file · web viewindonesia, telah banyak mengirim produk olahan jati ke luar negeri yang...

16
1 PEMANFAATAN DAUN JATI (Tectona grandis L) SEBAGAI PEWARNA ALAMI BESERTA UPAYA PREVENTIF DAN PROMOSI Andani Purwang Jurusan Biologi, Fakultas Matematida dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang Abstrak Jati (Tectona grandis) merupakan tanaman yang memiliki nilai jual tinggi. Berbagai macam jenis jati dapat dijumpai di hutan-hutan pada berbagai daerah. Di Indonesia, hutan jati dilindungi oleh pemerintah dan banyak peraturan perundang-undangan mengenai jati. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah dikarenakan tingginya kasus pencurian terhadap jati. Bagian yang sering digunakan dari pohon jati adalah batangnya untuk perabot dan digunakan sebagai kayu bakar oleh penduduk setempat. Berdasarkann banyak penelitian, tidak hanya batang jati saja yang berguna tetapi daunnya pun juga berguna apabila dikembangkan. Daun jati sebagai bahan pewarna alami sebagai pengganti bahan pewarna buatan, bahan pewarna alami dari daun jati ini lebih aman digunakan dari pada bahan pewarna buatan. Di dalam daun jati terdapat pigmen antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna. Pewarna inilah yang digunakan untuk pewarna makanan, tekstil, dan lain sebagainya yang menggantikan pewarna sintetis. Kata kunci: jati, batang, daun, pewarna. PENDAHULUAN Alam ini memiliki kekayaan yang berlimpah dan dapat dimanfaatkan oleh manusia. Banyak tanaman yang memilki potensi untuk dikembangkan yang belum diketahui oleh manusia. Tanaman jati adalah jenis tanaman

Upload: buitruc

Post on 03-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewIndonesia, telah banyak mengirim produk olahan jati ke luar negeri yang biasanya berupa perabotan, hiasan dinding, dan berbagai produk lainnya

1

PEMANFAATAN DAUN JATI (Tectona grandis L) SEBAGAI PEWARNA ALAMI BESERTA UPAYA PREVENTIF DAN PROMOSI

Andani Purwang

Jurusan Biologi, Fakultas Matematida dan Ilmu pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Jati (Tectona grandis) merupakan tanaman yang memiliki nilai jual tinggi. Berbagai macam jenis jati dapat dijumpai di hutan-hutan pada berbagai daerah. Di Indonesia, hutan jati dilindungi oleh pemerintah dan banyak peraturan perundang-undangan mengenai jati. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah dikarenakan tingginya kasus pencurian terhadap jati. Bagian yang sering digunakan dari pohon jati adalah batangnya untuk perabot dan digunakan sebagai kayu bakar oleh penduduk setempat. Berdasarkann banyak penelitian, tidak hanya batang jati saja yang berguna tetapi daunnya pun juga berguna apabila dikembangkan. Daun jati sebagai bahan pewarna alami sebagai pengganti bahan pewarna buatan, bahan pewarna alami dari daun jati ini lebih aman digunakan dari pada bahan pewarna buatan. Di dalam daun jati terdapat pigmen antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna. Pewarna inilah yang digunakan untuk pewarna makanan, tekstil, dan lain sebagainya yang menggantikan pewarna sintetis.

Kata kunci: jati, batang, daun, pewarna.

PENDAHULUAN

Alam ini memiliki kekayaan yang berlimpah dan dapat dimanfaatkan oleh manusia. Banyak tanaman yang memilki potensi untuk dikembangkan yang belum diketahui oleh manusia. Tanaman jati adalah jenis tanaman pohon tropis dengan distribusi yang luas di asia tenggara seperti Thailand, Laos, Burma dan Indonesia. Jati merupakan salah satu pohon yang memiliki kualitas tinggi dengan daya jual yang tinggi pula. Potensi pemanfaaatan jati sangat besar di Indonesia. Pengelolaan hutan jati telah lama dilakukan oleh PT Perhutani yang mengelola hutan jati seluas 2,6 juta HA, namun pemanfaatan jati tersebut umumnya hanya pada bagian kayu untuk kebutuhan industri terutama industri furniture. Bagian lain dari jati seperti bagian daun kurang dimanfaatkan secara efektif.

