stie igi · web viewkebijakan fiskal memerlukan penggunaan anggaran negara, g, dalam rangka untuk...
TRANSCRIPT
TEORI EKONOMI MAKRO: Pendekatan Teori dan
Praktis
Oleh:
Drs. Harry S Kadir, MM.
Indira Tribhuawana Tungga Dewi, SE.MM.
Drs. FX. Kasdono, Msi.
Jakarta
1
Bab I
Perkembangan Ekonomimakro
1.1. Sebuah Tinjauan
Ekonomimakro adalah studi terhadap perilaku pada peristiwa ekonomi dalam
bentuk agregat ( total atau menyeluruh ). Besaran yang sangat atau hampir semua yang
menjadi fokus ekonomimakro adalah keseluruhan atau tingkat global pada tingkat
pengangguran, tingkat produksi dan tingkat perubahannya, dan tingkat perubahan
dari keseluruhan tingkat harga atau inflasi. Jadi, ekonomimakro merupakan studi
tentang perilaku employment, output dan inflasi.
Walaupun terjadi kontroversi antara perbedaan schools of thought ( aliran pemkiran
ekonomi ) – ide atau sekumpulan ide tertentu yang dipertahankan atau dilaksanakan dengan
konsisten oleh sekelompok ekonom – Ide popular bahwa ekonomimakro terdiri dari
bermacam-macam kontradiksi, setengah keyakinan atau kepercayaan, dan sistem pemikiran
yang eksklusif mutuali ( saling meniadakan ) adalah sangat jelas dan dapat dibuktikan salah.
Ekonomimakro mempunyai elegan dan sungguh mempunyai sekumpulan alat analisis yang
powerful yang bersama-sama dalam keteraturan yang dapat dijelaskan sebagai model
ekonomimakro. Perbedaaan yang terjadi hanya disebabkan oleh adanya perbedaan
penekanan dan prioritas yang dapat dengan mudah dimasukan ke model, dan
implikasinya dapat diuji kebenarannya. Perkembangan baru pada ekonomimakro sering
dipandang sebagai perkembangan revolusioner, tetapi setelah perbedaan diselesaikan, kita
biasanya mendapatkan bahwa perbedaan selalu disaring dengan pendekatan logika mendalam
untuk dijadikan dasar bagi pengembangan sebuah model ekonomimakro yang menjadi
semakin mempunyai dasar semakin kuat, sekalipun model yang dihasilkan dapat
diinterpretasikan secara berbeda, dan kebijakan yang disimpulkan dapat juga berbeda.
2
Hal tersebut merupakan pekerjaan buku atau bahan ajar ekonomimakro untuk
menjelaskan tentang model ekonomimakro yang berkenaan dengan bagian-bagian model
yang berbeda dan interaksi mereka. Tidak diperlukan pemisahaan pada model yang berbeda
antara kaum klasik dengan kaum keynesian atau yang mutahir antara neoklasik dengan
neokeyneysian, kaum moneteris dengan kaum fiskalis, dan post keynesian dengan rational
expectationists. Ketika kita sudah mendapatkan dan menggunakan model dasar. Kita dapat
dengan mudah melihat dimana berbagai “schools” cocok satu sama lainnya. Hal tersebut
bukan pendekatan yang dilakukan secara universal pada buku ekonomimakro, tetapi hal
tersebut merupakan pendekatan terbaik, karena menyediakan sebuah kerangka pemikiran
dimana pemikiran logika tentang masalah ekonomi dapat menghasilkan profitabilitas dan
efektivitas tinggi atau signifikan.
Ekonomimakro adalah pertama-tama dan seterusnya menjadi sebuah ilmu
kebijakan ( a policy science ). Pada sisi permintaan, alat utama untuk kebijakan adalah
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter dilaksanakan oleh Bank
Sentral, yang mempunyai kapasitas dan wewenang untuk mengubah penawaran dan
permintaan uang nominal, M, dan kredit di ekonomi. Kebijakan fiskal memerlukan
penggunaan anggaran negara, G, dalam rangka untuk mempengaruhi tingkat total
pengeluaran di ekonomi dengan cara mengubah jumlah belanja atau pengeluaran
pemerintah untuk barang dan jasa atau mengubah pendapatan pada sektor swasta melalui
perubahan pada pajak dan pengeluaran pemerintah untuk tunjangan bagi anggota
masyarakat tertentu ( government tarnsfer outlay to individuals ). Tugas dari orientasi
kebijakan ekonomimakro adalah untuk memperlihatkan bagaimana alat tersebut dapat
digunakan untuk mempersempit gap antara actual employment dengan full employment,
antara actual inflation dengan no inflation, dan antara pertumbuhan ekonomi aktual
dengan potensi pertumbuhan ekonomi.
Pada masa lalu alat kebijakan ekonomi tersebut, sering berhasil untuk mencapai suatu
target tanpa harus terlalu cemas tentang target lainnya. Selama depresi besar di tahun
1930an ( the Great Depression of 1930s ), fokus perhatian pada peningkatan produksi atau
output, Y, dan employment, dan tujuan dari kebijakan ekonomi tersebut dapat dicapai tanpa
harus terlalu takut terhadap timbulnya inflasi di ekonomi. Sebaliknya pada saat ini masalah
utama adalah bagaimana menemukan kebijakan ekonomi yang menyebabkan tingkat inflasi
moderate, dan sekarang penyakit ekonomi suadah datang ke negara di dunia, termasuk negara
3
kaya, maaju dan kuat serta besar. Masalah ekonomi dimaksud adalah tingkat pertumbuhan
ekonomi rendah, tingkat inflasi tinggi, tingkat pengangguran tinggi, dan ketimbangan
ekonomi melebar. Sekarang setiap negara dihadapi rasa takut terjadi resesi yang
menyebabkan stagflation – pertumbuhan ekonomi sangat rendah ( slumps ), sedangkan
tingkat inflasi dan tingkat penganguran tinggi.
Beberapa ekonom sudah memperingatkan tentang kemungkinan ekonomi dunia
jatuh lagi ke era depresi ekonomi, karena penurunan pada sisi permintaan di ekonomi
dunia. Kondisi ini mendorong para ekonom ekonomimakro menggeser fokus perhatian dari
pemikiran klasik dimana ekonomi dapat mencapai full employment dan tingkat harga stabil
dengan sendirinya melalui mekanisme pasar ( self regulation ). Dan pertumbuhan ekonomi
akan terus berlangsung pada ekonomi karena terjadi pertumbuhan terus menerus dengan
sendirinya melalui akumulasi modal dan pekerja di ekonomi. Pada pemikiran baru bahwa
pertumbuahn modal dan pekerja saja, tidak cukup untuk terjadi atau dasar pertumbuhan
ekonomi secara terus menerus, karena itu mereka memasukan variabel kemajuan
teknologi, pada ekonomi, sebagai faktor penentu pertumbuhan ekonomi. Melalui kemajuan
teknologi menyebabkan terjadi efisiensi dalam penggunaan modal dan pekerja, tingkat output
meningkat dengan menggunakan modal dan pekerja yang sama.
Variabel kemajuan teknologi ( technological progress ) menjadi variabel untuk
pertumbuhan ekonomi, menyebabkan para ekonom menyarankan agar kebijakan ekonomi
fokus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau GDP, dengan kata lain, kebijakan
ekonomi harus mampu menyamakan atau paling tidak mendekatkan tingkat output aktual,
dengan tingkat output natural atau tingkaat output potensial. Investasi yang menjadi tulang
punggung untuk pertumbuhan ekonomi, masih belum mampu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi secara signifikan yang bersamaan dengan penurunan tingkat pengangguran dan
inflasi. Kondisi ekonomi dunia bertambah berat, ketika supply shocks dan demand shocks
yang datang dari kenaikan harga minyak bumi, juga telah menghampat pertumbuhan
ekonomi dunia. Di samping itu, tekanan terhadap harga produk pertanian telah menghampat
peningkatan pertumbuhan negara dunia ketiga yng masih mengandalkan sektor pertanian
sebagai sumber GDP dan lapangan kerja baru. Pertumbuhan ekonomi dunia kembali
terhambat ketika bank dan lembaga keuangan non bank mengalami krisis likuiditas sebagai
imbas dari gagal bayar yang mempunyai dampak domino ( systemic effect ). Dengan
4
demikian, dari akibat kebijakan sisi penawaran ekonomi dunia telah mengalami
slowdown.( kemunduran ).
Contoh tersebut dalam rangka menggambarkan perbedaan yang sejelas mungkin.
Contoh kita telah menjelskan bahwa mengumumkan kebijakan ekonomi adalah sama dengan
mengatakan kepada tim lain ( negara lain ) tentang apa yang akan anda mainkan. Tentu saja
mereka akan bertumpu kepada pertahanan untuk melawan anda. Secara pasti, anda tidak
dapat melaksanakan kebijakan ekonomi dengan membohongi masyarakat selamanya.
1.2. Aliran Pemikiran Utama Pada Teori Ekonomimakro
Berikut kita hadirkan kerangka pemikiran yang hampir digunakan oleh semua
ekonom ekonomimakro untuk menyatakan dan mambahaas isu ekonomimakro dan
kesimpulan penting dari pemikiran mereka, dan isu ekonomi yang mereka tidak sepakati.
Keynesian
Depresi besar ( 1929-1933 ) di samping menyebakan malapetaka, juga memberikan berkah,
yaitu: lahirnya pemikiran Keynesian yang merupakan anti tesis dari business cycle theory.
Pemikiran ini menekankan pada variabel permintaan efektif ( effective demand ) – yang
sekarang kita kenal sebagai permintaan agregat. Pada jangka pendek, Keynes berpendapat
bahwa permintaan efektif menentukan output ekonomi. Sekalipun jika pada akhirnya
kembali ke tingkat output natural – tingkat output ekonomi yang berlaku atau terjadi
ketika employment sama dengan tingkat natural atau pada saat pengangguran tingkat
natural. – proses tersebut akan berlangsung bersama dengan jalannya waktu, tetapi yang
terbaik adalah berlngsung lambat.
Pada proses menghasilkan permintaan efektif. Keynes memperkenalkan banyak
bangunan blok pada ekonomimakro modern:
The multiplier ( pengganda ), yang menjelaskan bagaimana shocks terhadap
permintaan dapat memperbesar dan menyebabkan semakin besar pergeseran pada
output.
5
Liquidity preference ( terminologi yang diperkenalkan Keynes untuk permintaan
uang nominal ) yang menjelaskan bagaimana kebijakan moneter dapat
mempengaruhi tingkat bunga dan permintaan agregat.
Pentingnya ekspektasi dalam mempengaruhi konsumsi dan investasi, dan ide
bahwa animal spirit ( pergeseran pada ekspektasi ) adalah faktor utama dari
penyebab pergeseran pada permintaan dan output.
Keynes tidak hanya memberikan dasar pemikiran teori ekonomimakro, tetapi juga
memberikan implikasi jelas tentang kebijakan ekonomi, yang sangat tepat pada waktu
itu ( depresi ekonomi ) yang sedang menunggu pemulihan pada ekonomi yang dengan
kekuatannya sendiri tidak mungkin ( bukti kegagalan teori siklus bisnis ). Pada masa depresi
ekonomi, Negara-negara yang berusaha untuk melaksanakan anggaran berimbang,
bukan saja perbuatan bodoh, tetapi juga sangat berbahaya. Secara aktif menggunakan
kebijakan fiskal adalah sangat penting, untuk mengembalikan ekonomi pada high
employment. Karena itu, pada masa resesi apalagi depresi ekonomi, negra harus
melakukan anggaran defisit – penguluaran negara lebih besar daripada pendapatan.
Neoklasik
Setelah beberapa tahun Keynesian diterapkan pada kebijakan ekonomi di negara-
negara maju, haal tersebut telah mengubah ekonomimakro. Tetapi, tidak semua orang
mengubah keyakinan pada pemikiran ekonominya, mereka secara terorganisir melakukan
diskusi secara berkala.
Pada awal 1950an, terjadi konsensus besar yang mendasarkan pada integrasi dari
banyak ide keynes dan ide awal dari pemikiraan ekonomi ( ekonomi klasik ). Konsesnsus ini
menurut Paul Samuelson disebut sebagai the neoclassical synthesis. Pemikiran neoklasik
telah mendominasi pemikiran ekonomimakro dinegara maju dari awal tahun 1950an sampai
dengan awal tahun 1970an.
Ekspektasi rasional
Pemikiran ekspektasi rasional muncul sebagai sintesis dari pertarungaan antara
Keynesian dengan neoklasik. Ekspektasi rasional mampu menjelaskan dan memberikan
6
panduan untuk memilih kebijakan ekonomimakro. Perdebatan antara kedua kubu sudah
sampai ketingkat krisis. Krisis disebabkan oleh dua sumber.
Pertama adalah kejadian pada pertengahan 1970an, hampir semua negara mengalami
stagflation, sebuah kata yang menyatakan di ekonomi terjadi secara bersamaan tingkat
pengangguran tinggi dan tingkat inflasi tinggi serta pertumbuhan ekonomi rendah. Para
ekonom ekonomimakro selama ini tidak pernah memprediksi kondisi stagflation. Setelah
menjadi kenyataan dan setelah beberapa tahun dilakukan penelitian, sebuah penjelasan yang
meyakinkan telah diperoleh dari hasil penelitian, berdasarkan dampak dari shocks supply
yang menggoncang tingkat harga dan tingkat output di ekonomi. Tetapi sudah terlambat
untuk melepaskan diri dari kerusakan pada the discipline’s image.
Pada awal tahun 1970an, beberapa ekonomo ekonomimakro seperti: Robert Lucas,
Thomas sargent dan Robert Barrow – bersama-sama melakukan penyerangan terhadap
pemikiran utama ( mainstreams ) yang sedang berkembang di ekonomimakro. Mereka
menyatakan bahwa prediksi Keynesian tidak benar, dan doktrin yang menjadi dasar
pemikiran mereka adalah cacat, yang sekarang merupakan fakta yang sederhana, dan yang
tidak menyulitkan teori ekonomi.
Perkembangan Teori Ekonomimakro Masa Kini
Sejak akhir tahun 1980an, tiga kelompok sudah mendominasi hasil riset: the
newclassicals, the new Keynesian, dan the new growth theories.
Teori New Classical Economics dan Teori Real Business Cycle
Kritik the rational expectation terhadap Keynesian tidak hanya kritik, tetapi juga
merupakan interpretasinya terhadap fluktuasi. Sebagai pengganti mengandalkan
ketidaksempurnaan pasar tenaga kerja, dan penyesuaian lambat upah dan harga, dan
seterusnya untuk menjelaskan fluktuasi. Lucas berpendapat, para ekonom ekonomimakro
hendaknya melihat seberapa jauh mereka dapat menjelaskan fluktuasi ketika dampak supply
shock masuk atau bekerja di pasar persaingan dengan upah dan harga yang fully flexible;
Hal tersebut merupakan agenda riset yang sudah dihasilkan oleh the new classicals.
Pemimpin intelektualnya adalah Edward Prescott, dan model yang digunakan bersama
7
pengikutnya disebut real business cycle (RBC) models – model ekonomi yang
mengasumsikan bahwa output ekonomi selalu dalam kondisi tingkat natural. Jadi, semua
fluktuasi pada output adalah pergerakan pada tingkat output natural, sebagai lawan dari
meninggalkan atau tertinggal jauh dari tingkat output natural.
Dari mana pergerakan tersebut berasal? Jawaban yang disampaikan Prescott adalah
kemajuan teknologi ( technological progress ). Ketika teknologi baru ditemukan,
produktivitas meningkat yang menyebabkan kenaikan pada output. Kenaikan pada
produktivitas, juga menyebabkan kenaikan pada tingkat upah, yang membuat orang lebih
tertarik untuk bekerja yang menyebabkan pekerja bekerja lebih panjang. Oleh karena
produktivitas meningkat menyebabkan kenaikan pada output dan employment, sebagaimana
yang kita lihat atau observasi pada dunia nyata.
