file · web viewteori strukturalisme genetik “pierre bourdieu” pierre...

27
Teori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi Prancis. Bourdieu lahir pada tahun 1930 di Denguin, Pyrenia Atlantik sebuah kota kecil selatan Prancis, lahir dari keluarga menegah ke bawah. Ayah Bourdieu adalah seorang pegawai pos. Pemikiran- pemikiran Bourdieu dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya di Prancis. Dimana pada saat itu terjadi ketidakadilan dalam bidang pendidikan antara pelajar dari keluarga menengah ke bawah dengan pelajar dari golongan atas. Disini terjadi ketimpangan dalam penerimaan ilmu pengetahuan yang semakin lama semakin terakumulasi, sehingga semakin merugikan golongan menegah ke bawah. Teori Bourdieu lahir di jiwai oleh keinginannya untuk memadukan semangat antara objektivisme dan subjektivisme. Dalam aliran pemikiran objektivisme, terlalu menekankan pada peranan struktur yang menentukan aktor dan lingkungan sosialnya, disini kaum objektivisme lebih melihat secara makro atau biasa disebut dengan aliran strukturalis seperti Durkheim ,Marx, Saussure dan lainnya. Di sisi lain, pemikiran subjektivisme lebih melihat pada sisi mikro, yaitu menekankan pada tindakan aktor dalam analisisnya,

Upload: vandan

Post on 01-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

Teori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU”

Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang

memiliki kedudukan penting dalam sosiologi Prancis. Bourdieu lahir pada tahun

1930 di Denguin, Pyrenia Atlantik sebuah kota kecil selatan Prancis, lahir dari

keluarga menegah ke bawah. Ayah Bourdieu adalah seorang pegawai pos.

Pemikiran-pemikiran Bourdieu dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya di

Prancis. Dimana pada saat itu terjadi ketidakadilan dalam bidang pendidikan

antara pelajar dari keluarga menengah ke bawah dengan pelajar dari golongan

atas. Disini terjadi ketimpangan dalam penerimaan ilmu pengetahuan yang

semakin lama semakin terakumulasi, sehingga semakin merugikan golongan

menegah ke bawah.

Teori Bourdieu lahir di jiwai oleh keinginannya untuk memadukan

semangat antara objektivisme dan subjektivisme. Dalam aliran pemikiran

objektivisme, terlalu menekankan pada peranan struktur yang menentukan aktor

dan lingkungan sosialnya, disini kaum objektivisme lebih melihat secara makro

atau biasa disebut dengan aliran strukturalis seperti Durkheim ,Marx, Saussure

dan lainnya. Di sisi lain, pemikiran subjektivisme lebih melihat pada sisi mikro,

yaitu menekankan pada tindakan aktor dalam analisisnya, tokoh subjektivisme

misalnya seperti Weber, Sartre, dan lainnya. Bourdieu menentang kedua

pemikiran ini dan ingin menggabungkan diantara keduanya. Karena menurut

Bourdieu, tidak semua hal di pengaruhi secara mutlak atau dominan oleh struktur

maupun oleh aktor, tetapi ada pengaruh timbal balik dari keduanya. Sehingga

Bourdieu berusaha untuk membuat hubungan dialektik antara struktur

objektivisme dan fenomena subjektivisme.

Untuk menggambarkan perhatian Bourdieu terhadap hubungan dialektika

antara struktural dan cara aktor membangun realitas sosialnya, Bourdieu

memberikan nama pada orientasi pemikirannya sebagai “Strukturalisme Genetis”.

Bourdieu mendefinisikan strukturalisme genetis dengan cara berikut:1

1 George Ritzer dan Douglas J. Goodman. 2003. Teori Sosiologi Modern. Prenada Media: Jakarta. Hal: 519.

Page 2: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

Analisis struktur objektif tak dapat dipisahkan dari analisis asal-usul

struktur mental individual yang hingga taraf tertentu merupakan

produk penggabungan struktur sosial; juga tak dapat dipisahkan dari

analisis asal-usul struktur sosial itu sendiri; ruang sosial dan

kelompok yang menempatinya adalah produk dari perjuangan

historis (di mana agen berpartisipasi sesuai dengan posisi mereka di

dalam ruang sosial dan sesuai dengan struktur mental yang

menyebabkan agen dapat memahami ruang sosial ini).

Upaya Bourdieu untuk menjembatani antara objektivisme dengan

subjektivisme, dapat dilihat dari konsep Bourdieu tentang habitus dan lingkungan

(ranah) dan hubungan dialektik antara keduanya.2 Habitus berada di dalam pikiran

aktor sedangkan lingkungan berada di luar pikiran aktor. Meskipun sebenarnya

semua konsep dari Bourdieu saling berkaitan dan mempengaruhi.

