file · web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik....

23

Click here to load reader

Upload: phamnga

Post on 05-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

KEBIJAKAN PUBLIK

ANALISIS ATAS KASUS-KASUS RIIL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK

Oleh :

Dyah Prawitasari (114263230)

PROGRAM STUDI DIII ADMINISTRASI NEGARA

JURUSAN PMP-KN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2013

Page 2: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

1. Kebijakan Publik di Sektor Ketenagakerjaan

Yang selalu ramai jadi pembicaraan adalah bisanya kebijakan publik di sektor

ketenagakerjaan. Dalam industrialisasi yang digenjot besar-besaran pada umumnya adalah

buruh yang menjadi korban. Kebijakan sektor ketenagakerjaan seringnya justru dibuat lebih

untuk kenyamana penguasa ketimbang buruhnya sendiri.

Graciela Chichinilsky Richard Falk (1998) memberikan ilustrasi tentang otoriterisme dan

pembangunan di Negara berkembang. Proposisi yang ditawarkan adalah bahwa penerimaan

negara-negara berkembang akan strategi developmentalisme menyebabkan tersedotnya

seluruh energy sebuah bangsa pada pengejaran pertumbuhan . semua pejabat Negara

terfokus pada segala upaya peningkatan presentase pertumbuhan ekonomi, GNP dan nilai

investasi . untuk menuju kesana , pilihan satu-satunya jatuh pada industrialisasi skala besar.

Untuk menggenjot industrialisasi skala besar sangat dibutuhkan modal yang besar.

Sedangkan kelemahan utama Negara berkembang termasuk Indonesia adalah minimnya

modal. Sehingga satu-satunya jalan adalah dengan mendatangkan big push dari MNC/TNC

yang jelas memiliki kecukupan modal untuk sirkuit.

Buruh diposisikan sebagai komoditas ekonomi yang siap diperjual belikan oleh

Negara berkembang bersanding gengan bahan mentah alami. Indonesia mengiming-imingi

upah buruh murah dan mental buruh penurut untuk menarik investor. Sebab, bagi investor

yang paling penting untuk memilih daerah mana yang ada dijadikan lahan investasi mereka

adalah buruh yang murah dan penurut serta sumber daya alam yang tersedia.

Visi kebijakan sektor perburuhan yang lebih menekankan pada kepentingan investor ini

bagi pemerintah adalah pilihan yang rasional. Lemahnya bargain Negara berhadapan dengan

MN/TNC yang akhirnya harus mengorbankan buruh, itu menunjukkan diplomasi

internasional yang dilakukan diplomat-diplomat kita yang sangat lemah dan fundamen

ekonomi kita juga rapuh, sehingga pertanyaannya mengapa pemerintah Indonesia lebih

memilih jalan pintas pengorbanan buruh ketimbang melakukan diplomasi internasional yang

canggih dan kerja-kerja penguat fundamen ekonomi nasional? Apakah pekerjaan ini terlalu

sulit bagi kapasitas otak petinggi Indonesia ?

Page 3: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

Analisis atas UU Ketenagakerjaan 2003

Buruh masih tetap diobjektifikasi. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam kesejahteraan

buruh yang muaranya adalah produktifitas kerja. Padahal sudah jelas bahwa produktifitas

buruh adalah pangkal aliensi. Seharusnya kesejahteraan kerja dikembangkan pada spectrum

yang lebuh bermakna, yaitu peningkatan bargaining buruh baik dalam internal perusahaan

maupun hubungan social politi mereka di masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada pasal 52

tentang hubungan kerja, pasal 102 tentang hubungan industrial dan pasal 104-107 tentang

relasi politik buruh-pengusaha-negara.

Beberapa hal yang cukup positif dari UU ini adalah pasal 5 yang memuat penegasan pada

anti diskriminatif pada kesempatan kerja. Pasal 39 yang memberikan apresiasi cukup tinggi

atas orientasi pada perluasan lapangan kerja, sehingga tidak terjadi dominasi perusahaan

asing skala besar. Pasal 42 yang mengatur ketatnya penggunaan tenaga kerja asing yang

memang banyak menimbulkan kecemburuan social dan meluaskan hagemoni asing. Pasal

ini juga menekankan pada terjadinya transfer of knowledge antara tenaga ahli asing pada

tenaga ahli dalam negeri. Pasal 77 yang mengatur tentang waktu kerja juga terlihat cukup

proporsional.

