doc1 k3.docx

68
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) D i s u s u n o l e h : Gilang Isa Baskaa (!"#!$"%%&&") Khali'a uisla i (!"#!$"%%&3") Ai* D+i Ri,an o (!"#!$"%%&3#)

Upload: gilang1987

Post on 07-Oct-2015

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku berjudul Analisa Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Bengkel Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta ini dapat terselesaikan dengan baik.Buku ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta sebagai sarana referensi dalam mempelajari K3.Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu baik secara moril dan materil sehingga kami memperoleh kelancaran dalam penyusunan buku ini.Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan koreksi untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan penerapan K3 di Indonesia.

Yogyakarta, Oktober 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar1Daftar isi2Pendahuluan3 Pengertian Keselamatan Kerja4Sebab-sebab terjadinya Kecelakaan Kerja / Kerugian6 Faktor-faktor PENYEBAB DASAR Terjadinya Kecelakaan Klasifikasi Kecelakaan & Cidera di Tempat KerjaKlasifikasi kecelakaan berdasarkan kejadiannya Jenis-jenis Bahaya Identifikasi BahayaTeori 5S/5R dan Penerapannya SEIRI/SISIH/RINGKAS SEITON/SUSUN/RAPI SEISO/SASAP/RESIK SHEIKETSU/SOSOH/RAWAT SHETSUKE/SULUH/RAJINAnalisis Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Bengkel Mesin Universitas Negeri Yogyakarta19Perlengkapan dan Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja58

Kesimpulan66Penutup

PENDAHULUANA. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)1. Teori dan Penerapan K3Di zaman yang semakin maju, perkembangan teknologi turut mengangkat standar hidup manusia. Seiring dengan itu kemajuan teknologi juga membawa sumber-sumber tuntutan kerja dan cedera baru. Kompleksnya teknologi modern, perubahan bentuk kerja, organisasi kerja, dan sistem produksi menempatkan suatu tuntutan yang tinggi pada daya kerja. Sebagai akibatnya, tingkat dan bentuk potensi bahaya di tempat kerja yang harus dihadapi pekerja juga semakin tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut penerapan peningkatan kinerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah tugas yang harus selalu diutamakan dalam aktivitas kerja.Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan unsur perlindungan terhadap tenaga kerja, pengusaha dan aset perusahaan, dalam hal ini pengendalian secara teknis dan teknologis terhadap potensi bahaya terjadinya kecelakaan kerja adalah hal yang utama dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja dan peningkatan kinerja K3 di perusahaan. Kecelakaan adalah suatu kerugian dan kerusakan yang selalu mengancam jiwa dan harta benda baik terhadap tenaga kerja, keluarganya maupun pengusaha. Sehingga upaya pencegahan kecelakaan merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar.Kesehatan dan Keselamatan Kerja dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja, sehingga tenaga kerja dapat merasakan dan menikmati hasilnya. Upaya pelayanan kesehatan kerja dalam suatu bidang usaha memegang peranan sangat penting, karena menyangkut sumber daya manusia, produktivitas dan kesejahteraan. Keberhasilan dalam merealisasikan usaha kesehatan kerja akan berdampak positif dalam meningkatkan produktivitas perusahaan dan pendapatan serta kesejahteraan tenaga kerja. Usaha ini hanya dapat berhasil jika semua pihak dapat ikut terlibat dengan kesadaran yang penuh tanggung jawab akan pentingnya penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Menurut Milyandra (2009) Istilah keselamatan dan kesehatan kerja, dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai suatu ilmu terapan (applied science). Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.( Rijanto, 2010 )

Pengertian Keselamatan KerjaKeselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata safety dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan (Syaaf, 2007). Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139) menyatakan keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk para pekerja konstruksi. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan adanya keselamatan kerja.Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Purnama, 2010).Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapat berjalan dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan bekerja secara maksimal dan semangat. Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan di tempat kerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja (Simanjuntak, 1994),

SEBAB-SEBAB TERJADINYA KECELAKAAN / KERUGIAN

Bukti-bukti KURANGNYA PENGENDALIAN :1. Program/Rencana K3 tidak dibuat, tidak memadai atau tidak sesuai2. Standar K3 tidak ada, tidak memadai atau tidak sesuai3. Program dan standar K3 tidak dipenuhi, dikurangi atau tidak dilaksanakan

Faktor-faktor PENYEBAB DASAR Terjadinya Kecelakaan :

A.Klasifikasi Kecelakaan & Cidera di Tempat Kerja Klasifikasi kecelakaan berdasarkan kejadiannya

