajinasinya mereka sebagai sesuatu yang berharga dalam

menumbuhkan perasaan emosional.Selain itu,mereka juga perlu menghadapi

trauma-trauma pribadi dan memperkaya kepuasan hidup

mereka(Feinberg,1985:87-88).

Dengan konteks tersebut,Pinar (1982) mengungkapkan bahwa caring

(kepedulian) adalah bagian yang paling relevan dalam ruang kelas.Ia berkata

bahwa pendidik yang peduli bisa menerima terhadap orang lain.Dengan

menggunakan tatap muka,para pendidik dapat mendemontrasikan kepada

anak didik.Dengan tindakan-tindakan mereka,pendidik dapat berkomunikasi

terhadap anak didik dan itu merupakan hal yang jauh lebih penting dari materi

pelajaran yang mereka ajarkan.Caring merupakan sesuatu yang bersifat

tambahan,sesuatu yang tidak spesifik,dan hal ini merupakan sentral dalam

suatu ruangan kelas.

- Curriculum Development Examples

Sangat sedikit contoh yang tersedia untuk mengilustrasikan bagaimana

teori pinar dapat diaplikasikan di sekolah.Pinar,sebagaimana dilaporkan dalam

Feinberg (1985:92),mengakui bahwa ia tidak menyodori sekolah sekolah di

Amerika serikat untuk mengimplementasikan a reconceptualized curriculum,

namun ini dapat dimengerti,karena teorinya dan teori-teori yang lain masih

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 22

Page 23: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

dalam proses pembangunan langkah-langkah lebih jelas.Meskipun

demikian,bisa saja suatu saat mendapatkan beberapa impresi awal (tentang

bagaimana teori Pinar dapat diaplikasikan si sekolah,dari contoh koleganya

yang diberikan oleh koleganya yang bekerja dalam suatu kerangka kerja

(rekonseptualis).

- Evaluation

Sangatlah sulit mengevaluasi kontribusi Pinar dalam proses teori

kurikulum.Dalam mendeskripsikan teori dan proses pembuatan teori,tidaklah

semuanya tepat untuk mengaplikasikan teorinya Pinar.

Kelemahan utama teori Pinar (dan pengamat reconceptualis lain) adalah

kurangnya analisis sehingga hanya memberikan pengertian yang bersifat

praktis (Van Manen,1978).Kesulitan lainnya adalah teori pinar hanya

memberikan garis besarnya saja sehingga sulit dioperasionalkan.Meskipun

para pendidik mungkin terpengaruh dengan tulisan-tulisannya,tapi mereka

tampak kurang memahami bentuk-bentuk praktiknya di ruang kelas.

Namun demikian,terdapat sejumlah pengembangan berarti yang telah

dicapai oleh Pinar dan pengikutnya.Pinar telah menstimulasi imajinasi-

imajinasi para pendidik dan juga mengungkapkan berbagai kendala

pendekatan-pendekatan tradisional kurikulum yang ada.Dia juga mengkritik

bagian akhir perencanaan yang rasional terhadap contoh yang dianggap

komprehensif dalam ulasannya dan memiliki tingkat keyakinan yang tinggi.

Pinar dan koleganya juga telah menghasilkan konsep-konsep dan bahasa

baru dalam proses teorisasi kurikulum. Bahasa baru tersebut diperlukan untuk

menjelaskan segala perbedaan prospektif dan hubungan yang cukup memadai.

Pinar dan kolega-koleganya menggunakan bentuk-bentuk tekhnis seperti:

bermeneutics (proses interpretasi), praxis (aktivitas aktivitas yang diterima dari

sikap dan pemecahan masalah), reflexility (self-analysis),phenomenological

(fenomena yang menjadi dasar pengalaman), problematic (definisi segala konsep

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 23

Page 24: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

bidang yang dikaji,yang tidak hanya dari bentuk-bentuk yang dimasukkan,tapi

juga apa yang telah dikeluarkan), currere (membuat pengalaman pribadi dengan

mengingatkan dan merefleksikan pengalaman-pengalaman masa lalu seseorang di

sekolah yang memproyesikan harapan-harapan seseorang di masa mendatang).