Page 2: file · Web viewIndonesia, telah banyak mengirim produk olahan jati ke luar negeri yang biasanya berupa perabotan, hiasan dinding, dan berbagai produk lainnya

2

Indonesia, telah banyak mengirim produk olahan jati ke luar negeri yang biasanya berupa perabotan, hiasan dinding, dan berbagai produk lainnya. Dengan permintaan terhadap produk olahan jati inilah yang menyebabkan eksploitasi hutan jati secara besar-besaran hingga merusak hutan dan ekosistem, habitat hewan yang menghuni di hutan pun terancam. Dengan adanya kondisi yang memprihatinkan itulah yang membuat pemerintah membuat peraturan mengenai jati. Orang-orang pada umumnya hanya mengetahui kegunaan jati hanya sebatas pada batangnya saja, akan tetapi daun jati juga memiliki potensi untuk dikembangkan.

Daun jati kurang dimanfaatkan dan sering kali diabaikan saat penebangan, dari berbagai penelitian mengenai daun jati telah ditemukan adanya kandungan pigmen antosianin yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna alami. Pigmen adalah suatu zat yang memberi kesan warna pada benda berdasarkan responnya terhadap cahaya, baik yang dipantul atau yang diserap. Senyawa antosianin ini memberikan warna merah, ungu, hingga merah gelap. Seperti yang telah diketahui, pemanfaatan daun jati hanya sebatas pembungkus makanan saja. Zat pewarna alami kini telah banyak digantikan oleh pewarna buatan karena zat pewarna alami dipandang kurang stabil dan mudah mengalami perubahan baik fisik maupun kimiawi. Pada saat ini penggunaan bahan pewarna buatan dihindari oleh orang karena mereka sudah sadar dan mengetaui bahaya yang dapat ditimbulkan. Dengan ditemukannya bahan pewrna alami ini dapat menggantikan pewarna buatan yang pastinya tidak berbaya bagi tubuh maupun lingkungan dan meningkatkan nilai ekonomis dari daun jati.

Zat warna alami dapat diperoleh dari tanaman atau hewan. Warna alami ini meliputi pigmen yang terdapat dalam bahan atau terbentuk melalui proses pemanasan, penyimpanan atau pemrosesan. Warna alam seperti klorofil, karotenoid, antosianin, brazilein, tanin dan lain–lain apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping dan dapat dikatakan aman. Pigmen telah digunakan sejak zaman dahulu sebagai zat pewarna alami dalam makanan, obat-obatan, tekstil dan kosmetika.

GAMBARAN KHUSUS

Pada saat ini, warna dalam makanan yang ditemui di jalan-jalan sangat mencolok. Banyak orang yang membeli makan ataupun barang-barang melihat dari sisi warna yang cerah dan indah. Hal ini tidak terlepas dari pewarna yang digunakan untuk mewarnai makanan ataupun barang yang dijual tersebut menggunakan pewarna buatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pewarna buatan

Page 3: file · Web viewIndonesia, telah banyak mengirim produk olahan jati ke luar negeri yang biasanya berupa perabotan, hiasan dinding, dan berbagai produk lainnya

3

dapat menghasilkan warna yang terang dengan berbagai pilihann warna yang beranka macam jenisnya apabila dibandingkan dengan pewarna alami yang pewarnaannya kurang terang dan sering dianggap tidak menarik perhatian orang. Dengan kemajuan teknologi dan berbagai informasi bisa didapatkan dengan mudah, mengubah pandangan orang tentang bahan pewarna buatan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengemukakan bahwa banyak bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan pewarna buatan, apalagi jika suatu barang yang telah diberi pewarna buatan itu dikonsumsi. Kini masyarakat mengerti bahwa mengkonsumsi makanan dengan pewarna buatan dapat merusak orang-orang yang ada di tubuh dan menimbulkan penyakit.