1. 0rang Yang Terjatuha. Orang yang terjatuh dari ketinggian (pohon, gedung, scaffolding,penyangga, tangga, mesin, kendaraan) dan jatuh kedalam lubang(sumur, selokan, galian, lubang pada tanah).b. Orang yang jatuh pada ketinggian yang sama.2. Tertimpa / Terkena Benda Jatuha. Keruntuhan/kejatuhan (tanah, batu, salju)b. Runtuh (gedung, dinding, penyangga, tangga)c. Tertimpa benda jatuh saat penanganand. Tertimpa benda jatuh yang tidak terklasifikasi.3. Tersandung, Terbentur Benda-benda selain Benda Jatuha. Tersandung sesuatub. Terbentur benda-benda berupa perabotanc. Tertabrak benda-benda yang bergerakd. Tertabrak benda-benda yang selain benda-benda jatuh.4. Terjebak/Terjepit Di dalam atau Diantara suatu Tempat/Bendaa. Terjebak di dalam suatu tempatb. Terjepit diantara perabot dan benda bergerakc. Terjepit diantara benda bergerak, kecuali benda jatuh / terbang5. Gerakan Yang Mengeluarkan Tenaga Yang Berlebihan/ Berata. Pengerahan tenaga untuk mengangkat bendab. Pengerahan tenaga untuk mendorong dan menarik bendac. Pengerahan tenaga untuk menangani dan melepas bendad. Gerakan yang berat.6. Terpapar atau Kontak Dengan Temperatur Yang Berlebihana. Terpapar suhu panas (udara/lingkungan)b. Terpapar suhu dingin (udara/lingkungan)c. Kontak dengan basah atau benda panas

B.Jenis-jenis Bahaya:

Bahaya Benda Bergerak (kinetic hazards):a. Benda bergerak lurus/linear movement (mesin penempa, mesin potong,ban berjalan, mobil dll.);b.Benda bergerak berputar/rotation (roda, roda gigi, crane,gerinda,pulley,katrol, dll); c. Benda bergerak tak beraturan (debu, percikan metal/partikel/zat kimia semprotan bertekanan dll); d. Pengangkatan/Pengangkutan (beban terlalu berat/cepat) dll.

Bahaya Benda Diam (static hazards): a. Bahaya pebedaan elevasi/ gravitasi; b. Bahaya air; c. Bahaya kerusakan perkakas/sarana kerja; d. Bahaya konstruksi (jembatan/perancah ambruk dll); e. Bahaya pemasangan (sambungan/baut tidak kuat dll).

Bahaya Benda Fisik (physical hazards): a. Cahaya (terang, gelap dll); b. Bising; c. Suhu (ruang, benda) d. Tekanan (tinggi, rendah); e. Radiasi elektromagnetis (ultra violet, infra red dll); f. Radiasi ionisasi (rontgen, radioactive/nuklir dll), g. Getaran.

Bahaya Listrik (electrical hazards): a. Tersentuh; b. Kegagalan alat pengaman (fuse, grounding, breaker dsb); c. Kelebihan beban; d. Loncatan bunga api; e. Isolasi tidak sempurna dll.

Bahaya Kimiawi (chemical hazards): a. Kebakaran/ ledakan;b. Bahaya keracunan gas/uap/kabut-mist/uapfumes/ debu/asap); c. Bahaya korosif (zat asam. basa alkali dll)d. Perstisida, dll

Bahaya Biologis (biological hazards): a. Bisa; b. Kuman, bakteri, virus, jamur; c. Cacing; d. Tumbuh-tumbuhan,e.Hewan,serangga dll.

Bahaya Ergonomis (ergonomics hazard): a. Posisi bekerja; b.Posisi mengangkat barang; c. Ukuran ruang bebas dll.

Bahaya Psikologis (psychological hazards): a. Stress; b. Hubungan tidak harmonis; c. Problem keluarga dll.

C. Identifikasi Bahaya.Salah satu syarat sebelum menyusun Rencana/Program K3 adalah harus melakukan identifikasi bahaya lebih dulu terhadap: semua jenis material, kondisi dan cara operasi alat, metoda kerja, posisi/tempat, ketinggian dan lingkungan di mana pekerjaan akan dilaksanakan. Sehingga dapat menilai besarnya risiko kecelakaan / kerugian yang mungkin terjadi, kemudian merencana-kan dan melakukan tindakan pengendalian dan pencegahan risiko sebagaimana akan diuraikan berikut ini.

Teori 5S/5R dan Penerapannya

5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang yang digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Di Indonesia metode ini dikenal dengan istilah 5R, sedangkan di Amerika dan Eropa dikenal dengan 5C.5S merupakan singkatan dari SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, dan SHITSUKE. Program ini telah banyak diadopsi di berbagai negara. Sedangkan di Indonesia diterjemahkan menjadi 5S juga, akan tetapi singkatannya dari : SISIH, SUSUN, SASAP, SOSOH dan SULUH atau yang lebih dikenal dengan singkatan 5R yang terdiri dari : RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, dan RAJIN. Adapun penerapan 5S/5R itu sebagai berikut :

1. SEIRI/SISIH/RINGKAS : berarti menetapkan segala sesuatu, memilahnya sesuai dengan aturan tertentu dan membuang segala sesuatu yang tidak diperlukan di tempat kerja.2.SEITON/SUSUN/RAPI : berarti menyimpan dan menata segala sesuatu di tempat yang telah ditentukan atau dalam tata letak yang tepat dan benar, sehingga dapat ditemukan dan dipergunakan dengan cepat jika diperlukan.3. SEISO/SASAP/RESIK : berarti membersihkan segala sesuatu di tempat kerja sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga menjadi rapi dan4. SHEIKETSU/SOSOH/RAWAT : berarti pemeliharaan secara terus menerus dan secara berulang-ulang terhadap S/R : 1:2 dan 3 (sisih/ringkas, susun/rapi, dan sasap/resik) sehingga dapat tercipta kondisi kerja yang harmonis dan baik. 5.SHETSUKE/SULUH/RAJIN : berarti menanamkan kemauan untuk melakukan sesuatu dengan cara benar atas kesadaran sendiri.