Pendekatan RBC telah banyak dikritik dari berbagai front. Kemajuan teknologi
adalah hasil dari banyak inovasi, dan setiap inovasi memerlukan waktu untuk penyebarannya
ke seluruh ekonomi. Sehingga sulit untuk melihat bagaimana proses tersebut dapat
menghasilkan sesuatu seperti fluktuasi output lebih besar pada output jangka pendek yang
dapat kita observasi di dalam praktik. Adalah juga sulit untuk berpikir dan membahas resesi
ekonomi ketika teknologi mengalami kemunduran, waktu atau periode dimana tingkat output
dan tingkat produktivitas menurun. Akhirnya, ketika kita sudah melihat pada ekonomi
secara keseluruhan, terdapat bukti kuat bahwa perubahan pada uang, yang tidak
mempenyai dampak terhadap output menurut model RBC, pada kenyataannya mempunyai
dampak kuat terhadap output di dunia nyata.
Berdasarkan pandangan tersebut, hampir semua ekonom ekonomimakro tidak percaya
bahwa pendekatan RBC memberikan penjelasaan yang meyakinkan untuk fluktuasi besar
pada output. Tetapi pendekatan tersebut sudah membuktikan dapat digunakan untuk alat
analisis. Pendekatan RBC telah memperkuat masalah penting bahwa tidak semua fluktuasi
pada output adalah penyimpangan output ekonomi terhadap output natural ekonomi. Pada
periode tingkat kemajuan teknologi tinggi, pendekatan RBC telah membuktikan beberapa
teknik baru untuk memecahkan model yang kompleks, yang secara luas digunakan pada
penelitian masa kini. Beberapa model RBC sudah mulai memperkenalkan kekakuan nominal
sepanjang garis Fischer dan Taylor. Model tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa
fluktuasi pada output ekonomi tidak hanya berasal dari productivity shocks ( perubahan
8
besar pada tingkat produktivitas atau kemajuan teknologi ), tetapi juga datang dari perubahan
jumlah uang nominal ( M ) di ekonomi.
Ekonomi New Keynesian
Terminologi the new Keynesian merupakan atau menunjukan koneksi yang longgar
pada kelompok peneliti yang memberikan atau mempunyai kepercayaan umum bahwa
sintesis yang terjadi sebagai respon terhadap kritik ekspektasi rasional adalah pada dasarnya
benar. Tetapi mereka juga memberikan atau menyatakan kepercayaan masih banyak yang
harus dipelajari dan diteliti tentang hakikat dari ketidaksempurnaan pada beberapa pasar yang
berbeda, dan tentang implikasi dari pasar tidaksempurna tersebut terhadap ekonomimakro.
Satu bidang penelitian sudah fokus pada penentu upah di pasar tenaga kerja, dengan
hasil upah efisien ( efficiency wages ) – ide bahwa upah jika dipandang dan dirasakan atau
perceived oleh pekerja terlalu rendah, mungkin menyebabkan para pekerja tidak bersedia
bekerja pada pekerjaan tertentu yang dianggap memberikan upah terlalu rendah, sehingga
menimbulkan masalah bagi perusahaan untuk mendapatkan dan bahkan mempertahankan
pekerja yang baik, dan semangat bekerja para pekerja di perusahaan. Salah satu peneliti hebat
pada penelitian ini adalah: George Akerlof, yang sudah meneliti peranan norma, peraturan
yang dikembangkan pada setiap organisasi – pada kasus ini, perusahaan-perusahaan –
melakukan penekanan dan penilaian tentang apa yang fair dan unfair untuk setiap
anggota organisasi.
Bidang penelitian lain yang menjadi fokus penelitian para ekonom new Keynesian
adalah pasar kredit yang tidak sempurna. Kita sudah mengasumsikan bahwa dampak dari
kebijakan moneter bekerja melalui tingkat bunga, dan bahwa perusahaan-perusahaan dan
orang-orang dapat meminjam sebanyak atau sebesar yang mereka inginkan berdasarkan
tingkat bunga pasar. Di dalam praktik, hampir semua orang dan perusahaan, hanya dapat
meminjam dari lembaga bank. Dan lembaga bank sering menolak ( turn down ) peminjam
potensial atau pihak yang mengajukan kredit, walaupun para peminjam bersedia membayar
tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank. Mengapa hal ini terjadi, dan bagaimanaa hal
tersebut berdampak pada pandangan kita tentang bagaimana kebijakan moneter bekerja, yang
sudah menjadi subyek dari banyak penelitian, terutama oleh Ben Bernanke ( mantan
Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat sebelum Janet Jellen ).
9
Fokus penelitian lain adalah nominal rigidities – penyesuaian lambat upah nominal
dan harga terhadap perubahan pada aktivitas ekonomi. Ekonom Fischer dan Taylor sudah
memperlihatkan bahwa dengan keputusan yang mengejutkan tentang upah atau harga, output
dapat berbeda dengan output tingkat natural untuk waktu lama. Kesimpulan ini menyebabkan
timbul pertanyaan. Jika keputusan yang mengejutkan adalah bertanggungjawab, adalah
paling tidak sebagian dari penyebab perbedaan output dengan output natural atau fluktuasi,
untuk fluktuasi, mengapa wage setters dan price setters ( atau perusahaaan ) keputusannya
tidak sinkron? Mengapa upah dan harga tidak lebih sering menyesuaikan? Mengapa semua
upah dan semua harga tidak berubah, katakanlah pada hari pertama pada setiap minggu?
Dalam menangani isu tersebut. Akerlof dan N.Gregory Mankiw telah menghasilkan penelitin
yang penting dan mengejutkan, sering dirujuk sebagai the menu cost ( biaya membuat harga
menu makanan, minuman, dan harga produk ) dalam menjelaskan fluktuasi pada output.
Setiap wage setters dan price setters adalah sebagian besar tidak berbeda
tentang kapan dan bagaimana seringnya mereka mengubah upah pekerja atau produk
perusahaaan ( untuk sebuah perusahaan pengecer atau a retailers, mengubah harga barang
pada lemari barang untuk setiap hari atau setiap minggu tidak membuat tingkat laba naik
secara signifikan atau berbeda jauh dengan tingkat laba sebelumnya ). Sekalipun biaya sangat
kecil dalam mengubah harga – seperti biaya mencetak daftar harga baru – mungkin
menyebabkan tidak sering dan penyesuaian harga yang mengejutkan dilakukan perusahaan.
Kondisi ini menyebabkan penyesuaian lambat pada tingkat harga, dan untuk memperbesar
fluktuasi output dalam merespon untuk mengubah permintaan agregat. Secara singkat,
keputusan yang tidak menimbulkan masalah banyak pada tingkat individu ( seberapa sering
mengubah harga atau upah ) menyebabkan dampak agregat besar ( penyesuaian lambat pada
tingkat harga, dan dampak besar untuk menggeser permintaan agregat pada output ).
Teori Pertumbuhan Baru
Setelah menjadi topik sangat terkenal pada penelitian di tahun 1960an, teori
pertumbuhan ekonomi atau disingkat teori pertumbuhan memasuki periode tidak lagi menjadi
perhatian besar para ekonom ekonomimakro atau mengalami an intellctual slumps. Walaupun
demikian, sejak tahun 1980an, teori pertumbuhan kembali menjadi topik penelitian para
ekonom. Sekumpulan kontribusi baru dari penelitian tersebut diberi nama new growth
theory – teori pertumbuhan ekonomi hasil pengembangan dari teori pembangunan
10
sebelumnya, yang khusus menekankan peranan kemajuan teknologi dan peranan dari
increasing returns to scale pada pertumbuhan.
Dua ekonom Robert Lucas dan Paul Romer telah memainkan peranan penting dalam
merumuskan isu-isu. Ketika teori pertumbuhan memudar di akhir tahun 1960an, dua isu yang
ditinggalkan yang masih belum terpecahkan. Satu isu adalah penentu kemajuan teknologi,
dan isu lain adalah peranan kenaikan pada increasing to scale – apakah, kakakanlah duakali
lipat ( doubling ) modal dan pekerja mungkin secara aktual meningkatkan output lebih dari
duakali lipat. Kedua isu utama tersebut menjadi konsentrasi new growth theory.
Untuk meringkas, riset terakhir adalah menghasilkan tiga front:
1. Pendekatan neo klasik: Mengidentifikasikan seberapa besar fluktuasi dapat dinyatakan
sebagai pergerakan atau perbedaan terhadap tingkat output natural dan tingkat
pengangguran natural.
2. Pendekatan new Keynesian: mengidentifikasikan dengan tepat hakikat dari pasar tidak
sempurna dan nominal rigidities yang menyebabkan kenaikan pada perbedaan output
ekonomi dengan output natural.
3. Teori pertumbuhan ekonomi baru: Mengidentifikasikan faktor-faktor yang bertanggung
jawab terhadap kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada jangka panjang.
Overlap ketiga front, dewasa ini meningkat. Beberapa model menggunakan teknik
yang sudah dikembangkan oleh pendekatan neo klasik, tetapi memungkinkan untuk
digunakan pada beberapa pasar tidak sempurna yang menjadi tekanan oleh pendekatan new
Keynesian. Model lain fokus, pada dampak jangka pendek terhadap output dari proses
destruction creative yang ditekankan oleh model pertumbuhan baru. Jadi, integrasi
pendekatan pertumbuhan baru dengan pendekatan neo klasik. Bersama jalannya waktu,
penelitian dan sintesis terjadi daripada pertarungan intelektual untuk menguasai bidang
penelitian ekonomimakro.
Kemajuan Disemua Front
Masalah setelah terbit buku the General Theory oleh John Maynard Keynes adalah
meformulasikan secara matematika apa yang dimaksudkan oleh Keynes. Sementara Keynes
11
sangat memahami matematika. Dia telah menghindari menggunakan matematika di General
Theory. Hasilnya tidak pernah habis kontroversi yang ditimbulkan dari ide pemikirannya
yang dimanifestasikan di dalam General Theory. Para ekonom sering tidak setuju tentang
logika yang digunakan keynes, sebagian berpendapat logika yang digunakan Keynes cacat
atau tidak berdasar atau paling tidak lemah, sedang sebagian lagi sangat memahami apa yang
ada dibalik logika Keynes.
Model IS – LM
Sejumlah formulasi dari ide Keynes telah disusun dan disebarluaskan. Salah satunya
yang sangat berpengaruh adalah model IS – LM, yang dikembangkan oleh John Hicks dan
Alvin Hansen pada tahun 1930an dan awal 1940an. Versi awal dari model IS – LM – yang
secara aktual sangat dekat dan mirip dengan yang dibahas pada buku atau bahan ajar ini –
telah dikritik sebagai pelemahan terhadap dari banyak wawasan Keynes: Ekspektasi tidak
mempunyai peranan, dan penyesuaian harga dan upah secara bersamaan tidak ada.
Walaupun, model IS – LM memberikan sebuah dasar untuk membangun model lainnya
sangat berhasil. Pembahasan menjadi terorganisir disekitar nilai kemiringan kurva IS dan
LM, apa variabel yang hilang dari kedua relasi, apa persamaan untuk harga dan upah
sebaiknya ditambahkan pada model dan seterusnya.
Teori Konsumsi, Investasi dan Permintaan uang
Keynes telah menekankan akan pentingnya perilaku konsumsi dan investasi dan
pilihan antara uang dan aset keuangan lainnya. Kemajuan besar segera terjadi di sepanjang
ketiga front.
Pada tahun 1950an, Franco modigliani dan Milton Friedman, secara sendiri-sendiri
mengembangkan teori konsumsi. Keduanya menekankan akan pentingnya ekspektasi dalam
menentukan keputusan konsumsi sekarang.
James Tobin, telah mengembangkan teori investasi berdasarkan relasi antara nilai laba
sekarang dengan investasi. Teorinya kemudian dikembangkan dan diuji oleh Dale Jorgenson.
Tobin juga mengembangkan teori permintaan akan uang, dan lebih umum lagi tentang teori
pilihan antara perbedaan aset didasarkan perbedaan likuiditas, return, dan risiko. Hasil
12
karyanya telah menjadi tidak hanya dasar untuk mengembangkan pasar keuangan pada
ekonomimakro, tetapi juga untuk teori keuangan secara umum.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Paralel dengan terjadinya fluktuasi pada output ekonomi, terdapat fokus baru terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sangat berbeda dengan era stagnasi pada setelah Perang Dunia II,
hampir semua negara tumbuh pesat di tahun 1950an dan 1960an. Sekalipun jika mereka
mengalami fluktuasi pada output ekonominya, standar kehidupan mereka telah meningkat
sangat cepat. Model pertumbuhan yang dikembangkan oleh Robert Solow pada tahun 1956,
memberikan kerangka berpikir tentang penentu untuk pertumbuhan ekonomi. Teori
pertumbuhan Solow telah diikuti oleh ledakan bekerjanya atau sangat penting peranan tingkat
tabungan dan kemajuan teknologi pada pertumbuhan ekonomi.
Model Ekonometrikekonomimakro
Semua kontribusi tersebut diintegrasikan di dalam sebagian besar dan sebagian besar
oleh model ekonometrikekonomimakro. Model pertama ekonometrikekonomimakro Amerika
Serikat, dikembangkan oleh Lawrence Klein di awal tahun 1950an, yang merupakan
pengembngan relasi IS dengan 16 persamaan. Pada tahun 1960an, sekelompok peneliti yang
dipimpin oleh Franco Modigliani, turut mengembangkan model yang dihasilkan oleh
Lawrence Klein. Struktur model yang dihasilkan Modigliani merupakan pengembangan dari
model IS – LM dan mekanisme kurva Phillips. Tetapi komponennya terdiri dari – konsumsi,
investasi dan permintaan uang – semuanya merefleksikan hasil teori hebat dan kemajuan
empiris sejak Keynes.
Keynesians Versus Monetarists
Dengan kemajuan sangat cepat, banyak ekonom ekonomimakro, yang menyatakan
diri mereka sendiri sebagai Keynesians, yang mempunyai pendapat dan keyakinan bahwa
masa depan adalah cerah. Hakikat dari fluktuasi pada output yang meningkat dapat dipahami
dengan baik, pengembangan model ekonomimakro memungkinkan untuk menggunakan atau
menciptakan kebijakan ekonomi yang lebih baik. Waktu atau era untuk ekonomi menjadi
lebih baik, dan resesi dihilangkan, nampaknya akan menjadi kenyataan di masa depan.
13
Optimisme dari kaum Keynesian tersebut dihadapkan kepada skeptisme yang
dinyatakan oleh sekelompok kecil ekonom yang disebut monetarists, tetapi sangat
berpengaruh. Pemimpin mereka adalah Milton Friedman. Sementara Friedman melihat
banyak kemajuan telah dibuat – dan dirinya sendiri adalah pemimpin dari salah satu pemberi
kontribusi utama pada teori konsumsi – dia tidak memberikan sumbangan bagi enthusisme
umum. Dia yakin bahwa pemahaman terhadap ekonomi masih sangat sedikit. Dia
mempertanyakan motif pemerintah, juga ide dasar bahwa mereka secara aktual mengetahui
cukup untuk memperbaiki dan meningkatkan tujuan dan hasil ekonomimakro ( output
meningkat, inflasi rendah, tingkat pengangguran rendah yang berujung standar hidup
meningkat ).
Pada taahun 1960an, perdebatan antara Keneysians dengan Monetarists telah
mendominasi jurnal ekonomi dan mass media. Materi perdebatan berada di sekitar tiga isu:
(1) efektivitas kebijakan moneter versus kebijakan fiskal, (2) Kurva Phillips, dan (3) Peranan
kebijakan ekonomi.
Kebijakan Moneter Versus Kebijakan Fiskal
Keynes telah menekankan kebijakan fiskal daripada kebijakan moneter sebagai kunci
untuk melawan resesi ekonomi. Dan kebijakan fiskal sudah menjadi kearifan. Kurva IS,
banyak ekonom berpendapat adalah sangat curam. Perubahan pada tingkat bunga mempunyai
dampak kecil terhadap permintaan dan output. Jadi, kebijakan moneter tidak dapat bekerja
dengan baik. Kebijakan fiskal yang mempunyai dampak langsung terhadap permintaan
dapat mempengaruhi untuk mengubah output dengan lebih cepat dan lebih dapat
dipercaya.