Pada dasarnya dalam pandangan Bourdieu, yang disebut sebagai

objektivisme adalah suatu pengetahuan objektif yang mengandung dominasi, dan

dalam kondisi ini, individu tidak bisa menolaknya. Sedangkan pengertian dari

subjektivisme sendiri adalah mengarah pada tindakan individu yang bertindak

atau melakukan sesuatu diluar struktur. Dimengerti sebagai menjelaskan suatu

pengetahuan/ pengalaman dari sudut pandang sendiri, dimana seseorang bisa

mengerti melalui bahasa yang kita pahami.

1. Habitus

Habitus adalah struktur mental atau kognitif,3 yang digunakan aktor untuk

menghadapi kehidupan sosialnya. Habitus menggambarkan serangkaian

kecenderungan yang mendorong pelaku sosial atau aktor untuk beraksi dan

bereaksi dengan cara-cara tertentu. Habitus merupakan produk dari sejarah,

sebagai warisan dari masa lalu yang di pengaruhi oleh struktur yang ada.4 Habitus

sebagai produk dari sejarah tersebut, menciptakan tindakan individu dan kolektif

dan karenanya sesuai dengan pola yang ditimbulkan oleh sejarah. Kebiasaan

2 Ibid, hal: 522.3 Ibid.4 Pierre Bourdieu. 1990. The Logic of Practice. Atanford University Press: California. Hal: 54.

Page 3: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

individu tertentu diperoleh melalui pengalaman hidupnya dan mempunyai fungsi

tertentu dalam sejarah dunia sosial dimana kebiasaan itu terjadi. Pengalaman

hidup individu yang didapat dari hasil sejarah tersebut, kemudian terinternalisasi

dalam dirinya, untuk kemudian mereka gunakan untuk merasakan, memahami,

menyadari dan menilai dunia sosial. Melalui pola-pola itulah individu

memproduksi tindakan mereka dan juga menilainya (habitus mengendalikan

pikiran dan pilihan tindakan individu).5

Habitus dapat digambarkan sebagai hasil atau produk dari internalisasi

struktur dunia sosial yang diwujudkan. Habitus diperoleh sebagai akibat dari

lamanya posisi dalam kehidupan sosial yang diduduki. Sehingga habitus akan

berbeda-beda, tergantung dimana dan bagaimana posisi individu tersebut dalam

kehidupan sosial. Sehingga seseorang yang menduduki posisi yang sama dalam

dunia sosial, cenderung akan memiliki kebiasaan yang sama. Dalam pengertian

ini, habitus dapat pula menjadi fenomena kolektif.6 Habitus dapat bertahan lama

dan dapat pula berubah dalam arti dapat dialihkan dari satu bidang ke bidang yang

lain. Dengan kata lain, meskipun habitus sebagai warisan pengalaman masa lalu

atau produk dari internalisasi struktur, dapat berubah-ubah sesuai dengan ranah di

mana ia berada. Sebagai contoh, seorang warga Indonesia dan tinggal di

Indonesia, memiliki kebiasaan untuk menolong sesama apalagi kalau orang lain

tersebut dalam keadaan kesusahan, seperti terdapat kewajiban untuk

menolongnya. Namun ketika warga Indonesia tersebut pindah dan tinggal di Luar

Negeri yang memiliki struktur dan kebudayaan yang berbeda, dimana ketika ada

orang lain yang membutuhkan bantuan, kita tidak memiliki kewajiban untuk

menolongnya. Habitus warga Indonesia tersebut dalam kasus ini dapat tetap

seperti ketika ia masih di Indonesia yaitu menolong orang lain, atau juga

habitusnya dapat berubah, yaitu dengan bersikap acuh dan tidak menolong orang

tersebut.

Habitus menghasilkan, dan dihasilkan oleh kehidupan sosial. Di satu

pihak, habitus adalah “struktur yang menstruktur” (strukturing strukture); artinya,

5 George Ritzer dan Douglas J. Goodman. 2003. Teori Sosiologi Modern. Prenada Media: Jakarta. Hal: 522.

6 Ibid.

Page 4: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

habitus adalah sebuah struktur yang menstruktur kehidupan sosial. Di lain pihak,

habitus adalah “struktur yang terstruktur” (struktured strukture); yakni, habitus

adalah struktur yang distrukturisasi oleh dunia sosial. Dengan kata lain Bourdieu

menjelaskan habitus sebagai dialektika internalisasi dari eksternalitas dan

eksternalisasi dari internalitas.7 Sehingga, di satu pihak, habitus diciptakan oleh

praktik atau tindakan; di lain pihak, habitus adalah hasil tindakan yang diciptakan

kehidupan sosial.

Menurut Bordieu, habitus semata-mata mengusulkan apa yang sebaiknya

dipikirkan orang dan apa yang sebaiknya mereka pilih untuk di lakukan. Dalam

menentukan pilihan, aktor menggunakan pertimbangan mendalam berdasarkan

kesadaran, meski proses pembuatan keputusan ini mencerminkan berperannya

habitus.8 Habitus menyediakan prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai dasar oleh

aktor dalam membuat pilihan dan memilih strategi yang akan digunakan dalam

kehidupan sosial, aktor bertindak menurut cara yang masuk akal (reasonable).