Untuk dapat melaksanakan 5S/5R dengan baik perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam rangka memperoleh partisipasi total seluruh pegawai/karyawan untuk ikut ambil bagian dalam menyempurnakan tingkat operasi guna mencapai jaminan mutu. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah :a) SEIRI/SISIH/RINGKAS : membuang barang yang tidak bermanfaat, manajemen stratifikasi, serta mencari penyebab debu, kotoran dan ketidaknyamanan.b) SEITON/SUSUN/RAPI : fungsi penyimpanan, tempat barang-barang, mengurangi waktu pencarian kembali, dan visible control.c) SEISO/SASAP/RESIK : kebersihan sebagai bagian hidup dan kebersihan sebagai alat control.d) SEIKETSU/SOSOH/RAWAT : manajemen visual dan standarisasi.e) SHITSUKE/SULUH/RAJIN : pembentukan budaya yang produktif.Sebelum memulai pelaksanaan program 5S/5R perlu dilakukan sosialisasi konsep 5S/5R kepada pihak manajemen puncak, untuk mengetahui menfaat serta untuk membangun komitmen denan pihak manajemen puncak agar mau melaksanakan 5S/5R tersebut. Untuk membangun komitmen itu haruslaj dari pimpinan puncak karena pimpinan puncaklah yang mempunyai powerfull dalam pengambilan keputusan, namun partisipasi semua pihak juga sangat diperlukan. Oleh karena itu perlu dibangun pula komunikasi dua arah. Komitmen ini sangat diperlukan karena merupakan suatu kesepakatan bersama untuk melaksanakan kerjasama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan dengan membangun komitmen diharapkan menjadi ikatan bagi seluruh karyawan, baik manajemen tingkat atas, menengah dan bawah untuk mendukung pelaksanaan gerakan 5S/5R.Salah satu upaya peningkatan produktivitas adalah dengan menerapkan penataan rumah tangga yang baik (good housekeeping) atau disebut juga 5S/5R. Sistem manajemen yang dimaksud merupakan dasar dari peningkatan produktivitas dan ini semua merupakan salah satu upaya yang harus diimplementasikan agar kinerja dapat semakin meningkat.

Banyak orang berpendapat dan memandang pengurusan rumah tangga merupakan persoalan sepele, tidak ada pengaruh yang nyata terhadap produktivitas sehingga cukup dikerjakan oleh pembantu, ibu rumah tangga atau cleaning service. Pandangan ini tidak sepenuhnya benar, lebih-lebih dalam pengurusan rumah tangga yang baik di perusahaan. Melalui program 5S/5R yang diharapkan dapat memberi dasar perubahan sikap mental, tingkah laku dan pola piker pegawai/pekerja terhadap peningkatan produktivitas.Peningkatan produktivitas sama seperti membangun pyramid, sehingga pondasinya harus diperkuat terlebih dulu. Penerapan 5S/5R merupkan teknik penanganan rumah tangga yang baik di rumah, di sekolah, di perkantoran, di pabrik atau di mana saja, sehingga menjadi suatu budaya yang dapat memberikan landasan yang kuat pada konsep peningkatan produktivitas. Dengan penerapan 5S/5R di tempat kerja diharapkan dapat meminimalkan tejadinya pemborosan, kecelakaan kerja, gangguan kerusakan mesin dan alat, cacat/rusak/salah kerja dan waktu terbuang.

Ergonomi1. Definisi ErgonomiErgonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi adalah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia. Upaya yang dilakukan antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban yang bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ergonomi berasal dari dua kata Bahasa Yunani ergon dan nomos, yang berarti kerja dan aturan. Pendapat lain diungkapkan oleh Sutalaksana (1979) yang mengatakan bahwa Ergonomi adalah ilmu atau kaidah yang mempelajari manusia dari komponen dari suatu sistem kerja yang mencakup karakteristik fisik, keterbatasan manusia, dan kemampuannya dalam rangka merancang suatu system yang efektif, aman, sehat, nyaman dan efisien.Definisi ergonomi dilakukan dengan menjabarkan dalam fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:

1. Secara fokusErgonomi memefokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, dengan peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.2. Secara tujuanTujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja seperti peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya.3. Secara pendekatanPendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia sehari-hari.Berdasarkan ketiga pendekatan diatas, definisi ergonomi dapat terangkum dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan kemyamanan dan efektivitas pekerjaan manusia.Definisi ergonomi juga datang dari Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yang mendefinisikan ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sisitem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sisitem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana Dkk, 1979).