Tentang mempekerjakan anak dan perlindungan buruh perempuan, UU ini memang

masih jauh dari kesempurnaan.

Sebuah kebijakan seringkali meninggalkan tujuan dasar dari kelompok sasaran yang

hendak dikelola oleh kebijakan publik tersebut. Kebijakan ketenagakerjaan misalnya,

kendati disebut demikian ternyata isinya bukan kebijakan yang diperuntukkan bagi tenaga

kerja, melainkan kebijakan yang diperuntukkan bagi pengusaha dan penguasa. Sehingga

dalam formulasi kebijakan ketenagakerjaan seharusnya kepentingan dari pekerja itu

sendirilah yang harus diletakkan di depan. Proses negosiasi politik terjadi dengan

menempatkan posisi kepentingan si pekerja sebagai subyek bargaining. Akan tetapi yang

terjadi selama ini justru sebaliknya, pekerja menjadi obyek bargaining atau justru malah

penonton. Inilah yang menyebabkan kerapuhan social kelas pekerja.

Page 4: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

2. Kebijakan Publik di Sektor BUMN

Kenaikan harga BBM sekarang menjadi iu publik yang sangat marak dibicarakan.

Kenaikan harga BBM sesungguhnya bukan karena materi barangnya naik secara ekonomis,

akan tetapi dikarenakan dicabutnya subsidi yang diberikan di sektor itu selama ini. Subsidi

BBM diberikan agar harganya murah dan terjangkau olah orang miskin.

Saat ini pemerintah telah manaikkan harga BBM dengan kenaikan rata-rata sebesar 15%.

Hal ini adalah fenomena kebijakan yang menarik untuk diamati. Sebab fenomena kenaikan

harga BBM berdampak pada berbagai persoalan yang ada di masyarakat.

Pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan untuk mengurangi subsidi BBM, reaksi keras

dari berbagai elemen masyarakat muncul ke permukaan. Sebab beban yang akan diderita

masyarakat tidak hanya beban ekomini, tapi juga beban social yang terjadi dimana-mana,

masih akan ditambah lagi dengan ancaman kenaikan biaya hidup dengan naiknya harga

BBM. Secara psikologi social ini jelas akan menjadi masalah baru yang mengancam

kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Kekerasan sebagai bagian problem psikologi bangsa

ini nampaknya terus membayangi.

Di situasi ini muncul pertanyaan mendasar, mengapa pemerintah tetap hendak

mengeluarkan kebijaksanaan pencabuta subsidi BBM? Dan ada banyak jawaban dari

pertanyaan itu, pertama alas an sentral dan intinya yaitu persoalan efisiensi anggaran, kedua

seiring dengan pelaksanaan AFTA, banyak ekonom pemerintah yang mengatakan bahwa

Indonesia perlu meningkatka daya saing, ketiga bila subsidi BBM terus diberlakukan maka

Indonesia akan terancam krisis energy dan keempat adalah besarnya angka penyelundupan

BBM yang terjadi selama ini.

Kendati demikian kelompok masyarakat bersukeras bahwa kebijaksanaan menaikkan

harga BBM adalah kebijaksanaan publik yang salah juga memiliki alas an yang kuat.

Pertama kalu memang perlunya pengurangan subsidi BBM karena efisiensi anggaran

Negara, mengapa harus BB yang menjadi korkan? Padahal dana-dana dari APBN dinilai

tidak seimbang. Kedua sebenarnya yang harus dilakukan untuk efisiensi anggaran itu bukan

dengan mengurangi subsidi BBM, tapi membenahi kinerja pemerintah. Ketiga persoalan

yang dihadapi bangsa ini sebenarnya adlah masalah hutang dan keempat adalah

Page 5: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

pengurangan subsidi dari Rp. 41,3T menjadi Rp. 32,289T atau sebesar Rp. 9,001T,

dbandingkan dengan dana kompensasi yang hanya Rp.2,8T yang meimbulkan pertanyaan

besar.