Friedman secara keras menentang kesimpulan tersebut. Pada tahun 1963, dia
menerbitkan buku yang berjudul “ a Monetary History of the United State, 1867 – 1960.
Fridman dan Anna Schwartz telah menjelaskan secara panjang lebar dan mengulang kembali
bukti-bukti tentang kebijakan moneter dan relasi antara uang dan output di Amerika Serikat
selama satu abad. Kesimpulan mereka tidak hanya menyatakan bahwa kebijakan moneter
mempunyai dampak sangat kuat terhadap pertumbuhan output, juga perubahan uang
menjelaskan pada hampir semua fluktuasi pada output. Mereka menginterpreetasikan
bahwa depresi ekonomi pada tahun 1930an disebabkan oleh kesalahan kebijakan moneter
dengan menurunkan penawaran uang yang disebabkan oleh banyak terjadi bank gagal –
14
penurunan penawaran uang nominal oleh Bank Sentral Amerika Serikat – penurunan
tersebut dapat dicegah oleh Bank Sentral melalui peningkatan the monetary base ( uang
yang dicetak atau dikeluarkan oleh bank sentral ), tetapi tidak dilakukan oleh the Fed.
Penentangan Friedman dan Schwartzz’s terhadap pendapaat Keneysians telah diikuti
dengan perdebatan hebat dan penelitian intensif terhadap dampak masing-masing dari
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, dan akhirnya tercapai konsensus terhadap dampak
masing-masing kebijakan. Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter jelas mempunyai
dampak terhadap masalah yang menjadi fokus ekonomimakro. Dan jika pembuat
kebijakan peduli tidak hanya terhadap tingkat tetapi juga komposisi dari output atau GDP,
kebijakan terbaik biasanya gabungan atau bauran dari kedua kebijakan tersebut.
Kurva Phillips
Perdebatan kedua fokus pada kurva Phillips. Kurva Phillips bukan bagian dari model
awal Keneysian. Tetapi karena dia memberikan cara baik ( dan nampaknya dipercaya ) dalam
menjelaskan perubahan tingkat upah dan harga dari waktu ke waktu, kurva Phillips telah
menjadi bagian dari sintesis neo klasik. Pada tahun 1960an, berdasarkan bukti pengalaman
sampai dengan sekarang, banyak ekonom Keynesian percaya bahwa terdapat imbal-balik
yang dapat dipercaya antara tingkat pengangguran dengan tingkat inflasi, sekalipun pada
jangka panjang.
Milton Friedman dan Edmund Phelps sangat tidak setuju, mereka berpendapat bahwa
adanya imbal-balik pada jangka panjang menghilang berdasarkan teori ekonomi dasar.
Mereka berpendapat bahwa adanya imbal-balik akan cepat menghilang jika pembuat
kebijakan secara aktual berusaha untuk mengeksploitasinya – jadi, jika mereka berusaha
untuk mencapai tingkat pengangguran rendah melalui menerima tingkat inflasi lebih tinggi,
berdasarkan kurva Phillips, maka Friedman dan Phelps adalah benar. Sejak tahun 1970an,
telah terjadi konsensus terbukti bahwa pada jangka panjang tidak ada imbal-balik antara
inflasi dengan pengangguran.
Peranan Kebijakan Ekonomi
Perdebatan ketiga fokus pada peranan kebijakan ekonomi. Sikap skeptis atau ragu bahwa
para ekonom mempunyai pengetahuan cukup untuk menstabilkan output, dan karena itu,
15
pembuat kebijakan dapat dipercaya untuk melakukannya dengan benar. Friedman
berpendapat untuk menggunakan peraturan sederhana, seperti pertumbuhan uang tetap.
Perdebatan tentang peranan kebijakan ekonomi untuk menstabilkan output dan
mencapaai tujuan ekonomimakro lainnya, masih belum terselesaikan dan akan terus
berlangsung. Hakikat dari argumen telah berubah sedikit, tetapi mereka masih ada dengan
kita sampai saat ini.
Keyakinan Bersama
Sekarang kita dapat menyatakan kembali sekumpulan dalil dasar yang hampir semua
ekonom ekonomimakro setuju.
Pada jangka pendek, pergeseran permintaan agregat berdampak pada output.
Semakin tinggi tingkat kepercayaan konsumen, semakin besar defisit anggaran,
dan semakin cepat pertumbuhan uang yang semuanya memungkinkan
meningkatkan output dan menurunkan tingkat pengangguran di ekonomi.
Pada jangka menengah, output kembali ke tingkat output natural. Tingkat output
natural tergantung pada tingkat pengangguran natural ( yang bersama-sama
dengan ukuran dari angkatan kerja, mementukan tingkat employment, pada
persediaan modal dan pada kondisi kemajuan teknologi ).
Pada jangka panjang, dua faktor utama menentukan evolusi tingkat output. Satu
adalah akumulasi modal, dan satu lagi pada tingkat kemajuan teknologi.
Kebijakan moneter berdampak terhadap output pada jangka pendek, tetapi tidak
untuk jangka menengah atau jangka panjang. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan
uang, pada akhirnya akan menyebabkan one for one terhadap semakin tinggi
tingkat inflasi.
Kebijakan fiskal mempunyai dampak terhadap tingkat output ekonomi untuk
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Semakin tinggi defisit
anggaran kemungkinan meningkatkan output dalam jangka pendek. Defisit
anggaran semakin besar tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap tingkat
output pada jangka menengah. Dan defisit anggaran semakin tinggi kemungkinan
menurunkan tingkat akumulasi modal. Dalil ini meninggalkan ruang untuk
ketidaksepakatan antar ekonom ekonomimakro.
16
Masalah waktu atau panjang waktu dari periode jangka pendek adalah periode
dengan berakhirnya dampak permintaan agregat terhadap output. Secara ekstrem,
para penganut teori siklus bisnis ril ( real business cycle theorist ) memulai dari
asumsi bahwa output adalah selalu berada pada tingkat output natural: jangka
pendek adalah sangat pendek! Untuk ekstrem yang lain, penelitiaan pada slumps
dan depresi ekonomi, mengimplikasikan bahwa dampak permintaan agregat
mungkin menjadi ekstrem panjang yang berakhirnya sangat panjang, maka jangka
pendek mungkin menjadi sangat panjang.
Lainnya adalah tentang peranan untuk kebijakan, yang secara konseptual berbeda,
kebijakan sebagian besar dikaitkan dengan yang pertama atau kebijakan
sebelumnya. Jadi, bagi yang percaya bahwa output kembali dengan sangat cepat
ke tingkat output natural adalah biasanya bersedia mendorong peraturan ketat
pada kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Dari pertumbuhan uang konstan
diperlukan anggaran yang berimbang. Pada mereka yang percaya bahwa output
melakukan penyesuaian dengan lambat, biasanya percaya pada perlunya kebijakan
stabilisasi yang lebih fleksibel.
Tetapi di samping ketidak setujuan tersebut, terdapat kerangka pemikiran yang sebagian
besar disepakati oleh ekonom ekonomimakro di hampir semua penelitian dan penelitian yang
diorganisir. Kerangka pemikiran memberikan kita cara untuk menginterpretasi peristiwa dan
membahas kebijakan.
1.3. Kelompok Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi kadang-kadang dirinci ke dalam kategori berbeda menurut jawaban
dari tipe pertanyaan dari para ekonom. Terdapat empat kategori ilmu ekonomi: (1) ilmu
ekonomi positif, (2) ilmu ekonomi normatif, (3) Ilmu Ekonomimikro, dan (4) ilmu
ekonomimakro.
Ilmu Ekonomi Positif dan Normatif
Ilmu ekonomi positif berusaha untuk menjawab pertanyaan apa yang
diproduksi ( what is ), sedangkan ilmu ekonomi normatif berusaha menjawab pertanyaan apa
yang sebaiknya diproduksi ( what should is ). Pada intinya, ilmu ekonomi positif menghadapi
17
penyebab dampak relasi yang dapat diuji, sedangkan ekonomi normatif menghadapi nilai
pertimbangan dan opini yang tidak dapat diuji.
Banyak topik pada ilmu ekonommi dapat didiskusikan pada kerangka pemikiran
positif dan normatif. Perhatikan sebuah usulan memotong pajak pendapatan. Seorang ekonom
menjalankan ilmu ekonomi positif akan menginginkan untuk mengetahui dampak dari
pemotongan pajak pendapatan. Sebagai contoh, dia mungkin menginginkan untuk
mengetahui bagaimana pemotongan pajak akan berdampak pada tingkat pengangguran,
pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan seterusnya. Seorang ekonom menjalankan ilmu ekonomi
normatif akan menghadirkan isu yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan
apakah sebaiknya pemotongan pajak pendapatan dilakukan. Sebagai contoh, dia mungkin
berkata bahwa pajak pendapatan sebaiknya dipotong karena pajak pendapatan membebani
bagi banyak pembayar atau wajib pajak adalah pada periode sekarang sudah tinggi.
Sebagian besar pembahasan kita adalah ilmu ekonomi positif atau kita mendiskusikan
masalah ekonomi dalam kerangka pemikiran ekonomi positif. Tetapi perlu diingat, tidak ada
masalah dengan cara pandang ekonomi normatif anda pada diskusi positif pada buku ini.
Ekonomi positif mungkin dapat juga memancarkan ekonomi normatif. Sebagai contoh,
umpamakan anda percaya bahwa kemiskinan absolut sebaiknya dihapus dan tingkat
pengangguran sebaiknya lebih diturunkan. Tidak ada yang meragukan bahwa ide anda
sebagai bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai. Tetapi akankah ide anda dapat dilaksanakan
dan dicapai? Sebagai contoh, akankah redistribusi hasil pembangunan yang diperbesar dapat
menghapus kemiskinan absolut? Akankah pengurangan pajak pendapatan dapat menurunkan
tingkat pengangguran? Tidak ada jaminan bahwa cara berpikir anda akan menghasilkan hasil
pasti seperti yang anda inginkan. Inilah dimana pemikiran ekonomi positif dapat membantu.
Pemikiran ekonomi positif membantu kita untuk melihat dan memahami apa yang akan
dicapai. Ketika seseorang berkata “ ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan barang yang
dibutuhkan, adalah penting juga untuk mengetahui bagaimana memproduksi barang yang
dibutuhkan “
Ekonomimikro dan Ekonomimakro
Kita dapat mengatakan bahwa alat dari ekonomimikro adalah mikroskop, dan alat untuk
ekonomimakro adalah teleskop. Ekonomimakro dari melihat pohon terus melihat hutan.
18
Ekonomimikro mempelajari secara mendalaam dan menguji pohon itu sendiri, batang
pohon, cabang pohon dan akar pohon.
Ekonomimikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang membahas perilaku
manusia dan pilihannya ketika mereka menghubungkannya dengan unit-unit yang relatif
lebih kecil – seorang individu, sebuah perusahaan, sebuah industri, sebuah pasar.
Ekonomimakro adalah cabang ilmu ekonomi yang membahas periluku manusia
dan pilihannya ketika mereka menghubungkannya dengan sebuah ekonomi secara
keseluruhan. Pada ekonomimikro, ekonom membahas harga tunggal, pada
ekonomimakro, mereka membahas tingkat harga. Ekonomimikro membahas permintaan
terhadap barang dan jasa tertentu. Ekonomimakro membahas permintaan agregat atau total
pada ekonomi. Ekonomimikro membahas dan menguji bagaimana dampak perubahan tarif
pajak terhadap output sebuah perusahaan. Ekonomimakro melihat pada bagaimana dampak
perubahan tarif pajak terhadap output ekonomi.
Ekonomimikro dan ekonomimakro saling mempunyai pertanyaan yang berbeda.
Ekonom ekonomimikro mungkin lebih tertarik dalam menjawab pertanyaan sebagai berikut:
Bagaimana sebuah pasar bekerja atau berfungsi?
Berapa tingkat output yang diproduksi sebuah perusahaan?
Berapa harga yang ditetapkan perusahaan untuk produknya?
Bagaimana konsumen menentukan jumlah barang yang akan dia beli?
Dapatkah kebijakan pemerintah mempengaruhi perilaku bisnis perusahaan?
Dapatkah kebijakan pemerintah mempengaruhi perilaku konsumen?
Pada sisi lain, ekonom ekonomimakro mungkin lebih tertarik untuk menjawab
pertanyaan seperti berikut ini:
Bagaimana ekonomi bekerja atau berfungsi?
Mengapa tingkat pengangguran kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang rendah?
Apa yang menyebabkan inflasi?
Mengapa ekonomi beberapa negara dappat tumbuh lebih cepat dibandingkan
negara lain?
19
Apa yang menyebabkan tingkat bunga naik dan turun atau tahun ini rendah dan
tahun berikutnya tinggi?
Bagaimana perubahan pada penawaran uang berdampak pada output ekonomi?
Bagaimana perubahan belanja pemerintah dan pajak mempengaruhi output
ekonomi?
Soal Latihan
1. Menurut anda kebijakan apa yang lebih relevan untuk mengubah output jangka pendek di
negara-negara sedang berkembang, khusunya negara Indonesia.
2. Apa perbedaan sumberdaya manusia ( dalam hal ini pekerja ) dengan sumberdaya Alam?
3. Jelaskan hubungan antara keterbatasan ( scarcity ) dengan yang berikut ini: (a) keinginan
manusia yang tidak terbatas, (b) Persaingan usaha, (c) Biaya oportuniti, dan (d) Penjatahan
barang.
4. Apakah mungkin untuk seseorang mengeluarkan biaya oportuniti tanpa mengeluarkan
uang sepeser pun? Jelaskan jawaban anda.
5. Menurut anda mana yang lebih relevan untuk Indonesia. apakah pendapat Keneysian atau
neo klasik untuk menstabilkan output ekonomi! Jelaskan jawaban anda,
6. Menurut anda mampukah Bank Indonesia sebagai bank sentral melaksanakan kebijakan
moneter seperti yang disarankan kaum moneterists guna menstabilkan pertumbuhan
output! Jelaskan jawaban anda.
7. Menurut anda mana yang dominan di Indonesia, Keneysian atau moneterists! Jelaskan
jawaban anda.
8. Menurut anda sudah dapatkah teori pertumbuhan ekonomi baru diterapkan di Indonesia!
Jelaskan jawaban anda.
20
Bab II
Pasar Barang
Kata-kata output ekonomi atau GDP, pengangguran dan inflasi muncul setiap hari di
mass media, sehingga anda sudah familiar dengan makna kata-kata tersebut, atau paling tidak
sudah pernah membaca tentang makna kata-kata tersebut. Sekarang, kita perlu untuk
merumuskan secara tepat dan benar.
2.1. Output Agregat
Para ekonom yang sudah mempelajari aktivitas ekonomi di abad kesembilanbelas atau
selama depresi ekonomi di tahun 1930an ( the great depression ), masih belum mengukur
aktivitas agregat ( agregat atau aggregate adalah kata yang digunakan ekonom ekonomimakro
untuk total ) pada aktivitas ekonomi. Mereka harus mengumpulkan sedikit demi sedikit atau
sepotong demi sepotong informasi, seperti jumlah besi baja yang dikirim ke luar negeri, atau
angka penjualan pada beberapa toko Toserba, untuk mencoba menyimpulkan apa yang sudah
dan sedang terjadi pada ekonomi secara keseluruhan.
Hal tersebut baru berakhir setelah selesai Perang Duni II, ketika laporan perhitungan
pendapatan nasional dan nilai produk dan jasa ( atau perhitungan pendapatan nasional/GDP,
untuk kependekannya ) sudah dihitung dan hasilnya digabungkan secara resmi diterbitkan
oleh lembaga otoritatif atau lembaga yang berwenang. Sejak tahun 1947, ukuran output
agregat diterbitkan secara regular di USA dan segera diikuti oleh negara-negara di dunia.
Seperti pada setiap sistem akuntansi, laporan perhitungan pendapatan nasional,
pertama-tama merumuskan konsep, dan kemudian membangun atau menyusun dan
menetapkan ukuran yang berhubungan dengan konsep tersebut. Sekarang anda hanya
perlu untuk melihat statistik resmi sebuah negara untuk mengetahui pendapatan nasional
negara tersebut.