2. Pelatihan ErgonomiPelatihan bidang ergonomi sangat penting. Meskipun ahli ergonomi berasal dari latar belakang ilmu yang berbeda-beda akan tetapi semuanya ditujukan pada aspek proses kerja dan lingkungan kerja.3. Metode Ergonomi1) Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja,inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.2) Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan dimensi fisik pekerja.3) Follow-up, dengan evaluasi yang subjektif atau objektif, subjektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain. Secara objektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain. 4. Aplikasi/penerapan Ergonomi1) Posisi Kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi dudukdimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulangbelakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang padadua kaki.2) Proses Kerja Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.3) Tata letak tempat kerja display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyakdigunakan daripada kata-kata.4) Mengangkat beban bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan sebagainya. Beban yang terlalu beratdapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

ANALISA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI BENGKEL TEKNIK MESIN UNY

Gambar 1. Mahasiswa yang sedang praktik

1. Analisa

a. K3 Tidak memakai pakaian praktik. Tidak menggunakan pelindung mata, hidung dan tanganb. 5S/5R Area praktik kotor Peralatan berantakan Peralatan yang tidak dipakai diletakkan sembaranganc. Ergonomi - Area praktik terlalu dekat satu sama lain - Jarak antara praktikan dengan alat lain yang tidak digunakan terlalu dekat - Area kerja terlalu sempit

d. Potensi Bahaya (Resiko/Penyakit)-Memar di tangan hingga menyebabkan pembengkakan karena menggenggam akibat tidak memakai pelindung.- Batuk hingga infeksi pernapasan karena terkena debu/partikel halus akibat tidak memakai masker.- Tergores/lecet karena terkena serpihan bahan kerja yang tajam akibat tidak mengenakan sarung tangan.- Iritasi hingga infeksi pada mata karena terkena serpihan partikel halus dari sisa bahan praktik akibat tidak memakai kacamata pelindung.- Kesulitan mencari/mengambil peralatan disebabkan penempatan alat yang tidak rapih.

2. Resiko

a. K3 Tangan terjepit Menghirup material bahan yang dikerjakan Zat yang terdapat di alat menempel di tangan yang jika tidak dibersihkan dapat menimbulkan infeksi. Tertimpa peralatan yang jatuhb. 5S/5R Area kerja tidak enak dilihat Mengganggu kenyamanan dalam melakukan praktikc. Ergonomi Tidak leluasa dalam bergerak dan mengoperasikan alat Menyampar peralatan praktik yang lain Kesulitan dalam berpindah tempat

3. Solusi

a. K3 Menggunakan baju praktik yang baik dan benar karena akan mengurangi resiko kecelakaan. Menggunakan pelindung mata, hidung, tangan dan kaki supaya tidak terpapar material bahan yang dikerjakan. Meletakkan peralatan praktik di tempat yang aman supaya tidak menjatuhi atau melukai tubuh.b. 5S/5R Meletakkan alat praktik yang digunakan dengan rapi supaya mudah dijangkau. Menyediakan tempat khusus untuk meletakkan peralatan praktik yang tidak digunakan karena akan mempermudah dalam mencari ketika akan menggunakan lagi.c. Ergonomi Memperluas area praktik/ area kerja karena akan mempermudah pergerakan posisi tubuh. Memperluas jarak antara praktikan dengan mesin/alat praktik yang lain supaya tidak saling bertabrakan ketika beraktivitas.

Gambar 2. Mahasiswa yang sedang praktik

1. Analisa

a. K3 Tidak memakai kacamata Tidak memakai masker (penutup hidung) Tidak memakai sarung tangan Memakai jilbab tapi tidak dimasukkan dalam bajub. 5S/5R Peralatan yang tidak dipakai diletakkan sembarangan Mesin tidak dilengkapi wadah sisa benda kerjac. Ergonomi Area kerja terlalu sempit Jarak antara praktikan dengan mesin lain yang tidak digunakan terlalu dekat

d. Potensi Bahaya (Resiko/Penyakit)- Bengkak di mata terkena serpihan benda kerja akibat tidak memakai kacamata pelindung.- Memar akibat terjatuh/tersandung akibat pakaian yang dipakai terlalu panjang sehingga dapat terkait/tersangkut- Batuk hingga infeksi pernapasan karena terkena debu/partikel halus akibat tidak memakai masker.- Kelelahan pada mata dan pundak disebabkan posisi trainer yang terlalu miring - Sakit pada tulang belakang hingga menyebabkan cedera/kelainan tulang belakang disebabkan oleh desain kursi yang tidak memiliki sandaran.

2. Resiko

a. K3 Jilbab yang tergerai masuk ke dalam mesin dan menarik tubuh Tangan terjepit Menghirup sisa material yang berbahaya Zat yang terdapat di alat menempel di tangan yang jika tidak dibersihkan dapat menimbulkan infeksi. Tertimpa peralatan yang jatuhb. 5S/5R Area kerja tidak enak dilihat Mengganggu kenyamanan dalam melakukan praktikc. Ergonomi Tidak leluasa dalam bergerak dan mengoperasikan alat Badan menjadi cepat lelah karena posisi yang tidak nyaman Kesulitan dalam berpindah tempat

