· web viewujian tengah semester. ujian tengah semester. nama. mata kuliah: pengembangan...

161
UJIAN TENGAH SEMESTER UJIAN TENGAH SEMESTER NAMA MATA KULIAH : PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN EKONOMI PROGRAM : S-2 SEMESTER : 1 Tahun akademik : 2014/2015 Dosen Pengampu MK : Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd. SIFAT UJIAN : Take Home Test Waktu Pengerjaan : Selama satu minggu sejak soal diterbitkan (15 November 2014 ) File jawaban (soft copy) dikirimkan melalui email: [email protected] paling lambat tanggal 22 November 2014. Hard copy diserahkan pada hari Minggu, 20 November 2014. Petunjuk Umum 1. Soal yang tertera di bawah ini merupakan soal UTS dalam bentuk take home test 2. Karena sifat test berbentuk take home test, maka jawaban diharapkan lebih rapin, bersih dan berkualitas. 3. Kerjakan semua soal dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian dalam menjawab. 4. Setiap jawaban harus disertai berbagai sumber yang relevan sehingga jawaban benar-benar dapat dipertanggungjawabkan melalui hasil pemikiran yang matang, kritis dankreatif ditambah dukungan teori yang berhubungan dengan jawaban tersebut.

Upload: vodiep

Post on 30-Jan-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

UJIAN TENGAH SEMESTERUJIAN TENGAH SEMESTER

 

NAMA MATA KULIAH : PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN

EKONOMI

PROGRAM : S-2

SEMESTER  : 1

Tahun akademik : 2014/2015

Dosen Pengampu MK : Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd.              

SIFAT UJIAN : Take Home Test

Waktu Pengerjaan : Selama satu minggu sejak soal diterbitkan

(15 November 2014 )

File jawaban (soft copy) dikirimkan melalui email: [email protected] paling lambat tanggal 22 November 2014. Hard copy diserahkan pada hari Minggu, 20 November

2014.

 Petunjuk Umum

1. Soal yang tertera di bawah ini merupakan soal UTS dalam bentuk take home test    

2. Karena sifat test berbentuk take home test, maka jawaban diharapkan lebih rapin, bersih dan berkualitas.

3. Kerjakan semua soal dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian dalam menjawab.

4. Setiap jawaban harus disertai berbagai sumber yang relevan sehingga jawaban benar-benar dapat dipertanggungjawabkan melalui hasil pemikiran yang matang, kritis dankreatif ditambah dukungan teori yang berhubungan dengan jawaban tersebut.

5. Lembar jawaban ditik pada kertas HVS A4 dengan penggunaan jarak baris 1,5 bentuk huruf time news Roman Fond 12 dan dijilid soft cover.

Page 2: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

 Petunjuk khusus

 

1. Hati-hati dalam menjawab karena jawaban yang dianggap percis sama tidak akan dinilai dan akan dikembalikan !

2. Soal:

Semua soal dibuat dalam bentuk essay yang tentu saja untuk menjawabnya membutuhkan pemikiran yang tajam penuh dengan kreativitas. Setiap jawaban harus dilengkapi dengan pendapat ahli yang dapat Sdr. rujuk dari berbagai sumber termasuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri (Permen) atau Kepmen.

 

1. Bobot Nilai 10

 Ditinjau dari perspektif sosiologis, kurikulum itu merupakan produk sosial, artinya dari segala pemahaman baik dari segi format, isi, maupun disain dan pelaksanaannya akan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman yang terjadi. Coba Sdr. jelaskan hal-hal sebagai berikut: (1) Mengapa kurikulum yang dibuat itu harus mengikuti perkembangan zaman? (2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum itu (ambil dari beberapa pendapat ahli kemudian Sdr. simpulkan).

2. Bobot Nilai 10

 Curriculum Development (pengembangan kurikulum) merupakan istilah komprehensif yang di dalamnya mencakup perencanaan, penerapan, dan penilaian. Coba Sdr. jelaskanlah bagaimana pandangan Hilda Taba tentang pengembanagn kurikulum?

 

3. Bobot Nilai 15

Berdasarkan Pasal 36 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dinyatakan bahwa:

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu

Page 3: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Coba Sdr. komentari pasal 36 UU Sisdiknas tersebut di atas. Agar Sdr. mendapatkan pemahaman yang jelas, kaitkan dengan ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) tersebut dengan dengan Peraturan Pemerintah (PP) dan Permen!

 

4. Bobot Nilai 10

Oemar Hamalik (2003) mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, antara lain: (1) tujuan filsafat dan pendidikan nasional; (2) sosial budaya dan agama; (3) perkembangan peserta didik; (4) keadaan lingkungan; (5) kebutuhan pembangunan; dan   (6) perkembanagn ilmu pengetahuan dan teknologi. Coba Sdr. jelaskan lebih rinci lagi kelima faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum tersebut!

5. Bobot Nilai 10

Hamid Hasan menyatakan konsep kurikulum ditinjau dari 4 sisi yaitu . (1) Kurikulum sebagai suatu ide; (2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; (3) Kurikulum sebagai suatu kegiatan; (4) Kurikulum sebagai suatu hasil. Coba Sdr. jelaskan keempat hal tersebut!

6. Bobot Nilai 15

Jelaskan sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia sejak zaman Kejayaan Hindu, Budha, Islam, zaman penjajahan, masa setelah kemerdekaan, masa orde lama, orde baru, sampai masa orde reformasi!

7. Bobot Nilai 10

KTSP didasarkan pada peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006, diberlakukan di satuan pendidikan dasar dan menengah dengan menerapkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) secara bertahap dimulai pada tahun ajaran 2006/2007. Coba Sdr. jelaskan apa perbedaan KTSP dengan kurikulum 1994!

8. Bobot Nila 20

Analisislah kurikulum 2013 pada Mapel Ekonomi SMA serta perbedaannya dengan kurikulum KTSP dari segi: (1) tujuan; (2) sistem yang digunakan; (3) silabus yang digunakan; (4) beban belajar siswa; (5) implementasi kurikulum; (6) proses penilaian; (7) kelemahan dan keunggulannya.

Page 4: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

UJIAN TENGAH SEMESTER

UTS

 

NAMA MATA KULIAH : PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN

EKONOMI

PROGRAM : S-2

SEMESTER  : 1

Tahun akademik : 2014/2015

Dosen Pengampu MK : Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd.              

SIFAT UJIAN : Take Home Test

Waktu Pengerjaan : Selama satu minggu sejak soal diterbitkan

(15 November 2014 )

MAHASISWA

NAMA : SAMSI

NIM : 2014121027

Page 5: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

JAWABAN UTS SEMESTER IKURIKULUM PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS KUNINGAN TAHUN 2014

1. (1) Mengapa kurikulum yang dibuat itu harus mengikuti perkembangan zaman?

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan

dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia

sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya

sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman,

guna mencapai hasil yang maksimal.

Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan

perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di

Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya . Perubahan secara terus menerus

ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk

penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan

menyesuaikan diri dengan perubahan.

Perubahan kurikulum yang terjadi di indonesia dewasa ini salah satu

diantaranya adalah karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu tidak tetap. Selain itu,

perubahan tersebut juga dinilainya dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu

berubah juga karena pengaruh dari luar, dimana secara menyeluruh kurikulum itu

tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh ekonomi, politik, dan kebudayaan.

Sehingga dengan adanya perubahan kurikulum itu, pada gilirannya berdampak pada

kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus berubah tapi diiringi juga

dengan perubahan dari seluruh masyarakat pendidikan di Indonesia yang harus

mengikuti perubahan tersebut, karena kurikulum itu bersifat dinamis bukan stasis,

kalau kurikulum bersifat statis maka itulah yang merupakan kurikulum yang tidak

baik.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka Saya mencoba membahas

permasalahan yang dihadapi dalam mencari alternatif jawaban ataupun solusi yang

bisa dipecahkan bersama sehingga dapat terwujud pemahaman mengenai Mengapa

kurikulum yang dibuat itu harus mengikuti perkembangan zaman?

Page 6: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

B. Perubahan Kurikulum

Menurut soetopo dan soemanto (1991: 38), pengertian perubahan kurikulum

agak sukar untuk dirumuskan dalam suatu devinisi. Suatu kurikulum disebut

mengalami perubahan bila terdapat adanya perbedaan dalam satu atau lebih

komponen kurikulum antara dua periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha

yang disengaja.

Sedangkan menurut nasution (2009:252), perubahan kurikulum mengenai

tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu . Mengubah

kurikulum sering berarti turut mengubah manusia, yaitu guru, pembina pendidikan,

dan mereka-mereka yang mengasuh pendidikan. Itu sebab perubahan kurikulum

dianggap sebagai perubahan sosial, suatu social change. Perubahan kurikulum juga

disebut pembaharuan atau inovasi kurikulum.

Mengenai makna perubahan kurikulum, bila kita bicara tentang perubahan

kurikulum, kita dapat bertanya dalam arti apa kurikulum digunakan. Kurikulum dapat

dipandang sebagai buku atau dokumen yang dijadikan guru sebagai pegangan dalam

proses belajar mengajar. Kurikulum dapat juga dilihat sebagai produk yaitu apa yang

diharapkan dapat dicapai siswa dan sebagai proses untuk mencapainya. Keduanya

saling berkaitan. Kurikulum dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang hidup dan

berlaku selama jangka waktu tertentu dan perlu di revisi secara berkala agar tetap

relevan dengan perkembangan zaman. Selanjutnya kurikulum dapat ditafsirkan

sebagai apa yang dalam kenyataan terjadi dengan murid didalam kelas. Kurikulum

dalam arti ini tak mungkin direncanakan sepenuhnya betapapun rincinya

dirrencanakan, karena dalam interaksi dalam kelas selalu timbul hal-hal yang spontan

dan kreatif yang tak dapat diramalkan sebelumnya. Dalam hal ini guru lebih besar

kesempatannya menjadi pengembang kurikulum dalam kelasnya. Akhirnya kurikulum

dapat dipandang sebagai cetusan jiwa pendidik yang berusaha untuk mewujudkan

cita-cita, nilai-nilai yang tertinggi dalam kelakuan anak didiknya.

Kurikulum ini sangat erat hubungannya dengan kepribadian guru.

Kurikulum yang formal mengubah pedoman kurikulum, relatif lebih terbatas dari

pada kurikulum yang riil. Kurikulum yang riil bukan sekedar buku pedoman,

melainkan segala sesuatu yang dialami anak dalam kelas , ruang olahraga, warung

sekolah, tempat bermain, karya wisata , dan banyak kegiatan lainnya, pendek kata

mengenai seluruh kehidupan anak sepanjang bersekolah. Mengubah kurikulum dalam

arti yang luas ini jauh lebih luas dan dengan demikian lebih pelik , sebab menyangkut

Page 7: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

banyak variabel. Perubahan kurikulum disini berarti mengubah semua yang terlibat

didalamnya, yaitu guru sendiri, murid , kepala sekolah, penilik sekolah juga orang tua

dan masyarakat umumnya yang berkepentingan dalam pendidikan sekolah. Dalam hal

ini dikatakan, bahwa perubahan kurikulum adalah perubahan sosial, curriculum

change is social change.

C. Jenis-Jenis Perubahan

Menurut Soetopo dan Soemanto (1991:39-40), Perubahan kurikulum dapat

bersifat sebagian-sebagian , tapi dapat pula bersifat menyeluruh.

a. Perubahan sebagian-sebagian

Perubahan yang terjadi hanya pada komponen (unsur) tentu saja dari

kurikulum kita sebut perubahan yang sebagian-sebagian. Perubahan dalam metode

mengajar saja, perubahan dalam itu saja, atau perubahan dalam sistem penilaian saja,

adalah merupakan contoh dari perubahan sebagian-sebagian.

Dalam perubahan sebagian-sebagian ini, dapat terjadi bahwa perubahan yang

berlangsung pada komponen tertentu sama sekali tidak berpengaruh terhadap

komponen yang lain. Sebagai contoh, penambahan satu atau lebih bidang studi

kedalam suatu kurikulum dapat saja terjadi tanpa membawa perubahan dalam cara

(metode) mengajar atau sistem penilaian dalam kurikulum tersebut.

b. Perubahan menyeluruh

Disamping secara sebagian-sebagian, perubahan suatu kurikulum dapat saja

terjadi secara menyeluruh . artinya keseluruhan sistem dari kurikulum tersebut

mengalami perubahan mana tergambar baik didalam tujuannya, isinya organisasi dan

strategi dan pelaksanaannya.

Perubahan dari kurikulum1968 menjadi kurikulum 1975 dan 1976 lebih

merupakan perubahan kurikulum secara menyeluruh. Demikian pula kegiatan

pengembangan kurikulum sekolah pembangunan mencerminkan pula usaha

perubahan kurikulum yang bersifat menyeluruh. Kurikulum 1975 dan 1976 misalnya ,

pengembangan , tujuan, isi, organisasi dan strategi pelaksanaan yang baru dan dalam

banyak hal berbeda dari kurikulum sebelumnya.

Page 8: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan kurikulum

Menurut Soetopo dan Soemanto (1991:40-41), ada sejumlah faktor yang

dipandang mendorong terjadinya perubahan kurikulum pada berbagai Negara dewasa

ini.

Pertama, bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan

kaum kolonialis. Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka menyadari

bahwa selama ini mereka telah dibina dalam suatu sistem pendidikan yang sudah

tidak sesuai lagi dengan cita-cita nasional merdeka. Untuk itu , mereka mulai

merencanakan adanya perubahan yang cukup penting di dalam kurikulum dan sistem

pendidikan yang ada.

Kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekali. Di

satu pihak , perkembangan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan

di sekolah menghasilkan diketemukannya teori-teori yang lama . Di lain pihak,

perkembangan di dalam ilmu pengetahuan psikologi, komunikasi, dan lain-lainnya

menimbulkan diketemukannya teori dan cara-cara baru di dalam proses belajar

mengajar. Kedua perkembangan di atas , dengan sendirinya mendorong timbulnya

perubahan dalam isi maupun strategi pelaksanaan kurikulum.

Ketiga, pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia . dengan bertambahnya

penduduk, maka makin bertambah pula jumlah orang yang membutuhkan pendidikan.

Hal ini menyebabkan bahwa cara atau pendekatan yang telah digunakan selama ini

dalam pendidikan perlu ditinjau kembali dan kalau perlu diubah agar dapat memenuhi

kebutuhan akan pendidikan yang semakin besar. Ketiga faktor di atas itulah yang

secara umum banyak mempengaruhi timbulnya perubahan kurikulum yang kita alami

dewasa ini.

E. Sebab-Sebab Kurikulum Itu Diubah

Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh

perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Tujuan

pendidikan dapat berubah secara fundamental, bila suatu negara beralih dari negara

yang dijajah menjadi Negara yang merdeka. Dengan sendirinya kurikulum pun harus

mengalami perubahan yang menyeluruh.

Kurikulum juga diubah bila tekanan dalam tujuan mengalami pergeseran.

Misalnya pada tahun 30-an sebagai pengaruh golongan progresif di USA tekanan

kurikulum adalah pada anak, sehingga kurikulum mengarah kepada child-centered

Page 9: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

curriculum sebagai reaksi terhadap subject-centered curriculum yang dianggap terlalu

bersifat adult dan society-centered. Pada tahun 40-an , sebagai akibat perang, asas

masyarakatlah yang diutamakan dan kurikulum menjadi lebih society-centered. Pada

tahun 50-an dan 60-an, sebagai akibat sputnik yang menyadarkan Amerika Serikat

akan ketinggalan dalam ilmu pengetahuan, para pendidik lebih cenderung kepada

kurikulum yang discipline-centered, yang mirip kepada subject-centered curriculum.

Tampaknya seakan-akan orang kembali lagi kepada titik semula. Akan tetapi, lebih

tepat, bila kita katakan, bahwa perkembangan kurikulum seperti spiral, tidak sebagai

lingkaran, jadi kita tidak kembali kepada yang lama, tetapi pada suatu titik di atas

yang lama.

Kurikulum dapat pula mengalami perubahan bila terdapat pendirian baru

mengenai proses belajar, sehingga timbul bentuk-bentuk kurikulum seperti activity

atau experience curriculum, programmed instruction, pengajaran modul, dan

sebagainya.

Perubahan dalam masyarakat, eksplosi ilmu pengetahuan dan lain-lain

mengharuskan adanya perubahan kurikulum. Perubahan-perubahan itu menyebabkan

kurikulum yang berlaku tidak lagi relevan, dan ancaman serupa ini akan senantiasa

dihadapi oleh setiap kurikulum , betapapun relevannya pada suatu saat.

Maka karena itu perubahan kurikulum merupakan hal biasa. Malahan

mempertahankan kurikulum yang ada akan merugikan anak-anak dan demikian fungsi

kurikulum itu sendiri. Biasanya perubahan satu asas akan memerlukan perubahan

keseluruhan kurikulum itu.

F. Kesulitan-Kesulitan Dalam Perubahan Kurikulum

Sejarah menunjukkan bahwa sekolah itu sangat sukar menerima pembaharuan.

Ide yang baru tentang pendidikan memerlukan waktu sekitar 75 tahun sebelum

dipraktikan secara umum di sekolah-sekolah.

Manusia itu pada umumnya bersifat konservatif dan guru termasuk golongan

itu juga. Guru-guru lebih senang mengikuti jejak-jejak yang lama secara rutin. Ada

kalanya karena cara yang demikianlah yang paling mudah dilakukan. Mengadakan

pembaharuan memerlukan pemikiran dan tenaga yang lebih banyak. Tak semua orang

suka bekerja lebih banyak daripada yang diperlukan. Akan tetapi ada pula kalanya,

bahwa guru-guru tidak mendapat kesempatan atau wewenang untuk mengadakan

Page 10: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

perubahan karena peraturan-peraturan administrative. Guru itu hanya diharapkan

mengikuti instruksi atasan.

Pembaharuan kurikulum kadang-kadang terikat pada tokoh yang

mencetuskannya. Dengan meninggalnya tokoh itu lenyap pula pembaharuan yang

telah dimulainya itu.

Dalam pembaharuan kurikulum ternyata bahwa mencetuskan ide-ide baru

lebih “mudah” daripada menerapkannya dalam praktik. Dan sekalipun telah

dilaksanakan sebagai percobaan, masih banyak mengalami rintangan dalam

penyebarluasannya, oleh sebab harus melibatkan banyak orang dan mungkin

memerlukan perubahan struktur organisasi dan administrasi sistem pendidikan.

Pembaharuan kurikulum sering pula memerlukan biaya yang lebih banyak untuk

fasilitas dan alat-alat pendidikan baru, yang tidak selalu dapat dipenuhi. Tak jarang

pula pembaharuan ditentang oleh mereka yang ingin berpegang pada yang sudah

lazim dilakukan atau yang kurang percaya akan yang baru sebelum terbukti

kelebihannya. Bersifat kritis terhadap pembaharuan kurikulum adalah sifat yang

sehat, karena pembaharuan itu jangan hanya sekedar mode yang timbul pada suatu

saat untuk lenyap lagi dalam waktu yang tidak lama.

G. Strategi kepemimpinan Dalam Perubahan Kurikulum

Strategi dimaksud rencana serangkaian usaha untuk mencapai tujuan , dalam

hal ini perubahan kurikulum. Untuk mengubah kurikulum dapat diikuti strategi yang

berikut :

a. Mengubah seluruh sistem pendidikan

Yang hanya dapat dilakukan oleh pusat yakni Depdikbud karena mempunyai

wewenang penuh untuk mengadakan perubahan kurikulum secara total. Perubahan ini

menyeluruh dan dijalankan secara uniform di seluruh Negara. Usaha besar-besaran ini

hanya dapat dikoordinasi oleh pusat dengan memberikan pernyataan kebijaksanaan,

petunjuk-petunjuk pelaksanaan dan buku pedoman. Strategi ini sangat ekonomis

mengenai waktu dan tenaga bila mengadakan perubahan kurikulum secara uniform

dan menyeluruh.

b. Mengubah kurikulum tingkat lokal

Kurikulum yang nyata, yang riil, hanya terdapat di mana guru dan murid

berada, yakni sekolah dan dalam kelas. Di sinilah dihadapi masalah kurikulum yang

Page 11: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

sesungguhnya . Di sinilah dihadapi masalah kurikulum yang sesungguhnya . Dalam

kelas kurikulum menjadi hidup, bukan hanya secarik kertas. Dalam menghadapi anak,

mau tak mau setiap guru akan menghadapi masalah yang harus diatasinya. Dalam

pelaksanaan kurikulum dalam kelas terhadap murid yang berbeda-beda, tak dapat

tiada guru harus mengadakan penyesuaian. Bagaimanapun ketatnya perincian

kurikulum , guru selalu mendapat kesempatan untuk mencobakan pikirannya sendiri.

Pedoman kurikulum hanya dapat dijiwai oleh guru dan pribadi guru terjalin erat

dengan cara ia melaksanakan kurikulum itu. Kelaslah yang menjadi garis depan

perubahan dan perbaikan kurikulum.

Dibawah pimpinan kepala sekolah dapat diadakan rapat seluruh staf, atau

setiap tingkatan atau bidang studi. Rapat-rapat mengenai perbaikan kurikulum

sebaiknya dilakukan secara kontinu oleh sebab tujuannya tidak diperoleh sekaligus.

Perbaikan sesungguhnya akan terjadi bila guru sendiri menyadari kekurangannya, ada

kalanya atas pemikirannya sendiri, atau interaksinya dengan siswa dan dalam diskusi

dengan teman guru lainnya. Usaha perbaikan yang dijalankan oleh guru-guru

memerlukan kordinasi kepala sekolah.

Perubahan kurikulum di sekolah tidak berarti bahwa sekolah itu menyendiri

dan melepaskan diri dari kurikulum resmi. Sekolah itu tetap bergerak dalam rangka

kurikulum resmi yang berlaku akan tetapi berusaha untuk menyesuaikannya dengan

kebutuhan anak dan lingkungannya serta berusaha untuk meningkatkannya. Ada

menyebutnya “kurikulum plus”. Kurikulum resmi hanya memberikan kurikulum

minimal yang diharapkan harus dicapai oleh segenap siswa di seluruh Indonesia.

Sama sekali tidak dilarang memberi bahan yang lebih mendalam dan luas bagi anak-

anak yang berbakat. Adanya perbedaan antara apa yang diajarkan disuatu sekolah

tidak perlu mempersulit anak pindah sekolah, selama sekolah itu mengajarkan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip atau struktur ilmu, sedangkan isinya secara detail

tidak esensial.

c. Memberikan pendidikan in-service dan pengembangan staf.

Dianggap bahwa kurikulum sekolah akan mengalami perbaikan jika mutu

guru ditingkatkan. In-service training dianggap lebih formal , dengan rencana yang

lebih ketat dan diselenggarakan atas instruksi pihak atasan. Pengembangan staf atau

staff development lebih tak formal, lebih bebas disesuaikan dengan kebutuhan guru.