Di tengah dua argumentasi semacam itu pemerintah ini dituntut untuk mengeluarkan

kebijaksanaan yang tepat. Dan hal ini menjadi tidak mudah bagi pemerintah, sebab desakan

dari kondisi yang ada menuntut keputusan tersebut harus diambil seceoat mungkin dengan

pertimbangan yang sematang mungkin. Segala bentuk pengluaran harusnya dapat

bermanfaat dan berdampak secara ekonomis, utamanya dalam rangka peningkatan surplus.

Kebijakan pencabutan subsidi BBM menjadi sebuah dilemma yang sangat berat. Di satu

sisi ketika pemerintah mengakomodasi keinginan rakyat banyak agar subsidi tetap

dijalankan, maka dikhawatirkan tidak mendapat dukungan dana dari lembaga-lembaga

keuangan internasional. Sebaliknya ketika oemerintah lebih mengakomodasi tuntutan

lembaga-lembaga keuangan internasional, maka gejolak social di masyarakat akan makin

tak terhindar. Dampak lainnya adalah ketergantungan negara atas kekuatan-kekuatan asing

juga makin luat. Untuk itu kita harus melihat masalah subsidi BBM ini bukan hanya dari sis

naik turunnya harga BBM saja, malainkan dampak ekonomi politiknya.

Untuk itu seharusnya diperlukan reformulasi kebijakn publik di sektor BBM dengan

menggunakan multidiscipline approach. Artnya, pertimbangan pemerintah untuk mencabut

subsidi dengan alasan untuk meningkatkan produktifitas, dana pembangunan yang dimiliki

ini hanyalah pertimbangan ekonomis. Pertimbangan social dan politik masalah tersebut

seharusnya juga masuk dalam analisis kebijakan pencabutan subsidi BBM.

Dari kasus kebijakan pencabutan subsidi BBM ini kita dapat menyaksikan bagaimana

kompleksitas kepentingan yang ada dalam sebuah kebijakan publik yang sedang berproses.

Di muka yang telah dujelaskan bahwa dengan banyaknya kator yang terlibat dalam satu

kebijakan publik, berarti makin banyak pula kepentingan yang berlalu-lalang dala kebijakan

publik tersebut. Ini menuntut adanya sikap dan semangat kebijakan publik dari para penentu

kebijakan, yakni sejauh mana mereka lebih mengedepankan kepentingan publik di atas

kepentingan sekelompok kecil orang. Kita tidak mempersoalkan apakah pilihannya jatuh

pada pengurangan subsidi BBM atau tetap memberikan subsidi. Yang dipersoalkan di sini

Page 6: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

adalah pertimbangan dibalik pilihan tersebut.bila memang dengan mencabut subsidi BBM

diyakini kepentingan publik akan secara luas dapat akan terjaga dalam jangka panjang, maka

pilihan tersebut dapat diterima. Sebaliknya bila dengan tetap mempertahankan diberikannya

subsidi BBM masyarakat malah makin dirugikan dalam jangka panjang maka jelas itu

pilihan kebijakan yang salah.

3. Kebijakan Publik dalam Penjualan Aset Negara

Sering datangnya krisis ekonomi yang dialami Indonesia di penghujung tahun 1990an,

makapersoalan berkaitan dengan turunnya produktifitas bangsa pun menyeruak. Persoalan

pokok berkaitan dengan hal in adalah rendahnya kinerja dari asset seperti BUMN dan

miskinnya kekuatan anggaran negara yang dimiliki bangsa ini. Problem seperti ini

sesungguhnya dialami oleh banyak negara di kawasan krisis pada masa itu. Hanya yang

menjadi perbedaan adalah pemerintah Indonesia lebih senang mencari solusi yang instant

dan berwawasan pendek.

Akar masalah penjualan asset yang marak terjadi di penghujung tahun 2003,

sesungguhnya sudah dimulai sejak awal krisis moneter tahun 1997. Tena Abeng Menteri

BUMN saat itu mengumumkan rencana pemerintah menjual 12 perusahaan negara demi

untuk mendapatkan Rp. 15T. termasuk diantaranya perusahaan-perusahaan yang dikuasai

oleh keluarga Soeharto dan menjadi sarang hutang. Dengan langkah iti, ada dua hal yang

dicapai, yaitu menutupi kekurangan dana untuk membayar hutang dan sekaligus

memutihkan hutang-hutang yang dibuat oleh pejabat BUMN itu sendiri.