3. Solusi

a. K3 Ketika melakukan praktik seharusnya menggunakan pelindung mata, hidung, tangan dan kaki karena untuk melindungi tubuh dari paparan material yang berbahaya. Jika menggunakan jilbab, jilbab dimasukkan ke dalam baju praktik yang digunakan, karena akan mempermudah dalam bergerak dan menghindari bahaya tertarik mesin. Jika sudah tidak digunakan, peralatan praktik seharusnya diletakkan di tempat yang aman supaya tidak jatuh dan melukai praktikan.b. 5S/5R Jika alat praktik masih digunakan, sebaiknya diletakkan dengan rapi supaya mudah dijangkau. Menyediakan tempat khusus untuk meletakkan peralatan praktik yang tidak digunakan karena dengan demikian akan mempermudah praktikan ketika akan menggunakannya lagi.c. Ergonomi Memperluas area praktik/ area kerja karena akan mempermudah dalam beraktivitas dan mengoperasikan mesin. Memperluas jarak antara praktikan dengan mesin/alat praktik yang lain supaya tidak saling bersenggolan atau bahkan bertabrakan ketika berpindah tempat dan posisi.

Gambar 3. Peletakkan alat praktik yang tidak digunakan

1. Analisa

a. K3 Peralatan praktik diletakkan sembarangan.b. 5S/5R Peralatan yang sudah tidak digunakan tidak dikembalikan ke tempat semula.c. Ergonomi Peralatan diletakkan tidak pada tempat penyimpanan alat.d. Potensi Bahaya (Resiko/Penyakit)-

2. Resiko

a. K3 Peralatan terjatuh dan mengenai kakib. 5S/5R Tidak enak dipandang karena tidak rapic. Ergonomi Mengganggu praktikan dalam mengoperasikan mesin

3. Solusi

a. K3 Menghindari peralatan yang sudah tidak digunakan untuk diletakkan di sembarang tempat apalagi di mesin karena membahayakan praktikan jika sampai tersenggol dan jatuh.b. 5S/5RMenyediakan tempat khusus untuk meletakkan peralatan praktik yang sudah tidak digunakan supaya mempermudah dalam mengelola dan merawatnya.c. Ergonomi Merapikan peralatan yang sudah tidak dipergunakan dan membersihkan area praktik dan mesin supaya mempermudah orang lain yang akan menggunakannya lagi.

Gambar 4. Mesin Frais

1. Analisa

a. K3 Air keluar dari mesin yang beroperasi menimbulkan genangan di area yang dilewati mahasiswab. 5S/5R Air yang keluar dari mesin menimbulkan genanganc. Ergonomi Genangan air menyebar di sekitar mesind. Potensi Bahaya (Resiko/Penyakit)- Mengakibatkan mahasiswa tergelincir saat melewati daerah tersebut

2. Resiko

a. K3 Praktikan yang berjalan di sekitar mesin terpelesetb. 5S/5R Area praktik menjadi kotorc. Ergonomi Praktikan kurang nyaman beraktivitas di sekitar mesin

3. Solusi

a. K3Seharusnya disediakan penampungan jika mesin menghasilkan sisa produksi berupa air karena jika tidak akan membahayakan praktikan yang berjalan di sekitar mesin.b. 5S/5RWadah yang dipasang harusnya dapat menampung jumlah air yang keluar dan mudah di lepas apabila hendak dibuang.c. ErgonomiPenempatan wadah penampungan air sisa produksi sebaiknya di bagian bawah mesin supaya tidak menghalangi jalan dan mengganggu aktivitas praktikan yang lain.

Gambar 5. Mesin Pemotong Kayu

1. Analisaa. K3Material sisa produksi tidak dibersihkanb. 5S/5RMaterial sisa produksi tidak dibersihkanc. ErgonomiMaterial sisa produksi tidak dibersihkand. Potensi Bahaya (Resiko/Penyakit)- Batuk hingga infeksi pernapasan karena terkena debu/partikel halus yang berterbangan akibat tidak dibersihkan.- Iritasi hingga infeksi pada mata karena terkena serpihan partikel halus dari sisa bahan praktik akibat tidak di bersihkan.

2. Resiko

a. K3Material berterbangan dan terhirup oleh praktikan di sekitar mesinb. 5S/5RMesin terlihat kotor c. ErgonomiMengganggu praktikan lain yang akan berkerja karena harus membersihkan terlebih dahulu

3. Solusi

a. K3Seharusnya sisa material produksi dibersihkan karena akan membahayakan jika sampai terhirup oleh praktikan.b. 5S/5RMembersihkan area praktik dan mesin karena akan menjaga kondisi mesin.c. ErgonomiMenyediakan alat pembersih di sekitar mesin supaya mudah dijangkau.

Gambar 6. Mahasiswa yang sedang Praktik

1. Analisa

a. K3Praktikan tidak menggunakan baju praktik, pelindung hidung dan tangan.b. 5S/5RArea praktik terlalu sempit dan terdapat barang yang tidak diperlukan dalam praktik berada di meja.c. ErgonomiJarak antara satu orang dengan orang lain serta antara satu orang dengan mesin lain ketika praktik terlalu dekat

2. Resiko

a. K3 Material berterbangan dan terhirup oleh praktikan di sekitar mesin Zat yang ada di mesin menempel di tangan dan jika tidak dibersihkan sampai bersih dapat masuk ke tubuh bersamaan dengan makanan.b. 5S/5RBarang yang tidak diperlukan mengganggu kegiatan praktik apalagi area praktik terlalu sempit.c. ErgonomiPraktikan kurang leluasa dan kurang sirkulasi udara ketika melakukan kegiatan praktik.