Kesimpulannya, Pinar dan koleganya telah memberikan sesuatu yang

menarik.Mereka adalah para pembuat dan perencana kurikulum melaui tulisan-

tulisan yang pertama muncul di sekitar tahun 1970-an.Meskipun ada sedikit

bahaya di sekitar tulisan tersebut yang terlalu banyak berkomentar di berbagai

media yang ada (Rogers). Yang paling penting dari sumbangan mereka adalah

mereka mengajak kita untuk mempertinggi tentang berbagai fenomena kurikulum.

D. Fungsi Teori Kurikulum

Teori merupakan suatu alat disiplin ilmu dengan menentukan orientasi ilmu

tersebut;memberikan kerangka konseptual tentantg cara

mensistemasi,mengategorisasi dan mengadakan interrelasi data;fakta-fakta menjadi

generalisasi empiris dan sistem generalisasi;meramalkan fakta-fakta;dan

memperlihatkan kekurangan-kekurangan dalam pengetahuan manusia mengenai

disiplin ilmu.

Menurut Nasution (1993:172),terdapat dua pendirian dalam kaitannya dengan

fungsi teori kurikulum tersebut.Pertama,memandang fungsi teori kurikulum sebagai

kegiatan intelektual,misalnya dalam hal memahami hakikat pengalaman dalam

pendidikan dan pengajaran secara internal dan eksistensial.Dalam kegiatan intelektual

tersebut,mereka menggunakan intuisi untuk membantu menganalisisnya.

Namun,penelitian empiris belum dilakukan,karena bagi mereka teori kurikulum yang

dimaksud bukanlah untuk memberi pegangan dalam pelaksanaan kurikulum dalam

aktivitas pengajaran.

Persoalan keunikan dan kebebasan individu serta temporalitas dalam

eksistensi dipersoalkan oleh mereka,dan kurikulum dilihat sebagai usaha moril dan

bukan sebagai persoalan tekhnis.Bagi mereka,tujuan teori kurikulum adalah

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 24

Page 25: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

mengembangkan dan mengkritik konsep-konsep mengenai kurikulum dengan

harapan bisa ditemukan konsep-konsep mengenai kurikulum.Tidak banyak penganut

pendirian yang berfilosofis tersebut.

Kedua,pendirian yang diambil oleh mayoritas para ahli teori kurikulum,yakni

dengan cara mencari berbagai pendekatan (approach) rasional mengenai cara-cara

atau metode-metode pencapaian serta tujuan pendidikan dengan mengandalkan data

empiris agar dapat memvalidasi keunggulan alat-alat tersebut dalam mencapai

sasaran yang ada,sehingga keterkaitan yang kokoh antara teori dan praktik bisa

menjadi pegangan dari pendirian ini.Teori kurikulum juga memiliki fungsi yang

sangat krusial (penting) yang berhubungan dengan penyusunan,

pengembangan,pembinaan,dan evaluasi kurikulum pada khususnya dan pendidikan

pada umumnya. Dalam kaitan ini,Subandijah (1993:11) mengungkapkan bahwa ada

empat fungsi kurikulum ,yakni 1)Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan

dan memberikan alternatif yang mendetail dalam perencanaan kurikulum, 2)Sebagai

landasan sistematis dalam pengambilan keputusan,memilih,menyusun dan membuat

urutan isi kurikulum, 3)Merupakan pedoman dalam evaluasi formatif bagi kurikulum

yang sedang berjalan, dan 4)Membantu mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan

seseorang (pengembangan kurikulum)

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa fungsi teori kurikulum paling tidak

memberi kerangka pegangan dalam pengembangan dan penelitian serta penilaian

terhadap perkembangan kurikulum tersebut.Kemudian,fungsi kurikulum bisa juga

untuk menjelaskan variabel-variabel yang berkaitan dengan aspek-aspek kurikulum

yang dapat divalidasi secara empiris serta memberikan seperangkat prinsip dan

hubungan yang dapat di tes secara empiris dalam pengembangan

kurikulum.Akhirnya,fungsi teori tersebut merupakan aktivitas intelektual kreatif

dengan mengembangkan,menganalis,dan mengoreksi sistem-sistem konseptual yang

ada agar munculnya ide-ide dan cara-cara baru dalam pembicaraan kurikulum

menjadi lebih bermanfaat atau berdaya guna dari sebelumnya,terutama bermanfaat

untuk anak didik.