Guru misalnya dapat disuruh mengobservasi dan menilai dirinya mengajar yang telah

Page 12: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

divideo-tape. Apa yang dipelajari dalam inservice dan pengembangan staf hendaknya

dipraktikkan.

d. Supervisi

Dahulu penilik (Pengawas ) sekolah mengunjungi sekolah untuk mengadakan

inspeksi dan memberi penilaian terhadap guru dan sekolah. Kedatangannya dipandang

sebagai hari mendung penuh rasa takut yang dihadapi guru dengan segala macam tipu

muslihat. Kini pengertian supervisi sudah berubah. Tujuannya ialah membantu guru

mengadakan perbaikan dalam pengajaran. Supervisi adalah member pelayanan

kepada guru untuk memperoleh proses belajar-mengajar yang lebih efektif. Bila

dirasa perlu penilik sekolah dapat memberikan demonstrasi bagaimana melaksanakan

suatu metode baru. Seorang penilik sekolah harus senantiasa mempelajari

perkembangan kurikulum dan metode mengajar modern dan dapat pula

menerapkannya. Ialah sebenarnya hulubalang dalam modernisasi pendidikan.

e. Reorganisasi sekolah

Reorganisasi diadakan bila sekolah itu ingin merombak seluruh cara mendidik

di sekolah itu dengan menerima cara yang baru sama sekali. Hal ini antara lain dapat

terjadi bila sekolah itu akan menjalankan misalnya team teaching , non-grading ,

metode unit, open school, dan lain-lain yang memerlukan perubahan dalam semua

aspek pengajaran, seperti bentuk ruangan, fasilitas , penjadwalan , tugas guru,

kegiatan siswa , administrasi, dan sebagainya. Hal serupa ini akan jarang terdapat di

negara kita dewasa ini , kecuali bila diadakan eksperimen dengan metode baru,

misalnya pengajaran modul.

f. Eksperimentasi dan penelitian

Negara kita tidak tertutup bagi macam-macam pembaruan dalam pendidikan.

Kemajuan komunikasi dan transport membuka pendidikan kita bagi berbagai

pengaruh di bagian lain dunia ini. Ciri kemajuan ialah perubahan dan perbaikan, juga

dalam bidang pendidikan di sekolah. Penelitian atau research pendidikan belum cukup

dilakukan di Negara kita ini. Biasanya penelitian tidak langsung dapat ditetapkan dan

melalui fase yang lama sebelum diterima secara umum.

Yang lebih mungkin dilaksanakan ialah eksperimentasi, yakni mencobakan

metode atau bahan baru. Pada dasarnya setiap kurikulum baru harus diujicobakan

Page 13: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

lebih dahulu sebelum disebarkan di semua sekolah. Risiko pembaruan kurikulum

tanpa uji coba sangat besar, dapat menghamburkan biaya dan tenaga yang banyak,

tanpa jaminan bahwa pembaruan itu akan membawa perbaikan.

Percobaan metode baru dilakukan secara berkala, antara lain sekolah

pembangunan yang kemudian menjadi PPSI cukup dikenal, sayang tidak berbekas

selanjutnya. Demikian pula CBSA dan “muatan lokal” diuji cobakan selain percobaan

lainnnya.

Secara kecil-kecilan yang tidak sistematis, sebenarnya tiap guru pernah

mengadakan eksperimentasi. Bila misalnya ada murid yang suka ribut dalam kelas,

menempatkannya di bangku paling depan, dengan hipotesis, bahwa dengan

pengawasan yang lebih ketat murid itu akan berubah kelakuannya. Ada guru yan g

menganjurkan anak yang ketinggalan agar belajar bersama dengan murid yang

pandai, atau guru memberi tanggung jawab kepada murid yang nakal. Bila diselidiki

boleh dikatakan bahwa tiap guru pernah melakukan percobaan kecil-kecilan seperti

ini, bila ia menghadapi suatu kesulitan dan mencari jalan untuk mengatasinya.

Penelitian adalah cara yang secara sistematis mengikuti langkah-langkah

tertentu untuk memecahkan suatu masalah. Biasanya guru jarang melakukannya.

Yang banyak dilakukan guru ialah percobaan kecil-kecilan yang kurang sistematis

bila ia menyadari adanya masalah yang dihadapinya dan berniat untuk mengatasinya.

Masalah akan timbul, bila guru itu mengadakan evaluasi tentang pekerjaannya sendiri,

dan selain itu peka terhadap kritik dari dunia luar, melihat kekurangan pendidikan

berdasarkan ebtanas atau evaluasi lainnya, dan umumnya bila merasa kurang puas

dengan apa yang dilakukannya.

Perbaikan kurikulum pada hakikatnya terjadi dalam kelas dan dalam hal ini

guru memegang peranan yang paling utama. Maka guru harus lebih menyadari

peranannya sebagai pengembang kurikulum.

g. Beberapa alasan yang menjadi dasar dalam perubahan kurikulum harus mengikuti

perkembangan zaman (kurikulum 2013) diantaranya:

A. Tantangan Masa Depan

• Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA

• Masalah lingkungan hidup.

• Kemajuan teknologi informasi.

• Konvergensi ilmu dan teknologi.

Page 14: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

• Ekonomi berbasis pengetahuan.

• Kebangkitan industri kreatif dan budaya.

• Pergeseran kekuatan ekonomi dunia.

• Pengaruh dan imbas teknosains.

• Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan.

• Materi TIMSS dan PISA.

B. Fenomena Negatif yang Mengemuka

Perkelahian pelajar

Narkoba

Korupsi

Plagiarisme

Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)

Gejolak masyarakat (social unrest)

C. Kompetensi Masa Depan

• Kemampuan berkomunikasi

• Kemampuan berpikir jernih dan kritis

• Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan

• Kemampuan menjadi warga negara yang efektif

• Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan

yang berbeda

• Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal

• Memiliki minat luas mengenai hidup

• Memiliki kesiapan untuk bekerja

• Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya

D. Persepsi Masyarakat

• Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif

• Beban siswa terlalu berat

• Kurang bermuatan karakter

Page 15: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Referensi:

o Nasution. 2009. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

o Soetopo dan Soemanto. 1991. Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum

Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.

o Soemantri, Hermana. 1993. Perekayasaan Kurikulum. Bandung: Angkasa.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.

Depdiknas. 2005.

o DR.Pupu Saeful Rahmat,M.Pd.Ketua Program Studi PGSD-FKIP –

Uniku,Asesor PLPG Rayon UPI.

o http://yherpansi.wordpress.com/2010/05/08/70/

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum itu (ambil dari beberapa

pendapat ahli kemudian Sdr. simpulkan)

Definisi Pengembangan Kurikulum

a) Definisi Pengembangan Kurikulum

Kegiatan pendidikan dalam prosesnya, memerlukan sebuah panduan

penyelenggaraan pendidikan yang dijadikan sebagai pedoman agar proses pendidikan

itu berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kurikulum merupakan panduan

pelaksanaan proses pendidikan.

Dalam kurikulum tidak terbatas hanya pada disiplin ilmu apa yang akan

diajarkan kepada siswa, namun di dalamnya juga termasuk penetapan tentang tujuan

pendidikan serta bagaimana cara agar disiplin ilmu itu bisa disampaikan kepada siswa

secara efektif dan efisien. Dengan demikian, pemahaman tentang kurikulum tidaklah

sesempit seperti yang dikemukakan sebagian orang. Sebagian orang menganggap,

bahwa kurikulum adalah merupakan beberapa jenis mata pelajaran yang akan

diberikan kepada siswa. Namun pada perkembangannya, banyak persoalan-persoalan

yang berhubungan dengan proses pendidikan untuk selanjutnya dianggap sebagai

bagian dari kurikulum. Persoalan-persoalan itu adalah persoalan tentang arah

pendidikan itu sendiri dan metodologi pendidikan yang efektif.

Page 16: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Kajian tentang definisi pengembangan kurikulum, dapat dibagi ke dalam dua

bagian. Pertama, definisi “pengembangan”, kedua, definisi “kurikulum”.

Terdapat dua istilah yang sering dibahas para ahli dalam definisi pengembangan

kurikulum. Yaitu tentang definisi “pengembangan” dan “pembinaan”. Burhan

Nurgiyantoro (2008, hal. 11) menyebutkan bahwa, istilah pengembangan dan

pembinaan harus dibedakan, karena menunjuk pada kegiatan yang berbeda.

Pengembangan kurikulum menunjuk pada kegiatan menghasilkan kurikulum.

Kegiatan pengembangan, terdiri dari kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian,

dan penyempurnaan (David Pratt dalam Winarno Surahmad, dikutip oleh Burhan

Nurgiyantoro, 2008). Selanjutnya Burhan Nurgiyantoro (2008, hal. 17) berpendapat,

bahwa pengembangan adalah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu.

Istilah “pembinaan” diartikan sebagai kegiatan mempertahankan dan

menyempurnakan. Kaitannya dengan istilah pengembangan, pembinaan dilakukan

setelah pengembangan.

Dalam sejarahnya, istilah kurikulum bukan istilah yang murni digunakan

dalam dunia pendidikan. kemunculannya istilah kurikulum digunakan dalam dunia

olahraga pada zaman Yunani kuno. Akar kata dari kurikulum yaitu berasal dari kata

“curir” dan “curere”, yang diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang

pelari dari garis start sampai finish (Wina Sanjaya, 2009, hal. 3). Namun kemudian,

istilah kurikulum mulai digunakan oleh bangsa-bangsa Barat dalam dunia pendidikan.

Dapat dipahami bahwa kurikulum dunia pendidikan, dapat dikatakan sebagai suatu

proses yang membutuhkan waktu untuk mengantarkan siswa ke dalam dimensi

maksimal sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.

Para pakar berbeda pendapat dalam mendefinisikan kurikulum, namun secara

esensial ada juga persamaan yang mendasar, bahwa kurikulum adalah sebuah rencana

untuk membentuk pribadi dan mengembangkan potensi siswa sesuai dengan tujuan

yang diharapkan. Wina Sanjaya (2009, hal. 4) menyebutkan, bahwa setidaknya ada

tiga dimensi dalam pengertian tentang kurikulum. Pertama, kurikulum diartikan

sebagai mata pelajaran; kedua, kurikulum diartikan sebagai pengalaman belajar; dan

ketiga, kurikulum diartikan sebagai perencanaan program pembelajaran.

Pengertian kurikulum dalam dimensi pertama dianggap sebagai sejumlah mata

pelajaran, merupakan pengertian tradisional yang banyak dipahami oleh sebagian

orang, tidak terkecuali tenaga pendidikan. Dalam survei yang dilakukan Penulis di

beberapa sekolah, kebanyakan para guru menganggap bahwa kurikulum itu adalah

Page 17: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

sejumlah mata pelajaran yang akan dibelajarkan kepada siswa. Pakar pendidikan yang

mendefinisikan kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran dikemukakan oleh Robert

M. Hutchins dalam Wina Sanjaya (2009). Robert berpendapat bahwa “The curriculum

should include grammar, reading, thetoric and logic, and mathematic, and addition at

the secondary level introduce the great books of the western world”.

Pandangan tentang kurikulum sebagai sejumlah disiplin ilmu, lebih

berorientasi kepada penguasaan berbagai ilmu yang bersifat kognitif. Dalam

prakteknya belum menyentuh sisi lain dari potensi siswa yang bisa dikembangkan

agar hasil pendidikannya dapat betul-betul bermakna bagi siswa. Siswa yang berhasil

lulus dari sekolahnya, dianggap telah mampu menguasai berbagai ilmu pengetahuan

yang diajarkan dengan pemenuhan standar minimal. Namun, apakah predikat itu

mampu mengukur kebermaknaan ilmu yang diperolehnya untuk kehidupan sehari-hari

di masyarakat?, belum bisa dipastikan. Meski demikian, pandangan kurikulum

sebagaimana dijelaskan, merupakan pandangan yang cukup mewarnai pendidikan

nasional.

Sementara itu, pakar yang menganggap bahwa kurikulum adalah pengalaman

belajar bagi siswa adalah Hollis L. Caswell dan Campbell dalam Wina Sanjaya

(2009). Mereka mengemukakan, bahwa kurikulum adalah “… all of the experiences

children have under the guidance of teacher”. Hollis dan Campbell menganggap,

bahwa kurikulum itu adalah sejumlah pengalaman belajar siswa dalam bimbingan

seorang guru. Menurutnya, belajar sebagai implementasi kurikulum, tidak terbatas

hanya pada dinding-dinding kelas yang sempit dengan waktu yang terbatas. Kegiatan-

kegiatan di luar sekolah seperti pengerjaan tugas mandiri, mengadakan penelitian,

percobaan, observasi dan kegiatan-kegiatan lain yang dibimbing oleh guru termasuk

ke dalam kurikulum. Namun, tentu tidak semua kegiatan siswa adalah termasuk

kurikulum, hanya kegiatan-kegiatan yang berhubungan dan menunjang terhadap

pengembangan belajarnya atau dalam bahasa Hollis dan Campbell, yaitu sejumlah

kegiatan di bawah bimbingan guru.

Perkembangan makna kurikulum sebagai pengalaman belajar merupakan hasil

penemuan baru ilmu psikologi belajar. Dalam pandangan psikologi belajar, dikatakan

telah belajar apabila telah ada perubahan perilaku. Perubahan perilaku merupakan inti

dari hasil belajar. Dari tidak tahu menjadi tahu atau tidak bisa menjadi bisa.

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar, tidak dapat dihasilkan hanya dengan

menumpuk ilmu pengetahuan, akan tetapi membutuhkan pengalaman belajar. Oleh

Page 18: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

karena itu, pengalaman belajar paling penting diberikan kepada siswa dibanding

hanya menumpuk ilmu pengetahuan (Wina Sanjaya, 2009, hal. 7). Dengan demikian,

evaluasi hasil belajar yang dilakukan untuk mengukur ketercapaian siswa seharusnya

juga dilihat dari proses belajarnya.

Dimensi kurikulum yang ketiga adalah kurikulum diamaknai sebagai

perencanaan pembelajaran. Dalam dimensi ini, para pakar yang sependapat

diantaranya dikemukakan oleh Hilda Taba dalam Wina Sanjaya (2009). Menurutnya:

“A curriculum is a plan for learning, therefore, what is known about the learning

process and the development of the individual has bearing on the shaping of a

curriculum”. Sementara itu pendapat lain dari Tanner yang mengatakan:

“..the planned and guided learning experiences and intended learning outcomes,

formulated through systematic reconstruction of knowledge and experiences under

auspices of the school, for the learner’s continous and willful growth in personal

social competence”.

Menurut Hilda Taba, kurikulum adalah sebuah perencanaan pembelajaran,

oleh karenanya pengetahuan tentang proses belajar dan pengembangannya merupakan

dasar dalam menyusun sebuah kurikulum. Perumusan proses belajar yang efektif

menjadi sangat penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

Konsep kurikulum sebagai perencanaan pembelajaran, juga termaktub dalam Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, dalam UU ini disebutkan

bahwa yang dimaksud dengan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan pembelajaran.

Definisi sebagaimana dalam Undang-Undang Sistem Penididikan Nasional di

atas, bahwa kurikulum itu adalah sebuah perencanaan yang di dalamnya memiliki

beberapa komponen yang membentuknya. Komponen-komponen itu adalah

komponen tujuan, komponen isi dan bahan pelajaran, serta komponen cara yang

digunakan untuk menyampaikan isi dan bahan pelajaran itu. Tujuan pendidikan

merupakan arah yang harus dicapai oleh proses penyelenggaraan pendidikan nasional.

Berbagai visi dan misi sekolah yang secara jenjang dan kondisi lingkungan

berbeda-beda, namun tetap bermuara maupun sebuah bentuk formulasi dari tujuan

pendidikan nasional. Oleh karena itu, hirarki dan pemahaman yang komprehensif

Page 19: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional sangat penting untuk diperhatikan

oleh seluruh penyelenggara dan stakeholders pendidikan.

Jika ditelaah, maka tujuan pendidikan nasional kita, mencakup seluruh

dimensi kurikulum. Baik itu dimensi kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran

(disiplin ilmu), dimensi kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan dimensi

kurikulum sebagai perencanaan belajar.

Setelah menelaah definisi tentang istilah “pengembangan” dan “kurikulum”

sebagaimana di atas, selanjutnya kita mengkaji tentang definisi pengembangan

kurikulum. Beberapa definisi tentang pengembangan kurikulum menurut para ahli

disebutkan sebagai berikut:

1) Burhan Nurgiyantoro (2008, hal. 17), mendefinisikan pengembangan kurikulum

sebagai kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan. Dalam

tulisannya beliau menambahkan perbedaan dengan pembinaan kurikulum.

Menurutnya pembinaan kurikulum itu adalah kegiatan mempertahankan,

menyempurnakan, atau melaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh

hasil yang maksimal.

2) Pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan

bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya.

3) Dalam pengertian lain menurut Suparlan (2011, hal. 79), bahwa pengembangan

kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh

pengembang kurikulum dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang

dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai

tujuan pendidikan nasional.

Untuk lebih jelas untuk mengambil kesimpulan saya tuliskan beberapa definisi

kurikulum menurut para ahli:

1) Hilda Taba:

Kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran, yang disusun dengan

mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta perkembangan

individu

2) Daniel Tanner & Laurel Tanner :

Pengalaman pembelajaran yang terencana dan terarah, yang disusun melalui proses

rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang sistematis di bawah pengawasan

lembaga pendidikan agar pembelajar dapat terus memiliki minat untuk belajar sebagai

bagian dari kompetensi sosial pribadinya.

Page 20: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

3) Romine :

Kurikulum mencakup semua temu permbelajaran, aktivitas dan pengalaman yang

diikuti oleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di dalam maupun di luar

kelas.

4) Murray Print. :

Kurikum didefinisikan sebagai semua ruang pembelajaran terencana yang

diberikan kepada siswa oleh lembaga pendidikan dan pengalaman yang dinikmati

oleh siswa saat kurikulum itu terapkan.

Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh

siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.

Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk

membelajarkan siswa. Dengan program itu, para siswa melakukan berbagai kegiatan

belajar sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai

dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan

lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar.

i. Kurikulum : suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses berlajar

mengajar di bawah bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau lembaga

pendidikan beserta staf pengajarnya.

ii. Kurikulum : adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan

sekolah, jadi selain kegiatan kulikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal.

iii. Kurikulum : niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau

program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.

iv. Kurikulum adalah niat dan rencana, proses belajar mengajar adalah

pelaksanaanya. Dalam proses tersebut ada dua subjek yang terlibat yakni guru

dan siswa. Siswa adalah subjek yang dibina dan guru adalah dubjek yang

membina.

v. Curriculum dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir yang artinya

pelari; dan Curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum di artikan jarak yang

harus di tempuh oleh pelari. Dari makna yang terkandung berdasarkan rumusan

masalah tersebut kurikulum dalam pendidikan di artikan sebagai sejumlah mata

pelajaran yang harus ditempuh atau disekesaikan anak didik untuk memperoleh

ijasah.

Page 21: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

vi. Kurikulum adalah program belajar bagi siswa yang disusun secara sistematis dan

logis, di berikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai

program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau harapan.

vii. Kurikulum adalah hasil belajar yang diniati atau intended learning out comes

viii. Kurikulum adalah program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang

di harapkan yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun

secara sistematis, di berikan kepasa siswa di bawah tanggung jawab sekolah

untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi social

anak didik.

ix. Kurikulum adalah rencana atau program belajar dan pengajaran adalah

pelaksanaan atau operasionalisasi dari rencana atau program.

x. Kurukulum adalah alat atau saran untuk mencapai tujuan pendidikan melalui

proses pengajaran.

xi. Kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan untuk anak didik.

Artinya, hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki anak.

Judul :Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek Tahun : 2005 Pengarang :

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata Halaman : 4,5,6

xii. (Ronald. C. Doll, 1974, Hal 22) The commonly accepted definition of the

curriculum has changed from content of course of study and list of subject and

courses to all the experience which are offered to learnes unders the auspises or

direction of the school.

xiii. (Johnson, 1967, hal 130) Kurikulum….a structured series of itended learning out

comes.

xiv. Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau

pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

xv. (Beauchamp, 1968, hal 6) A curriculum is a written document which may contain

many ingredients, but basically it is the plant for education of pupils during their

enrollment in given school. Beauchamp lebih memberikan tekanan behwa

kurikulum adalah siatu rencana pendidikan atau pengajaran.

xvi. Caswel dan Chambell dalam buku mereka yang terkenal Curriculum

Development (1935), kurikulum….to be composed of all experience children

have a under the guidance of teacher.

xvii. Zais menjelaskan bahwa kurikulumbukan hanya merupakan rencana tertulis begi

pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam kelas,

Page 22: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

yang memberi pedoman dan mengatur lingnkungan dan kegiatan yang

berlangsung di dalam kelas.

xviii. Menurut Robert S. Zais (1976, hal 3), kurikulum sebagai bidang studi

mencakup :1. The range of subject matters with which it is concerned (the

substantive structure), and 2. The procedures of inkiuri and practice it follows

(the syntactical structure).

xix. Menurut George A. Beaucham (1976 hal 58-59), kurikulum sebagai bidang studi

membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi

kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem

kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan.

xx. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Judul :Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pengarang : Dr. Wina Sanjaya, M. Pd. Tahun : 2005

Kesimpulan Menurut pendapat sendiri

Berdasarkan pendapat para pakar di atas, maka saya ambil kesimpulan:

pengembangan kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk

membuat keputusan dari tujuan pendidikan, yang dilakukan melalui proses

pembelajaran, yang dilengkapai dengan petunjuk dan standar untuk

keberhasilan dari tujuan yang telah di tetapkan, dan dapat menghasilkan out

put dari hasil proses pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan

zaman.

Kurikulum merupakan seperangkat perencanaan dan program pembelajaran

serta proses belajar mengajar yang ditempuh siswa dan tenaga kependidikan

dalam berbagai hal  termasuk didalamnya proses rekontruksi pengetahuan dan

pengalaman yang sistematis yang di ikuti oleh anak didik yang diorganisir

oleh lembaga pendidikan, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan

tingkah laku siswa khususnya, dan umumnya membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapakan dan

dikembangkan mengikuti perkembangan sosiaal budaya dan iptek

Page 23: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

3. Curriculum Development (pengembangan kurikulum) merupakan istilah

komprehensif yang di dalamnya mencakup perencanaan, penerapan, dan penilaian.

Coba Sdr. jelaskanlah bagaimana pandangan Hilda Taba tentang pengembanagn

kurikulum?

Sebelum menjawab dan menjelaskan lebih lanjut pandangan Hilda Taba tentang

pengembangan kurikulum, alangkah baiknya saya akan bahas dulu tentang:

A. Apakah yang dimaksud dengan model?

B. Definisi Model Pengembangan Kurikulum

C. Model-Model Pengembangan Kurikulum

D. Pengembangan Kurikulum Model Hilda Taba

E. Ciri-ciri Pengembangan Kurikulum Model Hilda Taba

F. Pandangan Hilda Taba tentang pengembangan kurikulum

G. Sekilas Riwayat Hidup Hilda Taba

A. Apakah yang dimaksud dengan model

Model didefinisakan Konseptualisasi dalam bentuk persamaan, peralatan fisik,

uraian atau analogi grafik yang menggambarkan situasi (keadaan) yang sebenarnya,

baik berupa keadaan apa adanya maupun keadaan yang seharusnya. (Silvern, AECT,

1986).

B. Definisi Model Pengembangan Kurikulum

Model Pengembangan Kurikulum didefinisikan Gambaran sistematis

mengenai prosedur yang ditempuh dalam melakukan aktivitas pengembangan

kurikulum. Yaitu proses perencanaan, pelaksanaan (uji coba), dan penilaian

kurikulum. Inti dari aktivitas ini adalah pengambilan keputusan tentang apa, mengapa

dan bagaimana komponen-komponen kurikulum akan dibuat.

C. Model – model Pengembangan Kurikulum

Beberapa model-model pengembangan kurikulum diantaranya:

I. Model Ralph Tyler

II. Model Zais

III. Model Beauchamp

IV. Model Seller dan Miller

V. Model Hilda Taba

Page 24: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

D. Pengembangan Kurikulum Model Hilda Taba

Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum.

Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas

kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang

optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem

pengolahan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang

digunakan. Adapun model dalam pengembangan kurikulum diantaranya yaitu Model

Taba.Kurikulum menurut Hilda Taba adalah:

“ a curriculum is a plan for learning, therefore what is know about the learning

process and the development of individual has bearing on the shaping of the

curriculum”.

kurikulum adalah suatu rencana belajar, oleh karena itu, konsep-konsep tentang

belajar dan perkembangan individu dapat mewarnai bentuk-bentuk kurikulum.

Kurikulum tidak hanya terletak pada pelaksanaanya, tetapi pada keluasan

cakupannya, terutama pada isi, metode dan tujuannya, terutama tujuan jangka

panjang, karena justeru kurikulum terletak pada tujuannya yang umum dan jangka

panjang itu, sedangkan imlementasinya yang sempit termasuk pada pengajaran, yang

keduanya harus kontinum. Kurikulum merupakan pernyataan tentang tujuan-tujuan

pendidikan yang bersifat umum dan khusus dan materinya dipilih dan diorganisasikan

berdasarkan suatu pola tertentu untuk kepentingan belajar dan mengajar. Hilda Taba

berpendapat bahwa pada hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk

mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam

masyarakatnya.

Berbeda dengan model yang dikembangkan Tyler, model Taba lebih menitik

beratkan kepada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatau proses

perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, dalam kurikulum ini dikembangkan

tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh para pengembang kurikulum. Model

pengembangan ini lebih rinci dan lebih sempurna jika dibandingkan dengan model

pengembangan Tyler. Model Taba merupakan modifikasi dari model Tyler.

Modifikasi tersebut terutama penekanannya pada pemusatan perhatian guru. Teori

Taba mempercayai bahwa guru merupakan faktor utama dalam pegembangan

kurikulum. Pengembangan kurikulum yang dilakukan guru dan memposisikan guru

Page 25: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

sebagai inovator dalam pengembangan kurikulum. Merupakan karakteristik dalam

model pengembangan Taba.

Pengembang kurikulum biasanya dilakukan secara deduktif yang dimulai dari

langkah penentuan prinsip-prinsip dan kebijakan dasar, merumuskan desain

kurikulum, menyusun unit-unit kurikulum, dan mengimplementasikan kurikulum

didalam kelas. Perekayasaan kurikulum secara tradisional dilakukan oleh suatu panitia

yang dipilih. Panitia ini bertugas:

i. Mempelajari daerah-daerah fundasional dan mengembangkan rumusan

kesepakatan fundasional.

ii. Merumuskan Desain kurikulum secara menyeluruh berdasarkan kesepakatan

yang telah dirumuskan.

iii. Mengkonstruksi unit-unit kurikulum sesuai dengan kerangka desain.

iv. Melaksanakan kurikulum pada tingkat atas.

Hilda Taba tidak sependapat dengan langkah tersebut. Alasannya,

pengembangan kurikulum secara deduktif tidak dapat menciptakan pambaruan

kurikulum. Oleh karena itu, menurut Hilda Taba, sebaiknya kurikulum dikembangkan

secara terbalik (inverted) yaitu dengan pendekatan induktif.

Taba percaya bahwa esensial proses deduktif ini cenderung untuk mengurangi

kemungkinan-kemungkinan inovasi kreatif, sebab membatasi kemungkinan

mengeksperimentasikan konsep-konsep baru kurikulum.Taba menyatakan bahwa :

i. Bila perubahan nilai dari mendesain ulang kerangka yang menyeluruh maka

sebelumnya harus ditetapkan lebih dahulu suatu pola yang akan dipelajari dan

diuji.

ii. Panitia penyusunan kurikulum yang tradisional itu dapat mendukung rencana-

rencana kurikulum yang bermanfaat, bagian dari desain itu sendiri hanya atas

dasar logika bukan empirik.

iii. Karena mereka tidak melakukan pengujian secara empirik, kurikulum yang

dihasilkan cenderung merupakan skema / sketsa bagan yang sangat umum

dan abstrak dan sedikit membantu untuk melaksanakan praktek instruksional.

Ketiga masalah tersebut menunjukkan efesiensi perekayasaan kurikulum yang

tradisional dan kesenjangan antara teori dan praktek. Suatu contoh adanya disfungsi

dalam teori praktek terdapat pada core kurikulum yang dirancang untuk mengajukan

Integrasi isi / materi, Hubungan dengan kebutuhan siswa. Jalannya praktek core

tersebut umumnya hanya merupakan reorganisasi administratif, block of time mata

Page 26: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

ajaran-mata ajaran yang terpisah-pisali, dan dimana masalah-masalah kehidupan

terisolasi dari materi (content) yang valid. Bentuk core yang dilaksanakan

berdasarkan rekayasa deduktif menghasilkan pemisahan teori dan praktek. Taba

mengajukan pandangan yang berlawanan dengan urutan tradisional dengan

mengembangkan inverted model, yakni langkah awal dimulai dari perencanaan unit-

unit mengajar-belajar yang spesifik oleh para guru, bukan diawali dengan desain

kerangka (framework) yang umum.

Unit-unit tersebut diuji / dilaksanakan dalam kelas, yang ada pada gilirannya

digunakan sebagai dasar empirik untuk menentukan desain yang menyeluruh (overall

design).

Keuntungan digunakannya inverted sequence ini ialah :

i. Membantu untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek karena

produksi unit-unit tadi mengkombinasikan kemampuan teoritik dan

pengalaman praktis.

ii. Kurikulum yang terdiri dari unit-unit mengajar-belajar yang disiapkan oleh

guru-guru lebih mudah diintroduser ke sekolah, berarti lebih mudah

dimengerti dibandingkan dengan kurikulum yang umum dan abstrak yang

dihasilkan oleh urutan tradisional.

iii. Kurikulum yang terdiri dari kerangka umum dan unit-unit belajar-mengajar

lebih berpengaruh terhadap praktek kelas dibandingkan dengan kurikulum

yang ada.

Ada lima langkah pengembangan kurikulum model terbalik dari Taba, yaitu

A. Membuat unit-unit eksperimen bersama dengan guru-guru :

Dalam kegiatan ini perlu mempersiapkan 1. Perencanaan berdasarkan pada

teori-teori yang kuat, dan 2. Eksperimen harus dilakukan di dalam kelas

dengan menghasilkan data yang empiric dan teruji. Unit –unit eksperimen ini

harus dirancang melaui tahapan-tahapan sebagai berikut:

Mendiagnosis kebutuhan.

Pada langkah ini, pengembangan kurikulum dimulai dengan

menentukan kebutuhan-kebutuhan siswa melalui diagnosis tentang

berbagai kekurangan (deficiencies), dan perbedaan latar belakang siswa.

Tenaga pengajar mengidentifikasi masalah-masalah, kondisi, kesulitan

serta kebutuhan-kebutuhan siswa dalam suatu proses pengajaran.

Lingkup diagnosis tergantung pada latar belakang program yang akan

Page 27: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

direvisi, termasuk didalamnya tujuan konteks dimana program tersebut

difungsikan.

Merumuskan tujuan khusus.

Setelah kebutuhan-kebutuhan siswa didiagnosis, selanjutnya para

pengembang kurikulum merumuskan tujuan.

Rumusan tujuan akan meliputi:

- Konsep atau gagasan yang akan dipelajari

- Sikap, kepekaan dan perasaan yang akan dikembangkan

- Cara befikir untuk memperkuat,

- Kebiasaan dan keterampilan yang akan dikuasai

Memilih isi.

Pemilihan isi kurikulum sesuai dengan tujuan meerupakan langkah

berikutnya. Pemilihan isi bukan saja didasarkan pada tujuan yang harus

dicapai sesuai dengan langkah kedua, akan tetapi juga harus

mempertimbangkan segi validitas dan kebermaknaannya untuk siswa.

Mengorganisasi isi.

Melalui penyeleksian, selanjutnya isi kurikulum yang telah ditentukan

itu disusun urutannya, sehingga tampak pada tingkat atau kelas berapa

sebaiknya kurikulum itu diberikan.

Memilih pengalaman belajar. Pada tahap ini ditentukan pengalaman-

pengalaman belajar yag harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan

kurikulum.

Mengorganisasi pengalaman belajar.

Guru selanjutnya menentukan bagaimana mengemas pengalaman-

pengalaman belajar yang telah ditentukan itu kedalam paket-paket

kegiatan itu, siswa diajak serta, agar mereka memiliki tanggung jawab

dalam melaksanakan kegiatan belajar.

Menentukan alat evaluasi dan prosedur yang harus dilakukan siswa.

Peda penentuan alat evaluasi guru dapat menyeleksi berbagai teknik

yang dapat dilakukan untuk menilai prestasi siswa, apakah siswa sudah

mencapai tujuan atau belum.

Menguji keseimbangan isi kurikulum.

Page 28: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Pengujian ini perlu dilakukan untuk melihat kesesuaian antara isi,

pengalaman belajar, dan tipe-tipe belajar siswa.

B. Menguji unit eksperimen

Unit yang sudah sudah dihasilkan pada langkah yang pertama harus

diujicobakan pada berbagai situasi dan kondisi belajar. Pengujian dilakukan untuk

mengetahui tigkat validitas dan kepraktisan sehingga dapat menghimpun data sebagai

penyempurnaan.

C. Mengadakan revisi dan konsolidasi

Setelah langkah pengujian, maka langkah selanjutnya melakukan revisi dan

konsolidasi. Perbaikan dan penyempurnaan dilakukan pada data yang dihimpun

sebelumnya. Selain dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dilakukan juga

konsolidasi yaitu penarikan kesimpulan hal-hal yang umum dan tentang konsistensi

teori-teori yang digunakan. Langkah ini dilakukan secara bersana-sama dengan

coordinator kurikulum maupun ahli kurikulum. produk dari langkah ini adalah berupa

teaching learning unit yang telah diuji dilapangan. Pada langkah ini dilakukan pula

penarikan kesimpulan (konsolidasi) tentang konsistensi teori yang digunakan.

Langkah ini dilakukan bersama oleh koordinator kurikulum dan ahli kurikulum. Bila

hasilnya sudah memadai, maka unit-unit tersebut dapat disebarkan dalam lingkup

yang lebih luas.

D. Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum (developing a frame work)

Apabila dalam kegiatan penyempurnaan dan konsolidasi telah diperoleh

sifatnya yang lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas, hal itu harus dikaji oleh para

ahli kurikulum.

Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam langkah ini.

Apakah lingkup isi telah memadai

Apakah isi telah tersusun secara logis

Apakah pemebelajaran telah memberikan peluang terhadap pengembangan

intelektual, keterampilan dan sikap

Dan apakah konsep dasar telah terakomodasi

Page 29: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Perkembangan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan yang

berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan apa isi unit-unit yang disusun secara

berurutan itu telah berimbang ke dalamnya dan keluasannya, dan apakah pengalaman

belajar telah memungkinkan belajarnya kemampuan intelektual dan emosional.

Pengembangan ini dilakukan oleh ahli kurikulum dan para professional

kurikulum lainnya. Produk dari langkah-langkah ini adalah dokumen kurikulum yang

siap untuk diimplementasikan dan didesiminasikan.

E. Implementasi dan desiminasi

Dalam langkah ini dilakukan penerapan dan penyebarluasan program ke

daerah dan sekolah-sekolah dan dilakukan pendataan tetang kesulitan serta

permasalahan yang dihadapi guru-guru di lapangan. Oleh karena itu perlu

diperhatikan tentang persiapan dilapangan yang berkaitan dengan aspek-aspek

penerapan kurikulum. Pengembangan kurikulum realitas dengan pelaksanaannya,

yaitu melalui pengujian terlebih dahulu oleh staf pengajar yang profesional. Dengan

demikian, model ini benar-benar memadukan teori dan praktek.

Tanggung jawab tahap ini dibebankan pada administrator sekolah. Penerapan

kurikulum merupakan tahap yang ditempuh dalam kegiatan pengembangan

kurikulum. Pada tahap ini harus diperhatikan berbagai masalah : seperti kesiapan

tenaga pengajar untuk melaksanakan kurikulum di kelasnya, penyediaan fasilitas

pendukung yang memadai, alat atau bahan yang diperlukan dan biaya yang tersedia,

semuanya perlu mendapat perhatian dalam penerapan kurikulum agar tercapai hasil

optimal.

C. CIRI KHAS MODEL HILDA TABA

Hilda Taba mengembangkan model atas dasar data induktif sehingga dikenal dengan

model terbalik. Dikatakan model terbalik karena pengembangankurikulumnya tidak

didahului oleh konsep-konsep yang datangnya secaradeduktif. Dalam kurikulum

Hilda Taba sebelum melaksanakan langkah-langkahlebih lanjut, terlebih dahulu

mencari data dari lapangan dengan cara mengadakan percobaan yang kemudian

disusun teori atas dasar hasil nyata, baru diadakan pelaksanaan.

Model Taba sebagai model pembelajaran secara induktif yang terdiri atas langkah-

langkah terstruktur yang dibagi menjadi tujuh fase. Guru menjadi motor penggerak

Page 30: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

untuk menjangkau fase demi fase melalui pertanyaan-pertanyaan yangdiajukan

kepada siswa secara sambung-menyambung. Tujuan utama model iniadalah

pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa di samping penguasaansecara tuntas

topik yang dibicarakan. Model Taba berorientasi pada pendekatan proses.

http://rifda-aither.blogspot.com/2011/11/pengembangan-kurikulum-model-hilda-

taba.html

E. PANDANGAN HILDA TABA TENTANG PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pandangan tentang Pengembangan Kurikulum, dari Hilda Taba:

i. Taba menganjurkan  pendekatan  Induktif untuk pengembangan kurikulum,

dimulai dengan  spesifik.

ii. Membangun dengan desain umum yang bertentangan dengan pendekatan

deduktif lebih tradisional dimulai dengan desain umum dan bekerja sampai

ke spesifik.

iii. Taba berpendapat model deduktif kurang cocok sebab tidak merangsang

timbulnya  inovasi – inovasi

iv. Menurutnya pengembangan kurikulum yang lebih mendorong inovasi dan

kreativitas guru adalah yang bersifat induktif, yang merupakan kebalikan dari

model tradisional.

v. Taba yakin bahwa proses deduktif yang paling mendasar ini cenderung

mengurangi kemampuan inovasi kreatif, karena membatasi kemungkinan

untuk bereksperimen tentang ide maupun konsep pengembangan kurikulum

yang mungkin timbul.

vi. Ia berpegang bahwa perubahan dapat dimulai dengan mendesain kembali

keseluruhan kerangka kerja.

IKA UMAYA YASINTA – 0104511008, SURYA PUSPITA SARI -

0104511005

F. SEKILAS TENTANG RIWAYAT HIDUP HILDA TABA

Hilda Taba lahir pada 7 Desember 1902 di Kooraste, Estonia (Rusia). Dia

adalah anak pertama dari sembilan bersaudara anak. Ayahnya Robert Taba, seorang

guru di sekolah dasar nya. Dia kemudian lulus dari Sekolah Tinggi Voru for Girls

pada tahun 1921, dengan harapan menjadi seorang guru sekolah dasar. Tapi dia malah

masuk Universitas Tartu dan mulai belajar ekonomi. Dia akhirnya mengubah studi

Page 31: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

utamanya menjadi sejarah dan pendidikan sebelum lulus dari University of Tartu pada

tahun 1926.

Hilda kemudian pindah ke Amerika Serikat untuk menyelesaikan gelar

master-nya di Bryn Mawr College di Bryn Mawr, Pennsylvania, yang hanya

dimungkinkan oleh hibah dari Rockefeller Foundation. Selama studi pascasarjana nya

ia mulai memperhatikan sastra pendidikan Amerika, yang memperkenalkannya

kepada karya-karya Bode dan filsafat pendidikan progresif. Setelah menyelesaikan

pekerjaan pascasarjana nya dalam satu tahun, Taba mulai melanjutkan Universitas

Columbia pada tahun 1927 untuk studi doctoral di filsafat pendidikan. Selama studi

doctoral dia memiliki kesempatan untuk bertemu psikolog terkenal di dunia EL

Thorndike dan filsuf Jon Dewey dan beberapa orang lainnya. Setelah menyelesaikan

disertasinya pada tahun 1931, Taba kembali ke Estonia dan diangkat menjadi guru

besar di Tartu. Karena tidak terpilih untuk jabatan professionalship ia memutuskan

untuk kembali ke Amerika Serikat tak lama setelah itu, keputusan yang praktis

menyelamatkan hidupnya karena kebanyakan intelektual "dihilangkan" setelah

pengambilalihan Soviet pada tahun 1940. Setelah kembali Hilda menjadi asisten

profesor pendidikan di Ohio State dan kemudian University of Chicago sebelum

menjadi profesor penuh pada tahun 1951 ia melanjutkan pendidikan di San Francisco

State University sampai kematiannya pada 1967.

Ada beberapa ide filosofis Taba pada pengembangan kurikulum, juga ada

banyak makalah akademis dalam bahasa Inggris dan Estonia yang menggambarkan

ide-ide Hilda Taba dan penelitian pada bidang tertentu dalam pendidikan. Meski

sedikit prinsip-prinsip umum Taba yang meyakinan tentang penelitian dan pendidikan

yang membuat karyanya yang unik, kreatif dan asli. Namun banyak ide-ide yang

membuat Taba terkenal di dunia terus berkembang dan berkembang secara bertahap

sepanjang karirnya.

http://rifda-aither.blogspot.com/2011/11/pengembangan-kurikulum-model-hilda-

taba.html

Page 32: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

3. Berdasarkan Pasal 36 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dinyatakan

bahwa:

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip

diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan

akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman

potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan

dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i)

dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Coba Sdr. komentari pasal 36 UU Sisdiknas tersebut di atas. Agar Sdr. mendapatkan

pemahaman yang jelas, kaitkan dengan ketentuan mengenai pengembangan kurikulum

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) tersebut dengan dengan

Peraturan Pemerintah (PP) dan Permen!

Jawaban Komentar:

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengembangan itu menjadi tambah

sempurna tentang pribadi, pikiran dan pengetahuan. Kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu.(UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003:SNP).

Dalam melakukan pengembangan kurikulum menurut saya,benar tentunya harus

mengacu pada standar nasional pendidikan, karena dengan mengacu kepada standar

nasional pendidikan akan jelas arah dan tujuan pengembangan tersebut. Sebaliknya bila

dalam pengembangan tidak mengacu kepada standar nasional pendidikan akan terjadi

tidak tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Page 33: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Penomena yang terjadi di dunia pendidikan, walaupun sudah mengacu pada SNP

saja masih banyaknya pro dan kontra diantara pelaku pendidikan, ini mengisyaratkan

bahwa pengembangan kurikulum tersebut perlu adanya evaluasi di tingkat bawah sebagai

pelaksana kegiatan jangan sampai terjadi hanya pakai praduga-praduga atau prediksi

dalam pengembangan kurikulum, apabila hanya pakai teori tanpa penelitian di bawah

saya yakin pengembangan kurikulum akan terjadi tidak sesuai dengan tujuan dari

pendidikan nasional dan hasilnyapun tidak akan tercapai secara optimal dan hanya

menghambur-hamburkan anggaran saja.

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip

diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

Menurut saya pasal 36 ayat 2 UU No.20 Tahun 2003 sudah sangat baik tetapi bila

kita hubungkan dengan adanya kurikulum 2013 saya pikir ini tidak sinkron. Diversifikasi

dalam KBBI diartikan penganekaragaman ini artinya bahwa setiap jenjang pendidikan,

satuan pendidikan memiliki perbedaan-perbedaan, baik potensi daerah maupun peserta

didik. Antara kurikulum 2013 dan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 pasal 36 ayat 2,

menurut saya bersebrangan dan tidak memberikan kebebasan pada satuan pendidikan

sehingga potensi dan peserta didik dipaksakan.

Pasal 36 ayat 2 UU No.20 Tahun 2003 ini berlaku untuk Kurikulum KTSP yang

penjabarannya memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengatur

kurikulumnya di sesuaikan dengan kebutuhan setempat dengan tidak menyimpang dari

tujuan pendidikan nasional dan standar pendidikan.

Kesimpulan komentar saya bahwa pasal 36 ayat 2 UU No.20 Tahun 2003 tidak sesuai

dengan pengembangan kurikulum 2013.

3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b)

peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;

(d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan

nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-

nilai kebangsaan.

Komentar pada pasal 36 ayat 2 UU No.20 Tahun 2003 yang saya komentari yaitu pada

sub (d), keragaman potensi daerah dan lingkungan. Bila kita kaitkan dengan

Page 34: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

pengambangan kurikulum 2013 sudah tidak sesuai lagi. Bagian sub (d) ini yang sangat

relevan dengan kurikulum KTSP.

4. Bobot Nilai 10

Oemar Hamalik (2003) mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

pengembangan kurikulum, antara lain: (1) tujuan filsafat dan pendidikan nasional; (2) sosial

budaya dan agama; (3) perkembangan peserta didik; (4) keadaan lingkungan; (5) kebutuhan

pembangunan; dan (6) perkembanagn ilmu pengetahuan dan teknologi. Coba Sdr. jelaskan

lebih rinci lagi kelima faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum tersebut!

Kajian Kurikulum

Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar

dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran

tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan

dari pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahas latin, yakni “Curriculae”,

artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum

ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk

memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah.

Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti , bahwa siswa telah

menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari

telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai

finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting

untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah

tertentu.[1]

Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun

lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika

Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim

digunakan adalah “rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama sama artinya dengan

rencana pelajaran.[2]

Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan sebagai berikut ini.

Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran

yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.

Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang

Page 35: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Mata ajaran tersebut

mengisis materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah

ilmu pengetahuan yang berguna baginya.

Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program

pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa

melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah

laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah

menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya,

suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai.

Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala

sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat

pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang

pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan

kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum.

Kurikulum sebagai pengelaman belajar. Perumusan/pengertian kurikulum lainnya

yang agak berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa

kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari

pengalaman ini menyatakan sebagai berikut:

“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences

which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not (Romine,

1945,h. 14).”[3]

Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang

kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada pemisahan

yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman

belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang No.20 TH. 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional).[4]

Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.

(Pasal 1 Butir 6 Kemendiknas No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum

Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa).[5]

Page 36: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Kurikulum adalah serangkaian mata ajar dan pengalaman belajar yang mempunyai

tujuan tertentu, yang diajarkan dengan cara tertentu dan kemudian dilakukan evaluasi. (Badan

Standardisasi Nasional SIN 19-7057-2004 tentang Kurikulum Pelatihan Hiperkes dan

Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan).[6]

Dari berbagai macam pengertian kurikulum diatas kita dapat menarik garis besar

pengertian kurikulum yaitu:

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

1.2. Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh

kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan

manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan.

Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada

hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak

didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu

sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan

manusia.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan

memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan,

kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta

kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. (Bab IX, Ps.37).

Pengembangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk

merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam

merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.

2. Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.

3. Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karekteristik perkembangan

peserta didik.

4. Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi

(interpersonal), lingkungan kebudayaan termasuk iptek (kultural), dan lingkungan

hidup (bioekologi), serta lingkungan alam (geoekologis).

Page 37: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

5. Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan pembangunan di bidang

ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sesuai dengan sistem nilai dan

kemanusiawian serta budaya bangsa.

Keenam faktor tersebut saling kait-mengait antara satu dengan yang lainnya.