Mereka mempunyai perasaan dalam bertindak, ada logikanya untuk apa aktor

bertindak, inilah yang disebut dengan logika tindakan Bourdieu.9 Logika tindakan

Bourdieu (logika praktis) berbeda dengan rasionalitas (logika formal). Terdapat

konsep relasionalisme dari Bourdieu yang digunakan untuk menuntun individu

untuk mengakui bahwa habitus bukanlah struktur yang tetap, tak dapat berubah,

tetapi diadaptasi oleh individu yang secara konstan berubah di hadapan situasi

yang saling bertentangan di mana mereka berada.10

Kerja waktupun juga bisa mempengaruhi praktek seseorang dalam

melakukan suatu tindakan. Yang dimaksud kerja waktu disini adalah: habitus dan

pengalaman praktek bisa berubah sesuai waktu dengan menggunakan logika.11

Misalnya kondisi kebiasaan orang ketika berpakaian, orang jawa perempuan pada

waktu dulu identik dengan penggunaan jarit dan kebaya, akan tetapi dengan

berjalannya waktu, dan kondisi social sekarang ini, pakaian itu sudah jarang

7 Ibid, hal: 523.8 Ibid, hal: 524.9 Pierre Bourdieu. 1990. The Logic of Practice. Atanford University Press: California. Hal: 92.10 George Ritzer dan Douglas J. Goodman. 2003. Teori Sosiologi Modern. Prenada Media:

Jakarta. Hal: 524.11 Pierre Bourdieu. 1990. The Logic of Practice. Atanford University Press: California. Hal: 99

Page 5: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

kelihatan untuk dipakai sebagai pakain keseharian. Namun sering dipakai ketika

acara-acara adat tertentu seperti pakaian waktu hari kartini.

2. Lingkungan (Ranah, Arena) atau Field.

Lingkungan merupakan dunia tempat melakukan permainan-permainan

atau disebut juga dengan game. Lingkungan adalah jaringan hubungan antar

posisi objektif didalamnya. Lingkungan atau arena adalah sepotong kecil dunia

sosial, sebuah dunia penuh kesepakatan yang bekerja secara otonom dengan

hukum-hukumnya sendiri.12 Bourdieu melihat arena sebagai sebuah arena

pertarungan dan juga lingkungan perjuangan, arena adu kekuatan, sebuah medan

dominasi dan konflik antar individu, antarkelompok demi mendapatkan posisinya.

Posisi-posisi ini ditentukan oleh banyaknya kapital atau modal yang mereka

miliki. Semakin banyak jumlah dan jenis modal yang mereka miliki, maka ia akan

mendapatkan posisi terbaik dalam arena tersebut, atau menduduki posisi yang

dominan dalam suatu arena. Contohnya, dalam ranah pendidikan, misalnya dalam

suatu kelas, terjadi sebuah kompetisi antar individu, yaitu sesama murid. Dalam

ranah tersebut, seorang murid yang memiliki pengetahuan paling banyak maka ia

dapat memenangkan pertarungan dalam ranah kelas tersebut, misalnya dapat

mengerjakan ujian dengan lancer, dapat menjawab semua pertanyaan dari guru,

dapat ikut aktif dalam diskusi, dan lain-lain dibanding dengan murid lain yang

kurang pengetahuannya.

Lingkungan adalah sejenis pasar kompetisi dimana berbagai jenis modal

(ekonomi, kultur, sosial, simbolik) digunakan dan disebarkan.13 Lingkungan juga

adalah lingkungan politik (kekuasaan) yang sangat penting. Bourdieu

mengemukakan tiga langkah proses untuk menganalisis lingkungan, yaitu:14

1) Menggambarkan keutamaan lingkungan kekuasaan (politik) untuk

menemukan hubungan setiap lingkungan khusus dengan dengan

lingkungan politik.

12 Basis. 2003. Bahasa, Pertarungan Simbolik dan kekuasaan. Edisi 11-12. Hal: 34.13 George Ritzer dan Douglas J. Goodman. 2003. Teori Sosiologi Modern. Prenada Media:

Jakarta. Hal: 524.14 Ibid, hal: 525.

Page 6: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

2) Menggambarkan struktur objektif hubungan antar berbagai posisi di dalam

lingkungan tertentu.

3) Menentukan ciri-ciri kebiasaan agen yang menempati berbagai tipe posisi

di dalam lingkungan.

Dalam hubungannya antara lingkungan dengan habitus, Bourdieu

menyebut relasionisme metodologis, yakni adanya hubungan saling timbal balik

antara lingkungan dengan habitus. Di satu pihak lingkungan mengkondisikan

habitus, di pihak lain habitus menyusun lingkungan, sebagai sesuatu yang

bermakna, yang mempunyai arti dan nilai.