Perubahan pandangan maysarakat terhadap pewarna membuat mereka selektif dalam memilih makanan hingga barang pakai lainnya dengan pewarna alami yang aman dan tidak berbahaya bagi tubuh maupun linngkungan. Perubahan ini tidak terlepas dari perkembangan teknnologi dan berbagai penyuluhan yang telah dilakukan mengenai bahaya pewarna buatan. Berbagai bahan alami yang ada di sekitar dapat digunakan untuk memproduksi pewarna alami, berbagai tanaman diteliti melalui penelitian sehingga dapat ditemukan sumber-sumber baru untuk pewarna yang alami dan tidak membahayakan. Banyak tanaman yang belum diketahui potensi yang dapat dimanfaatkan. Contohnya pada daun jati yang dapat menghasilkan warna alami.

Gambar 1. Pucuk daun jati

Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan, di dalam daun jati terdapat pigmen antosianin yang dapat menghasilkan warna. Jati merupakan produk unggulan dengan nilai jual yang sangat tinggi dan biasanya dibuat sebagai perabot seperti kursi, meja, ukiran, dan barang-barang lainnya dari hasil prouksi jati. Seringkali daun jati terabaikan dan hanya berakhir di pembuangan sampah,

Page 4: file · Web viewIndonesia, telah banyak mengirim produk olahan jati ke luar negeri yang biasanya berupa perabotan, hiasan dinding, dan berbagai produk lainnya

4

karena penggunaan daun jati hanya sebatas sebagai pembungkus makan di daerah pedasaan dan penggunaannya hanya sedikit dan masih banyak yang terbuang. Untuk itu dari penelitian yang telah dilakukan dan mendapatkan hasil bahwa daun jati dapat dimanfaatkan maka akan mengurangi pembuangan sia-sia daun jati dan masyarakat akan merasa aman untuk mengkonsumsi makanan yang menggunakan pewarna daun jati ini.

Pigmen antosianin terdapat dalam cairan sel tumbuhan, senyawa ini berbentuk glukosida dan menjadi penyebab warna merah kecoklatan. Ketika diberi perlakuan mekanik dengan penggerus, sel pada jaringan pucuk daun jati muda mengalami kerusakan rusak atau pecah sehingga cairan dalam sel keluar, dan menghasilkan filtrat yang berwarna merah. Penggunaan pucuk daun jati muda tersebut menghasilkan warna yang lebih merah jika dibandingkan dengan daun tua dikarenakan kandungan pigmen antosianin yang lebih tinggi. Selain itu jaringan pucuk daun jati muda yang belum mengeras dan memiliki kandungan air yang lebih tinggi menyebabkan bagian daun tersebut lebih mudah digerus (Yuliana).

Pemanfaatan bahan alam seperti daun jati sebagai pewarna makanan menjadi salah satu alternatif dalam mengurangi penggunaan pewarna sintetik. Daun jati mengandung pigmen antosianin yang dapat memberikan warna merah. Pemanfaatan daun jati sebagai pewarna makanan masih sedikit. Padahal banyak penelitian yang menyebutkan bahwa daun jati memiliki khasiat seperti antibakteri, antitoksik, dan antioksidan (Fathinatullabibah, dkk, 2014). Antosianin merupakan pigmen yang dapat memberikan warna biru, ungu, violet, magenta, merah, dan oranye pada bagian tanaman seperti buah, sayuran, bunga, daun, akar, umbi, legum, dan sereal. Pigmen ini bersifat tidak bersifat toksik dan aman dikonsumsi. Antosianin ditemukan di vakuola dalam sel tanaman, selain sebagai pewarna alami juga dianggap bisa menangkal radikal bebas.

Pengemasan produk pewarna jati ini dapat dilakukan dengan bentuk padat dan cair. Biasanya dalam bentuk cair, akan tetapi untuk saat ini akan dibuat dalam bentuk padat berupa buturan halus supaya lebih mudah dalam pengirim. Apabila dalam bentuk padat, maka cairan pewarna tadi akan diolah sedemikian rupa hingga memadat. Pengeringan akan mengurangi kandungan air dan menyebabkan pemekatan dari bahan yang tertinggal, yaitu padatan. Semakin banyak padatan pada bahan menyebabkan prosentase air pada bahan tersebut berkurang, sehingga semakin mudah untuk menguapkan airnya.Semakin tinggi proporsi bahan pengisi, semakin rendah nilai kemerahannya. Hal ini karena semakin tinggi proporsi,intensitas warna merah akan berkurang (Kumalaningsih dan Sucipto). Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan pewarna daun jati.