1. Filsafat dan tujuan pendidikan

Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Berdasarkan

cita-cita tersebut terdapat landasan, mau dibawa kemana pendidikan anak. Dengan kata lain,

filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat. Filsafat pendidikan menjadi

landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsip-prinsip pembelajaran, serta perangkat

pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Filsafat pendidikan dipengeruhi oleh dua hal

pokok, yakni (1). Cita-cita masyarakat, dan (2). Kebutuhan peserta didik yang hidup di

masyarakat.

Nilai-nilai filsafat pendidikan harus dilaksanakan dalam perilaku sehari-hari. Hal ini

menunjukkan pentingnya filsafat pendidikan sebagai landasan dalam rangka pengembangan

kurikulum.

Filsafat pendidikan sebagai sumber tujuan. Filsafat pendidikan mengandung nilai-

nilai atau perbuatan seseorang atau masyarakat. Dalam filsafat pendidikan terkandung cita-

cita tentang model manusia yang diharapakan sesuai dengan nilai-nilai yang disetujui oleh

individu dan masyarakat. Karena itu, filsafat pendidikan harus dirumuskan berdasarkan

kriteria yang bersifat umum dan obyektif. Hopkin dalam bukunya Interaction The democratic

Process, mengemukakan kriteria antara lain:

1) Kejelasan, filsafat/keyakinan harus jelas dan tidak boleh meragukan.

2) Konsisten dengan kenyataan, berdasarkan penyelidikan yang akurat.

3) Konsisten dengan pengalaman, yang sesuai dengan kehidupan individu.

2. Sosial budaya dan agama yang berlaku di masyarakat

Keadaan sosial budaya dan agama tidaklah terlepas dari kehidupan kita. Keadaan

sosial budayalah yang sangat berpengaruh pada diri manusia, khususnya sebagai peserta

didik. Sikap atau tingkah laku seseorang sebagian besar dipengaruhi oleh interaksi sosial

yang membuat sseeorang untuk bertingkah laku yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan

masyarakat sekitar. Agama yang membatasi tingkah laku kita juga sangat besar pengaruhnya

dalam membuat suatu kurikulum.

Page 38: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

3. Perkembangan Peserta didik yang menunjuk pada karateristik perkembangannya

Setiap peserta didik pasti mempunyai karateristik yang berbeda. Dengan keadaan peserta

didik yang memiliki perbedaan dalam hal kemampuan beradaptasi atau dalan hal

perkembangan, tentunya juga ikut ambil bagian dalam melandasi terwujudnya kurikulum

yang sesuai dengan harapan. Kurikulum akan dibuat sedemikian rupa untuk mengimbangi

perkembangan peserta didiknya.

4. Kedaaan lingkungan

Dalam arti yang luas, lingkungan merupakan suatu sistem yang disebut ekosistem,

yang meliputi keseluruhan faktor lingkungan, yang tertuju pada peningkatan mutu kehidupan

di atas bumi ini. Faktor-faktor dalam ekosistem itu, meliputi:

1) Lingkungan manusiawi/interpersonal

2) Lingkungan sosial budaya/kultural

3) Lingkungan biologis, yang meliputi flora dan fauna

4) Lingkungan geografis, seperti bumi, air, dan sebagainya.

Masing-masing faktor lingkungan memiliki sumber daya yang dapat digunakan sebagai

modal atau kekuatan yang mempengaruhi pembangunan. Lingkungan manusiawi merupakan

sumber daya menusia (SDM), baik dalam jumlah maupun dalam mutunya. Lingkungan sosial

budaya merupakan sumber daya alam (SDA). Jadi ada tiga sumber daya alam (SDA). Jadi

ada tiga sumber daya yang terkait erat dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

5. Kebutuhan Pembangunan

Tujuan pokok pembangunan adalah untuk menumbuhkan sikap dan tekad

kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber

daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin yang lebih selaras, adil dan

merata. Keberhasilan pembangunan ditandai oleh terciptanya suatu masyarakat yang maju,

mandiri dan sejahtera.

Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut, maka dilaksanakan proses

pembangunan yang titik beratnya terletak pada pembangunan ekonomi yang seiring dan

didukung oleh pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, serta upaya-upaya

pembangunan di sektor lainnya. Hal ini menunjuk pada kebutuhan pembangunan sesuai

dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu sendiri, yang bidang-bidang industri, pertanian,

Page 39: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

tenaga kerja, perdagangan, transportasi, pertambangan, kehutanan, usaha nasional,

pariwisata, pos dan telekomunikasi, koperasi, pembangunan daerah, kelautan, kedirgantaraan,

keuangan, transmigrasi, energi dan lingkungan hidup (GBHN, 1993).

Gambaran tentang proses dan tujuan pembangunan tersebut di atas sekaligus

menggambarkan kebutuhan pembangunan secara kesuluruhan. Hal mana memberikan

implikasi tertentu terhadap pendidikan di perguruan tinggi. Dengan kata lain,

penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi harus disesuaikandan diarahkan pada upaya

–upaya dan kebutuhan pembangunan, yang mencakup pembangunan ekonomi dan

pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Penyelenggaraan pendidikan

diarahkan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan keilmuan dan keahlian, yang bersifat mendukung ketercapaian cita-cita nasional,

yakni suatu masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera.

6. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi

Pembangunan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam

rangka mempercepat terwujudnya ketangguhan dan keunggulan bangsa. Dukungan iptek

terhadap pembangunan dimaksudkan untuk memacu pembangunan menuju terwujudnya

masyarakat mandiri, maju dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan dan kemampuan-

kemampuan tersebut, maka ada tiga hal yang dijadikan sebagai dasar, yakni:

i. Pembangunan iptek harus berada dalam keseimbangan yang dinamis dan efektif

dengan pembinaan sumber daya manusia, pengembangan sarana dan prasarana iptek,

pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta rekayasa dan produksi barang dan

jasa.

ii. Pembangunan iptek tertuju pada peningkatan kualitas, yakni untuk meningkatkan

kualitas kesejahteraan dan kehidupan bangsa.

iii. Pembangunan iptek harus selaras (relevan) dengan nilai-nilai agama, nilai luhur

budaya bangsa, kondisi sosial budaya, dan lingkungan hidup.

iv. Pembangunan iptek harus berpijak pada upaya peningkatan produktivitas, efisiensi

dan efektivitas penelitian dan pengembangan yang lebih tinggi.

v. Pembangunan iptek berdasarkan pada asas pemanfaatannya yang dapat memberikan

pemecahan masalah konkret dalam pembangunan.

Penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmupengetahuan dan tekhnologi

dilaksanakan oleh berbagai pihak, yakni:

i. Pemerintah, yang mengembangkan dan memanfaatkan iptek untuk menunjang

pembangunan dalam segala bidang.

Page 40: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

ii. Masyarakat, yang memanfaatkan iptek itu untuk pengembangan masyarakat dan

mengembangkannya secara swadaya.

iii. Akademisis terutama di lingkungan perguruan tinggi, mengembangkan iptek untuk

disumbangkan kepada pembangunan.

iv. Pengusaha, untuk kepentingan meningkatan produktivitas.

Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam

pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis ; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu

pengetahuan dan tekhnologi. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas

keempat landasan tersebut.

1. Landasan Filosofis

Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya

seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti :

perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam

pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu,

sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan.

Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang

isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.

Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan

dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting

dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini

menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada

tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.

Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan

dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang

berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar

substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan

perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.

Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang

hidup dan makna. Untuk memahamu kehidupan seseorang mesti memahami dirinya

sendiri. Aliran ini mempertanyakan bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman

itu?

Page 41: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat

pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan

landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.

Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada

rekonstruksivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Disamping

menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme,

rekonstuktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis

dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis ,

memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada

hasil belajar dan proses.

Aliran filsafat Perenialisme, Essensialisme, eksistensialisme merupakan aliran filsafat

yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan,

filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan

Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam Pengembangan

Model Kurikulum Interaksional.

Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri.

Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat

cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan

berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada

beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan

dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat

rekonstruktivisme.

1. Landasan Psikologis

Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua

bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi

perkembangan dan (2) psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang

mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi

perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-

aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang

berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu

yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar

mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku

Page 42: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

individu lainnya dalam belajar yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.

Masih berkenaan dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-

teori psikologis yang mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan mengutip

pemikiran Spencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwa

kompetensi merupakan ”karakteristik mendasar dari seseorang yang merupakan hubungan

kausal dengan referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang terbaik dalam

pekerjaan pada suatu situasi”.

Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu:

i. Motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan

untuk melakukan suatu aksi.

ii. Bawaan; yaitu karakteristik fisisk yang merespons secara konsisten berbagai situasi

atau informasi.

iii. Konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang.

iv. Pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang;

v. Keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.

Kelima kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan

sumber daya manusia atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih

tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan motif lebih

tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat kepribadian seseorang. Kompetensi

permukaan (pengetahuan dan keterampilan) lebih mudah dikembangkan Pelatihan merupakan

hal tepat untuk menjamin kemampuan ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh

lebih sulit untuk dikenali dan dikembangkan.

2. Landasan Sosial-Budaya

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu

rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa

pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun kelingkungan

masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal

pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan

lebih lanjut di masyarakat.

Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun

informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula.

Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi

landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.

Page 43: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang

menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan

dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu,

tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi,

karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.

Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki-sosial budaya tersendiri yang

mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarkat. Salah satu aspek

penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara

berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber

dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya.

Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam

masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk

melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di

sekitar masyarakat.

Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui

pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang

dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan demikian, kurikulum yang

dikembangkan sudah seharusnya mempertimbankan, merespons dan berlandaskan pada

perkembangan sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional

maupun global.

3. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi

Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dimiliki manusia masih relatif

sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai

penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan

terus semakin berkembang.

Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu

yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil

kalau manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat

di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di

Bulan.

Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa

terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia

sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang

Page 44: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang

berlaku pada konteks global dan lokal.

Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang

berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dan standar mutu tinggi. Sifat pengetahuan

dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga

diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk

berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan

menilai pengetahuan, serta menngatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap

ketidakpastian.

Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi, terutama dalam

bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh

karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju

perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan

hidup manusia.

Referensi:

[1] Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara , 2007. hlm

16.

[2] Dr. S. Nasution, M.A, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 2006. hlm 2.

[3] Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara , 2007. hlm 18.

[4] www.ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_smk/01.ppt

[5] www.kopertis4.or.id

[6] www.bsn.or.id/SNI

Page 45: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

5. Bobot Nilai 10

Hamid Hasan menyatakan konsep kurikulum ditinjau dari 4 sisi yaitu . (1) Kurikulum sebagai

suatu ide; (2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; (3) Kurikulum sebagai suatu

kegiatan; (4) Kurikulum sebagai suatu hasil. Coba Sdr. jelaskan keempat hal tersebut!

Pengertian dan Dimensi kurikulum

Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata caries (pelari) dan curere (tempat

berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga . pada saat itu kurikulum

diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish

untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam

dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh

seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan

dalam bentuk ijazah.

Berdasarkan pengertian diatas, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok yaitu : (1)

adanya mata pelajaran yang harus ditempu oleh siswa, dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk

memperoleh ijazah. Dengan demikian, implikasinya terhadap praktik pengajaran, yaitu setiap

siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam

posisi yang sangat penting dan menentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa

jauh mata pelajaran tersebut dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang

diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau ujian.

Pengertian kurikulum seperti yang disebitkan diatas dianggap terlalu sempit atau

sangat sederhana. Jika kita mempelajari buku-buku atau literatur lainnya tentang kurikulum

terutama yang berkembang di negara-negara maju maka akan ditemukan banyak pengertian

yang lebih luas dan beragam. Istilah kurikulum pada dasarnya tidak hanya terbatas pada

sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning

esperiences) yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Bahkan

Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan

kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the

student by the school). Sehingga kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas, tetapi

mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas.

Pendapat dan senada menguatkan pengertian tersebut dikemukan oleh Saylor,

Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kerukulum sebagai segala upaya sekolah

untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah,

maupun diluar sekolah. Selanjutnya berdasarkan hasil pengumpulan informasi tentang kata

Page 46: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

kurikulum tahun 1916 – 1982 diperoleh beberapa penyataan yang dapat dikembangkan

sebagai definisi dari kurikulum.

Tabel 1.1. Definisi Kurikulum

Nama Ahli Tahun Pengertian Kurikulum

John Dewey

1916

...education consists primarily in transmission through

communication. ...As societies become more complex in

structure and resources, the need for formal or intentional

teaching and learning increases.

William C. Bagley 1907 [The Curriculum]...is a storehouse of organized race experience,

conserved [until] needed in the constructive solution of new and

untried problems.

Frederick G. Bonser 1920 ...experiences in which pupils are expected to engaged in school

and the general...sequence in which these experiences are to

come

Franklin Bobbitt 1924 ...the series of things which children and youth must do and

experience by way of developing abilities to do the things well

that make up the affairs of adult life; and to be in all respect what

adult should be

Hollis L. Caswell and

Doak S. Campbell

1935 ...all of experinces choldren have under the guidances of teachers

Robert M. Hutchins 1936 The curriculum should include grammer, reading, rhetoric and

logic, and mathematics, and in addition at the secondary level

introduce the great books of Western world

Pickens E. Harris 1937 ...real curriculum development is individual. It is also multiple in

the sense that there are teachers and separate children....there will

be a curriculum for each child.

Henry C. Marrison 1940 ...the content of instruction without reference to instructional

ways or means.

Dorris Lee and Murray

Lee

1940 ...those experiences of the child which the school in any way

utilizes or attempts to influence.

L. Thomas Hopkins 1941 The curriculum [is a design made] by all of those who are most

intimately concerned with the activities of the life of the children

while they are in school... a curriculum must be as flexibel as life

Page 47: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

and living. It cannot be made beforehand and given to pupils and

teachers to install. [also it]...represent those learning each child

select, accepts, and incorporetes into himself to act with, in, and

upon in subsequent experiences.

H. H. Giles, S. P.

McCutchen, and A. N.

Zechiel

1942 ...the curriculum is...the total experiences with which the school

deals in educating young people

Harold Rugg 1947 [the curriculum is] the...stream of guided activities that

constitutes the life of young people and theirs elders. [in a much

earlier book, Rugg disapprovingly spoke of the traditional

curriculum as one”...passing on descriptions of earlier cultures

and to perpetuating dead languages nad abstract techniques

which were useful to no more than a negligible fraction of our

population.”]

Ralph Tyler 1949 ...learning take place through the experinces the learner

has...”learning experinces”...[the curriculum consist of]...all of

the learning of students which is planned by and directed by the

school to attain its educational goals.

Edward A. Krug 1950 ...all learning experiences under the direction of the school.

B. Othanel Smith,

W.O. Stanley, and J.

Harlan Shores

1950 ...a sequences of potential experinces...set up in school for the

purpose of disciplining children and youth in group ways of

thinking and acting

Roland B. Faunce and

Nelson L. Bossing

1951 ...those learning experiences that fundamental for all learners

because they derive from (1) our common, individual drivers and

needs and (2) our civil and social needs as participating members

of a democratic society.

Authur E. Bestor 1953 The economic, political, and spiritual health of democratic

state,,,requires of every man and women a variety of complex

skill which rest upon sound knowledge of science, history,

economic, philosophy, and other fundamental discplines...the

fundamental discplines...have become, in the jargon of

educationists, “sunject matter fields.” But a discpline is by no

means the same as a subject matter field. The one is a way of

Page 48: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

thinking, the other a mere aggregation of facts.

Harold Alberty 1953 All of the activities that are provided for students by the school

constitute its curriculum

George Beauchamp 1956 ...the design of a social group for the educational experiences of

their children in school. [Dr. Beauchamp reflects growing

emphasis on group processes by the 1950s]

Philip H. phenix 1962 The curriculum should consist entirely of knowledge which

comes from the disciplines [while] education should be

conceived as guided recapitulation of the processes of inquiry

which gave rise to the fruitful bodies of organized knowledge

comprising the established disciplines.

Hilda Taba 1962 A curriculum is a plan for learning; therefore, what is known

about the learning process and the development of the individual

has beating on the shaping of a curriculum

John I. Goddlad 1963 A curriculum consists of all those learning intended for a student

or group of student

Harry S. Broudy, B.

Othanel Smith, and Joe

R. Burnett

1964 ...modes og teaching are not, strictly speaking, a part of the

curriculum [which] consist primarily of certain kinds of content

organized into categories of instruction

J. Galen saylor and

William M. Alexander

1966

and

1974

[the curriculum is]...all learning opportunities provided by the

school...a plan for providing sets of learning opportunities to

achieve broad educational goals and related specific objectives

for an identifiable population served by single school center.

The Plowden Report

(British)

1967 The curriculum, in the narrow sense, [consist of] the subjects

studied,,,in the period 1898 to 1944...

Mauritz Johnson, Jr. 1967 ...a structured series of intended learning outcomes

W.J. Popham and Eva

L. Baker

1970 ...alll planned learning outcomes for which the school is

responsible

Daniel Tanner and

laurel Tenner

1975 ...the planned and guided learning experiences and intended

learning outcomes, formulated through the systematic

reconstruction of knowledge and experiences under the auspices

of the school, for the learner’s continuous and will full growth in

personal-social competence

Donald E. Orlosky and 1978 Curriculum is the substances of the school program, it is the

Page 49: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

B. Othanel Smith content pupils are expected to learn

Peter F. Oliva 1982 Curriculum [is] the plan or program for all experiences which the

learner encounters under the direction of the school.

Sumber : Definitional and Descriptive Statements of Curriculum, 1916-1982 (diadaptasi dari

Curriculum in the New Millenium, 1993)

R. Ibrahim (2005) mengelompokkan kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu

kurikulum sebagai subtansi, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai bidang studi.

Dimensi pertama memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar bagi siswa di

sekolah atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum dapat juga

menunjuk pada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatn

belajar mengajar, jadwal dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai

dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara penyusun kurikulum dan

pemegang kebijakan pendidikan dan masyarakat.

Dimensi kedua memandang kurikulumsebagai bagian dari sistem persekolahan,

sistem pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur

personalia dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun kurikulum, melaksanakan,

mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem adalah tersusunnya suatu

kurikulum dan fungsi dari sistem kurikulum adalah memelihara kurikulum agar tetap

dinamis.

Dimensi ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi, yaitu bidang studi

kurikulum. Hal ini merupakan kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan

pengajaran. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar

tentang kurikulum, melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitia dan percobaan,

sehingga menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi

kurikulum

Nana Syaodih Sukmadinata (2005) mengemukakan pengertian kurikulum ditinjau dari

tiga dimensi, yaitu sebagai ilmu, sebagai sistem dan sebagai rencana. Kurikulum sebagai ilmu

dikaji konsep, asumsi, teori-teori dan prinsip-prinsip dasar tentang kurikulum. Kurikulum

sebagai sistem dijelaskan kedudukan kurikulum dalam hubungannnya dengan sistem-sistem

lain, komponen-komponen kurikulum, kurikulum dalam berbagai jalur, jenjang, jenis

pendidikan, manajemen kurikulum, dan sebagainya. Kurikulum sebagai rencana diungkap

beragam rencana dan rancangan tau desain kurikulum. Rencana bersifat menyeluruh untuk

Page 50: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan atau khusus untuk jalur, jenjang dan jenis

pendidikan tertentu. Demikian pula, dengan rancangan atau desain, terdapat desain

berdasarkan konsep, tujuan, isi, proses, masalah, kebutuhan siswa.

Said Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa pada saat sekarang istilah

kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya

saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut, yaitu : (10 kurikulum sebagai

suatu ide/gagasan; (2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan

perwujudan dari kurikulum sebagai ide; (3) kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering

pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum.

Secara teoritis, dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu

rencana tertulis; (4) kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari

kurikulum sebagai suatu kegiatan.

Selanjutnya, bila kita merujuk pada dimensi pengertian yang terakhir, maka dapat

dengan mudah mengungkap keeempat dimensi kurikulum tersebut dikaitkan dengan

pengertian kurikulum.

a. Pengertian kurikulum dihungkan dengan dimensi ide

Pengertian kurikulum sebagai dimensi yang berkaitan dengan ide pada

dasarnya mengandung makna bahwa kurikulum itu adalah sekumpulan ide yang akan

dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya. Pengertian-

pengertian kurikulum yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya :

1) “...the content of intruction without refernce to instructional ways or means”

(Henry C. Marrison, 1940).

2) “...curriculum is the substance of the school program. It is the content pupils are

expected to learn” (Donald E. Orlosky and B. Othanel Smith, 1978)

3) “...curriculum it self is a construct or concept, a verbalization of an extremely

complex idea or set of ideas” (Oliva, 1997).

b. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi rencana

Makna dari dimensi kurikulum ini adalah sebagai seperangkat rencana dan

cara mengadministrasikan tujuan, isis dan bahan pelejaran, serta cara yang digunakan

untuk pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Pengertian-pengertian kurikulum yang berkaitan dengan dimensi

ini, diantaranya :

Page 51: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

1) “...A curriculum is a plan for learning; therefore, what is known about the

learning process and the development of the individual has bearing on the

shaping of curriculum” (Hilda Taba).

2) “...all planned learning outcomes for which the school is responsible” (W.

Popham and Eva L. Baker, 1970).

3) “...the planned and guided learning experiences and intended learning outcomes

formulated through the systematic reconstruction of knowledge and

experiences of the school, for learner’s continuous and will full growth in

personal-social competence” (Danial Tanner and Laurel Tanner, 1975).

c. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi aktivitas

Pengertian kurikulum sebagai dimensi aktivitas memandang kurikulum

merupakan segala aktivitas dari guru dan siswa dalam prose pembelajaran di sekolah.

Pengertian-pengertian kurikulum yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya :

1) “...the curriculum [is a design, made] by all of those who are most intimately

concerned with the activities of the life of the children while they are inschool...a

curriculum must be as flexibel as life and living. It cannot be made beforehand and

given to pupils and teachers to install. [also it/...represents those learning each child

selects, accepts, and incorporates into himself to act with, in, and upon in subsequent

experiences” (L. Thomas Hopkins, 1941).

2) “[the curriculum is] the...stream of guided activities that constitutes the life of

people and their elders. [in a much earlier book, Rugg disapprovingly spoke of the

traditional curriculum as one...passing in description of earlier cultures and to

perpetuating dead languanges and abstract techniques which were useful to no more

than a negligible fraction of our population” (Harold Rugg, 1947).

3) “All of the activities that are provided for student by the school constitutes its

curriculum” (Harold Alberty, 1953).

d. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi hasil

Dedinisi kurikulum sebagai dimensi hasil memandang kurikulum itu sangat

memperhatikan hasil yang akan dicapai oleh siswa agar sesuai dengan apa yang telah

direncanakan dan yang menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. Pengertian-pengertian

kurikulum yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya :

Page 52: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

1) “...a structured series of intended learning outcomes” (Mauritz Johnson, Jr.,

1967).

2) “Curriculum is defined as a plan for achieving intended learning outcomes; a

plan concerned with purposes, with what is to be learned and with the result of

instruction” (Unruh and Unruh, 1984).

3) “segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh hasil yang

diharapkan dalam situasi di dalam ataupun di luar sekolah” (Hilda Taba dalam

Nasution, 1993).

http://desainkurikulumq.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-dimensi-kurikulum.html

6.Bobot Nilai 15

Page 53: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Jelaskan sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia sejak zaman Kejayaan Hindu, Budha,

Islam, zaman penjajahan, masa setelah kemerdekaan, masa orde lama, orde baru, sampai

masa orde reformasi!