21
GDP: Produksi dan Pendapataan
Ukuran output agregat atau output total pada laporan perhitungan pendapatan nasional
adalah gross domestic product/GDP ( produk domestik bruto/PDB ). Untuk memahami
bagaimana GDP disusun, yang terbaik adalah bekerja dengan contoh sederhana. Perhatikan
sebuah ekonomi hanya terdiri dari dua perusahaan.
Perusahaan I memproduksi besi baja, mempekerjakan pekerja, dan menggunakan
mesin untuk memproduksi besi baja. Perusahaaan menjual besi baja seharga $ 100
kepada perusahaan II yang memproduksi mobil. Kemudian perusahaan I
membayar upah untuk pekerjanya sebesar $ 80, sehingga laba perusahaan sebesar
$ 20 = ($100 - $ 80).
Perusahaan II membeli besi baja dan mengunakannya untuk input produksi,
bersama dengan para pekerja dan mesin untuk memproduksi mobil. Pendapatan
dari hasil penjualan mobil adalah $ 210. Dari pendapatan tersebut, sebesar $ 100
untuk membayar besi baja, dan membayar upah sebesar $ 70, sehingga laba
perusahaan sebesar $ 40 = ($210 – ($100 +$70).
Kita dapat meringkas informasi tersebut ke dalam sebuah tabel:
Perusahaan Besi Baja ( perusahaan I ) Perusahaan Mobil ( perusahaan II )
Pendapatan dari penjualan $ 100 Pendapatan dari penjualan $ 210
Biaya $ 80 Biaya $ 170
Upah $ 80 Upah $ 70
Pembelian besi $ 100
Laba $ 20 Laba $
40
Terdapat tiga cara untuk merumuskaan atau menghitung GDP pada ekonomi tersebut,
dengan semuanya ekuivalen atau sama hasilnya.
22
1. GDP adalah Nilai dari Barang dan Jasa dari Produk Final atau Produk Terakhir
yang Diproduksi oleh Ekonomi Selama Periode Tertentu ( bulan, triwulan, semester
dan tahun ).
Kata penting disini adalah final. Untuk memahami kenapa, tanya kepada diri anda
sendiri: Apakah sebaiknya GDP disusun sebagai jumlah dari nilai semua barang produksi
di ekonomi – jumlah $ 100 dari produksi besi baja ditambah dengan $ 210 dari produksi
mobil, sehingga menjadi $ 310? Atau apakah sebaiknya GDP disusun sebagai nilai dari
produksi barang final, disini mobil sama dengan $ 210?
Beberapa pendapat menyatakan bahwa jawaban yang benar adalah harus sebesar
$ 210. Mengapa? Karena basi baja merupakan barang perantara ( an intermediate good )
barang yang digunakan sampai tercipta barang produksi final, mobil, dan sehingga nilai
besi baja tidak dihitung sebagai GDP – nilai dari output final. Kita dapat mellihat contoh
ini dengan cara lain: Umpamakan kedua perusahaan melakukan merger ( bergabung ),
sehingga penjualan besi baja berlangsung di dalam perusahaan baru hasil merger, dan
tidak lagi dicatat. Akun dari perusahaan baru menjadi sebagai berikut:
Perusahaan Besi Baja dan Mobil
Pendapatan dari penjualan $ 210
Biaya ( upah ) $ 150
Laba $ 60
Kita semua akan dapat melihat sebuah perusahaan dapat menjual mobil seharga $
210, membayar pekerja $ 80 + $ 70 = $ 150, dan menghasilkan laba sebesar $ 20 + $ 40 = $
60 . Ukuran $ 210 akan tetap tidak berubah – sebagaimana nilai yang seharusnya.
Ini adalah definisi pertama yang menyatakan satu cara untuk menyusun GDP,
melalui pencatatan dan penjumlahan nilai produksi barang final – dan ini cara cepat
untuk menggabungkan angka aktual GDP.
Tetpai masih ada cara kedua yang disarankan untuk menyusun, mencatat dan
menghitung GDP.
23
2. GDP adalah Jumlah dari Nilai Tambah (value added) di Ekonomi Selama Periode
Tertentu.
Terminologi nilai tambah ( value added ) cara yang sangat disarankan. Nilai tambah yang
dihasilkan oleh perusahaan pada proses produksinya adalah dirumuskan sebagai nilai
produksi dikurangi dengan nilai barang perantara yang digunakan dalam produksi.
Pada contoh dari dua perusahaan kita, perusahaan besi baja tidak menggunakan
barang perantara. Nilai tambah dari produksinya adalah sama dengan besi baja yang
diproduksi, yaitu: $ 100. Walaupun demikian, perusahaan produsen mobil, menggunakan besi
baja sebagai barang perantara. Jadi, nilai tambah yang dihasilkan perusahaan mobil adalah
sama dengan nilai mobil yang diproduksi dikurangi dengan nilai besi baja yang digunakan
dalam proses produksi, $ 210 - $ 100 = $ 110. Total nilai tambah pada ekonomi atau GDP
sama dengan $ 100 + $ 110 = $ 210 ( perhatikan bahwa nilai tambah agregat:akan tetap sama
jika besi baja dan perusahaan produsen mobil bergabung dan menjadi perusahaan tunggal ).
Pada kasus ini, kita tidak dapat mengobservasi barang perantara sama sekali – ketika besi
baja akan diproduksi dan kemudian digunakan untuk memproduksi mobil di dalam
perusahaan tunggal – dan nilai tambah pada perusahaan tunggal akan sama dengan nilai
mobil, $ 210. )
Definisi ini memberikan kepada kita cara berpikir kedua tentang GDP.
Menggabungkan kedua definisi berimplikasi bahwa nilai final barang dan jasa – definisi
pertama GDP – dapat juga dipikirkan sebagai jumlah nilai tambah dari semua perusahaan di
ekonomi – definisi kedua GDP.
3. GDP adalah Jumlah Pendapatan di Ekonomi Selama Periode Tertentu
Sampai saat ini, kita sudah melihat GDP dari sisi produksi. Cara lain untuk melihat GDP
adalah dari sisi pendapatan. Pikirkan pendapatan yang ditahan perusahaan setelah dia
membayar semua barang perantara yang digunakan selama produksi.
Beberapa pendapatan yang sudah dikumpulkan oleh pemerintah dalam bentuk
pajak penjualan – Setiap pajak berbentuk seperti ini disebut pajak tidak
langsung.( indirect tax ).
24
Beberapa pendapatan perusahaan disalurkan untuk membayar upah tenaga kerja –
komponen ini disebut pendapatan pekerja ( labor income ).
Sisanya tentu saja ditahan oleh perusahaan – dan komponen ini disebut
pendapatan modal ( capital income ) atau pendapatan laba ( profit income ).
Secara singkat, melihat dari sisi pendapatan, nilai tambah adalah jumlah pajak
tidak langsung, pendapatan pekerja, dan pendapatan laba.
Kembali kepada contoh kita, pajak tidak langsung sama dengan nol. Dari nilai tambah
yang dihasilkan perusahaan besi baja sebesar $ 100, sebesar $ 80 diterima pekerja sebagai
upah ( labor income ) dan sisanya sebesar $ 20 ditahan perusahaan sebagai pendapatan
modal ( capital income ). Dari nilai tambah sebesar $110 yang dihasilkan oleh perusahaan
produsen mobil, sebesar $ 70 untuk upah pekerja ( labor income ), dan sebesaar $ 40 sebagai
pendapatan modal ( capital income ). Untuk ekonomi secara keseluruhan, nilai tambah
sebesar $ 210 = ( $ 100 + $ 110 ), sebesar $ 150 = ( $ 80 + $ 70 ) diterima pekerja sebagai
upah ( labor income ) dan sebesar $ 60 = ( $ 40 + $ 20 ) ditahan peerusahaan sebagai
pendapatan modal ( capital income ).
Pada contoh kita, nilai untuk pendapatan pekerja ( labor income ) sebesar 71 persen
dari GDP = [( 150/210 ¿ X 100 %.], dan sisanya untuk pendapatan modal sebesar 29 persen,
dan pajak tidak langsung sebesar 0 persen. Tabel 2.1 menunjukan rincian nilai tambah di
antara tipe pendapatan yang berbeda di USA dari tahun 1960 sampai dengan tahun 2000.
Tabel memperlihatkan bahwa kecuali untuk pajak tidak langsung ( nol pada contoh kita ),
proporsi yang sudah kita gunakan pada contoh kita bersifat angka kasar dengan proporsi yang
sama dengan yang terjadi pada GDP di ekonomi Amerika Serikat, dengan proporsi
pendapatan pekerja sebesar 65 persen, pendapatan modal sebesar 28 persen dan sisanya untuk
pajak tidak langsung sebesar 7 persen. Proporsi tersebut tidak banyak berubah sejak tahun
1960.
Secara singkat, anda dapat memikirkan tentang output agregat – GDP – tiga
perbedaan yang ekuivalen:
Dari sisi produksi: GDP sama dengan nilai dari barang dan jasa final yang sudah
diproduksi oleh ekonomi selama periode tertentu.
25
Juga dari sisi produksi: GDP adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan ekonomi
selama periode tertentu.
Dari sisi pendapatan: GDP adalah jumlah pendapatan yang dihasilkan ekonomi
selama periode tertentu.
Sumber: Survey of current Business, Desember 2001
GDP Nominal dan Ril
Pada tahun 2000, nilai GDP ekonomi Amerika Serikat sebesar $ 9.872 milyar,
dibandingkan sebesar $ 526 milyar di tahun 1960. Apakah output ekonomi Amerika Serikat
benar-benar 19 kali lebih tinggi di tahun 2000 dibandingkan dengan di tahun 1960?
Sangat jelas jawabannya adalah tidak. Banyak kenaikan GDP direfleksikan kenaikan harga
( inflasi ) daripada kenaikan jumlah atau kuantitas produk yang dihasilkan oleh ekonomi.
Hal ini menyebabkan terjadi perbedaan antara GDP nominal dengan GDP ril.
GDP nominal adalah jumlah atau kuantitas barang dan jasa final yang dihasilkan
ekonomi pada periode tertentu dikalikan dengan harga sekarang ( current price ). Definisi
ini membuat jelas bahwa GDP nominal naik dari waktu ke waktu, berdasarkan dua alasan:
Pertama, produksi hampir semua barang dan jasa naik dari waktu ke waktu.
Kedua, harga pada hampir semua barang, juga naik dari waktu ke waktu.
26
Tabel: 1.2
Komposisi GDP Berdasarkan Tipe Pendapatan, 1960 dan 2000
Dalam Persen 1960 2000
Pendapatan Pekerja 66 65
Pendapataan Modal 26 28
Pajak Tidak Langsung 8 7
Jika perhatian kita adalah untuk mengukur produksi dan perubahannya dari waktu ke
waktu, kita perlu untuk menghapus atau menghilangkan dampak dari kenaikan harga pada
ukuran GDP kita. Dan itulah mengapa GDP ril adalah disusun atau dibentuk sebagai jumlah
atau kuantitas dari barang final dikalikan dengan harga ( daripada harga sekarang ) konstan.
Jika ekonomi hanya memproduksi satu barang final, katakanlah model tertentu dari
mobil, menetapkan GDP ril adalah sangat mudah. Kita akan menggunakan harga mobil pada
tahun berlaku, dan kemudian menggunakan harga mobil tersebut dikalikan dengan jumlah
kuantitas dari produksi mobil di ekonomi setiap tahunnya.
Contoh sederhana ini akan membantu: Perhatikan sebuah ekonomi yang hanya
memproduksi mobil – dan menghindarkan isu-isu yang akan kita atasi kemudian, asumsikan
model mobil yang sama diproduksi setiap tahun. Umpamakan jumlah dan harga mobil dalam
tiga tahun berturut-turut adalah sebagai berikut
Tahun Jumlah Mobil Harga Mobil GDP Nominal
2011 10 $ 20.000 $ 200.000
2012 12 $ 24.000 $ 288.000
2013 13 $ 26.000 $ 338.000
GDP nominal adalah sama dengan jumlah mobil dikalikan dengan harga mobil per
unit, hasilnya $ 200.000 pada tahun 2011 menjadi $ 228.000 pada tahun 2012 – tejadi
kenaikan sebesar 44 persen – dari $ 288.000 pada tahun 2012 menjadi $ 338.000 pada tahun
2013 – terjadi kenaikan sebesar 16 persen.
Untuk menyusun GDP ril, kita harus mengkalikan jumlah mobil yang diproduksi
setiap tahun dengan harga dasar ( a common price ). Umpamakan kita
menggunakan harga mobil tahun 2012 sebagai harga dasar. Pendekatan ini
memberikan kepada kita GDP ril berdasarkan dollar tahun 2012.
Menggunakan pendekatan tersebut, nilai GDP ril tahun 2011 ( berdasarkan
dollar tahun 2012 ) 10 mobil x $ 24.000 per mobil = $ 240.000. Untuk GDP ril
tahun 2013 ( berdasarkan dollar tahun 2012 ) sama dengan 12 mobil x $ 24.000
per mobil = $ 288.000, juga sama dengan GDP nominal tahun 2012. GDP ril
27
tahun 2013 ( berdasarkan dollar tahun 2012 ) adalah sama dengan 13 mobil x $
24.000 per mobil = $ 312.000. Jadi, GDP ril bernilai dari $ 240.000 pada tahun
2011 menjadi $ 288.000 pada tahun 2012 – terjadi kenaikan sebesar 20 persen –
dan dari $ 288.000 pada tahun 2012 menjadi $ $ 312.000 pada tahun 2013 –
terjadi kenaikan sebesar 8 persen.
Bagaimana perbedaan akan terjadi pada hasil perhitungan kita, jika kita sudah
memutuskan untuk menyusun GDP ril dengan menggunakan harga mobil tahun
2013 sebagai harga dasar daripada harga tahun 2012? Sangat jelas, nilai GDP ril
setiap tahun yang dihasilkan akan berbeda ( karena harga dasar tahun 2013 tidak
sama dengan harga dasar tahun 2012. Tetapi tingkat perubahan dari tahun ke
tahun akan sama seperti di atas.
Masalah dalam menghitung GDP ril, terjadi pada praktik adalah karena sangat banyak barang
dan jasa final daripada hanya satu barang final. GDP ril harus dirumuskan sebagai sebuah
bobot rata-rata output dari semua barang final, dan ini membuat kita harus merumuskan yang
dimaksud dengan bobot rata-rata. Umumnya adalah indeks harga konsumem (IHK).
Harga relatif atau harga perbandingan ( the relative price ) – harga komoditi seperti
barang atau jasa dalam terminologi perbandingan antara harga dua komoditi – akan muncul
untuk menjadi bobot natural ( tingkat harga yang menjadi dasar untuk perhitungan GDP ril ).
Jika biaya produkssi satu barang dua kali dari biaya produksi per unit barang lain, maka
harga barang pertama sebaiknya dihitung dua kali dari harga barang kedua dalam kita
menyusun GDP ril. Tetapi hal ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana dengan kasus
khusus dimana harga relatif berubah dari waktu ke waktu? Apakah sebaiknya kita memilih
harga relatif pada tahun tertentu sebagai bobot, atau apakah sebaiknya kita mengubah bobot
dari waktu ke waktu? Terminologi GDP nominal dan GDP ril saling mempunyai sinonim,
dan anda kemungkinan menemuinya ketika membaca buku dan bahan ajar ini:
GDP nominal juga disebut GDP dollar atau GDP berdasarkan harga dalam dollar
sekarang.
GDP ril juga disebut sebagai GDP dalam terminologi barang, GDP dalam
harga konstan, GDP yang disesuaikan dengan tingkat inflasi, atau GDP
berdasarkan tingkat harga tahun 2012 – tahun dimana GDP ril disusun sama
dengan GDP nominal tahun 2012.
28
Di samping itu, terdapat penulisan GDP yang harus anda pahami, karena sangat
berguna untuk diskusi berikutnya.
GDP akan merujuk kepada GDP ril dan Y t akan menjadi simbol GDP ril pada
tahun t.
GDP nominal dan variabel pengukurannya dalam dollar sekarang, akan
diberikan simbol dengan tanda dollar ( $ ) di depannya – sebagai contoh, $ Y t,
untuk GDP nominal pada tahun t.