Page 5: file · Web viewIndonesia, telah banyak mengirim produk olahan jati ke luar negeri yang biasanya berupa perabotan, hiasan dinding, dan berbagai produk lainnya

5

Gambar 2. Daun jati

Pembuatan perwarna alami jati dengan bahan yang digunakan adalah pucuk daun jati muda yang diperoleh dari taman di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Serpong. Air, dan maltodekstrin, butiran silika (silika gel). Alat yang digunakan adalah mortar, gelas Beaker, kertas saring, kain saring, gelas ukur, spray drying, tabung reaksi, aluminium foil, dan pipet tetes.

Pucuk daun jati muda dibersihkan (dicuci dengan air) terlebih dahulu, setelah itu pucuk daun ditimbang, kemudian digerus hingga halus dan menghasilkan cairan atau larutan. Hancuran dari daun jati diperas dan disaring kemudian ditampung dalam wadah gelas Beaker. Cairan atau larutan hasil gerusan yang telahdikumpulkan dihitung volumenya, lalu dilakukan perhitungan rendemen volume larutan dari setiap gram sampel pucuk daun jati muda yang digunakan. Setelah tahap tersebut, larutan dibungkus dengan aluminum dan disimpan dalam freezer.

Larutan hasil perasan dikeringkan menggunakan alat pengering spray drying di laboratorium LABTIAP BPPT Puspiptek Serpong. Pada pengeringan tersebut dilakukan penambahan filler maltodekstrin variasi persentase 5% dan 10% ke dalam larutan tersebut. Suhu inlet yang digunakan adalah 180oC, dan suhu exhaust adalah 109oC dengan kecepatan pompa 3.5. Setelah proses pengeringan selesai, serbuk yang diperoleh ditimbang dan dilakukan perhitungan rendemen. Serbuk yang dihasilkan dengan penambahan filler maltodekstrin 5% dan 10% diamati warna yang dihasilkan. Serbuk tersebut kemudian disimpan dalam wadah yang mengandung butiran silika (Kembaren, Riahna br, dkk. 2013).

Page 6: file · Web viewIndonesia, telah banyak mengirim produk olahan jati ke luar negeri yang biasanya berupa perabotan, hiasan dinding, dan berbagai produk lainnya

6

Pucuk daun jati muda yang diberi perlakuan mekanik dengan penggerusan menyebabkan pengeluarkan cairan atau larutan berwarna merah kecoklatan dari sampel daun tersebut. Pigmen antosianin terdapat dalam cairan sel tumbuhan, senyawa ini berbentuk glukosida dan menjadi penyebab warna merah. kecoklatan. Ketika diberi perlakuan mekanik dengan penggerus, sel pada jaringan pucuk daun jati muda mengalami kerusakan rusak atau pecah sehingga cairan dalam sel keluar, dan menghasilkan filtrat yang berwarna merah. Bagian daun yang digunakan pada penelitian ini adalah pucuk daun muda. Penggunaan pucuk daun jati muda tersebut menghasilkan warna yang lebih merah jika dibandingkan dengan daun tua dikarenakan kandungan pigmen antosianin yang lebih tinggi. Selain itu jaringan pucuk daun jati muda yang belum mengeras dan memiliki kandungan air yang lebih tinggi menyebabkan bagian daun tersebut lebih mudah digerus. Pada pengeringan dengan penambahan maltodekstrin 5% diperoleh serbuk pewarna berwarna merah. Bobot serbuk pewarnayang didapatkan adalah 4.264 gram dan rendemen yang diperoleh adalah 3.05% b/v. Rendemen serbuk pewarna yang diperoleh cukup rendah, hal ini dapat dikarenakan konsentrasi padatan terlarut pada ekstrak pucuk daun jati muda rendah dan kandungan air yang tinggi, sehingga ketika dikeringkan, air menguap dan menyebabkan penyusutan bobot (Sembiring 2009).