1. Zaman Kejayaan Hindu,Budha

A. Perkembangan Pendidikan pada Zaman Hindu dan Budha

Menurut teori Van Leur, yang oleh banyak ahli dapat diterima, ditegaskan bahwa

pada abad-abad permulaan terjadilah hubungan perdagangan antara orang-orang

Hindu dengan orang-orang Indonesia. Faktor-faktor yang memungkinkan

berkembangnya Peradaban Hindu Budha diantaranya sebagai berikut :

1. Faktor Politik

Terjadi peperangan antara kerajaan India bagian Utara dengan kerajaan India bagian

Selatan. Bangsa Aria dari Utara mendesak kerajaan dan penduduk Selatan, sehingga

penduduk di Selatan lari mencari tempat-tempat baru, dan ada sampai ke Indonesia.

Oleh karena itu peradaban yang masuk ke Indonesia Nusantara dipengaruhi oleh

bangsa India dari bagian Selatan.

2. Faktor Ekonomis atau Geografis

Indonesia terletak antara India dan dataran Tiongkok, dimana pada waktu itu telah

terjadi perdagangan antar India dan Tiongkok melalui jalur laut. Akibatnya banyak

orang India dan Tiongkok bergaul dengan bangsa Indonesia, dari mulai perdagangan

atau perniagaan sampai terjadi koloni yang berdatangan dari India dan Tiongkok.

3. Faktor Kultural

Tingkat peradaban bangsa India lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk asli di

Nusantara. Mereka sudah mengenal sistem pemerintahan yang teratur dalam bentuk

kerajaan, mereka juga telah mengenal tulisan dan karya sastra yang tinggi. Fakta

sejarah membuktikan dengan ditemukannya prasasti batu bertulis dengan huruf

Pallawa dan bahasa Sansekerta yang menjelaskan tentang adanya kerajaan tertua. Di

Kalimantan yaitu di Kutai abad ke-5 Masehi dan Kerajaan Tarumanegara di Jawa

Barat.

Page 54: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Perkembangan pendidikan pada zaman ini, sudah mulai menampakkan suatu gerakan

pendidikan dengan misi penyebaran ajaran agama dan cara hidup yang lebih universal

(keseluruhan) dibandingkan dengan pendidikan sebelumnya. Pendidikan masa Hindu-

Budha di Indonesia dimulai sejak pengaruh Hindu-Budha datang ke Indonesia.

Perkembangan agama Hindu Budha di Indonesia membawa perubahan besar bagi

kehidupan masyarakat Indonesia. Sebenarnya masyarakat indonesia telah memiliki

kemampuan dasar yang patut dibanggakan sebelum masuknya Hindu dan Budha.

Setelah Hindu dan Budha berkembang di Indonesia kemampuan masyarakat

Indonesia makin berkembang karena berakulturasi dan berinteraksi dengan tradisi

Hindu dan Budha.

Di daerah Kalimantan (Kutai) dan Jawa Barat (Tarumanegara) ditemukan prasasti

adanya kebudayaan dan peradaban Hindu tertua pada abad ke-5. Para cendekiawan,

ulama-biarawan, musafir dan peziarah Budha dalam perjalanannya ke India, singgah

di Indonesia untuk mengadakan studi pendahuluan dan persiapan lainnya. Negara

India merupakan tanah suci dan merupakan sumber inspirasi spiritual, ilmu

pengetahuan dan kesenian bagi pemeluk agama Budha. Agama Hindu di India terbagi

dua golongan besar yaitu Brahmanisme dan Syiwaisme. Hinduisme yang datang ke

Indonesia adalah Syiwaisme, yang pertama kali dibawa oleh seorang Brahmana yang

bernama Agastya. Syiwaisme berpandangan bahwa :

• Syiwa adalah dewa yang paling berkuasa.

• Syiwa adalah penncipta dan perusak alam, segala sesuatu bersumber pada

Syiwa dan kembali kepada Syiwa.

• Manusia hidup dalam rangkaian reinkarnasi dan merupakan suatu samsara

(penderitaan), yang ditentukan oleh perbuatan manusia sebelumnya, jadi berlaku

hukum “karma”.

• Tujuan hidup manusia ialah mencapai “moksa”, suatu keadaan dimana manusia

terlepas dari samsara, manusia hidup dalam keabadian yang menyatu dengan Syiwa.

Agama Budha merupakan agama yang disebarkan oleh Sidharta Gautama di India

yang kemudian terpecah menjadi dua aliran yaitu Mahayana dan Hinayana. Yang

berkembang di Indonesia ialah bangsa Hinayana. Agama ini berkembang pada masa

kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan pada zaman Wangsa Syailendra di Pulau Jawa.

Menurut ajaran agama Budha manusia hidup dalam penderitaan karena nafsu

duniawi. Manusia dalam hidup ini berusaha untuk mengusir penderitaan, mencari

kebahagiaan yang abadi yaitu untuk mencapai nirwana. Adapaun langkah-langkah

Page 55: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

untuk mencapai nirwana, manusia harus berperilaku benar diantaranya sebagai berikut

:

Berpandangan yang benar.

Berpikir yang benar.

Berkata yang benar

Berbuat yang benar.

Berkehidupan yang benar.

Berdayaupaya yang benar.

Melakukan meditasi yang benar.

Konsentrasi kepada hak-hak yang benar.

Meskipun Hinduisme dan Budhisme merupakan agama yang berbeda, namun di

Indonesia tampak terdapat kecenderungan sinkretisme yaitu keyakinan untuk

mempersatukan figur Syiwa dan Budha sebagai satu sumber dari Ynag Maha Tinggi.

Seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi satu jua

adalah perwujudan dari keyakinan tersebut. dalam hal ini, Budha dan Syiwa adalah

dewa yang dapat diperbedakan (bhinna) tetapi dewa itu (ika) hanya satu (tungal).

Kalimat yang tadi adalah salah satu bait dari syair Sutasoma karya Empu Tantular

pada zaman Majapahit. Sehingga kebudayaan Hindu telah membaur dengan unsur-

unsur Indonesia asli dan memberikan ciri serta coraknya yang khas, sampai jatuhnya

kerajaan Hindu terakhir di Indonesia yaitu Majapahit akan masih berkembang dalam

hal pendidikan ilmu pengetahuan, khususnya dibidang sastra, bahasa, ilmu

pemerintahan, tata Negara dan hukum. Kerajaan-kerajaan seperti Kalingga, Mataram,

Kediri, Singasari, dan Majapahit akan melahirkan para Empu, Pujangga yang

menghasilkan karya-karya seni yang bermutu tinggi. Selain karya seni pahat dan seni

bangunan dalam arsitekstur yang bernilai tinggi juga ditemukan beberapa karya

ilmiah dalam bidang filsafat, sastra dan bahasa.

A. Pendidikan Hindu Budha

Syiwaisme yang berkembang di Indonesia berbeda dengan India yanga sangat

bertentangan dan hidup bermusuhan dengan Budhisme. Di Indonesia Syiwaisme dan

Budhisme hidup dan tumbuh berdampingan, walaupun terjadi penumpasan Wangsa

Syailendra yang beragama Budha oleh Wangsa Sanjaya yang beragaman Hindu,

namun dimasyarakat biasa tidak nampak pertentangan tersebut, bahkan mungkin

dapat dikatakan telah terjadi sinkretisme antara Hinduisme, Budhisme dan

Page 56: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

kepercayaan animism dan dinamisme, suatu keyakinan untuk menyatukan Syiwa,

Budha, dan arwah-arwah nenek moyang sebagai suatu sumber dan amaha tinggi.

Pendidikan formal ini diselenggarakan oleh kerajaan-kerajaan Indonesia pada saat itu.

Pendidikan pada zaman Hindu masih terbatas kepada golongan minoritas (kasta

Brahmana, Ksatria), belum menjangkau golongan mayoritas kasta Waisya dan Sudra

apalagi kasta Paria. Namun perlu diketahui bahwa penggolongan kata di Indonesia

tidak begitu ketat seperti halnya dengan di India yang menjadi asalnya agama Hindu.

Pendidikan zaman ini lebih tepat dikatakan sebagai “perguruan”dimana para murid

berguru kepada para cerdik cendekia. Kemudian lembaga pendidikan dikenal dengan

nama pesantren, jadi berbeda sekali dengan sekolah yang kita kenal sekarang ini.

Sistem perguruan yang dikenal dengan pesantren itu berkembang terus sampai pada

pengaruh Budha, zaman Islam sampai sekarang (pesantren tradisional). Pada zaman

Budha pendidikan berkembang pada kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang

sudah terdapat perguruan tinggi Budha. Dimana para murid-muridnya banyak berasal

dari Indocina, Jepang dan Tiongkok. Guru yang terkenal pada saat itu ialah

Dharmapala. Perguruan-perguruan Budha tersebut mungkin menyebar keseluruh

kekuasaan Sriwijaya. Mungkin saja candi-candi Borobudur, Menndut, dana Kalasan

merupakan pusat pendidikan agama Budha.

Kalau kita memperjhatikan peninggalan-peninggalan sejarah seperti candi-candi,

patung-patung maka sudah pasti para santri atau murid belajar tentang ilmu

membangun dan seni pahat. Karena pembuatan candi memerlukan kemampuan teknik

dan seni yang tinggi. Dmeikian juga dengan memahat relief-relief candi dibimbing

oleh suatu alur cerita yang menceritakan kehidupan sang Budha atau para dewa, bisa

juga cerita tentang Ramayana. Karya hasil sastra yang ditulis para pujangga banyak

yang bermutu tinggi antara lain : Pararaton, Negara Kertagama, arjuna Wiwaha, dan

Brata Yudha. Para pujangga yang terkenal diantaranya sebagai berikut : Mpu Kawa,

Mpu Sedah, Mpu Panuluh, Mpu Prapanca.

Dalam perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu sperti Singasari, Majapahit dan

kerajaan Budha Sriwijaya, tidak terdapat uraian yang jelas mengenai pendidikan.

Namun sudah apsti bahwa pada zaman tersebut sudah berkembang pendidikan dengan

lembaga-lembaga yang dengan sengaja dibuat secara formal. Lembaga-lembaga

pendidikan tersebut berbentuk perguruan yang lebih dikenal dnegan sebutan

pesantren. Pada saat itu mutu pendidikan cukup memuaskan berbagai pihak yang

bersangkutan.

Page 57: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

a. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan identik dengan tujuan hidup yaitu manusia hidup untuk mencapai

moksa bagi agama Hindu, dan manusia mencapai nirwana bagi agama Budha. Karena

itu secara umum tujuan akhir adalah mencapai moksa atau nirwana. Secara khusus

mungkin dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Bagi kaum Brahmana (kasta tertinggi), pendidikan bertujuan untuk menguasai

kitab suci ( Weda untuk Hindu dan Tripitaka untuk Budha) sebagai sumber kebenaran

dan pengetahuan yang universal.

2. Bagi golongan Ksatria sebagai raja yang berkuasa, pendidikan bertujuan untuk

memiliki pengetahuan teoritis yang berkaitan tentang pengaturan pemerintahan

(kerajaan).

3. Bagi rakyat biasa, pendidikan bertujuan agar warga masyarakat memiliki

keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup, sesuai dengan pekerjaan yang secara

turun temurun. Misalnya keterampilan bercocok tanam, pelayaran, perdagangan, seni

pahat dan sebagainya.

b. Sifat Pendidikan

Beberapa sifat dan ciri pendidikan yang menonjol pada waktu itu adalah :

1. Informal, karena pendidikan masih bersatu dengan proses kehidupan.

2. Berpusat pada religi, karena kehidupan atas dasar kepercayaan dan keagamaan

menguasai segala-galanya.

3. Penghormatan yang tinggi terhadap guru, karena gurunya adalah kaum

Brahmana ( kasta tertinggi dalam masyarakat Hindu) dan tidak memperoleh imbalan

gaji. Mereka menjadi guru semata-mata karena kewajiban sebagai Pandita atau

Brahmana yang didasarkan pada perasaan tulus, mengabdi tanpa pamrih ( tanpa

memikirkan imbalan dunia ).

4. Aristokratis artinya pendidikan hanya diikuti oleh segolongan masyarakat saja

yaitu golongan Brahmana, pendeta dan golongan Ksatria dan golongan keturunan

raja-raja. Dalam agama kita kenal penggolongan berdasarkan kasta, namun di

Indonesia perbedaan tidak begitu tajam dan menonjol. Yang menonjol adalah antara

golongan raja-raja dan rakyat jelata.

c. Jenis-jenis Pendidikan

Page 58: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Beberapa jenis pendidikan pada zaman Hindu Budha dapat dibedakan menjadi

beberapa golongan diantaranya sebagai berikut :

1. Pendidikan Intelektual

Kegiatan pendidikan ini dikhususkan untuk menguasai kitab-kitab suci. Veda

dipelajari oleh kaum Brahmana, dan kitab Tripitaka dipelajari oleh penganut Budha.

Pada waktu itu hanya golongan Brahmanalah yang berhak mempelajari kitab suci

Veda. Pendidikan intelektual juga berkaitan dengan penguasaan doa dan mantera,

yang berkaitan dengan penguasaan alam semesta, pengabdian kepada Syiwa dan

Budha Gautama.

2. Pendidikan Kesatriaan

Kegiatan pendidikan ini dilakukan untuk mendidik kaum bangsawan keluarga istana

kerajaan, untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan yang berkaitan dengan

mengatur pemerintahan (kerajaan), mengatur Negara, dan belajar untuk berperang.

3. Pendidikan Keterampilan

Pendidikan keterampilan dan pendidikan kesatriaan merupakan pendidikan kegiatan

yang deprogram secara tertib(dalam arti pendidikan bagi kaum Brahmana dan

bangsawan (keluarga raja)) sudah berjalan dengan teratur. Sedangkan pendidikan

keterampilan yang diajukan bagi masyarakat jelata berlangsung secara informal yang

berlangsung dalam keluarga sesuai dengan keterampilan yang dimiliki orang tuanya.

Seorang pemahat akan diwariskan keterampilannya kepada anak-anaknya begitu pula

dengan para petani, nelayan dan sebagainya.

d. Lembaga Pendidikan

Pendidikan pada waktu itu masih bersifat informal, belum ada pendidikan formal

dalam bentuk sekolah seperti yang kita kenal sekarang ini. Namun dengan demikian

ada beberapa tempat yang biasa dijadikan sebagai lembaga pendidikan.

1. Padepokan atau Pecatrikan

Merupakan tempat berkumpulnya para catrik, yaitu murid-murid yang belajar kepada

guru disuatu tempat, sehingga disebut pecatrikan dan dengan nama lain biasa juga

disebut padepokan. Dari kata-kata catrik dan pecatrikan itulah muncul kata santri dan

pesantren. Jadi lembaga pesantren sudah dikenal keberadaannya sejak zaman Hindu

Budha. Dipesantren dan atau padepokan itulah berkumpul para murid, khususnya

keturunan Brahmana utnuk mempelajari segala macam pengetahuan yang bersumber

dari kitab suci ( Veda dan Upanishad bagi Hindu serta Tripitaka bagi Budha). Dicandi

Page 59: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Borobudur terlihat suatu lukisan yang menggambarkan suatu proses pendidikan

seperti yang berlaku sekarang ini. Ditengah-tengah pendopo besar seorang Brahmana

atau pendeta duduk dilingkari oleh murid-muridnya, semuanya membawa buku, dan

mereka belajar membaca dan menulis. Guru tidak menerima gaji namun dijamin oleh

murid-muridnya untuk hidup. Yang menjadi dasar pendidikan adalah agama Budha

dan Hindu, seperti dapat kita lihat relief-relief yang tertulis dicandi Borobudur

( Budha) dan candi Prambanan (Hindu).

2. Pura

Merupakan tempat yang berada di istana. Tempat ini diperuntukkan bagi putra-putri

raja belajar. Mereka diberi pelajaran yang berkaitan dengan hidup sopan santun

sebagai keturunan raja yang berbeda dengan masyarakat biasa. Mereka belajar tentang

mengatur Negara, ilmu bela diri baik secara fisik maupun secara batiniah.

3. Pertapaan

Karena orang yang bertapa dianggap telah memiliki pengetahuan kebatinan yang

sangat tinggi. Oleh karenaitu para pertapa menjadi tempat bertanya tentang segala hal

terutama berkaitan dengan hal-hal yang gaib.

4. Keluarga

Pada waktu itu pendidikan keluarga juga ada sampai sekarang juga tapi hanya

pendidikan sebagai informal. Dalam keluargalah akan terjadi partisipasi dalam

menyelesaikan pekerjaan orang tua yang dilakukan anak-anak dan anggota keluarga

lainnya.

e. Ilmu Pengetahuan dan Karya Sastra

Pada masa kejayaan kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia ini telah terjadi

perkembangan ilmu pengetahuan dan karya seni yang sangat tinggi. Seperti telah

dikemukakan pada kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu kerajaan Budha yang

terbesar di Indonesia, pada saat iru telah berdiri lembaga pendidikan setaraf

“perguruan tinggi”. Perguruan tinggi tersebut dapat menampung berates-ratus

mahasiswa biarawan Budha dan adapat belajar dengan tenang, mereka tinggal di

asrama-asrama khusus.

Sistem dan metode sesuai yang ada di India, sehingga biarawan Cina dapat belajar di

sriwijaya sebelum melanjutkan belajar di India. Di Sriwijaya terkenal mahaguru yang

berasal dari India yaitu Dharmapala dan mengajarkan agama Budha Mahayana.

Page 60: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Dipulau Jawa pada waktu Mataram diperintah oleh seorang ratu terdapat sekolah

agama Budha yang dipimpin oleh orang Jawa yaitu Janadabra.

Pada sekitar abad ke-14 sampai kira-kira abad ke-16 menjelang jatuhnya kerajaan

Hindu di Indonesia, kegiatan pendidikan tidak lagi dilakukan secara meluas seperti

sebelumnya tetapi dilakukan oleh para guru kepada siswanya yang jumlahnya terbatas

dalam suatu padepokan. Pendidikan pada zaman tersebut, mulai dari pendidikan dasar

sampai dengan pendidikan tinggi pada umumnya dikendalikan oleh para pemuka

agama. Namun demikian pendidikan dan pengajaran tidak dilaksanakan secara

formal, sehingga seorang siswa yang belum puas akan ilmu yang diperolehnya dapat

mencari dan pindah dari guru yang satu ke guru yang lainnya. Kelompok bangsawan,

ksatria dan kelompok elit lainnya mengirimkan anak-anaknya kepada guru untuk

dididik atau guru diundang untuk datang mengajar anak-anak mereka.

2. Zaman Kejayaan Islam

Kurikulum pendidikan pada masa kejayaan Islam

Youchenky Salahuddin Mayeli | Selasa, Desember 11, 2012 | 0 komentar

Latar Belakang

Sejak lahirnya islam, lahirlah pendidikan dan pengajaran islam, pendidikan dan

pengajaran islam itu terus berkembang pada masa Khulafaurrasyaidin dan Dinasti

Bani Umayyah yang berkuasa kurang lebih selama 91 tahun. Reformasi cukup banyak

terjadi, terkait pada bidang pengembangan dan bidang kemajuan pendidikan islam.

Sementara system pendidikan masih sama ketika masa Rasul dan Khulafaur rasyidin,

hal ini terlihat pada pola pengajaran dengan system kuttab, tempat anak-anak belajar

membaca dan menulis al-Quran serta ilmu agama islam lainnya. System pola ini

bertempat dirumah guru, istana dan masjid. Yaitu kuttab yang pelaksanaannya di

masjid.[1]

Pada masa Dinasti Umayyah, pembangunan lembaga-lembaga pendidikan, seperti

kuttab dan masjid menjadi tujuan utama para Khalifah dan Gubernur setempat.

Pendanaan lembaga-lembaga pendidikan ini sangat tergantung pada pemerintah

sebagai pemrakarsa dan propagandis. Masjid Jami yang banyak bermunculan pada

Dinasti Abbasiyah di biayai keberaradaannya dan oporasionalnya oleh pemerintah

Page 61: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

sepenuhnya. Halaqah-halaqah yang diangkat oleh Khalifah untuk mengajarkan bidan

kajian tertentu.[2] Pada masa-masa akhir, daulah Umayyah dalam kondisi politik yang

tidak stabil, pemborantakan-pemborantakan yang terjadi disana-sini,akibat perebutan

kekuasaan didalam lingkungan keluarga Umayyah sendiri, serta firqah-firqah yang

muncul pada saat itu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh keluarga Abbas untuk

memulai gerakannya. [3]

Kekuasaan Dinasti Bani Abbas, sebagaimana disebutkan melanjutkan kekuasaan

Dinasti Bani Umayyah, dinamakan Khalifah karena para pendiri dan penguasa Dinasti

ini adalah keturunan dari Al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw. Dinasti ini

didirikan oleh Abdullah Alsaffah Ibnu Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Al-

Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari tahun 132

H (750 M) s.d. 656 H (1258 M).

Pada permulaan Dinasti Abbasiyah pendidikan dan pengajaran berkembang dengan

sangat hebatnya diseluruh negara islam. Sehingga lahir sekolah-sekolah yang tidak

terhitung banyaknya, tersebar di kota sampai ke desa-desa. Anak-anak dan pemuda-

pemuda berlomba-lomba untuk menuntut ilmu pengetahuan, pergi kepusat-pusat

pendidikan. Meninggalkan kampung halamannya karena cinta akan ilmu

penegtahuan.

Dinasti Abbasiyah merupakan Dinasti islam yang sempat membawa kejayaan umat

islam pada masanya. Zaman keemasan islam dicapai pada masa dinasti ini berkuasa.

Pada masa ini pula umat islam banyak melakukan kajian kritis ilmu pengetahuan.

Akibatnya pada masa ini banyak para ilmuan dan cendikiawan bermunculan sehingga

membuat ilmu pengetahuan menjadi maju begitu pesat. Popularitas daulah Abbasiyah

mencapai puncaknya di zaman Khalifah Harun Al-Rasyid(786-809 M) dan putranya

Al-Ma’mum (813-833 M) kekayaan yang dimanfaatkan Harun Al-Rasyid untuk

keperluan social, rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi didirikan,

pada masanya sudah terdapat paling tidak. sebanyak 800 orang Dokter. Disamping

itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Tingkat kemakmuran yang paling

tinggi terwujud pada zaman khalifah ini, kesejahteraan social, kesehatan, pendidikan,

ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta kesusatraan berada pada zaman

keemasannya. Pada masa inilah Negara islam menempatkan dirinya sebagai Negara

Page 62: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

terkuat dan tak tertandingi. Al-Ma;mun pengganti Al-Rasyid, dikenal sebagai

Khalifah yang sangat cinta kepada ilmu. Pada masa pemrintahannya, ia

menerjemahkan buku-buku Yunani, ia juga banyak mendirikan sekolah-sekolah, salah

satu karya besarnya yang terpenting pembangunan Bait Al-Hikmah, pusat penerjemah

yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dan perpustakaan yang besar dan menjadi

perpustakaan umum. Dan diberi nama Darul Ilmi, yang berisi buku-buku yang tidak

terdapat diperpustakaan lainnya. Pada masa Al-Ma’mun inilah Baghdad mulai

menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan, dan pada saat ini pula Baghdad

dapat memancarkan sinar kebudayaan dan peradaban islam keberbagai penjuru dunia.