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 25

Page 26: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang

dinamis.Kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan sehingga sesuai

dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta masyarakat yang sedang

membangun.Pengembangan kurikulum harus berdasarkan pada prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum yang berlaku.Maksudnya agar hasil pengembangan

kurikulum itu sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan peserta didik, lingkungan,

kebutuhan daerah, sehingga dapat memperlancar pelaksanaan pendidikan di suatu

negara dalam rangka mewujudkan ciri-ciri pembangunan dan pendidikan nasional

bangsa yang bersangkutan.

Pengembangan kurikulum tersebut selalu menggunakan berbagai prinsip dan

pendekatannya. Hal ini mempunyai arti bahwa kurikulum itu diharapkan dapat

menghasilkan output yang berkualitas,mempunyai nilai relevansi terhadap

pengembangan atau apa-apa yang akan terjadi di masa mendatang.Dengan kata

lain,program-program yang ditawarkan oleh dunia pendidikan diharapkan memiliki

arti yang mendalam bagi anak didik,keluarga,dan bangsa menurut perkembangan

zaman.

Pengertian relevansi pada konteks ini tidak selalu sama artinya dengan

kurikulum pendidikan di negara lain,karena banyak faktor lain yang turut andil

mempengaruhi.Di Indonesia,misalnya kurikulumnya berdasarkan pancasila,UUD

1945,dan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),dan itu sama halnya di negara

tertentu yang akan mempunyai landasan tertentu pula dalam pengembangan

kurikulum.Agar kurikulum mempunyai arti bagi anak didik,efektif dan efisien serta

sesuai dengan tujuan pendidikan yang dicita-citakan,pemahaman mengenai prinsip

dan pendekatannya menjadi tidak kalah penting.

E. Hubungan antara Teori Pendidikan dan Kurikulum

Pendidikan merupakan ilmu terapan (applied science), yaitu terapan dari ilmu

atau disiplin lain terutama filsafat, psikologi, sosiologi dan humanitas. Sebagai ilmu

terapan, perkembangan teori pendidikan berasal dari pemikiran–pemikiran filosofis-

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 26

Page 27: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

teoritis, penelitian empiris dalam praktik pendidikan.dengan latar belakang seperti itu,

beberapa ahli menyatakan bahwa ilmu pendidikan merupakan ilmu yang “belum

jelas”. Hal itu diperkuat oleh kenyataan bahwa cukup sulit untuk merumuskan teori

pendidikan. Teori-teori pendidikan yang ada lebih menggambarkan pandangan

filosofis, seperti teori pendidikan Langeveld, Kohnstam, dan sebagainya, atau lebih

menekankan pada pengajaran seperti teori Gagne, Skinner, dan sebagainya.

Menurut Beauchamp (1975, hal. 34), teori pendidikan akan atau dapat

berkembang tetapi perkembangannya pertama-tama dimulai pada sub-sub teorinya.

Yang menjadi subteori dalam dari teori pendidikan adalah teori-teori dalam

kurikulum. Pengajaran, evaluasi, bimbingan-konseling, dan administrasi pendidikan.

Ada dua kecendrungan perkembangan ilmu pendidikan, yaitu :

- Perkembangan yang bersifat teoritis yang merupakan pengkajian masalah-

masalah pendidikan dari sudut pandang lain, seperti filsafat, psikologi dan lain-

lain.

- Perkembangan ilmu pendidikan dari praktik pendidikan. Keduanya dapat saling

membantu, melengkapi, dan memperkaya. Dalam kenyataan, tidak selalu terjadi

hal yang demikian. Hanya sedikit hasil-hasil pengkajian teoritis yang diterapkan

para pelaksana pendidikan. Sebagai contoh: teori J.J Rousseau yang menekankan

pendidikan alam dengan peranan anak sebagai subjek yang penuh potensi, hampir

tidak ada yang melaksanakannya secara penuh., kecuali beberapa prinsip

utamanya, itupun dengan modifikasi. Sebaliknya para pendidik dilapangan

melaksanakan praktik pendidikan yang lebih didasarkan kebutuhan-kebutuhan

praktis, sekalipun tidak banyak dilandasi oleh teori-teori yang kuat.