3. Solusi

a. K3Seharusnya ketika melakukan kegiatan praktik, mahasiswa/praktikan menggunakan pakaian praktik yang baik dan benar serta memakai pelindung hidung dan tangan untuk menghindari material yang berbahaya serta mengurangi resiko kecelakaan akibat pakaian yang tidak standar.b. 5S/5RMerapikan area praktik serta memindahkan barang-barang yang tidak diperlukan dalam praktik untuk menjaga kebersihan area praktik.c. ErgonomiMemperluas area praktik supaya memudahkan dalam beraktivitas dalam praktik.Menyediakan alat pembersih di sekitar mesin supaya mudah dijangkau.

Gambar 7. Mahasiswa sedang Praktik Frais

1. Analisa

a. K3Tidak menggunakan pelindung hidung dan tanganb. 5S/5RPenempatan mesin saling berdekatan satu sama lainc. ErgonomiArea praktik terlalu sempit

2. Resiko

a. K3 Material berterbangan dan terhirup oleh praktikan di sekitar mesin. Zat yang ada di mesin menempel di tangan dan jika tidak dibersihkan sampai bersih dapat masuk ke tubuh bersamaan dengan makanan.b. 5S/5RArea yang seharusnya merupakan jalan tempat praktikan lain berlalu-lalang juga sebagai area praktik sehingga sering mengganggu konsentrasi praktikan.c. ErgonomiJarak antara praktikan dengan mesin lain yang terlalu dekat membuat praktikan tidak leluasa dalam beraktivitas.

3. Solusi

a. K3Ketika melaksanakan praktik seharusnya praktikan menggunakan pelindung hidung dan tangan untuk menghindari paparan material yang dikerjakan.b. 5S/5RMemperluas area praktik karena akan menjadikan lokasi praktik lebih nyaman.c. ErgonomiPenataan mesin seharusnya diperbaiki supaya area praktik benar-benar mendukung karena jika terganggu aktivitas lain akan mengurangi efektivitas kegiatan praktik.

GAMBAR 8. Mahasiswa sedang Praktik Bubut

1.Analisa

a. K3 Tidak memakai pakaian praktik yang sesuai prosedur. Tidak menggunakan pelindung mata, hidung dan tanganb. 5S/5R Peralatan berantakan Peralatan yang tidak dipakai diletakkan sembaranganc. Ergonomi- Area praktik terlalu dekat satu sama lain- Area kerja terlalu sempit

d. Potensi Bahaya (Resiko/Penyakit)- Batuk hingga infeksi pernapasan karena terkena debu/partikel halus akibat tidak memakai masker.- Tergores/lecet karena terkena serpihan bahan kerja yang tajam akibat tidak mengenakan sarung tangan.- Iritasi hingga infeksi pada mata karena terkena serpihan partikel halus dari sisa bahan praktik akibat tidak memakai kacamata pelindung.- Kesulitan mencari/mengambil peralatan disebabkan penempatan alat yang tidak rapih.- Kesalahan dalam pengambilan alat disebabkan penempatan yang tidak rapi.

2. Resiko

a. K3 Tangan terkena serpihan benda kerja Menghirup material bahan yang dikerjakan Zat yang terdapat di alat menempel di tangan yang jika tidak dibersihkan dapat menimbulkan infeksi. Mata bisa kemasukan serpihan benda kerja.b. 5S/5R Area kerja tidak enak dilihat Mengganggu kenyamanan dalam melakukan praktikc. Ergonomi Tidak leluasa dalam bergerak dan mengoperasikan alat Menyampar peralatan praktik yang lain Kesulitan dalam berpindah tempat

3. Solusi

a. K3 Menggunakan baju praktik yang baik dan benar karena akan mengurangi resiko kecelakaan. Menggunakan pelindung mata, hidung, tangan dan kaki supaya tidak terpapar material bahan yang dikerjakan. Meletakkan peralatan praktik di tempat yang aman supaya tidak menjatuhi atau melukai tubuh.b. 5S/5R Meletakkan alat praktik yang digunakan dengan rapi supaya mudah dijangkau. Menyediakan tempat khusus untuk meletakkan peralatan praktik yang tidak digunakan karena akan mempermudah dalam mencari ketika akan menggunakan lagi.c. Ergonomi Memperluas area praktik/ area kerja karena akan mempermudah pergerakan posisi tubuh. Memperluas jarak antara praktikan dengan mesin/alat praktik yang lain supaya tidak saling bertabrakan ketika beraktivitas.

GAMBAR 9. Papan Peringatan

1. AnalisaHazard : Papan peringatan penggunaan mesin tidak dipasang dengan jelas Papan di pasang hanya dengan selotip2.Resiko Papan tidak terbaca oleh mahasiswa yang praktik sehingga penggunaannya salah dan membahayakan mahasiswa Papan terjatuh dan mengenai mahasiswa

3.SolusiPapan yang memuat informasi penting tentang pengoperasian mesin seharusnya dibuat sejelas mungkin sehingga dapat terbaca dengan mudah. Selain itu juga harus dipasang dengan kuat supaya tidak mudah jatuh.