Dengan cara yang sama, pertumbuhan GDP pada tahun t akan merujuk pada tingkat
perubahan GDP ril pada tahun t, tingkat pertumbuhannya sama dengan (Y t−Y t−1)/Y t−1 .
Periode pertumbuhan GDP positif disebut ekspansi ( expansions ). Periode pertumbuhan
GDP negatif disebut resesi ( recessions ). Tidak ada ketentuan atau definisi resmi yang
merupakan pengertian baku tentang resesi. Namun, umumnya ekonom sepakat untuk
menyatakan sebuah ekonomi atau negara dalam kondisi resesi jika selama dua triwulan
berturut-turut pertumbuhan GDP bertanda negatif, tetapi jika dua satu triwulan berturut-
turut terjadi pertumbuhan GDP bertanda negatif, Jika pertumbuhan GDP hanya dalam
satu triwulan bertanda negatif umumnya disebut a strong slowdown. Sedangkan
pertumbuhan GDP positif di bawah satu persen dan berlangsung lebih dari dua triwulaan
disebut economic slowdown.
GDP Deflator dan Indeks harga Konsumen
Jika kita melihat kenaikan pada GDP nominal lebih cepat daripada GDP ril,
perbedaan tersebut harus datang dari kenaikan pada tingkat harga ( atau inflasi ). Hal tersebut
yang memotivasi perumusan GDP deflator – perbandingan antara GDP nominal dengan GDP
ril, sebuah ukuran untuk tingkat harga keseluruhan. Memberikan harga rata-rata untuk barang
final yang diproduksi ekonomi – Formulanya adalah sebagai berikut:
Pt(GDP Deflator )=GDP nominalt
GDP ril t=
$ Y t
Y t
Perhatikan bahwa, pada tahun dimana berdasarkan hasil perhitungaan, GDP ril adalah
sama dengan GDP nominal ( pada tahun 2012 ), definisi ini mempunyai implikasi bahwa
tingkat harga adalah sam dengan 1 (satu ). Hal tersebut sangat penting untuk ditekankan:
29
GDP deflator adalah apa yang disebut sebagai angka indeks ( an index number ).
Dia ( deflator ) adalah tingkat harga yang dipilih secara berubah-ubah ( arbitrarily ) – disini
adalah sama dengan 1(satu) pada tahun 2012 – dan tidak mempunyai interpretasi ekonomi.
Tetapi jika tingkat harga berubah, (Pt−Pt−1)/P mempunyai interpretasi ekonomi:
Perubahan harga tersebut memberikan informasi dimana tingkat harga umum naik darin
waktu ke waktu – disebut sebagai tingkat inflasi. Dan sebaliknya, jika nilai deflator kurang
dari satu, disebut sebagai deflasi.
Salah satu manfaat merumuskan tingkat harga sebagai GDP deflator adalah
bahwa GDP deflator mengimplikasikan terjadi relasi sederhana antara GDP nominal,
GDP ril, dan GDP deflator. Untuk memahami hal tersebut, kita atur kembali persamaaan
sebelumnya menjadi persamaan baru sebagai berikut:
$Y t=P t Y t
Persamaan di atas menyatakan bahwa GDP nominal tahun t sama dengan
deflator tahun t dikalikan dengan GDP ril tahun t.
GDP deflator memberikan atau merupakan harga rata-rata untuk output – barang dan
jasa final yang sudah diproduksi oleh ekonomi untuk periode tertentu.Tetapi konsumen lebih
care dan fokus pada harga rata-rata barang konsumsi – barang dan jasa yang dikonsumsi.
Kedua harga tersebut tidak harus sama: Sekumpulan barang yang sudah diproduksi di
ekonomi adalah tidak sama dengan sekumpulan barang yang sudah dibeli oleh konsumen.
Berdasarkan dua alasan:
Beberapa barang pada GDP tidak dijual untuk dikonsumsi tetapi untuk perusahaan
sendiri ( mesin, perlengkapan mesin ), untuk pemerintah, untuk negara lain.
Dan beberapa barang dibeli oleh konsumen tidak diproduki di dalam negeri, atau
barang impor dari luar negeri.
Untuk mengukur harga rata-rata barang konsumsi, atau setara sebagai yang disebut
biaya hidup ( the cost of living ), ekonom ekonomimakro melihat dan fokus pada indeks lain,
yaitu: indeks harga konsumen atau IHK ( the consumer price index ) atau CPI. The CPI
telah ada di hampir semua negara. Sedangkan untuk Amerika Serikat sudah ada sejak tahun
30
1917, dan diterbitkan setiap bulan ( berbeda dengan angka GDP nominal, GDP ril dan GDP
deflator yang disusun dan diterbitkan setiap triwulan ).
The CPI atau IHK merupakan biaya dalam currency, misal US dollar, atau IDR dari
sekumpulan barang dan jasa spesifik dari waktu ke waktu. Daftar ( the list ) barang
berdasarkan studi mendalam terhadap belanja konsumen dalam usaha mendapatkan
sekeranjang barang yang khusus atau umumnya dikonsumsi oleh masyarakat kota. The list
atau daftar pada keranjang barang yang digunakan selalu diperbaharui, paling tidak satu kali
dalam satu tahun.
Seperti GDP deflator ( tingkat harga dikaitkan dengan output agregat, GDP ), IHK
adalah sebuah indeks. Dia ditetapkan sama dengan 1 (satu) atau 100 pada periode yang
dipilih sebagai periode dasar, sehingga tingkat harganya tidak mempunyai makna yang
signifikan. Sebagai ilustrasi, harga tahun 2012 sebagai harga dasar, pada tahun 2013, nilai
IHK sebesar 103,4, maka pada tahun 2013 terjadi kenaikan pada tingkat harga sebesar 3.4
persen.
Perlu dicatat disini bahwa tingkat inflasi yang dihasilkan oleh ukuran GDP
deflator dan IHK, hampir dipastikan berbeda. Hal ini disebabkan dasar dari GDP deflator
adalah semua harga produk hasil produksi dalam negeri, sedangkan IHK berdasarkan
harga dari produk yang dikonsumsi, dan kita mengetahui bahwa barang yang dikonsumsi
adalah terdiri dari barang dalam negeri dan luar negeri. Namun, mereka mempunyai arah
perubahan pasti sama.
2.2. Komposisi GDP
Ketika ekonom ekkonomimakro memikirkan tentang perubahaan aktivitas ekonomi
dari tahun ke tahun, mereka fokus pada interaksi antara produksi, pendapatan dan
permintaan.
Pembelian mesin oleh sebuah perusahaan, keputusaan untuk makan bersamaa di
restoran oleh konsumen, pembelian pesawat tempur oleh pemerintah – hal tersebut sangat
jelas berbeda dari segi pembuatan keputusannya dan tergantung pada faktor yang berbeda.
Jadi, jika kita ingin memahami apa yang menentukan permintaan terhadap barang,
menyebabkan masuk akal untuk memisahkan atau memilah-milah output agregat (GDP)
31
berdasarkan sudut pandang barang yang diproduksi ekonomi berbeda, dan berdasarkan
perbedaan barang yang diibeli oleh konsumen.
Pemisahan atau rincian pada akun GDP biasanya digunakan oleh ekonom
ekonomimakro adalah seperti yang terwujud pada tabel 2.1.
Pertama berasal dari konsumsi atau consumption ( yang diberi simbol dengan huruf
C, ketika kita menggunakan aljabar di seluruh buku ini ). Barang dan jasa yang sudah dibeli
oleh konsumen, berkisar dari makanan sampai dengan tiket pesawat terbang, untuk wisata,
untuk mobil baru, dan lain-lainnya. Konsumsi adalah bagian terbesar dari GDP sebuah
ekonomi, yang pasti di atas 50 persen. Berdasarkan tabel 2.1, berkisar 69 persen GDP USA
adalah pengeluaran konsumsi.
:
Sumber: Survey of Current Business, April 2002. Tabel 1.1
32
Tabel: 2.1
Komposisi GDP Amerika Serikat, 2001
Milyar Dollar Persentase GDP
GDP (Y) 10.208 100
1. Konsumsi (C) 7.064 69
2. Investasi (I) 1.692 17
Nonredensial 1.246 12
Redensial 446 5
3. Belanja Pemerintah (G) 1.839 18
4. Ekspor Bersih – 329 – 3
Ekspor (X) 1.051 11
Impor (IM) – 1.380 – 14
5. Investasi Persediaan – 58 – 1
Kedua berasal dari investment atau Investasi (I), kadang-kadang disebut sebagai
fixed investment untuk membedakannya dengan investasi persediaaan ( inventory
investment ). Investasi adalah jumlah nonresidential investment ( investasi untuk
bangunan bukan rumah tinggal ), pembelian oleh perusahaan untuk bangunaan
pabrik atau mesin baru, dan residential investment, pembelian rumah tinggal,
apartemen baru oleh masyarakat.
Investasi nonresidential dan residential, dan laatarbelakang keputusannya adalah
lebih umum dibandingkan dengan keputusan yang ada pada pertama. Perusahaan-
perusahaan membeli mesin baru atau pabrik baru untuk meningkatkan
kemampuan memproduksi barang di masa depan. Sedang orang-orang membeli
rumah dan apartemen baru untuk mendapatkan jasa kenyamanan berteduh atau
bertempat tinggal di masa depan. Pada kedua kasus tersebut, keputusan membeli
tergantung pada jasa yang diberikan barang yang dibeli di masa depan, sehingga
membuat masuk akal untuk menggabungkan kedua investasi tersebut. Persentase
nilai gabungan dari kedua investasi pada GDP 2001 adalah 17 persen.
Ketiga berasal dari belanja pemerintah (G) atau government spending. Setiap
tahun anggaran pemerintah membeli barang dan jasa untuk operasi pemerintahan.
Barang yang dibeli pemerintah berkisar antara kaapal terbang sampai dengan
perlengkapan kantor. Jasa yang dibeli pemerintah termasuk jasa yang diberikan
oleh pegawai pemerintah. Dalam kenyataannya, perhitungan pendapatan nasional
atau GDP memperlakukan pemerintah sebagai pembeli jasa yang disediakan atau
diberikan oleh pegawai pemerintah – dan kemudian diberikan kepada masyarakat
sebagai jasa dengan gratis.
Perhatikan bahwa G tidak termasuk government transfers, seperti: perawatan
kesehatan atau pembayaran atau pemberian jaminan sosial, juga tidak termasuk
pembayaran bunga ( interest payment ) hutang pemerintah. Hal tersebut sangat
jelas merupakan belanja pemerintah, walaupun dia bukan berbentuk pembelian
barang dan jasa. Dan itulah yang menyebabkan mengapa jumlah belanja
pemerintah di GDP untuk barang dan jasa di tabel 2.1. sebesar 17 persen dari total
GDP tahun 2001, dan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah total belanja
pemerintah dengan memasukan pembayaran transfer dan bunga hutang, sehingga
persentase G pada GDP tahun 2001, menjadi sebesar29 persen ( tidak nampak
pada tabel 2.1 ).
33
Jumlah dari garis 1, 2, dan 3 merupakan pembelian barang dan jasa oleh
konsumen, pemerintaah, dan perusahaan Amerika Serikat. Untuk mendapatkan
jumlah atau nilai barang produksi Amerika Serikat, dua tahap harus dilakukan:
Pertama, kita harus mengurangi dengan impor (IM), jumlah pembelian barang
luar negeri oleh konsumen, pemerintah dan perusahaan Amerika Serikat.
Kedua, kita harus menambahkan ekspor (X), pembelian barang dan jasa produksi
Amerika Serikat oleh konsumen, pemerintah dan perusahaan luar negeri.
Perbedaan antara ekspor dan impor, ( X – IM ) adalah disebut ekspor bersih ( net
export ) atau trade balance ( neraca perdagangan ). Jika ekspor lebih besar
daripada impor, negara dikatakan mengalami surplus perdagangan ( trade
surplus ), dan jika yang terjadi sebaliknya, negara mengalami defisit perdagangan
atau trade defisit. Pada tahun 2001, nilai ekspor Amerika Serikat sebesar 11
persen terhadap GDP, dan nilai impor sebesar 14 persen terhadap GDP. Sehingga
pada tahun 2001, Amerika Serikat mengalami defisit perdagangan sebesar 3
persen terhadap GDP.
Sampai saat ini, kita sudah melihat dan membahas berbagai sumber dari
pembelian ( yang setara atau ekuivalen dengan penjualan ) terhadap barang dan
jasa di ekonomi Amerika Serikat pada tahun 2001. Untuk mendapatkan nilai dari
barang yang telah dibeli pada tahun 2001, dan merupakan produksi Amerika
Seroikat, kita perlu melakukan satu tahap lagi.
Pada setiap tahun berjalan, produksi dan penjualan tidak perlu sama. Beberapa
barang yang sudah diproduksi ppada tahun tertentu masiih belum terjual pada
tahun tersebu, tetapi terjual ppada tahun berikutnya. Dan beberapa dari barang
yang terjual paada tahun berjalan mungkin produk dari awal tahun tersebut.
Perbedaan antara barang yang terjual dari produksi tahun yang sama dengan
barang yang terjual pada tahun tertentu atau tahun berikutnya – ekuivalen dengan
perbedaan antara produksi dengan penjualan – disebut sebagai inventory
investmen atau investasi barang persediaan. Jika produksi lebih besar daripada
penjualan, perusahaan-perusahaan menambah persediaan: Inventory investment
adalah positif. Jika produksi lebih kecil daripada penjualan, perusahaan-
perusahaan mengalami penurunan pada imventory investment dan negatif.
Inventory investment biasanya kecil – positif untuk beberapa tahun, dan negatif
untuk tahun lain. Pada tahun 2001, inventory investment adalah negatif, dan
34
sama dengan minus 1 (satu) persen dari GDP, atau dengan kata lain, nilai
produksi lebih rendah 1 persen dari nilai penjualan.
Sekarang kita sudah mempunyai apa yang kita perlukan untuk mengembangkan
model pertama kita tentang penentu output pada ekonomi.
2.3. Permintaaan Terhadap Barang
Simbol untuk permintaaan total barang adalah: Z. Menggunakan rincian GDP yang
sudah kita lihat pada sesi sebelumnya. Kita dapat menulis Z sebagai:
Z ≡ C + I + G + ( X – IM )
Persamaan tersebut adalah sebuah identitas ( karena identitas ditulis dengan “ ≡ “
bukan dengan tanda sama dengan ). Identitas merumuskan Z sebagai jumlah konsumsi (C),
ditambah investasi (I), ditambah belanja pemerintah (G), dan ditambah ekspor dikurangi
dengan impor (X – IM ).
Sekarang kita perlu untuk berpikir tentang penentu nilai Z. Untuk menyederhanakan
atau memudahkan tugas kita, pertama-tama kita buat sejumlah penyederhanaan.
Asumsikan semua perusahaan memproduksi produk sama, yang dapat digunakan
atau dimanfaatkan oleh konsumen untuk dikonsumsi, bagi perusahaan untuk
investasi, atau oleh pemerintah juga untuk investasi. Dengan penyederhanaan
tersebut, kita hanya perlu untuk melihat pada satu pasar – yaitu pasar untuk barang
tersebut dan berpikir tentang apa yang menentukan penawaran dan permintaan di
pasar tersebut.
Asumsikan bahwa perusahaan-perusahaan bersedia untuk menawarkan setiap
jumlah barang berdasarkan harga yang berlaku, P. Asumsi ini memungkinkan kita
untuk fokus pada peranan permintaan dalam menentukan output. Sebagaimana
yang akan kita lihat kemudian pada buku ini, asumsi tersebut hanya valid pada
jangka pendek. Ketika kita berpindah untuk mendalami atau meneliti jangka
menengah, kita akan memerlukan untuk meninggalkan asumsi tersebut. Tetapi
untuk sekarang, asumsi akan memudahkan hidup atau pembahasan yang kita
lakukan.
35
Asumsikan bahwa ekonomi adalah ekonomi tertutup ( tanpa ekspor dan impor ),
artinya nilai ekspor dan impor sama-sama bernilai nol. Jadi asumsi jelas
bertentangan dengan fakta: Ekonomi modern melakukan perdagangan dengan luar
negeri. Berikutnya kita akan meninggalkan asumsi tersebut, dan melihat apa yang
terjadi ketika ekonomi sudah menjadi ekonomi terbuka. Tetapi untuk sekarang,
asumsi tersebut akan juga memudahkan pembahasan kita. Kita tidak akan harus
berpikir tentang apa yang menentukan ekspor dan impor.