Selain itu, menurut Hugh C. Black dalam bukunya A Four-fold Classification

of Edicational theories (1966), mengemukakan empat teori pendidikan yaitu, teori

tradisional, teori progresif, teori hasil belajar, dan teori proses belajar. Teori

tradisional menekankan fungsi pendidikan sebagai pemelihara dan penerus warisan

budaya, teori progresif memandang pendidikan sebagai penggali potensi anak-anak,

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 27

Page 28: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

dalam teori ini anak menempati kedudukan yang sentral dalam pendidikan. Teori

hasil belajar sesuai dengan namanya mengutamakan hasil, sedangkan teori proses

belajar mengutamakan proses belajar.

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 28

Page 29: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkat kegiatan atau aktivitas yang

dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantu pihak lain (baca: peserta

didik) agar memperoleh perubahan perilaku. Sementara pendidikan sebagai teori

yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi

untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala

dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman

pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk

melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas.

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional

telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984,

1994, dan direncanakan pada tahun 2004. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi

logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek

dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.

Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu

dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di

masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama,

yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan

pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

Keberadaan teori kurikulum belum mantap atau dengan kata lain belum bisa

dibentuk. Teori kurikulum, pada dasarnya bukanlah hal yang stabil atau mantap

keberadaannya, sebagaimana diungkapkan di muka, namun is selalu berkembang

mengikun perkembangan rains dan teknologi. Seperti halnya dalam mengambil

keputusan praktis lainnya, teori dapat dimanfaatkan dalam pengambilan (keputusan

praktik (pelaksanaan) sistem kurikulum dan sistem pendidikan yang memang

memerlukan sifat elektif.

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 29

Page 30: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

B. Saran

Lembaga pendidikan semestinya dapat menghasilkan calon-calon penerus

yang tinggi secara sumber daya manusianya. Oleh karena itu system pendidikan yang

ada harus memadukan seluruh unsure pembentuk pendidikan yang unggul.

Dalam hal ini, ada tiga hal penting yang harus kita perhatikan dengan baik, yaitu :

1. Kerjasama yang terpadu antara sekolah, masyarakat, dan keluarga.

Ketiga hal ini  menggambarkan kondisi faktual obyektif pendidikan. Saat ini

ketiga unsur tersebut belum berjalan secara sinergis, di samping masing-masing

unsur tersebut juga belum berfungsi secara benar.

2. Kurikulum yang terstruktur dan terprogram mulai dari tingkat TK hingga

Perguruan Tinggi.

Kurikulum sebagaimana tersebut di atas dapat menjadi jaminan bagi

ketersambungan pendidikan setiap anak didik pada setiap jenjangnya. Dengan

adanya kurikulum yang sering gonta ganti akhir-akhir ini, pendidikan kita jadi

sedikit membingungkan, apalagi bagi masyarakat awam.

3. Orientasi pendidikan ditujukan pada kepribadian islam  dan penguasaan

ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi umat.

Ketiga hal ini merupakan goal yang kita tuju.berorientasi pada pembentukan

tsaqâfah Islam, kepribadian Islam, dan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan.

Dalam implementasinya, ketiga hal di atas menjadi orientasi dan panduan bagi

pelaksanaan pendidikan.

Sistem pendidikan yang sekarang ini tentunya masih perlu banyak perbaikan

disana-sini dan semestinya kita memperbaharui sistem yang ada untuk kebaikan kita

semua. Berusaha terus untuk menghasilkan generasi berkepribadian islam yang

mampu mewujudkan kemakmuran dan kemuliaan peradaban manusia di seluruh

dunia.

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 30

Page 31: gilangdawous.files.wordpress.com viewStudi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. (2008). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Sekolah

Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya.

Idi, Abdullah. (2009). Pengembangan Kurikulum (teori dan praktik). Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media.

Junaidi, Wawan. (2009). Teori Kurikulum. [online]. Tersedia: http://wawan-

junaidi.blogspot.com/2009/11/teori-kurikulum.html/ [18 November 2010].

Sudrajat, Akhmad. (2008). Hubungan Teori Pendidikan dengan Kurikulum. [online].

Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/teori-pendidikan-

dan-kurikulum/ [18 November 2010].

Teori Pendidikan dan Kurikulum |Manajemen Kurikulum 31