GAMBAR 10. Mahasiswa Praktik Welding

4. AnalisaHazard : Area kerja terlalu sempit 2. Resikoa. K3 Tangan terkena percikan las Tidak leluasa dalam mengelasb. 5S/5Rmesin yang kotor tidak enak dilihat

c. ErgonomiJarak antara praktikan dengan mesin lain yang terlalu dekat membuat praktikan tidak leluasa dalam beraktivitas.3. Solusia. K3Ketika melaksanakan praktik seharusnya praktikan menggunakan pelindung untuk menghindari paparan material yang dikerjakan.b. 5S/5Rmembersihkan mesin agar praktikan lebih nyaman ketika melaksanakan praktik.c. ErgonomiPenataan mesin seharusnya diperbaiki supaya area praktik benar-benar mendukung karena jika terganggu aktivitas lain akan mengurangi efektivitas kegiatan praktik. Dan ada pembatas antara mahasiswa yang satu dengan yang lain biar lebih enak dan nyaman dalam berpraktik.

Gambar 11. Mahasiswa mengasah Pahat

.

1. Analisa

a. K3- Tidak menggunakan pelindung tanganb. 5S/5R- mesin yang digunakan tidak safetyc. Ergonomi- Area praktik terlalu sempit

d. Potensi Bahaya (Resiko/Penyakit)- Batuk hingga infeksi pernapasan karena terkena debu/partikel halus akibat tidak memakai masker.- Tergores/lecet karena terkena serpihan bahan kerja yang tajam akibat tidak mengenakan sarung tangan.- Iritasi hingga infeksi pada mata karena terkena serpihan partikel halus dari sisa bahan praktik akibat tidak memakai kacamata pelindung.- Kesulitan mencari/mengambil peralatan disebabkan penempatan alat yang tidak rapih.- Kesalahan dalam pengambilan alat disebabkan penempatan yang tidak rapi.

2. Resiko

a. K3 Tangan terkena percikan material Tangan terjepit oleh mesin Material sisa pengerjaan terhirup oleh mahasiswab. 5S/5Rmesin yang kotor tidak enak dilihat c. ErgonomiJarak antara praktikan dengan mesin lain yang terlalu dekat membuat praktikan tidak leluasa dalam beraktivitas.

3. Solusi

a. K3Ketika melaksanakan praktik seharusnya praktikan menggunakan pelindung untuk menghindari paparan material yang dikerjakan.b. 5S/5Rmembersihkan mesin agar praktikan lebih nyaman ketika melaksanakan praktik.c. ErgonomiPenataan mesin seharusnya diperbaiki supaya area praktik benar-benar mendukung karena jika terganggu aktivitas lain akan mengurangi efektivitas kegiatan praktik.

Gambar 12

1. Analisaa. K3Tidak menggunakan pelindung saat melaksanakan praktik.b. 5S/5RPenempatan mesin saling berdekatan satu sama lainc. ErgonomiArea praktik terlalu sempit

2. Resiko

a. K3 Tangan praktikan terjepit ketika melaksanakan praktik Zat-zat berbahaya terhirup oleh praktikanb. 5S/5RArea yang seharusnya merupakan jalan tempat praktikan lain berlalu-lalang juga sebagai area praktik sehingga sering mengganggu konsentrasi praktikan.c. ErgonomiJarak antara praktikan dengan mesin lain yang terlalu dekat membuat praktikan tidak leluasa dalam beraktivitas.

3. Solusi

a. K3Ketika melaksanakan praktik seharusnya praktikan menggunakan pelindung hidung dan tangan untuk menghindari paparan material yang dikerjakan.b. 5S/5RMemperluas area praktik karena akan menjadikan lokasi praktik lebih nyaman.c. ErgonomiPenataan mesin seharusnya diperbaiki supaya area praktik benar-benar mendukung karena jika terganggu aktivitas lain akan mengurangi efektivitas kegiatan praktik.

Gambar 13

1. Analisa

a. K3praktikan tidak menggunakan masker, kaca mata dan pelindung tanganb. 5S/5R ruangan praktik kotor c. Ergonomi Paletakkan alat praktik tidak rapi

2. Resiko

a. K3 Material berterbangan dan terhirup oleh praktikan di sekitar mesin. Zat yang ada di mesin menempel di tangan dan terhirup b. 5S/5Rpraktikan tidak nyaman saat melaksanakan praktikc. Ergonomi - praktikan susah menjangkau alat-alat praktik

3. Solusi

a. K3Ketika melaksanakan praktik seharusnya praktikan menggunakan masker, pelindung mata dan tangan untuk menghindari paparan material yang dikerjakan dan zat-zat yang menempel di mesin.b. 5S/5Rmembersihkan ruangan praktik agar praktikan nyaman saat melakukan praktikc. Ergonomialat-alat praktik diletakkan dengan rapi. Alat yang sedang digunakan jangandiletakkan tarlalu jauh dari praktikan.