Tindakan kriminal ini berlangsung terus menerus sampai sekarang. Di tengah kepanikan

mencari dana untuk membayar hutang yang semakin menumpuk, pemerintah menjual

perusahaan publik kepada investor asing.

Akibat utama dari penjualan asset-aset milik negara ini adalah serahkannya hajat hidup

orang banyak kepadaperusahaan asing. Perusahaan swasta itu tidak segan mengurangi atau

bahkan menghapus pelayanan dan produk yang dianggap tidak menguntungkan. Akibatnya

pelayanan akan semaki n mahal dan tidak terjangkau oleh rakyat biasa. Di samping, masalah

Page 7: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

menajemen dan buruh, perusahaan negara biasanya dikenal boros kerena member pekerjaan

kepada puluhan ribu orang.dimata perusahan asing yang semata-mata memikirkan jumlah

keuntungan, jumlah pegawai itu dinilai tidak efisien, sehingga pengambil-alihan senantiasa

diikuti pemecatan masal terhadap puluhan ribu pegawai. Tapi sebaliknya perusahaan ini

menarik keuntungan dai disiplin dan upah rendah yang ditetapkan dalam BUMN.

Penjualan perusahaan ini adalah langkah putus asa pemerintah untuk mendapatka dana

segar secepatnya sekaligus sebanyak mungkin. Tidak disadari bahwa perusahaan negara,

betapa pun korup dan tidak efisiennya, adalah milik rakyat serta dibuat untuk kepentingan

publik. Dengan hal ini hamper seluruh penyelenggara kehidupan social berada di tangan

asing.

Pemerintah sesungguhnya tidak bias menjual perusahaan milik rakyat begitu saja.

Seharusnya diilakukan reorganisasi perusahaan besar-besaran dengan memecat pimpinan

yang korup, memberantas manipulasi yang meraja lela. Carnya tidak lain dengan

memperbesar kekuatan buruh dan pegawai dalam mengelola serta memiliki perusahaan

tersebut. Masyarakat sehatusnya juga terlibat dalam menentukan perkembangan perusahaan

negara, dan dilibatkan melalui mekanisme tertentu. Kontrol secara langsung oleh rakyat

harus diperkuat dan dilembagakan, sehingga kemungkinan penyelewemgan diperkecil dan

akhirnya diberantas sama sekali.

Menghadapi persoalan rendahnya kekuatan anggarab itu, negara lantas melirik BUMN-

BUMN yang tidak mampu memberikan konstribusi banyak pada negara dan memiliki beban

operasional tinggi sebagai sebuah asset yang bias dijual untuk menutupi kelemahan yang

ada. Padahal seharusnya BUMN-BUMN tersebut bisa didayagunakan dan ditingkatkan

produktifitasnya untuk menopang keuangan negara dalam jangka panjang. Bukan dengan

solusi instan dengan menjual asset, memang secara cepat akan mendatangkan dana segar,

akan tetapi dalam jangka panjang negara sudah tidak memiliki lagi alat produksi yang kuat

sebagai penopang kekuatan anggaran domestiknya.

Page 8: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

4. Kebijakan Tata Ruang Kota dan Hancurnya Lingkungan Hidup

Tata ruang kota yang berkelanjutan adalah sasaran penataan ruang (yang berkelanjutan),

yang harus ditujukan lebih lanjut kepada kesejahteraan masyarakat (people prosperity) dan

kesejahteraan wilayah (place prosperity) antar generasi. Oleh karena dengan lingkup yang

sedemikian luas, keseluruhan dimensi keberlanjutan kota tidak mungkin tercapai jika hanya

diusahakan oleh pemerintah. Keberlanjutan hanya akan dapa dicapai jika dilaksanakan

dalam bingkai good governance, dimana peran pembangunan bukan hanya oleh pemerintah

dan atau swasta atau salah satu stakeholder saja tetapi harus terdapat keseimbangan

konstribusi antar pemerintah, swasta/sektor bisnis dan masyarakat madani (civil society)

sesuai fungsi masing-masing.

Tata ruang kota terbentuk antara homogenitas yang kaku seragam dengan heterogenitas

yang kenyal memberagam sehingga hal yang mudah deskripsinya tetapi sangat sulit dalam

implementasinya. Untuk mengatasi masalah semacam ini disarankan suatu bentuk

perencanaan kota yang open-ended yang menentukan bagian-bagian tertentu dari system

kota yang memberikan peluang bagi bagian-bagian lain (termasuk tidak dapat diperkirakan

sebelumnya) untuk bergerak secara spontan.