[4] Diantara bangunan-bangunan atau sarana pendidikan pada masa dinasti Abbasiyah

adalah:

Madrasah yang terkenal pada saat itu adalah madrasah innidzamiyah, yang didirikan

oleh seseorang perdana menteri Nidzamul Muluk (456-486 M), bangunan tersebut

tersebar luas di kota Baghdad, Balkan, Muro, Tabaristan, Naisabur dan lain-lain.

1. Kuttab, yakni tempat belajar bagi para siswa sekolah dasar dan menengah.

2. Majelis Munadharah, tempat pertemuan para pujangga, ilmuan para ulama,

cendikiawan dan para pilosof dalam menyeminarkan dan mengkaji ilmu yang mereka

geluti.

3. Darul hikmah, perpustakaan pusat.

A. Kurikulum pendidikan Islam

Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin “curriculum” yang berarti pelajaran,

selanjutnya kata kurikulum menjadi istilah yang digunakan untuk menunjukkan pada

sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mecapai suatu tujuan atau ijazah.

Jadi kurikulum pendidikan islam adalah alat untuk mendidik generasi muda dengan

baik dan menolong mereka untuk membuka dan mengembangkan kesedian-kesedian,

bakat-bakat, kekuatan-kekuatan dan keterampilan mereka yang bermacam-macam

serta menyiapkan mereka dengan baik untuk melaksanakn fungsinya sebagai khalifah

di muka bumi.[5]

Ini berarti kurikulum pendidikan islam mengandung makna sebagai serangkaian

program yang mengarah pada kegiatan belajar terencana secara sistematis, yang

bertujuan yang mencerminkan cita-cita para pendidik sebagai pembawa norma Islam.

Page 63: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Pemahaman kurikulum seperti ini, direalisasikan dalam sejarah pendidikan Islam,

khususnya pada periode kemajuan peradaban Islam.

Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat rendah

adalah Al-Quran, pokok-pokok agama Islam, membaca, menulis, kissah (riwayat),

berhitung dan pokok-pokok nahwu dan sharaf. Dalam kasus-kasus lain dikhususkan

untuk membaca Al-Quran dan mengajarkan sebagian pokok-pokok agama.

Sedangkan untuk anak-anak penguasa dan amir-amir, kurikulum tingkat rendah

sedikit berbeda, di istana-istana biasanya ditegaskan pengajaran Khitabah, sejarah,

cara-cara bergaul, disamping ilmu-ilmu pokok seperti Al-Quran.

Setelah usai menempuh tingkat dasar (rendah), siswa bebas memilih bidang studi

yang ingin didalami ditingkat menengah (lanjutan). Umumnya rencana pengajaran

pada tingkat ini adalah Al-Quran, bahasa Arab,dan kesusasteraan, fiqhi, tafsir, hadis,

nahwu, sharaf, ilmu alam, dan kedokteran dll.[6]

Ilmu-ilmu agama mendominasi kurikulum lembaga-lembaga pendidikan pada tingkat

menengah, dengan Al-Quran sebagai intinya. Ilmu agama harus dikuasai agar dapat

memahami dan menjelaskan secara terinci makna Al-Quran, sebagai inti kurikulum.

Selain Al-Quran, hadis dan tafsir juga penting bagi siswa yang ingin mendalami ilmu

keagamaan. Hadis merupakan mata pelajaran dalam kurikulum yang sangat penting.

Selama beberapa abad, hadis menjadi materi penting dimasjid-masjid. Karena

kedudukannya sangat penting sebagai sumber agama setelah Al-Quran, hadis banyak

diminati penuntut ilmu sehingga pelajaran hadis tidak hanya berlangsung di masjid-

masjid, tetapi juga dirumah-rumah ulama, dan tempat-tempat umum.

Kurikulum pada zaman kemajuan Islam kurikulum yang terdapat dilembaga

pendidikan Islam tidak menawarkan mata pelajaran yang bermacam-macam. Dalam

suatu jangka waktu pengajaran hanya mengajarkan satu mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh siswa.

B. Metode pengajaran

Page 64: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Pendidikan dalam proses pendidikan Islam, tidak hanya dituntut untuk meguasai

sejumlah materi yang akan di berikan kepada peserta didik, tetapi juga harus

menguasai sejumlah metode pendidikan guna kelangsungan, transformasi, dan

internalisasi materi pengajaran. Oleh Karena itu, metode mempunyai posisi penting

dalam upaya mnecapai tujuan sebagai sarana memberi makna materi pelajaran yang

tersusun dalam kurikulum pendidikan yang sedemikian rupa sehingga dapat dipahami

atau diserap oleh peserta didik, pada akhirnya berfungsi pada perilakunya. Tanpa

metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat diproses secara efisien dan efektif.

Adapun wasiat Harun Ar-Rasyid, jika dianalisis lebih mendalam, Harun Ar-Rasyid

mengisyaratkan adanya larangan mengalihkan dari mempelajari satu macam ilmu ke

ilmu lainnya, kecuali bila mantap pemahaman pada ilmu yang pertama. Jadi Harun

Al-Rasyid menunjukkan Al-Quran merupakan pelajaran inti. Langkah-langkah ini

sangat penting diikuti oleh masyarakat pada masa pemerintahannya dan Khalifah-

Khalifah sesudahnya.

Dalam rangka mentransfer ilmu pengetahuan dari seorang guru kepada peserta didik

secara langsung digunakan pada maa Dulah Abbasiyah adalah metode lisan, hafalan

dan tulisan. Metode lisan bias berupa dikte, ceramah, qiraat dan diskusi. Dikte (imla’)

adalah metode untuk menyampaikan pengetahuan yang dianggap baik dan aman,

karena pelajar mempunyai catatan. Metode ceramah disebut juga al-asma’, sebab

dalam metode ceramah, guru membacakan bukunya atau menjelaskan isi buku,

sedangka murid mendengarnya. Pada saat-saat tertentu guru berhenti dan memberi

kesempatan kepada pelajar-pelajar untuk menulis dan bertanya. Metode qira’ah atau

membaca, biasanya digunakan untuk belajar membaca. Sedangkan diskusi merupaka

metode yang khas dalam pendidikan islam pada masa kejayaannya itu.

Metode ini banyak digunakan dalam pengajaran ilmu-ilmu yang bersifat filosofis dan

fiqhi. Dalam proses penyerapan ilmu, diskusi adalan metode yang palin efektif

daripada metode-metode yang lain. Diskusi dapat menjadikan pencari ilmu lebih aktif.

Diskusi jiga dapat melatih para pelajar-pelajar menguraikan ilmu dan menggunakan

daya berfikir mereka lebih aktif dibandingkan metode-metode lain.

C. Kehidupan murid

Page 65: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Ciri utama murid tingkat dasar adalah mereka diharuskan belajar membaca dan

menulis. Bahan pengajaran biasanya syaiir-syair, bukan Al-Quran karena kalau

memakai Al-Quran dikhawatirkan mereka membuat kesalahan yang akan menodai

kemuliaan Al-Quran. Pada pendidikan tingkat dasar, siswa yang telah mengenal tulis

baca, selanjutnya diperkenankan belajar Al-Quran dan menghafalnya dengan baik.

Belajar ditingkat dasar tidak ditentukan lamanya, melainkan tergantung kepada

kemampuan anak-anak. Mereka yang cerdas akan cepat selesai, sedangkan mereka

yang kurang cerdas dan malas tentu terlambat belajarnya.

Sebagai peserta didik, mereka mempunyai tujuan utama untuk belajar dan mereka

menghabiskan sebahagian hidup mereka untuk belajar, dan mereka mempunyai

hubungan erat dengan guru mereka. Guru mengetahui pribadi tiap-tiap pelajar yang

berguru kepadanya. Di samping guru memperhatikan tingkah laku anak didiknya, dia

juga memperhatikn kemampuan si murid dalam belajar. Serta guru sering memberi

petunjuk kepada anak didiknya tentang pelajaran apa yang cocok baginya.

Begitu mengesankan hubungan guru dengan murid pada masa kejayaan Islam.

Hubungan guru dan murid tidak hanya sebatas yang berkaitan dengan transmisi

keilmuan dan pembentukan perilaku si peserta didik, tetapi juga guru memberikan

dukungan moral moril kepada peserta didik. Kebanyakan pelajar-pelajar tidak puas

dengan pengetahuan yang ia peroleh dari guru-gurunya, dan ia akan belajar lagi

kepada guru lainnya, bahkan bila dikota tempat si murid tinggal tidak ada guru yang

ia kehendaki, ia akan ke kota lain belajar kepada guru-guru yang ia inginkan sampai

merasa cukup.[7]

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Puncak

perkembangan dinasti Abbasiyah tidak seluruhnya berawal dari kreatifitas penguasa

Bani Abbasiyah sendiri. Sebagian diantaranya sudah dimulai sejak awal kebangkitan

Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya di awal Islam, lembaga pendidikan sudah

Page 66: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

mulai berkembang. Namun lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa

pemerintahan Bani Abas dengan berdirinya perpustakaan dan akademi.

Salah satu faktor penyebab kemajuan peradaban Islam (ilmu pengetahuan) pada masa

dinasti Abbasiyah, khususnya pemerintahan Harun al-Rasyid sampai al-Ma’mun

adalah adanya pendidikan sebagai sesuatu yang esensial bagi manusia. Pendidikan

dapat mebentuk kepribadian seseorang, diakui sebagai kekuatan yang dapat

menentukan prestasi dan produktifitas seseorang.

Perhatian khusus darinya dibuktikan dengan penerjemahan buku-buku yang berbahasa

Yunani kedalam bahasa Arab, serta mengkaji para penerjemah dari gelongan Kristen

dan penganut Agama lain yang ahli sehingga zaman ini sering disebut sebagai zaman

keemasan dunia islam. Gerakan al-Ma’mun usaha dalam memajukan dunia ilmu

pengetahuan adalah dengan mendatangkan para ilmuan, penulis, fisikawan, pujangga

dan filosof untuk tinggal diistana.

DAFTAR PUSTAKA

Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era

Rasulullah sampai Indonesia. Ed.I Cet.4; Jakarta; Kencana, 2011.

Rahmat, Paradigma Pendidikan Pada Masa Kejayaan Peradaban Islam. Cet.1;

Alauddin University Press, 2011.

http://www.scribd.com/doc/46943120/Pendidikan-Islam-Pada-Zaman-Bani-

Abbasiyah.

[1]Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Sejarah

Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia (Cet. III; Jakarta: Kencana, 2009), h. 53

[2]Lihat Charles Michael Stanton, Pendidkan Tinggi dalam Islam, terj. Hasan Asari

dan H. Afandi, (Jakarta: Logos, 1994), Cet. IV; h. 35

[3]Joesoef Sou’yb, Seajarah Daulah Abbasiyah, Jilid I (Cet. I;Jakarta: Bulan Bintang,

1977), h. 9-10.

Page 67: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

[4]http://www.scribd.com/doc/46943120/Pendidikan-Islam-Pada-Zaman-Bani-

Abbasiyah

[5] Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibani, Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyah, (Cet.

II; Jakarta: Bulan Bintang,1983), h. 476.

[6]Drs. Rahmat, M.Pd.i, Paradigma Pendidikan Pada Masa Kejayaan Peradaban

Islam, (Cet. I; 2011), h. 134.

[7](Ibid.), h. 146.

http://youchenkymayeli.blogspot.com/2012/12/kurikulum-pendidikan-pada-masa-

kejayaan.html

3. Zaman Penjajahan

A. Pendidikan Pada Masa Kolonial Belanda

Pemerintah kolonial Belanda mempunyai ambisi dan strategi sendiri ketika

menerapkan pola pendidikan modern. Pada awalnya, Pemerintah Kolonial Belanda

hanya memberikan model pendidikan pada anak bangsa yang berupa sekolah ongko

loro dan ongko siji. Sekolah ini bertujuan agar anak bangsa mendapatkan pendidikan

satu tahun dan tiga tahun saja, di mana materi yang diberikan berupa ketrampilan

berhitung, membaca, dan menulis sederhana. Ketrampilan ini jelas dibutuhkan untuk

membantu tugas-tugas administrasi pemerintah Kolonial Belanda sendiri. Hal ini

dilakukan karena di satu sisi pemerintah Belanda ingin mendapatkan tenaga

administrasi level bawah yang bergaji rendah, di sisi lain Belanda tidak ingin

memberikan sepenuhnya ilmu pengajaran dan pengetahuan bagi anak bangsa yang

status sosialnya dipandang rendah. Pemerintah Kolonial Belanda memberikan

persyaratan bagi siswa yang masuk di sekolah ongko siji dan loro. Syarat utamanya

adalah latar belakang keningratan bagi siswa-siswanya.

Namun demikian, setelah munculnya politik etis yang dimotori van Deventer dan

Baron van Hoevel, maka terjadi perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia. Sistem

persekolah dan kurikulum mengalami banyak perubahan. Semula jenjang pendidikan

terlama di bangku sekolah dasar hanya tiga tahun, dengan kebijakan baru berubah

menjadi 5 (lima) tahun dan 6 (enam tahun). Model persekolahan ini dinamakan

schakel school dan HIS (Holland Inlandsche School). Materi pengajaran mengalami

perubahan yang cukup banyak. Tingkat kesulitan mengalami peningkatan dan tidak

setiap anak bangsa bisa menjadi siswa di sekolah ini. Kedua sekolah ini tetap

mempertahankan sistem lama dalam penerimaan siswa baru. Mereka yang berasal

Page 68: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

dari kalangan rakyat biasa tetap tidak diperbolehkan memasuki jenjang pendidikan

HIS. Mereka yang berasal dari kalangan priyayi rendah, tentu saja harus ngenger

dahulu agar dapat diterima menjadi siswa sekolah ini. Bahasa Belanda menjadi bahasa

pengantar dalam kegiatan belajar di sekolah ini.

Sebagai pembanding, pemerintah Kolonial Belanda mendirikan pula ELS (Eropesch

Lagere School) sebagai sekolah dasar untuk anak-anak eropa dan China Lagere

School bagi anak-anak keturunan Tionghoa. Sekolah ini jelas bukan milik kaum

pribumi yang secara sosial berada di bawah posisi orang Eropa dan China.

Di tingkat lanjut, pemerintah Kolonial Belanda mendirikan MULO yang setingkat

SMP jaman sekarang. Kurikulum yang dipergunakan semakin lengkap. Bahasa

Belanda tetap menjadi bahasa pengantar. Selain itu diajarkan bahasa Perancis dan

Inggris. Tidak setiap anak bangsa bisa memperoleh pendidikan tingkat ini. Banyak

kendala rasialis dan sosial yang menghalangi anak bangsa untuk memperoleh

kesempatan ini. Jika dibandingkan jaman sekarang lulusan MULO sebanding

kualitasnya dengan lulusan S-1 sekarang. Bagi lulusan MULO maka ia berhak

mendapatkan tempat pekerjaan di struktur kepegawaian negeri maupun militer

pemerintah Kolonial Belanda.

Pengembangan aspek kepegawaian dan sistem birokrasi pemerintah Kolonial Belanda

yang semakin lengkap, jelas membutuhkan pegawai lokal yang lebih cerdas. Oleh

karena itu, dengan jumlah lulusan MULO yang tidak banyak maka kebutuhan akan

jumlah kepegawaian itu dapat terpenuhi.

Pada level yang tertinggi, kebijakan Kolonial Belanda menjelang pertengahan abad

ke-20 mulai mendirikan sekolah setingkat SLTA sekarang dengan sebutan AMS

(Algemens Middlebars School) dan HBS (Hoogere Bourgere School). Minimal anak

bangsawan tinggi yang diperbolehkan memasuki jenjang sekolah ini. Untuk AMS

ditempuh selama 3 (tiga) tahun, sedangkan untuk HBS ditempuh 5 (lima) tahun.

Siswa yang bersekolah di HBS secara sosial ia adalah pribumi yang sudah disamakan

derajatnya dengan bangsa Eropa/Belanda. Pada pendidikan tingkat ini, kualitas

menjadi sebuah ukuran mutlak. Oleh karena pola pendidikannya yang disiplin dengan

kurikulum yang jelas maka dengan sendirinya menghasilkan alumni yang disegani

oleh siapa saja. Para alumninya antara lain: Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir,

Syafruddin Prawiranegara, Soetomo, Cipto Mangunkusuma, A. Rivai, Suwardi

Suryaningrat, dan sebagainya.

Page 69: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Sangat jelas bahwa sistem pendidikan masa Kolonial Belanda sangat diwarnai oleh

dualisme pendidikan. Di satu sisi, adanya politik etis tersebut pemerintah menyetujui

untuk memberikan politik balas jasa bagi pribumi dengan memberikan kesempatan

memperoleh pendidikan. Namun di sisi lain, pribumi tetap dipelihara seperti

sediakala. Pendidikan yang diberikan pada pribumi jelas tidak sama dengan

pendidikan yang diberikan pada anak-anak Belanda, Tionghoa, dan Eropa lainnya.

Hanya anak kaum bangsawan tinggi yang diperbolehkan memasuki sekolah seperti

MULO, AMS, dan HBS. Akibatnya pemerintah tetap melestarikan rust en orde, yaitu

sebuah kestabilan politik di bawah kendali ratu Belanda, sehingga dapat menekan

benih-benih ketidakpuasan dari kaum intelektual yang mungkin terlahir dari sistem

dan kebijakan Belanda sendiri.

Betapa sulitnya kaum pribumi untuk menaiki tangga mobilitas sosial. Hambatan

sosial yang berupa latar keningratan dan kebangsawan menjadi batu sandungan yang

berat bagi anak bangsa yang ingin memperbaiki nasib diri dan bangsa. Bagi mereka

yang tak sempat mengenyam bangku AMS dan HBS, tentu saja lebih memilih

memasuki jenjang pendidikan guru yang setingkat dengan MULO dan AMS sendiri

namun dengan kualitas keilmuan dan gengsi di bawahnya. Menjadi guru toh

merupakan jenjang kepriyayian yang dicita-citakan meski berada pada posisi

terbawah model birokrasi Kolonial Belanda.

Pada aspek materi, jelas sekali ada perbedaan yang cukup mendasar antara jenjang

pendidikan HIS, MULO, dan AMS. Namun ada kesamaan di antara jenjang yang

berbeda tersebut yaitu materi kebangsaan Belanda yang tercermin dalam pelajaran

sejarah, ilmu budaya, civic education, dan bahasa. Semua ilmu ini merupakan bagian

dari propaganda Belanda agar masyarakat memperoleh kesadaran berbangsa dan

loyalitas terhadap eksistensi ratu Belanda. Adapun kelebihan pendidikan masa

Kolonial Belanda adalah aspek kualitasnya yang terjamin. Hal ini terlihat pada standar

input, proses, pembiayaan, sarana-prasarana, dan standar lulusan setiap tahunnya.

Pada standar input jelas sekali dapat terlihat kualitas siswa yang masuk. Mereka yang

tercatat sebagai siswa tidak hanya berlatar belakang sosial yang tinggi, namun juga

proses seleksi intelektual menjadi sebuah ukuran yang mutlak.

Pada standar proses, terlihat bahwa kelas dengan jumlah siswa yang kecil, maksimal

25 siswa menjadi ruang yang penuh mekanisme pengawasan, pembinaan, dan

pengajaran yang sangat optimal. Apalagi dengan guru-guru yang menguasai ilmu

mengajar yang mumpuni, tanggung jawab dan dedikasi yang sepenuhnya, serta pola

Page 70: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

pengajaran searah namun keras dan penuh disiplin, tentu saja akan melahirkan

jalannya kegiatan belajar yang efektif bagi pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.

Pada standar pembiayaan, jelas bahwa adanya siswa yang mayoritas berasal dari

kalangan bangsawan tinggi akan memberikan sokongan dan dukungan dana bagi

pengembangan sekolah. Mereka yang kaya akan berusaha memberikan partisipasi

dana yang maksimal agar anak-anaknya bisa sukses di sekolah.

Adanya dukungan dana dari orang tua dan statusnya sebagai sekolah negeri sudah

pasti menjadikan sarana dan prasarana lebih lengkap. Perpustakaan dengan buku-buku

berbahasa Belanda dan Inggris menjadi koleksi utama semua sekolah dari HIS sampai

dengan HBS.

Semuanya yang sudah dijelaskan di atas pada akhirnya akan bermuara pada kualitas

lulusannya yang hebat dan mumpuni di bidangnya. Konon, saking hebatnya lulusan

AMS maka banyak orang yang mengatakan bahwa kualitasnya sama dengan lulusan

S-2 jaman sekarang.

B. Pendidikan di Zaman Pendudukan Jepang

Didorong semangat untuk mengembangkan pengaruh dan wilayah sebagai bagian dari

rencana membentuk Asia Timur Raya yang meliputi Manchuria, Daratan China,

Kepulauan Filiphina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Indo China dan Rusia di bawah

kepemimpinan Jepang, negera ini mulai melakukan ekspansi militer ke berbagai

negara sekitarnya tersebut. Dengan konsep “Hakko Ichiu” (Kemakmuran Bersama

Asia Raya) dan semboyan “Asia untuk Bangsa Asia”, bangsa fasis inipun

menargetkan Indonesia sebagai wilayah potensial yang akan menopang ambisi

besarnya. Dengan konteks sejarah dunia yang menuntut dukungan militer kuat,

Jepang mengelola pendidikan di Indonesia pun tidak bisa dilepaskan dari kepentingan

ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang

sangat dipengaruhi motif untuk mendukung kemenangan militer dalam peperangan

Pasifik.

Setelah Februari 1942 menyerang Sumatera Selatan, Jepang selanjutnya menyerang

Jawa dan akhirnya memaksa Belanda menyerah pada Maret 1942. Sejak itulah Jepang

kemudian menerapkan beberapa kebijakan terkait pendidikan yang memiliki implikasi

luas terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:

Page 71: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

1. Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan

menggantikan Bahasa Belanda;

2. Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan

berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.

Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan

sebagai berikut:

1. Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun.

Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah

dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia Belanda.

2. Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah

Pertama) dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah

Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.

3. Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain

di bidang pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.

4. Pendidikan Tinggi.

Guna memperoleh dukungan tokoh pribumi, Jepang mengawalinya dengan

menawarkan konsep Putera Tenaga Rakyat di bawah pimpinan Soekarno, M. Hatta,

Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur pada Maret 1943. Konsep ini dirumuskan

setelah kegagalan the Triple Movement yang tidak menyertakan wakil tokoh pribumi.

Tetapi PTR akhirnya mengalami nasib serupa setahun kemudian. Pasca ini, Jepang

tetap merekrut Ki Hajar Dewantoro sebagai penasehat bidang pendidikan mereka.

Upaya Jepang mengambil tenaga pribumi ini dilatarbelakangi pengalaman kegagalan

sistem pendidikan mereka di Manchuria dan China yang menerapkan sistem

Nipponize (Jepangisasi). Karena itulah, di Indonesia mereka mencobakan format

pendidikan yang mengakomodasi kurikulum berorientasi lokal. Sekalipun patut

dicatat bahwa pada menjelang akhir masa pendudukannya, ada indikasi kuat Jepang

untuk menerapkan sistem Nipponize kembali, yakni dengan dikerahkannya Sendenbu

(propagator Jepang) untuk menanamkan ideologi yang diharapkan dapat

menghancurkan ideologi Indonesia Raya.