Berdasarkan asumsi tersebut bahwa ekonomi adalah ekonomi tertutup, X = IM = 0,
sehingga permintaan untuk total barang, Z adalah secara sederhana atau dengan mudah
diketahui adalah jumlah konsumsi ditambah dengan investasi dan belanja pemerintah:
Z( permintaan total ) = C + I + G
Sekarang mari kita bahas ketiga komponen masing-masing tersebut.
Konsumsi ( C )
Keputusan konsumsi tergantung pada banyak faktor. Tetapi terdapat satu faktor yang
paling menentukan, dan faktor tersebut adalah kepastian pada nilai pendapatan ( surely
income ), atau yang lebih pasti adalah pendapatan setelah pajak ( disposable income ),
pendapatan yang tersisa atau masih ada setelah konsumen menerima pembayaran transfer
dari pemerintah dan membayar pajaknya. Ketika pendapatan disposable mereka meningkat,
orang-orang membeli lebih banyak barang, sedangkan ketika disposable turun, mereka
membeli barang lebih sedikit.
Misalkan C sebagai simbol untuk konsumen, dan Y D simbol untuk disposable
income, maka kita dapat membuat persamaan baru sebagai berikut:
C = C(Y D)
( 2.1 )
Hal tersebut adalah cara formal atau matematis untuk menyatakan bahwa
konsumsi, C, adalah sebuah fungsi dari disposable income, Y D. Fungsi C(Y D) adalah
disebut the consumption function ( fungsi konsumsi ). Jadi, ketika disposable income
meningkat, konsumsi juga meningkat, dan sebaliknya. Ekonom menyebutnya sebagai
36
sebuah persamaan a behavioral equation, untuk mengindikasikan bahwa persamaan
menangkap atau mencakup beberapa dari aspek perilaku – untuk kasus ini adalah perilaku
konsumen.
Kita akan menggunakan fungsi tersebut di dalam buku ini sebagai cara untuk
menyajikan relasi antar variabel. Apa yang perlu anda ketahui tentang fungsi – yang adalah
sangat kecil – adalah dijelaskan di dalam apendiks 2 pada buku ini. Jangan kuatir: Kita akan
selalu mendapatkan penjelasan fungsi-fungsi dengan kata atau kalimat, ketika kita untuk
pertama kali membahas sebuah fungsi baru.
Sebuah bentuk fungsi yang lebih spesifik, sering lebih bermanfaaat. Disini akan
masuk akal untuk mengasumsikan bahwa relasi antara konsumsi dan disposable income
dinyatakan sebagai berikut:
C = C0+c1Y D (2.2)
Dengan kata: adalah masuk akal untuk mengasumsikan bahwa fungsi adalah sebuah
relasi linier. Maka relasi antara konsumsi dengan disposable income adalah dikarakteristikan
dengan dua parameter C0 ( konstanta ) dan c1(koefisien):
Parameter c1adalah disebut kecendrungan untuk mengkonsumsi ( the propensity to
consume ), dan juga sering disebut the marginal propensity to consume. Kita
sebaiknya mendrop ( membuang ) kata “ marginal “ demi penyederhanaan.
Kecendrungan mengkonsumsi memberikan dampak bahwa setiap penambahan 1
(satu) dollar pada disposable income yang akan dikonsumsi. Jika c1 sama dengan
0.6, maka setiap tambaha 1 (satu ) dollar pada disposable income, akan
meningkatkat konsumsi sebesar $ 0.6 = ( 0.6 x $1 ).
Pembatas natural terhadap c1 adalah bahwa dia selalu bertanda positif: Kenaikan
pada disposable income adalah kemungkinan menyebabkan kenaikan pada
konsumsi. Pembatas natural lainnya adalah bahwa c1adalah lebih kecil daripada 1
atau ( c1<1): Orang kemungkinan mengkonsumsi hanya sebagian dari setiap
kenaikan pada disposable income, dan sisanya ditabung.
Parameter C 0 mempunyai interpretasi sederhana. Dia merupakan jumlah yang
harus dikonsumsi orang agar dapatvtetap hidup, sekalipun disposable income
37
orang tersebut sama dengan nol. Jika Y D sama dengan nol ( konsumen tidak
berpenghasilan ), maka persamaan (2.2) menjadi: C = C0.
Pembatas natural adalah bahwa jika pendapatan sekarang sama dengan nol,
konsumsi masih tetap positif: Orang masih perlu untuk makan! Hal tersebut
mengimplikasikan bahwa c0 adalah positif. Bagaimana orang dapat mempunyai
konsumsi positif, jika pendapataan mereka sama dengan nol? Jawabannya:
mereka menggunakan atau mengambil tabungan (dissave). Mereka membiayai
konsumsi dengan menjual beberapa aset mereka, atau berhutang ( by borrowing ).
Relasi antara konsumsi dan disposable income yang dinyatakan oleh persamaan (2.2)
telah digambar pada gambar 2.1. karena persamaan (2.2) adalah berbentuk relasi linier, maka
dia tersajikan dalam bentuk garis lurus. Garis linier tersebut memotong sumbu vertikal di c0,
dan garis lurus tersebut mempunyai kemiringan dengan nilai adalah nilai c1. Karena nilai c1
adalah kurang dari 1 (satu), maka nilai kemiringan garis lurus adalah kurang daripada 1
(satu): Setara atau equivalen. Garis lurus adalah flatter ( mendatar ) atau lebih rendah
daripada garis 45 derajat.
Dispossable D
Berikutnya kita perlu untuk merumuskan disposable income, Y D. Disposable income
adalah dinyatakan sebagai berikut:
Y D ≡ Y – T
38
Gambar: 2.1
Konsumsi dan Disposable Income
Konsumsi Fungsi konsumsi: C = c0+c1Y D
C1 Konsumsi otonom
c0 Kemiringan ( slope ) C0
YD1 Disposable Income, Y D
Konsumsi meningkat bersamaaan dengan peningkatan pada disposable income. Tetapi
kurang dari one for one ( atau lebih kecil dari 1 )..
Dimana Y adalah income dan T adalah pajak yang dibayar dikurangi transfer
pemerintah ( tunjangan pengangguran, tunjangan veteran, tunjangan hari tua ) yang diterima
konsumen. Secara singkat, kita akan menyimpulkan T sebagai pajak – tetapi tetap ingat
bahwa pajak sama dengan pajak yang diterima pemerintah dikurangi dengan pembayaran
transfer oleh pemerintah. Perhatikan bahwa persamaaan adalah merupakan an identity,
secara tidak langsung dilambangkan dengan “ ≡ “.
Memasukan Y D ke dalam persamaan (2.2), kita dapatkan persamaan baru sebagai
berikut:
C = C0+c1(Y−T ) (2.3)
Persamaan (2.3) menginformasikan kepada kita bahwa konsumsi, C, adalah fungsi
dari pendapatan, Y, dan pajak, T. Semakin tinggi pendapatan menyebabkan semakin
tinggi konsumsi, walaupun kurang daripada one for one ( atau kenaikan pendapatan
tidak seluruhnya dikonsumsi, karena sebagian ditabung ).
Investasi ( I )
Setiap model ekonomi makro mempunyai dua tipe variabel. Beberapa variabel
menentukan variabel lain yang ada pada model itu sendiri, dan karena itu dia
menjelaskan variabel di dalam model. Variabel dimaksud disebut sebagai endogenous.
Inilah yang terjadi pada kasus model konsumsi di atas. Dan variabel lain yang tidak
dijelaskan oleh variabel di dalam model, tetapi sudah ada di dalam model, maka variabel
semacam ini disebut exogenous. Jadi, bagaimana kita akan memperlakukan investasi disini.
Kita akan menyatakan investasi dengan persamaan sebagai berikut:
I = I (2.4)
Meletakan “ a bar “ atau batang di atas simbol investasi cara tipografik sederhana
untuk mengingatkan kita bahwa kita meenyatakan investasi sudah ada ( as given ) dan berasal
dari luar model.
Kita menyatakan investasi sudah ada guna mempertahankan model kita tetap
model sederhana dan mudah dipahami. Tetapi asumsi tidak menyulitkan, mengimplikasikan
bahwa ketika kita melihat lebih lanjut pada dampak perubahan pada produksi. Kita akan
39
mengasumsikan bahwa investasi tidak merespon terhadap perubahaan pada produksi. Adalah
tidak sulit untuk melihat bahwa implikasi tersebut mungkin deskripsi buruk dari sebuah
realitas: Perusahaan-perusahaan yang mengalami kenaikan pada produksi mungkin
memutuskan bahwa mereka perlu lebih banyak mesin, dan meningkatkan investasi mereka.
Kita tinggalkan mekanisme tersebut ke luar dari model untuk sementara. Kita akan masuk
untuk membahas investasi lebih realistis pada bab berikutnya ( Pasar Barang dan Pasar
Keuangan: Model IS – LM ).
Belanja Pemerintah ( G )
Komponen ketiga pada model permintaan kita adalah belanja pemerintah, G.
Bersamana dengan pajak, T, G menjadi dasar dan menjelaskkan kebijakan fiskal ( fiscal
policy ) – pilihan besaran pajak dan belanja pemerintah oleh pemerintah. Sebagaimana yang
baru kita bahas pada investasi, kita akan menyatakan bahwa G dan T sebagai exogenous.
Tetapi alasan mengapa kita mengasumsikan G dan T adalah exogenous adalah berbeda
dengan alasan kita untuk mengasumsikan investasi sebagai exogenous. Hal tersebut
berdasar dua argumen:
Pertama, pemerintah tidak dapat bertindap atau berperilaku sama teraturnya
sebagaimana dengan perusahaan dan konsumen, jadi tidak ada peraturan yang
dapat diandalkan yang dapat kita tulis untuk G dan T yang berhubungan dengan
ketentuan yang sudah kita tulis. Sebagai contoh, untuk konsumsi ( argumen tidak
meyakinkan secara penuh: Sekalipun jika pemerintah tidak mengikuti ketentuan
perilaku sederhana sebagaimana yang dilakukan konsumen, bagian perilaku yang
baik pada mereka dapat diprediksi. )
Kedua, argumen yang lebih pentinglah satu tugas dari ekonomimakro adalah
untuk memikirkan tentang implikasi dari alternatif keputusan belanja pemerintah
dan pajak. Kita ingin mampu untuk mengatakan, “ jika pemerintah telah memilih
nilai untuk G dan T, maka apa yang akan terjadi, “ Pendekatan pada buku ini akan
secara khusus memperlakukan G dan T sebagai variabel yang sudah dipilih atau
ditetapkan oleh pemerintah, dan tidak berusaha untuk menjelaskan G dan T di
dalam model karena mereka merupakan exogenous dari model.
2.4. Penentu Keseimbangan Output
40
Misalkan kumpulkan dan jadikan satu dari potongan-potongan persamaan yang
sampai saat ini sudah kita bahas di bab ini.
Asumsikan bahwa ekspor dan impor, keduanya bernilai nol, maka permintaaan
terhadap barang adalah jumlah dari konsumsi, investasi dan belanja pemerintah:
Z = C + I + G
Memasukan C dan I dari persamaan (2.3) dan (2.4), kita dapatkan persamaan
barusebagai berikut:
Z = C0+c1 (Y−T )+ I + G (2.5)
Permintaan terhadap barang, Z, ditentukan oleh pendapatan, Y, pajak, T, investasi, I ,
dan belanja pemerintah, G.
Sekarang kita beralih ke keseimbangan ( equilibrium ) di pasar barang, dan relasi
antara produksi dengan permintaaan, Jika perusahaan-perusahaan mempertahankan
persedian, maka jumlah produksi tidak perlu sama dengan jumlah permintaan: Sebagai
contoh, perusahaan-perusahaan dapat merespon atau memenuhi terhadap kenaikan pada
permintaan melalui menaarik atau menggunakan persediaan, jadi, perusahaan melakukan
investasi persediaan negatif ( by having negative inventory investment ). Perusahaan-
perusahaan tetap masih dapat merespon penurunan pada permintaan melalui melanjutkan
produksi ( by continuing to produce ) dan menambah pesediaan, jadi, perusahaan melakukan
investasi persediaan positif ( by having positive inventory investment ). Hal tersebut akan
sangat membantu untuk mengabaikan kesulitan yang terjadi disini, dan untuk memulai
dengan mengasumsikan bahwa perusahaan-perusahaan tidak memiliki persediaan. Pada
kasus ini, investasi pada persediaan adalah selalu sama dengan nol, dan keseimbangan
pada pasar barang ( equilibriun in the goods market ) memerlukan atau mensyaratkan
bahwa jumlah produksi, Y, menjadi sama dengan jumlah permintan barang, Z.
Y( output ) = Z( permintaan ) atau Y = Z (2.6)
Persamaan (2.6) disebut kondisi keseimbangan ( equilibrium condition ). Model
ekonomimakro termasuk atau berupa tiga tipe dari persamaan: Identitas, persamaan
perilaku, dan kondisi keseimbangan. Sekarang anda sudah dapat melihat contoh dari
41
masing-masing model. Persamaan untuk merumuskan disposable income adalah sebuah
identitas ( Y D ≡Y−T ), fungsi konsumsi adalah sebuah persamaan perilaku ( C = C(Y D),
dan kondisi bahwa produksi sama dengan permintaan adalah kondisi keseimbangan ( Y =
Z ).
Mengganti permintaan, Z, di dalam persamaan (2.6) dengan ungkapan pada
persamaan (2.5), kita dapatkan persamaan baru:
Y = C0+c1 (Y−T )+ I + G (2.7)
Persamaan (2.7) menyatakan secara aljabar tentang apa yang sudah kita nyatakan
secara informal pada awal bab ini:
Pada keseimbangan, produksi, Y, ( sisi kiri pada persamaan ) adalah sama dengan permintaan ( sisi kanan persamaan ). Permintaaan ditentukan oleh pendapatan, Y, dimana pendapatan itu sendiri sama dengan produksi, Y.
Perhatikan bahwa kita menggunakan simbol sama, Y, untuk produksi dan pendapatan.
Hal ini bukan kecelakaan. Sebagaimana yang anda sudah lihat pada pembahasan GDP,
kita dapat melihat GDP dari sisi produksi atau dari sisi pendapatan. Jadi, produksi dan
pendapatan adalah identik dan sama.
Setelah kita menyusun dan memiliki model ekonomimakro, kita dapat
menggunakannya untuk mengetahui dan menjawab apa yang menentukan tingkat output,
bagaimana output berubah sebagai respon terhadap, katakanlah, perubahan pada belanja
pemerintah. Memahami hasil dari sebuah model tidak hanya berarti memahaminnya secara
aljabar, tetapi juga memahmi mengapa hasil itu terjadi dan apa makna hasilnya. Pada buku
ini, hasil sebuah model akan juga berarti mengkarakteristikan dengan menggunakann grafik –
kadang-kadang-kadang meloncat bersama dengan aljabar – dan menjelaskan hasilnya dan
mekanisme dengan kata atau kalimat. Ekonom ekonomimakro selalu menggunakan ketiga
alat tersebut.
1. Aljabar untuk membuat pasti bahwa secara logika benar.
2. Grafik untuk membangun intuisi.
3. Kata dan kalimat untuk menjelaskan hasil model.
42
Menggunakan Aljabar
Kita tulis kembali persamaan (2.7):
Y = C0+c1 (Y−T )+ I + G
Y = C0 + c1Y – c1T + I + G
Pindahkan c1Y ke sisi kiri dan atur kembali sisi kanan persamaan:
Y−c1Y=Co+ I +G−c1 T
(1−c1) Y =C0+ I +G−c1 T /1-c1
Bagi kedua sisi persamaan dengan (1−c1):
Y = 1
1−c1(C0+ I +G−c1 T ) (2.8)
Persamaan (2.8) merupakan karakteristik dari keseimbangan output, tingkat output
dimana produksi sama dengaan permintaan. Lihat pada dua terminologi pada sisi kanan
persamaan, dimulai dengan terminologi yang kedua.