Kota yang berkelanjutan adalah kota yang mewadahi aneka ragam kegiatan baik

tradisional maupunmodern baik yang bergerak di sektor formal maupun informal.

Ruang Terbuka

Ruang terbuka dapat dikatakan sebagai unsure ruang alam yang dibawa ke dalam kota

atau lapangan terbuka yang dibiarkan tetap seperti keadaan aslinya, ruang terbuka sebagai

salah satu komponen. Kota berkelanjutanmerupakan ruang yang direncanakan karena

kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka.

Ruang terbuka mempunyai fungsi yaitu:

1. Fungsi umum: tempat bermain dan berolahraga, tempat bersantai tempat komunikasi

social, tempat mendapatkan udara segar, dan lainnya

2. Fungsi ekologis: penyegaran udara, penyerap air hujan, pengendalian banjir, memelihara

ekosistim tertentu, pelembut arsitektur bangunan.

Page 9: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

Tata Ruang Kota

Perencanaan tata ruang kota hendaknya memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan

dengan komunitas (social budaya) serta sumber daya selain penekana pada aspek penataan

kota dalam bentuk fisik dan visual (land use, system jaringan jalan, infra struktur) dan harus

mengakomodasi keterlibatan masyarakatnya. Penataan ruang yang berkelanjutan adalah

usaha menerus dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui tindakan penataan

ruang. Penataan ruang itu sendiri harus diartikan sebagai rangkaian kegiatan perencanaan

tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Penataan ruang yang berkelanjutan lebih merupaka suatu proses daripada tujuan atau

produk. Bidiharjo dan Sujarto (1999) memberika usulan atau rkmendasi untuk

meningkatkan kualitas penataan ruang agar dapat berkelanjutan, yaitu: agar pengelola dan

penataan ruang kota tidak lagi sekedar management of growth atau management of change

melainkan lebih sebagai management of conflict. Orientasi tujuan jangka panjang yang ideal

disenyawakan dengan masalah jangka pendek yang bersifat incremental.

Peran serta masyarakat dan kemitraan dengan pihak swasta agar lebih digalakkan untuk

bisa memecahkan masalah tata ruang kota dan pengolahan lingkungan hidup dengan prinsip

win-win solution, tanpa ada yang merasa dirugikan. Prinsip pembangunan berkelanjutan

yang berwawasan kepentingan masyarakat agar dijabarkan dalam rencana dan tindakan yang

tidak sekedar berhenti sebagai slogan semata-mata.

Para investor melihat peluang bisnis perumahan di sekitar kota dan berburu tanah

berhektar-hektar disana sebuah wilayah membutuhkan ruang terbuka hijau yang bisa

digunakan untuk area serapan air penghindar hujan, sebagai paru-paru kota. Area ini yang

menjadi sasaran para investor bisnis pemukiman untuk mendapatkan tanah ersebut

mereka melakukan berbagai cara dan membelinya melalui kebijakan publik untuk

memuluskan aksinya akibat hasil konspirasi hitam yang berujung pemberangusan lahan,

dan masyarakat asli yang kalah, mereka kehilangan daerah resapan dan lebih parah

pemerintah merevisi kebijakan untuk mementingkan bisnis pemukiman para investor

hilangnya ruang terbuka hijau membuat daerah perkotaan panas namun mewah dan

dilengkapi drainase dengan membuang di pemukiman kumuh, ketika hujan drainase ini akan

Page 10: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

menjalankan fungsinya yaitu melindungi orang-orang kaya dari banjir dan menenggelamkan

orang-orang miskin ketika musim kemarau datang orang-orang kembali dikorbankan

karena udara yang sangat kering menyebabkan terjadinya kebakaran sebab tak ada sirkulasi

kelembaban udara yang cukup sedangkan lingkungan yang tidak sehat di perkotaan

membuat daampak sosiologis dan psikologis yang meningkatkan angka kriminalitas akibat

kebijakan publik yang serakah dan tak sensitive dengan lingkungan hidup.