3. Keyakinan

Keyakinan atau belief adalah sesuatu yang di pegang oleh aktor yang

memiliki nilai atau di anggap bernilai. Keyakinanlah yang menggerakkan dan

memaksa tubuh untuk mewujudkan keyakinan itu. Sehingga peran dari keyakinan

adalah sebagai dasar untuk melakukan tindakan atau praktek dalam suatu ranah.15

Contoh, dalam ranah pendidikan yaitu diskusi dalam kelas, ketika seorang murid

yakin telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahan diskusi, maka ketika

diskusi berlangsung keyakinan bahwa ia memahami materi itu, mendorongnya

untuk ikut aktif menyumbangkan pendapat dalam diskusi tersebut, sehingga di

sini, keyakinan yang mendorong untuk melakukan praktek yaitu mengeluarkan

pendapat.

Dalam kaitan contoh diatas, tubuhpun menjadi alat yang digunakan untuk

melakukan praktek tersebut sesuai dengan keyakinan dalam dirinya. Ketika yakin

bisa untuk melakukan sesuatu yang dianggap benar, maka tubuh akan

menggambarkan lewat gerak-geriknya yang mencerminkan praktek.

4. Praktek

Praktek merupakan salah satu konsep utama pilihan Bourdieu, sebagai

konsep yang digunakan untuk menjelaskan konsepnya tentang penolakan terhadap

15 Pierre Bourdieu. 1990. The Logic of Practice. Atanford University Press : California. Hal: 67.

Page 7: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

dominasi objektif maupun dominasi subjektif. Konsep praktek berarti bagaimana

seseorang tersebut diberi stimulus kemudian akan melakuakan suatu respon.

Dalam konsep Bourdieu tentang praktik, Bourdieu mengkritik tentang pandangan

kaum objektivis yang menekankan pandangannya bahwa struktur yang paling

berkuasa dan menentukan tindakan aktor dan membentuk lingkungan. Sehingga

disini tindakan aktor tidak bebas melainkan terbatas. Begitu juga Bourdieu

menolak terhadap pandangan kaum subjektivis yang menekankan bahwa individu

dapat bertindak bebas tanpa dipengaruhi oleh struktur.

Menurut Bourdieu, seorang individu atau aktor adalah dipengaruhi oleh

strukturnya, tetapi juga individu tersebut bebas untuk bertindak sesuai dengan

keinginannya. Sehingga disini yang menentukan praktek atau tindakan individu

adalah ranah dimana ia berada dan habitus masing-masing individu. Contohnya,

dalam dunia perkuliahan, sistem pedidikannya menggunakan sistem kredit

semester (SKS). Ketika seorang mahasiswa mengambil 24 SKS, maka sebagai

konsekuensinya, setiap satu minggunya mahasiswa tersebut harus menyediakan

waktu dan belajar sebanyak 72 jam atau rata-rata perharinya selama 10 jam.

Struktur mempengaruhi praktek mahasiswa tersebut, agar dia belajar sesuai

dengan SKS yang dia ambil, tetapi mahasiswa juga bebas untuk melakukan

prakteknya sesuai dengan habitusnya, misalnya dengan hanya belajar selama 3

jam saja setiap harinya.

5. Struktur

Struktur adalah aturan-aturan yang terbentuk dan ada dalam suatu ranah

yang mempengaruhi pembentukan habitus seorang aktor. Menurut Bourdieu,

struktur terdiri atas dua bentuk yaitu struktur objektif dan struktur buatan. Dalam

teori logika praktis Bourdieu, struktur dapat mempengaruhi pembentukan habitus,

tetapi struktur juga dapat di pengaruhi oleh habitus. Contoh struktur

mempengaruhi habitus adalah, dalam masyarakat Jawa, terdapat aturan kalau

makan dan memberi sesuatu kepada orang lain itu harus dengan menggunakan

tangan kanan. Aturan ini membentuk habitus seseorang, ketika dia makan dan

memberi kepada orang lain harus dengan tangan kanan (struktur membentuk

Page 8: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

habitus). Sedangkan contoh habitus mempengaruhi struktur adalah habitus

seorang pelajar yang rajin, dia memiliki rutinitas belajar setiap sore dan malam

hari. Ketika dia tidak melakukan itu, maka akan terjadi perasaan keganjilan,

sehingga aktivitas belajar setiap sore dan malam hari membentuk sebuah struktur

dalam hidupnya.

Dalam konsep strukturnya, bourdieu menekankan bahwa dalam kehidupan

sosial masyarkat, struktur sangat dominan dalam mempengaruhi Agen. Individu

pada dasarnya sangat dominan dipengaruhi struktur dalam kehidupannya. Akan

tetapi Agen juga bisa berperan dalam mempengaruhi strutur dalam

kemasyrakatan, akan tetapi tidak sepenuhnya bisa lepas dari struktur yang ada.

Jadi adanya hubungan timbal balik disini, yaitu struktur yang mempengaruhi

agen, dan agen mempengaruhi struktur. Struktur disini bersifat sebagai genetik/

bawaan.