Terminologi (C0+ I+G−c1T ) adalah bagian dari permintaan untuk barang yang
tidak tergantung pada output. Berdasarkan alasan tersebut, autonomous spending
( belanja atau pengeluaran otonom ).
Dapatkah kita diyakinkan bahwa autonomous spending adalah positif? Kita tidak
dapat diyakinkan, tetapi hal tersebut sangat mungkin terjadi. Dua dari terminologi
pertama pada tanda kurung, C0 dan Iadalah positif. Bagaimana dengan dua
terminologi terakhir, G dan c1T ? Umpamakan pemerintah melaksanakan
anggaran berimbangg ( a balanced budget ) – pajak sama dengan belanja
pemerintah. Jika T = G, dan propensity to consume (c1) adalah lebih kecil
daripada 1 ( sebagaimana yang sudah kita asumsikan ), maka (G – c1T ) adalah
positif, dan begitu juga dengan autonomous spending. Hanya jika pemrintah
melaksanakan anggaran belanja surplus sangat besar – jika pajak lebih sangat
43
besar daripada belanja pemerintah – dapatkan autonomous spending menjadi
negatif. Kita dapat mengabaikannya dengan tanpa menimbulkan masalah.
Kembali ke terminologi pertama, 1
(1−c1). Karena propensity to consume (c1)
adalah antara nol dengan 1 (satu), 1
(1−c1) adalah pasti angka yang lebih besar
daripada 1 (satu). Untuk alasan tersebut, angka tersebut yang merupakan pengkali
autonomous spending, dia disebut sebagai the multiplier ( pengganda ). Semakin
nilai c1 mendekati angka 1 (satu), semakin besar nilai the multiplier.
Apa implikasi dari the multiplier? Umpamakan bahwa untuk tingkat pendapatan
tertentu, para konsumen memutuskan untuk mengkonsumsi lebih banyak. Lebih
tepatnya, asumsikan bahwa C0di persamaan (2.3) naik sebesar $ 1 milyar.
Persamaaan (2.8) menginformasikan kepada kita bahwa output akan meningkat
dengan nilai lebih besar dari $ 1 milyar. Sebagai contoh, jika c1 sama dengan 0.6,
the multiplier sama dengan 1
(1−0.6)=2.5, sehingga output naiik sebesar $ 2.5
milyar = ( 2.5 x $ 1 milyar ).
Kita sudah melihat kenaikan pada konsumsi, tetapi persamaan (2.8) membuat jelas
bahwa setiap perubahan pada autonomous spending – dari perubahan investasi, perubahan
belanja pemerintah, perubahan pajak – akan mempunyai dampak kualitatif sama: Semuanya
akan mengubah output dengan lebih besar dibandingkaan dengan dampak langsungnya
terhadap autonomous spending.
Darimana dampak the multiplier berasal? Lihat kembali pada persamaan (2.7)
memberikan petunjuk: Kenaikan pada c0, meningkatkan permintaan. Maka kenaikan pada
permintaan menyebabkan kenaikan pada produksi dan pendapatan. Selanjutnya kenaikan
pada income menyebabkan kenaikan pada konsumsi, dan ini menyebabkan kenaikan pada
permintaan, dan seterusnya. Cara terbaik untuk memantapkan intuisi ini adalah menyajikan
keseimbangan dengan menggunakan grafik.
Menggunakan Grafik
Sekarang kita pindahkan karakteristik keseimbangan ke dalam grafik.
44
Pertama, gambar produksi sebagai fungsi pendapatan.
Pada gambar (2.2), ukuran untuk produksi adalah sumbu vertikal, sedangkan
ukuran untuk pendapatan adalah sumbu horisontal. Gambar produksi sebagai
fungsi pendapatan adalah jelas. Ingat bahwa produksi dan pendapatan selalu
sama. Jadi, relasi antara mereka adalah membentuk sudut 45 derajat. Garis
tersebut mempunyai nilai kemiringan adalah 1 (satu).
Kedua, gambar permintaaan sebagai fungsi pendapatan.
Relasi antara permintaan dan pendapatan diberikan oleh persamaan (2.5). Kita
tulis kembali disini untuk memudahkan, mengkelompokan kembali teerminologi
untuk autonomous spending bersama-sama dengan terminologi di dalam kurung:
Z = (c0+ I +G−c1 T ¿+c1 Y (2.9)
Permintaan tergantung pada autonomous spending dan pendapatan – melalui
dampaknya terhadap konsumsi. Relasi antara permintaan dan pendapatan telah digambar
sebaga garis ZZ pada grafik. Memotong sumbu vertikal – nilai permintaan ketika pendapatan
sama dengan nol – sama dengan autonomous spending. Nilai kemiringan dari garis adalah the
propensity to consume, c1: Ketika pendapatan naik dengan nilai 1 (satu), permintaan naik
dengan nilai sebesar: c1. Berdasarkan batasan bahwa c1 adalah positif.tetapi kurang daripada
1(satu), garis mempunyai kemiringan menaik ( upward sloping ), tetapi dengan nilai
kemiringan kurang daripada 1(satu).
45
Gambar: 2.2 Keseimbangan di Pasar Barang
Permintaan (Z), Produksi (Y) Produksi Permintaan ZZ
Slope = 1 Slope = c1
Y A Titik Keseimbangan: Y = Z
450 Autonomous Spending
Y Pendapatan, Y
Keseimbangan output ditentukan oleh kondisi bahwa produksi sama dengan permintaan.
Pada kondisi keseimbangan, produksi sama dengan permintaan
Jadi, keseimbangan output, Y, adalah terjadi, ketika garis yang membentuk sudut 45
derajat, dan garis relasi permintaan, berpotongaan di titik A. Untuk ke sebelah kiri titik A,
permintaan lebih besar daripada produksi. Untuk ke sebelah kanan titik A, produksi lebih
besar daripada permintaan. Hanya di titik A, kedua nilai permintaan dan produksi adalah
sama.
Sekarang umpamakan bahwa c0, naik sebesar $ 1 milyar. Pada tingkat pendapatan
awal ( tingkat pendapatan dikaitkan dengan titik A ), para konsumen meningkatkan
konsumsi mereka sebesar $ 1 milyar. Apa yang terjadi kemudian telah diperlihatkan oleh
gambar (2.3), yang digambar berdasarkan gambar (2.2)
46
ZZ’
Y’ A’ ZZ
D $1 milyar
B C
Kenaikan belanja autonomous mempunyai dampak lebih dari satu berbanding
satu pada output keseimbangan baru
Persamaan (2.9) menginformasikan kepada kita bahwa untuk setiap nilai pendapatan,
permintaan adalah lebih tinggi dengan $ 1 milyar. Sebelum kenaikan pada c0, relasi antara
47
Gambar: 2.3
Dampak kenaikan Belanja Autonomous Terhadap Output
Permintaan (Z) dan Produksi (Y) ZZ’
Y’ A’ ZZ
D E $1 milyar
B C
Y A
450
Y Y’ Pendapataan, Y
Dampak Kenaikan pada belanja autonomous (c0) yang lebih daripada one for one terhadap
keseimbangan output.
permintaan dan pendapatan sudah dinyatakan dengan garis ZZ. Setelah kenaikan pada c0
sebesar $ 1 milyar, relasi antara permintaan dengan pendapatan dinyatakan dengan garis ZZ'
yang sejajar dengan garis ZZ, tetapi lebih tinggi sebesar $ 1 milyar. Dengan kata lain, relasi
permintaan bergeser ke atas dengan $ 1 milyar. Keseimbangan baru terjadi pada titik
perpotongan antara garis pembentuk sudut 45 derajat dengan garis relasi permintaan baru di
titik A’
Keseimbangan output naik dari Y ke Y '. Besarnya kenaikan output (Y '−Y ), yang
kita dapat ukur melalui garis sumbu horisontal dan atau garis sumbu vertikal, adalah
lebih besar dibandingkan dengan kenaikan awal pada konsumsi sebesar $ 1 milyar.
Inilah yang disebut dampak multiplier.
Dengan bantuan grafik, kita menjadi lebih mudah untuk mengatakan bagaimana dan
mengapa ekonomi bergerak dan pindah dari titik A ke titik A'. Kenaikan awal pada konsumsi
menyebabkan kenaikan pada permintaan sebesar $ 1 milyar. Pada tingkat awal pendapatan,
Y, tingkat permintaan sekarang dinyatakan oleh titik B: Permintaan adalah lebih tinggi $ 1
milyar. Untuk memenuhi atau memuaskan tingkat permintaan yang lebih tinggi tersebut,
perusahaan-perusahaan meningkatkan produksi senilai $ 1 milyar. Ekonomi bergerak ke titik
C, sehingga permintaan dan pendapatan lebih tinggi sebesar $ 1 milyar. Tetapi ceritera masih
belum berakhir. Semaking tinggi tingkat produksi berimplikasi kenaikan pendapatan sebesar
$ 1 milyar ( ingat! bahwa pendapatan (Y) = nilai produksi,Q ), dan kenaikan lebih lanjut
terhadap permintaan terjadi di ekonomi, sehingga sekarang permintaan dinyatakan oleh titik
D. Titik D menyebabkan semakin tinggi produksi, dan begitu seterusnya, sampai ekonomi
mencapai titik A', dimana produksi dan permintaan sekali lagi bernilai sama, dan karena itu
titik A' merupakan titik keseimbangan baru di ekonomi.
Kita dapat mengikuti alur penjelasan tersebut sedikit lebih jauh, dan ini akan
memberikan kepada kita cara berpikir dan pemahaman lain tentang pengganda ( the
multiplier ).
Ronde pertama ( the first round ) kenaikan pada permintaan, dinyatakan dengan
jarak AB di gambar (2.3), sama dengan $ 1 milyar.
Kenaikan permintaan pada ronde pertama tersebut menyebabkan kenaikan dengan
nilai sama pada produksi, juga dinyatakan dengan jarak AB, jadi bernilai $ 1
milyar.
48
Kenaikan produksi pada ronde pertama tersebut menyebabkan kenaikan yang
sama pada pendapatan, dinyatakan dengan jarak BC, juga sama dengan $ 1
milyar.
Ronde kedua ( the second round ) kenaikan pada permintaan, dinyatakan dengan
jarak CD, sama dengan $ 1 milyar ( kenaikan pendapatan pada ronde pertama )
dikalikan dengan the propensity to consume yang dikeluarkan dari kenaikan
pendapatan, c1 – jadi bernilai $c1 milyar.
Kenaikan permintaaan pada ronde kedua tersebut menyebabkan kenikan produksi
dengan nilai sama, dinyatakan dengan jarak CD, jadi, sama dengan kenaikan pada
pandapatan, dinyatakan dengan jarak DE.
Ronde ketiga kenaikan pada permintaan sama dengan $c1 milyar ( kenaikan
pendapatan pada ronde kedua ) dikalikan dengan c1, the marginal propensity to
consume yang dikeluarkan dari kenaikan pendapatan, adalah sama dengan $
c1¿ c1=$ c1
2 milyar dan seterusnya.
Berdasarkan logika tersebut, kenaikan total pada produksi setelah, katakanlah ronde n sama
dengan $ 1 milyar dikalikan dengan jumla dari:
1 + c1+c12+…c1
n
Penjumlahan tersebut dikenal sebagai a geometric series – urutan atau rangkaian
matematika dimana rasio satu terminologi dengan terminologi yang sebelumnya tetap sama.
– Geometric series akan sering muncul pada buku ini ( untuk penyegaran telah disediakan
pada apendiks 2 pada buku ini ). Salah satu sifat utama adalah bahwa kertika nilai c1 lebih
kecil daripada 1 ( sebagaimana yang terjadi disini ) dan ketika nilai n semakin besar dan
semakin besar, hasil penjumlahan tetap naik sampai mencapai limit. Limit dimaksud adalah
1(1−c1)
, pada akhirnya membuat kenaikan pada output sama dengan $ 1
(1−c1) milyar.
Ungkapan 1
(1−c1) hendaknya menjadi familiar: Inilah yang disebut multiplier,
yang dihasilkan dari cara atau pendekatan lain. Hal ini memberikan kepada kita sebuah
ekuivalen, tetapi lebih menggunakan cara berpikir intuitif ( intuitive way of thinking) –
gabungan penggunaan pancaindera dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman – tentang the
multiplier. Kita dapat berpikir bahwa kenaikan original pada permintaan sebagai hasil
49
dorongan atau rangsangan secara berturut-turut kenaikan pada produksi, yang setiap kenaikan
pada produksi mempunyai implikasi kenaikan pada pendapatan, yang menyebabkan
kenaikan pada permintaan, yang selanjutnya menyebabkan kenaikan pada produksi, yang
menyebabkan ……… dan seterusnya. The multiplier ( pengganda ) adalah jumlah dari semua
urutan kenaikan tersebut pada produksi.
Menggunakan Kata
Sekarang kita akan meringkas penemuan kita tersebut dengan kata-kata atau kalimat.
Produksi tergantung atau ditentukan oleh permintaan, dan permintaan tergantung pada
pendapatan, dimana permintaan sama (QD) dengan produksi (QS). Kenaikan pada
permintaan, seperti yang disebabkan kenaikan pada belanja pemerintah ( Ingat! Ini adalah
pendapat keynesian ) menyebabkan kenaikan pada produksi, dan mempunyai hubungan
dengan kenaikan pada pendapatan. Kenaikan pada pendapatan menyebabkan lebih lanjut
kenaikan pada permintaan, yang menyebabkan kenaikan lebih lanjut pada produksi, dan
seterusnya. Hasil terakhir adalah kenaikan pada output yang lebih besar daripada pergeseran
atau perubahan awal pada permintaan melalui sebuah faktor atau pengkali yang sama
dengan the multiplier.
Ukuran atau besaran dari multiplier adalah secara langsung berkaitan dengan nilai the
propensity to consume (c): Semakin tingggi nilai propensity to consume, semakin tinggi nilai
multiplier.
Berapa Lama Waktu Yang Diperlukan Untuk Penyesuaian Output?
Kita kembali ke contoh kita yang terakhir. Umpamakan bahwa C0 meningkat dengan
nilai $ 1 milyar. Kita mengetahui bahwa tingkat output akan naik dengan jumlah sama
dengan nilai multiplier 1
(1−c1) dikalikan dengan $ 1 milyar, Tetapi berapa lama penyesuaian
pada output akan berlangsung untuk mencapai nilai yang lebih tinggi tersebut?
Berdasarkan asumsi yang sudah kita buat, jawabannya adalah segera ( right away ).
Di dalam kita membaca persaamaan (2.6). Kita sudah mengasumsikan bahwa produksi
adalah selalu sama dengan permintaan – dengan kaya lain, produksi merespon permintaan
50
sesegera mungkin ( instantaneously ). Didalam kita membaca fungsi konsumsi (2.2). Kita
sudah mengasumsikan bahwa konsumsi merespon kenaikan pendapatan disposable sesegera
mungkin. Berdasarkan kedua asumsi tersebut, ekonomi bergerak sesegera mungkin dari titik
A ke titik A', seperrti di gambar (2.3): Kenaikan pada permintaan menyebabkan kenaikan
pada produksi dengan segera ( immediately ), kenaikan pada income berkaitan dengan
kenaikan pada produksi yang menyebabkan kenaikan dengan segera pada permintaan dan
seterusnya. Kita dapat berpikir bahwa penyesuaian dalam terminologi ronde berurutan
sebagaimana yang sudah kita bahas dan jelaskan pada sebelum sesi ini, tetapi semua urutan
ronde tersebut berlangsung dengan segera ( immediately ).
Penyesuaian yang sesegera mungkin tersebut tidak nampak masuk akal ( plausible ).
Dan memang tidak masuk akal: Sebuah perusahaan yang menghadapi kenaikan permintaan
mungkin memutuskan untuk menunggu sebelum melakukan penyesuaian pada produksinya,
tetapi untuk memenuhi permintaan meningkat tersebut, perusahaan menggunakan
persediaannya ( drawing down its inventories ). Seorang pekerja yang mendapat upah naik
mungkin tidak menyesuaikkan ( meningkatkan ) konsumsinya sesegera mungkin. Dan
penundaan tersebut berimplikasi bahwa penyesuaian pada output memerlukan waktu.