Gambar 14. Mesin Gerinda

1. Analisa

a. K3 mesin berkarat ruangan kotor dan berdebu Kelengkapan mesin kurangb. 5S/5R kertas diletakkan diatas mesin ruang praktik tidak rapic. Ergonomi penerangan di ruang praktik kurang

2. Resiko

a. K3 zat-zat yang menempel pada mesin terkena oleh praktikan saat melaksanakan praktik sehingga menyebabkan iritasi debu terhirup oleh praktikan b. 5S/5R setelah praktik semua peralatan diletakkan di tempat semula, termasuk jobshet atau yang lainnya karena tidak enak dipandang. Ruang praktik yang tidak rapi menyababkan praktikan tidak nyaman dan kurang leluasa bergerak saat melaksanakan praktikc. Ergonomipenerangan yang kurang membuat praktikan terganggu dan kurang maksimal dalam melaksanakan praktik

3. Solusi

a. K3 hendaknya dilakukan pembersihan secara berkala pada mesin, karena mesin yang berkarat dapat menyebabkan iritasi jika terkena kulit praktikan. Ruang praktik harus dibersihkan setiap hari, terutama setelah praktik. Karena ruangan yang kotor sangat mengganggu praktikan saat melaksanakan praktik. Kelengkapan seperti lampu,kaca penyekat seharusnya di lengkapi

b. 5S/5Rsetelah praktik alat diletakkan ketempat semula. Karena ruangan yang tidak rapi membuat praktikan tidak nyaman saat praktik.c. Ergonomiseharusnya ruangan praktik diberi penerangan yang cukup supaya tidak mengganggu saat praktik

Gambar 15,

1. Analisaa. K3 mesin berkarat sisa-sisa material tidak dibersihkan ruangan kotor dan berdebub. 5S/5R alat-alat praktik tidak diletakkan pada tempatnya ruang praktik tidak rapic. Ergonomi ruang praktik terlalu sempit

2. Resikoa. K3 zat-zat yang menempel pada mesin terkena oleh praktikan saat melaksanakan praktik sehingga menyebabkan iritasi sisa-sisa material terhirup oleh praktikan dan terkena mata ruangan yang kotor dan berdebu membuat praktikan tidak nyaman saat melaksanakan praktik. Debu yang menempel di mana-mana terhirup olah praktikan. b. 5S/5R alat-alat praktik terjatuh dan menimpa praktikan ruang praktik yang tidak rapi membuat praktikan tidak maksimal dalam melaksanakan praktikc. ErgonomiJarak antara praktikan dengan mesin lain yang terlalu dekat membuat praktikan tidak leluasa dalam beraktivitas.

3. Solusia. K3 hendaknya dilakukan pembersihan secara berkala pada mesin, karena mesin yang berkarat dapat menyebabkan iritasi jika terkena kulit praktikan. Setelah praktik sisa-sisa material dibersihkan, karena dapat terhirup dan mengenai mata praktikan Ruang praktik harus dibersihkan setiap hari, terutama setelah praktik. Karena ruangan yang kotor sangat mengganggu praktikan saat melaksanakan praktik.b. 5S/5R setelah praktik alat diletakkan ketempat semula supaya tidak jatuh menimpa praktikan. ruang praktik harus selalu dirapikan karena ruang praktik yang tidak rapi membuat praktikan tidak maksimal dalam melaksanakan praktikc. ErgonomiPenataan mesin seharusnya diperbaiki supaya area praktik benar-benar mendukung karena jika terganggu aktivitas lain akan mengurangi efektivitas kegiatan praktik

Perlengkapan dan Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Alat Pelindung DiriAlat Pelindung Diri selanjutnya disebut APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau sebagian tubuh dari adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia NomorPer.08/MEN/VII/2010).

1. Pakaian Kerja

Gambar Pakaian Kerja

Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.

5. Sepatu Kerja

Gambar Sepatu Kerja

Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.

6. Kacamata Kerja

Gambar Kacamata Kerja

Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.

7. Sarung Tangan

Gambar Sarung Tangan

Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobak cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobak.

8. Helm

Gambar Helm

Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.

7. Penutup Telinga

Gambar Penutup Telinga

Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.

8. Masker

Gambar Masker

Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengamplas, mengerut kayu.

10. P3K

Gambar P3K

Kesimpulan

Dari identifikasi yang dilakukan di bengkel proyek mesin, didapatkanbahwamasih kurangnya penerapan K3(Kesehatan dan Keselamatan Kerja), terutama dalam penggunaan alat pelindung diri. Hal ini tentu saja berbahaya Bagi keselamatan seluruh komponen bengkel, baik manusia, mesin maupunbengkelitusendiri.

Kecelakaankerjatidakharusdilihatsebagaitakdir,Karena kecelakaan itutidaklahterjadi begitu saja terjadi, namun pasti ada penyebabnya. PenerapanKeselamatan dan Kesehatan Kerja diharapkan dapat meminimalisir atau bahkan meniadakan resiko kerja. Penggunaan alat pelindung diri yang tepat dan pembudayaan harus dilakukan untuk menjamin keselamatan seluruh komponenbengkelproyekmesin.

Penutup

48