Kebijakan publik saat ini lebih sensitive terhadap factor- factor kelestarian lingkungan

hidup. Utamanya hal yang paling signifikan untuk hal ini adalah pada kebijakan publik

sektor tata ruang. Sebab kebijakan publik di sektor tata ruang ini adalah landasan dasar dari

pembangunan dan penggunaan lahan di wilayah perkotaan.

Sebagai dampak dari pandangan terhadap kebijakan publik yang terlampau teknokratik

dan ekonomis, seringkali kebijakan publik yang ada tidak memiliki sensitifitas terhadap

lingkungan hidup. Sehingga andaikata kebijakan publik dilakasanakan dengan jujur dan

tanpa KKN sekalipun, bila masih teknokratik, lingkungan tetap akan rusak karenanya, sebab

semua melulu dihitung secara ekonomis. Terlebih kenyataan hari ini kita banyak melihat

kebijakan tata ruang yang memang dibuat untuk keuntungan pengusaha property tertentu. Si

pengusaha seperti member sogokan dan pemerintah memeberinya fasilitas kebijakan.

5. Kebijakan Publik dan Ambisi Peningkatan PAD

Setelah berjalan selama hamper lima tahun, otoda di Indonesia mendapatkan banyak

sorotan dari masyarakat luas. Ada yang memberikan apresiasi positif, namun ada pula yang

berpandangan negative terhadap program otoda.

Evaluasi atas pelaksanaan program otoda selama lima tahun menemukan banyak

penyimpangan dan penyempitan makna. Cita-cita ideal otoda harus segera ditegaskan lagi,

agar penyimpangan dan penyempitan makna dalam pelaksanaa otonomi daerah itu tidak

terjadi.

Pertama, dikatakan bahwa otonomi daerah masih mengalami penyempitan makna,

yaitu ketika otonomi daerah hanya dipandang dari sisi keuangan saja, otonomi daerah

Page 11: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

dianggap sebagai ajang penggenjotan Pendapatan Asli Daerah (PAD) semata. Sehingga

seringkali justru dengan adanya otonomi daerah masyarakat malah makin terjepit dalam

kondisis biaya ekonomi tinggi ( high cost economy). Kondisi ini ditengah keadaan

masyarakat kita saat ini yang masih kacau perekonomiannya tentu dikhawatirkan akan

menimbulkan gejolak social tertentu.

Kedua, otoda dikatakan mengalami penyimpangan makna adalah, ketika otoda justru

ditanggapi daera-daerah sebagai penyekatan secara tegas wilayah-wilayah antar daerah

secara horizontal dan penyekatan hierarki organisasi secara vertikal. Kabupaten atau kota

satu menganggap dirinya sangat otonom dan lepas dari keberadaan kabupaten atau kota

disekitarnya.

Dalam takaran ekonomi politik otonomi daerah berimbas pada ekonomisme. Hal ini

dipicu keharusan dari tiap daerah untuk dapat membiayai anggaran belanja daerahnya

masing-masing. Seperti da[at kita lihat dalam pasal 79 UU No. 2 tahun 1999 yang

menyebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri atas : (1) PAD (terdiri dari hasil

pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan); (2) Dana Perimbangan (jabarannya dapat dilihat pada PP

np. 104 tahun 2000); (3) Pinjaman Daerah (jabarannya dapat dilihat pada PP no. 107 tahun

2000); (4) lain-lain pendapatan daerah yang dianggap sah. Selanjutnya tentang dana

perimbangan itu kita dapat melihat pada pasal 80 UU no. 25 tahun 1999 yang menyebutkan:

(1) Dana Perimbangan (sejalan dengan pasal 6 UU 26/99 DAN JABARANNYA PADA pp

104/2000), terdiri a. dana bagi hasil (DBH) dari hasil PBB, bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan (BPHTB) dan penerimaan dari sumber daya alam (PSDA); b. Dana Alokasi

Umum (DAU), dana yang dialokasikan dari APBN dengan tujuan pemerataan kemampuan

keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi; c. Dana Alokasi Khusus (DAK) dana yang dialokasikan dari

APBN kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan tertentu, sesuai dengan tujuan

pokok dana perimbangan; (2) Bagian daerah dari dana penerimaan PBB sektor pedesaan,

perkotaan dan perkebunan serta perolehan hak atas tanah dan bangunan diterima langsung

dari daerah penghasilan; (3) Bagian daerah dari dana penerimaan PBB sektor pertambangan

Page 12: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

serta kehutanan dan penerimaan sumber daya alam, diterima daerah penghasil dan daerah

lainnya untuk pemerataan sesuai UU.