Jepang juga memandang perlu melatih guru-guru agar memiliki keseragaman

pengertian tentang maksud dan tujuan pemerintahannya. Materi pokok dalam latihan

tersebut antara lain:

1. Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu;

2. Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan semangat Jepang;

Page 72: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

3. Bahasa, sejarah dan adat-istiadat Jepang;

4. Ilmu bumi dengan perspektif geopolitis; serta

5. Olaharaga dan nyanyian Jepang. Sementara untuk pembinaan kesiswaan.

Jepang mewajibkan bagi setiap murid sekolah untuk rutin melakukan beberapa

aktivitas berikut ini:

1. Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi;

2. Mengibarkan bendera Jepang, Hinomura dan menghormat Kaisar Jepang, Tenno

Heika setiap pagi;

3. setiap pagi mereka juga harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia kepada cita-

cita Asia Raya;

4. Setiap pagi mereka juga diwajibkan melakukan Taiso, senam Jepang;

5. Melakukan latihan-latihan fisik dan militer;

6. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan. Bahasa

Jepang menjadi bahasa yang juga wajib diajarkan.

Setelah menguasai Indonesia, Jepang menginstruksikan ditutupnya sekolah-sekolah

berbahasa Belanda, pelarangan materi tentang Belanda dan bahasa-bahasa Eropa

lainnya. Termasuk yang harus ditutup adalah HCS, sehingga memaksa peranakan

China kembali ke sekolah-sekolah berbahasa Mandarin di bawah koordinasi Hua-

Chino Tsung Hui, yang berimplikasi pada adanya proses resinification (penyadaran

dan penegasan identitas sebagai keturunan bangsa China). Kondisi ini antara lain

memaksa para guru untuk mentranslasikan buku-buku berbahasa asing kedalam

Bahasa Indonesia untuk kepentingan proses pembelajaran. Selanjutnya sekolah-

sekolah yang bertipe akademis diganti dengan sekolah-sekolah yang bertipe vokasi.

Jepang juga melarang pihak swasta mendirikan sekolah lanjutan dan untuk

kepentingan kontrol, maka sekolah swasta harus mengajukan izin ulang untuk dapat

beroperasi kembali. Taman Siswa misalnya terpaksa harus mengubah Taman Dewasa

menjadi Taman Tani, sementara Taman Guru dan Taman Madya tetap tutup.

Kebijakan ini menyebabkan terjadinya kemunduran yang luar biasa bagi dunia

pendidikan dilihat dari aspek kelembagaan dan operasonalisasi pendidikan lainnya.

Sementara itu terhadap pendidikan Islam, Jepang mengambil beberapa kebijakan

antara lain: (1) Mengubah Kantoor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda

yang dipimpin kaum orientalis menjadi Sumubi yang dipimpin tokoh Islam sendiri,

yakni K.H. Hasyim Asy’ari. Di daerah-daerah dibentuk Sumuka; (2) Pondok

pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah Jepang; (3)

Page 73: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar seni

kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin; (4)

Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H.

Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta; (4) Diizinkannya ulama dan

pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela Tanah Air (PETA) yang

belakangan menjadi cikal-bakal TNI di zaman kemerdekaan; dan (5) Diizinkannya

Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) terus beroperasi, sekalipun kemudian

dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang

menyertakan dua ormas besar Islam, Muhammadiyah dan NU. Lepas dari tujuan

semula Jepang memfasilitasi berbagai aktivitas kaum muslimin ketika itu, nyatanya

hal ini membantu perkembangan Islam dan keadaan umatnya setelah tercapainya

kemerdekaan.

4. Masa Setelah Kemerdekaan

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasionaltelah

mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,

1984,1994,2004, dan yang sekarang 2006. Perubahan tersebut merupakan

konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi,

dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai

seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan

tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional

dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945,

perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam

merealisasikannya.

Perubahan kurikulum tersebut tentu disertai dengan tujuan pendidikan yang berbeda-

beda, karena dalam setiap perubahan tersebut ada suatu tujuan tertentu yang ingin

dicapai untuk memajukan pendidikan nasional kita. Perubahan kurikulum di dunia

pendidikan Indonesia beserta tujuan yang ingin dicapai dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Kurikulum 1947

Kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat itu, kurikulum

pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan

Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana

Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial

Page 74: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang

merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism, bertujuan

untuk membentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan

sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.

2. Kurikulum 1952

Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami

penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952.

Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling

menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran

harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

3. Kurikulum 1964

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan

sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964.

Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah

bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan

akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan

pada program Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa,

karya, dan moral (Hamalik, 2004). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima

kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan

(keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan

dan kegiatan fungsional praktis.

5. Masa Orde Lama

6. Masa Orde Baru

Pada masa Orde Baru, pendidikan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Agar

bangsa Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang sama dengan negara-negara

maju lainnya, maka secara kuantitas dibangunlah semua sarana pendidikan di setiap

daerah. Alhasil, sekolah begitu banyak berdiri di tanah air. Secara kuantitatif

pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Setiap anak dapat bersekolah

dengan mudah. Namun di sisi lain, kualitas tidak bisa terjaga dengan baik.

Kekurangan guru yang baik menjadi problematika pemerintah Indonesia. Sekolah

Page 75: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Pendidikan Guru yang berdiri pada awal kemerdekaan tidak cukup menyediakan

lulusannya yang siap pakai. Jumlah sekolah melebihi kapasitas guru yang ada.

Akibatnya, pemerintah mengambil jalan pintas. Semua lulusan setingkat SLTA

diperbolehkan menjadi guru meski mereka tidak memiliki kemampuan dan

ketrampilan sebagai guru yang layak.

Di daerah-daerah, terjadi kemerosotan pendayagunaan sarana dan prasarana. Artinya

terjadi jurang pemisah yang sangat tajam antara sekolah desa dengan sekolah di pusat

perkotaan. Sekolah desa hanya mengandalkan kebijakan pusat yang bersifat proyek.

Pembangunan ruang kelas berhasil, namun penyediaan sarana dan prasarana lainnya

tidak mendukung. Sementara itu, sekolah perkotaan dengan bantuan orang tua siswa

dan akses yang mudah pada pemerintah pusat mendapatkan bantuan buku-buku

perpustakaan dan sarana pendukung lain yang baik.

Pada masa ini, kualitas lulusan siswa tidak sebanding dengan perkembangan sarana

pendidikan di Indonesia. Sekolah begitu banyak namun tingkat kualitasnya

mengalami penurunan bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Agaknya beban

kurikulum yang terlalu lebar tidak sepadan dengan kemampuan kognitif siswa yang

harus menyerap semua informasi dan pengetahuan.

Di sisi lain, perubahan kurikulum terjadi hampir setiap 10 (sepuluh) tahun. Kurikulum

1978 diganti dengan munculnya kurikulum 1984. Kurikulum 1984 diganti dengan

kurikulum 1994. Demikian pula kurikulum 1994 mengalami beragam tambahn yang

dibuktikan dengan adanya suplemen 1994.

Agaknya perubahan kurikulum tersebut dilaksanakan karena terkait dengan

perkembangan jaman. Tuntutan perbaikan kualitas dan juga kepentingan politik

tertentu melahirkan kebijakan-kebijakan yang sarat dengan kepentingan ideologi.

Contohnya adalah pemberlakuan materi PSPB pada kurikulum 1984 yang sarat

dengan muatan ideologis dan politis. Demikian pula salah satu syarat kenaikan kelas

seorang siswa harus mendapatkan nilai minimal 6,0 dengan skala 1 sampai dengan 10

pada nilai raport. Jika nilai dibawah itu, maka siswa tidak dapat naik kelas meskipun

pelajaran lain mendapat 9 (sembilan).

Pada masa pemberlakuan kurikulum 1984 ini model pembelajaran yang sangat

terkenal adalah CBSA atau Cara Belajar Siswa Aktif di mana guru memberikan

peluang dan respon bagi siswa yang memang memiliki kecerdasan dan kepintaran.

Sistem ini dipergunakan untuk merubah model pengajaran yang kaku dan statis

seperti yang dilaksanakan pada masa sebelumnya.

Page 76: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Pendidikan Masa Reformasi Pada masa reformasi, jelas sekali kebijakan yang

dihasilkan terkait dengan aspek politik dan ekonomi. Munculnya suplemen 1999 juga

dalam rangka kepentingan politik yang mendasarinya.

Namun semenjak penataran P-4 (Eka Prasetya Pancakarsa) ditiadakan maka dunia

pendidikan dikembalikan pada posisi yang semestinya

7. Masa Orde Reformasi

Pendidikan Masa Reformasi Pada masa reformasi, jelas sekali kebijakan yang

dihasilkan terkait dengan aspek politik dan ekonomi. Munculnya suplemen 1999 juga

dalam rangka kepentingan politik yang mendasarinya.

Namun semenjak penataran P-4 (Eka Prasetya Pancakarsa) ditiadakan maka dunia

pendidikan dikembalikan pada posisi yang semestinya.

Pada tahun 2004 mulai diberlakukan kebijakan kurikulum baru. Kurikulum berbasis

kompetensi menjadi jawaban atas perkembangan jaman. Kurikulum ini berusaha

untuk memberikan solusi atas perubahan jaman dan globalisasi yang melanda dunia

mana saja.

Namun demikian, dunia pendidikan bukan berarti lepas dari persoalan yang ada.

Pembaharuan kurikulum ternyata tidak diimbangi dengan manajemen dan kebijakan

baru dalam menjaga mutu dan kualitas lulusan. Ujian nasional dengan pemberlakuan

standar nilai yang dilakukan secara terpusat telah memberangus standar proses yang

seharusnya menjadi titian utama kurikulum 2004.

Di sisi lain, masalah kesejahteraan guru menjadi satu faktor yang belum dituntaskan

pada masa reformasi ini. Kesejahteraan guru mulai diperhatikan ketika era Presiden

Abdurrahman Wahid menaikkan gaji guru hingga sama dengan pegawai negeri

lainnya. Pada akhirnya era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kesejahteraan guru

dan anggaran pendidikan 20% disahkan melalui undang-undang guru dan dosen serta

sistem pendidikan nasional. Sertifikasi guru dilaksanakan secara menyeluruh dengan

konsekuensi guru mendapatkan penghasilan tambahan sebesar satu kali gaji pokok.

Kurikulum 2006 akhirnya diberlakukan pula dalam menekankan makna

keberfungsian semangat kompetensi dan kepentingan lokal. Tidak hanya itu saja,

pemerintah juga memberikan subsidi dana bagi sekolah dari tingkat dasar sampai

SLTP lewat Dana Bos. Di samping itu, pemerintah memberlakukan MBS sebagai

model manajemen sebuah sekolah yang efektif dan efisien. Pemerintah pula memilah

dan mencoba memberikan kriteria bagi upaya peningkatan kualitas sekolah secara

Page 77: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

utuh. Kriteria SSN, akselerasi, imersi, RSKM, SKM, RSBI, dan SBI menjadi sesuatu

yang lazim ada situasi persekolahan saat ini.

Page 78: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

7.Bobot Nilai 10

KTSP didasarkan pada peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006, diberlakukan di satuan

pendidikan dasar dan menengah dengan menerapkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi

Lulusan (SKL) secara bertahap dimulai pada tahun ajaran 2006/2007. Coba Sdr. jelaskan apa

perbedaan KTSP dengan kurikulum 1994!

Kurikulum 1994

a. Karakteristik kurikulum 1994

i. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.

ii. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat

(berorientasi kepada materi pelajaran/isi).

iii. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum

untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti

sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan

dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.

iv. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi

yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.

Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah

kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu

jawaban) dan penyelidikan.

v. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan

konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan

terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep

dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan

masalah.

b. Kelebihan Kurikulum 1994

- Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,

fisik, dan social.

- Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang

sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.

Page 79: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

c. Kekurangan Kurikulum 1994

- Aspek yang di kedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu padat.

- Konsep pengajaran satu arah, dari guru ke murid.

- Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya

materi/ substansi setiap mata pelajaran.

- Materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat

perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi

kehidupan sehari-hari.

- Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk

pemantapan pemahaman.

KURIKULUM 2006-Sekarang (KTSP)

Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) merupakan kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di

masing-masing satuan pendidikan yang berlaku dewasa ini di Indonesia. KTSP diberlakukan

mulai tahun ajaran 2006/2007 yang menggantikan kurikulum 2004 (KBK). Kurikulum ini

lahir seiring dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. Salah satu perbedaan KTSP dibandingkan dengan kurikulum yang

pernah berlaku sebelumnya di Indonesia adalah terletak pada sistem pengembangannya.

Pengembangan kurikulum sebelum KTSP dilakukan secara terpusat (sentralistik), sedangkan

KTSP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan

memperhatikan karakteristik dan perbedaan daerah (desentralistik).

a. Karakteristik KTSP

- Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual, maupun

klasikal.

- Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman.

Page 80: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

- Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang

bervariasi.

- Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi

unsure edukatif.

- Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau

pencapaian suatu kompetensi.

b. Kelebihan KTSP

- Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.

- Pembelajaran berpusat pada siswa.

- Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi.

- Sumber belajar yang bervariasi.

- seorang guru benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang

menuntut kekereatifitasan.

c. Kekurangan KTSP

- Minimnya sosialisasi dan kesiapan sarana dan prasarana pendukung pendidikan dan

terutama sekali kesiapan guru dan sekolah untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum

sendiri.

http://kupatkepot.blogspot.com/2012/10/karakteristik-kelebihan-dan-kekurangan_5364.html

8.Bobot Nila 20

Page 81: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

Analisislah kurikulum 2013 pada Mapel Ekonomi SMA serta perbedaannya dengan

kurikulum KTSP dari segi: (1) tujuan; (2) sistem yang digunakan; (3) silabus yang

digunakan; (4) beban belajar siswa; (5) implementasi kurikulum; (6) proses penilaian; (7)

kelemahan dan keunggulannya.

Analisa Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Ekonomi serta Perbandingannya dengan

Kurikulum KTSP

Adapun hal-hal yang akan dianalisis dalam kurikulum 2013 ini terkait mata pelajaran

ekonomi terutama di SMA adalah dari segi tujuan, SK/KD (evaluasi) serta perbandingannya

dengan kurikulum KTSP, maka analisa yang dapat saya paparkan adalah sebagai berikut: 

A.  Dari segi tujuan

1.Tujuan mata pelajaran ekonomi tingkat SMA pada kurikulum KTSP:

Adapun tujuan dari mata pelajaran ekonomi adalah agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

a.Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah

ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu,

rumah tangga, masyarakat, dan negara

b.Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan

untuk mendalami ilmu ekonomi

c.Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan

dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri

sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara

d.Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam

masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional

2.Tujuan mata pelajaran ekonomi tingkat SMA pada kurikulum 2013:

Hakikatnya pada kurikulum 2013 ini, belum tampak adanya tujuan khusus dari mata

pelajaran ekonomi, namun secara umum kurikulum 2013 ini memiliki tujuan yang terkategori

pada tujuan satuan pendidikan yaitu menjadikan peserta didik sebagai manusia yang memiliki

kemampuan sebagai berikut:

Page 82: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

a. Beriman dan bertakwa pada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berkepribadian

luhur

b. Berilmu, cakap, kritis, kreatif dan inovatif

c. Sehat, mandiri, dan percaya diri

d. Toleran, peka sosial, demokratis dan tanggungjawab.

Di samping itu, dikarenakan mata pelajaran ekonomi termasuk kelompok mata

pelajaran peminatan, maka dapat kita lihat bahwa kelompok mata pelajaran peminatan

memiliki tujuan sebagai berikut: (1) untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik

mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat

keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu

disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.

Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut (baik itu pada kurikulum KTSP maupun 2013),

maka dapat kita lihat bahwa terdapat perbedaan dari tujuan kurikulum KTSP dengan

kurilukum 2013. Hal ini dikarenakan pada kurikulum 2013 itu sendiri belum mengarah pada

spesifikasi tujuan mata pelajaran tertentu termasuk mata pelajaran ekonomi. Sedangkan pada

kurikulum KTSP tujuan mata pelajaran ekonomi dijelaskan secara rinci dan tujuannya

tersebut mengarahkan pada pembentukan kompetensi siswa agar benar-benar mengerti akan

konsep ekonomi dalam kehidupannya. Sementara untuk kurikulum 2013 hal itu tidak tampak,

yang ada hanya tujuan satuan pendidikan dan peminatan. Hal ini dirasakan masih sangat

umum dan tujuannya memang lebih banyak mengarah pada pembentukan karakter anak

secara umum pula. Namun, saya melihat bahwa bagaimanapun perbedaan dari segi dokumen,

tetap yang menjadi penilaian adalah pelaksanannya. Jadi, menurut saya tidak ada salahnya

juga jika terdapat perbedaan seperti itu, mungkin memang seperti itulah desain dari masing-

masing kurilukum yang pada akhirnya akan terus dilakukan perbaikan-perbaikan

kedepannya.

Walaupun terdapat perbedaan dari arah serta tujuan dari pelaksanaan masing-masing

kurikulum ini, namun tetap harus diapresiasikan niat baik pemerintah untuk memperbaiki

kurikulum itu sendiri. Kita belum bisa memutuskan mana kurikulum terbaik, karena hal itu

baru bisa terjadi apabila keduanya sudah dilaksanakan dan selanjutnya dievaluasi. Sementara

sekarang kita baru hanya melihat pelaksanaan dari kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 baru

akan terlaksana pada tahun ini.

Page 83: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

B.  Dari segi SK/KD atau KI/KD

1.SK/KD Mata Pelajaran Ekonomi Tingkat SMA pada Kurikulum KTSP:

Kelas X,  Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1.                 Memahami

permasalahan ekonomi dalam

kaitannya dengan kebutuhan

manusia, kelangkaan  dan sistem

ekonomi

1.1              Mengidentifikasi kebutuhan manusia

1.2   Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang

langka dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

1.3   Mengidentifikasi masalah pokok ekonomi,

yaitu  tentang apa, bagaimana dan untuk siapa barang

diproduksi

1.4              Mengidentifikasi hilangnya kesempatan pada

tenaga kerja bila melakukan produksi di bidang lain

1.5              Mengidentifikasi sistem ekonomi untuk

memecahkan masalah ekonomi

2.      Memahami konsep

ekonomi dalam kaitannya dengan

kegiatan ekonomi konsumen dan

produsen

2.1              Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan

produsen dalam kegiatan ekonomi

2.2              Mendeskripsikan CirculairFlow Diagram

2.3              Mendeskripsikan peran konsumen dan

produsen

3        Memahami konsep

ekonomi dalam kaitannya dengan

permintaan, penawaran, harga

keseimbangan, dan pasar

3.1              Mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan dan penawaran

3.2              Menjelaskan hukum permintaan dan hukum

penawaran serta asumsi yang mendasarinya

3.3              Mendeskripsikan pengertian harga dan

jumlah keseimbangan

3.4              Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar

barang

3.5              Mendeskripsikan pasar input

Kelas X , Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

4.      Memahami kebijakan

pemerintah dalam bidang

4.1              Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi

mikro dan ekonomi makro

Page 84: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

ekonomi 4.2              Mendeskripsikan masalah-masalah yang

dihadapi pemerintah di bidang ekonomi

5.      Memahami Produk

Domestik Bruto (PDB), Produk

Domestik Regional Bruto

(PDRB), Pendapatan Nasional

Bruto (PNB), Pendapatan

Nasional (PN)

5.1     Menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, PN

5.2     Menjelaskan manfaat perhitunganpendapatan

nasional

5.3     Membandingkan PDB dan pendapatan perkapita

Indonesia dengan negara lain

5.4     Mendeskripsikan indeks harga dan inflasi

6.                 Memahami

konsumsi dan investasi

6.1  Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi

tabungan

6.2  Mendeskripsikan kurva permintaan investasi

7        Memahami uang dan

perbankan

7.1  Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang

7.2  Membedakan peran bank umum dan bank sentral

7.3  Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang

moneter

Kelas XI, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1.   Memahami kondisi

ketenagakerjaan dan dampaknya

terhadap pembangunan ekonomi

1.1         Mengklasifikasi ketenagakerjaan

1.2         Mendeskripsikan tujuan pembangunan

1.3        Mendeskripsikan proses pertumbuhan ekonomi

1.4        Mendeskripsikan pengangguran beserta

dampaknya terhadap pembangunan nasional

2.  Memahami APBN dan APBD 2.1     Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan APBN dan

APBD

2.2     Mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan

pemerintah pusat dan pemerintah daerah

2.3     Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang

fiskal

2.4     Mengidentifikasi jenis-jenis pengeluaran

pemerintah pusat dan pemerintah daerah

3. Mengenal Pasar modal 3.1 Mengenal jenis produk dalam bursa efek

Page 85: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

3.2 Mendeskripsikan mekanisme kerja bursa efek

4. Memahami perekonomian

    Terbuka

4.1  Mengidentifikasi manfaat, keuntungan dan faktor-

faktor pendorong perdagangan internasional

4.2  Mengidentifikasi kurs tukar valuta asing, dan  neraca

pembayaran

4.3   Menjelaskan konsep tarif, kuota, larangan ekspor,

larangan impor, subsidi, premi, diskriminasi harga

dan dumping

4.4   Menjelaskan pengertian devisa, fungsi sumber-

sumber devisa dan tujuan penggunaannya

KELAS  XI, Semester 2    

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5.      Memahami penyusunan

siklus akuntansi perusahaan jasa

5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem

informasi

5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit

dan kredit

5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal

umum

5.5 Melakukan posting dari jurnal ke buku besar

5.6 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa

5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

Kelas XII, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1.   Memahami penyusunan siklus

akuntansi perusahaan   dagang

1.1  Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal

khusus

1.2  Melakukan posting dari jurnal khusus ke buku

besar

1.3  Menghitung harga pokok penjualan

1.4  Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan

dagang

Page 86: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

1.5  Menyusun laporan keuangan

perusahaan  dagang

2.   Mamahami penutupan siklus

akuntansi perusahaan dagang

2.1  Membuat jurnal penutupan

2.2  Melakukan posting jurnal penutupan ke

buku  besar

2.3  Membuat neraca saldo setelah penutupan buku

Kelas XII, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Memahami manajemen badan

usaha dalam perekonomian

nasional

3.1   Menjelaskan unsur-unsur manajemen

3.2   Menjelaskan fungsi manajemen dalam

pengelolaan badan usaha

3.3   Mendeskripsikan peran badan usaha dalam

perekonomian Indonesia

4. Memahami pengelolaan

koperasi dan kewirausahaan

4.1 Mendeskripsikan cara pengembangan

koperasi  dan koperasi sekolah

4.2 Menghitung pembagian sisa hasil usaha

4.3        Mendeskripsikan peran dan jiwa

kewirausahaan

2.KI/KD Mata Pelajaran Ekonomi Tingkat SMA pada Kurikulum 2013:

KELAS: X KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya

1.1 Mensyukuri sumber daya karunia Tuhan

YME dalam rangka pemenuhan kebutuhan

1.2 Mengamalkan ajaran agama dalam

pengelolaan keuangan bank dan lembaga

keuangan lainnya

Page 87: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta

damai, responsif dan proaktif) dan

menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi

atas berbagai permasalahan bangsa dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

2.1 Bersikap peduli, disiplin, tanggung jawab

dalam mengatasi kelangkaan sumber daya

2.2 Bersikap peduli, kreatif, kerja sama, dan

mandiri dalam mengatasi permasalahan

ekonomi di lingkungan sekitar

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

3.1 Memahami konsep dasar ilmu ekonomi

3.2 Menganalisis kelangkaan (hubungan

antara sumber daya dengan kebutuhan

manusia) dan strategi untuk mengatasi

kelangkaan sumber daya

3.3 Menganalisis masalah pokok ekonomi

(apa, bagaimana, dan untuk siapa) serta

alternatif pemecahannya melalui berbagai

sistem ekonomi

3.4 Memahami perilaku konsumen dan

produsen serta peranannya dalam kegiatan

ekonomi

3.5 Memahami pasar dan bentuk-bentuk

pasar (monopoli, oligopoli, persaingan

sempurna, persaingan monopolistik, dll) dan

peranannya terhadap perskonomian

3.6 Menganalisis masalah dan kebijakan

ekonomi (mikro dan makro)

3.7 Memahami konsep, metode, dan manfaat

perhitungan pendapatan nasional

Page 88: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

4.        Mengolah, menalar, dan menyaji dalam

ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan

3.8 Memahami lembaga keuangan Bank dan

lembaga keuangan lain (konsep, fungsi,

peran, dan produk).