Pada pengeringan dengan penambahan maltodekstrin 10% diperoleh serbuk pewarna dengan bobot sebesar 9,275 gram dan rendemen yang diperoleh adalah 6,63% b/v. Rendemen serbuk yang diperoleh dengan penambahan maltodekstrin 10% lebih tinggi dibandingkan maltodekstrin 5% karena jumlah padatan terlarut yang lebih banyak akibat penambahan konsentrasi maltodekstrin yang lebih tinggi. Penambahan maltodekstrin dengan konsentrasi yang berbeda tersebut juga berdampak kepada tingkat warna pada serbuk pewarna. Serbuk dengan penambahan maltodekstrin 10% memiliki tingkatan warna yg lebih rendah yaitu sedikit merah jika dibandingkan dengan serbuk dengan penambahan maltodekstrin 5% (Gambar 4). Pemberian filler yang lebih tinggi dapat menutupi warna tersebut sehingga intensitas warna menurun. Serbuk yang diperoleh disimpan dalam wadah yang mengandung butiran silika dengan tujuan memperpanjang umur simpan dan mencegah serbuk higroskopis. Bahan pengisi (filler) berfungsi melapisi komponen antosianin tersebut dan mempercepat proses pengeringan sehingga mencegah dan mengurangi kerusakan antosianin akibat panas. Selain itu penambahan filler meningkatkan jumlah total padatan pada ekstrak. Dari hasil pengeringan, terbukti bahwa spray drying mampu menghasilkan serbuk yang kering dan dalam bentuk yang baik.

Antosianin lebih stabil pada kondisi asam daripada kondisi basa atau netral.Untuk mendeskripsikan warna ekstrak dapat dihitung dari nilai oHue.

Page 7: file · Web viewIndonesia, telah banyak mengirim produk olahan jati ke luar negeri yang biasanya berupa perabotan, hiasan dinding, dan berbagai produk lainnya

7

Warna yang dideskripsikan oleh ekstrak tanpa perlakuan adalah warna biru-ungu, sedangkan ekstrak dengan perlakuan pH 3, 5, dan 7 adalah ungu. Total perbedaan warna (ΔE) merupakan total perubahan nilai L, a, dan b yang diperoleh dengan menggunakan rumus ΔE = [(ΔL)2+(Δa)2+(Δb)2]1/2. Nilai ΔE yang semakin tinggi menunjukkan besarnya perbedaan warna. Semakin besar pH yang diberikan, ΔE nya pun semakin besar.Penurunan total antosianin daun jati dipengaruhi adanya perlakuan suhu. Semakin tinggi suhu pemanasan maka total antosianin semakin menurun. Adanya proses pemanasan dapat menyebabkan hilangnya warna merah dari antosianin dan meningkatnya warna coklat sebagai hasil dari degradasi dan polimerasi pigmen (Fathinatullabibah, dkk, 2014).

Untuk pemadatan diperlukan bahann tambahan, yaitu bahan pengisi sehingga dapat terbentuk butiran-butiran yang halus.Menurut Wiyono (2011), bahan pengisi berwarna putih sehingga dengan semakin banyaknya konsentrasi, kecerahan semakin meningkat dan warna kuning akan semakin rendah. semakin besar konsentrasi bahan pengisi, semakin rendah total antosianin. Hal tersebut karena perbedaan konsentrasi bahan pengisi pada tiap jenis bahan pengisi. Bahan pengisi menambah jumlah padatan dan tidak mengandung pigmen antosianin, sehingga mengurangi kadar antosianin dalam bahan. Semakin tinggi bahan pengisi, total antosianin dalam pewarna bubuk akan turun dan sebaliknya. Analisa ragam menunjukkan jenis dan konsentrasi bahan pengisi berpengaruh nyata pada daya larut. Kandungan monosakarida tinggi meningkatkan gugus hidroksil penyebab ikatan hidrogen antara air dan gugus hidroksil makin banyak, sehingga daya larut maltodekstrin lebih tinggi. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pigmen antosianin pada kondisi gelap lebih stabil dibandingkan kondisi terang. Penyimpanan zat warna antosianin harus dilakukan dalam ruang gelap atau ruang redup dengan cahaya yang aman dan sejuk (Kumalaningsih dan Sucipto)

Aplikasi pewarna daun jati juga digunakan pada kaca. Pembuatan larutan pewarna dari ekstrak daun jati dan PVA sudah dilakukan dengan cara dihomogenisasi. Daun jati yang mempunyai karotenoid untuk pewarna alami pada kaca dengan pelapisan menggunakan tekniksemprot (spray), oles, dan celup. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya komposisi atau banyaknya pigmen karoten yang digunakan membuat lapisan pada kaca lebih gelap dibandingkan dengan kaca yang tidak dilapisi oleh larutan ekstak daun jati (Puspitarum, Deska Lismawenning, dkk. 2013).