STRUKTUR AGEN

6. Modal

Modal merupakan aset yang dimiliki individu dalam lingkungan

sosialnya yang digunakan untuk menentukan posisi dalam suatu ranah. Modal itu

harus selalu di produksi dan direproduksi kembali. Menurut Bourdieu terdapat

empat jenis modal, yaitu modal ekonomi, modal sosial, modal kultural, dan modal

simbolik.16

1) Modal ekonomi: segala bentuk modal yang dimiliki yang berupa

materi, misalnya uang, emas, mobil, tanah, dan lain-lain.

2) Modal sosial: terdiri dari hubungan sosial yang bernilai antara

individu, atau hubungan-hubungan dan jaringan hubungan-

hubungan yang merupakan sumberdaya yang berguna dalam

16 Ibid.

Page 9: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

penentuan dan reproduksi kedudukan-kedudukan sosial. Misalnya

seorang mahasiswa kenal baik dengan seorang dosen.

3) Modal kultural: meliputi berbagai pengetahuan yang sah.

Misalnya ijazah, cara berbicara, cara bergaul, cara pembawaan

diri (sopan santun).

4) Modal simbolik: berasal dari kehormatan dan prestise seseorang,

misalnya posisi atau jabatan seseorang sebagai kepala

pemerintahan.

Distribusi kapital menentukan struktur objektif kelas-kelas di dalam sistem

sosial. kelas yang dominan adalah kelas yang memiliki jumlah (akumulasi)

terbesar dari keempat bentuk kapital, sedangkan kelas bawah atau kaum marginal

adalah pemilik kapital yang paling sedikit. Secara logis, maka kelas pemilik

kapital adalah kelas yang paling dominan.

7. Kekerasan Simbolik

Kekerasan simbolik sangat erat kaitannya dengan modal simbolik, karena

kekerasan simbolik hanya dapat dilakukan oleh individu maupun kelompok yang

memiliki modal simbolik. Modal simbolik di dalam bentuknya yang berbeda-beda

dipersepsikan dan diakui sebagai legitimate, yang memiliki legitimasi, mendapat

pengakuan dan diterima publik secara luas. Legitimasi sebagai sebuah proses,

menggambarkan proses yang mengarah pada legitimitas, pada sesuatu yang

mendapat pengakuan yang sah dan benar. Legitimitas sangat penting bagi semua

kelompok sosial, bagi semua pelaku sosial, karena taruhannya adalah kelestarian

atau perubahan struktural yang mapan, kelestarian, dan perubahan hubungan-

hubungan kekuasaan. Dengan demikian realitas sosial bukan hanya merupakan

hubungan-hubungan kekuasaan, tetapi juga merupakan hubungan-hubungan

makna. Untuk itulah diperlukan kekuasaan simbolik, kekuasaan yang dapat

mendesak penerimaan hukum-hukum dan memaksanya sebagai legitim dengan

menyembunyikan hubungan kekuasaan yang mendasari kekuasaannya.

Modal simbolik erat kaitannya dengan kekuasaan simbolik. Memiliki

modal simbolik berarti memiliki sumber potensi untuk mendapatkan kekuasaan

Page 10: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

simbolik. Kekuasaan simbolik adalah kekuasaan yang dapat dikenali dari

tujuannya untuk mendapatkan pengakuan. Artinya, sebuah kekuasaan (baik

ekonomi, politik, budaya, atau yang lain) yang memiliki kemampuan untuk tidak

dapat dikenali bentuk aslinya, kekerasannya, atau kesewenang-wenangannya.

Kekuasaan simbolik sering kali memakai bentuk-bentuk lain yang lebih halus agar

tidak mudah dikenali.17 Inilah yang membuat kelompok yang terdominasi

seringkali merasa tidak keberatan untuk masuk kedalam sebuah lingkungan

dominasi. Bourdieu menyebut ini sebagai kekerasan simbolik.18

Secara garis besar, kekerasan simbolik dapat diartikan sebagai kekerasan

yang secara paksa mendapat kepatuhan yang tidak dirasakan sebagai paksaan

dengan bersandar pada harapan-harapan kolektif dari kepercayaan-kepercayaan

yang sudah tertanam secara sosial. Kekerasan simbolik bekerja dengan

mekanisme penyembunyian kekerasan yang dimiliki, menjadi sesuatu yang

diterima sebagai “yang memang seharusnya demikian”. Mekanisme kekerasan

simbolik berjalan dengan dua cara, yaitu:19

1) Eufemisasi: biasanya membuat kekerasan simbolik tidak tampak,

bekerja secara halus, tidak dapat dikenali, dan dipilih secara “tak

sadar”. Misalnya dapat berupa kepercayaan, kewajiban, kesetiaan,

sopan santun, pemberian, hutang, pahala, atau belas kasihan.

Contoh: hubungan yang terdapat dalam sebuah keluarga antara anak

dengan orang tua, dimana setiap mau keluar rumah, anak harus

minta ijin kepada orang tua. Disini terjadi kekerasan simbolik

eufimisme berdasarkan sopan santun.