Otoda merupakan sebuah aktualisasi konkret dari strategi politik dsesentralisasi yang

dipakai oleh sebuah rezim.

Padas saat reformasi suatu hal yang menggembirakan adalah adanya kebijakan

desentralisasi dengan harapan dapat mengekspresikan apa yang menjadi kehendak dan

kebutuhannya akan tetapi kegembiraan tidak berlangsung lama karena setelah perangkat

otoda dibentuk, masyarakat elit lokal justru kebingungan karena aspek pembiayaan daerah

menjadi sangat berat, secra mendadak diminta untuk mebiayai daerah dengan kekuatannya

bagi daerah kaya melihat peluang untuk memperkaya diri dengan mengeksploitasi SDA

(Sumber Daya Alam) yang dimilikinya bagi daerah miskin mereka kebingungan mencari

cara untuk menjadikan uang dalam bentuk PAD (Pendapatan Asli Daerah). Waktu trasisi

yang diberikan berupa DAU (Dana Alokasi Umum) sebagai mediasi sebelum membiayai

sendiri masalah yang dihadapi tidak diimbangin dengan kecerdasan yang cukup dari elite

birokrasi, Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah seharusnya lebih mampu melakukan super

visi masalah ketidakcerdasan elite lokal ini menjadikan kebijakan pemerintah yang tidak

visioner dalam hal peningkatan kemampuan daerah, dan kebijakan retribusi yang jadi

sasaran peningkatan kemampuan daerah akibat pemerintak mengeluarkan kebijakan

retribusi yang tidak masuk akal, berbagai sektor yang ada dalam masyarakat dikenai biaya

semua bentuk dan sektor pelayanan ada bayaran nominal yang relative mahal sehingga

rakyat bingung sebab kenapa otoda malah membuat hidup lebih susah kondisi ini juga

tidak diimbangi dengan penguatan sektor desentralisasi, yaitu transparasi, uang rakyat

banyak diperas melalui kebijakan retribusi tapi tidak jelas aliran penggunaannya dampak

tak sehat lainnya dari kebijakan publik yang menggenjot PAD ini adalah implikasi pada

patologi nasionalisme versus lokalisme. Elite-elite lokal tidak lagi peduli dengan daerah lain,

kare daerahnya sudah kaya. Otonomi daerah dengan kebijakan seperti ini justru menjadi

egoisme daerah.

Page 13: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

6. Kebijakan Publik dan Para Makelar Proyek

Ada suatu gejolak paradox reformasi adalah mewabahnya lapangan pekerjaan baru, yaitu

makelar proyek. Ironisnya seringkali para pelaku makelar proyek ini adalah mantan aktifis

gerakan yang dulunya menggemborkan reformasi dan penghancur KKN. Praktik KKN di

Indonesia begitu sulit untuk diberantas ibaratnya kita menguras air laut, dalam hal

pelelangan proyek (tender) hingga saat ini tidak terlepas dari rekaya, sehingga system

penunjukan langsung masih teta terjadi. Ini akibatkan adannya permainan antara panitia

lelang dan pelaksana proyek dengan mengadakan rekayasa tenderisasi proyek.

Memang mengerjakan proyek di lingkungan pemerintahan memberikan keuntungan yang

sangat luar biasa dan tidak wajar. Kebijakan publik yang mengatur tentang masalah ini

adalah Keppres 18/2000 pasal 3 tentangPedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

Instansi Pemerintah, tak mampu membendung permainan para makelar proyek.

Para makelar proyek biasanya mengaku telah melakukan serap aspirasi proyek yang

dibutuhkan masyarakat. Namun mereka tidak sadar bahwa namanya dimanfaatkan oknum

tertentu dalam upaya mengegolkan proyek. Modusnya biasa dilakukan dngan pencatutan

nama dari penguasa lokal tertentu dan disertai dengan pungutan. Para makelar proyek

kemudian meminta imbalan sejumlah uang bila proyek cair. Para calo bahkan menawarkan

jasa pembuatan proposal dan mengantarkan ke panitia proyek tender tertentu. Seharusnya

untuk menghindari calo, harus ada kebijakan ketat untuk mengancam tidak akan

mengegolkan proyek yang diajukan lewat calo.