Teknologi infra merah dekat (near infrared, NIR) dikembangkan sebagai salah satu metode yang non destruktif, dapat menganalisis dengan kecepatan tinggi, tidak menimbulkan polusi, penggunaan preparat contoh yang sederhana dan tidak memerlukan bahan kimia. NIR Spektroskopi

Page 8: file · Web viewIndonesia, telah banyak mengirim produk olahan jati ke luar negeri yang biasanya berupa perabotan, hiasan dinding, dan berbagai produk lainnya

8

menggunakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 780 nm - 2500 nm atau jumlah gelombang per cm 12.800 cm-1 hingga 4000 cm-1 (Schwanninger et al., 2011). Penyerapan radiasi gelombang inframerah oleh molekul penyusun bahan menyebabkan ikatan tunggalnya bergetar (vibrasi). Spektra NIR membaca senyawa organik maupun an-organik kimia yang memiliki pola serapan yang khas dan berbeda satu dengan lainnya pada setiap panjang gelombang infra merah yang diberikan. Prinsip teori NIR spektroskopi adalah teori absorpsi atau penyerapan dan adanya an-harmoni dari pergerakan ikatan kimia yang menyebabkan vibrasi molekul dengan energy transisi penyerapan elektronik yang rendah, penguatan (overtones), dan kombinasi pita (melalui stretching dan deformation). Pada kayu, vibrasi molekul melibatkan gugus hidroksil dengan keragaman atom seperti C-H, O-H, dll Pada penelitiann menentukan karakteristik spektra NIR spektroskopi. Penelitian (Kholik, 2007 dalam Karlinasari,dkk, 2012) menunjukkan spektra kasar absorbansi NIR yang hampir segaris untuk jenis kayu jati dari 9 lokasi berbeda di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur pada panjang gelombang 1000 nm sampai 2500 nm. Pita spektra absorban NIR kayu pada kisaran panjang gelombang tertentu menunjukkan respon molekul komponen kayu terhadap radiasi gelombang infra-merah berkaitan dengan vibrasi dari ikatan gugus hidroksil molekul X-H. Vibrasi gugus C-H muncul hampir di semua bahan berlignoselulosa.

Berdasarkan fungsinya, kawasan hutan berfungsi sebagai hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi (Puspitojati, Triyono, dkk. 2012). Berbagai jenis jati dapat ditemui di hutan Indonesia dari sabang sampai merauke. Jenis jati antara daerah satu dengan yang lainnya berbeda. Perbedaan tersebut sangat mungkin terjadi karena perbedaan materi genetik yang digunakan dan kondisi lingkungan tempat tumbuhnya. Dengan korelasi genetik yang tinggi maka peningkatan diameter pohon akan selalu diikuti dengan peningkatan tinggi pohon atau sebaliknya (Adinugraha, Hamdan Adma, dkk. 2013). Penelitian menujukkan bahwa keanekaragaman populasi jati di Jawa relative lebih tinggi daripada populasi jati di Sulawesi (Widyatmoko, dkk, 2013).

Page 9: file · Web viewIndonesia, telah banyak mengirim produk olahan jati ke luar negeri yang biasanya berupa perabotan, hiasan dinding, dan berbagai produk lainnya

9

Gambar 3. Hutan jati.

Mata pencaharian masyarakat mayoritas sebagai petani yaitu 392 KK. Sedangkan tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar (61,5%) tamat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Materi dari penyuluhan selain mengenai peraturan tentang hutan rakyat diantaranya yaitu tentang pembibitan, manfaat hutan rakyat, pentingnya ketersediaan air, pelestarian hutan dan konservasi (Suryangsih, Wakhidah Heny, dkk. 2012). Beragamnya tanaman hutan rakyat akan mempertinggi penyerapan karbon yang diakumulasikan dalam biomassa, baik pada pepohonan, tanaman semusim maupun pada tumbuhan bawah.