2) Sensorisasi: kekerasan simbolik tampak sebagai bentuk dari

pelestarian semua bentuk nilai yang dianggap sebagai “moral

kehormatan”. Seperti kesantunan, kesucian, kedermawanan, dan

sebagainya yang biasanya dipertentangkan dengan “moral rendah”,

seperti kekerasan, kriminal, ketidakpantasan, asusila, kerakusan, dan

sebagainya. Contoh, seorang laki-laki harus menghormati seorang

17 Ibid, hal: 118.18 Basis. 2003. Bahasa, Pertarungan Simbolik dan kekuasaan. Edisi 11-12. Hal: 38.19 Ibid, hal: 39

Page 11: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

perempuan, agar laki-laki tersebut dianggap memiliki moral yang

tinggi dan memiliki nilai kesantunan (seorang laki-laki tidak

melecehkan atau bertindak asusila terhadap perempuan).

Menurut Bourdieu, kekerasan simbolik sangat perlu dilakukan dalam

dunia pendidikan, agar pelaksanaan pendidikan semakin efektif. Karena itulah

para pendidik dalam dunia pendidikan sering melakukan kekerasan simbolik

kepada peserta didiknya agar peserta didik lebih disiplin. Contohnya, setiap

pertemuan kelas, selalu diadakan kuiz atau ulangan oleh guru, sehingga membuat

murid, baik secara suka atau tidak, sehingga menjadi mau tidak mau murid harus

membaca dan belajar materi sebelum kelas berlangsung agar dapat mengerjakan

soal kuiz.

8. Kadar objektivitas dari subjektivisme

Dalam dunia sosial selalu terdapat orang yang mendominasi dan orang

yang didominasi. Ini akan selalu terjadi selama ada bentuk relasi yang tidak setara

(asimetris). Ilmu pengetahuan sosial, harus mempertimbangkan dua macam

atribut yang secara objektif terlekat pada mereka, yaitu atribut materi dan atribut

simbolik.20 Atribut material dimulai dengan tubuh, yang dapat di lihat dan di ukur

seperti benda lainnya dari dunia fisika.

Kadar objektivitas dan subjektivitas disini menurut Pierre Bourdieu,

seberapa besarkah kadar objektivitas subjektivitas dari seorang manusia tersebut.

Bagaimana ukuran tingkat objektivitas dari pandangan subjektivitas tiap masing-

masing dari individu dalam menilai suatu fenomena.

STUDI KASUS

Kasus yang kami angkat dalam mengkontekstualkan teori Bourdieu disini

adalah adanya penolakan warga Desa Bence terhadap rencana pembangunan

pabrik gula yang didirikan oleh PT. Kencana Gula Manis di Desa Bence,

Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Pemaparan dalam kasus ini adalah dimana

para investor ingin mendirikan pabrik Gula dengan menggunakan lahan sawah 20 Pierre Bourdieu. 1990. The Logic of Practice. California: Atanford University Press. Hal:135.

Page 12: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

yang masih produktif seluas 20 hektar milik petani desa setempat. Sedangkan

petani, warga setempat Desa Bence serta LSM menolak rencana pendirian pabrik

Gula tersebut, dengan alasan utama:

1. Merugikan warga dan lingkungan setempat, mengurangi lahan sawah

produktif yang berakibat berkurangnya stok pangan berupa beras.

2. Akan menimbulkan pencemaran atau polusi berupa limbah produksi yang

dapat mengganggu kesehatan warga sekitar pabrik serta mendatangkan

hama berupa serangga yang timbul dari limbah pengolahan tebu yang

dapat mematikan pohon kelapa warga. Karena sebagian besar penduduk

Desa Bence memiliki pohon kelapa dan dimanfaatkan untuk diolah

menjadi gula kelapa.

3. Melanggar UU nomor 41 tahun 2009, mengenai perlindungan lahan

pangan yang berkelanjutan.

4. Dalam pembangunan tersebut, juga melanggar Perda nomor 5 tahun 2008,

tentang rencana tata ruang wilayah. Dimana ada 10 Kecamatan di

Kabupaten Blitar Jawa Timur, tidak boleh dijadikan tempat pembangunan

infrastruktur kepentingan bisnis pribadi. Dan Kecamatan Garum termasuk

dalam Kecamatan tersebut.

Alasan pendukung lainnya, kabarnya Dinas pertanian setempat belum

mendengar dan menerima informasi dari pihak PT. Kencana Gula Manis terkait

rencana pendirian pabrik gula di daerah Bence tersebut, apalagi pembangunannya

dilaksanakan di atas lahan pertanian yang sebenarnya masih produktif yang

berhubungan dengan kelangsungan tingkat produksi daerah setempat. Dinas

pertanianpun berjanji tidak akan memberikan izin terhadap pihak pengusaha

tersebut jika lahan pertanian tersebut masih produktif. Jika pembangunannya

dilaksanakan, dampak yang terjadi adalah produksi beras akan berkurang secara

besar-besaran dalam daerah tersebut, selain itu petani pun akan kehilangan lahan

pangannya tempat mereka bekerja dan mencari nafkah serta menghidupi

kehidupan sehari-hari keluarganya.