Penjelasan secara formal terhadap penyesuaian output dari waktu ke waktu –
penjelasan apa yang ekonom sebut sebagai the dynamics of adjustment – akan sangat sulit.
Tetapi mudah melakukannya dalam bentuk kata:
Umpamakan, untuk contoh, bahwa perusahaaan-perusahaan membuat keputusan
tentang tingkat produksi mereka di awal setiap triwulan, sekali keputusan dibuat,
produksi tidak dapat disesuaikan untuk sisa triwulan. Jika pembelian lebih tinggi
daripada produksi, perusahaan-perusahaaan mengeluarkan persediannya untuk
memenuhi pembelian atau permintaan konsumen. Jika pembelian lebih rendah
daripada produksi, perusahaaan-perusahaan menambah persediaan.
Sekarang kembali ke contoh kita, dan umpamakan para konsumen memutuskan
untuk meningkatkan pengeluaran, jadi, mereka meningkatkan C0. Selama triwulan
dimana hal tersebut terjadi, permintaan meningkat, tetapi – karena asumsi kita
bahwa produksi telah ditetapkan pada awal triwulan – produksi tidak dapat segera
berubah ( sticky ). Karena itu, pendapatan juga tidak berubah dengan segera.
51
Pada triwulan berikutnya, perusahaan-perusahaan sudah mengoservasi kenaikan
permintaan di triwulan sebelumnya, maka perusahaan punya kesempatan untuk
menetapkan kenaikan pada produksi. Kenaikan pada produksi tersebut
menyebabkan terjadi kenaikan pada pendapatan, dan selanjutnya kenaikan pada
perrmintaan. Jika pembelian masih di atas produksi, perusahaan meningkatkan
produksi pada triwulan berikutnya, dan seterusnya.
Secara singkat, dalam merespon kenaikan pada belanja konsumen, output tidak
segera meloncat ke keseimbangan baru, tetapi mencapainya melalui bersamaan
dengan perjalanan waktu ( over time ) dari Y keY '’
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk penyesuaian output, sangat ditentukan oleh
berapa dan seberapa sering perusahaan-perusahaan merevisi rencana produksinya. Semakin
sering perusahaan menyesuaikan rencana produksinya, dan semakin besar respon produksi
terhadap kenaikan pembelian di masa lalu, semakin cepat penyesuaian output.
Kita akan sering mengerjakan dan membahasnya di buku ini terhadap apa yang baru
saja kita lakukan. Setelah kita melihat perubahan pada keseimbangan output, kemudian kita
secara informal menjelaskan tentang bagaimana ekonomi bergerak dari satu keseimbangan ke
keseimbangan lainnya. Hal ini akan tidak hanya membuat uraian dan penjelasan tentang apa
yang terjadi di ekonomi dirasa lebih realistis, tetapi hal tersebut juga juga sering memperkuat
intuisi anda dan kita semua tentang mengapa keseimbangan berubah.
Kita sudah fokus pada sesi ini tentang kenaikan pada permintaan. Tetapi
mekanisme adalah sama atau simetris ( symmetric ): Penurunan pada permintaan
menyebabkan penurunan pada output. Penurunan pada output menyebabkan penurunan
pada pendapatan, dan penurunan pendapatan menyebabkan penurunan permintaan, dan
seterusnya.
2.5. Investasi Sama Dengan Tabungan: Cara berpikir
Alternatif Tentang Keseimbangan Pasar Barang
Sampai saat ini, kita sudah membahas keseimbangan pada pasar barang dalam terminologi
adanya persamaan ( equality ) pada produksi dan permintaan terhadap barang. Sebuah
alternatif – tetapi equivalen – cara berpikir tentang keseimbangan yang fokus pada investasi
52
dan tabungan, dan ini merupakan model yang untuk pertama kali diperkenalkan oleh John
Maynard Keynes pada tahun 1936 ( di dalam buku The General Theory of Employment,
Interest and Money ) – buku acuan pertama untuk ilmu ekonomimakro.
Mari kita mulai dengan melihat pada tabungan. Berdasarkan definisi, private
saving ( tabungan masyarakat ). S. Tabungan yang dilakukan konsumen adalah
sama dengan disposable income mereka dikurangi dengan konsumsi mereka:
S ≡ Y D−C
Menggunakan definisi disposable income, kita dapat menulis kembali tabungan
masyarakat sebagai pendapatan dikurangi pajak, dan dikurangi konsumsi
S ≡ Y – T – C = Y D−C
Sekarang kembali kepada persamaan untuk keseimbangan di pasar barang.
Produksi harus disamakan dengan permintaan, sehingga produksi merupakan
jumlah konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah:
Y = C + I + G
Kedua sisi kurangi dengan pajak (T), dan pindahkan konsumsi ke sisi kiri:
Y – T – C = I + G – T
Sisi kiri dari persamaan tersebut adalah tabungan masyarakat ( S ), atau S = Y – T – C
atau S = I sehingga:
S = I + G – T
Persamaan menyatakan tabungan masyarakat sama dengan investasi ditambah belanja
pemerintah dikurangi dengan pajak.
Tabungan masyarakat ekuivalen dengan:
I = S + ( T – G ) (2.10)
Terminologi di sebelah kiri persamaan adalah investasi. Terminologi pada sisi
kanan adalah tabungan masyarakat (S). Terminologi kedua adalah tabungan pemerintah
53
( public savinng = G – T ) – pajak dikurangi dengan belanja pemerintah. Jika pajak lebih
besar daripada belanja pemerintah, pemerintah melaksanakan anggaran surplus –
tabungan pemerintah adalah positif. Jika pajak lebih kecil daripada belanja pemerintah,
pemerintah melaksanakan anggaran defisit – tabungan pemerintah adalah negatif.
Persamaan (2.10) memberikan kepada kita cara berpikir lain tentang
keseimbangan di pasar barang: Persamaaan tersebut menyatakan bahwa keseimbangan di
pasar barang mensyaratkan atau mewajibkan investasi harus sama dengan tabungan –
jumlah tabungan masyarakat dan tabungan pemerintah. Cara berpikir ini melihat pada
penjelasan keseimbangan mengapa kondisi keseimbangan untuk pasar barang disebut the IS
relation ( untuk mudah mengingat, kita ingat I adalah investasi dan S adalah saving ), untuk
“ investasi ( I ) sama dengan tabungan ( S ) “. Apa yang perusahaan-perusahaan inginkan
untuk diinvestasikan harus sama dengan apa yang orang dan pemerintah inginkan untuk
ditabung. Jadi, investasi swasta dan pemerintah harus sama dengan tabungan nasional.
Untuk memantapkan intuisi anda terhadap hakikat persamaan (2.10), pikirkan bahwa
sebuah ekonomi dimana hanya ada satu orang yang harus memutuskan berapa besar atau nilai
untuk konsumsi, untuk investasi dan ditabung – sebuah ekonomi “ Robinson Crusoe “. Untuk
Robinson Crusoe, keputusan menabung dan investasi adalah satu dan sama: Apa yang dia
investasikan ( katakanlah, menangkap kelinci untuk diternak, daripada dijadikan santapan
makan malam ), dia secara otomatis menabung. Walaupun demikian, pada ekonomi modern,
keputusan investasi dibuat oleh perusahaan, sedangkan keputusan menabung dibuat oleh para
konsumen dan pemerintah. Pada keseimbangan di pasar barang, persamaan (2.10)
menjelaskan kepada kita bahwa semua keputusan tersebut harus konsisten: Investasi harus
sama dengan tabungan ( tabungan nasional = Y – T – C + G – T ).
Secara singkat: Terdapat dua cara setara atau ekuivalen untuk menyatakan kondisi
keseimbangan pasar di pasar barang, harus tercipta dua kondisi:
Produksi = Permintaan ( Y = Z )
Investasi = tabungan. ( I = S )
Sejak awal, kita sudah mengkarakteristikan keseimbangan pasar pada pasar barang
menggunakan kondisi pertama, persamaan (2.6). Sekarang kita sama menggunakan kondisi
54
kedua, persamaan 2.10. hasilnya akan sama, tetapi asal muasalnya akan memberikan kepada
anda cara berpikir lain tentang keseimbangan pasar di pasar barang.
Pertama perhatikan bahwa keputusan konsumsi dan tabungan adalah satu dan
sama: berdasarkan disposable income mereka, sekali konsumen sudah memilih
konsumsi, tabungan mereka sudah ditentukan, dan vice versa atau sebaliknya.
Cara kita melakukan spesifikasi perilaku konsumsi mempunyai implikasi bahwa
tabungan masyarakat atau tabungan swasta adalah sebagai berikut:
S = Y – T – C
S = Y – T – C0−c1(Y−T )
Kita susun kembali, kitaa dapatkan persamaan baru sebagai berikut:
S = −C0+ (1+c1 )(Y−T ) (2.11)
Dengan cara yang sama bahwa kita sebut c1sebagai the propensity to consume,
kita dapat katakan ( 1 – c1=s) sebagai the propensity to save ( kecendrungan
menabung dari setiap kenaikan pendapatan ). The propensity to save menjelaskan
kepada kita tentang berapa besar orang menabung yang diambil dari setiap
tambahan unit income. Asumsi yang sudah kita buat pada awal sesi ini adalah
nilai the propensity to consume (c1) antara nol dan satu, hal tersebut
mengimplikasikan bahwa the propensity to save adalah: 1 – c1, adalah juga
bernilai antara nol dan satu. Tabungan masyarakat naik bersamaan dengan
kenaikan pada disposable income, tetapi lebih kecil daripadaa satu dollar untuk
setiap tambahan pada disposable income.
Pada keseimbangan pasar, investasi harus sama dengan, jumlah tabungan masyarakat
dan tabungan pemerintah. Gantikan tabungan masyarakat di persamaan (2.10) dengan
ungkapan atau ekspresi persaman ( 2.11), kita dapatkan persamaan baru.
I=¿ −c0+(1+c1 ) (Y−T )(T−G)
Penyelesaian untuk output:
Y = 1
1−c1(C0+ I +G−c1 T ) ( 2.12)
55
Persamaan (2.12) adalah secara pasti sama dengan persamaaan (2.8). hal tersebut
hendaknya tidak mengejutkan anda. Sekarang kita melihat pada kondisi keseimbangan sama,
tetapi hanya cara berpikir yang berbeda. Cara alternatif ini akan terbukti sangat bermanfaat
untuk berbagai penerapan di pembahasan berikutnya
2.6. Apakah Pemerintah Mahakuasa? Sebuah Peringatan
Persamaan (2.8) mengimplikasikan bahwa pemerintah berdasarkan pilihannya pada
nilai belanja barang, G, atau nilai pajak, T, dapat memilih tingkat output yang diinginkan
menjadi lebih tinggi, katakanlah lebih tinggi $ 1 milyar, semua itu diperlukan untuk
dikerjakan pemerintah dengan tujuan meningkatkan G dengan $( 1 – c1 ) milyar. Secara teori
kenaikan belanja pemerintah akan menyebabkan output naik sebesar
$1 milyar (1 – c1) milyar dikalikan dengan multiplier atau pengganda 1
1−c1, adalah
$ 1 milyar = [ $1 milayar (1−c1 ) . 11−c1
¿.
Dapatkah pemerintah benar-benar dapat memilih tingkat output sesuai keinginannya?
Jelas tidak. Terdapat banyak aspek dan realitas yang masih kita tidak dapat gabungkan ke
dalam model kita dan semua tugas dan pekerjaan pemerintah yang sangat rumit dan
kompleks. Kita akan menggabungkan mereka dengan tepat. Tetapi sangat berguna untuk
membuat daftar mereka secara singkat.
Perubahan belanja pemerintah atau pajak mungkin jauh dari mudah atau sangat
sulit, karena harus mendapatkan persetujuan dari parlemen ( hak budget ),
sehingga sangat sulit keinginan pemerintah dapat dipenuhi seutuhnya oleh
parlemen.
Kita sudah fokus pada perilaku konsumen. Tetapi investasi adalah juga
kemungkinan merespon – begitu juga dengan impor, sebagai bagian dari barang
konsumsi yang dikonsumsi konsumen, dan perusahaan-perusahaan tidak mampu
memenuhi permintaan domestik, sehingga kebutuhan konsumen dipenuhi oleh
barang impor. Semua respon tersebut sulit untuk diakses dengan lebih pasti, dan
kemungkinan bersama-sama menimbulkan dampak dinamis yang kompleks.
56
Antisipasi dari masyarakat mungkin menimbulkan masalah. Sebagai contoh,
reaksi konsumen terhadap pemotongan atau pengurangan pajak adalah
kemungkinan sangat tergantung pada apakah mereka berpikir pemotongan pajak
sebagai sementara atau permanen. Jika mereka lebih banyak berpikir akan
berbentuk permanen, kemungkinan besar konsumen meningkatkan pengeluaran.
Pencapaian tingkat output yang sudah ditentukan, mungkin bersamaan atau diikuti
dengan terjadi dampak negatif. Berusaha untuk mencapai terlalu tinggi tingkat
output, sebagai contoh, mungkin menyebabkan inflasi meningkat, dan
berdasarkan alasan tersebut mungkin inflasi menyebabkan dalam jangka
menengah tingkat output yang diinginkan tidak dapat tercapai seperti tingkat
output jangka pendek.
Memotong pajak atau meningkatkan belanja pemerintah mungkin menyebabkan
defisit anggaran semakin besar, dan menambah hutang pemerintah atau hutang
publik. Hutang mungkin mempunyai dampak yang merugikan atau buruk pada
ekonomi dalam jangka panjang ( negara Yunani terancam bangkrut, atau paling
tidak mengalami default, tidak mampu membayar pokok dan bunga hutang yang
sudah jatuh tempo ).
Secara singkat, dalil bahwa menggunakan kebijakan fiskal pemerintah dapat
mempengaruhi permintaan dan output pada jangka pendek, adalah penting dan salah satu
yang benar ( ini adalah peendapat dari Keneysian ). Tetapi sebagaimana yang telah kita
saring pada analisis kita, kita akan melihat bahwa peranan pemerintah pada umumnya, dan
kesuksesan penggunaan kebijakan fiskal pada khususnya, menjadi meningkat kesulitannya:
Pemerintah akan tidak pernah lagi mendapatkan dan menciptakan kebijakan fiskal yang baik
dan ampuh seperti yang dibahas dan dicontohkan pada buku ini.
Soal Latihan
1. Umpamakan sebuah ekonomi dikarakteristikan seperti persamaan berikut ini:
C = 100 + 0.6 Y D
I = 150
G = 150
57
T = 100
Hitung:
a. Nilai GDP (Y) keseimbangan
b. Nilai disposable income
c. Belanja konsumsi (C)
2. Untuk alasan politik dan ekonomimakro, pemerintah sering mengabaikan untuk
melaksanakan anggaraan defisit. Disini kita menguji apakah kebijakan perubahan pada G
dan T yang mempertahankan anggaran berimbang adalah secara ekonomimakro adalah
netral. Lakukan cara lain, kita uji apakah mereka ( kebijakan fiskal ) mungkin
mempengaruhi output melalui perubahan pada G dan T, sehingga anggaran pemerintah
tetap anggaran berimbang. ( jawaban mulai dengan persamaan (2.7).
a. Berapa besar Y meningkat ketika G meningkat sebesar 1 unit?
b. Berapa besar Y turun ketika T naik sebesar 1 unit?
c. Mengapa jawaban anda (a) dan (b) berbeda?
Umpaamakan bahwa ekonomi mulai dengan anggaran berimbang, T = G, jika kenaikan
G sama ddengan kenaikan T, maka anggaraan tetap sebagai anggaran berimbang.
Sekarang misal kita hitung pengganda ( multiplier ) dari anggaran beerimbang.
d. Umpamakan G dan T masing-masing naik 1 unit. Menggunakan jawaban anda (a)
dan (b). Berapa perubahan pada GDP keseimbangan? Apakah anggaran berimbang
berubah pada G dan T ekonomimakro tetap netral?
e. Berapa besar nilai spesifik dari propensity to consume mempengaruhi jawaban anda
(d)? Mengapa?
.
58
.
59