3.9 Memahami konsep pasar modal dan

perannya dalam perekonomian

4.1 Menyajikan konsep permintaan,

penawaran, dan harga keseimbangan dalam

bentuk skedul/tabel, fungsi, dan kurva

4.2 Menyajikan fungsi konsumsi, tabungan,

investasi, dan pendapatan keseimbangan

dalam bentuk grafik (dalam perekonomian

tertutup sederhana/ekonomi dua sektor)

4.3 Menghitung indeks harga dan inflasi

(konsep, faktor penyebab dan dampak inflasi

terhadap perekonomian Indonesia)

4.4 Menyajikan konsep permintaan dan

penawaran uang dalam bentuk fungsi dan

grafik

KELAS: XI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya

1.1 Melakukan kegiatan akuntansi

berdasarkan ajaran agama yang dianut

Page 89: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta

damai, responsif dan proaktif) dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia

2.1 Bersikap kreatif, kerjasama, mandiri dan

tanggung jawab dalam upaya mengatasi

permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia

2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

dan tanggung jawab dalam kegiatan

penyusunan keuangan perusahaan

2.3 Menunjukkan perilaku kreatif, percaya

diri, disiplin, tanggung jawab, jujur,

kerjasama dan mandiri dalam menerapkan

kegiatan rencana usaha/bussines plan secara

sederhana

3. Memahami, menerapkan, dan

menjelaskan pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

3.1 Menganalisis konsep dasar

pembangunan ekonomi, permasalahan

pembangunan ekonomi, faktor yang

mempengaruhi, dan strategi untuk

mengatasinya

3.2 Memahami pengertian, fungsi, dan

tujuan, APBN maupun APBD

3.3 Menganalisis permasalahan

ketenagakerjaan, faktor penyebab dan upaya

untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di

Indonesia

3.4 Memahami kebijakan pemerintah dalam

bidang fiskal dan moneter

3.5 Memahami konsep manajemen, unsur-

unsur manajemen, dan fungsi manajemen

dalam pengelolaan perusahaan

3.6 Memahami konsep kewirausahaan , cara

mengelola usaha/bisnis secara sederhana dan

Page 90: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam

ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan

peran wirausaha dalam perekonomian

3.7 Memahami akuntansi sebagai sistem

informasi

3.8 Memahami konsep persamaan akuntasi

3.9 Memahami konsep perusahaan jasa

4.1Menerapkan prinsip penyusunan dan

penutupan siklus akuntansi perusahaan jasa

4.2Membuat perencanaan usaha/bussines

plan sederhana dan menerapkannya secara

efektif dan kreatif

KELAS: XII KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya

1.1 Mengamalkan ajaran agama dalam

melakukan pencatatan dan perhitungan

akuntansi

1.2 Menerapkan ajaran agama dalam praktek

mengelola usaha dan koperasi

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta

damai, responsif dan proaktif), menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa, serta memosisikan diri

sebagai agen transformasi masyarakat dalam

membangun peradaban bangsa dan dunia

2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

mandiri, dan tanggung jawab dalam

melakukan perhitungan dan pencatatan

akuntansi

2.2 Menghargai ajaran agama dalam

melakukan kerjasama dan perdagangan

internasional

2.3 Mengembangkan kerjasama dalam

perdagangan internasional yang responsif

dan proaktif dan bertanggung jawab

Page 91: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

2.4 Menunjukkan perilaku kreatif, percaya

diri, disiplin, tanggung jawab, jujur,

kerjasama dan mandiri dalam melakukan

praktik mengelola koperasi sekolah

3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah

3.1 Memahami konsep, manfaat,

keuntungan, dan faktor pendorong

perdagangan internasional

3.2 Menganalisis kerjasama internasional

dibidang ekonomi dan dampaknya terhadap

perekonomian Indonesia

3.3 Menganalisis peran pelaku ekonomi

dalam sistem perekonomian Indonesia

(BUMN, BUMS, Koperasi).

3.4 Memahami konsep perusahaan dagang

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta

dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya

di sekolah secara mandiri serta bertindak

secara efektif dan kreatif, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.1 Menerapkan penyusunan siklus

akuntansi perusahaan dagang

4.2 Menerapkan penutupan siklus akuntansi

perusahaan dagang

4.3 Menyajikan penyusunan dan penutupan

siklus akuntansi perusahaan dagang

4.4 Menerapkan teori pengelolaan koperasi

sekolah

Berdasarkan SK/KD (pada kurikulum KTSP) dan KI/KD (pada kurikulum 2013) yang

tercantum di atas. Kita dapat melihat beberapa perbedaan di antara kedua kurikulum tersebut,

yaitu:

1.  Pada kurikulum KTSP dikenal istilah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD). Namun pada kurikulum 2013, istilah yang dikenal adalah Kompetensi Inti (KI)

Page 92: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

dan Kompetensi Dasar (KD). Akan tetapi tidak terdapat permasalahan dalam

penggunaan istilah ini. Hanya saja pada kurikulum 2013 ini lebih menekankan pada KI

dan kemudian dijabarkan menjadi KD.  Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau

operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah

menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan

tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek

sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus

dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard

skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi

(organizingelement) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti

merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi

Dasar. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu

berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2),

pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi

4). Sedangkan Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk

setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau

kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada

kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan

dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu

mata pelajaran. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk

setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SMA/MA untuk

setiap mata pelajaran mencakup:mata pelajaran Wajib Kelompok A, Wajib

Kelompok B, Kelompok Peminatan (Matematika dan Sains, Kelompok Peminatan

Sosial, dan Kelompok Peminatan Bahasa).

2.  Pada kurikulum KTSP terdapat pengelompokkan untuk masing-masing SK/KD pada

semester tertentu. Artinya sudah ada ketetapan kapan SK/KD ini dipelajari oleh siswa,

apakah menjadi beban belajar di semester  I atau II. Sehingga semuanya sudah jelas dan

guru hanya tinggal memberikannya saja pada semester yang telah ditetapkan. Sementara

pada kurikulum 2013 yang tampak hanya pembagian menurut kelas saja, tetapi tidak

nampak kapan KI/KD itu akan dipelajari, apakah di semester I atau II. Menurut saya hal

inilah yang masih membuat kita bertanya-tanya bagaimana aplikasinya nanti.

Page 93: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

3. Pada kurikulum KTSP, pengelompokkan antara SK/KD untuk mata pelajaran ekonomi

atau akuntansi terlihat lebih tersusun. Artinya ketika SK nya membahas tentang

Akuntansi maka KD nya juga akan berbicara seputar permasalahan  akuntansi, begitu

juga ketika mempelajari ekonomi. Namun, berbeda halnya pada kurikulum 2013 terdapat

percampuran antara materi yang termasuk akuntansi dengan ekonomi. Jadi lebih terlihat

seperti tematik. Sehingga menurut saya guru harus benar-benar kreatif dan cerdas dalam

melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2013 ini.

4. Pada kurilukum KTSP lebih menekankan pada penguasaan kompetensi siswa pada suatu

kajian tertentu (ekonomi atau akuntansi), meskipun tetap ada penilaian tersendiri untuk

sikap dan psikomotor dari SK/KD tersebut hanya saja penilaian itu lebih bersifat abstrak

(tidak dibunyikan pada SK/KD nya). Namun, pada kurilukum 2013 hal ini lebih terlihat

jelas, karena dibunyikan unsur penilaian atau KI/KD yang mengarahkan pada

pembentukan dan penilaian karekter siswa. Artinya setiap KI/KD yang dipelajari, baik

itu pada kelas X, XI dan XII semuanya tetap menekankan pada unsur-unsur karakter

siswa. Jadi tidak hanya penguasaan terhadap materinya, akan tetapi penilaian sikap dan

keterampilan lebih konkrit. Di samping itu juga, hal ini dikarenakan pada kurikulum

2013 ini KI nya terkelompokkan pada 4 kelompok yaitu sikap keagamaan (Kompetensi

Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan

pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Hal ini tidak terdapat pada kurikulum KTSP. 

Selain hal yang disebutkan di atas, maka perbedaan umum antara kurikulum 2013

dengan kurikulum KTSP, sebagaimana penjelasan Menteri Pendidikan & Kebudayaan, M.

Nuh bahwa  kurikulum 2013 memiliki 3 (tiga) keunggulan dibandingkan kurikulum

sebelumnya, antara lain meliputi :

a.Pertama, jika pada kurikulum KTSP mata pelajaran ditentukan terlebih dahulu untuk

kemudian menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), maka pada Kurikulum 2013

pola pikir tersebut dibalik. Artinya menetapkan standar kompetensi lulusan terlebih

dahulu.

b.Kedua, kurikulum 2013 memiliki pendekatan yang lebih utuh dengan berbasis pada

kreativitas siswa. Kurikulum baru ini diyakini telah memenuhi tiga komponen utama

pendidikan, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan menjadi penguatan

pada pembentukan karakter.

Page 94: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

c.Ketiga, pada kurikulum 2013 ini kompetensi yang ada pada jenjang SD, SMP dan SMA

didesain secara berkesinambungan.

Namun, bagaimanapun kurikulum KTSP tetap memiliki keunggulan yaitu

memasukkan konsep otonomi pendidikan. Setiap sekolah memiliki peluang untuk menjadi

inovatif dengan menerapkan SNP (Standar Nasional Pendidikan) dibarengi pengembangan

secara kreatif dan kontekstual menuju sekolah unggul yang otonom. Kurikulum 2013 justru

dirasakan dapat memasung kreativitas dan otonomi di bidang pendidikan karena kurikulum

dan persiapan proses pembelajaran akan disediakan dalam bentuk produk jadi (Completely-

built up product). Semua guru dapat mengajar (mengembangkan kecakapan intelektual,

penguasaan sains dan teknologi), tetapi tidak semuanya mampu mendidik (mengubah

paradigma, sikap dan perilaku dalam rangka membentuk karakter siswa). Oleh sebab itu,

kendala lain yang dirasakan paling berat dalam implementasi kurikulum 2013 adalah urusan

mengubah paradigma, sikap, perilaku dan karakter para guru itu sendiri sebelum mereka

melaksanakan tugas sebagai pendidik yaitu membentuk karakter siswa.

Disisi lain juga akan disajikan perbandingan kurikulum KTSP (2006) dengan

kurikulum 2013 berdasarkan bebarapa kriteria sebagai berikut:

PERBANDINGAN KURIKULUM 2006 DENGAN KURIKULUM 2013

NO PERBEDAAN KURIKULUM 2006 KURIKULUM 2013

1 Tujuan

Pendidikan

Tingkat Satuan

Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan

pendidikan dasar dan menengah

dirumuskan mengacu kepada

tujuan umum pendidikan berikut.

Tujuan pendidikan dasar adalah

meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

Tujuan pendidikan menengah

adalah meningkatkan kecerdasan,

Pendidikan dasar dan

menengah, dengan

mengacu pada Peraturan

Pemerintah Nomor 17

Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan

Penyelenggaraan

Pendidikan, bertujuan

membangun landasan bagi

berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan

Page 95: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

Tujuan pendidikan menengah

kejuruan adalah meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut sesuai dengan kejuruannya.

KTSP ( Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan ) disusun

dalam rangka memenuhi amanat

yang tertuang dalam Undang-

Undang Republik Indonesia

Nomer 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dan

Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomer 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional

Pendidikan.

bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, dan berkepribadian

luhur; berilmu, cakap,

kritis, kreatif, dan inovatif;

sehat, mandiri, dan percaya

diri; dan toleran, peka

sosial, demokratis, dan

bertanggung jawab.

2. Struktur dan

Muatan

Kurikulum

Tingkat Satuan

Pendidikan

Struktur dan muatan KTSP pada

jenjang pendidikan dasar dan

menengah yang tertuang dalam SI

meliputi lima kelompok mata

pelajaran sebagai berikut.

Kelompok mata pelajaran agama

dan akhlak mulia.

Kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan

kepribadian.

Kelompok mata pelajaran  ilmu

Ditinjau dari manajemen

sekolah, maka KTSP pada

dasarnya merupakan bentuk

perencanaan satuan

pendidikan pada bidang

intrakurikuler, kokurikuler,

ekstrakurikuler untuk

mencapai visi, misi, dan

tujuannya.

Dokumen KTSP pada

jenjang pendidikan dasar

Page 96: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

pengetahuan dan teknologi.

Kelompok mata pelajaran

estetika.

Kelompok mata pelajaran

jasmani, olahraga dan kesehatan

dan menengahsetidak-

tidaknya meliputi:

Kurikulum nasionalyang

terdiri dari Rasional,

Kerangka Dasar

Kurikulum, Struktur

Kurikulum, Deskripsi

Matapelajaran, KI dan KD,

dan Silabus untuk satuan

pendidikan terkait.

Kurda yang terdiri dari KD

dan Silabus  yang

dikembangkan oleh daerah

yang bersangkutan, dengan

acuan KI yang

dikembangkan pada

kurikulum nasional.

Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

Kegiatan kurikuler

(intrakurikuler, kokurikuler,

ekstrakurikuler)

Kalender Pendidikan.

3. Sistem yang

digunakan

Dalam kurikulum 2006 yang

digunakan Standar Kompetensi

dan Kompetensi dasar

Berbasis mata pelajaran, masing-

masing disiplin ilmu dibahas atau

dikelompokkan dalam satu mata

pelajaran.

Dalam kurikulum 2013

yang digunakan 

Kompetensi Inti (KI)

Berbasis tematik, sehingga

dalam pembelajaran yang

digunakan adalah tema-

tema yang menjadi acuan

atau bahan ajar.

4. Silabus yang

digunakan

Silabus yang digunakan adalah

silabus yang dibuat oleh masing-

Silabus yang digunakan

adalah silabus dari pusat,

Page 97: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

masing satuan pendidikan yang

berdasarkan silabus nasional.

sehingga seluruh indonesia

menggunakan silabus yang

sama.

6 Mata pelajaran

pancasila

Dalam kurikulum 2006, mata

pelajaran pendidikan pancasila

ditiadakan dan diganti dengan

mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan.

Dalam kurikulum 2013,

mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan dirubah

menjadi pendidikan

pancasila dan

kewarganegaraan.

5 Implementasi

kurikulum

Dalam kurikulum 2006, sistem

yang digunakan adalah

penjurusan.

Dalam kurikulum 2013,

sistem yang digunakan

adalah peminatan.

7 Beban belajar

siswa

Beban belajar siswa terlalu berat

karena banyaknya mata pelajaran

yang terlalu kompleks melebihi

kemampuan siswa.

Beban belajar siswa lebih

sedikit dan disesuaikan

dengan kemampuan siswa

8 Proses penilaianBerfokus pada pengetahuan

melalui penilaian output

Berbasis kemampuan

melalui penilaian proses

dan output

10 Penilaian Menekankan aspek kognitif

Test menjadi cara penilaian yang

dominan

Menekankan aspek

kognitif, afektif,

psikomotorik secara

proporsional Penilaian test

dan portofolio saling

melengkapi

11 Pendidik dan

Tenaga

Kependidikan

Memenuhi kompetensi profesi

saja Fokus pada ukuran kinerja

PTK

Memenuhi kompetensi

profesi, pedagogi, sosial,

dan personal motivasi

mengajar

12 Pengelolaan

Kurikulum

Satuan pendidikan mempunyai

kebebasan dalam pengelolaan

Pemerintah Pusat dan

Daerah memiliki kendali

Page 98: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

kurikulum terdapat

kecenderungan satuan pendidikan

menyusun kurikulum tanpa

mempertimbangkan kondisi

satuan pendidikan, kebutuhan

peserta didik, dan potensi daerah

Pemerintah hanya menyiapkan

sampai standar isi mata pelajaran

(Satuan pendidikan mempunyai

kebebasan dalam pengelolaan

kurikulum)

kualitas dalam pelaksanaan

kurikulum di tingkat satuan

pendidikan.

Satuan pendidikan

mampumenyusunkurikulum

dengan mempertimbangkan

kondisi satuan pendidikan,

kebutuhan peserta didik,

dan potensi daerah

(Pemerintah Pusat dan

Daerah memiliki

kendali kualitas dalam

pelaksanaan

kurikulum di tingkat satuan

pendidikan)

Berdasarkan perbedaan yang terlihat antara kurikulum 2006 dan 2013 di atas,maka

secara keseluruhan, bisa dikatakan bahwa:

1.konsep yang dijelaskan dalam kurikulum 2013 lebih baik dan lebih terarah dibandingkan

kurikulum 2006. Hal ini dikarenakan dalam kurikulum 2013, guru dituntut untuk tidak hanya

sekedar menyampaikan materi namun juga mengajarkan nilai- nilai positif untuk membangun

karakter peserta didik di mana dalam hal ini masing – masing sekolah diperkenankan

menyusun sesuai dengan kemampuan peserta didik dan mengacu pada Visi dan Misi sekolah

masing - masing. Kurikulum 2006 belum mampu menggambarkan sikap – sikap  yang harus

dikembangkan untuk peserta didik, karena kompetensi yang dibutuhkan untuk pengembangan

karakter tidak terakomodasi di dalamnya dan di mana hal ini belum mampu terspesifikasikan

karena masing – masing sekolah memiliki kemampuan yang berbeda.

2.Kurikulum 2013 lebih peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada

tingkat lokal, nasional maupun global. Walaupun lebih baik karena sudah menekankan

terhadap pengembangan karakter, namun kurikulum 2013 ini tetap harus dikaji dan di

evaluasi secara komprehensif dimana segala kekurangan dan kelebihan harus terakomodir

sehingga dapat memaksimalkan sosialisasi kurikulum. Kurikulum ini belum bisa langsung

diterapkan karena dibutuhkan persiapan yang matang untuk didapat diperoleh hasil yang

Page 99: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

diinginkan. Pemerintah perlu memperhatikan lagi KI dan KD sehingga dapat ditafsirkan

secara jelas oleh para pelaksana pendidikan. Kesiapan perangkat pembelajaran dan sosialisasi

sangat diperlukan. Pemerintah juga perlu memperhatikan kemampuan guru secara umum

dalam menjabarkan kurikulum yang ada. Sehingga dalam hal ini pendidik dan tenaga

kependidikan harus memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal motivasi

mengajar.

C.  Dari Segi Evaluasi

Apabila kita telah melihat perbedaan antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013

dari SK/KD atau KI/KD nya, maka kita sudah pasti dapat melihat perbedaannya dari segi

evaluasi. Hal paling penting dari segi evaluasi yang dapat terlihat bahwa pada kurilukum

2013 penilaian yang melibatkan tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor memang

benar-benar dilaksanakan dengan baik karena tergambar secara langsung tuntutan tersebut

dalam KI/KD nya. Artinya pada kurikulum 2013 ini penilaian dilakukan berbasis kemampuan

melalui penilaian proses dan output. Sementara pada kurikulum KTSP meskipun sudah

dilaksanakan penilaian terhadap ketiga ranah tersebut, namun tidak secara konkrit tuntutan

tersebut dijabarkan pada SK/KD nya dan penilaiannya juga masih dirasakan abstrak. Artinya

penilaiannya berfokus pada pengetahuan siswa atau berbasis output. Hal inilah yang

membedakan sisi evaluasi dari kedua kurikulum di atas (KTSP dan 2013).

Kesimpulan analisis:

Berdasarkan ketiga sisi yang telah dibandingkan yaitu tujuan, SK/KD atau KI/KD dan

Evaluasi yang terlihat dari dokumen kedua kurikulum, maka penulis menyimpulkan

walaupun terdapat perbedaan dari adanya tujuan dan hal lain yang dibandingkan, tetapi pada

hakikatnya hal yang dilakukan pemerintah ini adalah untuk penyempurnaan dari kurilukum di

Indonesia itu sendiri, demi berlangsungnya pembelajaran dan citra pendidikan yang lebih

baik lagi. Karena secara dokumen yang tertulis, pemerintah sudah sangat ingin membantu

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dokumen yang tersusun sudah sangat baik.

Seperti misalnya sekarang sudah mewajibkan pendidikan karakter yang tujuannya adalah

menjadikan peserta didik Indonesia lebih cerdas baik dari sisi kognitif, afektif maupun

psikomotorik. Tuntutan inilah yang mulai ingin diperbaiki dan terus dimajukan oleh

pemerintah Indonesia. Selain itu juga melalui kurikulum 2013 pemerintah ingin

meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru yang melaksanakan

kurikulum 2013 ini harus benar-benar cerdas, aktif, kreatif dan inovatif. Namun yang perlu

Page 100: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015

mendapat sorotan lebih tajam adalah dari sisi pelatihan terhadap guru-gurunya. Apabila

kurikulum 2013 ini ingin berjalan secara baik, maka perlu dilakukan pelatihan pada tenaga

pengajarnya dan perangkat lain yang terlibat karena ia merupakan suatu sistem (mata rantai).

Semua pihak harus mengerti benar dengan arah dan tujuan dari kurikulum 2013 ini. Artinya

tidak hanya dokumen saja yang harus bagus, tetapi implementasinya juga harus demikian

bagusnya. Sehingga semua berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini

mengisyaratkan bahwa sebaik-baiknya dokumen yang telah dibuat, apabila tidak

diimplementasikan dengan baik, maka hasilnya tidak akan baik. Begitu juga sebaliknya

implementasi tidak akan berjalan baik jika tidak ada dokumen yang baik sebagai pedoman

pelaksanaan.

Meskipun demikian, bukan berarti kurikulum terdahulu tidak baik. Semua yang

pernah diterapkan pasti tetap memiliki kelebihan dan kelemahan. Oleh sebab itu, kelemahan

inilah yang menjadi ukuran dalam perbaikan dan penyempurnaan bagi kurikulum

kedepannya. Karena bagaimanapun sekolah-sekolah masih ada yang menggunakan

kurikulum KTSP disebabkan kurikulum 2013 ini masih dalam tahap percobaan dan hanya

beberapa sekolah yang ditunjuk saja yang baru melaksanakannya. Intinya semua perlu

persiapan yang matang, dan kalau sekarang kurikulum 2013 terlihat belum siap dilaksanakan

itu hanya masalah waktu dan teknis di lapangan saja lagi yang perlu ditingkatkan. Kita tetap

harus mengapresiasikan niat baik pemerintah kita untuk memajukan dunia

pendidikan  Indonesia. Hal ini dapat terwujud jika semua pihak terlibat dengan baik dan

saling bekerjasama (bukan saling menghujat atau menjatuhkan untuk kepentingan

peribadi).   

Referensi :

-  Draft dokumen KTSP dan Kurikulum 2013

-  http://fokus.news.viva.co.id/news/read/371744-kurikulum pendidikan-2013--apa-yang-

baru-

http://ristiliana.blogspot.com/2013/07/analisa-kurikulum-2013-pada-mata.html

Page 101: · Web viewUJIAN TENGAH SEMESTER. UJIAN TENGAH SEMESTER. NAMA. MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. EKONOMI. P. ROGRAM: S-2. S. EMESTER : 1. Tahun akademik: 2014/2015