Page 13: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

Menurut informasi yang kami dapatkan, meskipun pihak PT. Kencana

Gula Manis belum mengantongi surat izin resmi, petani Desa Bence setempat

dipaksa para investor PT. Kencana Gula Manis melalui makelar tanah dan

preman-premannya untuk menandatangani surat penjualan lahan atas tanah sawah

miliknya dan surat perjanjian yang tidak diketahi isinya apa, harga lahan

tersebutpun dibeli dengan harga yang murah. Petani yang lahannya dibeli oleh

pihak PT. Kencana Gula Manis, telah mendapatkan uang muka sebesar 5 %.

Alasan dari pihak pengusaha untuk tetap mendirikan pabrik gula di lokasi tersebut

terkait dengan isu telah mendapatkan surat izin dari Wakil Presiden Budiyono.

Pihak LSM yang juga salah satu dari anggotanya berasal dari Desa Bence tersebut

melayangkan surat kepada Presiden Yudhoyono, guna meminta agar Presiden

menolak untuk memberikan izin terhadap pendirian Pabrik Gula di Desa Bence.

Namun kabar terealisasinya pembangunan pabrik Gula semakin menunjukkan,

karena warga setempat telah menerima uang muka sebesar 5%. Jika benar

pembanguan tersebut jadi terlaksana , berarti disini antara pihak pemerintah

daerah Kabupaten Blitar dengan pihak investor telah terjadi kesepakatan tanpa

sepengetahuan rakyat Desa Bence dan persetujuan dari rakyat Desa Bence sendiri.

Rencananya pembangunan pabrik gula ini akan di mulai pada tanggal 17

April 2011 mendatang, kontraktorpun sudah siap untuk mulai melakukan

pembangunan di daerah tersebut.. Dari informasi yang dihimpun Blitar Raya

News, pihak PT. Kencana Gula Manis, melalui kontraktor PT. Mandara Mulya

Graha Andhika, rencana pekerjaan pembukaan lahan dan meratakan tanah akan

dimulai pada tanggal 17/4/2011. Jika pihak PT. KGM benar-benar mengantongi

izin, pasti ada permainan antara Pengusaha dengan Pejabat Pemerintah Kabupaten

Blitar .

Ketua Lembaga Penegak Demokrasi (LPD) Blitar Raya, Fajar Agustyono,

saat ditemui Tim Blitar Raya News. Menurut Fajar, pembanguan pabrik gula

tersebut selain melanggar RTRW juga melanggar UU Nomor 41 tahun 2009

tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Dan akan

mengancam stok pangan daerah, karena lahan yang akan didirikan pabrik gula

Page 14: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

tersebut adalah tanah sawah yang masih produktif. Jika Pemerintah Kabupaten

Blitar atau pihak-pihak Dinas terkait, dikemudian hari ternyata benar-benar

melanggar aturan, akan kami PTUN kan. Karena sudah jelas-jelas melanggar

RTRW dan UU Nomor 41 tahun 2009, masih saja memaksakan diri.

ANALISIS

Berdasarkan acuan kasus diatas, kami berusaha untuk mengkritisi dengan

menggunakan konsep Strukturalisme Genetik Bourdieu, disitu terlihat adanya

kekerasan simbolik yang dilakukan oleh pihak PT. Kencana Gula Manis melalui

makelar tanah dan preman-preman dari makelar tanah, dan Pemerintah terhadap

masyarakat serta petani khususnya di Desa Bence Kecamatan Garum Kabupaten

Blitar tersebut. Pihak PT. Kencana Gula Manis yang merasa mempunyai modal

banyak dengan para investornya, mencoba memaksa petani Desa Bence untuk

mau menjual tanah pertanian mereka guna kepentingan pendirian pabrik gula

untuk memperbesar dan meluaskan usahanya. Melalui isu surat izin pendirian

Pabrik Gula di atas Lahan pertanian di Desa Bence, dengan seenaknya memaksa

warga untuk mau menjual tanah mereka kepada pihak PT. Kencana Gula Manis,

dari itu modus dominasi yang digunakan oleh pihak pengusaha adalah dominasi

ekonomi, modal simbolik dengan surat izin yang diduga diperoleh dari wakil

Presiden serta surat izin dari pemkab setempat untuk mengalihfungsikan lahan

pertanian. Sedangkan modus dominasi yang dilakukan oleh makelar tanah beserta

premannya terhadap petani adalah dengan menggunakan modal simbolik yang

diperolehnya dari PT. Kencana Gula Manis , didukung dengan isu surat izin yang

diperolehnya dari presiden Budiyono. Relasi kuasapun terbentuk dengan adanya

hubungan khusus/ kong kalikong antara pemerintah dan investor bertindak

sebagai pendominasi ,sedangkan disini yang dijadikan objek dominasi adalah

rakyat, dengan adanya kepatuhan rakyat terhadap surat perintah dari wakil

presiden dan pemerintah daerah kota Blitar. Karena mungkin mereka merasa,

bahwa rakyat haruslah tunduk terhadap kebijakan dan peraturan yang dibuat oleh

pemerintah.