Banyak pengamat yang sudah biasa melihat orang-orangyang tidak jelas sering

berkeliaran di lingkunagn kantor Pemerintah Kota/Kabupaten. Mereka ternyata adalah para

calo proyek yang sejak dulu selalu berusaha kasak-kusuk mendekati oknum pejabat agar

bisa mendapatkan proyek.

Reformasi atau sebuah perubahan social hanya menguntungkan masyarakat khusus atau

elite-elite lokal, dan masyarakat menengah kebawah hanya menjadi penonton. Keterlibatan

masyarakat secara menyeluruh jarang terjadi, sehingga reformasi sering dipersepsi sebagai

kebutuhan elite-elite saja elite-elit masyarakat saja yang menikmati berbagai akses

informasi di pmerintahan dan keputusan-keputusan politik di level strategis dan lapisan

Page 14: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

masyarakat bawah hanya menonton saja setelah para elite ini mengethui adanya

informasi proyek tersebut maka mereka berkeinginan untuk dapat mengaksesnya. Mereka

menggunakan pressure berbgai legitimasi yang dimilikinya agar dapat disetujui oleh

pemegang legalitas di pemerintah diringi dengan uang sekian banyak proyek

pembangunan itu adalah hasil dari proses kebijakan publik dari pemerintah untuk

masyarakat, tetapi para makelar proyek dianggap sebagai ladang uang pengerjaan proyek

yang ditangani oleh bukan ahlinya, karena mereka hanya sorang makelar proyek dan

biasanya ada sub kontrak jika pemenang tidak dapat menangani dengan baik dengan

kondisi seperti ini masyarakat tidak bisa menikmati pembangunan pelayanan publik, sebab

pembangunan tidak berprespektif pada kenyamanan rakyat tetapi berprspektif pada

keuntungan makelar proyek. sebagai sebuah output dari kebijakan publik, telah

termodifikasi sedemikian rupa sehingga makin jauh dari tujuan instrumen penyejahtera

rakyat.

Menkadi sebuah policy maker dan policy actor bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah.

Kondisi dimana kita akan dihadapkan pada berbagai dilemma adalah merupakan makanan

sehari-hari.oleh karena sebuah kebijakan (policy) memang sangatlah membutuhkan

kebijaksanaan (wisdom). Sebab, bila seseorang pemangkun kebijakan publik yang

berprespektif pendek dalam merespon fenomena social, biasa dipastikan bahwa usia

politiknya juga akan pendek. Terlebih saat ini kita dihadapkan pada kondisi masyarakat

yang miskin kritis, partisipasif dan transparan. Kesalahan kecil dari seorang elite pemangk

kebijakan akan cepat di blow up dan akan menjadi gelombang pembentukan opini negative

atas jati diri sang tokoh.

Kebijakan publik itu selalu memiliki dua sisi yaitu pro dan kontra. Pada masa lalu ketika

para pemangku kebijakan dihadapkan pada kondisi semacam ini mereka bisa menggunakan

pendekatan. Berbagai kalangan yang mencoba untuk berposisi sebagai antitesa sebuah

produk kebijakan dapat diberangus, demonstran dipenjara dan media krits didrebel. Tapi

saat ini demokratisasi makin membesar, dan dilemma-dilema kebijakan disikapi seraca arif,

sehingga kemampuan manajemen dan teknologi pokitik bagi para politisi saat ini jauh lebih

tinggi dari pada masa otoritarianisme.

Page 15: file · Web viewkebijakan publik. analisis atas kasus-kasus riil dalam kebijakan publik. oleh : dyah prawitasari (114263230) progra. m studi diii administrasi negara

Dalam studi kebijakan publik berkembang pula wacana tentang perubahan kebijakan

(policy change). Wacana ini muncul sebagai gerakat kritis rakyat banyak yang seringkali

dirugikan oleh kebijakan publik. Sayangnya perubahan kebijakan publik itu umumnya hanya

mengganti posisi saja antara yang pro dengan kontra. Inilah yang tak heran para rules atau

elite kebijakn publik pusing menghadapi dilema kebijakan publik karena masalh yang sudah

sedemikian kompleks di masyarakat.