Tumbuhan-tumbuhan seperti Pohon Jati, Pohon Mahoni, Pohon Kenari, Pohon Asem dan lain -lain sejenisnya termasuk pohon ayoman/pelindung. Artinya, pohon-pohon tersebut dilindingi oleh pemerintah, setiap pohon jati yang ada di hutan didata sehingga pemerintah tahu berapa jumlah pohon yang tumbuh dan berapa jumlah pohon yang ditebang. Setiap produsen perabotan yang membutuhkan kayu jati harus mengantongi izin dari pemerintah, sehingga kayu tersebut dianggap legal. Di daerah pedesaan, masih banyak penebangan liar yang dilakukan. Untuk penyuluhan, pastinya sudah dilakukan di desa-desa, akan tetapi masyarakat seakan tidak peduli mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan dari penebangan liar tersebut. Ketidakpedulian tersebut kalah dengan kebutuhan yang harus mereka penuhi, itulah yang menyebabkan banyaknya orang mencuri kayu jati. Maka dari itu, perlu dilakukan penyuluhan terhadap pewarna alami dari daun jati yang mempunyai nilai jual walaupun tidak setinggi nilai jual kayunya. Paling tidak daun-daun jati yang tidak terpakai ketika penebangan dilakukan dapat dimanfaatkan, dengan diberikannya penyuluhan yang sedemikian rupa mengenai amannya konsumsi makanan dengan menggunakan pewarna dari daun jati dapat membuat masyarakat beralih dari pewarna buatan yang beberapa diantaranya

Page 10: file · Web viewIndonesia, telah banyak mengirim produk olahan jati ke luar negeri yang biasanya berupa perabotan, hiasan dinding, dan berbagai produk lainnya

10

mengandung zat berbahaya. Untuk menarik minat masyarakat untuk menggunakan dan mengkonsumsi makanan dengan pewarna daun jati dapat dilakukan dengan pembuatan beranekamacam produk makanan yang enak, menarik, dan murah. Dengan pencantuman informasi yang berkaitan dengan pewarna daun jati yang berisi keunggulaannya di setiap took dapat menarik minat masyarakat.

Daftar Pustaka

Adinugraha, Hamdan Adma, dkk. 2013. Variasi Pertumbuhan dan Parameter Genetik Uji Keturunan Jati Umur 5 Tahun di Gunung Kidul, Yogyakarta. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan 7.3: 167-178.

Fathinatullabibah, dkk. 2014. Stabilitas Antosianin Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis) terhadap Perlakuan pH dan Suhu. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3.

Karlinasari, Lina, dkk. 2012. Karakteristik Spektra Absorbsi NIR (Near Infra Red) Spektroskopi Kayu Acacia mangium Wild. Pada Umur yang Berbeda. Jurnal Ilmu Kehutanan VI.1.

Kembaren, Riahna br, dkk. 2013. Ekstraksi dan Karakterisasi Serbuk Nano Pigmen dari Daun Tanaman Jati (Tectona grandis linn. F). Prosiding Semirata. FMIPA Universitas Lampung.

Puspitarum, Deska Lismawenning, dkk. 2013. Aplikasi Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis) sebagai Film Kaca Non Permanen. Makalah disajikan dalam Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret.

Puspitojati, Triyono, dkk. 2012. Pemangku Kepentingan yang Perlu Diberdayakan

dalam Pengelolaan Hutan Produksi: Studi Kasus di Keatuan Pemangku Hutan

Bogor. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan 9.3: 190-204.

Suryaningsih, Wakhidah Heny ,dkk. 2012. Persepsi dan Perilaku Masyarakat dalam Upaya Pelestarin Hutan Rakyat di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo.Jurnal EKOSAINS IV. 3: 27-38.

Yuliana, dkk. 2012. Pembuatan Pewarna Bubuk Alami dari Daun Jati (Tectona

grandis Linn.f.). Universitas Brawijaya, Malang.