Page 15: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

KESIMPULAN

Jika pihak investor tersebut memang benar-benar mendapatkan surat izin

dari wakil presiden Budiyono, dan juga izin dari pemerintah daerah kota Blitar

setempat. Maka, yang terjadi adalah rakyat kecil khususnya yang bermata

pencaharian sebagai petani akan semakin tertindas dengan kebijakan tersebut yang

berarti tertindas secara lapang dada dengan adanya dominasi ekonomi dengan

modal simbolik pengusaha dari pemerintah pusat, khususnya yang berasal dari

surat keputusan yang diberikan wakil presiden dan pemerintah daerah kota Blitar

terhadap PT. Kencana Gula Manis. Jadi semakin tinggi kekuasaan seseorang,

maka akan mendominasi pihak bawahannya, apalagi yang mendominasi

mempunyai modal simbolik.

Tentu setiap pembangunan yang dilakukan, akan selalu terdapat pro dan

kontra, baik sesama warga sendiri maupun antara warga sekitar dengan

pemerintah. Kelompok kami berusaha memberikan dua sudut pandang antara pro

dan kontra terkait adanya pembangunan pabrik gula tersebut. Ada benarnya

apabila pemerintah menyetujui pembangunan pabrik gula tersebut, jika memang

benar lahan yang digunakan untuk mendirikan pabrik adalah tidak semuanya

lahan produktif. Alasan pemerintah ini sangat tepat, karena dengan adanya

pendirian pabrik gula akan dapat menambah pemasukan pendapatan daerah

Kabupaten Blitar, berupa pajak bumi dan bangunan (PBB). Penambahan

pendapatan daerah ini akan sangat membantu Pemerintah dalam pembangunan

fasilitas yang di perlukan masyarakat sekitar. Pembangunan pabrik gula ini juga

dapat menunjang kesejahteraan masyarakat sekitar. Masyarakat yang mempunyai

lahan pertanian yang semula digunakan untuk menanam padi dapat di alihkan

dengan menanam tebu. Di sini peran pemerintah harus digerakkan untuk

memfasilitasi penjualan tebu, dengan cara kerja sama antara petani dengan pabrik

gula. Selain itu adanya kesepakatan (perjanjian) antara pihak pabrik dengan warga

yang disaksikan pemerintah, bahwa pihak pabrik akan memperkerjakan

masyarakat sekitar sebagai karyawan pabrik.

Page 16: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

Sedangkan jika memang benar lahan yang akan digunakan dalam

pembangunan pabrik gula adalah lahan produktif, maka pemerintah harus

bertindak adil dan bijaksana, dalam arti jangan ada kongkalikong atau permainan

untuk membela pendirian pabrik, melainkan pemerintah harus mengayomi dan

membela masyarakat sekitar dan mementingkan kebutuhan rakyatnya. Lahan

yang produktif adalah lahan yang menjadi sumber penghasilan masyarakat, selain

telah adanya peraturan yang mengatur tentang pelarangan pengalih fungsian lahan

produktif. Apabila pembangunan terus di jalankan tanpa melihat dampak yang

diakibatkan baik dalam jangka panjang maupun pendek, maka akan terjadi banyak

permasalahan sosial, salah satunya bertambahnya jumlah angka kemiskinan.

Solusi yang terakhir jika pembangunan pabrik gula itu tetap didirikan

sementara masyarakat sekitar tetap menolak, maka pemerintah harus bisa

membaca peluang dengan cara memindahkan pembangunan itu ke tempat yang

memang benar-benar tidak produktif, sehingga tidak ada pihak yang di rugikan.

Secara otomatis pula pembangunan yang di adakan di daerah yang benar-benar

bukan lahan produktif akan menguntungkan, karena daerah lahan produktif bisa

berjalan lancar dan menghasilkan keuntungan bahkan daerah lahan yang tidak

produktif juga akan menghasilkan keuntungan dari di bangunnya pabrik gula. baik

masyarakatnya, pemerintah, dan pemilik lahan tersebut.

Page 17: file · Web viewTeori Strukturalisme Genetik “PIERRE BOURDIEU” Pierre Bourdieu adalah seorang ahli filsafat dan ahli sosiologi yang memiliki kedudukan penting dalam sosiologi

DAFTAR PUSTAKA

Bourdieu, Pierre. 1990. The Logic of Practice. California: Atanford University

Press.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. Diterjemahkan oleh Alimandan. 2003.

Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media.

Rusdiarti, Suma Riella. 2003. Edisi 11-12 (November-Desember). Bahasa,

Pertarungan Simbolik dan kekuasaan. Basis.